PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERAN MUHAMMAD YAMIN DALAM MERAIH KEMERDEKAAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

Herkulana

NIM : 131314030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERAN MUHAMMAD YAMIN DALAM MERAIH KEMERDEKAAN INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

HERKULANA NIM : 131314030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018

i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Sebagai ungkapan syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria.

2. Ayah saya tercinta yang selalu mendukung lewat kerja kerasnya, untuk ibu

(alm) yang selama 16 tahun mendampingi saya, dan untuk saudara/i saya

yang sudah memotivasi.

3. Keluarga besar kakek Dogan dan juga kakek Ropinus Tahar yang sudah

mendukung saya selama ini.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Dia mengerti, Dia peduli persoalan yang kita alami, namun satu yang Dia minta

agar kita percaya sampai mukjizat menjadi nyata”.

(Issac Arief)

“Dihadapan Tuhan kita semua setara dan sama, yang membedakan itu akhlak

kita”.

(Albert Einstein)

“Janganlah berdoa untuk hidup yang mudah, tetapi berdoalah untuk menjadi

manusia yang tangguh”.

(John F. Kennedy)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Agustus 2018

Herkulana

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Herkulana Nomor Mahasiswa : 131314030

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PERAN MUHAMMAD YAMIN DALAM MERAIH KEMERDEKAAN INDONESIA”

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk perangkat data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademisi tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 31 Agustus 2018 Yang menyatakan

Herkulana

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK PERAN MUHAMMAD YAMIN DALAM MERAIH KEMERDEKAAN INDONESIA

Oleh: Herkulana Universitas Sanata Dharma 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa tiga permasalahan pokok, yaitu: (1) latar belakang kehidupan Muhammad Yamin; (2) perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan Indonesia; (3) perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia. Penelitian ini disusun berdasarkan metode penelitian historis faktual dengan tahapan: pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan politik. Penulisan ini bersifat deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kehidupan Muhammad Yamin yang penuh perjuangan di dalam bidang pendidikan, karena sering berpindah- pindah sekolah. Hal itu dilakukannya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih cocok untuk dirinya. (2) Sebelum kemerdekaan, Muhammad Yamin ikut serta dalam organisasi daerah dan pemuda, seperti, Jong Soematranen Bond, dan Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI). Demi untuk menciptakan persatuan Indonesia agar terbebas dari penjajah. (3) Setelah kemerdekaan, Muhammad Yamin ikut berjuang mempertahankan Proklamasi. Ia diangkat menjadi Penasehat Delegasi RI ke Konferensi Meja Bundar (KMB), menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RIS, Menteri Kehakiman, dan menjadi Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K).

Kata Kunci: Peran dan Perjuangan Muhammad Yamin dalam Kemerdekaan Indonesia.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT THE ROLE OF MUHAMMAD YAMIN IN ACHIEVING THE INDEPENDENCE OF INDONESIEN

By: Herkulana Sanata Dharma University 2018

The aim of this research is to describe and analyze three main topics, namely: (1) the background ofs Muhammad Yamin, life; (2) the struggle of Muhammad Yamin before the Indonesian Independence; (3) the struggle of Muhammad Yamin after the Indonesian Independence. This study was prepared based on the method of historical factual research with the following stages: choosing the topics, collection of the sources, verification, interpretation, and historiography. The approach used is a political approach. This writing is descriptive analytical. The result of this research showed that (1) The life of Muhammad Yamin is full of struggle in the field of education, because of the frequent switching school. It was done to get a more suitable aducation for him. (2) Before independence, Muhammad Yamin participated in regional and youth organizations, such as, Jong Soematranen Bond, and the Association of the Indonesian students (PPPI), in order to create unity of Indonesian to be free from invaders. (3) After independence, Muhammad Yamin joined the struggle to defend the Proclamation. He was appointed Advisor to the Indonesian Delegation to the Round Table Conrefence KMB, became a member of the RIS People’s Legislative Assembly (DPR), the Minister of Justice, and Minister of Education of Teaching and Culture (PP and K).

Keywords: The Role and Struggle of Muhammad Yamin in Indonesian Independence.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu penulis ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas rahmat dan berkat yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat melewati berbagai proses dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peran

Muhammad Yamin Dalam Meraih Kemerdekaan Indonesia”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S1) di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(FKIP).

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Sanata

Dharma.

3. Ket ua P rogram Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan dukungan dan kemudahan bagi penulis selama

belajar di Program Studi Pendidikan Sejarah.

4. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto, M.M., dan ibu Brigida Intan Printina, M.Pd.

selaku dosen pembimbing yang selalu sabar memberi arahan dan bimbingan

serta dukungan yang sangat berharga bagi penulis.

5. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah

yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan arahan selama penulis

menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Kedua orang tua penulis, bapak Andreas Andari dan ibu Maria, serta abang

Dami, abang Toni, abang Keris, abang Ivan, kakak Diana, kakak Heriana,

kakak Nita, dan kakak Olla yang selalu mendukung mendoakan dan

memotivasi saya.

7. Sahabat penulis Candri Urada, yang selalu mendukung, dan teman-teman

Prodi Pendidikan Sejarah angkatan 2013 yang telah memberikan banyak

kenangan bagi penulis selama berdinamika di Universitas Sanata Dharma.

Sebagaiman dalam skripsi ini penulis menyadari banyaknya kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun baik dalam skripsi maupun bagi penulis sendiri. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Yogyakarta, 31 Agustus 2018

Penulis

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...... iv

HALAMAN MOTTO ...... v

ABSTRAK ...... vi

ABSTRACT ...... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...... ix

KATA PENGANTAR ...... x

DAFTAR ISI ...... xii

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

A. Latar Belakang ...... 1

B. Identifikasi Masalah ...... 9

C. Tujuan Penelitian ...... 9

D. Manfaat Penelitian ...... 9

E. Tinjauan Pustaka ...... 11

F. Landasan Teori ...... 12

G. Metode dan Pendekatan Penelitian ...... 16

H. Sistematika Penulisan ...... 19

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LATAR BELAKANG KEHIDUPAN MUHAMMAD

YAMIN ...... 20

A. Situasi Di Sumatera Barat Awal Abad Ke-20 ...... 20

B. Kehidupan Muhammad Yamin ...... 23

C. Perjuangan Di Bidang Politik ...... 25

D. Bidang Kesastraan Dan Kebudayaan ...... 34

BAB III PERJUANGAN MUHAMMAD YAMIN SEBELUM

KEMERDEKAAN ...... 37

A. Kebangkitan Nasional ...... 37

B. Perjuangan Dalam Bidang Organisasi Pemuda ...... 42

C. Kejatuhan Belanda Dan Kedatangan Pasukan Jepang ...... 48

D. Muhammad Yamin Dalam BPUPKI Dan PPKI ...... 55

BAB IV PERJUANGAN MUHAMMAD YAMIN SETELAH

KEMERDEKAAN ...... 61

A. Sesudah Proklamasi ...... 61

B. Peristiwa 3 Juli 1946 ...... 64

C. Sesudah Pengakuan Kedaulatan ...... 71

BAB V KESIMPULAN ...... 77

DAFTAR PUSTAKA ...... 81

LAMPIRAN ...... 85

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran pemuda salah satunya adalah

Muhammad Yamin. Muhammad Yamin sendiri dikenal oleh masyarakat luas sebagai pencipta lambang Gajah Mada, ia bahkan menulis buku mengenai perjuangan Gajah Mada, dan bukan hanya itu saja, Muhammad Yamin juga dikenal sebagai tokoh pencetus Sumpah Pemuda, serta mengusulkan bahasa

Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.

Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat judul peran Muhammad Yamin dalam meraih kemerdekaan Indonesia.

Muhammad Yamin dilahirkan di Sawahlunto pada tanggal 23 Agustus

1903, tepat pada pukul 24.00 hari Kamis. Sawahlunto sebuah kotamadya di daerah Sumatera Barat, yang juga dikenal sebagai kota tambang.1 Ayah

Muhammad Yamin bernama Usman gelar Bagindo Khatib, yang semasa hidupnya bekerja sebagai mantri kopi. Mantri kopi pada zaman penjajahan Belanda di

Indonesia merupakan pejabat yang cukup terpandang. Ibu Muhammad Yamin bernama Siti Sa’adah berasal dari Panjang, sebuah kota tidak jauh dari

Bukit Tinggi. Muhammad Yamin menikah dengan Raden Ajeng Sundari Merto

Amodjo pada tahun 1934. Beliau dikaruniai seorang putra laki-laki, bernama

Dang Rahadian Sinajangsih Yamin.

1 Sutrisno Kuntoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Depdikbud, . 1986, hlm. 1 – 5. 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Jenjang pendidikan Muhammad Yamin tidak berjalan lurus, bukan karena

Muhammad Yamin enggan belajar sehingga tidak dapat naik kelas yang lebih tinggi tepat pada waktunya, tetapi karena keadaan sekolah pada waktu itu belum tersebar seperti zaman sekarang. Muhammad Yamin selalu memilih sekolah dengan pelajaran dan suasana yang benar-benar cocok dan serasi dengan hati nuraninya.

Di samping itu, keadaan lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang besar pada pendidikan Muhammad Yamin, karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit, apa lagi keadaan Indonesia saat itu masih di jajah oleh Pemerintah Hindia

Belanda. Muhammad Yamin mula-mula belajar di Sekolah Melayu atau Sekolah

Dasar Bumi Putra Angka II, kemudian Muhammad Yamin pindah sekolah, ia pindah di Hollandsch Inlandsche School (HIS), dan pada tahun 1918 Muhammad

Yamin tamat dari HIS. Setelah tamat dari HIS, Muhammad Yamin memasuki

Sekolah Dokter Hewan di Bogor. Ternyata ia tidak tertarik pada pelajaran tentang hewan-hewan dan penyakitnya, tidak lama kemudian Muhammad Yamin pindah ke Sekolah Pertanian yang terdapat di daerah Bogor. Di sini pun Muhammad

Yamin tidak bertahan lama. Kemudian Muhammad Yamin pindah ke dan memasuki Algemene Middelbare School (AMS) jurusan Oostersch

Letterkundige Afdeling sekolah ini dibuka pada tahun 1926.

Di Sekolah AMS afdeling AI ini Muhammad Yamin belajar sungguh- sungguh dan menjadi murid yang terkemuka. Muhammad Yamin tertarik pada mata pelajaran sastra, bahasa dan budaya pada umumnya. Pada tahun 1927

Muhammad Yamin menamatkan pelajarannya di AMS. Sementara itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Muhammad Yamin berangkat ke Jakarta dan masuki Sekolah Tinggi Hukum

Rechts Hooge School (RHS) pada tahun 1927. Di Sekolah Tinggi Hukum inilah

Muhammad Yamin menamatkan studinya tepat pada waktunya, yaitu selama lima tahun. Pada tahun 1932 ia lulus dan sejak itu ia berhak memakai gelar Meester in de rechten. Sejak itu nama lengkapnya menjadi Mr Muhammad Yamin.

Ketika Muhammad Yamin menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Hukum di

Jakarta, memang zaman sulit.2 Suhu politik di tanah air kita juga tinggi. Banyak pemimpin pergerakan kebangsaan yang ditahan pihak pemerintahan Belanda, yaitu Ir , Drs. Muhammad Hatta, Sjahrir dan lain-lainnya. Krisis ekonomi dunia atau melaisse (1929 – 1930) juga melanda tanah air kita. Muhammad

Yamin juga ikut menderita. Walaupun ia terkenal sebagai mahasiswa yang tidak dapat hidup bermewah-mewah, namun Muhammad Yamin berhasil menjadi mahasiswa yang pandai dan terkemuka.

Permulaan abad ke-20 yaitu pada tahun 1908, timbul perkumpulan Budi

Utomo di Jakarta, yang diakui sebagai awal kebangkitan Nasional di kalangan bangsa Indonesia. Di Tanah Minangkabau sendiri, juga mulai hidup semangat kebangsaan yang semakin lama semakin berkembang dengan semarak.

Pada tahun 1910, selagi Muhammad Yamin masih seorang anak berusia tujuh tahun, di Tanah Minangkabau sudah berdiri perkumpulan Adabiah yang dipelopori oleh kaum muda Islam antara lain Haji Abdullah Ahmad dan Haji

Abdul Karim Abdullah. Bagi daerah Minangkabau yang sebagian penduduknya penganut agama Islam yang setia pada ibadahnya, perkembangan perkumpulan

2 Sutrisno Kutoyo, op. Cit, hlm. 11 dan 17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Adabiah ini adalah suatu kewajaran. Pada tahun 1914, Haji Abdullah Ahmad dan

Mohammad Taher Marah Sutan mendirikan HIS Adabiah yang diakui dan diberi subsidi oleh pemerintah Hindia Belanda.

Dalam banyak hal Taher Marah Sutan merupakan penabur benih, pendorong semangat, dan pencinta iklim perkembangan paham kebangsaan, terutama di kalangan anak-anak muda dewasa seperti , Bahder Djohan,

Nazir Dt Pamuntjak, dan Muhammad Yamin sendiri. Pada tanggal 9 Desember

1917 pemuda-pemuda Sumatera yang belajar di Jakarta juga mendirikan perkumpulan dengan nama Jong Soematranen Bond. Pada bulan Januari 1918, pemuda Nazir Datuk Pamuntjak yang juga anggota Jong Soematranen Bond pulang ke Padang. Sebagai hasil kedatangan Nazir Datuk Pamuntjak, maka berdirilah cabang-cabang Jong Soematranen Bond di Padang dan .

Setahun kemudian pada bulan Juli 1919, Jong Soematranen Bond sudah mengadakan kongres I di Padang. Sementara itu, pemuda Mohammad Hatta dan

Muhammad Yamin sudah terpilih sebagai pemimpin dan pengurus Jong

Soematranen Bond. Bagi Muhammad Yamin Jong Soematranen Bond, yang kemudian diubah namanya menjadi Pemuda Sumatera, adalah tempat bergerak dalam dunia perjuangan kepemudaan dan kebangsaan.

Muhammad Yamin merupakan pimpinan yang aktif dalam Jong

Soematranen Bond. Nama Yamin erat sekali hubungannya dengan pembinaan paham dan rasa kebangsaan Indonesia. Walaupun demikian pada tahun 1920 cita- cita kebangsaan Indonesia masih belum jelas. Bahkan Muhammad Yamin sendiri, belum berpegang pada paham dan rasa kebangsaan Indonesia. Ia masih bergerak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

dalam lingkungan daerah, seperti bunyi sajaknya tahun 1920 yang berbunyi

”Andalas, Tanah Airku”. Yamin pada waktu itu masih menyebut Andalas atau

Sumatera sebagai Nusa Harapan. Hal ini dianggap wajar, karena Muhammad

Yamin baru berumur 17 tahun, dan belum lagi luas daerah penjelajahannya, baik dalam arti geografi, sosial, intelek dan kultur. Lagi pula guru-guru Belanda, terutama pengajar sejarah dan ilmu bumi, selalu mengajarkan, bahwa “Maluku masa lalu, Jawa masa sekarang dan Sumatera masa yang akan datang”.

Bagi Muhammad Yamin politik kolonial ekonomi Hindia Belanda belum jelas benar dan ia benar-benar terpaku oleh semboyan Sumatera adalah masa depan, dan karena itu ia mengatakan Sumatera atau Andalas, Nusa harapan.

Yamin merasa terpanggil sebagaimana diserukan oleh Nazir Datuk Pemuntjak untuk tampil sebagai pemimpin dan pendidik bangsanya guna membangun masa gemilang bagi pulau Sumatera. Dengan semakin bertambahnya usia, dan semakin luasnya segi-segi sosial, intelektual dan pergaulan umumnya, maka cakrawala pemikiran Muhammad Yamin juga semakin luas. Sebenarnya di kalangan Jong

Soematranen Bond sendiri sejak dinihari, yaitu pada tahun 1917, sudah ada hasrat dan naluri untuk menyatakan diri dalam pengertian atau paham nasional

Indonesia. Bukankah tokoh-tokoh teras Jong Soematranen Bond seprti

Mohammad Hatta, dr Bahder Djohan, dr Amin dan Prof H Muhammad Yamin,

SH. sendiri akhirnya membuktikan diri sebagai tokoh-tokoh nasional di kemudian hari. Mengenai organisasi-organisasi kedaerahan itu sendiri Muhammad Yamin berpendapat, bahwa sifat organisasi-organisasi yang provinsialistis itu, lebih banyak disebabkan keadaan keanggotaannya yang hanya terdiri dari orang-orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

sedaerah, dari pada disebabkan oleh suatu kehendak yang memang semata-mata untuk mencapai tujuan yang sempit.

Sejak semula Muhammad Yamin sudah percaya pada kekuatan yang menuju . Pada Lustrum I dari Jong Soematranen Bond yang diadakan di Jakarta pada tahun 1923, Muhammad Yamin sudah mengemukakan gagasan mulia dengan pidato yang berjudul “Bahasa Melayu pada masa lampau, masa sekarang, dan masa depan”. Yamin sudah melihat datangnya bahasa kebangsaan Indonesia, yaitu berasal dari bahasa Melayu, walaupun pidatonya sendiri masih dibawakan dalam bahasa Belanda pada tahun 1923.

Menyongsong Kongres Pemuda I tahun 1926, Muhammad Yamin juga menjadi anggota pula dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).

Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia secara resmi berdiri pada bulan September

1926 sesudah Kongres Pemuda I di Jakarta, tetapi jiwa dan semangatnya sudah mulai menyala sebelum itu. Diadakannya Kongres Pemuda I yang dipimpin oleh

M Tabrani. Kongres Pemuda Indonesia I dengan tujuan ; “Menggungah semangat kerjasama di antara bermacam-macam organisasi pemuda di Tanah Air kita, supaya dapat mewujudkan dasar pokok untuk lahirnya persatuan Indonesia, di tengah-tengah bangsa-bangsa di dunia.

Dalam organisasi-organisasi pemuda kedaerahan termasuk Jong

Soematranen Bond dan Jong Islamieten Bond juga menghendaki persatuan. Di samping itu Perhimpunan Indonesia di Nederland juga giat mendorong persatuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

bangsa, terutama sejak tahun 1925. 3Selain itu juga, Muhammad Yamin merupakan salah seorang peserta dalam Kongres Pemuda II pada tanggal 28

Oktober 1928 di Jakarta. Ia ikut terlibat aktif dalam Partindo (Partai Indonesia)

(1932-1938), Volksraad (1938-1942). Keanggotaan dalam bidang ini dijadikan sarana untuk memperjuangkan kepentingan bangsanya. Hal itu nampak dalam keikutsertaan dalam Petisi Sutardjo yang ditandatanganinya bersama M.H.

Thamrin, Kasimo, dan Surtardjo sendiri. Penolakan dan pengabaian pemerintah kolonial terhadap tuntutan-tuntutan itu mungkin terasa lebih menyakitkan daripada penindasan-penindasan sebelumnya. Pergerakan nasional dapat dianggap sepi oleh pemerintah Hindia Belanda. Pergerakan nasional seakan-akan kehilangan semangat karena tekanan-tekanan keras pemerintah.

Semangat yang mengedor itu mulai bangkit menjelang 1940 dengan munculnya Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia) yang dipelopori oleh golongan muda radikal seperti Tjipto Mangunkusumo, A.K. Gani, Muhammad Yamin,

Amir Syarifuddin. Gerindo lebih membuka diri untuk rakyat dan tidak hanya memperhatikan golongan menengah dan kaum terpelajar, tetapi massa rakyat.

Sikap Gerindo yang anti-fasis sangat menguntungkan Pemerintah Belanda secara tidak langsung. Konflik negara terjajah dan kolonial dipandang kurang penting bila dibandingkan dengan konflik antara negara-negara Fasis. Oleh karena itu, pemuda Gerindo menganjurkan milisi untuk mengadakan perlawanan terhadap

Jepang.

3 J. B., Soedarmanta, Jejak – Jejak Pahlawan, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2007: hlm. 222.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sikap Gerindo ini kurang ditanggapi oleh pemerintah Belanda karena berbagai kesukaran yang harus dihadapi partai itu. Partai ini mengalami perpecahan karena tindakan Gerindo menskors keanggotaan Muhammad Yamin.

Yamin pada waktu itu dicalonkan sebagai anggota Volksraad oleh berbagai perkumpulan Minangkabau yang tidak mau bekerjasama dengan Gerindo.

Golongan yang menentang Yamin ini menjadi benih sikap non-kooperatif dan gerakan “bawah tanah” pada masa pendudukan Jepang, seperti nampak dalam diri

Sutan Syahrir dan kawan-kawannya. Sikap pemerintah kolonial ini menimbulkan sikap antipati yang lebih besar di kalangan rakyat lebih-lebih ketika tak kuasa menahan serbuan bala tentara Dai Nippon pada tahun 1942. Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) menjadi anggota Dewan Penasehat Departemen

Penerangan dan Organisasi Putera (Pusat Tenaga Rakyat).

Pada saat menjelang proklamasi, Yamin duduk dalam Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Gagasan-gagasan tentang dasar negara dan undang-undang dasar ikut menyemarakkan sidang-sidang panitia itu. Setelah

Indonesia merdeka, pria kelahiran Sawahlunto, Sumatera Barat ini terlibat aktif dalam berbagai forum, seperti penasehat dalam delegasi Indonesia dalam

Konferensi Meja Bundar di Den Haag (1949), Menteri Kehakiman (1951),

Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (1953-1955), Wakil Menteri

Pertama bidang khusus, Menteri Penerangan, ketua Dewan Perancang Nasional

(Depernas), duduk dalam lembaga legislatif, dan jabatan penting lainnya.

Dari penjelasan di atas, maka skripsi ini berjudul peran Muhammad Yamin dalam meraih kemerdekaan Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Penulis mengangkat penelitian ini karena untuk mengetahui dan menambah wawasan masyarakat, bagaimana kehidupan dari Muhammad Yamin dan apa saja peranan seorang Muhammad Yamin sebelum dan sesudah kemerdekaan

Indonesia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang kehidupan Muhammad Yamin?

2. Bagaimana perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan Indonesia?

3. Bagaimana perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan latar belakang kehidupan Muhammad Yamin.

2. Menjelaskan perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan

Indonesia.

