162 b. Pemahaman karya sastra

Alat pengumpul data untuk sub-variabel ini terdiri atas 15 soal dalam bentuk esey mengenai tiga buah ncvel yang bertudul Layar Terkembang 5 soal. 5 soal, dan

Keberangkatan, yang masing masing soal tersebut diidahului oleh kutipan dari ketiga novel tersebut. Skor ideal pemahaman ketiga novel tersebut adalah 99. c. Pemaknaan karya sastra

Alat pengumpul data untuk sub-variabel ini terdiri atas

10 soal dalam bentuk esey, tentang pemberian makna utuh dan makna bagian, serta membuat parifrase dari dua buah puisi yang dikutip dari Priangan Sijelita karya Ramadhan K.H. dan

Sepisaupi karya Sutarji. Skor ideal bagian ini adalah 100.

2. Kemampuan Apresiasi Karya Sastra

Alat pengumpul data variabel ini terdiri atas 25 soal bentuk objektif yang disertai kutipan-kutipan pendek dari beberapa wacana sastra, dan 25 soal bentuk esey yang bentuk pertanyaannya sama dengan sub-variabel pemahaman dan pemaknaan pada ketiga novel tersebut di atas serta pemaknaan terhadap dua buah puisi di atas. Skor ideal ini adalah 100. 163

3. Variabel Minat Baca Sastra dan Pengalaman Belajar Sastra

Variabel minat baca sastra {MBS) dan pengalaman belajar sastra (PBM) diasumsikan berpengaruh terhadap tingkat kemampuan apresiasi sastra. Penjaringan MBS dan PBM ini hanya dilakukan sebelum MMPRS dilaksanakan. Penskoran kedua variabel ini penulis uraikan satu per satu, yaitu sebagai berikut: a. Variabel Minat Baca Sastra (MBS)

Variabel MBS ini terdiri atas 40 pernyataan, satu pernyataan tidak signifikan, yang dua lagi menghasilkan t hitung 0. Oleh karena itu yang terpakai dalam penelitian ini hanya 37 pernyataan saj a. Penskoran variabel MBS terentang dari 3 sampai dengan 1 untuk tiap pernyataan yang positif/ dan 1 sampai 3 untuk pernyataan yang negatif. Jadi skor ideal variabel ini adalah 37 X 3 = 1 kategori responden tentang MBS-nya dfengan tahapan tinggi, sedang, dan rendah.

Untuk menentukan kategori tersebut , terlebih dahulu ditentukan 25% dari jumlah responden yang termasuk kelompok unggul dan 25% untuk kelompok asor, sehingga kelompok unggul termasuk yang berkategori tinggi, yang 50% termasuk sedang, dan 25% termasuk berkategori rendah. 164 b. Variabel Pengalaman Belajar Sastra

Seperti yang telah diuraikan pada Bab II, bahwa pengalaman belajar ini tebagi atas sikap belajar, kebiasaan belajar, dan hasil belajar yang berupa pengetahuan

kesastraan.

Sub-variabel sikap dan kebiasaan belajar sastra merupakan skala yang masing-masing mempunyai 5 kategori,

sehingga penskorannya pun beranjak dari 1 sampai dengan 5

untuk pernyataan yang negatif dan 5 sampai dengan 1 untuk

pernyataan yang positif. Setelah melalui uji signifikansi,

ternyata instrumen sikap belajar sastra yang lolos hanya 37 pernyataan dan skala kebiasaan hanya 36 pernyataan, dan

pengetahuan kesastraan hanya 57 pernyataan dari 65

pernyataan objektif. Sehingga skor ideal untuk

variabel ini adalah (37 X 5) + (36 X 5) + (57 XI)

422, sedangkan skor minimalnya adalah (37 X 1) + (36 X

1) + 0 = 73.

Untuk menentukan kategori tinggi, rendah, dan sedang,

sama seperti perhitungan pada skala MBS.

Adapun data yang akan diolah terdiri atas seperangkat

skor dari variabel beserta sub-sub-variabelnya yang tersaji

pada tabel IV. 1 pada halaman berikut ini. 165

Tabel IV.l DESKRIPSI DATA YANG AKAN 01 OLAH Nomor Je­ SKOR KATEGORI Urut Res­ nis PENILAIAN PEMAHAMAN PEMAKNAAf KEMAMP. MINAT PENGAL. pon­ Kcla K S I K S I K S I AP.SSTR. BACA BELAJAR den min 3 b a b a b a b SASTRA SASTRA 01. 398 P 70 72 77 92 50 66 72 82 T S 02. 229 P 54 69 64 84 64 66 75 92 S S 03. 645 P 53 76 75 84 58 90 67 86 S S 04. 012 P 55 70 69 84 70 68 65 83 S S 05. 549 P 65 70 70 96 66 48 67 80 s T 06. 184 P 62 69 77 91 72 69 70 S3 R S 07. 937 P 61 69 82 90 100 80 80 92 T T 08. 561 P 53 70 62 80 56 70 59 77 R R 09. 002 P 56 78 78 88 80 90 70 93 T T 10. 569 P 57 78 85 78 80 62 57 82 R T 11. 054 L 67 70 61 81 54 50 68 76 S R 12. 790 P 70 74 59 85 62 70 72 79 S S 13. 774 L 64 72 72 79 70 80 67 91 S S 14. 024 P 51 78 68 82 52 60 57 84 T S 15. 590 P 49 78 77 88 54 80 55 86 T S 16. 271 P 55 74 78 77 70 72 60 85 S T 17. 010 P 58 71 73 89 60 60 60 76 S R 18. 829 P 62 71 87 87 40 80 63 83 s S 19. 577 P 64 71 52 67 32 34 66 76 T S 20. 946 P 59 65 78 93 52 50 66 81 S S 21. 630 P 54 63 68 77 56 70 62 78 T S 22. 484 P 53 65 64 86 66 58 60 77 T R 23. 336 L 48 66 78 87 66 68 64 90 R T 24. 619 L 53 68 72 87 50 56 55 80 S S 25. 959 L 63 71 80 82 76 80 70 90 S S 26. 916 P 45 62 65 69 46 53 55 75 S S 27. 641 P 60 72 76 77 60 94 67 87 T T 28. 372 P 49 73 75 81 66 68 55 80 S S 29. 950 P 63 66 80 79 54 62 70 91 T S 30. 492 P 67 76 77 82 50 80 73 86 T T 31. 234 P 54 68 75 95 64 92 73 91 T T 32. 173 P 51 68 78 74 72 53 70 88 s S 33. 689 P 56 78 77 90 56 93 70 90 s S 34. 087 P 66 74 77 95 90 100 76 95 T T JUMLAH 1968 2414 2486 2856 2114 2372 2236 2865 RATA-RATA 57.9 71.0 73.1 84.0 62.2 69.8 65.8 843

Catatan : a : Sebelum perlakuan Metode Pendekatan Resepsi Sastra b : Sesudah perlakuan Metode Pendekatan Resepsi Sastra T : Tinggi S : Sedang R : Fendah 166

- Hasil angket dan wawancara hanya akan digunakan pada kasus-kasus tertentu, yaitu yang sangat menonjol atau yang sangat menyimpang dari hasil yang diharapkan dalam penelitian ini.

B. Pengujian Sifat Data

Pengujian sifat data dimaksudkan untuk menentukan teknik analisis yang akan digunakan, apakah teknik analisis parametrik atau non-parametrik. Pengujian sifat data pada penelitian ini berkisar pada uji normalitas, linieritas, dan uji homoginitas.

1. Uji Normalitas tiap Variabel

Hasil perhitungan untuk pengujian distribusi data disajikan pada tabel IV. 2. di bawah ini.

TABEL IV.2 HASIL UJI NORMALITAS PENDISTRIBUSIAN DATA

VARIABEL X S X * bit. - * KEPUTUSAN X ubJ X-la 58.029 7.259 4.732 * X-2a 73.382 9.029 6.387 * X-3a 62.088 13.612 2.060 * Ya 66.559 6.697 5.162 11.1 + X-lb 71.059 4.771 6.558 —•'(4; 0.975) + X-2b 84.294 B. 135 3.743 * X-3b 68.794 14.852 1.387 Yb 84.382 5.861 4.691 * 167

X--la X--2a X--3a Y--a = Kemampuan apresiasi sastra X--lb = Penilaian resepsi sastra X--2b = Pemahaman resepsi sastra X--3b = Pemaknaan karya sastra Y--b = Kemampuan apresiasi sastra * = Signifikan/ berarti

Kriteria pengujian distribusi adalah, data

2 berdistribusi normal apabila x2 hitung < dari % tabei-

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel

IV.2 di atas ternyata bahwa %2 hasil hitung lebih kecil

untuk semua variabel dengan derajat kebebasan 4 dan peluang

0.025.

2. Uji Linieritas

Hasil perhitungan pengujian linieritas antara variabel

dalam penelitian ini tersaji pada tabel IV."3' di bawah ini.

TABEL XV.3 HASIL UJI STATISTIK PASANGAN LINIER PASANGAN r ^ tabtl KEP. VARIABEL (95) (1-Va a) . (6,-62) (32;0.995) X-la-Ya 0.52 0.65 3.47 * X-2a-Ya 0.22 0.58 1.28 TS X-3a-Ya 0.46 0.86 2.90 * X-lb-Yb 0.70 0.72 5.60 2.246 *" 1.697 * X-2b-Yb 0.30 0.54 1.80 * X-3b-Yb 0.61 0.55 0.44 3: —•—•— •- Catatan: * = Signifikan/berarti

Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan;

bahwa tiap pasangan Xj, X2, X3, dengan Y; atau Ya dengan Yb 168

sebelum ataupun sesudah MMPRS dilaksanakan mempunyai pola pasangan yang linier pada tingkat kepercayaan 0.05, karena

F hitung lebih kecil dari F tabei, dan signifikansinya semua

berarti, karena t hitung lebih besar dari t t«b«i pada tingkat

kepercayaan 0.05, kecuali pasangan X2~Y sebelum MMPRS dilaksanakan.

3. Uji Homogenitas

Penguj ian homogenitas populasi, dimaksudkan untuk pemilihan parametrik atau non-parametrik berkenaan dengan analisis kesamaan rata-rata. Pada tabel IV.4. di halaman berikut ini tersaji :analisis- perhitungan uji homogenitas berdasarkan pada minat baca sastra (MBS) dan pengalaman belajar sastra (PBS) responden, dengan menggunakan . rumus sebagai berikut:

B = (log s2).Z(ni-l) (Sudjana, 1992: 263)

X* = (ln 10). (B-E(nr-l) .log= s2

TABEL IV. 4 HASII, UJI HOMOGENITAS BERDASARKAN MINAT BACA SASTRA (MBS) DAN PENGALAMAN BELAJAR SASTRA (PBS) MAHASISWA JPBD FPBS IKIP BANDUNG j VARIASI HUJAT BACA SASTRA PENGALAMAN BELAJAR SASTRA | VARIABEL X2 bit. X tabel Kcp. X * hit- Kep. •* Ya 1.41 1 0.91 * 1 Yta 0.40 * 7.33 * j Xla 0.21 7.36 * 0.51 7.36 * * Xlb 1.16 i 1.09 ( 1 - a ) ( 1 - a ) +

X2a 0.75 ( K - 1 1 6.00 ( K — 1 ) S + | X2b 0.79 * 1.66 * E 1 X3a 5.28 * 3.90 * E i X3b 7.35 * 1.20 * f Catatan: * = homogin 169

Perhitungan uji homogenitas ini dapat dilihat pada lampiran D-3. Pada perhitungan tersebut dijelaskan bahwa

2 jika xVtung lebih kecil (<) daripada % tabel, maka sifat data

z 2 itu homogin, tetapi jika % hitung lebih besar (>) daripada % tabci, maka sifat data itu tidak homogin (heterogin) .

Perhitungan untuk klasifikasi data yang memenuhi asumsi homogenitas menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:

r, -rz t = —, = (Sud^ana, 1992: 239) 5VA+XA dengan p.,-iK s2 =

K, +n2 -2

C. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diuji kebenarannya, sesuai dengan yang di- kemukakan pada Bab III adalah sebagai berikut:

1. Model mengajar resepsi dan pendekatan resepsi sastra dalam

pengajaran sastra dapat meningkatkan kemampuan apresiasi

sastra secara efektif.

Sub-sub-hipotesis di bawah ini merupakan penunjang untuk mempertajam kebenaran pengujian hipotesis nomor 1, yaitu: a. Terdapat peningkatan ragam kemampuan apresiasi sastra maha­

siswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah (JPBD) FPBS IKIP

Bandung, sesudah Model Mengajar Resepsi dan Pendekatan Re­

sepsi Sastra (MMRPRS) dilaksanakan dalam pengajaran sastra. 170

b. Terdapat: peningkatan hubungan yang berarti dan positif an­

tara kemampuan meresepsi sastra dengan kemampuan apresiasi

sastra mahasiswa JPBD FPBS IKIP Bandung, sesudah MMRPRS di­

laksanakan dibandingkan dengan hubungan sebelum perlakuan

tersebut dilaksanakan dalam pengajaran sastra.

c. Terdapat peningkatan derajat keterikatan dan daya determi­

nasi kemampuan meresepsi karya sastra terhadap kemampuan

apresiasi sastra mahasiswa JPBD FPBS IKIP Bandung, sesudah

MMRPRS dilaksanakan dibandingkan dengan sebelum perlakuan

tersebut dilaksanakan.

d. Terdapat peningkatan pengaruh kemampuan meresepsi sastra

terhadap kemampuan apresiasi sastra mahasiswa JPBD FPBS

IKIP Bandung sesudah MMRPRS dilaksanakan dibandingkan de­

ngan sebelum perlakuan tersebut dilaksanakan.

2. Faktor minat baca sastra (MBS) dan pengalaman belajar sas­

tra (PBS) mahasiswa JPBD FPBS IKIP Bandung menjadi sumber

perbedaan pada tingkat kemampuan apresiasi sastranya, baik

sebelum ataupun sesudah MMRPRS dilaksanakan.

Semua hipotesis di atas termasuk hipotesis kerja atau hi­

potesis alternatif (Ha). Teknik penganalisisan yang digunakan untuk menguji hipotesis itu adalah sebagai berikut: 171

1. Pengujian Hipotesis nomor 1 (Efektivitas MMRPRS)

Hipotesis nomor 1 adalah tentang efektivitas MMRPRS bagi peningkatan kemampuan apresiasi sastra. Untuk menguji efektif tidaknya model mengajar tersebut, digunakan uji perbedaan dua rata-rata antara rata-rata (mean) sebelum perlakuan dan rata- rata (mean) sesudah perlakuan, dengan rumus sebagai berikut:

xl ~ x2 t = ». (Sudjana, 1992: 239) s7l + 1 nl n2 dengan

2 (nx - 1)6^ + (nx - i)s2 s1 =

nL + n2 - 2

dengan kriteria pengujian:

terima HQ jika -t1_isa < t < t1_^a dengan dk = (n1+n2-2),

selain-itu tolak HQ, dan terima Ha.

Untuk menentukan tingkat efektivitas mengacu kepada

Robert H. Davis (1974: 112) yang menyatakan bahwa langkah- langkah prosedur pengukuran tersebut meliputi: memberi bobot pada tiap tujuan, memberi skor pada responden yang men- capai tujuan, kemudian menjumlahkan responden tersebut, dan seterusnya memprosentasekan jumlah responden tersebut.

Adapun langkah-langkah prosedur pengukuran dalam peneli­ tian ini ada sedikit penambahan, yakni mengubah skor mentah responden ke dalam z-skor, kemudian z-skor tiap responden ter­ sebut diubah ke dalam skor (data) standar yang menurut Sudjana 172

(1992: 99-100) T « 100 + 20z, perhitungannya tersaji pada lam­ piran D...

Untuk menafsirkan derajat efektivitas, mengacu kepada

interpretasi korelasi menurut Guilford (1956: 145, dalam

Rochman, 1988: 48) dikalikan 100%, yaitu sebagai berikut:

01% - 20% —* Tingkat efektivitas sangat rendah

21% - 40% —• Tingkat efektivitas rendah

41% - 70% —» Tingkat efektivitas sedang

71% - 90% —» Tingkat efektivitas tinggi

91% - 100% —» Tingkat efektivitas sangat tinggi

2. Pengujian hipotesis nomor la (peningkatan ragam KAS)

Pertama-tama dicari normalitas sifat data, kemudian disu­ sun dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah, setelah

itu dicari rata-rata (mean) skor sebelum dan sesudah perlaku­ an, lalu dicari standar deviasi (sd) skor sebelum dan sesudah perlakuan, kemudian diklasifikasikan dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk menentukan kategori ini, adalah se­ bagai berikut:

1) Untuk kelompok sedang, dengan cara mengelompokkan mean

(X) dengan di bawahnya 1 sd dan di atasnya 1 sd (John

L. Phillips, Jr., 1973: 29).

2) Kelompok tinggi, yaitu sebaran skor di atas mean+lsd.

3) Kelompok rendah, yaitu sebaran skor di bawah mean-lsd. 173

Perhitungannya tersaji pada lampiran D...

untuk menafsirkan efektif tidaknya MMRPRS itu bagi pe­ ningkatan ragam kemampuan apresiasi itu, yaitu dengan cara membandingkan ragam tersebut sebelum dan sesudah perlakuan.

Jika lebih tinggi sesudah perlakuan, maka MMRPRS tersebut efektif.

3. Pengujian hipotesis nomor lb (peningkatan hubungan antara KAS dengan KRS) .

Pertama-tama digunakan analisis korelasi parsial dan multi­

pel bagi kedua hubungan antar kemampuan meresepsi dengan

kemampuan apresiasi baik sebelum ataupun sesudah MMRPRS di­

laksanakan, kemudian bandingkan mana yang lebih tinggi an­

tara kedua hubungan itu. Jika ternyata hubungan sesudah

MMRPRS dilaksanakan lebih tinggi, maka MMRPRS tersebut

efektif bagi hubungan antara kemampuan meresepsi karya sas­

tra dengan kemampuan apresiasi sastra. 4. Pengujian hipotesis nomor lc (peningkatan derajat keteri­ katan dan daya determinasi antara KRS dengan KAS)

Pertama-tama digunakan analisis korelasi ganda pada kedua

variabel tersebut baik sebelum dan sesudah MMRPRS dilaksa­

nakan. Kemudian dibandingkan hasil analisis korelasi terse­

but. Jika ternyata hasil analisis regresi lebih tinggi pada

sesudah MMRPRS dilaksanakan, maka MMRPRS tersebut efektif

bagi derajat keterikatan antara kemampuan meresepsi karya

sastra dengan kemampuan apresiasi sastra. 174

5. Pengujian hipotesis nomor ld (peningkatan pengaruh KRS ter­ hadap KAS)

Pertama-tama digunakan analisis regresi ganda antara kedua

variabel tersebut baik sebelum ataupun sesudah MMRPRS di­

laksanakan. Kemudian bandingkan antara keduanya. Jika ter­

nyata hasil regresi sesudah MMRPRS dilaksanakan lebih ting­

gi, maka MMRPRS tersebut efektif bagi peningkatan pengaruh

kemampuan meresepsi karya sastra terhadap kemampuan apresi­

asi sastra.

6. Pengujian hipotesis nomor 2 (faktor MBS dan PBS terhadap kemampuan apresiasi sastra)

Uji hipotesis ini menggunakan ankova untuk mencari apakah minat baca sastra (MBS) dan pengalaman belajar sastra (PBS) menjadi sumber perbedaan kemampuan apresiasi sastra baik sebe­

lum ataupun sesudah MMRPRS dilaksanakan.

Pada halaman berikut tersaji tabel data tiap subvaria-

bel kemampuan resepsi sastra dan kemampuan apresiasi sastra untuk pengolahan efektivitas model mengajar resepsi dan pende­ katan resepsi sastra dalam pengajaran sastra. 175

TABEL IV.5 DESKRIPSI DATA SOBVARIABEL PENILAIAN (X,) UNTUK PENGOLAHAN EFEKTIVITAS MODEL MENGAJAR RESEPSI SASTRA irHrtl

- J .;i-H ipltSTBK 01. 396 P 70 1.97 69.69 72 0.21 52.10 T s 02. 229 P 54 -0.70 43.04 69 -0-49 45.09 s s 03. 645 e 53 -0.76 42.38 76 1.14 61.45 s s 04. 012 p 55 -0.53 44.69 70 -0.26 47.43 s s 05. 519 p £5 1.18 61.79 70 -0.26 47.43 s T 06. 184 p 62 0.65 56.53 69 -0.49 45.09 R E 07. 937 p 61 0.42 54.23 69 -0.49 45-09 T T 08. 561 p 53 -0.76 42-36 70 -0.26 47.43 R R 09. 002 p 56 -0.37 46.33 76 1.52 65.19 T T 10. 569 P 57 -0.20 47.98 76 1-61 66.12 R T 11. 054 L 67 1.44 64.42 70 -0.26 47.43 S R 12. 790 P 70 1.97 65-69 74 0.68 56.78 S S 13. 774 L 64 0.95 5S.49 72 0.21 52.10 S S 14. 024 P 51 -1.09 ae.io 78 1-61 66.12 T s 15. 590 P 49 -1.42 35.61 7B 1.61 66.12 T 5 16. 271 P 55 -0.43 45.67 74 0.66 56.76 £ T 17. 010 P 5e -0.07 49.29 71 -0;02 49.77 S R 18. 629 P 62 0.69 56.66 71 -0.02 49.77 S S 19. 577 P 64 1.01 60.15 71 -0.02 49.77 T S 20. 946 P 59 0.16 51.60 65 -1.43 35.75 S s 21. 630 P 54 -0.70 43-04 63 -1.89 31.07 T s 22. 484 P 53 -0.76 42.36 65 -1.43 35.75 T R 23. 336 L 48 -1.66 33.17 66 -1.19 38.06 R T 24. 619 L S3 -0.76 (2.38 68 -0.72 42.76 S S 25. 959 L 63 0.88 58.83 71 -O.02 49.77 5 £ 26. 916 P 45 -2.21 27.91 62 -2.13 28.74 5 S 27. 641 P 60 0.36 53.57 72 0.21 52.10 T T 28. 372 P 49 -1.42 35.61 73 0.44 54.44 S S 29. 950 P 63 0.75 57.52 66 -1.19 38.06 T 5 30. 492 P 67 1.51 £5.06 76 1.14 61.45 T T 31. 234 P 54 -0.73 42.71 68 -0.72 42.76 T T 32. 173 P 51 -1.16 36.44 68 -0.72 42.76 5 5 33. 669 t 56 -fl.37 46.33 78 1-52 65.19 S S 34. 087 f 66 1.34 63.44 74 0.68 56.78 T T 1966.00 -0.83 1691.74 2414.20 -0.75 1692.52 56.23 -0.02 46.34 66.96 -0.02 46.36

Catatan : a : Sebelum perlakuan Metode Pendekatan Resepsi Sastra b : Sesudah perlakuan Metode Pendekatan Resepsi Sastra

S - 6.0B 4.26 176

TABEL IV.6

DESKRIPSI DATA SUBVARIABEL PEMAHAMAN (X2) UNTUK PENGOLAHAN -1 *" MODEL MENGAJAR RESEPSI SASTRA

01. 398 P 77 0.50 mmmS4.99 92 1.09 60.94 T s 02. 229 P 64 -1.30 36.96 84 -0.04 49.57 S s 03. 645 P 75 0.22 52.22 84 -0.04 49.57 S s 04. 012 P €9 -0.61 43.90 84 -0.04 49.57 s s 05- 549 P 70 -0.47 45.28 96 1.66 66.62 s T 06. 184 P 77 0.50 54.99 91 0.95 59.52 'R S 07. 937 P 82 1.19 61.93 90 0.81 58.10 T T 08. 561 P 62 -1.58 34.19 80 -0.61 43.89 R R 09. 002 P 78 0.64 56.38 88 0.53 55.26 T T 10. 569 P es 1.61 66.09 78 -0.89 41.05 R T 11. 054 61 -1.72 32.80 81 -0.47 45.31 S R 12. 790 P 59 -2.00 30.03 85 0.10 50.99 S S 13. 774 L 72 -0.19 48.06 79 -0.75 42.47 S S 14. 024 P 68 -0.75 42.51 82 -0.33 46.73 T S 15. 590 P 77 0.50 S4.99 88 0.53 55.26 T s 16. 271 P 78 0.64 56.38 77 -1.04 39.63 S T 17. 010 P 73 -0.06 49.45 89 0.67 56.68 S R 18. 829 P 87 1.89 68.86 87 0.38 53.84 s S 19. S77 P 52 -2.97 20.32 €7 -2.46 25.43 T S 20. 946 P 78 0.64 56.38 93 1.24 62.36 S s 21. 630 P 68 -0.75 42.51 77 -1.04 39.63 T s 22. 484 P 64 -1.30 36.96 86 0.24 52.41 T R 23. 336 L 78 0.64 56.38 87 0.38 53.84 R T 24. 619 L 72 -0.19 48.06 87 0.38 S3.84 S S 25. 9S9 L 80 0.92 59.15 82 -0.33 46.73 S S 26. 916 P 65 -1.17 38.35 69 -2.17 28.27 S s 27. 641 P 76 0.36 53.61 77 -1.04 39.63 T T 28. 372 P 75 0.22 S2.22 81 -0.47 45.31 S S 29. 950 P 80 0.92 59.15 79 -0.7S 42.47 T s 30. 492 P 77 0.50 54.99 82 -0.33 46.73 T T 31. 234 P 75 0.22 52.22 95 1.52 65.20 T r 32. 173 P 78 0.64 56.38 74 -1.46 35.37 S s 33. 689 P 77 0.50 S4.99 90 0.81 58.10 S s 34. 087 P 77 O.SO 54.99 95 1.52 65.20 T T 2486.00 -1.33 1686.69 2856.00 -1.45 1685.51 73.12 -0.04 49.61 84.00 -0.04 49.57

Catatan i a : Sebelum perlakuan Metode Pendekatan Resepsi S as t ia b : Sesudah perlakuan Metode Pendekatan Resepsi Sastra

:r-S = - 7.21 7.04

X - 73.4 84.3

ZSCORE.XLS 179

1. Pengujian Hipotesis Nomor 1 (Efektivitas MMRPRS)

Pengujian hipotesis nomor 1 menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (Sudjana, 1992: 239) atau uji perbedaan dua rata- rata (Subino, 1982: 126), dengan perhitungan uji t, yang rumusnya sudah dikemukakan pada halaman 156, serta kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut:

terima HQ, jika tftitung< daripada ttabel pada dk 66, dengan taraf signifikansinya (a) 0.025.

