ANALISIS PROGRAM MATA NAJWA EPISODE SENGKETA IMAN DI METRO TV

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Disusun Oleh:

MUHAMAD RIZAL 109051000116

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 2013/1434 ANALISIS PROGRAM MATA NAJWA EPISODE SENGKETA

!MAN DI lVIETRO TV

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

.MUHAMAD RIZAL NI~: 109051000116

Di Bawah bimbingan :

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 2013M 11433 H

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata Satu di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 07 Maret 2013

Muhamad Rizal ABSTRAK Muhamad Rizal Analisis Program Mata Najwa Episode Sengketa Iman

Mata Najwa adalah program in depth talkshow unggulan Metro TV yang dipandu oleh jurnalis senior Metro TV, Najwa Shihab. Dalam setiap episodenya, Mata Najwa berusaha menyajikan tayangan yang kritis, berbobot dan selalu menghadirkan tokoh-tokoh utama (newsmakers). Program ini berhasil Mendapatkan sejumlah penghargaan, baik dari dalam, maupun luar negeri. Konsisten menghadirkan narasumber lingkar satu, yang menjadi pelaku langsung sebuah peristiwa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti Program Mata Najwa. Di satu sisi, program ini merupakan Talk Show Unggulan di Metro TV. Di sisi lain, bagaimana program ini menjaga konsistensinya dalam mengemas produksi untuk mempertahankan sebagai program unggulan. Berdasarkan Konteks di atas, maka penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan; yaitu Bagaimana proses Produksi dan Format program Mata Najwa di Metro TV? Dengan demikian, penelitian ini memiliki tujuan: 1) untuk menjelaskan proses Pra dan proses produksi program Mata Najwa di Metro TV; 2) untuk menjelaskan Pasca dan Evaluasi Program Mata Najwa; 3) untuk menjelaskan Format Program Mata Najwa Episode Sengketa Iman di Metro TV. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, untuk memperoleh pemahaman tahapan Proses Produksi dan Format program Mata Najwa di Metro TV. Melalui pendekatan ini peneliti berusaha menjelaskan penjabaran Isi Meteri acara Mata Najwa untuk meluruskan berita masalah yang terjadi pada khalayak dan dengan demikian dilihat acara tersebut bisa memperkuat dan menambah teori lama tentang kelebihan dan kekurangan televisi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara mendalam (in depth interview), observasi Partisipan dan dokumentasi dengan analisis data deskriptif. Temuan penelitian ini adalah: 1) program Mata Najwa di Metro TV pada Tahap Pra produksi dan Proses Produksi Mata Najwa ada tiga bagian yaitu Penemuan Ide, Perencanaan, dan Persiapan. Penemuan Ide gagasan melihat hal yang terjadi pada masyarakat (Current Issue). Ada jenis dua berita yang dapat diangkat yaitu Pertama, sifatnya timely (kejadian baru-baru ini). Kedua, timeliness (paket atau tema-tema yang sifatnya bisa diputar kapan saja) biasanya mempunyai news value tinggi. Keputusan akhir dari rapat redaksi Mata Najwa Episode Sengketa Iman ditentukan oleh eksekutif produser. 2) Setelah itu, melakukan riset beberapa hari dengan cara menelpon pra interview narasumber yaitu Ummi Kultsum, Rusdi Mathari, DR. Fuad Jabali dan Prof. Latief Wiyata. 3) Tahap Pasca dan evaluasi pada program Mata Najwa dilakukan proses akhir yaitu editing. 4) Format Acara pada Program mata najwa adalah talk show indept dibedah dengan perspektif tajam dan kritis serta ditunjang dengan filler-filler sidebar yang menarik. Selama ini, Kelebihan dan Kekurangan Televisi, menurut buku Badjuri, Adi. Jurnalsitik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010 disandarkan pada empat Macam; 1) Cepat, dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas; 2) Kesan realistik : audio visual; 3) Relatif mahal; 4) Pembuatan iklan tv cukup lama. Akhirnya penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa program Mata Najwa Episode Sengketa Iman dalam menentukan topik, segmentasi, narasumber dan alur cerita berita, keputusan akhir dari rapat redaksi ditentukan oleh eksekutif produser. Dengan demikian, Program mata Najwa Episode Sengketa Iman tidak mengikuti ketentuan tahapan produksi program televisi standart operasion procedure (SOP) dimana yang berperan menentukan tema adalah produser.

i

بسم اهلل الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas nikmat, hidayah, inayah, dan rahmat yang dilimpahkan kepada hamba-Nya yang fana ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, keluarga, sahabat, dan kita para pengikutnya.

Skripsi berjudul “ANALISIS PROGRAM MATA NAJWA EPISODE

SENGKETA IMAN DI METRO TV”, dimaksudkan untuk mendeskripsikan

Proses Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi, mengevaluasi dan format program Talk Show di televisi. Tulisan ini diharapkan dapat mengungkap suatu temuan baru tentang tahan Proses Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi, evaluasi dan Format televisi atau setidaknya memperkuat kelebihan dan kekurangan televisi yang telah digulirkan oleh para peneliti sebelumnya. Penulis ingin melihat sejauh mana televisi berperan dalam memberitakan program dengan tayangan-tayangan positif yang memberikan pencerahan bagi khalayak luas.

Berkat kekuatan yang diberikan oleh Zat Yang Maha Rahman, Rahim, dan

Alim skripsi ini bisa terselesaikan. Usaha yang maksimal telah penulis lakukan untuk menyelesaikan tugas akhir di Program Strata1 Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini dengan segala kekurangan serta kelebihannya.

Penyelesaian penulisan ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan para pembimbing; baik formal maupun informal, serta bantuan, kemudahan, dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Karena itu, sudah sepantasnyalah pada

ii

kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada:

1. Prof. DR. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memperkenankan penulis menimba ilmu di kampus UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus sebagai promotor penulisan skripsi

ini.

2. Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang

Administrasi Umum dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Drs. Jumroni, MSi, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Umi Musyarofah MA, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan ini,

terutama dalam pengurusan nilai-nilai kuliah.

