KESETARAAN GENDER DI (STUDI KIPRAH MEGAWATI, NAJWA SHIHAB DAN SITI BAROROH)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh: ROBI SUGARA Nim. UA 131164

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2020

1

2

4

MOTTO

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat:13).1

1Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan terjemahannya. Depag Republik Indonesia 2008.

5

P E R S E M B A H A N”

Assalamua’alaikum, Wr. WB

Sujud syukur ku persembahkan pada Allah SWT yang maha kuasa, berkat dan rahamat detak jantung, denyut nadi, nafas dan putaran roda kehidupan yang diberikan-Nya hinga saat ini saya dapat mempersembahkan skripsi ku pada orang- orang tersayang, Bapak/ Ibu/ Kakak/ Adik/ dan Keluarga besarku semuanya yang tidak pernah lelah memahamiku dengan penuh pengertian dan kasih sayang, serta memberi dukungan, perjuangan, motivasi dan pengorbanan tenaganya. Sekali lagi terima kasih karena engkau yang selalu memberikan dukungan, semangat dan selalu mengisi hari-hariku dengan canda tawa dan kasih sayangnya. Sejalanjutnya terima kasihku sampaikan melalaui tulis ini kepada dosenku yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan untuk meraih masa depan yang lebih baik Insyallah. Dalam tulisan ini juga aku sampaikan terima kasih kepada sahabat dan teman seperjuanganku yang selalu memberi semangat dan dukungan serta canda tawa yang sangat mengesankan selama masa perkuliahan, susah senang dirasakan bersama dan sahabat-sahabat seperjuanganku yang lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Terima kasih buat kalian semua. Wassalamua’alaikum, Wr. WB

S E K I A N

6 KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, para sahabat, keluarga dan seluruh pengikutnya. Setelah melalui proses panjang, akhirnya skripsi yang berjudul “KESETARAAN GENDER, KIPRAH POLITIK, JURNALISME DAN PENDIDIKAN WANITA INDONESIA” dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini adalah dalam rangka menyelesaikan tugas akhir yang menjadi salah satu syarat pada Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Prodi Aqidah dan Filsafat Islam. Dalam penyusunan tulisan ini tentu banyak pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung sehingga terselesaikannya skripsi ini, karena tanpa bantuan dan kerjasama, mustahil skripsi ini akan dapat terselesaikan . Maka penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kepada: 1. Bapak Drs. Juanidi, M.Pd.I dan Ibu Nurbaiti, S.Ag., M.Fil.I Selaku Pembimbing I dan selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta kemudahan dalam menyusun skripsi 2. Ibu Nilyati, S.Ag., M. Fil.I, dan Ibu Nurhasanah, S,Ag., M. Hum. Selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam. 3. Bapak Dr. Dr. Abdul Halim, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 4. Bapak Dr. Masyan, M.Th.I., Bapak...... , dan Bapak Dr. Ied Al- Munir, S.Ag., M.Fil.I. Selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelambagaan, selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Perencanaan dan selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ushuluddin. 5. Bapak Prof. Dr. H. Su'aidi, MA, Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. 6. Bapak Dr. Rafiqah Ferawati, ME., Dr. Asad Isma, M.Pd.I, dan Dr. Bahrul Ulum, M.Ag. Selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan, selaku Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Perencanaan dan selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjsama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 7. Seluruh dosen Prodi Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, serta khususnya dosen Aqidah dan Filsafat Islam yang telah banyak memberikan ilmunya dengan penuh kesabaran. Serta seluruh staf Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama. 8. Bapak/ Ibu Kepala Bagian Tata Usaha dan Subagian Tata Usaha Fakultas Ushuluddin Ushuluddin dan Studi Agama 9. Kepala Perpustakaan dan staf Perpustakaan Fakultas Ushuluddin Ushuluddin dan Studi Agama 10. Teman-teman AFI beserta rekan-rekan diorganisasi Mitra Ummah, BEM-J

6 AFI, yang telah memberikan arti persahabatan yang indah beserta pengalaman-pengalaman yangberharga. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan dalam skripsi ini, yang turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa kekeliruan akan sangat mungkin terjadi dalam penulisan karya ilmiah ini, karenanya kritik dan saran konstruktif amat diperlukan dari pembaca. Selebihnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Akhirnya, kepada Allah SWT kita kembalikan kesadaran penuh, mengharap keridhaan-Nya, semoga kita senantiasa mendapat hidayah-Nya. amin.

Jambi, 17 Desember 2020 Penyusun.

Robi Sugara Nim. UA131164

6 ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh data BPS tahun 2017 yang mengatakan bahwa jumlah perempuan di Indonesia mencapai 131, 58 juta jiwa. Ini menunjukkan peran perempuan juga penting dipertimbangkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga ada tuntutan persamaan hak laki-laki dan perempuan, yang sebenarnya sudah dimulai sejak lama yang disebutkan dengan gerakan Feminisme. Feminisme sebagai usaha perempuan untuk memperbaiki kondisi perempuan secara umum. Sehingga dengannya gerakan tersebut banyak perempuan merasa terwakili haknya untuk membangun kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam segala bidang. Di Indonesia saat ini terlihat sudah banyak perempuan terjun kedalam dunia politik, jurnalis dan pendidikan, bahkan ada beberapa perempuan menjadi orang sangat berpengaruh di Republik ini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yang hanya untuk mendiskripsikan fenomena kesetaraan gender dan kiprah perempuan dalam berbagai bidang. Kemudian adapun teknik pengumpulan data adalah dokumentasi data primer dan data sekunder, dengan menerapkan teknik analisis data, yaitu content analisis data. Hasil penelitian secara umum bahwa secara realitas perempuan mampu mengembangkan kemampuan baik dalam bidang politik, jurnalis dan pendidikan. karena ini sudah dibuktikan oleh Megawati Soekarnoputri, Najwa Shihan dan Siti Baroro Baried. Seperti Megawati Soekarnoputri saat ini adalah perempuan yang paling berpengaruh dalam perpolitikan Indonesia, kemudian Najwa Shihab selama menjadi jurnalis, ia sudah mewawancari 56 tokoh Nasional dan Internasional, termasuk didalamnya Kofi Annan sekretaris jendral Peserikatan Bangsa-Bangsa, Mahathir Mohamad Perdana Menteri Malaysia, dan Presiden Indonesia ke-3, ke-5, ke-6, ke-7. Ini menunjukkan bahwa kualitas jurnalis Najwa Shihah sudah diakui Nasional dan Internasional. Selajutnya dalam dunia pendidikan nama Siti Baroroh Baried tidak asing lagi bagi dunia akademis, karena ia tercatat dalam sejarah sebagai perempuan pertama yang menjadi guru besar (Professor) di Indonesia. Tentulah perannya dalam mengembangkan pendidikan tidak perlu diragukan lagi.

Keywords: Gender, Politik, Jurnalis, Pendidikan, Kiprah, Perempuan.

6 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i SURAT PERNYATAAN ...... ii NOTA DINAS ...... iii PENGESAHAN ...... iv MOTTO...... v PERSEMBAHAN...... vi ABSTRAK ...... vii KATA PENGANTAR ...... viii DAFTAR ISI...... ix PEDOMAN TRANSLITERASI...... x BAB I : PENDAHULUAN ...... A. Latar Belakang ...... 01 B. Rumusan Masalah ...... 07 C. Batasan Masalah ...... 07 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...... 07 E. Tijauan Pustaka ...... 08 D. Metode Penelitian ...... 12 F. Sitematikan Penulisan ...... 16 BAB II : BIOGRAFI TOKOH PEREMPUAN ...... Megawati Soekarno Putri A. Masa Kecil ...... 17 B. Pendidikan...... 18 C. Karir ...... 20 Najwa Shihab A. Masa Kecil ...... 25 B. Karir ...... 25 D. Penghargaan ...... 27 Siti Baroroh Baried A. Masa Kecil ...... 29 B. Pendidikan...... 31 C. Aktivitas dan Karir ...... 32 D. Karya-Karya ...... 32 BAB III : GERAKAN KESETARAAN GENDER ...... A. Feminisme Dunia Barat ...... 34

6 B. Feminisme Dunia Islam ...... 37 C. Feminisme Indonesia ...... 40 BAB IV : TEMUAN DAN KIPRAH POLITIK, JURNALISME DAN PENDIDIKAN PEREMPUAN INDONESIA...... A. Kipra Politik Megawati Soekarno Putri ...... 45 B. Kiprah Jurnalisme Najwa Shibab ...... 50 C. Kiprah Pendidikan Siti Baroroh Baried ...... 56 D. Implikasi Kiprah Tiga Tokoh Perempuan dalam politik, jurnalis dan Pendidikan...... 60 Bab V : PENUTUP ...... A. Kesimpulan ...... 66 B. Rekomendari ...... 67 C. Saran ...... 67

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE

6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Diakui atau tidak Tuhan telah menciptakan manusia di muka bumi ini, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan sehari-hari kedua jenis ini mempunyai persamaan juga perbedaan satu sama lainnya secara kodrati. Letak persamaan yang dimaksud disini adalah sama-sama sebagai makhluk yang diberi potensi akal yang sama oleh Tuhan. Selain dari potensi akal yang dimiliki, tetapi juga kesempurnaan fisik yang dimiliki manusia pun sangat berbeda dengan makhluk yang lain. Sehingga kedua potensi yang miliki antara perempuan dan laki-laki pun juga sama. Letak perbedaanya antara laki-laki dan perempuan hanya terdapat secara kodrat dan naluri yang mereka miliki satu sama lainnya, adapun perbedaannya bisa dilihat dari sisi biologis manusia, dimana laki-laki mempunyai fisik dan psikis lebih kuat dibandingkan dengan perempuan. Begitu juga perempuan mempunyai kodrat yang berbeda dengan laki-laki misalnya dalam hal reproduksi, naluri keibuan yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Berangkat dari perbedaan tersebut di atas, baik perbedaan secara biologis hingga perbedaan sisi-sisi yang lainnya, sehingga memunculkan tuntutan dari perempuan untuk membangun persamaan haknya dengan laki-laki dalam segala bidang selain dari sifat kodratinya yang sudah ada secara sunahtullah. Indonesia sebagai Negara yang memiliki penduduk perempuan lebih banyak dibanding laki-laki, sikap feminisme pun menjadi penting untuk dibicarakan, karena menurut Badan Pusat Statistik Nasional bahwa jumlah penduduk Indonesia pada Tahun 2017 adalah sekitar 261, 89 juta jiwa. Terdiri dari laki-laki sebanyak 130,31 juta jiwa, sedangkan perempuan 131, 58 juta jiwa.2 Argumen di atas, bisa menjadi dasar tuntutan persamaan hak laki-laki

2 Gaib Hakiki, Asnita Ulfa, Perempuan dan Laki-laki di Indonesia 2017. BPS, Jakarta Indonesia ISSN: 2476-9150, h. 7

1 dan perempuan, yang sebenarnya sudah dimulai sejak lama yang disebutkan dengan gerakan Feminisme. Menurut Jenainati dan Groves, mengatakan feminisme merupakan perjuangan untuk mengakhiri penindasan terhadap perempuan.3 Kemudian sejalan dengan pandangan di atas. Menurut Ross, feminisme sebagai semua usaha yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi perempuan.4 Sehingga dengan gerakan feminisme tersebut banyak perempuan merasa terwakili haknya untuk membangun kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam segala bidang. Sehingga setelah kesetaraan antara laki-laki dan perempuan tersebut mulai didengar. Kemudian gerakan feminisme harus membuktikan bahwa ia bisa dan dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan sesuai dengan tuntuan jaman yang dihadapinya (modern). Kemudian menurut Gina Sonia dalam tulisan yang berjudul “Peluang dan tantangan wanita Muslim dalam menghadapi era Globalisasi”, ia mengatakan, gerakan feminisme di Indonesia lahir dipengaruhi oleh berbagai kondisi historis sejarah perjuangan bangsa, program pembangunan nasional, globalisasi serta reformasi serta kehidupan religius masyarakat. Will Durant dalam bukunya “The Pleasure of Philosophy” mengemukakan bahwa peristiwa yang akan menonjol di awal era glonbalisasi pada tahun 2000 adalah terjadinya perubahan status wanita.5 Sedangkan Istilah “feminisme” dikenal di dunia Islam kira-kira sudah sejak awal abad ke-20, misalnya lewat pemikiran-pemikiran Aisyah Taymuniah (penulis dan penyair Mesir), Zainab Fawwaz (eseis Libanon), Rokeya Sakhawat Hosein, Nazzar Sajjad Haydar dan Ruete (Zanzibar), Taj Sultanah (Iran), Huda Sya’rawi, Malak Hifni Nasir dan Nabawiyah Musa (Mesir), Fatma Aliye (Turki). Semua mereka ini dikenal sebagai perintis- perintis besar dalam menumbuhkan kesadaran atas persoalan-persoalan sensitif

3Ni Komang Arie Suwastini,Perkembangan Feminisme Barat dariAbad Kedelapan Belas Hingga Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, April 2013. ISSN: 2303-2898, 199. 4Ibid, 199 5Sri Hidayati Djoeffan, Gerakan Feminisme Di Indonesia: Tantangan Dan Strategi Mendatang. Jurnal Mimbar No. 3 Th.XVII Juli-September 2001, 285.

2 gender, termasuk dalam melawan kebudayaan dan ideologi masyarakat yang memarginalkan perempuan.6 Menurut mereka bahwa yang dimaksudkan dengan keadilan antara laki-laki dan perempuan adalah kesetaraan hak dan kewajiban diantara mereka.7 Masih menurutnya sehingga laki-laki dan perempuan tidaklah berbeda kecuali dari sisi biologis saja, dimana perempuan bisa mengalami menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui, sementara laki-laki tidak. Inilah yang disebut dengan kodrat perempuan, yang berbeda dengan kodrat laki-laki. Oleh karena itu menurut Mansour Fakih, Selebihnya, perbedan-perbedaan lain yang terjadi pada laki-laki dan perempuan hanya terjadi akibat konstruk sosio-kultural saja.8 Gerakan feminisme di Indonesia sangat erat kaitanya dalam dunia pendidikan, politik yang dijadikan oleh perempuan sebagai wadah untuk memperjuangkan kesetaraan hak perempuan serta membuktikan kemampuannya dalam dunia pendidikan dan politik. Menurut Muhammad Nizar, pada masa perjuangan, sejumlah pahlawan perempuan seperti Raden Ayu Ageng Serang, Cut Nyak Dien yang tetap tegar memimpin perlawanan mengusir penjajah, begitu pula dengan Cut Meutia yang memimpin laki-laki dalam peperangan di . Mereka ikut andil dalam mengatur strategi dan taktik sekaligus ikut mengangkat senjata dalam berbagai peperangan. Kemudian RA. Kartini sebagai pelopor emansipasi wanita dalam dunia pendidikan. Pendidikan bukan hanya di tujukan pada kaum laki-laki tetapi pendidikan bagi kaum wanita juga perlu di perhatikan. Selajutnya Rohana Koedoes adik Sultan Sahrir. Ia mendirikan sekolah Kerajinan Perempuan pada tahun 1911. Sekolah tersebut di rancang untuk memberikan pengetahuan keagamaan,termasuk baca tulis arab dan ketrampilan, agar perempuan mandiri secara ekonomi.Dalam waktu yang bersamaan di Jawa dipelopori oleh Siti Soendari, Dewi Sartika dan Nyai Ahmad Dahlanyang juga berkecimpung di

6Budhy Munawar-Rachman, “Islam dan Feminisme: Dari Sentralisme kepada Kesetaraan” dalam Mansour Fakih dkk., Membincang Feminisme, (Surabaya: Risalah Gusti, 1995), h. 181 7Amina Wadud-Muhsin, Wanita di dalam al-Qur;an, terj.Yaziar Radianti, (Bandung: Pustaka, 1994), 91. 8Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

3 1996, 9.

3 dunia pendidikan dan Sosial Keagamaan.9 Perjuangan dan gerakan perempuan- perempuan indonesia tersebut diperkuatkan dengan digelarkannya Kongres Perempuan Indonesia yang secara nasional pertama kali diadakan pada tahun 1928 di Kota Yogyakarta yang selanjutnya dikenal sebagai Hari Ibu tanggal 22 Desember tiap tahun diperingati.10 Argumentasi di atas tanpak bahwa sejak jaman penjajahan peran perempuan Indonesia sudah diperlihatkan dalam berbagai bidang. Bahkan sampai era demokrasi ini peran perempuan lebih intensif lagi, sehingga perempuan tampil untuk mengembangkan potensi dirinya dalam berbagai peran dan bidang seperti, politik, ekonomi, budaya, pendidikan dll. Sehingga di Indonesia perempuan tidak saja membangkitkan semangat dalam membela kaum perempuan saja, melainkan juga membela dan memikirkan nasib masyarakat banyak dan rakyat kecil. Bahkan sampai pada pemilu seretak tahun 2019 ini, bahwa setiap partai politik harus memenuhi keterwakilan perempuan didalamnya sebagai calon legislatif. Hal ini menurujuk dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. dan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang di dalamnya juga mengatur pemilu tahun 2009. Kedua undang-undang di atas memberikan wadah dan tempat bagi perempuan untuk mengembakan potensinya, karena setiap organisasi partai politik secara Nasional supaya untuk memuat kebijakan yang mengharuskan partai politik menyertakan keterwakilan perempuan minimal 30% dalam pendirian maupun dalam kepengurusan di tingkat pusat. Kemudian diperkuatkan lagi bahwa partai politik baru dapat mengikuti pemilu setelah memenuhi persyaratan menyertakan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan. Selanjutnya dipertegaskan pula oleh Pasal 55 ayat 2 Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD,

9http://nizaryudharta.blogspot.com/2013/12/feminisme-di-indonesia.html, di akses 23 Juni 2019. 10Suratmin, dkk, “Aisyiyah dan Sejarah Pergerakan Perempuan Indonesia (Sebuah Tinjauan Awal)” / website dpad yogyakarta 2014

4 mengatur bahwa setiap 3 bakal calon terdapat sekurang-kurangnya satu orang perempuan.11 Uraian di atas terlihat bahwa Negara telah memberikan ruang kepada perempuan dalam mengembangkan potensi diri yang dimilikinya dan serta ikut berpartisipasi dalam membangun Republik ini. Jadi kesempatan peran perempuan dalam mebangun bangsa ini didominasikan pada keterwakilannya perempuan dalam bidang legeslatif dan eksekutif. Kedua bidang inilah bisa menjadi wadah bagi perempuan untuk bisa menyampaikan ide-ide dan pemikirannya untuk kemaslahatan rakayat Indonesia, terutama dalam membangun semangat perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam bidang politik, pendidikan, ekonomi, budaya, dll. Kemudian tuntutan kaum perempuan tidak saja dalam bidang politik, ekonomi, budaya, pendidikan. Tetapi juga sampai memperjuangkan kesetaraannya dalam keluarga yang kecil sekalipun yang terutama berawal dari hak dan kewajiban antara suami-istri. Berdasarkan penjelasan di atas, sebenarnya secara ligitimasi gerakan kaum peremuan atau feminisme di Indonesia telah mendapatkan ruang untuk mengembangkan potensi dirinya baik dalam politik, ekonomi, budaya, pendidikan dll. Tetapi yang menjadi pertanyaan apakah implementasi undang- undang di atas sudah berjalan atau diterapkan dalam kehidupan perempuan- perempuan di Indonesia. bertolak dari pertanyaan dan persoalan kiprah gerak feminisme di dunia politik dalam penjelasan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang beberapa tokoh perempuan serta perannya, baik dalam politik, jurnalis maupun pendidikan. Salah satu perempuan yang sangat berpengaruh dalam dunia politik adalah Megawati Soekarno Putri, karena dari banyaknya partai politik di Indonesia tidak ada satupun yang dipimpunan oleh perempuan kecuali PDIP. Selajutnya pigur yang selalu menarik untuk dibicarakan dalam dunia jurnalis tanah air adalah Najwa Shihab yang menjadi salah satu jurnalis perempuan terbaik di Indonesia. Menurut Ratna Juwitasari Emha, mengatakan

11Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008/ http://eprints.uny.ac.id/22291/11/UU%20No.%202%20Tahun%202008.pdf. Diakases 06 Juli 2019

5 Strategi yang digunakan Najwa Shihab ketika melakukan wawancara dengan narasumber menggunakan strategi bertutur secara langsung dan tanpa basa-basi yaitu strategy on record without redressive action, baldly.12 Membawa ia menjadi jurnalis terbaik di Indonesia. Kemudian pigur perempuan dalam dunia pendidikan Indonesia yang tidak kalah menarik selajutnya adalah Siti Baroroh Baried. Menurut Raditya, Siti Baroroh Baried sebagai Profesor Perempuan Pertama yang berhasil mendobrak stigma bahwa perempuan tidak bisa menguasai dunia akademis.13 Atas dasar uraian latar belakang di atas, peneliti sangat tertarik untuk melihat secara komprehensif dan mendalam terhadap kiprah tokoh perempuan tersebut dibidangnya masing-masing. Sehinga peneliti merumuskan sebuah judul penelitian untuk menjawab dan mengali terhadap persoalan di atas. Adapun judul penelitian atau karya ilmiah yang akan dilakukan adalah “Kesetaraan Gender, Kiprah Politik, Jurnalisme dan Pendidikan Wanita Indonesia”. B. Rumusan Masalah Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa persoalan utama adalah bagaimana Kesetaraan Gender, Kiprah Politik, Jurnalisme dan Pendidikan Wanita Indonesia. Berdasarkan sebuah pertanyaan pokok masalah di atas, peneliti perlu kiranya untuk membuat rincian dalam bentuk pentayaan- pertanyaan yang lebih spesifik dalam menjawab pokok masalah diantaranya adalah: 1. Bagaimana sejarah munculnya gerakan kaum perempuan dalam dunia politik, jurnalisme dan pendidikan di Indonesia? 2. Bagaimana kiprah Megawati Soekarno Putri, Najwa Shibab dan Siti Baroroh Baried dalam dunia politik, jurnalis dan pendidikan di Indonesia?