Ujj, Kesamaan Dua Rata-rata

Ho: thitung< ^abel—*" Tidak terdapat perbedaan yang berarti

antara kemampuan apresiasi sastra ma­

hasiswa JPBD FPBS IKIP Bandung sebelum

dan sesudah perlakuan dilaksanakan.

Ha: thitung> ^abel—** Terdapat perbedaan yang berarti antara

kemampuan apresiasi sastra mahasiswa

JPBD FPBS IKIP Bandung sebelum dan se­

sudah perlakuan dilaksanakan.

Hasil hitung yang tersaji pada lampiran D..., adalah se­ bagai berikut:

Xbar (5É) sebelum perlakuan = 65.76

Xbar (X) sesudah perlakuan = 84.26

181 180

szgab = 1452.52,

s gab = 38.11,

hitung =".23 dk = 66,

fctabel (0.975;66) = 2*

Berdasarkan hasil hitung di atas ^hitung5* ttabel dalam dk

= 66 dan taraf signifikansi = 0.025, maka Ha diterima, dan HQ ditolak, artinya terdapat perbedaan yang sangat berarti antara kemampuan apresiasi sastra mahasiswa JPBD FPBS IKIP Bandung

sebelum dan sesudah MHRPRS dilaksanakan.

Jadi pernyataan tersebut dapat ditafsirkan, bahwa model mengajar resepsi dan pendekatan resepsi sastra dalam pengajar­ an sastra sangat efektif untuk peningkatan kemampuan apresiasi

•sastra.

Derajat efektivitasnya dapat dihitung, dengan melihat

jumlah kelompok tinggi dan kelompok sedang pada sebelum dan sesudah perlakuan. Pada tabel IV.9 terlihat, bahwa jumlah ke­

lompok tinggi dan sedang pada sebelum perlakuan == 82.35%, ke­

adaan tersebut dapat ditafsirkan, bahwa derajat efektivitas

pada sebelum sudah mencapai tinggi. Sedangkan pada sesudah

perlakuan = 88.23, keadaan ini pun masih termasuk kelas ting­ gi. Peningkatan derajat efektivitas itu ada, walaupun sangat

kecil, yaitu 5.88%. Jadi peningkatan derajat efektivitas pada

sesudah perlakuan dapat ditafsirkan hampir mencapai sangat

tinggi.

182 181

2. Pengujian Hipotesis nomor la (Peningkatan Ragam KAS)

Sebagaimana telah diuraikan pada halaman 158, bahwa peng­ ujian hipotesis ini adalah dengan cara pengelompokan sebaran skor dengan titik tumpu rata-rata skor pada sebelum dan sesu­ dah perlakuan. Perhitungan uji hipotesis ini tersaji pada lam­ piran D.... Hasil hitungnya tersaji pada tabel IV.9 di bawah ini. TABEL IV.9 RAGAM KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA BERDASARKAN KATEGORI TINGGI, SEDANG, DAN RENDAH SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN

SEBELUM PERLAKUAN SESUDAH PERLAKUAN SE­ KRITERIA PE­ X = 65.8 sd = 6.6 X = 84.3 Sd - 5.7 LI­ KATEGORI NENTUAN KATE­ SIH GORI SEB.SKOR SKOR-SKOR f % SKOR-SKOR f %

Tinggi >x+lsd >72.37 5 14.71 >90.01 7 20.59 5.89% Sedang x-Isd

JUMLAH 34 100 JUMLAH 34 100

Berdasarkan gambaran pada tabel IV.9, terlihat bahwa sebaran skor kelompok tinggi meningkat dari >72.37 menjadi

>90.01, demikian juga frekuensinya dari 5 menjadi 7, dan pro- sentasenya pun dari 14.71% menjadi 20.59% sesudah perlakuan dilaksanakan.

Gambaran tersebut dapat ditafsirkan bahwa ragam kemampuan apresiasi sastra meningkat sesudah MMRPRS dilaksanakan, maka dengan demikian, model mengajar resepsi dan pendekatan resepsi

183 182

Tabel di atas menunjukkan adanya keragaman tingkat kemam­ puan apresiasi dari kategori tinggi sampai dengan rendah. Se­ lain itu terlihat dengan jelas perbedaan tingkat kemampuan se­ belum dan sesudah MMRPRS dilaksanakan, yaitu:

1. Rentangan skor yang termasuk kategori tinggi sebelum perla­

kuan sama dengan rentangan skor berkategori rendah sesudah

perlakuan.

2. Jumlah responden yang berkategori tinggi sesudah perlakuan

lebih banyak daripada sebelum perlakuan.

Jadi gambaran tersebut dapat ditafsirkan bahwa ada kera­ gaman tingkat kemampuan apresiasi sastra sebelum dan sesudah

MMRPRS dilaksanakan, dan keragaman tingkat tersebut meningkat sesudah MMRPRS dilaksanakan.

3. Pengujian Hipotesis Nomor lb (Peningkatan Hubungan antara

KAS dengan KRS)

Pengujian hipotesis nomor lb merupakan hubungan antar va­ riabel, karena itu pengujiannya pun menggunakan analisis kore­ lasi parsial atau multipel.

Perhitungan korelasi dapat dikatakan mempunyai keberarti­ an atau tidak, jika sudah melalui asumsi statistik uji t. Se­ dangkan uji perbedaan akan mempunyai keberartian jika sudah melalui uji barlet untuk uji statistik yang homogin, dan uji kontingensi jika tidak homogin. 183

Kriteria Pengujian Hipotesis

Terima Ho bila Fhitong < dari Ftabei atau thitung < dari

ttat«i- Jika terjadi sebaliknya, maka tolak Ho dan terima

= Ha. Dimana Ftabei = Fn-oiik,-c-ni dan ttCbei t

Uji t dilaksanakan untuk menguji perhitungan korelasi

sederhana dan korelasi parsial, sedangkan uji F dilaksanakan untuk menguji hipotesis yang berdasar pada perhitungan korelasi multipel (ganda).

Keseluruhan penguj ian hipotesis ini diuj i pada taraf

nyata (a) 0.05 untuk uji F dan 0.01 untuk uji t.

Analisis Korelasi

Perhitungan analisis korelasi dapat diperhatikan pada

lampiran D-9. Pada tabel IV. 1$ dibawah ini tersaji rekap

hasil perhitungan analisis korelasi.

Perhitungan tersebut dengan t tab*i 1 - 70 pada taraf

nyata 0.005, dan F tab*i 4.51 pada taraf nyata 0.01.

TABEL IV.11 REKAPITULASI HASIL HTTONG ANALISIS KORELASI

PASANGAN r r* " fc tabel KEPUTUSAN VARIABEL Xla-Ya 0.59 0.348 4.449 * X2a-Ya 0.13 0.017 -0.07 2.00 TS X3a-Ya 0.39 0.152 2.668 Xlb-Yb 0.28 0.078 7.2B5 * X2b-Yb 0.30 0.090 9.704 2.00 * X3b-Yb 0.68 0.462 4.575 + Catatan: * = berarti/signifikan TS = Tidak signifikan 184

Hipotesis .lb pada uraian terdahulu dapat dirinci sebagai berikut:

a. Korelasi antara X123 - Y sebelum MMPRS

Ho: FhiCung < Ftabei *^ Tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara kemampuan meresepsi

sastra dengan kemampuan apresiasi

sastra sebelum MMPRS dilaksanakan.

Ha: Fhitung > Ftabei *^ Terdapat hubungan yang signifikan

antara kemampuan meresepsi sastra

dengan kemampuan apresiasi sastra

sebelum MMPRS dilaksanakan.

Pada tabel IV. 11 terlihat bahwa > FtJSbei/ sehingga Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf nyata 0.01. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan meresepsi sastra dengan kemampuan apresiasi sastra.

b. Korelasi antara Xi23 - X sesudah

Ho: Fhltung < Ftabei Tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara kemampuan meresepsi

sastra dengan kemampuan apresiasi

sastra sesudah MMPRS dilaksanakan.

Ha: FhitUng > Ftabei Terdapat hubungan yang signifikan

antara kemampuan meresepsi sastra 185

dengan kemampuan apresiasi sastra

sesudah MMPRS dilaksanakan.

Pada tabel IV. 11 terlihat bahwa F^t,,,^ > Ftabei, sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima pada taraf nyata 0.01. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara kemampuan meresepsi sastra dengan

kemampuan apresiasi sastra.

4. Pengujian hipotesis nomor ic (peningkatan derajat keteri katan dan daya determinasi antara KRS dengan KAS)

Pengujian hipotesis ini menggunakan analisis regresi

multipel, untuk mencari derajat keterkaitan antara

subvariabel X (XI, X2,dan X3) yaitu kemampuan meresepsi

sastra terhadap Y (kemampuan apresiasi sastra}. Perhitungan

statistiknya tersaji pada lampiran D...

Lambang koefisien korelasi multipel adalah R, yaitu

koefisien antara Xi23 dengan Y, sedangkan derajat

keterkaitannya ditentukan oleh R^. Uji keberartian R ini

adalah dengan uji F, bila F^t^g > dari Ftabei pada taraf

nyata 0.01 maka Ho ditolak dan Ha diterima. ' Hasil uji

analisis korelasi multipel dengan analisis regresi tersaj i

pada tabel IV.12, IV.13, dan IV.14 di bawah ini. 186

TABEL XV.12 REKAPITULASI HASIL HITUNG ANALISIS KORELASI JAMAK

VARIASI R R Futo»? KEPUTUSAN Y.X123a 0.699 0.488 9.543 4.51 •* Y.X123b 0.743 0.553 12.320 (0.01) •* (3;30)

TABEL IV. 13 REKAPITULASI HASIL HITUNG ANALISIS REGRESI GANDA

REGRESI afalmu KE POT. j 9.543 4.51 Ya* = 20.9+0.59xl+-0,009x2+0.19x3 * (0.01) Ybz = 72.5+-1.32x1+1.05x2+0.25x3 12.320 (3:30) * 1 Catatan: * = berarti/signifikan

TABEL IV.14 REKAPITULASI HASIL HITUNG UJI t DENGAN ANALISIS REGRESI

VARIASI sy.a KEPUTUSAN Ya-Xla 0.01771 0.1330 4.4494 1.70 * Ya-X2a 0.01515 0.1230 -0.0730 (0.05) TS2 Ya-X3a 0.00486 0.0696 2.6683 <3;30) * Yb-Xlb 0.03283 0.1812 7.2846 1.70 * Yb-X2b 0.01171 0.1081 9.7038 (0.05) * Yb-X3b 0.00299 0.0546 4.5748 (3;30) •* Catatan: * = signifikan TS = tidak signifikan

Pengujian hipotesis bagian ini adalah sebagai berikut:

a. Derajat keterikatan antara X123 terhadap Y sebelum MMPRS

Ho: Fhitung < Ftabei ^ Derajat keterikatan dan daya

•determinasi- antara kemampuan

meresepsi sastra meresepsi sastra

terhadap kemampuan apresiasi sastra

sebelum MMPRS tidak signifikan. 187

Ha: Fhitunq < Ftabei Derajat keterikatan dan daya

determinasi antara kemampuan

meresepsi sastra terhadap kemampuan

apresiasi sastra sebelum MMPRS sangat

signifikan.

Pada tabel IV.12 terlihat bahwa R2 - 0.49 dengan Fhitung >

Ftabei pada taraf nyata 0.01, sehingga tolak Ho dan terima

Ha, derajat keterikatan dan daya determinasi antara kemampuan meresepsi sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra sangat signifikan dengan R2 = 0.49 sebelum MMPRS dilaksanakan. Hal ini berarti 49% kemampuan apresiasi ditentukan oleh kemampuan meresepsi sastra, b. Derajat keterikatan antara Xi23 — Y sesudah MMPRS

Ho: Fhltung < Ft=bei Derajat keterikatan dan daya

determinasi antara kemampuan

meresepsi sastra terhadap kemampuan

apresiasi sastra sesudah MMPRS tidak

signifikan.

Ha: Fhitung > Ftabei Derajat keterikatan dan daya

determinasi antara kemampuan

meresepsi sastra terhadap kemampuan

apresiasi sastra sesudah MMPRS sangat

signifikan. 188

Pada tabel IV. 12 terlihat bahwa R2 = 0.55 dengan F^^™, >

Ftabei pada taraf nyata 0.01, sehingga tolak Ho dan terima

Ha, derajat keterikatan dan daya determinasi antara kemampuan meresepsi sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra sangat signi fikan dengan R2 = 0.55, berarti 55% kemampuan apresiasi sastra ditentukan oleh kemampuan meresepsi sastra. Jadi yang 45% ditentukan oleh faktor lain.

5. Pengujian hipotesis nomor ld (peningkatan pengaruh KRS

terhadap KAS)

1) Uji Hipotesis nomor ld, sebelum MMPRS

Kemampuan meresepsi karya sastra ini (X) merupakan variabel bebas yang terdiri atas 3 sub-variabel, yakni penilaian karya sastra (XI), pemahaman karya sastra (X2) , dan pemaknaan karya sastra (X3), yang diramalkan berpengaruh terhadap kemampuan apresiasi sastra (Y) .

Lambang ' a menunjukkan sebelum dan b menunjukkan sesudah treatmen dilaksanakan.

(1) Pengaruh Xla terhadap Ya

Ho: tMtung < ttEbei Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara penilaian karya

sastra (Xla) terhadap kemampuan

apresiasi sastra (Ya) . 189

Ha: thitung > ttabei ^ Terdapat pengaruh yang signifikan

antara penilaian karya sastra (Xla)

terhadap kemampuan apresiasi sastra

(Ya) .

(2) Pengaruh X2a terhadap Ya

Ho: thit^g < tt0bei Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara pemahaman karya

sastra (X2a) terhadap kemampuan

apresiasi sastra (Ya).

Ha: thitung > ttabei Terdapat pengaruh yang signifikan

antara pemahaman karya sastra (X2a)

terhadap kemampuan apresiasi sastra

(Ya) .

(3) Pengaruh X3a terhadap Ya

Ho: thItung < ttebei Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara pemaknaan karya

sastra (X3a) terhadap kemampuan

apresiasi sastra (Ya).

Ha: thitung > ttabei Terdapat pengaruh yang signifikan

antara pemaknaan karya sastra (X3a)

te rhadap kemampuan apres i asi sas tra

(Ya) . 190

Pada tabel IV. 14 terlihat bahwa thitung penilaian dan pemaknaan > dari ttabei pada taraf nyata 0.05. Sehingga hal ini dapat ditafsirkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penilaian dan pemaknaan sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra. Sedangkan thitung pemahaman < dari ttabei/ sehingga Ho diterima, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pemahaman sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra.

2) Uji Hipotesis nomor ld sesudah MMPRS dilaksanakan

(1) Pengaruh Xlb terhadap Yb

Ho: thitung ^ tttbel Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara penilaian karya

sastra terhadap kemampuan apresiasi

sastra.

Ha: thitung > ttabei Terdapat pengaruh yang signifikan

antara penilaian karya sastra terhadap

kemampuan apresiasi sastra.

Pengaruh X2b terhadap Yb

Ho: thitung < ttabei Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara pemahaman karya

sastra terhadap kemampuan apresiasi

sastra. Ha: thitung > ttabei Terdapat pengaruh yang signifikan

antara pemahaman karya sastra terhadap

kemampuan apresiasi sastra.

(3) Pengaruh X3b terhadap Yb

Ho: thitung < ttabei Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara pemaknaan karya

sastra terhadap kemampuan apresiasi

sastra.

Ha: thitung > ttab-i Terdapat pengaruh yang signifikan

antara pemaknaan karya sastra terhadap

kemampuan apresiasi sastra.

Pada tabel IV. 14 terlihat bahwa thitung ketiga sub-

variabel itu > dari tt«*,i pada taraf nyata 0.05. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penilaian, pemahaman dan pemaknaan sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra.

Selain itu, karena ketiga sub-variabel itu termasuk variabel kemampuan meresepsi sastra, maka hipotesis ld tersebut terjawab, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan meresepsi sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra sebelum dan sesudah MMPRS dilaksanakan.

Dan setelah perlakuan MMPRS dilaksanakan terlihat adanya peningkatan pengaruh tersebut. 192

Pada tabel IV. 10 terlihat bahwa thitung ketiga sub-

variabel itu > dari tt«bei pada taraf nyata 0.05. Sehingga

dapat ditafsirkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara derajat keterikatan dan daya determinasi penilaian,

dan pemaknaan sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra.

Selain itu, karena ketiga sub-variabel itu termasuk

variabel kemampuan meresepsi sastra, maka hipotesis 6 dan 7

tersebut terjawab, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan

derajat keterikatan dan daya determinasi antara kemampuan

meresepsi sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra

sebelum dan sesudah MMPRS dilaksanakan.

6. Uji hipotesis nomor le (peningkatan kemampuan apresiasi sastra

Ho: Fhitong < Ftabei Tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kemampuan apresiasi

sastra sebelum dan sesudah MMPRS

dilaksanakan.

Ha: Fhitung > Ftebci Terdapat perbedaan yang signifikan

antara kemampuan apresiasi sastra

sebelum dan sesudah MMPRS

dilaksanakan.

Pada tabel IV. 13 terlihat, bahwa FhitUng > Ftabei pada

taraf nyata 0,01, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima,

yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan apresiasi sastra sebelum dengan sesudah MMPRS dilaksanakan.

Hasil analisis regresi pun menyatakan bahwa kedua konstanta regresi untuk sebelum dan sesudah MMPRS secara nyata berbeda, hal ini berarti bahwa rata-rata kemampuan apresiasi sastra responden sebelum dan sesudah MMPRS berbeda secara nyata.

D. Uji Kesamaan Beberapa Rata-rata

Uji statistik ini digunakan untuk menguji hipotesis kesepuluh, yaitu menganalisis faktor minat baca dan pengalaman belajar sastra responden menjadi sumber perbedaan pada tingkat kemampuan apresiasi sastra. Minat dan Pengalaman belajar sastra dalam penelitian ini tidak termasuk variabel penelitian, hanya termasuk faktor lain yang berpengaruh kepada variabel terikat, yakni kemampuan apresiasi sastra responden.

Rekap hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata tersaji pada tabel IV.15 ,sedangkan perhitungannya tersaji pada lampiran D-4.

TABEL XV.15 HASIL PERHITUNGAN UJI t DAN UJI F UNTUK UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA DAN ANAVA

VARIABEL F hitung F tjfeel KEPUTUSAN t Xa - Xb 57.089 2.00 Berbeda H 1.66 Ya - Yb 65.230 2.00 147.54 Berbeda j Xa - Xb 17.10 4.15 Berarti | Xb - Yb 4.46 4.15 Berarti | 194

6. Pengujian Hipotesis Honor 2 (Faktor Minat Baca Sastra dan Pengalaman Belajar Sastra terhadap Kemampuan Apresiasinya)

Perbedaan Tingkat Kemampuan Apresiasi Sastra

Pengujian hipotesis nomor 2 ini menggunakan perhitungan analisis regresi sederhana, dengan rumus ¥*>= a + bx (Sudjana,

1992: 312). Hasil analisisnya terdapat pada lampiran D..., se­ cara garis besar hasil analisis tersebut adalah sebagai beri­ kut: YA= ao + aj.x, di mana; 1) Dntuk Minat Baca Sastra fMBSl ao(sebelum) = 59.71, ao (sesudah) = 79.8

ar (sebelum) = 2.67 a1 (sesudah) = 1.89

2) Dntuk Pengalaman Belaiar Sastra fPBSl ao (sebelum) = 58.13 ao (sesudah) = 72.59 (sebelum) = 3.51 a^ (sesudah) = 5.363 has i 1 hitung dengan menggunakan komputer (lotus dan SPSS), didapat hasil koefisien arah regresi gabungan (bg) = 2.2826 untuk minat, dan 4.44 untuk pengalaman belajar sastra, selain itu ditentukan pula:

= anggota kelompok, v3 = peubah x sesudah MMPRS, v2 «= peubah x sebelum MMPRS, v4 = peubah x gabungan. hasilnya didapat sebagai berikut:

1) Untuk MBS R*y.l23 = 0.709 R2y.l = 0.691 F = 1.9175 R*y.l4 «= 0.709 F = 0.0000 R*y-4 = 0.018 F = 73.6117*

2) Untuk PBS R*y.l23 = 0.75 R'y.l = 0.69 F = 7.84* R*y.l4 = 0.75 F = 0.21 R*y.4 <= 0.06 F = 86.29* Ftabel (0.05)(1.30) = 4*17 Hasil hitung ini dapat ditafsirkan sebagai berikut:

1) Baik MBS ataupun PBS uji kesamaan arah regresi tidak signi­

fikan, ketiga koefisien arah regresi, yakni kelompok sebe­

lum, kelompok sesudah, dan kelompok gabungan tidak Derbe- 195

da secara nyata, artinya: Efek kadar minat baca sastra

dan pengalaman belajar sastra terhadap kemampuan apresiasi

sastra, baik sebelum ataupun sesudah MMPRS dilaksanakan ti­

dak berbeda secara nyata.

2) Uji koefisien arah regresi gabungan tidak signifikan untuk

MBS, maka faktor minat baca sastra tidak meningkatkan ke­

mampuan apresiasi sastra secara nyata, sedangkan PBS signi­

fikan, maka pengalaman belajar sastra dapat meningkatkan

kemampuan apresiasi sastra secara nyata baik sebelum atau­

pun sesudah MMPRS dilaksanakan.

3) Uji kesamaan konstanta regresi baik untuk MBS ataupun PBS

signifikan, hal ini berarti bahwa kedua konstanta regresi

untuk kedua faktor itu sebelum ataupun sesudah MMPRS dilak­

sanakan berbeda secara nyata, artinya: Rata-rata kemampuan

apresiasi mahasiswa JPBD FPBS IKIP Bandung berbeda secara

nyata, sebelum dan sesudah MMPRS dilaksanakan.

E. Rangkuman Hasil Analisis Uji Statistik tiap Variabel

1. Variabel Kemampuan Meresepsi Sastra

Model mengajar yang diuji-cobakan dalam penelitian ini adalah model mengajar resepsi yang dipadukan dengan pendekatan resepsi sastra dalam pengajaran sastra. Pendekatan resepsi sastra sebenarnya merupakan suatu pendekatan untuk penelitian sastra (bdk.dengan Teuw, 1988: 208-218). Teuw menyatakan bahwa 196 penelitian resepsi sastra itu dapat melalui kritik sastra, pemahaman sastra, dan pemaknaan sastra. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Jeremy Hawthorn

(1988: 119) yaitu:

"Reception theory is the term often given to such a project, and it is particularly associated with Swiss and West-German theoreticians who have studied the large patterns of literary preference or interpretation."

Berkaitan dengan kedua acuan di atas, maka variabel bebas penelitian ini (X) dibagi menjadi 3 sub-variabel, yaitu penilaian (XI), pemahaman (X2), dan pemaknaan (X3) karya sastra- Ketiga sub-variabel ini berkaitan erat dengan kegiatan apresiasi sastra.

Sebelum MMPRS dilaksanakan, diberikan dahulu pre-tes kepada responden, demikian juga setelah pelaksanaan diberikan pula pos-tes. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa:

1. Pasangan Sub-sub-variabel

1) Penilaian Sastra (Xi) dengan Kemampuan Apresiasinya (Y)

a. Hubungan antara penilaian dengan kemampuan apresiasi

sastra berkorelasi positif dan berarti, baik sebelum,

maupun sesudah MMPRS dilaksanakan.

b. Derajat keterikatan dan daya determinasinya pun

sangat berarti, (0.35). Hal ini berarti bahwa 35% 197

kemampuan apresiasi sastra ditentukan oleh kemampuan

menilai karya sastra, sedangkan yang 65% lagi

ditentukan oleh faktor lainnya. Hanya pada sesudah

penilaian sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra

mengalami penurunan walaupun masih dalam taraf

signifikan.

c. Pengaruh penilaian sastra terhadap kemampuan apresiasi

sangat positif dan berarti baik sebelum ataupun

sesudah.

d. Tingkat efektivitas penilaian karya sastra pada

sebelum pelaksanaan MMPRS mencapai tahap sedang, pada

sesudah pelaksanaan mencapai tahap sangat tinggi.