5. Dr. H. Sunandar, MA, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak

membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak henti-hentinya

meluangkan waktu, fikiran dan tenaga dalam memberikan arahan dan

bimbingan disela-sela kesibukan beliau.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan ilmu, pengalaman dan wawasan serta kontribusi yang tak ternilai

harganya. Semoga menjadi amal ibadah yang tak akan terputus. dan tidak lupa

pula kepada seluruh staff dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga

para staff perpustakaan Fakultas maupun Universitas yang telah memberikan

pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di kampus.

iii

7. Seluruh Crew “Mata Najwa” Metro TV, khususnya kepada Asvin Ellyana

selaku Produser I Mata Najwa, Ibu Dahlia Citra, selaku Produser II Mata

Najwa, Jati Savitri, selaku Produser II Mata Najwa, Steffani Fortunata,

selaku Staf Riset II dan Ryan Fatur, selaku Staf Produksi yang telah banyak

membantu dan mempermudah jalan penulis untuk melakukan penelitian di

program “Mata Najwa” di Metro TV ini, sehingga penulis mampu

menyelesaikannya dengan baik.

8. Ayahanda Bapak Nursan bin Samili serta Ibunda tercinta Roqoyah dengan

kasih sayangnya tak pernah kenal lelah dalam mendidik dan membesarkan

anak-anaknya dan selalu memberikan motivasi, doa dan seluruh

pengorbanannya baik moril maupun materil Sehingga penulis bisa seperti

sekarang ini. Jasa kalian tidak dapat terbayar oleh apapun. Bila Lautan

Menjadi Tinta untuk menulis Kertas tidak cukup untuk membalas Budi mu

Bapak dan Ibu.

Terima kasih Bapak, ibu…

9. Untuk semua saudara-saudaraku, kakak Roman Nurbawa dan adikku, Rano

Saefullah. Sahabat-Sahabatku di rumah Bang Iwan, Iwa, Rusli dan Inu.

Terima kasih atas semua dukungan kalian selama ini. Semoga hal baik yang

ada dalam diri penulis, bisa menjadi contoh yang baik pula untuk kalian,

khususnya untuk adik-adikku yang masih studi, semangat terus untuk jadi

yang sukses dunia akhirat. Amin...

10. Teman-teman seperjuangan KPI D angkatan 2009, Bintang Nurul Kawakib,

Reza Pahlefi Akbar, Yusuf Tadarusman, Arkho Anggadara, Rizki Maulana,

Fitriani, Ridwan Aditya Putra, Tika Aprilia, Eko Wahyudi, Fadli Rosyad,

iv

Achmad Nofal, Muhamad Rikza, M. Riza Akbar, Wahyu Eko Wibowo, Bayu

Noer Cahyo, Mahdi Musthaffa, Ryan Rifqi Nugroho, Noflim Trisna

Ayuningsih, Fajrin Dwi Ayu. F, Yulia Nurrohmah, Zakkiyah Al- Wahdah,

Muhamad Bushairi, Yudid Septiyarini, Muhamad Zidni Rizki, Nur

oktaviania, Dina Nurdian, Nur Fajrina, Hidayati Nurfajrina, Rizki Saputra ,

Agus Dwi Cahyono. terima kasih banyak selama ini telah memberikan

dukungan, doa, dan motivasi selama kita menjalani studi di kampus ini.

Semoga jalan hidup yang kita ambil, tidak akan memutuskan ikatan

silaturrahim kita selama ini dan selalu akan tetap baik selamanya. Amin.

11. Dan Teman-teman KKN SUKSES 2012, Farhan Hidayat, Zakky Yuda

Pratama, Nur Faizah, Ani Rikazah Haris, Abdul Rohim, Ishlah Zamani, Mega,

Nany, Dahlia, Aida, Melani, Husin, dan Deni yang telah memberikan hidup

ini menjadi berwarna. Semoga di masa depan menjadi orang-orang sukses.

Akhirnya penulis tutup kata pengantar ini dengan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya atas bantuan semua pihak yang tak mungkin sebutkan

nama satu per satu, serta mohon maaf bila skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Saran, masukan, dan kritik dari semua pihak sangat penulis

harapkan. Semoga Allah memberikan pahala sebagai bekal akhirat. Amin.

Jakarta, 07 Maret 2013

Penulis

(Muhamad Rizal)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i

KATA PENGANTAR ...... ii

DAFTAR ISI ...... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 7

D. Tinjauan Pustaka...... 9

E. Metodologi Penelitian ...... 10

F. Sistematika Penulis ...... 15

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Program Televisi ...... 17

1. Pengertian Program Televisi ...... 17

2. Jenis-Jenis Program ...... 19

3. Tahapan Produksi Program Televisi...... 24

4. Pengaturan Penayangan Program...... 37

B. Tinjauan Tentang Televisi...... 42

1. Pengertian Televisi ...... 42

2. Sejarah dan Perkembangan Televisi ...... 46

3. Kelebihan dan Kekurangan Televisi...... 51

vi BAB III GAMBARAN UMUM PROGRAM MATA NAJWA

A. Objek Penelitian Profil Program Mata Najwa ...... 54

1. Sejarah Berdiri Program Mata Najwa...... 54

2. Biografi Najwa ShihabMetro TV...... 56

3. Penghargaan Jurnalis Najwa Shihab...... 57

4. Target Audience Program Mata Najwa...... 58

B. Kategori Program Metro TV ...... 59

1. Metro News ...... 59

2. Metro Information Documentary ...... 59

3. Metro Reality Show ...... 60

4. Metro Talkshow ...... 60

BAB IV ANALISIS PROGRAM MATA NAJWA DI METRO TV

A. Pra dan Proses Poduksi Program Mata Najwa ...... 61

1. Pra Produksi Program Mata Najwa ...... 61

2. Proses Produksi Program Mata Najwa ...... 64

B. Pasca dan Evaluasi Produksi Program Mata Najwa ...... 73

1. Proses Pasca Produksi Program Mata Najwa...... 73

2. Evaluasi Produksi Program Mata Najwa ...... 75

C. Format dan Analisis Program Mata Najwa...... 76

1. Format Episode Sengketa Iman ...... 77

2. Analisis Episode Sengketa Iman ...... 78

D. Share And Rating Episode Sengketa Iman ...... 80

vii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...... 82

B. Saran ...... 86

DAFTAR PUSTAKA ...... 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Televisi merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Dibandingkan dengan media massa lainnya, seperti radio, surat kabar, majalah, dan sebagainya, televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengan media gambar (audio visual). Penyampaian isi atau pesan juga seolah- olah langsung antara komunikator (pembawa acara, pembaca berita, dan sebagainya) dengan komunikan (pemirsa). Informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat jelas secara visual.1

