<<

GAYA HIDUP KOMUNITAS KOREAN POP ARMY DI KOTA MEDAN

(Studi Deskriptif pada Komunitas ARMY Medan)

SKRIPSI

Oleh :

AGUS SUTIWI

140901029

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara GAYA HIDUP KOMUNITAS KOREAN POP ARMY DI KOTA MEDAN (Studi Deskriptif pada Komunitas ARMY Medan) Agus Sutiwi

ABSTRAK Penelitian ini mengangkat judul Gaya Hidup Komunitas Korean Pop ARMY Medan Studi Deskriptif pada Komunitas ARMY Medan. Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat bagaimana gaya hidup komunitas ARMY Medan terkait dengan isu konsumerisme. Gaya hidup merupakan adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain. Gaya hidup yang dilakukan oleh anggota komunitas ARMY Medan dapat dilihat melalui cara mereka mengekspresikan identitas mereka sebagai ARMY. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menghasilkan deskripsi yang lengkap dari hal yang diteliti, dalam arti menghasilkan gambaran yang jelas antara variabel. Teknik pengumpulan data yang dilakukan ada dua macam yaitu primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data primer menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder menggunakan metode studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup anggota komunitas ARMY Medan tidak berdasarkan pada kelasnya. Baik kelas dominan ataupun kelas popular, keduanya dapat memiliki gaya hidup yang hampir sama dan sulit membedakan asal kelasnya. Keanggotaan komunitas ARMY Medan, tidak berdasarkan pada kelas sosial yang mereka miliki, tetapi atas apa yang mereka suka yang kemudian mendorong mereka untuk melakukan kegiatan konsumsi. Gaya hidup komunitas ARMY Medan merupakan ciri dari era postmodern yang identik dengan hybrid, yang merupakan percampuran yang berintegrasi. Budaya- budaya Korea yang mereka lihat dan mereka terima, sebisa mungkin mereka integrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, kemudian lama kelamaan menjadi kebiasaan dan menjelma sebagai gaya hidup. Dengan gaya hidup yang mereka miliki mengartikan bahwa identitas mereka berbeda dari yang lainnya, sehingga orang lain dapat membedakan antara komunitas ARMY Medan dengan komunitas lainnya. Anggota komunitas ARMY Medan dalam melakukan kegiatan konsumsi khususnya dalam pembelian barang terkait K-pop dan BTS, sering terjadi peleburan antara kebutuhan (need) menjadi keinginan (want), dan terjadi pula pengikisan nilai guna dan nilai tukar dari barang tersebut. Terjadinya peleburan dan pengikisan nilai tersebut dikarenakan oleh nilai tanda atau nilai simbol barang, yang dapat menunjukkan status pengguna barang tersebut.

Kata Kunci : Gaya Hidup, Identitas, dan Konsumsi.

i

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gaya Hidup

Komunitas Korean Pop ARMY Medan (Studi Deskriptif pada Komunitas

ARMY Medan). Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dari Departemen Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti sangat berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun, sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan untuk karya selanjutnya.

Penyusunan dan penulisan skripsi ini, juga tidak terlepas dari dukungan, bantuan serta doa dari banyak pihak khususnya kedua orang tua penulis Bapak

Widodo dan Ibu Sutiyah yang selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan penulis, merawat, mendidik, serta senantiasa mendoakan penulis dengan sepenuh hati. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberikan kesehatan Bapak dan Mamak, kapan pun dan dimana pun kalian berada. Ucapan terima kasih dan salam hangat juga penulis berikan kepada kedua adik penulis, Dwidya Nuari dan

Sabhila Rasyika yang merupakan penyemangat serta penghibur penulis dalam keadaan apapun. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kalian.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati, baik berupa ide, kritik, saran, dukungan semangat, doa, bantuan moril maupun material sehingga skripsi

ii

Universitas Sumatera Utara ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Harmona Daulay S.Sos M.Si, selaku Ketua Departemen Sosiologi

sekaligus dosen pembimbing yang sudah penulis anggap seperti Ibu sendiri.

Dosen pembimbing yang selalu memberikan nasehat, dukungan semangat, dan

tidak pernah bosan untuk mengingatkan segera selesaikan skripsi. Semoga

Allah selalu melindungi Ibu dan keluarga kapan pun dan dimana pun.

4. Ibu Dra. Linda Elida M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan masukan yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. T. Ilham Saladin, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Sosiologi

yang selalu memberikan nasehat, motivasi, dan juga gurauan kepada penulis.

6. Seluruh dosen dan asisten dosen Departemen Sosiologi, yang sudah berbagi

ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan. Tidak lupa pula staf pegawai

Departemen Sosiologi, Bang Abel dan Kak Ernita yang sudah selalu sabar

membantu penulis dalam mengurus perihal administrasi surat menyurat.

7. Salam penuh rindu untuk Almarhumah Uwek, yang merupakan nenek penulis,

yang senantiasa menjaga penulis sewaktu kecil, mengantarkan penulis ke

sekolah, dan mengajarkan banyak hal tradisional kepada penulis. Skripsi ini

juga penulis persembahkan untuk beliau, yang mana telah berpulang ke

iii

Universitas Sumatera Utara pangkuan Allah di saat proses penelitian untuk skripsi ini. Semoga

Almarhumah telah ditempatkan di tempat yang paling baik.

8. Terima kasih untuk teman seperjuangan terkasih “Sangge-Sangge”, Dina

Onisa Samosir, Nia Widya Siregar, Juniarta Sitindaon, Sri Mariati

Tinambunan, dan Sulastri Purba yang menjadi “Rumah Kura-Kura” sejak

awal perkuliahan hingga sekarang ini, semoga Allah senantiasa melindungi

kalian, memberikan kalian kesehatan, serta rezeki yang berlipat ganda.

9. Teman-teman yang selalu menghibur penulis “The Rica-Rica Team”,

Muhammad Ikhwanul Ihsan dan Faisal Bahri Pakpahan yang sudah menjadi

tempat tertawa dan tempat bercerita, terima kasih untuk kebaikan kalian.

10. Teman-teman terkasihku “Sosiologi 2014” yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, karena penulis merasa dekat dengan kalian semua, sehingga tidak

memungkinkan untuk menyebutkan kalian satu per satu, tetapi apapun itu

penulis sangat menyayangi kalian. Terima kasih untuk segala cerita dan

pengalaman yang telah kita lalui bersama. Semoga jalinan pertemanan kita

tidak pernah putus sampai kapanpun, dan dapat terus saling berkomunikasi.

11. Teman baik penulis sejak SMA yang terhimpun dalam “Keong Buncit”, Putri

Harum Sari, Dian Rahma, Sonya Ayu Thamara, Finanda Putri Damanik, dan

Widya Maulidina, yang juga merupakan rumah bagi penulis. Semangat dan

doa yang senantiasa kalian berikan, tidak akan pernah penulis lupakan, dan

semoga dibalas oleh Allah SWT.

12. Teman sejak balita dan tumbuh bersama-sama, Yuvi Rahma Dona yang sudah

penulis anggap seperti saudara kandung, yang terkadang dapat menjadi kakak,

iv

Universitas Sumatera Utara adik, bahkan seorang Ibu bagi penulis. Semoga dapat lulus tepat waktu

nantinya.

13. Anak-anak les yang penulis cintai, Yudi, Kaka, Revi, Hardi, Yuni, Dika, Arya,

Evan, dan Asri, yang menjadi tempat penulis untuk melatih kesabaran, terima

kasih sudah mempercayai penulis sebagai tempat untuk diskusi tentang

pelajaran sekolah, terima kasih untuk kepercayaan selama tujuh tahun ini,

tanpa kalian penulis bukan apa-apa. Semoga terus rajin belajar, menjadi anak

yang Sholeh dan Sholeha.

14. Komunitas ARMY Medan yang sudah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian, dan sudah menyisihkan waktunya disela kesibukan,

penulis sangat berterima kasih atas kebaikan kalian.

15. Pihak-pihak yang telah memberikan doa dan semangat, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih yang paling

dalam kepada kalian, semoga kebaikan kalian akan dibalas oleh Allah SWT.

Akhir kata penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan baik dari segi materi maupun penyajiannya. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya. Terima kasih.

Medan, Oktober 2018

Penulis,

Agus Sutiwi

v

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Perumusan Masalah 9

1.3. Tujuan Penelitian 9

1.4. Manfaat Penelitian 10

1.5. Definisi Konsep 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15

2.1. Teori dan Konsep Gaya Hidup 15

2.1.1. Karakteristik Gaya Hidup 18

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup 19

2.1.3. Bentuk-Bentuk Gaya Hidup 23

2.2. Teori Konsumerisme 26

2.2.1. Tanda, Petanda, Penanda – Jean Baudrillard 29

2.3. Penelitian Terdahulu 31

BAB III METODE PENELITIAN 34

vi

Universitas Sumatera Utara 3.1. Jenis Penelitian 34

3.2. Lokasi Penelitian 34

3.3. Unit Analisis dan Informan 34

3.4. Teknik Pengumpulan Data 35

3.5. Interpretasi Data 37

3.6. Keterbatasan Penelitian 37

BAB IV HASIL PENELITIAN 39

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 39

4.1.1. Kondisi Geografis Kota Medan 40

4.1.2. Kondisi Demografi Kota Medan 42

4.1.3. Gambaran Sosial Masyarakat 44

4.1.4. Lokasi yang Sering Digunakan untuk Berkumpul 45

4.2. Profil Informan 47

4.3. Gambaran Umum Korean Wave (Gelombang Korea) 72

4.3.1. Sejarah Masuknya Korean Wave di 74

4.3.2. Munculnya Istilah K-Pop 76

4.4. Komunitas Korean Pop ARMY Medan 78

4.5. Pandangan Komunitas ARMY Medan tentang Korean Pop

(K-pop) 82

4.5.1. Korean Pop (K-pop) dalam Pandangan Komunitas

vii

Universitas Sumatera Utara ARMY Medan 82

4.5.2. Daya Tarik K-pop dalam Pandangan Komunitas

ARMY Medan 85

4.5.3. Media Sosialisasi K-pop dalam Pandangan Komunitas

ARMY Medan 87

4.5.4. Ketertarikan akan K-pop dan Sikap Nasionalisme dalam

Pandangan Komunitas ARMY Medan 91

4.6. Gaya Hidup Komunitas Korean Pop ARMY Medan 94

4.6.1. Bentuk-Bentuk Ekspresi Gaya Hidup Komunitas

ARMY Medan 96

4.6.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup Komunitas

ARMY Medan 110

4.6.3. Analisis Gaya Hidup Komunitas ARMY Medan 117

4.7. Konsumerisme dalam Gaya Hidup Komunitas ARMY Medan 123

4.7.1. Analisis Konsumerisme dalam Gaya Hidup Komunitas

ARMY Medan 124

BAB V PENUTUP 128

5.1. Kesimpulan 128

5.2. Saran 129

DAFTAR PUSTAKA 131

LAMPIRAN 134

viii

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Luas Kecamatan-Kecamtan di Kota Medan 41

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin 43

Tabel 4.3. Agama di Kota Medan 44

Tabel 4.4. Profil Informan Penelitian 72

Tabel 4.5. Daftar Gathering Komunitas ARMY Medan 81

Tabel 4.6. Pendapat Anggota Komunitas ARMY Medan tentang K-pop 83

Tabel 4.7. Pendapat Anggota Komunitas ARMY Medan tentang

Daya Tarik K-pop 86

Tabel 4.8. Asal Mula Ketertarikan Anggota Komunitas ARMY Medan

terhadap K-pop 89

Tabel 4.9. Pendapat Anggota Komunitas ARMY Medan tentang

Lunturnya Nasionalisme akibat Ketertarikan terhadap K-pop 92

ix

Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Kota Medan 40

Gambar 2. Logo Komunitas ARMY Medan 134

Gambar 3. Gathering Pertama ARMY Medan 134

Gambar 4. Gathering Terakhir kali ARMY Medan 135

Gambar 5. Gathering Terakhir kali ARMY Medan 135

Gambar 5. ARMY Medan saat mengikuti acara SMFM Award 136

Gambar 6. ARMY Medan meet up 136

Gambar 7. Kegiatan donasi ARMY Medan dalam rangka memperingati

hari ulang tahun member BTS 137

Gambar 8. Kegiatan donasi ARMY Medan dalam rangka memperingati

hari ulang tahun member BTS 137

Gambar 9. Koleksi Barang Anggota Komunitas ARMY Medan 138

Gambar 10. Koleksi Barang Anggota Komunitas ARMY Medan 138

Gambar 11. Talk Show ARMY Medan bersama A-Radio Medan 139

Gambar 12. ARMY Medan nonton bareng 139

Gambar 13. Selepas Wawancara dengan Admin ARMY Medan 140

Gambar 14. Selepas Wawancara dengan salah satu Informan 140

x

Universitas Sumatera Utara

xi

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Akhir abad ke-20 dikenal sebagai awal dari era globalisasi. Hadirnya era globalisasi tersebut, mengharuskan masyarakat dunia bersiap untuk menerima masuknya pengaruh budaya Barat terhadap seluruh aspek kehidupan. Globalisasi dinyatakan sebagai suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berintraksi, bergantung, dan mempengaruhi satu sama lain tanpa batas ruang dan waktu (Ramadhiane: 2013). Adanya proses globalisasi ikut memberikan dampak bagi keterbukaan informasi tanpa batas di dunia ini.

Masyarakat dapat dengan mudahnya memperoleh berbagai informasi, yang mana hal tersebut menjadikan interaksi masyarakat di seluruh dunia menjadi semakin bebas dan terbuka. Tidak hanya informasi saja yang dapat disebarkan dengan cepat, namun budaya pun dapat dengan mudahnya disebarkan oleh media massa

(Wuryanta: 2011).

Era globalisasi dan perkembangan teknologi menjadikan media bertransformasi menjadi alat untuk menyebarkan informasi-informasi baru yang efektif karena kecepatannya yang dapat melintas batas geografis negara dan dapat menjangkau segala kalangan dengan mudahnya. Dengan perantara media massa, sistem globalisasi telah menghilangkan batas antara budaya lokal, nasional, dan regional yang membuat gaya hidup global berpindah-pindah tempat. Begitu juga dengan perkembangan media yang begitu pesat salah satunya, dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyebarkan budaya populer, menjadikannya cepat tersebar

1

Universitas Sumatera Utara ke berbagai penjuru belahan dunia (Adlin dalam Ibrahim: 2004). Aspek kebudayaan menjadi isu penting globalisasi karena budaya pop (film, musik, pakaian, dan sebagainya) mengusung nilai-nilai dan ideologi Barat seperti pleasure, hiburan, dan gaya hidup modern.

Salah satu contoh nyata dan dampak dari globalisasi adalah Korean Wave atau Hallyu. Hallyu diartikan sebagai gelombang pasang budaya populer Korea yang melanda negara-negara di luar negara Korea. Demam Korea atau Hallyu menawarkan bentuk hiburan berupa film, drama, variety show Korea, dan musik

Korean Pop (K-Pop). Hallyu juga secara perlahan membawa masuk makanan, fashion, game komputer, dan sebagainya (Eun Mee dan Jiwon: 2007). Hebatnya demam Korea (Hallyu) ini mampu mempengaruhi gaya hidup masyarakat dunia, khususnya para remaja dan dewasa muda. Bentuk manifestasi dari kegiatan konsumsi budaya Korea ini dapat dilihat dari gaya berpakaian, pemakaian kosmetik, pemakaian gadget, dan makanan yang saat ini serba Korea.

Bagian dari Hallyu atau demam Korea yang banyak digandrungi remaja di seluruh dunia adalah K-pop. K-pop adalah jenis musik populer yang berasal dari

Korea Selatan. Memasuki tahun 2011, K-pop mulai merambah ke sejumlah negara Asia bahkan Eropa, tidak terkecuali Indonesia. Mulanya, tahun 2002 drama Korea diperkenalkan di Indonesia lewat televisi-televisi swasta. Salah satu judul yang sangat digandrungi yaitu „Endless Love‟, setelah itu, tak kurang dari 50 judul drama Korea memenuhi industri hiburan di tanah air. Populernya drama

Korea tersebut membuat segala sesuatu berbau Korea diminati di Indonesia, salah satunya dalam bidang musik. Tidak sedikit juga artis drama Korea yang turut berprofesi sebagai penyanyi, karena pada umumnya drama-drama Korea

2

Universitas Sumatera Utara menghadirkan original soundtrack, bahkan dinyanyikan oleh si aktor atau aktrisnya sendiri. Kedinamisan musik Korea dengan dramanya inilah yang menciptakan ketertarikan sehingga musik Korea juga diminati.

Korean pop (K-pop) yang merupakan bagian dari Hallyu saat ini telah menjadi trendsetter yang diikuti anak-anak muda. Kombinasi lagu yang dinamis, dance yang sinkron, penampilan yang fashionable, serta wajah yang rupawan dan cantik, membuat K-pop menjadi sangat digemari oleh kaum muda sampai saat ini.

K-pop saat ini memang menjadi fenomena tersendiri di luar populernya drama

Korea. Meluasnya K-pop tidak bisa dilepaskan dari peran media. K-pop menggunakan jaringan sosial online sebagai medium untuk mengembangkan K- pop ke seluruh dunia (Setiawan: 2012). Media-media informasi seperti YouTube,

Twitter, Instagram, berbagai website berita, dan portal musik, menjadi salah satu media bagi K-pop untuk menjadi sangat terkenal ke seluruh belahan dunia lainnya.

Di Indonesia saat ini, K-pop sudah menjadi pilihan musik bagi kalangan remaja dan popularitasnya sudah menyaingi musik Barat. Bukti kepopuleran musik K-pop di Indonesia ditandai dengan maraknya konser-konser K-pop berskala besar yang tiketnya selalu laris manis terjual, bahkan dalam hitungan menit tiket konser sudah sold out. Penjualan tiket yang terbilang mahal dengan kisaran antara RP. 1.000.000 – Rp. 3.000.000, tidak mengurangi antusias masyarakat terutama penggemar grup musik K-pop tersebut untuk melihat lebih dekat idola mereka. Salah satu konser musik K-Pop bertajuk Super Show 2012 di

Indonesia yang menghadirkan yang awalnya dihelat selama dua hari ditambah menjadi tiga hari pertunjukan, dengan total penonton 25.000 orang

3

Universitas Sumatera Utara (Kapanlagi: 2012). Bahkan konser musik SM Town Live World Tour 2012, telah mencatatkan nama sebagai konser musik dengan jumlah penonton terbanyak di

Indonesia yaitu 50.000 orang yang bertempat di Gelora Bung Karno (Allkpop:

2012).

Kepopuleran K-pop terbukti dari seringnya musik-musik K-pop diputar di cafe-cafe, TV swasta, atau di tempat-tempat berkumpulnya para anak muda di

Indonesia. Bukan hanya itu, dunia fashion anak muda pun kini telah berubah mengikuti tren ala Korea, mulai dari pakaian, aksesoris, make up, sampai model rambut pun mengikuti gaya artis-artis Korea. Dunia kuliner kini juga turut mempopulerkan budaya Korea. Makanan Korea banyak dijual secara bebas di supermarket atau swalayan, seperti ramen, kimchi, dan lain-lain. Restoran- restoran Korea kini juga mulai menjamur di kota-kota besar yang ada di

Indonesia. Bahkan juga terdapat online-online shop yang khusus menjual makanan-makanan khas Korea.

Selain bidang makanan dan pakaian, K-pop juga telah membawa warna baru dalam bahasa pergaulan remaja masa kini termasuk Indonesia. Banyak remaja yang merupakan penggemar K-pop maupun drama Korea, sering mengucapkan ungkapan-ungkapan dalam bahasa Korea dengan sesama teman sebaya maupun kepada sesama penggemar K-pop. Ungkapan-ungkapan bahasa Korea yang sering diucapkan oleh para penggemar seperti, Annyeonghaseyo (Halo/Hai), Aigoo (Ya ampun), Araseo (Saya mengerti), Daebak (Luar biasa), Saengil Chukka Hamnida

(Selamat Ulang Tahun), dan masih banyak istilah-istilah umum lainnya (Winarso:

2010).

4

Universitas Sumatera Utara Banyaknya penggemar grup musik K-pop di Indonesia telah membentuk beberapa fanbase dengan idola yang berbeda, dan mempunyai identitas berbeda juga. Identitas yang berbeda itu bisa dilihat dari atribut yang berbeda serta warna resmi yang berbeda pada setiap fanbase. Fanbase ialah sebuah forum yang biasanya dibuat oleh fans untuk mendukung idola mereka. Mereka rutin saling bertemu dan saling bertukar informasi tentang idola mereka. Mereka juga mengadakan kegiatan rutin yang disebut gathering yang merupakan event pertemuan anggota fanbase yang biasa dilaksanakan pada hari-hari penting idolanya, seperti peringatan hari debut atau ulang tahun idola mereka. Menurut

Jenson, pandangan khalayak penggemar budaya pop terbentuk karena adanya dominasi pemikiran sosial dari kelompok masyarakat yang lebih dominan

(Wuryanta, 2011:90). Dijelaskan pula dalam Indrawijaya (2010: 62) bahwa:

“Kelompok berdasarkan kesukaan ditandai oleh adanya perasaan para anggotanya untuk lebih terikat kepada ketentuan dan kepentingan kelompok. ….ia berusaha menyesuaikan perilakunya dengan perilaku kelompok dalam mana ia merasa menjadi anggota.”

Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia, juga terkena dampak

Hallyu Wave. Banyak di antara kaum muda di Medan menjadikan penyanyi Korea terlebih boygroup/girlgroup sebagai idola mereka. Perkembangan yang cukup signifikan tersebut dapat dilihat dari munculnya fanbase-fanbase di Medan seperti, ARMY medan, Wannable Medan, ELF Medan, NCTzen Medan, -L

Medan, dan lain-lain. Bahkan di Medan sendiri terdapat satu agensi yang khusus menaungi bidang musik K-pop. Namanya pun tak jauh berbeda dengan agensi aslinya yang berada di Korea Selatan, yaitu SM Fanbase Medan (SMFM).

5

Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini, peneliti memilih fanbase ARMY Medan sebagai objek penelitian. ARMY (Adorable Representative M.C for Youth) merupakan sebutan untuk fans boygroup BTS. ARMY Medan terbentuk pada tanggal 15 Januari 2016 dan sampai sekarang sudah mempunyai 160 anggota. Meski fanbase ini masih memiliki jumlah anggota yang sedikit, namun fanbase ini sangat aktif. Hal ini terbukti dari seringnya diadakannya gathering dan obrolan via sosial media yang aktif setiap harinya. Adapun aktifitas ARMY Medan tidak jauh berbeda dengan fanbase lain pada umumnya, antara lain mengadakan gathering, dan mengikuti event-event yang berkaitan dengan BTS. Sejak berdiri, komunitas ARMY Medan ini sudah melakukan gathering sebanyak tujuh kali. Ke tujuh kali gathering tersebut di antaranya adalah 2 kali gathering untuk memperingati hari debut BTS, dan selebihnya gathering untuk memperingati hari ulang tahun member BTS.

Di Korea sendiri sangat banyak sekali boygroup dan girlgroup yang terkenal, antara lain EXO, , BTOB, , , , termasuk BTS dan masih banyak lagi. Dari setiap boygroup dan girlgroup ini mempunyai ciri khas yang bisa membuat penggemarnya sangat mengagung- agungkan mereka. Bangtan Boys atau yang dikenal juga sebagai BTS adalah grup penyanyi pria asal Korea Selatan yang dibentuk oleh label rekaman Big Hit

Entertainment dan terbentuk pada 13 Juni 2013. Grup ini beranggotakan tujuh orang, yakni RM, Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V, dan Jungkook. Saat ini, BTS sedang mendapatkan sorotan lebih, hal tersebut terkait kemenangan BTS di ajang

Billboard Music Award dengan kategori Top Social Artist. BTS menjadi penyanyi

Korea pertama yang masuk dalam nominasi dan memenangkan penghargaan di

Billboard Music Award (Wikipedia: 2017).

6

Universitas Sumatera Utara Pengidolaan remaja akan K-pop membawa mereka pada ekspresi-ekspresi untuk menunjukkan rasa sukanya terhadap K-pop. Misalnya saja dengan membeli album, berbagai goodies, menonton konser, dan lain sebagainya. Bahkan banyak di antara penggemar K-pop yang kemudian melakukan peniruan-peniruan

(mengimitasi) terhadap idola mereka dengan cara berpenampilan seperti idola mereka, menyelipkan kosakata bahasa Korea dalam percakapan mereka, memakai gadget yang berasal dari Korea, ataupun mencoba berbagai makanan Korea.

Munculnya berbagai fanbase dan event-event yang menyelenggarakan acara berkaitan dengan K-pop membantu para penggemar K-pop dalam mengekspresikan kegemaran mereka akan K-pop. Acara tersebut menjadi salah satu hal yang rutin dilakukan oleh penggemar K-pop, dimana kegiatan ini menjadi salah satu ajang untuk berkumpulnya fans K-pop. Mudahnya para penggemar untuk mendapatkan informasi tentang K-pop semakin mempermudah mereka untuk mengkontruksi serta mengimitasi apa yang mereka lihat dan dinikmati dalam kehidupan nyata mereka sebagai gaya hidup baru mereka. Seiring dengan booming-nya K-pop, berbagai bentuk baru dalam pengekspresian akan kegemaran mereka terhadap K-pop semakin beragam. Misalnya saja munculnya dance cover atau sing cover yang biasanya ditampilkan dalam acara gathering atau dalam festival-festival Korea.

Disadari atau tidak, keberadaan K-pop tidak terkecuali BTS ini, berpengaruh pada gaya hidup dalam kehidupan pribadi dari para penikmat K-pop termasuk ARMY. Kecintaan terhadap musik K-pop, khususnya terhadap BTS perlahan merubah gaya hidup para remaja dalam kehidupan sehari-hari.

Perubahan gaya hidup tersebut terlihat dari munculnya berbagai simbol dan

7

Universitas Sumatera Utara perbuatan. Sebagai contoh, para ARMY tersebut akan melakukan hal-hal yang menunjukkan bahwa mereka adalah ARMY yaitu dengan cara mengumpulkan barang ataupun benda yang ada hubungannya dengan BTS, seperti aksesoris berlogo BTS, album, poster, tas, kaos, dan masih banyak lagi. Barang-barang tersebut merupakan identitas bagi ARMY yang membedakan mereka dengan komunitas K-pop yang lain.

Selain mengkoleksi atribut dan barang-barang yang berkaitan dengan BTS, beberapa dari ARMY yang memiliki perekonomian di atas rata-rata juga hadir ke konser BTS di Indonesia secara langsung. Selain dari perjuangan dengan bentuk yang demikian, gaya hidup yang ditunjukkan oleh para ARMY ini merupakan gaya hidup yang sedikit borjuis. Para ARMY ini secara tidak sengaja akan terpengaruh oleh pergaulan dan gaya hidup dari para ARMY yang lain. Misalnya dari tempat gathering para ARMY akan memilih tempat yang cukup elit yang menu makanan dan minum harganya lebih mahal, seperti Griya Benn, Peak Cafe,

Warung Mevvah, Mc Donald Merdeka Walk, dan lain-lain.

Kegiatan-kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh para ARMY tersebut tidak berdasarkan pada nilai manfaat, tetapi didasarkan pada faktor gaya hidup.

Terlepas dari nilai guna dan manfaatnya, ARMY mengkonsumsi atas makna yang melekat dari kegiatan konsumsi tersebut. Baudrillard mengatakan bahwa:

“Mekanisme sistem konsumsi pada dasarnya berangkat dari nilai tanda atau nilai simbol, bukan pada kebutuhan atau manfaat. Dalam masyarakat konsumerisme kehidupan manusia lebih banyak dipengaruhi oleh tanda atau simbol. Orang membeli sesuatu bukan karena kegunaannya, tetapi karena dalam barang itu ada nilai simbol yang menunjukkan status.”

8

Universitas Sumatera Utara Baudrillard juga menegaskan melalui “The Consumer Society: myths and structures” (dalam Safitri, 2016:30) bahwa setiap isu mengenai kebutuhan berakar pada ide tentang kebahagiaan dan hal inilah yang menjadi acuan dasar masyarakat konsumsi.

