KOREAN POP (K-POP) DAN EKSPRESI IDENTITAS DIRI ANGGOTA FANSCLUB K-POP DI

Oleh: Dian Armyla Sari [email protected] Pembimbing : Dr. Hesti Asriwandari, M.Si [email protected] Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jalan H.R. Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63227

Abstrak

Pada awal tahun 2000-an budaya pop Korea telah tersebar luas di masyarakat dunia dan masuk ke Indonesia yang mana masyarakat Indonesia tertuju pada Korea Selatan yang sedang mengadakan piala dunia, selain itu stasiun televisi swasta Indonesia banyak menayangkan drama Korea yang menarik perhatian masyarakat Indonesia. Akhirnya budaya pop Korea dapat membentuk fansclub K-pop di Indonesia hingga tersebar luas di kota-kota seperti kota Pekanbaru. Pada 10 februari 2012 telah terbentuk komunitas K-popers Pekanbaru. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fansclub K-pop Pekanbaru dan ekspresi identitas diri anggota fansclubnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif yang mana peneliti mendapatkan 9 orang subyek yang dipilih menggunakan purposive sampling dengan memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa mereka melakukan aktivitas yang terdapat konsumsi simbol baik di sosial media maupun di kehidupan nyata, mereka juga suka mengoleksi barang K-pop, mereka menunjukkan bahwa mereka adalah K-popers pada saat aktivitas fansclub ataupun komunitaa K-popersnya, menggunakan atribut dan pada setiap harinya mereka hanya memakai aksesoris biasa saja seperti pin dan gantungan tas. Mereka menyadari dampak dan manfaat sebagai K-popers, darihal positif mereka jadi rajin menabung, mandiri dan bekerja keras untuk mencapai sesuatu dan dari hal negatif mereka menjadi boros dalam membeli barang K-pop, menghabiskaan uang untuk kegiatan K-pop seperti ganthering, menonton konser dan kegiatan K- poplainnya dan juga aktivitas mereka seperti sering asik dengan dunia mereka sendiri.

Kata Kunci: Korean pop, Ekspresi, Identitas diri

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 1 KOREAN POP (K-POP) AND K-POP FANSCLUB MEMBERS SELF EXPRESSION IN PEKANBARU

By: Dian Armyla Sari [email protected] Supervisor: Dr. Hesti Asriwandari, M.Si [email protected] Department of Sociology Faculty of Social and Political Sciences Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63227

Abstract

In the early 2000s Korean pop culture was widespread in the world community and entered Indonesia, where Indonesian people were focused on South Korea who was holding a world cup, besides that Indonesian private television stations broadcast many Korean dramas that drew the attention of Indonesian people. Finally, Korean pop culture can form K-pop fan clubs in Indonesia to be widespread in cities like Pekanbaru. On February 10, 2012 the Pekanbaru K-popers community was formed. This study aims to determine the activities of Pekanbaru K-pop fansclub and the expression of the identity of the fansclub members. The method used in this study is qualitative in which the researcher gets 9 selected subjects using purposive sampling to meet the criteria determined by the researcher. The results of this study stated that they carry out activities that contain symbol consumption both on social media and in real life, they also like to collect K-pop items, they show that they are K-popers during fansclub activities or K-popers communities, using attributes and every day they only use ordinary accessories such as pins and bag hangers. They realize the impact and benefits of being K-popers, from positive things to being diligent in saving, being independent and working hard to achieve something and from negative things they become wasteful in buying K-pop goods, spending money on K- pop activities such as ganthering, watching concerts and other K-pop activities as well as their activities with their own world.