Televisi sebagai media massa keberadaannnya sangat dibutuhkan. Karena televisi dengan bentuk audio-visualnya mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dizaman global dan modern seperti sekarang ini.Urgensinya adalah di samping sebagai penyampaian informasi (hiburan, bisnis, dan pendidikan) juga bisa dipakai sebagai alat propaganda (politik).

Televisi mempunyai daya tarik yang kuat untuk menghibur khalayak karena memiliki unsur-unsur kata-kata, musik, sound effect dan memiliki unsur visual berupa gambar.2Dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu

1Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi). (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Cet ke-1, h.v. 2Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003) cet 3, h. 177

1 2

menimbulkan kesan yang mendalam bagi penonton.Segala sesuatu yang menjadi keunggulan televisi tersebut bisa dinikmati dengan santai dirumah dengan aman dan nyaman bersama seluruh keluarga.

Akhir-Akhir ini media televisi mempunyai kedudukan yang vital dan banyak diminati masyarakat, bukan hanya di negara kita saja, tapi di negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat di dalamnya.3Jalaludin Rahmat mengatakan bahwa televisi sudah menjadi agama masyarakat industri, artinya masyarakat sekarang sudah belajar hidup dari televisi.Negara Amerika pernah menganggap bahwa televisi sebagai “the

Second Good” (tuhan kedua) tetapi sekarang televisi bukan tidak mungkin sudah menjadi “The Firsh God” (tuhan pertama).Kalau kita lihat dari peran dan fungsi televisi sebagai kotak ajaib, yang bisa membuat sesorang betah dihadapan pesawat televisi sampai berjam-jam.

Televisi mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan media massa lainnya. Pertama, pesan televisi disajikan secara audio dan visual, berbeda dengan radio yang hanya audio (melalui pendengaran) dan surat kabar yang bersifat visual saja (melalui penglihatan). Televisi unggul dalam membangun daya tarik, persepsi, perhatian dan imajinasi dalam mengkostruk realitas. Kedua, dilihat dari sisi aktualitas peristiwa, televisi bisa lebih cepat memberi informasi kepada pemirsa dari pada surat kabar, radio dan majalah.Ketiga, dari segi khalayak televisi menjangkau ratusan ribu

3Jalaludin Rahmat, Islam Aktual, (Bandung : Mizan, 1992), Cet. Ke-4

3

pemirsa.Kempat, efek kultural televisi lebih besar daripada efek yang dihasilkan jenis-jenis media lainnya.4

Pertelevisian di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup beberapa tahun belakangan ini.Awalnya, kita hanya memiliki satu stasiun televisi, itu pun dimiliki oleh pemerintah, namanya Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada tahun 1989, lahirnya stasiun Televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia

(RCTI).Stasiun tersebut menjadi Televisi Swasta pertama di Indonesia.Stasiun televisi yang berturut-turut lahir adalah Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi

Pendidikan Indonesia, Indosiar, dan Andalas Televisi (ANTV).Sejak era reformasi bergulir Televisi swasta pun semakin ramai bermunculan ada Metro TV,

Transformasi Televisi (Trans TV), TV 7 yang kini menjadi Trans 7, Lativi yang belakang menjadi TV One, Serta Global TV.

Secara umum, Stasiun Televisi kita terdiri atas Televisi Generalis dan Televisi

Spesialis.Televisi generalis menyajikan program atau acara yang beragam, mulai dari sinetron, musik, film, acara anak-anak, hingga berita.Untuk televisi nasional, yang termasuk dalam kategori televisi generalis adalah RCTI, SCTV, TPI, Indosiar,

ANTV, Trans 7, termasuk TVRI.Televisi spesialis menitik beratkan pada program

4Asep S. Muhtadi dan Sri Handjani, Dakwah Kontemporer : Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi (Bandung : Pusada Press, 2003) h. 87

4

tertentu.Metro TV dan TV One adalah TV khusus yang cenderung atau menspesialisasikan diri pada program berita.5

Dengan tumbuhnya dunia teknologi dan informasi yang diiringi dengan banyaknya bermunculan stasiun-stasiun televisi baru baik stasiun televisi lokal maupun nasional.Dunia pertelevisian Indonesia pun menjadi berkembang dengan cepat baik dari teknologi maupun acara-acara yang disajikan.Pilihan program acara dan segmentasi pemirsanya pun beragam, ada televisi yang mengkhususkan dirinya dalam bidang hiburan anak, remaja ataupun umum.Namun ada juga televisi yang hanya menayangkan edukasi dan informasi dimana itu semua merupakan syarat dasar etika penyiaran yaitu penyiaran harus mengandung edukasi, informasi dan hiburan.Salah satustasiun televisi swasta di Indonesia yang banyak menayangkan edukasi dan informasi adalah Metro TV.

