1. Menemukan Keindonesiaan Dalam Novel-Novel Pramoedya Ananta

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

1. Menemukan Keindonesiaan Dalam Novel-Novel Pramoedya Ananta Iib Marzuqi, M.Pd. MENEMUKAN KEINDONESIAAN DALAM NOVEL-NOVEL PRAMOEDYA ANANTA TOER MENEMUKAN KEINDONESIAAN DALAM NOVEL-NOVEL PRAMOEDYA ANANTA TOER Penulis : Iib Marzuqi, M.Pd. Pracetak : Mitra Kreatif Lay out : Mitra Kreatif Desain Sampul : Samsul Anam All Right Reserved © 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang pada penulis Cetakan Pertama, Oktober 2016 ISBN : 978-602-72693-1-6 Penerbit : CV. Pustaka Ilalang Group Jalan Airlangga No.3 Sukodadi - Lamongan Jalan raya Lamongan-Mantup 16 km Kedungsari Kembangbahu - Lamongan - Jawa Timur – Indonesia Email: [email protected] ii PENGANTAR PENULIS Usaha-usaha memberikan sumbangan pemikiran demi Indonesia yang lebih baik dari perspektif studi sastra perlu dilakukan. Ini untuk menepis persepsi bahwa studi sastra kurang memberi sumbangan nyata dalam kehidupan bernegara. Setidaknya usaha penulis menerbitkan buku ini didorong oleh latar belakang tersebut. Buku ini merupakan hasil riset terhadap empat novel karya Pramoedya Ananta Toer (Pram) yang sering disebut sebagai Tetralogi Buru. Empat karya yang banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing itu ditulis Pram pada saat dijadikan tahanan politik di Pulau Buru. Dalam novel Bumi Manusia (BM), Anak Semua Bangsa (ASB), Jejak Langkah (JK), dan Rumah Kaca (RK) tersebut terurai cerita kompleks masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang lama dijajah, membangun pergerakan untuk memperoleh kemerdekaan, berkesadaran nasional, masa kemerdekaan, hingga pascamerdeka yang dirasakan Pram belum merdeka. Kebelummerdekaan secara kultural inilah yang menarik untuk direnungkan bersama. Sikap-sikap sebagai bangsa merdeka tetapi belum memiliki kepercayaan diri, rasa bergantung, ketidakmandirian, pengagum bangsa lain, serta sikap lain yang menghambat menjadi iii bangsa besar menjadi titik berat perhatian penulis sehingga terdapat frase ’Menemukan Keindonesiaan’ untuk judul buku ini. Sebagai hasil riset, buku ini tidak dapat dilepaskan dengan keranga teoretis penulis dalam membangun argumentasi ilmiah. Karena itu, paparan teori postkolonial dibahas pula dalam buku ini. Paparan teoretis ini dipandang penulis bermanfaat bagi kalangan akademisi sastra dalam mengembangkan teori postkolonial di Indonesia. Akademisi sastra berkaca dari paparan buku ini, dapat bereksplorasi dan mendedah persoalan-persoalan di Indonesia dari perspektif negara bekas koloni dengan tuntunan metodologis teori postkolonial. Masih sangat banyak persoalan bangsa ini perlu diurai dalam merumuskan jawaban mengapa kita telah lama merdeka namun lamban dalam mengisi kemerdekaan. Gejala korupsi, suka menuntut, malas, tradisi kekerasan, budaya banyak bicara daripada menulis, suka menyalahkan pihak lain, konsumtif, dan sejenisnya merupakan persoalan sosial yang bisa didekati dari ranah sastra dengan bantuan teori postkolonial sebagai representasi bangsa Indonesia yang pernah lama ditindas Perancis, Portugis, Belanda, Jepang, serta tradisi kekuasaan raja-raja di Indonesia. Semoga kehadiran buku ini mendorong para akademisi sastra Indonesia untuk memberikan kontribusi kepada bangsa ini agar meninggalkan tradisi keterjajahannya. Lebih lanjut, buku ini juga diharapkan dapat memermudah