57 Chapter Iii Muhammad Quraish Shihab and Tafsir Al
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Load more
Recommended publications
-
Full Journal
Involving Readers in the Latter-day Saint Academic Experience STUDIES BYUVol. 45 • No. 4 • 2006 ARTICLES Building Bridges of Understanding: The Church and the World of Islam (Introduction of Dr. Alwi Shihab) 5 Boyd K. Packer Building Bridges to Harmony through Understanding 9 Alwi Shihab Alhamdulilah: The Apparently Accidental Establishment of the Church in Guinea 19 Kendall Moss “Strangers in a Strange Land:” Assessing the Experience of Latter-day Saint Expatriate Families 25 James A. Toronto Moritz Busch’s Die Mormonen and the Conversion of Karl G. Maeser 47 A. LeGrand Richards Charting the Future of Brigham Young University: Franklin S. Harris and the Changing Landscape of the Church’s Educational Network, 1921–1926 69 J. Gordon Daines III The Archive of Restoration Culture, 1997–2002 99 Richard Lyman Bushman The “Beautiful Death” in the Smith Family 121 Samuel Brown DOCUMENT The Imprisonment of Martin Harris in 1833 113 Mark B. Nelson and Steven C. Harper ESSAY Life with Ana 107 Amber Esplin POETRY Astonishment 120 Mark Bennion FILM REVIEWS Sisterz in Zion directed by Melissa Puente John M. Murphy and Leslee Thorne-Murphy 151 States of Grace directed by Richard Dutcher Kent R. Bean 155 BOOK REVIEWS Lengthen Your Stride: The Presidency of Spencer W. Kimball by Edward L. Kimball Gary L. Hatch 157 Junius and Joseph: Presidential Politics and the Assassination of the First Mormon Prophet by Robert S. Wicks and Fred R. Foister Susan Sessions Rugh 162 Black and Mormon by Newell G. Bringhurst and Darron T. Smith, eds. Emmanuel A. Kissi 165 Joseph Smith: The Making of a Prophet by Dan Vogel Kyle R. -
Adab Interaksi Guru Dan Murid Dalam Kisah Musa Dan Khidhr (Telaah Terhadap Surat Al-Kahf Ayat 60-82)
ADAB INTERAKSI GURU DAN MURID DALAM KISAH MUSA DAN KHIDHR (TELAAH TERHADAP SURAT AL-KAHF AYAT 60-82) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Afif Arundina Raniyatushafa’ G 0000 900 45 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 MOTTO “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi”. (Āli „Imrān: 8) v HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk 4 orang yang paling berjasa dan saya cintai: Ibunda Huzainah Iskandar, yang telah membesarkan putra-putrinya dalam suasana yang penuh warna. Semoga karya putrinya yang sederhana ini, mampu meneguhkan hati Bunda untuk kembali memendarkan senyuman mesra. Ayahanda Nuryadi, Sosok nahkoda yang tak akan terganti. Karya ini juga masih untukmu Yah... Adinda Fa’iq Arundwika Al-Furqon, untuk sebuah asa dan doa. Muhammad Haiqal Agni Al-Fadhilah, No more than... I Lv U, Dear! :-* vi ABSTRAK Kisah-kisah dalam Al-Qur’an merupakan berita dari suatu permasalahan dalam masa yang saling berkelanjutan atau dengan kata lain suatu pemberitaan mengenai keadaan umat yang telah lalu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Salah satu kisah dalam Al-Qur’an yang berkenaan dengan kisah umat terdahulu yaitu kisah Musa dan Khidhr yang terdapat dalam Surat Al-Kahf Ayat 60-82, karena mengandung i‘tibār yang harus diamati dan dijadikan ‘ibrah dalam kehidupan. Penelitian dalam skripsi ini membahas tentang masalah adab interaksi guru dan murid dalam kisah Musa dan Khidhr (telaah terhadap Surat Al-Kahf ayat 60-82) dan bertujuan untuk mengetahui adab interaksi guru dan murid dalam kisah tersebut beserta relevansinya dengan komponen interaksi guru dan murid serta problema dan tantangan pendidikan Islam kontemporer. -
MODERATISME ISLAM DALAM KONTEKS KEINDONESIAAN (Studi Penafsiran Islam Moderat M