Metro TV adalah televisi yang mengkhususkan segmentasi penyiarannya hanya pada informasi dan edukasi (walaupun ada sedikit hiburannya). Stasiun televisi yang berdiri sejak 25 Nopember 2000 ini lebih banyak menayangkan berita, informasi umum dan hal-hal yang berhubungan dengan edukasi. Tak heran jika segmentasi pemirsanya jatuh pada kalangan masyarakat menengah ke atas, dimana pemikiran masyarakat tersebut sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh bangsa

Indonesia ini. Masyarakat sudah pandai untuk memilah dan memilih mana yang baik

5Usman, Ks. Television News Reporting & Writing (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009) cet 1 hal.2

5

dan pantas untuk disaksikan.Berbeda dengan masyarakat menengah kebawah, yang notabenya tidak memikirkan hal-hal demikian. Bahkan yang mereka butuhkan hanya sekedar hiburan semata, seperti : tayangan infotainment,sinetron-sinetron, tayangan musik, dan hiburan-hiburan lainnya.

Metro TV merupakan salah satu dari dua stasiun televisi swasta di Indonesia seperti TV One yang juga menyajikan tayangan dan program-programnya yang berfokus pada informasi dan edukasi. Salah satu acaranya di Metro TV yang menyajikan edukasi adalah Mata Najwa. Acara yang disi oleh Najwa Shihab atau yang akrab biasa dipanggil Nana ini seorang wartawan senior yang telah bergabung sejak awal berdiri Metro TV sekitar 9 tahun silam,pembawa acara beritaMetro TV.

Antara lain menjadi anchor program berita Prime Time,Metro Hari Ini dan program talk showToday's Dialogue. Ditantang mengawal sebuah talk show dengan menggunakan nama pribadi, Mata Najwa.

Program Tersebut lebih mengedepankan karakter sebagai anchor. kharakter khusus dalam memberikan pertanyaan kepada narasumber yaitu sangat kritis, dengan cara bicara cepat, mengulik, dan selalu menggali lebih tajam. Gaya seperti itu yang tampilkan di Mata Najwa yang sekaligus menjadi keseluruhan karakter program ini.Salah satu ciri acara ini adalahOne on One yaitu dalam memberikan pertanyaan tidak berbincang dengan lebih dari satu narasumber secara bersamaan berbeda dengan program lainnya.Kesuksesan acara ini tidak terlepas dari Pembawa acara

6

tetapi dalam pengemasan acara yang dinamis dan bisa diubah sesuai dengan situasi dan kebutuhan yang terjadi dimasyarakat.

Oleh karena itu, program Mata Najwa masih bertahan hingga saat ini ditengah-tengah masyarakat dan terus menghadapi persaingan program sejenis yang tayang di Metro TV dengan melakukan perbandingan dengan setiap acara, membuat evaluasi pada akhir produksi acara agar program ini sangat menarik untuk masyarakat. Kemudian, evaluasi yang bagaimanakah membuat program Mata Najwa masih bertahan selama ini?dan Apa format acaranya? Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti “ANALISIS

PROGRAM MATA NAJWA EPISODE SENGKETA IMAN DI METRO TV.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Karena banyaknya efek yang ditimbulkan oleh suatu tayangan televisi, baik itu yang berdampak positif maupun negatif.Kami selaku penulis tidak terjebak dengan berbagai pandangan.Kami mengganggap tayangan Mata Najwa sangat menarik, dari segi Informasidan Edukasi.Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka masalah hanya akan peneliti batasi pada program Mata Najwa yaitupada

EpisodeSengketa Iman tayang 5 September 2012.

7

2. Rumusan Masalah

Dengan demikian untuk lebih memperjelas penelitian ini maka penulis merumuskan beberapa permasalahannya, yaitu : a. Bagaimanakah proses Pra Produksi pada Program Mata Najwa di Metro TV

Episode Sengketa Iman tayang 5 September 2012? b. Bagaimanakah proses Produksi pada Program Mata Najwa di Metro TV Episode

Sengketa Iman tayang 5 September 2012? c. Bagaimanakah tahapan Proses Pasca dan Evaluasi pada Program Mata Najwa

Episode Sengketa Iman 5 September 2012? d. Bagaimanakah Format Program Mata Najwa di Metro TV Episode Sengketa Iman

tayang 5 September 2012?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui proses Pra Produksi pada Program Mata Najwa di Metro

TV Episode Sengketa Iman Episode Sengketa Iman tayang 5 September 2012.

b. Untuk mengetahui proses Produksi pada Program Mata Najwa di Metro TV

Episode Sengketa Iman Episode Sengketa Iman tayang 5 September 2012

8

c. Untuk mengetahui Tahapan Pasca dan evaluasi Produksi Program Mata Najwa

di Metro TV Episode Sengketa Iman tayang 5 September 2012. d. Untuk mengetahui format Program Mata Najwa di Metro TV Episode

Sengketa Iman tayang 5 September 2012.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari Penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan memberi masukan dalam segi keilmuan

komunikasi terutama dari peminat media studi tentang proses produksi

evaluasi program di media televisi bagi pengembangan ilmu pengetahuan

di bidang ilmu Komunikasi khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan baru untuk menambah

wawasan berbagai kalangan seperti teoritis, praktis, dan aktivis penyiaran

televisi yang pada umumnya bagi para pengelola stasiun televisi dijadikan

sebagai sarana alternatif untuk mempertahankan nilai-nilai agama secara

efektif disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan memberi inspirasi serta

9

kreatifitas kepada anak muda untuk melakukan kegiatan yang positif melalaui

media massa.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skipsi ini, penulis mengadakan tnjauan

kepustakaan di perpustakaan yanga da difakultas Dakwah dan Komunikasi

maupun di Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut

pengamatan penulis dari observasi yang dilakukan, penulis hanya menemukan

penelitian ilmiah tentang :

1. “Analisis Program Kick Andy Di Metro TV” yang disusun oleh Agus

Isnaien NIM 206051003901. Penelitian berisi tentang pra produksi,

produksi dan pasca produksi. Yang membedakan dengan peneliti buat

yaitu dari segi tema acaranya, format acaranya, dan jam tayang acaranya.

2. “Analisis Program Tabir Sunnah Di Trans 7” yang disusun oleh Ais

Ramdhan Rasyid, Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2007. Adapun

permasalahan yang dibahas adalah mengenai desain program, pelaksanaan

program, dan evaluasi program Tabir Sunnah Di Trans TV.