mahasiswa dalam menganalisis karya sastra dari perspektif teori postkolonial. Karena itu, format buku ini disusun sesuai dengan prinsip bahan ajar. Akhirnya, doa dan terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Haris Supratno dan Prof. Dr. Setya Yuwana,M.A. atas tulus masukannya hingga terbitnya buku ini. Segenap civitas kademika Unisda Lamongan pelecut semangat tiada berkesudahan. iv Mohon pangestu para guru belajar hidup rela dan mengabdi hanya pada Yang Kuasa Allah SWT, yakni Yai Jamal, Yai Imron, dan Mbah Kong.Terima kasih hangat cinta duriyah kami Satya Omar Rabani, Salma Aulia Dwisaraswati, Mohammad Salman Ibrahim, dan Dik Juli Heksa Setyawati yang selalu memahami, menerima, dan memaafkan ayah dan suaminya. Semoga buku ini sebagai jariyah penulis. Terima kasih semua atas rida Allah SWT yang Mahakasih. Alhamdulillah hirobbil ’alamin. Tuban, Agustus 2016 Penulis v Prolog SUMBANGANSASTRA UNTUK BANGSA Oleh : Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A. (Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra – Universitas Negeri Surabaya) Jangan melupakan sejarah. Demikian ucapan Bung Karno yang kemudian menjadi terkenal dengan diksi jas merah. Kehadiran buku ini membuka ruang-ruang kosong sejarah yang tidak terisi oleh kajian sejarah. Kajian sastra mengisi ruang sejarah yang terlupakan melalui potret kaca mata sastrawan Pram dalam buku ini. Indonesia dalam sejarahnya yang panjang dapat dilihat dari berbagai perspektif. Kehadiaran buku ini memperkaya perspektif tersebut. Penerbitan buku ini merupakan salah satu iktikad memahami Indonesia yang penuh sejarah itu melalui karya monumental Pram. Bagian-bagian buku ini memberikan pemahaman kepada kita betapa penjajahan dalam sejarah tumbuhkembangnya Indonesia sebagai negara tidak serta merta disebabkan oleh kekuatan eksternal pihak Barat yang kuat. Faktor internal sebagai vi karakter bangsa lemah mendorong hegemoni the other atau ’orang luar’ untuk dengan mudah datang dan menguasai nusantara. Ada dua hal besar yang dibawa oleh penulis dalam buku ini terhadap tetralogi Pram yang kemudian melahirkan karya kebangsaan ini. Kedua hal tersebut adalah upaya memahami Indonesia sebagai bangsa dan yang kedua lebih bersifat teoretis yakni semangat penulis untuk ’mempromosikan’ postkolonial sebagai teori dalam kajian sastra. Pemahaman terhadap Indonesia yang begitu kompleks sebagai persimpangan budaya Barat, Timur Tengah, Cina, Hindia, dan Asia Selatan ditelisik oleh buku ini melalui amatan Pram. Masyarakat Nusantara yang lama dalam kungkungan kebudayaan kerajaan di mana raja mendominasi jalam pikir mayoritas rakyat melahirkan kebudayaan kepriyayian, superior-inverior, abdi-dawuh, dan seterusnya yang pada asumsi bahwa lama dan teramat lama bangsa ini tidak memiliki kebebasan berpikir. Karena mereka tidak memiliki kebebasan berpikir, yang lahir karakter ketidakpercaaan diri, budaya rendah belajar, dan tertutup. Apakah ini yang menyebabkan stempel ’malas’ pada diri mereka? Hal-hal krusial ini diungkap dalam buku ini. Memahami Indonesia berarti memahamai manusia Indonesia. Bangsa ini digerakkan oleh masyarakatnya. Kesadaran ini pada era pascakemerdekaan memotivasi para petinggi negara memberi kesadaran bersama pembangunan sumber daya ’manusia’ selalu penting dan penting. Manusia-manusia Indonesia dengan berbagai tipologinya diungkap dalam buku ini. Kedua, kegersangan penulisan