3. Menjelaskan perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Membantu memahami, dan menambah wawasan penulis mengenai peran

Muhammad Yamin dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, dan khususnya untuk memenuhi serta menyelesaikan penulisan karya ilmiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Selain untuk melaksanakan salah satu Tridharma perguruan tinggi, khususnya bidang penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. Penulisan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi bagi rekan-rekan mahasiswa khususnya

Program Studi Pendidikan Sejarah dalam mata kuliah Sejarah Indonesia Modern di lingkungan Sanata Dharma. Selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai contoh untuk penulisan skripsi bagi mahasiswa/i selanjutnya.

3. Bagi Dunia Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi

Pendidikan Sejarah

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa lain, mengenai peran Muhammad Yamin dalam meraih kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam mata kuliah Sejarah Indonesia

Modern, dan menumbuhkan potensi seorang pendidik agar mampu mengolah ilmu yang didapatkan.

4. Bagi Pembaca

Skripsi ini diharapkan dapat membantu memberikan pencerahan, wawasan dan pengetahuan baru bagi para pembaca terkait tentang peran Muhammad Yamin dalam meraih kemerdekaan Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini disusun dengan menggunakan sumber buku. Buku-buku pokok yang menunjang dalam penulisan skripsi ini antara lain :

1. Prof. H. Muhammad Yamin S.H.4

Buku ini memaparkan tentang kehidupan keluarga, pendidikan dan kepribadian Muhammad Yamin. Buku ini juga menjelaskan tentang perjuangan

Muhammad Yamin dalam bidang politik, perjuangan sekitar masa proklamasi, dan perjuangan sesudah pengakuan kedaulatan. Isi buku ini akan membantu menyelesaikan persoalan pada bab 2, bab 3, dan bab 4.

2. Jejak-Jejak Pahlawan5

Buku ini menceritakan tentang Pahlawan Pergerakan Nasional seperti

Muhammad Yamin, dan pahlawan RI lainnya. Di dalam buku ini menjelaskan tentang keikutsertaan Muhammad Yamin dalam organisasi-organisasi pemuda, salah satunya yaitu menjadi anggota dalam Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia

(PPPI). Isi buku ini akan membantu menyelesaikan persoalan pada bab 2.

3. Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia6

Buku ini menjelaskan tentang perjuangan dan pembangunan Indonesia, sampai berdirinya organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, dan juga Kongres Sumpah Pemuda yang dipelopori oleh Muhammad Yamin dan teman-temannya. Buku ini yang akan membantu menyelesaikan persoalan pada penulisan bab 3.

4 Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Jakarta, Depdikbud, 1986. 5 J. B., Soedarmanta, Jejak – Jejak Pahlawan, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007. 6 Julianto dkk, Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, Jakarta, Erlangga, 1987.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

4. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat

Buku ini menjelaskan tentang situasi Sumatera Barat awal abad ke-20, dimana daerah Sumatera Barat ini adalah tempat kelahiran Muhammad Yamin.

Selain itu juga, buku ini membahas kehidupan dari Muhammad Yamin, organisasi yang diikuti Muhammad Yamin, dan sampai kedatangan pasukan Jepang. Isi dari buku ini membantu menyelesaikan persoalan dalam penulisan bab 2, bab 3, dan bab 4.

5. Terobosan Sukarno Dalam Perundingan Linggarjati7

Buku ini menjelaskan tentang perundingan Indonesia dengan Belanda, sampai munculnya kelompok oposisi dari beserta Muhammad Yamin dan lain-lainnya. Buku ini juga menjelaskan tentang Peristiwa 3 Juli 1946. Isi dari buku ini membantu menyelesaikan persoalan dalam penulisan bab 4.

F. Landasan Teori

Penggunaan landasan teori dalam penelitian ilmu-ilmu sosial menjadi hal penting dalam mendekati sebuah pokok persoalan. Teori-teori sosial dan politik menuntut peneliti sejarah untuk berfikir teoritis historis dalam menemukan fakta sejarah dan menunjukan gerak sejarah seperti apa yang terjadi. Menjelaskan tentang peran Muhammad Yamin dalam meraih kemerdekaan Indonesia .

Penelitian ini menggunakan beberapa konsep sebagai dasar landasan teori.

Konsep-konsep tersebut antara lain adalah :

7 Rushdy Hoesein, Terobosam Sukarno dalam Perundingan Linggarjati, Jakarta, PT Kompas Media Nusantara, 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

1. Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial adalah kehidupan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur sosial/kemasyarakatan. Sebuah kehidupan disebut sebagai kehidupan sosial jika disana ada interaksi antara individu satu dengan individu lainnya, dan terjadi komunikasi yang kemudian berkembang menjadi saling membutuhkan kepada sesama.8 Manusia membutuhkan satu sama lain untuk bertahan hidup dan untuk hidup sebagai manusia.

Seperti yang diketahui, bahwa Muhammad Yamin mempunyai jiwa sosial yang tinggi, dimana ia bisa hidup bersosialisasi bertukar pendapat, menghargai serta memberikan suatu pendapatnya untuk organisasi-organisasi yang ia ikuti, seperti organisasi daerah Jong Soematranen Bond, organisasi pemuda

Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia, dan dalam partai-partai politiknya seperti,

Partai Indonesia (Partindo), Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), dan lain sebagainya.9

2. Politik

Kata “politik” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara dan teia, berarti urusan.10 Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Politik secara

8 Dadang, dkk, Pengantar Ilmu Sosial, PT Bumi Aksara, Jakarta. 2008, hlm. 25. 9 Sutrisno Kutoyo, Ibid, hlm. 11. 10 Miriam Budiardjo, Dasar – Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm. 15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya.

Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada.

Perlu diingat bahwa penentuan kebijakan umum, pengaturan, pembagian, maupun alokasi sumber-sumber yang memerlukan kekuasaan dan wewenang.

Kekuasaan dan wewenang ini memainkan peran yang sangat penting dalam pembinaan kerjasama dan penyelesaikan konflik yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan. Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan, dan distribusi atau alokasi sumber daya.11

Sejak kebangkitan semangat kebangsaan boleh dikatakan semua kegiatan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, tidak terlepas dari politik. Mulai dari kegiatan yang kelihatannya bersifat kemasyarakatan semata-mata, seperti gerakan kepanduan, keolah-ragaan, perkumpulan pemuda dan anak-anak, kewanitaan dan sebagainya sampai kepada yang besar-besar menjurus kepada kehidupan tata pemerintahan dan kenegaraan, sedikit banyak mengandung unsur-unsur politik.

Unsur politik ini terlihat dari adanya suatu keinginan, kemauan, kebijaksanaan untuk menentukan pola tersendiri terhadap kehidupan bangsa Indonesia dalam segala seginya. Dalam pemerintahan orang-orang Belanda ingin menguasai kedudukan puncak, sedangkan bangsa Indonesia menduduki pangkat menengah dan bawahan. Muhammad Yamin sudah aktif berjuang di lapangan politik praktis sejak usia muda. Bukankah Muhammad Yamin pada tahun 1919, ketika berusia

11 Ibid, hlm. 17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

16 tahun, sudah menjadi anggota pimpinan Jong Soematranen Bond, dan bersama pemimpin-pemimpin dan segenap anggota Jong Soematranen Bond sudah memikirkan soal-soal politik setidak-tidaknya sudah menyiapkan diri untuk terjun dalam pergerakan di lapangan politik.12

3. Kemerdekaan

Merdeka adalah terbebas dari segala macam belenggu. Aturan, dan kekuasaan dari pihak tertentu. Merdeka merupakan sebuah rasa kebebasan bagi makluk hidup untuk mendapatkan hak dalam berbuat. Merdeka dapat dibagi menjadi dua. Pertama adalah merdeka tanpa syarat dan kedua adalah merdeka bersyarat.13 a. Merdeka tanpa syarat adalah merdeka secara mutlak (penuh) dan tidak

dibatasi oleh syarat atau aturan-aturan tertentu yang dibuat oleh negara bekas

penjajahannya. Merdeka tanpa syarat biasanya diperoleh dari perjuangan

bangsa itu sendiri dan bukan pemberian dari penjajah maupun pemberian

negara lain. b. Merdeka bersyarat adalah merdeka namun masih dibatasi oleh syarat atau

aturan-aturan tertentu yang dibuat oleh negara bekas penjajahnya. Negara

yang merdeka bersyarat bebas menentukan, memutuskan, ataupun melakukan

apa saja asalkan tidak melanggar aturan-aturan tertentu yang dibuat oleh

negara bekas penjajahnya tersebut.

12 Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 55. 13Srikandi Rahayu, Pengertian Kemerdekaan, (online) dalam http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/08/seputar-pengertian-kemerdekaan.html?m=1, diakses 12 September 2017 pukul 21.37.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

c. Merdeka bersyarat ini biasanya diberikan oleh penjajah setelah melalui

perundingan-perundingan yang dilakukan sebelumnya. Negara yang

memperoleh kemerdekaan bersyarat biasanya akan didikte dan selalu

meminta ijin kepada negara bekas penjajahnya jika hendak memutuskan

maupun melakukan apapun berdasarkan aturan-aturan tertentu yang dibuat

oleh negara bekas penjajahnya. Namun jika ada gangguan maupun

permasalahan yang muncul dinegara tersebut. Biasanya negara bekas

penjajahannya akan turun tangan untuk membantu.

G. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian sejarah pada dasarnya memiliki tahapan yaitu: (1) Pemilihan

Topik, (2) Pengumpulan Sumber, (3) Verivikasi, (4) Interpretasi, (5) Penulisan.14 a. Pemilihan Topik

Pemilihan topik merupakan langkah pertama dalam penulisan sejarah syarat yang penting dalam pemilihan topik yaitu kedekatan intelektual dan emosional.

Kedekatan intelektual yaitu penulis memiliki kemampuan yang memadai untuk membahas topik yang akan ditulis. Sedangkan kedekatan emosional adalah ketertarikan dan kesukaan penulis pada topic yang diambil. Apabila penulis memiliki kompetensi yang memadai dan kesukaan pada topic tersebut sangat tinggi, maka penelitian sejarah yang dilakukan akan terasa menyenangkan.

14 Suhartono W. Pranoto. Teori dan Metodologi Sejarah; Graha Ilmu. Yogyakarta. 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

b. Pengumpulan Sumber

Setelah pemilihan topic dilakukan, tahap berikutya adalah pengumpulan sumber (heuristic). Pengumpulan sumber harus relevan dan sesuai berdasarkan dengan topik yang akan ditulis. Ada beragam jenis sumber yaitu sumber tertulis, sumber lisan, benda tinggalan dan sumber kuantitatif. Pada penelitian ini penulis menggunakan sumber yang berupa buku-buku yang terkait dengan topik yang akan dibahas.

Pertama, penulis melakukan pencarian terhadap buku yang berkaitan dengan topik yang penulis bahas, yaitu berkaitan dengan peran Muhammad Yamin dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Pencarian tersebut penulis lakukan dengan mencari buku di perpustakaan yang berada di kampus I Universitas Sanata

Dharma. Kedua, setelah ditemukan, hal selanjutnya adalah melihat daftar pustaka dari buku yang telah penulis temukan. Dari daftar pustaka itulah penulis dapat menemukan sumber-sumber lain. Ketiga, penulis melakukan pencarian terhadap sumber-sumber antara lain di perpustakaan Sanata Dharma, dan perpustakaan

Kolese St. Ignatius (Kolsani). c. Kritik Sumber (Verifikasi)

Kritik sumber sejarah adalah upaya untuk mendapatkan otentisitas dan kredibilitas sumber. Yang dimaksud dengan kritik adalah kerja intelektual dan rasional yang mengikuti metodologi sejarah untuk mendapatkan objektivitas suatu kejadian. Umumnya kritik sumber dilakukan terhadap sumber-sumber pertama.

Kritik ini meliputi verifikasi sumber, yaitu pengujian mengenai kebenaran atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

ketepatan (akurasi) dari sumber itu. Dalam metode sejarah ada dua jenis kritik sumber, yaitu kritik eksternal (otentisitas dan integritas) dan kritik internal. d. Interpretasi

Interpretasi data juga sering disebut penafsiran data. Data yang telah diperoleh dari sumber kemudian diinterpretasi. Interpretasi data harus berdasarkan argument yang memiliki landasan data yang relevan. Terdapat dua macam interpretasi yaitu analisis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan). Fakta-fakta yang telah diperoleh melalui sumber kemudian diinterpretasi menjadi rangkaian peristiwa yang dapat diuji kebenarannya. Dengan demikian interpretasi data tersebut menjadi kuat karena berdasarkan data yang relevan. e. Penulisan sejarah (Historiografi)

Penulisan sejarah memiliki tiga bagian penting yang harus diperhatikan yaitu pengantar, hasil penelitian dan kesimpulan. Dalam pengantar menjelaskan latar belakang topic yang diteliti, kemudian dalam hasil penelitian akan di jelaskan hasil penelitian yang diperoleh penulis dan kesimpulan yaitu melakukan generalisasi dari bab-bab sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

H. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi syang berjudul “Peran Muhammad Yamin dalam Meraih

Kemerdekaan Indonesia” mempunyai sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Berupa pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, tinjauan pustaka, landasar teori, metodologi penelitian dan pendekatan, serta sistematika penulisan.

Bab II Bab ini menyajikan uraian tentang latar belakang kehidupan

Muhammad Yamin. Bab ini terbagi menjadi empat sub judul yaitu situasi di

Sumatera Barat awal abad ke-20, kehidupan Muhammad Yamin, perjuangan

Muhammad Yamin di bidang politik, dan bidang kesastraan dan kebudayaan.

Bab III Bab ini menyajikan uraian tentang perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan Indonesia. Bab ini terbagi menjadi empat sub yaitu

Muhammad Yamin dimasa kebangkitan nasional, perjuangan Muhammad Yamin dalam bidang Organisasi Pemuda, Muhammad Yamin pasca kejatuhan Belanda dan kedatangan pasukan Jepang sampai kemundurannya, dan Muhammad Yamin dalam BPUPKI dan PPKI.

Bab IV Bab ini menyajikan uraian tentang perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia. Bab ini terbagi menjadi tiga sub yaitu sesudah

Proklamasi, Muhammad Yamin dalam Peristiwa 3 Juli 1946, dan sesudah pengakuan kedaulatan.

Bab V Bab ini menyajikan kesimpulan yang berisi tentang jawaban-jawaban permasalahan yang ada dalam bab II, III, dan IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LATAR BELAKANG KEHIDUPAN MUHAMMAD YAMIN

A. Situasi Di Sumatera Barat Awal Abad Ke-20

Muhammad Yamin lahir di Sawahlunto pada tanggal 23 Agustus 1903, tepat pada pukul 24.00 hari Kamis. Ayahnya bernama Usman gelar Bagindo Chatib, yang semasa hidupnya bekerja sebagai mantri kopi. Mantri kopi pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia merupakan pejabat yang cukup terpandang.

Ibunda Muhammad Yamin bernama Siti Sa’adah berasal dari Padang Panjang, sebuah kota tidak jauh dari Bukit Tinggi. Muhammad Yamin menikah dengan

Raden Ajeng Sundari Mertoatmodjo pada tahun 1934. Beliau dikaruniai seorang putra laki-laki bernama Dang Rahadian Sinajangsih Yamin.

Pada awal abad ke-20, Muhammad Yamin baru berusia lima tahun, dimana masa itu dikenal dengan cultuurstelsel atau tanam paksa yang dilakukan oleh

Belanda terhadap rakyat pribumi. Kopi adalah salah satu tanaman yang wajib dikembangkan pada masa itu. Ayah dari Muhammad Yamin sendiri bekerja sebagai mantri kopi pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia merupakan pejabat yang cukup terpandang.15

Sejak abad ke-19 hingga awal abad ke-20, di Jawa mendatangkan keuntungan besar bagi Belanda, dengan hasil perkebunannya seperti kopi, gula, kina, teh, karet, tembakau dan sebagainya dengan tenaga pekerja yang murah dan melimpah. Karena itu Jawa disebut masa kini dan untuk masa depan disebut Pulau

15 Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Jakarta, Depdikbud, 1986, hlm. 1 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Sumatera yang kaya akan bahan tambang seperti minyak tanah, batu bara, gas bumi, timah dan logam.16

Tanam paksa yang menurut pelaksanaannya pada tahun 1870 sudah dihapuskan di seluruh Jawa dan Sumatera, ternyata di Sumatera Barat tanam paksa untuk kopi masih dilaksanakan sampai dengan tahun 1908. Berkaitan dengan keinginan Belanda untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari barang dagang kopi ini, maka rakyat dipaksa mengumpulkan kopi dan menyerahkannya kepada pemerintah Belanda yang menimbulkan kesengsaraan hidup yang hampir tak terderitakan lagi oleh rakyat Minangkabau.17

Pada tahun 1908 Belanda akan menghapus tanaman kopi, tetapi akan menggantikannya dengan belasting, yang merupakan semacam iuran paksa dari rakyat yang berupa rodi dan uang kontan. Akibat belasting bagi rakyat akan sama saja dengan akibat tanam paksa kopi. Karena itu penderitaan dan tekanan yang dirasakan rakyat Sumatera Barat yang sudah sangat berat itu, mencapai klimaksnya pada tahun 1908 dengan terjadinya pembangkangan rakyat dan mengangkat senjata terhadap Belanda. Demikianlah hampir di seluruh daerah

Sumatera Barat rakyat menyerang Belanda, terjadilah ketegangan di daerah

Sumatera Barat. Rakyat menyerang Belanda sebagai pelampiasan rasa benci mereka terhadap Belanda. Dengan demikian terjadi kekacauan di hampir seluruh daerah Sumatera Barat, yang menyebabkan Belanda melakukan pembalasan dengan kejam, akibatnya kehidupan rakyat semakin sengsara dan menderita.

16 Ibid, hlm. 15. 17 Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 55.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Di Sumatera Barat sendiri perlawanan rakyat ini di sebut Perang Belasting

(Perang Pajak). Seumur hidup mereka hal ini belum pernah terjadi. Sedangkan tanah di Minangkabau adalah kepunyaan keluarga (suku) dan dikerjakannya sendiri tanpa campur tangan pihak lain. Dengan datangnya peraturan belasting mereka merasa haknya dilanggar secara berlebihan. Dari pada dihina demikian lebih baik mati, maka mereka mengangkat senjata melawan Belanda.

Di samping itu, modernisasi Minangkabau, terutama dalam cara berpikir, yang telah dimulai semenjak akhir abad ke-19 membawa perubahan yang relatif cepat dalam waktu yang singkat. Perubahan cara berpikir itu membawa ketegangan dan kegoncangan dalam masyarakat.

Demikian situasi di Sumatera Barat di awal abad ke-20. Dengan sendirinya rakyat Minangkabau belum sempat mengatur dirinya secara baik dan terorganisasi menghadapi Belanda seperti yang dilakukan di Jawa dengan organisasi Budi

Utomo misalnya. Walaupun demikian pengaruh Budi Utomo terasa juga di

Sumatera Barat, karena banyaknya orang Sumatera Barat yang pulang pergi ke

Jawa, mereka melihat apa yang terjadi di Jawa dan membawa beritanya ke

Sumatera Barat. Tetapi karena situasi tidak mengizinkan mereka menyalurkan dalam bentuk lain yang wadahnya sudah lama ada, yaitu melalui lembaga- lembaga pendidikan Islam yang telah mengalami pembaharuan dalam sistemnya.

Tokoh-tokoh ulama muda Minangkabau di Padang tahun 1911 telah menerbitkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

majalah Al-Munir yang menyebarkan modernisasi dan reformasi Islam di

Sumatera Barat.18

B. Kehidupan Muhammad Yamin

Kehidupan Muhammad Yamin sangat penuh perjuangan, karena pada jenjang pendidikan tidak berjalan lurus. Artinya pendidikan tidak selalu berjalan teratur dari satu sekolah ke sekolah lanjutan yang lain, tetapi sering berpindah- pindah sekolah. Demikian pula tentang jadwalnya, sering tidak diselesaikan pada waktunya, tetapi berlebih satu dua tahun. Hal itu sama sekali bukan karena

Muhammad Yamin enggan belajar sehingga tidak dapat naik kelas yang lebih tinggi tepat pada waktu, tetapi sebab-sebabnya terletak pada hal-hal lain.19

Keadaan sekolah pada waktu itu belum tersebar seperti zaman sekarang. Lagi pula

Muhammad Yamin mempunyai sifat keras hati. Sejak muda sudah kelihatan jiwanya demikian. Ia seperti sudah mendapat panggilan, untuk pekerjaannya di kemudian hari, yaitu sebagai pemimpin bangsa, ahli hukum, ahli sejarah, ahli kebudayaan pengarang, pemikir, dan pujangga.

Muhammad Yamin selalu memilih sekolah dengan pelajaran dan suasana yang benar-benar cocok dan serasi dengan hati nuraninya. Di samping itu keadaan lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang tidak kecil pada jalan pendidikan

Muhamamd Yamin. Oleh sebab itu ia harus menyesuaikan dirinya dengan keadaan. Hal itu memaksanya, walaupun untuk sementara, belajar di sekolah

18 Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 56 – 57. 19 Ibid, hlm. 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

mana saja yang ada di kota itu. Lagi pula pada permulaan abad ke-20 itu, baik jenis maupun jumlah sekolah belum banyak dan belum beraneka ragam seperti keadaan sekarang ini. Mula-mula Muhammad Yamin belajar di Sekolah Melayu atau Sekolah Dasar Bumi Putra Angka II. Di sekolah ini pendidikan berlangsung lima tahun dan tidak diajarkan bahasa Belanda. Setelah HIS (Hollandsch

Inlandsche School) dibuka secara resmi di Sumatera Barat, Muhammad Yamin meneruskan sekolah ke HIS dan pada tahun 1918, sewaktu Muhammad Yamin berumur 15 tahun dia tamat dari HIS.