Hal tersebut juga terjadi pada ARMY, mereka mendapatkan kebahagiaan tersendiri saat mengkonsumsi barang-barang ataupun hal-hal lain yang ada kaitannya dengan BTS. Ide-ide kebahagiaan ARMY tersebut tidak muncul secara alamiah dari dalam dirinya, melainkan dibentuk secara sosial melalui lingkungan sekitarnya.

Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana gaya hidup sebuah komunitas Korean pop yang bernama ARMY di kota Medan.

Mengenai bagaimana gaya hidup yang diekspresikan oleh komunitas ARMY terkait pola konsumsi, cara mereka mengisi kesehariannya, dan cara mereka mengekspresikan identitas mereka sebagai ARMY.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah “bagaimana gaya hidup komunitas Korean pop “ARMY” di Kota Medan terkait dengan isu konsumerisme?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya hidup komunitas Korean pop

“ARMY” di Kota Medan terkait dengan isu konsumerisme.

9

Universitas Sumatera Utara 1.4. Manfaat Penelitian

Secara umum, manfaat penelitian ini terdiri atas dua bagian yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan

ilmiah bagi mahasiswa ilmu sosial khususnya mahasiswa jurusan Sosiologi.

Serta penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah bahan

referensi dalam wawasan kajian di bidang sosiologi post modern.

1.4.2. Manfaat Praktis

Secara praktis rangkaian kegiatan penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan rujukan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengkaji lebih

dalam tentang penelitian sebelumnya mengenai gaya hidup komunitas Korean

pop.

1.5. Definisi Konsep

1.5.1. Komunitas

Komunitas merupakan sebuah kelompok sosial dari beberapa orang

yang berasal dari berbagai lingkungan, pada umumnya memiliki tujuan dan

ketertarikan yang sama. Konsep komunitas juga digunakan untuk menunjuk

kepada suatu unit atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam

kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama. Kekuatan pengikat suatu

komunitas, terutama adalah kepentingan bersama dalam memenuhi

kebutuhan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan minat, latar

belakang budaya, ideologi, dan sosial ekonomi.

10

Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini, komunitas yang dimaksud adalah komunitas

Korean pop ARMY Medan. ARMY (Adorable Representative M.C for

Youth) merupakan sebutan untuk fans boygroup BTS di seluruh dunia. Nama

ARMY sendiri resmi diumumkan oleh BTS pada tanggal 9 Juli 2013. Saat ini

Indonesia menduduki posisi ketiga dengan jumlah official fans terbanyak yaitu 314,326 official fans (Youtube Venezia: 2016). Salah satu official fans tersebut adalah ARMY Medan. ARMY Medan merupakan sebuah komunitas yang berisi para fans boygroup BTS, didominasi oleh para remaja yang tinggal di Kota Medan dan sekitarnya.

1.5.2. Hallyu

Hallyu atau demam Korea diartikan sebagai gelombang pasang budaya populer Korea yang melanda negara-negara di luar negara Korea.

Umumnya Hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari bahasa dan kebudayaan Korea. Pada saat ini, Hallyu diikuti dengan banyaknya perhatian akan produk Korea Selatan, seperti masakan, barang elektronik, musik, dan film.

1.5.3. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola-pola tindakan tertentu yang membedakan antara satu orang dengan yang lainnya, yang dapat diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Pola-pola tindakan tersebut diyakini sebagai pembentuk identitas diri seseorang. Gaya hidup sebagai cara hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan, dan pola-pola respon terhadap hidup, serta terutama perlengkapan untuk hidup.

11

Universitas Sumatera Utara Menurut Chaney (2009: hal.40) bahwa gaya hidup membedakan antara satu orang dengan orang lain melalui pola-pola tindakan yang dilakukannya. Dari hal tersebut gaya hidup bisa digunakan untuk melihat dan memahami apa yang orang lain lakukan, makna apa yang dapatkan dari melakukan gaya hidup tersebut, ataupun mengapa mereka melakukan gaya hidup tersebut. Dengan kata lain gaya hidup akan membantu kita mendefinisikan karakteristik dari orang atau kelompok tersebut. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari simbol-simbol gaya hidup yang dipakai oleh orang atau kelompok tersebut dimana setiap orang atau kelompok akan memiliki simbol yang berbeda karena gaya hidup mereka yang berbeda.

Gaya hidup (life style) merupakan pola tingkah laku sehari-hari manusia untuk menunjukkan identitasnya dalam masyarakat. Gaya hidup dapat dilihat dari pola konsumsi, gaya berpenampilan, dan bagaimana seseorang mengisi kesehariannya. Dalam penelitian ini, gaya hidup yang akan diteliti adalah gaya hidup komunitas Korean pop ARMY di Kota Medan.

Gaya hidup komunitas ARMY Medan yang akan dilihat adalah terkait pola konsumsi, cara mereka mengisi kesehariannya, dan cara mereka mengekspresikan identitas mereka sebagai ARMY.

1.5.4. Korean Pop

Korean pop (K-pop) merupakan salah satu bagian dari Hallyu atau demam korea yang banyak digandrungi remaja di seluruh dunia. K-pop merupakan salah satu aliran musik yang berasal dari negeri ginseng, Korea

Selatan. K-pop yang dikenal oleh remaja saat ini identik dengan

12

Universitas Sumatera Utara boygroup/girlgroup, karena hampir secara keseluruan industri K-pop didominasi oleh boygroup/girlgroup dibandingkan dengan penyanyi solo ataupun duo. Kepopuleran akan K-pop merupakan bagian yang tak terpisahkan dari demam Korea di berbagai negara. Korean pop tidak hanya mengenalkan musik tetapi juga mengenalkan budaya melalui kostum, pakaian, dan juga gaya hidup. Sekarang ini K-pop mampu mendominasi budaya populer ke mancanegara, hal ini terbukti dengan banyaknya penggemar artis K-pop yang sudah ada di berbagai negara.

1.5.5. Boygroup/Girlgroup

Boygroup adalah sejenis kelompok musik pop atau R&B yang terdiri dari tiga orang lelaki atau lebih. Jika boygroup diisi oleh sekelompok lelaki, maka girlgroup diisi oleh sekelompok perempuan. Biasanya anggota boygroup/girlgroup selain menyanyi juga menari dalam pertunjukan mereka.

Nyanyian dan koreografi dancenya merupakan kekuatan bagi boygroup/girlgroup. Dalam penelitian ini boygroup yang dimaksud adalah boygroup BTS (Bangtan Boys).

1.5.6. Konsumerisme

Konsumerisme merupakan paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan proses konsumsi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Menurut Baudrillard (2004) saat ini masyarakat membeli suatu objek bukan lagi sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan (need) namun lebih untuk memenuhi hasrat (desire),

13

Universitas Sumatera Utara sehingga sering kali terjadi peleburan antara kebutuhan (need) dengan keinginan (want). Selain itu, masyarakat konsumsi akan membeli simbol- simbol yang melekat pada suatu objek, sehingga objek yang dikonsumsi banyak yang terkikis nilai guna dan nilai tukarnya. Hal tersebut sesuai dengan perilaku penggemar K-pop, termasuk ARMY Medan di dalamnya, yang mengkonsumsi hal-hal yang berkaitan dengan BTS terlepas dari nilai guna dan manfaat yang sesungguhnya.

Baudrillard juga mengatakan bahwa masyarakat konsumsi tidak didasarkan atas kelas, tetapi didasarkan atas kemampuan konsumsinya.

Siapapun dapat menjadi kelompok apapun, jika sanggup mengikuti pola konsumsi kelompok tersebut. Setiap konsumsi yang dilakukan pun berakar pada ide kebahagiaan yang mulanya tidak muncul secara alamiah dari dalam diri, melainkan dibentuk secara sosial melalui lingkungan sekitar.

14

Universitas Sumatera Utara BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori dan Konsep Gaya Hidup

Gaya hidup (life style) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat. Gaya hidup merupakan kebutuhan sekunder manusia yang bisa diubah tergantung zaman atau keinginan seseorang untuk merubahnya. Meyer Schapiro mendefinisikan gaya hidup sebagai bentuk yang konstan dan kadang kala unsur-unsur, kualitas-kualitas dan ekspresi yang konstan dari perseorangan maupun kelompok. Sedangkan menurut Alvin Toffler, gaya hidup yaitu alat yang dipakai oleh individu untuk menunjukkan identifikasi mereka dengan subkultur-subkultur tertentu (dalam

Ibrahim: 2004).

David Chaney, dalam bukunya yang berjudul “Lifestyle” menjelaskan gaya hidup dalam berbagai bentuk, namun masih saling berkaitan. Gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan sosial sehari-hari dunia modern. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain.

Selain itu gaya hidup dapat membantu memahami apa yang orang lakukan, mengapa melakukannya, dan apakah yang dilakukan bermakna bagi dirinya maupun orang lain. Gaya hidup dapat menjadi sangat personal dan juga merujuk pada identitas budaya dan sejarah. Gaya hidup juga merupakan simbol suatu kelas tertentu serta dapat bersifat modis yang penyebarannya melalui komunikasi massa menembus batas-batas stratifikasi sosial.

15

Universitas Sumatera Utara Menurut pandangan David Chaney, gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern atau yang biasa juga disebut modernitas. Maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup dalam suatu komunitas dapat menjadi sebuah ciri tertentu komunitas tersebut, dengan kata lain gaya hidup dapat dipandang sebagai “KTP” bagi keanggotaan suatu stratum sosial. Tidak lain bahasa dari “KTP” adalah identitas, gaya hidup sebagai identitas yang mencakup dalam politik afinitas, sebagai penanda perbedaan : “kelas, ras, etnisitas, orientasi seksual, usia dan seterusnya”, gaya hidup tersebut memiliki kaitan dengan subculture urban atau penggemar musik, olahraga dan kesukaan.

Setiap manusia itu unik, maka gaya hidup mereka pun unik. Gaya hidup dipahami sebagai tata cara hidup yang mencerminkan nilai dan sikap dari seseorang. Gaya hidup merupakan adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain. Cara berpakaian, konsumsi makanan, cara kerja, dan bagaimana individu mengisi kesehariannya merupakan unsur-unsur yang membentuk gaya hidup.

Gaya hidup pada masyarakat saat ini, memang telah mengalami perubahan yang sangat pesat akibat berkembangnya teknologi. Kita bisa melihat masyarakat dahulu tidak terlalu mementingkan urusan penampilan dan berbanding terbalik dengan keadaan saat ini. Mereka, lebih mementingkan urusan penampilan dan hanya meningkatkan prestise di lingkungannya. Terlebih lagi, gaya hidup kini bukan lagi monopoli suatu kelas, tapi sudah lintas kelas. Mana yang kelas atas,

16

Universitas Sumatera Utara menengah, dan bawah semua sudah bercampur baur dan terkadang dipakai berganti-ganti.

Apabila kita merefleksikan karya Chaney dengan kehidupan kita sehari-hari, ternyata pilihan gaya hidup yang kita buat dari sekian banyak pilihan model gaya hidup yang ditawarkan dalam masyarakat adalah hasil dari pergulatan diri kita dalam pencarian identitas dan sensibilitas kita dengan lingkungan di mana kita hidup. Sekalipun mungkin kita tidak menyadari bahwa kini dalam banyak hal kita sudah banyak berubah, namun kita tidak tahu persis apa sebenarnya yang paling dominan yang membentuk nilai, cita rasa, gaya hingga tampilan diri kita seperti sekarang ini. Kita seolah-olah hanya menentukan pilihan dari sekian banyak pilihan gaya hidup.

Gaya hidup merupakan gambaran keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dalam menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Ketika suatu gaya hidup menyebar kepada banyak orang dan menjadi mode yang diikuti, pemahaman terhadap gaya hidup sebagai satu keunikan tidak memadai lagi digunakan. Gaya hidup bukan lagi semata tata cara atau kebiasaan pribadi dan unik dari individu, tetapi menjadi sesuatu yang popular diadopsi oleh sekelompok orang. Sifat unik tak lagi dipertahankan. Istilah gaya hidup, baik dari sudut pandang individual maupun kolektif mengandung pengertian bahwa gaya hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan, dan pola respon terhadap hidup, serta terutama perlengkapan untuk hidup.

17

Universitas Sumatera Utara Chaney merangkum beberapa tren gaya hidup yang muncul setelah tahun

1980an. Tren tersebut adalah: pertama, tren ke arah kesederhanaan secara sukarela: “konsumen yang mengadopsi gaya hidup ini mencari kesederhanaan material, berusaha untuk merealisasikan diri, membeli produk-produk yang dapat dikerjakan sendiri (do it your self products) dan menyesuaikan diri dengan etika ekologis.” Kedua, adalah kelompok simpatisan yang sebagian dapat dicirikan melalui “tren mencari kepuasan pribadi melalui pembelian barang dan jasa yang bermakna bagi mereka daripada simbol-simbol konsumsi yang menyolok mata.”

Ketiga, adalah tren dengan ekspektasi yang rendah terhadap standar kehidupan.

Gaya hidup pribadi dalam pandangan ini menimbulkan permintaan akan pencarian barang, jasa, ataupun aktivitas secara pribadi yang membentuk pola pergaulan yang dirasakan.

2.1.1. Karakteristik Gaya Hidup

Karakteristik gaya hidup menurut Chaney (2009:167) sebagai berikut:

A. Tampilan Luar

Penampilan luar dari benda-benda, orang ataupun aktifitas menjadi aspek

penting dalam masyarakat. Perkembangan modernisasi yang berupa teknologi

dan televisi telah memunculkan iklan, sebagian masyarakat lebih

mementingkan kemasan luarnya saja daripada fungsi atau manfaatnya.

Industri periklanan menampilkan label, logo dan slogan yang sangat

mempengaruhi kehidupan masyarakat sehari-hari. Misalkan saja terdapat

sebuah iklan produk pakaian menampilkan citraan eksklusif, modis dan

berjiwa muda. Fungsi pakaian yaitu menutup badan diabaikan karena

18

Universitas Sumatera Utara masyarakat akan memburu produk pakaian tersebut karena bisa menjadi

modis dan berjiwa muda.

B. Diri dan Identitas

Semua sifat dan kualitas dalam diri setiap individu merupakan sebuah

identitas baginya. Misalkan saja seorang atlet mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, olahraga teratur dan cukup

tidur. Sehingga dengan kata lain bahwa identitas seorang atlet dituntut untuk

mempunyai pola hidup sehat.

C. Sensibilitas (Fokus Perhatian yang Terulang-ulang)

Cara-cara yang diterima oleh suatu kelompok bisa dikenal melalui ide-

ide, nilai, cita rasa, musik, makanan, pakaian, dan lain-lain. Namun sifatnya

tidak mutlak atau bisa berubah-ubah, terutama menyangkut gender dan sub

kultur dalam suatu masyarakat. Misalnya celana jeans yang dahulu dipakai

oleh laki-laki saja, kini seiring dengan perkembangan zaman wanita pun telah

memakainya. Sehingga gaya hidup dapat senantiasa berubah dan tidak

terbatas pada satu zaman saja.

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan

19

Universitas Sumatera Utara kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).

A. Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi gaya hidup terdiri dari beberapa

macam, yaitu:

 Sikap

Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang

dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang

diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung

pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi,

kebiasaan, kebudayaan dan lingkungannya.

 Pengalaman dan Pengamatan

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dan tingkah

laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya di masa lalu

dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan memperoleh

pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan membentuk pandangan

terhadap suatu objek.

 Kepribadian

Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara

berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.

20

Universitas Sumatera Utara  Konsep Diri

Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.

 Motif

Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.

 Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

21

Universitas Sumatera Utara B. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi gaya hidup terdiri dari beberapa macam, yaitu:

 Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok

dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi,

sedangkan kelompok yang memberikan pengaruh tidak langsung

adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota di dalam

kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan

individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.

 Keluarga

Keluarga memegang peranan terbesar dalam pembentukan sikap

dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan

membentuk kebiasaan anak secara tidak langsung mempengaruhi pola

hidupnya.

 Kelas Sosial

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan

bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah

urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjng itu memiliki nilai,

minat dan tingkah laku yang sama.

22

Universitas Sumatera Utara  Kebudayaan

Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh

individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala

sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi

ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

2.1.3. Bentuk-Bentuk Gaya Hidup

Menurut Chaney (dalam Idi Subandy, 2004) ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain :

A. Industri Gaya Hidup

Dalam abad gaya hidup, penampilan diri itu justru mengalami estetisisasi

kehidupan sehari-hari, dan bahkan tubuh/diri (body/self) pun justru

mengalami estetisisasi tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun

menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup. “Kamu bergaya maka

kamu ada” adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk melukiskan

kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya

hidup untuk sebagian besar adalah industri penampilan.

B. Iklan Gaya Hidup

Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para

politisi, individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era

globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam

23

Universitas Sumatera Utara membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita rasa (taste culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang kadang-kadang mempesona dan memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.

C. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup

Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa dalam dunia selebriti, para selebriti membantu dalam pembentukan identitas dari para konsumen komtemporer. Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatu sandaran “aksesoris fashion”. Wajah generasi baru yang dikenal sebagai anak-anak generasi selanjutnya, menjadi sekarang ini dianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami selebriti, cara mereka berselancar di dunia maya (internet), cara mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan. Ini berarti bahwa selebriti dan citra mereka digunakan demi momen untuk membantu konsumen dalam parade identitas.

D. Gaya Hidup Mandiri

Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan

24

Universitas Sumatera Utara secara sadar dan memahami bentuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap

menanggung resiko dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang

mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumenrisme tidak lagi

memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk

menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan

inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.

E. Gaya Hidup Hedonis

Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk

mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu di luar

rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli

barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian.

Dari uraian bentuk-bentuk gaya hidup di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu gaya hidup dapat berupa gaya hidup dari suatu penampilan, melalui media iklan, modelling dari artis yang diidolakan, gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan semata sampai dengan gaya hidup mandiri yang menuntut penalaran dan tanggung jawab dalam pola perilakunya.

25

Universitas Sumatera Utara 2.2. Teori Konsumerisme

Konsumerisme merupakan paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan dan menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang – barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk. Konsumerisme sebagai gerakan atau kebijaksanaan yang diarahkan untuk menata metode dan standar kerja produsen, penjual dan pengiklan untuk kepentingan pihak pembeli.

Ada dua proses pokok di dalam konsumerisme, yaitu komoditisasi dan dekomoditisasi (Sassateli, dalam Marisa Liska 2011). Komoditisasi terkait dengan dunia periklanan. Sedangkan kata dekomoditisasi berarti bahwa tindakan mengkonsumsi terkandung dalam pemaknaan ulang dan penggunaan kebudayaan material dengan mengubah nilai – nilai komersial sejati dalam suatu barang menjadi berbagai bentuk nilai: kasih sayang, hubungan manusia, simbolisme, status, dan lain sebagainya.

Baudrillard (2004 : 32) menyatakan, situasi masyarakat kontemporer dibentuk oleh kenyataan bahwa manusia sekarang dikelilingi oleh faktor konsumsi. Pada kenyataannya manusia tidak akan pernah merasa terpuaskan atas kebutuhan-kebutuhannya. Rasionalitas konsumsi dalam sistem masyarakat konsumen telah jauh berubah, karena saat ini masyarakat membeli barang bukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan (needs) namun lebih sebagai pemenuhan hasrat (desire). Masyarakat konsumsi akan ”membeli” simbol-simbol yang melekat pada suatu objek, sehingga objek-objek konsumsi banyak yang terkikis nilai guna dan nilai tukarnya. Nilai simbolis kemudian menjadi sebuah

26

Universitas Sumatera Utara komoditas. Untuk menjadi objek konsumsi, suatu objek harus menjadi tanda

(sign), karena hanya dengan cara demikian, objek tersebut dapat dipersonalisasi dan dapat di konsumsi.

Teori konsumsi Baudrillard, mengatakan bahwa masyarakat konsumeris pada masa sekarang tidak didasarkan kepada kelasnya tetapi pada kemampuan konsumsinya. Siapapun bisa menjadi bagian dari kelompok apapun jika sanggup mengikuti pola konsumsi kelompok tersebut. Konsumsi menurut Baudrillard adalah tindakan sistematis dalam memanipulasi tanda, dan untuk menjadi objek konsumsi, objek harus mengandung atau bahkan menjadi tanda.

Baudrillard dalam tulisannya The Consumer Society: myths and structures

(dalam Safitri, 2016:30) menyatakan bahwa setiap isu mengenai, kebutuhan berakar pada ide tentang kebahagiaan (le bonheur) dan hal inilah yang menjadi acuan dasar masyarakat konsumsi. Ide-ide tentang kebahagiaan dalam masyarakat tidak muncul secara alamiah dalam diri manusia, melainkan dibentuk secara sosial melalui proses sejarah yang panjang dan menjelma dalam masyarakat modern terkait erat dengan ide-ide kesamaan hak (egalitarian myth). Baudrillard menilai bahwa objek yang dikonsumsi dalam masyarakat konsumsi ini sesungguhnya hanyalah tiruan status, seperti yang ia nyatakan dalam kalimat berikut “Objects merely simulate the social essence (status)” yang artinya “status inilah yang menyebabkan orang tergila – gila pada objek tertentu”.

Pada masyarakat konsumsi orang-orang membeli barang bukan karena nilai kemanfaatannya namun lebih dikarenakan faktor gaya hidup, demi sebuah citra yang diarahkan dan dibentuk dari suatu iklan ataupun proses promosi. Terlepas dari nilai guna dan manfaat dari suatu barang, masyarakat konsumsi membeli

27

Universitas Sumatera Utara dikarenakan atas makna yang melekat dari produk tersebut. Sehingga masyarakat konsumsi tidak pernah mampu memenuhi kebutuhannya, tidak pernah merasa puas, dan akhirnya akan menjadi “Pemboros Agung” yang akan mengkonsumsi tanpa henti.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen di antaranya yaitu:

A. Faktor Eksternal

Faktor-faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi perilaku

konsumen antara lain:

 Kelas Dominan

Kelas Dominan merupakan kelas yang menjadi ukuran seseorang untuk

membentuk kepribadian perilakunya. Pada umumnya kelas dominan

merupakan kelas yang memiliki andil yang sangat besar karena

pengaruhnya yang sangat besar dan mendominasi. Hal ini ditandai dengan

kelas dominan yang mampu memaksakan identitasnya kepada kelas lain.

Kelas dominan ditandai dengan kepemilikan modal yang cukup besar,

individu dalam kelas ini mampu mengakumulasi modal dan secara jelas

mampu membedakan dirinya dengan orang lain untuk menunjukkan

identitasnya.

 Kelas Popular

Kelas popular merupakan kelas yang ada di sekitar kelas dominan,

namun tidak memiliki pengaruh yang sedikit. Hal tersebut terjadi karena

pengaruh dari kelas dominan lebih besar. Kelas popular cenderung

menerima dominasi dan apa saja yang dipaksakan oleh kelas dominan.

28

Universitas Sumatera Utara B. Faktor Internal

Faktor-faktor lingkungan internal yang mempengaruhi perilaku

konsumen antara lain:

 Motivasi

Perilaku seseorang dimulai dengan adanya suatu motif yang

menggerakkan individu dalam mencapai suatu tujuan. Secara definisi

motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang

diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan. Tanpa motivasi

seseorang tidak akan terpengaruh untuk mencari kepuasan terhadap

dirinya.

 Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses di mana seseorang memilih,

mengorganisasikan dan mengartikan masukan informasi untuk

menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Persepsi dapat

melibatkan penafsiran seseorang atas suatu kejadian berdasarkan

pengalaman masa lalunya.

2.2.1. Tanda, Petanda, Penanda – Jean Baudrillard

Dulu tanda dikaitkan dengan objek, tetapi sekarang keterkaitan itu sudah dihapus, tanda tidak lagi menunjukkan realitas. Yang sekarang kita pahami adalah sama sekali “permainan penanda-penanda”. Tanda hanya berhubungan dengan tanda yang lain, dan maknanya ditemukan dalam hubungan itu. Tanda-

29

Universitas Sumatera Utara tanda sekarang bebas, bisa saja, sama sekali tidak menentukan, dan sama sekali

relativistis.

 Tanda (sign) adalah unsur dasar dalam semiotik dan komunikasi, segala

sesuatu yang mengandung makna melalui hubungan mereka dengan tanda

lain. Tanda mempunyai dua unsur, yaitu penanda (bentuk) dan petanda

(makna).

 Penanda (signifier) adalah citraan atau kesan mental dari sesuatu yang

bersifat verbal atau visual, seperti suara, tulisan, atau benda.

 Petanda (signified) konsep abstrak atau makna yang dihasilkan oleh tanda.

 Pertandaan (signification) hubungan antara penanda dan petanda, yaitu

cara tertentu sebuah citraan mental berhubungan dengan sebuah makna.

 Kode

Kita bergerak dari suatu masyarakat yang didominasi oleh tanda dan

kode yang diasosiasikan dengan komoditas-komoditas ke suatu masyarakat

yang didominasi oleh tanda-tanda dan kode-kode secara lebih umum. Kita

bergerak ke arah “universal pembentukan suatu sistem tanda yang abstrak dan

bisa dijadikan contoh” (Baudrillard, 2004: 65). Kode tidak lagi merujuk

kembali pada berbagai “realitas” yang subjektif atau objektif, tetapi logika itu

sendiri.

Teori Konsumerisme dipilih penulis sebagai alat menganalisa permasalahan dalam penelitian ini dikarenakan kesesuaian dari penjelasan pada teori tersebut. Dimana pada teori konsumerisme membahas tentang perilaku konsumen dalam membuat keputusan yang pada akhirnya menciptakan

30

Universitas Sumatera Utara masyarakat konsumsi. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Baudrillard yang menilai bahwa keputusan konsumen yang diambil oleh masyarakat konsumsi sesungguhnya hanyalah sebuah tiruan berdasarkan status dan status inilah yang menyebabkan orang menjadi “tergila-gila” pada objek tertentu. Sehingga membeli dan mengkonsumsi barang pada masyarakat konsumsi bukanlah berdasarkan nilai guna dan manfaat dari barang tersebut, melainkan berdasarkan gaya hidup dan makna yang melekat dari suatu produk.

2.3. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan telah mengilhami penelitian ini baik secara referensi, perbandingan maupun sebagai dasar pemilihan topik.

Masing-masing dari penelitian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Hasil Penelitian Zahra Ikhsanda (2015) - Dinamika Kreatif dan Imitasi

Kaum Muda dalam Budaya K-pop di

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa awalnya kaum muda pecinta

K-pop mengenal dan kemudian menyukai K-pop dikarenakan adanya pengaruh

dari lingkungan yaitu teman dan media sosial. Semakin tinggi intensitas teman

mereka memperkenalkan dan membicarakan budaya K-pop membuat mereka

semakin tertarik dan kemudian mencari informasi seputar K-pop melalui media

sosial dan juga media massa.

Selain itu, pada penggemar dan pecinta K-pop, terdapat tiga macam

gaya hidup yang dapat diketahui. Pertama adalah gaya hidup kreatif dimana

kaum muda penggemar K-pop mendapatkan ide untuk melakukan kreatifitas

seperti membuat novel yang terinspirasi melalui tayangan drama Korea,

31

Universitas Sumatera Utara membuat design untuk kostum, pernak-pernik baik aksesoris tangan maupun untuk hiasan kostum. Kedua adalah gaya hidup imitasi, dimana kaum muda pecinta K-Pop mengimitasi boyband dan girlband yang mereka idolakan dengan mengimitasi gerakan dance, fashion, gerakan bernyanyi, rambut dan aksesoris-aksesoris yang lain. Selain itu, kaum muda pecinta K-pop yang tidak bisa dance dan menyanyi, mereka mengimitasi acting para idolanya ketika sedang bermain drama Korea. Ketiga adalah gaya hidup konsumsi, dimana kaum muda yang menyukai K-pop menggunakan waktu luang untuk mencari informasi seputar boyband maupun girlband yang mereka suka dengan melihat, mendengar, men-download melalui media cetak, elektronik, internet yang di dalamnya terdapat bermacam-macam jejaring sosial, seperti Youtube,

Vimeo, Facebook, Instagram, Path dan Blacbarry Massanger.