buku sastra yang memberi manfaat dalam kehidupan bernegara dijawab oleh penulis melalui terbitnya buku ini. Kerangka teoretis postkolonial dalam studi sastra sangat relevan untuk mengurai benang kusut problem besar bangsa- bangsa ekskoloni seperti Indonesia. Semua persoalan selalu dapat vii dirunut muasalnya. Karena Indonesia lahir dalam sejarah pernah dijajah, memahami persoalan penjajah selalu penting untuk upaya tidak dijajah kembali. Ini patut disadari bersama sebab dalam paradigma postkolonial penjajahan bukan sekadar penjajahan fisik. Inilah yang menjadi sisi menarik buku ini. Kepraktisan buku ini memberi nilai lebih kepada penulisnya. Penulis memiliki kesanggupan mengemas hasil penelitian ke dalam buku teks sastra yang dapat menuntun mahasiswa untuk memahami konsep-konsep teori sastra. Terlebih, secara visioner terlihat bahwa buku yang diperuntukkan mahasiswa dan dosen sastra ini bertujuan membangun ‘keindonesiaan’ melalui sastra. Semoga iktikad dan niat tulus penulis ini memberi manfaat pembaca menuju Indonesia yang lebih baik. Sekaligus usaha penulis ini mendorong dan menggairahkan penerbitan buku-buku kajian sastra yang memiliki kontribusi terhadap bangsa Indonesia menuju masyarakat yang beradab. Setiap usaha menuju kebaikan pasti datang kebaikan itu karena Allah SWT Mahabaik kepada hambanya yang berjuang hijrah menuju kebaikan. Salam Indonesia lebih baik.* Surabaya, Agustus 2016 Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya viii D A F TARIS I PENGANTAR PENULIS___ iii PROLOG: SUMBANGAN SASTRA UNTUK BANGSA___ vi DAFTAR ISI___ ix BAGIAN 1: SASTRA SITUS KEBANGSAAN ___ 1 A. Memahami Bangsa melalui Sastra___ 1 B. Diskursus Penjajahan___ 3 C. Kepengarangan Pram oedya Ananta Toer Sebagai Representasi Sastrawan Indonesia ___ 5 D. Postkolonial dan Potret Penjajahan___ 9 E. Rangkuman___ 12 BAGIAN 2: POSTKOLONIAL DALAM BINGKAI STUDI BUDAYA___ 15 A. Postkolonial dalam Tinjauan Para Akademinsi ___ 15 B. Studi Budaya dan Postkolonial___ 20 C. Teori Postkolonial___ 27 D. Konsep-Konsep dalam Teori Postkolonial___ 36 1. Mental Bangsa Terjajah___ 37 2. Ideologi Bangsa Penjajah___ 39 3. Dampak Penjajahan___ 44 4. Pandangan Bangsa Penjajah___ 46 ix 5. Pandangan Terjajah___ 51 6. Kesadaran Nasional Terjajah ___ 57 E. Operasionalisasi Metodis Teori Postkolonial___ 61 F. Rangkuman___ 63 BAGIAN 3: PENYEBAB PENJAJAHAN DI INDONESIA ___ 67 A. Bangsa Suka Diperintah___ 68 B. Bangsa Pemalas___ 72 C. Prasangka Buruk___ 78 D. Etnisitas___ 83 E. Peniru___ 87 F. Priyayi___ 91 G. Korup___ 99 H. Rangkuman___ 103 BAGIAN 4: IDEOLOGI PENJAJAH___ 107 A. Terjajah Penghuni Tidak Syah___ 108 B. Penjajah Bangsa Terbaik___ 111 C. Terjajah Takhayul___ 118 D. Penjajah Berpengetahuan___ 120 E. Terjajah Tidak Beradab___ 127 F. Penjajah Penyelamat Raja Pribumi___ 135 G. Rangkuman___ 137 BAGIAN 5: DAMPAK PENJAJAHAN___ 141 A. Pembodohan___ 141 B. Pemiskinan___ 146 C. Rasial___ 170 D. Penyakit___ 176 E. Perbudakan___ 181 F. Pelacuran dan Perjudian___ 189 G. Pengasingan ___ 194 H. Penghinaan___ 210 I. Diskriminasi Hukum___ 214 J. Rangkuman___ 225 x BAGIAN 6: PANDANGAN PENJAJAH___
Recommended publications
  • Wage Rudolf Supratman