Selama 9 tahun di Sekolah Dasar itu Muhammad Yamin sering berpindah tempat, mula-mula di Talawi, kemudian di Sawahlunto, pindah lagi ke Solok dan terakhir di Padang Panjang. Dalam pendidikan di tingkat dasar ini Muhammad

Yamin banyak mendapat bantuan kakaknya yang bernama Pak Yaman gelar Sutan

Rajo Endah.20

Kemudian Muhammad Yamin melanjutkan sekolah di Bogor dan memasuki

Sekolah Dokter Hewan. Rupanya ia tidak tertarik pada pelajaran tentang hewan- hewan dan penyakitnya. Tidak lama kemudian Muhammad Yamin pindah ke

Sekolah Pertanian yang terdapat di Bogor juga. Di sini pun Muhammad Yamin tidak tahan lama. Ia memang pencinta alam seperti gunung-gunung yang megah, lautan luas dan dataran-dataran tinggi yang yang diliputi tumbuhan yang hijau, tetapi pelajaran tentang ilmu tumbuh-tumbuhan dan ilmu bercocok tanam rupanya tidak menarik perhatian Muhammad Yamin.21

20 Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 116. 21 Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1986, hlm. 3 dan 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Muhammad Yamin pindah ke Surakarta dan masuk AMS (Algemene

Middlebare School). Pada tahun 1927 sewaktu Muhammad Yamin berumur 24 tahun dia menamatkan AMS itu. Selanjutnya Muhammad Yamin meneruskan sekolahnya tahun 1927 itu ke Sekolah Hakim Tinggi RHS (Rechts Hooge School) dan tamat dari sana tahun 1932, sewaktu dia berumur 29 tahun dan mulai tahun

1932 ini namanya menjadi Mr. Muhammad Yamin.22

Pada tahun 1954 nama Mr. Muhammad Yamin bertambah lagi menjadi

Prof. Mr. H. Muhammad Yamin. Selama dalam pendidikan Muhammad Yamin sudah menerjunkan dirinya ke dalam kehidupan berorganisasi. Sewaktu berumur

16 tahun, Muhammad Yamin sudah aktif dalam Jong Sumatranen Bond bersama

Mohammad Hatta, Bahder Johan dan lain-lain. Semenjak itu dia terus aktif di bidang organisasi pemuda tersebut.

C. Perjuangan Di Bidang Politik

Sejak kebangkitan semangat kebangsaan boleh dikatakan semua kegiatan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, tidak terlepas dari politik. Mulai dari kegiatan yang kelihatannya bersifat kemasyarakatan semata-mata, seperti gerakan kepanduan, keolah-ragaan, perkumpulan pemuda dan anak-anak, kewanitaan dan sebagainya sampai kepada yang besar-besar menjurus kepada kehidupan tata pemerintahan dan kenegaraan, sedikit banyak mengandung unsur-unsur politik.

Unsur politik ini terlihat dari adanya suatu keinginan, kemauan, kebijaksanaan untuk menentukan pola tersendiri terhadap kehidupan bangsa Indonesia dalam

22 Ibid, hlm. 116 dan 117.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

segala seginya. Dalam pemerintahan orang-orang Belanda ingin menguasai kedudukan puncak, sedangkan bangsa Indonesia menduduki pangkat menengah dan bawahan. Dalam dunia ekonomi, bangsa Belanda menguasai perusahaan- perusahaan dan perkebunan-perkebunan besar, sedangkan penguasa Indonesia cukup dengan usaha menengah dan kecil-kecilan. Demikian pula dalam berbagai bidang kehidupan, bangsa Indonesia pada zaman penjajahan itu tidak mendapat kesempatan untuk lebih maju. Maka semua aspek terjang bangsa Indonesia yang ingin mengubah keadaan zaman yang pincang itu, merupakan usaha politik.23

Gerakan-gerakan yang semula bersifat kedaerahan dan keagamaan seperti

Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, serta Perhimpunan

Indonesia mempunyai andil yang cukup besar dalam menuju persatuan bangsa.24

Pada saat itu, Muhammad Yamin sudah aktif berjuang di lapangan politik praktis sejak usia muda. Bukankah Muhammad Yamin pada tahun 1919, ketika berusia 16 tahun, sudah menjadi anggota pimpinan Jong Soematranen Bond, dan bersama pemimpin-pemimpin dan segenap anggota Jong Soematranen Bond sudah memikirkan soal-soal politik setidak-tidaknya sudah menyiapkan diri untuk terjun dalam pergerakan di lapangan politik.25

Kegiatan Muhammad Yamin dalam dunia politik kelihatan lebih jelas lagi, sesudah ia menjadi anggota Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) dan sepak terjangnya dalam Kongres Pemuda serta Perkumpulan Indonesia Muda.

Tetapi perjuangan Muhammad Yamin dalam politik-praktis, dalam kepartaian

23 Sutrisno Kuntoyo, Ibid, hlm. 55. 24 Muhammad Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik Di Indonesia, Yogyakarta, C.V. Rajawali, 1983, hlm. 25. 25 Ibid, hlm. 56.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

sesungguhnya, dimulai dalam Partindo (Partai Indonesia).26 Keanggotaan dalam badan ini dijadikan sarana untuk memperjuangkan kepentingan bangsa Indonesia.

Hal itu nampak dalam keikutsertan dalam Partisi Sutardjo yang ditandatanganinya bersama M. H. Thamrin, Kasimo, dan Sutardjo sendiri.27

Dalam Kongres Pemuda I pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926 Muhammad

Yamin mengambil peranan penting dan dia merupakan salah seorang pembicara yang membahas masalah kemungkinan hari depan bahasa-bahasa dan kesusasteraan Indonesia. Dalam penutupan pidatonya sudah disebutkan bahwa sejarah Indonesia sudah menuju kearah nasionalisasi dan kemerdekaan bangsa.28

Pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928 Muhammad Yamin menjadi Sekretaris

Kongres Pemuda II. Muhammad Yamin merupakan pembicara pada hari pertama mengenai persatuan dan kebangsaan Indonesia. Dalam Kongres itu Muhammad

Yamin memegang peranan besar dan pidatonya menjadi inti dari keputusan

Kongres Pemuda yang sangat terkenal itu, yaitu pidato yang berwujud “Persatuan

Kebangsaan Indonesia”. Putusan Kongres Pemuda II susunan Muhammad Yamin itu dikenal dengan “Sumpah Pemuda” yang akan menjiwai semangat pemuda

Indonesia pada masa selanjutnya. Sebagai kelanjutan dari Sumpah Pemuda itu antara tanggal 30 Desember 1930 – 2 Januari 1931 diputuskan untuk mendirikan organisasi gabungan yang bernama “Indonesia Muda” dan organisasi pemuda

26 Ibid, hlm. 56. 27 J. B., Soedarmanta, Jejak-Jejak Pahlawan, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007, hlm. 222. 28 Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 117.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

sebelumnya yang masih bernama atau berbau kedaerahan dinyatakan dibubarkan.29

Dari sejarah pergerakan Indonesia kita ketahui, bahwa di sekitar tahun

1930-an Pemerintah Hindia Belanda bertindak keras sehingga banyak pemimpin pergerakan yang dimasukkan ke dalam penjara, dan PNI sebagai partai besar pada waktu itu benar-benar sulit kedudukannya. Akibatnya PNI pun sukar untuk dipertahankan, sehingga akhirnya dibubarkan dan muncul dua partai baru, yaitu

Partindo (Partai Indonesia) di bawah pimpinan Mr dan Pendidikan

Nasional Indonesia (PNI Pendidikan), di bawah pimpinan Mohammad Hatta dan

Sutan Sjahrir.30

Pada tanggal 24 Mei 1937 Muhammad Yamin bersama teman-temannya seperti Amir Syarifuddin, A.K., Gani, Wilopo, Sumanang, dan lainnya mendirikan partai baru yang bernama Gerakan Rakyat Indonesia

(Gerindo), karena pertentangan paham dengan pemimpin-pemimpin Gerindo, disebabkan ia duduk dalam Volksraad.31

Volksraad atau Dewan Rakyat adalah suatu lembaga semacam Dewan

Perwakilan Rakyat di zaman pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia. Dewan

Rakyat berkedudukan di Batavia (Jakarta) dan berkembang selama 24 tahun

(1918-1942). Dewan Rakyat ini didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda, disebabkan karena tuntutan dan desakan perjuangan rakyat Indonesia untuk

29 Ibid, hlm. 117 – 118. 30 Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1986, hlm. 56. 31 Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, op. cit, hlm. 118.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

menentukan nasibnya sendiri yang dilahirkan dan dikumandangkan terus-menerus oleh organisasi sosial dan partai-partai politik.32

Taktik koperasi dan non-koperasi dalam pergerakan nasional Indonesia muncul sesudah adanya Volksraad tahun 1918. Pada tahun 1926 menukar taktiknya dengan non-koperasi, yaitu semenjak undang-undang untuk Volksraad dibuat. Tetapi taktik koperasi dan non-koperasi ini menjadi masalah dan perdebatan yang sengit diantara partai-partai beberapa tahun sesudah Volksraad berdiri. Dalam sejarah pergerakan nasional, ada partai yang bersikap non- koperatif, tetapi anggota-anggotanya tidak dilarang bekerjasama dengan pemerintah Hindia Belanda. Tetapi ada juga partai politik yang melarang seluruh anggotanya untuk bekerjasama dengan pemerintah Hindia Belanda, seperti yang diperlihatkan oleh Gerindo terhadap Muhammad Yamin sewaktu Muhammad

Yamin mau menjadi anggota Volksraad mewakili daerah Minangkabau.

Partai Politik pertama yang menunjukan sikap non-koperasi terhadap pemerintah Hindia Belanda adalah Persatuan Muslim Indonesia (PERMI). Pada tahun 1930 bersamaan dengan tahun pendiriannya. PERMI sebagai suatu partai politik yang berpusat di daerah Sumatera Barat, mempunyai pandangan tersendiri tentang sikap koperasi dan non-koperasi, dalam hal ini khusus mengenai sikap terhadap Dewan Daerah. Terhadap Dewan Daerah (Minangkabau) PERMI bersikap non-koperasi bukan berarti PERMI anti parlemen karena Dewan

Perwakilan Rakyat yang wajar, tetapi hanya merupakan suatu tempat

32 Ibid, hlm. 110.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

bersandiwara, dimana segala kebohongan dipertontonkan pemerintah Hindia

Belanda.33

PERMI yang ada di Sumatera Barat merupakan partai politik yang mendasarkan perjuangannya kepada agama Islam dan kebangsaan. Sikap perjuangannya terhadap pemerintah Hindia Belanda nyata-nyata diperlihatkan dengan cara non-koperasi dan tindakannya radikal.

Pada pertengahan bulan Juli 1932, PERMI yang non-koperasi dan radikal itu mengadakan Konperensi Besar di Bukittinggi. Tokoh-tokoh PERMI waktu itu adalah Mochtar Lutfi, Ilyas Yakub, Jalaluddin Thaib, kemudian juga Darwis

Taram, Marzuki Yatim, M. D. Dt. Palimo Kayo Duski Samad dan Zamzami

Kimin. Di samping itu dalam PERMI juga duduk tokoh-tokoh lain seperti Abdul

Majid Abdullah, Djauhari Sahir, Kamaluddin, Haji Mansur Daut dan Darwis

Thaib. Di antara tokoh-tokoh PERMI ini, Muchtar Lutfi, Ilyas Yakub dan

Jalaludin Thaib terkenal keras dan sangat dicurigai Belanda segala tindak tanduknya. Konperensi PERMI di Bukittinggi itu dikunjungi oleh Muhammad

Yamin, yang waktu itu baru berumur 27 tahun dan Gatot Mangkupraja, keduanya dari pimpinan Partindo di Jawa. Muchtar Lutfi, salah seorang tokoh pemimpin

PERMI, dalam rapat besar di Bukittinggi itu telah berpidato berapi-api dan mengemukakan garis politik yang akan ditempuh PERMI dalam perjuangannya.

Bekerjasama dengan pemerintahan Hindia Belanda untuk mewujudkan kemerdekaan tidak akan ada gunanya, karena usaha itu selalu akan dirintangi

Belanda. Jalan yang paling baik adalah menghimpun dan menyatukan kekuatan

33 Ibid, hlm. 131.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

sendiri untuk merebut kemerdekaan itu. Sikap keras Muchtar Lutfi yang demikian dianggap Belanda sangat berbahaya karena dianggap sudah menghasut rakyat supaya membenci pemerintah. Oleh karena itu pidato Muchtar Lutfi dihentikan,

Muchtar Lutfi sendiri dilarang untuk mengadakan atau menghadiri pertemuan atau rapat umum di daerah Sumatera Barat.34

Muhammad Yamin seorang pemuda yang antara tahun 1920 – 1930 di Jawa terkenal dengan nama julukan “Mirabeau” karena keahliannya berpidato dan

Gatot Mangkupraja yang menghadiri rapat besar itu, juga mendapat perlakuan yang sama dengan Lutfi. Mereka berdua dipaksa meninggalkan Sumatera Barat, karena dalam kesempatan itu Muhammad Yamin mengatakan bahwa

“Minangkabau yang terdiri dari tiga luhak telah dijual”, dan menyatakan betapa pentingnya persatuan dalam mewujudkan cita-cita pergerakan dan lain-lain yang membangkitkan semangat perjuangan rakyat. Selama rapat itu suatu hal baru terjadi di Padang, yaitu Belanda menemukan poster yang banyak jumlahnya. Di antara poster itu ada yang berbunyi sebagai berikut: “Indonesia harus dibebaskan dari negeri Belanda”, Indonesia akan dibebaskan besok pagi”. Hal ini juga yang menyebabkan Muhammad Yamin dan Gatot Mangkupraja diusir pemerintah

Belanda dari Sumatera Barat.35

Dalam Kongres II Partindo yang diselenggarakan pada tanggal 23 April

1933 di kota , Muhammad Yamin dengan berkobar-kobar telah mengeluarkan semboyan yang keras, “Indonesia merdeka sekarang”. Kongres II

34 Ibid, hlm. 137 – 138. 35 Ibid, hlm. 139.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Partindo itu juga telah memutuskan, bahwa seluruh pergerakan kebangsaan akan menuju pada pembentukan Republik Indonesia.36

Pada tanggal 21 Juli 1939 Muhammad Yamin mendirikan partai baru yang bernama Partai Persatuan Indonesia yang disingkat Perpindo. Di dalam

Volksraad sendiri ada fraksi yang bernama Nationale Fractie di bawah

Muhammad Husni Thamrin yang anggotanya terdiri dari orang-orang Indonesia dalam Volksraad yang sudah didirikan semenjak 27 Januari 1930. Tetapi karena konsepsi yang diperjuangkan fraksi itu menurut Muhammad Yamin terlalu sempit, maka pada tanggal 10 Juli 1939 ia mendirikan fraksi baru dalam

Volksraad yang bernama fraksi Golongan Nasional Indonesia (GNI). Anggota

GNI kebanyakan terdiri dari wakil-wakil daerah.

Di waktu pendudukan bala tentara Jepang, pada tahun 1943 Muhammad

Yamin diangkat menjadi penasehat militer Jepang di Indonesia bersama-sama dengan tujuh orang Indonesia lainnya dengan jabatan Sanyo untuk Sendenbu

(Departemen Propaganda). Sewaktu kedudukan pemerintahan balatentara Jepang di Indonesia sudah makin terjepit, Jepang memberikan janji kemerdekaan bagi

Indonesia dalam rangka menarik simpati rakyat Indonesia, yang kemudian membentuk sebuah Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia dengan anggota 62 orang, diantaranya termasuk Muhammad Yamin. Badan ini diresmikan tanggal 28 Mei 1945. Walaupun tujuan Badan ini hanya untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan, tetapi ke-62 orang anggota itu telah mempergunakan badan ini sebaik-baiknya dan telah dapat menciptakan

36 Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 56.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

sebuah rancangan Undang-Undang. Undang-Undang Dasar untuk Republik

Indonesia Merdeka.37

Pada tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI memulai sidang pertama dan membahas rumusan dasar negara, sidang hari kedua tanggal 29 dimulai dengan mendengarkan pidato Muhammad Yamin yang berjudul “Asas dan Dasar Negara

Republik Indonesia”.38

Sidang resmi rancangan Undang-Undang Dasar negara tanggal 10 Juli yang direncanakan membahas bentuk negara. Dalam sidang itu Soekarno melaporkan telah masuk 40 usulan. Setelah digolongkan terdapat 32 persoalan dan setelah digolongkan lagi menjadi 9 soal, yang menyangkut keinginan merdeka selekas- lekasnya, dasar, unifikasi atau federasi, bentuk negara dan kepala negara, warga negara, daerah, agama dan negara, pembelaan, dan keuangan. Hasil Panitia Kecil itu dibicarakan bersama dengan 38 anggota BPUPKI, dan menghasilkan kesepakatan membentuk Panitia Sembilan terdiri atas Mohammad Hatta,

Muhammad Yamin, Subardjo, Maramis, Soekarno, Kiai Abdul Kahar Moezakkir,

Wachid Hasjim, , dan Haji . Panitia Sembilan inilah yang merumuskan rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar yang kemudian juga disetujui oleh Panitia Kecil. Dokumen yang kemudian dinamakan

Piagam Jakarta oleh Muhammad Yamin.39

37 Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977, hlm. 118 – 119. 38 D. Rini Yunarti, BPUPKI PPKI Proklamasi Kemerdekaan RI, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2003, hlm. 6. 39 Muhammad Ridwan Indra dkk, Peristiwa-Peristiwa Di sekitar Proklamasi 17-8-1945, Jakarta, Sinar Grafika, 1987, hlm. 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

D. Bidang Kesastraan Dan Kebudayaan

Disamping sebagai seorang negarawan, Muhammad Yamin juga dikenal sebagai seorang sastrawan dan budayawan Indonesia yang terkenal.40 Sejak mudanya Muhammad Yamin sudah tertarik pada ilmu bahasa dan kebudayaan

Timur. Ia menjadi pelopor pembinaan persatuan bahasa Indonesia. Ia juga ahli dalam ilmu bahasa Indonesia modern dan sejarah puisi Indonesia modern. Dalam sejarah kesastraan, Muhammad Yamin adalah tokoh yang mula-mula keluar dari saluran tradisi lama. Muhammad Yamin menciptakan Soneta bersama-sama

Rustam Effendi dan (Pra Pujangga Baru). Kemudian barulah diteruskan oleh golongan Pujangga Baru di bawah pimpinan Sutan Takdir

Alisjahbana, Armijn Pane, dan .41

Muhammad Yamin pada mulanya mengangkat tema kedaerahan sebagai ekspresi kekagumannya pada alam. Bukit Barisan, alam Sumatera, dan Nusantara adalah dunia yang membuatnya kagum dan mencintai tanah leluhur. Tetapi, apa yang akan diwariskan leluhurnya jika alam Nusantara dikuasai bangsa asing

(Belanda)? Dari kesadarn inilah pemikiran Muhammad Yamin bergerak menuju tema kebangsaan. Dari sudut ini, ia telah menempatkan puisi tidak sekedar alat untuk mengekspresikan perasaan pribadinya, melainkan juga ekspresi gagasannya selaku warga bangsa. Ia menempatkan alam kedaerahan (Minangkabau Sumatera) dalam hubungannya dengan Tanah Air Indonesia.42

40 Ibid, hlm. 120. 41 Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1986, hlm. 110. 42 Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia, 2014, hlm. 49.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Muhammad Yamin senang membaca dan menulis, kegiatan ini yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya. Berbagai jabatan yang harus dipikulnya tidak memadamkan dan melumpuhkan gairahnya untuk menulis. Muhammad Yamin di samping berpikir cerdas dan luar, bercita-cita tinggi, dan gemar membaca.

Kebiasaan membacanya ini menjadikan dia bukan hanya ahli dalam bidang hukum tetapi juga dalam ilmu sejarah dan sastra. Buku-buku hasil karya tangannya adalah Ken Arok dan Ken Dedes (1934), Tanah Air (Kumpulan Puisi,

1922), Tan Malaka (1945), Gajah Mada (1945), Proklamasi dan Konstitusi

Republik Indonesia (1951), Kebudayaan Asia Afrika (1955), dan 6000 Tahun

Sang Merah Putih (1958).

Pada tahun 1956 terbit karyanya Atlas Sejarah. Salah satu yang menarik dari buku itu adalah penelusuran negara-negara Indonesia lama sebelum tumbuhnya Sriwijaya hingga pembentukan negara kesatuan. Peta-peta itu dibuat secara detail yang mencerminkan pemahaman sejarah yang mendalam. Di samping itu, masih ada buku lain seperti Tatanegara Majapahit. Parwa IV (1962) dan Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 (1956).43

Muhammad Yamin juga merupakan pelopor dalam pembinaan Bahasa

Persatuan Indonesia. Di Dalam diri Muhammad Yamin ada beberapa sifat yang biasanya bertentangan dan susah dimengerti oleh teman-teman seperjuangannya, seperti adanya perbedaan pendapat, dan hasratnya yang tinggi dalam perjuangan politiknya. Dia adalah seorang pencinta alam yang tiada taranya dan hal ini nampak dalam syair-syair yang telah diciptakannya. Sebagai seorang pejuang

43 J. B., Soedarmanta, Jejak-Jejak Pahlawan, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007, hlm. 222.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

kemerdekaan yang selalu berhubungan dengan orang-orang lain, dia sangat individualis dalam menempuh garis perjuangannya. Dia juga seorang yang teliti, cermat dibidang kerjanya, tetapi sekaligus dia juga seorang yang tak ambil pusing untuk dirinya sendiri, terutama dalam hal berpakaian. Di samping kelembutan yang terdapat dalam syair-syairnya, dia juga seorang yang sangat keras dalam perjuangan politiknya. Dalam dirinya sekaligus terkumpul bermacam-macam keahlian yang tidak tanggung-tanggung, dia adalah sekaligus seorang sastrawan, budayawan, negarawan, filosof, sejarawan, ilmuawan dan sebagainya.44 Dalam setiap bidangnya dia merupakan perintis atau pelopor atau sekurang-kurangnya orang yang terkemuka. Tidak sedikit karya tulis yang telah dihasilkannya untuk setiap bidang keahliannya itu.

Untuk bangsa Indonesia Muhammad Yamin adalah salah seorang yang sangat besar jasanya. Untuk itu dia telah dihadiahkan bintang tertinggi bagi bangsa Indonesia, yaitu “Bintang Maha Putra Republik Indonesia”. Di samping itu dia juga mendapat bintang jasa dari negara Yugoslavia.45

44 Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 121. 45 Ibid, hlm. 121.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

PERJUANGAN MUHAMMAD YAMIN

SEBELUM KEMERDEKAAN

A. Kebangkitan Nasional

Masa penjajahan asing di Indonesia berlangsung dalam kurun waktu yang panjang. Penjajahan Belanda berlangsung lebih kurang tiga setengah abad, diselingi oleh penjajahan Inggris tahun 1811-1816, kemudian penjajahan Jepang mulai Maret 1942 sampai dengan Agustus 1945. Selama masa penjajahan asing itu, banyak kisah perjuangan bangsa Indonesia tercatat dalam sejarah, sebagai gelombang-gelombang aksi perlawanan untuk membebaskan diri dari belenggu dan tekanan kolonial. Semua perjuangan dan perlawanan itu telah mewarnai cita- cita kemerdekaan bangsa Indonesia, kendatipun perjuangan-perjuangan tersebut masih bersifat provinsialis dan kedaerahan, tapi hakekat dan makna perjuangan adalah ingin kemerdekaan diri supaya berkehidupan yang bebas.46

Muhammad Yamin mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia pada masa itu, dengan berkeinginan melakukan perperangan sebagai salah satu jalan menuju kebebasan. Alasan itu dilakukannya karena jalan diplomasi atau perundingan sudah ditempuh oleh para pemimpin bangsa Indonesia kala itu.

