1. Menemukan Keindonesiaan Dalam Novel-Novel Pramoedya Ananta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Iib Marzuqi, M.Pd. MENEMUKAN KEINDONESIAAN DALAM NOVEL-NOVEL PRAMOEDYA ANANTA TOER MENEMUKAN KEINDONESIAAN DALAM NOVEL-NOVEL PRAMOEDYA ANANTA TOER Penulis : Iib Marzuqi, M.Pd. Pracetak : Mitra Kreatif Lay out : Mitra Kreatif Desain Sampul : Samsul Anam All Right Reserved © 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang pada penulis Cetakan Pertama, Oktober 2016 ISBN : 978-602-72693-1-6 Penerbit : CV. Pustaka Ilalang Group Jalan Airlangga No.3 Sukodadi - Lamongan Jalan raya Lamongan-Mantup 16 km Kedungsari Kembangbahu - Lamongan - Jawa Timur – Indonesia Email: [email protected] ii PENGANTAR PENULIS Usaha-usaha memberikan sumbangan pemikiran demi Indonesia yang lebih baik dari perspektif studi sastra perlu dilakukan. Ini untuk menepis persepsi bahwa studi sastra kurang memberi sumbangan nyata dalam kehidupan bernegara. Setidaknya usaha penulis menerbitkan buku ini didorong oleh latar belakang tersebut. Buku ini merupakan hasil riset terhadap empat novel karya Pramoedya Ananta Toer (Pram) yang sering disebut sebagai Tetralogi Buru. Empat karya yang banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing itu ditulis Pram pada saat dijadikan tahanan politik di Pulau Buru. Dalam novel Bumi Manusia (BM), Anak Semua Bangsa (ASB), Jejak Langkah (JK), dan Rumah Kaca (RK) tersebut terurai cerita kompleks masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang lama dijajah, membangun pergerakan untuk memperoleh kemerdekaan, berkesadaran nasional, masa kemerdekaan, hingga pascamerdeka yang dirasakan Pram belum merdeka. Kebelummerdekaan secara kultural inilah yang menarik untuk direnungkan bersama. Sikap-sikap sebagai bangsa merdeka tetapi belum memiliki kepercayaan diri, rasa bergantung, ketidakmandirian, pengagum bangsa lain, serta sikap lain yang menghambat menjadi iii bangsa besar menjadi titik berat perhatian penulis sehingga terdapat frase ’Menemukan Keindonesiaan’ untuk judul buku ini. Sebagai hasil riset, buku ini tidak dapat dilepaskan dengan keranga teoretis penulis dalam membangun argumentasi ilmiah. Karena itu, paparan teori postkolonial dibahas pula dalam buku ini. Paparan teoretis ini dipandang penulis bermanfaat bagi kalangan akademisi sastra dalam mengembangkan teori postkolonial di Indonesia. Akademisi sastra berkaca dari paparan buku ini, dapat bereksplorasi dan mendedah persoalan-persoalan di Indonesia dari perspektif negara bekas koloni dengan tuntunan metodologis teori postkolonial. Masih sangat banyak persoalan bangsa ini perlu diurai dalam merumuskan jawaban mengapa kita telah lama merdeka namun lamban dalam mengisi kemerdekaan. Gejala korupsi, suka menuntut, malas, tradisi kekerasan, budaya banyak bicara daripada menulis, suka menyalahkan pihak lain, konsumtif, dan sejenisnya merupakan persoalan sosial yang bisa didekati dari ranah sastra dengan bantuan teori postkolonial sebagai representasi bangsa Indonesia yang pernah lama ditindas Perancis, Portugis, Belanda, Jepang, serta tradisi kekuasaan raja-raja di Indonesia. Semoga kehadiran buku ini mendorong para akademisi sastra Indonesia untuk memberikan kontribusi kepada bangsa ini agar meninggalkan tradisi keterjajahannya. Lebih