12Ratna Juwitasari Emha, Strategi Kesantunan Najwa Shihab Sebagai Pemandu Acara Dalam Mata Najwa. Artikel Proceeding, 2018, 13. 13Nibros Hassani, Perempuan-perempuan Muhammadiyah Dalam Media Massa Pada Agenda Adab Dua Muhammadiyah (Kajian Semiotik). Jurnal, ISBN: 978-602-361-188-1., 2018. 171.

6 3. Apa implikasi kiprah Megawati Soekarno Putri, Najwa Shibab dan Siti Baroroh Baried dalam dunia politik, jurnalis dan pendidikan di Indonesia?

C. Batasan Masalah Supaya penelitian ini lebih terarah dan tidak menimbulkan kerancuan dalam menguraikan tentang kiprah perempuan di Indonesia. Maka perlu kiranya penulis membuat sebuah batasan masalah, sebagai salah satu upaya untuk lebih memfocuskan penelitian ini. Dalam penelitian ini hanya berbicara tentang kipra Megawati Soekarno Putri, Najwa Shibab dan Siti Baroroh Baried dalam dunia politik, jurnalis dan pendidikan di Indonesia.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Dari pertanyaan rumusan dan batasan malasah yang ada diatas dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejarah munculnya gerakan kaum perempuan dalam dunia politik, jurnalisme dan pendidikan di Indonesia. 2. Untuk mengetahu kiprah Megawati Soekarno Putri, Najwa Shibab dan Siti Baroroh Baried dalam dunia politik, jurnalis dan pendidikan di Indonesia. 3. Untuk mengetahui implikasi kiprah Megawati Soekarno Putri, Najwa Shibab dan Siti Baroroh Baried dalam dunia politik, jurnalis dan pendidikan di Indonesia.

Selain dari tujuan-tujuan diatas penelitian ini juga mengharapkan supaya dapat digunakan oleh yang membutuhkan dalam membangun teori-teori tentang kesetaraan dan keselarasan feminisme. Kemudian peneliti juga berkeinginan supaya penelitian yang dibuat ini juga bisa dimaafkan oleh masyarakat secara praktis, antara lain yaitu. 1. Memberikan sumbangan yang berharga dalam memperkayakan khazanah keilmuan secara teoritis tentang gerakan perempuan dalam dunia politik, jurnalis dan pendidikan.

7 2. Mengeducasi pemikiran kaum perempuan dan masyarakat umum bahwa perempuan juga mampu bersaing dengan kaum laki-laki, baik dalam bidang politik, jurnalis dan pendidikan. 3. Memberikan konstribusi secara keilmuan penulis sebagai mahasiswa jurusan Aqidah Filsafat terhadap kampus yang tercinta Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang tengah mengembangkan paradigma keilmuan yang berwawasan global dan nilai-nilai interpreunership.

E. Tinjauan Pustaka Penulis telah melakukan penelaahan pustaka terhadap literature berupa buku, jurnal, artikel, makalah dan hasil penelitian di Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Perpustakaan UIN STS Jambi, Perpustakaan Kota Jambi dan Perpustakaan Arsip Daerah Provinsi Jambi dan Brosing Internet . Dari penelaahan tersebut, tentu banyak peneliti menjumpakaibuku, jurnal, artikel, makalah dan hasil penelitian tentang kajian-kajian feminism dari berbagai sudut pandang. Dibawah ini peneliti uraikan tentang hasil penelaahan pustaka yang dilakukan dari berbagai sumber diantaranya adalah: Jurnal Rendy Adiwilaga yang berjudul “Feminisme Dan Ketahanan Budaya Perempuan Indonesia Dalam Perspektif Organisasi Islam Wanita (Studi pada Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah Periode 2012-2016). Adapun dalam kesimpulan jurnal ini, lebih menekankan kepada kepemimpinan perempuan dalam organisasi Nasyiatul ‘Aisyiyah. Ia mengatakan kemandirian perempuan yang menjadi dasar utama perjuangan Nasyiatul “Aisyiyah, juga merupakan inti perjuangan yang diperjuangkan oleh feminisme.Selain itu, ada nya usaha memperbaiki ketimpangan gender, penyadaran pendidikan bagi perempuan, kesehatan reproduksi, dan lain sebagainya.14 Sri Hidayati Djoeffan, “Gerakan Feminisme Di Indonesia: Tantangan Dan Strategi Mendatang”. Dalam kesimpulan Sri mengatakan bahwa

14Rendy Adiwilaga, “Feminisme Dan Ketahanan Budaya Perempuan Indonesia Dalam Perspektif Organisasi Islam Wanita (Studi pada Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah Periode 2012- 2016). Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik FISIP UTA’45 Jakarta, Vol. 2 No. 2 (September-Februari 2017), 75.

8 perempuan Indonesia menurut data statistik dapat dilibatkan dalam berbagai peran, seperti dalam kancah politik, bisnis, dan teknologi. Dalam peran politik kaum ini memiliki kemungkinan dapat menyukseskan kepentingan suatu partai. Dalam bisnis selain kaum perempuan dapat berperan sebagai pencipta komoditas sekaligus konsumen. Dalam aspek teknologi selain sebagian besar pengguna (“user”) juga dapat berperan sebagai tenaga kerja. Peran perempuan dalam bidang sosial, hingga saat kini masih dalam proses pencapaian mitra sejajar baik dalam bidang pendidikan maupun bidang usaha.15 Selajutnya dalam jurnal yang dituliskan Ni Komang Arie Suwastini, “Perkembangan Feminisme Barat Dari Abad Kedelapan Belas Hingga Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis”. Jurnal ini lebih memfokuskan tentang history feminism. Ia mengatakan feminisme telah berkembang dari sekedar perjuangan untuk diakui sebagai manusia yang memiliki rasio seperti layaknya laki-laki, feminisme berkembang menjadi gerakan yang memiliki aspirasi majemuk. Namun inti dari kesemua perjuangan tersebut adalah kesetaraan perempuan untuk menjadi subjek aktif dalam hidupnya. Masing- masing gelombang memiliki penekanan yang berbeda dalam tujuan periodiknya. Tujuan feminisme awal berevolusi dari perjuangan untuk diterima sebagai mahluk yang berasio menjadi tuntutan atas hak-hak perempuan yang lebih legal.16 Penelitian Juliah, Kajian Feminisme Marxis Dalam Novel, Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia. Dalam penelitian ini, adapun sebuah kesimpulan menunjukkan bahwa posisi perempuan yang sabar dan berani menentang tindakan diskriminasi namun di sisi lain perempuan tersebut juga masih di anggap lemah di mata kaum laki-laki. Menurutnya feminisme sejatinya tidak dipandang sebagai jalan untuk menentang kaum laki-laki dan

15Sri Hidayati Djoeffan, Gerakan Feminisme Di Indonesia: Tantangan Dan Strategi Mendatang. Jurnal Mimbar No. 3 Th.XVII Juli-September 2001, 298. 16Ni Komang Arie Suwastini, “Perkembangan Feminisme Barat Dari Abad Kedelapan Belas Hingga Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, April 2013, ISSN: 2303-2898, 206.

9 kodrat yang ada, tetapi feminisme merupakan pergerakan, cara perempuan untuk meraih haknya agar dapat setara dengan laki-laki.17 Tulisan Nuryati dalam judul, Feminisme Dalam Kepemimpinan. Jurnal ini dalam kesimpulan mempertegaskan bahwa menjadi seorang pemimpin yang efektif bagi organisasi, bukan karena maskulinitas atau femininitasmya, melainkan kapasitasnya untuk memimpin. Efektivitas pemimpin untuk mampu mencapai efektivitas organisasi dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor- faktor tersebut meliputi: (1) pemilihan dan penempatan pemimpin, (2) pendidikan kepemimpinan, (3) pemberian imbalan pada prestasi pemimpin dan bawahan, dan (4) teknik pengelolaan organisasi untuk mengahadpi perubahan lingkungan, dan (5) teknologi.18 Selanjutnya Ariana Suryorini dalam, Menelaah Feminisme Dalam Islam. Dalam kesimpulan tulisan ini menegaskan bahwa kehadiran al-Qur’an kepada manusia antara lain untuk menegakkan keadilan antara laki-laki dan perempuan. Keadilan adalah nilai utama yang ingin ditegakkan al-Qur’an. Namun, karena al-Qur’an hadir dalam masyarakat yang patriarkhis, ayat- ayatpun muncul dalam pertanyaan yang beragam. Di sebagian tempat terdapat ayat-ayat yang menekankan persamaan status laki-laki dan perempuan dan inilah yang disebut oleh para feminis sebagaiayat normatif. Penafsiran- penafsiran merekapun menjadi salah satu “gerakan feminisme Islam”, yang bertujuan untuk melakukan transformas sosial menuju kesetaraan gender yang memang menjadi tujuan Islam.19 Makalah Puji Lestari, Feminisme Sebagai Teori Dan Gerakan Sosial Di Indonesia. dalam makalah ini lebih memfocuskan Tumbuhnya kesadaran dan keadilan gender diberbagai lapisan masyarakat saat ini, tidak lepas dari rentetan perjuangan kaum feminis diberbagai masa sebelumnya. Feminisme sebagai teori dan gerakan sosial, berkembang dan membawa perubahan yang

17Juliah, Kajian Feminisme Marxis Dalam Novel, Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia. Penelitian 2015. 18Nuryati, Feminisme Dalam Kepemimpinan. Jurnal Istinbath/No.16/Th. XIV/Juni/2015, 178. 19Ariana Suryorini, Menelaah Feminisme Dalam Islam. Jurnal SAWWA, Volume 7, Nomor 2, April 2012, 34.

10 baik dalam masyarakat. Tapi harus diingat, tak satupun pihak yang mengagendakan perubahan menuju keadilan gender kecuali perempuan itu sendiri. Artinya, kesempatan mengakses dunia politik, ekonomi, dan lain-lain yang terbuka harus diikuti secara langsung oleh kelompok perempuan.20 Kemudian Ida Hidayatul Aliyah dalam ,Feminisme Indonesia dalam Lintasan Sejarah.Kesimpulannya adalahPergerakan wanita di Indonesia berbeda dengan feminisme di dunia Barat. Feminisme di dunia Barat bertujuan untuk melawan usaha para pria, dan agar kepentingan-kepentingan yang berhubung kait dengan wanita seperti adanya hak pilih wanita dalam politik, dan hak-hak lainnya yang dahulu tidak dimiliki sama sekali oleh wanita boleh dimiliki. Sedangkan pergerakan wanita di Indonesia pada tahap awal lebih mengarah kepada usaha-usaha memajukan pendidikan wanita, pembabitan wanita dalam kegiatan-kegiatan politik, dan sebagai upaya melawan penjajahan Belanda dan Jepang dengan kesadaran nasional untuk bersatu serta meraih kemerdekaan yang hakiki. Gerakan wanita di Indonesia lebih bersifat kultural dari struktural. Mereka memulai dari emansipasi untuk mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.21 Sebagaimana hasil dari tinjauan pustaka dan studi relevan diatas, bahwa penulis banyak menemukan tentang gerakan, kiprah perempuan secara umum. Tetapi penelitian yang ingin dilakukan ini, pokus pada beberapa tokoh perempuan yang berpengaruh dibidangnya masing-masing, baik bidang politik, jurnalis dan pendidikan. Jika dilhat tijauan di atas, banyak membahas gerakan perempua secara keselurahan, seperti halnya penelitian yang sudah dilakukan diatas ada yang membahasa tentang Feminisme Dan Ketahanan Budaya Perempuan Indonesia Dalam Perspektif Organisasi Islam Wanita (Studi pada Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah Periode 2012-2016)., “Gerakan Feminisme Di Indonesia: Tantangan Dan Strategi Mendatang”., “Perkembangan Feminisme Barat Dari Abad Kedelapan Belas Hingga Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis”., Feminisme Dalam

20Puji Lestari, Feminisme Sebagai Teori Dan Gerakan Sosial Di Indonesia.Makalah, 18. 21Ida Hidayatul Aliyah, Feminisme Indonesia dalam Lintasan Sejarah.Jurnal Pembangunan Sosial, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2018, 152.

11 Kepemimpinan., Menelaah Feminisme Dalam Islam., Feminisme Sebagai Teori Dan Gerakan Sosial Di Indonesia., Feminisme Indonesia dalam Lintasan Sejarah. Sedangkan yang peneliti lakukan adalah tentang kiprah Megawati Seokarno Putri, Najwa Shihab dan Siti Baroroh Baried dalam dunia politik, jurnalisme dan pendidikan, itulah yang menjadi perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, selain itu juga terdapat perbedaan dari sudut padang dan metodologi yang dilakukan. 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ilmiah, metode penelitian merupakan langkah awal untuk menyelesaidan memecahkan masalah-masalah dalam penelitian tersebut.Menurut Lasa, metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.22Dibawah ini peneliti uraikan tentang motodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini, mulai dari proses pengambilan data, mempervikasi data, menganalisis data dan membuat kesimpulan yang berkaitan dengan judul penelitan yang akan dilakukan tersebut. 1. Pendekatan Penelitian Supaya dapat mencapai tujuan yang hendak dicari dalam penelitian ini, kiranya perlu dirumuskan suatu pendekatan yang sesuai dengan tujuan tersebut. Dalam hal ini tentu saja yang peneliti maksudkan adalah jenis penelitian kepustakaan (library research), di mana data-data yang dipakai adalah data kepustakaan yang ada kaitannya dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan. Bentuk penyajian datanya adalah dengan deskriptif-kualitatif. Deskriftif yaitu dengan memaparkan data secara keseluruhan, sedangkan kualitatif adalah bentuk pemaparan data dengan kata-kata, bukan dalam bentuk angka.23 Kemudian menurut Muktar, library research adalah penelitian yang mengandalkan data-datanya hampir sepenuhnya berasal dari perpustakaan. Sehingga penelitian ini juga populer dengan istilah penelitian

22Lasa, Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta : Gama Media, 2008, 207. 23Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 3.

12 kualitatif deskriptif kepustakaan, atau penelitian bibliografis, dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah penelitian non-reaktif. Hal ini dikarenakan library research mengandalkan data-data yang tersedia di perpustakaan.24 yang mendapatkan data dengan cara membaca sumber primer dan sekunder yang berkaitan dengan pokok dan sesusai dengan tema yang akan dibahas dalam penelitian. 2. Sumber dan Jenis Data Sehubungan dengan ini penelitian kepustakaan (library research). Maka sumber data yang gunakan adalah buku-buku yang berjudul tentang feminisme yang nantinya disebut dengan jenis dataprimer. Kemudian juga digunakan buku, jurnal, makalah, artikel dan lain-lainnya yang berkaitan dengan pokok penelitian yang juga disebut sebagai sumber data sekunder yang dalam hal ini untuk membantu kelengkapan data penelitian. Selain dari buku-buku, sumber data dalam penelitian ini juga digunakan data-data literatur, dokumentasi, atau berbagai sumber lainnya seperti, majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi, ataupun berbagai artikel.25 a. Sumber Data Sumber data menunjukkan dari mana data diperoleh dalam penelitian ini. Sebagai penelitian pustakan, adapun yang menjadi sumber data adalah berupa buku, artikel, jurnal, makalah, prosiding, koran, majalah ilmiah dan lainnya. Menurut Suharsimi Arikunto, sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh.26 Sumber data pada penelitian library researchini dapat dibagi dua, yakni terdiri atas buku utama atau sumber data primer dan buku penunjang atau sumber data sekunder.27 Sebagai penelitian library research yang sumber

24Muktar, Metode Praktis Penelitian Deskripstif Kualitatif (Jakarta: Referensi, 2013), 6. 25Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), 157. 26Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006, 129. 27P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, 10.

13 utamanya buku, dll, maka peneliti berusaha untuk mencari sumber tersebut dari berbagai tempatseperti Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Perpustakaan Kota Jambi dan Perpustakaan Provinsi Jambi dan internet seperlunya. b. Jenis Data Jenis data yang dimaksudkan jika merujuk kepada buku pedoman penilisan skripsi mahasiswa yang dikeluarkan oleh Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi merujuk kepada dua jenis sumber data yakni. Data primer dan data sekunder. Data primer adalah data utama penelitian dan data sekunder adalah data untuk pendukung penelitian.28 1. Data primer Data primer adalah data utama atau data pokok penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber utama yang menjadi obyek penelitian.29 Jadi dapat dikatakan bahwa data primeradalah sumber yang menjadi acuan peting yang dibutuhkan dalam sebuahpenelitian. Sumber data primer dalampenelitian ini adalah sebagai berikut: a. Buku Megawati Soekarnoputri. Riwayat Pribadi Dan Politik Putri Bung Karno. Tahun 2011. b. Buku Megawati Soekarnoputri. Dari Ibu Rumah Tangga Sampai Istana Negara. Tahun 2020 c. Buku Najwa Shihab, Penggunaan Eufemisme dan Disfeminsme. 2014 d. Buku Najwa Shihab. Gaya Bahasa Asonansi dalam Catatan Harian Najwa. Tahun 2019 e. Buku Siti Baroroh Baried. Pengantar Ilmu Filologi. Tahun 1985 f. Buku Siti Baroroh Baried. Islam dan Status Wanita di Indonesia” dalam Suara ‘Aisyiyah, No. 12 Th ke 62, Desember 1986, g. Buku Siti Baroroh Baried “Relevansi Wanita Muslim dengan Gagasan Kartini. Tahun 1985

28Mohd Arifullah dkk. Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (Jambi: t.p., 2016), 43. 29Adi Riyanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2004), 57.

14

2. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, minsalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.30Sumber-sumber data sekunder dalam penelitian ini mencakup bahanbahan tulisan yang berhubungan dengan feminisme di Indonesia. Adapun kegunaan data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai data pendukung yang diambil dari buku-buku bacaan yang masih berkaitan dengan pokok penelitian antara lain sebagai berikut: 1. Andi Lis Pratiwi. Megawati Soekarno Putri Presiden Wanita di Indonesia (2001-2004). Tahun 2015. 2. Kristitin Wahyuni, Masa Kepresidenan Megawati Soekarno Putri Peridoe Tahun 2001-2004. Tahun 2008 3. Siti Nurul Halimah, Hilda Hilaliyah. Gaya Bahasa Sindirian Najwa Shihab Dalam Buku Catatan Najwa. Tahun 2019 4. Handayani. Implikatur percakapan dalam acara talk show mata najwa di Metro TV. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia. Tahun 2014 Selain data sekuder diatas, juga dikumpulkan buku-buku, artikel yang berkaitan dengan feminisme yang tidak tertulis dan data pendukung lainnya jika dianggap perlu. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik atau disebut dengan metode pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.31Sebagai penelitian pustaka (library research), pengumpulan data pertama yang dilakukan, tentu peneliti mencari data melalui pustaka yang berkaitan dengan penelitian dilakukan. Diantaranya adalah Perpustakaan Fakultas, Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) STS

30Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. 137 31Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 211.