Gerakan-gerakan politik dilakukan oleh para pemuka dan pemuda Indonesia, namun gerakan-gerakan politik itu baru terlihat banyak manfaat dan hasilnya pada

46 Muhammad Ridwan Indra dkk, Peristiwa-Peristiwa Di sekitar Proklamasi 17-8-1945, Jakarta, Sinar Grafika, 1987, hlm. 9. 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

awal abad ke-20, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei

1908.

Munculnya gerakan-gerakan politik non kekerasan muncul berkat diterapkannya “Politik Etika” oleh Belanda di Indonesia. Politik etika itu memberikan kemungkinan kepada penduduk pribumi untuk menikmati pendidikan formal secara lebih luas, karena politik etika tersebut memperlonggar belenggu penjajah terhadap bangsa Indonesia, di mana kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal tersebut diberikan kepada bangsa Indonesia, sehingga sebenarnya dari sudut kepentingan Indonesia (nasional) merupakan kesempatan untuk membuka mata dan hati bangsa Indonesia betapa penting arti kemerdekaan.47

Pada abad ke XX bukan hanya menjadi saksi penentuan wilayah Indonesia yang baru dan suatu perencanaan kebijakan penjajahan yang baru. Masalah- masalah dalam masyarakat Indonesia juga mengalami perubahan yang begitu besar, sehingga, dalam masalah-masalah politik, budaya, dan agama, rakyat

Indonesia menempuh jalan baru.48 Perubahan yang cepat terjadi di semua wilayah yang baru saja ditaklukan oleh Belanda. Akan tetapi, dalam hal gerakan-gerakan anti-penjajahan dan pembaharuan yang mula-mula muncul pada masa itu, Jawa dan daerah Minangkabau di Sumatera menarik perhatian yang khusus. Perubahan- perubahan yang terjadi di sana beragam sehingga sejarah Indonesia modern memasuki era baru dan memperoleh keinginan untuk bersatu melawan pemerintah

47 Ibid, hlm. 10. 48 M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, 2005, hlm. 341.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Belanda. Perubahan tersebut mendorong Jawa dan Minangkabau menjadi pelopor revolusi kemerdekaan. Minangkabau telah mengalami perubahan Islam besar- besaran yang pertama di Indonesia di bawah kaum Padri, Indonesia telah mengalami perubahan-perubahan yang besar sejak kekuasaan Belanda masuk, dan memiliki tradisi untuk berhubungan secara aktif dengan dunia luar yang telah mempertemukannya dengan ide-ide baru.49

Perkembangan-perkembangan pokok pada masa itu adalah munculnya ide- ide baru mengenai organisasi dan dikenalnya definisi-definisi baru dan lebih canggih tentang identitas, misalnya bersatu melakukan perlawanan terhadap kolonialisme Barat, memperdalam ilmu keagamaan dengan satu tujuan melawan penjajah. Ide baru tentang organisasi meliputi bentuk-bentuk kepemimpinan yang baru, sedangkan definisi yang baru dan lebih canggih mengenai identitas meliputi analisis yang lebih mendalam tentang lingkungan agama, sosial, politik dan ekonomi.50

Pada tahun 1927 telah terbentuk suatu jenis kepemimpinan Indonesia yang baru dan suatu kesadaran diri yang baru, tetapi dengan akibat yang sangat mahal.

Para pemimpin yang baru terlibat dalam pertentangan yang sengit satu sama lain, sedangkan kesadaran diri yang semakin besar telah memecah belah kepemimpinan ini menurut garis-garis agama dan ideologi.51

49 M. C. Ricklefs, op. cit, hlm. 341. 50 Ibid, hlm. 341. 51 Ibid, hlm. 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Kebangkitan nasional tersebut secara umum didorong oleh beberapa faktor, antara lain :52

1. Pendidikan yang diberikan makin lama makin membuka mata rakyat, kaum

priyayi yang terpelajar makin menyadari bahwa sudah ratusan tahun lamanya

mereka dibelenggu dengan mata tertutup. Pendidikan yang dilaksanakan

dalam rangka politik etika dan mensukseskan jalannya Politik Pintu Terbuka

akhirnya membawa akibat yang tak disengaja oleh Belanda ialah

“Kebangkitan Nasional”.

Pelajar-pelajar yang paling sadar ialah pelajar-pelajar dari STOVIA (School

tot Opleiding van Inlandsche Arsten) atau biasa dikenal dengan sebutan

Sekolah Dokter Jawa. Organisasi Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei

1908 oleh kaum priyayi yang terdiri dari dokter-dokter Jawa lulusan

STOVIA. Pada hari minggu bertempat di ruangan gedung STOVIA

(Sekarang disebut Kebangkitan Nasional), didirikanlah Budi Utomo yang

kemudian dianggap sebagai pelopor dalam pergerakan nasional.

2. Kesadaran akan kemiskinan dan kemelaratan makin lama makin bertumbuh

di kalangan rakyat terpelajar. Pendidikan yang diberikan kepada penduduk

bumi putera membuka mata kaum terpelajar bahwa sesungguhnya rakyat

Indonesia itu hidup dalam keadaan yang sangat miskin dengan pendidikan

yang sangat kurang, sedang pihak lain pengusaha asing baik golongan Eropa

maupun Timur Asing (India, Cina, Jepang) makin bertambah kaya.

52 Muhammad Ridwan Indra dkk, op. cit, hlm. 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3. Pengaruh perjuangan beberapa warganegara Belanda yang berusaha menarik

perhatian Pemerintah Belanda terhadap nasib buruk rakyat Indonesia. Tokoh-

tokoh yang bersimpati antara lain : Eduard Douwes Dekker, Van Deventer,

Baron Van Hovel, Fransen van de Putte, Abendanon dan sebagainya. Tokoh-

tokoh ini terakhir bersimpati pada nasib wanita Jawa yang terkurung di dalam

rumah, terbelakang, tidak mendapat kebebasan untuk berjuang bersama kaum

laki-laki. Itulah sebabnya ia mengumpulkan surat-surat R. A. yang

bercita-cita melepaskan kaumnya yang lemah lembut itu dari kebudayaan dan

tradisi “pingitan”.53

4. Gerakan-gerakan di luar negeri banyak memberikan semangat baru kepada

kaum terpelajar di Indonesia. Jepang yang mengadakan transformasi besar-

besaran sejak restorasi meiji tahun 1868 sanggup mengalahkan “negara

beruang”, yakni negara Rusia yang dianggap sebagai negara kuat dan tak

terkalahkan. Di India, gerakan nasional lahir dalam bentuk didirikannya All

Indian National Congress pada tahun 1885. Tujuan partai Kongres ini ialah

melepaskan India dari penjajah Inggris.

53 Tradisi Pingitan adalah tradisi pernikahan adat Jawa, dimana kedua mempelai tidak boleh bertemu satu sama lain dalam tempo waktu yang berbeda-beda. Jika dahulu dilakukan sebulan sebelum hari H, maka saat ini calon pengantin lebih banyak dipingit seminggu sebelum hari H. kepercayaan dari pingitan ini, calon pengantin memiliki “darah manis” sehingga rentan akan gangguan yang sifatnya tidak baik. Selengkapnya dapat dilihat pada Seputar Pernikahan, Prosesi Pingitan Pernikahan Adat Jawa, (online) dalam http://www.seputarpernikahan.com/prosesi- pingitan-pernikahan-adat-jawa.html, diakses 21 Mei 2018 pukul 13.21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

B. Perjuangan Dalam Bidang Organisasi Pemuda

Perjuangan bangsa Indonesia pada permulaan abad ke-20 sudah ditandai dengan isyarat-isyarat yang menunjukan kemajuan. Pendidikan modern seperti lazimnya berlaku di dunia Barat, mulai berkembang dengan penuh harapan.

Tidaklah mengherankan apabila permulaan abad ke-20 itu pula, yaitu pada tahun

1908, timbul perkumpulan Budi Utomo di Jakarta, yang diakui sebagai awal

Kebangkitan Nasional di kalangan bangsa Indonesia.54

Gerakan Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 adalah produk Politik Etika Belanda, yang dipelopori oleh , Tjipto

Mangunkusumo dan Gunawan Mangunkusumo berkat dorongan dr. Wahidin

Sudirohusodo. Gerakan Budi Utomo sebenarnya adalah gerakan kebudayaan, tetapi dalam langkah-langkahnya banyak berbau politik. Kegiatan Budi Utomo pada umumnya terbatas pada bidang-bidang pendidikan dan kebudayaan. Kepada pemerintah kolonial Belanda dihimbau agar didirikan sekolah-sekolah dan sistem beasiswa sendiri.55

Gerakan Budi Utomo ini mendorong para pemuda daerah untuk bersatu memberikan perubahan melawan penjajah Belanda di Indonesia, seperti di

Minangkabau. Minangkabau adalah kampung halaman Muhammad Yamin, disini juga mulai hidup semangat kebangsaan yang semakin lama semakin berkembang dengan semarak.

54 Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Jakarta, Depdikbud, 1986, hlm. 11. 55 Muhammad Ridwan Indra dkk, Peristiwa-Peristiwa Di sekitar Proklamasi 17-8-1945, Jakarta, Sinar Grafika, 1987, hlm. 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Pada tahun 1910, Muhammad Yamin berusia tujuh tahun, di Tanah

Minangkabau sudah berdiri perkumpulan Adabiah yang dipelopori oleh kaum muda Islam antara lain Haji Abdullah Ahmad dan Haji Abdul Karim Abdullah.

Perkumpulan ini kemudian mendirikan Sekolah Adabiah yang mengajarkan pengetahuan umum dan pelajaran agama Islam. Bagi daerah Minangkabau yang sebagian penduduknya penganut agama Islam yang setia pada ibadahnya, perkembangan perkumpulan Adabiah ini merupakan suatu kewajaran. Pada tahun

1914, Haji Abdullah Ahmad dan Mohammad Taher Marah Sutan mendirikan HIS

Adabiah yang diakui dan diberi subsidi oleh pemerintah Hindia Belanda.

Di Dalam banyak hal Taher Marah Sutan merupakan penabur benih, pendorong semangat, dan pencinta iklim perkembangan paham kebangsaan, terutama di kalangan anak-anak muda dewasa seperti Mohammad Hatta, Bahder

Djohan, Nazir Dt Pamuntjak, dan Muhammad Yamin sendiri. Pada tanggal 9

Desember 1917 pemuda-pemuda Sumatera yang belajar di Jakarta juga mendirikan perkumpulan dengan nama Jong Soematranen Bond. Pada bulan

Januari 1918, pemuda Nazir Datuk Pamuntjak yang juga anggota Jong

Soematranen Bond pulang ke Padang. Sebagai hasil kedatangan Nazir Datuk

Pamuntjak, maka berdirilah cabang-cabang Jong Soematranen Bond di Padang dan Bukittinggi. Setahun kemudian pada bulan Juli 1919, Jong Soematranen Bond sudah mengadakan kongres I di Padang. Sementara itu, pemuda Mohammad Hatta dan Muhammad Yamin sudah terpilih sebagai pemimpin dan pengurus Jong

Soematranen Bond. Bagi Muhammad Yamin Jong Soematranen Bond, (kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

diubah namanya menjadi Pemuda Sumatera), adalah tempat bergerak dalam dunia perjuangan kepemudaan dan kebangsaan.

Muhammad Yamin merupakan tenaga pimpinan yang aktif dalam Jong

Soematranen Bond. Nama Yamin erat sekali hubungannya dengan pembinaan paham dan rasa kebangsaan Indonesia. Walaupun demikian pada tahun 1920 cita- cita kebangsaan Indonesia masih belum jelas.56 Bahkan Muhmmad Yamin sendiri pada tahun 1920 itu, belum berpegang pada paham dan rasa kebangsaan

Indonesia. Ia masih bergerak dalam lingkungan daerah, seperti bunyi sajaknya tahun 1920 yang berbunyi “Andalas, Tanah Airku”. Muhammad Yamin pada waktu itu masih menyebut Andalas atau Sumatera sebagai Nusa Harapan. Hal ini wajar karena Muhammad Yamin baru berumur 17 tahun, dan belum luas daerah penjelajahannya, baik dalam arti geografi, maupun sosial, intelek, dan kultur.

Dengan bertambahnya usia dan semakin luasnya segi-segi sosial, intelektual, dan pergaulan umumnya, maka cakrawala pemikiran Muhammad Yamin juga semakin luas. Sebenarnya di kalangan Jong Soematranen Bond sendiri yaitu pada tahun 1917, sudah ada hasrat dan naluri untuk menyatakan diri dalam pengertian atau paham nasional Indonesia. Bukankah tokoh-tokoh teras Jong Soematranen

Bond seperti Mohammad Hatta, dr. Bahder Djohan, dr. Amir dan Prof. H.

Muhammad Yamin, S. H sendiri akhirnya membuktikan diri sebagai tokoh-tokoh nasional di kemudian hari. Mengenai organisasi-organisasi kedaerahan itu sendiri,

Muhammad Yamin berpendapat, bahwa sifat organisasi-organisasi yang

56 Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

provinsialistis57 itu, lebih banyak disebabkan keadaan keanggotaannya yang hanya terdiri dari orang-orang sedaerah, dari pada disebabkan oleh suatu kehendak yang memang semata-mata untuk mencapai tujuan yang sempit.58

Sejak semula Muhammad Yamin sudah percaya pada kekuatan yang menuju Indonesia Raya. Pada tahun 1923, pada Lustrum I Jong Soematranen

Bond Muhammad Yamin sudah mengemukakan suatu gagasan mengenai bahasa

Melayu, yaitu bahasa Melayu akan berkembang nanti menjadi bahasa Nasional bangsa Indonesia. Tahun 1926 – 1928 Muhammad Yamin menjadi ketua Jong

Soematranen Bond bersama dengan itu Muhammad Yamin juga menjadi anggota

Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI).59

Jiwa kebangsaannya semakin kuat. Sebagai pemuda, Muhammad Yamin sudah memikirkan dan berjuang untuk persatuan Indonesia. Muhammad Yamin menggunakan faktor-faktor ilmu sejarah, ilmu-ilmu kebudayan dan juga ilmu geo- politik untuk menyusun paham kebangsaan.60

Tumbuhnya perkumpulan-perkumpulan pemuda di berbagai wilayah

Indonesia menyadarkan para pemuda untuk bersatu. Apalagi perkumpulan atau organisasi para pemuda itu masih bersifat kedaerahan dan mementingkan organisasi dan daerahnya sendiri. Pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, dengan tekat yang bulat untuk membentuk persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya

57 Provinsialistis adalah paham atau gerakan yang bersifat kedaerahan. Selengkapnya dapat dilihat pada Wicaksono Tri Kurniawan, Pengertian Sukuisme Primordialisme Chauvinisme Provinsialisme Ekstrimisme dan Sekularisme, (online) dalam http://st- times.blogspot.com/2013/10/pengertian-sukuisme-primordialisme.html?m=1, diakses 21 Mei 2018 pukul 13.00. 58 Ibid, hlm. 16. 59 Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 117. 60 Sutrisno Kutoyo, Ibid, hlm. 17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

para pemuda, diadakan Kongres Pemuda I di Jakarta. Semua utusan dari perkumpulan-perkumpulan pemuda di seluruh wilayah Indonsia termasuk

Muhammad Yamin hadir dalam kongres itu. Hasil Kongres menyetujui dipereratnya rasa persatuan dan kesatuan serta rasa kebangsaan (Nasionalisme) di antara pemuda Indonesia sebagai satu bangsa Indonesia. Selain itu, harus juga dihalangkan kepentingan satu golongan, suku bangsa, dan agama, tetapi lebih mementingkan persatuan bangsa.61

Dalam Kongres Pemuda I, Muhammad Yamin pula salah seorang yang memperjuangkan bahasa Melayu agar menjadi bahasa yang dapat dipahami suku- suku bangsa di Indonesia. Dalam pidatonya, ia mengatakan bahwa, bahasa

Melayu lebih penting dari pada yang sering disangka orang dan bahwa bahasa itu mempunyai satu perkembangan kelanjutan terus menerus.62

Pada tanggal 26 – 28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda II di

Jakarta. Kongres itu dihadiri oleh perwakilan para pemuda dan perkumpulan pemuda dari seluruh wilayah Indonesia. Mereka menegaskan kembali cita-cita seperti pada Kongres Pemuda I, yaitu untuk menggalang atau mempererat persatuan dan kesatuan bagsa di kalangan para pemuda. Tokoh-tokoh yang hadir pada Kongres Pemuda II adalah Sugondo Joyopuspito sekaligus sebagai ketua kongres, Muhammad Yamin sebagai sekretaris kongres dan sekaligus perumus

Sumpah Pemuda, W.R. Supratman, M. Husni Thamrin, dan lain-lain.63

61 M. Junaedi Al Anshori, Sejarah Nasional Indonesia Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan, Jakarta, PT Mitra Aksara Panaitan, 2010, hlm. 115. 62 Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia paling berpengaruh, Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia, 2014, hlm. 56. 63 Ibid, hlm. 115.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Di dalam Kongres Pemuda II Muhammad Yamin memainkan peranan yang besar. Muhammad Yamin sudah bekerja pada tingkat persiapan sebelum rapat dimulai, bahkan dua tahun sebelum Kongres Pemuda itu sendiri ia ikut sebagai pemikir atau perancang. Muhammad Yamin menyelenggarakan tugas-tugas sekretariat selama berlangsungnya kongres, dan memberi pidato yang berjudul

“Persatuan Kebangsaan Indonesia” pidato ini menjadi inti dari Kongres Pemuda II kemudian ia melaksanakan keputusan-keputusan dan akibat-akibat dari Kongres itu.64

Kongres Pemuda II berhasil merumuskan dan menyetujui beberapa hal berikut.

1. Sumpah Pemuda, yaitu: a. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. b. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. c. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. 2. Lagu Indonesia Raya hasil gubahan sebagai lagu kebangsaan. 3. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan Indonesia. Dua tahun setelah Kongres Pemuda II itu, yaitu tahun 1930 para pemuda mewujudkan cita-citanya untuk mempersatukan perkumpulan-perkumpulan pemuda yang ada di Indonesia dengan nama Indonesia

Muda.65

Menurut Muhammad Yamin, Kongres Pemuda II tahun 1928 telah berhasil menetapkan Lambang kedaulatan Indonesia (Lambang Merah Putih, lagu

Kebangsaan, lencana Garuda Elang Raja Wali). Sumpah Pemuda tersebut telah

64 Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 31. 65 M. Junaedi Al Anshori, op. cit, hlm. 116.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

membuktikan suatu ketegasan konsepsi perjuangan Indonesia merdeka, dan bersatu. Selain itu juga, pada hakekatnya Sumpah Pemuda merupakan penggulangan dari Sumpah yang terjadi berabad-abad lalu yang pernah diucapkan oleh Patih Gajah Mada, yang dasar-dasarnya telah terbentang dalam sejarah, bahasa, adat-istiadat serta lainnya.66

C. Kejatuhan Belanda Dan Kedatangan Pasukan Jepang

Perang Dunia ke II pecah, Jerman melakukan serbuan-serbuan kilat kearah

Barat dan Timur. Polandia, Perancis juga negeri Belanda takluk kepada Jerman pada tanggal 10 Mei 1940.67

Ratu Wilhelmina dan aparatnya dari Belanda lari membentuk pemerintahan dalam pengasingan ke London Inggris dan bergabung dengan sekutu.

Pemerintahan Belanda di pengasingan di London masih berhubungan dengan pemerintahan Hindia-Belanda, sementara perjuangan dan pergerakan kemerdekaan di Indonesia semakin menjadi dan semakin gencar. Untuk mengambil simpati bangsa Indonesia, pemerintah Belanda di pengasingan membentuk komisi Visman yaitu suatu komisi yang diketuai oleh DR. F.H.

