DAFTAR PUSTAKA Arifin, Saiful Dan Eko Prasetyo, (2004), Lenin

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

DAFTAR PUSTAKA Arifin, Saiful Dan Eko Prasetyo, (2004), Lenin library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR PUSTAKA Arifin, Saiful dan Eko Prasetyo, (2004), Lenin Revolusi Oktober 1917 (Sanggahan Atas Franz Magis Suseno), Yogyakarta: Resist Book. Aidit, D.N, (1955), Djalan Ke Demokrasi Rakjat Beagi Indonesia: Pidato Sebagai Laporan Comite Kepada Kongres Nasonal Ke-V Pki Dalam Bulan Maret 1994, Djakarta: Yayasan Pembaharuan. Althusser, Louis, (2004), Tentang Idilogi: Marxisme Strukturasi, Psikoanalisis, Cultural Strudies, Yogyakarta: Jalasutra. Alam, Wawan Tagul, (2003), Demi Bangsaku; Pertentangan Bung Karno Vs Bung Hatta, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Alfian, (1998), Tan Malaka: Pejuang Revolusioner yang Kesepian, Jakarta: LP3ES. Alfian, (1982), Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia, Cet. Ke-3, Jakarta: LP3ES. Adam J.Moleong, Steven, (1999), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya. Abidin & Baharuddin Lopa, (1968), Bahaya Komunisme, Jakarta : Bulan Bintang. Badruddin, (2014), Kisah Tan Malaka Dari Balik Penjara Dan Pengasingan, Yogyakarta: Araska. Budiarjdjo, Miriam, (1977), Dasar Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Bakri, Syamsul, (2015), Gerakan Komunisme Islam Surakarta 1914-1942, Yogyakarta: LKIS. Bourdieu, Pierre, (1997), Culture And Power: The Sociology Of Pierre Bourdieu, Chicago And London: The University Of Chicago Press. Bourdieu, Pierre, (1990), In Other Words: Essay Towards A Reflexive Sociology, Cambridge, Polity Pres., 224 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Bourdieu, Pierre, (2012), Arena Produksi Kultural Sebuah Kajian Sosiologi Budaya, Bantul: Kreasi Wacana. Bourdieu, Pierre, (1990), The Logic of Practice, translated Richard Nice, USA: Stanford University Press. Bourdieu, Pierre, (1984), Distinction, A social Critique Of The Judgement Of Taste, Harvard University Press. Bourdieu, Pierre and Loic Waqcuant, (1992), An Invitation To Reflexive Sociology, Chicago: The University of Chicago Press. Burke Peter, (2001), Sejarah Dan Teori Sosial, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Beilharz, Peter, (2016), Teori Sosial: Observasi Kritis Terhadap Para Filosof Terkemuka, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Basuki, Sulistyo. (2010), Metode Penelitian, Jakarta : Penaku. Ch’en, (1970), Mao Papers: Anthology and Bibliography, London: Oxford University Press. Dimjati, Muhammad, (1951), Sejarah Perjuangan Indonesia, Jakarta: Penerbit Wijaya. Dinas sejarah meliter TNI AD, (1972), Cuplikan Sejarah Perjuangan Angkatan Darat, Fa. Mahjuma Bandung: Jakarta. Djanner, Sinaga Edward, (1960), Communism And The Communist Party In Indonesia (Ma Thesis), George Washington University School Of Government. Edman, Peter, (2015), Komunisme Ala Aidit, Yogyakarta: Narasi. Engels, (1947), Herr Eugen Duhring's Revolution in Science (Anti-Dühring), Moskow. Engels, (1884), The Origin Of The Family, Private Property And The State. Fa’al M Fahsin., (2010), Negara dan Revolusi Sosial, Pokok-Pokok Pemikiran Tan Malaka, Yogyakarta: Resist Book. Fromm, Erich, (2004), Konsep Manusia Menurut Marx, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 225 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Fashri, Fauzi, (2014), Peerre Bourdieu: Menyingkap Kuasa Symbol, Yogyakarta: Jalasutra. Giddens, Anthony, (1997), Central Problem In Sosial Theory, Barkley And Los Angles: University Of California Press. Gie, (1997), Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Gani, Roeslan Abdul, (2004), Soederman, Tan Malaka Dan Persatuan Perjuangan, Jakarta: Restu Agung. Grenfell Michael, (tanpa tahun), Pierre Bourdieu Key Concepts, Durham: Acumen Publishing. Hatta, Mohammad, (2011), Untuk Negeriku, Sebuah Otobiografi, Jakarta: Penerbit Buku Kompas. -----------------------, (2002), Pengantar Umum ke Jalan Ekonomi Sosiologi¸Jakarta: PT. Gunung