15 Jambi, Perpustakaan Wilayah Provinsi Jambi, Perpustakaan Kota Jambi, Perpustakan LP2M UIN STS Jambi, Jurnal, dan internet seperlunya. Teknik diatas merupakan langkah yang paling penting dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang banyak akurat dan tepat. Tanpa menggunakan teknik yang baik, maka peneliti tidak akan mendapat data yang diinginkan dan data yang tidak memenuhi standar ditetapkan. Mengumpulkan data tidak hanya sekadar mengumpulkan data semata, namun juga mengolah data tersebut. Dengan demikian mengolah data berarti, menyaring, mengatur dimana data atau informasi yang telah didapatkan dan dikumpulkan disaring, diatur agar keseluruhan data tersebut dapat dipahami dengan jelas. Dalam rangka pengumpulan data atau bahan penulisan yang ada hubunganya dengan skripsi, penulis menggunakan metode library research atau studi kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari buku, majalah, tesis, makalah, paper, yang tentunya ada relevansinya. 4. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis).32Content analysis secara sederhana dapat diartikan sebuah metode untuk mengumpul dan menganalisis muatan dari sebuah teks. Teks dapat berupa kata-kata, gambar. Symbol, gagasan, dan bermacam bentuk pesan yang dapat dikomunikasikan. Analisis ini berusaha memahami data bukan sebagai kumpulan peristiwa fisik, tetapi sebagai gejala simbolik untuk mengungkap makna yang terkandung dalam sebuah teks, dan memperoleh pemahaman terhadap pesan direpsentasikan.33 Metode analisis isi ini akan peneliti terapkan untuk memahami dan mengambil data berupa dari informasi yang tersedia melalui media, baik

32Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 277 33Agus S. Ekomadyo, Prospek Penerapan Metode Analisis Isi (Content Analysis) dalam Penelitian Media Arsitektur. Jurnal Itenas, No. 2. Vol. 10 Tahun 2006), 52

16 media itu berupa media cetak, maupun elektronik berupa internet mengenai pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana tentang konsep manusia.

17 BAB II BIOGRAFI TOKOH PEREMPUAN

Tujuan dibuatnya biografi tokoh-tokoh perempuan yang diteliti dibawah ini, sebagai untuk memberikan informasi mengenai peran seseorang secara detail dengan segala cita-cita, perjuangan, serta keberhasilan dalam kehidupanyanya di bidang yang dia tekuni masing-masing, seperti dalam dunia politik, jurnalisme dan pendidikan. Hal ini dimakksudkan agar menjadi pelajaran atau memberi motivasi serta edukasi kepada pembaca perempuan dan masyarakat secara umumnya. A. Biografi Megawati Soekarnoputri 1. Masa Kecil Megawati bernama lengkap Dyah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri atau akrab di sapa Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Menurut Rusdi Mchtar, ia mengatakan sejak lahir Megawati Soekarnoputri telah mengalami kehidupan dalam tempat pelarian dan persembunyian. Kelahiran Megawati Soekarnoputri itu berada dalam situasi revolusioner karena pada saat itu Belanda ingin kembali menguasi tanah air dengan menakluk Yogyakarta yang terkenal sebagai kota perjuangan dan bersejarah.34 Menurut Syahbuddin Managandaralam, ia mengatakan bahwa sejak kecil Megawati Soekarnoputri dikenal gadis yang cerdas, pendian, sedikit berbicara dan banyak senyum. Kepribadiannya kalem, tenang dan tidak sitemental dalam mengungkapkan perasaannya.35 Masa kanak-kanaknya hingga remaja, ia lalui dilingkungan istana negara, diisi dengan belajar menari dan membaca. Sesekali jika ada tamu negara yang berkunjung ke Istana, Bung Karno menampilkan putri kesayangannya untuk menari didepan tamunya dalam jamuan resmi kenegaraan.36

34Kristitin Wahyuni. Masa Kepresidenan Megawati Soekarnoputri Periode Tahun. 2001- 2004. Penelitian 2008, hal. 39 35 Ibid, hal. 40 36 Ibid, hal. 42

18 Kemudian Megawati sebagai putri Presiden bersama saudara-saudaranya cukup dimanja para abdi dalem istana dalam situasi penuh privilege (fasilitas khusus) yang dinikmati first family. Meskipun demikian Mega kecil sudah dibiasakan bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. Yaitu pada saat mendapat pendidikan pra-sekolah, Mega dan Guntur kakaknya dididik dengan tegas untuk menjadi anak yang mandiri dan tidak eksklusif. Mega dan kakaknya belajar bersama dengan anak-anak karyawan dan tukang kebun. Bercampurnya anak-anak tersebut membuat Mega mengetahui langsung kehidupan “wong cilik” dan bisa memahami betapa sulitnya menjadi “wong cilik”. 2. Pendidikan Pendidikan dasar Megawati hingga SMA dilaluinya di Perguruan Cikini Jakarta Pusat.37 Selepas SMA, Megawati masuk Fakultas Pertanian di Universitas Pajajaran Bandung, tahun 1965. Semasa mahasiswa, Megawati aktif dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Bandung, sebagai anggota biasa. Keaktifan Mega dalam GMNI ini telah membuktikan bahwa Mega pun sebagai seorang aktivis, namun pembawaan pribadinya sangat tenang dan cenderung pendiam. Kemudian pada tahun 1967, situasi politik Indonesia telah membuka luka hati Megawati, dimana ia memilih untuk meninggalkan bangku kuliah untuk mendampingi ayahnya, Bung Karno. Kesehatan Bung Karno semakin memburuk dan sedang dikenai karantina politik oleh Soeharto sebagai penguasa baru. Megawati merasakan betul kegoncangan jiwa yang dialami ayahnya akibat tekanan dan isolasi politik oleh rezim yang menamakan Orde Baru. Kesedihan dan kepedihan Megawati begitu mendalam ketika akhirnya Bung Karno wafat tanggal 21 Juni 1970, dalam status politik yang kurang menggembirakan bahkan memilukan. Melihat situasi politik agak mencair, sehingga pada tahun 1970 Megawati berusaha kembali untuk melanjutkan kuliahnya yang tinggal. Ia

37Sumarno, Megawati Soekarnoputri: Dari Ibu Rumah Tangga Sampai Istana Negara, PT. Rumpun Dian Nugraha, tahun 2001, hal. 5

19 masuk Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Akan tetapi kuliah keduanya inipun tak terselesaikan. Tahun 1972, ia memutuskan untuk berhenti kuliah. Hal ini disebabkan karena faktor mengurus rumah tangga dan kegiatannya terjun dalam dunia politik. Megawati mengakhiri masa lajangnya dengan dipersunting oleh seorang penerbang Letnan Satu Surindro Supjarso, yang biasa dipanggil dengan sebutan Mas Pacul. Akan tetapi kebahagiaan Mega tidak berlangsung lama, saat ia hamil, suaminya bersama tujuh awak pesawat Skyvan T.70 dikabarkan jatuh di Biak Irian Jaya tahun 1970, tak lama setelah Bung Karno wafat.38 Kemudian pada tahun 1972, Megawati mencoba untuk membangun rumah tangga untuk yang kedua kalinya. Mega berkenalan dengan seorang pemuda tampan Hassan Gamal Ahmad Hassan, diplomat Mesir yang bertugas di Jakarta. Keduanya menikah di Kantor Urusan Agama Sukabumi tahun 1972. Namun, pernikahan kedua ini tidak seperti yang diharapkan. Pernikahan Megawati dibatalkan oleh Pengadilan Agama Istimewa Jakarta. Pengadilan menganggap nasib suaminya, Surindro belum jelas apakah sudah meninggal atau masih hidup. Oleh karena itu, Pengadilan Agama menilai pekawinan Megawati dengan Gamal Ahmad Hasan tidak sah sehingga harus dibatalkan.39 Kemudian perjalanan selanjutnya, wanita pendiam dan suka senyum itu bertemu dengan seorang aktivis GMNI. Pria asal Ogan Komering Ulu, Palembang yang menjadi tambatan hati Mega itu adalah Taufik Kiemas. Setelah mendapat kepastian bahwa suaminya telah meninggal dalam musibah di Biak itu, Mega akhirnya menikah dengan Taufik Kiemas hingga saat ini. Pasangan Mega-Taufik dalam banyak hal menemukan kecocokan. Taufik senantiasa memberikan “support” terhadap karier politik yang dirintis istrinya. Sehingga dengan dukungan suaminya saat itu Megawati dapat dikatakan sebagai salah seorang aktor politik perempuan yang cukup penting dipentas nasional, akan tetapi Mega tidak pernah menempuh pendidikan politik secara formal,seperti tokoh politik lainnya. Pendidikan politik Megawati diperoleh

38 Kristitin Wahyuni. Masa Kepresidenan ...... , hal. 41 39 Ibid, hal. 42

20 sejak kecil dari ayahnya, Bung Karno. Di lingkungan istana itulah Megawati mengalami proses sosialisasi politik yang intensif dari tokoh-tokoh politik yang menemui ayahnya dimana ia sering dilibatkan walaupun sekedar untuk menghidangkan minuman dan makanan atau menemani ayahnya dalam perbincangan santai tentang aneka persoalan negara. Megawati banyak mengetahui pengalaman dan peristiwa politik yang terjadi, sehingga menjadi pelajaran politik baginya mulai dari pengalaman ayahnya dan orang-orang yang berada disekitarnya, hal ini dikarenakan Soekarno sebagai kepala negara. Salah satunya peristiwa terjadi waktu diruangan makan Istana Merdeka tahun 1964. Diruangan ini Megawati mendapat dua jenis pelajaran yang berharga dari ayahnya. Pertama, ayahnya memberi kiat-kiat menjadi seorang politikus yang baik. Soekarno menjelaskan bahwa seorang politikus yang baik harus menguasai psikologi massa (rakyat); mempunyai keteguhan dalam memegang asa dan taktik perjuangan organisasi. Organisasi yang dimaksud bisa berupa negara, partai, tentara, mahasiswa dan sebagainya Pelajaran kedua, yaitu mengenai bagaimana gaya berdiplomasi ketika berhadapan dengan pemimpin dan masyarakat Internasional, sehingga mereka memberi respon yang positif terhadap setiap gagasan yang dilontarkan. Respon yang positif ini juga yang dapat dijadikan barometer keberadaan Indonesia di forum Internasional. Sebagai anak Presiden, Megawati tentu memahami pasang surut badai dan gelombang kehidupan politik yang juga dialami bapaknya. Sejak awal Megawati telah menyadari benar apa konsekuensi memasuki dunia politik yang sarat dengan konflik kepentingan (conflict of interest) dan perebutan kekuasaan (struggle for power). Merasakan pasang surut karier politik ayahnya, tampaknya membawa pemahaman yang dalam pada diri Megawati bahwa dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang abadi hanyalah kepentingannya. 3. Karir Politik Megawati Soekarnoputri Sebenarnya Megawati bukan tokoh atau figur politik yang banyak dikenal oleh publik saat itu. Melainkan Masyarakat hanya mengetahui bahwa

21 Megawati Soekarnoputri hanyalah merupakan salah satu putri Bung Karno, presiden pertama RI. Bahkan diantara putra dan putri Bung Karno, nama Megawati tidak banyak publikasi, hanya seorang figur rumah tangga biasa. Megawati mulai disebut-sebut orang ketika ia mulai terjun ke dunia politik, dengan memulai Karier politiknya diawali dari tingkat DPC PDI, kemudian menjadi pimpinan partai dan menjadi Presiden RI ke-5. Tahun 1982, keluarga besar Bung Karno pernah membuat konsensus. Intinya diantara seluruh anggota keluarga Bung Karno tidak dibenarkan memihak salah satu kekuatan politik yang ada. Mereka sepakat akan berdiri diatas semua golongan. Kesepakatan ini dilatarbelakangi oleh trauma politik yang dialami pada akhir hayat Bung Karno dan dasawarsa awal rezim Orde Baru.40 Menurut Agus Basri dan Nunik Iswardani, ia mengatakan namun, kesepakatan keluarga itu akhirnya “dilanggar” oleh Megawati dan Guruh Soekarnoputro. Pada tahun 1987, Mega dan Guruh berhasil dirayu Soerjadi, Ketua Umum DPP PDI untuk masuk PDI dan menjadi vote getter pada pemilu 1987. Kesediaan Megawati untuk masuk kedunia politik (PDI) karena semua partai politik, termasuk PDI sudah memiliki asas yang sama yaitu Pancasila.41 Sehingga Karier politik Megawati mulai dengan menjadi Ketua DPC PDI Jakarta Pusat. Pada pemilu 1987, Megawati dimunculkan sebagai calon untuk daerah pemilihan Jawa Tengah. Megawati telah berhasil menarik massa dan mengatrol kursi PDI menjadi 40 kursi pada pemilu 1987 dibandingkan 24 kursi pada pemilu 1982. Keberhasilan Megawati itu tidak hanya berhenti disini saja, pada tahun 1988 Megawati dilantik menjadi anggota DPR bersama suaminya Taufik Kiemas. Megawati mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah, sedangkan suaminya mewakili daerah pemilihan Sumatra Selatan.42 Walaupun sebagai anggota DPR yang masih relatif baru tidak banyak yang dilakukan oleh Megawati di DPR. Hal ini dikarenakan pengalaman politiknya yang relatif masih sedikit dan belum berpengalaman menjadi

40 Kristitin Wahyuni. Masa Kepresidenan ...... , hal. 44 41 Agus Basri dan Nunik Iswardani, “Mega dan Berbagai Tanda”, Tempo No.43 Tahun XXIII,Edisi 25 Desember 1993, hal. 18 42 Ibid, hal. 44

22 pengurus organisasi. Meskipun demikian, ia merasa tidak gamang bila PDI menghendakinya menjadi ketua umum. Megawati yakin bahwa naluri politiknya sudah ada, ia banyak belajar dari bapaknya, Bung Karno terutama wawasan politik dan kebangsaan. Walaupun Megawati banyak disebut sebagai orang yang masih “bau kencur” dalam berpolitik, namun karier politiknya terus menanjak. Hal ini barangkali sebagai akibat adanya harapan dan kebutuhan warga PDI terhadap figur pembaharu, pemersatu dan tokoh yang bersih dari interes kelompok kepentingan tertentu. Banyak bukti yang menunjukkan adanya keinginan demikian, seperti terlihat melalui respon masyarakat yang selalu menyambut hangat setiap kehadirannya, mengelu-elukan dan berbagai bentuk simpati terhadap putri Bung Karno. Sehingga dalam perjalanan karier politik Megawati selanjutnya, secara kebetulan namanya mencuat saat terjadi kongres di Medan yang mengalami kemacetan, dilanjutkan dengan Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya. Seperti diketahui, KLB di Surabaya sebagai kelanjutan Kongres di Medan yang mengalami “dead lock” , juga mengalami hal yang sama sebagaimana terjadi di Medan. Artinya KLB di Surabaya tidak menelorkan hasil sebagai mana yang diharapkan. KLB ditutup tanpa membawa sebuah keputusan. Dalam suasana seperti itu, akan tetapi ada suara sisi lain dimana sebagian besar peserta KLB menyetujui Megawati menjadi Ketua Umum PDI. Bahkan tatkala dihitung, disaat diselenggarakan pemandangan umum, 256 cabang dari 305 cabang mendukung Megawati. Sementara itu diakhir penyelenggaraan KLB itu Megawati mengumumkan dirinya bahwa secara “de facto” ia telah menjadi Ketua Umum PDI.43 Selanjutnya Menurut Ahmad Bahar, walaupun Megawati masih baru dianggap resmi menjadi Ketua Umum PDI setelah diselenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) di Jakarta. Itupun setelah melalui proses yang

43 Kristitin Wahyuni. Masa Kepresidenan ...... , hal. 46

23 panjang dan penuh liku-liku. Setelah itu, Megawati benar-benar diakui sebagai pucuk pimpinan PDI periode tahun 1993-1998.44 Setelah Megawati terpilih menjadi pucuk pimpinan PDI, kondisi politik internal PDI mulai memanas. Karena menurut Kristitin Wahyuni, ia mengatakan Yusuf Meruks dan para pendukungnya menentang kepemimpinan Megawati. Banyak tuduhan-tuduhan ditujukan kepada Megawati. Hal ini telah menunjukkan betapa kuatnya arus untuk menyingkirkan Megawati baik berasal dari kalangan internal maupun eksternal partai. Meskipun ujian ini berhasil dilalui, persoalan tidak berhenti sampai disini saja. Aneka persoalan baru pun bermunculan baik dari internal maupun eksternal partai. Bahkan Intervensi pemerintah dalam setiap konflik internal PDI biasanya tidak bisa menguraikan kusutnya persoalan malah ikut memperkeruh suasana dan menyebabkan konsolidasi partai semakin rapuh.45 Selajutnya menurut Sumarno adapun Puncak penyingkiran Megawati terjadi ketika sejumlah koleganya di DPP PDI yang dikoordinir Fatimah Achmad menyelenggarakan “Kongres” PDI di Medan pada tanggal 20-23 Juni 1996. Kongres yang didukung pemerintah dan ABRI itu menetapkan duet Soerjadi dan Butu R Hutapea. Dengan diselenggarakannya kongres Medan tersebut, pemerintah membuat pernyataan resmi bahwa kepemimpinan PDI yang diakui adalah yang memenuhi legalitas. Artinya pemerintah hanya mengakui kepemimpinan Soerjadi yang dianggap legal dan tidak mengakui kepemimpinan Megawati.46 Dampak dari penyingkiran tersebut sehingga terjadi dualisme kepemimpinan PDI, kepemimpinan Soerjadi yang menggantung keatas dan kepemimpinan Megawati yang tetap didukung arus bawah. Terjadinya dualisme kepemimpinan ini semakin meningkatkan eskalasi konflik dalam kandang banteng. Konflik tidak hanya terjadi ditataran elite partai tetapi juga merambah ke massa bawah antara kedua pendukung kubu tersebut.

