Sejarah Islam Indonesia I.Pdf
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
SEJARAH ISLAM INDONESIA I Dari awal islamisasi sampai periode kerajaan-kerajaan Islam Nusantara Buku Perkuliahan Program S-1 Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya Penulis: Prof. Dr. Ahwan Mukarrom, MA Supported by: Government of Indonesia (GoI) and Islamic Development Bank (IDB) digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id KATA PENGANTAR REKTOR UIN SUNAN AMPEL Merujuk pada PP 55 tahun 2007 dan Kepmendiknas No 16 tahun 2007, Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa; Kepmendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi; dan KMA No. 353 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, UIN Sunan Ampel akan menerbitkan buku perkuliahan sebagai upaya pengembangan kurikulum dan peningkatan profesionalitas dosen. Untuk mewujudkan penerbitan buku perkuliahan yang berkualitas, UIN Sunan Ampel bekerja sama dengan Government of Indonesia (GoI) dan Islamic Development Bank (IDB) telah menyelenggarakan Workshop on Writing Textbooks for Specialization Courses dan Workshop on Writing Textbooks for vocational Courses bagi dosen UIN Sunan Ampel, sehingga masing-masing dosen dapat mewujudkan karya ilmiah yang dibutuhkan oleh para mahasiswa -mahasiswinya. Buku perkuliahan yang Berjudul Sejarah Islam Indonesia I dari awal Islamisasi Sampai Periode Kerajaan-Kerajaan Islam Nusantara ini merupakan salah satu di antara buku-buku yang disusun oleh para dosen pengampu mata kuliah program S-1 jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam FakultasAdab dan Humanioran UIN Sunan Ampel sebagai panduan pelaksanaan perkuliahan selama satu semester. Dengan terbitnya buku ini diharapkan perkuliahan dapat berjalan secara aktif, efektif, kontekstual dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusan UIN Sunan Ampel. Kepada Government of Indonesia (GoI) dan Islamic Development Bank (IDB) yang telah memberi support atas terbitnya buku ini, tim fasilitator dan penulis yang telah berupaya keras dalam mewujudkan penerbitan buku ini, kami sampaikan terima kasih. Semoga buku perkuliahan ini bermanfaat bagi perkembangan pembudayaan akademik di UIN Sunan Ampel Surabaya. Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof. Dr. H. Abd. A’la, M.Ag. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id PRAKATA Salah satu komponen penting dalam proses belajar-mengajar adalah tersedianya Teks Book/Buku Dars yang memadai sesuai dengan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) maupun Tujuan Instruksional Umum (TIU) dari Mata Kuliah yang bersangkutan. Alhamdulillah, dewasa ini informasi akademik tentang Sejarah Islam Indonesia cukup banyak; bisa ditemukan lewat literatur-literatur di perpustakaan maupun di situs-situs internet, baik yang disusun oleh penulis-penulis domestik maupun mancanegara. Dalam rangka menyusun Teks Book ini, sebagai tenaga pengajar bidang studi Sejarah Islam Indonesia, saya merasa mendapatkan teman berfikir ketika membaca buku karya Prof. Dr. Hasanu Simon, seorang Guru Besar di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Buku tersebut berjudul Misteri Syekh Siti Jenar: Peran Walisongo dalam mengislamkan Tanah Jawa. Saya yakin sekali bahwa sebagai guru besar beliau sangat intens dan serius ketika menulis buku tersebut. Saya jadi sangat terperanjat ketika membaca pendapat atau kutipan beliau bahwa Dewan Walisongo, penyebar Islam di tanah Jawa adalah atas prakarsa Sultan Muhammad dari Imperium Turki Usmani. Sesuai dengan sub judul buku tersebut, Hasanu Simon dengan mengutip Asnan Wahyudi dan Abu Khalid dalam bukunya “Kisah Walisongo” yang diterbitkan Karya Ilmu, Surabaya tanpa tahun, secara panjang lebar memberikan ilustrasi tentang peran Walisongo, yang menurutnya sebagai delegasi dari Sultan Muhammad I, sebagaimana diinformasikan dalam kitab Kanzul Ulum. Kalau melihat nama Muhammad I, sudah pasti bukan Muhmmad al Fatih yang pernah merebut Konstantinopel, Ibu Kota Romawi Timur pada tahun 1453 M. Sultan Muhammad I adalah Muhammad al Jalabiy (Celeby Mehmed), putera Sultan Murod. Sultan Muhammad I, sebagai sultan ke lima di imperium Usmaniyyah yang bertahta pada tahun 1413 s/d 1421. Sedang Muhammad al Fatih, adalah sultan ke tujuh, dan bertahta tahun 1451 s/d 1481 M. Selama mengampu mata kulliah Sejarah Islam Indonesia mulai tahun 1982, saya tidak pernah menerima informasi peran Sultan Turki Ustmani, dalam hal ini Sultan Muhmammad al Jalabiy, yang dengan kebijakannya membentuk Dewan Wali Songo dengan tugas utama ekselerasi islamisasi Jawa. Mengingat bahwa islamisasi Jawa merupakan salah satu pembahasan penting, maka khusus pembahasan tentang peran para orang suci (wali) khususnya Wali Songo di Jawa diberi