3. “Analisis Program Just Alfin DI Metro TV” yang disusun oleh Dini

Nurdiyani, Mahasiswa Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2008. Adapun permasalahan

10

yang dibahas adalah mengenai Pra Produksi, pelaksaan proses produksi,

dan pasca produksi program Just Alfin Di Metro TV.

4. ”Analisis Produksi Program Drama Komedi Sitkom” OB” Office Boy di

RCTI disusun oleh Yofy Andres dengan NIM 203051001450,

penelitiannya berisi tentang program drama. Sitkom “OB” lahir dari ide

gagasan produser yang melihat adanya celah untuk menayangkan sebuah

program. Program Sitkom “OB” di harapkan dapat menghibur

penulisannya/ khalayak. Akhirnya peneliti dapat mengetahui bagaimana

proses produksi program Sitkom “OB” berhasil menarik perhatian

khalayak dan digemari oleh pemirsanya tanpa membedakan jenis kelamin,

usia , golongan, terbukti dengan sudah diproduksi/ditayangkan 450

episode program Sitkom “OB”. Yang membedakan dengan penelitian buat

yaitu dari segi temannya, format acaranya, jam tayang acaranya dan

penayangan acaranya.

E.Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara umum dan mendetail dari hasil yang diperoleh setelah melakukan pengamatan langsung dilapangan yang kemudian dianalisis.Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak

11

dapat dicapai dengan menggunakan cara-cara kuantitatif (statistik).Penelitian kualitatif dapat menunjukan pada penelitian tenang masyarakat, sejarah, tingkah laku, juga tentang fungsionalisasi organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan kekerabatan.Beberapa data dapat diukur melalui data sensus, tetapi analisisnya adalah analisis kualitatif.6

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah responden penelitian dan sumber data.Ia

menerangkan bahwa responden penelitian adalah orang yang dapat merespon,

memberikan informasi tentang data penelitian. Sementara Sumber data adalah

benda atau hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya

tentang data.Maksudnya subjek penelitian adalah benda atau hal atau orang

tempat data untuk variabel penelitian melekat dan yang

dipermasalahkan7.Dalam penelitian ini terdapat subjek yang merupakan faktor

utama dalam menentukan hasil dari penelitian yaitu semua crew-crew yang

terkait langsung dalam program Mata Najwa. Subjek penelitian ini juga

merupakan orang-orang yang memberikan informasi dalam penelitian ini.

6Anselm Strauss dan Julliet Corbit, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Prosedur, Teknik, dan Teori Grounded). (Surabaya : PT Bina Ilmu Offset, 2007), h. 11 7Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian (Suatu Tinjauan Teoritis dan praksis), Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, h. 28.

12

b. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah barang yang hendak diteliti oleh

peneliti8.Sedangkan objek dari penelitian yaitu proses pra produksi, produksi,

format acara dan pasca produksi program Mata Najwa di Metro TV.

3. Tempat dan waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di stasiun televisi Metro TV, Jalan Pilar

Mas Raya kav A-D.kedoya kebun jeruk jakarta barat.Di bagian produksi

program Mata Najwa.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi yaitu metode yang digunakan peneliti untuk mengamati atau

melakukan pengindraan langsung terhadap suatu kondisi, situasi, proses,

aktivitas dan perilaku yang dianggap peneliti dapat digunakan sebagai data

pelengkap.Observasi atau pengamatan langsung merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang sering digunakan untuk jenis penelitian kualitatif.9

Teknik yang digunakan adalah observasinya, sifatnya secara langsung dengan

melihat proses pra produksi, produksi dan pasca produksi.

8Ibid, h. 29. 9Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi : Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h. 186

13

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin mendapatkan informasi dari orang lain dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyan berdasarkan tujuan tertentu.10 Data-data

yang diperoleh adalah dengan wawancarai eksekutif produser, produser dan

Presenter atau pihak-pihak yang terlibat didalam program Mata Najwa.

Penelitian melakukan wawancara secara tatap muka (face to face).Pedoman

wawancara yang digunakan adalah bentuk wawancara terstruktur, dalam hal

ini peneliti menyiapkan pertanyaan tertulis.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.Pengumpulan data ini diperoleh dari dokumen-dokumen

yang berupa cacatan formal, dan dengan mengumpulkan serta menelaah

beberapa literatur baik berupa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen yang

ada pada redaksi.Mempelajari bahan-bahan atau dokumen-dokumen yang ada,

yang berhubungan dengan penelitian.Tujuannya adalah guna melengkapi

sebuah penelitian.11 Untuk dokumentasi, penulis melakukan pengambilan data

yang diperoleh secara langsung datang ke Metro TV Program Mata Najwa,

10Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya), (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), h.180 11 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertasi Contoh Praktis riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2007), H. 116

14

dan disana peneliti mendapatkan semua kebutuhan yang peneliti butuhkan, mulai dari dokumen-dokumen tentang Metro TV Program Mata Najwa sampai materi-materi yang peneliti butuhkan. d. Teknik Analisa Data

Dari data-data yang dikumpulkan kemudian dianalisis, dan dari hasil analisis didapatkan hal-hal yang dirasa kurang pas, kemudian peneliti kritisi.

Analisa yang digunakan penulis adalah analisa deskriptif yang menggambarkan keadaan sebenarnya dan dianggap akurat serta meruangkannya kedalam konteks penulisan karya ilmiah, dengan cara merasakan, menerangkan, memberikan gambaran serta klasifikasi dan mengintrepretasikan data-data yang terkupul secara apa adanya terlebih dahulu, kemudian menarik kesimpulan atas permasalahan yang berkaitan tersebut. e. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and

Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

15

F. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam penulisan skipsi ini sistematis, untuk itu

penulis membaginya menjadi lima bab, yaitu tiap-tiap bab berisi sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Memuat tentang : latar belakang masalah, rumusan dan batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BABII :TINJAUAN TEORITIS

Merupakan uraian teori-teori yang menjadi landasan dalam

kerangka pemikiran dalam penelitian ini, berisi tentang ruang lingkup

program yang menjelaskan tentang program, jenis-jenis program,

pengaturan penayangan program, dan pengukuran kesuksesan

program. Lalu dijelaskan juga tentang ruang lingkup televisi yang

berisi tentang pengertian televisi, televisi sebagai alat komunikasi

massa, pengaruh televisi, dan kelebihan dan kekurangan media

televisi. yang terakhir berisi tentang ruang lingkup program televisi

yang menjelaskan tentang desain program televisi, pelaksanaan

program televisi dan evaluasi program televisi.