44 Ahmad Bahar, Biografi Politik Megawati Soekarnoputri 1993-1996. T Pena Cendekia, Yogyakarta, 1996, hal. 37 45 Kristitin Wahyuni. Masa Kepresidenan ...... , hal. 46 46 Ibid, hal. 47

24 Sebagai titik klimaks konflik PDI tersebut adalah terjadinya insiden Sabtu kelabu, tanggal 27 Juli 1996. Pada saat itu ratusan orang yang mengenakan atribut pendukung Kongres Medan menyerbu kantor DPP PDI di Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat yang dikuasai oleh kubu Megawati. Hingga akhirnya Megawati tergusur dari kepemimpinan legal PDI. Meskipun demikian, hal ini tidak meredupkan pamor politik wanita pendiam ini. Bahkan, insiden berdarah itu menjadi blessing in disguise (berkah) bagi karier politik Megawati. Wanita pendiam dan lemah ini menjelma menjadi wanita yang tegar dan kokoh melawan kekuasaan represif. Sebagai bukti perlawanan terhadap pemerintah yaitu ketika pemerintah akan menggelar pemilu 1997, Megawati menyatakan tidak akan menggunakan hak politiknya alias golput dalam pemilu 1997.47 Sehingga pernyataan Megawati itu memiliki implikasi politik yang luas, khususnya bagi PDI yang dipimpin oleh Soerjadi. Karena banyak para pendukung PDI yang di Pimpin Megawati mengalihkan suaranya ke PPP yang berlambang bintang sehingga saat itu terbentuk aliansi Mega-Bintang. Kemudian setelah Soeharto dilengserkan oleh gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa. Pemerintahan yang dijalankan oleh Presiden BJ.Habibie membuka kran politik selebar-lebarnya bagi senua komponen masyarakat untuk mendirikan partai politik sesuai dengan aspirasi ideologisnya. Kemudian inilah yang menjadi momentum bagi Megawati, keruntuhan Orde Baru dirasakan sebagai kemenangan besar bagi pendukung Megawati. Konsolidasi dan solidaritas emosional dikalangan pendukungnya yang terbangun selama dibawah tekanan Orde Baru, sangat bermakna bagi Megawati untuk tampil sebagai pimpinan partai yang didukung oleh basis massa yang riil. Hal ini tampak ketika diselenggarakan Kongres V PDI di Bali, pada tanggal 8-10 Oktober 1998. Kongres PDI Saat itu menyerupai sebagai festival atau pesta kemenangan pendukung Megawati. Salah satu keputusan terpenting kongres adalah ditetapkannya Megawati Soekarnoputri sebagai calon Presiden RI yang harus diperjuangkan dalam pemilu 1999 dan Sidang

47Ibid, hal. 47

25 Umum MPR 1999. Meskipun pada akhirnya Megawati Soekarnoputri hanya mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid periode tahun 1999-2001. B. Najwa Shihab 1. Masa Kecil dan Pendidikannya Najwa Shihab yang akrab dipanggil dalam kesehariannya Nana, lahir di Sulawesi Selatan pada tanggal 16 September 1977. Dia merupakan putri kedua dari seorang tokoh terkenal bernama Prof. Dr. Quraish Shihab yang merupakan seorang cendekiawan muslim Indonesia. Ibunya Najwa Shihab bernama Fatmawati Assegaf. Najwa Shihab memiliki empat orang saudara. Najwa Shihab mengenyam pendidikan dasarnya di sekolah dasar Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di SMP Al-Ikhlas di wilayah Jakarta Selatan. Selepas SMP, Najwa Shihab masuk ke SMA Negeri 6 Jakarta Selatan. Ketika di Sekolah Menengah Atas (SMA), Najwa Shihab terpilih sebagai siswa yang berangkat ke Amerika selama satu tahun dalam program bernama AFS yang dikelola oleh Yayasan Bina Antarbudaya. Kemudian setelah menamatkan SMA, Najwa Shihab menlanjutkan studi dan masuk perguruan tinggi Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan Ilmu Hukum pada tahun 1996 dan menjadi alumni di Universitas Indonesia pada 2000. Kemudian pada awal 2008, ia terbang ke Australia untuk mendalamkan pendidikan dalam bidang jurnaslisme sebagai peraih beasiswa Full Scholarship for Australian Leadership Awards dan mendalami bidang hukum media. 2. Karir Jurnalistiknya Walaupun sebagai lulus dari Fakultas Hukum sebagai Sarjana Hukum, Najwa Shihab malah lebih memilih terjun di dunia jurnalistik ketimbang seorang pengacara. Tidakah mengherankan, ia kemudian bergabung dengan Metro TV salah satu Stasiun Televisi Indonesia untuk mengasah kemampuannya dibidang jurnalistik. Pada tahun 2005, ia memperoleh penghargaan dari PWI Pusat dan PWI Jaya untuk laporan-laporannya dari Aceh, saat bencana tsunami melanda kawasan itu, pada Desember 2004.

26 Liputan dan laporannya dinilai memberi andil bagi meluasnya kepedulian dan empati masyarakat luas terhadap tragedi kemanusiaan itu. Najwa tiba di Aceh pada hari-hari pertama bencana, menjadi saksi mata kedahsyatan musibah itu, berada di tengah tumpukan mayat yang belum terurus, dan menjadi saksi pula betapa pemerintah tidak siap menghadapinya. Tidak heran beberapa laporan langsung yang dilakukannya terasa kedalaman emosionalnya. Meski demikian ia tidak kehilangan daya kritis dan ketajamannya, kendati orang yang dianggap paling bertanggung jawab atas penanganan pasca-bencana adalah , Menko Kesra waktu itu, yang tidak lain adalah pamannya.48 Kemudian Tahun 2006 ia terpilih lagi sebagai Jurnalis Terbaik Metro TV, dan masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards. Kemudian pada tahun yang sama, bersama sejumlah wartawan dari berbagai negara, Najwa terpilih menjadi peserta Senior Journalist Seminar yang berlangsung di sejumlah kota di AS, dan menjadi pembicara pada Konvensi Asian American Journalist Association. Selajutnya Tahun 2007, pengakuan terhadap profesionalisme Najwa tidak hanya datang dari dalam negeri, tapi juga mancanegara. Terbukti, selain kembali masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards, ia juga masuk nominasi (5 besar) ajang yang lebih bergengsi di tingkat Asia, yaitu Asian Television Awards untuk kategori Best Current Affairs/Talkshow Presenter. Pengumuman pemenang dilangsungkan pada bulan November 2013 di Singapura. Jika pada Panasonic Awards pemenang dipilih dari jumlah sms terbanyak, maka penentuan pemenang pada Asian TV Awards dilakukan oleh panel juri yang beranggotakan TV broadcaster senior dari berbagai negara di Asia. Salah satu acara yang dipandu Najwa Shihab dan cukup membekas di benak publik, adalah debat kandidat Gubernur DKI Jakarta. Debat yang mempertemukan pasangan Fauzi Bowo- Priyanto dan Adang Daradjatun-Dani Anwar itu diselenggarakan oleh KPUD DKI Jakarta, disiarkan secara langsung oleh Metro TV dan Jak TV. Najwa

48 https://id.wikipedia.org/wiki/Najwa_Shihab#Karier

27 terpilih sebagai pemandu debat menyisihkan sejumlah pembawa acara yang diseleksi KPUD DKI Jakarta. Kemudian Lantaran memutuskan untuk secara total terjun di dunia jurnalistik, Najwa terus-menerus berupaya memperkuat dan memperkaya wawasan keilmuannya. Pada awal 2008, ia terbang ke Australia sebagai peraih Full Scholarship for Australian Leadership Awards dan mendalami bidang hukum media. Pada tahun 2015, kembali Najwa Shihab masuk sebagai nominasi Presenter Berita Terbaik Panasonic Awards, walaupun pada akhirnya Putra Nababan yang diputuskan sebagai pemenang.49 Saat ini Najwa Shihab selain fokus menjadi jurnalis atau presenter, ia juga menjadi Duta Baca Indonesoa (DBI) yang sudah terpilih kelima kalinya, yang tugasnya untuk kembali membumikan literasi informasi secara masif ke seluruh penjuru nusantara, khususnya ke generasi muda. Menurut Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando mengatakan berbagai indikator kegemaran membaca masyarakat Indonesia menunjukkan kegemaran membaca masyarakat Indonesia semakin meningkat. Kami sungguh mengapresiasi atas semua kinerja Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia yang sangat banyak mengubah wajah pengembangan literasi di Indonesia saat ini.50 3. Penghargaan

Panasonic Gobel Awards 2010 Presenter Berita Terfavorit Nominasi 2010

Presenter Berita Terfavorit Nominasi Panasonic Gobel Awards 2011 2011 Presenter Talkshow Terfavorit Nominasi

49Wikipedia: https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Najwa_Shihab&stable=1. Diakses 29 November 2020 50 Ibdi

28

Panasonic Gobel Awards Presenter Talkshow Berita & 2012 Nominasi 2012 Informasi Terfavorit

Presenter Berita & Informasi Nominasi Terfavorit Panasonic Gobel Awards 2013 2013 Presenter Talkshow Berita & Nominasi Informasi Terfavorit

Panasonic Gobel Awards Presenter Berita & Talkshow 2014 Nominasi 2014 Berita Terfavorit

Panasonic Gobel Awards Presenter Talkshow Berita & 2015 Menang 2015 Informasi Terfavorit

Panasonic Gobel Awards 2016 Presenter Talkshow Nominasi 2016

Panasonic Gobel Awards Presenter Talkshow Current 2017 Menang 2017 Affairs & News

Panasonic Gobel Awards Presenter Talkshow Berita Nominasi 2018 2018

Indonesian Television Pembawa Acara Terpopuler Nominasi Awards 2018

Penghargaan lainnya.  Insan Pertelevisian Terbaik dalam ajang Panasonic Gobel Awards (2015)  The Influential Woman of The Year dari Elle Magazine (2015)

 Most Progressive Figure oleh Forbes Magazine (2016)

 Presenter Pemilukada Terbaik oleh Badan Pengawas Pemilu (2017)

29  Young Global Leader oleh The World Economic Forum (2018)

 Highly Commended for the Best Current Affairs Presenter di Asian Television Award (2019 dan 2017)

 Australian Alumni Award for Journalism and Media (2019)

 National Award for Journalistic Contribution to Democracy (2019)

 Jurnalis Terbaik Metro TV 2006

 Young Global Leader (YGL) 2011 dari World Economic Forum (WEF)

 Asian Television Awards (ATA) 2011 Pemenang Kedua atau Highly Commended

 Best Current Affairs Presenter dalam acara Mata Najwa di Metro TV. Sebelumnya pada tahun 2009 juga menjadi Juara kedua dan pada tahun 2007 menjadi Juara Ketiga. C. Biografi Siti Baroroh Baried 1. Masa Kecil Menurut Uswatun Chasanah, Siti Baroroh Baried lahir di Yogyakarta pada 23 Mei 1925 dari pasangan H. Tamim bin Dja’far dan Siti Asmah binti H. Muchammad. Nama Siti Baroroh Baried merupakan sebuah nama yang dikenal baik dalam lingkungan akademis sebagai seorang perempuan pertama yang menjadi guru besar di Indonesia, tepatnya di Universitas Gadjah Mada (UGM). Kemdian dilanjutkan oleh Haedar Nashir, ia mengatakan selain seorang akademis, Baroroh juga seorang aktivis dalam organisasi perempuan Muhammadiyah, ‘Aisyiyah. Dalam ‘Aisyiyah sendiri Baroroh sempat menjadi salah seorang Ketua Pimpinan Pusat (PP) dengan masa jabatan terlama selama 5 periode, dari tahun 1965 hingga 1985.51 Menurut Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, ayah Siti Baroroh, yang bernama H. Tamim ini merupakan anak dari H. Dja’far dan merupakan cucu Kiai Fadhil yang merupakan ayah Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan). Sehingga dalam pandangan Masyitoh Chusnan, H. Tamim, ayah Siti Baroroh merupakan salah satu kemenakan dari pendiri ‘Aisyiyah, Siti Walidah. Siti

51Fairuz Salma Rafifah. Peran Siti Baroroh Baried Dalam Organisasi ‘Aisyiyah Tahun 1965-1985. Penelitian, hal. 16

30 Asmah, Ibu dari Baroroh sendiri, merupakan saudara seibu dari salah satu sosok Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, yaitu AR Fachruddin. Ibu Siti Asmah dan AR Fachruddin bernama Siti Maemunah, putri KH. Idris yang bertempat tinggal di selatan Masjid Pakualaman. Sebelum dijodohkan dengan Ayah AR Fachruddin, KH. Fachruddin, Siti Maemunah merupakan seorang janda yang telah memiliki seorang anak perempuan yang tidak lain adalah ibu Siti Baroroh, Siti Asmah.52 Menurut Siti Baroroh Baried, ia mengatakan sebagai seorang kaum wanita memiliki 3 dunia, yaitu dunia keluarga, dunia karier dan dunia masyarakat. Kemudian Dalam salah satu tulisannya juga, ia menegaskan bahwa dalam Islam kedudukan atau tempat wanita yang utama ada didalam rumah. Disini wanita berperan sebagai pendamping suami, pendidik putra putrinya dan pengatur rumah tangga. Wanita juga harus ikut terjun kedalam masyarakat, mengajak masyarakat untuk melakukan kebaikan serta meninggalkan keburukan. Karier sendiri bagi wanita merupakan salah satu sarana untuk meraih prestasi hidup dan untuk mengembangkan potensinya sendiri. Hal ini pun merupakan salah satu sarana yang diperlukan di berbagai bidang pembangunan dalam sebuah masyarakat yang masih dalam tahap pembangunan seperi Indonesia kala itu.53 Menurut Haedar Nashir, sosok Baroroh sendiri sebenarnya tidak pernah menyetujui konsep emansipasi berlebihan yang bertentangan dengan norma agama dan budaya. Dengan begitu setinggi dan sebesar apapun pencapaian yang diraih Baroroh dalam kariernya, kewajiban sebagai seorang istri dan ibu masih tetap menjadi prioritas. Lewat pemikiran itulah sosok Siti Baroroh Baried menjadi seorang wanita yang patuh terhadap suaminya, mengajarkan kedisiplinan terhadap kedua putra putrinya disamping menjadi seorang akademis dan aktivis dalam ‘Aisyiyah. Pada hari Minggu tanggal 9 Mei 1999, Baroroh akhirnya menghembuskan nafas terakhir di kediamannya, Jl.

52 Ibid, hal. 16 53 Ibid, hal. 18

31 Sulawesi, Yogyakarta, setelah sebelumnya sempat terkena stroke dan harus menjalani fisioterapi di RSU PKU Muhammadiyah.54 2. Pendidikan dan Karirinya Melihat sejarah pendidikan yang ditempuh oleh Siti Baroroh Baried. Menurut Uswatun Chasana, siti baroroh baried memiliki semboyan “Hidup saya untuk menuntut ilmu” sejak muda. Keteguhannya dalam mencari ilmu itu telah diutarakan kepada keluarganya. Berturut-turut Baroroh memuaskan keinginannya mencari ilmu dengan menamatkan studinya di SD Muhammadiyah, MULO HIK Muhammadiyah. Jenis sekolah Kweekschool pada masa itu merupakan sebuah sekolah pendidikan guru, sedang HIK sendiri adalah jenis sekolah umum untuk jenjang pendidikan guru bantu yang ada di semua kabupaten. Lewat sekolah inilah dapat dilihat bahwa Baroroh tidak hanya memiliki minat untuk mencari ilmu, namun juga membagi ilmunya dengan menjadi seorang pengajar. Hal ini kemudian terlihat dengan keterlibatannya membantu mengajar di SMP Putri Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah juga Taman Madya Yogyakarta. Kemudian menurut Syarifuddin Jurdi, ia mengatakan Jenis sekolah MULO (Meen Ultgebreid Lager Onderwijs) – HIK (Holandsch Inlandsch Kweekschool Muhammadiyah ini merupakan sekolah umum yang didirikan oleh organisasi Muhammadiyah pada tahun 1926.55 Kemudian menurut Uswatun Chasanah, ia melanjutkan studi pendidikannya ke Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Sastra. Setelah mendapatkan gelar Sarjana Muda di UGM, dan pendidikan sarjananya di Universitas Indonesia (UI) Jakarta dan meraih gelar Sarjana pada tahun 1952. Pada periode ini Baroroh berkesempatan mengajar di SMA PMIK dan SMA APPI Jakarta. Setelah usai meraih gelar sarjana, dan melanjutkan studinya cairo mesir. Kemudian ia memulai kariernya sebagai dosen di Fakultat Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM).56

54 Ibid, hal. 18 55 Fairuz Salma Rafifah. Peran Siti Baroroh Baried ...... hal. 19 56 Ibid, hal. 20

32 Kemudian setelah menjadi dosen di UGM. Menurut Uswatun Chasanah, karirnya Siti Baroroh Baried terus berkembang dengan diangkat menjadi pimpinan Djurusan Sastra Indonesia dan Djurusan Sastra Djawa pada tahun 1961 dimana Fakultas Sastra dan Kebudajaan pada saat itu memiliki 5 jurusan. Selain Djurusan Sastra Indonesia dan Djurusan Sastra Djawa yang merupakan pecahan dari Djurusan Sastra Timur, terdapat Djurusan Sastra Inggris, Djurusan Sejarah dan Djurusan Ilmu Bumi.53 Siti Baroroh kemudian diangkat menjadi guru besar dalam Ilmu Bahasa Indonesia pada 27 Oktober tahun 1964. Pengangkatan ini merupakan hal yang tidak biasa karena kali itu merupakan pengangkatan guru besar wanita pertama di Indonesia dalam usianya yang baru mencapai tahun ke 39.57 Menurut Muchias, selain menjadi dosen di UGM, Baroroh juga merupakan anggota Komisi Kerja Senat Fakultas Pasca Sarjana UGM, dosen IAIN Sunan Kalijaga, dosen luar biasa IKIP Yogyakarta, guru besar UMS dan Dewan Penyantun UMY. Di UGM sendiri, Baroroh juga pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Sastra Asia Barat juga menjadi Dekan Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM periode 1962-1964 dan 1964-1966.58 3. Karya-Karya Siti Baroroh Baried.59 Buku a. Bahasa Arab dan Perkembangannya dalam Bahasandonesia 1970 b. Kamus Istilah Filologi 1977 c. Panji: Citra Pahlawan Nusantara 1987 d. Memahami Karya-Karya Nuruddin ar-Raniri 1982 e. Unsur Kepahlawanan dalam Sastra Jawa Klasik 1985 f. Pengantar Teori Filologi 1985 Jurnal a. Wanita Muslim dan Etos Kerja Tahun 1991. b. Islam dan Modernisasi Wanita Tahun 1988, c. Islam dan Status Wanita di Indonesia” (1986)66

57 Fairuz Salma Rafifah. Peran Siti Baroroh Baried ...... hal. 20 58 Ibid, hal. 21 59 Ibid, 21

33 d. Relevansi Wanita Muslim dengan Gagasan Kartini tahun 1985. Makalah a. Un Mouvement des Femmes Musulmans Aisyiyah (1977)63 dalam Archipel 13 b. Le Shi’isme en Indonesie 1978, Archipel 15 c. La Slanclo Rifomista 1981 Corriere XLIV, No. 9 Roma; dan d. Moslem Women and Social Change in Indonesia: The Work of ‘Aisyiyah (1987) dalam Speaking of Faith. e. “Shi’a in Indoneseia” di SOAS (The School of Oriental and African Studies) London dan Paris. f. Malay Hikayat and Education” dalam ASAIHL, g. (The Association of Southeast Asian Institutions of Higher Learning) Hongkong. 1984 h. Islam and The Modernization Woman of Indonesian” Manila dan i. ‘Aisyiyah, yakni “’Aisyiyah and The Social Change Women of The Indonesian” di Havard University.

