Syi'ah-Sunni Kontemporer: Dari Konflik Hingga Pentas Politik

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Syi'ah-Sunni Kontemporer: Dari Konflik Hingga Pentas Politik Liwaul Dakwah: Volume 10, No. 1 Januari – Juni 2020 148 SYI’AH-SUNNI KONTEMPORER: DARI KONFLIK HINGGA PENTAS POLITIK PASCA ARAB SPRING DAN IMPLIKASINYA DI INDONESIA CONTEMPORARY SYI'AH-SUNNI: FROM CONFLICT TO POST ARABIC SPRING POLITICS AND ITS IMPLICATIONS IN INDONESIA Ibnu Hajar STISNU Nusantara Tanggerang [email protected] Abstrak: Konflik Timur Tengah yang berkepanjangan, bahkan sampai saat ini bisa disebut sebagai konflik yang berkelanjutan dari episode konflik antara Syi’ah dan Sunni yang masing- masing ingin menunjukan eksistensi serta hegemoni mereka khususnya di kawasan Timur Tengah. Konflik yang pada awalnya beranjak dari perbedaan teologis, ini ternyata berkepanjanga hingga sampai konflik yang bersifat politis. Sekte dalam Islam yang sampai saat ini masih eksis dalam pentas idiologis adalah Si’ah dan Sunni. Akan tetapi perlu digaris bawahi, bahwa secara historis konflik antara mereka lebih kepada konflik antara Syi’ah dengan Sunni yang berpaham Asy’ariyyah-Mâturîdiyyah, bukan Sunni yang beridiologi Salafi Wahabi yang muncul belakangan pada abad ke-18 M. Dewasa ini di kawasan Timur Tengah, konflik antara Syi’ah dan Sunni lebih indentik dengan konflik antara Syi’ah (Iran) dan Salafi Wahabi (Arab Saudi), yang mana kedua paham idiologi tersebut mempunyai pengaruh yang sangat signifikan di kawasan Timur Tengah sehingga menjadi pentas persaingan politik antar keduanya, khususnya setelah terjadinya gerakan demokratisasi di Timur Tengah yang berusaha keluar dari gemelut otoriter rezim penguasa. Arab Spring yang terjadi di Suriah menjadi momentum yang signifikan dalam menunjukkan eksistensi dan hegemoni antara Syi’ah dan Sunni Salafi, sehingga dinamika politik di kawasan Timur Tengah pada dasarnya adalah konfrontasi idiologis antara mereka hingga saat ini. Dampak dari hal tersebut merambat sampai ke beberapa kawasan Asia khususnya Indonesia. Gerakan Salafi yang makin menunjukkan eksistensinya dan Syi’ah yang identik dengan Taqiyyahnya, tetap berdampak terhadap keharmonisan antara Agama dan Paham yang plural di Indonesia hingga dewasa ini, meskipun di Indonesia pada umumnya didominasi oleh Sunni yang berpaham Asy’ariyyah dan Mâturîdiyyah tetapi ketidakharmonisan Syi’ah dan Sunni yang mayoritas di Indonesia tetap berujung pada konflik yang tak kunjung usai. Kata Kunci : Syi’ah-Sunni, Iran, Arab Saudi, Arab Spring, Indonesia Abstract: The prolonged Middle East conflict, even today, can be called a continuous conflict from episodes of conflict between Shi'ites and Sunnis, whom each wants to show their existence and hegemony, especially in the Middle East region. The conflict, which initially moved from a theological difference, turned out to be prolonged until it reached a political conflict. Sects in Islam that still exist in the ideological stage are Shi'a and Sunni. However, it needs to be underlined that historically, the conflict between them was more of a conflict between Shi'ites and Sunnis with an Asy'ariyyah-Mâturîdiyyah ideology Sunnis with a Wahabi Salafi ideology that emerged later in the 18th century AD. The Salafi movement, which increasingly shows its existence, and the Syi'ah, which is identical to its Taqiyyah, still has an impact on the harmony between religion and pluralism in Indonesia until today, even though in Indonesia, in general, it is dominated by Sunnis who understand || Liwaul Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Masyarakat Islam || Liwaul Dakwah: Volume 10, No. 1 Januari – Juni 2020 149 Asy'ariyyah and Mâturîdiyyah. However, the disharmony of Syi ' ah and Sunnis, who are the majority in Indonesia, continue to end up in a conflict that never ends. Keywords: Shi'ah-Sunni, Iran, Saudi