Keyword: Korean pop, Expression, Identity

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 2 PENDAHULUAN Pada 10 februari 2012 telah resmi berdirinya komunitas K-popers Pekanbaru, yang mana terdiri dari 4 1.1 Latar Belakang fandom atau fansclub. Sejak berdirinya Komunitas K-Popers Globalisasi diartikan sebagai Pekanbaru telah melakukan beberapa proses yang menghasilkan dunia kegiatan seperti mini gathering K- tunggal, masyarakat di seluruh dunia popers Pekanbaru pada 10 februari menjadi saling tergantung di semua 2012 yang bertempat di cafe aspek kehidupan politik, ekonomi, chocolatte, selanjutnya pada 28 april dan budaya (Robertson dalam 2013 mengadakan hangout with K- Sztompak, 1994). Globalisasi popers Pekanbaru yang bertempat di mempunyai dampak salah satunya Bandar Serai Pekanbaru, lalu K- seperti westernisasi. popers Pekanbaru berbagi yang mana Tingginya pengaruh westernisasi kegiatan diadakan untuk membantu pada masyarakat sudah banyak sesama kita dengan melakukan diakui dan sejak tahun 1990-an penggalangan dana dan pakaian muncullah istilah Hallyu atau layak pakai untuk diberikan kepada Korean Wave ini adalah istilah yang beberapa panti asuhan di Pekanbaru, digunakan untuk menyatakan bahwa 2nd gathering K-popers Pekanbaru budaya pop Korea telah tersebar luas yang diadakan pada 9 februaru 2014, dimasyarakat dunia. 3th gathering K-popers Pekanbaru Fenomena Korean Wave atau pada 10 februari 2015, 4th gathering Hallyu yang saat ini sedang melanda K-popers Pekanbaru pada bulan Indonesia banyak mempengaruhi maret 2015 lalu (Rena, 2017). kehidupan masyarakat khusunya Saat ini di kota Pekanbaru kawulan muda atau remaja. Korean terdapat sekitar 17 fansclub atau Wave masuk ke indonesia pada awal fandom yang ada di kota Pekanbaru. tahun 2000-an. Pada 29 april 2018 K-popers Di samping drama, masuknya Pekanbaru mengadakan gathering k- penyayi Korea juga turut ambil pop Pekanbaru ke-6 yang diadakan bagian untuk memperkuat eksistensi di Hotel Alpha, pada hari minggu 07 Korean Wave di Indonesia. Rain dan oktober 2018 K-popers Pekanbaru Boa adalah gerbang awal pembukaan mengadakan galang dana di CFD dunia K-Pop di industri musik untuk korban bencana Palu dan Indonesia. Setelah itu mulailah untuk 3 februari 2019 diadakan acara masuk boy band seperti TVXQ, Gathering K-Pop yang ke-7 Super Junior dan Big Bang, serta bertempatan di Ballroom Grand masuk juga girl band seperti SNSD, Central Hotel. Acara gathering k-pop Wonder Girl dan 2ne1 di Indonesia. ini selalu dilakukan pada setiap Kekuatan yang dimiliki oleh tahunnya. Mereka tidak hanya Hallyu dapat kita lihat telah berfokus pada hal yang mereka sukai terbentuknya fans club k-pop di saja tetapi mereka masih ingat Indonesia, tidak hanya dikota-kota sesama dan saling menolong. besar saja tetapi telah tersebar luas di Bebicara tentang k-pop tidak bisa daerah-daerah atau pulau-pulau yang lepas dari penggemar yang terkenal ada di Indonesia salah satunya yaitu loyal dengan idolanya. Fans rela kota Pekanbaru. melakukan banyak hal seperti

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 3 menonton konser dan mereka tak Ketika berada dalam fandom atau segan mengeluarkan banyak uang fansclub para penggemar tidak malu untuk membeli segala macam pernak untuk bersikap di luar batas normal pernik tentang idolnya. Proses seorang penggemar. Misalnya pada penyebaran budaya Korea atau saat mengikuti acara ghatring atau Hallyu tidak bisa terlepaskan dari acara perfandom dan atau menonton keberadaan media massa dapat konser mereka menggunakan dikatakan bahwa media massa adalah aksesoris seperti bando yang saluran utama penggerak Korean bertuliskan nama idolnya atau wajah Wave (Wijayanti, 2012). idolnya, membawa kipas yang Mereka juga menyukai produk bertulisakan nama idolnya atau korea selatan seperti makanan Korea, wajah idolnya, ada juga yang film, musik, dan fashion, dari rasa membawa doll yang menunjukkan ketertarikan itu pula mereka itu adalah idolnya bahkan ada juga mempelajari bahasa Korea dan yang membawa hand bener tulisannya (hangul). Penggemar K- menunjukkan kecintaan mereka pop juga membeli barang-barang terhadap idolnya. Namun ketika yang berhubungan dengan idolnya mereka diluar fansclub, mereka dan para remaja ini ada juga yang kembali menjadi pribadi yang biasa mengikuti konser idol mereka. Para saja seperti pribadi mereka yang remaja selalu menabung, menyisikan sesungguhnya. uang jajan atau uang jatah bulanan Berdasarkan observasi yang mereka agar semua keinginan dilakukan oleh peneliti, peneliti mereka tercapai dari memiliki merasa tertarik untuk meneliti fans barang-barang yang harganya murah club K-pop di Pekanbaru karena hingga yang mahal. didalamnya banyak diikuti oleh para Mereka menyukai para artis remaja pekanbaru yang masih dalam Korea mulai dari aktris dan aktor, kategori pelajar dan mahasiswa juga. boyband, girlband dan penyanyi solo Dari pemaparan diatas peneliti karena penampilan dan tubuh yang tertarik untuk meneliti tentang cantik dan bagus, suara yang indah, “Korean Pop (K-pop) dan ekspresi style mereka diatas pangung yang identitas diri anggota fansclub K-pop bagus, sikap dan sifat saat berada di Pekanbaru”. dalam suatu reality show ataupun yang tersorot kamera, dan rasa 1.2 Rumusan Masalah semangat mereka dalam pendidikan, itu lah yang membuat para Berdasarkan uraian dari rumusan penggemar K-pop tertarik dan tak masalah diatas, maka peneliti jarang dari mereka mencontoh hal menyimpulkan dalam bentuk yang positif dari para idol mereka. pertanyaan dan ingin melihat : Identitas adalah jati diri yang 1. Bagaimana aktivitas fansclub K- dimiliki sejak lahir sehingga melalui pop Pekanbaru ? proses interaksi yang dilakukan 2. Bagaimana ekspresi identitas setiap hari dalam kehidupan yang diri anggota fansclub ? kemudian membentuk suatu pola khusus yang mendefinisikan tentang orang tersebut.