34 BAB III GERAKAN KESETARAAN GENDER SECARA UMUM

Secara fakta pada dasarnya semua orang sadar dan harus sepakat bahwa perempuan dan laki-laki berbeda dalam sisi kodrati yang telah diberikan Tuhan. Tetapi gerakan kesetaraan gender disini bukanlah melihat pada sisi kodrati antara keduanya yang telah diberikan Tuhan. Tetapi lebih menitik beratkan pada peranan dan fungsi laki-laki dan perempuan yang ada dan dibuat oleh masyarakat. Hal ini, terlihat dalam realitas kehidupan sehari-hari telah terjadi perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan yang melahirkan perbedaan status sosial di masyarakat pula, di mana laki-laki lebih diunggulkan dari perempuan melalui konstruksi sosial, tetapi pada dasarnya perempuan juga mampu melaksanakan peran-peran sosial tersebut. Oleh karena itu, gerakan kesetaraan gender ini ingin menghilangkan perbedaan konstrksi sosial antara laki-laki dan perempuan yang ada ditengah masyarakat. Dibawah ini dijelaskan tentang gerakan-gerakan peremuan untuk memperjuangkan kesetaragender, diantaranya: A. Gerakan Kesetaraan Gender Barat Melihat bagaimana feminisme itu lahir dan berkembang di Barat terutama Eropa, pada abad pertengahan, yaitu masa ketika suara-suara feminis mulai terdengar. Pada Abad pertengahan, gereja berperan sebagai sentral kekuatan, dan Paus sebagai pemimpin gereja, menempatkan dirinya sebagai pusat dan sumber kekuasaan. Sampai abad ke-17, gereja masih tetap mempertahankan posisi hegemoninya, sehingga berbagai hal yang dapat menggoyahkan otoritas dan legitimasi gereja, dianggap seabagai heresy dan dihadapkan ke Mahkamah Inkuisisi.60 Nasib perempuan barat tak luput dari kekejian doktrin-doktrin gereja yang ekstrim dan tidak sesuai dengan kodrat manusia. Promblem di atas, menjadi titik awal latar belakang perempuan barat yang kelam akhirnya memunculkan gerakan-gerakan perempuan yang

60Adian Husaini, Tinjauan Historis Konflik Yahudi, Kristen, Islam, Gema Insani Press, 2004, hal 158-159

35 menuntut hak dan kesetaraan dengan kaum laki-laki. Gerakan perempuan memunculkan sejumlah tokoh perempuan, sebut saja Susan B. Anthony dan Elizabeth Cady Staton, yang memiliki surat kabar sendiri yaitu The Revolution. Melalui surat kabar ini perempuan-perempuan itu menuliskan pemikiran mereka yang mempersoalkan masalah perceraian, prostitusi dan peran gereja dalam mensubordinasi perempuan.61 Sehingga gerakan feminis menjadi gerak sekelompok aktivis perempuan barat, yang kemudian lambat laun menjadi gelombang akademik di universitas- universitas, termasuk negara-negara Islam, melalui program ”woman studies”. Gerakan perempuan telah mendapat “restu” dari Perserikatan Bangsa Bangsa perempuan dengan dikeluarkannya CEDAW (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Againts Women). Negara dan lembaga serta organisasi-organisasi di dunia terus mendukung gerakan- gerakan perempuan.62 Sehingga terjadi sebuah Revolusi di Eropa. Menurut Rowbotham Sheila, ia mengatakan revolusi eropa membuat gerakan perempuan mendapatkan kesempatan untuk ikut menyuarakan kepentingan mereka. Pada Revolusi Puritan di Inggris Raya pada abad 17, kaum perempuan puritan berusaha untuk mendefinisikan ulang area aktivitas perempuan dengan menarik legitimasi dari doktrin-doktrin yang menjadi otoritas bapak, laki-laki, pendeta dan pemimpin politik. Revolusi Puritan telah menghasilkan ferment dimana semua bentuk hierarki ditulis oleh semua anggota sekte yang radikal di Inggris Raya. Kemudian pada tahun 1890, kata feminis digunakan untuk mendeskripsikan kampanye perempuan pada pemilihan umum ketika banyak organisasi telah didirikan di Inggris untuk menyebarkan ide liberal tentang hak individual perempuan.63

61Gadis Arivia, Pembongkaran Wacana Seksis Filsafat Menuju Filsafat berperspektif Feminis, Disertasi, Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Depok, 2002, hal.20 62Suki Ali. Global Feminist Politics; Identities in Changing World, Routledge, New York, 2000, hal. 5. 63Lukman: https://thisisgender.com/isu-gender-sejarah-dan-perkembangannya. Diakses 01 Desember 2020

36 Sehingga kaum Feminis kemudian mengembangkan konsep jender pada tahun 1970 sebagai alat untuk mengenali bahwa perempuan tidak dihubungkan dengan laki-laki disetiap budaya dan bahwa kedudukan perempuan di masyarakat pada akhirnya berbeda-beda.64 Karena jender menurut Lips, Hilary, Unger mengatakan, para feminis berpendapat jender merupakan konstruk sosial, dan berbeda dengan “sex“ yang merujuk pada anatomi biologis. Jender dipengaruhi oleh kondisi sosial-budaya, agama, dan hukum yang berlaku di masyarakat serta faktor-faktor lainnya. Menurut Saldi, saat ini gerakan perempuan di Amerika mulai menjalin kerja sama dengan gerakan perempuan lainnya. Kerja sama ini dilakukan untuk saling memperkuat mereka dalam menyuarakan isu mereka. Salah satu kemenangan kecil kaum perempuan di Amerika pada awal abad 20 adalah diterimanya amandemen undang-undang yang menjamin hak suara bagi semua orang dewasa tanpa membedakan jenis kelaminnya. Kondisi kehidupan yang tertekan dapat menumbuhkan kesadaran kaum perempuan terhadap kemampuannya. Kesadaran akan kemampuan perempuan tidaklah berbeda dengan laki-laki mulai muncul pada tahun 1940. Hal ini juga tidak bisa dipisahkan dari terjadinya Perang Dunia II. Selama perang tersebut, lebih dari 6 juta perempuan harus bekerja diberbagai sektor yang selama ini di kerjakan oleh laki-laki. Momen ini membuat mereka menyadari bahwa mereka juga mampu bekerja diberbagai sektor yang selama ini didominasi oleh laki-laki.65 Sehingga peristiwa-peristiwa di atas, membuat gerakan feminisme berkembang tidak hanya sekedar perjuangan untuk diakui sebagai layaknya laki-laki, tetapi feminisme berkembang menjadi gerakan yang untuk menyampaikan aspirasi masyarakat secara umum dalam berbagai permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Tidak terbatas hanya pada permasalahan diskriminasi terhadap perempuan saja, tetapi juga kehidupan remaja dan masalah perburuhan serta berbagai permasalahan sosial lainnya.

64Lukman: https://thisisgender.com/isu-gender-sejarah-dan-perkembangannya. Diakses 01 Desember 2020 65Saldi. Sejarah Gerakan Perempuan Di Dunia. Post 2015/ https://lakilakibaru.or.id/sejarah-gerakan-perempuan-di-dunia. Diakses 27 November 2020

37 Namun tetaplah inti dari kesemua perjuangan perempuan tersebut adalah kesetaraan perempuan untuk berperan ditengah kehidupan masyarakat dalam berbagai profesi dan status sosialnya. Menurut Ni Komang Arie Suwastini, ia mengatakan adanya perubahan dalam tujuan-tujuan feminisme merupakan sebuah bukti bahwa feminisme dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan perempuan sesuai dengan tuntuan jaman yang dihadapi perempuan.66 Kemudian setelah gerakan feminisme di akui dalam kehidupan sosial masyarakat, datang pula suatu masa yang disebuatkan dengan Istilah postfeminisme yang muncul pada tahun 1920 dan kemudian tahun 1980 dengan makna yang sangat beragam. Menurut Gill dan Scharff merangkum adanya empat pengertian postfeminisme. Pertama, postfeminisme sebagai titik temu antara feminisme dengan postmodernisme, poststrukturalisme, dan postkolonialisme yang berarti postfeminisme merupakan pengkajian yang lebih kritis terhadap feminisme.67 Sehingga gerakan feminisme mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan munculnya beragam aliran tersebut. Ada aliran yang berpandangan untuk menempatkan perempuan memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Sehingga kini perempuan telah mempunyai kekuatan baik dari segi pendidikan, politik, ekonomu dan pendapatannya.

B. Gerakan Kesetaraan Gender Islam Secara umum gerakan gender pada dasarnya merupakan sebuah permintaan yang sederhana dimana perempuan hanya ingin memperoleh keadilan dalam segala hal terutama dalam pendidikan, politik maupun bidang lainnya, bukan untuk melebihi pria, melainkan keseimbangan. Oleh karena itu, kelompok feminis memberikan nama kesetaraan gender berangkat dari perbedaan laki-laki dan perempuan yang terjadi karena dibentuk oleh

66Ni Komang Arie Suwastini,. Perkembangan Feminisme Barat dari Abad Kedelapan Belasa Hingga Fostfeminisme: Sebuah Tujuan Teoritis. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, April 2013, ISSN: 2303-2898, hal. 206 67Ibid, hal. 203

38 perbedaan sosial bukan dinilai dari aspek kodratinya. Karenanya perbedaan sosial lah menjadi titik utama dan penting dari gerakan gender saat ini. Dalam Islam sebenarnya tidak mengenal istilah gender dengan berbagai bentuk konsep tersebut. Karena dalam Islam tidak membedakan kedudukan seseorang berdasarkan jenis kelamin, Islam mendudukkan laki-laki dan perempuan dalam posisi yang sama dan kemuliaan yang sama. Sesuai dengan al-qur’an surat al-Hujurat, ayat 13 mengatakan.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat:13)

Ayat di atas, memperlihat bahwa posisi atau kedudukan perempuan dan laki-laki pada dasarnya sama. Karena Islam tidak pernah melarang wanita atau perempuan untuk melibatkan dirinya di dalam berbagai bidang pekerjaan untuk mencari rezeki yang halal, baik dalam pendidikan, politik maupun profesi lainnya. Adapun yang menjadi perbedaan antara satu dengan lainnya dalam ayat diatas adalah orang yang paling takwa diantaranya. Sehinga terlihat dengan jelas bahwa Islam mendudukkan wanita dan laki-laki pada tempatnya dan Islam sesungguhnya memuliakan keduanya. Selain itu, Islam juga memuliakan dan mengangkat derajat Perempuan. Baik sebagai ibu, anak, istri, ataupun sebagai anggota masyarakat sendiri. Tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan dalam Islam, akan tetapi yang membedakan keduanya adalah fungsionalnya, karena kodrat dari masing-masing. Masyarakat Timur Tengah mulai mengalami perubahan sosial yang cukup fundamental sampai awal abad ke-20 M, menurut M Nuruzzaman dalam bukunya yang berjudul Kiai Husein Membela Perempuan, beberapa perempuan

39 khususnya para pekerja perdesaan dan perempuan kelas bawah di kota Mesir dan Suriah merasa tertindas sebagai konsekuensi logis atas pergantian model ekonomi dan politik. Bagi kaum perempuan, dampak politik dan budaya dari pengerukan kekayaan oleh Eropa ditanggapi negatif.68 Sehingga banyak muncul organisasi dan gerakan feminis di negara-negara Muslim dengan berbagai sistem negara dan kondisi masyarakat. Beberapa kecenderungan gerakan feminis abad ke-20 adalah upaya membentuk warga negara perempuan modern, memperbarui hukum keluarga, menghargai raga perempuan, dan mengahadapi isu mobilitas dan busana perempuan. Munculnya organisasi tersebut seperti, di mesir Persatuan Feminis Mesir (EFU) yang berdiri pada 1923 dengan pemimpin Huda Sya'rawi. yang menyerukan hak mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan politik bagi perempuan, hak mendapatkan pelayanan kesehatan bagi setiap warga negara, pembaruan hukum keluarga, dan diakhirinya pelacuran yang diatur oleh negara. Kemudian Pada 1948 Durriyah Syafiq mendirikan Perhimpunan Anak Perempuan Nil (Bint Al-Nil) yang melancarkan kampanye militan tentang hak pilih dan usaha nasional memelekhurufkan perempuan. Selanjutnya di Iran, Liga Perempuan Patriotis yang didirikan di Teheran pada 1910, Perhimpunan Perempuan Revolusioner yang dididirikan di Syiraz pada 1927 oleh Zandukht Syirazai, dan Perhimpunan Perempuan Isfahan oleh Sediqeh Dovlatabady pada 1918.69 Jadi secara umum, menurut Sheila Lalita, gerakan feminisme Islam tetap mendukung hak-hak perempuan, kesetaraan gender, dan keadilan sosial yang didasarkan pada nilai-nilai Islam. Gerakan ini berakar dari Islam, namun tetap mempertimbangkan juga wacana feminis sekuler, Barat, atau non-Muslim.

68Republika: Gerakan Feminisme Awal Abad Ke-20di Dunia Islam 2016. Fost 26 April 2016/ https://republika.co.id/berita/o66jk713/gerak-feminisme-awal-abad-ke20-di-dunia-islam. Diakases 01 Desember 2020 69Ibid

40 beberapa tokoh feminisme Islam terkenal seperti, Fatima Mernissi, Leila Ahmed, Asma Barlas, dan Amina Wadud.70 Uraian panjangan di atas, walaupun dalam Islam berdasarkan ayat-ayat dan hadits Nabi tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Teapi secara realitas bahwa gerakan feminisme atau kesetaraan gender dalam dunia Islam juga sangat penting untuk disuarankan, karena masih banyak secara fakta ditemukan yang menunjukan ketimpangan antara perempuan dan laki-laki dalam tatanan sosial masyarakat Islam.

C. Gerakan Kesetaraan Gender Indonesia Secara realitas terlihat disana-sini di Indonesia ketimpangan gender masih dominan dari segala aspek antara lain dalam lingkungan keluarga, kependudukan, pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan dalam pemerintahan. Perbedaan peran antara lakilaki dan perempuan yang tidak seimbang ini juga sangat terlihat, ini terjadi mungkin sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakat Indonesia yang terdiri dari banyak etnis dan suku. Karena setiap masyarakat suku dan etnis di Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dalam memaknai peran gender di negara ini. Oleh karena itu, gerakan kaum perempuan dalam meningkatkan kesetaran gender ini harus bisa diimplementasikan dari setiap suku, etnis dan budaya di Indonesia. Dalam Sejarah bangsa Indonesia sebenarnya gerakan perempuan sudah terlihat sejak masa Kolonial tepatnya pada akhir abad ke-19. Menurut Sri Hidayati Djoeffan, berbagai tempat di Indonesia banyak dijumpai tokoh-tokoh perempuan terkenal yang tampil membela hak rakyat. Seperti yang dilakukan oleh Cut Meutia dari Aceh, Roro Gusik di Jawa sebagai istri Untung Surapati, di Maluku Martha Tiahahu membantu Pattimura, di Sulawesi Selatan Emmy Saelan giat dalam perlawanannn melawan Wolter Monginsidi. Perjuangan mereka tidak semata-mata membela kaumnya saja tapi melakukan perjuangan

70Sheila Lalita. Apakah Feminisme Bisa Selaras Dengan Ajaran Islam. Artikel 2019/ https://magdalene.co/story/apakah-feminisme-bisa-selaras-dengan-ajaran-islam. Diakases 01 Desember 2020.

41 bersenjata melawan penjajah.71 Setelah perjuangan tokoh perempuan di atas, banyak juga bermunculan tokoh dan organisasi perempuan lainnya, seperti RA Kartini, organisasi perempuan pertama yang dinamakan Poetri Mardika, perkumpulan Putri Sejati dan Wanita Utama, organisasi perempuan kaum katolik, dan protestan. Kemudian menurut Sheila Lalita, pada tahun 1917, nyai Ahmad Dahlan mendirikan organisasi perempuan yang bernama Aisyiah, pada kongres 1930, Aisyiah menyatakan bahwa poligami adalah sebuah bentuk syirik (menyekutukan Allah) moral. Organisasi perempuan ini, sejalan dengan Muhammadiyah, berfokus pada pendidikan melalui dibukanya taman kanak- kanak dan sekolah-sekolah bagi Muslimah, termasuk Universitas Aisyiah yang dikhususkan bagi perempuan di Yogyakarta.72 Kemudian menurut Sri Hidayati Djoeffan, ia mengatakan Pasca Kemerdekaan muncul pula Organisasi Gerakan Wanita Indonesia (GERWANI). Setelah itu, pada tahun 1955 muncul pula Organisasi Perempuan Islam dan organisasi PERWARI (Persatuan Wanita Republik Indonesia).73 Melihat urian di atas, tanpak sebenarnya perempuan sudah berperan untuk menyuarkan kepetingannya maupun kepentingan masyarakat umum, perempuan sangat penting dalam sebuah negara termasuk di Indonesia, karena menurut Badan Pusat Statistik Nasional bahwa jumlah penduduk Indonesia pada Tahun 2017 adalah sekitar 261, 89 juta jiwa. Terdiri dari laki-laki sebanyak 130,31 juta jiwa, sedangkan perempuan 131, 58 juta jiwa.74 Jumlah perempuan menurut Badan Pusat Statistik Nasional di atas, menunjukkan perempuan merupakan sumber daya manusia yang jumlahnya yang cukup besar, sehingga perempuan memiliki potensi yang tinggi dalam kaitannya sebagai subyek dan obyek pembangunan dari bangsa ini. Disinilah perempuan memiliki peran yang strategis untuk berpartisipasi dan ikut serta berperan

71Sri Hidayati Djoeffan, Gerakan Feminisme di Indonesia Tantang dan Strategi Mendatang. Jurnal Mimbar No. 3 Th.XVII Juli-September 2001, hal. 286 72Sheila Lalita. Apakah Feminisme Bisa Selaras Dengan Ajaran Islam. Artikel 2019/ https://magdalene.co/story/apakah-feminisme-bisa-selaras-dengan-ajaran-islam. Diakases 01 Desember 2020. 73Hidayati Djoeffan, Gerakan Feminisme...... , hal. 288 74Gaib Hakiki, Asnita Ulfa, Perempuan dan Laki-laki di Indonesia 2017. BPS, Jakarta Indonesia ISSN: 2476-9150, h. 7

42 dalam berbagai bidang seperti, bidang pendidikan, sosial ekonomi, hukum, politik, dan lain.Namun jumlah perempuan yang besar ini tidak dapat terwakili dan tercerminkan secara faktual dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang politik. Kondisi di atas, sehingga pemerintah membuat dan mengesahkan undang-undang untuk meningkatkan peran perempuan dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang politik disahkan undang-undang nomor 2 Tahun 2008 dalam bab II, pasal 2 ayat 2 dan 5 mengatakan pendiri dan pengurus partai politik menyusun dan menyertakan paling rendah 30% keterwakilan perempuan, Sebagaimana pula yang dimaksud dalam bab IX pasal 19 ayat 20 kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi dan kabupaten/kota disusun dengan memperhatikan keterwakilan perempuan paling rendah 30% (tiga puluh perseratus) yang diatur dalam AD dan ART Partai Politik masing-masing.75 Argument di atas, sebagai sebuah kebijakan yang diambil dengan tujuan agar kelompok atau golongan tertentu memperoleh peluang setara dengan kelompok atau golongan lain dalam bidang yang sama. Kebijakan untuk meningkatkan keterlibatan kaum perempuan didalam pengambilan keputusan baik politik, jurnalis waupun dalam pendidikan, keterlibatan perempuan ini karena atas dasar kesamaan hak setiap warga Negara. Selain itu peraturan di atas juga, diharapkan mampu mengatasi permasalahan dan problem keterwakilan perempuan dalam berbagai bidang, sehingga diharapkan menghilangkan isu-isu diskriminasi terhadap perempuan. Walaupun perempuan sudah menyuarakan aspirasinya sejak dulu dan gerakan tersebut jugalah yang mempengaruhi kehidupan perempuan sekarang. Tetapi Menurut Gina Sonia, ia mengatakan bahwa gerakan feminisme di Indonesia yang lahir dipengaruhi oleh berbagai kondisi historis sejarah perjuangan bangsa, program pembangunan nasional, globalisasi serta reformasi serta kehidupan religius masyarakat. Will Darunt dalam bukunya “The Pleasure of Philosophy” mengemukan bahwa peristiwa yang akan

75Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 2 Tahun 2008, tentang Partai Politik, (http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2008_10.pdf”. Diakses, 24 juli 2019..

43 menonjol diawal era glonbalisasi pada tahun 2000 adalah terjadinya perubahan status wanita.76 Karena masih banyak ketimpangan gender di Indonesia, segingga isu kesetaraan gender selalu menjadi isu yang menarik tidak ada habisnya dan masih terus diperjuangkan baik ditingkat eksekutif maupun legislatif. Gerakan kesetaraan gender ini lebih intensif lagi dibicarakan setelah era reformasi, karena pada era tersebut banyaknya munculnya berbagai organisasi wanita yang membangkitkan kembali para semangat perempuan untuk membela kaumnya dan memikirkan nasib masyarakat marjinal, berbagai organisasi LSM yang membela rakyat kecil antara lain Wardah Hafiz, kelompok perempuan yang menamakan Suara Ibu Peduli yang membela hak anak, Ratna Sarumpaet yang memperjuangkan demokrasi dan hak buruh perempuan lewat organisasi Teaternya, Nursyahbani Kacasungkana yang membela wanita dari obyek kekerasan dan kejahatan melalui supremasi hukum, tidak ketinggalan Ibu Aisyah Amini yang telah berkiprah dalam dunia politik sejak lama, serta masih banyak lagi tokoh wanita Islam lainnya yang berkiprah dalam organisasi wanita.77 Banyaknya muncul gerakan perempuan setelah refomasi di atas, ini merupakan permasalahan perempuan masa kini masih menunjukkan sebagian gambaran permasalahan perempuan masa lalu yang belum terselesaikan sejak dulu. Seperti telah dikemukakan di atas, masalah kini semakin kompleks, berbagai permasalahan perempuan yang muncul merupakan runtutan dari masalah perempuan masa lalu, baik lokal maupun global. Sehingga permasalahan masa kini Menurut Nurul Yunita, ia mengatakan problem perempuan masa kini bukan hanya emansipasi saja, tetapi bagaimana perempuan dianggap sebagai makhluk yang patut dimanusiakan. Karena

76Sri Hidayati Djoeffan, Gerakan Feminisme di Indonesia ...... hal. 285 77Ibid, hal. 290

44 Berapa banyak perempuan yang sudah memenuhi kewajibannya tetapi malah diabaikan haknya.78 Jika pemasalahan perempuan saat ini bisa diselesaikan, diharapkan nanti kesetaraan gender akan dapat memperkuat kemampuan negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan. Dengan demikian perempuan dan pemerintah dapat mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan meningkatkan taraf hidupnya. Karena pembangunan ekonomi membuka banyak jalan untuk meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, baik tua mau-pun muda dalam jangka panjang.

