Wage Rudolf Supratman
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
WAGE RUDOLF SUPRATMAN Oleh : Bambang Sularto DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDA YAAN DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAJ TRADISIONAL PROYEK INVENT ARISASI DAN DOKUMENT ASI SEJARAH NASIONAL JAKARTA 1985 Milik Depdikbud. Tidak'diperdagangkan WAGE RUDOLF SUPRATMAN Oleh: Bambang Sularto DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL PROYEK INVENTARISASI DAN DOKUMENT ASI SEJARAH NASIONAL JAKARTA 1985 Penyunting : 1. Sutrisno Kutoyo 2. P. Wayong 3. M. Soenjata Kartadarmadja iii Gambar kulit oleh : Hafid Alibasyah iv SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional (IDSN) yang berada pada Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisi onal, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidik an dan Kebudayaan telah berhasil menerbitkan seri buku-buku biografi dan kesejarahan. Saya menyambut dengan gembira hasil penerbitan tersebut. Buku-buku tersebut dapat diselesaikan berkat adanya kerja sama antara para penulis dengan tenaga-tenaga di dalam proyek. Karena baru merupakan langkah pertama, maka dalam buku-buku hasil Proyek IDSN itu masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Diharapkan hal itu dapat disempurnakan pada masa yang akan datang. Usaha penulisan bµku-buku ·kesejarahan wajib kita ting katkan mengingat perlunya kita untuk senantiasa memupuk, memperkaya dan memberi corak pada kebudayaan nasional dengan tetap memelihara dan membina tradisi peninggalan sejarah yang mempunyai nilai perjuangan bangsa, kebanggaan serta kemanfaatan nasional. Saya mengharapkan dengan terbitnya buku-buku ini dapat ditambah sarana penelitian dan kepustakaan yang di perlukan untuk pembangunan bangsa dan negara, khususnya pembangunan kebudayaan. v Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan ini. Jakarta, Agustus 19 85. Direktur Jenderal Kebudayaan hlr.� NIP. 1301 19123 vi KATA PENGANTAR Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional merupakan salah satu proyek dalam lingkungan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudaya an, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang antara lain mengerjakan penulisan biografi "pahlawan nasional" yang 'sudah memperoleh pengesahan dari pemerintah. Ketentuan umum bagi "pahlawan nasional" ialah seseorang yang pada masa hidupnya, karena terdorong oleh rasa cinta tanah air, sangat berjasa dalam memimpin suatu kegiatan yang teratur guna menentang penjajahan di Indonesia, melawan musuh dari luar negeri ataupun sangat berjasa baik dalam lapangan politik, ketatanegaraan, sosial-ekonomi, kebudayaan, maupun dalam lapangan ilmu pengetahuan yang erat hubungannya dengan perjuangan kemerdekaan dan perkembangan Indonesia. Tuj uan utama dari penulisan biografi pahlawan nasional ini ialah membina persatuan dan kesatuan bangsa, membangkit kan kebanggaan nasioual, mengungkapkan nilai-nilai budaya bangsa, dan melestarikan jiwa dan semangat kepahlawanan dalam kehidupan bangsa dan negara. Di samping itu penulisan biografi pahlawan nasional juga bertujuan untuk mengungkapkan kisah kehidupan para pahla wan nasional yang berguna sebagai suri teladan bagi generasi penerus dan masyarakat pada umumnya. Penulisan itu sendiri vii merupakan kegiatan memelihara darma baktinya kepada nusa dan bangsa, sekaligus juga bermakna sebagai ikhtiar untuk me ningkatkan kesadaran d.an minat akan sejarah bangsa dan tanah air. Selanjutnya penulisan biografi pahlawan nasional merupa kan usaha dan kegiatan pembangunan yang dapat dimanfaat- ' kan bagi pengembangan pribadi warga negara, serta bermanfaat' bagi pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Takarta, Agustus 1985, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional viii DAFTAR ISi Halaman SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN. v KAT A PENG ANT AR . .. vii DAFT AR ISi . ix PENDAHULUAN . 1 Bab I. Asal-usul . .. .. .. 3 Bab II. Masa Kanak-kanak Sampai Remaja . 17 2.1 Menjadi Anak Yatim . l 7 2. 2 Kehidupan di Makasar . .... ... ...... ; . 23 2.3 Menuju ke Medan Bhakti . 51 Bab III. Masa Pengabdian . 61 3.1 Menjadi Wartawan . 61 3. 2 Kongres Pemuda Indonesia Pertama dan Wage Rudolf Supratman . 82 3.3 Sekitar Kelahiran PPPI . 95 3.4 Mempersunting Salamah . 108 3. 5 Seki tar Kelahiran PNI . · 111 3. 6 Akad Nikah Menjelang Kongres Pemuda Indonesia Kedua . 121 3.7 Kongres Pemuda Indonesia Kedua dan Wage Rudolf Supratman . 129 3.8 Kongres Perempoean Indonesia Pertama yang Memberi Inspirasi . 155 lX 3.9 Kongres Kedua PNI Akui Indonesia Raya Sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia ...... ..... 16 2 3. 10 Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Dilarang Oleh Pemerintah Koloriial . 16 6 3. 11 Buku "Perawan Desa" Disita Oleh Pemerintah Kolonia! . 17 5 3. 12 Gerakan Kepanduan dan Wage Rudolf Supratman ........... .................... 