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 4 1.3 Tujuan Penelitian tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial berlangsung. Dari rumusan masalah diatas Interaksionis simbolik yang dapat disimpulkan tujuan penelitian diketengahkan Blumer mengandung sebagai berikut: sejumlah root images atau ide-ide besar yang dapat diringkas seperti 1. Untuk mengetahui aktivitas yang berikut: dilakukan Fansclub K-Pop Pekanbaru 1. Masyarakat terdiri dari manusia 2. Untuk mengetahui seperti apa yang berintraksi. ekspresi identitas diri dari anggota 2. Interaksi terdiri dari berbagai fansclub K-pop di Pekanbaru. kegiatan manusia yang berhubungan dengan kegiatan 1.4 Manfaat Penelitian manusia yang lain. 3. Objek-objek tidak mempunyai Penulisan ini dibuat dengan makna intrinsik, makna lebih harapan dapat memberikan manfaat merupakan produk interaksi bagi: simbolis. 1. Khalayak Peneliti 4. Manusia tidak hanya mengenal Membantu peneliti lain agar bisa objek eksternal, mereka dapat dijadikan sebagai masukan atau melihat dirinya sebagai objek. perbandingan dengan 5. Tindakan manusia adalah permasalahan yang sama. tindakan interpretatif yang 2. Khalayak Fandom dibuat oleh manusia itu sendiri. Diharapkan dapat memberikan 6. Tindakan tersebut saling gambaran mengenai perilaku dikaitkan dan disesuaikan oleh anggota fandom, khususnya anggota-anggota kelompok, hal fandom K-Pop ini disebut sebagai tindakan 3. Orang tua bersama yang dibatasi sebagai Diharapkan orang tua mampu “organisasi sosial dari perilaku mengarahkan pada kegiatan tindakan-tindakan berbagai yang positif dan memberikan manusia”. pengawasan kepada anak jika Mead mengidentifikasi dua aspek anaknya menjadi anggota suatu atau fase diri yang ia namakan “I” fandom. dan “Me”. Mead menyatakan “Diri pada dasarnya adalah proses sosial TINJAUAN PUSTAKA yang berlangsung dalam dua fase yang dapat dibedakan” 2.1 Interaksionis Simbolik (1934/1962:178). Perlu diingat bahwa “I” dan “Me” adalah proses Menurut Belumer interaksionis yang terjadi didalam proses diri yang simbolik bertumpu pada tiga premis: lebih luas, keduany bukanlah sesuatu (1) menusia bertindak terhadap (things). sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi “I” dan “Me” adalah tanggapan mereka; (2) makan tersebut berasal spontan anggota terhadap orang lain. dari “interaksi sosial seseorang “I” memberi sistem teoritis Mead dengan orang lain”; (3) makna dinamisme dan kreativitas yang

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 5 memang banyak dibutuhkan. “I” suaralah yang paling memungkinkan inilah yang memungkinkan menjadi simbol yang signifikan terjadinya perubahan karena, setiap meski tidak semua ucapan, kumpulan kepribadian adalah campuran dari isyarat suara yang paling mungkin “I” dan “Me”. maka tokoh besar menjadi simbol yang signifikan dalam sejarah adalah bahasa. Mead (1986) membedakan “I” bereaksi terhadap “Me” yang interaksi sosial dalam masyarakat mengorganisir sekumpulan sikap terjadi dalam dua bentuk utama, orang lain yang ia ambil menjadi yakni “percakapan isyarat” (interaksi sikap sendiri (Mead, non-simbolis) dan “penggunaan 1934/1962:175). Mead mengatakan simbol-simbol penting” (interaksi “Me” adalah individu biasa, simbolis). Interaksi non-simbolis konversional (1934/1962:197). berarti bahwa manusia merespon Melalui “Me” lah masyarakat secara cepat dan langsung tanpa menguasai individu. sadar satu sama lain terhadap tindakan atau isyarat orang lain Mead melihat “I” dan “Me” menurut tersebut berdasarkan arti yang pandangan pragmatis. “Me” dihasilkan dari interpretasi yang ia memungkinkan individu hidup lakukan. Sedangkan ciri-ciri interaksi nyaman dalam kehidupan sosial, simbolis adalah pada konteks simbol, sedangkan “I” memungkinkan sebab mereka mencoba mengerti terjadinya perubahan masyarakat. makna atau maksud dari suatu aksi Masyarakat mempunyai yang dilakukan satu dengan yang kemampuaan menyesuaikan diri lain. yang memungkinkannya berfungsi dan terus menerus mendapatkan 2.2 Gaya Hidup masukan baru untuk mencegah terjadinya stagnasi. “I” dan “Me” Menurut Max Weber, gaya hidup adalah bagian dari keseluruhan merupakan persamaan status proses sosial dan memungkinkan kehormatan yang ditandai dengan baik individu maupun masyarakat, konsumsi terhadap simbol gaya berfungsi secara lebih efektif. hidup yang sama. Gaya hidup menurut Koatler (2002.192) adalah Simbol signifikan adalah jenis pola hidup seseorang di dunia yang gerak isyarat yang hanya dapat diekspresikan dalam aktivitas minat diciptakan manusia. Isyarat menjadi dan opininya. Gaya hidup simbol signifikan bila muncul dari menggambarkan “keseluruhan diri individu yang membuat simbol- seseorang” dalam berintraksi dengan simbol itu sama dengan sejenis lingkungan sekitarnya. Budya ini tanggapan (tetapi tak selalu sama) telah meruntuhkan akal sehat yang diperoleh dari orang yang karenaorang tidak lagi dapat menjadi sasaran isyarat. Isyarat fisik membedakan antara keinginan dapat menjadi simbol yang (want) dan kebutuhan (need). signifikan, namun secara ideal tidak Menurut Merrin (2007: 16) cocok dijadikan simbol signifikan konstribusi paling terkenal karena orang tidak dapat dengan Baudrullard dalam sosiologi ialah mudah melihat atau mendengarkan isyarat fisiknya sendiri. Ungkapan