2. Hasil Penelitian Citra Octricia (2013) – Gaya Hidup Konsumtif

Remaja Korean Addict

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa remaja yang menjadi Korean

Addict, rela melakukan apapun untuk segala kesukaan mereka mengenai

Korea, termasuk dalam mengkonsumsi produk yang berkaitan dengan Korea, hingga pada akhirnya bergaya hidup konsumtif dan boros dalam menggunakan uang. Gaya hidup konsumtif remaja Korean Addict sangat dipengaruhi oleh budaya Korea pada segala aspek gaya hidup mulai dari aktivitas, minat, dan opini.

Adapun faktor yang mempengaruhi beberapa remaja menjadi Korean addict, hingga bergaya hidup konsumtif terbagi atas faktor internal dan faktor

32

Universitas Sumatera Utara eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi remaja yaitu faktor pengalaman dan pengamatan yang menganggap hal-hal yang identik dengan Korea bagus, sikap yang cenderung mengagumi budaya Korea, dan motif kesenangan saat mendapatkan pernak-pernik yang berkaitan dengan Korea. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif antara lain kuatnya pengaruh lingkungan, pendapatan, dan kelas sosial.

33

Universitas Sumatera Utara BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menghasilkan deskripsi yang lengkap dari hal yang diteliti, dalam arti menghasilkan gambaran yang jelas antara variabel.

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa (Moleong, 2005:6).

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian untuk komunitas Korean Pop ARMY ini berada di Kota

Medan. Karena komunitas ini belum memiliki markas, jadi pertemuan-pertemuan antar anggota biasanya dilakukan di beberapa tempat di Kota Medan.

3.3. Unit Analisis dan Informan

3.3.1. Unit Analisis

Unit Analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek

penelitian keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin, 2007).

Adapun yang menjadi unit analisis dan objek kajian dalam penelitian ini

adalah komunitas Korean Pop ARMY Medan.

34

Universitas Sumatera Utara 3.3.2. Informan

Informan adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian

sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin,

2007). Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis informan yakni informan

kunci dan informan tambahan. Adapun yang menjadi informan kunci yaitu

anggota komunitas Korean Pop ARMY Medan dengan kriteria sebagai

berikut:

a. Sudah menjadi anggota ARMY Medan minimal 1 tahun

b. Anggota ARMY Medan yang sering mengikuti kegiatan ARMY

Medan

c. Anggota ARMY Medan yang melakukan pembelian barang-barang

terkait BTS

Sedangkan yang menjadi informan tambahan yaitu pembentuk

(founder) ARMY Medan dan admin ARMY Medan. Dalam pemilihan

informan, peneliti menggunakan prosedur purposif. Prosedur purposif

merupakan penentuan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai

dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah peneliti melakukan kegiatan

langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun teknik pengumpulan

data primer ini dilakukan dengan cara:

35

Universitas Sumatera Utara a. Metode Observasi

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mengamati tentang sesuatu dengan menggunakan panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya (Bungin, 2007:115). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian dan mengamati berbagai kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Korean pop ARMY sebelum dilanjutkan kepada wawancara.

b. Metode Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada orang- orang yang menjadi informan peneliti. Dengan menggunakan panduan pertanyaan (Intervie Guide) yakni metode dengan aturan-aturan daftar pertanyaan yang dijadikan acuan bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode wawancara digunakan sebagai sumber data primer atau sebagai sumber data yang utama dalam penelitian ini. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui penelitian dan wawancara dengan responden atau informan secara langsung.

c. Metode Dokumentasi

Penelitian kualitatif bukan hanya merujuk pada fakta sosial sebagaimana terjadi dalam kehidupan masyarakat, melainkan bisa juga merujuk pada bahan berupa dokumen, seperti teks berupa bacaan dan teks berupa rekaman audio atau audio visual. Penelitian demikian dapat dilakukan pada budaya populer seperti musik Korean Pop, karena akan

36

Universitas Sumatera Utara dibutuhkan pengambilan gambar ataupun rekaman jika ada kegiatan atau

event-event yang sedang ada di Kota Medan.

3.4.2. Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data yang

dilakukan melalui penelitian studi kepustakaan yang diperlukan untuk

mendukung data yang diperoleh dari buku-buku ilmiah, jurnal, tulisan ilmiah

dan laporan penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian yang dianggap

relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5. Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan proses menyusun agar data dapat ditafsirkan.

Analisis data ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap informasi baik pengamatan (observasi), wawancara, atau catatan lapangan lainnya yang kemudian ditelaah dan dipelajari. Data tersebut selanjutnya dipisah dalam kategori-kategori yang sesuai agar memudahkan peneliti dalam memeriksa keabsahan data setelah itu peneliti melakukan tahap penafsiran data untuk mengelolah hasil sementara menjadi teori substansi dengan menggunakan metode yang dibutuhkan (Moleong, 2005:247).

3.6. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian proposal skripsi ini peneliti masih memiliki banyak keterbatasan dalam hal data dan informasi yang berkaitan dengan judul penelitian yakni Gaya Hidup Komunitas Korean Pop ARMY di Kota Medan. Dalam

37

Universitas Sumatera Utara proposal penelitian ini peneliti menyadari bahwa adanya keterbatasan dalam diri peneliti yang mencakup kemampuan dan pengalaman dalam melakukan penulisan atau melakukan penelitian ilmiah.

38

Universitas Sumatera Utara BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah dan Surabaya, dan menjadi kota terbesar di luar Pulau Jawa. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan

Bandar Udara Internasional Kuala Namu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia. Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara sudah dilengkapi oleh jalan tol dan kereta api. Medan juga merupakan kota pertama di

Indonesia yang mengintegrasikan bandara dengan kereta api.

Sarana dan prasarana perhubungan di Kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat, laut, dan udara. Transportasi lainnya adalah kereta api. Di samping itu juga telah tersedia prasarana listrik, gas, telekomunikasi, air bersih dan Kawasan Industri Medan (KIM). Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera

Utara memiliki posisi strategis sebagai kota perdagangan, industri, dan bisnis yang sangat penting di Indonesia. Posisi yang demikian strategis tersebut, menjadikan Medan sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Selain itu, juga mendorong perkembangan kota Medan dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

39

Universitas Sumatera Utara 4.1.1. Kondisi Geografis Kota Medan

Gambar 1. Peta Kota Medan

Secara geografis Kota Medan terletak pada 30 30‟-30 43‟ Lintang Utara dan 980 35‟-980 44‟ Bujur Timur dengan luas wilayah 265,10 km2. Kota medan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.

Wilayah Kota Medan sebagian besar secara topografi cenderung miring ke utara dan menjadi tempat pertemuan 2 sungai penting, yaitu sungai Babura dan sungai Deli. Secara administratif batas wilayah Kota Medan adalah sebagai berikut:

 Utara : Selat Malaka

 Barat : Kabupaten Deli Serdang

40

Universitas Sumatera Utara  Selatan : Kabupaten Deli Serdang

 Timur : Kabupaten Deli Serdang

Batas kota Medan dikelilingi oleh Kabupaten Deli Serdang, yang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis

Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli

Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,

Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota

Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Wilayah kota Medan terbagi atas 21 Kecamatan dan 151 kelurahan.

Berikut terdapat tabel luas kecamatan-kecamatan yang ada di kota medan beserta luasnya.

Tabel 4.1. Luas Kecamatan-kecamatan di Kota Medan

No Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)

1. Medan Tuntungan 20,68 7,80

2. Medan Johor 14,58 5.50

3. Medan Amplas 11,19 4,22

4. Medan Denai 9,05 3,41

5. Medan Area 5,52 2,08

6. Medan Kota 5,27 1,99

7. Medan Maimun 2,98 1,13

41

Universitas Sumatera Utara 8. Medan polonia 9,01 3,40

9. Medan Baru 5,84 2,20

10. Medan Selayang 12,81 4,83

11. Medan Sunggal 15,44 5,83

12. Medan Helvetia 13,16 4,97

13. Medan Petisah 6,82 2,57

14. Medan Barat 5,33 2,01

15. Medan Timur 7,76 2,93

16. Medan Perjuangan 4,09 1,54

17. Medan Tembung 7,99 3,01

18. Medan Deli 20,84 7,86

19. Medan Labuhan 36,67 13,83

20. Medan Marelan 23,82 8,99

21. Medan Belawan 26,25 9,90

Kota Medan 265,10 100,00

Sumber: Data BPS Kota Medan 2015

4.1.2. Kondisi Demografi Kota Medan

Medan merupakan kota dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di

Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Menurut data dari Badan Pusat

Statistik kota Medan, pada tahun 2016 penduduk kota Medan berjumlah

2.229.408 jiwa, yang terdiri atas laki-laki sebanyak 1.101.020 jiwa dan perempuan sebanyak 1.128.388 jiwa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2. di bawah ini.

42

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Jenis Kelamin

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah 2011 1.046.560 1.070.664 2.117.224 2012 1.047.875 1.074.929 2.122.804 2013 1.048.451 1.074.759 2.123.210 2014 1.081.797 1.109.343 2.191.140 2015 1.091.937 1.118.687 2.210.624 2016 1.101.020 1.128.388 2.229.408 Sumber: Data BPS Sumatera Utara Tahun 2017

Selain jumlah penduduk yang banyak, kota Medan juga memiliki beragam etnis di dalamnya. Adapun etnis-etnis yang ada di kota Medan antara lain adalah Jawa, Batak, Tionghoa, Minangkabau dan Melayu. Di antara ke empat suku-suku tersebut, yang merupakan suku asli kota Medan adalah suku

Melayu. Meski suku Melayu merupakan suku asli di kota Medan, namun penduduk kota Medan saat ini tidak mayoritas bersuku Melayu, melainkan mayoritas suku Jawa. Selain suku-suku di atas, masih banyak suku-suku lainnya dengan populasi yang cukup besar di kota Medan, di antaranya suku

Aceh dan India. Kota Medan juga merupakan kota dengan populasi etnis keturunan India terbesar di Indonesia.

Di samping multi etnis, kota Medan juga dikenal dengan kota yang beragam agama. Meskipun demikian, warga kota Medan tetap menjaga perdamaian dan kerukunan meskipun berbeda keyakinan. Berdasarkan data sensus Kota Medan tahun 2015 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk menganut agama Islam 59.68%, kemudian Kristen Protestan 21.16%, Buddha

9.90%, Katolik 7.10%, Hindu 2.15% dan Konghucu 0.01%.

43

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Agama di Kota Medan Agama Persen

Islam 59.68%

Kristen Protestan 21.16%

Buddha 9.90%

Katolik 7.10%

Hindu 2.15%

Konghucu 0.01% Sumber: Data BPS Kota Medan Tahun 2016

4.1.3. Gambaran Sosial Masyarakat

Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah

Jakarta dan Surabaya. Kondisi ini menjadikan keadaan kota Medan tidak jauh berbeda dengan Jakarta dan Surabaya yang merupakan kota metropolitan.

Seperti kota metropolitan pada umumnya, sarana dan prasarana di kota Medan sudah dibangun dengan cukup memadai di kota Medan. Contohnya seperti bangunan-bangunan kantor pemerintahan seperti kantor camat dan kantor kelurahan di kota Medan yang dibangun dengan cukup memadai. Selain itu, fasilitas-fasilitas sosial kemasyarakatan, seperti adanya kantor polisi, kantor pos, puskesmas atau klinik, PLN, PAM, dan prasarana lainnya yang sangat menunjang bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat kota Medan.

Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk kota Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan.

Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh

44

Universitas Sumatera Utara etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Batak dan Minangkabau.

Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota, banyak yang tinggal di pinggiran kota. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan, 75% dari mereka tinggal di sekitar pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan

Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat

Mandailing untuk menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di

Kampung Mesjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati.

4.1.4. Lokasi yang Sering Digunakan Untuk Berkumpul

Komunitas ARMY Medan merupakan salah satu fanbase K-pop di kota

Medan yang cukup aktif mengadakan pertemuan antar sesama anggotanya.

Biasa mereka menyebutnya dengan istilah meet up. Ada beberapa lokasi di kota Medan yang sering dijadikan sebagai tempat meet up oleh komunitas

ARMY Medan, antara lain sebagai berikut:

4.1.4.1. K3 Mart Adam Malik

K3 (Kong Kali Kong) Mart adalah salah satu mini market yang terkenaal

di Kota Medan. K3 Mart ini memiliki beberapa cabang di kota Medan,

45

Universitas Sumatera Utara namun yang paling sering dijadikan tempat meet up oleh komunitas ARMY

Medan adalah K3 Mart cabang Adam Malik, yang berada di Jalan Haji

Adam Malik No. 56, Silalas Kecamatan Medan Barat. K3 Mart Adam

Malik sengaja dipilih oleh ARMY Medan karena selain menyediakan

beberapa jenis makanan Korea, K3 Mart juga sekaligus menyediakan

tempat nongkrong untuk para pelanggannya. Selain itu, K3 Mart juga sering

memutarkan lagu-lagu Korea yang sedang hits sehingga membuat para

anggota ARMY Medan menjadikan K3 Mart sebagai tempat meet up

favorit.

4.1.4.2. McD Merdeka Walk

McD (Mc Donald) Lapangan Merdeka merupakan salah satu tempat yang

sering dijadikan tempat meet up oleh anggota komunitas ARMY Medan

selain K3 mart Adam Malik. Sama halnya dengan K3 mart Adam Malik,

McD lapangan Merdeka sengaja dipilih oleh anggota komunitas ARMY

Medan dengan alasan yang sama. Selain itu, letak McD Lapangan Merdeka

yang ada di tengah kota Medan, (tepatnya di Komplek Merdeka Walk, Jalan

Balai kota No. 1, Kesawan, Medan) menjadi salah satu faktor pendorong

dipilihnya McD lapangan Merdeka sebagai tempat meet up.

Selain dua tempat di atas, masih ada beberapa lagi tempat yang sering dijadikan anggota Komunitas ARMY Medan sebagai tempat meet up. Tetapi dari banyaknya tempat meet up yang sudah digunakan oleh ARMY Medan, hanya kedua tempat di atas yang paling sering digunakan untuk meet up.

46

Universitas Sumatera Utara 4.2. Profil Informan

4.2.1. Informan I

Nama : Ella Monica (Founder ARMY Medan) Usia : 25 Tahun Alamat : Jl. Bajak V Medan Amplas Pekerjaan : Radiografer Tahun Mengenal K-pop : 2009 Tahun Menjadi ARMY : 2015 Tahun Masuk ARMY Medan : 2016

Ella Monica atau yang akrab disapa dengan Ica merupakan founder

(pembentuk) komunitas ARMY Medan. Ica sendiri sudah mengenal hiburan

Korea sejak tahun 2009. Mulanya Ica menonton serial drama Korea Boys

Before Flower yang tayang di salah satu stasiun TV Indonesia. Memang pada

saat itu, drama Korea BBF sangat melejit di Indonesia, khususnya di kalangan

remaja. Ketertarikan Ica dengan drama tersebut mendorong Ica untuk mencari

tahu lebih banyak tentang drama tersebut, mulai dari profil pemainnya, lagu

pengisi drama tersebut, dan lain sebagainya. Kemudian Ica tertarik dengan

salah satu grup yang membawakan lagu pengiring di drama Boys Before

Flowers tersebut yaitu grup SS501. Grup tersebutlah yang menjadi awal mula

Ica berkecimpung di hiburan K-Pop.

Tak lama dari itu, Ica menetapkan diri menjadi fans dari grup SS501

yang dinamakan Triple S. Ica mulai mengkoleksi barang-barang yang terkait

47

Universitas Sumatera Utara dengan grup tersebut, mulai dari aksesoris, album, photocard, poster, dan lain sebagainya. Ica mengaku bahwa ia bukan tipe orang yang gampang mengikuti sesuatu. Namun ketika ia sudah sangat menyukainya, Ica akan mengikuti hal- hal yang berkaitan dengan grup tersebut. Ketika SS501 vakum pada tahun

2010, Ica tidak mengikuti terlalu jauh perkembangan grup-grup K-Pop, Ica hanya sekedar tahu dan tidak mengikutinya terlalu jauh seperti saat ia menjadi fans SS501.

Tahun 2015 menjadi tahun kembalinya Ica menjadi salah satu fans boygroup K-Pop, yaitu BTS dengan sebutan untuk fansnya ARMY. Sejak menjadi ARMY, Ica kembali mengkoleksi hal-hal yang terkait dengan BTS, seperti album, barang-barang yang ada logo BTS atau ARMY, photocard, lightstick, dan masih banyak lagi. Selain itu, Ica juga turut menonton konser

BTS. Ia sudah menonton konser BTS secara langsung sebanyak dua kali, yaitu di dan di Jakarta. Bersama teman-teman yang dari komunitas ARMY

Medan juga, Ica pergi menonton konser dan mendatangi cafe yang sempat dikunjungi BTS di Bangkok. Di cafe tersebut Ica dan teman-temannya yang lain juga memesan menu makanan dan minuman yang sama dengan BTS.

Mereka merasa sangat beruntung dapat merasakan momen tersebut.

Perempuan yang berprofesi sebagai Radiografer ini mengaku bahwa ia merupakan pribadi yang pemalu (introvert). Ica tidak banyak dekat dengan orang-orang di sekitarnya. Namun sejak bertemu dengan orang-orang yang ada di komunitas ARMY Medan, Ica menjadi memiliki banyak teman dekat. Bagi

Ica ARMY Medan bukan hanya sekedar komunitas, namun ARMY Medan

48

Universitas Sumatera Utara merupakan keluarga yang ada untuknya baik itu berbicara tentang BTS maupun hal-hal seputar kehidupan pribadinya.

Ica membentuk ARMY Medan pada tanggal 15 Januari 2016. Mulanya

Ica hanya sekedar iseng-iseng saja dan tidak menyangka kalau ARMY Medan akan menjadi sebuah komunitas yang cukup terkenal di kalangan K-Popers di kota Medan. Pada saat itu, Ica memiliki hobi main twitter. Iseng saja Ica mencari akun dengan nama ARMY Medan, dan ketemu. Tapi sudah tidak aktif lagi, dan isi akun tersebut hanya seputar kegiatan BTS, bukan ARMYnya.

Timbullah niat Ica untuk membuat fanbase yang isinya ARMY-ARMY yang ada di kota Medan. Ica menghubungi admin akun tersebut dan menuturkan niatnya. Admin tersebut pun mengizinkan, karena selama ini akun tersebut hanya dijalankan olehnya dan hanya untuk membagikan kegiatan-kegiatan

BTS. Setelah mendapatkan izin tersebut, Ica pun mulai memperbaharui akun tersebut dan juga membuat akun instagram. Karena banyak yang mengikuti akun yang dibuat olehnya, timbul lagi niat Ica untuk membuat group chatting.

Ica pun mengajak para pengikutnya tersebut untuk masuk ke group chatting tersebut. Mulanya hanya dari teman ke teman yang saling menginfokan.

Berawal dari group chatting, sering mengadakan pertemuan, dan ARMY

Medan menjadi akrab satu sama lain.

4.2.2. Informan II

Nama : Larasati (Admin ARMY Medan) Usia : 20 Tahun Alamat : Setia Budi Medan Pekerjaan : Mahasiswa

49

Universitas Sumatera Utara Tahun Mengenal K-pop : 2009 Tahun Menjadi ARMY : 2015 Tahun Masuk ARMY Medan : 2016

Larasati atau yang akrab disapa Laras, merupakan salah satu anggota komunitas ARMY Medan. Laras sudah menjadi anggota ARMY Medan sejak awal pembentukan ARMY Medan yaitu januari 2016. Bermula dari pertemuan kedua kalinya antara Laras dengan Ica (Founder ARMY Medan) saat konser boyband BTOB pada 25 Desember 2015 di Berastagi, keduanya berbincang dan memberi tahu satu sama lain bahwa mereka sekarang menjadi ARMY. Dua minggu kemudian, Laras sudah bergabung dengan ARMY Medan, dan saat itu

Laras merupakan anggota ke tujuh yang masuk ke dalam komunitas ARMY

Medan.

Tahun 2009 merupakan awal mula Laras mengenal K-Pop. Berawal dari salah satu temannya yang menunjukkan foto member boyband SS501 yang sedang populer di Indonesia saat itu. Laras langsung tertarik karena menurutnya member tersebut ganteng dan memiliki visual yang menarik. Awal mulanya Laras belum menetapkan diri menjadi ARMY dan masih mengidolakan banyak boyband K-Pop (Multi Fandom). Namun Laras merasa tidak sanggup jika terus menerus mengidolakan banyak boyband K-Pop, maka

Laras memutuskan hanya mengidolakan dua boyband yaitu FT Island dan

BTS. Saat itulah Laras menetapkan diri menjadi ARMY.

Banyak faktor yang mendorong Laras untuk menetapkan diri menjadi

ARMY dan menetap di komunitas ARMY Medan. Laras merasa tidak hanya

50

Universitas Sumatera Utara sebatas fans dengan BTS, ia merasa sangat dekat dengan BTS. Selain itu, Laras juga merasa mendapatkan efek positif dari BTS melalui lagu-lagunya. Untuk di komunitas ARMY Medan sendiri, Laras merasa nyaman dengan orang-orang yang ada di dalamnya.

Di komunitas ARMY Medan, Laras menduduki posisi admin yang dipilih langsung oleh Ica selaku founder ARMY Medan. Sebagai admin, Laras bertanggung jawab menangani akun Line resmi komunitas ARMY Medan.

Apabila ada kegiatan gathering, donasi, atau nonton bareng ARMY Medan,

Laras yang bertugas mendesain konsep poster, spanduk, dan goodies terkait

BTS. Selain itu, Laras juga bertanggung jawab mengelola perincian biaya kegiatan yang akan dilaksanakan oleh ARMY Medan, seperti perincian pemasukan dan pengeluaran.

4.2.3. Informan III

Nama : Belia Thifani Usia : 22 Tahun Alamat : Jl. Sultan Serdang Pekerjaan : Karyawan Swasta Tahun Mengenal K-pop : 2007 Tahun Menjadi ARMY : 2014 Tahun Masuk ARMY Medan : 2016

Belia Thifani merupakan salah satu anggota komunitas ARMY Medan.

Perempuan yang akrab disapa Belia ini mulai mengenal hiburan Korea pada tahun 2007 melalui serial drama Korea yang rutin ditayangkan di salah satu TV

51

Universitas Sumatera Utara swasta Indonesia. Awalnya Belia hanya menyukai tayangan drama Korea saja, dan sama sekali tidak tahu menahu tentang K-Pop, karena pada saat itu Belia belum memiliki akses untuk mencari tahu tentang K-Pop. Semua yang Belia tahu hanyalah dari TV, dan kebetulan saat itu di TV hanya menampilkan hiburan Korea dari sisi dramanya saja.

Kesukaan akan drama Korea, Belia ceritakan kepada sepupu yang tinggal di , dan kebetulan sepupunya juga menyukainya. Namun sepupu Belia jauh lebih banyak tahu tentang hiburan Korea ketimbang Belia.

Sepupunya tersebut sering menceritakan tentang Reality Show Korea dan juga seputar K-Pop. Lama kelamaan Belia mulai tertarik juga dengan K-Pop seperti sepupunya. Boyband pertama yang disukai Belia saat itu adalah Super Junior yang memang pada saat itu sedang naik daun baik di Korea maupun di luar

Korea.

Kesukaan Belia akan K-Pop masih terus berlanjut hingga sekarang ini.

Tahun 2014 lalu, Belia menetapkan diri sebagai ARMY yang merupakan fans dari boyband BTS. Berawal dari Belia yang melihat (MV) milik

BTS di internet. Belia merasa BTS beda dengan boyband lainnya. Mulai dari lagunya serta konsep videonya. Menurut Belia, lagu-lagu BTS selalu memiliki makna yang tersirat dan banyak sekali teori-teori di setiap Music Video-nya.

Hal tersebut yang mendorong Belia untuk menetapkan diri menjadi ARMY.

Belia menjadi anggota ARMY Medan sejak Desember 2016, itu artinya sudah 1 tahun 4 bulan. Belia tahu tentang ARMY Medan ini dari teman kuliahnya yang juga merupakan anggota ARMY Medan. Belia tak menyangka

52

Universitas Sumatera Utara ada fanbase di daerahnya, karena yang Belia tahu selama ini hanya ada fans- fans independen saja tanpa terikat suatu komunitas. Sejak diberitahu oleh temannya itulah, Belia memutuskan masuk ke dalam komunitas ARMY Medan dan masih berlanjut hingga sekarang. Sejak menjadi anggota komunitas

ARMY Medan, Belia sudah mengikuti gathering sebanyak tiga kali. Di luar kegiatan gathering, Belia tidak pernah ikut pertemuan-pertemuan kecil antar anggota ARMY Medan, karena jam kerja Belia sering tidak cocok dengan jam pertemuan anggota ARMY Medan tersebut.

Selama masuk di komunitas ARMY Medan, Belia menjadi terus terpacu untuk menabung agar bisa nonton konser BTS secara langsung. Karena

Belia juga ingin seperti beberapa anggota lain yang sudah nonton konser BTS baik yang di Indonesia ataupun yang di luar Indonesia. Jadi selama Belia mengenal dan menekuni dunia K-Pop Belia belum pernah nonton konser.

Kesukaannya akan K-Pop dan BTS, Belia curahkan dengan cara membeli barang-barang terkait K-Pop dan BTS, baik barang-barang yang official maupun yang unofficial.

4.2.4. Informan IV

Nama : Eqi Paramita Usia : 25 Tahun Alamat : Medan Johor Pekerjaan : Pegawai Swasta Tahun Mengenal K-pop : 2009 Tahun Menjadi ARMY : 2015 Tahun Masuk ARMY Medan : 2017

53

Universitas Sumatera Utara

Eqi Paramita merupakan salah satu anggota komunitas ARMY Medan.

Eqi bergabung dengan komunitas ARMY Medan sejak bulan Maret 2017.

Berawal dari keisengan Eqi yang mencari akun ARMY Medan di instagram, bahkan Eqi juga tak menyangka kalau di Medan terdapat sebuah fanbase yang dapat dikatakan skala besar untuk sekelas fanbase di Medan. Meski masih baru, namun Eqi dapat dikatakan sangat aktif di ARMY Medan. Eqi sering mengikuti pertemuan-pertemuan kecil dengan anggota ARMY Medan lainnya.

Selain itu, di grup obrolan Eqi juga sering ikut menimbrung.

Meski baru bergabung dengan ARMY Medan satu tahun, namun bukan berarti Eqi baru mengenal K-Pop. Eqi mengenal dan mulai menekuni hobinya tersebut sejak September 2009. Awal mulanya Eqi tidak tertarik dengan hiburan Korea, ia lebih memilih hiburan Jepang, yang memang pada saat itu juga sedang naik daun. Saat itu yang ditekuni Eqi bukanlah hiburan seputar musik melainkan seputar film dan drama. Eqi yang pada saat itu masih berstatus mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) sering berkunjung ke toko kaset DVD langganannya di pajak USU. Saat itu pun Eqi membeli satu kaset yang awal mulanya ia kira merupakan film/drama, dan ternyata yang ia beli merupakan kaset boygrup Super Junior yang berasal dari Korea Selatan. Mulai dari situlah Eqi tertarik dengan K-Pop.

Selama menjadi penggemar Super Junior, Eqi juga sering membeli barang-barang terkait Super Junior. Tidak hanya itu, Eqi juga sudah menonton konser Super Junior sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 2010 di Kuala

Lumpur, 2012 di Singapore, dan 2013 di Kuala Lumpur. Untuk menonton

54

Universitas Sumatera Utara konser, Eqi selalu memilih menonton di luar negeri ketimbang di Indonesia.

Karena menurut Eqi, menonton konser di luar negeri lebih tertib dan biayanya jauh lebih murah ketimbang di Indonesia. Selain menonton konser, Eqi juga pernah membentuk sebuah fanbase Super Junior khusus Medan. Mulanya hanya iseng, bahkan Eqi tak menyangka banyak yang bergabung di fanbase- nya saat itu.