Volume 1, Nomor 1, Juli 2018 P-ISSN: 2622-2280 | E-ISSN: 2622-4658 https://ejurnal.iiq.ac.id/index.php/alfanar MODERATISME ISLAM DALAM KONTEKS KEINDONESIAAN (Studi Penafsiran Islam Moderat M. Quraish Shihab) Iffati Zamimah1 Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta Email: [email protected] Abstract This study proves that Islamic moderation has long been known in the Islamic tradition. This at once denied the assumption that Islam is a religious that teaching violence. This research is proved by the verses of the Qur'an that have explained the principle of moderate (washatiyah). Through these verses of the Qur'an, Quraish Shihab interprets Islamic moderatism can be applied to the Indonesian context. This study is carried out by exploring the interpretations made by M. Quraish Shihab through Tafsir Al-Mishbah, Wawasan Al-Qur’an, Membumikan Al-Qur’an and others. Keywords: Moderate, Tafsir, Tradition. Abstrak Penelitian ini membuktikan bahwa moderasi Islam telah dikenal lama dalam tradisi Islam. Hal ini sekaligus membantah anggapan bahwa Islam merupakan ajaran agama yang mengajarkan kekerasan. Penelitian ini terbukti dengan ayat-ayat Al- Qur’an yang telah menjelaskan prinsip moderat (washatiyah). Melalui ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, Quraish Shihab menafsirkan moderatisme Islam yang dapat diaplikasikan pada konteks Indonesia. Proses ini dilakukan dengan mengeksplorasi penafsiran yang dilakukan oleh M.Quraish Shihab melalui banyak karyanya seperti Tafsir Al-Mishbah, Wawasan Al-Qur’an, Membumikan Al-Qur’an, dan lain-lain.” Kata Kunci: Moderat, Tafsir, Tradisi. PENDAHULUAN aat ini umat Islam menghadapi tantangan internal maupun eksternal. Secara internal, Sumat Islam masih berada dalam keterbelakangan pendidikan, ekonomi, dan politik. -
Download (396Kb)
BAB III KONSEP MEMBACA DALAM ALQURAN MENURUT M. QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISBAH A. Ayat-ayat Tentang Iqra’dalam Alquran Dalam Alquran, perintah membaca itu, disamping ayat-ayat yang pertama diturunkan, banyak lagi ayat-ayat yang menyeru manusia untuk membaca. Perintah membaca itu tidak hanya diungkapkan dengan satu bentuk ungkapan saja, akan tetapi ada dua bentuk ungkapan yang dipergunakan Allah untuk menyeru manusia untuk membaca.34Selain akar kata qara’a, kata yang digunakan Allah Swt mengenai membaca dalam Alquran adalah kata tala tilawatan, hal ini dikarenakan membaca yang menggunkan akar kata tersebutdigunakan Alquran untuk semua bacaan yang sifatnya suci dan pasti kebenarannya. Kata iqra’ yang kata dasarnya adalah qara’a yaqra’u jumlah pengulangan kata iqra’ sebanyak 3 kali dan kata jadiannya sebanyak 17 kali. Diantara ayat-ayat yang berbicara tentang membaca tersebut, yang berkaitan dengan perintah untuk membaca (iqra’), yaitu sebanyak 3 ayat, dan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah perintah membaca yang terdapat pada surah Al-Alaq ayat 1 dan 3,sebagai berikut: 1. Surah Al-Alaq (96) ayat 1: 34Suardi Syam, “Metode Belajar dalam Alquran”, Potensia,loc.cit. 23 24 Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”. a. Identitas surah Surah Al-Alaq terdiri atas 19 ayat, dan termasuk kedalam kelompok surah Makiyyah, ayat pertama sampai dengan kelima dalam surah ini adalah ayat-ayat Alquran yang pertama kali diturunkan, yaitu disaat Nabi Muhammad Saw. berkhalawat di Gua Hira. Surah ini dinamai al-alaq’ (yang melekat), yang diambil dari perkataan al-alaq’ (zigot yang menempel) yang terdapat pada ayat kedua dari surah ini. Surah ini juga dinamai dengan surah Iqra’ Bismi Rabbika atau al-Qalam.35 b. -