lanjut, buku ini juga diharapkan dapat memermudah mahasiswa dalam menganalisis karya sastra dari perspektif teori postkolonial. Karena itu, format buku ini disusun sesuai dengan prinsip bahan ajar. Akhirnya, doa dan terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Haris Supratno dan Prof. Dr. Setya Yuwana,M.A. atas tulus masukannya hingga terbitnya buku ini. Segenap civitas kademika Unisda Lamongan pelecut semangat tiada berkesudahan. iv Mohon pangestu para guru belajar hidup rela dan mengabdi hanya pada Yang Kuasa Allah SWT, yakni Yai Jamal, Yai Imron, dan Mbah Kong.Terima kasih hangat cinta duriyah kami Satya Omar Rabani, Salma Aulia Dwisaraswati, Mohammad Salman Ibrahim, dan Dik Juli Heksa Setyawati yang selalu memahami, menerima, dan memaafkan ayah dan suaminya. Semoga buku ini sebagai jariyah penulis. Terima kasih semua atas rida Allah SWT yang Mahakasih. Alhamdulillah hirobbil ’alamin. Tuban, Agustus 2016 Penulis v Prolog SUMBANGANSASTRA UNTUK BANGSA Oleh : Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A. (Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra – Universitas Negeri Surabaya) Jangan melupakan sejarah. Demikian ucapan Bung Karno yang kemudian menjadi terkenal dengan diksi jas merah. Kehadiran buku ini membuka ruang-ruang kosong sejarah yang tidak terisi oleh kajian sejarah. Kajian sastra mengisi ruang sejarah yang terlupakan melalui potret kaca mata sastrawan Pram dalam buku ini. Indonesia dalam sejarahnya yang panjang dapat dilihat dari berbagai perspektif. Kehadiaran buku ini memperkaya perspektif tersebut. Penerbitan buku ini merupakan salah satu iktikad memahami Indonesia yang penuh sejarah itu melalui karya monumental Pram. Bagian-bagian buku ini memberikan pemahaman kepada kita betapa penjajahan dalam sejarah tumbuhkembangnya Indonesia sebagai negara tidak serta merta disebabkan oleh kekuatan eksternal pihak Barat yang kuat. Faktor internal sebagai vi karakter bangsa lemah mendorong hegemoni the other atau ’orang luar’ untuk dengan mudah datang dan menguasai nusantara. Ada dua hal besar yang dibawa oleh penulis dalam buku ini terhadap tetralogi Pram yang kemudian melahirkan karya kebangsaan ini. Kedua hal tersebut adalah upaya memahami Indonesia sebagai bangsa dan yang kedua lebih bersifat teoretis yakni semangat penulis untuk ’mempromosikan’ postkolonial sebagai teori dalam kajian sastra. Pemahaman terhadap Indonesia yang begitu kompleks sebagai persimpangan budaya Barat, Timur Tengah, Cina, Hindia, dan Asia Selatan ditelisik oleh buku ini melalui amatan Pram. Masyarakat Nusantara yang lama dalam kungkungan kebudayaan kerajaan di mana raja mendominasi jalam pikir mayoritas rakyat melahirkan kebudayaan kepriyayian, superior-inverior, abdi-dawuh, dan seterusnya yang pada asumsi bahwa lama dan teramat lama bangsa ini tidak memiliki kebebasan berpikir. Karena mereka tidak memiliki kebebasan berpikir, yang lahir karakter ketidakpercaaan diri, budaya rendah belajar, dan tertutup. Apakah ini yang menyebabkan stempel ’malas’ pada diri mereka? Hal-hal krusial ini diungkap dalam buku ini. Memahami Indonesia berarti memahamai manusia Indonesia. Bangsa ini digerakkan oleh masyarakatnya. Kesadaran ini pada era pascakemerdekaan memotivasi para petinggi negara memberi kesadaran bersama