Seiring berjalannya waktu, boygroup dan girlgroup asal Korea Selatan semakin ramai mengisi industri musik Indonesia. Untuk bertahan menggemari satu boygroup/girlgroup merupakan salah satu hal yang sulit. Eqi mengalami hal tersebut. Tahun 2015 akhir, Eqi menetapkan diri sebagai ARMY

(Penggemar grup BTS). Eqi sudah lama tahu BTS, bahkan sejak BTS debut pada tahun 2013, namun memang saat itu dirinya belum tertarik lebih jauh.

Sama halnya saat Eqi menjadi penggemar Super Junior, Eqi juga melakukan hal yang sama saat menjadi penggemar BTS. Eqi membeli beberapa barang terkait BTS baik yang original maupun nonoriginal. Begitupun dengan menonton konser, Eqi masih memilih untuk menonton konser di luar indonesia.

Tahun 2017 menjadi tahun pertama Eqi menonton konser BTS di Bangkok.

4.2.5. Informan V

Nama : Christine/Chimtine Usia : 18 Tahun Alamat : Jl. Angsa No. 14 Pekerjaan : Mahasiswa Tahun Mengenal K-pop : 2011 Tahun Menjadi ARMY : 2014

55

Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk ARMY Medan : 2016

Chimtine merupakan mahasiswi semester awal di salah satu Universitas swasta kota Medan. Sejak duduk di bangku SMP, Chimtine sudah mengenal K-

Pop. Menurut Chimtine, K-Pop memiliki daya tarik tersendiri khususnya di bidang musik dan fashion style-nya. Kedua bidang tersebut yang menarik perhatian Chimtine di awal pengenalannya tentang K-Pop. Hal tersebut yang mendasari Chimtine untuk mencari tahu lebih jauh tentang K-Pop.

Di awal permulaan Chimtine mengenal K-Pop, Chimtine mengidolakan boyband BIGBANG. Tidak sekedar mengidolakan seperti fans yang masih baru pada umumnya, tak butuh waktu lama bagi Chimtine untuk menetapkan dirinya sebagai VIP (sebutan untuk fans boygroup BIGBANG). Hal-hal yang berkaitan dengan BIGBANG dan VIP, selalu diikuti oleh Chimtine. Meski menyebut dirinya VIP, Chimtine tidak hanya berpatokan dengan BIGBANG, ia juga masih sering mengikuti trend-trend musik K-Pop lainnya. Tak heran jika

Chimtine tahu banyak tentang perkembangan musik K-Pop.

Chimtine yang merupakan seorang VIP, mencari hal-hal yang berkaitan dengan BIGBANG adalah hal yang lazim menurutnya. Contohnya seperti video-video yang mengcover BIGBANG, lagu-lagu BIGBANG yang diaransemen oleh grup lain juga selalu dilihat oleh Chimtine. Termasuk BTS pada awal mula debutnya, sering sekali mengcover lagu dan video BIGBANG.

Saat itulah Chimtine mengenal BTS, waktu itu masih tahun 2013. Awal tahun

2014, Chimtine ditawarkan oleh temannya untuk menonton beberapa Music

56

Universitas Sumatera Utara Video BTS, dan tidak butuh waktu lama bagi Chimtine untuk tertarik dengan

BTS.

Rasa ketertarikan Chimtine tersebut, terus mendorong Chimtine untuk mencari tahu lebih jauh tentang BTS dan kesehariannya. Chimtine mulai melihat situs-situs tentang BTS, baik yang diunggah oleh pihak manajemen maupun orang lain. 29 Maret 2014 Chimtine menetapkan diri menjadi ARMY, ia ingat betul kapan ia menjadi ARMY, karena saat itu Chimtine masih suka menulis diary, dan hal tersebut dituliskannnya di buku diarynya. Chimtine yang awalnya hanya seorang VIP, kini justru lebih condong ke ARMY.

Selama menjadi ARMY, apa yang dilakukan oleh Chimtine tidak jauh berbeda dengan fans pada umumnya. Contohnya seperti mengoleksi album

BTS, membeli barang-barang yang terkait BTS, menonton konser, dan lainnya.

Chimtine juga termasuk fans yang suka memasang poster dan menghiasi kamarnya dengan wajah-wajah idolanya, termasuk BTS. Meski sering melakukan pembelian, Chimtine juga rutin menabung untuk menonton konser

BTS.

Saat ini Chimtine merupakan anggota Komunitas ARMY Medan. Ia masuk keanggotaan ARMY Medan sejak April 2016, yaitu bulan ketiga

ARMY Medan dibentuk. Di Komunitas ARMY Medan, Chimtine termasuk anggota yang sangat aktif. Di grup obrolan, Chimtine selalu aktif berbagi info dan mengobrol dengan yang lainnya. Tidak hanya di grup obrolan saja,

Chimtine juga aktif melakukan pertemuan-pertemuan antar anggota. Apabila ada kegiatan gathering atau donasi yang dilakukan oleh ARMY Medan,

57

Universitas Sumatera Utara Chimtine biasanya bagian dari panitia dan ikut membantu dalam hal pembelian atau pembayaran tiket. Biasanya Chimtine yang bertemu dengan anggota yang ingin membayar. Maka tidak heran jika banyak anggota ARMY Medan yang dekat dengan Chimtine.

4.2.6. Informan VI

Nama : Karoline Adelia Usia : 17 Tahun Alamat : Jl. Brigjend Zein Hamid Pekerjaan : Mahasiswa Tahun Mengenal K-pop : 2009 Tahun Menjadi ARMY : 2013 Tahun Masuk ARMY Medan : 2016

Karoline atau yang akrab disapa karol merupakan salah satu penggemar

BTS yang dapat dikatakan mengidolakan BTS sejak tahun 2013, yang mana saat itu BTS masih baru debut. Awalnya Karol hanya merasa lagu-lagu mereka bagus, hingga sampai pada saat Karol melihat sebuah video yang berisi interaksi BTS dengan para penggemarnya, membuat Karol ingin menjadi bagian dari fansnya. Hal tersebut yang menjadi pendorong Karol untuk menjadi fans BTS hingga sampai sekarang ini.

Sebelum mengenal BTS pun, Karol sudah tak asing dengan hiburan

Korea terkhususnya K-pop. Berbagai sosial medianya pun juga tak jauh-jauh dari K-pop. Mulanya Karol tertarik dengan K-pop karena bahasa mereka yang unik. Bahasa Korea memang dikenal beda dari bahasa yang lainnya dan

58

Universitas Sumatera Utara memiliki ciri khas khusus dipengucapannya. Dalam pengucapannya, seperti terdapat unsur penekanan yang membuat pendengar antusias untuk mendengarkannya. Selain bahasanya, Karol juga kagum dengan musik video yang dibuat oleh industri musik di sana. Menurut Karol, perpaduan antara audio dan visualnya sangat kreatif dan memiliki daya tarik yang besar. Tak heran jika Karol banyak mengetahui beberapa gerakan dance yang ada di beberapa lagu K-pop, tak hanya lagu BTS.

Tidak jauh berbeda dengan penggemar K-pop pada umumnya, Karol juga masuk ke sebuah fanbase yaitu ARMY Medan. Bagi Karol, ARMY

Medan tidak hanya sekedar fanbase tetapi merupakan sebuah wadah untuk mengenal orang-orang baru dengan berbagai macam kepribadian dan bisa menjadi satu kesatuan. Di ARMY Medan, Karol dikenal ramah dan mudah bergaul. Setiap ada kegiatan yang dilakukan ARMY Medan, Karol selalu menyambut ARMY lainnya dengan pelukan di pintu masuk. Selain itu, Karol juga selalu membantu admin-admin jika ARMY Medan membuat kegiatan.

Karol masuk keanggotaan ARMY Medan sudah sejak lama, yaitu satu bulan setelah terbentuknya ARMY Medan, Februari 2016. Sejak menjadi bagian dari ARMY Medan, Karol sering mengisi waktunya untuk berjumpa dengan beberapa anggota lainnya. Menurut Karol, meski usia mereka berbeda- beda bahkan dapat dikatakan cukup jauh, tetapi tidak menghalangi keseruan mereka karena mereka memiliki hobi yang sama. Di antara teman-teman seperARMYannya, Karol memang paling muda. Tapi seperti yang dikatakan

Karol, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk saling dekat.

59

Universitas Sumatera Utara Kesukaan terhadap K-pop membuat Karol banyak mengetahui tentang tren-tren K-pop yang digandrungi remaja. Seperti remaja penggemar K-pop lainnya, Karol juga menjadikan Korea sebagai kiblat fashion dan make up.

Menurut Karol, trend fashion dan make up K-pop sangat sesuai dengan kepribadiannya, maka tak heran jika saat penampilan Karol seperti remaja- remaja Korea. Selain fashion dan make up ala Korea, Karol juga mengkoleksi hal-hal yang berkaitan dengan BTS, seperti lightstick, album, poster, baju, dan masih banyak lagi. Bentuk pengkoleksian tersebut menurut Karol merupakan identitas seorang K-popers terutama ARMY. Selain menjadi identitas, pengkoleksian tersebut juga merupakan bentuk dukungan terhadap BTS.

4.2.7. Informan VII

Nama : Chelsea Usia : 15 Tahun Alamat : Jl. Merica Raya No. 56 Pekerjaan : Pelajar Tahun Mengenal K-pop : 2012 Tahun Menjadi ARMY : 2015 Tahun Masuk ARMY Medan : 2017

Chelsea merupakan seorang siswi kelas IX SMP di salah satu sekolah negeri di kota Medan. Meski masih SMP, namun Chelsea tak asing dengan perindustrian musik K-Pop. Karena Chelsea tertarik dengan K-Pop sejak tahun

2012, artinya saat itu Chelsea masih duduk di bangku kelas 3 SD. Pengenalan tentang K-Pop Chelsea dapatkan dari Tantenya (Adik Papa Chelsea) yang juga merupakan penggemar industri perK-Popan. Seperti penggemar pada

60

Universitas Sumatera Utara umumnya, tantenya juga sering mengoleksi barang-barang terkait boygroup kesukaannya baik yang original maupun non original, juga tantenya turut menonton konser.

Lingkungan Chelsea yang pada dasarnya terdapat banyak penggemar

K-Pop, membuat Chelsea tidak asing lagi dengan K-Pop meski usianya masih tergolong anak-anak. Chelsea sudah sering menonton video-video dan mendengar lagu-lagu K-Pop. Hal tersebut lama kelamaan membuat Chelsea tertarik. Banyak boygroup dan girlgroup yang menjadi kesukaan Chelsea, seperti BTS, Super Junior, Exo, SNSD, dan lainnya. Saat itu, Chelsea masih sekedar suka saja, dan tidak ada terikat dengan satu komunitas fans, atau yang sejenisnya.

Saat ini Chelsea merupakan salah satu anggota ARMY Medan. Chelsea masuk ke komunitas ARMY Medan sejak Januari tahun 2017 melalui salah satu kenalannya yang merupakan penggemar K-Pop juga. Saat itu Chelsea mengikuti pameran Hopeland, dan setelah pameran itu dilaksanakan dibentuklah sebuah grup obrolan via media sosial. Di sana Chelsea bertanya tentang ada atau tidaknya komunitas ARMY Medan, dan jika ada bagaimana cara masuknya. Salah satu anggota di grup tersebut menanggapinya dengan mengatakan bahwa ada temannya yang merupakan salah satu anggota komunitas ARMY Medan, Stephanie namanya. Kemudian Chelsea menghubungi Stephanie, ia bertanya tentang ARMY Medan dan bagaimana cara masuk kesana. Melalui Stephanie, Chelsea akhirnya bisa masuk ke ARMY

Medan.

61

Universitas Sumatera Utara Tak jauh berbeda dengan anggota lainnya, Chelsea juga aktif mengikuti obrolan-obrolan ARMY Medan seputar BTS. Chelsea sering membagikan foto-foto atau video-video kegiatan BTS serta info-info lainnya yang terkait

BTS. Selain itu Chelsea juga sering melakukan pertemuan-pertemuan kecil antar anggota ARMY Medan, baik di tempat makan, toko buku, bioskop, dan lainnya. Hal tersebut membuat Chelsea senang dan sangat antusias dengan

ARMY Medan.

4.2.8. Informan VIII

Nama : Meliana/Cimel Usia : 26 Tahun Alamat : Jl. Jamin Ginting Pekerjaan : Arsitek Tahun Mengenal K-pop : 2010 Tahun Menjadi ARMY : 2016 Tahun Masuk ARMY Medan : 2017

Meliana atau yang akrab disapa Cimel merupakan seorang arsitek yang juga penggemar K-Pop. Cimel sudah menjadi penggemar K-Pop sejak tahun

2010, hanya saja dalam menggemari K-Pop Cimel merasa sekedar suka begitu saja. Hanya sebatas mendengarkan lagu, itupun tidak mengunduh sendiri, melainkan dari adik Cimel yang juga merupakan penggemar K-Pop. Saat itu pengetahuan Cimel tentang K-Pop semua berasal dari adiknya, dan apa yang disuka adiknya itu jugalah yang Cimel ikuti. Bahkan saat itu Cimel belum menetapkan dirinya sebagai fans dari idol manapun. Karena Cimel merasa

62

Universitas Sumatera Utara belum sepenuhnya tertarik di dunia hiburan K-Pop, apalagi masih tahu sedikit dan itu berasal dari adiknya.

Tahun 2016 Cimel mulai mencari tahu sedikit demi sedikit tentang K-

Pop. Dan saat itu Cimel secara tidak sengaja melihat salah satu Music Video

BTS di TV. Merasa tertarik Cimel pun mengunduh lagunya sendiri. Lama kelaamaan Cimel terbiasa mengunduh sendiri dan mulai mendalami K-Pop tanpa bantuan adiknya lagi. Sejak mendalaminya sendiri Cimel memang paling tertarik dengan BTS. Semua hal tentang BTS Cimel cari tahu, baik penampilan

BTS di berbagai acara, mencari profil tiap anggotanya, dan menonton video- video BTS yang ada di Youtube.

Semenjak saat itu Cimel menetapkan diri menjadi ARMY. Cimel mulai mendalami tentang BTS baik lagunya, kegiatan sehari-harinya,juga barang- barang yang terkait BTS. Cimel mulai membeli album original BTS, dan barang-barang official maupun unofficial BTS. Ini pertama kalinya Cimel menjadi fangirl setelah enam tahun mengetahui K-Pop. Tidak sekedar tahu tapi

Cimel mendalami hingga melakukan pembelian. Bahkan Cimel juga menonton konser BTS, saat BTS melakukan konser berkonsep world tour pertama kalinya di Indonesia. Kala itu menjadi pertama kalinya Cimel menonton konser

K-Pop, walaupun hanya di Jakarta.

Selain mendalami tentang BTS, Cimel juga ingin mendaalami tentang fans BTS. Maka Cimel mulai mencari fanbase-fanbase ARMY Medan yang ada di Kota Medan khususnya. Sebenarnya Cimel sudah banyak masuk ke fanbase ARMY, namun tidak berbasis kota melainkan berbasis acak, tidak

63

Universitas Sumatera Utara berdasarkan tempat tinggal. Saat itu Cimel ingin sekali menemukan fanbase

ARMY di kota Medan, agar Cimel bisa bergabung. Kebetulan saat Cimel sedang mencari, ARMY Medan saat itu sedang dalam persiapan gathering projek ulang tahun. Cimel sangat tertarik juga dengan projeknya. Kemudian

Cimel menghubungi adminnya, dan mengatakan ingin bergabung dengan

ARMY Medan. Tak lama kemudian Cimel pun masuk keanggotaan ARMY

Medan. Selama menjadi anggota ARMY Medan, Cimel sering mengikuti pertemuan pertemuan antar anggota ARMY Medan. Ketika sedang libur kerja,

Cimel selalu menyempatkan waktu untuk bertemu dengan anggota lainnya.

4.2.9. Informan IX

Nama : Tiana Ginting Usia : 23 Tahun Alamat : Jl. Tambak No. 303 B Pekerjaan : Mahasiswa Tahun Mengenal K-pop : 2012 Tahun Menjadi ARMY : 2016 Tahun Masuk ARMY Medan : 2016

Tiana Ginting atau yang akrab disapa Tiana, merupakan seorang mahasiswi yang juga penikmat gelombang Korea. Tahun 2012 merupakan awal

Tiana mengenal gelombang Korea, saat itu ia masih duduk di bangku SMK.

Gelombang Korea yang digemari Tiana awal mulanya hanya serial drama

Korea saja. Sedangkan untuk musik K-Popnya sendiri, Tiana mulai menyukainya sejak tahun 2013. Seperti yang lainnya, Tiana mulanya menyukai

Super Junior yang memang pada saat itu sedang naik daun.

64

Universitas Sumatera Utara Saat menjadi penggemar Super Junior, Tiana merasa hanya sekedar suka suka saja dan tidak berlebihan. Bahkan untuk membeli barang-barang terkait Super Junior pun tidak dilakukannya. Tetapi hal tersebut tidak dirasakan

Tiana ketika ia menjadi penggemar BTS. Saat ini Tiana menetapkan diri menjadi penggemar BTS saja atau disebut ARMY. Sejak menjadi ARMY,

Tiana mulai membeli barang-barang ala penggemar K-Pop dan tentunya terkait dengan BTS. Selain itu Tiana juga mulai menghiasi kamarnya dengan spanduk-spanduk mini serta poster-poster member BTS.

Tahun 2016 menjadi awal mula Tiana mengenal BTS. Tiana yang pada dasarnya memang sudah mengenal musik K-pop beberapa tahun sebelumnya, merasa BTS memiliki daya tarik tersendiri. Mulai dari musik, lirik, hingga pesan yang tersirat. Saat melihat bebrapa Music Video BTS yang baru diliris tahun itu, Tiana menjadi tertarik. Dan tak lama dari itu, Tiana langsung menetapkan diri menjadi ARMY.

Selama menjadi penggemar K-Pop, ini merupakan pertama kalinya

Tiana masuk ke sebuah komunitas K-Pop. Itu artinya ARMY Medan merupakan komunitas pertama yang Tiana masuki. Kabar adanya komunitas

ARMY Medan ini Tiana ketahui melalui temannya yang juga merupakan penggemar K-Pop. Setelah menghubungi admin ARMY Medan, Tiana diizinkan masuk ke komunitas ARMY Medan. Sejak masuk di komunitas ini

Tiana mengaku jumlah temannya semakin bertambah. Tiana juga sering mengikuti pertemuan-pertemuan kecil dengan anggota lainnya. Bahkan tak jarang beberapa anggota lainnya singgah ke kos Tiana, hanya untuk bercengkrama seputar BTS.

65

Universitas Sumatera Utara 4.2.10. Informan X

Nama : Rahma Usia : 18 Tahun Alamat : Jl. Ayahanda Pekerjaan : Karyawan Swasta Tahun Mengenal K-pop : 2012 Tahun Menjadi ARMY : 2016 Tahun Masuk ARMY Medan : 2016

Rahma merupakan salah satu anggota komunitas ARMY Medan.

Rahma sendiri sudah bergabung dengan ARMY Medan sejak Desember 2016.

Awal mulanya Rahma tahu tentang ARMY Medan dari media sosial instagram. Begitu mengetahui ada sebuah fanbase ARMY di kota tempat tinggalnya, Rahma terus mencari tahu tentang ARMY Medan dengan cara memantau kegiatan-kegiatan ARMY Medan yang dishare di sosial media.

Lama kelamaan Rahma tertarik untuk masuk ke ARMY Medan, karena memang pada saat itu fanbase ARMY di Kota Medan hanya ARMY Medan.

Kemudian Rahma menghubungi admin ARMY Medan dan mengutarakan niatnya yang ingin bergabung dengan ARMY Medan. Desember 2016 menjadi awal masuk Rahma di ARMY Medan.

Meski sudah satu tahun lebih menjadi anggota ARMY Medan, namun

Rahma belum terlalu dekat dengan banyak anggota. Adapun hanya beberapa orang saja yang memang akrab dengan Rahma. Menurut Rahma hal tersebut terjadi karena Rahma kurang sering mengikuti pertemuan-pertemuan kecil yang sering dilakukan anggota ARMY Medan lainnya. Ketidakseringan

66

Universitas Sumatera Utara tersebut disebabkan oleh jam kerja Rahma yang selalu bentrok dengan jadwal pertemuan-pertemuan kecil yang dibuat oleh anggota lainnya. Rahma saat ini bekerja sebagai karyawan di slah satu pusat perbelanjaan di kota Medan. Jam kerja Rahma yang penuh dari pagi hingga malam membuat Rahma tidak memiliki banyak waktu untuk sering bertemu dengan anggota lainnya. Terlepas dari tidak sering bertemu, Rahma masih sering berkomunikasi dengan anggota lainnya melalui media sosial seperti Line dan Instagram.

Rahma, gadis berusia 18 tahun ini sudah mengenal dan menyukai hiburan K-Pop sejak masih duduk di bangku SMP. Hampir sama dengan anggota lainnya, Rahma mulai tertarik dengan K-Pop karena mendengar lagu

Super Junior di Handphone temannya. Memang pada saat itu Super Junior sedang naik daun di Indonesia, maka tak heran jika para penggemar yang sudah mengenal K-Pop dari tahun 2007-2012 sebagian besar merupakan fans

Super Junior. Begitupun dengan Rahma yang bermula dari Super Junior, hingga sekarang Rahma sudah banyak tahu tentang boygroup dan girlgroup

Korea Selatan.

Jika dulu Rahma menetapkan diri sebagai fans Super Junior, namun sejak tahun 2016 Rahma menetapkan dirinya sebagai fans BTS yang disebut dengan ARMY. Rahma mulai tertarik dengan BTS karena melihat Music Video

(MV) BTS di salah satu stasiun TV Swasta Indonesia. Karna ketertarikan tersebut, Rahma mulai mencari tahu siapa itu BTS, dan bagaimana prestasi serta karya-karyanya. Sesudah menetapkan diri menjadi fans BTS yaitu

ARMY, saat itulah muncul niat Rahma untuk mencari tahu apakah ada suatu

67

Universitas Sumatera Utara wadah perkumpulan ARMY di Medan ini seperti layaknya ARMY di kota-kota lainnya.

4.2.11. Informan XI

Nama : Nora Usia : 19 Tahun Alamat : Jl. Sabarudin No. 11 Pekerjaan : Guru Tahun Mengenal K-pop : 2011 Tahun Menjadi ARMY : 2015 Tahun Masuk ARMY Medan : 2016

Nora merupakan remaja yang berprofesi sebagai guru yang juga merupakan seorang ARMY. Nora memutuskan menjadi ARMY sejak tahun

2015. Saat itu Nora masih duduk di bangku SMA. Sebelum menetapkan diri menjadi ARMY, Nora sudah mengetahui bahkan sering mendengarkan lagu

BTS, namun Nora belum tertarik untuk menjadi fansnya. Mendengarkan lagu

K-pop bagi Nora merupakan hal yang biasa. Dan sering mendengarkan lagu suatu boygroup/girlgroup tertentu bagi Nora bukan berarti dia menjadi fansnya. Nora mendengarkan lagu K-pop karena memang sudah sejak lama ia menyukai lagu K-pop, yaitu sejak tahun 2011.

Tahun 2011 merupakan tahun mula Nora mengenal lagu K-pop dan berakhir menjadi suka hingga sekarang ini. Boygroup Super Junior merupakan boygroup yang membuat Nora tertarik dengan K-pop. Saat itu memang Super

Junior sedang naik daun khususnya di Indonesia. Sejak sering mendengarkan

68

Universitas Sumatera Utara lagu Super Junior, Nora menjadi suka dan mulai mencari tahu tentang boygroup/girlgroup lainnya. Hingga pada tahun 2015, Nora melihat video keseharian BTS di salah satu akun resmi BTS Nora pun menjadi tertarik dengan BTS. Dan memutuskan ingin menjadi penggemarnya.

Seperti penggemar pada umumnya, Nora mengaplikasikan kesukaannya terhadap BTS ke dalam kehidupan sehari-harinya. Pembelian album, baju, case

Handphone, aksesoris, sering dilakukan oleh Nora. Menurut Nora hal tersebut dilakukannya agar bisa kembar dengan idolanya yaitu BTS. Bagi Nora memiliki satu benda yang berkaitan dengan idolanya merupakan suatu identitas yang dapat menunjukkan siapa idolanya.

Selama menjadi ARMY, ARMY Medan merupakan komunitas penggemar BTS yang pertama kali diikuti oleh Nora. Nora mengenal ARMY

Medan melalui temannya yang juga merupakan anggota komunitas ARMY

Medan. Bagi Nora, ARMY Medan merupakan fanbase ARMY pertama di kota

Medan dengan jumlah member terbanyak. Salah satu hal yang mendorong

Nora untuk masuk ke dalam komunitas ARMY Medan adalah Nora ingin mempunyai teman yang lebih banyak lagi untuk saling bertukar pikiran tentang

BTS.

Dalam kegiatan yang dilakukan oleh ARMY Medan, Nora selalu turut hadir di dalamnya. Menurut Nora, acara-acara yang dibuat oleh ARMY Medan sangat sayang untuk dilewatkan, karena acaranya selalu meriah dan berkesan.

Di dalam obrolan via media sosial ARMY Medan, Nora juga sering bergabung, dan sering membagikan info-info dan link-link penting terkait BTS dan

69

Universitas Sumatera Utara ARMY. Hal-hal tentang ARMY Medan dan BTS bagi Nora selalu mempunyai kesan tersendiri dan sulit untuk tidak diikuti.

4.2.12. Informan XII

Nama : Siti Rohma Munte Usia : 22 Tahun Alamat : Marendal Pasar VII Pekerjaan : Wiraswasta Tahun Mengenal K-pop : 2010 Tahun Menjadi ARMY : 2014 Tahun Masuk ARMY Medan : 2016

Rohma merupakan salah satu anggota lama komunitas ARMY Medan.

Ia masuk komunitas ARMY Medan sejak Maret 2016, saat itu ARMY Medan baru dua bulan terbentuk. Meski masuk ARMY Medan pada tahun 2016, tetapi tidak mengartikan Rohma mengenal K-pop pada tahun tersebut. Rohma mengenal K-pop sudah sejak tahun 2010. Saat itu ia masih kelas satu SMA.

Awalnya karena Rohma tak sengaja melihat video klip Super Junior Boygroup asal Korea Selatan di Youtube. Saat itu Rohma langsung tertarik dan menjadi sering mencari video klip Super Junior.

Sejak Rohma mengenal Super Junior, Rohma menjadi rajin mencari tahu tentang hiburan-hiburan K-pop, baik musik ataupun dramanya. Selain suka mendengarkan lagu-lagunya, Rohma juga sering menonton drama Korea.

Seringnya melihat hiburan Korea, membuat Rohma ikut dalam beberapa trend yang sering dilihatnya di drama ataupun video klip Korea. Seperti remaja

70

Universitas Sumatera Utara perempuan pada umunya, hal yang diikuti Rohma adalah fashion dan make up.

Tetapi fashion yang diikuti Rohma pun masih sekedarnya saja, mengingat

Rohma berhijab, jadi tak banyak yang bisa diikuti. Tetapi Kalau make up

Rohma sering mencobanya, meskipun masih make up yang sederhana saja.

Saat ini Rohma merupakan seorang ARMY, yaitu penggemar BTS, hal ini Rohma putuskan pada tahun 2014. Saat itu, Rohma sering melakukan barter film, drama, video klip, dan variety show Korea dengan temannya. Di salah satu file yang diberikan oleh temannya tersebut, terdapat video keseharian

BTS. Dan sewaktu Rohma menontonnya, Rohma menjadi tertarik dan mencari berbagai video klip BTS di . Menurutnya video dan lagu-lagu BTS sangat bagus dan beda dari yang lainnya. Setelah itu Rohma mencari lagi info- info BTS sekaligus nama penggemarnya, setelah tahu nama penggemarnya

ARMY, Rohma langsung menetapkan diri menjadi ARMY.

