286270-Ujaran-Kebencian-Dalam

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

286270-Ujaran-Kebencian-Dalam Al-RisalahUjaran Kebencian dalam Sudut Pandang Hukump-ISSN: Positif 1412-436X dan Islam Forum Kajian Hukum dan Sosial Kemasyarakatan e-ISSN: 2540-9522 Vol. 17, No. 1, Juni 2017 (hlm. 29-43) UJARAN KEBENCIAN DALAM SUDUT PANDANG HUKUM POSITIF DAN ISLAM HATE SPEECH IN THE PERSPECTIVE OF INDONESIAN AND ISLAMIC LAW Aan Asphianto Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Raya Jakarta KM. 4 Pakupatan Kota Serang Banten E-mail: [email protected] Submitted: Mar 05, 2017; Reviewed: April 10, 2017; Accepted: Mei 18, 2017 Abstract: This study analyzes the hate speech as a behavior that develops and cause social problems for the population. A speech of hatred into behaviors that are developed today, where the behaviors of people, whether it was saying about something implies write status in the social media or said that implies a hatred of another person may fall into the category of hate speech. The act if it is deliberately then it can be considered a crime, but if it's just pouring anger alone or intend to harm anyone is also categorized as a criminal offense. This social phenomenon that developed in Indonesian society should be anticipated in order not to cause conflict in society. other than that in the view of Islam, that Islam as a religion rahmatan lil Alamin, the basic principle in Islam prohibits defamation and incitement against others which resulted in the dispute, because in the Al-Hujurat: 11, God forbids all human beings to each other to spread hatred and insulting others, where the verse forbids mankind to do the speech of hatred. In this study using research doctrinal approach to legislation. Keywords: Hate speech, Indonesian law, Islamic law Abstrak: Kajian ini menganalisis ujaran kebencian sebagai prilaku yang berkembang dan menimbulkan permasalahan sosial bagi masyarakat. Ujaran kebencian menjadi perilaku yang berkembang saat ini, dimana berbagai perilaku orang, baik itu berujar tentang sesuatu yang menyiratkan menulis status di media sosial ataupun berujar yang menyiratkan kebencian pada seseorang lainnya mungkin saja masuk dalam kategori ujaran kebencian. Perbuatan tersebut jika memang sengaja dapat saja dianggap tindak pidana, tetapi jika hanya menumpahkan kemarahan atau bermaksud menyakiti siapa pun, apakah juga masuk kategori tindak pidana. Fenomena sosial ini perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan konflik pada masyarakat. Selain itu dalam pandangan Islam sendiri, bahwa Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, maka prinsip dasar dalam Islam melarang adanya fitnah dan hasutan terhadap orang lain yang mengakibatkan terjadinya perselisihan, karena dalam surat Al-Hujurât: 11, Allah melarang semua umat manusia untuk saling menebar kebencian dan menghina orang lain, dimana ayat tersebut melarang kepada umat manusia untuk melakukan ujaran kebencian. Dalam kajian ini menggunakan penelitian doktrinal dengan pendekatan perundang-undangan. Kata Kunci: Ujaran kebencian, hukum positif Indonesia, hukum Islam Al-Risalah 29 Vol. 17, No. 1, Juni 2017 PENDAHULUANAan Asphianto “kampanye kebencian terhadap kelompok ke- Kehidupan manusia berlandaskan kepada bangsaan, ras dan agama yang bersifat doron- nilai-nilai sosial (social velue) yang lahir dari gan (incitement) kepada tindak diskriminasi, 1 saling asah, asih dan asuh. Prinsip-prinsip permusuhan dan kekerasan.” Akibat dari se- tersebut harus dijaga dalam setiap komoni- mua itu berdampak terhadap stabilitas (‘ala- tas masyarakat dan saling menghormati satu man) terhadap masyarakat dan mengakibat- dengan yang lainnya. Pada era moderen saat kan kecurigaan satu dengan yang lainnya. ini, kecepatan teknologi telah menghantarkan Hanya saja hak atau kekebasan untuk berbagai problematika