Indonesian Interpretation of the Qur'an
Al-Jāmi‘ah: Journal of Islamic Studies - ISSN: 0126-012X (p); 2356-0912 (e) Vol. 57, no. 1 (2019), pp.143-166, doi: 10.14421/ajis.2019.57143-166 INDONESIAN INTERPRETATION OF THE QUR’AN ON KHILĀFAH The Case of Quraish Shihab and Yudian Wahyudi on Qur’an 2: 30-38 M. Djidin*; Sahiron Syamsuddin** * State Institute for Islamic Studies (IAIN) Ternate; **Sunan Kalijaga State Islamic University (UIN) Yogyakarta email: [email protected] Abstract Today the issue of building al-khilāfah al-islāmīyah (Islamic Caliphate) has been raised by Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). One of its arguments is that it is obligatory, because Qur’an, 2:30 mentions the term khalīfah. However, this argument has been questioned by many Muslim scholars. Some of them are Quraish Shihab and Yudian Wahyudi. In this article a comparative study is conducted in such a way we can provide readers with a ‘direct’ comparasion between Shihab’s and Wahyudi’s thoughts. The emphasis of their differences is shown more clearly than their similarities. Some important points that are discussed here are their interpretations of Qur’an, 2: 30-38. After analyzing their statements expressed in their writings and interviews, we have found that both have the same idea that Qur’an, 2: 30 does not talk about the Islamic Caliphate, and therefore, it cannot be used as an argument for its building. We have also found that they have exegetical differences that might refer to the fact that Shihab has much emphasis on the ‘historical meaning’ of the verses, whereas Wahyudi prefers their ‘significance’ for human beings. -
Ulama Aceh Dalam Melahirkan Human Resource Di Aceh
ULAMA ACEH DALAM MELAHIRKAN HUMAN RESOURCE DI ACEH ULAMA ACEH DALAM MELAHIRKAN HUMAN RESOURCE DI ACEH Tim penulis: Muhammad Thalal, Fauzi Saleh, Jabbar Sabil, Kalam Daud, Samsul Bahri, Ismail Muhammad, Mulyadi Nurdin, Ayyub AR, Fuad Ramly, Firdaus M. Yunus, Ismail, Nab Bahany AS, Anton Widyanto, Hardiansyah, Ikhram M. Amin, Imran Muhammad, Jamaluddin Thayyib, Syamsuar Basyariah, Ruslan Editor: Muliadi Kurdi PERPUSTAKAAN NASIONAL: KATALOG DALAM TERBITAN (KDT) ULAMA ACEH DALAM MELAHIRKAN HUMAN RESOURCE DI ACEH Edisi pertama, Cet. 1 tahun 2010 Yayasan Aceh Mandiri, Banda Aceh, 2010 xvi + 294 hlm, 16 x 24 cm ISBN 978-602-95838-8-5 HAK CIPTA PADA PENULIS Hak cipta dilindungi undang-undang Cetakan pertama, Nopember 2009 Tim penulis: Muhammad Thalal, Fauzi Saleh, Jabbar Sabil, Kalam Daud, Samsul Bahri, Ismail Muhammad, Mulyadi Nurdin, Ayyub AR, Fuad Ramly, Firdaus M. Yunus, Ismail, Nab Bahany As, Anton Widyanto, Hardiansyah, Ikhram M. Amin, Imran Muhammad, Syamsuar Basyariah, Jamaluddin Thayyib, Ruslan Editor: Muliadi Kurdi Disain sampul dan tataletak: Jabbar Sabil Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Yayasan Aceh Mandiri 2010 M/1431 H Sambutan Ketua Komisi A DPR Aceh Puji dan syukur kita panjatkan kehadhirat Allah Swt., v yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga kepada kita. Shalawat dan salam semoga tercurahkan ke pangkuan junjungan ‘alam Nabi Besar Muhammad saw., sahabat dan keluarga beliau sekalian. Dalam Alquran surat al-‘Alaq Allah Swt., menjelaskan bahwa Dia mengajarkan manusia dengan qalam. Artinya qalam secara simbolik memilik makna bahwa pentingnya tulisan, uraian dan karangan yang menyingkap hukum dan hikmah. Qalam pernah mengantarkan umat Islam ke alam kemajuan dan keemasan (golden age). -
Dampak Program Duta Baca Terhadap Pemanfaatan Koleksi Pada Dinas Dan Kearsipan Aceh