Arabia, Arab Spring, Indonesia Pendahuluan Konflik Syi’ah-Sunni adalah konflik yang benih-benihnya mulai tumbuh pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW. Konflik ini dimulai dari suksesi kepemimpinan pacsa meninggalnya Nabi di mana Abu Bakar diangkat menjadi pengganti Nabi, melahirkan fraksi antara pengikut setia ‘Alî ibn Abî Thâlib dan fraksi yang melegitimasi kepemimpinan Abû Bakar. Pengikut ‘Alî ini belakangan dikenal sebagai kelompok Syi’ah, dan pengikut Abu Bakar dikenal dengan kelompok Sunni. Konflik inilah mewarnai perkembangan politik Timur Tengah hingga dewasa ini, terutama setelah kebangkitan Syi’ah yang dimulai dari Imam Khomeini dengan Revolusi Islam Irannya pada tahun 1979.1 Gejolak Arab Spring yang melanda negara-negara Arab menambah catatan sejarah pertistiwa konflik yang melanda Timur Tengah. Istilah Arab Spring (al-rabii’ al-arabiy) dan atau Revolusi Arab (al-thauraat al- arabiyyah) adalah dua frase yang mengandung makna berbeda.2 Arab Spring merupakan suatu proses intelektual atas dorongan yang dibangun dari kesadaran, ide, gagasan dan keinginan rakyat atas pentingya demokratisasi yang tidak terbendung diawali dari media sosial. Sedangkan Revolusi Arab adalah adanya keinginan perubahan dari rakyat bersifat fundamental yang mencakup berbagai bidang dan bersifat kompleks, karena bukan hanya kebebasan berpendapat namun semua aspek kehidupan cukup vital. Seperti tuntutan aktivis Mesir yaitu kesetaraan politik (demokrasi), kesejahteraan, dan membangun martabat. The Arab Spring (Musim Semi Arab) yang menjadi bahasa politik baru terkait dinamika politik di kawasan Timur Tengah, terutama negara-negara Arab, sejak awal Januari 2011 lalu, tidak hanya ditandai dengan kebangkitan harapan akan lahirnya sistem politik yang lebih baik dan lebih demokratis dengan berjatuhannya para pemimpin otoriter, dimulai dari Tunisia, Zein Al-Abidin Ben Ali (Ben Ali), yang merambat ke Mesir dengan tergulingnya Hosni Mubarak, kemudian menyeberang ke Libya, yang berhasil mengakhiri era kediktatoran Moammar Khadafy yang sudah berlangsung kurang lebih 40 tahun lamanya. The Arab Spring juga ditandai dengan konflik yang makin panas antara Syi’ah dan Sunni seiring dengan musim harapan tersebut. 1Ahmad Sahide, Ketegangan Politik Syi’ah-Sunni di Timur Tengah, (YoGyakarta : The Phinisi Press, 3013), h. 111. 2Arab Spring diawali di Tunisia ketika seoranG pedaganG kaki lima Mohammed Bouazizi (26 tahun) membakar diri sebaGai bentuk protes ketidakadilan rezim Ben Ali dan berbuntut demonstrasi yanG memaksa Presiden Ben Ali turun dari kekuasaannya (Tocqueville 2011). Penyebaran informasi melalui media massa dan media sosial mendoronG tuntutan perubahan rezim menjalar ke neGara-negara Arab lainnya. Presiden Libya Moammar Khadlafi jatuh dan terbunuh setelah meletus peranG saudara di neGara ini. Kemudian, Maroko merespon tuntutan publik dengan melakukan pemilu multi partai pada 27 November 2011. Hal yang sama dilakukan Aljazair dan Yordania. Sementara itu, negara-negara kaya seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Oman denGan pendekatan kesejahteraan (welfare state) berusaha bertahan dari tuntutan perubahan politik. (Lihat M. Muttaqien, Arab Spring: Dimensi Domestik, Regional dan Global, (Jurnal : Departemen HubunGan Internasional Fisip Universitas AairlanGGa, Th. 9, No. 2, Diakses Pada 03 Des 2018). || Liwaul Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Masyarakat Islam || Liwaul Dakwah: Volume 10, No. 1 Januari – Juni 2020 150 The Arab Spring menjadi momentum bagi kedua aliran dalam Islam tersebut untuk memperkuat pengaruhnya dalam politik di kawasan tersebut dengan upaya untuk menyingkirkan yang lainnya. Hal itu terjadi di Bahrain, Mesir, dan Suriah yang masih bergejolak hingga hari ini. Konflik Syi’ah-Sunni yang mengiringi The Arab Spring tidak hanya mempunyai implikasi di kawasan Timur