2) Pemahaman Sastra (X2) dengan Kemampuan Apresiasi Sastra

(Y)

a. Hubungan pemahaman sastra sebelum MMPRS dilaksanakan

tidak berarti, tetapi sesudah pelaksanaan MMPRS

mempunyai hubungan yang positif dan berarti.

b. Derajat keterikatan dan daya determinasi pemahaman

sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra pada

sebelum pelaksanaan tidak berarti dan mempunyai

hubungan yang negatif. Kontribusi atau daya

determinasi pemahaman sastra terhadap kemampuan

apresiasi sastra pada sebelum hanya mencapai 1% dan 198

tidak berarti, sedangkan sesudah MMPRS mengalami

kenaikan walaupun sangat tipis, yakni 9%

c. Pengaruh pemahaman sastra terhadap kemampuan apresiasi

sastra pada sebelum MMPRS dilaksanakan tidak berarti

dan pengaruhnya negatif. Tetapi sesudah MMPRS

dilaksanakan mempunyai pengaruh yang sangat berarti

dan positif.

d. Tingkat efektivitas pemahaman sebelum MMPRS mencapai

88% sedangkan sesudah pelaksanaan MMPRS mencapai lebih

tinggi lagi yaitu mencapai 91% atau dengan kriteria

sangat tinggi.

3) Pemaknaan Sastra (X3) dengan Kemampuan Apresiasi Sastra

(Y)

a. Hubungan pemaknaan dengan kemampuan apresiasi sebelum

MMPRS berarti dan positif {r = 0.39), pada sesudah

MMPRS dilaksanakan lebih positif lagi dan sangat

berarti yaitu r = 0.68.

b. Derajat keterikatan dan daya determinasi" pemaknaan

karya sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra

mempunyai keberartian pada sebelum (r2 = 0.152}, dan

pada sesudah sangat berarti (r2 = 0.462). Hal ini

menunjukkan bahwa sumbangan pemaknaan terhadap 199

kemampuan apresiasi sastra adalah 15% pada sebelum,

dan sesudah MMPRS dilaksanakan adalah 46%.

c. Pengaruh pemaknaan sastra terhadap kemampuan apresiasi

sastra sebelum MMPRS dilaksanakan berarti dan positif,

sesudah dilaksanakan lebih berarti lagi dan positif.

d. Tingkat efektivitas pemaknaan karya sastra sebelum

MMPRS dilaksanakan mencapai 68% (termasuk pada taraf

sedang), sedangkan sesudahnya mencapai 97% (termasuk

pada taraf sangat tinggi).

2. Pasangan Kemampuan Meresepsi Sastra (X) dengan Kemampuan

Apresiasi Sastra (Y)

Variabel X (kemampuan meresepsi sastra) merupakan

gabungan sub-variabel Xi, X2f dan X3), oleh karena itu

untuk mencari hubungan, derajat keterikatan, pengaruh,

dan tingkat efektivitas kedua variabel itu, variabel x-

nya merupakan hasil analisis statistik ketiga sub-sub-

variabel di atas. Maka terdapatlah hasil analisis

statistik kedua variabel tersebut seperti yang terurai

di bawah ini.

1) Pasangan KMS (Xi23) dengan KAS (Y)

a. Hubungan kedua variabel Xi23 dengan Y sebelum MMPRS

dilaksanakan berdasarkan analisis korelasi multipel

adalah R = 0.699 menurut tafsiran Guilford (1956: 145, 200

dalam Rochman, 1988: 48), termasuk hubungan sedang dan memadai, sedangkan sesudah MMPRS dilaksanakan mengalami peningkatan yaitu R = 0.743 dengan tafsiran

hubungan tinggi dan besar.

Derajat keterikatan antara kemampuan meresepsi sastra

dengan kemampuan apresiasi sastra pada sebelum MMPRS

dilaksanakan adalah R2 = 0.488. Jadi deraj at

keterikatan dan daya determinasinya adalah 100 x R2 =

48.8, hal ini berarti bahwa 49% kemampuan apresiasi

sastra ditentukan oleh kemampuan meresepsi sastra.

Sedangkan pada sesudah meningkat menjadi R2 = 0.553,

hal ini berarti bahwa 55% kemampuan apresiasi sastra

ditentukan oleh kemampuan meresepsi sastra, sedangkan

yang 45% lagi ditentukan oleh faktor lainnya.

Pengaruh kemampuan meresepsi sastra pada kemampuan

apresiasi sastra berdasarkan - analisis regresi

multipel, pada sebelum MMPRS dilaksanakan menghasilkan

Fh = 9.543 lebih besar dari F(O.OD (3;30)tat>ei = 4.51,

sedangkan pada sesudahnya meningkat menj adi Fh =

12.32, hal ini menggambarkan bahwa kemampuan meresepsi

sastra sangat berpengaruh terhadap kemampuan apresiasi

sastra. 201

d. Tingkat efektivitas kemampuan meresepsi sastra sebelum

MMRPRS dilaksanakan mencapai kategori cukup, yaitu 75%.

Sesudah MMRPRS dilaksanakan mencapai kategori tinggi,

yaitu 94%.

Gambaran tersebut di atas menunjukkan bahwa model menga­

jar resepsi dan pendekatan resepsi sastra dalam pengajaran sastra efektif bagi peningkatan kemampuan meresepsi sastra.

3. Pengaruh Minat Baca Sastra dan Pengalaman Belajar Sastra terhadap Kemampuan Apresiasi Sastra

Minat baca sastra dan pengalaman belajar sastra dalam penelitian ini hanya merupakan faktor penunjang terhadap ke­ mampuan apresiasi sastra.

Berdasarkan hasil uji statistik, dengan menggunakan uji kesamaan rata-rata, ternyata kedua variabel itu tidak menjadi

sumber perbedaan terhadap tingkat kemampuan apresiasi sastra.

F.Analisis Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen yang dianalisis dalam bagian ini

adalah: (1) kemampuan meresepsi sastra, dengan sub-sub-varia­

belnya, yaitu kemampuan menilai karya sastra, kemampuan mema­

hami, serta kemampuan memaknai karya sastra; dan (2) kemampu­

an apresiasi sastra. 202

1. Kemampuan Meresepsi Karya Sastra

a. Penilaian Karva Sastra

Novel yang dinilai dalam penelitian ini ada 5 buah, yaitu

Azab dan Sengsara, Layar terkembang, , Di Bawah Lin­ dungan Kabah, dan Badai sampai sore.

Adapun penilaian yang dilaksanakan adalah:

1) Penilaian secara umum, yaitu bagus tidaknya novel-novel itu

secara keseluruhan. Rentang skor 1-7 atau dari sangat bu­

ruk sampai dengan sangat bagus.

2) Penilaian berdasarkan kriteria, yang meliputi: bahasa, pe­

nokohan, menarik minat pembaca, struktur, ketegangan, keme-

narikan tokoh, merangsang emosi pembaca, berjalan dengan

tempo yang cepat, orisinalitas, tema, plot, dapat dipercaya

kebenarannya. Rentang kualitatif yaitu dari benar sekali -

tidak benar sama sekali, dan rentang skor pada tiap pernya­

taan adalah dari 1-7 atau dari sangat tidak benar

1) Penilaian Umum

Analisis penilaian umum untuk kelima novel di atas tersa­ ji pada tabel IV.16 di halaman berikut ini. 203

TABEL IV.16 PENILAIAN UMUM TERHADAP NOVEL-NOVEL AZAB DAN SENGSARA, LAYAR TERKEMBANG, BELENGGU, DI BAWAH LINDUNGAN KABAH, DAN BADAI SAMPAI SORE SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN

NAMA - NAMA SEE FM M PFF1AKI W _SESU0AH PERLAKUAN NOVEL 7 6 5 4 3 2 1 f % 7 6 5 4 3 2 1 f %

l.Azb dan Sngsr 4 7 7 2 1 - 21 62 16 11 5 1 - - 33 97 2.L.1erkembang 7 11 - - - - - 18 53 21 10 2 1 - - - 34 100 Z. Di Bwh L.Kabah 3 6 9 1 1 - - 20 59 17 8 1 1 1 - - 28 82 4.Belenggu 13 13 4 - - - - 30 88 27 6 1 - - - - 34 100 S.Badai- sp. Sore 5 11 11 1 - - - 28 82 17 8 2 2 - - - 29 85

Catatan: Azb = Azab, Sngsr = Sengsara, L. Terkembang = Layar Terkembang, Bwh = Bawah, L.Kabah = Lindungan Kabah, sp = sampai. 7 = sangat bagus, 6 = bagus, 5 = agak bagus, 4 = cukup, 3 = sedang, 2 = buruk, 1 = sangat buruk.

Tabel di atas menuri j ukkan bahwa penilaian mahasiswa ke­ pada kelima novel tersebut berubah sesudah perlakuan dilaksa­ nakan, untuk jelasnya uraian di bawah ini merupakan analisis gambaran tersebut.

Berdasarkan jumlah prosentase responden yang memberi pe­ nilaian pada kelima novel tersebut, maka dapat ditentukan

kedudukan masing-masing novel tersebut baik sebelum, maupun

sesudah perlakuan. Di bawah ini secara berurutan diuraikan da­

ri novel yang menduduki rangking pertama sampai dengan kelima,

yaitu sebagai berikut:

Sebelum Perlakuan

(1) Belenggu: yang menilai sangat bagus ada 13 orang, menilai

bagus 13 orang, cukup ada 4 orang, dan tidak memberi nilai ada

4 orang, berarti 12 %, dan yang memberi penilaian adalah 88%. 204

(2) Badai sampai Sore; yang menilai sangat: bagus sebanyak 5 orang, menilai bagus 11 orang, menilai agak bagus ada 11 orang, menilai cukup ada 1 orang, dan tidak memberi nilai ada

6 orang, berarti 18%, dan yang memberi penilaian adalah 82%.

(3) Azab dan Sengsarai yang menilai sangat bagus ada 4 orang, menilai bagus ada 7 orang, menilai agak bagus ada 7 orang, me­ nilai cukup ada 2 orang, menilai sedang ada 1 orang, dan yang tidak memberi penilaian ada 13 orang berarti 38%, yang memberi penilaian adalah 62%.

(4) Di Bawah Lindungan Kabahj yang menilai sangat bagus adalah

3 orang, menilai bagus sebanyak 6 orang, menilai agak bagus adalah 9 orang, menilai cukup l orang, menilai sedang 1 orang, dan 14 orang tidak memberi penilaian, berarti 41%, sedangkan yang 59% memberi penilaian.

(5) Layar Terkembang; yang menilai sangat bagus ada 7 orang, menilai bagus ada 11 orang, dan 16 orang tidak memberi penilaian berarti 47%, sedangkan yang memberi penilaian baru

53% saja.

Sesudah perlakuan,-

Sesudah perlakuan, rangking kedudukan novel-novel di atas berubah, hanya Belenggu yang tetap menduduki rangking pertama.

Adapun urutan rangking sesudah perlakuan tersebut adalah seba­ gai berikut:

(1) Belenggu; yang menilai sangat bagus adalah 27 orang, meni- 205

lai bagus 6 orang, menilai agak bagus ada 1 orang, dan tidak ada yang tidak memberi penilaian, jadi berarti 100% dari responden memberi penilaian.

(2) Layar Terkembangt Yang menilai sangat bagus ada 21 orang, menilai bagus ada 10 orang, menilai agak bagus ada 2 orang, menilai cukup ada 1 orang, dan tidak ada yang tidak memberi penilaian, berarti 100% sudah memberi penilaian.

(3) Azab dan Sengsara; yang menilai sangat bagus ada 16 orang, menilai bagus ada 11 orang, menilai agak bagus ada 5 orang, menilai cukup ada 1 orang, dan masih ada 1 orang yang tidak memberi penilaian, keadaan ini berari 3% tidak memberi penilaian, dan 97% sudah memberi penilaian.

(4) Badai sampai Sore; yang menilai sangat bagus 17 orang, me­ nilai bagus 8 orang, menilai agak bagus 2 orang, menilai cukup

2 orang, dan yang belum memberi penilaian ada 5 orang, berarti

15%, dan yang sudah memberi penilaian ada 85%

(5) Di Bawah Lindungan Kabah; yang menilai sangat bagus ada 17 orang, menilai bagus 8 orang, menilai agak bagus 1 orang, me­ nilai cukup 1 orang, menilai sedang 1 orang, dan yang tidak memberi penilaian ada 6 orang, berarti 18%, jadi yang sudah memberi penilaian berjumlah 82%.

2) Penilaian berdasarkan Kriteria

Untuk mempermudah melihat gambaran secara keseluruhan, maka analisis penilaian berdasarkan kriteria unsur-unsur ins- 206

trinsik tiap novel tersebut tersaji pada tabel IV.17 di bawah ini.

TABEL IV.17 SEBARAN RESPONDEN YANG MENILAI UNSUR-UNSUR INSTRINSIK NOVEL -NOVEL BELENGGU, LAYAR TERKEMBANG, AZAB DAN SENGSARA, DI BAWAH LINDUNGAN KABAH, BADAI SAMPAI SORE SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN

NAMA-NAMA USR.IN SF m _E£RLAKUA S "SMM H P "R| AKUAN NOVEL TRINSK 7 6 5 4 3 Z 1 f % 7 6 5 4 3 2 1 f %

l.Azab No.l 6 1 19 1 _ _ 27 79 11 2 21 _ _ _ _ 34 100 dan 2 1 1 12 - 8 1 - 23 68 3 - 12 3 10 2 4 34 100 Sengsa­ 3 5 1 20 2 1 - 1 30 88 18 1 13 2 - - - 34 100 ra 4 - 1 3 14 2 5 25 74 1 1 18 3 7 30 88 5 2 1- 14 1 7 1 4 30 88 5- 2- 12 1 10 1 3 34 100 6 5 1 14 3 3 - 1 27 79 13 _ 11 1 9 _ 34 100 7 6 I 11 4 3 2 27 79 14 I 14 4 - I 34 100 8 3 - 9 3 9 - 1 25 74 8 - 10 3- 6 1 3 31 91 g 2 - 11 3 5 - 2 23 68 4 1 14 4 5 - 3 32 94 10 5 1 18 - 3 - - 27 79 15 2 15 1 I - - 34 100 li 5 1 12 1 5 - 1 25 74 11 3 12 - 3 5 34 100 12 4 - 18 2 3 - - 27 79 10 1 16 3 3 - 1 34 100

Z.Layar No.l 10 5 16 I 1 _ 33 97 12 1 20 _ 1 _ 34 100 Terkem- 2 1 1 7 2 11 1 2 25 74 3 2 12 5 10 1 1 34 100 bang 3 10 3 17 1 - - 31 91 15 - 18 - 1 - - 34 100 4 - 1 2 1 16 1 4- 25 74 - - - 1 23 2 7 33 97 5 3 - 8 - 12 2 4 29 85 3 - 6 3 18 4 - 34 100 6 7 4 17 - 3 - 1 32 94 17 3 11 3 - - 34 100 7 8 1 16 3 3 - 1 32 94 11 1 15 1- 5 - 1 34 100 8 1 1 10 4 6 - 1 23 68 3 - 12 2 12 - 4 33 97 9 2 3 5 1 2 - - 13 38 8 1 17 2 - - 3 31 91 10 11 3 15 - - - 1 30 88 15 1 18 - - - - 34 100 11 7 4 12 1 1 - - 25 74 16 - 15 - 2 - 1 34 100 12 8 4 13 - 4 - - 29 85 13 - 15 2 4 - - 34 100 Z.Beleng­ No.l 19 2 13 - _ _ 34 100 29 2 3 _ _ - _ 34 100 gu 2 3 1 18 2 8 1 1 34 100 7 4 11 - 8 1 3 34 100 3 17 - 17 - - - - 34 100 29 2 3 - - - 34 100 4 - 1 4 2 15 4 7 33 97 2 - 1 - 9 2 20 34 100 5 3 3 19 2 4 - 2 33 97 9 4 10 1 8 - 2 34 100

Berlanjut... 207

Lanjutan...

NAMA-NAMA USR.IN SF UH PERLAKUA s "SU 1AH P TRI AKUAN NOVEL TRINSK 7 6 5 4 3 2 1 f % 7 6 5 4 3 2 1 f %

6 16 1 16 - - - _ 33 97 25 2 5 _ 1 _ 1 34 100 7 14 3 16 1 - - - 34 100 28 - 6 - - - - 34 100 8 1 1 13 3 10 - 4 32 94 3 I 12 1 11 1 5 34 100 9 8 - 18 4 2 - - 32 94 18 2 14 - - - - 34 100 10 14 1 18 - - - - 33 97 26 - 7 - 1 - - 34 100 11 9 4 13 2 4 - 1 33 97 20 1 9 - 2 _ 2 34 100 12 14 3 16 - 1 - - 34 100 26 1 6 - 1 - - 34 100

4.01 Ba­ No.l 14 _ 14 1 1 1 31 91 23 10 _ 1 34 100 wah U n 2 1 - 6 2 10 2 5 26 76 - - 6 - 15 1 12 34 100 dungan 3 14 1 17 1 - - - 33 97 23 2 9 - - - - 34 100 Kabah 4 - - 2 2 9 4 6 23 68 - 1 1 - 12 - 20 34 100 5 3 1 7 3 13 - 1 28 82 9 2 5 4 12 - 2 34 100 6 9 3 14 1 3 - - 30 88 19 1 9 - 5 - - 34 100 7 4 1 20 4 - - 1 30 88 22 2 8 - 1 - 1 34 100 8 1 1 7 3 9 1 3 25 74 2 - 4 3 11 1 13 34 100 9 3 1 8 3 10 - - 25 74 7 2 16 - 7 - 2 34 100 10 4 1 23 - - - - 28 82 22 - 11 - 1 - - 34 100 11 4 - 4 1 11 - 7 27 79 3 - 4 - 15 2 10 34 100 12 9 2 19 1 - - - 31 91 22 2 10 - - - - 34 100

S.Badai No.l 11 5 17 1 - 34 100 29 4 1 _ _ 34 100 sampai 2 - - 1 2 22 2 7 34 100 4 - 10 2 6 5 7 34 100 Sore 3 10 4 19 - 1 - - 34 100 26 2 6 - - - - 34 100 Kabah 4 - - 2 1 25 2 4 34 100 - 1 1 - 11 2 19 34 100 5 1 - 20 4 7 1 1 34 100 7 - 16 - 5 3 3 34 100 6 4 2 19 1 6 1 1 34 100 17 3 6 - 6 - 2 34 100 7 9 3 16 1 5 - - 34 100 19 3 8 - 4 - - 34 100 8 - - 4 4 16 3 7 34 100 - - 1 1 5 5 22 34 100 9 4 3 14 3 6 - 2 32 94 12 3 12 1 3 - 3 34 100 10 10 - 19 1 4 - - 34 100 20 1 6 - 3 2 2 34 100 11 2 3 10 1 10 - 8 34 100 6 1 3 2 6 1 15 34 100 1 12 9 3 18 1 3 - - 34 100 24 2 6 - 2 - - 34 100 Catatan: 7 •= benar sekali, 6 = benar, 5 •= agak benar, 4 = antara benar dan tidak, 3 = tidak benar, 2 = sangat tidak benar, 1 = tidak be­ nar sama sekali. No. 1 <= Penokohan, 2 •= Bahasa, 3 = Minat, 4 - Struktur, 5 - Ketegangan, 6 = Kemenarikan, 7 = Emosi, 8 = Tempo, 9 = Orsinalitas, 10 = Tema, 11 - Plot, 12 = Kredibilitas

Tabel di atas menunjukkan, bahwa penilaian mahasiswa ter- 208

hadap unsur-unsur intrisik pada kelima novel tersebut berubah setelah perlakuan MMRPRS dilaksanakan. Untuk jelasnya gambaran tersebut diuraikan di bawah ini.

Jawaban yang harus dipilih oleh mahasiswa adalah rentang dari tak benar sama sekali sampai dengan benar sekali, dan ji­ ka dinilai dengan angka adalah rentang dari l sampai dengan

7. .

Pernyataan nomor 1,

Penokohan pada tiap novel merupakan gambaran watak manusia yang dapat dikenal.

Jumlah mahasiswa yang menjawab pernyataan tersebut, dengan menyatakan kriteria seperti di bawah ini.

Novel Azab dan Sengsara;

Sebelum perlakuan, 6 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 19 orang menyatakan agak benar, dan 1 orang menyatakan antara benar dan tidak. Jumlah yang sudah mampu menilai ada 27 orang, berarti baru 79% dari jumlah 34 orang

responden.

Sesudah perlakuan, 11 orang menyatakan benar sekali, 2 orang

menyatakan benar, dan 21 orang menyatakan agak benar, dan

semua responden (100%) memberi penilaian, berarti ada pening­

katan daripada sebelum perlakuan. 209

Novel Layar Terkembang;

Sebelum perlakuan, 10 orang menyatakan benar sekali, 5 orang menyatakan benar, 16 orang menyatakan agak benar, 1 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 1 orang menyatakan tidak be­ nar. Dari 34 mahasiswa yang tidak memberi penilaian hanya 1 orang, hal ini berarti 97% sudah dapat melaksanakan penilaian.

Sesudah perlakuan, 12 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 20 orang menyatakan agak benar, dan 1 orang menyatakan tidak benar. Seluruh responden (100%) sudah memberi penilaian.

Novel Belenggu;

Sebelum perlakuan, 19 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, 13 orang menyatakan agak benar. Seluruh res­ ponden (100%) sudah dapat memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 29 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, dan 3 orang menyatakan agak benar. Seluruh responden (100%) memberi penilaian, walaupun sama dengan sebe­ lum perlakuan, tetapi dalam bobc penilaiannya berbeda, yaitu

lebih tinggi pada sesudah perlakuan.

Novel Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, 14 orang menyatakan benar sekali, 14 orang menyatakan agak benar, 1 orang menyatakan antara benar dan

tidak, 1 orang menyatakan tidak benar, dan 1 orang menyatakan 210

tidak benar sekali. Dari jumlah responden 34 orang, hanya 31 orang (91%) yang memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 23 orang menyatakan benar sekali, 10 orang menyatakan agak benar, dan 1 orang menyatakan tidak benar.

Seluruh responden (100%) memberi penilaian.

Novel Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan, 11 orang menyatakan benar sekali, 5 orang menyatakan benar, 17 orang menyatakan agak benar, dan 1 orang menyatakan tidak benar. Seluruh responden (100%) memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 29 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan agak benar, dan 1 orang menyatakan tidak benar. Se­ luruh responden (100%) memberi penilaian.

pernyataan nomor 2

Penggunaan bahasa/gaya bahasa tiap novel tersebut sangat baik dan jelas.

Jawaban mahasiswa (responden) terhadap pernyataan ini adalah seperti di bawah ini.

Novel Azab dan Sengsarai

Sebelum perlakuan, 1 orang menyatakan benar sekali, l orang menyatakan benar, 12 orang menyatakan agak benar, 8 orang me­ nyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar. 211

Dari 34 responden yang memberi jawaban baru 23 orang, berarti baru 68%, dan yang 32% belum memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, 12 orang menyatakan agak benar, 3 orang menyatakan antara benar dan ti­ dak, 10 orang menyatakan tidak benar, 2 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 4 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Seluruh responden (100%) memberi penilaian.

Novel Layar Terkembang;

Sebelum perlakuan, 1 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 7 orang menyatakan agak benar, 2 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 11 orang menyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar, 2 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Yang memberi penilaian berjumlah 25 orang berarti baru 74%, yang 26% lagi belum mem­ beri penilaian.

Sesudah perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, 12 orang menyatakan agak benar, 5 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 10 orang menyatakan tidak be­ nar, 1 orang menyatakan tidak benar sekali, dan 1 orang menya­ takan sangat tidak benar sekali. Seluruh respoden (100%) memberi penilaian.

Novel Belenggu;

Sebelum perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, 1 orang 212

menyatakan benar, 18 orang menyatakan agak benar, 2 orang menyatakan antara benar dan tidak, 8 orang menyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 1 orang me­ nyatakan sangat tidak benar sekali. Seluruh responden (100%) memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 7 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan benar, 11 orang menyatakan agak benar, 8 orang me­ nyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar, 3 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Seluruh responden

(100%) sudah mampu memberi penilaian.

Novel Di Bawah Lindungan Kabah;

Sebelu« perlakuan, 1 orang menyatakan benar sekali, 6 orang menyatakan agak benar, 2 orang menyatakan antara benar dan ti­ dak, 10 orang menyatakan tidak benar, 2 orang menyatakan sa­ ngat tidak benar, dan 5 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Dari 34 responden baru 26 orang (76%) yang memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 6 orang menyatakan agak benar, 15 orang me­ nyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan tidak benar sekali, dan 12 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. seluruh respoden (100%) memberi penilaian.

Novel Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan, 1 orang menyatakan agak benar, 2 orang me- 213

nyatakan antar benar dan tidak, 22 orang menyatakan tidak be­ nar, 2 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 7 menyatakan

orang sangat tidak benar sekali. Seluruh responden sudah mem­ beri penilaian.

Sesudah perlakuan, 4 orang menyatakan benar sekali, 10 orang menyatakan agak benar, 2 orang menyatakan antara benar dan tidak, 6 orang menyatakan tidak benar, 5 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 7 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Seluruh responden sudah memberi nilai.

Pernyataan nomor 3

Minat untuk menganalisis, dengan pernyataan sebagai berikut:

Semua novel itu menarik, sehingga saya ingin menanalisisnya.