Agung Tbk. Hunt, R.N Carew, (1961), The Theory and Practice of Communism, New York: The Macmillan Company. Hart, M. H. (1993), 100 A Ranking of the Most Influential Person in History, New York: A Citadel Press Book. Jenkins, Richard, (1992), Pierre Bourdieu, London: Roudledge. Jenkins, Richard, (2013), Membaca Pemikiran Pierre Bourdieu, Bantul: Kreasi Wacana. Jarvis, Helen, (2000), Tan Malaka Pejuanga Revolusioner atau Murtad, Cermin. Mulyanto, Dede, (2011), Antropologi Marx; Karl Marx Tentang Masyarakat Dan Kebudayaan, Bandung: Ultimus. Munasichin, Zainul, (2005), Merebut Kiri, Pergulatan Marxisme Awal Di Indonesia 1912-1926, Yogyakarta: LKIS. Hoetmoko, (2004), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia¸ Surabaya: CV. Mitra Pelajar. 226 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Harker, Ricard dkk, (tanpa tahun), (Habitus X Modal) + Ranah = Praktik, Yogyakarta: Jalasutra. Lenin, (1961), Negara Dan Revolusi: Ajaran Marxis Tentang Negara Dan Tugas Proletaria Di Dalam Revolusi, Jakarta: Yayasan Pembaharuan. --------, (1966a), Collected Work, Moscow: Progress Publishers. --------, (1966b), Esentrial Work Of Lenin, New York/Toronto/ London:Bantam Book. --------, (tanpa tauhun), Materialisme dan Empiriokritisme, (tanpa penerbit) Kahin, Audrey, (2008), Dari Pemberontakan Ke Integrasi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Lewis, J.W. (1963), Leadership in Communist China, New York: Cornell University Press. Musso, (1948), Djalan Baroe, Djakarta: Bintang Merah. Maisner dan Maurice, (1999), China’s Mao And After: The Historiy Of People’s Republic, New York: Free Press. Margono, (2000), Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Mcvey, T Ruth, (2010), Kemunculan Komunisme Indonesia, Depok: Komunitas Bambu. Matanasari, Petrik, (2009), Pemberontakan Tak Selalu Salah” Jogjakarta: Indonesia Buku. Mrazek, Rodolf, (1994), Semesta Tan Malaka, Yogyakarta: Grafiti Publishing. Mutahir, Rizal, (2011), Intelektual Kolektif Pierre Bourdieu, Yogyakarta: Kreasi Wacana. Malaka, Tan, (1951), Islama Dan Tinjawan Madilog, Jakarta: Widjaja. ----------------, (2000) Dari Penjara Ke Penjara Bagian I, Jakarta: Teplok. ----------------, (2000), Dari Penjara Ke Penjara Bagian II, Jakarta: Teplok. ----------------, (2000), Dari Penjara Ke Penjara Bagian III, Jakarta: Teplok. 227 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ----------------, (tanpa tahun), SI Semarang dan Otherwish, Jakarta: Yayasan Masa. ----------------, (1922), Komunisme dan Pan-Islamisme, (tanpa penerbit). ----------------, (1945), Manifesto Jakarta 1945, (tanpa penerbit). ----------------, (2014a), MADILOG, Materialisme, Dialektika, dan Logika, Yogyakarta: Narasi. ---------------, (1945), Merdeka 100%,(tanpa penerbit). ---------------, (2010), Menuju RepublikIndonesia, Yogyakarta: Komunitas Bambu. ---------------, (2014b), Massa Aksi, Bandung: Segara Asry. ---------------, (1922), Komunisme Dan Pan-Islamisme, (tanpa penerbit). ---------------, (1952), Pandangan Hidup, Jakarta: Widjaya. ---------------, (2015a), Catatan Perjuangan (1946-1948), Bandung: Segara Asri. ---------------, (2015b), Thesis, Bandung: Segara Asri. ---------------, (2011), GERPOLEK, Gerilya-Politik-Ekonomi, Yogyakarta: Narasi. Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman. (2007). Analisi Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, Jakarta: Universitas Indonesia Press. McLellan, David, (1980), Marxism After Marx, London, The Macmillan Press. McLellan, D, (1971), The Thought of Karl Marx: An Introduction, Ed. ke-2. London: The Macmillan Press Ltd. Marx, Karl. and Engels, F, (1962a), Selected Works, Volume I. Moscow: Foreign Languages Publishing House. --------, Karl. and Engels, F, (1962b) Selected Works, Volume II. Moscow: Foreign Languages Publishing House. --------, Karl. (1981), Capital, Volume III, London and New York: Penguin Books. 