sosial di masyarakat, mengemukakan pendapat baik secara lisan salah satu yang dapat menciptakan perpeca- maupun tulisan tetap saja harus memperha- han merupaka ujaran kebencian yang pada tikan hak-hak orang lain, Pasal 28J ayat (2) akhirnya banyak menimbulkan fitnah, oleh UUD NRI Tahun 1945 menyatakan: “Dalam karena dapat menimbulkan fitnah maka dari menjalankan hak dan kebebasannya, setiap perepktif Islam di larang. orang wajib tunduk kepada Pembatasan yang Firman Allah SWT: ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pen- “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya gakuan serta penghormatan atas hak kebe- semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti basan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan (dari memusuhi kamu), maka tidak ada per- yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, musuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban yang zalim”(Al-Baqarah (2) : 193). umum dalam suatu masyarakat demokratis.” Bahaya ujaran kebencian sudah tidak Pengaturan mengenai pembatasan hak terse- diragukan yang melahirkan kepada fitnah but juga kembali ditegaskan dalam Pasal 70 dan perpecahan. Diberbagai Negara, dimana UU HAM.2 Dengan adanya pembatasan ter- Negara-negara di Eropa yang mempunyai hadap hak-hak individu, maka tidak boleh pengalaman buruk dengan propaganda keben- perbuatan orang lain menimbulkan terhadap cian seperti dilakukan Nazi pada umumnya kerusakan. mempunyai regulasi yang lebih tegas untuk Berbagai kasus yang terjadi di Indonesia, melarang ujaran kebencian. Sementara Amer- ujaran kebencian menjadi bagian yang tidak ika di mana kebebasan sipil menjadi bagian penting dalam sejarah nasionalnya memilih 1 Mohammad Iqbal Ahnaf dan Suhadi., “Isu-isu Kunci Ujaran Kebencian (Hate Speech): Imp- untuk mentoleransi ujaran kebencian. Meski likasinya terhadap Gerakan Sosial Membangun demikian, tindakan kriminal berdasarkan ke- Toleransi”, dalam Jurnal Multikultural dan Mul- bencian (hate crime) telah diatur dalam pe- tireligius Vol. 13, No. 3 September - Desember rundang-undangan tersendiri. Dalam sejum- 2014, h. 154. lah kasus, Amerika juga mempunyai preseden 2 Zaqiu Rahman, “Surat Edaran Kapolri Tentang Ujaran Kebencian (Hate Speech), Akankah pemidanaan terhadap ujaran kebencian yang Membelenggu Kebebasan Berpendapat ?”, dalam secara kuat dianggap menyebabkan aksi kek- Jurnal RechtsVinding, http://rechtsvinding.bphn. erasan. Bahaya ujaran kebencian juga diafir- go.id/jurnal_online/SURAT%20EDARAN%20 masi oleh PBB yang pada tahun 1966 men- KAPOLRI%20DAN%20PENYEBARAN%20 KEBENCIAN%2023%20Nov%202015%20 geluarkan International Covenant on Civil %20kirim.pdf. Diakses pada tanggal 1 Januari and Political Rights (ICCPR) yang melarang 2017, hlm. 3. 30 Al-Risalah Vol. 17, No. 1, Juni 2017 terpisahkan dari fenomena yangUjaran berkembang Kebencian diatasdalam Sudutmenggabarkan Pandang Hukumbahwa Positifbahayanya dan Islam ter- saat ini. Banyak permasalahan yang timbul jadi ujaran kebencian. selain itu Islam sebagai dan melahirkan kebencian satu dengan yang agama yang selalu menjaga kedamaian dan lainnya akibat dari ujaran kebencian. Ter- keselamatan (assalamah), sehingga mafsadah jadinya Pelaporan yang meminta polisi men- sebagai akibat dari ujaran kebencian merupa- jerat Rizieq dengan Undang-undang tentang kan tindakan yang secara tergas dilarang oleh Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Allah SWT. Firman Allah SWT: Rizieq disangka melanggar Pasal 28 ayat 2 Hai orang-orang yang beriman, janganlah juncto Pasal 45 ayat 2 Undang-Undang No- suatu kaum (laki-laki) mengolok-olok kaum mor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas yang lain, boleh jadi yang diolok-olok itu lebih Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 ten- baik dari mereka. Dan jangan pula suatu kaum (perempuan) mengolok-olok kaum yang