Jumlah mahasiswa (responden) yang menjawab pernyataan tersebut dengan menyatakan kriteria seperti di bawah ini.

Novel Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan, 5 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 20 orang menyatakan agak benar, 2 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 1 orang menyatakan tidak be­ nar, dan l orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Dari 34 orang baru 30 orang (88%) yang memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 18 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 13 orang menyatakan agak benar, dan 2 orang 214

menyatakan antara benar dan tidak. Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan, 10 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 17 orang menyatakan agak benar, 1 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak. Yang sudah memberi penilaian berjumlah 31 orang dari 34 orang, berarti baru 91%.

Sesudah perlakuan, 15 orang menyatakan benar sekali, 18 orang menyatakan agak benar, dan 1 orang tidak benar. Seluruh responden sudah mampu memberi penilaian.

Novel Belenggu

Sebelum perlakuan, 17 orang Benar sekali, 17 orang menyatakan agak benar 17 orang, jadi sudah 100% memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 29 orang menyatakan benar sekali, 2 orang benar, dan 3 orang menyatakan agak benar. Seluruh responden sudah memberi penilaian. Ada peningkatan jumlah sesudah perlakuan.

Novel Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, 14 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 17 orang menyatakan agak benar, dan 1 orang menyatakan antara benar dan tidak. Yang memberi penilaian baru

33 orang, berarti baru 97%.

Sesudah perlakuan, 23 orang menyatakan benar sekali, 2 orang 215

menyatakan benar, dan 9 orang menyatakan agak benar. Seluruh responden memberi penilaian.

Novel Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan, 10 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan benar, 19 orang menyatakan agak benar, dan 1 orang menyatakan tidak benar. Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 26 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, dan 6 orang menyatakan agak benar. Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Pernyataan nomor i

Struktur, yaitu unsur-unsur dalam tiap novel tersebut padat,

jelas, dan koheren.

Jumlah mahasiswa (responden) yang menjawab pernyataan tersebut, dengan menyatakan kriteria seperti di bawah ini.

Novel Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan, 1 orang menyatakan agak benar, 3 orang

menyatakan antara benar dan tidak, 13 orang menyatakan tidak

benar, 2 orang menyatakan tidak benar sekali, dan 5 orang me­

nyatakan sangat tidak benar sekali. Yang memberi penilaian

baru 25 orang, berarti baru 74%.

Sesudah perlakuan, 1 orang menyatakan agak benar, 1 orang me­

nyatakan antara benar dan tidak, 18 orang menyatakan tidak be- 216

nar, 3 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 7 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Yang memberi penilaian baru 30 orang, berarti baru 68%.

Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan, 1 orang menyatakan benar, 2 orang menyata­ kan agak benar, 1 orang menyatakan antara benar dan tidak, 16 orang menyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 4 orang menyatakan sangat tidak benar. Responden yang memberi penilaian baru 25 orang, berarti baru 74%.

Sesudah perlakuan, 1 orang menyatakan antara benar dan tidak,

23 orang menyatakan tidak benar, 2 orang menyatakan sangat ti­ dak benar, dan 7 orang menyatakan sangat tidak benar sekali.

Yang memberi penilaian baru 33 orang, berarti baru 97%.

Novel Belenggu

Sebelun perlakuan, 1 orang menyatakan benar, 4 orang menyata­ kan agak benar, 2 orang menyatakan antara benar dan tidak, 15 orang menyatakan tidak benar, 4 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 7 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Yang memberi penilaian baru 33 orang, berarti baru 97%.

Sesudah perlakuan, 2 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan agak benar, 9 orang menyatakan tidak benar, 2 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 20 orang menyatakan sangat tidak benar sekali, sudah 100% responden memberi penilaian. 217

Novel Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, 2 orang menyatakan agak benar, 2 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 9 orang menyatakan tidak be­ nar, 4 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 6 orang menya­ takan sangat tidak benar sekali. Yang memberi penilaian baru

23 orang, berarti baru 68%.

Sesudah perlakuan, 1 orang menyatakan benar, 1 orang menyata­ kan agak benar, 12 orang menyatakan tidak benar, dan 20 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Seluruh responden membe­ ri penilaian, berarti 100%.

Novel Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan, 2 orang menyatakan agak benar, l orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 25 orang menyatakan tidak be­ nar , 2 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 4 orang menyatakan sangat tidak benar. Seluruh responden memberi penilaian, berarti 100%

Sesudah perlakuan, 1 orang menyatakan benar, 1 orang menyata­ kan agak benar, 11 orang menyetakan tidak benar, 2 orang me­ nyatakan sangat tidak benar, dan 19 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Seluruh responden memberi penilaian.

Pernyataan nomor £ tentang ketegangan; 218

Novel-novel tersebut di atas sangat menegangkan.

Jumlah mahasiswa (responden) yang menjawab pernyataan tersebut dengan menyatakan kriteria seperti di bawah ini berikut.

Novel Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan, 2 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 14 orang menyatakan agak benar, 1 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 7 orang menyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 4 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Responden yang memberi penilaian baru 30 orang, berarti baru 88%.

Sesudah perlakuan, 5 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, 12 orang menyatakan agak benar, 1 orang menyatakan antara benar dan tidak, 10 orang menyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 3 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Seluruh responden memberi penilaian.

Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, 8 orang

menyatakan agak benar, 12 orang menyatakan tidak benar, 2

orang menyatakan sangat tidak benar, dan 4 orang menyatakan

sangat tidak benar sekali. Responden yang memberi penilaian

baru 29 orang, berarti baru 85%.

Sesudah perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, 6 orang 219

menyatakan agak benar, 3 orang menyatakan antara benar dan tidak, 18 orang menyatakan tidak benar, dan 4 orang menyatakan sangat tidak benar. Seluruh responden memberi penilaian.

Novel Belenggu

Sebelum perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 19 orang menyatakan agak benar, 2 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 4 orang menyatakan tidak be­ nar, dan 2 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Respon­ den yang memberi penilaian baru 33 orang, berarti baru 97%.

Sesudah perlakuan, 9 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan benar, 10 orang menyatakan agak benar, 1 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 8 orang menyatakan tidak be­ nar, dan 2 orang menyatakan sangat tidak benar sekali, seluruh responden sudah memberi penilaian.

Novel Di Bawah Lindungan Kavah

Sebelum perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 7 orang menyatakan agak benar, 3 orang menyatakan anatara benar dan tidak, 13 orang menyatakan tidak benar, dan 1 orang sangat tidak benar. Responden yang memberi penilaian baru 28 orang, berarti baru 82%.

Sesudah perlakuan, 9 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, 5 orang menyatakan agak benar, 4 orang menyatakan antara benar dan tidak, 12 orang menyatakan tidak 220

benar, dan 2 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Selu­ ruh responden sudah memberi penilaian.

Novel Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan, 1 orang menyatakan benar sekali, 20 orang menyatakan agak benar, 4 orang menyatakan antara benar dan ti­ dak, 7 orang menyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 1 orang menyatakan sangat tidak benar sekali.

Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 7 orang menyatakan benar sekali, 16 orang menyatakan agak benar, 5 orang menyatakan tidak benar, 3 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 3 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Seluruh responden memberi penilaian

Pernyataan nomor 6

Kemenarikan, yaitu; Saya sangat tertarik oleh tokoh-tokoh yang diceritakan dalam novel-novel tersebut, dan cara penyelesaian jalan ceritanya.

Jumlah mahasiswa (responden) yang menjawab pernyataan tersebut dengan menyatakan kriteria seperti di bawah ini.

Novel Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan, 5 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 14 orang menyatakan agak benar, 3 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 3 orang menyatakan tidak be­ nar, dan 1 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Res- 221

ponden yang memberi penilaian baru 27 orang, berarti baru 79%.

Sesudah perlakuan, 13 orang menyatakan benar sekali, 11 orang menyatakan agak benar, 1 orang menyatakan antara benar dan tidak, dan 9 orang menyatakan tidak benar. Seluruh responden memberi penilaian.

Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan, 7 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan benar, 17 orang menyatakan agak benar, 3 orang me­ nyatakan tidak benar, dan 1 orang menyatakan sangat tidak be­ nar sekali. Responden yang memberi penilaian baru 32 orang, berarti baru 94%.

Sesudah perlakuan, 17 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 11 orang menyatakan agak benar, dan 3 orang menyatakan tidak benar. Sudah seluruhnya memberi penilaian.

Novel Belenggu

Sebelum perlakuan, 16 orang menyatakan benar sekali, l orang menyatakan benar, dan 16 orang menyatakan agak benar. Res­ ponden yang memberi penilaian baru 33 orang, berarti baru 97%.

Sesudah perlakuan, 25 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, 5 orang menyatakan agak benar, 1 orang me­ nyatakan tidak benar, dan 1 orang menyatakan sangat tidak be­ nar sekali. Seluruh responden sudah memberi penilaian. 222

Novel Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, 9 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 14 orang menyatakan agak benar, 1 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 3 orang menyatakan tidak be­ nar. Responden yang memberi penilaian baru 30 orang, berarti baru 88%.

Sesudah perlakuan, 19 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 9 orang menyatakan agak benar, dan 5 orang menyatakan tidak benar. Seluruh responden sudah memberi peni­ laian.

Novel Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan, 4 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, 19 orang menyatakan agak benar, 1 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 6 orang menyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 1 orang menyatakan sangat tridak benar sekali. Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 17 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 6 orang menyatakan agak benar, 6 orang menyatakan tidak benar, dan 2 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Pernyataan nomor. Z

Tentang emosi; 223

Kelima novel tersebut di atas merangsang emosi saya.

Jumlah mahasiswa (responden) yang menjawab pernyataan tersebut dengan menyatakan kriteria seperti di bawah ini.

Novel Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan, 6 orang menyatakan benar sekali, l orang menyatakan benar, 11 orang menyatakan agak benar, 1 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 3 orang menyatakan tidak benar, dan 2 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Baru

27 orang yang memberi penilaian, berarti baru 79%.

Sesudah perlakuan, 14 orang menyatakan benar sekali, l orang menyatakan benar, 14 orang menyatakan agak benar, 4 orang menyatakan tidak benar, dan 1 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Sudah seluruh responden memberi penilaian.

Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan, 8 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 16 orang menyatakan agak benar, 3 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 3 orang menyatakan tidak be­ nar, dan l orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Baru 32 orang yang memberi penilaian, berarti baru 94%.

Sesudah perlakuan, 11 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 15 orang menyatakan agak benar, 1 orang menyatakan antara benar dan tidak, 5 orang menyatakan tidak benar, dan 1 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Selu- 224

ruh responden sudah memberi penilaian.

Novel Belenggu

Sebelum perlakuan, 14 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 16 orang menyatakan agak benar, dan 1 orang menyatakan antara benar dan tidak. Sudah seluruh responden memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 28 orang menyatakan benar sekali, dan 6 orang menyatakan dan agak benar. Sudah seluruh responden mem­ beri penilaian.

Novel Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, 4 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 20 orang menyatakan agak benar, 4 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, dan 1 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Baru 30 responden yang memberi penilaian, berarti baru 88%.

Sesudah perlakuan, 22 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, 8 orang menyatakan agak benar, 1 orang menyatakan tidak benar, dan l orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Novel Badai sampai sore

Sebelum perlakuan, 9 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 16 orang menyatakan agak benar, 1 orang me- 225

nyatakan antara benar dan tidak, dan 5 orang menyatakan tidak benar 5 orang. Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 19 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 8 orang menyatakan agak benar, dan 4 orang menyatakan tidak benar. Seluruh responden sudah memberi peni­ laian .

Pernyataan nomor £

Tentang tempo;

Novel-novel tersebut di atas berjalan dengan tempo yang cepat.

Jumlah mahasiswa yang menjawab pernyataan tersebut, dengan menyatakan kriteria seperti di bawah ini.

Novel Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, 9 orang menyatakan agak benar, 3 orang menyatakan antara benar dan tidak, 9 orang menyatakan tidak benar, dan 1 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Responden yang memberi penilaian baru

25 orang, berarti baru 74%.

Sesudah perlakuan, 8 orang menyatakan benar sekali, 10 orang menyatakan agak benar, 3 orang menyatakan antara benar dan tidak, 6 orang menyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar 1, dan 3 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Responden yang memberi penilaian baru 31 orang. 226

berarti 91%.

Novel Layar Terkewbang

Sebelum perlakuan, 1 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 10 orang menyatakan agak benar, 4 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 6 orang menyatakan tidak benar, dan 1 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Res­ ponden yang memberi penilaian baru 23 orang, berarti baru 68%.

Sesudah perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, 12 orang menyatakan agak benar, 2 orang menyatakan antara benar dan tidak, 12 orang menyatakan tidak benar, dan 4 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Responden yang memberi penilaian baru

33 orang, berarti baru 97%.

Novel Belenggu

Sebelum perlakuan, 1 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 13 orang menyatakan agak benar, 3 orang menyatakan antara benar dan tidak, 10 orang menyatakan tidak benar, dan 4 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Res­ ponden yang memberi penilaian baru 32 orang, berarti baru 94%.

Sesudah perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, l orang menyatakan benar, 12 orang menyatakan agak benar, l orang menyatakan antara benar dan tidak, 11 orang menyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar, 5 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Seluruh responden sudah 227

memberi penilaian.

Novel Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, l orang menyatakan benar sekali, l orang menyatakan benar, 7 orang menyatakan agak benar, 3 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 9 orang menyatakan tidak be­ nar, l orang menyatakan sangat tidak benar, 3 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Responden yang memberi penilaian baru

25 orang, berarti baru 74%.

Sesudah perlakuan, 2 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan agak benar, 3 orang menyatakan antara benar dan tidak, 11 orang menyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 13 orang menyatakan sangat tidak be­ nar. Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Novel Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan, 4 orang menyatakan agak benar, 4 orang menyatakan antara benar dan tidak, 16 orang menyatakan tidak benar, 3 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 7 orang menyatakan tidak benar samasekali. Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Sesudah perlakuan, 1 orang menyatakan agak benar, 1 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 5 orang menyatakan tidak be­ nar, sangat tidak benar, dan 22 orang menyatakan sangat tidak 228

benar sekali. Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Pernyataan nomor £

Tentang orsinalitas.

Novel-novel tersebut di atas menghendaki saya menggunakan perspektif baru atau perspektif yang berbeda dalam menganali­

sisnya.

Jumlah mahasiswa yang menjawab pernyataan tersebut, dengan menyatakan kriteria seperti di bawah ini.

Novel Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan, 2 orang menyatakan benar sekali, 11 orang menyatakan agak benar, 3 orang menyatakan antara benar dan ti­ dak, 5 orang menyatakan tidak benar, dan 2 orang menyatakan sangat tidak benar sekali. Responden yang memberi penilaian baru 23 orang, berarti baru 68%.

Sesudah perlakuan, 4 orang menyatakan benar sekali, l orang menyatakan benar, 14 orang menyatakan agak benar, 4 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 5 orang menyatakan tidak benar, dan 3 orang menyatakan tidak benar sama sekali.

Responden yang memberi penilaian baru 31 orang, berarti 91%.

Novel Layar Terkembung

Sebelum perlakuan, 2 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 5 orang menyatakan agak benar, l orang me- 229

nyatakan antara benar dan tidak, dan 2 orang menyatakan tidak benar. Responden yang memberi penilaian baru 13 orang, berarti baru 38%.

Sesudah perlakuan, 8 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 17 orang menyatakan agak benar, 2 orang menyatakan antara benar dan tidak, dan 3 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Responden yang memberi penilaian baru

31 orang, berarti baru 91%.

Novel Belenggu

Sebelum perlakuan, 8 orang menyatakan benar sekali, 18 orang menyatakan agak benar, 4 orang menyatakan antara benar dan ti­ dak, dan 2 orang menyatakan tidak benar. Responden yang memberi penilaian baru 32 orang, berarti 94%.

Sesudah perlakuan, 18 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, dan 14 orang menyatakan agak benar. Seluruh responden sudah memberi penilai-an, berarti 100%.

Novel Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, l orang menyatakan benar, 8 orang menyatakan agak benar, 3 orang menyatakan antara benar dan tidak, dan 10 orang menyatakan tidak benar. Responden yang memberi penilaian baru 25 orang, berarti baru 74%.

Sesudah perlakuan, 7 orang menyatakan benar sekali, 2 orang 230

menyatakan benar, 16 orang menyatakan agak benar, 7 orang me­ nyatakan tidak benar, dan 2 orang menyatakan sangat tidak be­ nar sekali. Seluruh responden memberi penilaian.

Novel Badai sampai. Sore

Sebelum perlakuan, 4 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 14 orang menyatakan agak benar, 3 orang me­ nyatakan antara bemar dan tidak, 6 orang menyatakan tidak be­ nar, dan 2 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Responden yang memberi penilaian baru 32 orang, berarti baru 94%.

Sesudah perlakuan, 12 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 12 orang menyatakan agak benar, 1 orang menyatakan antara benar dan tidak, 3 orang menyatakan tidak benar, dan 3 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Pernyataan nomor 10

Tentamg tema.

Semua novel-novel tersebut di atas memperlihatkan satu tema atau pemikiran yang dengan jelas dikembangkan dalam perkem­ bangan ceritanya.

Jumlah mahasiswa yang menjawab pernyataan tersebut, dengan menyatakan kriteria seperti di bawah ini.

Novel Azab dan Sengsara 231

Sebelum perlakuan, 5 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 18 orang menyatakan agak benar, dan 3 orang menyatakan tidak benar. Responden yang memberi penilaian baru

27 orang, berarti baru 79%.

Sesudah perlakuan, 15 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, 15 orang menyatakan agak benar, 1 orang menyatakan antara benar dan tidak, 1 orang menyatakan tidak benar, seluruh responden sudah nenberi penilaian.

Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan, 11 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 15 orang menyatakan agak benar, dan 1 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Responden yang memberi penilaian baru 30 orang, berarti baru 88%.

Sesudah perlakuan, 15 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, dan 18 orang menyatakan agak benar. Seluruh responden sudah memberi penilaian.

Novel Belenggu

Sebelum perlakuan, 14 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, dan 18 orang menyatakan agak benar. Respon­ den yang melaksanakan penilaian baru 33 orang, berarti 97%.

Sesudah perlakuan, 26 orang menyatakan benar sekali, 7 orang menyatakan agak benar, dan l orang menyatakan tidak benar. 232

Seluruh responden sudah melaksanakan penilaian.

Novel Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, 4 orang menyatakan benar sekali, l orang menyatakan benar, dan 2 3 orang menyatakan agak benar. Res­ ponden yang memberi penilaian baru 28 orang, berarti baru 82%.

Sesudah perlakuan, 22 orang menyatakan benar sekali, 11 orang menyatakan agak benar, dan 1 orang menyatakan tidak benar. Se­ luruh responden sudah melaksanakan penilaian.

Novel Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan, 10 orang menyatakan benar sekali, 19 orang menyatakan agak benar, 1 orang menyatakan antara benar dan ti­ dak, 4 orang menyatakan tidak benar. Seluruh responden sudah melaksanakan penilaian.

Pernyataan nomor IX

Tentang plot.

Semua novel-novel tersebut di atas memiliki alur atau plot yang maju dan jelas.

Jumlah mahasiswa (responden) yang menjawab pernyataan terse­ but, dengan menyatakan kriteria seperti di bawah ini.

Novel Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan, 5 orang menyatakan benar sekali, 1 orang 233

menyatakan benar, 12 orang menyatakan agak benar, 1 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 5 orang menyatakan tidak be­ nar, dan 1 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Responden yang baru melaksanakan penilaian baru 25 orang, berarti 74%.

Sesudah perlakuan, 11 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 12 orang menyatakan agak benar, 3 orang me­ nyatakan tidak benar, dan 5 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Seluruh responden sudah melaksanakan penilaian.

Novel Layar Terkembang,

Sebelum perlakuan, 7 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan benar, 12 orang agak benar, l orang antara benar dan tidak, dan 1 orang menyatakan tidak benar. Responden yang baru melaksanakan penilaian baru 25 orang, berarti baru 74%.

Sesudah perlakuan, 16 orang menyatakan benar sekali, 15 orang agak benar, 2 orang menyatakan tidak benar, dan 1 orang menya­ takan tidak benar sama sekali. Seluruh responden sudah melak­ sanakan penilaian.

Novel Belenggu

Sebelum perlakuan, 9 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan benar, 13 orang menyatakan agak benar, 2 orang me­ nyatakan antara benar dan tidak, 4 orang menyatakan tidak be­ nar, dan 1 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Responden yang melaksanakan penilaian baru 33 orang, berarti baru 97%. 234

Sesudah perlakuan, 20 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar sekali, 9 orang menyatakan agak benar, 2 orang menyatakan tidak benar, dan 2 orang menyatakan tidak be­ nar sama sekali. Seluruh responden sudah melaksanakan peni­ laian.

Novel Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, 4 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan agak benar, 1 orang menyatakan antara benar dan tidak, 11 orang menyatakan tidak benar, dan 7 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Responden yang melaksanakan penilaian baru 27 orang, berarti baru 79 %.

Sesudah perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan agak benar, 15 orang menyatakan tidak benar, 2 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 10 orang menyatakan tidak benar sama sekali.Seluruh responden sudah melaksanakan penilaian.

Novel Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan, 2 orang menyatakan benar sekali, 3 orang

menyatakan benar, 10 orang agak benar, 1 orang antara benar

dan tidak, 10 orang menyatakan tidak benar, dan 8 orang

menyatakan tidak benar sama sekali. Seluruh responden sudah

melaksanakan penilaian.

Sesudah perlakuan, 6 orang menyatakan benar sekali, 1 orang 235

menyatakan benar, 3 orang menyatakan agak benar, 2 orang menyatakan antara benar dan tidak, 6 orang menyatakan tidak benar, 1 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 15 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Seluruh responden sudah melaksanakan penilaian.

pernyataan nomor IZ

Tentang kredibilitas.

Peristiwa dalam novel-novel tersebut dapat dipercaya keberada­ annya.

Jumlah mahasiswa yang menjawab pernyataan tersebut, dengan me­ nyatakan kriteria seperti di bawah ini.

Novel Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan, 4 orang menyatakan benar sekali, 18 orang menyatakan agak benar, 2 orang menyatakan antara benar dan ti­ dak, dan 3 orang menyatakan tidak benar. Responden yang melak­ sanakan penilaian baru 27 orang, berarti baru 79%.

Sesudah perlakuan, 10 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar, 16 orang menyatakan agak benar, 3 orang menyatakan antara benar dan tidak, 3 orang menyatakan tidak benar, dan 1 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Seluruh responden sudah melaksanakan penilaian.

Novel Layar Terkembang 236

Sebeliun perlakuan, 8 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan benar, 13 orang menyatakan agak benar, dan 4 orang menyatakan tidak benar. Responden yang melaksanakan penilaian baru 29 orang, berarti baru 85%.

Sesudah perlakuan, 13 orang menyatakan benar sekali, 15 orang menyatakan agak benar, 2 orang menyatakan antara benar dan ti­ dak, dan 4 orang menyatakan tidak benar. Seluruh responden su­ dah memberi penilaian.

Novel Belenggu

Sebelum perlakuan, 14 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 16 orang agak benar, dan 1 orang tidak be­ nar. Seluruh responden sudah melaksanakan penilaian.

Sesudah perlakuan, 26 orang menyatakan benar sekali, l orang benar, 6 orang agak benar, dan 1 orang tidak benar. Seluruh responden sudah melaksanakan penilaian.

Novel Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, 9 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, 19 orang menyatakan agak benar, dan 1 orang menyatakan antara benar dan tidak. Responden yang melaksanakan penilaian baru 31 orang, berarti 91%.

Sesudah perlakuan, 22 orang menyatakan benar sekali, 2 orang menyatakan benar, dan 10 orang agak benar. Seluruh responden 237

Sesudah perlakuan, 20 orang menyatakan benar sekali, 1 orang menyatakan benar sekali, 9 orang menyatakan agak benar, 2 orang menyatakan tidak benar, dan 2 orang menyatakan tidak be­ nar sama sekali. Seluruh responden sudah melaksanakan peni­ laian.

Novel Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, 4 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan agak benar, 1 orang menyatakan antara benar dan tidak, 11 orang menyatakan tidak benar, dan 7 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Responden yang melaksanakan penilaian baru 27 orang, berarti baru 79 %.

Sesudah perlakuan, 3 orang menyatakan benar sekali, 4 orang menyatakan agak benar, 15 orang menyatakan tidak benar, 2 orang menyatakan sangat tidak benar, dan 10 orang menyatakan tidak benar sama sekali.Seluruh responden sudah melaksanakan penilaian.

Novel Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan, 2 orang menyatakan benar sekali, 3 orang menyatakan benar, 10 orang agak benar, 1 orang antara benar dan tidak, 10 orang menyatakan tidak benar, dan 8 orang menyatakan tidak benar sama sekali. Seluruh responden sudah melaksanakan penilaian.

Sesudah perlakuan, 6 orang menyatakan benar sekali, 1 orang 238

d) Pada NoyeJ. Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan 28 orang mampu menilai positif, dan 6 orang mampu menilai negatif. Sesudah perlakuan 33 orang mampu meni­

lai positif, dan l orang mampu menilai negatif. e) Pada Novel Rada f ampai Sore

Sebelum perlakuan 33 orang mampu menilai positif, 1 orang mampu menilai negatif. Sesudah perlakuan juga 33 orang mampu menilai positif, dan 1 orang mampu menilai negatif, tetapi dengan kriteria yang berlainan daripada sebelum perlakuan.