78Nurul Yunita, Perempuan Masa Kini, Tak Hanya Menyoal Emansipasi. Artikel 2018/ http://youthproactive.com/201803/speak-up/perempuan-bukan-cuma- emansipasi. Diakses 29 November 2020.

45 BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS KIPRAH PEREMPUAN DALAM POLITIK, JURNALISME DAN PENDIDIKAN

Bab IV sebagai inti dalam penelitian ini, karena didalamnya adalah upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah. Mulai dari mendeskripsikan kiprah dan implikasi Megawati Soekarnoputri, Najwa Shibab, Siti Baroroh Baried dalam bidang politik, jurnalis maupun dalam pendidikan secara umum. Sehingga dibawah ini diuraikan secara sistematis dan analitis temuan atau hasil penelitian yang dimaksud di atas sebagai berikut: A. Megawati Soekarnoputri 1. Kiprah Politik Mega Bila dilihat setelah runtuhnya orde lama, semua keluarga Soekarno memilih untuk menghindari panggung politik dan hidup sebagai masyarakat biasa. Hal ini terjadi, karena putra-putri Soekarno membuat kesepakatan pada tahun 1982 untuk tidak berpartisipasi aktif dalam salah satu organisasi sosial politik peserta pemilu. Kesepakatan ini mengacu pada sikap politik Soekarno yang untuk berdiri di atas semua golongan dan partai politik.79 Tampilnya anak Soekarno dalam perpolitikan di Indonesa. Menurut Nidras Nada Nailufar, Sabam lah orang yang berjasa membujuk serta merayu Megawati melalui suaminya Taufik Kemas untuk terjun kedalam dunia politik. Sehingga pada Pemilu 1987, nama Megawati Soekarnoputra dan adiknya, Guruh Soekarnoputra, muncul dalam daftar calon anggota DPR dari PDI, akhirnya ia berkeliling untuk kampanye, Megawati seolah merepresentasikan karisma ayahnya. Sehinga Gambar-gambar Soekarno bermunculan dalam kampanye PDI. Sehingga Megawati dapat mendongkrak popularitas partai berlambang banteng itu dari 24 kursi DPR pemilu 1982 menjadi 40 kursi pada pemilu 1987 dan ia juga menduduki menjadi ketua PDI Cabang Jakarta Pusat

79Nidras Nada Nailufar. Perjalanan Politik Megawati, dari Pengusaha Pom Bensin hingga Penguasa Medan Merdeka Utara. Berita Kompas 2019./ https://nasional.kompas.com/read/2019/07/26/06300031/perjalanan-politik-megawati-dari- pengusaha-pom-bensin-hingga-penguasa-medan?page=all. Diakses, 02 Desember 2020.

46 1987-1992.80 Melihat popularitas suara Megawati pada pemilu tersebut, sehingga dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya 1993 Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI.81 Melihat terpilihnya Megawati sebagai Ketua Umum PDI, tentu akan mengkhawatirkan penguasa Orde Baru, termasuk Soerjadi dan sejumlah politisi senior dari partai-partai PDI tersebut, khawatir ketokohannya takut tersaingi oleh Megawati waktu itu. Karena Mega dianggap terlalu muda, belum punya pengalaman, belum siap masuk politik.82 Sehingga politisi senior PDI, Megawati harus dihentikan karir politiknya. Karena kemunculan Mega sebagai ketua umum partai ketika itu terkesan tidak dikehendaki pemerintah. Kemudian dibuatlah rekayasa dan konflik internal di tubuh PDI. tepatnya Pada 1996, kongres PDI digelar di Medan. Soerjadi digunakan pemerintah untuk menghentikan gerakan Megawati untuk mejadi Ketua Umum PDI. Kongres tersebut Soerjadi mengklaim kemenangan dan didukung pemerintah. Sedangkan Megawati dan pendukungnya tidak hadir dalam kongres tersebut. Karena Megawati, ia masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah masa periode 1993-1998 dan ia pun masih menguasai perlengkapan dan kantor PDI di Jakarta. Sehingga terjadi dualisme kepengurusan PDI masa itu yaitu antara Soerjadi dan Megawati.83 Pada pemilu tahun 1997, Keberpihakan masyarakat kepada Mega makin terlihat. Sedangkan perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Karena sebagian besar massa Mega berpihak ke Partai Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang". Mega sendiri memilih golput saat itu.84

80Ibid 81Wikipedia.https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Megawati_Soekarnoputri&oldid=17 655284. Diakases, 03 Desember 2020 82Nidras Nada Nailufar. Perjalanan Politik Megawati, dari Pengusaha Pom Bensin hingga Penguasa Medan Merdeka Utara. Berita Kompas 2019. 83Wikipedia 84https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Megawati_Soekarnoputri&stable=1. Diakases 03 Desember 2020

47 Selanjutnya Menurut Rina Widiastuti, Megawati kembali terpilih menjadi Ketua Umum DPP PDI pada 1998. Kepemimpinan Megawati sedianya berlangsung hingga tahun 2003, tetapi PDIP kemudian menggelar Kongres I di Semarang, Jawa Tengah pada 2000. Kendati kembali mengukuhkan Megawati sebagai Ketua Umum, masa jabatannya diperbarui dari 2000 hingga 2005. Tetapi Pemilu 1999, PDI berubah nama menjadi PDI Perjuangan dan berhasil memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil meraih lebih dari tiga puluh persen suara. Kemudian massa pendukungnya, memaksa supaya Mega menjadi presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi revolusi.85 Berhasilnya PDI Perjuangan menjadi pemenang pemilu urut ke dua. Menghantar Megawati menjadi Wakil Presiden mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Kemudian, pada 23 Juli 2001, Megawati dikukuhkan sebagai Presiden Republik Indonesia menggantikan Gus Dur yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat. Dengan begitu, Megawati bukan hanya perempuan pertama yang menjadi pucuk pimpinan partai politik, tetapi juga perempuan pertama yang menjadi presiden di Indonesia.86 Kemudian pada pemilu 2004, Megawati mencalonkan diri menjadi Presiden dan wakilnya Hasyim Muzadi, tetapi ia mengalami kekalahan (40% - 60%) sehingga ia harus menyerahkan tonggak kepresidenan kepada Susilo Bambang Yudhoyono. Kemudian pemilu 2014, Megawati dan PDI-P menunjuk untuk maju dalam Pemilihan umum Presiden. Akhirnya melalui proses pemilu yang cukup panjang, Joko Widodo dan terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019.87 Menurut Indra Akuntono, pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI- P, Semarang Jawa Tengah, 20 September 2014, Megawati ditunjuk kembali

85Rina Widiastuti. Kiprah Politik Megawati Soekarnoputri. Majalah Tempo. 23 Januari 2018. 86Ibid 87Ibid

48 untuk menjadi Ketua Umum PDI-P periode 2015-2020.88 Kemudian Pada Kongres V PDI-P, Sanur Bali, 8 Agustus 2019, Megawati dikukuhkan kembali sebagai Ketua Umum PDIP periode 2019-2024.89 Uraian panjang di atas, terlihat bagaimana rintangan politik yang dilaluinya dalam meraih kedudukan menjadi Ketua umum PDI, sehingga kemudian begitu besar pengaruh figur Megawati Soekarnoputri dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang dianggap seolah mampu merepresentasikan karisma ayahnya (Soekarno), kemudia Mega juga dianggap mampu menyelesaikan setiap konflik di internal partai dan terkonsolidasi begitu Megawati membuat keputusan partai. Kemudian pengaruhnya juga terlihat, semua calon kandidat yang ingin berlaga pada kontenstasi pemilu nasional maupun daerah selalu sungkaman dan meminta restu Mega. Karena Mega masih dianggap oleh kader partai sebagai “kunci” bagi para politisi partai berlambang banteng tersebut untuk mendapatkan dukungan partai. Selain itu, Mega juga berkali-kali terpilih secara aklamasi untuk menjadi Ketua Umum Partai PDI-P dalam setiap Kongres, kemudian Mega juga perempuan pertama menjadi Ketua Umum Partai secara terus menerus dalam dari beberapa periode sejak 1993-2024. 2. Kebijakan Politik Mega Dyah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri yang kerap dipanggil Mega ini merupakan salah satu sosok perempuan yang berpengaruh di Indonesia, dengan perjuangan politik sehingga Megawati terpilih menjadi presiden pada tahun 2001 dan ia pernah menjadi wakil Presiden di masa Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Selama menjadi Presiden Megawati pernah membuat sejumlah kebijakan penting. Tapi dari semua kebijakan tersebut tidak semua dipuji, ada juga kebijakannya yang membuatnya terus dipertanyakan lawan politiknya. Menurut Nibras Nada Nailufar, ia mengatakan di antara berbagai kebijakan

88Indra Akuntono. Megawati Didukung Karena Sanggup Persatukan PDI-P. Artikel Kompas 2014. 89Rangga Pandu Asmara Jingga dan Eddy K Sinoel.Megawati Dikukuhkan Kembali Sebagai Ketua Umum PDIP 2019-2024. Artikel AntaraNews, 2019.

49 Megawati yang jadi paling kontroversial adalah BUMN dijual dengan alasan untuk membayar utang negara. Karena Megawati Presiden diwarisi utang negara yang membengkak imbas dari krisis moneter pada 1998/1999. Penjualan belasan BUMN yang nilainya mencapai Rp 18,5 triliun berhasil menurunkan utang. Salah satu privatisasi yang paling diperdebatkan sampai saat ini ialah Indosat. Kala itu, Indosat dijual seharga Rp 4,6 triliun kepada Tamasek Holding Company, BUMN Singapura.90 Kemudian kebijakan yang diwarisankan Megawati untuk Indonesia adalah berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), warisan ini layak dipuji. Karena KPK berhasil memecah kebuntuan penanganan korupsi yang mengakar di negeri ini. Sepanjang sejarahnya, KPK dengan berani menangkap banyak pejabat penting di pemerintahan hingga DPR. ini merupakan adanya kemauan politik Megawati yang kuat untuk memberantas korupsi secara terus- menerus.91 Selain dari usahnya membayar hutang Negara yang membengkak dan mendirikan KPK. Menurut Indah Rizki Aruma Nurjannah dkk, dalam bukunya yang berjudul Megawati Presidential Political Policy in 2001-2004. Ia mengatakan Megawati juga fokkus bidang ekonomi perbaikan sektor perbankan dan ekonomi masyarakat umum, Tujuannya adalah agar menyelamatkan perekonomian dari inflasi yang semakin memuncak. Hasilnya perekonomian Indonesia stabil dan pertumbuhan ekonomi di masa pemerintahannya naik hingga mencapai 5 persen. Di samping itu, pada massa pemerintahan Megawati mampu menurunkan persentase penduduk yang berada di garis kemiskinan menjadi 18 persen, dari sebelumnya 28 persen.92 Kemudian tidak kalah pentingnya kebijakan yang diambil Megawati yaitu memerangi teroris di Indonesia. Menurut Imam Daniel Sihombing, Mega berfokus pada kebijakan melawan teroris dan memerangi teroris, Sehingga

90Nibras Nada Nailufar. Perjalanan Politik Megawati, 3 Warisannya yang Dipuji dan Di Bully. Artikel Kompas, 2019. 91Ibid, 92Indah Rizki Aruma Nurjannah dkk. Megawati Presidential Political Policy in 2001-2004. 2018.

50

masa pemerintahannya ia berhasil menciptakan Perpu tentang anti terorisme, yang disahkan menjadi UU Anti Terorisme.93 Melihat uraian kiprah serta kebijakan politik Megawati di atas, tampak ia sebagai seorang figur dan leadership yang tegas dan berani mengambil resiko dari keputusan yang dilakukannya, seperti menjual beberapa Aset BUMN dan Indosat dengan alasan untuk membayar hutang Negara yang membengkak akibat krisis moneter 1998. Selain itu, ia juga mempunyai kemauan dan keinginan yang sangat tinggi untuk memberantas korupsi di Indonesa, sehingga sewaktu ia menjadi Presiden dibentukannya Lembaga Independent dalam menangani korupsi yaitu KPK. Kemudian ia juga fokus dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, sehingga berhasil menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat dari 28% menjadi 18%. Selanjutnya Megawati juga serius dan konsent untuk membrantas perkembang terorisme di Indonesia, sehingga ia berhasil menciptakan Perpu tentang anti terorisme, yang disahkan menjadi UU Anti Terorisme. B. Kiprah Najwa Shihab Dalam Jurnalisme Najwa Shihab yang sering dipanggila “nana”, setelah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) sebagai Sarjana Hukum. Berdasarkan bankroun pendidikannya, seharuanya ia menjadi seorang advokat, hakim atau sejenisnya. Tetapi Najwa Shihab malah tertarik dan memilih terjun di dunia jurnalistik ketimbang seorang pengacara. Pertama kali Najwa Shihab berkiprah di dunia jurnalistik pada saat menjadi reporter muda/reporter magang RCTI. Najwa sering ditugaskan meliput kejadian-kejadian seputar hukum, seperti sengketa lahan, sidang kasus, dan juga situasi politik tanah air. Kemudian pada tahun 2001, ia bergabung dengan Metro TV salah satu Stasiun Televisi Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya dibidang jurnalistik. Sehingga namanya mulai dikenal pasca ia membawakan sebuah acara Mata Najwa di Metro TV.94

93Imam Daniel Sihombing. Masa Reformasi di bawah Pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Artikel Kompas 2020/ https://www.kompas.com/skola/read/2020. Diakases, 03 Desember 2020. 94

51

Selama di Metro TV, Najwa Shihab merupakan salah satu host/pembawa acara program talkshow yang mempunyai karakter sendiri dalam memandu acaranya. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilannya memandu acara Mata Najwa selama 7 tahun terakhir. Sehingga mata Najwa adalah sebagai program talkshow unggulan Metro TV yang dipandu oleh jurnalis senior Najwa Shihab sendiri. Menurut Nur Fadillah, Program Mata Najwa ini konsisten menghadirkan tokoh- tokoh utama, yang menjadi pelaku langsung sebuah peristiwa. Selain itu Najwa Shihab juga melontarkan pertanyaan tegas. Kelebihan talkshow Mata Najwa dibandingkan dengan talkshow yang lain yaitu mampu menghadirkan narasumber yang tidak bisa dihadirkan oleh siaran talkshow yang lain.95 Selama di Metro TV, Najwa Shihab telah mewawancari beberapa tokoh- tokoh Nasional dan Internasional, karena menurut Nur Fadillah, dalam konteks pemilihan narasumber, ada tiga kategori narasumber yang menarik dalam talkshow Mata Najwa. Pertama, adalah public figure atau idola/panutan masyarakat. Kedua, salah satu tokoh yang paling ahli atau dianggap paling menguasai bidang atau permasalahan. Ketiga, tokoh yang kontroversi, kritis dan vokal.96 Adapun tokoh-tokoh yang pernah diwawancarian diantaranya sebagai berikut:97 Jabatan No Nama 1 Joko Widodo Presiden RI Ke-7 2 Susilo Bambang Yudhoyono Presiden RI Ke-6 3 Megawati Soekarnoputri, Presiden RI Ke-5 4 B.J. Habibie Presiden RI Ke-3 5 Kofi Annan Sekjen PBB 6 Jusuf Kalla Wapres RI Ke-12

95Nur Fadillah. Persepsi Mahsiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makasar Pada Siaran Talkshow Mata Najawa. Penelitian 2016. 41 96Ibid, 56 97https://id.wikipedia.org/wiki/Najwa_Shihab#Narasumber_yang_pernah_diwawancarai. Diakases, 04 Desember 2020.

52

7 Boediono Wapres RI Ke-11 8 Prabowo Subianto, Ketum Gerindra 9 Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI 10 Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR RI 11 Agus Rahardjo Ketua KPK 12 Tito Karnavian Mendagri Ke-29 13 Gatot Nurmantyo Panglima TNI 14 Puan Maharani Menteri Koordinator 15 Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Maritim 16 Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan 17 Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan 18 Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama 19 Yasonna Laoly Menteri HAM 20 Hanif Dhakiri Menteri Ketenagakerjaan 21 Pratikno, Menteri Sekretaris Negara 22 Pramono Anung Sekretaris Kabinet 23 Teten Masduki, Kepala Staf Kepresidenan 24 Basuki Tjahaja Purnama, Mantan Gubernur DKI Jakarta 25 Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah 26 Soekarwo, Mantan Gubernur Jawa Timur 27 Ahmad Heryawan Mantan Gubernur Jawa Barat 28 Zumi Zola Mantan Gubernur Jambi 29 Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya 30 Emil Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur 31 Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat 32 Mustofa Bisri Ulama 33 Quraish Shihab, Ulama 34 Salahuddin Wahid Ulama 35 Rhenald Kasali Akademisi 36 Antasari Azhar, Mantan Ketua KPK

53

37 Abraham Samad Mantan Ketua KPK 38 Ruhut Sitompul, Politisi 39 Hotman Paris Hutapea Advokat 40 Titiek Puspa Artis senior 41 Slank grup band 42 Godbless grup band 43 Addie MS Pimpinan Twilite Orchestra 44 Rhoma Irama pimpinan Soneta Band 45 Novel Baswedan Penyidik KPK 46 Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta 47 Sandiaga Uno Wakil Gubernur DKI Jakarta 48 David Beckham Pemain Sepak Bola 49 Theys Hiyo Eluay Tokoh OPM 50 Raditya Dika Comedian 51 Syahrini Penyanyi 52 Agnez Mo Penyanyi 53 Adian Napitupulu Politikus PDIP 54 Mahathir Mohamad Perdana Menteri Malaysia Mantan Deputi Perdana Menteri 55 Anwar Ibrahim Malaysia Kursi kosong menyidir ( Terawan 56 Menkes Agus Putranto)

Melihat deratan nama-nama yang sudah diwawancarai Najwa Shihab di atas, tampak Najwa Shihab merupakan seorang jurnalis yang multi peran, karena orang-orang yang diwanwancarai tersebut adalah tokoh-tokoh Nasional dan Internasional dengan berbagai bermacam profesi seperti, bidang politik, ekonomi, akademisi, agama, musik, olahraga, hukum, komedian, advokat, penyanyi dllnya. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa siaran talkshow Mata Najwa lebih bervariasi dalam menentukan narasumbernya, dengan mengedepankan nilai inspiratif dari berbagai aspek kehidupan narasumbernya.