Tengah, tetapi juga memiliki implikasi di Indonesia yang mulai meresahkan sebagian kelompok masyarakat. Dari makalah ini, penulis mengulas perbedaan Syi’ah-Sunni, akar konflik Syi’ah-Sunni, bentuk-bentuk konflik, dan juga pengaruhnya di Indonesia pasca-The Arab Spring. Dalam membaca konflik Syi’ah Sunni di Timur Tengah pasca-The Arab Spring, penulis melihatnya dengan menggunakan pendekatan sejarah. Hasil dan Pembahasan Genealogi dan Ajaran Teologi Syi’ah-Sunni Sejarah munculnya Syiah tidak lepas dari perdebatan tentang khalifah pengganti Rasulullah. Kalangan Anshar mengklaim golongan merekalah yang berhak memegang amanat itu, sementara kalangan Muhajirin mengklaim sebaliknya. Di pihak yang lain, kelompok yang mendukung ‘Ali ibn Abî Thâlib yang didukung bani Hâshim, Al-Miqdâd ibn al-Aswad, Salman al-Farisi, Abû Dhar al-Giffâri yang mengkristal muncul ketika akhir pemerintahan ‘Utsmân ibn ‘Affân, dan berkembang pesat ketika ‘Ali ibn Abî Thâlib memegang kekuasaan sebagai khalifah.3 Nama Syiah digunakan untuk menunjuk kepada segolongan orang yang loyal pada ‘Ali ibn Abî Thâlib dan ahl al-bayt serta mereka meyakini bahwa ‘Ali adalah orang yang berhak atas imâmah dan khilâfah, baik berdasarkan nash maupun wasiat baik eksplisit maupun implisit bahwa imamah tersebut tidak akan lepas dari anak cucunya sampai hari akhir nanti. Awalnya, Syiah bukan mazhab dalam konteks keagamaan melainkan muncul sebagai kekuatan politik yang beranggapan bahwa ‘Ali ibn Abî Thâlib adalah seorang yang dirampas kepemimpinannya oleh Abû Bakr, ‘Umar, dan ‘Utsmân. Namun pada perkembangannya kelompok ini memiliki pandangan keagamaan di bidang akidah dan hukum, yang kemudian berkembang menjadi suatu aliran besar dengan berbagai sekte. Dalam Syiah dipercayai adanya imâmah, dan yang terkenal dengan Itsna ‘Ashariyah, (dua belas imam) karena mereka percaya bahwa hanya imam yang paling berhak menjadi pemimpin. Adapun nama-nama imam itu adalah ‘Ali ibn Abî Thâlib (Amîr al- Mukminîn), Hasan ibn ‘Ali (Hasan al-Mujtaba), Husayn ibn ‘Ali (Husayn al-Syahid), ‘Ali bin Husayn (‘Ali bin Zaynal ‘Abidîn), Muhammad ibn ‘Ali
Recommended publications
  • TRADISI TABUIK DI KOTA PARIAMAN Oleh
    TRADISI TABUIK DI KOTA PARIAMAN Oleh; Maezan Kahlil Gibran/1101136090 [email protected] Pembimbing; Drs. Syamsul Bahri, M.Si Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya , Jl. H.r Soebrantas km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293- Telp/Fax0761-63277 ABSTRAK Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup, pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan lain kemampuan serta kebiasaan oleh manusia anggota masyarakat. Tradisi adalah kebiasaan sosial yang diturunkan dari suatu generasi ke generasi lainnya melalui proses sosialisasi. Tradisi menentukan nilai-nilai dan moral masyarakat, karena tradisi merupakan aturan-aturan tentang hal apa yang benar dan hal apa yang salah menurut warga masyarakat. Tabuik adalah suatu warisan budaya berbentuk ritual upacara yang berkembang di Pariaman sejak sekitar dua abad yang lalu. Tabuik merupakan upacara atau perayaan mengenang kematian Husain, tetapi kemudian berkembang menjadi pertunjukan budaya khas Pariaman setelah masuknya unsur-unsur budaya Minangkabau. Bagi masyarakat Pariaman upacara ini tidak menjadi akidah (kepercayaan yang menyangkut dengan ketuhanan atau yang dipuja), pelaksanaannya hanya semata-mata merupakan upacara memperingati kematian Husain. Bagian yang dianggap penting dari perayaan tabuik adalah pelaksanaan pestanya yang oleh masyarakat Pariaman disebut batabuik atau mahoyak tabuik. Perayaan tabuik terdiri atas ritus-ritus atau rangkaian upacara yang dimulai dari ritus maambiak tanah ke sungai, maambiak/manabang batang pisang, maatam, marandai, maarak jari-jari, maarak saroban, tabuik naiak pangkek, maoyak tabuik, hingga ditutup dengan ritus mambuang tabuik ke laut. Ritus-ritus itu diwujudkan dalam bentuk prosesi-prosesi (arakan). Rentang waktu yang digunakan untuk prosesi-prosesi itu berkisar antara 10 hingga 14 hari pada awal bulan Muharram, bahkan dapat saja terjadi lebih dari itu.
