1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stand up Comedy Yang
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stand up comedy yang kita kenal seperti sekarang sudah mulai berkembang sejak tahun 1950-an di Amerika Serikat. Stand up comedy juga telah berkembang dari banyak menggunakan slapstick hingga lebih banyak menggunakan verbal, dari gaya storytelling hingga yang lebih modern dengan gaya penyampaian yang lebih personal.Di Indonesia masih banyak yang menyalah artikan stand-up comedy sebagai lawak tunggal, karena formatnya yang berupa one man show. Padahal menurut Panji Nugroho (2013 : 2), stand-up comedy sangat berbeda dengan lawak tunggal yang masih kental dengan slapstick karena terpengaruh budaya komedi tradisional itu tadi. Menurut Panji Nugroho (2013), stand-up comedy adalah hal yang serius. Segala materi yang disampaikan oleh para komika (sebutan para stand-up comedian) sudah ditulis secara rapi dan dipersiapkan sedemikian rupa. Komika yang akan tampil pun harus melatih terlebih dahulu materi yang akan mereka sampaikan. Stand-up comedy sendiri berkaitan dengan seni berbicara di depan publik atau retorika. Komika yang tampil di atas panggung harus mampu ‘menguasai’ audiensnya dengan materi yang ia sampaikan. Selain dengan materi, menurut penyampaian adalah hal yang sangat penting dalam melakukan stand-up comedy. Pasalnya sebuah materi jokes yang bagus akan terbuang sia-sia 1 2 jika penyampaian atau delivery yang dilakukan oleh setiap komika tidak baik. Banyak yang beranggapan bahwa menjadi stand up comedian adalah hal yang mudah karena kita ‘tinggal berbicara lucu’ di depan penonton dan semuanya selesai. Tapi nyatanya tidak seperti itu, banyak yang harus diperhatikan oleh para komika dalam mempersiapkan dirinya untuk menjadi seorang stand up comedian profesional. Bahkan mungkin stand-up comedy adalah genre komedi yang paling sulit untuk disampaikan. Segala faktor harus kita persiapkan mulai dari faktor mental dalam menulis, mencatat, dan membaca keadaan. Menurut Panji Nugroho (2013 : 1-4), sangat penting dalam melatih seorang komika mempersiapkan sebuah bahan jokes yang matang. Seorang komika profesional yang terlihat seperti melakukan improvisasi pun sebenarnya sudah menulis dan mempersiapkan jokes mereka dengan sangat matang, Mereka juga melalui berbagai latihan intensif tentunya. Kini, stand-up comedy adalah sebuah aset jagat hiburan di tanah air. Banyak orang yang ingin menjadi seorang komika karena peluang tampil yang sangat tinggi karena sangat banyak pihak yang menampilkan stand-up comedy mulai dari kafe hingga stasiun televisi. Hal tersebut menunjukkan booming-nya genre komedi tersebut sebagai sebuah profesi di dunia hiburan.Tidak ada salahnya jika kita berlatih menjadi seorang komika. Kalaupun kita gagal menjadi seorang komika profesional, setidaknya kita dapat menggunakan kemampuan kita untuk menghibur 3 orang-orang terdekat seperti teman, keluarga, dan pasangan. Selain itu, dengan melatih kemampuan kita dalam ber-stand-up comedy, kita juga secara tidak langsung melatih kepercayaan diri kita berbicara di muka umum. Penistaan agama adalah tindakan perbuatan tutur kata, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok atau orang atau lembaga atau organisasi dalam bentuk provokasi, hasutan ataupun hinaan kepada individu atau kelompok lain melalui berbagai aspek seperti suku, budaya, adat istiadat serta agama. Dengan tujuan sengaja atau tidak sengaja untuk melukai, menghina suatu agama, keyakinan agama tertentu yang mengakibatkan penganut agama dan keyakinan lain tersinggung. Perlu diketahui bahwa penistaan agama itu sudah terjadi pada saat al- Qur’an diturunkan dan sampai berlanjut hingga sekarang. Berdasarkan dari definisi diatas menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penistaan agama itu merupakan tindakan penghinaan, merendahkan, dan mengklaim suatu agama, pelaku ajaran agama, maupun atribut atau simbol-simbol agama yang dipandang dengan suci (Nawari Ismail, 2016). Video stand up comedy tersebut langsung viral dan menjadi kontroversi publik, hingga terdengar di telinga Forum Umat Islam Bersatu. Joshua kemudian dilaporkan ke Mabes Polres dengan tuduhan pelecehan umat Islam, awal Januari 2018 lalu. Dugaan pelecehan agama yang dilakukan Joshua Suherman melalui media televisi, yaitu stand up comedy. Di mana beliau menyatakan bahwa agama Islam adalah merupakan salah 4 satu yang sulit untuk dikalahkan, yaitu mayoritas-mayoritas," terang Rahmat Imran sebagai juru bicara, seperti dilansir Fokus Indosiar, 10 Januari 2018 lalu. Melawak itu harus hati-hati. Komika dan pelawak, tidak cuma Joshua, jangan mengolok-olok dan menghina agama karena itu menyangkut kepercayaan manusia. Melalui video yang viral di media sosial, Joshua saat melakukan stand up comedy dituding telah melakukan penghinaan agama Islam