Visman dan diberi nama “Komite untuk perubahan Politik”. Komite ini memiliki tugas mengadakan penelitian mengenai angan-angan politik, cita-cita dan pendapat-pendapat dari golongan suku yang berbeda-beda dalam masyarakat di

Indonesia. Komite yang diketuai oleh DR. F.H. Visman ini bertugas menyelidiki

66 Julianto dkk, Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, Jakarta, Erlangga, 1987, hlm. 45. 67 Muhammad Ridwan Indra dkk, op. cit, hlm. 23.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

tentang perubahan kenegaraan Indonesia, timbulnya komisi ini disebabkan pula keinginan masyarakat Indonesia untuk menghimpun kekuatan dari partai-partai politik yang telah hancur, generasi muda, kaum wanita dan perkumpulan sosial serta membentuk gerakan kesatuan untuk mendapat demokrasi parlementer, yang berpusat dalam organisasi yang lebih besar yaitu dalam GAPI (Gabungan Politik

Indonesia).68

GAPI menuntut adanya parlemen yang seluruhnya terdiri dari anggota- anggota yang harus dipilih sesuai dengan sistem perwakilan seimbang, dan pemerintah bertanggung jawab terhadap parlemen. Pemerintah dengan segan terpaksa harus mengakui pergerakan ini, selama gerakan tersebut tinggal dalam garis-garis hukum dan peraturan yang berlaku. Dijanjikan kepada bangsa

Indonesia, apabila Perang Dunia II berakhir dan kemenangan berada di pihak

Belanda dan sekutunya, Hindia Belanda akan diberi hak berdiri sejajar dengan kerajaan Belanda di Nederland, tetapi tetap dalam ikatan dengan Belanda. Janji itu diucapkan Ratu Wilhelmina pada tanggal 8 Desember 1941 seminggu janji tersebut dikenal dengan Janji Desember (Desember Belofte). Tapi sangat disayangkan komisi ini hanya menanyai partai-partai yang kooperatif saja, sehingga pendapat dapat dikumpulkan hanyalah yang tetap menghendaki adanya hubungan terus Indonesia Belanda. Karena itu jelaslah bahwa komisi Visman hanyalah suatu “tipuan” atau siasat Belanda agar rakyat Indonesia membantu

68 Ibid, hlm. 24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Belanda dalam menghadapi Perang Dunia II, khususnya dalam Perang Pasifik dimana Belanda tidak berdaya menghadapi Jepang.69

Bangkitnya Jepang sebagai suatu negara fasismiliter70 di Asia (Jerman Nazi dan Italia fasis di Eropa) menggelisahkan seluruh negara di dunia, terutama di

Eropa dan Di Asia. Dalam hal ini tidak terkecuali pemerintahan Hindia Belanda di

Indonesia. Bukan hanya kaum pergerakan di Indonesia yang merasa sangat gelisah melihat perkembangan fasisme Jepang. Hal ini menyebabkan mereka mengambil sikap kerjasama dengan pemerintah Hindia Belanda untuk menghadapi Jepang, karena fasisme militer Jepang akan jauh lebih berbahaya dari penjajahan Belanda. Dalam hal ini sikap partai-partai politik di Indonesia sangat tegas menolak bahaya fasisme Jepang yang sedang mengancam dari Utara.71

Perang Asia Timur Raya yang dilancarkan Jepang dimulai tanggal 8

Desember 1941 dengan pengebomannya Pearl Harbour (Hawai) Pangkalan

Angkatan Laut Amerika Serikat di Lautan Teduh. Pada tanggal yang sama

Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang bernama Jhr. Mr. A.W.L. Tjarda

Starkenborgh Stachouwer mengumumkan perang kepada Jepang. Tetapi ketika

Hindia Belanda kelihatannya tak mungkin dipertahankan, pasukan sekutu

(Amerika, Inggris, Belanda dan Australia) meninggalkan Indonesia pergi ke

Colombo. Singapura yang dibanggakan Inggris waktu itu sebagai suatu benteng yang kuat di Asia menyerah tanggal 15 Februari 1942. Kejatuhan Singapura

69 Muhammad Ridwan Indra dkk, op. cit, hlm. 24. 70 Fasismiliter adalah pemerintahan oleh satu orang yang biasanya diikuti dengan pemujaan “sang pemimpin” atau oleh sekelompok kecil orang serta penindasan terhadap pihak oposisi. Selengkapnya dapat dilihat pada Vara Jambak, Fasisme Jawa Bagian 2, (online) dalam https://moendgo7.wordpress.com/tag/fasisme-militer. html, diakses 21 Mei 2018 pukul 13.45. 71 Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 166.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

menyebabkan larinya tentara sekutu ke Colombo tanggal 25 Januari 1942.

Akibatnya di Indonesia hanya tinggal Belanda sendiri menghadapi Jepang. Pada tanggal 5 – 8 Maret 1942 Batavia sudah diduduki Jepang, dan juga direbut Jepang. Tanggal 9 Maret 1942 Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda bersama anggota-anggota sekutu lainnya menyerah di lapangan terbang Kalijati tanpa syarat pada bala Tentara Jepang.72

Hindia Belanda jatuh di bawah penguasaan Jepang, sebelum Jepang menaklukan Hindia Belanda, Jepang melakukan taktik tertentu untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Ketika disiarkan berita sore hari, selalu ditutup dengan memperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Rupanya ini merupakan siasat Jepang, agar rakyat Indonesia berpihak kepada Jepang sekiranya akan melakukan pendaratan dan menduduki kepulauan Indonesia.73

Sebenarnya jatuhnya Hindia Belanda di Indonesia oleh Jepang, memberikan dan mempertebal harapan dan keinginan rakyat Indonesia untuk mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka. Tetapi harapan itu hanyalah fatamorgana, sebab

Jepang ternyata lebih kejam dari Belanda. Setelah Jepang menduduki Indonesia, lagu Indonesia raya tidak boleh dinyayikan dan diperdengarkan dalam kegiatan apapun. Pengibaran bendera Merah Putih mendapat larangan yang keras dari pemerintah Jepang. Jepang matang dalam propaganda, mereka mengobarkan semangat Asia, dengan Jepang sebagai pemimpin Asia, mereka menyebut dirinya pemimpin Asia, Cahaya Asia dan Nippon Pelindung Asia yang mereka sebut gerakan Tiga A. Nippon-Indonsia sama-sama, Asia untuk bangsa Asia. Gerakan

72 Ibid, hlm. 166. 73 Muhammad Ridwan Indra dkk, op. cit, hlm. 26.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Tiga A dibentuk dibawah pimpinan Mr. Samsudin, bersamaan dengan itu dibentuk pula gerakan Pemuda di bawah pimpinan Soekardjo

Wirjopranoto. Organisasi buatan Jepang itu tidak populer dikalangan rakyat, kemudian Jepang mengubah siasat, mereka mendekati pemimpin-pemimpin

Indonesia untuk diajak kerjasama. Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hadjar

Dewantara dan Kyai Haji Mas Mansur bersedia menjalankan kerjasama dengan

Jepang membentuk suatu gerakan rakyat yang diberi nama POETERA atau Poesat

Tenaga Rakyat pada 9 Maret 1943, dalam organisasi ini Muhammad Yamin juga duduk sebagai anggota Dewan Penasehat POETERA. Kerjasama dengan Jepang dilakukan keempat tokoh tersebut untuk memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mewujudkan Indonesia merdeka.74

Pada tanggal 3 Oktober 1943 didirikan PETA (Pembela Tanah Air) permintaan Ir. Soekarno, Gatot Mangkupradja dan Kyai Mas Mansur. Dengan terbentuknya PETA, pemuda-pemuda Indonesia memperoleh kesempatan untuk mengecap pendidikan dan latihan militer dari Jepang. Ternyata latihan itu menjadi ajang uji coba pemuda Indonesia, dalam mengetahui kemampuan pemuda untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan kelak.75

Pada tahun 1944 Panglima Tentara Jepang menyatakan berdirinya organisasi Jawa Hokokai, atau Himpunan Kebaktian Jawa. Berbeda dengan

POETERA, maka pimpinan Jawa Hokokai langsung ditangani oleh pembesar- pembesar Jepang sendiri. Bagaimanapun juga jelas kelihatan, bahwa pada pertengahan tahun 1945, sudah terdapat sedikit perubahan angin kehidupan politik

74 Ibid, hlm. 26. 75 Ibid, hlm. 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

di tanah air. Pada tanggal 7 Juli 1943, Perdana Menteri Hideki Tojo datang di

Jakarta. Ia menjanjikan kepada bangsa Indonesia suatu “pengambilan bagian dalam pemerintahan”.76

Sebagai tindak lanjut pada tanggal 1 Agustus 1943, Seiko Sikikan

(Panglima) di Pulau Jawa, mengumumkan garis-garis dari rencana pengambilan bagian dalam pemerintahan itu, meliputi :

1. Pembentukan badan-badan pertimbangan di daerah dan di pusat. 2. Pengangkatan orang-orang Indonesia untuk kedudukan yang tinggi. 3. Penunjukkan orang-orang Indonesia menjadi penasehat pada badan Pemerintahan Militer. Pada bulan September 1943, diadakan pengangkatan penasehat-penasehat orang Indonesia pada Badan Pemerintahan Militer. Tujuh orang Indonesia diangkat menjadi Sanyo (Penasehat) dalam enam macam Bu (Departemen) dari

Gunseikanbu. Diantara ketujuh penasehat itu termasuk Muhammad Yamin yang diserahi jabatan sebagai Sanyo untuk Sendenbu (Departemen Propaganda).

Dengan demikian Muhammad Yamin termasuk salah seorang dari tujuh pejabat tertinggi bangsa Indonesia pada zaman Jepang. Menjelang berakhirnya peperangan, makin sibuk pula perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Demikian pulan Muhammad Yamin ikut aktif pada bulan-bulan permulaan tahun 1945.

Pada akhir tahun 1944 kedudukan Jepang dalam perang di Pasifik sudah sangat terdesak. Angkatan Perang Amerika Serikat sudah di daerah Jepang dan secara teratur mengebom kota-kota penting di Jepang. Dalam keadaan terjepit pemerintah bala tentara Jepang memberikan janji “kemerdekaan” di kelak

76 Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 71.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

kemudian hari kepada Indonesia. Dengan cara demikian Jepang mengharapkan bantuan rakyat Indonesia menghadapi sekutu, apabila mereka datang ke

Indonesia. Sementara itu pasukan sekutu telah mendarat di pelabuhan minyak

Balikpapan. Dalam keadaan yang gawat itu, pemimpin pemerintahan pendudduk

Jepang di Jawa, membentuk sebuah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia, atau dalam bahasa Jepang Dokuritsu Junbi Cosakai.

Badan ini yang beranggotakan 62 orang Indonesia dilantik di Jakarta oleh pemerintah tentara Jepang, pada hari senin 28 Mei 1945. Di antara ke-62 orang anggota BPUPKI itu, terdapatlah nama Muhammad Yamin, yang disebut dalam daftar urutan anggota nomor 2, sesudah nama Ir. Soekarno.77

Selain itu harus pula disadari oleh anggota BPUPKI, bahwa untuk membentuk suatu negara yang merdeka, suatu bangsa hendaklah mempersiapkan diri sedemikian rupa, supaya dapat membela kemerdekaan itu dengan kekuatan sendiri, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat dunia, bukan hanya mementingkan kepentingan masyarakat dunia.

Saiko Sikikan sebagai Kepada Pemerintahan Militer Angkatan Darat menekankan dalam pidato sambutannya, bahwa “seolah-olah” Perang Pasifik yang sedang berlangsung adalah perang suci yang salah satu tujuannya untuk memerdekakan Indonesia. Sejauh mana kebenaran dan kesungguhan amanat para

Pimpinan Jepang di Indonesia tersebut, baru dapat dibuktikan sebagian saja. Salah satu diantaranya adalah janji P.M. Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944

77 Ibid, hlm. 72.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

dan direalisir dengan membentuk BPUPKI yang dilantik pada tanggal 28 Mei

1945, yaitu kurang lebih tiga bulan sebelum menyerahnya Jepang pada sekutu.

Janji itu tidak selesai dengan tuntas, sebab sebelum sempat memerdekakan

Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang telah menyerah kepada sekutu

(yang dipimpin Amerika).78

D. Muhammad Yamin Dalam BPUPKI Dan PPKI

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(BPUPKI) atau Dokuritzu Junbi Cosukai didirikan oleh Jepang. Lembaga itu diumumkan berdiri tanggal 1 Maret 1945 oleh Panglima Tentara Jepang,

Kumaciki Harada. Kepada rakyat jajahan Indonesia, pemerintah Jepang mengatakan, pembentukan lembaga ini merupakan realisasi janji Jepang memberikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Pengangkatan pengurus dan anggota diumumkan tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan HUT Kaisar

Jepang, Tenno Haika. Seluruh anggota berjumlah 62 orang.79

Hari Senin, tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI memulai sidang pertama. Acara pembukaan yang dimulai pukul 11.30 WIB, bertempat di Gedung Tyuuoo Sangi-

In (sekarang menjadi Departemen Luar Negeri, Pejambon, Jakarta). Diisi dengan acara pengibaran bendera Hinomaru dan Sang Saka Merah Putih, amanat Saikoo

Sikikan (Panglima Tentara), pelantikan anggota dan nasihat Gunseikan (Kepala

Pemerintahan Militer). Pada tanggal 29 Mei 1945, hari kedua sidang resmi

78 Muhammad Ridwan Indra dkk, op. cit, hlm. 46. 79 D. Rini Yunarti, BPUPKI PPKI Proklamasi Kemerdekaan RI, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2003, hlm. 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BPUPKI dimulai dengan mendengarkan pidato Muhammad Yamin yang berjudul

“Asas dan Dasar Negara Republik Indonesia”. 80

Sidang resmi rancangan Undang-Undang Dasar negara tanggal 10 Juli yang direncanakan membahas bentuk negara. Dalam sidang itu Soekarno melaporkan telah masuk 40 usulan. Setelah digolongkan terdapat 32 persoalan dan setelah digolongkan lagi menjadi 9 soal, yang menyangkut keinginan merdeka selekas- lekasnya, dasar, unifikasi atau federasi, bentuk negara dan kepala negara, warga negara, daerah, agama dan negara, pembelaan, dan keuangan. Hasil Panitia Kecil itu dibicarakan bersama dengan 38 anggota BPUPKI, dan menghasilkan kesepakatan membentuk Panitia Sembilan terdiri atas Mohammad Hatta,

Muhammad Yamin, Subardjo, Maramis, Soekarno, Kiai Abdul Kahar Moezakkir,

Wachid Hasjim, Abikusno Tjokrosujoso, dan Haji Agus Salim. Panitia Sembilan inilah yang merumuskan rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar yang kemudian juga disetujui oleh Panitia Kecil. Dokumen yang kemudian dinamakan

Piagam Jakarta oleh Muhammad Yamin.81

Piagam Jakarta yang melahirkan Proklamasi dan Konstitusi, seperti yang dimaklumkan pada permulaan Revolusi Indonesia atas dorongan Angkatan

Pemuda Indonesia, sebagai pelopor gerakan kemerdekaan Republik Indonesia dalam zaman Revolusi, adalah penutup pergerakan Indonesia merdeka, dalam abad ke-20. Piagam Jakarta dan naskah Proklamasi itu lahir pada tingkatan bersejarah dalam perjalanan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Tujuan Revolusi

80 Ibid, hlm. 6. 81 Ibid, hlm. 25 – 26.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Indonesia yang dimulai dengan Proklamasi itu ialah menetapkan dan membela kemerdekaan Negara Republik Indonesia.82

BPUPKI juga telah membicarakan mengenai batas dan luas wilayah

Indonesia. Sebagai konsep dasar patokannya, anggota-anggota BPUPKI berpendirian bahwa wilayah Indonesia merdeka itu setidak-tidaknya meliputi wilayah bekas jajahan Hindia Belanda. Tetapi beberapa anggota berkeinginan untuk menentukan batas dan luas wilayah itu meliputi daerah-daerah saja.

Menurut Muhammad Yamin berdasarkan kacamata geopolitik, testamen Gajah

Mada dan alasan lainnya, maka luas dan batas wilayah Indonesia yaitu;

 Semenanjung Malaka

 Borneo (Kalimantan Utara)

 Papua Nugini

 Timor Timur

Diantara anggota BPUPKI, Muhammad Yamin merupakan anggota yang berbicara panjang lebar mengenai luas dan batas wilayah Indonesia merdeka tersebut. Kalau ini sampai terjadi maka menurut Muhammad Yamin ini sesuai dengan “testamen” (pernyataan tentang apa yang dikehendaki) Gajah Mada.83

Lima hari sidang resmi pertama BPUPKI yang dipimpin Ketua BPUPKI dr.

KRT Radjiman Wediodiningrat, tanggal 28 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945, menampilkan beberapa pembicara. Mereka diminta menguraikan pandangan mereka tentang dasar-dasar negara. tiga di antara mereka dianggap oleh tim

82 Muhammad Yamin, Proklamasi Dan Konstitusi, Djambatan, Jakarta,1952, hlm. 21 – 22. 83 Muhammad Ridwan Indra dkk, Peristiwa-Peristiwa Di sekitar Proklamasi 17-8-1945, Jakarta, Sinar Grafika, 1987, hlm. 68 – 69.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

penyunting buku edisi ketiga risalah, sebagai yang paling besar memberikan bahan bagi penyusunan Falsafah Dasar dan Rancangan Undang-Undang Dasar

(UUD) Negara. Oleh karena itu, risalah uraian mereka ditulis secara lengkap.

Ketiga pembicara itu adalah Prof. Muhammad Yamin SH yang tampil tanggal 29

Mei, Prof. Dr. SH tanggal 31 Mei, dan Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.

Di tengah suasana “kemunduran” dan kemerosotan mental Jepang, sebab diberbagai daerah pasukan Jepang mulai dikalahkan pasukan sekutu, pada tanggal

7 Agustus Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Jepang berusaha mengambil hati rakyat Indonesia. Panitia ini terdiri atas 21 anggota, yang berasal dari seluruh daerah Indonesia. Tugasnya bertindak sebagai

Badan yang mempersiapkan penyerahan kekuasaan pemerintahan dari tentara

Jepang kepada Badan tersebut. Panitia ini bertugas menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan UUD dan Falsafah Negara yang sudah disiapkan

BPUPKI. Panitia ini juga bertugas membahas dan menetapkan tata cara pelaksanaan pernyataan atau pengumuman kemerdekaan Indonesia nanti.

Misalnya, apakah pernyataan kemerdekaan dilakukan di depan sidang pleno

PPKI, ataukah di depan rapat umum khusus yang dihadiri ribuan bahkan sebanyak mungkin rakyat Indonesia di Jakarta.84

Tujuan badan penyelidik itu sebenarnya menurut kemauan orang-orang

Jepang, hanyalah terbatas pada menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan, sesuai dengan janji politik Jepang, yaitu “Kemerdekaan India Timur di kelak kemudian hari”. Jadi fungsinya hanya sebagai badan riset. Tetapi badan ini

84 Ibid, hlm. 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

akhirnya berhasil dengan cekatan merancang UUDRI yang merdeka dan berdaulat, jadi menjadikannya sebagai Badan Konstituante. Dalam sidang I

Muhammad Yamin telah mengucapkan pidatonya, tepatnya pada tanggal 29 Mei

1945, dengan judul “Asas dan Dasar Negara Republik Indonesia”.85

Di antara dua masa sidang itu terjadi kegiatan-kegiatan yang banyak.

Masalah-masalah yang perlu mendapat penyelesaian waktu itu ialah (1) Tentang bentuk negara, yaitu unitarisme atau federalisme yang akan dianut, (2) Hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan agama.86

Pada tanggal 22 Juni 1945, sebuah Panitia kecil terdiri dari sembilan orang, antara lain Muhammad Yamin, berhasil menyusun suatu dokumen yang oleh

Yamin dinamakan “Piagam Jakarta” atau “Jakarta Charter”. Piagam itu berisi gagasan-gagasan pokok yang menjiwai kemerdekaan Indonesia dan kemudian akan menjadi inti dari pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.87

Ir. Soekarno anggota Badan Penyelidik yang ditunjuk menjadi Ketua Panitia

Perancang Undang-Undang Dasar mengajukan permintaan kepada ketua Badan

Penyelidik agar Muhammad Yamin ditempatkan pada Panitia Perancang Undang-

Undang Dasar, karena Soekarno merasa Muhammad Yamin adalah orang yang ahli dan pikirannya diperlukan dalam perancangan Undang-Undang Dasar, akan tetapi permohonan Soekarno tidak diluluskan Ketua Badan Penyelidik.88

Antara tanggal 22 Juni 1945 sampai Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus

1945, Muhammad Yamin sibuk dalam rapat-rapat untuk menyempurnakan

85 Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Depdikbud, Jakarta. 1986, hlm. 72. 86 Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 87. 87 Ibid, hlm. 88. 88 Muhammad Ridwan Indra dkk, op. cit, hlm. 75.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

rancangan UUD 1945. Di depan sudah disebut bahwa, dalam sidang II tanggal 10

Juli – 17 Juli 1945, yang merupakan rapat-pleno, Muhammad Yamin dan juga

Drs. Mohammad Hatta masih mengadakan penambahan-penambahan yang penting dari bagian Hak Asasi Manusia (HAM).

Seperti diketahui, Mr. Soepomo mengemukakan, bahwa pokok pikiran atau landasan filsafat yang menjadi dasar dari UUD yang sedang dirancang itu ialah sistem kekeluargaan. Hal ini akan berarti, bahwa para perancang menolak filsafat individualisme dan sistem demokrasi liberal. Drs. Mohammad Hatta, Muhammad

Yamin dan beberapa anggota lainnya mengemukakan, bahwa memang benar negara yang kita dirikan adalah negara gotong royong dan hasil usaha bersama.

Dan mereka sependapat, bahwa hak-hak individu tidak perlu ditonjolkan akan tetapi perlu diadakan pencegahan mengenai penyalahgunaan kekuasaan yang mungkin timbul. Pendapat itu rupanya dapat dimufakatkan, sehingga tanpa mengurangi landasan kekeluargaan dari pada UUD 1945, masuklah pasal 28 ke dalam batang tubuhnya.89

89 Sutrissno Kuntoyo, op. cit, hlm. 88.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

PERJUANGAN MUHAMMAD YAMIN

SETELAH KEMERDEKAAN

A. Sesudah Proklamasi

Pada bulan-bulan pertama sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia, Muhammad Yamin sempat bergaul dengan Tan Malaka, ia bergabung dalam organisasi Persatuan Perjuangan sebagai pemimpin organisasi. Organisasi ini dibuat oleh Tan Malaka untuk menentang siasat diplomasi . Pada tanggal 22 Juni 1945 sampai proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945,

Muhammad Yamin sibuk dalam rapat-rapat untuk menyempurnakan rancangan

Undang-Undang Dasar.90

Proklamasi Kemerdekaan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, banyak kejadian penting berlangsung di tanah air kita. Mengenai Muhammad

Yamin sendiri, dalam lapangan politik, ia lebih condong dalam aliran Tan Malaka.