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 6 teorisasinya tentang masyarakat budaya, ekonomi dan politik dari simbolik dan masyarakat semiotik. kehidupan pada konteks ruang dan waktu. Definisi Menurut Don Slater (1997) konsumsi adalah bagaimaan Para penggemar membeli barang manusia dan aktor sosial dengan K-pop seperti album, lightstik dan kebutuhan yang dimilikinya barang lainnya menunjukkan kecinta berhubungan dengan sesuatu (dalam mereka terhadap idolnya dan saat hal ini material, barang simbolik, menonton konser mereka jasa atau pengalaman) yang dapat menggunakan atribut dan membawa menunjukkan mereka. Konsumsi lightstik bukti bahwa meraka adalah mengacu kepada seluruh aktifitas seorang K-popers dan menunjukkan sosial yang orang lakukan sehingga rasa cinta merak terhadap para grub bisa dipakai untuk mencirikan dan idol. Dalam kalangan penggemar K- mengenali mereka di samping apa pop yang ada di pekanbaru konsumsi yang mereka “lakukan” untuk hidup tidak menjadi tolak ukur status (Chaney, 2004). Dengan demikian, seseorang, walaupun didalam tindakan konsumsi tidak hanya fanclub tersebut ada yang tidak dipahami sebagai makanan, memiliki barang K-pop yang official minuman, sandang dan papan saja dan ada yang belum pernah tetapi juga harus dipahami dalam menonton konser sama sekali mereka berbagai fenomena dan kenyataan tetap memandang semua status sama berikut: menggunakan waktu luang, dan tetap memperlakukan temen mendengarkan radio, menonton sama rata. televisi, bersolek atau berdandan, berwisata, menonton konser, melihat 2.3 Fansclub K-pop Pekanbaru pertandingan olahraga, menonton randai, membeli komputer untuk Korean Wave masuk ke mengetik tugas kuliah atau mencari indonesia pada awal tahun 2000-an. informasi, mengendarai kendaraan, Saat itu perhatian masyarakat membangun rumah tempat tinggal Indonesia tertuju kepada Korea dan lain sebagainya. Selatan yang sedang mengadakan piala dunia tahun 2002. Selain itu Dalam masyarakat konsumsi salah satu stasisiun televisi swasta terdapat kecenderungan orang Indonesia juga mulai menayangkan membeli barang bukan karena nilai drama korea yang banyak menarik kemanfaatannya melainkan karena perhatian masyarakat Indonesia, dari gaya hidup (life style). Konsumsi situlah awal mula Indonesia dapat mennetukan identitas menyadari eksistensi Korea dan seseorang, dalam buku Rutherford dunia hiburannya, hingga saat ini (1990) yang bejudul Identity: telah banyak judul drama yang Community, Culture, Difference ditayangkan di Indonesia. menyatak bahwa identitas Pada 10 februari 2012 telah resmi merupakan mata rantai masa lalu berdirinya komunitas K-popers dengan hubungan-hubungan sosial, Pekanbaru, yang mana terdiri dari 4 kultural dan ekonomi didalam ruang fandom atau fansclub yaitu elf dan waktu suatu masyarakat hidup. (sebutan untuk fans super junior), Oleh karena itu identitas seseorang v.i.p (sebutan untuk fans big bang), berkaitan dengan aspek sosial, sone (sebutan untuk fans girl