lain- 3 tang ITE. Menunjukan bahwa adanya konflik nya, boleh jadi yang diolok-olok itu lebih baik sosial yang terjadi karena dianggap melaku- (QS. Al-Hujurât: 11). kan ujaran kebencian. Rizieq sebelumnya Sebagai ad-din yang menjunjung tinggi dilaporkan oleh kelompok Solidaritas Merah nilai-nilai ma’ruf dengan prinsip-prinsip dasar Putih (Solmet) dan Jaringan Intelektual Muda menyerukan kepada nilai-nilai perintah ke- Anti-Fitnah (JIMAF) karena dinilai menebar baikan dan mencegah dari perbuatan munkar, ujaran kebencian tentang logo palu-arit dalam maka Islam sendiri melalui ayat tersebut dia- uang rupiah baru.4 Permasalahan berkaitan tas dapat dipahami bahwa ujaran kebencian ujaran kebencian yang lahir di masyarakat da- sebagai sikap yang bertentangan juga dengan pat menimbulakn diistigrasi bangsa. nilai-nilai dasar yang dianut dalam Islam, kar- Di bulan Januari ini, kasus ujaran keben- ena Islam melarang orang untuk menimbul- cian menimpa Ade Armando, seorang dosen kan kebencian bagi sesama umat manusia. di Jakarta. Status media sosial facebooknya yang berbunyi “Allah bukan orang Arab” Ujaran Kebencian Dalam Persepktif Hu- menuai kontroversi dan membuat dia ditetap- kum Positif kan sebagai tersangka ujaran kebencian pasal 156a KUHP dan Pasal 28 ayat (2) UU ITE dan Indonesia merupakan Negara yang memiliki pada akhirnya dihentikan kasusnya karena di- multicultural, perbedaan-perbedaan dalam anggap tidak cukup bukti.5 Dari kasus-kasus masyarakat Indonesia dapat terjadi mela- lui perbedaan kultural, tetapi dengan konsep 3 “Kasus Rizieq Sebut Kapolda 'Berotak Han- Negara kesatuan sebagai pijakan berbangsa sip' Diselidiki” https://m.tempo.co/read/ news/2017/01/17/064836999/kasus-rizieq- dan bernegara, maka nilai-nilai keIndonesiaan sebut-kapolda-berotak-hansip-diselidiki, diakses merupakan perekat bagi bangsa Indonesia. dari Tanggal 20 Januari 2017. persepektif lain, dalam menjalankan Negara 4 “Dilaporkan Soal Logo Palu Arit, Rizieq: Har- Indonesia, maka prinsip-prinsip hukum seba- usnya Ada Mediasi” https://m.tempo.co/read/
Recommended publications
  • Epistemologi Intuitif Dalam Resepsi Estetis H.B. Jassin Terhadap Al-Qur'an
    Epistemologi Intuitif dalam Resepsi Estetis H.B. Jassin terhadap Al-Qur’an Fadhli Lukman1 Abstract This article discusses two projects of well-known literary critic H.B. Jassin on the Qur’an. Jassin’s great career in literary criticism brought him to the domain of al-Qur’an, with his translation of the Qur’an Al-Qur’anul Karim Bacaan Mulia and his rearrangement of the writing of the Qur’an into poetic makeup. Using descriptive and analytical methods, this article concludes that the two works of H.B. Jassin came out of his aesthetic reception of the Qur’an. Epistemologically, these two kinds of reception are the result of Jassin intuitive senses, which he nourished for a long period. Abstrak Artikel ini membincang dua proyek sastrawan kenamaan Indonesia, H.B. Jassin, seputar Al-Qur’an. Karir besar Jassin dalam sastra mengantarkannya kepada ranah al-Qur’an, dengan karya terjemahan berjudul Al-Qur’anul Karim Bacaan Mulia dan penulisan mushaf berwajah puisi. Dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, artikel ini berakhir pada kesimpulan bahwa kedua karya H.B Jassin merupakan resepsi estetisnya terhadap Al-Qur’an. Berkaitan dengan epistemologi, kedua bentuk resepsi ini merupakan hasil dari pengetahuan intuitif Jassin yang ia asah dalam waktu yang panjang. Keywords: resepsi estetis, epistemologi intuitif, sastra, shi‘r 1Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta/Alumnus Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek. E-mail: [email protected] Journal of Qur’a>n and H}adi@th Studies – Vol. 4, No. 1, (2015): 37-55 Fadhli Lukman Pendahuluan Sebagai sebuah kitab suci, al-Qur’an mendapatkan resepsi yang luar biasa besar dari penganutnya.