pembangunan sumber daya ’manusia’ selalu penting dan penting. Manusia-manusia Indonesia dengan berbagai tipologinya diungkap dalam buku ini. Kedua, kegersangan penulisan buku sastra yang memberi manfaat dalam kehidupan bernegara dijawab oleh penulis melalui terbitnya buku ini. Kerangka teoretis postkolonial dalam studi sastra sangat relevan untuk mengurai benang kusut problem besar bangsa- bangsa ekskoloni seperti Indonesia. Semua persoalan selalu dapat vii dirunut muasalnya. Karena Indonesia lahir dalam sejarah pernah dijajah, memahami persoalan penjajah selalu penting untuk upaya tidak dijajah kembali. Ini patut disadari bersama sebab dalam paradigma postkolonial penjajahan bukan sekadar penjajahan fisik. Inilah yang menjadi sisi menarik buku ini. Kepraktisan buku ini memberi nilai lebih kepada penulisnya. Penulis memiliki kesanggupan mengemas hasil penelitian ke dalam buku teks sastra yang dapat menuntun mahasiswa untuk memahami konsep-konsep teori sastra. Terlebih, secara visioner terlihat bahwa buku yang diperuntukkan mahasiswa dan dosen sastra ini bertujuan membangun ‘keindonesiaan’ melalui sastra. Semoga iktikad dan niat tulus penulis ini memberi manfaat pembaca menuju Indonesia yang lebih baik. Sekaligus usaha penulis ini mendorong dan menggairahkan penerbitan buku-buku kajian sastra yang memiliki kontribusi terhadap bangsa Indonesia menuju masyarakat yang beradab. Setiap usaha menuju kebaikan pasti datang kebaikan itu karena Allah SWT Mahabaik kepada hambanya yang berjuang hijrah menuju kebaikan. Salam Indonesia lebih baik.* Surabaya, Agustus 2016 Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya viii D A F TARIS I PENGANTAR PENULIS___ iii PROLOG: SUMBANGAN SASTRA UNTUK BANGSA___ vi DAFTAR ISI___ ix BAGIAN 1: SASTRA SITUS KEBANGSAAN ___ 1 A. Memahami Bangsa melalui Sastra___ 1 B. Diskursus Penjajahan___ 3 C. Kepengarangan Pram oedya Ananta Toer Sebagai Representasi Sastrawan Indonesia ___ 5 D. Postkolonial dan Potret Penjajahan___ 9 E. Rangkuman___ 12 BAGIAN 2: POSTKOLONIAL DALAM BINGKAI STUDI BUDAYA___ 15 A. Postkolonial dalam Tinjauan Para Akademinsi ___ 15 B. Studi Budaya dan Postkolonial___ 20 C. Teori Postkolonial___ 27 D. Konsep-Konsep dalam Teori Postkolonial___ 36 1. Mental Bangsa Terjajah___ 37 2. Ideologi Bangsa Penjajah___ 39 3. Dampak Penjajahan___ 44 4. Pandangan Bangsa Penjajah___ 46 ix 5. Pandangan Terjajah___ 51 6. Kesadaran Nasional Terjajah ___ 57 E. Operasionalisasi Metodis Teori Postkolonial___ 61 F. Rangkuman___ 63 BAGIAN 3: PENYEBAB PENJAJAHAN DI INDONESIA ___ 67 A. Bangsa Suka Diperintah___ 68 B. Bangsa Pemalas___ 72 C. Prasangka Buruk___ 78 D. Etnisitas___ 83 E. Peniru___ 87 F. Priyayi___ 91 G. Korup___ 99 H. Rangkuman___ 103 BAGIAN 4: IDEOLOGI PENJAJAH___ 107 A. Terjajah Penghuni Tidak Syah___ 108 B. Penjajah Bangsa Terbaik___ 111 C. Terjajah Takhayul___ 118 D. Penjajah Berpengetahuan___ 120 E. Terjajah Tidak Beradab___ 127 F. Penjajah Penyelamat Raja Pribumi___ 135 G. Rangkuman___ 137 BAGIAN 5: DAMPAK PENJAJAHAN___ 141 A. Pembodohan___ 141 B. Pemiskinan___ 146 C. Rasial___ 170 D. Penyakit___ 176 E. Perbudakan___ 181 F. Pelacuran dan Perjudian___ 189 G. Pengasingan ___ 194 H. Penghinaan___ 210 I. Diskriminasi Hukum___ 214 J. Rangkuman___ 225 x BAGIAN 6: PANDANGAN PENJAJAH___