Sebagaimana kita ketahui, sesudah proklamasi diumumkan, timbul berbagai aliran atau faham-faham politik, di antaranya yang terkuat berkisar di sekitar alam pikiran Sutan Sjahrir dan Tan Malaka.91

90 Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Depdikbud, Jakarta. 1986, hlm. 88. 91 Sutan Sjahrir membentuk Kabinet Parlementer, dan memimpin pemerintahan berdasarkan manifes politik RI (menerangkan politik damai dengan siapa pun yang menghormati kemerdekaan RI), serta menyelesaikan masalah melalui jalan perundingan . Pemikiran Tan Malaka justru sangat berbeda dari Sutan Sjahrir, karena Tan Malaka berkeyakinan bahwa politik yang didasarkan pada pembentukan potensi dan kekuatan terhimpun mempertahankan tanah air dengan kekuatan fisik (mengutamakan politik perang). Kemudian Tan Malaka membentuk organisasi, yaitu Persatuan Perjuangan dan melakukan oposisi terhadap Kabinet Sutan Sjahrir. Selengkapnya dapat dilihat pada buku Sutrisno Kutoyo, Ibid, hlm. 91 – 92. 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Sehari sesudah Indonesia merdeka, seluruh anggota PPKI mengadakan rapat di Pejambon. Hasil keputusan yang paling penting adalah mengesahkan Undang-

Undang Dasar Republik Indonesia, dan memilih Soekarno sebagai presiden

Indonesia dengan Mohammad Hatta sebagai wakilnya. Di kalangan para pemuda, ketidakpuasan masih tetap ada. Selain Chaerul Saleh, , dan Wikana, kelompok penentang kerja sama dengan Jepang semakin bertambah kuat masuknya Kasman Singodimedjo, dan lain-lain. Mereka mendesak mengubah PPKI menjadi Komite Nasional Indonesia, karena PPKI merupankan lembaga bentukan Jepang. Menurut mereka, ini salah satu cara untuk membuktikan bahwa kemerdekaan adalah buah kerja keras bangsa Indonesia dan bukan pemerintah Jepang. Anggota PPKI mengesahkan UUD yang dibuat Sub-

Panitia Politik PPKI. Selain itu keberhasilan yang patut dicatat adalah kesepakatan mereka menghilangkan kalimat-kalimat yang berisi kejayaan Jepang di Asia. Selain itu sidang juga memutuskan hal-hal seputar syarat menjadi presiden, serta penambahan sejumlah pasal pada UUD 1945.

Rapat PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 memutuskan untuk mengganti

PPKI menjadi Komite Nasional Indonesia (KNI). Juga diresmikan pembagian provinsi di Indonesia. Ada delapan provinsi yang dibentuk, yakni Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Sunda

Kecil. Setiap provinsi dipimpin oleh seorang gubernur. Tiga hari kemudian, KNI diganti menjadi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).92

92 M. Yunda Zara, Peristiwa 3 Juli 1946, Yogyakarta, MedPress, 2009, hlm. 17 – 18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Komite Nasional Indonesia Pusat merupakan badan pembantu presiden yang pembentukannya didasarkan pada keputusan sidang Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945. KNIP yang merupakan pengembangan dari Komite Nasional Indonesia dilantik oleh Presiden Soekarno pada tanggal 29 Agustus 1945. Pada sidang KNI tanggal 22 Agustus 1945, anggotanya berjumlah 103 orang, sedangkan pada sidang KNIP tanggal 29

Agustus jumlah anggotanya sudah bertambah menjadi 137 orang (terdiri dari tokoh masyarakat dan anggota PPKI). Pada sidang terakhir, jumlah anggota KNIP berjumlah 536 orang.

Pada sidang pertama KNIP tanggal 29 Agustus 1945 dipilih pengurus KNIP dengan susunan pimpinan sebagai berikut :

Ketua : Mr. Kasman Singodimedjo

Wakil ketua : MMr. Sutardjo Kartohadikusuma

Wakil Ketua : Mr. J. Latuharhary

Wakil Ketua : Adam Malik

KNIP yang semula berfungsi sebagai pembantu presiden, kemudian berubah melaksanakan tugas legislatif berdasarkan Maklumat Wakil Presiden No. X yang menyatakan bahwa :

Komite Nasional Indonesia Pusat, sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat, diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara, serta menyetujui bahwa pekerjaan KNIP sehari-hari, berhubungan dengan gentingnya keadaan, dijalankan oleh sebuah Badan Pekerjaan yang dipilih di antara mereka dan yang bertanggung jawab kepada Komite Nasional Indonesia Pusat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Setelah itu pekerjaan sehari-hari KNIP dipegang oleh Badan Pekerja Komite

Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP). Dibentuk pada tanggal 17 Oktober 1945 dengan ketuanya Sutan Syahrir dan wakil Mr. Amir Sjarifuddin.

Sebagai badan perwakilan, BP KNIP telah menjalankan hak dan kewajibannya, yaitu telah mengajukan usul/inisiatif, interpelasi, angket, pertanyaan, dan mosi (khususnya mosi kepercayaan). Fungsi pengawasan ini sebagian berhasil diputuskan menjadi perundang-undangan, sebagian tidak, bahkan sebagian sukar ditelusuri.93

B. Peristiwa 3 Juli 1946

Kebijakan RI berunding dengan Belanda mendapat perlawanan sengit dalam negeri dari Persatuan Perjuangan (PP) di bawah Tan Malaka. Tujuan utama gerakan politik PP adalah sebagai kekuatan oposisi yang akan mengganjal kebijakan politik kabinet Sjahrir, khususnya guna berunding dengan pihak

Belanda. Dalam hal ini, Tan Malaka berkeyakinan bahwa RI masih berkemampuan untuk tidak menerima betapa kecilpun tuntutan Belanda.94

Soal hubungan Tan Malaka dan Sjahrir, mula-mula Tan Malaka tertarik pada kecemerlangan Sjahrir. Rencana pertama adalah menewarkan bekerja sama.

Akan tetapi, Sjahrir menolak dengan alasan kemampuan Tan Malaka untuk mendapat dukungan rakyat tidak sebesar Soekarno. Dalam perkembangannya,

Soebardjo dan kawan-kawan, termasuk Soekarni, ternyata memiliki kemampuan

93 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 331 – 332. 94 Rushdy Hoesein, Terobosan Sukarno Dalam Perundingan Linggarjati, Jakarta, PT Kompas Media Nusantara, 2010, hlm. 154.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

lebih lanjut untuk mendukung Tan Malaka sehingga mampu mendapat simpati dari banyak partai. Kahin menyangsikan bahwa Tan Malaka jujur dalam berpolitik. Salah satu contohnya dalam memunculkan rencana kedua, yang dikenal sebagai testamen politik. Untuk memahami strategi rencana kedua Tan

Malaka, yang dibuat dengan bantuan Soebardjo, harus dilihat kondisi Jakarta saat itu (September 1945).

Soekarno-Hatta tahu bahwa Belanda mendesak Inggris untuk menangkap mereka. Tan Malaka menemui Soekarno dan menekankan kepadanya akan adanya bahaya yang mengancam apabila Soekarno-Hatta tinggal di Jakarta. Dia menembahkan bahwa akan muncul bencana jika Republik kehilangan pemimpinnya saat kritis seperti itu. Dia menganjurkan membuat semacam ketetapan tepat, yaitu Tan Malaka dapat meneruskan kepemimpinan RI apabila

Soekarno-Hatta tertangkap atau terbunuh.

Pertemuan besar Persatuan Perjuangan yang pertama diadakan di kota Solo pada 15 – 16 Januari 1946, yang dihadiri 141 wakil organisasi. Dalam pertemuan itu, setelah mendengarkan pengarahan Tan Malaka, dibentuklah panitia kecil

(terdiri dari 11 orang) untuk merumuskan apa yang mereka sebut Minimum

Program. Kesebelas orang tersebut, antara lain, Ibnu Parna (Pesindo), Wali

Alfatah (Masyumi), Ir. Sakirman (Dewan Perjuangan Jawa Tengah), Soedirman

(TKR), dan Tan Malaka.

Pemerintah Yogyakarta segera bereaksi terhadap pertemuan Solo yang provokatif dan memecah belah rakyat tersebut. Oleh Badan Pekerja Komite

Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP) di Purworejo, guna menunjukan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

lembaga ini sejalan dengan pihak eksekutif, dikeluarkanlah pengumuman BP

KNIP No. 20 pada 15 Januari 1946. Isinya yang penting adalah, “Menganjurkan persatuan, menghindari faktor yang bisa memecah belah, dan menghindari perbuatan yang dipandang dunia luar sebagai perbuatan agresif dan fasistik.

Ditegaskan agar partai politik mengutamakan persatuan, tentara dan organisasi perjuangan perlu berusaha mengadakan persatuan siasat, di daerah segera disusun badan perwakilan sesuai undang-undang tentang KNI daerah”.95

Muhammad Yamin pada masa permulaan kemerdekaan Indonesia, yaitu pada bulan-bulan pertama sesudah proklamasi kemerdekaan sempat bergaul dengan Tan Malaka. Selama bulan-bulan permulaan tahun 1946, Muhammad

Yamin berdiam di daerah pegunungan Tawangmangu, Surakarta, bersama Tan

Malaka dan Soekarni, bahkan ia duduk dalam pimpinan Persatuan Perjuangan, yang menentang siasat berdiplomasi dan berunding dengan pihak Belanda. Ia juga turut duduk dalam pimpinan partai Murba.

Muhammad Yamin, yang ketika itu berusia kira-kira 43 tahun, yakin bahwa dengan menghimpun kekuatan seluruh rakyat, Indonesia akan sanggup mendesak penjajah Belanda dengan kekuatan senjata, sehingga Belanda dapat keluar dari pantai-pantai tanah air. Karena oposisi dalam negeri makin tajam, maka akibatnya

Kabinet Sjahrir mengundurkan diri. Tetapi pada permulaan bulan Maret dalam sidang Komite Nasional Indonesia Pusat, presiden Soekarno kembali menunjuk

Sutan Sjahrir untuk membentuk kabinet.96

95 Ibid, hlm. 156. 96 Sutrisno Kuntoyo, Ibid, hlm. 94.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Pada tanggal 27 Juni 1946, Sjahrir diculik di Solo dan dibawa ke Boyolali.

Actor Intellectualis penculikan ini ialah Tan Malaka. Tujuan kaum oposisi ialah memaksa pemerintah untuk meninggalkan politik perundingan, dan menggantikannya dengan perang dan kemudian membentuk negara menurut kemauan mereka. Terutama Perjanjian Linggarjati mereka tolak. Kemudian presiden Soekarno menyatakan seluruh Indonesia dalam keadaan bahaya dan kekuasaan penuh ditaruh di tanggan presiden. Dalam pidato redio presiden berseru supaya Sjahrir segera dikembalikan dalam keadaan selamat. Keesokan harinya Sjahrir dibebesakan dan selamat sampai ke Yogyakarta. Kemudian terus ke Jakarta.

Pada pertengahan bulan Agustus 1946, sesudah keadaan biasa lagi, Presiden kembali menunjuk Sjahrir untuk membentuk kabinet. Kabinet Sutan Sjahrir yang ke III ini selesai dibentuk dan dan disahkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal

2 Oktober 1946. Perundingan-perundingan tidak resmi dilakukanoleh Sutan

Sjahrir dengan Van Mook (Belanda), dengan perantaraan Sir Archibald Clark

Kerr (duta Inggris di Moskow), yang bertugas sebagai duta keliling untuk menyelesaikan soal Indonesia.

Pada tanggal 1 Juli 1946, Muhammad Yamin berperan dalam peristiwa penculikan Sutan Sjahrir, ia mendatangi rumah penjara Wirogunan (Yogyakarta) dan berhasil membuka pintu sel-sel tahanan politik dan melepaskan para tawanan politik. Sesudah itu, ia menuju Wiyoro, dekat Yogyakarta.

Pada tanggal 2 Juli 1946, Muhammad Yamin membuat empat naskah yang berisi usul agar kabinet Sutan Sjahrir diberhentikan dan diganti dengan kabinet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

lain. Keesokan harinya ia bersama-sama tawanan-tawanan politik itu berangkat menghadap presiden Soekarno guna mengajukan empat usul tersebut. Tetapi yang berwajib memandang perlu untuk menahan Muhammad Yamin dengan tuduhan melakukan coup d’etat. Dalam sejarah kita, kejadian ini terkenal dengan Peristiwa

3 Juli 1946.97

Sejak 3 Juli 1946 Muhammad Yamin ditahan secara berpindah-pindah, antara lain di Magelang. Tanggal 21 Juli 1947 pasukan Belanda mulai menyerang daerah Republik Indonesia dan sampai di Ambarawa, Muhammad Yamin beserta tawanan lainnya dipindahkan ke Wirogunan, Yogyakarta. Kemudian dipindahkan lagi ke Madiun, lalu Ponorogo, terakhir kembali ke Madiun lagi. Muhammad

Yamin ditahan selama kurang lebih dua tahun. Perkaranya disidangkan di

Yogyakarta. Menurut putusan Makamah tanggal 27 Mei 1948, Muhammad

Yamin dipersalahkan melakukan kejahatan memimpin percobaan untuk merobohkan pemerintahan yang sah, dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara.

Tetapi beberapa bulan kemudian, ia mendapat grasi, dan pada tanggal 17 Agustus

1948 ia telah dibebaskan lagi.

Selama tahun 1946 – 1948 Muhammad Yamin berada dalam tahanan sehingga ia tidak duduk dalam pemerintahan. Ketika Belanda menyerang

Republik Indonesia, (Aksi Militer II pada bulan Desember 1948), Muhammad

Yamin meninggalkan Yogyakarta, dan masuk ke pedalaman di daerah Gerilya.

Selanjutnya dalam menghadapi Konferensi Meja Bundar (KMB). Pemerintah pusat dikembalikan ke Yogyakarta. Muhammad Yamin pun kembali ke

97 Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 95 – 96.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Yogyakarta dan mendatangi presiden Soekarno serta menyatakan bersiap diri untuk bekerja bagi Republik Indonesia sebagai patriot dan pejuang bangsa. Pada tahun 1949 itu pula Muhammad Yamin diangkat sebagai Penasehat Delegasi

Republik Indonesia ke KMB di negeri Belanda.98

Setelah Konferensi Inter-Indonesia yang penuh toleransi dan saling pengertian, baik yang diadakan di Yogyakarta maupun di Jakarta, berangkatlah wakil-wakil RI yang dipimpin oleh Mohammad Hatta dan wakil-wakil BFO yang dipimpim oleh Sultan Hamid ke Den Haag untuk melakukan perundingan pada

Konferensi Meja Bundar. Dari pihak Belanda delegasinya diketuai oleh PM Dr.

Marseveen dan dari UNCI diwakili oleh Chritchley. Perundingan berjalan dari tanggal 23 September – 2 November 1949 dengan hasil paling utama adalah bahwa Kerajaan Nederland akan menyerahkan kedaulatannya atas Indonesia kepada Republik Indonesia Serikat selambat-lambatnya pada tanggal 30

Desember 1949, yang terdiri dari negara-negara bagian yaitu99:

1. Negara Republik Indonesia 2. Negara Indonesia Timur 3. Negara Pasundan 4. Negara Jawa Timur 5. Negara Madura 6. Negara Sumatera Timur 7. Negara Sumatera Selatan

Walaupun secara keseluruhan pembentukan RIS itu menyimpang dari

Proklamasi 17 Agustus 1945, namun Soekarno menegaskan bahwa KMB hanya merupakan batu lompatan ke arah cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia yang

98 Ibid, hlm. 96 – 97. 99 Tuk Setyohadi, Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa, Jakarta, CV. Rajawali Corporation, 2002, hlm. 93.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

sejati. Adapun masalah yang mengecewakan adalah bahwa Belanda tetap berkeras kepala untuk mempertahankan Irian Barat sebagai daerah jajahannya, sehingga akhirnya dicapai kompromi bahwa status Irian Barat akan ditentukan dalam perundingan antara Belanda dengan RIS, dalam waktu satu tahun setelah selesainya KMB.

Sewaktu sidang KMB di Nederland, antara wakil-wakil Pemerintah RI dan

Pemerintah Negara-Negara bagian RIS diadakan perundingan, dengan menghasilkan persetujuan tentang naskah Undang-Undang Dasar. Sementara RIS yang kemudian disyahkan di Jakarta pada tanggal 14 Desember dalam sidang antara wakil-wakil tersebut di atas dengan Komite Nasional Indonesia Pusat, sebagai Konstitusi Republik Indonesia Serikat.

Pada tanggal 15 Desember 1949 diadakan sidang pemilihan presiden RIS dengan calon tunggal Ir. Soekarno, oleh suatu Dewan Pemilihan Presiden RIS yang beranggotakan wakil-wakil RI dan wakil-wakil Negara Bagian. Besoknya tanggal 16 Desember 1949, Ir. Soekarno terpilih sebagai presiden RIS. Sebagai babak akhir dari usainya kekuasaan Belanda di Bumi Indonesia, pada tanggal 27

Desember 1949 secara bersamaan diadakan upacara penyerahan kedaulatan. Di

Negeri Belanda, Ratu Juliana menyerahkan kepada Drs. Moh. Hatta sebagai

Ketua Delegasi RIS. Di Jakarta, Wakil Tinggi Mahkota A. H. J Lovink menyerahkan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono ke-IX dan di Yogyakarta dilakukan pula penyerahan kedaulatan dari RI kepada RIS.100

100 Ibid, hlm. 94.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

C. Sesudah Pengakuan Kedaulatan

Sekembalinya ke Indonesia pada tahun 1950, Muhammad Yamin diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam kedudukannya sebagai anggota DPR RIS Muhammad Yamin tetap berusaha untuk menyempurnakan negara. Ia tetap seorang nasionalis yang teguh. Kedaulatan RI yang penuh adalah cita-citanya. Muhammad Yamin juga ikut dalam rombongan misi diplomasi RIS ke Moskow.

Pada tahun 1951, Muhammad Yamin menjabat sebagai Menteri Kehakiman, dalam kabinet Sukiman – Suwirjo (Kabinet ke XII Negara RI) tetapi hanya untuk masa dua bulan, yaitu dari bulan April - Juni 1951. Ketika Muhammad Yamin diangkat menjadi Menteri Kehakiman, tindakannya yang pertama adalah melepaskan Chairul Saleh dari penjara.101

Chairul Saleh merupakan pemuda yang menculik Soekarno dan Hatta dalam

Peristiwa Regasdengklok, serta menjadi pihak oposisi pemerintah bersama

Muhammad Yamin di dalam Persatuan Perjuangan pimpinan Tan Malaka.

Pada tahun 1950, Chairul Saleh memimpin Laskar Rakyat di Jawa Barat untuk menentang hasil Konferensi Meja Bundar (KMB). Ia kemudian ditangkap oleh .102

Hal ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan, seperti partai-partai oposisi, dan pers. Karena itu pula kebinet segera mengambil tindakan dan

Muhammad Yamin terpaksa melepaskan kedudukannya sebagai Menteri

101 Ibid, hlm. 99. 102 Wikipedia, Chaerul Saleh, (online) dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Chairul_Saleh, diakses 3 September 2018 pukul 17.38.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Kehakiman yang beru dijabatnya selama dua bulan. Chairul Saleh kembali lagi ke penjara. Sebenarnya pemerintah sudah akan membebaskan Chairul Saleh dari penjara. Ia akan dikirim ke Jerman atau Swiss untuk belajar. Tetapi Muhammad

Yamin rupanya terlalu cepat mengambil tindakan.103

Sesudah melepaskan jabatannya sebagai Menteri Kehakiman, Muhammad

Yamin ditawari jabatan sebagai Duta Besar RI, tetapi ia menolak dan kembali menjadi anggota parlemen lagi. Ia kembali menjadi orang bebas dan merdeka, sambil mengarang buku, artikel, diberbagai majalah dan surat kabar.

Pada tahun 1952 – 1953, Muhammad Yamin menjadi pimpinan Redaksi

Surat kabar “Mimber Indonesia” yang terbit di Jakarta, bersama dengan rekan- rekannya yaitu : Mr. Jusuf Wibisono, Adi Negoro, Ir. Pangeran Noor, Darsjaf

Rahman, M. H. Gajo dan lain-lainnya.

Sebenarnya sebagai pemimpin Redaksi suatu-surat kabar, Muhammad

Yamin bukanlah orang yang tepat. Artikel-artikel dan tajuk-tajuknya memang bernilai tinggi, tetapi seringkali terlalu filosofis dan tidak bersinggungan dengan kenyataan atau aktualitas sehari-hari, dimana Muhammad Yamin suka menyerang hal-hal yang tidak dia sukai, meskipun tidak banyak kaitannya dengan masalah- masalah kehidupan praktis sehari-hari, hal inilah yang membuat artikel dan tajuk- tajuknya dinilai filosofis. Contoh karya Muhammad Yamin yang dinilai filosofis yaitu bukunya yang berjudul “6000 Tahun Sang Merah Putih”, dalam buku ini

Muhammad Yamin menyatakan jika Sang Merah Putih itu sudah ada sejak 6000 tahun yang lalu, dan warna Merah Putih bagi bangsa Indonesia mengandung arti

103 Ibid, hlm. 99 – 100.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

sama dan tetap. Warna Putih berarti kesucian, sedangkan lambang warna Merah adalah keberanian, atau dengan kalimat Merah Putih mengandung wujud

“Keberanian atas Kesucian”.104

Dari bulan Juli 1953 – Juli 1955, Muhammad Yamin menjadi Menteri

Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dalam kabinet Ali Sastroamijoyo. Salah satu hasil karya Muhammad Yamin sebagai Menteri PPK adalah didirikannya

Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang kelak kemudian tumbuh menjadi

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP), salah satu Perguruan Tinggi yang ia dirikan adalah Universitas Andalas di Padang, Sumatera Barat. Selain itu,

Muhammad Yamin mengusulkan kepada Prof. Dr. Nicolaus Driyarkara, S.J., untuk mendirikan PTPG, kemudian disetujui oleh para imam Katolik, terutama

Ordo Societas Jesus (S.J.), dan lahirlah PTPG Sanata Dharma (sekarang

Universitas Sanata Dharma) di Yogyakarta. Muhammad Yamin meninggalkan nama baiknya dengan merintis pendirian universitas di berbagai ibukota propinsi dan seluruh Indonesia.105

Memang sebagai pribadi Muhammad Yamin berkeinginan sekali untuk menjadi pusat perhatian orang terus menerus. Sebagai seorang politikus dan pembina bangsa, ia ingin meninggalkan nama baik yang selalu dikenang orang dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, Muhammad Yamin mencurahkan perhatian yang besar terhadap kebudayaan. Sewaktu Muhammad Yamin menjabat Menteri Pendidikan,

104 Jaka Samudri, 6000 Tahun Sang Merah Putih, (online) dalam httpa://www.google.com/amp/s/jakasamudri.wordpress.com/2013/02/26/resensi-buku/amp/ diakses 19 September 2018 pukul 21.33. 105 Ibid, hlm. 102 – 103.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Pengajaran dan Kebudayaan, berlangsunglah Konferensi Asia Afrika I di

Bandung. Selain sebagai anggota delegasi Muhammad Yamin juga menjadi Ketua

Delegasi Indonesia untuk urusan pengajaran, sosial, dan kebudayaan. Sedangkan oleh para anggota Konferensi Asia Afrika di Bandung, Muhammad Yamin dipilih pula sebagai Ketua Panitia Kebudayaan.