    [Show full text]
  • Fight-Dancing and the Festival Paul H. Mason
    Paul H. Mason completed his PhD in cultural anthropology at CONTRIBUTOR Macquarie University (2012) under the supervision of Professors Greg Downey and John Sutton. He has conducted ethnographic fieldwork with arts communities in Indonesia and Brazil, religious minorities in India and Brazil, and tuberculosis patients in Australia and Vietnam. With support from Macquarie International, the National Department of Education in Indonesia, and the Australia Netherlands Research Collaboration, he has also conducted archival research in Australia, Brazil, Holland, and Indonesia. His research on martial arts has been published in Global Ethnographic, Cultures-Kairós, and Inside Indonesia, and he recently coedited The Fighting Art of Pencak Silat and its Music with Dr Uwe Paetzold (Robert Schumann University of Music, Düsseldorf), published as part of Brill’s Southeast Asian Library Series. FIGHT-DANCING AND THE FESTIVAL TABUIK IN PARIAMAN, INDONESIA AND IEMANJá IN SALVADOR DA BAHIA, BRAZIL PAUL H. MASON DOI ABSTRACT 10.18573/j.2016.10065 Festivals bring people together in affirmations of community. This article looks at two festivals in coastal locations in Indonesia and Brazil with a close inspection of performances of fight-dancing included within both festivals. The improvisatory or choreographed organization of the fight- KEYWORDs dancing performances echoes the manner in which the festivals themselves are assembled. As these festivals grow in popularity, Dance, festivals, the process of inventing tradition is heterogeneously co- Tabuik, Iemanjá, constituted by those parties who actively invest in the symbolic Capoeira, Silek, capital of the events. Verbal and non-verbal forms of expression Indonesia, Brazil. reinforce each other in the construction of a multivalent sense of regional traditions.
    [Show full text]
  • Ibda 1 2021 Dua Artikel.Pmd
    IBDAM. Sugeng’: Jurnal Sholehuddin Kajian Islam et al.: dan Islamic Budaya Tradition and Religious ... (page 79-100) ISSN: 1693-6736; E-ISSN: 2477-5517 DOI: 10.24090/ibda.v19i1.4470 Vol. 19, No. 1, Januari-Juni 2021, page 79-100 Islamic Tradition And Religious Culture in Halal Tourism: Empirical Evidence from Indonesia M. Sugeng Sholehuddin, State Islamic Institute of Pekalongan Jl. Kusuma Bangsa No.9, Panjang Baru, Pekalongan Utara, Jawa Tengah 51141 E-mail: [email protected] Munjin State Islamic Institute of Purwokerto Jl. A. Yani No.40A, Karanganjing, Purwanegara, Kec. Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53126 E-mail: [email protected] Hendri Hermawan Adinugraha State Islamic Institute of Pekalongan Jl. Kusuma Bangsa No.9, Panjang Baru, Pekalongan Utara, Jawa Tengah 51141 E-mail: [email protected] AbstractAbstract: Indonesia as a country with the largest Muslim population in the world, Indonesia also has a lot of cultural and traditional potential that can be elaborated in halal tourism attractions. This study aims to de- scribe Islamic tradition and religious culture in halal tourism in terms of empirical evidence from Indonesia. This research is a qualitative study using the literature (literature) from previous studies. The library research procedure in this research begins in detail with the selection of topics, then explores information, determines the focus of research, collects data sources, reads data sources, makes research notes, processes research notes, and ends with drawing conclusions. Data collection techniques in this study used editing, organizing, and finding. Data analysis in this study used deductive and interpretative methods.