54

Terpilih serta dipercayainya Najwa Shihab untuk mewawanrai tokoh tersebut, tentulah dengan berbagai pertimbang, terutama kecerdasan, wawasan yang mempuni, pengalaman yang banyak, tata bahasa yang baik, pertanyaan yang lugas, dll. Karena dalam deretan nama di atas juga, Najwa sudah mewawancari beberapa orang nomor satu di Republik ini, yaitu Presiden Indonesia ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie, ke-5 Megawati Soekarnoputri, ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, ke-7 Joko Widodo, ini menunjukan kualitasnya sebagai seorang jurnalis sudah diakui secara Nasional dan juga sudah berpengaruh di Indonesia. Selain tokoh Nasional ia juga sudah beberapa kali mewawancari tokoh-tokoh internasional seperti, Kofi Annan sekretaris jendral Peserikatan Bangsa-Bangsa, Mahathir Mohamad Perdana Menteri Malaysia, dan Anwar Ibrahim Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia. Artinya Najwa Shihab selain sebagai jurnalis Nasional, ia juga sudah diperhitungkan oleh dunia Internasional sebagai jurnalis yang mempunyai kecerdasaan, wawasan serta pengalaman luas. Argumentasi di atas, terlihat bahwa kodrat sebagai seorang perempuan tidak bisa menjadi penghalang untuk meraih cita-citanya dalam berbagai bidang, dan perempuan juga mampu melakukan hal-hal sesuai keinginannya. Ini sudah dibukti oleh Najwa Shihab sebagai seorang jurnalis, sehingga jurnalistiklah yang sudah membesarkan namanya. Kemudian namanya semakin melambung ketika saat ia memiliki program talkhow sendiri yang bernama Mata Najwa. Dalam acara terebut ia berhadapan dengan tokoh-tokoh terkemuka Nasional dan Internasional, tetapi Najwa tetap menunjukkan kecerdasan dan sikap kritisnya pada setiap topik yang dibawakannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa saat ini sebenarnya sudah tidak relevan lagi memaksa perempuan untuk memilih antara karier atau rumah tangga, sebab pada hakikatnya perempuan bisa menjalani keduanya dan banyak peran yang bisa dilakukan dalam hidupnya. Pertanyaan seperti ini pernah dilontarkan kepada Najwa Shihab dalam acara Overa Van Java Live di Trans7, pada saat itu Deni Cagur sebagai Host menanyakan kepada Najwa Shihab, “memilih menjadi ibu rumah tangga atau menjadi jurnalis”. Najwa langsung menjawab kenapa perempuan harus memilih, bukankan perempuan bisa mendapatkan keduanya,

55 pertanyaan semacam itu sejak awal sudah menempatkan posisi perempuan seolah- olah tidak berdaya.98 Kemudian dalam sejarah panjang perjalanan jurnalis Najwa. Menurut Vina A Muliana, ada satu tugas yang mengesankan Najwa yaitu meliput gempa Aceh. Pada Minggu, 26 Desember 2004, Aceh dan Nias dilanda gempa dahsyat. Saat itu, Najwa menjadi asisten produser di Today’s Dialogue.99 Berangkat dari peristiwa itu pula, seiring berjalannya waktu, kiprah wanita yang kini berusia 41 tahun itu makin melejit sampai sekarang. Selama 17 tahun berkarir di Metro TV bisa dikatakan saya sudah mencoba semuanya, mulai dari reporter, kemudian asisten produser, produser, hingga jadi wakil pemimpin redaksi. Mulai dari reporter yang meliput hal-hal tidak menantang sampai kemudian punya program sendiri. Dari siaran tengah pagi buta hingga di jam prime time.100 Sampai saat ini. Menurut sebuah perusahaan data dan opini publik global asal Inggris. Bahwa Najwa Shihab termasuk di urutan kedua dalam daftar Perempuan Paling Dikagumi di Indonesia versi YouGov. Nama Najwa Shihab masuk bersama dengan nama Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti yang duduk di posisi pertama. Setelah Najwa, di urutan ketiga ada nama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.101 Ini menunjukkan Najwa termasuk jurnalis yang profesional, sehingga banyak mendapat penghargaan yang bergensi tingkat Nasional dan Internasional. Dari apa yang ia telah capaikan dalam dunia jurnalis, tentu sudah banyak memberi pengaruh positif terhadap dunia jurnalis, kemudian dari hasil wawancara dengan tokoh-tokoh Nasional juga memberi dampak positif terhadap praktik pemerintahan, iklim politik dalam negeri, termasuk bidang pendidikan. Kemudian kaum perempuan pun banyak yang termotivasi oleh Najwa, sehingga banyaknya perempuan terjun mendalami dunia jurnalistik.

98Live Tans7, 21 November 2019/ https://www.youtube.com/watch?v=t_040JN-lTY/. Diakases, 03 Desember 2020 99Vina A Muliana, Cantik dan Pintar, ini Perjalan Karir Najwa Shihab. Liputan 6, 2017 100Kumparan Woman. Role Model: Langkah Besar Najwa Shihab. 2019,/ https://kumparan.com/kumparanwoman/role-model-langkah-besar-najwa-shihab- 1rXf2E8ioGD/full. Diakses 04 Desember 2020. 101Ibid

56

Kemudian Najwa Shihab terlepas dari kemahiran dan karirnya dalam dunia jurnalis, ia juga di nobat sebagai duta baca Indonesia. Menurut Liputan6.com, Najwa Shibab dipercaya Perpusnas sebagai Duta Baca Indonesia sejak 2016 sampai saat ini. Duta Baca Indonesia adalah program unggulan dari Perpusnas yang bertujuan membumikan kegemaran membaca masyarakat melalui percontohan public figure. Pada 2020 ini, Duta Baca Indonesia diharapkan kembali bisa membumikan literasi informasi secara masif ke seluruh penjuru Nusantara, khususnya ke generasi muda. C. Kiprah Pendidikan Siti Baroroh Baried Dalam sejarah banga Indonesia Siti Baroroh Baried tercatat merupakan seorang profesor perempuan pertama di Indonesia. Ia diangkat menjadi guru besar pada tahun 1964, dalam usianya masih 39 tahun. Menurut suara ‘Aisyiyah, Siti Baroroh tidak hanya aktif di dunia pendidikan, ia juga aktif di berbagai organisasi seperti MUI Pusat dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Di ’Aisyiyah Siti Baroroh pernah menjabat sebagai PCA Gondomanan hingga Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Jabatan yang pernah diembannya di ‘Aisyiyah adalah Ketua Biro Hubungan Luar Negeri, Ketua Biro Penelitian dan Pengembangan, dan Ketua Bagian Paramedis. Ia tercatat sebagai satu-satunya Ketua PP ‘Aisyiyah yang paling lama menjabat, yakni selama 5 periode dari tahun 1965 sampai 1985. Atas jasanya, ‘Aisyiyah memiliki posisi tawar di luar negeri. Banyak peneliti dan penulis disertasi dari universitas luar negeri yang mempelajari organisasi ‘Aisyiyah melalui jasanya.102 Sejak terpilih menjadi ketua organisasi ‘Aisyiyah. Menurut Widiyastuti, Siti Baroroh memperjuangkan hak bagi perempuan merupakan prioritas perjuangannya. Pendidikan adalah hak bagi perempuan guna meningkatkan harkat dan martabatnya. Karena itulah selama masa kepemimpinannya, ‘Aisyiyah, melakukan pengembangan terhadap pendidikan pra sekolah; yaitu Taman Kanak- Kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA), sekolah menengah, sekolah-sekolah

102Website Suara ‘Aisyiyah: Siti Baroroh Baried, Pelopor Kiprah Internasional ‘Aisyiyah. Jurnal ‘Aisyiyah, Vol. 76, 1996, hal. 9

57 kejuruan kebidanan dan keperawatan, bahkan pendidikan tinggi. Tidak kurang dari 5000 amal usaha pendidikan yang dikelola oleh ‘Aisyiyah saat ini tidak bisa lepas dari pemikiran para tokoh awal ‘Aisyiyah termasuk di dalamnya Siti Baroroh.103 Dalam pendidikan kejuruan ‘Aisyiyah juga mendirikan Sekolah Kesejahteraan Keluarga Berencana (SKKP), Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA), Sekolah Pendidikan Guru (SPG), dan Sekolah Bidan. Kecuali sekolah bidan, ketiga jenis sekolah itu telah didirikan pada sekitar tahun 1950-an. Pada tahun 1958 terdapat 10 SKKP, 2 SKKA, dan 3 SPG. Kemudian pada tahun 1971 jumlah SPG yang terdaftar 15 sedang sekolah lain tidak ada laporan. Sekolah Kesejahtereaan Keluarga Berencana/SKKA yang diketahui ada 6 tersebar di ujung Padang, Surakarta, Bandung, Palembang, Padang, dan Banda Aceh.104 Kemudian sebagai Ketua ‘Aisyiyah sejak 1965-1985, Siti Baroroh Baried sangat konsen terhadap pendidikan kaum perempuan. Perempuan punya hak yang sama dengan laki-laki dalam hal kesempatan menuntut ilmu sebagaimana yang selama ini dibiasakan di keluarga besarnya. Namun jika menyangkut persoalan emansipasi, pemikirannya tidak jauh berbeda dengan Siti Walidah, Siti Hayinah, Siti Munjiyah di awal-awal didirikannya ‘Aisyiyah. Siti Baroroh berpendapat bahwa emansipasi yang benar adalah yang tetap mempertahankan kodrat perempuan sesuai apa yang ada dalam Al Qur’an. Pengaruh budaya juga menguatkan emansipasi yang terbatas. Emansipasi seharusnya tidak bertentangan dengan norma agama dan budaya, itulah yang dipegang.105 Dengan keseirusannya dalam meningkatkan pendidikan perempuan. Menurut A. Adabi Darban, sehingga berdirinya sekolah bidan ini tidak dapat dilepaskan dari usahanya dan perkembangan tempat pelayanan kesehatan yang dikelola baik oleh Muhammadiyah atau ‘Aisyiyah. Hingga tahun 1970 sendiri, ‘Aisyiyah telah memiliki 24 rumah bersalin dan 76 Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) yang merupakan suatu lembaga kesehatan khusus untuk ibu dan

103Widiyastuti. Belajar Imbang dari Siti Baroroh Baried. Artikel 2020. 104Hendripal Panjaitan, Peranan ‘Aisyiyah dalam Pendidikan Islam Kota Medan. Tesis IAIN Sumatera Utara, 2013, hal. 14. 105 Ibid

58 anak. Selain itu dengan adanya rumah sakit yang dikelola oleh Muhammadiyah, maka diperlukan tenaga kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pengelolaannya. Dengan begitu proyek sekolah bidan tersebut direalisasikan tahun 1963.106 Kemudian sebagai lembaga sekolah yang masih terbilang baru dibawah naungan organisasi ‘Aisyiyah, Baroroh juga menaruh perhatian lebih dalam perkembangannya. Lewat usahanya, ‘Aisyiyah akhirnya memperoleh hibah dana pembangunan gedung sekolah bidan/perawat. Dana ini sendiri diperoleh lewat kerjasama dengan NOVIB pada tahun 1972-1975.107 Selain kiprahnya mengenal serta mengembangkan pendidikan dalam organisasi ‘Aisyiyah untuk Indonesia. Siti Baroroh Baried juga berjuang untuk memperkenalkan ‘Aisyiyah ke dunia Internasional. Karena berbicara tentang sosok Siti Baroroh Baried dalam ‘Aisyiyah, tidak dapat dilepaskan dari upayanya dalam memperkenalkan organisasi ini di luar negeri. Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, Baroroh merupakan seorang perempuan Indonesia yang sempat mengenyam pendidikan di Mesir pada tahun 1953-1955 dan menjadi sosok guru besar perempuan pertama di Indonesia tahun 1964. Sebagai seorang pendidik, Baroroh aktif mengikuti seminar di luar negeri salah satunya di Havard University dengan menyampaikan materi bertema “’Aisyiyah and The Social Change Woman of The Indonesian”. Lewat berbagai kegiatannya ikut dalam seminar inilah, Baroroh mulai memperkenalkan organisasi ‘Aisyiyah di mata dunia. Dalam berbagai tulisan, Baroroh tercatat selalu membawa nama ‘Aisyiyah ke forum-forum global sekaligus menjalin relasi dengan badan-badan internasional, seperti UNICEF, UNESCO, WHO, The Asian Foundation, World Conference of Religion and Peace, World Bank, dan badan internasional lainnya.108 Dalam usaha untuk memperkuat hubungan ‘Aisyiyah dengan organisasi lain, maka Baroroh sebagai Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yakni tahun 1966,

106Fairuz Salma Rafifah, Peran Siti Baroroh Baried Dalam Organisasi ‘Aisyiyah Tahun 1965-1985. Skripsi 2020, hal. 61. 107Ibid, hal. 61 108Siti Baroroh Baried: Pelopor Kiprah Internasional ‘Aisyiyah” dalam Suara ‘Aisyiyah Edisi 7, Juli 2019, hlm. 29

59 mendirikan Badan Musyawarah Wanita Islam Yogyakarta (BMWIY). Badan musyawarah ini merupakan federasi dari organisasi perempuan Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan bersama. Pendirian federasi tersebut kemudian mendorong berdirinya Badan Musyawarah Organisasi Perempuan Islam Indonesia (BMOPII) di tahun berikutnya sebagai federasi organisasi perempuan muslim yang bergerak di bidang agama Islam dan bersifat nasional di Jakarta.109 Kemudian menurut Trias setiawati selaku Kepala Pusat Studi Gender Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Melalui Aisyiyah, Siti Baroroh melakukan banyak pemberdayaan kepada wanita. Salah satunya dengan memberikan konsep keluarga sejahtera dengan mendorong ibu rumah tangga untuk memperkaya diri dengan kegiatan positif. Di masanya, ia juga sering mengirimkan banyak wanita Aisyiyah ke luar negeri untuk memperkaya pengetahuaannnya. Sedangkan Ro'fah Kepala Pusat Studi dan Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga menyampaikan apa yang dilakukan Siti baroroh melalui Aisyiyah adalah sebuah transformasi budaya bagi wanita Indonesia. Dan yang ia lakukan menjadi bentuk modernisasi wanita Islam, ketika pada saat itu wanita tidak dipertimbangakan untuk menjadi entitas yang berkontribusi bagi perubahan dan perkembangan.110 Dari uraian panjang di atas, terlihat kiprah Siti Baroroh Baried dalam mengembangkan pendidikan perempuan di Organisasi ‘Aisyiyah yang begitu baik. Ia tampak sebagai seorang akadimisi, perempuan tangguh, cerdas, berani serta seorang diplomat yang handal dalam melakukan kerjasama. Jadi melihat kiprah peremuan pada tahun 1965, maka Siti Baroroh termasuk perempuan langka pada masa itu, dalam memperjuangkan pendidikan perempuan dan mendorong ibu rumah tangga untuk melakukan kegiatan positif. Sehingga perempuan mendapat kesempatan dalam berbagai peran ditengah masyarakat.

109Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ‘Aisyiyah, (Yogyakarta: Seksi Penerbitan dan Publikasi Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, 1992), hal. 77-78 110Fairuz Salma Rafifah, Peran Siti Baroroh Baried ...... Skripsi 2020, hal. 62

60

Selain dari mengembangkan pendidikan perempuan di Organisasi ‘Aisyiyah. Siti Baroroh Baried juga sebagai guru besar di Universitas Gajah Mada (UGM). Sebagai seorang dosen dan ilmuwan, beliau, ia mengajar dan mengembangkan paradigma pengetahuan melalui ilmu-ilmunya. Sehingga berbagai kontribusi keilmuan, baik di tingkat nasional maupun internasional, dan sampai saat ini masih terus diulas di media-media cetak maupun online. Siti Baroroh selama hidupnya dalam mengembangkan pendidikan, ia sudah banyak menulis buku, jurnal, dan makalah. Adapun diantaranya adalah Bahasa Arab dan Perkembangannya dalam Bahasan donesia 1970, Kamus Istilah Filologi 1977, Memahami Karya-Karya Nuruddin ar-Raniri 1982, Unsur Kepahlawanan dalam Sastra Jawa Klasik 1985, Pengantar Teori Filologi 1985. Kemudian ia juga menulis jurnal yang berjudul, Wanita Muslim dan Etos Kerja Tahun 1991, Islam dan Modernisasi Wanita Tahun 1988, Islam dan Status Wanita di Indonesia 1986, Relevansi Wanita Muslim dengan Gagasan Kartini tahun 1985. Urian panjang kiprah dan perjuangan Siti Baroroh Baried dalam dunia pendidikan di atas, tampak ia sebagai sosok perempuan yang pintar dan cerdas, memiliki kuasa dan pengaruh yang kuat, dan berkarakter, religius atau taat. Jadi dapat sebuah kesimpulan bahwa perempuan tidak hanya terbatas berkutat pada urusan dapur dan rumah tangga. Tetapi perempuan juga mampu dalam berbagai bidang termasuk dalam dunia pendidikan. D. Implikasi Kiprah Politik Megawati Soekarnoputri, Jurnalis Najwa Shihab dan Pendidikan Siti Baroroh Baried Terdahada Perempuan.

Politik Sebelum reformasi masa orde lama dan orde baru kondisi perempuan sebelumnya jelas tidak leluasa untuk terjun dalam berbagai bidang profesi yang ada dalam masyarakat seperti, politik, jurnalistik, dan pendidikan. Membuat perempuan Indonesia tertinggal di dalam kehidupan publik. Oleh karenanya, kesenjangan gender yang senantiasa muncul dalam kehidupan sosial yang menjadi sebuah tantangan bagi perempuan.

61

Kemudian sejak era Reformasi di Indonesia sebenarnya memberikan harapan yang besar bagi perempuan yang selama ini hak politik, jurnlis dan pendidikannya masih terhambat. Era reformasi ini pemerintah memberi peluang kepada perempuan di Indonesia untuk memiliki keterlibatan aktif dalam bidang seperti, politik, jurnalis dan pendidikan dllnya. Sehingga untuk memotivasi dan menedukasi perempuan Indonesia terjun dalam berbagai bidang profesi tersebut. Tentulah tokoh-tokoh perempuan yang berpengaruh dibidangnya masing-masing bisa memberi contoh bahwa perempuan juga bisa melakukan berbagai bidang profesi baik, politik, jurnalis maupun pendidikan dllnya. Minsalnya perempuan dalam bidang politik, Megawati Soekarnoputri merupakan sebagai salah satu contoh perempuan Indonesia yang sangat berpengaruh bidang politik. Dengan melihat kiprahnya dalam politik, sehingga banyak perempuan Indonesia mengikuti jejaknya tertarik untuk masuk dan mendalami dunia politik. Terbukti dalam beberapa dekade sejak era reformasi, proses demokrasi di Indonesia sejak tahun 1997-2019 terlihat keterwakilan perempuan dalam dunia politik semakin meningkat. Menurut Sastriyani bahwa perempuan hanya terwakili 9,7% di DPR hasil pemilu 1997, kemudian menurun menjadi 8,4% dari hasil pemilu 1999, lalu naik menjadi 11,5% dari hasil pemilu 2004.111 Kemudian menurut Marhaeni, pemilu 2009, persentase jumlah anggota DPR perempuan mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya, yaitu berjumlah 18, 03 % dari 560 anggota DPR.112 Selanjutnya proporsi tersebut mengalami penurunan dari 18,2 persen pada tahun 2009 menjadi 17,3 persen di tahun 2014.113 Kemudian pada pemilu serentak pada tahun 2019 meningkat drastis. Menurut Pramono Ubaid Tanthowi (Komisioner KPU RI) didasarkan pada hasil penelitian Pusat Kajian Riset dan Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) mengatakan keterwakilan perempuan di parlemen diprediksi mencapai

111Ukhti raqim: ImplementasiKetentuanKuota30%KeterwakilanPerempuandiDPRDKotaSalatiga. (Makasar: UNNES, 2016), h. 6 112 Ibid, h. 6 113 Ibid,h. 7

62

20,5 persen atau 118 orang. Angka ini baru sebatas prediksi lantaran KPU belum menetapkan calon legislatif terpilih DPR RI 2019.114 Selain dari hasil pemilu di atas, peremun juga sudah banyak ikut serta menjadi pengurus partai politik. Peluang perempuan menjadi pengurus partai politik ini didasarkan Undang-undang nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik dalam bab II, pasal 2 ayat 2 dan 5 mengatakan pendiri dan pengurus partai politik menyusun dan menyertakan paling rendah 30% keterwakilan perempuan, Sebagaimana pula yang dimaksud dalam bab IX pasal 19 ayat 20 kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi dan kabupaten/kota disusun dengan memperhatikan keterwakilan perempuan paling rendah 30% (tiga puluh perseratus) yang diatur dalam AD dan ART Partai Politik masing-masing.115 Berdasarkan uraian panjang di atas, tanpaknya sejak era reformasi perempuan sudah leluasa untuk berperan dalam berbagai bidang, seperti dunia politik. Beraninya dan banyak perempuan tersebut terjun kedalam dunia politik, tentu ia melihat kondisi dan sangat mungkin dipengaruhi oleh tokoh-tokoh perempuan yang sudah berhasil dalam politik seperti Megawati Soekarnoputri sebagai orang menjadi panutannya. Jurnalis Dalam dunia jurnalistik, era refomasi jugalah yang membuka kran banyaknya perempuan menekuni profesi sebagai seorang jurnlis. Berbicara jurnalis tidak asing lagi dalam dunia tersebut nama Najwa Shihab. Karena Najwa Shihab merupakan seorang jurnalis senior di Indonesia yang kemampuannya sudah di akui Nasional dan Internasiona. Ia juga sudah banyak memotivasi perempuan untuk terjun kedalam dunia jurnalistik. Najwa Shihab salah satu tokoh perempuan berpengaruh di Indonesia dalam bidang jurnalsitik, sehingga ia sebagai sosok yang sangat menginspirasi banyak perempuan dan masyarakat secara umum, sosok cerdas, dan mampu bersifat kritis dalam menanggapi sesuatu ketika menjadi presenter.