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 7 generation), black jack (sebutan f. Para penggemar juga lebih untuk fans 2ne1). (Rena, 2017). sensitif terhadap pembahasan K-popers adalah Orang-orang yang berhubungan dengan yang menyukai sesuatu yang berbau idolnya. K-pop. Mereka Mengagumi Idola Korea mereka, mereka sangat tergila- METODE PENELITIAN gila dengan idola mereka. Penggemar dalam bahasa inggris 3.1 Lokasi Penelitian “fans” memiliki sifat fanatik. Fansclub ialah kelompok penggemar Penelitian ini dilakukan di kota dan para K-Popers biasnaya Pekanbaru pada anggota K-popers menyebutnya Fandom. Fandom ialah Kota Pekanbaru dari beberapa merupakan singkatan dari “fans fandom atau fansclub yang ada di kingdom” yang artinya kerajaan fans. Kota Pekanbaru. Semua istilah ini memiliki makna yang sama yaitu penggemar yang 3.2 Subjek Penelitian mencintai, menyukai dan mendukung para idolnya. Subyek penelitian terdiri dari 9 Generasi yang berbakat dari orang yang dipilih Purposive menciptakan lagu dan produser telah Sampling. Purposive Sampling banyak belajar tentang dunia musik adalah teknik pengambilan data gelobal dan membawa perubahan. dengan pertimbangan-pertimbangan 1. Pengaruh Positif tertentu, artinya yang dijadikan a. Menjadi salah satu hiburan informan dalam penelitian ini adalah untuk refresing. orang-orang yang dianggap lebih b. Para penggemar menjadi lebih paham dan tau terkait data apa yang dewasa dan mandiri peneliti harapkan. Berdasarkan c. Sebagai sarana pembelajaran pertimbanga-pertimbangan tersebut budaya dan bahasa Korea. maka subjek dalam penelitian ini d. Mempererat hubungan antara dengan kriteria sebagai berikut: Korea dan Indonesia. 1. Merupakan anggota fanclub K- e. Para penggemar mendapatkan pop Pekanbaru teman dan pengalaman baru. 2. Lamanya menjadi penggemar K- 2. Pengaruh Negatif pop minimal 3 tahun a. Malas belajar/prestasi menurun 3. Anggota yang telah menonton b. Terpengaruh oleh budaya luar konser. c. Menghambur-hamburkan uang 3.3 Teknik Pengumpulan Data hanya untuk membeli album/media lainnya yang a. Observasi Partisipasif berhubungan dengan K-pop dan Observasi Partisipasif adalah artis-artisnya. metode pengumpulan data non d. Lupa bersosialisasi dengan verbal dimana peneliti terlibat lingkungan sekitarnya karena dengan kegiatan sehari-hari asik sendiri. orang yang sedang diamati atau e. Lebih menyukai musik atau yang yang digunakan sebagai kebudayaan Korea dari pada sumber data penelitian. Dalam budaya Indonesia. penelitian ini penulis menghadiri acara gathring, acara aniversari

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 8 fandom atau fansclub dan acara Sedangkan dengan observasi ulang tahun idol untuk melihat yang langsung dilakukan penulis identitas diri mereka saat berada dengan mengikuti acara yang didalam fansclub. diselenggarakan fans club K-pop b. Wawancara dipekanbaru seperti gathring dan Teknik pengumpulan data ini mengikuti acara aniversari dilakukan dengan mengajukkan fandom atau acara ulang tahun pertanyaa-pertanyaan yang para idol. Dengan menyaksikan sesuai dengan rumusan masalah secara langsung penulis dapat peneliti kepada pihak-pihak mengerti terhadap situasi yang yang bersangkutan. Wawancara terjadi didalam fandom dan yang dilakukan adalah bagaimana para penggemar wawancara mendalam (in-dept bersikap saat berada interview) agar mendapatkan didalamnya. data yang lengkap dan b. Data Skunder, adalah data yang mendalam. Wawancara akan mendukung primer dan dilakukan kepada narasumber menggunakan sumber data yang yang aktif dalam melakukan diperoleh melalui studi kegiatan sebagai penggemar K- kepustakaan,yaitu buku, jurnal Pop yang terlibat langsung dan dokumen resmi yang dalam kegiatan fandom atau relevan dengan penulisan yang fansclub. sedang dilakukan. Data skunder c. Data Kepustakaan yang dipilih ialah data yang Data kepustakaan merupakan berkaitan dengan pembentukan cara menelaah dan mengkaji identitas, interaksi dan K-Pop bahan bacaan yang relevan dengan topik yang diteliti, antara GAMBARAN UMUM lain dengan menggunakan buku, jurnal dan internet yang memuat 4.1 Perkembangan K-pop di berita informasi tentang topik Indonesia yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini digunakan K-pop adalah suatu gendre musik berbagai macam buku Sosiologi, dari Korea Selatan. Menurut Kim data dari narasumber dan Chang Nam, Profesor dari fansclub, serta sumber data dari Departemen Media dan Komunikasi internet yang sesuai dengan di Universitas Sungkongheo, istilah pembentukan identitas diri K-pop merupakan singkatan dari penggemar K-Pop. “Korean Popular Musik” atau musik populer Korea. 3,4 Sumber Data Dalam buku All about K-pop (Yulius,2013:11) diterangkan bahwa Data Primer K-pop bukanlah genre musik yang a. Data Primer, yaitu data yang sepenuhnya baru. K-pop sebenarnya diperoleh secara langsung dari berkembang sejak tahun 1920-an keterangan narasumber melalui ketika jepang menjajah semenanjung wawancara dan observasi. Korea. Namun musik ini menjadi Wawancara dilakukan secara terkenal pada tahun 1990-an yang personal kepada narasumber. mana target untuk industri musik ini