    WAGE RUDOLF SUPRATMAN Oleh : Bambang Sularto DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDA YAAN DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAJ TRADISIONAL PROYEK INVENT ARISASI DAN DOKUMENT ASI SEJARAH NASIONAL JAKARTA 1985 Milik Depdikbud. Tidak'diperdagangkan WAGE RUDOLF SUPRATMAN Oleh: Bambang Sularto DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL PROYEK INVENTARISASI DAN DOKUMENT ASI SEJARAH NASIONAL JAKARTA 1985 Penyunting : 1. Sutrisno Kutoyo 2. P. Wayong 3. M. Soenjata Kartadarmadja iii Gambar kulit oleh : Hafid Alibasyah iv SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional (IDSN) yang berada pada Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisi­ onal, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidik­ an dan Kebudayaan telah berhasil menerbitkan seri buku-buku biografi dan kesejarahan. Saya menyambut dengan gembira hasil penerbitan tersebut. Buku-buku tersebut dapat diselesaikan berkat adanya kerja sama antara para penulis dengan tenaga-tenaga di dalam proyek. Karena baru merupakan langkah pertama, maka dalam buku-buku hasil Proyek IDSN itu masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Diharapkan hal itu dapat disempurnakan pada masa yang akan datang. Usaha penulisan bµku-buku ·kesejarahan wajib kita ting­ katkan mengingat perlunya kita untuk senantiasa memupuk, memperkaya dan memberi corak pada kebudayaan nasional dengan tetap memelihara dan membina tradisi peninggalan sejarah yang mempunyai nilai perjuangan bangsa, kebanggaan serta kemanfaatan nasional. Saya mengharapkan dengan terbitnya buku-buku
    [Show full text]
  • Por-Tugu-Ese? the Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia
    School of Social Sciences Department of Anthropology Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia. Raan-Hann Tan Thesis specially presented for the fulfilment of the degree of Doctor in Anthropology Supervisor: Brian Juan O’Neill, Full Professor ISCTE-IUL March, 2016 School of Social Sciences Department of Anthropology Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia. Raan-Hann Tan Thesis specially presented for the fulfilment of the degree of Doctor in Anthropology Jury: Dr. Shamsul Amri Baharuddin, Distinguished Professor, Institute of Ethnic Studies, National University of Malaysia Dr. Maria Johanna Christina Schouten, Associate Professor, Department of Sociology, University of Beira Interior Dr. Ema Cláudia Ribeiro Pires, Assistant Professor, Department of Sociology, University of Évora Dr. António Fernando Gomes Medeiros, Assistant Professor, Department of Anthropology, School of Social Sciences, ISCTE- University Institute of Lisbon (ISCTE-IUL) Dr. Marisa Cristina dos Santos Gaspar, Research Fellow, Orient Institute, School of Social and Political Sciences, University of Lisbon (ISCSP-UL). Dr. Brian Juan O’Neill, Full Professor, Department of Anthropology, School of Social Sciences, ISCTE-University Institute of Lisbon (ISCTE-IUL) March, 2016 ABSTRACT Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia Keywords: Mardijkers, Betawi, Portuguese identity, Christian village, Keroncong Tugu Although many centuries have passed since Portugal’s Age of Discoveries, enduring hybrid communities are still surviving in places where the Portuguese had been present. Portuguese identity in Malacca, Larantuka, and East Timor, for example, has always been associated with Catholicism. But in Batavia, the Portuguese-speaking population (the Mardijkers, slaves, and Burghers) was converted to Calvinism under Dutch colonization, forming the Protestant Portuguese community in Indonesia.
    [Show full text]
  • 59 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
    Gambar 18 Infografis skema konsep parodi visual sebagai temuan penelitian. V. PENUTUP A. Kesimpulan Dari bahasan analisis penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa wujud serdadu KNIL Andjing NICA yang tertampilkan kembali pada kehidupan masa kini diwujudkan dengan replika kostum, replika senjata, 59 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta replika emblem, dan replika pernak-pernik serdadu KNIL dalam aktivitas yang menyenangkan sebagai bagian dari perayaan dan hobby kesejarahan militer, bukan menyangkut politis, ideologi, atau bahkan melestarikan stigma negatif pada figur KNIL sebagai bagian dari kemiliteran jaman Hindia Belanda. Reenactor menirukan karakter visual serdadu KNIL Andjing NICA era 1945-1950 berdasarkan pelbagai dokumentasi sejarah dari dalam dan luar negeri. Peniruan dilakukan melalui aktivitas-aktivitas yang dalam penelitian ini dipakai dengan istilah ―Panggung Depan‖ dan ―Panggung Belakang‖. ―Panggung Depan‖ terkait tampilan fisik dan visual beserta aktivitas reenactment dan non-reenactment yang dilakukan. Sedangkan ―Panggung Belakang‖ adalah realitas kehidupan keseharian dalam kehidupan bermasyarakat sebagai sikap ―tersembunyi‖ (menjadi ‗the real structure‘) yang membentuk perilaku karakteristik visual serdadu KNIL Andjing NICA pada masa kini. ―Panggung Belakang‖ sangat terkait dengan situasi psikologis dan karakterististik individu yang melatar belakangi munculnya ekspresi dan tampilan pada ―Panggung Depan‖. Dalam perspektif kajian poskolonial, karakteristik visual serdadu KNIL pada masa kini dimaknai sebagai bentuk identitas
    [Show full text]
  • De Silva F1 I-Xii.Indd I 4/1/2008 5:36:27 PM De Silva F1 I-Xii.Indd Ii 4/1/2008 5:36:29 PM Uncovering the History of Africans in Asia
    Uncovering the History of Africans in Asia de silva_f1_i-xii.indd i 4/1/2008 5:36:27 PM de silva_f1_i-xii.indd ii 4/1/2008 5:36:29 PM Uncovering the History of Africans in Asia Edited by Shihan de Silva Jayasuriya and Jean-Pierre Angenot LEIDEN • BOSTON 2008 de silva_f1_i-xii.indd iii 5/6/2008 8:00:11 PM Cover illustration: “The Nizam’s African Bodyguard at the 1877 Imperial Durbar: Mounted Toy Soldier by W.M. Hocker”. With kind permission of Kenneth and Joyce Robbins. This book is printed on acid-free paper. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data Uncovering the history of Africans in Asia / edited by Shihan de Silva Jayasuriya and Jean-Pierre Angenot. p. cm. Includes bibliographical references and index. ISBN 978-90-04-16291-4 (pbk. : alk. paper) 1. Africans—Asia—History. 2. African diaspora. I. Jayasuriya, Shihan de S. II. Angenot, Jean-Pierre. DS28.A35U53 2008 950.0496—dc22 2008009473 ISBN 978 90 04 16291 4 Copyright 2008 by Koninklijke Brill NV, Leiden, The Netherlands. Koninklijke Brill NV incorporates the imprints Brill, Hotei Publishing, IDC Publishers, Martinus Nijhoff Publishers and VSP. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, translated, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, without prior written permission from the publisher. Brill has made all reasonable efforts to trace all rights holders to any copyrighted material used in this work. In cases where these efforts have not been successful the publisher welcomes communications from copyright holders, so that the appropriate acknowledgements can be made in future editions, and to settle other permission matters.