    [Show full text]
  • Bab Ii Profil Kota Pariaman
    Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Pariaman 2017 - 2021 Tahun Anggaran 2016 BAB II PROFIL KOTA PARIAMAN 2.1 Gambaran Geografi dan Administrasi Wilayah Kota Pariaman Secara geografis, Kota Pariaman yang resmi terbentuk dengan berlakunya Undang–undang Nomor 12 Tahun 2002, terletak antara 0˚33’00” - 0˚40’43” Lintang Selatan dan 100˚10’33” - 100˚10’55” Bujur Timur. Kota Pariaman merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat yang memiliki wilayah pesisir dan laut. Kota Pariaman ini mempunyai luas wilayah darat keseluruhan 73,36 Km2 dan luas lautan 282,69 Km2 dengan 6 buah pulau kecil : Pulau Bando, Pulau Gosong, Pulau Ujung, Pulau Tangah, Pulau Angso dan Pulau Kasiak. Panjang pantai lebih kurang 12 Km. Kota Pariaman terdiri dari 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Pariaman Utara, Pariaman Tengah, Pariaman Timur dan Pariaman Selatan, dan kecamatan– kecamatan tersebut terdiri dari 16 kelurahan dan 55 desa. Batas administrasi Kota Pariaman adalah : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan V Koto Kampung Dalam (Kab. Padang Pariaman) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Nan Sabaris (Kab. Padang Pariaman) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan VII Koto Sungai Sariak (Kab. Padang Pariaman) Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Mentawai Untuk lebih jelas letak wilayah administrasi Kota Pariaman dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini : Bab 2 - 1 Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Pariaman 2017 - 2021 Tahun Anggaran 2016 Bab 2 - 2 Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Pariaman 2017 - 2021 Tahun Anggaran 2016 2.2 Gambaran Demografi Dalam suatu perencanaan wilayah, penduduk merupakan faktor utama karena perkembangan dan pergerakan penduduk akan mempengaruhi perkembangan wilayah.
    [Show full text]
  • Studi Atas Pemikiran TM Hasbi Ash-Shiddieqy
    METODE PEMAHAMAN HADIS DI INDONESIA: Studi atas Pemikiran T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy TESIS Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Agama (M.Ag) Oleh: Ira Nur Azizah NIM: 21170340000014 PROGRAM MAGISTER TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Tesis ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata dua (S2) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 10 Desember 2019 Ira Nur Azizah i PENGESAHAN PANITIA UJIAN Tesis dengan judul “METODE PEMAHAMAN HADIS DI INDONESIA: STUDI ATAS PEMIKIRAN T.M. HASBI ASH-SHIDDEIQY” yang ditulis oleh Ira Nur Azizah, NIM. 21170340000014, telah diujikan dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqasyah Program Magister Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 17 Desember 2019. Tesis tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan rekomendasi dari Tim Penguji serta diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Agama (M.Ag) pada Program Studi Tafsir Hadis dengan Konsentrasi Hadis. TIM PENGUJI Dr. Bustamin, M.Si. NIP. 19630701 199803 1 003 Ketua Tim Penguji …………………………………………. Dr. Atiyatul Ulya, M.A. NIP. 19700112 199603 2011 Penguji I …………………………………………. Dr. Muhammad Zuhdi Zaini, M.Ag NIP. 19650817 200003 1 001 Penguji II ………………………………………….
