15 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Menu Luhu Semuel Layuk, Dkk
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
15 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Menu Luhu Semuel Layuk, dkk MENU LUHU (Katuk Saorophus Androginus) SEBAGAI KEARIFAN LOKAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI ASI FREKUENSI DAN DURASI MENYUSUIDI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Semuel Layuk1, Daniel Robert2, dan Nonce Nova Legi3 1Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado 2.3. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Manado ABSTRACT Background: Feeding behavioris an activityandculturewithin a family, had astrong influence onwhat, whenandhowpeopleeat. Eating habitsandculturalpatternswillinfluence thetypesof foodthatshould be consumedboth concerningprocessing and presentationso as tomeet thenutritionalneedsof each family member. Luhuleafis one type ofits kindkatukunknownin detailbutthisis akindkatuktypicalmenuinSangihe Islands Regencyin North Sulawesi. Menuluhuhas longbecomea daily menuby residents ofthe region ofSangihe Islands Regency, TalaudandSitaro, as a main mealcookedvegetablesare processed intoclearordisantanandspecificallygiven tonursing mothers.Fish, is a kind ofhealthy foodthat islow in saturated fat, high in protein, and is animportant source ofomega 3 fatty acids. The design of the study: The study is a randomized quasy Experimentnon-one-group pretest and posttest study design will be implemented in some areas of health centers in Sangihe Islands Regency in April, 2015. The population in this study were all nursing mothers in the health centers that have Sangihe Islands Regency proportion of nursing mothers and infants with high malnutrition status amounted to 145 people. Univariatedataanalysisusingfrequency distribution tablestoobtaingeneral informationabout the characteristics ofthe sampleand therespondents andthe research variables. Bivariateanalysisto determineMenuLuhu(Katuk Saorophusandrogynous) AsLocal WisdomIn Increasingmilk productionFrequencyandDuration ofBreastfeedinginSangihe Islands Regencyusing ChiSquare(X ²) at the95% significance level(α =0.05). Results:MenuLuhumodifiedwith tunagenerallyacceptableasfoodfor nursing mothers. MenuLuhumodified withtunafishcan be used asan alternativemenufor mothers who arebreast-feedingbecause it canincrease milk productionthrough thefrequencyandduration of breastfeeding. Tutomodifiedmenuwith tunawhen givenregularly canimprove themother's weightandcan further improvethe nutritionalstatusof mothers andinfants.MenuLuhumodifiedwith tunais amodified conventionalmenuandcan be received byalocalweaning foodwithoutreducingthe values oflocal wisdom. Menu Luhu modified with tuna is a modified conventional menu and can be received by a local weaning food without reducing the values of local wisdom. Menu Luhu modified with tuna into alternative foods for breastfeeding mothers that can be patented to the next can be utilized by the community specifically in Sangihe and generally in society as a menu nutritional value. Modifications need to be done again with other food ingredients to increase nutritional value Luhu menu to be more impregnate both micro and macro nutrients that are essential to increase milk production for breastfeeding mothers. Keyword: Menuluhu, frequencyandduration of breastfeeding, NutritionalStatusNursing Mothers, Babiesstatus. PENDAHULUAN macam suku dan tradisi sehingga Perbedaan latar belakang dan pembentukan kebiasaan tradisi kebiasaan makan berhubungan makannyabermacam-macamdan erat dengan lingkungan hidup, tingkat beragam. Beberapa hal yang kehidupan serta pendidikan dan mempengaruhi kebiasaan makan pengalaman seseorang. Indonesia seperti tahayul (mistik), kepercayaan terdiri dari berbagai pulau dan berbagai (agama), adat kebiasaan serta 16 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Menu Luhu Semuel Layuk, dkk preferensi. Kebiasaan makan diartikan Keluaran rencana aksi diharapkan sebagai cara individu atau kelompok dapat menjembatani pencapaian individu memilih pangan dan MDGs yang telah disepakati dalam mengkonsumsinya sebagai reaksi RPJMN 2010-2014 yaitu menurunnya terhadap pengaruh fisiologis, prevalensi gizi kurang anak balita psikologis, dan budaya (Suhardjo, menjadi 15,5 persen, menurunnya 2003b). prevalensi pendek pada anak balita Para ahli antropologi menjadi 32 persen, dan tercapainya berpendapat bahwa kebiasaan makan konsumsi pangan dengan asupan dan susunan hidangannya merupakan kalori 2.000 Kkal/orang/hari strategi salah satu manifestasi kebudayaan nasional yang menjabarkan kebijakan yang biasa disebut dengan “Lifestyle” diatas meliputi:(1) Perbaikan gizi atau gaya hidup. Gaya hidup ini masyarakat, terutama pada ibu pra- merupakan hasil kondensasi dari hamil, ibu hamil, dan anak melalui interaksi berbagai faktor sosial, budaya peningkatkan ketersediaan dan dan lingkungan hidup. Pelaksanaan jangkauan pelayanan kesehatan dari