    [Show full text]
  • Chavchay Saifullah and Muhidin M Dahlan Review of Sociology of Literature
    Moral Rebellion and Religiusity in Pious Muslim Novels: Chavchay Saifullah and Muhidin M Dahlan Review of Sociology of Literature Herdi Sahrasad1, Muhammad Ridwan2 1Senior Lecturer at University of Paramadina, Jakarta, Indonesia 2State Islamic University of North Sumatera, Indonesia [email protected] Abstract : This article argues that novelists Muhidin M Dahlan and Chapchay Syaifullah tried to make moral and religious rebellions in their work as a result of existing social conditions. They rebel against normative and established values, old order and social arrangements. They are creative in the context of literature as a fictional world built with the spirit of renewal and enlightenment. And here, imagination is a significant creative process for deconstruction and enlightenment as well as upheaval in religiosity, religious rebelion, religious dissent.In this context, Muhidin and Syaifullah novels do not place religious life as a problem solver. Borrowing Goenawan Mohamad's definition that works that can be categorized as "religious literature" are works that "place religious life as a solution to problems", it appears that Muhidin and Syaifullah's novels cannot be called "religious literature" in the conventional sense. In this case, as a religiosity rebellion - where religiosity is defined as a philosophy of life or awareness of 'His breath' in everyday life, that is an awareness that is entirely personal and because it is personal, everyone has the right to sue, question, reject or deconstruct his own religious teachings. Keyword : Manikebu; LEKRA; Payudara; novel; religiousity; santeri; Muslim; rebellion; reform. I. Introduction Modern literature is the art of language with a plurality of ideas, imagination and themes in it, whether it is poetry or prose, and it cannot be separated from language.
    [Show full text]
  • Download (7MB)
    PUISI-PUISI KENABIAN DALAM PERKEMBANGAN SASTRA INDONESIA MODERN Fuji Santosa Mardiyanto Suryami PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA 2007 Puisi-Puisi Kenabian dalam Perkembangan Sastra Indonesia Modern Fuji Santosa, Mardlyanto, Suryami Diterbitkan pertama kali pada tahun 2007 oieh Pusat Bahasa Departemen Pendidlkan Nasional Jalan DaksinapatI Barat IV Rawamangun, Jakarta Timur Hak CIpta DillndungI Undang-Undang Isi buku ini, balk sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmlah. Katalog Dalam Terbitan (KDT) 899.211 SAN Santosa, Fuji p PuishPuisi Kenabian dalam Perkembangan Sastra Indonesia Modem/Fuji Santosa, Mardlyanto,dan Suryami- Jakarta; Fusat Bahasa, 2007 vil, 145 him, 15x21 cm ISBN 978-979-685-670-1 1. FUlSI INDONESIA KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT BAHASA Sastra menggambarkan kehidupan suatu masyarakat, bahkan sastra menjadi ciri identitas suatu bangsa. Melalui sastra, orang dapat meng- identifikasi perilaku kelompok masyarakat, bahkan dapat mengenali peri- laku dan kepribadian masyarakat pendukungnya serta dapat mengetahui kemajuan peradaban suatu bangsa. Sastra Indonesia merupakan cermin kehidupan masyarakat dan peradaban serta identitas bangsa Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah teijadi berbagai perubahan dari waktu ke waktu, baik sebagai akibat tatanan kehidupan dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta teknologi informasi maupun akibat peristiwa alam. Penghayatan fenomena seperti itu yang dipadu dengan estetika telah menghasikan satu kaiya sastra, baik berupa puisi, cerita pendek, maupun novel. Cerita pendek, misalnya, dapat mem- berikan gambaran tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada masanya. Periode awal perkembangan cerita pendek Indonesia dapat memberi gambaran, selain tata kehidupan pada masa itu, kehidupan sastra Indo nesia pada masa tersebut.
