53 BAB III PEMBAHASAN A. Pengaturan Tentang Menteri
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB III PEMBAHASAN A. Pengaturan Tentang Menteri Koordinator Dan Menteri Triumvirat Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia 1. Pengaturan Menteri Koordinator di Indonesia dalam UUD 1945 Sebelum Perubahan Keberadaan Menteri koordinator sudah ada sejak zaman sebelum perubahan UUD 1945, khususnya di zaman Kabinet Pembangunan Presiden Soeharto. Jika dilihat dari sudut pandang UUD 1945, keberadaan Menteri koordinator ini tidak jauh berbeda dengan saat ini, dasar konstitusional pembentukan Menteri terdapat di Pasal 17 UUD 1945 sebelum perubahan: 1. Presiden dibantu oleh menteri-Menteri negara. 2. Menteri-Menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. 3. Menteri- Menteri itu memimpin departemen pemerintah. Dasar ini secara teoritik, memiliki kesamaan dengan UUD 1945 setelah perubahan, yakni Presiden memiliki hak Prerogatif untuk membentuk kementrian. Kesamaan juga terdapat dalam praktik, dimana setiap kabinet Menteri selalu dikoordinasikan oleh Menteri koordinator, yang berbeda hanya istilah dan cakupan dari Menteri koordinatornya. Jika melihat kembali perjalanan sejarah kabinet pembangunan, mulai dari kabinet pembangunan 1 – 4, menggunakan istilah yang berbeda-beda dalam pembentukan Menteri koordinator: 53 54 Table 3.1 Menteri Koordinator di Era Presiden Soeharto Kabinet Kabinet Kabinet Kabinet Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan I II III IV 1. Menteri Tidak ada 1. Menteri 1. Menteri Koordinator Menteri Koordinator Negara Ekonomi, koordinator Bidang Politik Koordinator Keuangan, dalam kabinet dan Keamanan Bidang dan Industri. ini 2. Menteri Ekonomi, 2. Menteri Koordinator Keuangan, Koordinator Ekonomi dan dan Kesejahteraa Keuangan/Kep Pengawasan n Rakyat ala Pembanguna BAPPENAS n 3. Menteri 2. Menteri Koordinator Negara Kesejahteraan Koordinator Rakyat Bidang Industri dan Perdagangan 3. Menteri Negara Koordinator Bidang Politik dan Keamanan 4. Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraa n Rakyat Sumber: Keputusan Presiden RI Nomor 183 Tahun 1968 tertanggal 6 Juni 1968, Keputusan Presiden RI Nomor 9/1973, Keputusan Presiden RI Nomor 59/M Tahun 1978, Keputusan Presiden RI Nomor 45/M Tahun 1983. Dalam masa orde baru ini, dasar hukum kementrian negara masih diatur secara mutlak oleh otoritas Presiden , karen adalam orde baru tidak ada UU Kementrian Negara. UU Kementrian Negara baru hadir pertama 55 kali di zaman reformasi, yakni di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 2. Pengaturan tentang Menteri Koordinator di Indonesia dalam UUD 1945 Setelah Perubahan Menteri Koordinator adalah Menteri Negara pembantu Presiden dengan tugas pokok mengkoordinasikan penyiapan dan penyusunan kebijaksanaan serta pelaksanaannya di bidang tertentu dalam kegiatan pemerintahan Negara. Menteri koordinator berada langsung dibawah Presiden . Ia mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Presiden . Kedudukan Menteri Koordinator di pemerintahan Indonesia menumbulkan tanda tanya mengenai urgensi tentang pentingnya jabatan Menteri kordinator dalam sistem pemerintahan. Mengingat tugas Menteri Koordinator adalah mensingkronisasikan kebijakan kementerian- kementerian yang dibidanginya agar tidak berbenturan satu sama yang lain. Kedudukan Menteri Koordinator seolah-olah menjadi jabatan yang harus selalu ada pada susunan kabinet dalam sistem pemerintahan Indonesia.1 Pemahaman mengenai Menteri merupakan bagian yang tidak terpisahakn dari dari kewenangan mutlak (hak Prerogatif ) Presiden sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan merupakan pemahaman yang salah. Sebenarnya, pengaturan mengenai Menteri Negara diatur tersendiri dalam Bab yang terpisah dari Bab III tentang 1 Tandi Arion, Indarja, Retno Saraswati. Kedudukan Menteri Koordinator Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Menurut Undang-Undang Nomor 39 TAHUN 2008 Tentang Kementerian Negara. Diponegoro Law Journal Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016. 56 kekuasaan Pemerintahan Negara yang bekaitan dengan kekuasaan Presiden , mengandung arti yang tersendiri pula. Dalam Pasal 17 ayat (3) UUD 1945 sebelum perubahan menjelaskan bahwa ”Menteri- Menteri itu memimpin deartemen pemerintah” dan telah disempurnakan dengan rumusan baru, “setiap Menteri membidangi urusan tertentudalam pemerintahan”. Dalam perubahan ini mengandung makna bahwa Menteri- Menteri tidak harus selalu memimpin organisasi departemen. Selama ini, dalam prakteknya, juga ada jabatan Menteri Koordinator yang tidak memimpin departemen. Baik Menteri Negara maupun Menteri Koordinator biasanya tidak memimpin departemen yang mempunyai jangkauan birokrasi sampai ke daerah-daerah, melainkan hanya memimpin suatu kantor kementerian di tingkat pusat saja. Mengingat bahwa tidak semua Menteri memimpin departemen itulah, maka