unit terkecil ialah keluarga berkelanjutan difokuskan pada (household), sehingga gaya hidup intervensi gizi efektif pada ibu pra- keluarga merupakan pencerminan dari hamil, ibu hamil, bayi, dan anak kehidupan suatu masyarakat baduta; (2) Peningkatan akssebilitas (Suhardjo, 2003a). pangan yang beragam melalui Perilaku makan merupakan peningkatan ketersediaan dan suatu kegiatan dan budaya dalam aksesibiltas pangan yang difokuskan suatu keluarga, mempunyai pengaruh pada keluarga rawan pangan dan yang kuat terhadap apa, kapan dan miskin; (3) Peningkatan pengawasan bagaimana penduduk makan. mutu dan keamanan pangan melalui Kebiasaan makan dan pola peningkatan pengawasan keamanan kebudayaan akan mempengaruhi jenis pangan yang difokuskan pada pangan yang harus dikonsumsi baik makanan jajanan yang memenuhi yang menyangkut pengolahan dan syarat dan produk industri rumah penyajian sehingga dapat memenuhi tangga (PIRT) tersertifikasi; (4) kebutuhan akan zat gizi setiap anggota Peningkatan perilaku hidup bersih dan keluarga (Suhardjo, 2003b). sehat (PHBS) melalui peningkatan Rencana Pembangunan pemberdayaan masyarakat dan peran Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pimpinan formal serta non formal, 2010-2014 secara tegas telah terutama dalam peribahan perilaku memberikan arah Pembangunan atau budaya konsumsi pangan yang Pangan dan Gizi yaitu meningkatkan difokuskan pada penganekaragaman ketahanan pangan dan status konsumsi pangan berbasis sumber kesehatan dan gizi masyarakat. daya lokal, perilaku hidup bersih dan Selanjutnya dalam Instruksi Presiden sehat, serta merevitalisasi posyandu; No. 3 tahun 2010 tentang Program dan (5) Penguatan kelembagaan Pembangunan yang Berkeadilan yang pangan dan gizi melalui penguatan terkait dengan rencana tindak lanjut kelembagaan pangan dan gizi ditingkat upaya pencapaian tujuan nasional, provinsi, dan kabupaten dan pembangunan milenium (MDGs), kota yang mempunyai kewenangan ditegaskan perlunya disusun dokumen merumuskan kebijakan dan program Rencana Aksi Nasional Pangan dan bidang pangan dan gizi, termasuk Gizi (RAN-PG) 2011-2015 dan rencana sumber daya serta penelitian dan Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD- pengembangan (Bappenas, 2011) PG) 2011-2015 di 33 provinsi. 17 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Menu Luhu Semuel Layuk, dkk Gizi memegang peranan Kelahiran bayi di dunia hanya penting dalam siklus hidup 36 % yang mendapat ASI eksklusif . manusia.Kekurangan gizi pada ibu UNICEF memperkirakan bahwa hamil dapat menyebabkan Bayi Berat pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula bulan dapat mencegah kematian 1,3 menyebabkan penurunan tingkat juta anak berusia di bawah 5 tahun. kecerdasan. Pada bayi dan anak, Suatu penelitian di Ghana kekurangan gizi akan menimbulkan menunjukkan 16 % kematian bayi gangguan pertumbuhan dan dapat dicegah dengan pemberian ASI perkembangan yang apabila tidak dimulai sejak pertama kelahirannya. diatasi secara dini dapat berlanjut Cakupan pencapaian pemberian ASI hingga dewasa. eksklusif masih dibawah target Usia 0-24 bulan pada Balita cakupan Nasional yaitu pemberian ASI merupakan masa pertumbuhan dan eksklusif bayi 0-5 bulan sebesar 27,2 perkembangan yang pesat, sehingga %. (RISKESDAS 2010). kerap diistilahkan sebagai periode Hasil Riset Kesehatan Dasar emas sekaligus periode kritis. Periode tahun 2013 menunjukkan bahwa emas dapat diwujudkan apabila pada Persentase proses mulai menyusu masa ini bayi dan anak memperoleh pada anak 0-23 bulan di provinsi asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh Sulawesi Utara kurang dari satu jam kembang optimal. Sebaliknya apabila (IMD) setelah bayi lahir adalah 56,8 bayi dan anak pada masa ini tidak persen, tertinggi di Bolaang memperoleh makanan sesuai Mongondow (76,8%), sedangkan kebutuhan gizinya, maka periode emas presentase menyusu kurang dari satu akan berubah menjadi periode kritis jam (IMD) paling rendah adalah di yang akan mengganggu tumbuh Kepulauan Sangihe (17,5%) kembang bayi dan anak, baik pada (Balitbangkes, 2013). saat ini maupun masa selanjutnya. Menyusui sejak dini mempunyai Guna mencapai tumbuh dampak yang positif baik bagi ibu kembang optimal, di dalam Global maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui Strategy for Infant and Young Child mempunyai peran penting yang Feeding, WHO/UNICEF fundamental pada kelangsungan hidup merekomendasikan empat hal penting bayi, kolostrum yang kaya dengan zat yang harus dilakukan yaitu; pertama antibodi, pertumbuhan yang baik, memberikan air susu ibu kepada bayi kesehatan, dan gizi bayi. Untuk segera dalam waktu 30 menit setelah mengurangi morbiditas dan mortalitas bayi lahir, kedua memberikan hanya air bayi dan balita, Inisiasi menyusu dini susu ibu (ASI) saja atau pemberian mempunyai peran penting bagi ibu ASI secara eksklusif sejak lahir sampai dalam merangsang kontraksi uterus bayi berusia 6 bulan, ketiga sehingga mengurangi perdarahan memberikan