Selama menjadi anggota ARMY Medan, Rohma sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh ARMY Medan, seperti gathering, nonton bareng, dan meet up bersama beberapa anggota. Awalnya Rohma tidak tahu jika ada komunitas fans BTS di Medan. Ia tahu tentang ARMY Medan yaitu dari temannya yang saat itu mengajaknya untuk ikut gathering pertama ARMY

Medan. Sejak saat itu, teman-teman Rohma bertambah khususnya teman-teman dari komunitas ARMY Medan.

71

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Profil Informan Penelitian

No Nama Usia Profesi Tahun Tahun Tahun (Tahun) Mengenal Menjadi Masuk K-pop ARMY ARMY Medan 1 Ella Monica 25 Radiografer 2009 2015 2016 2 Larasati 20 Mahasiswa 2009 2015 2016 3 Belia 22 Karyawan 2007 2014 2016 Thifani Swasta 4 Eqi Paramita 25 Pegawai 2009 2015 2017 Swasta 5 Chimtine 18 Mahasiswa 2011 2014 2016 6 Karoline 17 Pelajar 2009 2013 2016 7 Chelsea 15 Pelajar 2012 2015 2017 8 Cimel 26 Arsitek 2010 2016 2017 9 Tiana 23 Mahasiswa 2012 2016 2016 10 Rahma 18 Karyawan 2012 2016 2016 Swasta 11 Nora 19 Guru 2011 2015 2016 12 Rohma 22 Wiraswasta 2010 2014 2016 Sumber: Hasil olahan data wawancara 2018

4.3. Gambaran Umum Korean Wave (Gelombang Korea)

Globalisasi budaya yang terus berkembang dalam segala lingkup kehidupan masyarakat saat ini, memunculkan suatu istilah baru yaitu budaya populer. Budaya populer atau budaya pop berkaitan dengan tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu dari suatu negara ke negara-negara lain di seluruh dunia.

Budaya pop mengusung nilai ideologi dari negara asalnya yang mungkin saja jauh berbeda dari negara yang terkena imbas budaya pop. Transfer nilai budaya dalam budaya pop ini mampu menciptakan kesamaan selera terhadap budaya pop tertentu yang dapat mengancam eksistensi budaya dan masyarakat lokal.

72

Universitas Sumatera Utara Semakin sering mengkonsumsi budaya pop, maka secara tidak sadar budaya pop tersebut menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.

Norma, nilai, dan gaya hidup kemudian diadaptasi dari hasil mengkonsumsi budaya pop tersebut. Saat ini budaya pop tidak hanya didominasi oleh budaya barat, tetapi Asia juga mulai menunjukkan dirinya mendominasi budaya pop. Jika beberapa tahun lalu hanya Jepang yang dianggap mewakili Asia dalam mengekspor budaya pop, sekarang Korea mulai menunjukkan bahwa dirinya mampu mengekspor budaya pop melalui jalur seni yaitu drama korea, lagu dan musik. Budaya pop Korea saat ini turut bersaing dengan Amerika dan negara- negara Eropa dalam industri musik dunia. Hal ini membuat kemajuan industri hiburan Korea melambung pesat.

Budaya pop Korea Selatan lebih dikenal dengan Korean Wave atau dalam bahasa aslinya disebut sebagai Hallyu (한류). Istilah ini terdiri dari dua bagian, yaitu “Han” yang merujuk pada orang Korea dan “Ryu” yang mengacu pada ombak atau gelombang (Hendri Yulius, 2013: 4). Menurut Shim, Korean Wave adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di dunia, termasuk Indonesia, atau secara singkat mengacu pada globalisasi budaya

Korea (Doobo Shim. Tanpa Tahun).

Budaya pop Korea saat ini telah mampu menembus pasar dunia dan menyaingi budaya Barat (Amerika) yang selama bertahun-tahun mendominasi budaya populer. Korea menyebarkan berbagai produk budayanya melalui tayangan hiburan berupa musik (K-pop), serial drama (K-drama), film (K-Film), film animasi, variety/reality show (K-show), video game, K-fashion, hingga

73

Universitas Sumatera Utara produk-produk industri lainnya yang digunakan masyarakat sehari-hari seperti kendaraan, peralatan dapur, elektronik, bahkan kosmetik.

4.3.1. Sejarah Masuknya Korean Wave di Indonesia

Gelombang korea (Hallyu Wave) menyapu berbagai negara di dunia,

dengan berbagai jenis hiburannya yang berupa drama Korea, fashion Korea,

dan musik Korea. Fenomena serbuan budaya popular korea meluas di berbagai

negara, terutama di Asia, seperti , Jepang, , Vietnam, Filipina,

Thailand, dan Indonesia. Serangan ini ditandai dengan populernya grup musik

(K-Pop), fashion (K-Fashion), dan drama (K-Drama) yang semuanya saat ini

khas Korea (Hyo Bin, 2011 :11).

Fenomena gelombang Korea atau biasa disebut Hallyu Wave dimulai

dari media massa di Cina. Tepatnya pada tahun 1997, drama Korea „What Is

love All About‟ (사랑이뭐길래 dibaca: Sarangi Mwo Gille) pertama kali

tayang di CCTV China. Sejak saat itu, banyak orang Cina yang suka. Produk

budaya berupa drama Korea pun semakin banyak ditayangkan di negeri Cina.

Selain itu, pada saat yang sama,grup boyband Korea, yaitu H.O.T juga menjadi

terkenal di daratan Cina. Kombinasi terkenalnya drama dan musik Korea

(istilah K-Pop saat itu belum ada) di Cina menjadikan media massa Cina

memunculkan istilah hallyu.

Dipicu dengan diputarnya sinetron dan lagu-lagu grup musik Korea

tersebut, terjadilah suatu perubahan yang dimotori oleh para remaja China yang

mulai meniru apa yang mereka lihat, dari pakaian sampai gaya rambut para

penyanyi dan model Korea. Jepang juga tak mampu mengelak dari besarnya

74

Universitas Sumatera Utara pengaruh gelombang Korea terhadap anak muda di sana. Bila pada awal milenium budaya Jepang masih kental terasa di Korea, sekarang keadaan justru terbalik. Korea berhasil menciptakan suatu budaya yang sanggup menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan membuat negara-negara tetangganya terpengaruh oleh budaya pop Korea, tak terkecuali Jepang. Jepang sebagai negara yang selama beberapa waktu memberi pengaruh pada Korea kini mengakui kehebatan Korea. Anak-anak muda di Jepang sangat menggandrungi lagu-lagu dan film-film Korea. Bahkan Jepang tak luput dari kedahsyatan film-film box office Korea (Hyo Bin, 2011 :13).

Di Indonesia sendiri, Korean wave diawali dengan kemunculan drama seri Korea terlaris yaitu Endless Love pada tahun 2002 di salah satu stasiun TV

Indonesia. Pernyataan tersebut didukung oleh statement jurnal UMN yang menyatakan bahwa wabah budaya pop Korea di Indonesia dipicu dengan program Piala Dunia Korea-Jepang tahun 2002 yang berakhir dengan masuknya Korea sebagai kekuatan empat besar dunia dalam persepakbolaan dunia. Kesuksesan Korea di Piala Dunia tahun 2002 semakin mempersohorkan nama Korea di mata dunia. Beberapa waktu menjelang, selama dan setelah hiruk-pikuk Piala Dunia, beberapa stasiun televisi swasta tanah air bersaing menayangkan musik, film, maupun drama seri Korea. Endless Love pun ditayangkan ulang di saluran televisi Indonesia pada tahun 2003.

Melalui drama-drama Korea inilah muncul para pecinta drama korea di

Indonesia. Hingga pada tahun 2008 mulai muncul boyband dan girlband korea seperti Super junior, Bigbang, 2PM, Girls Generation, dan lainnya ikut meramaikan musik Internasional. Fans-fans mereka mulai muncul

75

Universitas Sumatera Utara dari berbagai penjuru belahan dunia. Selain dari genre musik pop Korea yang enak untuk didengar, penampilan mereka pun benar-benar disiapkan. Dari segi kostum, aksesoris, tarian hingga olah tubuh mereka sengaja dibuat seragam.

Gaya berpakaian mereka juga unik sehingga mampu membuat trend baru. Hal inilah yang menarik minat para masyarakat untuk mengandrungi artis-artis pop

Korea ini.

Fenomena hallyu yang saat ini sedang melanda Indonesia banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat khususnya kawula muda. Banyak generasi muda yang saat ini menggandrungi tayangan entertainer Korea mulai dari drama, film, maupun musik. Fenomena hallyu kemudian diikuti dengan banyaknya perhatian terhadap produk Korea seperti, makanan, bahasa, dan produk-produk teknologi Korea.

4.3.2. Munculnya Istilah K-Pop

Musik pop Korea pra-modern pertama kali muncul pada tahun 1930-an akibat masuknya musik pop Jepang yang juga turut mempengaruhi unsur-unsur awal musik pop di Korea. Penjajahan Jepang atas Korea juga membuat genre musik Korea tidak bisa berkembang dan hanya mengikuti perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pengaruh musik pop barat mulai masuk dengan banyaknya pertunjukkan musik yang diadakan oleh pangkalan militer Amerika Serikat di Korea Selatan.

Musik Pop Korea awalnya terbagi menjadi genre yang berbeda-beda, pertama adalah genre "oldies" yang dipengaruhi musik barat dan populer di era

60-an. Pada tahun 1970-an, musik rock diperkenalkan dengan pionirnya adalah

76

Universitas Sumatera Utara Cho Yong-pil. Genre lain yang cukup digemari adalah musik Trot yang dipengaruhi gaya musik enka dari Jepang.

Debut penampilan kelompok Seo Taiji and Boys pada tahun 1992 menjadi awal mula musik pop modern di Korea yang memberi warna baru dengan aliran musik rap, rock, techno Amerika. Suksesnya grup Seo Taiji and

Boys diikuti grup musik lain seperti Panic dan Deux. Tren musik ini turut melahirkan banyak grup musik dan musisi berkualitas lain hingga sekarang.

Musik pop dekade 90-an cenderung beraliran dance dan hip hop. Pasar utamanya adalah remaja sehingga dekade ini muncul banyak grup “teen idol” yang sangat digilai seperti CLON, H.O.T, Sechs Kies, S.E.S, dan g.o.d.

Kebanyakan dari kelompok musik ini sudah bubar dan anggotanya bersolo- karier.

Pada tahun 2000-an pendatang-pendatang baru berbakat mulai bermunculan. Aliran musik R&B serta Hip-Hop yang berkiblat ke Amerika mencetak artis-artis semacam MC Mong, 1TYM, , Super Junior, Big Bang yang cukup sukses di Korea dan luar negeri. Beberapa artis underground seperti Drunken Tiger, Tasha (Yoon Mi-rae) juga mempopulerkan warna musik kulit hitam tersebut. Musik rock masih tetap digemari di Korea ditambah dengan kembalinya Seo Taiji yang bersolo karier menjadi musisi rock serta

Yoon Do Hyun Band yang sering menyanyikan lagu-lagu tentang nasionalisme dan kecintaan terhadap negara. Musik techno memberi nuansa modern yang tidak hanya disukai di Korea saja, penyanyi Lee Jung-hyun dan Kim Hyun- joong bahkan mendapat pengakuan di Cina dan Jepang. Musik balada masih tetap memiliki pendengar yang paling banyak di Korea. Musik balada Korea

77

Universitas Sumatera Utara umumnya dikenal dengan lirik sedih tentang percintaan, seperti yang

dibawakan oleh Baek Ji Young, KCM, SG Wannabe, dan sebagainya. Musik

balada umumnya digemari karena sering dijadikan soundtrack drama-drama

televisi terkenal seperti Winter Sonata, Sorry I Love You, Stairway to Heaven

dan sebagainya.

Berbagai artis Korea menangguk kesuksesan di dunia internasional

seperti BoA yang menembus Jepang dan digemari di banyak negara. Kemudian

artis-artis lain seperti Rain, Se7en, , Ryu Shi-won, dan sebagainya

berlomba-lomba untuk menaklukkan pasar musik di Jepang. Rain tercatat

sebagai artis Asia pertama yang mengadakan konser internasional bertajuk

RAINY DAY 2005 Tour, di Madison Square Garden. Hingga sekarang terus

bermunculan idol-idol baru di Korea Selatan, baik bertajuk solo, duo, maupun

grup.

4.4. Komunitas Korean Pop ARMY Medan

Booming-nya K-Pop di berbagai belahan dunia, mampu memunculkan penggemar dalam jumlah yang tidak sedikit. Para penggemar tersebut berasal dari berbagai usia dan kalangan, namun lebih didominasi oleh kaum remaja terutama perempuan. Banyaknya penggemar K-Pop tersebut mendorong munculnya berbagai fanbase atau komunitas sebagai wadah berkumpulnya penggemar K-

Pop. Fanbase atau komunitas tersebut ada yang sifatnya nyata, adapula yang sifatnya maya, hanya berinteraksi lewat sosial media saja.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penggemar K-Pop yang tidak sedikit. Bahkan Indonesia sering sekali dijadikan tujuan konser oleh

78

Universitas Sumatera Utara Boygroup/Girlgroup Korea Selatan, mengingat jumlah penggemar mereka di sini sangat banyak. Seperti yang dilansir oleh Harian Kompas, Indonesia masuk ke dalam daftar 10 Negara dengan Jumlah Terbanyak Penggemar BTS. Dalam daftar tersebut Indonesia berada pada urutan ketiga, setelah Filipina dan Korea Selatan.

ARMY Medan merupakan salah satu contoh fanbase atau komunitas

Korean pop yang ada di Indonesia. ARMY Medan adalah sebuah komunitas

Korean pop yang diisi oleh remaja-remaja putri kota Medan yang merupakan penggemar Boygroup BTS. Saat ini ARMY Medan memiliki anggota sebanyak

160 orang. Hal tersebut tidak mengartikan bahwa jumlah penggemar Boygroup

BTS di kota Medan hanya 160 orang saja, namun banyak juga penggemar BTS di luar sana yang tidak ingin terikat dengan suatu komunitas. Selain itu, ada juga beberapa fanbase ARMY yang ada di kota Medan, seperti ARMY E.L.S, namun

ARMY Medan ini adalah yang paling lama berdiri dan memiliki anggota yang paling banyak untuk basis Fanbase di Kota Medan.

ARMY Medan dibentuk sebagai komunitas pada tanggal 15 Januari 2016 oleh seorang penggemar BTS yang bernama Ella Monica atau biasa dipanggil Ica.

Awal mulanya ARMY Medan ini hanya merupakan akun twitter yang isinya membagikan info seputar BTS, namun akun tersebut tidak terlalu aktif. Ica yang tinggal di kota Medan, ingin mencari wadah kumpulan penggemar boygroup yang disukainya yaitu BTS. Hal tersebut yang mendorong Ica untuk mencari akun-akun terkait ARMY Medan di twitter, dan akhirnya ditemukan Ica.

Setelah menghubungi akun ARMY Medan tersebut, Ica mengutarakan niatnya untuk membentuk sebuah komunitas atas nama ARMY Medan. Pemilik

79

Universitas Sumatera Utara akun tersebut menyetujuinya, dan menyerahkannya kepada Ica. Awalnya Ica mengundang beberapa orang yang ia kenal untuk mengikuti akun baru yang telah ia buat. Kemudian Ica membentuk sebuah ruang obrolan yang isinya para penggemar BTS yang tinggal di kota Medan, dan diberi nama ARMY Medan.

Pada awal mula terbentuk, ARMY medan hanya merupakan sebuah komunitas maya, yang hanya melakukan obrolan via sosial media saja. Tetapi saat ini,

ARMY Medan merupakan komunitas yang benar-benar ada dan tidak bersifat maya lagi. Sekarang ini para anggota ARMY Medan tidak hanya melakukan obrolan via sosial media saja, namun juga sering mengobrol secara langsung.

Tujuan utama dibentuknya ARMY Medan ini adalah sebagai wadah bagi para penggemaar BTS untuk berkumpul, berbagi informasi dan berita mengenai

BTS. Selain sebagai wadah, ARMY Medan juga dijadikan sebagai ruang untuk bersilaturahmi dan menambah teman sesama ARMY. Tidak heran jika sesama anggota ARMY Medan sudah terlihat seperti saudara. Karena lama-kelamaan ketika bertemu mereka tidak hanya bercengkrama tentang BTS saja, tetapi juga tentang kehidupan pribadi mereka masing-masing.

Dibandingkan dengan fanbase lainnya yang ada di kota Medan, ARMY

Medan merupakan fanbase yang paling banyak melakukan kegiatan, yaitu seperti gathering, nonton bareng, dan juga kegiatan donasi yang baru saja terlaksana.

Sejak berdiri ARMY Medan sudah melakukan gathering sebanyak delapan kali.

Kedelapan kalinya tersebut merupakan gathering yang dibuka untuk umum, tidak hanya anggota komunitasnya saja.

80

Universitas Sumatera Utara Adapun rincian dari delapan kali gathering tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5. Daftar Gathering Komunitas ARMY Medan

No Tema Gathering Waktu Pelaksanaan Tempat

1 SOPE Birthday Party 21 Februari 2016 Coffee Zone

Palladium

2 BTS 3rd Anniversary 12 Juni 2016 Mc Donald

Merdeka Walk

3 RM & JK Birthday Mini Gath 11 September 2016 D‟loft Thamrin

4 Jiminie‟s Birthday Party 30 Oktober 2016 Peak Cafe

5 TaeJin Birthday Party 18 Desember 2016 Mc Donald

Merdeka Walk

6 BTS 4th Anniversary 18 Juni 2017 Warung Mevvah

7 Jungkook – Rap Monster – 22 Oktober 2017 Griya Benn 2nd

Jimin Birthday Party Floor

8 Euphoria BTS 5th 24 Juni 2018 Griya Benn 2nd

Anniversary Gathering and Floor

Mini Exhibition

Sumber: Hasil data wawancara dengan Founder 18 Maret 2018

Banyaknya gathering yang sudah dilakukan ARMY Medan membuat komunitas ini meraih penghargaan Most Popular Fanbase 2018 di ajang SMFM

Award yang dilaksanakan oleh SM Town Fanbase Medan (SMFM) pada bulan

Januari 2018 kemarin. Selain penghargaan tersebut, ARMY Medan juga

81

Universitas Sumatera Utara mendapatkan 3 penghargaan lainnya, yaitu Most Membership on Line 2018,

Runner up Best Fanbase 2018, dan Fanbase terheboh 2018. Penghargaan- penghargaan tersebut membuat komunitas ARMY Medan semakin dikenal di kalangan K-popers kota Medan.

Selain gathering dalam skala besar, anggota-anggota komunitas ARMY

Medan sering melakukan pertemuan-pertemuan kecil di beberapa tempat di Kota

Medan. Mereka menghabiskan waktu pertemuan tersebut dengan cara nonton, bercengkrama tentang BTS, atau terkadang saling tukar menukar barang tentang

BTS, dan lain sebagainya. Di setiap acara tentang K-pop di Kota Medan pun,

ARMY Medan selalu ada di dalamnya. Para anggotanya memanfaatkan acara tersebut untuk berkumpul dan memeriahkan acara tersebut.

4.5. Pandangan Komunitas ARMY Medan tentang Korean Pop (K-pop)

4.5.1. Korean Pop (K-pop) dalam Pandangan Komunitas ARMY Medan

K-pop atau Korean pop merupakan sebuah genre musik terdiri dari pop,

dance, hip hop yang berasal dari Korea Selatan. K-pop merupakan bagian dari

gelombang Korea yang banyak digandrungi oleh remaja masa kini, baik laki-

laki maupun perempuan. Di Indonesia sendiri, jumlah penggemar K-pop sangat

banyak sekali, hal ini dapat ditandai dengan munculnya berbagai komunitas K-

pop seperti ARMY Medan.

K-pop pada dasarnya merupakan musik yang fungsinya sebagai hiburan

semata. Namun saat ini K-pop tidak hanya dipandang sebagai hiburan semata,

tetapi juga sebagai kiblat gaya hidup para penggemar K-pop. Berbagai macam

hal yang ada kaitannya dengan Korea, menjadi keistimewaan tersendiri untuk

82

Universitas Sumatera Utara diikuti. Mulai dari gaya berpakaian, gaya penataan rambut, kosmetik, makanan, dan masih banyak lagi.

Dari hasil wawancara dan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pada umumnya anggota komunitas ARMY Medan menganggap bahwa K-pop merupakan industri hiburan Korea Selatan yang saat ini digandrungi oleh para remaja. Selain sebagai hiburan, para anggota komunitas ARMY Medan menganggap bahwa K-pop juga merupakan sarana untuk menambah teman dan relasi sesama penggemar K-pop. Seperti halnya yang dikatakan oleh Tiana (23) saat wawancara,

“...apa yaa aku merasa kalau udah jumpa secara kebetulan sama orang suka K-pop juga, bawaannya pengen manggil aja. Tapi bingung harus mulai dari mana. Kadang nekat aja manggil dan ngajak ngobrol. Yaa biar nambah kawan sehobi aja. Menurutku sesama fans K-pop kalau baru pertama kali jumpa, udah kayak jumpa kawan satu marga. Yaaa kayak udah kenal lama aja, padahal kenal baru beberapa menit. Hampir rata-rata yang kuliat gitu sih...” (Wawancara pada tanggal 29 April 2018)

Berikut terdapat beberapa pandangan anggota komunitas ARMY Medan tentang K-pop:

Tabel 4.6. Pendapat Anggota Komunitas ARMY Medan tentang K-pop

No Nama Informan Hasil Wawancara 1. Ica (Founder) “....K-pop itu yaaa Korean pop yang isinya itu didominasi oleh boyband dan girlband...” 2. Laras (Admin) “....K-pop yaaaa, K-pop itu menurut aku adalah kebudayaan pop masa kininya Korea Selatan...” 3. Eqi “...bisa dibilang K-pop itu industri. Juga termasuk budaya. Menurutku lagu K-pop itu lagu yang paling aneh, karena genre musiknya itu susah ditebak, tapi enak

83

Universitas Sumatera Utara didengerin...” 4. Karol “....menurut aku K-pop itu musik yang sangat universal dan dapat menghibur juga, selain itu juga bisa menginspirasi anak-anak muda untuk lebih kreatif dalam hal musik...” 5. Belia “....K-pop itu jenis musik yang easy going, pokoknya enak lah untuk didengerin dan diikutin....” 6. Chimtine “...K-pop bisa jadi hal yang negatif ataupun positif tergantung orang yang menanggapinya. Kalau menurutku nih yaaa, K-pop itu selain hiburan juga sarana menambah teman dan banyak juga hal positif yang bisa kita ambil...” 7. Nora “....K-pop adalah tempat dimana aku menenangkan diri dan tempat dimana aku bisa bersenang-senang dan menikmati lagunya....” 8. Rahma “...K-pop itu musik yang dari Korea Selatan. Musiknya easy going. Liriknya kadang ngena di hati walaupun kadang gak tau arti sepenuhnya...” 9. Rohma “....K-pop yaaa sesuatu yang menarik...” 10. Chelsea “....K-pop itu apa yaaa, hmm seperti hiburan, kesenangan, ada pelajarannya juga, contohnya seperti BTS nih yaaa yang mengajarkan tentang Love Myself dan Love Yourself...” 11. Tiana “...K-pop itu tentang hiburan dan juga, motivasi....” 12. Cimel “....K-pop adalah salah satu genre musik ala Korea dan merupakan genre favorit aku....”

Dari pernyataan para informan di atas, dapat dilihat bahwa banyak informan yang memandang K-pop sebagai hiburan dan tidak hanya sekedar musik, hal ini terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan para informan anggota komunitas ARMY Medan.

84

Universitas Sumatera Utara 4.5.2. Daya Tarik K-pop dalam Pandangan Komunitas ARMY Medan

K-pop merupakan salah satu fenomena dalam industri musik dunia. K- pop memang memiliki ciri khas tersendiri dengan memadukan antara vokal dan koreografi. Tidak heran jika dalam setiap lagunya kita akan melihat setiap penyanyinya menunjukkan kelenturan tubuhnya dalam menari. Selain vokal dan koreografi, paras yang tampan dan cantik bahkan nyaris sempurna merupakan ciri khas K-pop. Tidak dipungkiri wajah artis Korea memang terlihat nyaris sempurna. Meski sebagian orang mengatakan paras rupawan tersebut tidak terlepas dari operasi bedah plastik, namun tetap saja paras rupawan juga masih menjadi daya tarik K-pop bagi beberapa orang tertentu.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Laras (20),

“...yang membuat aku suka K-pop tuh, cowoknya ganteng- ganteng. Kan kita harus jujur kan yaaa? hehehehe. Pertama kali aku tertarik sama K-pop juga karna liat foto member boyband SS501 yang dikasih tunjuk sama temen aku. Nah mulai dari situlah aku terjun di dunia perK-popan ini.” (Wawancara pada tanggal 13 Maret 2018)

Hal senada juga disampaikan oleh Ica (25) selaku founder ARMY Medan, ia mengatakan bahwa K-pop memang memiliki daya tarik tersendiri, di antaranya seperti visual mereka yang tampan-tampan dan cantik-cantik. Selain visual yang menarik, daya tarik K-pop lainnya adalah keselarasan dance dan lagu yang mereka bawakan (Wawancara dengan Ica pada tanggal 18 Maret

2018).

85

Universitas Sumatera Utara Berikut adalah kutipan wawancara dengan para informan:

Tabel 4.7. Pendapat Anggota Komunitas ARMY Medan tentang Daya Tarik

K-pop

No Nama Informan Hasil Wawancara

1. Eqi “....aku suka K-pop itu sebenernya karna terbawa arus aja hahaha. Tapi memang K-pop punya daya tarik sendiri sih kalau dipikir-pikir. Dancenya mereka itu gampang diikuti trus variety shownya juga lucu-lucu...” 2. Karol “...karena penampilan mereka dan juga kreativitas video yang mereka hasilkan... 3. Belia “...yang buat aku suka K-pop itu dari lagunya yang enak didengerin, trus style mereka keren, yang pasti yang paling mendasari itu karena mukanya. Gak peduli sih aku mau itu operasi plastik atau nggak. karena operasi plastik kan disana udah biasa yaaa, jadi yaaa memang begitu gaya hidup di sana...” 4. Chimtine “...k-pop itu punya musik yang easy going, ditambah lagi style penyanyinya juga keren, orang-orangnya good looking, trus kerja kerasnya mereka juga menyentuh banget....” 5. Nora “...genre musik K-pop selalu punya ciri khas sendiri, yaaa itu dialah yang jadi daya tariknya. Dan selain menyanyi mereka juga ngedance, jadi yaaa makin keren banget...” 6. Rahma “...cowok K-pop tuh ganteng-ganteng, ceweknya cantik-cantik, jadi yaaa enak aja untuk diliat...” 7. Rohma “....segala hal tentang k-pop itu menurutku menarik dan itulah yang buat orang-orang jadi suka....” 8. Chelsea “...hmm apa yaa, mereka itu kayak kerja keras, banyak juga pelajaran yang bisa diambil terutama BTS, ganteng-ganteng juga, mereka juga bisa jadi moodbooster, apalagi BTS, yaaa itulah daya tarik mereka...” 9. Tiana “....yang buat aku suka K-pop itu kan orang-orangnya bersih, rapi, cantik-

86

Universitas Sumatera Utara cantik, ganteng-ganteng, trus musik dan dancenya gampang diikuti, pokoknya wah kali lah...” 10. Cimel “...alunan musiknya enak untuk diikuti, dancenya sesuai dengan lagunya, trus orangnya cakep-cakep, hehehhe....”

Dari pernyataan para informan di atas, dapat kita lihat bahwa secara umum anggota komunitas ARMY Medan berpendapat bahwa musik dan visual yang dimiliki oleh boygroup ataupun girlgroup Korea merupakan daya tarik utama yang dimiliki K-pop.

