Pengaturan Calon Independen Pada Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Padang Lawas
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 2 (2) (2014): 129-136 Jurnal Administrasi Publik http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma Pengaturan Calon Independen Pada Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Padang Lawas Afri Azwar Hasan Harahap, Rosmala Dewi * Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Medan Area, Indonesia Diterima Agustus 2014; Disetujui Oktober 2014 Dipublikasikan Desember 2014 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mngetahui pengaturan pencalonan independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan calon independen tidaklah bertentangan dengan undang-undang dasar tahun 1945 pasal 18 ayat(4), yang bukan merupakan perbuatan darurat ketatanegaraan yang terpaksa harus dilakukan, dimana pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah agar sesuai dengan sistem demokrasi. Dalam tata cara pencalonan independen pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah: surat pencalonan ditanda tangani calon, berkas dukungan yang dilampiri fotocopy KTP dan surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai calon tanpa adanya alasan yang tepat. Apabila sudah mencalonkan sebagai calon independen jabatan sementara sebelum mencalonkan akan dinonaktifkan sampai selesai pemilihan kepala daerah serta jika pencalonan sudah selesai ternyata dinyatakan kalah, maka jabatan yang sebelumnya kembali dijabatnya dengan alasan tidak adanya masalah dalam pemilihan yang telah berlangsung. Kata Kunci : Calon independen; Pemilihan Umum; Pemerintah Daerah Abstract This research aims to know regulation independent candidate.The results of the study indicate that the regulation of independent candidates is not contradictory to the 1945 Constitution article 18 paragraph (4), which is not an emergency act of state administration which must be done, where the nomination of regional head and deputy head of region to be in accordance with democracy. In the procedure of independent nomination of candidacy for regional head and vice regional head: candidate nomination letter signed by candidate, supporting document accompanied by photocopy of identity card and letter of statement will not resign as a candidate without proper reason, if already nominate as independent candidate of interim position before nominating Will be deactivated until the election of regional head. If the nomination is completed and the independent candidate fails (declared defeated) then the position that was previously re-occupied by reason of no problem in the election that has been going on. Keywords: Independent candidate; General election; Local Goverment How to Cite : Afri Azwar Hasan Harahap, Rosmala Dewi (2014). Pengaturan Calon Independen Pada Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Padang Lawas Padang Lawas 2 (2): 129-136 *Corresponding author: P-ISSN-2549-9165 E-mail: [email protected] e-ISSN-2580-2011 129 Afri Azwar Hasan Harahap, Rosmala Dewi (2014). Pengaturan Calon Independen Pada Komisi PENDAHULUAN mengajukan diri dan turut dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara provinsi, Kabupaten/Kota memberikan suatu Republik Indonesia tahun 1945 pasal 2 ayat dimensi tentang perubahan tatanan sistem (1) menyatakan bahwa “kedaulatan berada di politik di Indonesia. Berpeluang majunya tatangan rakyat dan dilaksanakan Undang- calon independen dalam Pilkada berdasarkan Undang Dasar. Perubahan tersebut keputusan Mahkamah merupakan realitas bermakna bahwa kedaulatan rakyat tidak lagi politik yang harus diterima semua pihak. dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR, tetapi Dengan pengesahan itu, calon independen dilaksanakan menurut ketentuan Undang- memiliki kedudukan setara dengan calon Undang Dasar. dari parpol atau gabungan partai politik. Berdasarkan perubahan tersebut Pilkada dapat dipahami sebagai “institusi seluruh anggota DPR, DPD, Presiden dan Politik” baru dengan “konstituen” massa wakil Presiden, DPRD provinsi dan DPRD rakyat yang harus dihimpun dan diyakinkan kabupaten/kota dipilih melalui pemilihan sebagaimana parpol menghimpun dan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, meyakinkan anggota konstituennya. Oleh dan adil setiap lima tahun sekali. Demikian karenanya, calon independen yang akan maju juga halnya Kepala daerah baik itu Provinsi dalam pilkada harus memenuhi persyaratan maupun Kabupaten/Kota dilakukan sebagaimana calon dari parpol atau pemilihan secara langsung. Pemilihan Kepala gabungan partai politik. daerah (Pilkada) secara langsung telah Keberadaan calon independen dalam diterima penting bagi proses demokratis pelaksanaan pilkada semakin kuat dengan ditingkat lokal. Praktek Pilkada langsung ini disahkan revisi Undang-Undang Nomor 32 telah banyak memberikan dampak positif tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan negatif. Dikatakan positif karena oleh DPR-RI menjadi Undang-Undang pemilihan (masyarakat) dapat menentukan Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan secara langsung melalui suara terbanyak kedua atas Undang-Undang Nomor 32 siapa yang akan menjadi Kepala daerahnya. Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Dan dikatakan negatif karena Pilkada Dalam Undang-Undang ini peluang calon menjadi salah satu pemicu peningkatan independen lebih terbuka dalam pilkada, konflik di Daerah, serta biaya sebagai syarat kisaran dukungan antara 3 penyelenggaraan Pilkada yang sangat tinggi. sampai dengan 6,5 %. Revisi tersebut juga Pada bulan Juli 2007, Mahkamah memuat syarat lain, diantaranya usia calon Konstitusi telah memutus permohonan kepala daerah dan wakil kepala daerah pengujian Undang-Undang Nomor 32 tahun sekurang-kurangnya 25 tahun dari semula 2004 tentang pemerintah daerah, khususnya 30 tahun. yang berkaitan dengan permohonan yang Meskipun keberadaan calon menunjukkan supaya calon perseorangan independen memberikan akibat terhadap dapat menjadi salah satu kontestan pilkada. polemik politik di Indonesia, khususnya Calon perseorangan, yaitu disebut oleh keberadaan partai yang merasa dikebiri, beberapa orang sebagai calon independen maka keputusan Mahkamah Konstitusi wajib dijadikan sebagai alternative calon di luar dihormati sebagai keputusan hukum yang yang dicalonkan melalui mekanisme partai harus ditaati oleh semua pihak. Putusan MK politik. yang mengabulkan dan memberikan Dengan dikabulkannya permohonan kesempatan bagi pasangan calon independen pengujian Undang-Undang Nomor 32 tahun yang tidak diusung/dicalonkan oleh partai 2004, diperbolehkannya calon independen politik maupun gabungan parpol untuk ikut 130 Jurnal Ilmu Administrasi Publik 2 (2) (2014): 129-136 pilkada merupakan terobosan hukum dalam ini, yang perlu dilakukan saat ini adalah demokrasi Indonesia sesuai amanat UUD membuka peluang bagi calon independen 1945, maka keberadaan calon independen untuk menarwakan alternative pilihan dalam pilkada di Indonesia sebenarnya masih politik. menuai perdebatan pro dan kontra atau realita politik yang ada bagi pihak yang pro METODE PENELITIAN terhadap calon independen, merasa calon Penelitian ini menggunakan independen dapat menjadi salah satu solusi pendekatan kualitatif dengan jenis atas permasalahan kepemimpinan yang penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif kerap kali dihadapi bangsa. Kalangan pro menurut Lexy J. Moleong (2007: 6) adalah merasa adanya calon independen dapat penelitian yang bermaksud untuk menjadi refreshment bagi piliihan pemimpin memahami fenomena tentang apa yang di dari tawaran-tawaran yang diajukan oleh alami oleh subjek penelitian misalnya partai politik. Kalangan pro calon partai perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. politik sudah tidak dapat diandalkan, Secara holistic dan dengan cara deskripsi sehingga melalui calon independen dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada diharapkan muncul semangat pembaharuan suatu konteks khusus yang alamiah dan dalam memimpin daerah. Semangat yang dengan memanfaatkan berbagai metode akan membawa perbaikan yang fundamental alamiah. bagi daerah yang dipimpin. Jenis penelitian ini merupakan Sementara bagi pihak yang kontra atas penelitian deskriptif yang mana peneliti calon independen menilai bahwa calon akan mendeskripsikan penelitian ini secara independen akan berpotensi menimbulkan menyeluruh dengan menganalisis inefficiency pemerintahan selain itu calon fenomena, peristiwa, sikap, pemikiran dari independen tentu tidak akan memiliki bekal orang secara individu maupun kelompok, pendidikan politik dalam menyelenggarakan baik yang diperoleh dari data wawancara. pemerintahan bagi pihak kontra. Mekanisme Peneliti mendeskripsikan tentang check and balance antara eksekutif dan bagaimana Pelaksanaan Pengelolaan legislative dalam calon independen Kebijakan Alokasi Dana Nagori di dikhawatirkan tidak akan berjalan baik, Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten karena kegagalan calon independen untuk Simalungun, dengan maksud memahami dapat meyakinkan legislatif. Dengan melalui realita yang ada. lembaga politik seorang calon pemimpin Penelitian kualitatif bertujuan kepala daerah akan mudah untuk menyerap memperoleh gambaran seutuhnya aspirasi – apirasi yang berkembang di mengenai suatu hal menurut pandangan tengah masyarakat, sehingga memudahkan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif bagi kepala daerah untuk mengarahkan roda berhubungan dengan ide, persepsi, pemerintahan. Sebenarnya mengenai pendapat atau kepercayaan orang yang perdebatan calon independen harus diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur ditanggapi secara professional dalam artian, dengan angka. tidak dapat di pungkiri bahwa hingga saat Kita ketahui sendiri bahwa sampel itu ini sudah menjadi rahasia umum bahwa merupakan bagian dari populasi, menurut dalam rekrutmen