    [Show full text]
  • Nahla Nurhidayah-Thesis.Pdf
    Graduate Institute of Applied Linguistics Thesis Approval Sheet This thesis, entitled A Religious Conflict in Indonesia: A Case Study of Maluku written by Wa Ode Nahla Nurhidayah and submitted in partial fulfillment of the requirements for the degree of Master of Arts with a major in Language and Culture Studies has been read and approved by the undersigned members of the faculty of the Graduate Institute of Applied Linguistics. led Kurt Richardson (SupervisingLLldnede Professor) Sack Shoemaker tvema Michael Boutin hu lnl Cyhthia L. Blood o/7 Date A RELIGIOUS CONFLICT IN INDONESIA: A CASE STUDY OF MALUKU By Wa Ode Nahla Nurhidayah Presented to the Faculty of the Graduate Institute of Applied Linguistics in partial fulfillment of the requirements for the degree of Master of Arts with major in Language and Culture Studies Graduate Institute of Applied Linguistics June 2017 © 2017 Wa Ode Nahla Nurhidayah All Rights Reserved CERTIFICATE I acknowledge that use of copyrighted material in my thesis may place me under an obligation to the copyright owner, especially when use of such material exceeds usual fair use provisions. I hereby certify that I have obtained the written permission of the copyright owner for any and all such occurrences and that no portion of my thesis has been copyrighted previously unless properly referenced. I hereby agree to indemnify and hold harmless the Graduate Institute of Applied Linguistics from any and al claims that may be asserted or that may arise from any copyright violation. Signature Jvne 1 20P Date THESIS
    [Show full text]
  • African Soldiers in the Dutch East Indies As Seen by Dutch Officials and Indonesian Neighbours
    “COURAGEOUS BUT INSOLENT”: African soldiers in the Dutch East Indies as seen by Dutch officials and Indonesian neighbours Transforming Cultures eJournal, Vol. 4 No 2 November 2009 http://epress.lib.uts.edu.au/journals/TfC Ineke van Kessel1 Abstract Labour shortages were endemic in colonial societies. Plantation and mining labour was notoriously unattractive, but the army posed problems of its own. In their search to satisfy the voracious appetite for labour in commercial empires and colonial societies, rulers developed racial and ethnic stereotypes as to which “race” was most suitable to perform certain jobs. Africans were deemed most suitable for hard physical labour in tropical climates. They were also portrayed as “martial races”, fit to fill the manpower needs of both Islamic and European armies.2 This article will first give a brief overview of the use of African labour in the Dutch East Indies. Next, I discuss in more detail one peculiar aspect of inter-colonial labour migration in the Dutch colonial empire: the recruitment of West African soldiers for the Dutch East Indies army in the 19th century. [Africa, Indonesia, colonialism] Introduction Recruiting labour from West Africa for Southeast Asia deviated from the established pattern of the slave trade in the Indian Ocean world. As part of the Atlantic world, in the Dutch commercial system West Africa belonged to the domain of the West India Company (WIC). East of the Cape of Good Hope, the Dutch East India Company 1 Ineke van Kessel is an historian at the African Studies Centre, Leiden, The Netherlands. She focuses mainly on contemporary social and political movements in South Africa, as well as the historical relations between the Netherlands and the Gold Coast.
    [Show full text]
  • ORANG KRISTEN ARMENIA Suatu Minoritas Kecil Di Indonesia Yang
    ALLE G. HOEKEMA ORANG KRISTEN ARMENIA Suatu Minoritas Kecil di Indonesia yang Sudah Punah ALLE G. HOEKEMA* Abstract The Armenian Church in the Dutch East Indies (Indonesia) came into being after Armenian traders from Persia (Iran) entered to the country in the middle of the 19th century and remained here; at fi rst in Batavia (Jakarta), then also in Central Java, and especially in Surabaya. Both their church life and their attitude in society were inwardly oriented. All of their priests came from Persia. An Armenian trading network existed widely in South East Asia and contacts with the mother church in Persia and Armenia itself were very strong. Though the Armenian community contributed positively to the Indonesian society, nevertheless its closed attitude proved to be a major weakness. During the colonial time the Armenians received an equal status to the Dutch and a number of them perished due to the Japanese occupation. These factors caused the liquidation of this community around 1960. The church buildings were sold and the remaining members migrated to Netherlands, USA, and Australia. Keywords: church history, the Armenians, ethnic minority, diaspora. Abstrak Gereja Armenia di Indonesia (dulu: Hindia Belanda) hadir setelah para pedagang dari Persia (Iran) masuk ke Indonesia pada pertengahan abad ke-19; pertama kali di Jakarta (dulu: Batavia), kemudian di Jawa Tengah, dan yang terutama di Surabaya (Jawa Timur). Baik dalam kehidupan gerejawi maupun dalam sikapnya di dalam masyarakat, komunitas Gereja Armenia berorientasi ke dalam. Semua imam mereka berasal dari Persia. * Mantan dosen Seminari Mennonite dan Vrije Universiteit Amsterdam. GEMA TEOLOGI Vol. 37, No.