17 9 3. 13 Sekitar Kelahiran Indonesia Muda . 18 4 3. 14 Menghadiri Kongre� Ketiga Indonesia Muda. 19 2 3. 15 Sakit dan Berpisah Dengan Salamah ............ 200 Bab IV Hari-hari Akhir Masa Pengabdian . 219 4. 1 Ditangkap Karena "Matahari Terbit" ........... 2119 4.2 Hari-hari Terakhir Wage Rudolf Supratman ... .... 228 4.3 Indonesia Raya Semasa P�ndudukan Jepang dan Sesudah Proklamasi Kemerdekaan I 7 Agustus 1945 .................................... 235 LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................... 24 1 DAFT AR KEPUST AKAAN . 249 DAFTAR INFORMAN . 252 x FOTO ALMARHUM W.R. SOEPRATMA N 1903 - 1938 xi "Setia kepada Indonesia Raya, setia ke pada lagu Indonesia Raya yang telah kita ikrarkan bukan saja menj adi lagu kebang saan, tetapi pula menjadi lagu Negara kita. Permintaan batin kita ialah Allah s.w.t. menjadikan lagu Indonesia Raya ini menjadi lagu kebangsaan, lagu bangsa kita sampai akhir zaman pula. Jangan ada sesuatu golongan memilih lagu baru, setialah kepada lagu Indonesia Raya, setialah kepada Pancasila." Petikan pidato Presiden Repu blik Indonesia 28 Oktober 1953, di Lapangan Ikada, Jakarta, pada Peringatan 25 Tahun Lagu Indonesia Raya. xiii PENDAHULUAN Wage Rudolf Supratman tennasuk di antara para pahlawan nasional yang semasa hayatnya berjuang melawan penjajahan Belanda dengan tidak menggunakan senjata ataupun aksi massa. Perjuangan yang ia lakukan adalah dengan menciptakan karya seni, khususnya lagu-lagu perjuangan. la adalah seorang seniman. Sebagai seniman patriotik yang sadar akan tugas kewaj iban nya, ia menjawab tantangan zaman dengan karya seni yang seluruhnya dipersembahkan kepada perjuangan bangsa. Sebagai pejuang idealis, ia berkeyakinan penuh bahwa pada suatu saat kelak, perjuangan bangsa untuk mencapai kemerdekaan Indo nesia pasti akan menjadi kenyataan. ldealisme itulah yang men dorongnya untuk menciptakan lagu-lagu perjuangan. Salah satu di antaranya adalah "himne nasional". Kesemuanya itu dicipta kannya justru pada masa kekuasaan kolonial Belanda masih amat kokoh mencengkeram bangsa Indonesia. lrama lagu-lagu perjuangan, khususnya "Indonesia Raya", telah ikut memper teguh keyakinan dalam hati sanubari bangsa Indonesia, bahwa perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, pada suatu saat kelak pasti akan berhasil. Dengan lagu Indonesia Raya tersebut, sejarah mencatat bahwa bangsa Indonesia telah memiliki himne nasional, jauh sebelum saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 19 45 . Seba gai himne nasional, Indonesia Raya, diciptakan untuk kemer- 2 dekaan, persatuan, keselamatan, kemuliaan Bangsa dan Negara Indonesia sepanjang masa. Peranan WR. Supratman dalam per juangan melawan penjajahan Belanda dengan berbagai karya seni, khususnya lagu Indonesia Raya yang bernilai abadi bagi bangsa Indonesia, telah menjadikannya seorang tokoh sejarah. Seperti halnya dengan setiap tokoh sejarah, tentulah Wage Rudolf Supratman mempunyai ciri-ciri khas, baik kepribadian nya maupun dalam gaya perjuangannya; tentu saja dengan segala kelebilian serta kekurangannya. Namun agaknya riwayat hidup Wage Rudolf Supratman mempunyai arti tersendiri dalam panggung sejarah tanah air, karena sejarah lagu kebangsaan Negara Republik Indonesia tidak mungkin terpisah dengan riwayat hidup si pencipta lagu itu. Semoga jiwa patriotik dan semangat kebangsaan Wage Rudolf Supratman yang sampai saat tarikan nafasnya yang ter akhir, tetap setia mengabdikan diri tanpa pamrih kepada per� juangan bangsa itu akan dapat dijadikan suri teladan oleh ang ka tan penerus dalam pengabdiannya mengisi kemerdekaan Indo nesia di masa pembangunan. BAB I ASAL - USUL Setelah tersiar berita bahwa Pangeran Diponegoro ditang kap secara curang oleh Jenderal De Kock di kota Magelang pada tanggal 28 Maret 1830, maka sebagian dari para prajuritnya yang berada di daerah Bagelen, lalu membubarkan diri. Sebagian prajurit yang berasal dari rakyat setempat, kembali ke desa masing-masing. Sebagian lagi yang berasal dari Yogyakarta, enggan kembali ke tempat asalnya. Mereka memilih untuk hidup bersama rakyat setempat, menjadi petani-petani di desa desa dalam wilayah Bagelen. Ada juga yang berusaha mencari tempat tinggal baru di pelosok-pelosok. Salah seorang di antara nya, bemama Somongari. Ia membuat tempat tinggal baru di sebuah dataran tinggi, tak jauh dari Gunung Seberuk a tau Mung gangkitiran dan Pegunungan Kelir. Tempat tinggal Somongari. Letak Desa Somongari lebih kurang empat ratus meter di atas permukaan laut. Meskipun jaraknya hanya lebih kurang dua belas kilometer di sebelah tenggara ibukota Kabupaten Purwo rejo, namun selama hampir seabad Desa Somongari merupakan daerah terpencil. Keadaan alam desa itu tidak memungkinkan penduduknya untuk bersawah. Mereka mengusahakan per kebunan, berladang dan beternak. Perkebunannya menghasilkan buah durian, manggis, dan buah melinjo. Ladangnya menghasil