4.5.3. Media Sosialisasi K-pop dalam Pandangan Komunitas ARMY

Medan

Era globalisasi dan perkembangan teknologi yang saat ini berkembang cukup pesat membuat media bertransformasi menjadi alat untuk menyebarkan informasi-informasi baru yang efektif. Hal tersebut dikarenakan kecepatan media yang dapat melintas batas geografis negara dan dapat menjangkau segala kalangan dengan mudahnya. Dengan perantara media massa, sistem globalisasi telah menghilangkan batas antara budaya lokal, nasional, dan regional yang membuat gaya hidup global berpindah-pindah tempat. Begitu juga dengan perkembangan media yang begitu pesat salah satunya, dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyebarkan budaya populer, salah satunya adalah K-pop.

Saat ini K-pop memang menjadi trend masa kini yang sedang hangat dibicarakan. Segala hal tentang K-pop pun saat ini sangat mudah untuk diakses dan diikuti. Ketertarikan seseorang dengan K-pop juga disebabkan oleh mudahnya pengaksesan tentang K-pop baik melalui orang-orang sekitar

87

Universitas Sumatera Utara maupun media massa. Dalam hal K-pop ini lingkungan dan media massa merupakan media sosialisasi yang paling ampuh untuk berbagi informasi tentang K-pop.

Media sosialisasi merupakan tempat dimana sosialisasi itu terjadi atau dapat disebut juga sebagai agen sosialisasi (agent of socialization) atau sarana sosialiasi. Yang dimaksud dengan agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang membantu seorang individu menerima nilai-nilai dari agen sosialisasi tersebut.

Media sosialisasi secara umum terbagi atas:

a. Keluarga

b. Kelompok bermain

c. Sekolah

d. Lingkungan kerja

e. Media massa

Dalam hal ini, media massa menjadi agen sosialisasi utama dalam penyebaran gelombang K-pop kemudian dilanjut dengan keluarga dan kelompok bermain sebagai agen sosialosasi dalam penyebaran gelombang K- pop. Seperti halnya yang disampaikan oleh Chelsea (15),

“...aku tau K-pop itu dari tante aku. Dia kan penggemarnya Super Junior, jadi banyak banget hal-hal tentang Super Junior di kamarnya. Yauda dari situ aku mulai cari-cari di Youtube video klip boyband dan girlband. Trus temen-temen sekelasku ternyata juga ada juga yang suka. Yauda gitu deh...” (Wawancara pada tanggal 25 Maret 2018)

88

Universitas Sumatera Utara Berikut adalah kutipan wawancara dengan para informan:

Tabel 4.8. Asal Mula Ketertarikan Anggota Komunitas ARMY Medan

terhadap K-pop

No Nama Informan Hasil Wawancara

1. Ica (Founder) “awal mulanya karna nonton drama, kebetulan aja sih nonton di TV. Tapi terus ketagihan dan sering cari di internet. Nah dari drama yang pertama kali aku tonton itu kan ada soundtracknya, nah penyanyi soundtracknya itu aku suka, dari situlah jadi tertarik sama K-pop.” 2. Laras (Admin) “awalnya temen aku ada yang kasih foto oppa Korea, trus dikenalin beberapa boygrupnya, cari-cari tau, gak lama jadi suka hehehehe...” 3. Eqi “...awal mula suka K-pop itu karna salah beli kaset hahaha. Waktu itu mau beli kaset drama atau film, rupanya isi kasetnya video-video SUJU, kok keren, jadinya suka la..” 4. Karol “...aku tertarik sama K-pop itu awalnya karena bahasa mereka. Asing awalnya menurutku, tapi enak juga didengerin. Jadi mulai sering cari-cari lagu K-pop, ditambah lagi videonya kreatif...” 5. Belia “...aku cuma suka dramanya aja sih dulunya, trus aku cerita ke sepupu aku yang di Pekanbaru, nah dia itu banyak banget tau tentang K-pop dan reality show Korea, jadi banyak banget lah dikasih taunya info-info tentang itu..” 6. Chimtine “...awalnya karena liat di internet, youtube terutama. Musiknya trus juga stylenya itu menarik menurutku, jadi yauda la penasaran dan cari tau.” 7. Nora “Tahun 2011 tuh kan Super Junior lagi ngehits, banyak banget di youtube musik dan video super junior, yauda dari situ aku sering dengerin dan lama-lama jadi suka” 8. Rahma “...itu pertamanya denger lagu super junior di HP kawan, kok enak. nah keenakan. nah yauda suka jadinya. Pas Super Junior ke Indonesia itu heboh

89

Universitas Sumatera Utara kalilah hahhaa.” 9. Rohma “pertama kali tau K-pop itu pas liat MV SUJU di youtube, pas liat itu kok kayanya keren gitu yaa... jadi mulai dari situlah sering cari tau dan jadi suka” 10. Tiana “...duluan aku suka drama korea ketimbang K-pop. Dulu kan masih sering kali di Indosiar ada drama Korea, nggak kayak sekarang. Dari situ aku jadi sering cari tau hal-hal tentang Korea, gak sengaja terlihat video klip Bonamana Super Junior, keren kaliiiii, dari situlah jadi tertarik K-pop.” 11. Cimel “...karena adik aku penggemar SUJU hahaha, jadi ya secara gak langsung gitu sih sebenernya kenal sama K-pop, tapi waktu itu cuma sekedar denger lagunya aja, nggak kayak sekarang ini..”

Dari pernyataan para informan di atas, dapat kita lihat bahwa secara umum anggota komunitas ARMY Medan mengenal K-pop melalui media televisi dan internet. Banyaknya informasi mengenai K-pop dan mudahnya pengeksesan informasi tersebut membantu orang-orang yang ingin mencari tahu lebih banyak tentang K-pop. Selain media massa, agen sosialisasi K-pop lainnya adalah keluarga dan kelompok bermain. Orang yang merupakan penggemar K-pop, pada umumnya mempublikasi bahwasannya dia adalah penggemar K-pop pada keluarga atau kelompok sepermainannya. Ada yang menjadi tertarik juga, ada pula yang tidak. Keluarga dan kelompok bermain sama halnya seperti media massa, mereka juga menginformasikan hal-hal tentang K-pop, hanya saja kedua agen sosialisasi ini memberikan kesan yang lebih nyata.

90

Universitas Sumatera Utara 4.5.4. Ketertarikan akan K-pop dan Sikap Nasionalisme dalam

Pandangan Komunitas ARMY Medan

Gelombang Korea atau Hallyu merupakan gelombang pasang budaya populer Korea yang melanda negara-negara di luar negara Korea, termasuk

Indonesia. Istilah Hallyu bukanlah istilah yang asing lagi saat ini, karena berbagai media massa dan masyarakat di Indonesia tengah memperhatikan dan membicarakan fenomena ini yang tanpa sadar juga ikut mengkonsumsinya.

Terlebih lagi sejak masuknya K-pop ke Indonesia, membuat minat musik sebagian remaja Indonesia khususnya remaja putri menjadi beralih. Bahkan industri musik Indonesia juga pernah digemparkan dengan tren Boygroup dan

Girlgroup, yang mengimitasi Boygroup dan Girlgroup Korea Selatan, contohnya seperti SMASH, , 7 Icons, dan masih banyak yang lainnya.

Adanya fenomena K-pop ini menimbulkan efek luar biasa yang kian menjalar dan secara perlahan mengikis minat untuk mempelajari budaya di negeri sendiri. Di Indonesia juga mulai terlihat peningkatan minat mempelajari budaya Korea lebih jauh dengan bertebarnya kursus-kursus dan minat dalam bahasa Korea yang ditandai dengan banyaknya kursus-kursus bahasa Korea, setelah sebelumnya didominasi oleh Jepang dan Mandarin. Menu-menu masakan Korea juga mulai banyak di Indonesia, begitu juga dengan Hanbok

(Pakaian tradisional Korea).

Dari hasil wawancara dan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pada umumnya anggota komunitas ARMY Medan menganggap

91

Universitas Sumatera Utara bahwa K-pop dan nasionalisme merupakan dua hal yang tidak sepatutnya disandingkan. Mereka menganggap bahwa kadar nasionalisme seseorang tidak dapat dilihat hanya melalui apa yang disuka, apa hobinya, dan apa yang ditontonnya. Seperti halnya yang dikatakan oleh Karol (17) saat wawancara sebagai berikut,

“menurut aku, ketertarikan akan K-pop itu nggak langsung membuat seseorang nggak nasionalis, karena apa yaaa menurutku hobi dan nasionalis nggak ada hubungannya sama sekali. Aku juga masih tinggal di Indonesia, dan gak langsung ingin mengubah nasionalisku. Aku kan cuma mengikuti musik dan tren-tren saja tanpa melupakan aku masih warga Indonesia” (Wawancara pada tanggal 15 April 2018) Berikut terdapat beberapa pandangan anggota komunitas ARMY Medan lainnya tentang K-pop dan nasionalisme:

Tabel 4.9. Pendapat Anggota Komunitas ARMY Medan tentang Lunturnya

Nasionalisme akibat Ketertarikan terhadap K-pop

No Nama Informan Hasil Wawancara

1. Ica (Founder) “nggak. Toh orang Indonesia juga banyak kok yang suka sama budaya western, menurutku sih itu sama aja ya dengan kita yang suka K-pop. Dan sebenernya gak ada juga sih hubungannya sama rasa nasionalis, ini kan cuma tentang hobi hehehhe” 2. Laras (Admin) “nggak juga sih. Kadang aku juga masih dengerin lagu Indonesia. Masih pegang paspor Indonesia juga. hehehe...” 3. Eqi “nggak lah. kalau ada nih orang Korea, atau yoongi bakar bendera Indonesia, dia lah yang kugorok hehehhee. Di Hp aku ada kok lagu Indonesia, lagu Maudy ayunda sama Nidji. Lagu dangdut aku banyak tau kok, kalau koro-koro malah keseringan lagu dangdut..”

92

Universitas Sumatera Utara 4. Chelsea “aku gak pernah lagi malah dengerin lagu Indonesia. Nonton TV aku juga jarang. kalau aku lebih ke lagu Barat dan Korea. Tapi kalau ditanya nasionalis atau nggak, aku nggak setuju. Karena emang Cuma sekedar suka doang sih. Yakali jadi nggak nasionalis..” 5. Belia “aduh aku bingung nih jawabnya haha. tapi aku sih gak pernah dengerin lagu Indonesia lagi secara pribadi, ntah di kamar gitu. Tapi kalau koro-koro ya kadang nyanyi lagu Indo juga..” 6. Chimtine “nggak gitu sih. Karena sebenarnya aat kita menyukai K-pop, kita cuma tertarik sama musik dan sedikit belajar budaya di sana. Tapi kalau ditanya pendapat mencintai negara, ya pasti semua remaja pasti tetap mencintai Indonesia lah” 7. Nora “nggak juga sih. Aku juga masih suka sama lagu-lagu Indo, dan masih ikut budayanya juga” 8. Rahma “iya sih kalau menurutku hahhaa. Semua di hp aku lagu K-pop, nggak ada lagu Indo. Lagu bahasa inggris pun gak ada. Tapi kalau menurutku itu Cuma dari segi lagu sih, kalau dari segi lainnya, menurutku ya gak juga..” 9. Rohma “Gak dong pastinya. Indonesia tetap no. 1. Karena kita itu mau gimana pun kan orang Indonesia, jati diri kita itu Indonesia. So pastinya tetap harus nasionalis dong sama Indonesia” 10. Tiana “..kupikir-pikir sebenernya sih iya hahaha. Tapi tergantung cara berpikir orang sih sebenernya.” 11. Cimel “Tidak juga. K-pop itu sesuai dengan preferensi aku dalam mendengarkan musik dan dari segi lirik aku lebih suka K- pop, maknanya lebih tersirat. Dan menurut aku sih yaaa, nasionalis atau tidaknya seseorang itu nggak dipengaruhi preferensi musik kita.”

Dari pernyataan para informan di atas, dapat kita lihat terdapat dua pendapat yang bertolak belakang. Sebagian besar anggota ARMY Medan

93

Universitas Sumatera Utara menganggap bahwa hobi mereka tentang K-pop tidak ada kaitannya dengan

sikap nasionalis mereka. Karena bagi mereka sikap nasionalis seseorang tidak

dapat dipandang hanya dari referensi musik saja. Sedangkan sebagian kecil

anggota ARMY Medan menganggap bahwa ketertarikan mereka akan K-pop,

mempengaruhi sikap nasionalis mereka terutama dalam hal musik. Mereka

cenderung tidak lagi menyimpan lagu Indonesia di handphone mereka. Tapi

mereka juga tidak menampik, bahwa hal tentang nasionalisme dan hobi itu

kembali lagi pada pribadi masing-masing.

4.6. Gaya Hidup Komunitas Korean Pop ARMY Medan

Menurut Chaney gaya hidup merupakan gambaran keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dalam menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan bermasyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Ketika suatu gaya hidup menyebar kepada banyak orang dan menjadi mode yang diikuti, pemahaman terhadap gaya hidup sebagai satu keunikan tidak memadai lagi digunakan. Gaya hidup bukan lagi semata-mata tata cara atau kebiasaan pribadi dan unik dari individu, tetapi menjadi sesuatu yang popular diadopsi oleh sekelompok orang. Gaya hidup merupakan adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain. Cara berpakaian, konsumsi makanan, cara kerja, dan bagaimana individu mengisi kesehariannya merupakan unsur-unsur yang membentuk gaya hidup.

Sebuah komunitas selalu memiliki ciri-ciri khusus yang dapat membedakan antara komunitas tersebut dengan komunitas lainnya. Pada

94

Universitas Sumatera Utara umumnya mereka menunjukkan perbedaan tersebut melalui gaya hidup ataupun simbol-simbol yang dapat mereka jadikan identitas seperti pakaian, musik, dan perilaku. ARMY Medan sebagai sebuah komunitas penggemar boygroup asal

Korea Selatan, ketika berkumpul akan menunjukkan identitas mereka melalui bahasan pembicaraan mereka dan atribut yang mereka gunakan. Biasanya bahasan pembicaraan mereka seputar boygroup yang mereka sukai dan dalam pembicaraan mereka menggunakan istilah-istilah K-pop yang mereka kuasai. Atribut yang mereka gunakan biasanya berbagai jenis benda yang berlogo BTS seperti case

HP, tas, kalung, dan lainnya. Selain benda berlogo BTS, mereka juga terkadang memakai benda-benda yang tak jauh berbeda dengan BTS. Bagi mereka kepemilikan atribut tersebut selain untuk menunjukkan siapa mereka dan juga memberi dukungan atas karya idola mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Laras

(22) sebagai berikut.

“..kita bisa tau seseorang itu penggemar K-pop atau nggak itu paling gampang diliat dari fashion-nya, make up, dan cara dia berkomunikasi. Kayak misalkan penggemar K-pop lagi ngomong tiba-tiba nyelipin bahasa Korea kayak Omo, Aigoo, yaa gitulah. Pokoknya yang kira-kira bisa lihat dengan mata la itu dia termasuk identitas..” (Wawancara pada tanggal 13 Maret 2018)

Dari pernyataan informan di atas dapat kita lihat, bahwasannya identitas

seorang penggemar K-pop dapat kita lihat melalui perilaku seseorang tersebut,

dan benda-benda yang ada kaitannya dengan K-pop. Selain itu, penggemar K-

pop cenderung menyelipkan ungkapan-ungkapan kecil bahasa Korea seperti

Omo (Ya Tuhan), Aigoo (Ya ampun), dan masih banyak lagi.

95

Universitas Sumatera Utara 4.6.1. Bentuk-Bentuk Ekspresi Gaya Hidup Komunitas ARMY Medan

4.6.1.1. Gaya Berpakaian (Fashion Style) ala Korea

Selama ini Korea identik dengan musik dan serial drama Korea yang

banyak digandrungi oleh para remaja. Namun ternyata fashion dan

kecantikan di Korea juga menarik perhatian para penggemar K-pop.

Kesukaan terhadap Korea mendorong para penggemar K-pop untuk turut

serta mencoba fashion ala Korea bahkan ada yang sudah menjadikannya

sebagai kiblat fashion. Maka tidak heran jika banyak bermunculan toko-

toko yang menjual berbagai jenis produk kecantikan ala Korea.

Cara berpakaian orang Korea terkenal sangat sederhana, tetapi tetap

tidak ketinggalan dengan gaya eksentriknya dan perpaduan warna yang

selaras. Apalagi gaya berpakaian boygroup ataupun girlgroup Korea dapat

dikatakan sudah mendominasi pasaran. Mereka tidak hanya menunjukkan

bakat musiknya tetapi juga menunjukkan kepandaian mereka dalam

memilih busana dan mengenalkannya ke masyarakat luas. Di Indonesia

sendiri tren Kpop sudah menjamur di kalangan remaja dan sebagian orang

dewasa.

Sama halnya dengan gaya berpakaian negara lainnya yang memiliki

ciri khas, Korea pun tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas dari

busana Korea ini adalah pemakaian warna yang mencolok, motif yang

bertabrakan, style yang feminim dan modifikasi yang unik. Semua lingkup

busana dengan nuansa K-pop ini memang unik. Dari mulai kaos, sweater,

jacket, celana, rok, hingga sepatu, begitu tampak bahwa ini adalah busana

96

Universitas Sumatera Utara dengan gaya Korea. Tidak perduli dengan warna dan motif yang bertabrakan, karena seperti itulah gaya yang sedang digandrungi saat ini.

Menurut anggota komunitas ARMY Medan, fashion merupakan salah satu hal yang dapat menunjukkan seseorang tersebut K-popers atau bukan.

Karena pada umumnya mereka yang merupakan K-popers mengaplikasikan gaya berpakaian ala Korea ke dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang disampaikan oleh Karol (17 Tahun) sebagai berikut,

“..biasanya aku bisa tau dia penyuka K-pop atau nggaknya itu dari cara dia berpakaian, trus cara dia pake make up, dari gestur-gesturnya, cara berbicaranya juga, dan benda- benda yang ada kaitannya sama K-pop. Ntah kadang itu baju ada logo atau tulisan BTSnya, casing handphone, dan banyak lagi lah kalau untuk aksesoris aja.” (Wawancara pada tanggal 15 April 2018)

Banyak orang tidak hanya K-popers saja yang menjadikan tren fashion ala Korea ini sebagai lahan bisnis. Di Medan ini saja sudah ada beberapa tempat yang memang menjual pakaian ataupun barang-barang yang berhubungan dengan K-pop. Pakaian yang biasa dipakai oleh ARMY

Medan yaitu tidak jauh-jauh dari tren fashion ala Korea Selatan. Mulai dari pemilihan pakaian yang mencolok tetapi tetap modif dan sopan sehingga pakaian tersebut nyaman untuk dikenakan. Apalagi jika mereka sedang ikut dalam acara yang berhubungan dengan K-pop atau pun BTS maka mereka akan memakai pakaian yang ada hubungannya dengan BTS.

Bukan tanpa alasan bagi para K-popers khususnya anggota ARMY medan mengikuti tren fashion ala Korea. Bagi mereka dengan mengikuti tren K-pop dapat menjadikan penampilan mereka menjadi lebih modis dan kekinian. Seperti yang dikatakan oleh Cimel (26) sebagai berikut:

97

Universitas Sumatera Utara “Menurutku sih ya, dengan ikut tren fashion ala K-pop itu membuat aku lebih update aja tentang perkembangan style masa kini. Karena sebelum kenal K-pop, aku merasa fashionku itu biasa aja dan kurang update aja. Gitu-gitu aja. Tapi setelah aku tau K-pop, dan melirik ke dunia fashionnya, wah selalu deh banyak model baru dan selalu bikin ngiler, jadinya susah nahan selera hahaha ” (Wawancara pada tanggal 15 April 2018).

Hal yang senada juga disampaikan oleh Nora (19) sebagai berikut:

“Yesss lebih modis pastinya,karena fashion Korea itu selalu terus menerus ada yang baru, pergantiannya dari model fashion yang ini ke model fashion yang itu sangat cepat.Jadi menurutku kalau ngikutin fashion ala Korea tampilanku lebih fresh aja. Apalagi kalau misalkan ada kaitannya sama Bangtan, wah makin ngerasa keren lah hahaha.” (Wawancara pada tanggal 15 April 2018)

Dari pernyataan informan di atas dapat kita lihat bahwa dengan menjadikan tren K-pop sebagai kiblat fashion membuat mereka lebih modis, karena tren K-pop saat ini dikenal lebih update dan sesuai dengan perkembangan masa kini. Seiring berjalannya waktu, tren fashion ala Korea juga merambah pada K-popers muslim. Mereka juga turut mengikuti tren fashion ala Korea. Sekarang ini sudah mulai banyak yang menawarkan pakaian ala Korea versi Hijabers. Dan sekarang sudah mulai banyak diminati oleh K-popers ARMY di Kota Medan khususnya. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu anggota ARMY Medan bernama Rohma (22) bahwa,

“..style Korea menurutku bagus yah, lebih modis dan trendi. aku juga sering ngikutin, tapi aku bukan ngikuti gaya berpakaian yang seksi yaaa, karena aku kan pake hijab, jadi aku paling ikuti gaya yang tertutup trus aku padu padankan sama gaya hijab aku..” (Wawancara pada tanggal 11 Maret 2018)

98

Universitas Sumatera Utara Dari pernyataan Rohma di atas, dapat kita lihat bahwa berhijab tidak menjadi halangan untuk mengikuti tren fashion K-pop. Karena saat ini sudah banyak tren fashion ala K-pop yang dapat dipadu padankan dengan para K-popers yang menggunakan hijab.

4.6.1.2. Pengoleksian Barang terkait K-pop dan BTS

Seseorang yang mengidolakan hal tertentu, memiliki dorongan untuk membeli barang-barang terkait dengan idolanya tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada penggemar K-pop (K-popers). K-popers dikenal sebagai salah satu kelompok penggemar yang hobi mengoleksi barang-barang yang berbau idola kesayangan mereka. Budaya mengoleksi ini juga diikuti dengan banyaknya agensi atau toko penjual pernak-pernik K-pop yang menyuplai barang-barang tersebut. Tidak sedikit yang kemudian membuat koleksi barang-barang K-pop sebagai bentuk dukungan bagi idola kesayangan mereka.

ARMY Medan yang merupakan K-popers juga melakukan hal yang sama dengan para K-popers lainnya. Pengoleksian barang-barang tersebut pun bermacam-macam bentuk dan harganya. Berikut adalah barang-barang yang biasa dikoleksi oleh anggota komunitas ARMY Medan terkait BTS khususnya:

a. Poster

Poster adalah barang yang paling umum yang dimiliki oleh ARMY,

dan hampir merata ada di kamar tidur. Tetapi tidak semua ARMY mau

memajang poster di kamarnya, karena mereka takut posternya menjadi

99

Universitas Sumatera Utara rusak, apalagi jika poster yang dimiliki merupakan poster official yang memiliki harga cukup mahal. b. Photocard (PC)

Photocard atau disingkat PC biasanya merupakan bonus yang ada di dalam album. Umumnya, dalam sekali rilis, akan terdapat beberapa versi PC yang menyesuaikan dengan jumlah jenis album. Tak jarang,

ARMY akan rela menukar PC yang mereka miliki dengan PC lain supaya mendapatkan versi atau anggota yang diinginkannya. Bahkan, ada ARMY yang sengaja membeli banyak album demi dapat mengoleksi seluruh variasi foto yang ada. Meski terlihat hanya seperti foto ukuran dompet biasa, namun PC ini punya daya jual. Satu PC bisa dihargai hingga Rp. 200.000, tergantung dari tingkat popularitas atau kesulitan mendapatkan PC tersebut. c. Lightstick

Lightstick adalah tongkat yang biasa digunakan untuk menunjukkan dukungan kepada idola saat konser berlangsung. Biasanya, tongkat ini memiliki warna atau bentuk spesifik yang diatribusikan kepada masing- masing grup. Misalnya, warna hitam putih untuk para ARMY, warna biru untuk Super Junior, warna oranye untuk Shinhwa, jdan masih banyak warna lainnya. ARMY sendiri menyebut lightstick mereka dengan sebutan ARMY BOMB. Harga jual lightstick ini juga bervariasi, antara Rp 300.000 hingga Rp 700.000.

100

Universitas Sumatera Utara d. Album

Album K-Pop memiliki bentuk yang bermacam-macam. ada yang mini album dan ada pula yang full album. Album selalu dilengkapi dengan photobook, sehingga bentuknya unik dan penuh dengan foto- foto para idola. Dalam setahun, satu grup bisa comeback lebih dari satu kali. Malah biasanya album full akan dilanjutkan dengan re-package

(album dengan tambahan 2-4 lagu baru dan photobook berbeda).

Harga album pun bermacam-macam pula. Biasanya sekitar Rp.

150.000 – Rp. 300.000. Untuk ARMY yang tinggal di Indonesia, tentunya membeli album Korea masih harus ditambah dengan biaya pengiriman, pajak, dan untung (kalau beli dari online shop). Harga tergantung berat album. Rata-rata berat album Korea itu sekitar 500 gram. e. Pakaian

Pakaian juga merupakan barang yang umum yang dimiliki oleh para

ARMY atau K-popers lainnya. Biasanya pakaian ini memiliki gambar atau logo tertentu yang menunjukkan idola yang mereka sukai. Selain pakaian yang berlogo tersebut, pakaian yang digunakan oleh idola mereka juga sering menjadi kiblat fashion mereka. Contohnya member

BTS yang sering menggunakan brand GUCCI, membuat para ARMY membeli barang-barang dari brand GUCCI baik yang original ataupun yang tiruan.

101

Universitas Sumatera Utara f. Photobook

Selain photocard, biasanya K-popers juga akan mendapatkan photobook bersama dengan pembelian album. Sesuai namanya, buku ini berisi foto-foto grup atau anggotanya, disesuaikan dengan konsep yang sedang diusung. Seperti PC, photobook juga bisa hadir dalam berbagai versi. Contohnya album BTS Love Yourself : Her, memiliki 4 set photobook yaitu versi L, O, V, dan E. Namun kini agensi juga sering merilis photobook yang tidak dijual bersama dengan album, murni berupa foto-foto sang artis saja.

Harga jual photobook juga terbilang mahal, bisa berkisar antara Rp.

300.000 hingga Rp 1 juta. Harga photobook yang mulai Rp. 1 juta ke atas biasanya merupakan 1 set yang terdiri atas beberapa set photobook. g. Hand Banner

Selain lightstick, hand banner adalah hal yang paling sering ditemui dalam konser idola Korea Selatan. Hand banner berupa kertas yang memiliki panjang sekitar 50 cm dan tinggi 15 cm. Biasanya fans menuliskan pesan tertentu di hand banner yang mereka buat. Kertas ini akan diperlihatkan fans yang hadir dalam konser sehingga idola mereka bisa membaca pesan dukungan yang mereka sampaikan. Hand banner terbagi ke dalam dua jenis, yaitu yang dibuat secara resmi oleh perusahaan atau yang dibuat oleh penggemar secara spesifik untuk kegiatan-kegiatan tertentu.

Saat ini hand banner juga banyak yang terbuat dari material kain dengan foto sang idola dan tentu lebih tahan lama. Dan saat diadakan

102

Universitas Sumatera Utara kegiatan gathering, biasanya akan ada hand banner yang dibagikan

oleh pihak panitian gathering.

Selain barang-barang di atas, masih banyak lagi barang-barang yang biasanya dikoleksi oleh ARMY dan K-popers lainnya, namun barang- barang di atas merupakan yang paling umum dimiliki oleh para ARMY.

Menurut para ARMY, kegiatan pengoleksian barang-barang di atas merupakan bentuk kasih sayang mereka kepada BTS. Sehingga barang- barang yang erat kaitannya dengan BTS, selalu ingin dimiliki oleh para

ARMY. Seperti yang dikatakan oleh Rahma (18) sebagai berikut,

“...namanya aku mengidolakan, jadi menurutku wajar aja kalau aku koleksi tentang Bangtan. Aku koleksi yaaa karna aku sayang Bangtan. Kalau misalkan uangku lebih banyak kali, pasti semuanya kubeliin, mulai dari yang murah sampai yang paling mahal...” (Wawancara pada tanggal 11 Maret 2018)

Hal senada juga dikatakan oleh Tiana (23) sebagai berikut,

“...apa yaaa, rasanya seneng aja gitu kalau bisa punya benda yang ada bau bau BTSnya. Rasanya kayak ada BTS di dekat kita hahaha. Ya kayak misalkan di kamar banyak poster BTS, trus benda-benda lain yang di kamar juga ada BTSnya, kan ngerasa diliatin BTS kan yaaa hahahaa. Semua ARMY pun kurasa cita-citanya sama, punya semua benda yang ada BTSnya, bisa liat orang itu langsung, ah pokoknya semualah, yang ada tentang BTSnya aku suka kali, kek gitu juga ARMY lainnya...” (Wawancara pada tanggal 29 April 2018)

Dari pernyataan kedua informan di atas, dapat kita lihat bahwa para

ARMY mengoleksi barang-barang yang ada kaitannya dengan BTS, karena mereka merasa ada di dekat BTS jika memiliki barang-barang tersebut.