    [Show full text]
  • Can the Train Ever Be Stopped Again? Developments in the Moluccan Community in the Netherlands Before and After the Hijackings*
    CAN THE TRAIN EVER BE STOPPED AGAIN? DEVELOPMENTS IN THE MOLUCCAN COMMUNITY IN THE NETHERLANDS BEFORE AND AFTER THE HIJACKINGS* Dieter Bartels Introduction April 25, 1985. Shortly after sunrise, shivering people gather around flagpoles near the churches in Moluccan wards of small towns all over the Netherlands. A brief ceremony of prayers, speeches, and singing culminates in raising the flag of a country which today exists only in the hearts of the participants. Immediately after the ceremony, the people board hired buses, climb onto trains, or pile into private cars to begin their annual pilgrimage to the Houtrusthallen exhibition center in The Hague, the political capital of the Netherlands. On this day, they commemorate the 35th Anniversary of the proclamation of independence of the Republic of South Moluccas (Republik Maluku Selatan, generally referred to as RMS), while simultaneously lamenting their thirty-fourth year of exile in the Netherlands. The annual gathering has essentially two objectives. The first is to remind the Dutch people, and particularly the Dutch government, of their continuing obligation to aid Moluccans in the establishment of a free homeland, independent of Indonesia, to which the exiles in Holland will then voluntarily repatriate. The second objective is a reaffirmation of those goals commonly referred to as the "RMS ideal" or "RMS ideology" 1 among the exile community itself, and a show of * This analysis was carried out while the author worked at the Center for the Study of Social Conflicts (COMT), University of Leiden, The Netherlands (1983-85), conducting research on socialization and identity formation among Moluccans in the Netherlands.
    [Show full text]
  • Book Gema Teologi Vol 37 No 1 Rev.Indb
    GEMA TEOLOGI JURNAL TEOLOGI KONTEKSTUAL GEMA TEOLOGI JURNAL TEOLOGI KONTEKSTUAL ISSN: 0853-4500 Volume 37, No. 1, April 2013 GEMA TEOLOGI adalah jurnal yang bertujuan mempublikasikan karya-karya ilmiah di bidang teologi, terutama teologi kontekstual yang relevan dalam konteks Indonesia. Penerbitannya dimaksudkan untuk mendorong diskusi teologis antar pakar teologi dan memberikan sumbangan kepada perkembangan gereja-gereja dalam kehidupan bersama masyarakat Indonesia yang majemuk. Pertama kali terbit pada bulan Mei 1975 dengan nama MAJALAH GEMA. Sejak tahun 2006, namanya berubah menjadi GEMA TEOLOGI, terbit 2 kali dalam setahun (April dan Oktober). Isi artikel-artikel yang dimuat tidak mencerminkan pandangan dari redaksi. Informasi Berlangganan/Subscription Information: Harga per-eksemplar Rp 35.000,00. Pembayaran dapat dilakukan melalui: BNI UGM Yogyakarta No. rek. 0249898884 a.n. Fakultas Theologia Alamat dan Email Redaksi/Mailing and Email Address: Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25 Yogyakarta 55224 Telp. (0274) 563929 psw. 461; Fax. (0274) 513235 Email: [email protected] Website: www.ukdw.ac.id/journal-theo GEMA TEOLOGI Vol. 37, No. 1, April 2013 Dewan Penasehat Akademik/Academic Advisory Board: Frans Wijsen (Radboud University Nijmegen, Nederland) Volker Küster (Johannes Gutenberg Universität Mainz, Germany) Heidi Hadsel (Hartford Seminary, USA) Huang Po Ho (Chang Jung Christian University, Taiwan) Muhamad Machasin (Balitbang Kemenag RI) Fatimah Husein (UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta)
    [Show full text]
  • The Legacy of New Order Nationalism on Interfaith Relations in Ambon
    Becoming Red and White: The Legacy of New Order Nationalism on Interfaith Relations in Ambon Benjamin L. Moseley A thesis submitted in partial fulfillment of the requirements for the degree of Master of Arts in International Studies: Southeast Asia University of Washington 2016 Committee: Laurie Sears Christoph Giebel Program Authorized to Offer Degree: International Studies: Southeast Asia ©Copyright 2016 Benjamin L. Moseley University of Washington Abstract Becoming Red and White: The Legacy of New Order Nationalism on Interfaith Relations in Ambon Benjamin L. Moseley Chair of the Supervisory Committee: Professor Laurie