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 9 adalah anak muda dengan lagi di telinga masyarakat Indonesia membentuk idol grub dengan dan dengan demikian banyak kehadiran grub Seo Tai Ji dan The masyarakat khusunya anak muda Boys pada tahun 1992 dan dengan dari berbagai negara termasuk fenomena ini kemudian musik korea Indonesia ingin berkunjung ke negri berlanjut sampai sekarang. Musik K- gingseng ini. pop tidak hanya terbatas pada gendre pop saja, tetapi ada ballad, rock, 4.2 Karakteristik K-pop R&B, hip hop, soul bahkan a. Promosi K-pop electronic dance. Dengan banyaknya Musik atau idol K-pop memiliki pengaruh dari elemen asing dalam entertaiment yang menaung dan perkembangan K-pop ini banyak bertanggung jawab atas mereka penyanyi Pop Korea yang telah sampai masa kontrak mereka habis. menembus ke mancanegara, seperti Pada saat mereka masih peserta PSY, Super Junior, Big Bang, TVXQ, pelatihan dalam beberap tahun Wonder Girls, Girls Generation pada mereka selalu berlatih setelah lulus saat itu dan saat ini semakin banyak seleksi mereka akan di promosikan penyayi pop korea yang menembus untuk debut. kemancanegara dengan tour konser Debut ialah memperkenalkan idol mereka seperti EXO, BTS, Black baru pada media dengan Pink dan lain-lainnya. K-pop dan membawakan lagu atau album Korean Wave merupakan hal yang pertama mereka dan pada saat inilah memang tidak bisa dipisahkan. masyarakat luas. setelah idol debut Saat itu perhatian masyarakat maka entertaiment akan merilis Indonesia tertuju kepada Korea album mereka dan akan mengadakan Selatan yang sedang mengadakan acara fansign yang mana acara ini piala dunia tahun 2002. Selain itu para fans dapat bertemu dan salah satu stasisiun televisi swasta berbicara secara langsung kepada Indonesia juga mulai menayangkan para idol dengan syarat yang telah drama Korea, di samping drama, ditentukan oleh entertaimentnya. masuknya penyayi Korea juga turut Setelah idol terkenal dan untuk ambil bagian untuk memperkuat memperomosikan album mereka eksistensi Korean Wave di Indonesia, selanjutnya itu dinamai comeback disinilah awal mulanya membuka yang mana comeback ini yaitu idol peluang bagi Korean Wave atau akan datang dan menampilkan album Hallyu untuk masuk termasuk K-pop barunya di stasiun tv. didalamnya. b. Dance atau Tarian Masyarakat Indonesia mulai lebih Dance dan musik pop Korea cenderung mendengarkan musik K- adalah bagian yang tak bisa pop, membeli album musik K-pop, dipisahkan, saat boy band atau girl terlibat dalam komunitas K-pop dan band bernyanyi diatas panggung meniru mode artis K-pop hingga mereka selalu memiliki tarian setiap mulai mempelajari budaya dan lagu yang mereka bawakan dan bahasa Korea. tampil dengan sangat singkron dan Pada saat ini fashion, makanan, kompak. Para idol selalu latihan di bahasa, drama dan musik Korea ruang latihan, mereka selalu bekerja sudah banyak diterima oleh keras untuk menghasilkan hasil yang masyarakat Indonesia dan tidak asing bagus dan untuk ditunjukkan kepada

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 10 para fans, guna untuk ketenangan dari lagu hasil karya membanggakan para fansnya. mereka. c. fashion Maraknya mode fashion para idol 4.3 Pengaruh Keberadaan Fansclub K-pop telah menjadi tren yang K-pop di Indonesia. banyak ditiru oleh para remaja, mode pakaian yang simpel, warna pakaian Fanatisme tinggi terhadap K-pop yang cerah, feminim dan kasual ini dikatakan karena kehebohan fans adalah mode berpakaian para idol idol Korea memang tidak bisa dan fashion seperti ini banyak dipungkiri lagi, semangat mereka digemari oleh para remaja. Begitu begitu luar biasa buktinya adalah juga dengan mode make up para idol para penggemar biasanya sudah saat pada saat di bandara, acara dan memadati lokasi konser dari pagi ada perpergian banyak diikuti oleh para juga dari tengah malam dengan remaja, mode make up yang natural, jumlah fans yang hadir berkali kali simpel tetapi terlihat sangat anggun lipat banyaknya. Pada saat konser dan cantik itu lah yang digemari para mereka juga sangat antusias dengan remaja pada saat ini. suara merkea yang begitu keras d. Kelompok fans terdengar dan banyak fans yang K-pop mempunyai bentuk yang membeli merchandise yang sedikit berbeda dari kelompok fans menunjukkan representasi boy band pada umumnya. Setiap fandom idol mereka. Tak jarang fans mereka memiliki nama fans yang Indonesia yang ke Korea untuk berbeda-beda seperti EXO memiliki melihat barang-barang idol mereka nama fansclub EXOL, BTS memiliki yang dijual atau di pajang di museum nama fans ARMY, SNSD memili dan mengunjungi tempat makan nama fans SONE, Twice memiliki kesukaan para idol mereka dan ada nama fans Once, MONSTAX juga dari beberapa mereka yang memiliki nama fansclub sudah bertemu dengan idol mereka MOONBEBE dan banyak lagi nama berbicara dan meminta tanda tangan fansclub setiap fandomnya, nama dalam suatu even seperti fanssaed. dari fansclub setiap fandomnya berbeda-beda dan memiliki nama K-pop ini identik dengan para yang unik. boy band dan girl band kemudian Penggemar K-pop sangat produser musik indonesia terinspirasi memiliki antusias yang sangat tinggi untuk membentuk boy band dan girl inilah fantor penggemar K-pop band yang memiliki konsep girl band sering mendapat komentar karena dan boy band asal Korea seperti mereka sangat peduli terhadap grub , seven ikon, SM*SH dan idolnya, karena bagi penggemar K- lain-lain. Pada awalnya indonesia pop dengan cara mereka bersifat hanya didominasi dengan band-band loyal dan menajaga grub idolnya dan saat ini menjadi idol grub ketika bentuk dari terimakasih mereka terinsiprasi dari idol grub Korea. karena grub idolnya telah Tidak hanya dalam musik saja tetapi menciptakan lagu yang bagus yang acara Tv di Indonesia juga mulai mana tak jarang dari para penggemar terinspirasi dari acara show Korea mendapatkan kebahagian dan seperti realityshow mission x seperti running man, super papa seperti the