2) Penilaian penggunaan bahasa/gaya bahasa sangat baik dan jelas, pada novel: a) Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan 14 orang mampu menilai positif, 20 orang mampu menilai negatif. Sesudah perlakuan, 15 orang mampu menilai positif, dan 19 orang mampu menilai negatif. b) Layar rerJcempang-

Sebelum perlakuan 9 orang mampu menilai positif, dan 25 orang mampu menilai negatif. Sesudah perlakuan 17 orang mampu meni­ lai positif, dan 17 orang mampu menilai negatif. c) Belenggu

Sebelum perlakuan 22 orang mampu menilai positif, 12 orang me- lai negatif, dan sesudah perlakuan 22 orang mampu menilai po­ sitif, dan 12 orang mampu menilai negatif dengan kriteria yang berlainan dengan sebelum perlakuan. d) pi Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan 7 orang sudah mampu menilai positif, dan 28 239

orang mampu menilai negatif. Sesudah perlakuan 6 orang mampu menilai positif, dan 28 orang mampu menilai negatif,

e) Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan 1 orang menilai positif, 33 orang menilai negatif, dan sesudah perlakuan 14 orang menilai positif, 20 orang menjawab negatif.

3) Novel-novel di bawah ini sangat menarik minat saya untuk menganalisisnya. a) Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan 26 orang mampu menilai positif, dan 4 orang menilai negatif, dan 4 orang belum mampu menjawab. Pada sesu­ dah perlakuan 32 orang menjawab positif, 2 orang menjawab ne­ gatif . b) Layar Terkembang

Sebelum perlakuan, 30 orang mampu menilai positif, 1 orang menjawab negatif, 3 orang belum mampu menilai. Sesudah perla­ kuan 33 orang menjwab positif, dan 1 orang menjawab negatif. c) Belenggu

Sebelum perlakuan 34 orang menjawab positif. Sesudah perlakuan

34 orang menjawab positif dengan kriteria yang berbeda dengan d) pi ßawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan 32 orang menjawab positif, 1 orang menjawab negatif, dan 1 orang belum mampu menjawab. Sesudah perlakuan

34 orang menjwab positif. e) Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan 33 orang menjawab positif, l orang menjawab 240

negatif. Sesudah perlakuan 34 orang menjawab positif dengan kriteria yang berbeda dengan sebelumnya.

4) Struktur Unsur-unsur dalam novel-novel di bawah ini padat, jelas, dan koheren. a) Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan 1 orang menjawab positif, 24 orang menjawab negatif, dan 9 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 1 orang menjawab positif, 29 orang menjawab negatif, dan 4 orang belum mampu menjawab. b) ftayar Terkembang

Sebelum perlakuan 3 orang menjawab positif, 22 orang menjawab negatif, dan 9 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 33 orang menjawab negatif, dan 1 orang belum mampu menilai. c) Belenggu

Sebelum perlakuan 5 orang menjawab positif, 28 orang menjawab negatif, dan 1 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 3 orang menjawab positif, 31 orang menjawab negatif. d) Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, 2 orang menjawab positif, 21 orang menjawab negatif, dan 11 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 2 orang menjawab positif, 32 orang menjawab negatif. e) Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan 2 orang menjawab positif, 32 orang menjawab negatif. Sesudah perlakuan 2 orang menjawab positif, 32 orang menjawab negatif denga kriteria yang berbeda dengan sebelum perlakuan. 241

5) Ketegangan

Saya berkesimpulan novel-novel di bawah ini menegangkan a) Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan 17 orang menjawab positif, 13 orang menjawab negatif, dan 4 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 19 orang menjawab positif, 15 orang menjawab negatif. b) .Layar Terkembang

Sebelum perlakuan 11 orang menjawab positif, 18 orang menjawab negatif, dan 5 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 9 orang menjawab positif, 25 orang menjawab negatif. c) Belenggu

Sebelum perlakuan 25 orang menjawab positif, 8 orang menjwab negatif, dan 1 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan,

23 orang menjawab positif, 11 orang menjawab negatif. d) Dj Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan 11 orang menjawab positif, 17 orang menjawab negatif, dan 5 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 16 orang menjawab positif, dan 18 orang menjawab negatif. e) Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan 21 orang menjawab positif, 13 orang menjawab negatif. Sesudah perlakuan 23 orang menjawab positif, dan 11 orang menjawab negatif.

6) Tarikan Saya sangat tertarik oleh tokoh-tokoh dan cara penyelesaian jalan ceritanya novel-novel di bawah ini. a) Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan 20 orang menjawab positif, 7 orang menjawab negatif, dan 6 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 24 242

orang menjawab positif, dan 10 orang menjawab negatif.

b) .Layar Terkembang

Sebelum perlakuan 28 orang menjawab positif, 4 orang menjawab

negatif, dan 2 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 31

orang menjawab positif, dan 3 orang menjawab negatif.

c) Belenggu

Sebelum perlakuan 33 orang menjawab positif, dan 1 orang belum

mampu menilai. Sesudah perlakuan 32 orang menjawab positif, 2

orang menjawab negatif. d) Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan 26 orang menjawab positif, 4 orang menjawab negatif, dan 4 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 29 orang menjawab pisitif, dan 5 orang menjawab negatif. e) Badai sampai Sore

Sebelum pur|q{uq~0250»rq~w0}u~zqwqr0pssytyv<0tq~090*rqng men­

jawab negatif. Sesudah perlakuan 26 orang menjawab positif, dan 8 orang menjawab negatif.

7) Emosi

Novel-novel di bawah ini merangsang emosi sasya a) Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan 18 orang menjawab positif, 9 orang menjawab negatif, dan 7 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 29 orang menjawab positif, dan 5 orang menjawab negatif. b) Layar Terkembang

Sebelum perlakuan 25 orang menjawab positif, 7 orang menjawab negatif, dan 2 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 27 243

orang menjawab positif, dan 7 orang menjawab negatif. c) Belenggu

Sebelum perlakuan 33 orang menjawab positif, 1 orang menjawab negatif. Sesudah perlakuan 34 orang menjawab positif. d) Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan 25 orang menjawab positif, 5 orang menjawab negatif, dan 4 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 32 orang menjawab positif, dan 2 orang menjawab negatif. e) Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan 28 orang menjawab positif, 6 orang menjawab negatif. Sesudah perlakuan 30 orang menjawab positif, 4 orang menjawab negatif.

8) Tempo

Novel-novel di bawah ini berjalan dengan tempo yang cepat a) Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan 12 orang menjawab positif, 13 orang menjawab negatif, dan 9 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 18 orang menjawab positif, 13 orang menjawab negatif, dan 3 orang belum mampu memberi penilaian. b) Layar Terkembang

Sebelum perlakuan 12 orang menjawab positif, 11 orang menjawab negatif, 11 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 15 orang menjawab positif, 18 orang menjawab negatif, dan 1 orang belum mampu menilai. c) Belenggu

Sebelum perlakuan 15 orang menjawab positif, 17 orang menjawab 244

negatif, dan 2 orang belila mampu menilai. Sesudah perlakuan 16 orang menjawab positif, dan 18 orang menjawab negatif. d) Di Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan 9 orang menjawab positif, 16 orang menjawab negatif, dan 9 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 9 orang menjawab positif, dan 25 orang menjawab negatif. e) Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan 4 orang menjawab positif, 30 orang menjawab negatif. Sesudah perlakuan 1 orang menjawab positif, dan 33 orang menjawab negatif.

9) Orisinalitas Novel-novel di bawah ini menghendaki saya menggunakan pers­ pektif baru atau perspektif yang berbeda dalam analisisnya. a) flzßb.-däf) Sengsara

Sebelum perlakuan 13 orang menjawab positif, 10 orang menjawab negatif. Sesudah perlakuan 19 orang menjawab positif, 12 orang menjawab negatif, dan 3 orang masih belum mampu menilai. b) Layar Terkembang

Sebelum perlakuan 10 orang menjawab positif, 3 orang menjawab negatif, dan 21 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan

26 orang menjawab positif, 5 orang menjawab negatif, dan 3 orang belum mampu menilai. c) Belenggu

Sebelum perlakuan 26 orang menjawab positif, 6 orang menjawab negatif, dan 2 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 34 orang menjawab positif. d) Di Bawah Lindungan Kabah 245

Sebelum perlakuan 12 orang menjawab positif, 13 orang menjawab negatif, dan 9 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 25 orang orang menjawab positif, dan 9 orang menjawab negatif.

e) B£daiimsampai Sore

Sebelum perlakuan 21 orang menjawab positif, 11 orang menjawab negatif, dan 2 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 27 orang menjawab positif, dan 7 orang menjawab negatif.

10) Tema Novel-novel di bawah ini memperlihatkan satu tema atau pe­ mikiran yang dengan jelas dikembangkan dalam perkembang­ an ceritanya. a) Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan 24 orang menjawab positif, 3 orang menjawab negatif, dan 7 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan

32 orang menjawab positif, dan 2 orang menjawab negatif. b) Layar Terkembang

Sebelum perlakuan 29 orang menjawab positif, 1 orang menjawab negatif, dan 4 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 34 orang menjawab positif. c) Belenggu

Sebelum perlakuan 33 orang menjawab positif, 1 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 33 orang menjawab positif dengan kriteria yang berbeda, 1 orang menjawab negatif. d) El Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan, 28 orang menjawab positif, 6 orang belum mampu manilai. Sesudah perlakuan 33 orang menjawab positif dan l orang menjawab negatif. 246

e) Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan 29 orang menjawab positif, 5 orang menjawab negatif. Sesudah perlakuan 27 orang menjawab positif, dan 7 orang menjawab negatif.

11) Plot

Novel-novel di bawah ini memiliki alur/plot maju dan jelas a) Azab dan Sengsara

Sebelum perlakuan 18 Orang menjawab positif, 7 orang menjawab negatif, dan 9 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan

26 orang menjawab positif, 8 orang menjawab negatif. b) Layar Terkembang

Sebelum perlakuan 23 orang menjawab positif, 2 orang menjawab negatif, dan 9 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan

31 orang menjawab positif, 3 orang menjawab negatif. c) Belenggu

Sebelum perlakuan 26 orang menjawab positif, 7 orang menjawab negatif, dan 1 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan

30 orang menjawab positif, 4 orang menjawab negatif. d) fii Bawah Lindungan Kabah

Sebelum perlakuan 8 orang menjawab positif, 19 orang menjawab negatif, dan 7 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 7 orang menjawab positif, 27 orang menjawab negatif. e) Badai sa$ip$i Sore

Sebelum perlakuan 15 orang menjawab positif, 19 orang menjawab negatif. Sesudah perlakuan 10 orang menjawab positif, 24 orang menjawab negatif. 247

12) Dapat dipercaya keberadaannya Peristiwa dalam novel-novel di bawah ini dapat dipercaya keberadaannya. a) Azab Sengsara

Sebelum perlakuan 22 orang menjawab positif, 5 orang menjawab negatif, dan 7 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan

27 orang menjawab positif, 7 orang menjawab negatif. b) itayar Terkembang

Sebelum perlakuan 25 orang menjawab positif, 4 orang menjawab negatif, dan 5 orang belum mampu menilai. Sesudah perlakuan 28 orang menjawab positif, 6 orang menjawab negatif. c) Belenggu

Sebelum perlakuan 33 orang menjawab positif, 1 orang menjawab negatif. Sesudah perlakuan 33 orang menjawab positif dengan berbeda kriteria dari sebelumnya, 1 orang menjawab negatif. d) QL Bawa}} lindungan kabaft

Sebelum perlakuan 30 orang menjawab positif, 1 orang menjawab negatif, dan 3 orang belum mampu menilai, sesudah perlakuan 34 orang menjawab positif. e) Badai sampai Sore

Sebelum perlakuan 30 orang menjawab positif, 4 orang menjawab negatif. Sesudah perlakuan 32 orang menjawab positif, 2 orang

Rangkuman hasil analisis di atas ditabulasikan pada tabel

IV.17 di bawah ini, agar dengan mudah dapat melihat keadaan keseluruhan hasil analisis tersebut. 248

TABEL IV.17 SEBARAN JUMLAH RESPONDEN YANG MAMPU MENILAI UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL AZAB DAN SENGSARA, LAYAR TERKEMBANG, BELENGGU, DI BAWAH LINDUNGAN KABAH, DAN BADAI SAMPAI SORE

UNSOR\S£B/SES SEBELO» PERLAKU N SESUDAH PERI BUSUR \B0VEL 1 dan S 1,-TFKl& BLKGG P.t-K. BDsfl AdanS L TRICR G BELENGGU P L.K , BOsS IHTRIHSIRNfiH/BHH m BH BH * RH HH RH BK BH PH BH RH fflR H + - + - t - + - f - + - + - + - t - +

1. Penokohan 26 1 7 31 2 1 34 - - 28 3 3 33 1 - 34 - 33 1 _ 34 _ _ 33 1 33 1 _ 2. Pengg. Bahasa 14 9 U 9 16 9 22 12 - 7 19 8 1 33 - 15 19 - 17 17 - 22 12 - 6 28 - 14 20 - 3. H i n a t 26 4 4 30 1 3 34 - - 32 1 1 33 1 - 32 2 - 33 1 - 34 - - 34 - - 34 - - 4. Struktur 1 24 9 3 22 9 5 28 1 2 21 11 2 32 - 1 29 4 - 33 1 3 31 - 2 32 - 2 32 - 5. Ketegangan 17 13 4 11 18 5 25 8 1 11 17 6 21 13 - 19 15 - 9 25 - 23 11 - 16 18 - 23 11 - 6. Ke»enarikan 20 7 7 28 4 2 33 - 1 26 4 4 25 9 - 24 10 - 31 3 - 32 2 - 29 5 - 26 8 - 7. E i o s i 18 9 7 25 7 2 33 1 - 25 5 4 28 6 - 29 5 - 27 7 - 34 - - 32 2 - 30 4 - 8. T e i p o 12 13 9 12 11 11 15 17 2 9 16 9 4 30 - 18 13 3 15 18 1 16 18 - 6 28 - 2 32 - 9. Orsinalitas 13 10 11 10 3 21 26 6 2 12 13 9 21 11 2 19 12 3 26 5 3 34 - - 25 9 - 27 7 - 10. T e • a 24 3 7 29 1 4 33 - 1 28 - 6 29 5 - 32 2 - 34 - - 33 1 - 33 1 - 27 7 - 11. P 1 0 t 18 7 9 23 2 9 26 7 1 8 19 7 15 19 - 26 8 - 31 3 - 30 4 - 7 27 - 10 24 - 12. Kredibilitas 22 5 7 25 4 5 33 1 - 30 1 3 30 4 - 27 7 - 28 6 - 33 1 - 34 - - 32 2 - Catatan: SEB/SES = Sebelui/Sesudah, HPH/BHH = Kaipu Menilai/Belia Kaipu Menilai, A dan S = Azab dan Sengsara L.TRKBG = Layar Terkeibang, D.L.K.= Di Bawah lindungan Kabah, BDsSR = Badai sapai Sore. b. Pemahaman Karya Sastra

Karya sastra yang dianalisis pada bagian ini adalah hasil pilihan mahasiswa dari beberapa novel yang ditawarkan oleh do­ sen. Adapun novel-novel tersebut yaitu: Atheis, Layar Terkem- bang, dan Keberangkatan. Pada novel-novel tersebut di­ laksanakan pretes, kemudian didiskusikan dalam kelompok, kemu­ dian didiskusikan dalam diskusi kelas. Setelah diskusi kelas, baru dilaksanakan postes.

Bagian ini pun sama dengan bagian penilaian, yaitu dida­ hului dengan penyajian tabel, untuk kemudahan melihat keselu­ ruhan data pemahaman karya sastra yang terjaring dalam peneli­ tian ini.

Unsur-unsur intrinsik yang dianalisis pada novel-novel 249

tersebut adalah: Judul, tokoh, pengarang dengan angkatannya, tema, latar, dan amanat.

Adapun pembobotannya tiap pernyataan adalah 5 untuk ja­ waban yang tepat sekali, 4 untuk yang tepat, 3 untuk jawaban yang agak tepat, 2 untuk jawaban yang kurang tepat. Jawaban responden secara keseluruhan tersaji pada tabel IV.18 di bawah ini. TABEL IV.18 SEBARAN RESPONDEN YANG MENDAPAT SKOR PEMAHAMAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL-NOVEL ATHEIS, LAYAR TERKEMBANG, DAN KEBERANGKATAN SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN

NAMA-NAMA UNSUR-UN SEBELUM PERLAKUAN _SESUMH PERLAKUAN NOVEL SUR IN­ S K 0 R S K 0 R TRINSIK 5 4 3 2 f % 5 4 3 2 f %

2 2 3 4

A.atheis 1.Judul 3 9 10 12 34 100 14 19 1 _ 34 100 2.Ang.Pen 2 6 13 13 34 100 5 21 - 8 34 100 3.Latar - 3 15 16 34 100 2 20 - 12 34 100 4.Tokoh - 7 13 14 34 100 1 16 15 2 34 100 5.Tema - 4 13 17 34 100 - 17 12 5 34 100 6.Amanat - 5 15 13 33 97 - 9 21 4 34 100

B.L.Terkembang 1.Judul 4 13 17 - 34 100 12 15 7 _ 34 100 2.Ang.Pen - 9 23 - 32 94 6 17 10 1 34 100 3.Latar - 9 16 6 31 91 4 17 12 1 34 100 4.Tokoh 1 6 22 5 34 100 4 16 13 1 34 100 5.Tema - 4 26 3 33 97 1 20 13 - 34 100 6.Amanat - 3 23 5 31 91 1 24 9 - 34 100 C.Keberangkatan 1.Judul 1 5 26 2 34 100 3 10 20 1 34 100 2.Ang.Pen - 4 21 1 26 77 2 11 14 2 29 85 3. Latar - 4 23 3 30 88 - 12 21 - 33 97 4.Tokoh - 3 23 4 30 88 - 10 20 - 30 88 5.Tema - 7 17 2 26 77 2 8 21 2 33 97 6.Amanat - 3 23 6 32 94 1 10 18 1 30 88

Catatan: Ang. - Angkatan, Pen. = Penulis atau pengarang.

Gambaran yang terlihat pada tabel IV.18 di atas, menun­ jukkan bahwa penganalisisan unsur intrinsik pada novel-novel 250

tersebut terurai seperti pada halaman berikut.

1) Pemahaman judul

Novel Atheis

Sebelum perlakuan, 3 orang menjawab tepat sekali, 9 orang men­ jawab tepat, 10 orang menjawab agak tepat, dan 12 orang masih menjawab salah. Sesudah perlakuan, yang menjawab tepat sekali

14 orang, menjawab tepat 19 orang, dan yang menjawab agak te­ pat hanya 1 orang. Kadaan ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan sebelum perlakuan.

Novel Layar Terkembang,

Sebelum perlakuan, 4 orang menjawab tepat sekali, 13 orang menjawab tepat, 17 orang menjawab agak tepat, dan tidak ada yang menjawab salah. Sesudah perlakuan, 12 orang menjawab te­ pat sekali, 15 orang menjawab tepat, dan 7 orang yang menjawab agak tepat. Keadaan ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah responden yang beralih kepada nilai yang lebih tinggi.

Novel Keberangkatan,

Sebelum perlakuan, 1 orang menjawab tepat sekali, 5 orang men­ jawab tepat, 26 orang menjawab agak tepat, dan 2 orang menja­ wab salah. Sesudah perlakuan, 3 orang menjawab tepat sekali,

10 orang menjawab tepat, 15 orang menjawab agak tepat, dan masih ada l orang yang menjawab salah. 251

2) Pemahaman Angkatan dan Pengarang,

Novel Atheis

Sebelum perlakuan, 2 orang menjawab tepat sekali, 6 orang men­

jawab tepat, 13 orang menjawab agak tepat, 13 orang masih men­

jawab salah. Sesudah perlakuan, 5 orang menjawab tepat sekali,

21 orang menjawab tepat, dan 8 orang masih menjawab salah.

Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan, 9 orang menjawab tepat, dan 23 orang menja­ wab salah, 2 orang tidak mengisi jawaban. Sesudah peria- kuan,

6 orang menjawab tepat sekali, 17 orang menjawab tepat, 10 orang menjawab agak tepat, dan 1 orang masih menjawab salah.

Novel Keberangkatan

Sebelum perlakuan, 4 orang menjawab tepat, 21 orang menjawab cukup, 1 orang menjawab salah, dan 8 orang tidak mengisi ja­ waban. Sesudah perlakuan, 2 orang menjawab tepat sekali, 11 orang menjawab tepat, 14 orang menjawab agak tepat, 2 orang masih menjawab salah, dan 5 orang tidak mengisi jawaban.

3) Pemahaman Latar

Novel Atheis

Sebelum perlakuan, 3 orang menjawab tepat, 15 orang menjawab agak tepat, dan 16 orang masih menjawab salah. Sesudah 252

perlakuan, 2 orang menjawab tepat sekali, 20 orang menjawab tepat, dan 12 orang masih menjawab salah.

Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan, 9 orang menjawab tepat, 16 orang agak te­ pat, 6 orang menjawab kurang tepat, dan 3 orang tidak mengisi

jawaban. Sesudah perlakuan, 4 orang menjawab tepat sekali, 17 orang menjawab tepat, 12 orang menjawab agak tepat, dan 1 orang masih menjawab salah.

Novel Keberangkatan

Sebelum perlakuan, 4 orang menjawab tepat, 23 orang menjawab agak tepat, 3 orang masih menjawab salah, dan 4 orang tidak mengisi jawaban. Sesudah perlakuan, 12 orang menjawab tepat,

21 arang menjawab agak tepat, dan 1 orang tidak mengiai

jawaban.

4) Pemahaman Tokoh

Novel Atheis

Sebelum perlakuan, 7 orang menjawab tepat, 13 orang menjawab agak tepat, dan 14 orang masih menjawab salah. Sesudah perla­ kuan, 1 orang menjawab tepat sekali, 16 orang menjawab tepat,

15 orang menjawab agak tepat, dan 2 orang menjawab salah.

Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan, 1 orang menjawab tepat sekali, 6 orang men- 253

jawab tepat, 22 orang menjawab agak tepat, dan 5 orang masih

menjawab salah. Sesudah perlakuan, 4 orang menjawab tepat se­

kali, 16 orang menjawab tepat, 13 orang menjawab agak tepat,

dan l orang masih menjawab salah.

Novel Keberangkatan

Sebelum perlakuan, 3 orang menjawab tepat, 23 orang menjawab

agak tepat, 4 orang menjawab salah, dan 4 orang tidak mengisi

jawaban. Sesudah perlakuan, 10 orang menjawab tepat, 20 orang

menjawab agak tepat, dan 4 orang tidak mengisi jawaban.

5) Pemahaman Tepta

Novel Atheis

Sebelum perlakuan, 4 orang menjawab tepat, 13 orang menjawab

agak tepat, 17 orang masih menjawab salah. Sesudah perlakuan

17 orang menjawab tepat, 12 orang menjawab agak tepat, dan 5

orang masih menjawab salah.

Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan, 4 orang menjawab tepat, 26 orang menjawab

agak tepat, 3 orang menjawab salah, dan 1 orang tidak mengisi

jawaban. Sesudah perlakuan, 1 orang menjawab tepat sekali, 20

orang menjawab tepat, dan 13 orang menjawab agak tepat.

Novel Keberangkatan 254

Sebelum perlakuan, 7 orang menjawab tepat, 17 orang menjawab agak tepat, 2 orang menjawab salah, dan 8 orang tidak mengisi

jawaban. Sesudah perlakuan, 2 orang menjawab tepat sekali, 8 orang menjawab tepat, 21 orang menjawab agak tepat, 2 orang masih menjawab salah, dan 1 orang tidak mengisi jawaban.

6) Pemahaman Amanat

Novel Atheis

Sebelum perlakuan, 5 orang menjawab tepat, 15 orang menjawab agak tepat, 13 orang menjawab salah, dan 1 orang tidak mengisi jawaban. Sesudah perlakuan, 9 orang menjawab tepat, 21 orang menjawab agak tepat, dan 4 orang menjawab salah.

Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan, 3 orang menjawab tepat, 23 orang menjawab agak tepat, 5 orang menjawab salah, dan 3 orang tidak mengisi jawaban. Sesudah perlakuan, 1 orang menjawab tepat sekali, 24 orang menjawab tepat, dan 9 orang menjawab agak tepat.

Novel Keberangkatan

Sebelum perlakuan, 3 orang menjawab tepat, 23 orang menjawab agak tepat, 6 orang menjawab salah, dan 2 orang tidak mengisi jawaban. Sesudah perlakuan, 1 orang menjawab tepat sekali, 10 orang menjawab tepat, 18 orang menjawab agak tepat, dan l orang masih menjawab salah, serta 4 orang tidak mengisi jawaban.

Rangkuman Hasil Analisis Pemahaman Karya Sastra 255

1) Pemahaman menyebutkan judul teks wacana karya sastra

a) Pada Novel Atheis

Sebelum perlakuan 12 orang yang mampu, 10 orang agak mampu,

12 orang yang belum mampu, dan sesudah perlakuan 33 orang yang mampu, 1 orang yang agak mampu.

b) Pada Novel Layar Terkembang;

Sebelum perlakuan 17 orang yang mampu, 17 orang yang agak mampu, dan sesudah perlakuan 27 orang yang mampu, dan 7 orang

yang agak mampu.

c) Pada Novel Keberangkatan

Sebelum perlakuan 6 orang yang mampu, 26 orang yang agak mampu, dan 2 orang yang belum mampu. Sesudah perlakuan 13 orang yang mampu, 20 orang agak mampu, dan 1 orang yang belum mampu.

2) Pemahaman menyebutkan Angkatan dan pengarang teks wacana karya sastra

a) Pada Novel Atheis

Sebelum perlakuan 8 orang yang sudah mampu, 13 orang agak mampu, dan 13 orang yang belum mampu. Sesudah perlakuan 26 orang yang mampu, 8 orang yang belum mampu. b) Pada Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan 9 orang yang mampu, 23 orang agak mampu, dan 2 orang yang belum mampu. Sesudah perlakuan 23 orang yang mampu, 10 orang agak mampu, dan 1 orang belum mampu. 256

c) Pada Novel Keberangkatan

Sebelum perlakuan 4 orang yang mampu, 21 orang yang agak mampu, 9 orang yang belum mampu, dan sesudah perlakuan 13 orang yang mampu, 14 orang yang agak mampu, dan 7 orang yang belum mampu.

3) Pemahaman menyebutkan latar teks wacana karya sastra

a) Pada Novel Atheis

Sebelum perlakuan 3 orang yang mampu, 15 orang yang agak mampu, dan 16 orang yang belum mampu, sesudah perlakuan 22 orang yang mampu, 12 orang yang belum mampu. b) pada Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan 9 orang yang mampu, 16 orang agak mampu, dan 9 orang yang belum mampu. Sesudah perlakuan 21 orang yang mampu, 12 orang agak mampu, dan 1 orang yang belum mampu. c) Pada Novel Keberangkatan

Sebelum perlakuan 4 orang yang mampu, 23 orang agak mampu, dan 7 orang yang belum mampu, sesudah perlakuan 12 orang yang mampu, 21 orang aggak mampu, dan 1 orang yang belum mampu.

4) Pemahaman menyebutkan dan menganalisis tokoh teks wacana karya sastra. a) Pada Novel Atheis

Sebelum perlakuan 7 orang mampu, 13 orang agak mampu, dan 14 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 17 orang mampu, 15 orang agak mampu, dan 2 orang belum mampu. 257

b) Pada Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan 7 orang mampu, 22 orang agak mampu, 5 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 20 orang mampu, 13 orang agak mampu, dan 1 orang belum mampu. c) Pada Novel Keberangkatan

Sebelum perlakuan 3 orang mampu, 23 orang agak mampu, dan 8 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 10 orang mampu, 20 orang agak mampu, dan 4 orang belum mampu.

5) Pemahaman 'terhadap tema teks wacana karya sastra

a) Pada Novel Atheis

Sebelum perlakuan 4 orang mampu, 13 orang agak mampu, dan

17 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 17 orang mampu, 12 orang agak mampu, dan 5 orang belum mampu. b) Pada Novel Layar Terkembang

Sebelum perlakuan 4 orang mampu, 26 orang agak mampu, dan 4 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 21 orang mampu, 13 orang agak mampu. c) Sebelum perlakuan 7 orang mampu, 17 orang agak mampu, dan

10 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 10 orang mampu, 21 orang agak mampu, dan 3 orang belum mampu.

6) Pemahaman terhadap amanat teks wacana karya sastra a) Pada Novel Atheis

Sebelum perlakuan 5 orang mampu, 15 orang agak mampu, dan

14 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 9 orang mampu, 21 258

orang agak mampu, dan 4 orang belum mampu. b) Pada NoyeJL Layar Terkembang

Sebelum perlakuan 3 orang mampu, 23 orang agak mampu, dan 8 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 25 orang mampu, 9 orang agak mampu. c) Pada Novel Keberangkatan

Sebelum perlakuan 3 orang mampu, 23 orang agak mampu, dan 8 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 11 orang mampu, 18 orang agak mampu, dan 5 orang belum mampu.

Rangkuman hasil analisis di atas dapat menunjukkan keada­ an/sebaran jumlah responden yang memahami unsur-unsur intrin­ sik ketiga novel tersebut. Untuk jelasnya rangkuman hasil ana­ lisis di atas ditabulasikan pada tabel IV.19 di bawah ini.

TABEL IV.19 SEBARAN JUMLAH RESPONDEN YANG MAMPU MEMAHAMI UNSUR-UNSUR INTRINSIK PADA NOVEL ATHEIS, LAYAR TERKEMBANG, DAN KEBERANGKATAN

UNSURK SEB./SES £EBE]LU M PERLAKUAN SESUD,\ H PERLAKUAN UNSUR \,NOVEL flTff r.JS TfrT ATJf ZIS h,T 'CP INTRINSIK N^P/BM MP BM MP BM MP BM MP BM MP BM MP BM

1. Judul 12 22 17 17 6 28 33 1 27 7 13 21 2. Angkatan/Pen. 8 26 9 25 4 30 26 8 23 11 13 21 3. Latar 3 31 9 25 4 30 22 12 21 13 12 22 4. Tokoh 7 27 7 27 3 31 17 17 20 14 10 20 5. Tema 4 30 4 30 7 27 17 17 21 13 10 24 6. Amanat 5 29 3 31 3 31 9 25 25 9 11 23

Catatan: SEB = Sebelum, SES = Sesudah, MP. = Manpu, BM = Be­ lum mampu, L.TRKB = Layar Terkembang, KBRKT = Kebe­ rangkatan .

Keadaan pada tabel IV.19 di atas menunjukkan bahwa pada sesudah perlakuan jumlah responden yang berkemampuan pemahaman 259

pada unsur-unsur intrinsik ketiga novel tersebut mengalami perubahan. Pada novel Atheis sesudah perlakuan, pemahaman terhadap judul, angkatan, latar, tokoh, dan tema dapat disebut seimbang, hanya pada amanat yang masih menduduki posisi yang paling kecil jumlah respondennya. Pada novel Layar Terkembang sudah lebih dari 20 orang resppnden yang berkemampuan memahami keenam unsur intrinsik itu. Pada novel Keberangkatan terlihat jumlah responden yang berkemampuan memahami keenam unsur in­ trinsiknya masih kurang dari 50%.

c. Pemaknaan Karya Sastra

Pemaknaan karya sastra merupakan bagian dari meresepsi karya sastra, karena itu menganalisis bagian ini pun, sama seperti halnya dengan bagian penilaian dan pemahaman, yaitu dimulai dengan menampilkan tabel nilai pemaknaan sebelum dan sesudah perlakuan.

Adapun karya sastra yang dijadikan objek pemaknaan ini adalah puisi Priangan Si Jelita karya Ramadhan K.H. Pisaupi karya Sutardji Calzoum Bachri.

Unsur-unsur yang dianalisis pada Priangan Si Jelita ada­ lah makna bagian, makna utuh, tentang pengarang, tentang latar belakang pengarang mengarang puisi itu, dan membuat parifrase puisi tersebut.

Unsur-unsur yang dianalisis pada Pisaupi adalah tentang: keterkaitan genre puisi itu dengan mantera, keterkaitan puisi itu dengan keabsurditasan, kaidah kebahasaan pada puisi itu, 260

makna utuh dari puisi itu.

Pendekatan yang digunakan dalam menemukan lapisan makna kedua puisi ini adalah pendekatan analitis dan pendekatan his­ toris dalam menelusuri latar belakang pemunculan puisi-puisi itu. Pemaknaannya pun bersifat subjektif, tetapi untuk pembo­ botannya mengacu kepada uraian Djoko Pradopo (1995: 152) dan

Ajip Rosidi (1968: 150).

Pembobotannya ditentukan sebagai berikut: 5 untuk yang tepat sekali, 4 untuk yang tepat, 3 untuk yang agak tepat, dan

2 untuk yang kurang tepat atau salah.

Berdasarkan pembobotan di atas, maka jumlah responden yang mendapat nilai tertentu pemaknaan karya sastra tersebut disusun pada tabel IV.19 di bawah ini.

TABEL IV.20 SEBARAN RESPONDEN YANG MENDAPAT SKOR PEMAKNAAN PUISI PRIANGAN SI JELITA DAN PISAOPI SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN

NAMA-NAMA UNSUR-UNSUR SEBELUM .BERLAKUAN SESUDAH PERLAKUAN PUISI INTRINSIK S K 0 R S KOR 5 4 3 2 f % 5 4 3 2 f %

k.Priangan 1.Makna bagian 2 8 18 6 34 100 4 12 16 2 34 100 Si Jelita 2.Makna utuh 2 6 12 11 31 91 5 11 14 3 33 97 3.Angkatan/Pen 2 5 17 9 33 97 3 14 14 3 34 100 4.L.B.M.Puisi 2 5 18 6 31 91 3 14 15 - 32 94 5.Pari frase 2 3 24 4 33 97 3 11 18 2 34 100

B.Pisaupi 1.Genre 2 11 17 3 33 97 14 17 1 2 34 100 2.H.G.& Mantra 1 13 15 4 33 97 14 17 1 2 34 100 3.Kebahasaan 1 16 11 5 33 97 14 17 1 1 33 97 4.Keabsurdi- 1 17 11 4 33 97 18 12 3 1 34 100 tasan 5.Makna utuh 2 15 13 2 32 94 16 13 5 - 34 100 Catatan: L.B.M. Puisi = Latar belakang munculnya puisi, Pen. = Penulis H.G. & Mantra = Hubungan Genre Pisaupi dengan mantra

Gambaran pada tabel IV.19 itu dapat diuraikan seperti di 261

bawah ini.

1) Analisis dan Pemaknaan Priangan si Jelita

(1) Makna Bagian

Sebelum perlakuan, 2 orang menjawab tepat sekali, 8 orang men­ jawab tepat, 18 orang menjawab agak tepat, dan 6 orang masih kurang tepat mengerjakannya. Sesudah perlakuan, 4 orang men­ jawab tepat sekali, 12 orang menjawab tepat, 16 orang menjawab agak tepat, dan 2 orang masih salah.

(2) Makna Utuh

Sebelum perlakuan, 2 orang menjawab tepat sekali, 6 orang men­ jawab tepat, 12 orang menjawab agak tepat, dan 11 orang masih menjawab salah, serta yang tidak menjawab ada 3 orang. Sesudah perlakuan, 5 orang menjawab tepat sekali, 11 orang menjawab tepat, 14 orang agak tepat, 3 orang masih salah, dan 1 orang tidak menjawab.

(3) Angkatan dan Pengarang puisi jtu

Sebelum perlakuan 2 orang menjawab tepat sekali, 5 orang men­ jawab tepat, 12 orang menjawab agak tepat, 9 orang msih menjawab salah, dan 1 orang tidak menjawab. Sesudah perlakuan,

3 orang menjawab tepat sekali, 14 orang mewnjawab tepat, 14 orang menjawab agak tepat, dan 3 orang menjawab kurang tepat. 262

(4) Latar Belakang Munculnya Puisjj. itu

Sebelum perlakuan, 2 orang menjawab tepat sekali, 5 orang

menjawab tepat, 18 orang menjawab agak tepat, 6 orang masih

kurang tepat, dan sebanyak 3 orang tidak memberi jawaban. Se­

sudah perlakuan, 3 orang menjawab tepat sekali, 14 orang men jawab tepat, 15 orang menjawab agak tepat, dan 2 orang

responden tidak memberi jawaban.

(5) pembuatan Parifrase

Sebelum perlakuan, 2 orang yang mengerjakannya tepat sekali, 3 orang mengerjakan tepat, 24 orang mengerjakan hampir tepat, 4 orang masih salah, dan satu orang tidak memberi jawaban.

Sesudah perlakuan, 3 orang mengerjakannya tepat sekali, 11 orang menjawab tepat, 18 orang menjawab agak tepat, dan 2 orang masih salah.

2) Analisis dan Pemaknaan Puisi Pisaupi

(1) papatKah puisi Sutardjj (Pisaupi} digolongkan genre baru

Sebelum perlakuan, 2 orang menjawab tepat sekali, 11 orang menjawab tepat, 7 orang menjawab agak tepat, 3 orang masih ku­ rang tepat, dan 1 orang tidak memberi jawaban. Sesudah perla­ kuan, 14 orang menjawab tepat sekali, 17 orang tepat, 1 orang agak tepat, dan 2 orang masih salah.

(2) Hubungan puisj. modern dengan mantera 263

Sebelum perlakuan, 1 orang menjawab tepat sekali, 13 orang menjawab tepat, 15 orang menjawab agak tepat, 4 orang masih kurang tepat, dan tidak menjawab l orang. Sesudah perlakuan,

14 orang men jawab tepat sekali, 17 orang menjawab tepat, 1 orang menjawab agak tepat, dan 2 orang masih kurang tepat.

(3) berdasarkan kaidah kebahasaan/kesastraan sahkah puisi itu.

Sebelum perlakuan, 1 orang menjawab tepat sekali, 16 orang menjawab tepat, 11 orang menjawab agak tepat, 5 orang masih kurang tepat, dan l orang tidak memberi jawaban. Sesudah perlakuan, 14 orang menjawab tepat sekali, 17 orang menjawab tepat, 1 orang agak tepat, 1 orang masih kurang tepat, dan 1 orang tidak memberi jawaban.

(4) Dapatkah puisi Pisaupi dikategorikan puisi yang absurditas

Sebelum perlakuan, 1 orang menjawab tepat sekali, 17 orang menjawab tepat, 11 orang agak tepat, 4 orang masih kurang tepat, dan 1 orang tidak memberi jawaban. Sesudah perlakuan,

18 orang menjawab tepat sekali, 12 orang menjawab tepat, 3 orang menjawab agak tepat, dan 1 orang masih kurang tepat.

(5) Sebutkan makna puisi iiu segara garis besar

Sebelum perlakuan, 2 orang menjawab tepat sekali, 15 orang menjawab tepat, 13 orang menjawab agak tepat, 2 orang masih kurang tepat, dan 2 orang tidak memberikan jawaban. Sesudah 264

perlakuan, 16 orang menjawab tepat sekali, 13 orang menjaeab tepat, 5 orang menjawab agak tepat.

Rangkuman Hasil Analisis Pemaknaan Karya Sastra

1) Pemaknaan pada puisi yang berjudul Prtangan si Jelita a) Makna bagian

Sebelum perlakuan 10 orang sudah mampu memaknai, 18 orang agak mampu, sedangkan yang 6 orang belum mampu. Sesudah perlakuan,

16 orang sudah mampu, 16 orang agak mampu, dan 2 orang masih belum mampu. b) Makna utuh

Sebelum perlakuan 8 orang sudah mampu, 12 orang agak mampu, 14 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 16 orang sudah mampu, 14 orang agak mampu, dan 4 orang belum mampu. c) Angkatan £an pengarang

Sebelum perlakuan 7 orang sudah mampu, 17 orang agak mampu, dan 10 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 17 orang sudah mampu, 14 orang agak mampu, 3 orang masih belum mampu. d) Latar belakang munculnya puisi

Sebelum perlakuan 7 orang sudah mampu, 18 orang agak mampu, dan 9 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 17 orang sudah mampu, 15 orang agak mampu, dan 2 orang belum mampu.

e) Penyusunan parifrase

Sebelum perlakuan 5 orang sudah mampu, 24 orang agak mampu. 265

dan 5 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 14 orang sudah mam­ pu, 18 orang agak mampu, 2 orang belum mampu.

2) Pemaknaan puisi Pisaupi a) Genre

Sebelum perlakuan 13 orang yang sudah mampu, 17 orang yang agak mampu, 4 orang yang belum mampu. Sesudah perlakuan 31 orang yang sudah mampu memaknai puisi itu, 1 orang agak mampu, dan 2 orang belum mampu. b) Hubungan genre dengan mantra

Sebelum perlakuan 13 orang sudah mampu, 17 orang agak mampu, dan 4 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 31 orang sudah mam­ pu, 1 orang agak mampu, dan 2 orang belum mampu. c) Kebahasaan

Sebelum perlakuan 17 orang sudah mampu, 11 orang agak mampu, dan 6 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 31 orang sudah mam­ pu 1 orang agak mampu, dan 2 orang belum mampu. d) Keabsurditasan

Sebelum perlakuan 18 orang sudah mampu, 11 orang agak mampu, dan 5 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 30 orang sudah mam­ pu, 3 orang agak mampu, dan 1 orang belum mampu. e) Makna utuh

Sebelum perlakuan 17 orang sudah mampu, 13 orang agak mampu, dan 4 orang belum mampu. Sesudah perlakuan 29 orang sudah mam­ pu memaknai, dan 5 orang agak mampu. 266

Rangkuman hasil analisis ini disajikan pada tabel IV.21

di bawah ini, tiada lain agar dapat melihat keadaan tersebut

secara keseluruhan dengan mudah. Adapun pembahasannya akan dikemukakan pada bab V dalam laporan ini.

TABEL IV.21 SEBARAN JUMLAH RESPONDEN YANG MAMPU, AGAK MAMPU, DAN BELUM MAMPU MEMAKNAI PUISI PRIANGAN SI JELITA DAN PISAUPI

UNSUR- \ SEB/SES SEBELUM PERLAKUAN SESUDAH P flRTAKUAN UNSUR \ PUISI PISAUI °T r.SJLT P TSWPI INTRINSIK\M/AM/BM M AM BM M AM BM M AM BM M AM BM

1.Makna bagian 10 18 6 16 16 2 2.Makna utuh 8 12 14 16 14 4 3.Angkatan/Pen. 7 17 10 17 14 3 4.L.B.M.Puisi 7 18 9 17 15 2 5.Parifrase 5 24 5 14 18 2

1. Genre 13 17 4 31 1 2 2.H.G.& Mantra 14 15 5 31 1 2 3.Kebahasaan 17 11 6 31 1 2 4.Keabsurditasan 18 11 5 30 3 1 5.Makna utuh 17 13 4 29 5 —

Catatan: SEB/SES = Sebelum/Sesudah, M/AM/BM = Mampu/Agak Mampu/Belum Mampu, PRI.SJLT = Priangan Si Jelita

2. Tingkat Kemampuan Apresiasi Sastra

Analisis aspek kisi-kisi kemampuan apresiasi sastra ini berdasarkan pada aspek-aspek yang telah ditentukan dalam kisi- kisi, yaitu: (1) pengenalan. (2) pemahaman. (3) penilaian.

Adapun kriteria yang digunakan untuk menganalisis aspek kemam­

puan apresiasi ini adalah berdasarkan skor yang diperoleh res­

ponden, kemudian diintervalkan ke dalam kategori tinggi.

sedang, dan rendah. 267

1) Aspek pengenalan yang dijaring dalam penelitian ini meliputi: Informasi faktual, alur cerita, latar cerita, peno­ kohan, nada/suasana, tokoh/pengarang sastra, dan periodisasi sastra. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari ketujuh subaspek pengenalan ini, berdasarkan jumlah responden yang berkategori tinggi adalah sebagai berikut: kesatu, pengenalan terhadap na­ da dan suasana: kedua, penokohan: ketiga, kepada latar cerita; keempat, kepada alur cerita; kelima, kepada tokoh/pengarang sastra: keenam, tentang informasi faktual; dan yang ketujuh, kepada periodisasi sastra.

2) Aspek pemahaman yang di jaring dalam penelitian ini adalah pemahaman terhadap: makna bagian/utuh, makna simbolik, tema/amanat, gaya bahasa, isi cerita, dan ide pengarang. Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang paling banyak menda­ pat kategori tinggi adalah dalam pernyataan tentang pemahaman: kesatu, terhadap tema/amanatr kedua, terhadap gaya bahasa; ketiga, terhadap makna bagian/utuh: keempat, terhadap isi ce­ rita: kelima, pemahaman menyusun parifrase; dan keenam, pemahaman terhadap makna simbolik.

3) Penilaian yang berkaitan dengan apresiasi sastra, yang dijaring dalam penelitian ini, meliputi: Kritik sastra, anali­ sis isi, analisis unsur intrinsin, dan kesan terhadap keberadaan karya sastra, yaitu tentang bagus atau tidak bagus, menyenangkan atau tidak. Hasil analisis menunjukkan bahwa res­ ponden yang paling banyak mendapat kategori tinggi adalah dengan urutan sebagai berikut: kesatu, tentang penilaian isi 268

cerita; kedua tentang analisis unsur intrinsik * ketiga, tentang penilaian baik buruknya hasil karya sastra: keempat, tentang penilaian/pemberian kesan kepada suatu hasil karya sastra.

Hasil karya sastra yang digunakan dalam kegiatan apresia­ si adalah novel Siti Nurbaya, , Pada Sebuah kapal; puisinya puisi baru yang berjudul Menyesal karya Ali Hasymi; dan beberapa cerpen kaya Umar khayam.

3. Analisis Variabel Minat Baca Sastra dan Pengalaman Belajar Sastra. a. Variabel Minat Baca Sastra

Variabel minat baca sastra dan pengalaman belajar sastra hanyalah merupakan variabel yang mempengaruhi responden dalam hal kemampuan apresiasi sastranya. Berdasarkan uji statistik, ankova, variabel minat baca sastra tidak menjadi sumber perbe­ daan pada tingkat kemampuan apresiasi sastra, tetapi pengalam­ an belajar sastra menjadi sumber perbedaan pada tingkat kemam­ puan apresiasi sastra secara signifikan.

Kisi-kisi minat baca sastra, seperti tertera pada bab III terdiri atas 8 aspek, meliputi minat terhadap:

1) klasifikasi angkatan dan jenis buku yang dibaca;

2) tujuan membaca hasil karya sastra;

3) alasan membaca karya sastra ;

4) intensitas membaca karya sastra Indonesia;

5) waktu yang disediakan untuk membaca karya sastra Insonesia;

6) tempat membaca karya sastra Indonesia; 269

7) usaha dan kegiatan membaca karya sastra Indonesia; dan

8) pemilikan dan usaha memiliki buku karya sastra Indonesia.

Hasil analisis kisi-kisi menunjukkan bahwa:

1) Jumlah responden paling banyak meminati terhadap buku-buku hasil karya Angkatan '66 dan Angkatan Pujangga Baru;

2) tujuan membaca karya sastra Indonesia, jumlah responden yang paling banyak mengisi tergantung keperluan;

3) alasan membaca karya sastra Indonesia, kesatu,karena terta­ rik oleh isi ceritanya, kedua, karena karak tertokoh, ketiga, karena tema dan pengarangnya, keempat, karena gaya bahasanya;

4) intensitas membaca karya sastra, kesatu, jenis karya sastra yang paling diminati adalah cerpen, puisi, cerber, dan novel;

5) waktu yang disediakan secara berurutan dari jumlah respon­ den yang paling banyak, adalah: tergantung ada/tidaknya minat baca, lebih dari 1 jam per hari, 3 jam per hari, dan 5 jam per hari;

6) tempat membaca karya sastra Indonesia, yang paling banyak mengisi kolom sesuai adalah: di mana saja jika ada kesempatan, di kendaraan jika sedang bepergian, dan di perpustakaan, di ruang kuliah tidak ada seorang responden pun yang mengisinya;

7) kegiatan membaca karya sastra: kesatu, membaca karya sastra melebihi segalanya, kedua, biasa-biasa saja, ketiga jika ada waktu senggang;

8) pemilikan buku karya sastra, dari 34 responden yang memi­ liki buku karya sastra lebih dari 50% dibandingkan dengan jumlah buku yang ada di lemarinya hanya 5 orang saja. 270

b. Pengalaman Belajar Sastra

Variabel pengalaman belajar sastra terdiri atas 3 aspek, yaitu: sikap, kebiasaan, dan hasil belajar sastra. Hasil analisis data menunjukkan bahwa:

a) Sikap

1) Sikap terhadap perasaan puas tidaknya belajar sastra hanya pada tahap pengetahuan saja, yang menyatakan puas ada 2 orang, dan 32 orang menyatakan tidak puas.

2) Penerimaan/tanggapan terhadap pengajaran sastra; 29 orang berikap positif, dan 3 orang netral, 2 orang bersikap negatif;

3) Penerimaan terhadap isi/materi pengajaran sastra, 32 orang bersikap positif, 2 orang bersikap netral.

4) Sikap terhadap keindahan karya sastra, seluruh responden bersikap positif.

5) Perasaan nikmak dan manfaat ketika membaca karya sastra, ditanggapi oleh 32 orang yang menyatakan positif, 2 orang netral (biasa-biasa) saja.

6) Perasaan senang/puas jika ada kesempatan untuk meningkatkan pengatahuan kesastraan, 28 menyatakan positif, 4 orang netral, dan 2 orang negatif.

b) Kebiasaan

1) Kebiasaan menanggapi tugas yang bersifat pengetahuan kesas­

traan, 10 mereaksi positif, 5 orang netral, dan 19 orang 271

mereaksi negatif.

2) Kebiasaan menanggapi tugas-tugas yang bersifat aplikatif tentang menganalisis hasil-hasil karya sastra, 32 orang bersi­ kap positif 2 orang bersikap netral.

3) Kebiasaan belajar sastra dengan hanya mempelajari biografi pengarang 34 orang menyatakan negatif.

4) Kebiasaan belajar sastra dengan hanya mempelajari sejarah­ nya, 32 negatif, dan 2 orang positif.

5) Kebiasaan belajar sastra dengan hanya mempelajari bahasa­ nya, 5 orang positif, dan 29 orang negatif.

6) Kebiasaan hanya menganalisis pandangan pengarang, 28 nega­ tif, dan 6 orang positif.

7) Kebiasaan belajar sastra hanya menganalisis unsur-unsur in­ trinsiknya, 20 orang negatif dan 14 orang positif.

8) Kebiasaan belajar sastra secara menyeluruh, dan mengutama­ kan yang terkait dengan masalah kesastraan yang sedang diha­ dapi, 34vorang menyatakan positif.

c) Hasil Belajar Sastra

Hasil belajar sastra yang dianalisis sama halnya dengan materi a[resiasi sastra, karena pemberangkatannya dimulai dengan membaca hasil karya sastra dahulu. Materi yang diutamakan dalam hal ini, yaitu tentang; pandangan pengarang, tema/amanat, kritik sastra, dan periodisasi sastra serta buku- buku yang dihasilkannya. 272

Uraian di atas khusus menyajikan analisis data berdasar­ kan apa adanya yang terjaring pada waktu sebelum dan sesudah perlakuan dilaksanakan. Adapun pembahasannya akan dilaksanakan pada bab V dalam laporan ini.

Pada halaman berikut, yaitu halaman 273 sampai dengan ha­ laman 278 tersaji grafik tiap variabel berdasarkan analisis data di atas. Penyusunan grafik itu berdasarkan rata-rata atau jumlah skor yang didapat oleh responden pada tiap variabel pe­ nelitian. J J .11 JN

3 IRI

2 111 ?! 111 I I 111 I I •H N n 10 tl 12 Grafik 1. Perkembangan Penilaian Resepsi Sastra Novel Azab dan Sengsara • Sebelum Diskusi Kelas • Sesudah Diskusi Kelas

Grafik 2. Perkembangan Penilaian Resepsi Sastra Novel Layar Terkembang B Sebelum Diskusi Kelas • Sesudah Diskusi Kelas i n i n 111 III 111 111 10 u 12

Grafik 3. Perkembangan Penilaian Resepsi Di Bawah Lindungan Ka'bah

• Sebelum Diskusi Kelas • Sesudah Diskusi Keias

GRAFIK 4. Perkembangan penilaian resepsi sastra novel Belenggu • Sebelum Diskusi Ketas • Sesudah Diskusi Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Grafik 5. Perkembangan Penilaian Resepsi Sastra Badai Sampai Sore

• Sebelum Diskusi Kelas • Sesudah Diskusi Kelas •Sebahan •S«sudah

Priangan si Jetta Pfeaupi

Grafik 8. Pemaknaan Karya Sastra terhadap Puisi Priangan SI JeHtm dan Pfsaupt Bwdaaffcan Jumlah Skor

Pemaknaan Sastra Tarhadap Puisi Prtangan si JaOta dan PfsaupJ, Bsrdasarkan

25

20

I" • Sebelum •Sesudah 5 •

Prtangan sIJeHa Ptaaupi Puisi

Grafik». Pemaknaan Karya Sastra terhadap Puisi Prtangan Si JcMa dan Ptsaupl Berdasarkan Rata-rata Skor 800

700

600

500 •Sabetan «0 •SMWMI

300

200

100

0 Mljalt Layar Terkembang Keberangkatan

Grafik 6. Pemahaman Karya Sastra terhadap Novel Atheis, Layar Terkembang, dan Keberangkatan Berdasarkan Jumlah Skor

25i

• Sabetan •Sesudah

Mhm Layar Terkembang Keberangkatan

Grafik 7. Pemahaman Karya Sastra terhadap Novel Atheis, Layar Terkembang, dan Keberangkatan Berdasarkan Rata-rata Skor BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah

Efektif tidaknya model mengajar resepsi dan pendekatan resepsi

sastra dalam pengajaran sastra untuk meningkatkan kemampuan

apresiasi sastra siswa.

Permasalahan ini timbul, karena sampai saat ini masih banyak isu tentang masih rendahnya tingkat kemampuan apresiasi sastra siswa, baik di SD, SMP, dan SMU.

Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini ada­ lah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS IKIP Ban­ dung . Alasan penentuan sampel ini dengan pertimbangan bahwa mahasiswa tersebut sebagai calon guru yang sering ditugasi pu­

la mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia kelak disamping mengajarkan bahasa Daerah sebagai wewenang tugas mengajarnya.

Oleh karena itu sudah sewajarnyalah jika mereka dapat memilih- milih model mengajar sastra yang sekiranya dapat meningkatkan kemampuan apresiasi sastra siswa di tempat mereka bertugas.

Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka di Jurusan Pendidikan

Bahasa Daerah disediakan matakuliah kesastraan Indonesia seba­ nyak 4 SKS dalam 2 Semester.

279 280

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan di

atas, yaitu ingin mencobakan suatu model mengajar, efektif ti­

daknya dalam rangka meningkatkan kemampuan apresiasi sastra.

Model mengajar ini memadukan antara model mengajar resepsi de­ ngan pendekatan resepsi sastra dalam proses belajar-mengajar

sastra, dengan maksud dapat meningkatkan kemampuan apresiasi.

A. Pendekatan Resepsi Sastra dalam Model mengajar sastra

Pembahasan bagian ini, dimulai dengan apa yang disebut pendekatan resepsi sastra, siapa yang biasa menggunakan pende­ katan tersebut, kapan dan dimana mulai timbulnya pendekatan

ini, untuk apa dan untuk siapa penggunaan teori ini sebenarnya.

Seperti telah disebutkan dalam bab IV, bahwa pendekatan j resepsi sastra ini bukan pendekatan untuk mengajarkan sastra, tetapi suatu pendekatan untuk penelitian (sastra.hal ini sesuai

" X~ 7 " \ dengan teori yang telah dikemukakan olehrTerry Eagleton (1983:

74) yaitu: "The most recent development of hermeneutics in Germany is known 'reception aesthetics' or 'reception theory', and unlike Gadamer it does not concentrate exclusively on works on the past. Reception theory examines the reader's role in literature, and as such is a fairly novel development. ... Literary texts do not exist on book­ shelves they are processes of signification only in the pratice of reading. For leterature to happen, the reader is quite as vital as the author."

Arti kutipan tersebut antara lain adalah bahwa teori resepsi itu merupakan perkembangan terbaru hermeneutika di

Jerman, yang berbeda dengan Gadamer yang hanya memusatkan pada 281

karya-karya silam. Teori penerimaan mengkaji peranan pembaca dalam sastra, karena itu merupakan suatu perkembangan yang

agak baru. Teks sastra tidak hanya eksis di rak buku, tetapi

eksistensi dan keberartiannya hanya pada praktek pembacaannya.

Dalam mewujudkan kesusastraan, pembaca itu sama pentingnya dengan penulis.

Sejalan dengan pendapat Eagleton tersebut adalah seorang ahli sastra Jerman yang bernama Hans Robert Jausz yang mene­ kankan kepada peranan pembaca, dan Teeuw pun mengungkapkan pendapat Jausz, bahwa Rezeption dan Wirkung atau tanggapan dan efek, menjadi kata kunci dalam kalangan ahli sastra Jerman: pembacalah yang menilai, menikmati, menafsirkan, dan memahami karya sastra, serta menentukan nasibnya dalam peranannya dari segi sejarah dan estetik {Teeuw, 1988: 193-196).

Berdasarkan kepada kedua acuan di atas dan teori-teori yang terdapat pada bab II, maka penulis membagi variabel ke­ mampuan meresepsi karya sastra atas tiga sub-variabel, yaitu penilaian, pemahaman, dan pemaknaan karya sastra, yang disesu­ aikan dengan kemampuan responden. Pendekatan resepsi sastra

ini dikhususkan untuk penelitian sastra lama dalam bentuk eks­ perimental (Teeuw, 1988: 208), tetapi penulis mencobakan pendekatan ini dalam model pengajaran sastra, yang dalam hal

ini mencoba mengintergrasikan pendekatan tersebut dengan bebe­

rapa model mengajar, antara lain: model mengajar resepsi yang 282

merupakan bagian dari model mengajar pencapaian tujuan, model

interaksi sosial, dan model perilaku.

Uji-coba MMPRS ini tidak lepas dari keterkaitannya dengan kemampuan apresiasi sastra, karena hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan apresiasi respon­ den dengan model mengajar tersebut.

Antara kemampuan meresepsi sastra dengan kemampuan apre­ siasi erat sekali kaitannya, dua-duanya menanggapi atau meres- pon, menilai, memahami, memaknai, dan menikmati karya sastra.

B. Pelaksanaan Prosedur Pengajaran dengan MMPRS

Penelitian ini dimulai dengan penjaringan data tiap vari­ abel, yaitu variabel kemampuan meresepsi sastra (X) beserta

sub-subvariabelnya, yaitu penilaian (X1), pemahaman (X2), dan

pemaknaan (X3); variabel kemampuan apresiasi sastra (Y), baik sebelum ataupun sesudah MMPRS dilaksanakan. Selain itu, penja­ ringan data variabel minat baca sastra dan pengalaman belajar sastra pun dilaksanakan sebelum MMPRS dilaksanakan, karena diasumsikan kedua variabel tersebut berpengaruh terhadap kemampuan apresiasi sastra.

Pelaksanaan penjaringan data tersebut di atas dimulai de­ ngan memberikan pre-tes yang berkaitan dengan semua variabel sebelum MMPRS dilaksanakan, dan memberikan pos-tes dengan variabel yang sama sesudah MMPRS dilaksanakan.

Pelaksanaan menerapkan MMPRS dimulai dengan mendiskusikan 283

beberapa hasil karya sastra sejak Angkatan sam­

pai dengan Angkatan sesudah Angkatan'66. Kemudian dosen membe­

ri tugas kepada mahasiswa, supaya membentuk kelompok yang ter­ diri atas 4-5 orang per kelompok. Kemudian tiap kelompok

tersebut ditugasi membuat sinopsis salah satu novel dari kelima novel atau membuat parifrase salah satu puisi yang telah ditentukan pada bab IV.

Cara meresepsi karya sastra tersebut ialah dengan menam­ pilkan sinopsis dan menganalisis unsur-unsur instrinsik tiap novel atau puisi, dan kemudian didiskusikan secara klasikal.

Pada tiap pertemuan ditampilkan sebuah novel atau puisi.

Sebelum penampilan dimulai, dosen memberikan dulu format penilaian resepsi sastra yang harus diisi oleh responden yang berkaitan dengan novel atau puisi yang akan ditampilkan.

Kemudian setelah selesai penampilan pertama, diberikan pos-tes yang serupa dengan format penilaian resepsi sastra se­ belumnya , sehingga terjaring data mengenai novel yang ditam­ pilkan tersebut sebelum dan sesudah penampilan.

Penampilan selanjutnya sama prosesnya dengan penampilan pertama. Begitu selanjutnya sampai materi yang direncanakan dalam perkuliahan itu selesai.

Perlakuan yang dilaksanakan dalam proses belajar-mengajar

ini sesuai dengan perlakuan yang dikemukakan oleh Larry B.

Christensen (1977: 219-225), yaitu salah satu jenis metode eksperimen yang berupa Descriptive Eksperimentation-single 284

Subject Research Techniques (DESSRT). Salah satu jenis DESSRT

ini adalah Single-Subject-Research-Des ign dengan beberapa variasinya, di antaranya yaitu Basic Times Series Design atau

Reversal or ABAB Design. Pola eksperimen ini tercantum dalam bab III laporan ini.

Pelaksanaan penyajian tersebut dibimbing oleh dosen sambil memberi pengarahan-pengarahan dan meluruskan hal-hal yang masih dirasakan ada kesalahan.

Dalam proses belajar-mengajar ini diselingi dengan menje­ laskan teori, periodisasi, serta kritik sastra yang relevan, serta berdasarkan apa yang tercantum dalam SAP. Jadi teknik yang digunakan dalam penyampaian materi sastra ini dengan teknik induktif dan metodenya ditekankan pada metode diskusi.

Langkah selanjutnya, jika proses belajar-mengajar ini selesai (pada pertemuan ke-12) dilaksanakan pos-tes tentang pemahaman dan pemaknaan terhadap 2-3 novel yang ditampilkan dan teori-teori yang relevan dan pernah dijelaskan oleh dosen.

jenre-jenre lainnya misalnya cerpen dan puisi-puisi yang tidak termasuk materi yang dibahas dalam penelitian ini, didiskusikan juga secara klasikal sebagai selingan atau tam­ bahan materi diskusi pada tiap pertemuan.

Langkah terakhir dilaksanakan pos-tes keseluruhan yang berkenaan dengan kemampuan apresiasi sastra, teori sastra, pemahaman dan pemaknaan terhadap karya sastra, baik puisi 285

ataupun prosa (cerpen dan novel). Sampai akhirnya terkumpullah data yang diperlukan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Sumbangan Sub-Variabel Kemampuan Heresepsi Sastra terhadap Kemampuan Apersiasi Sastra

Kata kemampuan sudah dijelaskan pada bab II dalam pene­ litian ini, yaitu dapat disamakan dengan kata campetence yang artinya kesanggupan atau kecakapan melakukan sesuatu, atau dapat juga diartikan memiliki cukup keterampilan (skill), pe­ ngetahuan, pengalaman untuk melakukan sesuatu. Selain itu kata kemampuan pun dapat disamakan dengan kata capable yang artinya memiliki intelegensi dan kecakapan untuk melakukan sesuatu.

Dikaitkan dengan kata apresiasi, Yus Rusyana (1984: 322) mengemukakan bahwa kemampuan apresiasi sastra ini adalah kemampuan mengalami pengalaman orang lain, yang dalam hal ini pengalaman pengarang yang tertuang dalam karyanya, sehingga dapat merasakan kenikmatan yang timbul karena: (1) merasa berhasil dalam menerima pengalaman orang lain, (2) bertambah pengalaman, sehingga dapat menghadapi kehidupan yang lebih baik, (3) kekaguman akan kemampuan sastrawan dengan me- lalui segala mediumnya dan memadukannya serta memberikan makna terhadap pengalaman yang diolahnya, (4) menikmati sesuatu itu 286

demi sesuatu itu sendiri yaitu kenikmati estetis.

Selain itu Yus rusyana (1984: 321-323) berpendapat, bahwa

apresiasi sastra itu merupakan pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra, dan kegairahan kepadanya, serta kenikmatan yang timbul sebagai akibat semua itu.

Shipley (1962: 112, dalam Rusyana, 1984: 322) bahwa dalam apresiasi sastra itu, pembaca "tenggelam" dalam pengalaman pe­ ngarangnya, karena adanya daya empati yang memungkinkan pemba­ ca terbawa ke dalam suasana dan gerak hati karya itu.

Yus Rusyana juga membagi tingkat apresiasi sastra menjadi tiga tingkat, yaitu: (1) bila seseorang mengalami pengalaman yang ada pada sebuah karya sastra, dan ia terlibat secara in­ telektual , emosional, dan imajinatif dengan karya itu; (2)

Apabila daya intelektual pembaca bekerja lebih giat, misalnya mulai bertanya kepada dirinya tentang makna pengalaman yang diperolehnya, tentang pesan yang disampaikan pengarang, tentang hal yang tersembunyi di belakang alur cerita, dan se- bagainya; (3) bila pembaca sudah melengkapi dirinya dengan de­ ngan pengertian teknis kesastraan, sehingga ia akan mampu mem­ peroleh pengalaman yang lebih dalam dan kenikmatan yang lebih tinggi berkat kemampuan intelektual yang ditopang oleh pengua­ saan akan pengertian teknis itu.

Yus Rusyana juga mengemukakan bahwa kegiatan apresiasi itu bukan kegiatan tunggal, melainkan merupakan kegiatan terpadu antara bermain, perhatian, minat, sikap, kebiasaan, 287

dan keterampilan. Sejalan dengan hal itu Crow & Crow (1958:

480) mengatakan, bahwa apresiasi sastra itu bersifat pribadi

dan tidak dapat dipaksakan.

Kaitan apresiasi sastra dengan pengajaran sastra di seko­

lah, bergantung kepada konsep yang akan diajarkan di sekolah

itu. Apakah pengajaran sastra itu akan merupakan pewarisan kultural, atau sebagai pengembangan keterampilan dasar apresi­

asi, atau juga sebagai kumpulan pelajaran moral, maupun seba­

gai himpunan visi budaya yang berkonsep realitas. Tiap konsep tentu memerlukan penyesuaian dengan hal-hal yang dituntut oleh konsep itu. Dalam kenyataan sehari-hari, keempat pendekatan

itu dilaksanakan secara terpadu, walaupun ada yang dominan, bergantung kepada situasi dan kecakapan, serta kesiapan guru mengajar. Kendatipun demikian, kita harus memilih pendekatan yang menekankan kepada kebutuhan siswa sendiri.

Hal ini pun sesuai dengan tujuan pengajaran sastra di se­ kolah, yaitu: "Siswa dapat menghayati sastra Indonesia, sesuai dengan tingkat pengalaman siswa SMA", yang dalam tujuan ins­ truksional umum tujuan ini dirinci kembali menjadi: "siswa da­ pat mengenal, menggolongkan, memahami, dan mengapresiasi karya

sastra Indonesia, serta dapat mengkomunikasikannya, baik seca­

ra lisan maupun tulisan (Kurikulum SMA, 1994).

Berkenaan dengan tujuan ini Yus Rusyana (1988: 2) menje­

laskan bahwa aspek-aspek tujuan ini dapat dirinci kembali men­

jadi : 288

1) Aspek mengenal dapat dihubungkan dengan mengamati, melihat,

mendengar, dan membaca.

2) Aspek menggolongkan dapat dihubungkan dengan mengkontraskan

3) Aspek memahami dapat dihubungkan dengan menafsirkan, meng­

artikan, memproposisikan, mencari hubungan, menemukan pola,

menarik kesimpulan, dan menggeneralisasikan.

4) Aspek apresiasi, selain dihubungkan dengan hal-hal tersebut

masih perlu dihubungkan dengan kemampuan menikmati dan

menghargai nilai-nilai.

5) Aspek mengkomunikasikan, berarti melaksanakan dalam kegiat­

an-kegiatan , misalnya; mendiskusikan, mengarang, mendrama­

tisasikan, mendeklamasikan, dan sebagainya.

Jadi sesuai dengan uraian di atas kegiatan apresiasi itu sangat erat kaitannya dengan kemampuan memahami, memaknai, dan secara implisit dalam menggolongkan itu ada aspek penilaian.

Karena itu erat kaitannya dengan kemampuan meresepsi sastra.

Hasil pengolahan data penelitian ini menggambarkan bahwa:

Kadar sumbangan penilaian resepsi sastra terhadap kemam­ puan apresiasi sastra sebelum MMPRS dilaksanakan r = 0.59, hal

ini menunjukkan berarti dan positif, sedangkan derajat keteri­ katan dan daya determinatifnya r*= 0.35, hal ini berarti, bah­ wa kemampuan apresiasi sastra ditentukan oleh kemampuan peni­

laian sastra sebesar 35% dan faktor lainnya sebesar 65%. Jadi

sebelum MMPRS dilaksanakan juga responden sudah berkemampuan 289

menilai (67%) dan mengapresiasi (59%) sastra, walaupun tingkat efektivitasnya baru termasuk tahapan sedang.

Keadaan sesudah MHPRS dilaksanakan berubah menjadi berko­ relasi rendah, hubungan jelas tetapi kecil (r = 0.28), derajat keterikatannya hanya 0.078, berarti penentuannya hanya sekitar

8% saja, dan tingkat efektivitasnya mencapai 94% termasuk ta­ hapan sangat tinggi. Perubahan korelasi dan determinasi ini dimungkinkan responden lebih berhati-hati dalam menilai sastra itu, tidak semena-mena seperti sebelum diberi pengarahan dari dosen ketika melaksanakan diskusi, selain itu, skor responden sesudah MMPRS dilaksanakan rata-rata naik. Hal ini dapat dije­

laskan demikian karena, tnitung sesudah MMPRS dilaksanakan

jauh lebih besar daripada ^jj^ ataupun th^tung sebelum MMPRS dilaksanakan, hal ini menunjukkan mempunyai keberartian sangat tinggi -

Kadar sumbangan pemahaman sastra terhadap kemampuan apre­ siasi sastra sebelum MMPRS dilaksanakan adalah berkorelasi ke­ cil (r = 0.13) hubungan dapat diabaikan. Derajat keterikatan­ nya r2 = -0.07 tidak signifikan berarti tidak menentukan. Se­ dangkan tingkat efektivitasnya mencapai tahapan tinggi. Pada sesudah MMPRS dilaksanakan berkorelasi rendah tapi masih berarti. Derajat keterikatannya meningkat menjadi 0.09. hal ini berarti memberi sumbangan terhadap kemampuan apresiasi sastra sebesar 9% saja. Dan tingkat efektivitasnya pun berubah menjadi sangat tinggi. 290

Kadar sumbangan pemaknaan sastra terhadap kemampuan apre­ siasi sastra sebelum MMPRS dilaksanakan adalah r = 0.39, hal ini menunjukkan bahwa antara pemaknaan sastra ada hubungan rendah, kecil, tapi jelas dan berarti. Derajat keterikatannya berkisar 15% saja, hal ini berarti bahwa kemampuan apresiasi sastra ditentukan sebesar 15% oleh pemaknaan sastra, sedangkan yang 85% lagi ditentukan oleh faktor lainnya. Tingkat efekti­ vitasnya adalah 68% termasuk tahapan sedang.

Kadar sumbangan pemaknaan sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra sesudah MMPRS dilaksanakan berubah menjadi: r

= 0.68, hal ini berarti berkorelasi sedang, hubungan memadai; derajat keterikatan dan daya determinatifnya = 0.462, berarti

46% menentukan kemampuan apresiasi sastra. Tingkat efektivi­ tasnya 97% berarti meningkat 29% dari sebelumnya, dan termasuk ke dalam tahapan sangat tinggi.

2. Keberadaan Kemampuan Apresiasi sastra Sebelum dan Sesudah MMPRS Dilaksanakan

Uraian selanjutnya adalah penjelasan bagaimana keberadaan kemampuan apresiasi sastra responden sebelum dan sesudah MMPRS dilaksanakan. Tentang hubungan dan derajat keterikatannya su­ dah diuraikan di atas. Yang mencapai skor tinggi pada sebelum

MMPRS dilaksanakan ada 3 orang, yang sedang ada 17 orang, dan yang rendah ada 14 orang, tingkat efektivitasnya hanya menca­ pai 59% saja, itu pun merupakan penggabungan dari yang menca­ pai skor sedang dan tinggi, karena peneliti beranggapan bahwa yang memiliki skor rendah itu ada di bawah rata-rata. Sesudah 291

MMPRS dilaksanakan, yang mencapai skor tinggi ada 10 orang, sedang 16 orang, dan rendah 8 orang; tingkat efektivitasnya mencapai 77%. Hal ini membuktikan, bahwa ada peningkatan skor mahasiswa pada semua variabel sesudah MMPRS dilaksanakan, kea­ daan ini memberi gambaran bahwa MMPRS tersebut sangat efektif bagi peningkatan apresiasi sastra.

3. Sumbangan Kemampuan Meresepsi Sastra terhadap Kemampuan Apresiasi Sastra Sebelum dan Sesudah MMPRS Dilaksanakan

Uraian di atas merupakan gambaran sumbangan sub-variabel meresepsi sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra secara terpisah. Dalam bagian ini dibahas variabel kemampuan meresep­ si sastra itu yang merupakan kesatuan dari sub-sub-variabel di atas. Hasil analisis korelasi multipel dan analisis regresi multipel memberikan gambaran, bahwa:

1) Bubungan dan Pengaruh Kemampuan Meresepsi Sastra terhadap Kemampuan Apresiasi Sastra Sebelum MMPRS Dilaksanakan

Hubungan antara kemampuan meresepsi sastra dengan kemam­ puan apresiasi sastra adalah R = 0.699 dan R1 = 0.488, hal ini berarti bahwa derajat keterikatan dan daya determinatif kemampuan meresepsi sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra

= 49%, berarti bahwa kemampuan apresiasi sastra ditentukan se­ banyak 49% oleh kemampuan meresepsi sastra, dan yang 51% oleh faktor lainnya.

Pengaruh kemampuan meresepsi sastra terhadap kemampuan

au e apresiasi sastra sangat signifikan, karena Fnj.tung ^ ^ l kih

besar daripada Ftabel dengan derajat kebebasan (3; 30) dan 292

peluang (0.01). Hal ini berarti jika kemampuan meresepsi sas­ tra meningkat, maka kemampuan apresiasi sastra pun meningkat pula dengan ramalan kemelesetan 1%.

2) Hubungan dan Pengaruh Kemampuan Meresepsi Sastra terhadap Kemampuan Apresiasi Sastra Sesudah MMPRS Dilaksanakan

Hubungan antara kemampuan meresepsi sastra dengan kemam­ puan apresisi sastra adalah R = 0.743, hal ini berarti bahwa hubungan keduanya tinggi dan besar Guilford (1956: 145, dalam

Rochman, 1988: 48). Derajat keterikatan dan daya determinatif­ nya adalah 100 R2 = 55.3, ini berarti bahwa kemampuan apresi­ asi sastra ditentukan 55% oleh kemampuan meresepsi sastra, se­ dangkan yang 45% lainnya ditentukan oleh faktor lainnya.

Pengaruh kemampuan meresepsi sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra sangat signifikan, hal ini terbukti, karena

F aun hitung 3 lebih besar daripada F|-ar)el dengan derajat kebe­ basan (3;30) dan peluang (0.01). Ini berarti bahwa jika kemam­ puan meresepsi sastra meningkat, maka kemampuan apresiasi pun meningkat pula dengan ramalan kemelesetan 1%.

Uraian di atas memberi gambaran, bahwa sesudah MMPRS di­ laksanakan ternyata ada peningkatan, baik hubungan, maupun pengaruhnya. Selisih peningkatan keduanya sangat rendah, hal ini mungkin disebabkan antara lain, bahwa responden pada sebe­ lum MMPRS dilaksanakan juga sudah berkemampuan, baik meresepsi ataupun mengapresiasi. Hal ini terbukti bahwa skor responden yang mencapai tinggi dan sedang pada waktu sebelum MMPRS di- 293

laksanakan dengan skor sesudahnya tidak jauh berbeda.

4. Analisis Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Heresepsi Karya Sastra

Pada bagian ini akan dibahas hasil analisis data yang

ringkasannya tersaji pada tabel iv.17, IV.18, dan IV.19, yaitu

tentang sebaran responden yang mendapat skor tertentu pada

sub-subvariabel kemampuan meresepsi karya sastra. Sub-subvari-

abel ini adalah penilaian, pemahaman, dan pemaknaan karya sas­

tra. Ketiga kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan apre­

siasi sastra.

Keterkaitan antara kemampuan meresepsi sastra dengan ke­

mampuan apresiasi sastra telah dibahas dan diuji kebenarannya

melalui uji statistik di atas. Keterkaitan antara kedua varia­

bel yang telah diuji itu, antara lain: korelasinya, ditermina-

sinya, dan pengaruh kemampuan meresepsi karya sastra terhadap

kemampuan apresiasi sastra.

1) Pembahasan Penilaian Karya Sastra

Karya sastra yang dinilai dalam penelitian ini adalah 5

buah novel yang berjudul: Azab dan Sengsara, Layar Terkembang,

Belenggu, Di bawah Lindungan Kabah, dan Badai sampai Sore.

Adapun penentuan kelima buah novel itu berdasarkan pilih­

an mahasiswa, hasil diskusi dalam kelompoknya masing-masing.

Alasan mengapa mahasiswa yang menentukan pilihan kelima novel 294

tersebut, adalah agar mahasiswa dalam kegiatan mempelajari

sastra tersebut ada kegairahan tertentu, yaitu menelusurinya

dengan perasaan senang dan nimat atau 'dulce et utile'.

a. Pembahasan Penilaian Karya Sastra Sebelum Perlakuan

Kedudukan kelima buah novel sebelum dan sesudah perlakuan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

(1) Berdasarkan rata-rata jumlah responden yang mencapai skor

tertinggi dari 12 pernyataan, adalah:

Sebelum perlakuanP kesatu, novel Belenggu ada 9-8 dibulatkan

10 orang; kedua, novel Layar Terkembang ada 5.75 dibulatkan 6 orang; ketiga. Di Bawah Lindungan Kabah ada 5.5 dibulatkan 6 orang; keempat. Badai sampai Sore ada 5 orang; dan kelima,

Azab dan sengsara ada 3.6 dibulatkan 4 orang.

Sesudah perlakuan, kesatu belenggu ada 18.5 dibulatkan 19 orang; kedua Badai sampai Sore ada 15 orang; ketiga DiBawah

Lindungan Kabah 13 orang; keempat Layar Terkembang 10 orang; dan kelima Azab dan Sengsara 9 orang.

(2) Berdasarkan rata-rata prosentase jumlah responden yang me­ ngerjakan kedua belas pernyataan, yaitu:

Sebelum perlakuan, kesatu. Badai sampai Sore = 99,5%; kedua

Belenggu, = 97.75%; ketiga. Di Bawah Lindungan Kabah, = 82.5%; 295

keempat, Layar Terkembang = 80.2%; dan kelima, Azab dan

Sengsara = 77.4%

Sesudah perlakuanf kesatu Belenggu, 100%; kedua Badai sampai

sore 100% ; ketiga Di Bawah Lindungan Kabah 100%; keempat

Layar Terkembang 98.75%; dan kelima Azab dan Sengsara.

(3) Berdasarkan Jumlah responden yang mengerjakan kedua belas

pernyataan pada tiap novel adalah sebagai berikut:

Pernyataan nomor 1

Tentang penokohan;

Sebelum perlakuan, kesatu Belenggu, dikerjakan oleh semua responden (34 orang), dengan jumlah yang menduduki kriteria agak benar sampai dengan benar sekali (kriteria positif) 34 orang; kedua. Badai sampai Sore dikerjakan oleh 34 orang, dan yang menduduki kriteria positif 33 orang; ketiga. Layar Ter­ kembang, dikerjakan oleh 33 orang, dan yang menduduki kriteria positif 32 orang; keempat. Di Bawah Lindungan Kabah dikerjakan oleh 31 orang, yang menduduki kriteria positif 28 orang; keli­ ma Azab dan Sengsara dikerjakan oleh 27 orang, yang menduduki kriteria positif 26 orang.

Sesudah perlakuan, kesatu belenggu dijawab oleh seluruh responden yang berkriteria positif ada 34 orang; kedua Badai 296

sampai Sore di jawab oleh seluruh responden, yang berkriteria positif ada 33 orang; ketiga Di Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 33 orang; keempat

Layar Terkembang dikjawab oleh 34 orang, yang berkriteria tinggi ada 33 orang.

Pernyataan nomor Z

Gaya bahasa semua novel tersebut sangat baik dan jelas;

Sebelum perlakuan, kesatu Belenggu, seluruh responden menja­ wabnya, jumlah responden yang menduduki kriteria positif ada

2 2 orang; kedua Badai sampai Sore, di j awab oleh 34 orang,

jumlah yang menduduki kriteria positif hanya 1 orang; ketiga

Di Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 26 orang, yang menduduki kriteria positif hanya 7 orang; keempat Layar Terkembang dijawab oleh 25 orang, yang berkriteria positif ada 9 orang; kelima Azab dan Sengsara dijawab oleh 23 orang, yang berkriteria positif hanya 14 orang.

Sesudah perlakuan, kesatu Belenggu dijawab oleh 34 orang yang berkriteria positif ada 22 orang; kedua Layar Terkembang dijawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 17 orang; ketiga Azab dan Sengsara dijawab oleh 34 orang, yang berkrite­ ria positif ada 15 orang; keempat Badai Sampai Sore dijawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 14 orang; kelima 297

Di Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 34 orang, yang berkrite­ ria positif ada 6 orang.

Pernyataan nomor 2

Semua novel itu menarik, sehingga saya ingin menganalisisnya.

Sebelum perlakuan Kesatu Belenggu dijawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 34 orang; kedua Badai sampai Sore dijawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 33 orang; ketiga Di bawah Lindungan Kabah di jawab oleh 33 orang, yang berkriteria positif ada 32 orang; keempat Layar Terkembang dijawab oleh 31 orang, yang berkriteria positif ada 30 orang; kelima Azab dan Sengsara dijawab oleh 30 orang, yang berkriteria positif ada 26 orang.

Sesudah perlakuanr kesatu Belenggu dijawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 34 orang; kedua Badai sampai sore di­ jawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 34 orang; ketiga DiBawah Lindungan Kabah dijawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 34 orang; keempat Layar Terkembang di­ jawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 33 orang; dan kelima Azab dan Sengsara dijawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 32 orang.

Pernyataan nomor 4.

Unsur-unsur dalam novel tersebut padat, jelas, dan koheren.

Sebelum perlakuanr Kesatu Belenggu dijawab oleh 33 orang, yang berkriteria positif ada 5 orang; kedua Badai sampai Sore di- 298

jawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 2 orang; ketiga Layar Terkembang dijawab oleh 25 orang, yang berkriteria positif ada 3 orang; keempat Azab dan Sengsara di­ jawab oleh 25 orang, yang berkriteria positif ada 1 orang; dan kelima Di Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 23 orang, yang berkriteria positif ada 2 orang. sesudah perlakuan, kesatu Belenggu di jawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 3 orang; kedua Badai sampai Sore dijawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 2 orang; ketiga Di Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 2 orang; keempat Layar Terkembang di­ jawab oleh 33 orang tidak ada yang berkriteria positif; dan kelima Azab dan Sengsara dijawab oleh 30 orang, yang berkriteria positif ada 1 orang.

Pernyataan nomor 5_

Saya berkesimpulan bahwa novel-novel tersebut menegangkan.

Sebelum perlakuan, kesatu Belenggu dijawab oleh 33 orang, yang berkriteria positif ada 25 orang; kedua Badai sampai Sore dijawab oleh 34 orang, yang berkriteria positif ada 21 orang; ketiga Azab dan Sengsara dijawab oleh 30 orang, yang berkrite­ ria positif ada 17 orang; keempat Layar Terkembang dijawab oleh 29 orang, yang berkriteria positif ada 11 orang; dan kelima Di Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 28 orang, yang positif ada 11 orang. 299

Sesudah perlakuanf kesatu Belenggu dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 23 orang; kedua Badai sampai Sore dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 23 orang; ketiga Azab dan Sengsara di­ jawab oleh 34 orang, yang positif ada 19 orang; keempat Di

Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 34 orang, yang positif ada

16 orang; dan kelima Layar Terkembang dijawab oleh 34 oran, yang positif ada 9 orang.

Pernyataan nomor 6.

Saya sangat tertarik oleh tokoh-tokoh dalam novel-novel terse­ but dan cara penyelesaian jalan ceritanya.

Sebelum perlakuan. kesatu Belenggu dijawab oleh 33 orang, yang positif ada 33 orang; kedua Badai sampai Sore dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 25 orang; ketiga Layar Terkembang di­ jawab oleh 32 orang, yang positif ada 28 orang; keempat Di

Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 30 orang, yang positif 26 orang; dan kelima Azab dan Sengsara dijawab oleh 27 orang, yang positif ada 20 orang.

Sesudah perlakuan, kesatu Belenggu dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 32 orang; kedua Layar Terkembang dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 31 orang; ketiga Di Bawah Lindungan

Kabah dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 29 orang; keempat Badai sampai Sore dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 26 orang; dan kelima Azab dan Sengsara dijawab oleh 34 300

orang, yang positif ada 24 orang.

pernyataan nomor 7

Novel-novel tersebut merangsang emosi saya.

Sebelum perlakuan, kesatu Belenggu dijawab oleh 34 orang, yang

positif ada 33 orang; kedua Badai sampai Sore dijawab oleh 34

orang, yang positif ada 28 orang; ketiga Layar Terkembang di­

jawab oleh 34 orang, yang positif ada 25 orang; Keempat Di Ba­

wah Lindungan Kabah dijawab oleh 30 orang, yang positif ada 25

orang; dan kelima Azab dan sengsara di jawab oleh 27 orang,

yang positif ada 18 orang.

Sesudah perlakuan, kesatu Belenggu dijawab oleh 34 orang, yang

positif ada 34 orang; kedua Di Bawah Lindungan Kabah dijawab

oleh 34 orang, yang positif ada 32 orang; ketiga Badai sampai

Sore dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 30 orang; keempat

Azab dan Sengsara dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 29

orang; dan kelima Layar Terkembang dijawab oleh 34 orang, yang

positif ada 27 orang.

Pernyataan nomor 8

Novel-novel tersebut berjalan dengan tempo yang cepat.

Sebelum perlakuan. kesatu Belenggu dijawab oleh 32 orang, yang

positif ada 15 orang; kedua Badai sampai Sore di jawab oleh 34

orang, yang positif ada 4 orang; ketiga Azab dan Sengsara di

jawab oleh 25 orang, yang positif ada 12 orang; keempat Layar 301

Terkembang dijawab oleh 23 orang, yang positif ada 12 orang;

dan kelima Di Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 25 orang,

yang positif ada9 orang.

Sesudah perlakuanf kesatu Azab dan Sengsara dijawab oleh 31

orang, yang positif ada 18 orang; kedua Belenggu dijawab oleh

34 orang, yang positif ada 16 orang; ketiga Layar Terkembang

dijawab oleh 33 orang,yang positif ada 15 orang; keempat Di

Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 34 orang, yang positif ada

6 orang; dan kelima Badai sampai Sore dijawab oleh 34 orang,

yang positif ada 1 orang.

pernyataan nomor 9

Novel-novel tersebut menghendaki saya menggunakan perspektif baru atau perspektif yang berbeda dalam analisisnya.

Sebelum perlakuan, kesatu Belenggu dijawab oleh 32 orang, yang positif ada 26 orang; kedua Badai sampai Sore dijawab oleh 32

orang, yangpositif ada 21 orang; ketiga Di Bawah Lindungan

Kabah dijawab oleh 25 orang, yang positif ada 12 orang; keempat Azab dan Sengsara dijawab oleh 23 orang, yang positif

ada 13 orang; dan kelima Layar Terkembang dijawab oleh 13

orang, yang positif ada 10 orang.

Sesudah perlakuan kesatu Belenggu dijawab oleh 34 orang, yang

positif ada 34 orang; kedua Badai sampai Sore dijawab oleh 34

orang, yang positif ada 27 orang; ketiga Di Bawah Lindungan

Kabah dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 25 orang; 302

keempat: Layar Terkembang dijawab oleh 31 orang, yang positif ada 26 orang; dan kelima Azab dan Sengsara dijawab oleh 31 orang, yang positif ada 19 orang.

Pernyataan nomor 10

Novel-novel ini memperlihatkan satu tema atau pemikiran, yang dengan jelas dikembangkan dalam jalan ceritanya.

Sebelum perlakuan, kesatu Belenggu dijawab oleh 33 orang, yang positif 33 orang; kedua Badai sampai Sore dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 29 orang; ketiga Layar Terkembang dijawab oleh 30 orang, yang positif ada 29 orang; keempat Di

Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 28 orang , yang positif ada

28 orang; dan kelima Azab dan Sengsara dijawab oleh 27 orang, yang positif ada 24 orang.

Sesudah perlakuan, kesatu Layar Terkembang dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 34 orang; kedua Belenggu dijawab oleh

34 orang, yang positif ada 33 orang; ketiga Di Bawah Lindungan

Kabah dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 33 orang; keempat Azab dan Sengsara dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 32 orang; kelima Badai sampai Sore dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 27 orang.

Pernyataan nomor U,

Novel-novel tersebut memiliki alur/plot maju dan jelas.

Sebelum perlakuanr kesatu Belenggu dijawab oleh 33 orang, yang positif ada 26 orang; kedua Layar Terkembang dijawab oleh 25 303

orang, yang positif 23 orang; ketiga Badai sampai Sore dijawab

oleh 34 orang, yang positif ada 15 orang; keempat Azab dan

Sengsara dijawab oleh 25 orang, yang positif ada 18 orang; kelima Di Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 27 orang, yang

positif ada 8 orang.

Sesudah perlakuanf kesatu Layar Terkembang dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 31 orang; kedua Belenggu dijawab oleh

34 orang, yang positif ada 30 orang; ketiga Azab dan sengsara dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 26 orang; keempat

Badai sampai Sore dijawab oleh 34 orang, yangpositif ada 10 orang; dan kelima Di Bawah Lindungan Kabah dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 7 orang.

Pernyataan nomor 12,

Peristiwa dalam novel-novel itu dapat dipercaya keberadaannya.

Sebelum perlakuan, kesatu Belenggu dijawab oleh 34 orang, yang

positif ada 33 orang; kedua Badai sampai Sore dijawab oleh 34

orang, yang positif ada 30 orang; ketiga Di bawah Lindungan

Kabah dijawab oleh 31 orang, yang positif ada 30 orang;

keempat Layar Terkembang dijawab oleh 29 orang, yang positif

ada 25 orang; dan kelima Azab dan Sengsara dijawab oleh 27

orang, yang positif ada 22 orang.

Sesudah perlakuan, kesatu Di Bawah Lindungan Kabah dijawab 304

oleh 34 orang, yang positif ada 34 orang; kedua Belenggu dija-

Qlwab oleh 34 orang, yang positif ada 33 orang; ketiga Badai sampai Sore dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 32 orang; keempat Layar Terkembang dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 28 orang; dan kelima Azab dan Sengsara dijawab oleh 34 orang, yang positif ada 27 orang.

Uraian di atas menunjukkan bahwa penilaian mahasiswa ter­ hadap kelima novel tersebut bervariasi, misalnya dari segi kredibilitas pada sebelum perlakuan belenggu menduduki po­ sisi nomor satu, tetapi sesudah perlakuan berubah menjadi po­ sisi kedua. Demikian juga halnya dengan novel-novel lainnya, posisinya selalu berubah-ubah.

Penilaian mahasiswa terhadap novel Belenggu selalu paling tinggi jika dibandingkan dengan penilaian terhadap novel-novel lainnya. Penilaian terhadap novel Azab dan Sengsara selalu berada pada posisi yang paling rendah, walaupun sekali-kali

(tergantung pernyataan yang dianalisisnya) berubah pada posisi yang lebih tinggi.

Demikian juga halnya dengan .jumlah mahasiswa yang melaksanakan penilaian novel Belenggu dan Badai sampai Sore selalu dilaksanakan/dijawab oleh seluruh mahasiswa, berbeda dengan novel-novel lainnya, misalnya pada pernyataan nomor 9 jumlah mahaisiwa yang menilai novel Layar Terkembang hanya berjumlah 13 orang dari 34 orang, berarti kurang dari 50%. 305

Jumlah responden yang terbanyak pada penilaian kelima bu­ ah novel itu berada pada posisi kriteria agak benar, keadaan ini disebabkan responden masih ragu-ragu dalam memberi peni­ laian, karena belum tahu pasti keberadaan novel-novel, menge­ nalnya hanya melalui cerita gurunya ketika di SMA/SMP dan mem­ baca sinopsisnya dari buku Ikhtisar Roman.

Selain itu, pada uraian tersebut terlihat peningkatan posisi skor baik jumlah mahasiswa yang mendapat skor tersebut, maupun derajat skornya sendiri sesudah perlakuan HMRPRS dilaksanakan.

2) Pembahasan Pemahaman Karya Sastra

Uraian pada bab IV dan gambaran yang tersaji pada tabel

IV.18 dan IV.19 menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap novel Atheis dan novel Layar Terkembang lebih baik jika di­ bandingkan dengan pemahaman terhadap novel keberangkatan. Kea­ daan tersebut disebabkan antara lain para mahasiswa itu baru mengenal novel tersebut, lain halnya dengan novel Atheis dan

Layar Terkembang yang sering mereka dengar, baik dari gurunya ketika di SMP ataupun ketika di SMU.

Jumlah mahasiswa yang mendapat skor baik sekali pada se­ belum perlakuan minim sekali, yaitu hanya pada judul, angkatan dan pengarang, tokoh; pada unsur-unsur lainnya hanya mencapai 306

baik. Jumlah mahasiswa yang paling banyak adalah berada pada skor cukup untuk ketiga novel tersebut.

Pada sesudah perlakuan, terlihat adanya peningkatan baik posisi skor ataupun jumlah mahasiswa yang mendapat skor terse­ but. Jadi terlihat adanya efektivitas model mengajar yang digunakan dalam pengajaran sastra tersebut.

3) Pembahasan Pemaknaan Karya Sastra

Materi yang dijadikan objek pemkanaan ini adalah 2 buah puisi yang berjudul Priangan si Jelita dan Pisaupi. Pilihan tersebut ditentukan oleh dosen dan mahasiswa. Alasan mengapa genre puisi yang dijadikan objek, karena puisi lebih sukar ditafsirkannya daripada prosa.

Pembobotan pemaknaannya pun disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa dalam memberi makna pada karya sastra itu. Pemaknaan terhadap suatu karya sastra sangat bersifat subjektif, tetapi walaupun demikian peneliti menentukan acuan yang dijadikan pedoman pemberian skor, supaya ada keseragaman jawaban dan penentuan skor, serta supaya terdapat keobjetifan dalam penilaian pemaknaan ini.

Soal-soal pemaknaan ini disusun sesederhana mungkin, supaya mudah dimengerti oleh mahasiswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Soal-soal tersebut tidak seluruhnya mengenai pemaknaan, tetapi ada beberapa soal yang bersifat analisis unsur puisi tersebut, dengan tujuan agar para 307

mahasiswa yang sedang belajar sastra itu bukan hanya mampu memberi makna pada puisi itu, tetapi juga mengenal unsur-unsur pendukung puisi itu.

Seperti tersaji pada tabel IV.20 dan tabel IV.21 yang menunjukkan bahwa pemaknaan terhadap puisi Priangan si Jelita pada sebelum perlakuan lebih baik daripada pemaknaan terhadap

Pisaupi, tetapi keadaan ini berubah pada sesudah perlakuan dilaksanakan, yaitu posisinya jadi terbalik, yakni pemaknaan terhadap Pisaupi jadi lebih baik daripada pemaknaan terhadap

Priangan si Jelita.

Kesimpulan dari uraian di atas, bahwa walaupun sangat tipis atau kecil peningkatan skor-skor atau posisi-posisi skor tersebut sesudah perlakuan MMRPRS dilaksanakan, tetap ada peningkatan, sehingga bisa dikatakan bahwa penggunaan model mengajar resepsi dan pendekatan resepsi sastra dalam pengajaran sastra efektif untuk peningkatan kemampuan apresiasi sastra.

Selain itu kemampuan meresepsi karya sastra ini erat ka­ itannya dengan kemampuan apresiasi sastra, sebagaimana sudah dibuktikan pada pengujian hipotesis-hipotesis tentang korelasi parsial dan korelasi jamak antara kedua variabel itu, analisis regresi untuk melihat pengaruhnya, dan analisis determinasi untuk melihat kadar sumbangan kemampuan resepsi sastra itu terhadap kemampuan apresiasi sastra, 308

5. Faktor Minat Baca Sastra dan Pengalaman Belajar Sastra yang Dianggap Berpengaruh terhadap Tingkat Kemampuan Apersiasi sastra

Faktor lain yang dianalisis di sini adalah faktor minat baca sastra dan pengalaman belajar sastra responden. Kedua faktor tersebut dianalisis dengan uji statistik ankova, dan menghasilkan bahwa minat baca sastra tidak menjadi sumber per­ bedaan pada tingkat kemampuan apresiasi dan meresepsi sastra.

Pengalaman belajar sastra ada sedikit pengaruhnya terhadap ke­ dua variabel tersebut.

Berdasarkan hasil analisis kisi-kisi minat baca sastra, ternyata responden ada beberapa orang yang berkategori tinggi menyatakan minat bacanya tinggi, sehingga pada intensitas mi­ nat baca mengisi tempat membaca sastra bisa di mana saja, bahkan dalam kendaraan pun mereka bisa memanfaatkan waktunya untuk membaca.

Selain itu kebiasaan belajar sastra responden dalam pene­ litian menunjang kepada kemampuan apresiasi sastranya, jika kebiasaan itu benar-benar dilaksanakan, tidak hanya berupa te­ ori saja.

Demikian juga hasil belajar sastranya pun hanya beberapa responden saja yang berkategori rendah, sehingga keadaan ini benar-benar dapat menunjang keberhasilan model mengajar yang dilaksanakan.

Juga jika dilihat sikap belajarnya pun, hanya beberapa responden saja yang bersikap negatif, kebanyakan dari mereka 309

itu bersikap positif, hai ini dimungkinkan karena mereka ada­ lah merasa calon guru bahasa dan sastra.

Jadi jika faktor-faktor penunjang tersebut dikaitkan de­ ngan pelaksanaan model mengajar resepsi, maka dengan sendi­ rinya model mengajar resepsi dan pendekatan resepsi sastra da­ lam pengajaran sastra itu akan lebih efektif lagi, jika diban­ dingkan dengan hasil yang dicapai sekarang.

D. Temuan Hasil Penelitian

Permasalahan yang diungkapkan dalam penelitian ini akhir­ nya dapat terjawab dengan melalui uji statistik yang ditampilkan pada bab IV dan dibahas pada Bab V ini.

Tingkat efektivitasnya semuanya positif, walaupun dalam tahap rendah, pasangan variabel berpola linier positif dan berdistribusi normal. Hal ini dapat ditafsirkan, jika kemam­ puan resepsi sastra meningkat maka meningkat pula kemampuan apresiasinya.

Model mengajar sastra yang diuji-cobakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan resepsi sastra, maka dengan sendi­ rinya dan terbukti dapat meningkatkan apresiasi sastra. Se­ hingga merupakan hasil temuan dalam penelitian ini, yaitu mo­ del mengajar resepsi dan pendekatan resepsi sastra dalam peng­ ajaran sastra sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan apresiasi sastra. 310

Temuan tersebut telah dibuktikan melalui uji hipotesis pada bab IV dengan hasil sebagai berikut, yaitu bahwa mengajar sastra dengan menggunakan MMPES itu dapat meningkatkan:

1) Ragam kemampuan apresiasi sastra;

2) hubungan kemampuan meresepsi sastra dengan kemampuan

apresiasi sastra;

3) derajat dan daya determinasi kemampuan resepsi sastra

terhadap kemampuan apresiasi sastra;

4) pengaruh kemampuan resepsi sastra terhadap kemampuan

apresiasi sastra;

5) kemampuan apresiasi sastra.

6) skor-skor kemampuan meresepsi sastra, yaitu skor peni­

laian karya sastra, skor pemahaman karya sastra, dan

skor pemaknaan karya sastra.

Selain pembuktian hipotesis tersebut terlihat pada grafik batang yang tersaji pada halaman 273-278 peningkatan semua variabel penelitian yang terkait sesudah MMPRS dilaksanakan.