228 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id --------, K. and Engels, F, (1976) “The German Ideology”. Moscow: Progress Publishers. Mukherjee, Subrata & Ramaswamy, Sushila, (2000). A History of Socialist Thought: From the Precursors to the Present. New Delhi : Sage Publication Ltd. Noer, Deliar, (1999), Pemikiran Politik di Negara Barat 1983, Bandung: Mizan. ---------------, (1990), Mohammad Hatta, Biografi Politik, Jakarta: LP3ES. Njoto, (1962), Marxisme: Ilmu Dan Amalnya Paparan Popular, Jakarta: Harian Rakyat. Nasir, Zulhasril, (2007), Tan Malaka Dan Gerakan Kiri Minangkabau, Yogyakarta: Ombak. Ozinga, R. J. (1991), Communism: Story of the Idea and Its Implementation, London :Prentice-Hall International Ltd. Poeze, A Harry, (2011), Madiun 1948 PKI Bergerak, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ---------------------, (2008), Tan Malaka Gerakan kiri, dan Revolusi Indonesia, jilid I, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ---------------------, (2010), Tan Malaka Gerakan kiri, dan Revolusi Indonesia, jilid III, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ---------------------, (1999), Tan Malaka Pergulatan Menuju Republik1897-1925, Jakarta: Pustaka Utama Graffiti. Partanto, A Pius dan M. Dahlan AL Barry, (2001), Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: ARKOLA. Paharizal, dan Ismantoro Dwi Yuwono, (2014), Misteri Kematian Tan Malaka: Siapa Yang Memerintahkan Eksekusi Terhadap Tan Malaka, Yogyakarta: Narasi. Priono, B Henry, (2002), Anthony Giddens Satu Pengantar, Jakarta: KPG. Palmquis, Stephen, (2007), Pohon Filsafat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 229 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI, (1991), Bahaya Laten Komunisme di Indonesia Jilid I, Jakarta. Prawiratama, Darsono, (tanpa tahun), Dimensi Manusia Berpikir Obyektif, Jakarta. Patton, Michael Quinn, (1987), Qualitative Education Methods, Beverly Hills: Sage Publication. Ramli, Andi Muawiyah, (2013), Peta Pemikiran Karl Marx, Yogyakarta: LKIS . Ritzer, George, (2012), Teori Sosiologi, Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Posmodern, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Recommended publications
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tan Malaka, Bapak Madilog, Adalah Salah Satu Sosok Yang
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tan Malaka, Bapak Madilog, adalah salah satu sosok yang “misterius” dalam sejarah Indonesia. Dia merupakan salah satu tokoh founding fathers bangsa Indonesia. Bertahun-tahun bergerilya dan melakukan gerakan bawah tanah dalam perjuangan revolusi melawan penjajah Belanda dan juga Jepang yang telah lama mencengkramkan kuku penjajahannya di bumi Nusantara. Meski banyak yang tidak mengenal sosok Tan Malaka, tokoh ini sebenarnya mempunyai peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan salah satu dari empat orang, dimana Presiden Soekarno menghendaki untuk melanjutkan tugas kepemimpinan Republik.1 Tan Malaka (1897-1949) dilahirkan di desa Pandan Gadang, tak jauh dari kecamatan Suliki Kabupaten Limopuluh koto, Payakumbuh, Sumatra Barat pada tahun 1897. Beliau dilahirkan dengan nama Ibrahim Bin Rasad. Ibunya bernama Rangkayo 1 Poeze Harry A, Tan Malaka, Gerakan Kiri, Dan Revolusi Indonesia: Agustus 1945-Maret 1946 (Jakarta: Yayasan Obor, 2008).hal 60 1 2 Sinah, putri dari salah satu orang yang disegani didesanya.2 Jika mengingat tempat kelahiran dan situasi sosial bumi Minangkabau ketika beliau tumbuh besar, sudah dapat dipastikan beliau mempelajari Agama Islam dengan cukup baik. Di dalam tradisi Minang pada masa itu, seorang laki-laki belumlah dapat dikatakan sebagai seorang lelaki sepenuhnya jika tidak pandai ber-Silat. Agaknya, dikarenakan situasi sosial yang demikianlah Tan Malaka (1897-1949) kecil belajar ilmu silat yang kemudian menjadi bekal dalam hidupnya untuk sekedar membela diri.3 Tidak sebagaimana RA Kartini, Tan Malaka memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia dengan maksud membentuk suatu negara Republik yang mandiri dan lepas dari penjajahan. Bahkan ia menulis buku Naar de 'Republiek Indonesia' (Menuju Republik Indonesia) sejak tahun 1924.