    [Show full text]
  • Academic and Religious Freedom in the 21St Century
    the study of religion and the training of muslim clergy in europe Muslim Clergy.indd 1 3-12-2007 16:04:54 Cover illustration: Ibn Rushd, also known by the Latinized name as Averroës, was a Muslim scholar in the Middle Ages (Cordóba, c. 1126- Marakesh, c. 1198). Detail of fresco Triumph of St Thomas and Allegory of the Sciences, in the Church of Santa Maria Novella in Florence, by the Florentine painter Andrea da Firenze (Andrea Bonaiuti; flourished be- tween 1343-1377). Cover design: Maedium, Utrecht Lay-out: V-3 Services, Baarn isbn 978 90 8728 025 3 nur 705 © Leiden University Press, 2008 All rights reserved. Without limiting the rights under copyright reserved above, no part of this book may be reproduced, stored in or introduced into a retrieval system, or transmitted, in any form or by any means (elec- tronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise) without the written permission of both the copyright owner and the author of the book. Muslim Clergy.indd 2 3-12-2007 16:04:58 The Study of Religion and the Training of Muslim Clergy in Europe Academic and Religious Freedom in the 21st Century Edited by Willem B. Drees, Pieter Sjoerd van Koningsveld Muslim Clergy.indd 3 3-12-2007 16:04:59 The fresco Triumph of St Thomas and Allegory of the Sciences in the Church of Santa Maria Novella in Florence, by the Florentine painter Andrea da Firenze (Andrea Bonaiuti; fl ourished between 1343-1377). Ibn Rushd is depicted with two other ‘defeated heretics’, Sabellius and Arius, sitting at the feet of Thomas Aquinas (c.
    [Show full text]
  • Upaya Hb. Jassin Dalam Penyelesaian Polemik Heboh Sastra Cerpen “Langit Makin Mendung” Karya Kipanjikusmin Di Majalah Sastra Tahun 1968-1970
    CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015 UPAYA HB. JASSIN DALAM PENYELESAIAN POLEMIK HEBOH SASTRA CERPEN “LANGIT MAKIN MENDUNG” KARYA KIPANJIKUSMIN DI MAJALAH SASTRA TAHUN 1968-1970 ARUM WAHYUNINGTIAS 11040284211 Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya [email protected] Septina Alrianingrum, SS.M.Pd Jurusan Pendidikan SejarahFakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya Abstrak Suatu karya sastra memiliki banyak menafsiran tergantung pemahaman sudut pandang pembaca. Suatu karya sastra cerpen yang berjudul Langit Makin Mendung karya Kipanjikusmin yang dimuat di majalah Sastra no. 8 edisi Agustus 1968 mendapat pencekalan. Cerpen Langit Makin Mendung karya Kipanjikusmin dianggap menghina dan melecehkan agama Islam. Dalam sejarah sastra Indonesia, bahkan dalam pengadilan di Indonesia. kasus “Langit Makin Mendung” adalah kejadian pertama sebuah karya sastra yang diperkarakan di depan pengadilan. Selaku pemimpin redaksi yang bertanggungjawab, HB. Jassin tampil sebagai terdakwa. Sebagai HB. Jassin sebagai pembela sastra bersikukuh mempertahankan prinsipnya yaitu kebebasan mencipta dan berimajinasi untuk perkembangan kesusastraan. Hal ini yang mendasari penulis mengambil judul penelitian “Upaya HB. Jassin dalam menyelesaikan polemik Heboh Sastra cerpen Langit Makin Mendung karya Kipanjikusmin di majalah Sastra tahun 1968-1970”. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana isi pokok cerpen Langit Makin Mendung karya Kipanjikusmin sehingga menimbulkan polemik ? (2) Bagaimana reaksi para sastrawan terhadap cerpen Langit Makin Mendung ? (3) Bagaimana upaya HB. Jassin dalam mengatasi polemik heboh sastra cerpen Langit Makin Mendung ? Dalam penulisan penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan langkah-langkah sebagai berikut : pertama, heuristik (pengumpulan data/sumber) mengumpulkan buku-buku, artikel, majalah, koran mengenai Heboh Sastra.