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 11 return of superman, i can see your Terbentuknnya beberapa fandom voice Indonesia pun ter insiprasi dari dari beberapa grub idol yang mana i can see your voice Korea dan lain- anggota didalam fandom ini anak- lain. anak remaja, para fandom K-pop ini juga sering mengadakan acara Kesukaan para remaja atau didalam fandomnya seperti birthday kalangan muda ini dapat party idol dan anniversary. Selain berpengaruh pada diri mereka, adanya fandom atau fanclub dari kehidupannya dan gaya hidup setiap grub idolnya tetapi juga mereka juga akan tepengaruh dan terdapat Komunitas K-popers dapat menurunkan minat para Pekanbaru yang bertujuan sebagai kalangan muda untuk menyukai tempat perkumpulan para K-popers musik yang ada di Indonesia dan Pekanbaru dari berbagai fandom. menurunnya minat mereka Pada 10 februari 2012 telah resmi menggunakan produk dalam negri, berdirinya komunitas K-popers di dalam sudut pandang lainnya karena Pekanbaru yang mana baru terdiri besarnya minat para penggemar dari 4 fandom dan pada saat ini suda mereka terdorong untuk mempelajari ada 17 fandom di Pekanbaru. bahasa inggris dan bahasa korea dan juga minat belajar mereka terdorong Kesimpulan dan selalu bekerja keras untuk apa yang ingin mereka capai. Adapun kesimpulan dari pembahasan mengenai Tradisi 4.4 Pengaruh Keberadaan Fansclub Bausung Pengantin di Kecamatan K-pop di Pekanbaru Tembilahan sebagai berikut : Kota Pekanbaru juga terkenal 1. Para penggemar K-pop lebih imbas dari Korean Wave, contohnya banyak menghabiskan waktu seperti banyaknya sanggar dance luang mereka dengan sendiri yaitu cover di Pekanbaru yang sering digunakan untuk memakai sosial mengikuti acara dance cover di media yang mana sosial acara-acara seperti di mall-mall yang mediadigunakan untuk mencari mana peserta dance cover tersebut informasi atau mengupluad atau masih remaja atau masih sekolah mengupdate tentang K-pop ataupun kuliah. kadang hingga lupa waktu. 2. Para penggemar lebih banyak Maraknya shope online di menghabiskan uang untuk Pekanbaru yang menjual barang- membeli barang-barang K-pop barang K-pop dan setiap minggu mulai dari barang yang berharga mereka selalu membuka stand jualan murah hingga yang mahal dan di CFD, contohnya @cherrys.lab, menngunakan uang mereka untuk @rules_kshop, @koreashoppku dan menggikuti acara K-pop seperti banyak lagi. Banyaknya tempat- gathering, menonton konser dan tempat makan Korea di Pekanbaru acara K-pop lainnya.. seperti chir chir di mall SKA, kantin 3. Para penggemar K-pop sering mini cafe di Jl. Melur, patbingsoo di mengadakan acara baik dalam Jl. Soekarno dan jjigae house di Jl. fansclub mereka atau pada acara Soekarno. Setiap tempat makanan di komunitas K-pop Pekanbaru. Korea ini memiliki harga yang Mereka menunjukkan ide-ide berbeda-beda.

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 12 mereka pada saat acara-acara K- 1. Ada baiknya bagi teman-teman pop mulai dari demokrasi untuk yang non K-popers menghargai acara fansclub dan membuat hal hobi teman-teman yang K-popers, yang berbeda dengan atribut yang jangan mengejek atau menghina berbeda dari pada fansclub lain hal yang mereka sukai agar kita pada saat acara di komunitas K- terhindar dari perselisihan karena pop Pekanbaru. setiap orang memiliki hal yang 4. Para penggemar mengekspresikan mereka sukai dan hobi yang diri mereka sebagai fansclub K- berbeda-beda. pop pada saat hari-hari biasa 2. Para penggemar K-pop sebaiknya dengan menggunakan aksesoris mengurangi kegiatan yang terlalu yang berhubungan dengan grub loyal terhadap idolnya, seperti idolnya dan pada saat acara-acara membeli album, marchandis dan K-pop mereka membawa koleksi tiket konser yang harganya barang K-pop yang terbilang cukup mahal karena memungkinkan untuk dibawa dana tersebut bisa digunakan sebagai properti acara dan juga untuk kegiatan yang lebih penggunaan bahasa untuk sesama bermanfaat lagi. K-popers. 3. Bagi para penggemar diharapkan 5. Para penggemar sering susah untuk terus berhubungan dengan untuk menahan diri apa bila ada para anggota fansclub sendiri sesuatu yang berhubungan dengan ataupun fansclub lain agar tetap idolnya baik itu berupa barang terjaga rasa persaudraan atau atau berita tentang idolnya solidaritasnya sebagai K-popers terutama apa bila ada yang agar terhin dari fanswar. mengejek idolnya mereka akan 4. Jangan selalu menghabiskan marah sehingga mengakibatkan waktu dengan asik sendiri dalam pertengkaparan antara K-popers. penggunaan media sosial karena 6. Mereka cukup baik dalam bersosialisasi dengan orang mengelola berita terutama saat disekitar sangat penting dan dapat idol terkena sekandal,walaupun membagi waktu untuk dunia K- mereka kecewa tetapi mereka pop dan dunia nyata mereka. tetap mendukung idolnya dan juga mereka menyadari dampak dan DAFTAR PUSTAKA manfaat menjadi K-popers. 7. Walaupun mereka lebih sering Adlin, Alfathir. 2006. Resistensi menghabiskan waktu bersama Gaya Hidup Teori dan teman-teman K-popersnya tetapi Realistas. : mereka tetap memiliki banyak Jalasutra. teman dari golongan non K- popers. Almitra,D.L (2013). K-Pop dan Identitas Diri (Studi kasus Saran pembentukan identitas diri dalam fandom dalam Berdasarkan hasil penelitian, maka kalangan penggemar k-pop). penulis merekomendasikan beberapa Skripsi Fisip. Universitas saran sebagai berikut: Sebelas Maret.