    [Show full text]
  • The Communist Party of the Philippines and the Partai Komunis Indonesia
    Southeast Asian Studies, Vol. 49, No. 2, September 2011 Blood-Brothers: The Communist Party of the Philippines and the Partai Komunis Indonesia Ramon Guillermo* This paper discusses the significant role of the Indonesian Communist movement in the formation of Jose Maria Sison as a leading Filipino Marxist radical and its possible influence on the founding of the Communist Party of the Philippines (CPP) in 1968. After a study fellowship in Indonesia in 1962, Sison published pioneering translations of Chairil Anwar’s poetry and popularized matters pertaining to Indo- nesia during the Sukarno era through the journal Progressive Review. He also had a memorable and intellectually fruitful friendship with the Indonesian nationalist guerrilla and University of the Philippines graduate student Bakri Ilyas. A small but persistent controversy on the alleged plagiarization by Sison of Indonesian radical sources in the late 1960s and early 1970s will then be addressed through systematic textual analysis. The paper will propose some general theses on authorship, mod- ularity, adaptation, and dissemination of texts and ideas in twentieth-century radical movements. Finally, the article will assess the impact of the 1965–66 massacre in Indonesia on the revolutionary ideas and practice of the CPP. Keywords: Communist Party of the Philippines, Partai Komunis Indonesia, Jose Maria Sison, Dipa Nusantara Aidit, Philippine Society and Revolution, Maphilindo “The thirty-five years history of the CPI is not a tranquil and peaceful one; it is a history which has gone through many turmoils and many dangers, many mistakes, and many sacrifices. But it is also a heroic history, a joyful history, a history with many lessons, a successful history.” — D.
    [Show full text]
  • Tan Malaka (1943)
    Koleksi Rowland MADILOG Tan Malaka (1943) 1 DISCLAIMER MADILOG Oleh Tan Malaka adalah publikasi KOLEKSI ROWLAND. E-book pdf ini adalah bebas dan tanpa biaya apapun. Siapapun yang menggunakan file ini, untuk tujuan apapun dan karenanya menjadi pertanggungan jawabnya sendiri. Pihak institusi, editor, atau individu yang terkait dengan ECONARCH Institute tidak dalam kapasitas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas isi dokumen atau file perihal transimisi elektronik dalam hal apapun. MADILOG Oleh Tan Malaka, KOLEKSI ROWLAND, Electronic Classics Series, Editor, Indonesia adalah file PDF yang diproduksi sebagai bagian proyek publikasi belajar untuk memberikan literatur klasik bebas dan mudah diakses bagi mereka yang bermaksud mendayagunakannya. 2 MADILOG Tan Malaka (1943) DAFTAR ISI SEJARAH MADILOG PENDAHULUAN I. LOGIKA MISTIKA II. FILSAFAT III. ILMU PENGETAHUAN - SCIENCE IV. SCIENCE (SAMBUNGAN) V. DIALEKTIKA VI. LOGIKA VII. PENINJAUAN DENGAN MADILOG 3 SEJARAH MADILOG Ditulis di Rawajati dekat pabrik sepatu Kalibata Cililitan Jakarta. Disini saya berdiam dari 15 juli 1942 sampai dengan pertengahan tahun 1943, mempelajari keadaan kota dan kampung Indonesia yang lebih dari 20 tahun ditinggalkan. Waktu yang dipakai buat menulis Madilog, ialah lebih kurang 8 bulan dari 15 juli 1942 sampai dengan 30 maret 1943 (berhenti 15 hari), 720 jam, ialah kira-kira 3 jam sehari. Buku yang lain ialah Gabungan Aslinya sudah pula setengah di tulis. Tetapi terpaksa ditunda. Sebab yang pertama karena kehabisan uang. Kedua sebab sang Polisi, Yuansa namanya diwaktu itu, sudah 2 kali datang memeriksa dan menggeledah rumah lebih tepat lagi “pondok’’ tempat saya tinggal. Lantaran huruf madilog dan Gabungan Aslia terlampau kecil dan ditaruh di tempat yang tiada mengambil perhatian sama sekali, maka terlindung ia dari mata polisi.