    [Show full text]
  • Dinamika Keberlangsungan Tabuik Pariaman
    ffiEE![@@@ Pengarah Rektor ISI PadangpaDjmg Prof. Ilr- Mahdi Bahar, S.Ka.-, M.Hun. PetrrnggrEg Jawalrll(epaia PUSINDOK 'nmaidi, S.Sn., M.Sn Pimpinrn Redaksi/Ketua Pen5unting Ediwar, S-Str-, M-Hum- Prof- Dr- Mabdi Prof, Dr. Moh. Prof llr- I)wi Prof- SB, Prof Dr F-ndang(} Dr- Kendal Malik, S.Str-, M.Ds. Ezu Oktavianus, S.So., M.Sr. Sekretariat: Arga hrdaya, S.S1., M.Pd llham Sugesti, S.Kom- Ema Roz,a- BA- Catatan: IsiMated Jumal adalah tanggungjawab penulis. DAFTAR ISI Penulis .Iu dul Anna Durin dan Mohd. Ghazali Abdullah GAMBARAN BUDAYA TRADISI DI SEBALIK MOTIF AITYAMAN IBAN SARIBAS ... 1-16 (hal.). Asril Muchtar DINAMIKA KEBERLANGSUNGAN TABUIK PARJAMAN ...17-27 (h^1.). Hartitonl I,KSISTENSI LAGUA{USIK ANAI( (Musik Populer, Tradisi dan Media Massa)... 28-35 (hal.). Ahmad Babrudin KRIYA SENI, KELAIIIRAN DAN EKSISTENSI|IYA... 36-4s (hal.). Ninon Syofia ILAU: RITUAL KEMATIAN KE SENI PERTUNJUKAN DI KELURAHAN KAIIPAI TABU KARAMBIA KOTA SOLOK, SUMATERA BARAT ... 46-55 (hal.). &SETUBUH Dowi Susanti DUA WANITA" ... 56-69 (hal.). Asri MK PEMBELAJAR,{N MUSIK TAI,NMPONG UNGGAN BERBASIS LITERATITR... 70-81 (hal.). I Dewa Nyoman Supanida .MEITYAMABERAYA" (spirit Piuralilas Nusatrtara) ... 82-90 (hal,). Amir Razak GANRANG PA'BALLE DALAM RITUALACCERA' KALOMPOANG DI KALANGAN BANGSAWAN GOWA " SULAWES1 SELATAN ... 9I" 98 (hat,). Dharmitlta soervana (DODA IDI) VOKABULER ACEH YAIIG TERLUPAKAN ... 99-113 (hal.). DINAMIKA KEBERLANGSUNGAN TABUIK PARIAMAN Asril Abstract: The existence of Tabuik has undergone some dynamics of change in a variety of situations. The tug of war in a number of situations and political interest between government and community is just like a wave of life.
    [Show full text]
  • Sufisme-Persia Dan Pengaruhnya Terhadap Ekspresi Budaya Islam Nusantara
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga, Yogyakarta: E-Journal Fakultas... , Vol 17, No. 1, April 2016 ISSN: 1411-3775 E-ISSN: 2548-4729 http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/esensia SUFISME-PERSIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP EKSPRESI BUDAYA ISLAM NUSANTARA Fahruddin Faiz UIN Sunan Kalijaga [email protected] Abstract There are numerous religious and cultural ethnic groups worldwide, many of which have mutual interactions with each other. For hundreds of years, Persian as well as Shi‘a communities have been known as minority groups with considerable influence on some Eastern and Western societies. The following article try to uncover modes of Indonesian Islamic culture, which have influenced by Persian Sufism, along with its Syi’ah tendencies. The purpose of this essay is to display the influence of Persian Sufism in the cultural expressions of Moslems in Indonesia in early Islam era. With this purpose in mind, a comprehensive bibliography of works published related to the issues is presented. An attempt is also made to present the influence of Persian Sufism figures and elements on the historical and modern Indonesian Islam. Keywords: Persia, Syi’ah, Sufism, Archipelago. Abstrak Terdapat beragam kelompok religius dan etnis yang tersebar di berbagai belahan dunia yang memiliki interaksi timbal balik satu sama lain. Selama ratusan tahun, Bangsa Persia, sebagaimana halnya komunitas Syi’ah, telah dikenal sebagai kelompok minoritas yang memiliki pengaruh yang patut diperhitungkan bagi masyarakat dunia, baik di belahan Barat maupun Timur. Artikel berikut ini mencoba untuk mengungkap modus budaya Islam Indonesia yang telah terpengaruh oleh sufisme Persia bersamaan dengan kecenderungan Syi’ah.