porsi yang agak istimewa. Ini perlu sebab sampai dewasa inipun ummat Islam digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Indonesia masih memberi apresiasi yang luar biasa terhadap para Wali tersebut. Bias apresiasi terhadap orang-orang suci ini perlu segera mendapatkan porsi pembahasan yang proporsional, sebab dikhawatirkan masyarakat akan semakin jauh meninggalkan semangat dan nilai sejarah para wali tersebut, sehingga tokoh-tokoh tersebut bukan tokoh sejarah, tetapi menjadi tokoh mitos. Di tengah keinginan untuk memberikan gambaran yang proporsional terhadap sejarah para wali di Jawa tersebut, ada khabar baik untuk saya, bahwa saya dinyatakan lulus dalam seleksi ARFI (Academic Recharging for Islamic Higher Education) yang diselenggarakan Dirjen Pendis, Cq. Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam, Kementerian Agama RI dan diberi kesempatan untuk melakukan academic recharging ke Turki selama lima minggu, mulai tanggal 18 Nopember 2012 sampai dengan 26 Desember 2012. Al hamdulillah. Kesempatan ini saya gunakan sebaik-baiknya untuk melakukan penelitian/kajian terhadap pernyataan Hasanu Simon, karena menurutnya kitab Kanzul Ulum tersebut tersimpan di perpustakaan istana kesultanan Ottoman di Istambul. Dan masih menuru t beliau, bahwa kitab tersebut adalah karya karya Ibnu Batutah yang kemudian dilanjutkan oleh Maulana Maghribiy (salah satu anggota Dewan walisongo) yang intinya mengiformasikan keabsahan Dewan Walisongo tersebut sebagai delegasi utusan Muhammad al Jalabiy untuk tujuan khusus yakni mengislamkan tanah Jawa. Saya mencoba hunting di tiga perpustakaan besar di Istambul, Turki. Masing-masing: Perpustakaan Sulaimaniyyah (Sulaymaniyet Kutuphane); perpustakaan Devlet (Deflah Kutuphane) dan perpustakaan ISlAM Univertsity. Sayangnya, di tiga perpustakaan tersebut saya tidak atau belum menemukan kitab/naskah Kanzul Ulum sebagaimana diinformasikan oleh Prof. Dr. Hasanu Simon. Oleh sebab itu bagi para pembaca yang memiliki informasi dan akses ke berbagai perpustakaan di Turki, tentu saya sangat berterima kasih jika berkenan memberi informasi. Ini sangat penting bagi saya karena dengan dasar informasi itulah saya menyempurnakan Teks Book (Buku Dars) ini. Sekembalinya dari Turki, saya mencoba menghubungi Prof. Hasanu Simon untuk klarifikasi dan minta informasi lebih jauh tentang karya beliau tersebut, baik lewat penerbit buku “Pustaka Pelajar,” Yogyakarta, juga keluarga beliau maupun Universitas Gajah Mada. Sayang sekali upaya ini gagal lantraran beliau sudah pulang ke rahmatullah. Teriring doa semoga Allah menerima amal baiknya dan mengampuni segala kekhilafannya. Amiin. Akhirnya dalam edisi ini saya memberanikan diri menyantumkan pendapat beliau tentang keabsahan “Dewan Walisongo” sebagai delegasi Sultan Muhammad I (Celeby Mehmed) dari Imperium Turki Usmani, dengan harapan agar ada dari pembaca yang sudi digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id memberi masukan dan atau mengoreksi baik untuk saya sebagai pengajar Sejarah Islam Indonesia maupun juga untuk karya Prof. Dr. Hasanu Simon. Tentu upaya tersebut sebagai langkah positip dalam rangka peningkatan kualitas kelimuan. Sesuai dengan Kurikulum tahun 2011, materi mata kuliah Sejarah Islam Indonesia (SII) terbagi dalam tiga segmen. Pertama bermaterikan awal islamisasi Indonesia (Nusantara) dan periode kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara; Kedua dengan materi pokok munculnya pengaruh dan penjajahan Barat atas Indonesia sampai dengan persiapan kemerdekaan Indonesia; sedang segmen Ketiga mulai dari persiapan kemerdekaan Indonesia sampai dengan periode reformasi. Menunjuk kepada tiga pembagian di atas, maka Teks book yang berada di tangan pembaca ini merupakan seri pertama, yang dikuliahkan (diajarkan) kepada para mahasiswa pada semester -semester awal. Oleh sebab itu penyusunannya telah diupayakan menghindari istilah-istilah teknis-ensiklopedis, agar mudah dan cepat bisa difahami peserta. Sesuai dengan sifat sejarah itu sendiri yang sangat terbuka luas bagi adanya studi ulang, maka demikian juga terhadap Sejarah Islam Indonesia. Materi Teks Book yang berada di tangan para pembaca ini juga bukan seluruhnya baru. Oleh karena sejarah bukan monopoli sejarawan, maka kalangan manapun yang memiliki kepedulian terhadap sejarah berhak untuk menulis sejarah (nya). Berbeda dengan disiplin ilmu-ilmu lain, yang hanya boleh dikembangkan bagi yang berkompeten saja. Memang harus diakui, sebagaimana pernah dinyatakan Dr. H.J. De Graaf bahwa atensi studi terhadap Sejarah Islam Indonesia terasa kurang memadai jika dibandingkan dengan studi sejarah pada periode sebelumnya yakni Jaman Hindu-Buddha Indonesia, baik menyangkut kualitas penelitian maupun publikasinya.