    [Show full text]
  • Pemikiran Tan Malaka Tentang Islam Dalam Buku Madilog
    PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG ISLAM DALAM BUKU MADILOG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pemikiran Islam Sekolah Pascasarjana Universitas Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Pemikiran Islam (Magister Pemikiran Islam) Oleh: MUHAMMAD EDO SUKMA WARDHANA NIM : O 000 090 062 PROGRAM STUDI MAGISTER PEMIKIRAN ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 ii iii HALAMAN PENGESAHAN iv PERNYATAAN KEASLIAN Dengan ini saya: Nama : Muhammad Edo Sukma Wardhana NIM : O 000 090 062 Jenjang : Magister (S2) Program : Magister Pemikiran Islam Judul : PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG ISLAM DALAM MADILOG. Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian kutipan-kutipan dan ringkasan- ringkasan yang telah saya jelaskan rujukannya dan sumbernya. Dan apabila dikemudian hari terbukti tesis ini jiplakan, gelar yang diberikan oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta batal saya terima. Surakarta, Maret 2014 Yang menyatakan, Muhammad Edo Sukma Wardhana v MOTTO !$tΒ tβρ߉Î7≈tã óΟçFΡr& Iωuρ ∩⊄∪ tβρ߉ç7÷ès? $tΒ ß‰ç6ôãr& Iω ∩⊇∪ šχρãÏ≈x6ø9$# $pκš‰r'¯≈tƒ ö≅è% ö/ä3s9 ∩∈∪ ߉ç6ôãr& !$tΒ tβρ߉Î7≈tã óΟçFΡr& Iωuρ ∩⊆∪ ÷Λ–n‰t6tã $¨Β Ó‰Î/%tæ O$tΡr& Iωuρ ∩⊂∪ ߉ç7ôãr& ∩∉∪ È⎦⎪ÏŠ u’Í<uρ ö/ä3ãΨƒÏŠ (1) Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, (2) aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. (3) Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. (4) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (5) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (6) Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (Q.S. Al-Kafirun: 1-6) £]t/uρ $yγy_÷ρy— $pκ÷]ÏΒ t,n=yzuρ ;οy‰Ïn≡uρ <§ø¯Ρ ⎯ÏiΒ /ä3s)n=s{ “Ï%©!$# ãΝä3−/u‘ (#θà)®?$# â¨$¨Ζ9$# $pκš‰r'¯≈tƒ tβ%x.