DAMPAK PROGRAM DUTA BACA TERHADAP PEMANFAATAN KOLEKSI PADA DINAS DAN KEARSIPAN ACEH SKRIPSI Disusun Oleh: RIVA ATUL NISA NIM. 140503031 Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Prodi Ilmu Perpustakaan FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY DARUSSALAM-BANDA ACEH 2021 M / 1442 H NIP. NIP. NIP. Banda Aceh, 22 Januari 2021 Yang Menyatakan, Riva Atul Nisa KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga terselesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Dampak Program Duta Baca terhadap Pemanfaatan Koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh”. Tidak lupa pula, shalawat beserta salam penulis limpahkan kepada pangkuan alam Baginda Rasulullah Muhammad SAW, karena berkat perjuangan beliau-lah kita telah dituntunnya dari alam jahiliyah ke alam islamiyah, dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan, seperti yang kita rasakan pada saat ini. Skripsi ini merupakan kewajiban yang harus penulis selesaikan dalam rangka melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar- Raniry Banda Aceh. Dalam rangka pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dimana pada kesempatan ini penulis menyampaikan ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Fauzi Ismail selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh. 2. Ibu Nurhayati Ali Hasan M.LIS selaku ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan penasehat akademik saya di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh. v 3. Nurrahmi, S.Pd.I.,M.Pd sebagai pembimbing I saya yang telah membantu dan meluangkan waktu dan fikiran untuk membimbing dan memberikan arahan sehingga terselesainya skripsi ini dengan baik. -
MANNHEIM MEMBACA TAFSIR QURAISH SHIHAB DAN BAHTIAR NASIR Tentang Auliya’ Surah Al-Maidah Ayat 51
Refleksi, Vol. 18, No.1, Januari 2018 91 MANNHEIM MEMBACA TAFSIR QURAISH SHIHAB DAN BAHTIAR NASIR Tentang Auliya’ Surah Al-Maidah Ayat 51 Ramli [email protected] Abstract The author will examine al-Maidah verse 51 according to Quraish Shihab and Bachtiar Nasir, on the one hand, which as the holy book of Muslims with social phenomena arising from events in the Thousand Islands, on the other. It will be analyzed using the sociology of Mannheim’s knowledge. Quraish Shihab interprets auliya ‘not just one meaning: leader, because basically the word comes from a close meaning. So he, in al-Maidah verse 51, then raises the meaning of supporters, defenders, patrons, lovers and more important: all of which refer and have affiliation of the meaning of closeness. So it can be concluded in this conclusion that Quraihs Shihab is extrinsically disagreeing with the leader as the only meaning in the verse. In contrast to Quraish Shihab, Bachtiar Nasir actually interpreted auliya ‘as a leader. This meaning is based on the asbab al- nuzul which he describes in Tadabbur al-Qur’an, that the historicity in this verse has a leadership precedent. Keywords: Mannheim, Tafsir, Quraish Shihab, Bachtiar Nasir, Auliya, Al Maidah Abstrak Penulis akan menelaah Al-Maidah ayat 51 menurut Quraish Shihab dan Bachtiar Nasir, di satu sisi, yang sebagai kitab suci umat Islam dengan fenomena sosial yang muncul akibat dari peristiwa di Kepulaun Seribu, di sisi yang lain. Ini akan dianalisis menggunakan sosiologi pengetahuan Mannheim. Quraish Shihab menafsirkan auliya’ tidak hanya satu makn: pemimpin, karena pada dasarnya kata tersebut berasal dari makna dekat. -
Joko 'Jokowi' Widodo's Path to Legitimacy in Solo, 2005