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 13 Bachtiar, Wardi. 2006. Sosiologi Narwoko, J.Dwi dan Bagong Klasik. : PT Remaja Suyanto. 2011. Sosiologi teks Rosdakarya. pengantar dan terapan. : Pranada Media Grub

Poloma, Margareta M. 2007. Damsar. 2011. Pengantar Ilmu Sosiologi Kontenporer. Ekonomi. Jakarta: Kencana Jakarta: PT. RajaGrafindo Prenada Medika Group Persada

Damsar dan Indrayani. 2016. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Putri, G.I (2016) Fenomena Jakarta: Prenada Media Grup. Komunikasi Komunitas K- Popers Pekanbaru. Jom Farid, Samsul dan M. Iqbal Fisip Vol.3 No 1. Awaludin. 2014. Saat-Saat

Jelang Pra Ujian Nasional Rena, E (2017) Komunitas K-Popers Sosiologi. Bandung: PT. Pekanbaru. Jom FISIP Vol.4 Srikandi Empat Widya Utama No 2. Hartomo, H dan Arnicun Aziz. 2011. Ilmu sosial dasar. Jakarta: PT. Ritzer, George dan Douglas J. Bumi Aksara Goodma. 2004. Teori Sosiologi Modern (edisi Haryanto, Sindung. 2016. Sosiologi keenam). Jakarta: Fajar Ekonimi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Interpratama Offset Media Soekanto, Soerjono dan Budi Jannah, M. (2014). Gambaran Sulistyowati. 2013. Identitas Diri Remaja Akhir Sosiologi Suatu Pengantar. Wanita yang Memiliki Jakarta: PT. Raja Grafindo Fanatisme K-Pop di Persada Samarinda. Jurnal Psikologi Fisip. Seoprapto, Riyadi. 2002. Kusuma, N.N (2012). Hubungan INTERAKSIONISME Celebrity Worship Terhadap SIMBOLIK. : Idol K-Pop (Korean Pop) Averroes Press Dengan Perilaku Imitasi Pada Remaja. Universitas Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. Brawijaya 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Prenada Media Grup Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Soyomukti, Nurani. 2016. Pengantar Bandung: Remaja Sosiologi (dasar analisis, Rosdakarya. teori & pendekatan menuju analisis masalah-masalah Muslich, Mansur. 2010, Bahasa sosial, perubahan sosial, & Indonesia pada era kajian strategis). Jogjakarta: Globalisasi. Jakarta: PT. Ar-ruzz Media. Bumi Aksara.

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 14 Sugiyono. 2017. METODE Wisnuaji, awang, 2012. Imitasi dan PENELITIAN Identivikasi Dalam KUANTITATIF, Komunikasi. Kamis. 18 KUALITATIF DAN R&B. Oktober 2018 Bandung: ALFABETA Yuanisa, Lia. 2012 “Fenomena Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Hallyu di Indonesia”. Selasa. Metode Penelitian Sosial. 09 Oktober 2018 Jakarta: Prenada Media

Suprobo, Danu. 2015. Kosa Kata Percakapan Sehari-Hari Bahasa Korea. Surabaya: Genta Group Production Wulansari, Dewi. 2009. Sosiologi (konsep dan teori). Bandung: PT. Rafika Aditama Sumber lain:

Abdurahman, Arif, 2017. Legenda dibalik penciptaan K-pop. Kamis, 07 Maret 2019 Bagas, adi, 2011, Pengertian dan Pengaruh dari K-Pop. Kamis, 18 Oktober 2018 Endah, nuraini, 2016. Identitas Diri. Kamis, 18 Oktober 2018 Hariyanto. 2010. Pengertian Remaja Menurut Para Ahli. Selasa, 09 Oktober 2018 Liuan, 2012. Fenomena Hllyu di Indonesia. Selasa, 09 Oktober 2018

Pratiwi, Yuni. 2015. Budaya K-pop. Rabu. 06 Februari 2019. 01:50 Sudrajat, Fitriani. 2018. Idol generasi pertama, 5 boygrub K-pop ini paling populer di Era 90- an. Kamis. 07 Maret 2019 Risiwon, Teukia. 2013. All about K- pop. Rabu. 06 Februari 2019. 01:29

JOM FISIP Vol 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 15