    [Show full text]
  • Literature and Limits. Stories from Indonesia
    16. Literature and limits Stories from Indonesia Andina Dwifatma In 1996, Indonesian author Seno Gumira Ajidarma published a story collection entitled Jazz, Perfume, and the Incident. The book was about the Dili Incident (sometimes dubbed the Santa Cruz or Dili Massacre) in East Timor where Indonesian soldiers killed more than 250 pro-in- dependence protesters in East Timor. The event took place in the Santa Cruz cemetery, the city of Dili, on 12 November 1991 and was part of the genocide practiced during the Indonesian occupation of East Ti- mor (Ajidarma, 2004). At that time, Seno was an editor at the journal called Jakarta Jakarta, an urban lifestyle magazine that published under Kompas Gramedia Group, one of the eight biggest media conglomerates in Indonesia (Tapsell, 2017). Seno sent a reporter to investigate what happened in Santa Cruz and was terrified by the reports. According to several interviews with persons who had witnessed the incident, there were killings, torture, rape; Indonesian soldiers forced people to eat their Rosario, pregnant women were killed, their bellies ripped open to make sure the fetuses were dead as well, and severed heads were planted on house fences as symbolic warnings. What happened in Santa Cruz was a violation of human rights at a level beyond imagination. When it was time to write the article, Seno was extra careful since he Andina Dwifatma is a lecturer at was well aware that under President Suharto’s authoritative leadership the School of Communication, Atma Jaya Catholic University, Indonesia. style at the time, one mistake could put an end to the magazine.
    [Show full text]
  • THE DARKENING SKY an Indonesian Short Story
    THE DARKENING SKY An Indonesian Short Story Translated by Marian De Walt Morgan Southeast Asia Paper No. 5 Center for Southeast Asian Studies School of Hawa.iian, Asian, and Pacific Studies University of Hawa.ii at Manoa 1982 INTRODUCTION Kipandijikusmin, the author of Langit Makin Mendung which we are presenting in translation here was born in 1941 of a Moslem family. Despite this religious background, his parents sent him to Catholic schools for his elementary and high school education. After graduating from high school, he entered the Maritime Academy and worked as a navi­ gator for a few years. He did not feel very happy with this job, so he tried private business. In his spare time, he wrote short stories. Prior to October 12, 1968, the name Kipandjikusmin in Indonesian literature was virtually unknown. Even those whose habit~ include reading literary journals did not see his name until November, 1967, when his first short story Bintang Maut appeared in Sastra, one of the literary journals in Indonesia. It is not unlikely that those who did read this particular issue found that Bintang Maut was not significantly different from any other story regularly published in Sastra. His second short story ap­ peared in the same journal six months later. Entitled Domba Rain this story also passed Virtually unnoticed. Not until October, 1968, did his name become nationally known. This was due to the publication of his third short story (actually the first part of a longer work) Langit Makin Mendung in the August issue of Sastra. Barely two months after its ap­ pearance, negative reactions began to rise.