    [Show full text]
  • The International Newsletter of Communist Studies
    THE INTERNATIONAL NEWSLETTER OF COMMUNIST STUDIES Der Internationale Newsletter der Kommunismusforschung La newsletter internationale des recherches sur le communisme Международный бюллетень исторических исследований коммунизма La Newsletter Internacional de Estudios sobre el Comunismo A Newsletter Internacional de Estudos sobre o Comunismo Edited by Bernhard H. Bayerlein and Gleb J. Albert VOL. XXII/XXIII (2016/2017) NO 29-30 Published by The European Workshop of Communist Studies With Support of the Institute of Social Movements and the Library of the Ruhr University Bochum ISSN 1862-698X http://incs.ub.rub.de The International Newsletter of Communist Studies XXII/XXIII (2016/17), nos. 29-30 2 Executive Editor Bernhard H. Bayerlein Honorary Senior Researcher, Institute of Social Movements (ISB), University of Bochum, Germany Associate, Center of Contemporary History Potsdam (ZZF), Germany [email protected] / [email protected] Junior Editor Gleb J. Albert Department of History, University of Zurich [email protected] Assisted by Marcel Bois, Hamburg Board of Correspondents Lars Björlin (Stockholm) Ottokar Luban (Berlin) Kasper Braskén (Åbo) Kevin McDermott (Sheffield) Hernán Camarero (Buenos Aires) Brendan McGeever (London) Cosroe Chaqueri † (Paris) Kevin Morgan (Manchester) Sonia Combe (Paris) Timur Mukhamatulin (New Brunswick) Mathieu Denis (Montréal) Manfred Mugrauer (Wien) Jean-François Fayet (Fribourg) José Pacheco Pereira (Lisbon) Jan Foitzik (Berlin) Fredrik Petersson (Åbo/Stockholm) José Gotovitch (Bruxelles) Adriana
    [Show full text]
  • Soekarno's Political Thinking About Guided Democracy
    e-ISSN : 2528 - 2069 SOEKARNO’S POLITICAL THINKING ABOUT GUIDED DEMOCRACY Author : Gili Argenti and Dini Sri Istining Dias Government Science, State University of Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) Email : [email protected] and [email protected] ABSTRACT Soekarno is one of the leaders of the four founders of the Republic of Indonesia, his political thinking is very broad, one of his political thinking about democracy is guided democracy into controversy, in his youth Soekarno was known as a very revolutionary, humanist and progressive figure of political thinkers of his day. His thoughts on leading democracy put his figure as a leader judged authoritarian by his political opponents. This paper is a study of thought about Soekarno, especially his thinking about the concept of democracy which is considered as a political concept typical of Indonesian cultures. Key word: Soekarno, democracy PRELIMINARY Soekarno is one of the four founders of the Republic of Indonesia according to the version of Tempo Magazine, as political figures aligned with Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir and Tan Malaka. Soekarno's thought of national politics placed himself as a great thinker that Indonesian ever had. In the typology of political thought, his nationality has been placed as a radical nationalist thinker, since his youthful interest in politics has been enormous. As an active politician, Soekarno poured many of his thinkers into speeches, articles and books. One of Soekarno's highly controversial and inviting notions of polemic up to now is the political thought of guided democracy. Young Soekarno's thoughts were filled with revolutionary idealism and anti-oppression, but at the end of his reign, he became a repressive and anti-democratic thinker.
    [Show full text]
  • State Terrorism and Political Identity in Indonesia
    State Terrorism and Political Identity in Indonesia Approximately one million innocent Indonesians were killed by their fellow nationals, neighbours and kin at the height of an anti-communist campaign in the mid-1960s. This book investigates the profound political consequences of these mass killings in Indonesia upon public life in the subsequent decades, highlighting the historical speci®cities of the violence and compar- able incidents of identity politics in more recent times. Weaving a balance of theory with an empirically based analysis, the book examines how the spectre of communism and the trauma experienced in the latter half of the 1960s remain critical in understanding the dynamics of terror, coercion and consent today. Heryanto challenges the general belief that the periodic anti-communist witch-hunts of recent Indonesian history are largely a political tool used by a powerful military elite and authoritarian government. The book investigates what drove otherwise apolitical subjects to be complicit in the engul®ng cycles of witch-hunts. It argues that elements of what began as an anti-communist campaign took on a life of their own, increasingly operating independently of the violence and individual subjects who appeared to be manipulating the campaigns in the 1980s and 1990s. Despite the profound importance of the 1965±6 events it remains one of the most dicult and sensitive topics for public discussion in Indonesia today. State Terrorism and Political Identity in Indonesia is one of the ®rst books to fully discuss the problematic representation and impacts of a crucial moment of Indonesia's history that until recently has been largely unspoken.