Berbagai masalah yang dibahas dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung antara lain :

1. Usaha untuk meningkatkan kerjasama bidang ekonomi, sosial, budaya, dan HAM. 2. Hak menentukan nasib sendiri. 3. Rasialisme (perbedaan warna kulit). 4. Kerjasama internasional. 5. Masalah pelucutan senjata. 6. Masalah rakyat yang masih terjajah di Afrika Utara. 7. Masalh Irian Barat.

Hasil Konferensi Asia Afrika yang paling penting adalah telah terjadinya suatu kerjasama di antara negara-negara Asia Afrika. Selain itu, pertemuan KAA telah berhasil pula merumuskan sepuluh Asas yang tercantum dalam Dasasila

Bandung. Di dalam Dasasila Bandung, tercermin penghargaan terhadap Hak

Asasi Manusia, kedaulatan semua bangsa, dan perdamaian dunia.

Dasasila Bandung yaitu106 :

1. Menghormati hak-hak asasi manusia sesuai dengan Piagam PBB. 2. Menghormati kedaulatan wilayah suatu bangsa. 3. Mengakui persamaan suatu ras dan persamaan suatu bangsa baik besar maupun kecil. 4. Tidak melakukan campur tangan dalam soal-soal negara lain. 5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian atau secara kolektif.

106 Saut Togar Manik, Sejarah Konferensi Asia Afika (KAA), (online) dalam https://www.google.com/amp/s/sauttogarmanik1922.wordpress.com/2013/11/28/ sejarah- konferensi-asia-afrika-kaa/amp/&ved=2, diakses 11 Juni 2018 pukul 22.35.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

6. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain. 7. Tidak melakukan agresi terhadap negara lain. 8. Menyelesaikan masalah dengan jalan damai. 9. Menunjukan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya. 10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.

Pada tahun 1954, ketika Muhammad Yamin berkunjung ke negeri Belanda, beliau bersama Kepala Jawatan Kebudayaan, Soedarsonom menggunakan kesempatan yang ada untuk merintis usaha pengembalian benda-benda bernilai sejarah dan budaya Indonesia yang di simpan di Negeri Belanda dan negara- negara Eropa lainnya.107

Pada tahun 1955, sebagai tindak lanjut disusun inventarisasi koleksi benda- benda purbakala dan naskah-naskah kesastraan yang berada di Negeri Belanda dan negara-negara Eropa lainnya. Tetapi inventarisasi ini baru merupakan langkah pertama dari sebagian benda-benda yang berada di Eropa. Meskipun demikian sudah dapat diinventarisasi sebanyak 1151 benda-benda yang disimpan di berbagai museum di Negeri Belanda, dan 31 benda-benda di museum Jerman,

Denmark, dan Belgia. Benda-benda kebudayaan Indonesia yang ada di Belanda dan Eropa, akan dipindahkan ke tanah air, yang akan membawa pengaruh positif bagi perkembangan ilmu kebudayaan Indonesia.

Pada tanggal 10 Juli 1958, Muhammad Yamin diangkat menjadi Menteri

Sosial dalam Kabinet kerja. Lalu menjadi Menteri Inti Urusan Khusus dalam

Kabinet Kerja. Pada tanggal 18 Februari 1960 menjadi Menteri dalam Kabinet Inti

(Ketua Dewan Perancang Nasional dengan SK Presiden No. 21/1960).108

107 Ibid, hlm. 104 – 105. 108 Ibid, hlm. 107.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Pada tanggal 18 Maret 1962, Muhammad Yamin dilantik menjadi Wakil

Menteri Pertama sebagai koordinator pada Bidang Khusus Menteri

Penerangan/Ketua Dewan Depernas dalam pimpinan Lembaga-lembaga Negara dalam susunan dan regrouping baru dalam Kabinet Kerja. Muhammad Yamin juga diangkat menjadi anggota Staf I Pembantu Presiden/Panglima Tertinggi,

Komando Tertinggi Operasi Ekonomi seluruh Indonesia. Di samping itu

Muhammad Yamin juga menjadi Ketua Penerangan Komando Tertinggi

Pembebasan Irian Barat, dan kemudian ia mendapat penghargaan tertinggi dari

Presiden RI yaitu Bintang Mahaputera RI dan tanda penghargaan dari Corps

Polisi Militer (CPM) sebagai pencipta lambang Gajah Mada serta Panca Darma

Corps.

Pada tanggal 17 Oktober 1962, Muhammad Yamin meninggal dunia. sebelum meninggal dunia Muhammad Yamin berpesan agar jenazahnya dikebumikan di samping kuburan ayahnya, di Talawi tempat kelahiran dan kampung halamannya.

Jabatan terakhir yang di pegang Muhammad Yamin ialah Wakil Pertama

(Wampa), urusan khusus Menteri Penerangan.109

109 Ibid, hlm. 107 – 108.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN

Setelah menelisik peranan Muhammad Yamin dalam meraih kemerdekaan

Indonesia pada bab II sampai bab IV, maka pada bagian ini penulis menarik beberapa kesimpulan yang menyangkut peranan tersebut.

1. Latar belakang kehidupan Muhammad Yamin, kemerdekaan Indonesia tidak

lepas dari peran pemuda salah satunya adalah Muhammad Yamin.

Muhammad Yamin lahir di Sawahlunto Sumatera Barat pada tanggal 23

Agustus 1903, ayah Muhammad Yamin bernama Usman gelar Bagindo

Khatib, dan ibunya bernama Siti Sa’adah, kemudian Muhammad Yamin

menikah dengan Raden Ajeng Sundari Mertoatmodjo, mereka dikaruniai

seorang putra laki-laki bernama Dang Rahadian Sinajangsih Yamin.

Kehidupan Muhammad Yamin penuh perjuangan di dalam bidang

pendidikan, ia sering berpindah-pindah sekolah, Muhammad Yamin mula-

mula belajar di Sekolah Melayu atau Sekolah Dasar Bumi Putra Angka II,

kemudian Muhammad Yamin pindah sekolah, ia pindah di Hollandsch

Inlandsche School (HIS), dan pada tahun 1918 Muhammad Yamin tamat dari

HIS. Setelah tamat dari HIS, Muhammad Yamin memasuki Sekolah Dokter

Hewan di Bogor. Ternyata ia tidak tertarik pada pelajaran tentang hewan-

hewan dan penyakitnya, tidak lama kemudian Muhammad Yamin pindah ke

Sekolah Pertanian yang terdapat di daerah Bogor. Di sini pun Muhammad

Yamin tidak bertahan lama. Kemudian Muhammad Yamin pindah ke

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Surakarta dan memasuki Algemene Middelbare School (AMS) jurusan

Oostersch Letterkundige Afdeling sekolah ini dibuka pada tahun 1926. Di

sekolah ini Muhammad Yamin belajar sungguh-sungguh, setelah tamat dari

AMS tahun 1927, ia masuk Sekolah Hakim Tinggi (Rechts Hooge School)

dan tamat dari sekolah itu tahun 1932, dan berhak memakai gelar Meester in

de rechten. Pada tahun 1954 nama Mr. Muhammad Yamin bertambah lagi

menjadi Prof. Mr. H. Muhammad Yamin.

2. Perjuangan Muhammad Yamin sebelum Kemerdekaan Indonesia, mula-mula

Muhammad Yamin ikut dalam organisasi pemuda daerah yaitu Jong

Soematranen Bond, ia aktif dalam organisasi ini, dan pada tahun 1926 – 1928

Muhammad Yamin menjadi ketua Jong Soematranen Bond bersamaan

dengan itu, Muhammad Yamin juga menjadi anggota Perhimpunan Pelajar-

pelajar Indonesia (PPPI), dan sepak terjangnya dalam Kongres Pemuda.

Muhammad Yamin juga menjadi pembicara di dalam Kongres Pemuda I dan

di dalam Kongres Pemuda II ia sekaligus menjadi Sekretaris, kemudian

menjadi anggota dalam Partai Indonesia (Partindo), mendirikan Partai baru

yang diberi nama Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), hingga akhirnya ia

dikeluarkan dari Gerindo karena ia duduk dalam Volksraad (semacam Dewan

Perwakilan Rakyat di zaman pemerintahan Kolonial Belanda). Pada bulan

Juli 1939 Muhammad Yamin mendirikan partai baru yaitu Partai Persatuan

Indonesia (Parpindo). Di waktu pendudukan bala tentara Jepang, Muhammad

Yamin diangkat menjadi penasehat militer Jepang di Indonesia dengan

jabatan Sanyo, sewaktu kedudukan pemerintahan Jepang di Indonesia sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

makin terjepit, Jepang memberikan janji kemerdekaan dan membentuk suatu

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. BPUPKI

ini beranggotakan 62 orang, terdapatlah nama Muhammad Yamin, yang

disebut dalam daftar urutan anggota nomor 2, sesudah nama Ir. Soekarno.

Pada hari kedua dalam sidang pertama BPUPKI tanggal 29 Mei 1945,

Muhammad Yamin menjadi pembicara, mengenai “Asas dan Dasar Negara

Republik Indonesia”. Pada tanggal 10 Juli 1945 sidang kedua BPUPKI

membahas bentuk negara, Muhammad Yamin bersama dengan teman-

temannya berhasil merumuskan rancangan Pembukaan UUD, dokumen ini

dinamakan Piagam Jakarta.

3. Perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia. Di dalam

bidang politik, pada bulan-bulan pertama sesudah Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia, Muhammad Yamin sempat bergaul dengan Tan Malaka, dan

bergabung dalam organisasi Persatuan Perjuangan (PP) yang didirikan

langsung oleh Tan Malaka, organisasi ini didirikan dengan tujuan menentang

siasat diplomasi Sutan Sjahrir. Dalam Peristiwa 3 Juli 1946, Muhammad

Yamin menjadi tersangka karena merencanakan penculikan Sutan Sjahrir.

Muhammad Yamin kemudian dipenjarakan dengan tuduhan melakukan coup

d’etat. Setelah keluar dari penjara, Muhammad Yamin kemudian diangkat

menjadi Penasehat Delegasi Republik Indonesia ke KMB di Belanda. Tahun

1950 ia diangkat menjadi anggota DPR RIS. Tahun 1951 ia menjabat menjadi

Menteri Kehakiman selama dua bulan, kemudian menjadi Menteri Sosial

dalam Kabinet Kerja dan menjadi Menteri dalam Kabinet Inti. Jabatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

terakhir Muhammad Yamin, menjadi Wakil Pertama (Wampa), urusan khusus Menteri Penerangan. Di dalam bidang pendidikan pada tahun 1953 sampai 1955, Muhammad Yamin menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, ia mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG), yang kemudian tumbuh menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Perndidikan

(IKIP), salah satu Perguruan Tinggi yang ia dirikan adalah Universitas

Andalas di Padang, Sumatera Barat. Selain itu, Muhammad Yamin mengusulkan kepada Prof. Dr. Nicolaus Driyarkara, S.J., untuk mendirikan

PTPG, kemudian disetujui oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas

Jesus (S.J.), dan lahirlah PTPG Sanata Dharma (sekarang Universitas Sanata

Dharma) di Yogyakarta. Muhammad Yamin mencurahkan perhatian yang besar terhadap kebudayaan, tahun 1954, Muhammad Yamin berkunjung ke

Negeri Belanda, ia menggunakan kesempatan yang ada untuk merintis usaha pengambilan benda-benda bernilai sejarah dan budaya Indonesia yang disimpan di Negeri Belanda dan negara-negara Eropa lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Dadang Supardan. 2008. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jamal D. Rahman dkk. 2014. 33 Tokoh Sasra Indonesia Paling Berpengaruh.

Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Junaedi Al Anshori M. 2010. Sejarah Nasional Indonesia Masa Prasejarah

Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan.

Kansil, C.S.T. dan Julianto. 1987. Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Miriam Budiardjo. 2008. Dasar – Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Muhammad Ridhwan Indra. 1987. Peristiwa-Peristiwa Disekitar Proklamasi 17-

8-1945. Jakarta: Sinar Grafika.

Muhammad Yamin. 1952. Proklamasi Dan Konstitusi. Jakarta: Djambatan.

Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. 1982. Sejarah

Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan.

Ricklefs M. C. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: PT Serambi

Ilmu Semesta.

Rini Yunarti D. 2003. BPUPKI, PPKI, Proklamasi Kemerdekaan RI. Jakarta: PT

Kompas Media Nusantara.

Rini Yunarti D. dkk. 2010. Konflik Di Balik Proklamasi. Jakarta: PT Kompas

Media Nusantara.

81 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Rushdy Hoesein. 2010. Terobosan Sukarno Dalam Perundingan Linggarjati.

Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Soedarmanta, J.B. . 2007. Jejak – Jejak Pahlawan. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Suhartono W. Pranoto. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sumarsono, S. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Sutrisno Kutoyo. 1986. Prof. H. Muhammad Yamin S.H. Jakarta: Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan.

Tuk Setyohadi. 2002. Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa.

Jakarta: CV Rajawali Corporation.

Yuanda Zara M. 2009. Peristiwa 3 Juli 1946. Yogyakarta: MedPress.

Sumber Internet

Jaka Samudri, 2018. 6000 Tahun Sang Merah Putih, (online) dalam

httpa://www.google.com/amp/s/jakasamudri.wordpress.com/2013/02/26/res

ensi-buku/amp/ diakses 19 September 2018 pukul 21.33.

Saut Togar Manik, 2018. Sejarah Konferensi Asia Afika (KAA), (online) dalam

https://www.google.com/amp/s/sauttogarmanik1922.wordpress.com/2013/1

1/28/ sejarah-konferensi-asia-afrika-kaa/amp/&ved=2, diakses 11 Juni 2018

pukul 22.35.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Seputar Pernikahan, 2018. Prosesi Pingitan Pernikahan Adat Jawa, (online) dalam

http://www.seputarpernikahan.com/prosesi-pingitan-pernikahan-adat-

jawa.html, diakses 21 Mei 2018 pukul 13.21.

Srikandi Rahayu, 2017. Kemerdekaan, Rela Berkorban, Pengertian Kemerdekaan

(online) dalam http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/08/seputar-

pengertian-kemerdekaan.html?m=1, diakses 12 September 2017 pukul

21.37

Vara Jambak, 2018. Fasisme Jawa Bagian 2, (online) dalam

https://moendgo7.wordpress.com/tag/fasisme-militer. html, diakses 21

Mei 2018 pukul 13.45.

Wicaksono Tri Kurniawan, 2018. Pengertian Sukuisme Primordialisme

Chauvinisme Provinsialisme Ekstrimisme dan Sekularisme, (online) dalam

http://st-times.blogspot.com/2013/10/pengertian-sukuisme-

primordialisme.html?m=1, diakses 21 Mei 2018 pukul 13.00.

Wikipedia, 2018. Chaerul Saleh, (online) dalam

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Chairul_Saleh, diakses 3 September 2018

pukul 17.38.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SILABUS Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Wajib Kelas/semester : XI/I Alokasi waktu : 2 JP Pelajaran 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi Sumber Indikator Penilaian Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar 3.4 Menganalisis  Strategi  Membaca buku teks, 3.4.1. Menjelaskan latar Tes 2 JP  Buku persamaan dan pergerakan tentang strategi belakang kehidupan Tertulis Junaedi Al perbedaan nasional di pergerakan, tokoh- Muhammad Yamin. (Uraian) Anshori. pendekatan dan Indonesia tokoh pergerakan 2010. strategi pada.masa nasional dan dampak 3.4.2. Menjelaskan perjuangan Sejarah pergerakan Muhammad Yamin 85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

nasional di awal penjajahan Barat sebelum kemerdekaan Nasional Indonesia pada kebangkitan dalam kehidupan Indonesia. Indonesia masa awal nasional, bangsa Indonesia Masa kebangkitan Sumpah masa kini. 3.4.3. Menjelaskan perjuangan Prasejarah nasional, Pemuda, dan  Berdiskusi untuk Muhammad Yamin Sampai Sumpah Pemuda sesudahnya mendapatkan setelah kemerdekaan Masa dan sesudahnya sampai klarifikasi tentang Indonesia. Proklamasi sampai dengan dengan strategi pergerakan, Kemerdeka Proklamasi Proklamasi tokoh-tokoh an. Jakarta: Kemerdekaan. Kemerdekaan. pergerakan nasional PT Mitra  Tokoh-tokoh dan dampak Aksara Nasional dan penjajahan Barat Panaitan. 4.4 Mengolah daerah dalam dalam kehidupan 4.4.1. Menyajikan  Sutrisno informasi tentang perjuangan bangsa Indonesia informasi tentang peran Kuntoyo. persamaan dan menegakkan masa kini. Muhammad Yamin 1986. Prof. perbedaan negara  Mengumpulkan dalam kemerdekaan H. pendekatan dan Republik informasi terkait Indonesia dalam bentuk Muhammad strategi Indonesia. dengan strategi cerita sejarah. Yamin S.H. pergerakan pergerakan, tokoh- Jakarta: nasional di tokoh pergerakan Departeme Indonesia pada nasional dan dampak n masa awal penjajahan Barat Pendidikan kebangkitan dalam kehidupan Dan nasional, pada bangsa Indonesia Kebudayaa masa Sumpah masa kini melalui n. Pemuda, masa bacaan, internet dan  Buku Tuk sesudahnya sumber-sumber Setyohadi. sampai dengan lainnya. 2002. 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Proklamasi  Hasil analisis dan Sejarah Kemerdekaan dan evaluasi selanjutnya Perjalanan menyajikannya dilaporkan dalam Bangsa dalam bentuk bentuk tulisan yang Indonesia cerita sejarah. terkait dengan strategi Dari Masa pergerakan, tokoh- Ke Masa. tokoh pergerakan Jakarta: CV nasional dan dampak Rajawali penjajahan Barat Corporation dalam kehidupan . bangsa Indonesia masa kini.

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Depok Sleman Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Wajib Kelas/semester : XI/I Materi Pokok : Tokoh-Tokoh Nasional dan Daerah dalam Perjuangan Menegakkan Negara Republik Indonesia. Alokasi Waktu : 2 JP (1 x Pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI Kompetensi Spritual yaitu: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan kompetensi sosial yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kompetensi spiritual dan sosial ditempuh melalui pembelajaran tidak langsung. KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan, faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Kompetensi Dasar Indikator

3.4. Menganalisis persamaan dan 3.4.1. Menjelaskan latar belakang kehidupan perbedaan pendekatan dan Muhammad Yamin. strategi pergerakan nasional 3.4.2. Menjelaskan perjuangan Muhammad di Indonesia pada masa awal Yamin sebelum kemerdekaan kebangkitan nasional, Indonesia. Sumpah Pemuda dan 3.4.3. Menjelaskan perjuangan Muhammad sesudahnya sampai dengan Yamin setelah kemerdekaan Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan. 4.4. Mengolah informasi tentang 4.4.1. Menyajikan informasi tentang peran persamaan dan perbedaan Muhammad Yamin dalam pendekatan dan strategi kemerdekaan Indonesia dalam bentuk pergerakan nasional di cerita sejarah. Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, pada masa Sumpah Pemuda, masa sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) siswa dapat menganalisis latar belakang kehidupan Muhammad Yamin, perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan Indonesia, perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia, dan menyajikan informasi tentang peran Muhammad Yamin dalam kemerdekaan Indonesia, dalam bentuk cerita sejarah. Selain itu, dengan menggunakan pembelajaran yang dapat memacu siswa agar saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan oleh guru.

D. MATERI AJAR 1. Latar belakang kehidupan Muhammad Yamin. 2. Perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan Indonesia. 3. Perjuangan Muhamaad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia.

E. MODEL PEMBELAJARAN 1. Pendekatan pembelajaran : Scientific Learning 2. Model Pembelajaran : Cooperative Learning Tipe STAD 3. Metode pembelajaran : Membaca, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.

F. SUMBER PEMBELAJARAN - Buku Junaedi Al Anshori M. 2010. Sejarah Nasional Indonesia Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan. - Sutrisno Kutoyo. 1986. Prof. H. Muhammad Yamin S.H. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. - Tuk Setyohadi. 2002. Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa. Jakarta: CV Rajawali Corporation.

G. MEDIAPEM BELAJARAN 1. Alat  LCD/proyektor, laptop, dan internet 2. Bahan  Power point, gambar, dan video.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

H. KEGIATAN INTI Alokasi Kegiatan Deskripsi Waktu Pendahuluan Orientasi 15 menit  Guru melakukan pembukaan dengan mengucapkan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran  Guru memeriksa kehadiran peserta didik atau melakukan presensi sebagai sikap disiplin. Apersepsi  Guru menyuruh siswanya cerita pengalaman dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, materi di kelas sebelumnya pada kelas XI. Motivasi  Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.  Guru memberikan motivasi kepada siswa agar mampu bersikap positif (percaya diri) terhadap kelompoknya dan menerima kelompok luar/lain. Pemberian Acuan  Menjelaskan mekanisme pelaksanaan

pengalaman belajar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran Cooperative Learning

tipe STAD, dan dengan tujuan pembelajaran

sebagai berikut: Menjelaskan latar belakang

kehidupan Muhammad Yamin, menjelaskan

perjuangan Muhammad Yamin sebelum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

kemerdekaan Indonesia, dan menjelaskan

perjuangan Muhammad Yamin setelah

kemerdekaan Indonesia.