    [Show full text]
  • Transnational Othering–Global Diversities: Media, Extremism And
    TRANSNATIONAL OTHERING GLOBAL DIVERSITIES MEDIA, EXTREMISM AND FREE EXPRESSION NORDICOM Elisabeth Eide, Kristin Skare Orgeret &Kristin Nil Solberg Mutluer is a xxxxxxxxxxxxxxxx- (eds.) xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx- xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 1 Based at the University of Gothenburg, Nordicom is a Nordic non-profit knowledge centre that collects and communicates facts and research in the field of media and communication. The purpose of our work is to develop the knowledge of media’s role in society. We do this through: • Following and documenting media development in terms of media structure, media ownership, media economy and media use. The Media Barometer • Conducting the annual survey , which measures the reach of various media forms in Sweden. Nordicom • Publishing research literature, including the international research journals Review and Nordic Journal of Media Studies. • Publishing newsletters on media trends in the Nordic region and policy issues in Europe. • Continuously compiling information on how media research in the Nordic countries is developing. • The international research conference NordMedia, which is arranged in cooperation with the national media and communication associations in the Nordic countries. Nordicom is financed by the Nordic Council of Ministers, the Swedish Ministry of Culture and the University of Gothenburg. Visit our website for more information about Nordicom’s work and about our academic book publishing. www.nordicom.gu.se TRANSNATIONAL OTHERING • GLOBAL DIVERSITIES TRANSNATIONAL OTHERING GLOBAL DIVERSITIES MEDIA, EXTREMISM AND FREE EXPRESSION Elisabeth Eide, Kristin Skare Orgeret & Nil Mutluer (eds.) NORDICOM Transnational Othering – Global Diversities Media, Extremism and Free Expression Elisabeth Eide, Kristin Skare Orgeret & Nil Mutluer (eds.) © 2019 Te Author(s) and Nordicom. Tis is an open-access book distributed under the terms of the Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY-NC-ND 4.0).
    [Show full text]
  • +.Nalïonallibrary
    Nalïonallibrary Bibliothèque nationale .+. of Canada du Canada AcquisitiOnS and Direction des acquisitions el BibrlOgraphic 5eMœs Branch des services bibliographiques 395 Wellington Stree! 395. rue weIIing10n Claawa. Ontario Claawa (OntariO) K1A0N4 K1A0N4 NOTICE AVIS The qu::/ity of this microform is La qualité de cette microforme heavily dependent upon the dépend grandement de la qualité quality of the original thesis de la thèse soumise au submitted for microfilming. microfilmage. Nous avons tout Every effort has been made to fait pour assurer une qualité ensure the highest quality of supérieure de reproduction. reproduction possible. If pages are missing, contact the S'il manque des pages, veuillez university which granted the communiquer avec l'université degree. qui a conféré le grade. Some pages may have indistinct La qualité d'impression de print especially if the original certaines pages peut laisser à page,. were typed with a poor désirer, surtout si les pages typewriter ribbon or if the originales ont été university sent us an inferior dactylographiées à l'aide d'un photocopy. ruban usé ou si l'université nous a fait parvenir une photocopie de qualité inférieure. Reproduction in full or in part of La reproduction, même partielle, this microform is governed by de cette microforme est soumise the Canadian Copyright Act, à la Loi canadienne sur le droit R.S.C. 1970, c. C-30, and d'auteur, SRC 1970, c. C-30, et subsequent amendments. ses amendements subséquents. Canada FREEDOM OF SPEECH AND LITERARY EXPRESSION A case Study of Longit!MJlijn.!Mmtfutttl by Kipandjikusmin oThesis submltted ta the Facultg of Graduate Studies and Research in partial fulfillment of the req~lrements of the degree of Master of Orts bg NANANG TAHQIQ 9351581 Inatlt.ute of J.e1llmlc c%b1d!e4l McGI11 UnlveMlly.