    [Show full text]
  • INDO 53 0 1106966637 65 70.Pdf (245.9Kb)
    T a n M a l a k a : " J u s t a s A r t is a n s , W h e n G a t h e r e d T o g e t h e r " Rudolf Mrazek i There has been, admittedly, apprehension over the past twenty years or so, about what if Helen Jarvis should finally make it. I thought of the beautiful trips of exploration, the searches for a chapter or a loose page from some Tan Malaka text, of the moments of victory, when, in Pasar Senen let's say, a market still of somewhat dubious fame for its fishy dealings, one might one day find, amidst pans, sandals, and old recordings, a stenciled thriller-like, samizdat-like version of Pandangan Hidup (Weltanschauung) or even a copy of Madilog. One feared—not a few Indonesians had been searching the same way—that Tan Malaka's message would become stale if it did not reach us through this kind of adventure. For the two decades or so that I had known about Helen Jarvis' project, I thought of the day when these three handy, fat, respectable volumes would appear on my shelf, complete with index, bibliography, and notes, easy to browse through, on recycled paper and for only thirty dollars.1 Tan Malaka's monumental, moving, crazy, and wise autobiography, the warmest state­ ment by and about Indonesia during the first fifty years of the twentieth century, and maybe the warmest statement by and about the Asian revolution during the same period, is now available in English.
    [Show full text]
  • View the Table of Contents for This Issue: Https
    http://englishkyoto-seas.org/ View the table of contents for this issue: https://englishkyoto-seas.org/2018/04/vol-7-no-1-of-southeast-asian-studies/ Subscriptions: http://englishkyoto-seas.org/mailing-list/ For permissions, please send an e-mail to: [email protected] SOUTHEAST ASIAN STUDIES Vol. 7, No. 1 April 2018 CONTENTS Rereading Leftist Writings from Southeast Asia Guest Editor: Jafar SURYOMENGGOLO Jafar SURYOMENGGOLO Introduction ............................................................................................( 3 ) Ramon GUILLERMO Blood-Brothers: The Communist Party of the Philippines and the Partai Komunis Indonesia ..........................................................( 13 ) LOH Kah Seng Polytechnicians and Technocrats: Sources, Limits, and Possibilities of Student Activism in 1970s Singapore ..............( 39 ) TEO Lee Ken Liberational Justice in the Political Thought of Ahmad Boestamam .......................................................................( 65 ) Yerry WIRAWAN Independent Woman in Postcolonial Indonesia: Rereading the Works of Rukiah .......................................................( 85 ) PIYADA CHONLAWORN Jit Phumisak and His Images in Thai Political Contexts ....................(103) Book Reviews Seb RUMSBY Tâm T. T. Ngô. The New Way: Protestantism and the Hmong in Vietnam. Critical Dialogues in Southeast Asian Studies. Seattle and London: University of Washington Press, 2016. .........(121) Faizah ZAKARIA Julia Martínez and Adrian Vickers. The Pearl Frontier: Indonesian
    [Show full text]
  • Rasionalitas Tan Malaka Dalam Madilog Sebagai Gerak Sejarah (1897-1942)”
    ABSTRAK Hananto Kusumo UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA Judul dari tulisan ini yaitu; “Rasionalitas Tan Malaka Dalam Madilog Sebagai Gerak Sejarah (1897-1942)”. Tulisan ini mencoba memahami dan menyelami struktur pemikiran Tan Malaka sebagai orang Minangkabau yang memutuskan untuk berjuang menuju Indonesia merdeka sesuai paham yang diyakininya, yaitu; Marxisme. Memahami pembentukan pemikiran Tan Malaka yang kemudian berujung pada Materialisme Dialektika Logika (Madilog) sama sekali tidak dimaksudkan membentuk pencitraan seorang tokoh yang baik, agung dan layak menjadi pahlawan, namun yang lebih ditekankan hanyalah usaha untuk membaca ulang pemikiran Tan Malaka dan memahaminya sesuai dengan konteks. Konteks yang utama harus dipahami ialah Alam Minangkabau, sebagai tempat dimana Tan Malaka dilahirkan dan dibentuk oleh ruang Minangkabau pada waktu yang spesifik. Hal ini menjadi penting karena penekanan kultural dalam diri Tan Malaka akan menjadi dasar ketika memaknai perjalanan rantaunya (merantau). Hubungan Alam dan Rantau merupakan hubungan yang dinamis, layaknya hubungan manusia dan semesta. Kepergian Tan Malaka merantau pada dunia Barat adalah suatu usaha untuk memperkaya Alam Minangkabau, hasil dari kualitas rantau yang diserap Tan Malaka ialah Madilog (Materialisme Dialektka dan Logika). Madilog sebagai gagasan merupakan rasionalitas Barat atau cara berfikir yang terbentuk dari dialektika sejarah masyarakat eropa yang berujung marxisme. Secara harafiah rasionalitas Barat yang dikonsepkan Tan malaka dalam Madilog akan terlihat secara nyata berlawanan dengan tradisi di timur. Pembacaan kekinian menjadi penting untuk melihat Madilog bukan sebagai perbedaan, akan tetapi sebagai kualitas rantau yang akan memperkaya Alam pemikiran Minangkabau secara khusus dan Indonesia secara keseluruhan. Indonesia yang modern adalah menempatkan keragaman intelektual dalam satu wadah yaitu; Bhineka tunggal ika dengan tujuan akhir mewujudkan kemerdekaan, kemakmuran dan persamaan.