    [Show full text]
  • The Politico-Cultural Dimension of Tabuik Piaman Performance in West Sumatra
    THE POLITICO-CULTURAL DIMENSION OF TABUIK PIAMAN PERFORMANCE IN WEST SUMATRA A s r i l Doctoral student, Graduate School, Indonesia Institute of the Arts, Yogyakarta Abstract This article aims to discuss about performance of Tabuik Piaman from the perspective of cultural policy of the West Sumatra Province and Pariaman District. Tabuik Piaman as a ritual tradition of Muslims Syi’ah has long been a cultural heritage and colossal ritual by Muslims Sunni community in Pariaman district. For the Pariaman people, Tabuik Piaman ceremony has become a space expression of social and cultural community. Each execution of the ceremony is their responsibility. However, the potential and strength of this ceremony was not much gotten serious attention by the government, especially before the early 1980s. In the period of the mid-1960s to late 1980s, Tabuik Piaman just become an arena of influence scrambling by political parties to attract their supporters, then Tabuik Piaman encountered the period of tragic - labeled as "black sheep" riots trigger. Consequently, execution of the ceremony is often discontinued. Although in the mid-1960s the West Sumatra provincial government issued policy concept about “self-esteem restoration”, in order to rebuilding cultural identity especially Minangkabau, and local traditions in each region. In the early 1980s, the government of Pariaman viewed Tabuik Piaman performances as a very positive opportunity to be revived. Government tried to make a policy to create Tabuik Piaman as media publications, promotion, and agent of "identity" as well as a carrier of economic and tourism sectors. Then, the Tabuik Piaman ceremony was changed to tabuik tourism.
    [Show full text]
  • Sejarah Dan Budaya Syiah Di Asia Tenggara
    SEJARAH & BUDAYA SYIAH DI ASIA TENGGARA Penyunting Dicky Sofjan, Ph.D. Sejarah & Budaya Syiah di Asia Tenggara @ Katalog Dalam Terbitan (KDT) Penyunting Dicky Sofjan --cet. 1 -- Yogyakarta: Penerbit Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 2013 hlm. xxviii + 330 ISBN 978-979-25-0118-6 1. Sejarah & Budaya Syiah di Asia Tenggara Judul 2. Kumpulan Essai Cetakan Pertama, Juli 2013 Penyunting Ahli: Dicky Sofjan Penyunting Bahasa: Elis Zuliati Anis Desain Cover: Joko Supriyanto Pradiastuti Purwitorosari Tata Letak : Pradiastuti Purwitorosari Foto Cover: Julispong Chularatana Keterangan Gambar Cover: Upacara Maharam pada hari peringatan Asyura di Bangkok, Thailand. Kuda Imam Husein yang bernama “Dzuljanah” membawa keranda matinya yang telah dihiasi sebagai bentuk peringatan terhadap tragedi pembantaian terhadap Imam Husein, keluarga, dan pengikutnya di Karbala. Penerbit: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Jl. Teknika Utara, Pogung Sleman, Yogyakarta Anggota IKAPI No: 077/DIY/2012 Hak Cipta @ 2013 pada Penerbit Dicetak oleh: Percetakan Lintang Pustaka Utama (0274-624801) Isi di luar tanggung jawab percetakan SANKSI PELANGGARAN PASAL 72: UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tutjuh) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau, menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
    [Show full text]
  • The Foreign Policy Objectives of Saudi Arabia and Iran in Indonesia
    T.R. SAKARYA UNIVERSITY MIDDLE EAST INSTITUTE THE FOREIGN POLICY OBJECTIVES OF SAUDI ARABIA AND IRAN IN INDONESIA MASTER’S THESIS Muhammad RAVI Department: Middle East Studies Thesis Supervisor: Assoc. Prof. Othman ALI APRIL – 2019 T.R. SAKARYA UNIVERSITY MIDDLE EAST INSTITUTE THE FOREIGN POLICY OBJECTIVES OF SAUDI ARABIA AND IRAN IN INDONESIA MASTER’S THESIS Muhammad RAVI Department: Middle East Studies Thesis Supervisor: Assoc. Prof. Othman ALI APRIL – 2019 DECLARATION I declare that this thesis is written in accordance with the scientific code of ethics and that, this work is original and where the works of others used has been duly acknowledged. There is no falsification of used data and that no part of this thesis is presented for study at this university or any other university. Muhammad RAVI 13.05.2019 ACKNOWLEDGEMENT First of all, I would like to present my biggest gratitude to my parents, Budiman Arius and Khairul Husna, for their infinite supports that made me the person i am today; and the same gratitude goes to all members of ARIUS family, my brothers (Yasser and Alfir) and my sisters (Ida, Oya and Ata). I would also like to thank the teaching and administrative staff of the MIddle East Institue for the services rendered to me during my studies, i owe them a lot. My biggest thank goes to my supervisor, Asst. Prof. Dr. Othman Ali for his guidances and advices that made all my work possible. He was not only a thesis supervisor to me but also a great lecturer whom i have immensely benefitted from in terms of theoritical and practical knowledge.