    [Show full text]
  • ABSTRAK Deni Wahyudin “Homonimi Terjemahan Kata Kufr Terhadap Terjemhan Versi H.B. Jassin Dan Mahmud Yunus”. Di Bawah Bimbin
    ABSTRAK Deni wahyudin “Homonimi terjemahan kata kufr terhadap terjemhan versi H.B. Jassin dan Mahmud Yunus”. Di bawah bimbingan Dr. Sukron Kamil, MA. Penerjemahan merupakan sebuah kegiatan pemindahan makna dari bahasa sumber (Bsa) ke dalam bahasa sasaran (Bsa). Terjemahan dapat dikatakan baik bila benar-benar dapat dipahami dan dinikmati oleh penerimanya. Makna dan gaya atau nada yang diungkapkan dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) tidak boleh menyimpang dari makna dan gaya/nada yang diungkapkan dalam bahasa sumber. Penulis melihat bahwa dalam bahasa Arab terdapat homonimi. Homonimi menjelaskan bahwa banyak terdapat kata secara pelafalannya sama tetapi mempunyai makna yang berbeda. Dalam dunia penerjemahan seseorang harus mempunya wawasan yang luas untuk dapat menerjemahkan kat-kata yang mengandung Homonim. Skripsi ini mencoba melihat penerjemahan mengenai terjemahan kata kufr. Dengan memakai analisis homonimi. Sebagaimana terjemahan kata kufr tidak semata- mata diterjemahkan dengan kata ingkar. Seringkali terjadi perdebatan dan bahkan berujung pada pembunuhan lantaran salah menempatkan makna kufr. Penulis melakukan analisis perbandingan/ komparatif antara terjemahan Al-Qur’an versi H.B. Jassin dan Mahmud Yunus. Penulis menarik kesimpulan bahwa hasil terjemahan antara H.B. Jassin dan Mahmud yunus secara makna sama. Sehingga menimbulkan pemahan yang sama ketika membacanya. Hal yang membedakannya adalah hanya dalam gaya bahasa dan pemilihan diksi saja. PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
    [Show full text]
  • I Political Communication in Indonesia an Analysis of the Freedom of The
    i Political Communication in Indonesia An Analysis of the Freedom of the Press in the Transition Process after the Downfall of the Soeharto-Regime (1998-2004) A Dissertation Presented to the Institute of Media and Communication Science, Faculty of Mathematics and Natural Science, Technical University of Ilmenau, in Partial Fulfillment of the Requirement for the Degree of Doctor of Philosophy By Lukas S Ispandriarno December 2008 urn:nbn:de:gbv:ilm1-2009000071 ii Political Communication in Indonesia An Analysis of the Freedom of the Press in the Transition Process after the Downfall of the Soeharto-Regime (1998-2004) A Dissertation Presented to the Institute of Media and Communication Science, Faculty of Mathematics and Natural Science, Technical University of Ilmenau, in Partial Fulfillment of the Requirement for the Degree of Doctor of Philosophy By Lukas S Ispandriarno December 2008 urn:nbn:de:gbv:ilm1-2009000071 iii DECLARATION I hereby declare that this submission is my own work and that, to the best of my knowledge and belief, it contains no material previously published or written by another person nor material which to a substantial extent has been attached for the award of any other degree or diploma of the university or other institute of higher learning, except where due acknowledgment has been made in the text. Ilmenau, December, 2008 Lukas S Ispandriarno iv APPROVAL This dissertation had been approved by the advisors and presented before the Promotion Commission, Institute of Media and Communication Science, Faculty of Mathematics and Natural Science, Technical University of Ilmenau, on 10 December 2008 in Room 2325 Ernst-Abbe-Zentrum.
    [Show full text]
  • Soebardi Santri-Religious Elements As Reflected in the Book of Tjentini In
    Soebardi Santri-religious elements as reflected in the Book of Tjentini In: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 127 (1971), no: 3, Leiden, 331-349 This PDF-file was downloaded from http://www.kitlv-journals.nl Downloaded from Brill.com10/01/2021 07:56:04PM via free access SANTRI-RELIGIOUS ELEMENTS AS REFLECTED IN THE BOOK OF TJËNTINI* Introduction. his article is intended as a preliminary examination of one aspect only of the so many exciting and interesting topics Tdealt with in the Sérat Tjentini (the Book of Tjentini), namely the role and teachings of Shaikh Among Raga, who is the most important of the four main characters in the book. It should be mentioned firstly that the Tjentini material used for this article is based on the Sërat Tjentini published by the Bataviaasch Genootschap in four parts.1 The story contained in this version is not complete, however. Therefore, for the purpose of this article use has also been made of Dr. Pigeaud's monograph, which contains a valuable sumrnary not only of the contents of the published version of the Tjentini * This article is based on a paper read at the 28th International Congress of Orientalists on January 12, 1971 in the Australian National University of Canberra, Australia. I am very much indebted to Professor G. W. J. Drewes of the University of Leiden for reading and commenting on this article. 1 The complete Sërat Tjentini consists of twelve volumes in manuscript form and contains 722 Cantos. Volumes I-IV (incl.) are known under the title Sërat Tjabolang, while volumes V-XII (incl.) have the title Sërat Tjentini.
    [Show full text]