Selain itu, pengoleksian tersebut merupakan bentuk yang menunjukkan

103

Universitas Sumatera Utara bahwa mereka merupakan seorang ARMY yang sangat menyayangi idolanya, dan ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka merupakan ARMY yang merupakan penggemar dari boygroup BTS.

4.6.1.3. Gathering Komunitas

Gathering merupakan salah satu hal yang paling rutin dilakukan oleh para komunitas K-pop, tidak terkecuali ARMY Medan. Gathering biasanya dibuat dalam rangka merayakan ulang tahun BTS dan para membernya.

Biasanya dalam satu tahun, ARMY Medan bisa mengadakan gathering sebanyak dua sampai empat kali gathering. Hingga saat ini ARMY Medan sudah melakukan gathering sebanyak delapan kali.

Seperti gathering pada umumnya, gathering ARMY Medan dibuat untuk menjali tali pertemenan yang lebih akrab lagi. Rangkaian acara gathering komunitas ARMY Medan pun tidak jauh berbeda dengan gathering komunitas lainnya. Tetapi sejauh ini, ARMY Medan termasuk komunitas K-pop di Medan yang sudah pernah membuat gathering dalam skala besar. Gathering ARMY Medan yang terakhir pada bulan Juni 2018 lalu mampu menampung 200 orang peserta, yang mana gathering tersebut merupakan gathering terbesar yang pernah dilakukan oleh ARMY Medan.

Untuk dapat ikut acara gathering anggota harus membeli tiket, harga tiket gathering biasanya berkisar dari Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000.

Fasilitas yang diterima oleh peserta antara lain, goodies (barang-barang bertema gathering tersebut), makan dan minum. Untuk goodies biasanya didapat sesuai dengan harga tiket, jika harga tiket semakin besar, goodies yang didapatkan pun akan semakin baik kualitasnya.

104

Universitas Sumatera Utara Adapun rangkaian acara gathering komunitas K-pop pada umumnya antara lain, yaitu sebagai berikut:

a. Memotong Kue tar dan menyanyikan lagu ulang tahun dalam bahasa

Korea

b. Games

c. Sesi Foto (Biasanya sesi ini digunakan untuk saling mengenal anggota

komunitas lainnya lebih jauh lagi dan juga mengabadikan momen

dengan foto)

d. Lucky Draw

e. Menyanyi Lagu idola Bersama

f. Foto bersama

Rangkaian acara di atas, merupakan rangkaian acara gathering yang paling umum dan memang paling rutin dilakukan oleh komunitas K-pop, tidak terkecuali ARMY Medan. Bagi yang bukan penggemar Korea, mungkin menganggap acara gathering ini tidak ada faedahnya, tapi lain hal yang dirasakan oleh para anggota ARMY Medan. Seperti yang disampaikan oleh Eqi (25) sebagai berikut,

“..gathering itu kan tujuan awalnya ketemuan yah, jadi aku sendiri sih yaa kalau ada gathering gitu suka kali karna mau ketemu anak-anak AM lain. Ya kalau gak gathering pun sebenernya kami sering ketemuan, tapi kan Cuma beberapa aja gak semua. Tapi kalau gathering kan dalam jumlah yang besar, jadi sayang aja kalau disia-siain dan gak dateng..” (Wawancara pada tanggal 22 April 2018)

Hal yang senada juga disampaikan oleh Belia (22) sebagai berikut,

“..wah kalau gathering aku paling suka kali, dan gak mau ketinggalan. apalagi aku kan kerja, jadi jarang kali bisa

105

Universitas Sumatera Utara nimbrung sama anak AM yang lain. Gathering AM itu selalu keren, makanya sayang kali kalau gak ikut. Dari yang kuliat- liat sih ya, memang kalau acara-acara gath gitu AM la yang paling mantep, goodies-goodiesnya memang yang berkualitas, dan gak asal-asalan..” (Wawancara pada tanggal 1 April 2018)

Dari pernyataan informan di atas dapat kita lihat bahwa bagi anggota

ARMY Medan, gathering ARMY Medan sangat sayang untuk

ditinggalkan, karena gathering yang dibuat oleh ARMY Medan selalu

bagus dan menarik. Meski anggota ARMY Medan sering membuat

pertemuan-pertemuan kecil, tapi bagi mereka gathering tetap harus diikuti,

karena rasanya pasti akan berbeda dengan pertemuan-pertemuan kecil

yang sering mereka lakukan.

4.6.1.4. Tempat Berkumpul Komunitas ARMY Medan

K-pop saat ini memang sedang unggul di belahan dunia terutama di

Indonesia. Dari mulai tempat pariwisata, budaya bahkan makanan yang sekarang ini sudah mulai dicari oleh remaja di Indonesia terutama Kpopers.

Sudah banyak sekali makanan Korea yang masuk di Indonesia, misalnya ramen, kimbab, tteobokki, dan masih banyak lagi.

Selain makanan khas Korea yang dicari oleh Kpopers ada pula tempat yang sering digunakan untuk berkumpul. ARMY Medan sendiri, ketika ingin berkumpul mereka memilih tempat-tempat yang mereka inginkan dan mudah dijangkau. Tidak harus di satu tempat terkadang berpindah-pindah, tetapi yang sering dijadikan tempat untuk berkumpul adalah tempat makan atau kafe. Seperti yang dikatakan oleh Belia (22) sebagai berikut:

106

Universitas Sumatera Utara “Biasanya kalau ARMY Medan ngumpul itu tergantung yang diinginkan saat itu. Tapi yang paling sering yaaa di tempat makan seperti kafe gitu. Karena kan lebih gampang dan santai aja kalau sekalian di tempat makan. Jadi gak ribet lagi kalau misalkan lagi ngumpul dan tiba-tiba laper. Dan kita-kita juga keseringan meet upnya itu emang pas jam makan siang gitu.” (Wawancara pada tanggal 1 April 2018)

Dapat dilihat dari pernyataan informan di atas, alasan ARMY Medan memilih tempat makan atau kafe untuk melakukan pertemuan-pertemuan kecil karena bisa membuat ARMY Medan merasa nyaman dan jika ada yang ingin makan atau minum bisa di tempat itu juga sehingga tidak harus pergi keluar untuk mencari makanan atau minuman. Adapun tempat-tempat yang sering dijadikan tempat pertemuan oleh ARMY Medan yaitu Mcd

Merdeka Walk, K3 Adam Malik, Carrefour, dan masih banyak lainnya.

Dalam pertemuan-pertemuan yang dilakukan anggota ARMY

Medan tidak semua anggota selalu ikut berkumpul saat ARMY Medan sedang berkumpul. Hanya beberapa dari mereka saja yang sedang ada waktu luang yang ikut berkumpul. Pada saat berkumpul ada banyak hal yang dilakukan oleh ARMY Medan di antaranya mengobrol, saling bertukar PC atau barang lainnya, saling berbagai info tentang BTS, dan masih banyak lagi.

4.6.1.5. Menabung

Komunitas ARMY Medan merupakan komunitas yang didominasi oleh para remaja yang masih duduk dibangku sekolah dan kuliah. Sehingga untuk uang saku mereka masih mendapatkannya dari orang tua mereka.

Meski uang yang mereka miliki berasal dari uang saku yang diberikan oleh

107

Universitas Sumatera Utara orang tua mereka, namun mereka mampu membeli dan melakukan hal-hal yang ada kaitannya dengan BTS dan ARMY. Mereka mengaku mampu membeli dan melakukan hal yang ada kaitannya dengan BTS karena mereka menabung sebagian uang saku yang diberikan oleh orang tua mereka.

Seperti yang disampaikan oleh Chimtine (19) sebagai berikut,

“...selama aku jadi K-popers, aku lebih sering nabung. Uangnya ya untuk beli apa yang aku pengen tentang idolaku itu tadi. Gak mungkin la minta orang tua, pasti gak dikasih. Makanya aku kumpulin dari uang jajanku. Tapi semenjak aku masuk di ARMY Medan, aku makin sering nabung. Karena di grup kami itu, selalu dan selalu ingetin untuk nabung. Yaaaa untuk nabung apa aja. Jadi sewaktu-waktu BTS keluarin brand terbaru, kalau pengen beli jadinya bisa beli” (Wawancara pada tanggal 15 April 2018)

Dari pernyataan Chimtine di atas, dapat kita lihat bahwa selama masuk ke komunitas ARMY Medan Chimtine menjadi lebih sering lagi menabung.

Karena di komunitas ARMY Medan selalu mengingatkan para anggotanya untuk menabung. Agar sewaktu-waktu ada keperluan tentang Korea tidak perlu meminta orang tua, tetapi bisa diambil dari uang tabungan mereka tadi. Selain Chimtine, ada juga Chelsea (15) yang merasakan selama masuk di ARMY Medan menjadi lebih sering menabung, yaitu sebagai berikut,

“..iss di ARMY Medan itu ya, hampir setiap hari, bahkan di setiap pagi, obrolan chat kami selalu ada yang mengingatkan untuk menabung. Bahkan untuk kegiatan-kegiatan AM (ARMY Medan) yang kecil, kami tetap diingatkan untuk menabung dari jauh-jauh hari. Contohnya kalau mau gath, sebelum sebelum open pembelian tiket, admin-admin itu kayak mak ica, ci pongi, ci karol, udah buat alarm, kami disuruh nabung. Dulu pas pertama kali aku mau ikut gath, pas diingatin untuk nabung itu, yaaaa aku kira uang tiket gathnya itu mahal kali, ntah di atas Rp. 150.000 gitu. Soalnya ngingatinnya sebulan sebelum beli tiket, udah gitu tiap pagi diingetin, eh rupanya harga tiketnya Cuma Rp. 75.000. Kan luar biasa banget ya AM. hahaha...”(Wawancara pada tanggal 25 Maret 2018)

108

Universitas Sumatera Utara Dari pernyataan informan di atas, dapat kita lihat bahwa di komunitas

ARMY Medan, kegiatan menabung adalah hal yang biasa dilakukan. Dan para admin dan sesama anggotanya, sering saling mengingatkan untuk menabung. Hal tersebut dilakukan agar apabila ada keperluan yang berkaitan dengan Korea, mereka tidak perlu meminta kepada orang tua lagi.

Seperti yang dikatakan oleh Ica (25) selaku founder ARMY Medan sebagi berikut,

“Sengaja sih kita selalu mengingatkan para anggota untuk menabung. Ya supaya mereka belajar mandiri aja. Dan kalau misalkan mau beli apa apa, atau ada apa apa yang tentang Korea gitu, mereka gak perlu lagi minta sama orang tua. Karena kan apa yaa, orang tua emang gak banyak yang melarang hobi mereka tentang Korea Korea ini, tapi kalau misalkan mau beli ini itu tentang Korea dan minta uang lagi sama orang tua, pasti ya gak bakal dikasih dan takutnya malah marah. Makanya kita selalu ingatkan mereka untuk sering- sering menabung. Lagian banyak orang di luar sana yang menganggap masuk komunitas Korea gini adalah hal yang buruk, padahal gak selamanya gitu” (Wawancara pada tanggal 18 Maret 2018).

Dari pernyataan informan Ica yang selaku founder ARMY Medan dapat kita lihat bahwa para admin sengaja sering mengingatkan para anggotanya untuk menabung. Hal tersebut dilakukan agar para orang tua tidak marah ketika anaknya meminta uang hanya untuk membeli hal-hal tentang Korea. Dan mereka juga ingin membuktikan bahwa masuk ke dalam komunitas K-pop seperti ARMY Medan, merupakan hal yang positif.

109

Universitas Sumatera Utara 4.6.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup Komunitas ARMY

Medan

Gaya hidup merupakan gejala yang kompleks serta mengandung berbagai interaksi dari beragam unsur dan aspek yang terkait dengan hidup manusia

(Adlin, 2006). Sesuatu yang menjadi gaya hidup merupakan awal dari suatu kebiasaan atau hasil dari interaksi manusia dengan sekitarnya. Berikut peneliti akan mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gaya hidup komunitas ARMY Medan, sebagai berikut:

4.6.2.1. Faktor Internal

a. Kepribadian

Kepribadian merupakan keseluruhan cara seorang individu bereaksi

dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian menunjuk pada

pengaturan sikap-sikap seseorang untuk berbuat, berpikir, dan merasakan,

khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi

suatu keadaan. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda.

Meski terdapat beberapa kesamaan, namun tetap ada unsur yang

membedakan.

Kepribadian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gaya

hidup seseorang. Dimana gaya hidup merupakan tata cara hidup yang

mencerminkan sikap-sikap, nilai, dan norma kelompok sosial tertentu. Pada

umunya gaya hidup seseorang dapat mencerminkan kepribadian seseorang

tersebut. Mulai dari cara berpakaian hingga tempat yang sering dikunjungi

dapat menjadi salah satu faktornya. Gaya hidup dapat memberikan pesan

yang jelas tentang siapa diri seseorang sebenarnya. Bukan hanya itu saja,

110

Universitas Sumatera Utara gaya hidup yang sering seseorang tersebut jalani juga menyampaikan bagaimana cara dia berpikir. Gaya hidup seperti apa yang dia kenakan, ke mana dia pergi, jenis kendaraan, hingga jenis hiburan yang dia nikmati.

Sama halnya dengan komunitas ARMY Medan yang memiliki gaya hidup yang sesuai dengan kepribadian mereka. Gaya hidup yang dimaksud tentu saja gaya hidup seputar kekoreaan. Seperti yang disampaikan oleh

Karol (17) sebagai berikut:

“...aku enjoy enjoy aja sih sama gaya hidupku selagi itu menurutku positif. Kayak gaya hidup K-pop yang aku ikuti ini yaa memang sesuai sama kepribadian aku,bukan dibuat- buat atau niru temen-temen yang lain, jadi makanya aku bisa nyaman dan tahan lama di K-pop ini...” (Wawancara pada tanggal 15 April 2018).

Hal senada juga disampaikan oleh Belia (22) sebagai berikut,

“..yaa udah pasti sesuai. Kalau bertolak belakang sama kepribadian kita, ya mana bisa kita jalani. Biasanya kan kita kalau ngikutin sesuatu itu karna kita nyaman, karna sesuai sama kita. Jadi menurutku sih gaya hidup K-pop yang kuikuti ini memang sesuai sama kepribadian yang kupunya..” (Wawancara pada tanggal 1 April 2018)

Dari pernyataan informan di atas, dapat kita lihat bahwa anggota komunitas ARMY Medan mengikuti gaya hidup K-pop karena memang sesuai dengan kepribadian mereka. Aliran musik K-pop yang ceria dan semangat sangat sesuai dengan kepribadian mereka yang ceria dan mudah bergaul dengan orang yang baru dikenal. Dan menurut mereka, bahwa membuat pilihan suatu gaya hidup sangat penting disesuaikan dengan kepribadian asli kita, agar kita merasa nyaman dengan apa yang kita lakukan.

111

Universitas Sumatera Utara b. Motif Individu

Motif merupakan penentu penting dari perilaku. Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman. Apa yang dilakukan seseorang pasti memiliki motif dibaliknya. Motif tersebut tentu datangnya dari dalam diri mereka masing-masing. Sama halnya seperti mengikuti trend K-pop ini. Para K-popers juga memiliki motif dalam mengikuti trend K-pop ini. Dengan mengikuti trend K-pop, mereka merasa bisa kembaran dengan idol mereka. Seperti yang dikemukakan oleh Cimel

(26) sebagai berikut:

“..yang jadi motif aku ikut trend K-pop itu yaa biar bisa couplelan sama bias (idola). Kan keren aja gitu kalau misalkan kita punya sesuatu yang hampir sama dengan yang dipunya si bias tadi. Berasa mereka ada di dekat kita jadinya hahhaha.” (Wawancara pada tanggal 15 April 2018).

Hal yang senada juga disampaikan oleh Belia (22), sebagai berikut:

“...awalnya sih ya Cuma pengen pengen gitu aja, apalagi pas awal-awal aku suka K-pop itu di Indonesia ini masih zaman- zamannya Cherry Bell, SMASH, jadi kan nampak dia mana yang fans K-pop. Tapi kalau sekarang sejak suka sama Bangtan, bawaannya pengen beli aja apa yang dipromosikan Bangtan, apa yang dipake Bangtan, selalu pengen banget untuk punya itu..” (Wawancara pada tanggal 1 April 2018)

Dari pernyataan informan di atas, dapat kita lihat bahwa para anggota

ARMY Medan memiliki kesenangan tersendiri jika mengikuti trend K-pop, apalagi jika yang berkaitan dengan BTS. Motif utama mereka mengikuti trend K-pop tersebut adalah agar dapat terlihat sama dengan idolnya. Selain itu dengan mengikuti trend K-pop mereka dapat merasa dekat dengan idolanya.

112

Universitas Sumatera Utara 4.6.2.2. Faktor Eksternal a. Media Sosial

Di era sekarang ini banyak sekali orang-orang yang melakukan interaksi atau berkomunikasi melalui media sosial. Secara umum media sosial disebut memiliki fungsi hiburan, pendidikan, dan informatif. Banyak orang yang mulai mengenal media sosial dan sebagian besar menggunakannya sebagai alat komunikasi, mulai dari anak kecil hingga para orang tua. Dengan menggunakan media sosial, semua orang dapat berinteraksi dengan siapapun dan tanpa batasan baik jarak maupun waktu.

Melalui media sosial kita dapat menemukan banyak hal-hal baru yang ada di berbagai penjuru dunia. Ruang dan waktu tidak menjadi batas yang spesifik untuk seseorang mengakses sosial media. Contohnya Youtube, dengan menggunakan Youtube kita dapat melihat video-video apa saja yang sedang ngetren, ataupun video-video lama, dan masih banyak lagi lainnya.

Hal tersebut yang dialami oleh sebagian besar para K-popers.

Sama halnya seperti musisi lainnya, para musisi Korea Selatan menjadikan Youtube sebagai situs unggahan video resmi mereka. Maka tidak heran jika banyak video tentang K-pop di aplikasi Youtube. Banyak K- popers yang mulai tertarik dengan K-pop, dikarenakan aplikasi Youtube.

Seperti yang disampaikan oleh Nora (19) sebagai berikut.

“..tahun 2011 tuh kan Super Junior lagi ngehits, banyak banget di youtube, musik dan videonya super junior, yauda dari situ aku sering dengerin dan lama-lama jadi suka. Memang pas zamannya aku mulai suka Super Junior, banyak banget temen-temen aku yang juga suka Super Junior lewat youtube. Karena pas waktu aku suka itu, masih jarang beritanya di Fb, apalagi instagram, waktu itu belum hits di

113

Universitas Sumatera Utara Indonesia, jadi lewat youtube ajalah kenalnya.” (Wawancara pada tanggal 15 April 2018)

. Hal yang senada juga dikatakan oleh Rohma (22) sebagai berikut:

“..pertama kali tau K-pop itu pas liat MV SUJU di youtube, pas liat itu kok kayaknya keren gitu yaa... jadi mulai dari situlah sering cari tau dan jadi suka. Mulai juga cari-cari tau tentang K-pop, tentang boyband dan girlbandnya, tapi aku sempat bertahan lama sih jadi fansnya SUJU, hingga pada akhirnya aku hijrah jadi ARMY hahahaha.” (Wawancara pada tanggal 11 Maret 2018).

Dari pernyataan informan di atas, dapat kita lihat bahwa Youtube merupakan salah satu media sosial yang dapat membuat seseorang mengetahui tentang K-pop. Selain memperkenalkan musik K-pop kepada para pemula, Youtube juga memiliki banyak video-video yang berkaitan dengan gaya hidup Korea. Tidak heran jika banyak para K-popers di luar sana yang menjadikan aplikasi Youtube sebagai salah satu kiblat bergaya hidup Korea.

Selain Youtube, masih banyak lagi media sosial yang biasa dimiliki oleh para K-popers khususnya ARMY, dan sangat mudah untuk di akses.

Contohnya seperti Line, twitter, instagram, facebook, wattpad, dan masih banyak lagi. Dan dari media sosial di atas, masing-masing memiliki fungsi tersendiri bagi para ARMY. Media sosial Line biasanya digunakan oleh para

ARMY untuk masuk ke grup-grup obrolan seputar K-pop, baik yang regional ataupun nasional. Masuknya para ARMY ke grup-grup obrolan tersebut dapat membuat ARMY tahu update terbaru apa saja di dunia K-pop ataupun BTS. Media sosial twitter biasanya digunakan oleh para ARMY untuk melihat info terbaru secara langsung dari pihak manajemen BTS,

114

Universitas Sumatera Utara atupun dari sejumlah fansite Korea secara langsung. Bagi para K-popers, memiliki akun twitter merupakan hal yang wajib. Karena update info terbaru seputar K-pop yang paling cepat adalah di twitter. Sedangkan untuk media sosial instagram biasanya digunakan oleh para ARMY untuk melihat sejumlah online shop yang menjual seputar barang-barang K-pop. Dari media sosial instagram, mereka dapat melihat ketersediaan barang-barang yang dipakai oleh idola mereka dan dapat dibeli oleh mereka.

Bagi seorang penggemar K-pop dan juga ARMY, memiliki akun media sosial merupakan hal yang penting. Apalagi jika mereka merupakan penggemar yang sudah bekerja dan tidak memiliki banyak waktu untuk bertemu dengan teman-teman ARMY-nya, media sosial menjadi hal wajib.

Seperti yang disampaikan oleh Ica (25) sebagai berikut,

“...aku emang founder sih, tapi aku juga termasuk yang jarang ikut ngumpul sama anggota, karna aku sibuk kerja. Kan gak mungkin sering-sering cuti. Palingan kalau emang mau buat gath aku baru ambil cuti, atau kadang pas bertepatan sama libur aku. Tapi kalau aku ada waktu senggang, aku selalu sempatkan buka grup dan ikut nimbrung ngobrol, kadang buka sosmed lainnya untuk tau info Bangtan. Atau kalau kadang gak sempat buka sosmed lain, aku yaa buka grup aja. Di grup infonya juga lengkap, karna kan kita ARMY Medan, saling berbagi informasi tentang Bangtan...” (Wawancara pada tanggal 18 Maret 2018)

Dari pernyataan informan di atas, dapat kita ketahui bahwa media sosial bagi para K-popers khususnya ARMY sangat berperan penting.

Segala informasi dapat dengan mudah didapatkan. Adanya grup obrolan di media sosial juga sangat membantu bagi para ARMY yang sudah memasuki dunia kerja, karena di grup obrolan tersebut pun mereka saling bertukar informasi tentang K-pop dan BTS.

115

Universitas Sumatera Utara b. Kelompok Referensi

Kelompok referensi merupakan kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

Kelompok yang memberikan pengaruh langsung merupakan kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberikan pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota di dalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa seorang K-popers merupakan pribadi yang memiliki teman banyak, baik di dunia nyata ataupun di dunia maya. Ada yang berawal dari pertemuan langsung dan ada juga yang berawal dari media sosial. K-pop bukan lagi hal yang asing bagi para remaja. Cakupan K-pop juga sangat luas ke berbagai penjuru dunia.

Sehingga jumlah penggemarnya pun sangat banyak dan ada dimana-mana.

Hal tersebut yang mendorong para K-popers memiliki jaringan pertemanan sesama penggemar yang cukup luas.

Banyaknya jumlah penggemar K-pop mendorong beberapa dari mereka untuk membentuk suatu kelompok penggemar. Di dalam kelompok tersebut mereka saling bertukar informasi seputar K-pop, dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan K-pop secara bersama-sama. Disadari atau tidak, adanya sebuah kelompok tersebut secara tidak sengaja dapat mempengaruhi anggotanya dalam beberapa hal, salah satunya adalah

116

Universitas Sumatera Utara kebiasaan yang lama kelamaan menjadi suatu gaya hidup. Seperti yang

dikatakan oleh salah satu informan yaitu Tiana (23) sebagai berikut,

“...aku yaa sebenernya udah dari dulu suka K-pop, dan udah jadi fangirl dari zamannya SUJU. Aku juga udah masuk komunitas K-pop bisa dibilang udah lama. Bahkan dulu aku pernah masuk di dua komunitas dengan fandom yang berbeda. Tapi aku sekarang udah di ARMY aja. Karna lama kelamaan aku ngerasa klop sama ARMY Medan. Dan selama masuk ARMY Medan lah aku mulai beli beli K-stuff gitu. Kalau sebelumnya mah gak pernah. Tapi sekarang suka pengen gitu kek nyidam kalau kawan kawan ARMY Medan punya, jadi kalau kira-kira aku sanggup ya aku beli. Kalau pun nggak, aku nabung dulu sekarang ini..” (Wawancara pada tanggal 29 April 2018)

Dari pernyataan informan di atas, dapat kita lihat bahwa antara

anggota komunitas yang satu dengan anggota komunitas lainnya secara

tidak sengaja terpengaruh gaya hidup satu sama lain. Anggota yang tadinya

tidak melakukan konsumsi, menjadi ikut mengkonsumsi karena melihat

temannya mengkonsumsi.

4.6.3. Analisis Gaya Hidup Komunitas Korean Pop ARMY Medan

Chaney dalam bukunya Lifestyles mengatakan bahwa gaya hidup merupakan pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. Dalam interaksi sehari-hari kita dapat menerapkan suatu gagasan mengenai gaya hidup tanpa perlu menjelaskan apa yang kita maksud. Tidak heran jika sulit menemukan deskripsi umum mengenai hal-hal yang merujuk pada gaya hidup. Oleh karena itu, adanya gaya hidup dapat membantu kita memahami (yakni menjelaskan tetapi bukan berarti membenarkan) apa yang

117

Universitas Sumatera Utara orang lakukan, mengapa mereka melakukannya, dan apakah yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya maupun orang lain.

Kajian tentang gaya hidup yang kini juga melibatkan disiplin ilmu sosial, menempatkan manusia sebagai individu dalam masyarakat dan dipengaruhi oleh kehidupan bersama. Defenisi gaya hidup pun bergeser menjadi tata cara hidup yang mencerminkan sikap-sikap, nilai, dan norma kelompok sosial tertentu. Gaya hidup yang juga merupakan adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain. Cara berpakaian, cara mengkonsumsi makanan dan barang, cara kerja, dan bagaimana cara individu tersebut mengisi kesehariannya merupakan unsur-unsur yang membentuk gaya hidup.

Gaya hidup dalam suatu komunitas dapat menjadi ciri-ciri tertentu komunitas tersebut, dengan kata lain gaya hidup dipandang sebagai KTP bagi keanggotaan komunitas tersebut. Sama halnya seperti KTP yang merupakan identitas bagi seseorang, gaya hidup juga merupakan identitas bagi suatu komunitas untuk membedakan minat dan orientasi komunitas tersebut. ARMY

Medan sebagai sebuah komunitas penggemar boygroup Korea Selatan memiliki gaya hidup yang dapat membedakan komunitas tersebut dengan komunitas lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui pola perilaku, pola konsumsi, dan cara mengisi kesehariannya.

Cara yang paling mudah untuk mengetahui gaya hidup seseorang adalah melihat ekspresi-ekspresi gaya hidup yang ditunjukkan oleh seseorang tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang sama juga dapat kita lihat pada anggota

ARMY Medan. Salah satu bentuk ekspresi gaya hidup anggota ARMY Medan

118

Universitas Sumatera Utara adalah gaya berpakaian ala Korea. Bagi anggota ARMY Medan dengan menjadikan tren K-pop sebagai kiblat fashion membuat mereka lebih modis, karena tren K-pop saat ini dikenal lebih update dan sesuai dengan perkembangan masa kini. Penampilan merupakan hal yang yang utama dalam abad gaya hidup. Itu sebabnya Chaney mengungkapkan bahwa “penampakan luar” menjadi salah satu situs yang penting bagi gaya hidup. Gaya dan desain menjadi lebih penting daripada fungsi. Maka tidak heran jika banyak remaja penggemar K-pop, tidak luput pula anggota ARMY Medan menggandrungi fashion K-pop sebagai pengekspresian gaya hidupnya.