Sears History This paper analyzes the roles of the nationalistic policies and rhetoric of the New Order in facilitating a wave of sectarian violence that plagued the island of Ambon in Indonesia’s Maluku Province from 1999 to 2002. While the sectarian violence in Ambon did not begin until almost a year after the resignation of Suharto in May 1998, this paper endorses the belief that the roots of Christian-Muslim anxiety, mistrust, and, eventually, violence in Ambon can be traced to government efforts to manipulate religious organizations, diminish local institutions, and suppress regional identities. Furthermore, the period of political liberalization that followed the resignation of Suharto, known as Reformasi , created the necessarily conditions for sectarian violence to occur as the different religious and ethnic groups living in Ambon became increasingly nervous about their political, social, and economic positions in a post-Suharto Indonesia. In this paper, newspapers, anthropological articles, and contemporary reports are utilized to examine the outbreak of the sectarian violence, the rhetoric surrounding the violence, and its origins in the policies of the New Order regime.
    [Show full text]
  • West Africans in the Dutch Colonial Army Kessel, W.M.J
    West Africans in the Dutch colonial army Kessel, W.M.J. van Citation Kessel, W. M. J. van. (2005). West Africans in the Dutch colonial army. Ghana Studies Council Newsletter, (17/18), 2-3. Retrieved from https://hdl.handle.net/1887/4762 Version: Not Applicable (or Unknown) License: Leiden University Non-exclusive license Downloaded from: https://hdl.handle.net/1887/4762 Note: To cite this publication please use the final published version (if applicable). WEST AFRICANS IN THE DUTCH COLONIAL ARMY By Ineke van Kessel, African Studies Centre, Leiden, The Netherlands ~W~ "TTolland's African Army is the t m English title of an exhibition on -A. JL the little-known history of the West Africans who served in the Dutch East Indies Army, and their Indo- African descendents. Recruitment took place in Elmina and Kumasi between 1831 and 1872, when the Dutch handed their Possessions on the Coast of Guinea to the British. Most of the 3,080 recruits were men from the area of present-day Ghana and Burkina Faso. The modest-scale exhibition opened on 12 May in the Tropenmuseum in Amsterdam, with an unexpected flurry of publicity in the Dutch media, includ- ing a substantial item in the evening TV news and stories in all major newspa- pers. On display are nineteenth-century paintings and lithographs of African soldiers in the East Indies, and a selection of photographs depicting Indo- African family life on Java. The paintings and lithographs are on loan from various Dutch museums, while the Left to right: Richard Hulskamp, Mary Land, Daan Cordus, Eef Cordus-Klink, Joyce photographs come from private family Cordus and Grace Comijs on a visit to St.
    [Show full text]
  • Antropologi XI Tedi S.Pdf
    Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional dilindungi oleh Undang-Undang Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Bahasa Penulis : Tedi Sutardi Penyunting : Ita Rospita Pewajah Isi : I Gusti Ngurah Wiyasa Pewajah Sampul : A. Purnama Sumber Sampul Depan Kelas XI Kabare 2006, Indonesian Heritage: Religion and Ritual 1999, La Galigo: Menelusuri Jejak Warisan Sastra Dunia, 2003. Katalog Dalam Terbitan (KDT) 301.07 TED TEDI Sutardi a Antropoloi Mengungkap Keragaman Budaya 1 : untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Bahasa / penulis, Tedi Sutardi.; penyunting, Ita Rospita. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. vii, 130 hlm, : ilus. ; 25 cm Bibliografi : hlm. 127-128 Indeks ISBN : 978-979-068-668-7 1. Antropologi-Studi dan Pengajaran I. Judul II. Ita Rospita Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari penerbit PT. Setia Purna Inves Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pemdidikan Nasional tahun 2009 Diperbanyak oleh ...... Kata Sambutan Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2009, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional. Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.
    [Show full text]