16

BAB III : GAMBARAN UMUM STASIUN METRO TV

Pada bab ini memuat tentang subjek dan objek penelitian.

Dimana subjeknya adalah stasiun Metro TV terdiri dari : sejarah berdirinya stasiun Metro TV; visi-misinya; struktur organisasinya; serta program-programnya. Sedangkan objek penelitiannya adalah program Mata Najwa di Metro TV, yang terdiri dari : desain program

Mata Najwa ; komponen penunjang produksi program Mata Najwa; serta share and rating program Mata Najwa.

BAB IV : ANALISIS PROGRAM MATA NAJWA

Pada bab ini memuat tentang bagaimana proses produksi program Mata Najwa Episode Sengketa Iman,tahapan dimulai dari proses Pra Produksi, produksi, pasca produksi dan evaluasi produksi, format acara danshare and rating.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini dimuat kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap rumusan permasalahan yang diajukan pada bab satu. Selain itu untuk mengembangkan studi selanjutnya, penulis berusaha memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.Selain itu, diakhir skipsi juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiranya.

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Program Televisi

1. Pengertian Program

Menurut P.C.S Sutisna dalam bukunya pedoman praktis penulisan

skenario televisi dan video, mendefinisikan program televisi adalah bahan

yang telah disusun dalam satu format sajian dengan unsur video yang

ditunjang unsur audio yang secara teknis memenuhi persyaratan layak siar

serta telah memenuhi standar estetika dan artistik yang berlaku.1

Menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah

acara, sementara kamus Webster International volume 2 lebih merinci lagi,

yakni: program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk

ditindaklanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang

siaran itu berada di udara.2

Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television

programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi

dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical

programming) setiap harinya.

1P.C.S. Sutisna, Pedoman Praktis Penulisan Skenario TV dan Video, (Jakarta: PT. Grasindo, 1993) Cet ke-1, h.9 2 RM. Soenarto,Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran(Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007), cet. I, h. 1

17 18

Untuk menyusun program siaran diperlukan sistem pemrograman

siaran.Dengan sistem itu diharapkan acara-acara yang hadir di layar televisi

dapat membuat asik penonton, dapat disenangi penonton, bahkan bisa menjadi

panutan penonton.

Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk

memenuhi kebutuhan pemirsanya. Sedangkan menurut Omar Abidin Gilang,

program merupakan serangkaian acara atau sesuatu yang disiarkan dalam

berbagai bentuk penikmat oleh stasiun penyiaran.3

Program itu sendiri berasal dari bahasa inggris (programme) atau

program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia

tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah

“siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan

dalam berbagai bentuk.

Istilah program siaran dapat dianalogikan sebagai barang (goods) atau

pelayanan (services) yang dijual pada bentuk lain. Menurut John R. Bitner,

program atau kerap pula disebut dengan istilah acara adalah barang yang

dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mendengarnya.4

Dengan demikian pengertian program adalah segala hal yang

ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan

3 Omar Abidin Gilang dalam Moeryanto Gining Munthe, Media Komnikasi Radio, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996) h.62 4 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer KLIS, 2004) Cet. Ke-1 hal.35

19

audiencenya.Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi.

2. Jenis-Jenis Program

Jenis Program TV Pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian besar yaitu program hiburan (sinetron, film, music, dan lain-lain) dan program informasi.Program informasi ditelevisi, sesuai dengan namanya, memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap ssuatu hal.Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien.Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang dijual kepada audien.Dengan demikian, program informasi tidak hanya melalui program berita di mana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show(perbincangan) misalnya wawancara dengan artis, orang terkenal atau dengan siapa saja.Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news)5.

5Morrison, M.A, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Jakarta : Kencana 2008) cet. Ke-1 hal. 24-25

20

a. Berita keras

Berita keras atau hard news adalah segala Informasi penting atau menarik yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya.Peran televisi sebagai sumber utama hard news bagi masyarakat cenderung untuk terus meningkat.Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam menyiarkan berita kepada masyarakat.Dalam berita-berita mengenai konflik, televisi menjadi medium informasi yang paling dipercaya.Hal ini disebabkan televisi menyajian gambar yang menjadi bukti yang tak terbantahkan. Pada umumnya stasiun televisi menginvestasikan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk kegiatan pemberitaan dalam porsi waktu siaran yang cukup besar. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu: straight news, features, dan infotainment.

Straight News.Straight news berarti berita „langsung‟ (Straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja 5W + 1H (who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu

(deadline) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien.

Feature. Kita sering melihat suatu program berita menampilkan berita- berita ringan misalnya informasi mengenai tempat makan yang enak atau

21

tempat liburan yang menarik, berita semacam ini disebut feature.Dengan demikian, feature adalah berita ringan namun menarik.Pengertian menarik dsini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat dikatakan sebagai softnews karena tidak terlalu terkait dengan waktu penayangan, namun karena durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi bagian dari program berita maka feature masuk ke dalam kategori hard news.

Infotainment.Kata infotainment berasal dari dua kata yaitu information yang berarti informasi dan entertainment yang berarti hiburan, namun infotainment bukanlah berita hiburan atau berita yang memberikan hiburan.Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dan karena sebagaian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan seperti pemain film/sinetron, penyanyi dan sebagainya maka berita mengenai mereka disebut juga dengan infotainment.Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan.Namun dewasa ini infotainment disajikan dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus menampilkan berita-berita kehidupan selebritis.

22

b. Berita lunak

Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segara ditayangkan.6Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak in adalah: magazine, current affair, documenter, dan talk show.