Bentuk ekspresi gaya hidup anggota ARMY Medan selanjutnya adalah pengoleksian barang terkait K-pop dan BTS. Menurut para ARMY, kegiatan pengoleksian barang terkait K-pop dan BTS merupakan bentuk kasih sayang mereka terhadap idolanya. Dengan mengoleksi barang-barang tersebut, membuat mereka merasa menjadi ada di dekat idolanya. Selain itu, kegiatan pengoleksian barang tersebut dapat menunjukkan identitas mereka yang merupakan penggemar dari boygroup BTS. Selain melalui perilaku, identitas seorang penggemar K-pop dapat kita lihat melalui barang-barang yang mereka miliki, karena pada umumnya barang yang mereka pakai berkaitan dengan idola K-popnya. Contoh nyatanya seperti anggota ARMY Medan yang merupakan penggemar dari boygroup BTS, biasanya memiliki barang-barang yang ada kaitannya dengan BTS, misalnya tas berlogo BTS, baju berlogo BTS, case handphone berlogo BTS, dan masih banyak lagi contohnya.

Setelah pengoleksian barang, masih ada lagi bentuk ekspresi gaya hidup

ARMY Medan yaitu gathering komunitas. ARMY Medan biasanya

119

Universitas Sumatera Utara mengadakan gathering dalam rangka merayakan ulang tahun member BTS atau memperingati hari debut BTS. Bagi orang yang bukan merupakan penggemar K-pop dan BTS, cenderung menganggap bahwa gathering komunitas K-pop merupakan hal yang cuma-cuma dan tidak memiliki manfaat.

Tetapi lain hal yang dirasakan para anggota komunitas ARMY Medan. Bagi mereka gathering merupakan kesempatan mereka untuk berkumpul dalam skala besar. Meski mereka juga sering melakukan pertemuan kecil, tetapi tetap saja gathering sangat sayang untuk dilewatkan. Saat acara gathering tersebut merupakan kesempatan bagi mereka untuk menambah teman-teman yang baru, karena acara gathering yang dibuat oleh ARMY Medan selalu dibuat untuk umum. Artinya, para penggemar BTS yang tidak masuk ke komunitas ARMY

Medan dapat ikut bergabung di dalamnya. Hal tersebut yang membuat jaringan perK-popan mereka semakin luas. Meluasnya jaringan K-pop tersebut menyebabkan lingkup K-pop mereka menjadi bertambah sehingga hal-hal terkait K-pop yang mereka lakukan lama-kelamaan menjadi kebutuhan dan menjelma sebagai gaya hidup.

Bentuk ekspresi gaya hidup anggota ARMY Medan selanjutnya adalah berkumpul di tempat-tempat yang ada hubungannya dengan K-pop. Dalam melakukan meet up (pertemuan) ARMY Medan paling sering melakukannya di

K3 Adam Malik, tempat nongkrong anak muda yang cukup terkenal di kota

Medan. K3 menjadi tempat favorit ARMY Medan karena K3 menyediakan makanan-makanan Korea dan juga sering memutarkan lagu-lagu Korea yang sedang ngehits. Saat berkumpul di tempat yang ada kaitannya dengan Korea

120

Universitas Sumatera Utara merupakan kesenangan tersendiri bagi para ARMY dan penggemar K-pop lainnya.

Setelah temapat berkumpul, ada juga menabung yang merupakan bentuk ekspresi gaya hidup lainnya anggota komunitas ARMY Medan. Menabung yang dilakukan anggota komunitas ARMY Medan adalah menabung unutk bisa membeli atau melakukan hal yang ada kaitannya dengan Korea dan BTS.

Mereka menyadari bahwa jika meminta uang secara mentah-mentah hanya untuk membeli hal tentang Korea kepada orang tua mereka, orang tua tidak akan memberikannya. Maka dari itu, mereka satu sama lain saling mengingatkan untuk menabung. Anggota yang mulanya tidak menabung, lama kelamaan akan menabung juga, karena terpengaruh oleh lingkungannya.

Keterlibatan seorang individu dalam kelompok sosial dapat mempengaruhi gaya hidup individu tersebut, dari seringnya mereka berinteraksi dan menanggapi stimulus yang ada pada kelompok tersebut.

Pada dasarnya sesuatu yang menjadi gaya hidup merupakan awal dari suatu kebiasaan atau hasil dari interaksi manusia dengan sekitarnya. Gaya hidup yang saat ini dilakukan oleh anggota komunitas ARMY Medan, juga tidak terlepas dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Dalam faktor internal terdapat kepribadian dan motif individu yang menjadi faktor pendorong munculnya gaya hidup tersebut. Gaya hidup yang dijalani oleh anggota ARMY Medan dapat menunjukkan kepribadian mereka. Aliran musik

K-pop yang ceria dan semangat menurut mereka sangat sesuai dengan kepribadian yang mereka miliki, sehingga tidak heran jika mereka yang mendalami dunia K-pop rela mengeluarkan uang yang cukup banyak karena

121

Universitas Sumatera Utara bagi mereka hal tersebut sesuai dengan apa yang mereka suka. Selain kepribadian, ada motif individu yang juga mempengaruhi gaya hidup anggota

ARMY Medan. Mereka yang selalu gencar dengan hal-hal yang ada kaitannya dengan Korea dan BTS, bahkan rela untuk melakukan pembelian ini dan itu, karena mereka ingin memiliki kesamaan dengan idolanya. Hal tersebut mampu membangun kesenangan tersendiri bagi mereka.

Setelah faktor internal, ada pula faktor eksternal yang turut mempengaruhi gaya hidup anggota komunitas ARMY Medan. Media sosial dan kelompok referensi merupakan faktor eksternal yang paling banyak memberikan pengaruh dalam kehidupan anggota komunitas ARMY Medan.

Seperti yang kita ketahui, pada masa internet seperti sekarang ini apa saja dapat diakses melalui internet, tak terkecuali media sosial. Anggota ARMY Medan selalu memanfaatkan media sosial untuk mencari tahu lebih banyak tentang K- pop, maka tidak ada dari mereka yang gagap teknologi, karena sebagian besar proses interaksi mereka melalui dunia maya. Berbagai jenis aplikasi yang ada di handphone mereka juga tidak jauh-jauh dari hal-hal yang ada kaitannya dengan Korea. Bagi mereka, memiliki akun media sosial merupakan hal yang sangat penting, karena informasi seputar K-pop dan BTS paling banyak ada di dunia maya.

Gaya hidup yang dijalani seseorang tidak terlepas dari kelompok referensinya. Kelompok referensi tersebut yang nantinya akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu. Selain faktor internal, gaya hidup juga dipengaruhi oleh keterlibatan seseorang dalam suatu kelompok sosial, dari seringnya berinteraksi dan menanggapi stimulus dalam kelompok

122

Universitas Sumatera Utara tersebut. Seperti halnya anggota komunitas ARMY Medan antara satu dengan

yang lainnya secara tidak sengaja terpengaruh gaya hidup satu sama lain,

terutama gaya hidup yang ada kaitannya dengan Korea. Contohnya, anggota

yang awalnya hanya penggemar sebatas mendengarkan musik, menjadi

melakukan pembelian barang-barang K-pop dan BTS, setelah melihat anggota

lain memiliki barang tersebut. Contoh lainnya, anggota yang awalnya tidak

pernah menabung untuk keperluan K-pop, menjadi ikut menabung karena

melihat teman kelompoknya menabung dan juga karena sering diingatkan

untuk menabung, sehingga penggemar tersebut menjadi terdorong untuk

menabung juga.

4.7. Konsumerisme dalam Gaya Hidup Komunitas Korean Pop ARMY

Medan

Gaya hidup merupakan ciri dari sebuah dunia modern atau yang biasa juga disebut modernitas. Maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup selalu berkaitan dengan upaya membuat diri eksis melalui cara tertentu dan berbeda dari kelompok lain.

Dalam hal ini terdapat suatu perilaku konsumsi yang merupakan imbas dari modernitas, di mana orang selalu dalam kondisi tak terpuaskan oleh simbol. Suatu pola konsumsi yang cerdik oleh produsen, melalui pencitraan yang menjadi titik sentral sebagai perumus hubungan sosial.

123

Universitas Sumatera Utara 4.7.1. Analisis Konsumerisme dalam Gaya Hidup Komunitas Korean Pop

ARMY Medan

Hasrat manusia pada dasarnya terus mencari dan mencari identitas yang dapat membedakannya dengan orang lain. Hasrat tersebut kemudian dieksploitasi sedemikian rupa sehingga orang mengkonsumsi berbagai produk dan jasa untuk dikombinasikan dalam gaya hidupnya dan menjadikannya sebagai identitas diri. Identitas tersebut lahirnya dari simbol-simbol yang tercipta melalui barang yang dikonsumsi tersebut. Maka dari itu sejumlah pakar pemasaran menawarkan berbagai cara untuk menghasilkan diferensiasi agar suatu produk atau jasa dikonsumsi oleh banyak orang.

Baudrillard (2004 : 32) menyatakan, situasi masyarakat kontemporer dibentuk oleh kenyataan bahwa manusia sekarang dikelilingi oleh faktor konsumsi. Rasionalitas konsumsi dalam masyarakat konsumen seperti sekarang ini telah jauh berubah, karena saat ini masyarakat membeli barang bukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan (needs) namun lebih untuk memenuhi hasrat (desire). Gaya hidup konsumeristis pun berhasil meleburkan antara kebutuhan (need) dan keinginan (want). Masyarakat konsumsi akan

“membeli” simbol-simbol yang melekat pada suatu objek, sehingga objek- objek yang dikonsumsi banyak yang terkikis nilai guna dan nilai tukarnya.

Nilai simbolis kemudian menjadi sebuah komoditas. Suatu objek harus memiliki tanda (sign) untuk menjadi objek konsumsi, karena hanya dengan cara demikian suatu objek dapat dipersonalisasi dan dapat dikonsumsi.

Teori konsumsi Baudrillard mengatakan, bahwa masyarakat konsumeris pada masa sekarang tidak didasarkan kepada kelasnya tetapi pada kemampuan

124

Universitas Sumatera Utara konsumsinya. Siapapun bisa menjadi bagian dari kelompok apapun jika sanggup mengikuti pola konsumsi kelompok tersebut. Seperti halnya komunitas ARMY Medan. Keanggotaan komunitas ARMY Medan tidak berdasarkan pada kelas sosial yang mereka miliki, tetapi atas apa yang mereka suka yang kemudian mendorong mereka untuk melakukan konsumsi atas apa yang mereka suka. Tidak semua anggota ARMY Medan berasal dari keluarga kelas atas, tetapi mereka masih mampu melakukan kegiatan konsumsi terkait

K-pop dan BTS melalui gaya hidup menabung yang telah disosialisikan di dalam komunitas tersebut.

Dalam melakukan konsumsi khususnya dalam pembelian barang terkait

K-pop dan BTS, sering sekali terjadi peleburan antara kebutuhan (need) dan keinginan (want) yang dialami oleh anggota komunitas ARMY Medan. Mereka membeli barang terkait K-pop dan BTS disebabkan oleh nilai simbol atau tanda yang melekat pada barang tersebut. Contoh kecilnya, mereka merasa puas saat membeli baju berlogo BTS, kepuasaan tersebut bukan di dapat dari baju tersebut, tetapi dari logo BTSnya yang mana merupakan simbol atau tanda yang melekat pada baju tersebut.

Baudrillard menegaskan melalui “The Consumer Society: myths and structures” (dalam Safitri, 2016) bahwa mekanisme sistem konsumsi pada dasarnya berangkat dari nilai tanda atau nilai simbol, bukan pada kebutuhan atau manfaat. Dalam masyarakat konsumerisme kehidupan manusia lebih banyak dipengaruhi oleh tanda atau simbol. Orang membeli sesuatu bukan karena kegunaannya, tetapi karena dalam barang itu ada nilai simbol yang menunjukkan status. Begitu juga dengan anggota ARMY Medan yang rela

125

Universitas Sumatera Utara melakukan pembelian barang terkait K-pop dan BTS meski harganya tidak murah, demi status yang akan diperoleh. Status yang dimaksud dalam hal

ARMY Medan ini adalah identitas mereka sebagai ARMY. Baudrillard menilai bahwa objek yang dikonsumsi dalam masyarakat konsumsi ini sesungguhnya hanyalah tiruan status, seperti yang ia nyatakan dalam kalimat “Objects merely simulate the social essence” yang artinya “status inilah yang menyebabkan orang tergila-gila pada objek tertentu”.

Bagi anggota ARMY Medan, kepemilikan barang terkait K-pop dan

BTS merupakan identitas mereka sebagai ARMY yang mampu menunjukkan siapa mereka dan juga siapa idola mereka. Semakin mahal barang yang dimiliki, apalagi jika barang yang dibeli merupakan official dari pihak manajemen BTS, maka dapat membuat identitas mereka semakin kuat. Karena untuk memperoleh barang yang official perlu uang yang tidak sedikit dan proses yang cukup sulit. Barang official yang paling umum dimiliki oleh anggota ARMY Medan adalah poster, album, lightstick, dan lain-lain. Selain terjadi peleburan kebutuhan (need) menjadi keinginan (want), terjadi pula pengikisan nilai guna dan nilai tukar dari barang tersebut. Poster yang biasanya dibeli untuk dipajang, tetapi jika poster official yang dibeli, para anggota

ARMY Medan lebih memilih untuk tidak memajangnya, melainkan untuk disimpan agar tidak rusak. Hal tersebut yang menyebabkan terkikisnya nilai guna dari poster tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada barang lainnya, terutama barang yang harganya mahal.

Dalam “The Consumer Society: myths and structures” Baudrillard kembali menyatakan bahwa setiap isu mengenai kebutuhan berakar tentang ide

126

Universitas Sumatera Utara kebahagiaan dan hal inilah yang menjadi acuan dasar masyarakat konsumsi.

Hal senada juga terjadi pada anggota ARMY Medan. Mereka mendapatkan kebahagiaan tersendiri ketika mengkonsumsi barang-barang atau pun hal-hal lain yang ada kaitannya dengan K-pop dan BTS. Ide-ide kebahagiaan ARMY tersebut mulanya tidak muncul secara alamiah dari dalam dirinya, melainkan secara sosial melalui lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini kelompok referensilah yang menjadi acuan utamanya. Anggota ARMY Medan yang awalnya tidak ingin melakukan pembelian, menjadi ingin atau bahkan melakukan pembelian karena melihat anggota lainnya melakukan pembelian.

Begitu juga dengan ide kebahagiaan yang munculnya secara sosial, juga awal mulanya dari kelompok referensi.

127

Universitas Sumatera Utara BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis, penulis menarik kesimpulan bahwa gaya hidup anggota komunitas ARMY Medan tidak berdasarkan pada kelasnya. Baik kelas dominan ataupun kelas popular, keduanya dapat memiliki gaya hidup yang hampir sama dan sulit membedakan asal kelasnya. Karena saat ini, siapapun dapat menjadi bagian kelas manapun, jika sanggup mengikuti pola konsumsi kelas tersebut. Seperti halnya komunitas

ARMY Medan, keanggotaan mereka tidak berdasarkan pada kelas sosial yang mereka miliki, tetapi atas apa yang mereka suka yang kemudian mendorong mereka untuk melakukan kegiatan konsumsi. Tidak semua anggota ARMY

Medan berasal dari keluarga kelas dominan, tetapi mereka mampu melakukan konsumsi terkait K-pop dan BTS melalui gaya hidup menabung yang disosialisasikan dalam komunitas tersebut.

Istilah “Aku Bergaya maka Aku Ada” yang tengah melanda era postmodern juga dialami oleh para penggemar K-pop tak terkecuali ARMY Medan. Bagi sebagian besar penggemar K-pop dan juga ARMY Medan di dalamnya, bergaya hidup terkait Korea merupakan identitas bagi mereka. Beberapa tren Korean Style yang mereka ikuti dapat menunjukkan siapa mereka, siapa idolanya, dan berasal dari fandom mana. ARMY Medan sebagai sebuah komunitas penggemar boygroup Korea Selatan memiliki gaya hidup yang dapat menunjukkan bahwasannya mereka ada dan dapat membedakan mereka dengan komunitas lainnya.

128

Universitas Sumatera Utara Gaya hidup komunitas ARMY Medan merupakan ciri dari era postmodern yang identik dengan hybrid, yang merupakan percampuran yang berintegrasi.

Budaya-budaya Korea yang mereka lihat dan mereka terima, sebisa mungkin mereka integrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti cara mereka mengisi keseharian, cara berpakaian, cara mengkonsumsi barang yang tidak jauh dari hal yang ada kaitannya dengan Korea dan BTS. Hal-hal yang mereka lakukan terkait Korea dan BTS tersebut dapat memunculkan kebahagiaan yang lahir secara sosial. Ide kebahagiaan yang muncul tersebut, lahirnya tidak secara alamiah dari dalam diri, melainkan secara sosial melalui lingkungan sekitarnya.

Anggota komunitas ARMY Medan dalam melakukan kegiatan konsumsi khususnya saat pembelian barang terkait K-pop dan BTS, sering terjadi peleburan antara kebutuhan (need) menjadi keinginan (want). Selain itu terjadi pula pengikisan nilai guna dan nilai tukar dari barang tersebut. Hal tersebut terjadi karena nilai simbol atau nilai tanda yang melekat pada barang, yang mana simbol atau tanda tersebut dapat menunjukkan identitas pengguna barang tersebut.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis data penelitian, yang menjadi saran dari peneliti adalah sebagai berikut,

1) Bagi komunitas ARMY Medan, diharapkan tidak terlalu larut dalam arus

gelombang Korea. Tanpa disadari, kelarutan tersebut lama kelamaan dapat

menjadi bibit hilangnya rasa nasionalisme. Tidak ada yang salah dengan

mengikuti tren musik negara lain, asalkan tidak terlalu larut di dalamnya.

129

Universitas Sumatera Utara Karena bagaimana pun kita perlu tahu apa yang terjadi di luar negara kita.

Sehingga kita dapat mengambil sisi positif dari kemajuan tren tersebut dan

menjadikannya masukan untuk kemajuan budaya asli negara kita, agar

budaya yang kita miliki tidak hilang dan dapat terus disosialisasikan.

2) Bagi instansi pendidikan khususnya perguruan tinggi, hasil penelitian ini

diharapkan dapat menambah wawasan ilmiah bagi mahasiswa khususnya

mahasiswa jurusan Sosiologi. Serta hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan untuk menambah bahan referensi dalam

wawasan kajian di bidang Sosiologi Postmodern.

3) Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan rujukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai gaya hidup

komunitas Korean pop.

130

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Adlin, Alfathri. (2006). Resistensi Gaya Hidup: Teori dan Realitas. Yogyakarta:

Jalasutra.

Allkpop. (2012). SMTown Live World Tour in Jakarta Attracts 50000 Fans.

(http://www.allkpop.com/article/2012/09/smtown-live-world-tourin-

Jakarta, diakses 5 Oktober 2017)

Baudrillard, Jean P. (2004). Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta: Kreasi Wacana

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup.

Chaney, David. (2009). Lifestyles: Sebuah Pengantar Komprehensif. (Nuraeni,

Penerjemah). Yogyakarta: Jalasutra.

Eun Mee, K & Jiwon. (2007). South Korean Culture Goes Global: K-pop And

The Korean Wave. Korean Social Science Journal, 34(1): 1-2.

Featherstone, Mike. (2008). Postmodernisme dan Budaya Konsumen. (Misbah

Zulfa Elizabeth, Penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hallyu, (2011). Hallyu (Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Hallyu, diakses

tanggal 1 September 2017).

Hyo Bin, Song. 2011. Super Duper Korea Fever. Yogyakarta: Klik Publishing.

Ibrahim, Idi Subandy. (2004). Lifestyle Ectasy: Kebudayaan Pop Dalam

Masyarakat Komoditas Indonesia. Yogyakarta: Jalasutra.

131

Universitas Sumatera Utara Ikhsanda, Zahra. (2015). Dinamika Kreatif dan Imitasi Kaum Muda dalam

Budaya K-pop di Yogyakarta. (http://etd.repository.ugm.ac.id, diakses

tanggal 12 Oktober 2017)

Kapanlagi. (2012). Inilah Alasan Super Show Ina Ditambah 1 Hari Lagi.

(http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/inilahalasan-super-show-

ina-resmi-ditambah-1-hari.html, diakses pada 05 Oktober 2017)

Liska, Marisa. (2011). Konsumerisme Sebagai Faktor Penarik Terjadinya

Enjokousai Dalam Masyarakat Jepang Kontemporer. Depok: Skripsi

Program Studi Jepang Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

Moleong, Lexy J. (2005). Metode Penelitian Kualititif Edisi Revisi, : PT.

Remaja Rosdakarya.

Nugraheni, P.N.A. (2003). Perbedaan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada

Remaja Ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal. Surakarta : Fakultas

Psikologi UMS.

Octricia, Citra. (2013). Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi

Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict di Kota

Bandung). (http://repository.upi.edu, diakses tanggal 10 september 2017)

Pardosi, Frisilia V.J. (2014). Budaya Pop Lagu Korea di Medan Sumatera Utara

(Studi Deskriptif pada Komunitas Cassiopeia Medan).

(http://repository.usu.ac.id, diakses tanggal 3 Oktober 2017)

Ramadhiane, Selma Nurliesya. (2013). Perubahan Identitas Diri dan Gaya Hidup

di Kalangan Komunitas ELF Bandung (Studi Fenomenologi Mengenai

Perubahan Identitas Diri dan Gaya Hidup di Kalangan Komunitas

132

Universitas Sumatera Utara Penggemar Boyband Super Junior (ELF) Bandung).

(http://openlibrary.telkomuniversity.ac.id, diakses tanggal 10 September

2017)

Safitri, Zultia. (2016). Pengaruh Status Membership Group Pada Perusahaan

Kosmetik Berbasis Multi Level Marketing terhadap Perilaku Konsumtif.

(http://repository.usu.ac.id, diakses tanggal 15 Oktober 2017)

Setiawan, Teguh. (2012). Amerikanisasi, Japanisasi dan Gelombang Korea.

Republika. 4 September

Sunarto, Kamanto. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik,

Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Tumanggor, Rusmin dkk. (2012). Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar. Edisi

Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Wikipedia. (2017). Bangtan Boys. (https://id.wikipedia.org/wiki/Bangtan_Boys,

diakses tanggal 05 Oktober 2017)

Winarso, (2011). Fenomena K-pop (Online). (http://mjeducation.co/fenomena_K-

pop, diakses tanggal 1 September 2017).

Wuryanta, AG. Eka Wenats. (2011). Diantara Pusaran Gelombang Korea

(Menyimak Fenomena K-Pop di Indonesia). Jurnal Universitas

Multimedia Nusantara, 3 (2): 79-81. (http://library.umn.ac.id, diakses

tanggal 15 september 2017)

133

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN

A. Dokumentasi Foto

Gambar 2. Logo Komunitas ARMY Medan

Sumber : Akun instagram ARMY Medan

Gambar 3. Gathering Pertama ARMY Medan (21 Februari 2016)

Sumber : Akun line ARMY Medan

134

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4. Gathering Terakhir kali ARMY Medan (24 Juni 2018)

Sumber : Akun line ARMY Medan

Gambar 5. Gathering Terakhir kali ARMY Medan (24 Juni 2018)

Sumber : Akun line ARMY Medan

135

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5. ARMY Medan saat mengikuti acara SMFM Award (14 Januari 2018)

Sumber : Akun instagram ARMY Medan

Gambar 6. ARMY Medan meet up (16 September 2018)

Sumber : Grup chat ARMY Medan

136

Universitas Sumatera Utara

Gambar 7. Kegiatan donasi ARMY Medan dalam rangka memperingati

hari ulang tahun member BTS (11 Maret 2018)

Sumber : Akun line ARMY Medan

Gambar 8. Kegiatan donasi ARMY Medan dalam rangka memperingati

hari ulang tahun member BTS (11 Maret 2018)

Sumber : Akun line ARMY Medan

137

Universitas Sumatera Utara

Gambar 9. Koleksi Barang Anggota Komunitas ARMY Medan

Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti

Gambar 10. Koleksi Barang Anggota Komunitas ARMY Medan

Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti

138

Universitas Sumatera Utara

Gambar 11. Talk Show ARMY Medan bersama A-Radio Medan (30 Maret 2017)

Sumber : Akun twitter ARMY Medan

Gambar 12. ARMY Medan nonton bareng

Sumber : Akun instagram ARMY Medan

139

Universitas Sumatera Utara

Gambar 13. Selepas Wawancara dengan Admin ARMY Medan

Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti

Gambar 14. Selepas Wawancara dengan salah satu Informan

Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti

140

Universitas Sumatera Utara B. DRAF WAWANCARA

I. IDENTITAS INFORMAN A. Nama atau Inisial : B. Usia : C. Alamat : D. Pendidikan : E. Pekerjaan : F. Tahun mengenal K-Pop : G. Tahun menjadi ARMY :

II. PERTANYAAN A. K-Pop 1. Apa pendapat anda tentang K-Pop? 2. Bagaimana awal mula anda tertarik dengan K-Pop? 3. Apa yang membuat anda tertarik dengan K-Pop? 4. Tren K-Pop apa saja yang anda ikuti? 5. Apakah ketertarikan anda dengan K-pop membuat anda tidak nasionalis?

B. ARMY Medan 1. Apa saja yang anda ketahui tentang ARMY Medan? 2. Bagaimana proses anda masuk dalam keanggotan ARMY Medan? 3. Mengapa anda memilih ARMY Medan sebagai fanbase anda? 4. Kegiatan rutin apa saja yang dilakukan ARMY Medan? 5. Apa yang memotivasi anda untuk membentuk ARMY Medan? (Khusus Founder) 6. Apa yang memotivasi anda untuk menjadi Admin ARMY Medan? (Khusus Admin)

C. Gaya Hidup 1. Menurut anda, apabila anda mengikuti trend K-Pop apakah penampilan anda menjadi lebih modis? 2. Menurut anda, apa yang menjadi identitas bagi penggemar K-Pop? 3. Hal-hal apa saja yang sudah anda lakukan terkait K-Pop dan ARMY? 4. Menurut anda, apakah gaya hidup K-Pop yang anda ikuti, sesuai atau bertolak belakang dengan kepribadian anda? 5. Apakah dengan anda mengikuti trend K-Pop, anda merasa harga diri anda lebih tinggi? 6. Apa yang menjadi motif anda mengikuti trend K-Pop? 7. Apakah dengan anda masuk ke dalam komunitas Korean Pop, dapat membuat gaya hidup anda berbeda dengan yang lain?

141

Universitas Sumatera Utara 8. Bagaimana tanggapan keluarga terutama orang tua anda tentang ketertarikan anda dengan K-Pop? 9. Apakah dengan anda mengikuti trend K-Pop, anda merasa kelas sosial anda lebih tinggi? 10. Menurut anda, apakah gaya hidup K-Pop merupakan suatu kebudayaan? 11. Menurut anda, apakah mengikuti trend K-Pop hanya untuk mencari kesenangan hidup?

D. Konsumerisme 1. Menurut anda, barang-barang apa saja yang menunjukkan seseorang tersebut ARMY? 2. Mengandung makna apa sajakah barang-barang tersebut? 3. Apakah karena makna tersebut, makna sesungguhnya dari barang itu menjadi hilang? 4. Menurut anda, mengapa barang tersebut menjadi identitas? 5. Apa motif anda mengkonsumsi barang tersebut? 6. Apakah anda akan tetap membeli barang tersebut, jika barang tersebut tidak menunjukkan K-pop ataupun ARMY?

142

Universitas Sumatera Utara