lewat lawakannya. Karena membawa-bawa agama dalam lawakannya tentang Anisa Rahma dan Cherly Juno mantan anggota Cherry Belle. Ketua Forum Umat Islam Bersatu (FUIB), Rahmat Himran menyatakan video Joshua sangat meresahkan umat Islam (www.islampos.com, 09 Januari 2018). Kalimat Joshua yang dianggap melecehkan, yaitu saat pelantun lagu 'diobok-obok 'itu membanding-bandingkan penyanyi Anisa Cherrybelle dengan Cherrly Cherrybelle. Joshua mengatakan, Anisa lebih unggul karena Anissa beragama Islam. Kemudian,di akhir kalimat Joshua menyebut bahwa sesuatu yang tidak dapat dikalahkan di negara ini yaitu mayoritas, dalam hal ini Islam. "Itulah penggalan kata yang kemudian yang membuat umat Islam geram terhadap Joshua di stand up comedy tersebut,". Dalam hukum Islam juga menjelaskan bahwa seeorang yang menistakan agama merupakan perbuatan yang dikategori perusak akidah, yang diancam berdosa besar (bagi pelakunya). Oleh karena itu, hal ini bertentangan dengan norma agama Islam yang ada dalam kitab suci al- 5 Qur’an. Judul penelitian yang sejenis dengan studi penelitian adalah Framing Kasus Ahok Tentang Penistaan Agama (Analisis Terhadap Berita Kompas Edisi 5-17 November 2016) oleh Muhammad Khafidhin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2017. Penelitian yang sebelumnya menceritakan tentang terkait dugaan penistaan agama yang menarik bagi media massa dan penting serta menyedot perhatian public karena kasus ini menyangkut agama, yang mana di Indonesia terdiri dari berbagai agama. Seluruh media massa baik yang cetak maupun elektronik mempublikasikan berita kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Thahaja Purnama. Namun dalam penelitian ini media massa yang digunakan adalah Harian Kompas yang merupakan surat kabar yang sudah lama terbit. Penelitian tersebut sama-sama menggunakan teori semiotika bartes tetapi jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, perbedaan dengan penelitian saat ini yang diambil oleh penulis lebih kepada masyarakat melihat acara tersebut yang sering melakukan penistaan agama. Sedangkan penelitian sebelumnya lebih mengutamakan penelitian bagaimana framing kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Thahaja Purnama dalam berita Kompas edisi 5-17 November 2016. Judul penelitian kedua yang sejenis dengan studi penelitian adalah 6 Persepsi Mahasiswa Tentang Berita Penistaan Agama Di Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif pada Mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin, Filsafat, dan Politik UIN Alauddin Makassar) oleh Idil Baso Universitas Islam Negeri Allaudin Makasar Tahun 2017. Penelitian sebelumnya menceritakan tentang faktor-faktor yang melandasi Mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin Filsafat, dan Politik UIN Alauddin Makassar dalam memberikan persepsi berita tentang Penistaan Agama di Media Sosial. Acara stand up comedy joshua suherman yang tayang di acara "majlis" lucu indonesia, yang stand up comedynya di permasalahkan dan menjadi viral di media sosial bahkan sampai menjadi pro dan kontra hingga menjadi kegaduhan dimasyarakat khususnya umat islam, Karena adanya penyampaian joshua suherman sangat menyesalkan atas penyampaian stand up comedy joshua suherman acara yang tidak sepatutnya diucapkan dalam program tersebut maka berdampak kepada masyarakat yang melihat. Penulis mengambil judul tentang : “Memahami pesan Stand Up comedy Joshua Suherman Terhadap Penistaan Agama Pada Acara "Majlis" Lucu Indonesia Bulan Oktober 2017 “karena ingin mengkaji lebih dalam apa yang disampaikan dan telah menggunakan kalimat yang tidak sepantasnya diucapkan serta mengakui bahwa hal ini sepenuhnya kesalahan rata-rata masyarakat beranggapan buruk, karena acara tersebut 7 menjadi salah satu contoh yang tidak baik bagi masyarakat untuk melakukan tindakan penistaan agama. Maka, kasus dalam sinetron ini dipakai Penulis sebagai subjek penelitian. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Bagaimana Memahami makna stand up comedy Joshua Suherman Terhadap Penistaan Agama Pada Acara "Majlis" Lucu Indonesia Bulan Oktober 2017 ? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Peneliti berusaha untuk Memahami makna stand up comedy Joshua Suherman Terhadap Penistaan Agama Pada Acara "Majlis" Lucu Indonesia Bulan Oktober 2017 ? 1.4 MANFAAT PENELITIAN Peneliti melakukan penelitian tentunya sangat mengharapkan adanya manfaat yang dapat diambil Peneliti. Manfaat yang dapat diharapkan Peneliti diantaranya adalah : 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan Memahami pesan Stand Up comedy Joshua Suherman Terhadap Penistaan Agama Pada Acara "Majlis" Lucu Indonesia Bulan Oktober 2017, dan mengkaji lebih dalam apa yang disampaikan yang telah menggunakan kalimat yang tidak sepantasnya diucap serta mengakui bahwa hal ini 8 sepenuhnya kesalahan. Pada Acara "Majlis"