Current Affair.Dari namanya, Pengertian current affair adalah persoalan kekinian.Current affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.Dengan demikian current affair, cukup terikat dengan waktu dalam hal penanyangannya namun tidak seketat hard news, batasnnya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak maka current affair dapat disajikan.

Magazine. Diberi namamagazine karena topik atau tema yang disajikan mirip dengan topik-topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah (magazine).Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lainmagazine adalah future dengan durasi yang lebih panjang magazine ditayangkan pada program tersendiri

6Ibid, hal. 27

23

yang terpisah dan program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya. Suatu program magazine dengan durasi 30 menit atau satu jam dapat terdiri atas hanya satu topic atau beberapa topik.

Documenter.Dokumenteradalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Gaya atau cara penyajian dokumenter sangat beragam dalam hal teknik pengambilan gambar, teknik editing dan teknik pencitraannya, mulai dari yang sederhana hingga yang tersulit. Suatu program dokumenter adakalanya dibuat seperti membuat sebuah film sehingga sering disebut dengan film dokumenter.

Talk Show.Program talk show atau pembincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host).Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas.

24

3. Tahapan Produksi Program Televisi

Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser

professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan

pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment),

biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan

pelaksanaan produksi.7

Berpikir tentang produksi program televisi bagi seorang produser

professional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu,

selain menghibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai, dan memiliki

makna.

Produksi yang bernilai atau berbobot hanya dapat diciptakan oleh

seorang produser yang memiliki visi.Namun, apakah visi itu tumbuh dari

suatu acuan mendalam yang bermuara pada orientasi, ideologi, religi, dan

pemikiran-pemikiran kritis atas sarana yang dipakai untuk menampilkan

materi produksi.Atau, visi itu sekedar mengikuti arus yang mengalir.

Bertolak dari dorongan kreativitas, seorang produser yang menghadapi

materi produksi akan membuat seleksi. Dalam seleksi ini intelektualitas dan

spiritualitas secara kritis menentukan materi mana yang diperlukan dan mana

yang tidak. Kemudian akan lahir ide atau gagasan. Dilengkapi dengan materi

atau bahan lain yang menunjang ide ini, akan tercipta konsep berupa naskah

7 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi(Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), cet. I, h. 23

25

untuk produksi. Naskah ini merupakan bahan dasar yang perlu dipirkan oleh seorang produser ketika ia akan mulai berproduksi.

1. Materi Produksi

Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja.

Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu.

Suatu kejadian yang istimewa biasanya merupakan materi produksi yang baik untuk program-program dokumenter atau sinetron.Tentu saja kejadian itu masih harus dilengkapi dengan latar belakang kejadian dan hal- hal lain yang perlu untuk menjadikan program itu sebuah program yang utuh.Untuk itu, masih diperlukan riset yang lebih mendalam agar semua data yang bersangkut-paut dengan materi hasil produksi itu lengkap.

Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang kemudian akan diubah menjadi tema untuk program dokumenter atau sinetron

(film televisi). Mungkin juga gagasan itu langsung menjadi konsep program.Tema ataupun konsep program kemudian diwujudkan menjadi treatment.Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program.Oleh karena itu, treatment untuk setiap format program berbeda- beda.

Dari treatment akan diciptakan naskah (script) atau langsung dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program

26

sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment.Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah atau program yang baik.

2. Sarana Produksi

Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi.Tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus.

Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini menjadi pertimbangan utama seorang produser ketika ia mulai dalam perencanaan produksinya. Selebihnya berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi.Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam studio.

1. Biaya Produksi

Tidak terlalu sederhana merencanakan biaya untuk suatu program produksi. Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sampai sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu:8

8Ibid, h. 29

27

a. Financial Oriented

Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada.Kalau keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi. Misalnya: tidak menggunakan artis yang pembayarannya mahal, menggunakan lokasi shooting yang tidak terlalu jauh, konsumsi yang tidak terlalu mewah. Segala sesuatunya didasari atas kemungkinan keuangan.

b. Quality Oriented

Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal.Dalam hal ini, tidak ada masalah keuangan.Produksi dengan orientasi badget semacam ini biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun financial. Untuk menghasilkan kualitas yang paling tinggi dari produksi itu, produser boleh melibatkan semua orang nomor satu dibidangnya.

Menentukan biaya produksi suatu program televisi dengan video bagi produser atau manager siapa pun merupakan hal yang rumit.Banyak faktor tidak terduga yang sewaktu-waktu dapat terjadi.Oleh karena itu, membuat perencanaan anggaran produksi seolah-olah mengharuskan mata dan pikiran kita melihat hal-hal tersembunyi atau yang sekiranya tidak ketahuan dan yang

28

mungkin memerlukan biaya.Estimasi biaya yang tertera dalam rencana anggaran, paling tidak dapat membuat batasan-batasan yang baik ketika pelaksanaan produksi dan mencegah pemborosan.Bagaimanapun tidak ada produksi yang ingin menderita kerugian dan menjadi macet karena kekeliruan dalam melaksanakan rencana anggaran atau membuat estimasi biaya.

2. Organisasi Pelaksanaan Produksi

Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang, misalnya para artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat dimana lokasi shooting dilaksanakan, dan pejabat yang bersangkut- paut dengan masalah perijinan.Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi yang serapi-rapinya.Dalam hal ini, produser dapat dibantu oleh asisten produser atau sering disebut produser pelaksana atau production manager.Ia mendampingi sutradara dalam mengendalikan organisasi.

Produser pelaksana membawahi bendahara dan kasir yang mengatur keuangan dan membayar kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Sementara itu, sekretariat mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan surat menyurat, kontrak, dan perijinan. Tanggungjawab untuk pelaksanaan dari organisasi yang bersifat lapangan ini dipikul oleh bagian yang disebut unit manager.Bagian ini menanggung tugas dari dua sisi sekaligus; sisi organisasi dan sisi artistik.Bidang yang langsung di bawah koordinasi pelaksana unit

29

manager, misalnya perijinan, transportasi, konsumsi, dan akomodasi.Lokasi, setting/dekorasi, property (perlengkapan), kostum dan make-up, pelaksanaan lapangan berada dalam koordinasi unit manager, tetapi segi artistik sepenuhnya di bawah tanggungjawab art designer atau art director.