    [Show full text]
  • The Political Thought of Tan Malaka
    The Political Thought of Tan Malaka Oliver Crawford, Trinity College, University of Cambridge December 2018 This dissertation is submitted for the degree of Doctor of Philosophy ‘The Political Thought of Tan Malaka’ Oliver Crawford Abstract In the course of a fairly brief lifetime, lasting only a little over fifty years (1897-1949), Tan Malaka was variously a schoolteacher, the chair of the Indonesian Communist Party (PKI), a Comintern agent, a political exile, and a revolutionary leader. He travelled the world, living for spells in the Netherlands, Germany, Russia, China, the Philippines, Singapore, and Thailand. Tan Malaka’s colourful life and political career have attracted comment from historians, but there has not yet been an in-depth treatment of his ideas, even though he produced a large corpus of writings and was acknowledged to be among the foremost political intellects of his generation in Indonesia. This thesis is an analysis and contextualization of Tan Malaka’s political thought. It places his writings within a series of contemporary debates: on the nature of the Indonesian past and the country’s potential for revolution; on imperialism and the post-colonial future of Asia; on the relationship between Islam, capitalism, and Communism; on the reformation of Indonesian thinking; and on the appropriate strategy and goals for the Indonesian revolution. These debates, and Tan Malaka’s interventions within them, reveal that Indonesia during the ‘national awakening’ period (1900-50) was the scene of great intellectual innovation, where foreign and indigenous concepts were fused, adapted and reworked. Tan Malaka’s writings provide a particularly vivid example of this, combining as they do the concepts and language of Marxism, Islamic morality, and Minangkabau custom, sometimes in tension, in other places flowing together without apparent strain.
    [Show full text]
  • Rasionalitas Tan Malaka Dalam Madilog Sebagai Gerak Sejarah (1897-1942)
    RASIONALITAS TAN MALAKA DALAM MADILOG SEBAGAI GERAK SEJARAH (1897-1942) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Oleh : HANANTO KUSUMO NIM : 024314001 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 RASIONALITAS TAN MALAKA DALAM MADILOG SEBAGAI GERAK SEJARAH (1897-1942) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Oleh : HANANTO KUSUMO NIM : 024314001 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 i ii iii PERSEMBAHAN Semuanya kepersembahkan untuk Ibu, Bapak dan Adik ku terkasih Tuti... trima kasih mau bersabar atas sifatku yang suka mogok.. Buat Mbah Kung dan Mbah Putri, Budhe Suster..trima kasih karena telah mengajarkan nilai-nilai hidup lewat budhe, paklik dan buklik... MOTTO Hidup ini Cuma-Cuma tapi biayanya mahal Ini adalah kehidupan dibalik cermin iv v vi KATA PENGANTAR Dalam proses pembelajaran yang terpenting adalah segala sesuatu yang telah dimulai harus diselesaikan, tidak peduli hasil akhirnya apakah itu buruk, baik, benar, ataupun salah. Memelihara kebodohan adalah biaya termahal untuk belajar hidup, karena tulisan ini adalah buah dari kebodohan maka siapapun yang membaca dianjurkan untuk tidak terlalu serius membaca dan menyikapi tulisan ini. Meskipun demikian karena telah terselesaikannya tulisan ini setidaknya penulis panjatkan Puji syukur kepada Dia yang menciptakan hidup di langit dan tanah ini dan Dia yang memberikan kesempatan hidup sehingga penulisan ini dapat menyelesaikan apa yang tertunda. Dengan selesainya tulisan ini penulis juga tidak ingin melupakan pihak- pihak yang telah membantu selama ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
    [Show full text]