    [Show full text]
  • Kebudayaan Tabuik Sebagai Upacara Adat Di Kota Pairaman Sumatra Barat
    Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial, 1(6), 2021, 726-731 ISSN: 2797-0132 (online) DOI: 10.17977/um063v1i62021p726-731 Kebudayaan Tabuik sebagai upacara adat di Kota Pairaman Sumatra Barat Febri Rachmad Arifian, Lutfiah Ayundasari* Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia *Penulis korespondensi, Surel: [email protected] Paper received: 01-06-2021; revised: 15-06-2021; accepted: 29-06-2021 Abstract Culture is the result of the development of human life, and the two things cannot be separated because they are related. The Tabuik culture in Pairaman City, West Sumatra is one of the creations of the development process of human life. Tabuik is a culture that is held every 10th of Muharram, this Tabuik ceremony aims to commemorate the death of the grandson of the Prophet Muhammad S.A.W, namely Hussein bin Ali. This research method is library research with five stages, namely topic selection, source collection, verification, interpretation: analysis and synthesis, then writing. The Tabuik ceremony certainly has a meaning and value that is contained in the ceremony. The meaning of the Tabuik culture itself can be seen from the form of the Tabuik itself, such as the burqa is a symbol of an angel carrying the body of Husein flying, the peak of the tabuik has two meanings, namely as a news carrier and as a protector for all Muslims. The values of the culture are a picture of a combination of custom and religion, so that the values that exist in Tabuik are still not far from religious values.
    [Show full text]
  • Nomor 50/PUU-VI/2008
    F PUTUSAN Nomor 50/PUU-VI/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang diajukan oleh: [1.2] Narliswandi Piliang alias Iwan Piliang, tempat/tanggal lahir Pariaman, 16 Juli 1964, agama Islam, pekerjaan Jurnalis, kewarganegaraan Indonesia, alamat Jalan Malabar Nomor 14, RT 007/RW 001, Kelurahan Guntur, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan 12980; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 20 Desember 2008 memberikan kuasa kepada Nugraha Abdulkadir, S.H., M.H; Wasis Susetio, S.H., M.A; Lendy Arifin, S.H., MBA; Siti Zahara Awam, S.H, MBA; dan Nur Hayati, S.H., M.Kn; kesemuanya Advokat dan Pengurus Tim Pembela Kepentingan Reformasi Pers, beralamat di Gedung Manggala Wanabakti Lantai 2, Ruang 212 Wing B, Senayan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta 10270, baik bersama-sama atau sendiri-sendiri bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai ----------------------------------------------------------- Pemohon; [1.3] Membaca permohonan dari Pemohon; Mendengar keterangan dari Pemohon; Memeriksa bukti-bukti; Mendengar keterangan Ahli dari Pemohon; Mendengar dan membaca keterangan tertulis para Ahli dan Saksi Pemerintah; Mendengar dan membaca keterangan tertulis dari Pemerintah 2 Mendengar
    [Show full text]