114Fitria Chusna Farisa: “https://nasional.kompas.com/read/2019/07/26/10465321/”. Diakses 24 Desember 2019. 115Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 2 Tahun 2008, tentang Partai Politik, (http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2008_10.pdf”. Diakses, 24 juli 2019.

63 Sosok Najwa Shihab sebagai seorang jurnalis perempuan tentu banyak menginspirasi perempuan lain untuk terjun dalam dunia jurnalis. Saat ini menurut Luviana, hasil survei Divisi Perempuan Aliansi Jurnalis Indonesia pada 2012 menunjukkan dari 10 jurnalis pria hanya ada dua sampai tiga jurnalis perempuan. Artinya jika ada 1000 jurnalis, maka 300 orang adalah perempuan. Dengan kekhususan di Jakarta adalah 60:40 (laki-laki:perempuan). Di luar kota Jakarta, terutama di kota-kota madya, ketimpangan jumlah jurnalis perempuan dan laki- laki sangat terasa dan memprihatinkan. Begitu pun dengan status kepegawaiannya.116 Kemudian pada menurut Rosi sebagai pimpinan redaksi liputan6 dan Irma Gustiawati, saat ini dalam dunia jurnalistik kesempatan dan kompetisi masih setera antara laki-laki dan perempuan, jumlah laki-laki ada 55% dan Perempuan 45%. Setidaknya hal tersebut telah mengarah pada kesetaraan genar. Untuk pembagian kerja pun yang biasanya kerap dilakukan laki-lak, kini sudah banya dikerjakan oleh perempuan.117 Selanjutnya menurut forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI dan FWWI) antara Februari dan Maret 2019. Sekitar 105 jurnalis perempuan dari delapan provinsi di mana FJPI hadir - Sumatera Utara, Sumatra Barat, Aceh , Riau, Jambi, Papua, Papua Barat, dan Provinsi Jawa Barat.118 Uraian di atas, tampak saat ini begitu antusiasnya perempuan untuk menekuni dan mengeluti dunia jurnalistik, karena didalam dunia jurnalis perempuan dapat membuka wawasan dan berbagai informasi kepada perempuan lainnya, sehingga tidak ada lagi perempuan yang tertinggal akan isu-isu kekinian. Saat ini. Dengan banyak perempuan menjadi junalis saat ini, tentulah ada jurnalis perempuan-perempuan hebat pula yang mempengaruhinya.

116Yolanda Stellarosa dan Martha Warta Silaban. Perempuan, media dan profesi jurnalis. Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hal. 101 117Muhammad Zulfikar dan Endang Sukarelawati. Jurnalis:Tiidak ada perbedaan gender dunia jurnalistik Indonesia. Antaranews.com, 13 Agustus 2020. 118Ayu Puji Lestari, Perempuan Dalam Dunia Jurnalis, Tak Seharusnya Menjadi Sekedar Pemanis./ https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3956485/perempuan-dalam-dunia- jurnalis-tak-seharusnya-menjadi-sekadar-pemanis. Diakases, 05 Desember 2020

64 Salah satunya adalah Najwa Shihab, ia termasuk jurnalis perempuan yang profesional tidak hanya diakui di dalam negeri, tapi juga secara internasiona, sehingga Ia sempat mendapatkan penghargaan jurnalis terbaik dan beberapa kali mendapatkan nominasi presenter berita terbaik dan dua kali memenangkan penghargaan presenter talkshow terbaik. Profesionalitasnya gak hanya diakui di dalam negeri, tapi juga secara internasiona. Kemudian Najwa juga perempuan Indonesia inspiratif yang bisa kita contoh perjuangannya. Mereka telah memberikan sumbangsih mencerdaskan negeri ini melalui informasi yang membangun dan terjaga kevalidannya. Semoga ke depannya makin banyak generasi Indonesia yang profesional dan berprestasi pada bidang jurnalistik sepertinya. Pendidikan Memalui sejarah panjang bangsa Indonesia, tercatan dalam dunia pendidikan bahwa Siti Baroroh Baried termasuk perempuan pertama yang menjadi guru besar (Professor). Ini artinya menunjukkan sebagai perempuan yang paling tinggi status pendidikannya, karena perempuan tidak leluasa untuk melanjutkan pendidikan saat itu. Karena pada dasarnya menurut Bertran Setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan pada dasarnya dilahirkan dengan hak yang sama. Oleh karena itu, sudah seharusnya mereka memiliki akses yang sama pula dalam segala hal, diantaranya: pendidikan.119 Dalam bidang pendidikan menurut I Gusti Ayu Bintang Darmawati, mengatakan susenas Tahun 2018 menunjukkan bahwa angka melek huruf laki-laki masih lebih tinggi daripada perempuan, yaitu sebesar 97,33% untuk laki-laki dan 93,99% untuk perempuan.120

119Nasir, Lilianti. Persamaan Hak: Partisipasi Wanita Dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Vol.17 No.1 Tahun 2017, hal. 36. 120I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Profil Perempuan Indonesia 2019. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2019.

65

Urian di atas, menunjukan partisipasi perempuan dalam pendidikan sangat tinggi dan antusias untuk melanjutkan pendidikannya. Karena perempuan sudah mendapatkan ruang dan akses yang sama dalam pelaksanaan pendidikan. Sehingga perempuan dapat berkompetisi dan kesempatan yang seluas-luasnya sebagai warga negara Indonesia. M Menurut Dedy Priatmojo dan Zahrul Darmawan, dari 4.500 perguruan tinggi di Indonesia, jumlah guru besar yang aktif menjabat hanya mencapai 5.389 orang. Dari angka tersebut, 45 persen di antaranya sebanyak 2.395 orang profesor berada di 11 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Kemudian menurut Dimyati, tercatat ada total 123.568 dosen perempuan dari berbagai perguruan tinggi pada 2020, ini artinya ada berjumlah 44,2 persen dosen perempuan.121 Argumen di atas, menunjukan bahwa partisipasi perempuan dalam dunia pendidikan sangat meninngkat. Melihat semangat perempuan dalam dunia pendidikan, tentulah ada perempuan hebat yang bisa yang mempengaruhinya yang menjadi contoh dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah Siti Baroroh Baried sebagai professor pertama di Indonesia.

121Dedy Priatmojo dan Zahrul Darmawan, Jumlah Guru Besar di Indonesia Belum Ideal dan Tidak Merata. Viva.co.id./ https://www.viva.co.id/berita/nasional/1240052-jumlah-guru-besar-di- indonesia-belum-ideal-dan-tidak-merata. Diakses, 05 Desember 2020.

66 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Hasil penelitian ini terdapat sebuah kesimpulan umum bahwa sebenar secara realitas perempuan juga mampu mengembangkan kemampuan baik dalam bidang politik, jurnalis dan pendidikan, karena ini sudah dibuktikan oleh ketiga tokoh perempuan yang laur bias di atas. Jadi dapat disinopsiskan bahwa perempuan tidak hanya terbatas berkutat pada urusan dapur dan rumah tangga dan sebagai istri saja. Kemudian berikut ini temuan lebih spesifik yang menjadi jawaban dari rumusan malasah penelitian ini sebagai berikut: 1. Gerakan perempuan yang dinamakan fiminisme, pertama kali muncul di dunia barat khusus eropa untuk meminta adanya kesetaraan gender, karena pada saat itu banyak oktrin-doktrin gereja yang ekstrim dan tidak sesuai dengan kodrat perempuan. Kemudian gerakan tersebut juga berkembang dalam masyarakat Islam secara umum, karena di Timur Tengah terjadi perubahan sosial yang cukup fundamental khususnya para pekerja perdesaan dan perempuan kelas bawah di kota Mesir dan Suriah merasa tertindas atas pergantian model ekonomi dan politik di Negara tesebut. Sehingga gerakan peremuan tersebut sampai ke Indonesia, karena secara realitas terlihat di Indonesia ketimpangan gender masih dominan dari segala aspek antara lain dalam lingkungan keluarga, kependudukan, pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan dalam pemerintahan. ini terjadi mungkin sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakat Indonesia yang terdiri dari banyak etnis dan suku. 2. Tiga tokok perempuan di atas, terlihat dengan jelas pengaruhnya dibidang masing-masing seperti, Megawati Soekarnoputri bisa terpilih menjadi ketua partai PDI-Perjuangan sejak 1993 sampai 2024 secara aklamasi dalam lima kali Kongres. Kemudian Najwa Shihab, pengaruhnya terlihat bahwa ia mewawancari 56 tokoh-tokoh Nasional maupun Internasional seperti, Kofi Annan sekretaris jendral Peserikatan Bangsa-Bangsa, Mahathir Mohamad

67 Perdana Menteri Malaysia, dan Presiden Indonesia ke-3, ke-5, ke-6, ke-7. Ini menunjukkan bahwa kualitas jurnalis Najwa Shihah sudah diakui Nasional dan Internasional. Selanjutnya dalam dunia pendidikan nama Siti Baroroh Baried tidak asing lagi, karena dia perempuan pertama yang menjadi guru besar (Professor) di Indonesia, terutama dalam mengembangkan pendidikan perempuan dalam organisasi ‘Aisyiyah dan menjadi dosen di UGM. Kemudian ia juga menjalinkan kerjasama dengan berbagai organisasi Internasional seperti UNICEF, UNESCO, WHO, The Asian Foundation, World Conference of Religion and Peace, World Bank, dan badan internasional lainnya. 3. Adapun perngaruh dari tokoh-tokoh perempuan yang dibahas dalam penelitian ini, tampak dengan jelas saat ini banyaknya perempuan yang ingin menekuni profesinya sebagai politisi, jurnalis dan banyak pula perempuan yang berpendidikan tinggi. Ini bukti keberhasilan Megawati Soekarnoputri, Najwa Shihab dan Siti Baroroh Baried berhasil mempengaruhi generasi melenial kedalam bidangnya masing-masing.

B. Rekomendasi Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa pesan yang perlu peneliti sampaikan kepada beberapa pihak, yaitu: 1. Mungkin tulisan ini juga bisa memberikan motivasi, semangat dan spirit bagi pembaca untuk terjun kedalam dunia politik, jurnalis dan meneruskan pendidikan lebih tinggi lagi terutama perempuan. 2. Melihat banyak kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini, maka apabila ada pihak yang berkeinginan melanjutkan penelitian ini agar menjadi lebih sempurna dan bermanfaat. Sehingga peneliti berikutnya dapat lebih menggali data tidak hanya dari sisi politi, jurnalis dan pendidikan. Tetapi juga bisa dari ekonomi, sosial dan budaya.

C. Saran Dikarenakan adanya keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini sehingga hasil yang didapatkan sangat memungkinkan belum oftimal untuk

68 mendiskripsikan secara komprehensif tentang kiprah politik Megawati Soekarnoputri, Jurnalistik Najwa Shihab, dan jufenomena tentang tradisi Baumo dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Sehingga penulis sangat diharapakan dan menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan yang penelitian yang cakupannya lebih luas serta komprehensif yang berhubungan dengan hal tersebut ataupun dari sudut pandangan yang lain. Sehingga bagi pihak yang mempunyai tugas untuk mencari solusi dalam mengembangkan tradisi tersebut, bisa mengambil langkah dari sudut pandangan yang paling tempat.

69 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Amina Wadud Muhsin, Wanita di dalam al-Qur;an, terj.YaziarRadianti, Bandung:Pustaka, 1994. Adi Riyanto, MetodologiPenelitianSosialdanHukum. Jakarta: Granit, 2004. Adian Husaini, Tinjauan Historis Konflik Yahudi, Kristen, Islam, Gema Insani Press, 2004 Ariana Suryorini, MenelaahFeminismeDalam Islam. JurnalSAWWA, Volume 7, Nomor 2, April 2012 Agus S. Ekomadyo, Prospek Penerapan Metode Analisis Isi (Content Analysis) dalam Penelitian Media Arsitektur. Jurnal Itenas, No. 2. Vol. 10 Tahun 2006). Agus Basri dan Nunik Iswardani, “Mega dan Berbagai Tanda”, Tempo No.43 Tahun XXIII, Edisi 25 Desember 1993 Ahmad Bahar, Biografi Politik Megawati Soekarnoputri 1993-1996. T Pena Cendekia, Yogyakarta, 1996 Budhy Munawar- Rachman, “Islam danFeminisme: Dari Sentralisme kepada Kesetaraan” dalam Mansour Fakih dkk. Membincang Feminisme. Surabaya: RisalahGusti, 1995. Ida Hidayatul Aliyah, Feminisme Indonesia dalam Lintasan Sejarah. Jurnal Pembangunan Sosial, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2018, 152. Indah Rizki Aruma Nurjannah dkk. Megawati Presidential Political Policy in 2001-2004. 2018. Juliah, Kajian Feminisme Marxis Dalam Novel, Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia. Penelitian 2015. Lasa, ManajemenPerpustakaan. Yogyakarta : Gama Media, 2008, 207. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010. Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996. Mohd Arifullah dkk. Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Jambi: t.p., 2016. Moh. Nazir, MetodePenelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988. Nuryati, Feminisme Dalam Kepemimpinan. Jurnal Istinbath /No.16/ Th.XIV/ Juni/ 2015.

70 Ni Komang Arie Suwastini, Perkembangan Feminisme Barat dari Abad Kedelapan Belas Hingga Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, April 2013. ISSN: 2303-2898. P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT. RinekaCipta, 2006. Rendy Adiwilaga, “Feminisme Dan Ketahanan Budaya Perempuan Indonesia Dalam Perspektif Organisasi Islam Wanita (Studi Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah Periode 2012-2016). Jurnal Polinter Prodi IlmuPolitik FISIP UTA’45 Jakarta, Vol. 2 No. 2 (September-Februari 2017. Siti Baroroh Baried: Pelopor Kiprah Internasional ‘Aisyiyah” dalam Suara ‘Aisyiyah Edisi 7, Juli 2019 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Sumarno, Megawati Soekarnoputri: Dari Ibu Rumah Tangga Sampai Istana Negara, PT. Rumpun Dian Nugraha, tahun 2001. Suki Ali. Global Feminist Politics; Identities in Changing World, Routledge, New York, 2000 Sri Hidayati Djoeffan, Gerakan Feminisme Di Indonesia: Tantangan Dan Strategi Mendatang. Jurnal Mimbar No. 3 Th.XVII Juli-September 2001.

Jurnal/ Artikel Gaib Hakiki, Asnita Ulfa, Perempuan dan Laki-laki di Indonesia 2017. BPS, Jakarta Indonesia ISSN: 2476-9150 Nasir, Lilianti. Persamaan Hak: Partisipasi Wanita Dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Vol.17 No.1 Tahun 2017. Nibros Hassani, Perempuan-perempuan Muhammadiyah Dalam Media Massa Pada Agenda Adab Dua Muhammadiyah (Kajian Semiotik). Jurnal, ISBN: 978-602-361-188-1, 2018. Nidras Nada Nailufar. Perjalanan Politik Megawati, dari Pengusaha Pom Bensin hingga Penguasa Medan Merdeka Utara. Berita Kompas 2019. Indra Akuntono. Megawati Didukung Karena Sanggup Persatukan PDI-P. Artikel Kompas 2014. Imam Daniel Sihombing. Masa Reformasi di bawah Pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Artikel Kompas 2020. Ratna Juwitasari Emha, Strategi Kesantunan Najwa Shihab Sebagai Pemandu Acara Dalam Mata Najwa. Artikel Proceeding, 2018. Rangga Pandu Asmara Jingga dan Eddy K Sinoel.Megawati Dikukuhkan Kembali Sebagai Ketua Umum PDIP 2019-2024. Artikel AntaraNews, 2019. Rina Widiastuti. Kiprah Politik Megawati Soekarnoputri. Majalah Tempo. 23 Januari 2018.

71

Yolanda Stellarosa dan Martha Warta Silaban. Perempuan, media dan profesi jurnalis. Jurnal Kajian Komunikasi. Volume 7, No. 1, Juni 2019 Penelitian Kristitin Wahyuni. Masa Kepresidenan Megawati Soekarnoputri Periode Tahun. 2001-2004. Penelitian 2008 Fairuz Salma Rafifah. Peran Siti Baroroh Baried Dalam Organisasi ‘Aisyiyah Tahun 1965-1985. Penelitian 2020. Gadis Arivia, Pembongkaran Wacana Seksis Filsafat Menuju Filsafat berperspektif Feminis, Disertasi, Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Depok, 2002. Hendripal Panjaitan, Peranan ‘Aisyiyah dalam Pendidikan Islam Kota Medan. Tesis IAIN Sumatera Utara, 2013. Nur Fadillah. Persepsi Mahsiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makasar Pada Siaran Talkshow Mata Najawa. Penelitian 2016 Internet Suratmin, dkk, “Aisyiyah dan Sejarah Pergerakan Perempuan Indonesia (Sebuah Tinjauan Awal)” / website dpad yogyakarta 2014. Saldi. Sejarah Gerakan Perempuan Di Dunia. Post 2015/ https://lakilakibaru.or.id/sejarah-gerakan-perempuan-di-dunia. Republika: Gerakan Feminisme Awal Abad Ke-20di Dunia Islam 2016. Fost 26 April 2016/ https://republika.co.id/berita/o66jk713/gerak-feminisme-awal- abad-ke20-di-dunia-islam. Sheila Lalita. Apakah Feminisme Bisa Selaras Dengan Ajaran Islam. Artikel 2019/ https://magdalene.co/story/apakah-feminisme-bisa-selaras-dengan- ajaran-islam. Nurul Yunita, Perempuan Masa Kini, Tak Hanya Menyoal Emansipasi. Artikel 2018/ http://youthproactive.com/201803/speak-up/perempuan-bukan-cuma- emansipasi. Nizaryudharta:http://nizaryudharta.blogspot.com/2013/12/feminisme-di- Indonesia.html, di akses 23 Juni 2019. Website Suara ‘Aisyiyah: Siti Baroroh Baried, Pelopor Kiprah Internasional ‘Aisyiyah. Jurnal ‘Aisyiyah, Vol. 76, 1996 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008/ http://eprints.uny.ac.id/22291/11/UU%20No.%202%20Tahun%202008.pdf. Diakases 06 Juli 2019 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008/ http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2008_10.pdf. Diakases 06 Juli 2019

72 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008/ http://eprints.uny.ac.id/22291/11/UU%20No.%202%20Tahun%202008.pdf. Diakases 06 Juli 2019 Wikipedia: https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Najwa_Shihab&stable=1

73

LAMPIRAN-LAMPIRAN FOTO DAN DOKUMEN PENDUKUNG PENELITIAN

“KESETARAAN GENDER, KIPRAH POLITIK, JURNALISME DAN PENDIDIKAN WANITA INDONESIA”.

74

CURRICULUM VITAE

FOT O

A. Informasi Diri Nama : Robi Sugara Tempat & Tgl. Lahir : Lebuh, 27 Agustus 1994 Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Simp. Rimbo Keluarhan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi- Provinsi Jambi

B. Riwayat Hidup Sekolah : MAN Negeri 1 Muaro Bungo : MTs Tarbiyah Islamiyah Bungo : SD 55 Telemtam Muaro Bungo

75