! Creating Legitimacy in Decentralized Indonesia: Joko 'Jokowi' Widodo’s Path to Legitimacy in Solo, 2005 - 2012 Wawan Mas’udi Submitted in total fulfilment of the requirements of the degree of Doctor of Philosophy February 2017 Faculty of Arts, Asia Institute The University of Melbourne ! ! Abstract This dissertation analyses the process of creating political legitimacy in Indonesia’s decentralized transitional democracy. In a transitional context, the authoritarian mode of legitimation was no longer effective, but the way in which new political leaders could create legitimacy based on democratic values had yet to be developed. Many political leaders in fact preferred to embrace patronage. By examining the case of Joko ‘Jokowi’ Widodo’s emergence in Solo, Indonesia, I argue that one way of creating legitimacy in a transitional context is by developing effective policies and an inclusive style of leadership which both addresses community vulnerabilities and interests in reform as well as facilitating the interests of dominant elite groups. In a democracy, legitimacy is not a political given, but needs to be created as a result of interactions between political leaders and their constituents. Adapting Stillman's compatibility of government’s output with public demands and Rothstein and Theorell's quality of government approach as a starting point for analysis, I found that the effectiveness of Jokowi’s policies on basic public services and urban informality helped him to create legitimacy, in part because they protected the common interests of the people. However, these popular policies did not threaten the interests of dominant elites. On the contrary, these and other policies Jokowi adopted as mayor of Solo facilitated the interests of political and economic elites, with which he identified. -
18 Bab Ii Biografi Ibnu Katsir, Buya Hamka Dan Quraish
BAB II BIOGRAFI IBNU KATSIR, BUYA HAMKA DAN QURAISH SHIHAB A. Biografi Ibnu Katsir, Buya Hamka dan Quraish Shihab a. Biografi Ibnu Katsir Nama lengkap Ibnu Katsir adalah Amam Ad-Din Abu Al-Fida Ismail Ibnu Amar Ibn Katsir Ibn Zara’ Al-Bushrah Al-Dimasiqy.1 Beliau lahir di desa Mijdal dalam wilayah Bushra ( Basrah) pada tahun 700h/ 1301 M. oleh karena itu, ia mendapat predikat “ Al-Bushrawi” (orang Basrah).2 Ibnu Katsir adalah anak dari Shihab Ad-Din Abu Hafsah Amar Ibn Katsir Ibn Dhaw Ibn Zara’ Al-Quraisyi, yang merupakan seorang ulama terkemuka pada masanya. Ayahnya bermazhab Syafi’i dan pernah mendalami mazhab Mazhab hanafi.3 Dalam usia kanak-kanak, setelah ayahnya wafat, Ibnu Katsir di bawa kakaknya ( kamal Ad-Din ‘Abd Al- Wahhab) dari desa kelahirannya ke damaskus. Di Kota inilah dia tinggal hingga akhir hayatnya. Karena perpindahan ini, ia mendapat predikat A- Dimasyqi ( orang Damaskus).4 Ibnu Katsir dapat gelar keilmuannya dari para ulama sebagai kesaksian atas keahliannya dalam beberapa bidang ilmu yang di geluti, 1 Muhammad Husein Adz-Dzahabi, At-Tafsir wa Al-Mufassirin, Jilid II (Mesir:Maktabah Wahbah, 1985), hlm.242 2 Manna Khalil Al-Qathathan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, terj Mudzakir, ( Jakarta: Lintera Antara Nusa, 1990) hlm. 386 3 Ibn Katsir, Al-Bidayah Wa Al-Nihayah, Jilid XIV, ( Beirut : Dar Al-Fikr, 1990), hlm 32 4 Nur Faizan Maswan, Kajian Diskriptif tafsir Ibn Katsir , ( Jakarta: Menara Kudus, 2002), hlm 35 18 19 antara lain ia mendapat gelar seorang ahli sejarah, pakar hadis.5 Dalam menjalani kehidupan, Ibnu Katsir didampingi oleh seorang isteri yang bernama Zainab( puteri Mizzi) yang masih sebagai gurunya. -
Analisis Pesan Dakwah M. Quraish Shihab Dalam Kajian Penyakit Hati Pada Video Youtube Najwa Shihab
ANALISIS PESAN DAKWAH M. QURAISH SHIHAB DALAM KAJIAN PENYAKIT HATI PADA VIDEO YOUTUBE NAJWA SHIHAB SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Rizki Risawati Asrining Ati NIM. B91215072 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019 PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI Bismillahhahmanirrahim.... Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Rizki Risawati Asrining Ati NIM : B91215072 Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam Judul : Analisis Pesan Dakwah M. Quraish Shihab Dalam Kajian Penyakit Hati Pada Video YouTube Najwa Shihab Alamat : Kludan Rt.03 Rw. 01, Tanggulangin – Sidoarjo Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: 1. Skripsi ini tidak pernah dikumpulkan kepada lembaga pendidikan tinggi mana pun untuk mendapat gelar akademik apapun. 2. Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. 3. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiasi, maka saya bersedia menanggung segala konsekuensi yang terjadi. Surabaya, 16 Januari 2019 Yang Menyatakan, Rizki Risawati Asrining Ati NIM. B91215072 iv PERSETUJUAN PEMBIMBING Nama : Rizki Risawati Asrining Ati Nim : B91215072 Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam Judul : Analisis Pesan Dakwah M. Quraish Shihab Dalam Kajian Penyakit Hati Pada Video YouTube Najwa Shihab Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada sidang skripsi. Surabaya, 9 Januari 2019 Dosen Pembimbing, Prof. Dr. H. Moh. Ali Aziz, M. Ag NIP. 195706091983031003 ii PENGESAHAN TIM PENGUJI Skripsi yang disusun oleh Rizki Risawati Asrining Ati telah dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi Surabaya, 31 Januari 2019 Mengesahkan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Dakwah dan Komunikasi Dekan, Dr. -
BAB II BIOGRAFI MUHAMMAD QURAISH SHIHAB A. Latar
BAB II BIOGRAFI MUHAMMAD QURAISH SHIHAB A. Latar Belakang Muhammad Quraish Shihab 1. Latar Belakang Keluarga Muhammad Quraish Shihab adalah anak ke lima dari 12 bersaudara, dilahirkan di Lotassato, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, pada tanggal 16 februari 1944, yang bertepatan dengan 22 bulan syafar 1363 H.1 Ia adalah putra ke lima dari dua belas bersaudara, putra dari Abdurrahman Shihab. Yakni seorang ulama tafsir yang semasa hidupnya merupakan cendekiawan terkemuka di Ujung Pandang; Ia adalah seorang pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Ujung Pandang dan juga staf pengajar, dengan jabatan guru besar pada Institut Agama Islam Negri (IAIN) Alauddin Ujung Pandang, dan sebutan Shihab adalah nama keluarga.2 Abdurrahman Shihab lahir di Makassar pada tahun 1915 , ia adalah putra dari Habib Ali bin Abdurrahman Shihab, seorang juru 1 Anshori, Penafsiran ayat-ayat jender menurut Muhammad Quraish Shihab, (Jakarta : Visindo Media Pustaka,2008 ) H. 31 2 Alwi Shihab, Islam Insklusif : Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, (Bandung : Mizan, 1999), H. 6 23 24 dakwah dan tokoh pendidikan kelahiran Hadramaut kota Yaman yang kemudian hijrah ke Batavia-kini Jakarta3. Muhammad Quraish Shihab sendiri mengaku bahwa dorongan untuk memperdalam study Al-Qur‟an terutama tafsir itu adalah datang dari ayahnya. Ayahnya senantiasa menjadi motivator bagi Muhammad Quraish Shihab.4 Mengenang ayahnya Quraish Shihab menuturkan “beliau adalah pencinta ilmu. Walau sibuk berdagang, beliau selalu menyempatkan diri untuk berdakwah dan mengajar. Bahkan beliau juga mengajar di masjid. Sebagaimana hartanya benar-benar dipergunakan untuk kepentingan ilmu. Beliau menyumbangkan buku-buku bacaan dan membiayai lembaga-lembaga pendidikan Islam di wilayah Sulawesi.5 Rappang adalah kampung halaman ibunda Quraish (Asma) yang biasa di sapa Puang Asma atau dalam dialek lokalnya Puc Cemma ; Puang adalah sapaan untuk keluarga bangsawan, dan nenek Asma adalah Puattulada yakni adik kandung Sultan Rappang.