ketentuan Pasal17 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 disempurnakan dengan rumusan baru menjadi “Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan”. Dengan rumusan baru ini, dihubungkan dengan ketentuan ayat (1), ayat (2) dan ayat (4), maka semua jenis jabatan Menteri, yaitu (i) Menteri Koordinator, (ii) Menteri yang memimpin departemen, dan (iii) Menteri Negara yang tidak memimpin departemen, semuanya merupakan Menteri Negara sebagaimana dimaksud dalam Bab V Pasal 17 UUD NRI 1945. Seperti yang telah dijabarkan diatas, Menteri korrdinator memang tidak secara gamblang disebutkan dalam UUD NRI Tahun 1945, namun Pasal17 UUD NRI Tahun 1945 mencakup seluruh jabatan Menteri, baik 57 itu Menteri yang memimpin departemen, Menteri yang tidak memimpin departemen serta Menteri Koordinator. Sehingga adalah salah bila disebutkan jabatan Menteri Koordinator tidak memiliki dasar hukum yang kuat karena tidak diatur dalam Konstitusi Negara Indonesia yaitu UUD NRI Tahun 1945.Karena kedudukan Menteri Koordinator merupakan bagian dari Menteri-Menteri yang diangkat oleh Presiden sebagai pimpinan tertinggi eksekutif dalam upaya melaksanakan urusan pemerintahan.2 Indonesia adalah suatu negara dengan sistem pemerintahan Presiden sial dimana kekuasaan sebagai kepala pemerintah ada ditangan Presiden yang selanjutnya kekuasaan tersebut dipertanggungajwabkan kepada rakyat. Tiga ketentuan di atas menjelaskan bahwa seorang Menteri adalah seorang pembantu Presiden yang memimpin kementerian suatu Negara yang berwenang untuk membidangi suatu urusan tertentu dalam pemerintahan yang telah diatur oleh UUD NRI Tahun 1945. Sama seperti dalam BAB V UUD NRI Tahun 1945 bahwa pengertian Menteri yang dimaksud dalam ketentuan umum Undang-Undang Nomor 39 tahun 2008 tentang kementerian Negara ialah Menteri secara keseluruhan, baik Menteri yang nomenklaturnya disebutkan dalam UUD NRI Tahun 1945, maupun yang tidak disebutkan, atau Menteri yang memimpin departemen maupun yang tidak memimpin departemen serta Menteri Koordinator itu sendiri. Karena dalam ketentuan umum Undang-Undang Kementerian 2 Jimly Asshiddiqie. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi. Jakarta: Konstitusi Press, 2006. Hlm,99 58 Negara adalah Menteri yang memimpin kementerian yang mengurusi urusan tertentu dalam pemerintahan.3 Menteri Koordinator adalah seorang pemimpin dari kementerian koordinator yang secara hierarki merupakan lembaga negara tingkat kedua. Yang dimana lembaga kementerian disebutkan secara eksplisit dalam UUD NRI Tahun 1945 namun mengenai tugas dan kewenangannya diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang- undangan baik dalam Undang- Undang maupun Peraturan Presiden. Sehingga walaupun Menteri Koordinator merupakan kepala eksekutif yang sebenarnya, tetapi Menteri Koordinator tetap harus bertanggung jawab terhadap Presiden yang di dalam UUD NRI Tahun 1945 merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan.4 Sebagai lembaga negara tingkat kedua, Menteri Koordinator tidak harus selalu ada dalam sistem pemerintahan Indonesia. Karena kementerian koordinator yang dipimpin oleh Menteri Koordinator bisa saja dihapuskan atau diganti bidang koordinatornya bila sistem pemerintahan yang berlaku menganggap tidak memerlukan kementerian tersebut. Secara Khusus kementerian koordinator memiliki tugas yang berbeda dari Menteri lainnya. Urusan Pemerintahan yang merupakan tugas dari Menteri Koordinator adalah untuk kepentingan singkronisasi dan koordinasi urusan Kementerian Negara. Dalam Pasal 14 UU Kementrian Negara, menjelaskan bahwa untuk kepentingan sinkronisasi dan koordinasi 3 Op.cit. Tandi Arion, Indarja, Retno Saraswati 4 Op.cit. Tandi Arion, Indarja, Retno Saraswati 59 urusan kementerian, Presiden dapat membentuk kementerian koordinasi. Melalui bunyi Pasal ini kementerian koordinator dijelaskan memiliki tugas dan fungsi untuk mengkoordinasikan kementerian- kementerian yang mengurusi urusan pemerintahan. namun, dalam Pasal48 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang organisasi kementerian negara, yang merupakan amanat dari Pasal 11 Undang- Undang Kementerian negara untuk mengatur tugas dan fungsi kementerian, dijelaskan bahwa kementerian koorinator tidak hanya memiliki tugas untuk sinkronisasi dan kordinasi. Pasal48 Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2015 menjelaskan bahwa tugas kementerian kordinator ialah menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan kementerian dalam penyelnggaraan pemerintah dibidangnya. Kedudukan, fungsi dan tugas Menteri Koordinator diatur dalam Bab IV Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara yang merupakan amanat dari Undang- Undang Nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Kementerian koordinator berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden . Kementerian Koordinator mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan