Tipologi Dan Morfologi Arsitektur Suku Banjar Di Kal-Sel
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
INFO ±TEKNIK Volume 8 No. 2, JULI 2007 (114-122) Tipologi dan Morfologi Arsitektur Suku Banjar di Kal-Sel Ira Mentayani, MT / Dila Nadya Andini, ST Staf Pengajar Fakultas Teknik Prodi Arsitektur Unlam Abstrak Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui tipologi dan morfologi arsitektur daerah Suku Banjar di Kalimantan Selatan sehingga ketidakjelasan tipe arsitektur Banjar yang ada saat ini dapat dipecahkan secara ilmiah. Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tradisional yang berumur rata-rata lebih dari 50 tahun. Sampel yang digunakan adalah sampel bertujuan (purposive sample) dengan pengumpulan data menggunakan metode bola salju (snow ball sampling). Analisis data, dimulai dengan menelaah seluruh data, reduksi data, menyusun data-data dalam satuan-satuan, mengkategorisasikan, dan memeriksa keabsahan data. Tahap analisis dilanjutkan dengan tahap penafsiran data. Bagian analisis yang terpenting adalah mengkategorisasikan yang didasarkan pada metode analisis komparatif. Hasil penelitian menunjukkan Tipomorfologi arsitektur suku Banjar dapat dijelaskan berdasar beragam tema yang mempengaruhi perkembangan arsitektur Suku Banjar, yaitu; berdasar kesamaan yang menjadi ciri khas (geometrik), berdasar pengaruh kebudayaan suku, berdasar pengaruh kepercayaan dan agama, berdasar tata ruang, berdasar struktur dan konstruksi, berdasar lokasi, dan berdasar ornamen/ ragam hias.Keberadaan masing-masing tema yang mempengaruhi pembentukan tipo- morfologi Suku Banjar di atas saling berhubungan erat antar satu dengan yang lainnya sehingga tidak bisa dilepaskan dalam pembentukan pemahaman. Keyword : tipologi, morfologi, suku Banjar, arsitektur PENDAHULUAN Negara Daha dan mendirikan Kerajaan Banjar5. Sejak saat itu secara politik berdiri kerajaan Latar Belakang Banjar dengan segala arsitektur kerajaan dan rakyatnya. Kerajaan Banjar ini selanjutnya terus Sejarah perkembangan arsitektur di daerah berkembang dan dipimpin secara turun temurun Kalimantan Selatan tidak dapat dipisahkan dari oleh 18 penguasa/raja Banjar dari tahun 1526 ± sejarah terbentuknya suku Banjar. Dimulai abad 1859 M. ke-4, saat kedatangan orang Melayu dan Pada masa keemasannya, kerajaan Banjar berdirinya kerajaan Tanjung Pura1, kemudian memiliki daerah kekuasaan yang sangat luas, pada abad ke-13 datang imigran dari Kaling dan meliputi hampir sebagian besar Pulau Kalimantan. mendirikan kerajaan Negara Dipa2, selanjutnya Namun, akibat perlawanan dan politik yang abad ke-15 saat terjadi serangan dari Majapahit dijalankan penjajah, lambat laun kerajaan Banjar dan berdirinya kerajaan Negara Daha3, hingga mengalami penurunan. Puncaknya akibat adanya runtuhnya kerajaan Daha dan berdirinya kerajaan perlawanan, pemerintah penjajah akhirnya Banjar adalah sejarah panjang terbentuknya Suku membumihanguskan sebagian besar pusat Banjar dan khususnya arsitektur Banjar. pemerintahan kerajaan Banjar serta menghapus Akumulasi dari peristiwa sejarah tersebut kekuasaan kerajaan Banjar pada tahun 1859 M. terjadi pada tahun 1526 M4, saat Pangeran Akibatnya, selain hilangnya sejarah panjang Samudera, dengan bantuan Patih Masih dan kerajaan Banjar, juga lenyapnya bukti-bukti fisik Kerajaan Demak, berhasil mengalahkan Kerajaan masyarakat/kerajaan Banjar. Hal ini diperparah lagi dengan sangat minimnya bangunan-bangunan 1 M. Idwar Saleh, Rumah Tradisional Banjar. Rumah 5 Bubungan Tinggi (Banjarbaru : Museum Negeri Lambung 0. ,rfan 0ahmud, —HuEungan 3rimordial dan Mangkurat, 1978) . hal. 6; Saleh, Sejarah Daerah …., hal. 16. Tuntutan Hak Historis -awa atas Banjarmasin“. Menyebutkan abad ke 5-6 M. Naditira Widya. No. 03/1999. (Balai Arkeologi 2 Ibid., hal.6 Banjarmasin. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional). 3 Ibid., hal.7 Saleh, Sejarah …, hal. 156; Gazali Usman, et. al., 4 Menurut catatan tepatnya tanggal 25 September Integrasi Nasional Suatu Pendekatan Budaya Daerah 1526, dan hingga kini ditetapkan sebagai hari jadi Kota Kalimantan Selatan (Banjarmasin : CV Prisma Muda Banjarmasin. Banjarmasin, 1996), hal. 220. Ira Mentayani, Tipologi dan Morfologi... 115 tradisional bercirikan kebudayaan Banjar yang arsitektur, khususnya arsitektur tradisional dibangun setelah masa berakhirnya kerajaan Banjar. Banjar. Di sisi lain, ramainya dibicarakan masalah Manfaat pelestarian tidak terlepas dari perkembangan 1. Untuk pengembangan institusi (PS Arsitektur sejarah manusia. Manusia dengan segala Unlam). Hal ini sesuai dengan dicanangkannya kegiatannya mengakibatkan terjadinya perubahan Arsitektur Kalimantan sebagai studi unggulan. pada lingkungan binaannya. Sekecil apapun 2. Untuk bidang ilmu arsitektur, khususnya perubahan tersebut pasti akan terjadi dan keilmuan di bidang arsitektur tradisional dirasakan dampaknya. Dalam konteks lingkungan Banjar yang memang selama ini belum tergali binaan inilah arsitektur tradisional menjadi isu secara ilmiah. yang hangat di setiap daerah yang memiliki budaya dan sejarah untuk dilestarikan. Kegiatan Tinjauan Pustaka pelestarian ini sangat penting disebabkan A. Tipologi kebutuhan untuk menjaga akar budaya dan Studi tentang tipologi menyangkut studi sejarah. tentang tipe, yaitu mengkaji adanya kesamaan ciri Berdasar berbagai sumber literatur6, saat ini khas secara formal dari sekelompok obyek. terdapat kurang lebih 11 (sebelas) tipe arsitektur Tipologi juga dapat berarti sebagai studi tentang tradisional Banjar. Namun belum ada referensi pengelompokan obyek (sebagai model) melalui yang jelas mengenai tipe-tipe yang ada hingga kesamaan struktur. Struktur formal ini saat ini. Beberapa sumber referensi berbeda dalam mengandung makna yang tidak hanya berkaitan mengidentifikasikannya. Hal ini nampaknya dengan geometri fisik saja, tetapi juga yang disebabkan belum adanya konsep klasifikasi yang berkaitan dengan kondisi nyata, mulai dari berdasar kajian keilmuan. aktifitas sosial hingga konstruksi bangunan. Di samping itu, sebagian besar arsitektur Studi tipologi juga mencakup upaya tradisional yang masih ada saat ini kondisinya mengkategorisasi dan taksonomi. Taksonomi sangat memprihatinkan dan dapat diprediksi yaitu formulasi aturan-aturan dari informasi- dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama lagi informasi pada obyek melalui penyusunan akan semakin banyak arsitektur tradisional yang keteraturan kategori secara hierarkis, dan dalam lenyap. Dalam beberapa tahun ke depan akan sulit mengklasifikasikan dilakukan juga katagorisasi atau bahkan tidak ada lagi bukti fisik keberadaaan dengan melihat perbedaan sehingga dalam studi arsitektur Banjar di Kalimantan Selatan. Untuk tipologi dilihat keseragaman dan keragaman jangka panjang, hal ini merupakan kehilangan sekaligus. yang sangat tidak ternilai. Persoalan masih lemahnya kajian keilmuan (arsitektural) terhadap B. Morfologi arsitektur Banjar yang menyebabkan tidak adanya Morfologi adalah studi tentang bentuk. Studi konsep yang mampu menjabarkan beragamnya ini dimulai pada masa Renaissance, yaitu pada tipe arsitektur Banjar adalah inti dari penelitian masa ditemukannya daerah-daerah baru dengan ini. flora dan fauna yang sangat beragam. Dalam perkembangan selanjutnya, studi morfologi tidak Tujuan dan Manfaat hanya menemukan klasifikasi dari bentuk dan Tujuan struktur suatu obyek, tetapi lebih ke arah 1. Mengetahui tipologi dan morfologi arsitektur pemahaman tentang evolusi dan transformasi daerah Suku Banjar di Kalimantan Selatan, (metamorfosa). sehingga ketidakjelasan tipe arsitektur Banjar Dalam bidang arsitektur, konsep morfologi yang ada saat ini dapat dipecahkan secara merupakan studi mendasar dalam melihat dan ilmiah. memilah komponen dan mengklasifikasikannya 2. Memperoleh konsep dasar arsitektur ke dalam tipe-tipe; morfologi juga merupakan (tradisional) Banjar, yang selanjutnya menjadi studi evolusi tipe dan model; morfologi dasar pengembangan ilmu pengetahuan memperlihatkan transformasi dan metamorfosa; dan morfologi merupakan studi tipologi dari 6 Antara lain : Saleh, Rumah …,hal. 11 & 41.; transformasi. Syamsiar Seman, Rumah Adat Banjar; dan beberapa sumber lainnya. Namun terdapat sedikit perbedaan C. Sejarah Perkembangan Suku Banjar mengenai jumlah tipe, nama, dan juga status Saat ini secara umum penduduk Kalimantan kepemilikan/penghuninya. Untuk lebih jelasnya terbagi dua, yaitu : penduduk asli yang bandingkan sumber yang ada. 116 INFO TEKNIK, Volume 8 No.2, JULI 2007 merupakan orang Dayak7 dan semuanya dianggap dianggap sebagai salah satu dialek bahasa menganut kepercayaan anismisme, dan orang Melayu14. Melayu yang beragama Islam (muslim). Suku Pada abad ke-13, akibat terjadinya perebutan Banjar sangat identik dengan/sebagai orang kekuasaan dalam kerajaan Majapahit, terjadilah Melayu, namun 90% dari orang Melayu arus pengungsian dari Jawa Timur (Kediri Utara) diperkirakan adalah orang Dayak juga yang telah ke Kalimantan Selatan15. Para imigran orang menganut ajaran Islam8. Kaling dari kerajaan Kuripan atau Jenggala di Istilah orang Melayu, jika diartikan sebagai Kediri Utara ( Jawa Timur) ini selanjutnya orang muslim, di Kalimantan Selatan baru dikenal mengembangkan kota-kota yang telah ada dari setelah masuknya Islam itu sendiri ke masa kerajaan Tanjung-Pura. Dalam bidang sosial Kalimantan9. Sedangkan jika disepadankan para pendatang ini juga cepat menyesuaikan dengan orang sungai nampaknya tepat dengan budaya setempat, khususnya bahasa yang menggambarkan karakteristik kehidupan telah berkembang, yaitu percampuran bahasa kelompok pendatang ini, dan menggambarkan Melayu dengan Eahasa DayaN (Ma‘anyan, proses migrasi mereka. Lawangan, Bukit, dan Ngaju) yang dikenal Kedatangan orang Melayu ke Kalimantan sebagai bahasa