Kegiatan Inti Mengamati 60 menit  Guru menayangkan power point mengenai materi yang akan disampaikan.  Peserta didik membaca buku mengenai materi “peran Muhammad Yamin dalam kemerdekaan Indonesia”, yang terdiri atas latar belakang kehidupan Muhammad Yamin, perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan Indonesia, dan perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia. Menanya  Dengan membaca buku teks, peserta didik diarahkan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi peran Muhammad Yamin dalam kemerdekaan Indonesia.  Guru secara singkat merespon setiap pertanyaan yang muncul dari peserta didik dan menegaskan kembali pentingnya topik ini. Mengumpulkan Informasi  Guru meminta siswa untuk berkelompok, dan membaginya kedalam 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Kelompok 1 akan membahas materi tentang latar belakang kehidupan Muhammad Yamin, kelompok 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

membahas tentang perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan Indonesia, kelompok 3 membahas materi tentang peran Muhammad Yamin dalam Kongres Pemuda I, kelompok 4 membahas tentang Peristiwa 3 Juli 1946, kelompok 5 membahas tentang keputusan Kongres Pemuda II, dan kelompok 6 membahas materi tentang perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia.  Membagi tugas kepada setiap siswa dalam kelompok yang sudah dibentuk.  Meminta setiap siswa mempelajari materi yang menjadi tanggung jawabnya masing- masing.  Setiap siswa belajar dalam kelompok yang sudah dibentuk, dan guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok.  Setiap siswa diharapkan menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Menalar/Mengasosiasi  Setiap anggota kelompok mencoba menhubungkan dengan mengasosiasikan tentang materi yang dibahas. Mengkomunikasikan  Meminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya (dipilih secara acak).  Peserta didik yang lain menyimak dan mencatat informasi dari peserta didik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

presentasi di depan kelas serta mengajukan pertanyaan.  Guru sebagai fasilitator memperbaiki pendapat siswa yang kurang tepat, diakhir presentasi.  Guru memberikan kuis pada setiap siswa, dan dalam hal ini siswa tidak boleh bekerjasama.  Guru memberikan poin/nilai sebagai bentuk penghargaan terhadap individu yang benar menjawab kuis yang diberikan, dan juga kelompok yang paling baik saat melakukan presentasi. Kegiatan  Guru meminta siswa merangkum materi yang 15 menit Penutup telah dipelajari sebagai pekerjaan rumah yang e bersifat individual. n  Menutup dengan doa dan salam. i t

I. PENILAIAN a. Teknik Penilaian 1. Sikap (Afektif). 2. Pengetahuan (Kognitif). 3. Keterampilan (Psikomotor).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

b. Instrumen 1. Penilaian Afektif

Lembar Pengamatan Sikap

Mata Pelajaran: Sejarah

Kelas/Program: XI/IPS

No. Nama Observasi Sikap Jumlah Siswa Santun Jujur Disiplin Kerjasama Tanggung skor jawab 1 2 3 4 5 s

Keterangan Penilaian Skor :

A = 80 – 100 : Sangat Baik

B = 70 – 79 : Baik

C = 60 – 69 : Cukup

D = <60 : Kurang

Penilaian Sikap (Afektif) dilaksanakan pada saat diskusi kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

2. Penilaian Kognitif Soal Tertulis: 1. Bagaimana latar belakang kehidupan Muhammad Yamin? 2. Bagaimana perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan Indonesia? 3. Bagaimana peran Muhammad Yamin dalam Kongres Pemuda I? 4. Bagaimana keterlibatan Muhammad Yamin dalam Peristiwa 3 Juli 1946? 5. Bagaimana keputusan Kongres Pemuda II? 6. Bagaimana perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia? Kunci Jawaban Soal: 1. Muhammad Yamin lahir di Sawahlunto daerah Sumatera Barat. Ayah Muhammad Yamin bernama Usman gelar Bagindo Khatib, dan ibunya bernama Siti Sa’adah berasal dari Padang Panjang. Muhammad Yamin menikah dengan Raden Ajeng Sundari Merto Amodjo pada tahun 1934. Beliau dikaruniai seorang putra laki-laki, bernama Dang Rahadian Sinajangsih Yamin. Kehidupan Muhammad Yamin penuh perjuangan dikarenakan jenjang pendidikannya yang tidak lurus, karena keadaan sekolah pada masa itu belum tersebar seperti sekarang ini. 2. Muhammad Yamin ikut dalam organisasi daerah/pemuda, seperti Jong Soematranen Bond, dan Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI). Dimana organisasi ini menghendaki persatuan Indonesia untuk melawan pemerintah Belanda. Selain itu Muhammad Yamin juga ikut serta di dalam dunia politik, ia menjadi anggota dalam partai-partai politik seperti, Partindo, dan Garindo. Dalam Kongres Pemuda I Muhammad yamin menjadi pembicara. Selain itu, dalam Kongres Pemuda II ia menjadi sekretaris, dan menjadi pembicara. Ia juga terjun dalam dunia politik, menjadi anggota Partai Indonesia (Partindo) dan pemimpin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

dalam partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo). 3. Dalam Kongres Pemuda I, Muhammad Yamin menjadi pembicara yang membahas masalah “kemungkinan hari depan bahasa-bahasa dan kesusasteraan Indonesia”, ia juga memperjuangkan bahasa Melayu agar menjadi bahasa yang dapat dipahami suku-suku bangsa di Indonesia. 4. Keterlibatan Muhammad Yamin dalam Peristiwa 3 Juli 1946, bermula dari perbedaan pemikiran Tan Malaka dan Sjahrir dalam menghadapi pemerintahan Belanda, kemudian Muhammad Yamin ikut dalam organisasi Persatuan Perjuangan (PP) yang dibentuk dan diketuai oleh Tan Malaka. Pertemuan besar Persatuan Perjuangan yang pertama diadakan di kota Solo pada 15 – 16 Januari 1946, yang dihadiri 141 wakil organisasi, pemerintah Yogyakarta segera bereaksi terhadap pertemuan Solo yang provokatif dan memecah belah rakyat tersebut. Pada tanggal 27 Juni 1946, Sjahrir diculik di Solo dan dibawa ke Boyolali, pada tanggal 1 Juli 1946, Muhammad Yamin berperan dalam peristiwa penculikan Sutan Sjahrir, ia mendatangi rumah penjara Wirogunan (Yogyakarta) dan berhasil membuka pintu sel-sel tahanan politik dan melepaskan para tawanan politik. Sesudah itu, tanggal 2 Juli 1946 Muhammad Yamin membuat empat naskah yang berisi usul agar kabinet Sutan Sjahrir diberhentikan dan diganti dengan kabinet lain. Tetapi yang berwajib memandang perlu untuk menahan Muhammad Yamin dengan tuduhan melakukan coup d’etat. Dalam sejarah kita, kejadian ini terkenal dengan Peristiwa 3 Juli 1946. 5. Muhammad Yamin menyelenggarakan tugas-tugas sekretariat selama berlangsungnya kongres, dan memberi pidato yang berjudul “Persatuan Kebangsaan Indonesia” pidato ini menjadi inti dari Kongres Pemuda II kemudian ia melaksanakan keputusan- keputusan dan akibat-akibat dari Kongres itu. Kongres Pemuda II berhasil merumuskan Sumpah Pemuda, isinya yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

1) Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang

satu, tanah air Indonesia. 2) Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu,

bangsa Indonesia. 3) Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Selain itu juga, berhasil merumuskan lagu Indonesia Raya hasil gubahan dari Wage Rudolf Supratman sebagai lagu kebangsaan, dan Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan Indonesia. 6. Muhammad Yamin menjadi anggota BPUPKI, dalam Panitia Sembilan ia merancang Pembukaan Undang-Undang Dasar, dokumen yang kemudian dinamakan Piagam Jakarta oleh Muhammad Yamin. Ia juga duduk dalam pimpinan Persatuan Perjuangan bersama Tan Malaka, yang menentang siasat diplomasi/berunding dengan pihak Belanda. Muhammad Yamin dipersalahkan melakukan kejahatan memimpin percobaan untuk merobohkan pemerintahan yang sah, dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Pada tanggal 17 Agustus 1948 ia dibebaskan, dan . pada tahun 1949 itu pula Muhammad Yamin diangkat sebagai Penasehat Delegasi Republik Indonesia ke KMB di negeri Belanda. Sekembalinya ke Indonesia pada tahun 1950, Muhammad Yamin diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam kedudukannya sebagai anggota DPR RIS Muhammad Yamin tetap berusaha untuk menyempurnakan negara, dari bulan Juli 1953 – Juli 1955 Muhammad Yamin menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Kriteria Nilai A = 80 – 100 : Sangat Baik B = 70 – 79 : Baik C = 60 – 69 : Cukup D = < 60 : Kurang

Penilaian Pengetahuan dilaksanakan pada saat tugas kelompok dan presentasi. a. Penugasan (Cerita Sejarah)  Buatlah cerita sejarah tentang peran Muhammad Yamin dalam kemerdekaan Indonesia sekreatif mungkin ! (tugas individu).

3. Penilaian Psikomotor Skor dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan individu dan diperoleh skor sebagai berikut :

Tabel Perhitungan Perkembangan Skor Individu. No. Rata-rata Skor Kualifikasi 1. 0 < N < 5 - 2. 6 < N < 14 Baik 3. 15 < N < 17 Baik sekali 4. 18 < N < 20 Istimewa Skor di dapatkan berdasarkan jumlah dari perhitungan Pekerjaan siswa. Keterangan Skor : 4 = Istimewa 3 = Baik sekali 2 = Baik 1 = Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Penilaian Keterampilan dilaksanakan pada saat siswa mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RINGKASAN MATERI

A. Latar Belakang Kehidupan Muhamamd Yamin

Muhammad Yamin dilahirkan di Sawahlunto pada tanggal 23 Agustus

1903, tepat pada pukul 24.00 hari kamis. Sawahlunto sebuah kotamadya di daerah

Sumatera Barat, yang juga dikenal sebagai kota tambang. Ayah Muhammad

Yamin bernama Usman gelar Bagindo Khatib, yang semasa hidupnya bekerja sebagai mantri kopi. Mantri kopi pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia merupakan pejabat yang cukup terpandang. Ibunda Muhammad Yamin bernama

Siti Sa’adah berasal dari Padang Panjang, sebuah kota tidak jauh dari Bukit

Tinggi. Muhammad Yamin menikah dengan Raden Ajeng Sundari Merto Amodjo pada tahun 1934. Beliau dikaruniai seorang putra laki-laki, bernama Dang

Rahadian Sinajangsih Yamin.

Jenjang pendidikan Muhammad Yamin tidak berjalan lurus, bukan karena

Muhammad Yamin enggan belajar sehingga tidak dapat naik kelas yang lebih tinggi tepat pada waktunya, tetapi karena keadaan sekolah pada waktu itu belum tersebar seperti zaman sekarang. Muhammad Yamin selalu memilih sekolah dengan pelajaran dan suasana yang benar-benar cocok dan serasi dengan hati nuraninya. Di samping itu keadaan lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang tidak kecil pada zaman pendidikan Muhammad Yamin. Mula-mula ia belajar di Sekolah Melayu atau Sekolah Dasar Bumi Putra Angka II. Muhammad Yamin pindah bersekolah ke HIS, dan pada tahun 1918 Muhammad Yamin tamat dari

HIS. Setelah tamat dari HIS, Muhammad Yamin memasuki Sekolah Dokter

101 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Hewan di Bogor. Ternyata ia tidak tertarik pada pelajaran tentang hewan-hewan dan penyakitnya. Tidak lama kemudian Muhammad Yamin pindah ke Sekolah

Pertanian yang terdapat di daerah Bogor. Di sini pun Muhammad Yamin tidak tahan lama. Kemudian Muhammad Yamin pindah ke Surakarta dan memasuki

Algemene Middelbare School (AMS) jurusan Oostersch Letterkundige Afdeling sekolah ini dibuka pada tahun 1926.

Di Sekolah AMS afdeling AI ini Muhammad Yamin belajar sungguh- sungguh dan menjadi murid yang terkemuka. Muhammad Yamin tertarik pada mata pelajaran sastra, bahasa dan budaya pada umumnya. Pada tahun 1927

Muhammad Yamin menamatkan pelajarannya di AMS. Sementara itu

Muhammad Yamin berangkat ke Jakarta dan masuki Sekolah Tinggi Hukum

Rechts Hooge School (RHS) pada tahun 1927. Di Sekolah Tinggi Hukum inilah

Muhammad Yamin menamatkan studinya tepat pada waktunya, yaitu selama lima tahun. Pada tahun 1932 ia lulus dan sejak itu ia berhak memakai gelar Meester in de rechten. Sejak itu nama lengkapnya menjadi Mr Muhammad Yamin. Pada tahun 1954 nama Mr. Muhammad Yamin bertambah lagi menjadi Prof. Mr. H.

Muhammad Yamin. Selama dalam pendidikan Muhammad Yamin sudah menerjunkan dirinya ke dalam kehidupan berorganisasi.

B. Perjuangan Muhammad Yamin Sebelum Kemerdekaan

Pada abad ke XX bukan hanya menjadi saksi penentuan wilayah Indonesia yang baru dan suatu perencanaan kebijakan penjajahan yang baru. Masalah- masalah dalam masyarakat Indonesia juga mengalami perubahan yang begitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

besar, sehingga, dalam masalah-masalah politik, budaya, dan agama, rakyat

Indonesia menempuh jalan baru. Perubahan yang cepat terjadi di semua wilayah yang baru saja ditaklukan oleh Belanda. Akan tetapi, dalam hal gerakan-gerakan anti-penjajahan dan pembaharuan yang mula-mula muncul pada masa itu, Jawa dan daerah Minangkabau di Sumatera menarik perhatian yang khusus. Perjuangan bangsa Indonesia pada permulaan abad ke-20 sudah ditandai dengan isyarat- isyarat yang menunjukan kemajuan. Pendidikan modern seperti lazimnya berlaku di dunia Barat, mulai berkembang dengan penuh harapan. Tidaklah mengherankan apabila permulaan abad ke-20 itu pula, yaitu pada tahun 1908, timbul perkumpulan Budi Utomo di Jakarta, yang diakui sebagai awal

Kebangkitan Nasional di kalangan bangsa Indonesia.

Gerakan Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 adalah produk Politik Etika Belanda, yang dipelopori oleh Sutomo, Tjipto

Mangunkusumo dan Gunawan Mangunkusumo berkat dorongan dr. Wahidin

Sudirohusodo. Gerakan Budi Utomo sebenarnya adalah gerakan kebudayaan, tetapi dalam langkah-langkahnya banyak berbau politik. Kegiatan Budi Utomo pada umumnya terbatas pada bidang-bidang pendidikan dan kebudayaan. Kepada pemerintah kolonial Belanda dihimbau agar didirikan sekolah-sekolah dan sistem beasiswa sendiri.

Di Tanah Minangkabau sendiri, yaitu tempat kampung halaman Muhammad

Yamin, juga mulai hidup semangat kebangsaan yang semakin lama semakin berkembang dengan semarak. Pada tanggal 9 Desember 1917 pemuda-pemuda

Sumatera yang belajar di Jakarta juga mendirikan perkumpulan dengan nama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Jong Soematranen Bond. Pada bulan Januari 1918, pemuda Nazir Datuk

Pamuntjak yang juga anggota Jong Soematranen Bond pulang ke Padang. Sebagai hasil kedatangan Nazir Datuk Pamuntjak, maka berdirilah cabang-cabang Jong

Soematranen Bond di Padang dan Bukittinggi. Setahun kemudian pada bulan Juli

1919, Jong Soematranen Bond sudah mengadakan kongres I di Padang.

Sementara itu, pemuda Mohammad Hatta dan Muhammad Yamin sudah terpilih sebagai pemimpin dan pengurus Jong Soematranen Bond. Bagi Muhammad

Yamin Jong Soematranen Bond, (kemudian diubah namanya menjadi Pemuda

Sumatera), adalah tempat bergerak dalam dunia perjuangan kepemudaan dan kebangsaan.

Muhammad Yamin merupakan tenaga pimpinan yang aktif dalam Jong

Soematranen Bond. Nama Yamin erat sekali hubungannya dengan pembinaan paham dan rasa kebangsaan Indonesia. Sejak semula Muhammad Yamin sudah percaya pada kekuatan yang menuju Indonesia Raya. Pada tahun 1923, pada

Lustrum I Jong Soematranen Bond Muhammad Yamin sudah mengemukakan suatu gagasan mengenai bahasa Melayu, yaitu bahasa Melayu akan berkembang nanti menjadi bahasa Nasional bangsa Indonesia. Tahun 1926 – 1928 Muhammad

Yamin menjadi ketua Jong Soematranen Bond bersama dengan itu Muhammad

Yamin juga menjadi anggota Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI).

Tumbuhnya perkumpulan-perkumpulan pemuda di berbagai wilayah

Indonesia menyadarkan para pemuda untuk bersatu. Apalagi perkumpulan atau organisasi para pemuda itu masih bersifat kedaerahan dan mementingkan organisasi dan daerahnya sendiri. Pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

tekat yang bulat untuk membentuk persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya para pemuda, diadakan Kongres Pemuda I di Jakarta. Semua utusan dari perkumpulan-perkumpulan pemuda di seluruh wilayah Indonsia termasuk

Muhammad Yamin hadir dalam kongres itu. Hasil kongres menyetujui dipereratnya rasa persatuan dan kesatuan serta rasa kebangsaan (Nasionalisme) di antara pemuda Indonesia sebagai satu bangsa Indonesia. Selain itu, harus juga di halangkan kepentingan satu golongan, suku bangsa, dan agama, tetapi lebih mementingkan persatuan bangsa. Dalam Kongres Pemuda I, Muhammad Yamin pula salah seorang yang memperjuangkan bahasa Melayu agar menjadi bahasa yang dapat dipahami suku-suku bangsa di Indonesia. Dalam pidatonya, ia mengatakan bahwa, bahasa Melayu lebih penting dari pada yang sering disangka orang dan bahwa bahasa itu mempunyai satu perkembangan kelanjutan terus menerus.

Pada tanggal 26 – 28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda II di

Jakarta. Kongres itu dihadiri oleh perwakilan para pemuda dan perkumpulan pemuda dari seluruh wilayah Indonesia. Mereka menegaskan kembali cita-cita seperti pada Kongres Pemuda I, yaitu untuk menggalang atau mempererat persatuan dan kesatuan bagsa di kalangan para pemuda.

Di dalam Kongres Pemuda II Muhammad Yamin memainkan peranan yang besar. Muhammad Yamin sudah bekerja pada tingkat persiapan sebelum rapat dimulai, bahkan dua tahun sebelum Kongres Pemuda itu sendiri ia ikut sebagai pemikir atau perancang. Muhammad Yamin menyelenggarakan tugas-tugas sekretariat selama berlangsungnya kongres, dan memberi pidato yang berjudul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

“Persatuan Kebangsaan Indonesia” pidato ini menjadi inti dari Kongres Pemuda II kemudian ia melaksanakan keputusan-keputusan dan akibat-akibat dari Kongres itu.

Kongres Pemuda II berhasil merumuskan dan menyetujui beberapa hal berikut.

4. Sumpah Pemuda, yaitu: a. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah

air Indonesia. b. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. c. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa

Indonesia.

5. Lagu Indonesia Raya hasil gubahan Wage Rudolf Supratman sebagai lagu

kebangsaan.

6. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan Indonesia.

Menurut Muhammad Yamin, Kongres Pemuda tahun 1928 telah berhasil menetapkan Lambang kedaulatan Indonesia (Lambang Merah Putih, lagu

Kebangsaan, lencana Garuda Elang Raja Wali). Sumpah Pemuda tersebut telah membuktikan suatu ketegasan konsepsi perjuangan Indonesia merdeka, dan bersatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

C. Perjuangan Muhammad Yamin Setelah Kemerdekaan

Muhammad Yamin ikut serta di dalam Panitia Sembilan, yang terdiri atas

Hatta, Subardjo, Maramis, Soekarno, Kiai Abdul Kahar Moezakkir, Wachid

Hasjim, Abikusno Tjokrosujoso, Haji Agus Salim, dan Muhammad Yamin.

Panitia Sembilan inilah yang merumuskan rancangan Pembukaan Undang-

Undang Dasar yang kemudian juga disetujui oleh Panitia Kecil. Dokumen yang kemudian dinamakan Piagam Jakarta oleh Muhammad Yamin.

Muhammad Yamin pada masa permulaan kemerdekaan Indonesia, yaitu pada bulan-bulan pertama sesudah proklamasi kemerdekaan sempat bergaul dengan Tan Malaka. Selama bulan-bulan permulaan tahun 1946, Muhammad

Yamin berdiam di daerah pegunungan Tawangmangu, Surakarta, bersama Tan

Malaka dan Soekarni, bahkan ia duduk dalam pimpinan Persatuan Perjuangan, yang menentang siasat berdiplomasi dan berunding dengan pihak Belanda. Ia juga turut duduk dalam pimpinan partai Murba.

Pada tanggal 27 Juni 1946, Sjahrir diculik di Solo dan dibawa ke Boyolali.

Actor Intellectualis penculikan ini ialah Tan Malaka. Tujuan kaum oposisi ialah memaksa pemerintah untuk meninggalkan politik perundingan, dan menggantikannya dengan perang dan kemudian membentuk negara menurut kemauan mereka. Terutama Perjanjian Linggarjati mereka tolak. Kemudian presiden Soekarno menyatakan seluruh Indonesia dalam keadaan bahaya dan kekuasaan penuh ditaruh di tanggan presiden. Dalam pidato redio presiden berseru supaya Sjahrir segera dikembalikan dalam keadaan selamat. Keesokan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

harinya Sjahrir dibebesakan dan selamat sampai ke Yogyakarta. Kemudian terus ke Jakarta.

Pada tanggal 2 Juli 1946, Muhammad Yamin membuat empat naskah yang berisi usul agar kabinet Sutan Sjahrir diberhentikan dan diganti dengan kabinet lain. Keesokan harinya ia bersama-sama tawanan-tawanan politik itu berangkat menghadap presiden Soekarno guna mengajukan empat usul tersebut. Tetapi yang berwajib memandang perlu untuk menahan Muhammad Yamin dengan tuduhan melakukan coup d’etat. Dalam sejarah kita, kejadian ini terkenal dengan Peristiwa

3 Juli 1946.

Selama tahun 1946 – 1948 Muhammad Yamin berada dalam tahanan sehingga ia tidak duduk dalam pemerintahan. Ketika Belanda menyerang

Republik Indonesia, (Aksi Militer II pada bulan Desember 1948), Muhammad

Yamin meninggalkan Yogyakarta, dan masuk ke pedalaman di daerah Gerilya.

Selanjutnya dalam menghadapi Konperensi Meja Bundar (KMB). Pemerintah pusat dikembalikan ke Yogyakarta. Muhammad Yamin pun kembali ke

Yogyakarta dan mendatangi presiden Soekarno serta menyatakan bersiap diri untuk bekerja bagi Republik Indonesia sebagai patriot dan pejuang bangsa. Pada tahun 1949 itu pula Muhammad Yamin diangkat sebagai Penasehat Delegasi

Republik Indonesia ke KMB di negeri Belanda.

Dari bulan Juli 1953 – Juli 1955, Muhammad Yamin menjadi Menteri

Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dalam kabinet Ali Sastroamijoyo. Salah satu hasil karya Muhammad Yamin sebagai Menteri PPK adalah didirikannya

Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang kelak kemudian tumbuh menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Muhammad Yamin meninggalkan nama baiknya dengan merintis pendirian universitas di berbagai ibukota provinsi dan seluruh Indonesia.