Sutradara dibantu sepenuhnyaoleh art designer dan director of photography (kamerawan).Sementara kamerawan membawahi bagian pencahayaan (lighting) dan suara (sound).Sutradara adalah penanggungjawab penuh suatu produksi.

Pelaksanaan produksi untuk produksi program televisi di studio memiliki nama yang berbeda pula. Sutradara disebut pengarah program atau

Program Director (PD).Fungsi dan tugasnya mirip denga sutradara. Hanya ia bekerja di belakang meja kontrol di ruang kontrol. Asisten sutradara disebut

Floor Director (FD) tugasnya membantu sutradara mengarahkan pemain dan crew di dalam studio rekaman gambar. Pembantu pengarah program yang lain adalah switcher. Ia bertugas membantu pengarah acara men-switch kamera melalui tombol di meja kontrol. Pelaksana produksi lain sama dengan pelaksana produksi shooting lapangan. Bedanya pada jumlah kameramen.Dengan multikamera diperlukan dua sampai empat kamerawan sekaligus.

3. Tahap Pelaksanaan Produksi

30

Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien.Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standart operasion procedure (SOP), seperti berikut:9

a. Pra-Produksi (Perencanaan dan Persiapan)

Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:

1) Penemuan Ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

2) Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew.Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

3) Persiapan

9Ibid, h. 39

31

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat

menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi

peralatan yang diperlukan.

b. Produksi

Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan

produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis, crew mencoba

mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script)

menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.

Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot

yang akan diambil dalam adegan (scene). Berikut ini adalah beberapa posisi

kamera (camera position), yang apabila terangkaikan akan menjadi suatu

cerita yang hidup:10

1. Shoot jauh (long shoot)

Suatu pengambilan objek oleh kamera dari jarak yang jauhnya cukup

untuk dapat mengambil pemandangan yang lengkap dari suatu adegan.

2. Shoot dekat (close shoot)

Suatu pengambilan objek dari bahu ke atas. Close shoot dalam naskah

kamera disingkat CS.

3. Shoot agak dekat (medium shoot)

10 Sunandar, Telaah Format Program Keagamaan di Televisi; Studi Deskriptif Analisis Televisi PendidikanIndonesia, Tesis (Yogyakarta: IAIN Sunan Kali Jaga, 1998)

32

Suatu pengambilan objek oleh kamera dari dada ke atas.Dalam naskah kamera istilah itu disingkat MCS.

4. Shoot sewajah (close-up)

Suatu pengambilan objek untuk menghasilkan gambar wajah seseorang sebatas dagu ke atas.Istilah ini disingkat CU.

5. Shoot terdekat (big close-up)

Pengambilan sebuah objek secara khusus oleh kamera untuk menampilkan salah satu bagian dari tubuh manusia atau suatu benda tertentu sehingga tampak amat sangat jelas. Big close-up yang lazim disingkat BCU, kadang-kadang disebut juga Extra close-up dan Extreme close-up. Dengan big close-up dapat ditampilkan mata, hidung, bibir, dan lain-lain secara khusus untuk memberikan kesan tertentu kepada pemirsa.

6. Shoot sedang (medium shoot)

Suatu pengambilan objek oleh kamera sebatas pinggang ke atas.Dalam naskah kamera, shoot tersebut disingkat MS.

7. Shoot agak jauh (medium long shoot)

Suatu pengambilan objek oleh kamera sebatas lutut ke atas. Shoot yang sering kali disingkat MLS ini dinamakan juga shoot lutut (knee shoot).

8. Shoot dua (two shoot)

Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan dua orang sebatas dada ke atas.

33

9. Shoot kelompok (group shoot)

Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan sejumlah orang sebatas dada ke atas.

10. Shoot udara (aerial shoot)

Pengambilan objek oleh kamera dari udara untuk menghasilkan suatu pemandangan yang mengesankan.

11. Shoot lebar (wide shoot)

Pengambilan suatu objek yang tidak terlalu jauh, suatu pengambilan gambar oleh kamera yang melingkupi area yang luas.

12. Shoot amat jauh (very long shoot)

Suatu pengambilan objek oleh kamera yang melingkupi area yang amat luas dimana terdapat suatu objek.

Semua shoot yang dibuat dicatat oleh bagian pencatat shoot dengan mencatat time code pada saat mulai pengambilan, isi shoot dan time code pada akhir pengambilan adegan. Kode waktu (time code) adalah nomor pada pita.Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar.

Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses editing.

Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik.Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya.

Sesudah semua adegan di dalam naskah selesai diambil maka hasil gambar

34

asli (original material/row foot-age) dibuat catatannya (logging) untuk

kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing.

b. Pasca-Produksi

Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline,

editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam editing, yaitu:

pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier. Kedua, editing

dengan teknik digital atau non linier dengan computer.11

(1) Editing offline dengan teknik analog

Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu

mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan

gambar. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing

kasar yang disebut editing offline (dengan copy video VHS supaya murah)

sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment. Materi hasil

shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah

editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam screening.

Apabila masih perlu ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat langsung

dikerjakan sampai hasilnya memuaskan.Sesudah hasil editing offline ini

dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script.Naskah editing ini

11 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi(Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), cet. I, h. 42

35

sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing ini formatnya sama dengan skenario.

(2) Editing online dengan teknik analog

Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli.

Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing.

(3) Mixing (pencampuran gambar dengan suara)

Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas.

(4) Editing offline dengan teknik digital atau non-linier

Editing non-linier atau editing digital adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing. Alat editing tersebut bermacam-macam nama, jenis, dan fasilitasnya, misalnya: Pinacle –

36

Matrox – Canupus, dll. Tahapan pertama, yang harus dilakukan adalah memasukkan seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan atau logging memperoleh OK, ke dalam hardisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi file, yang ketika diperlukan dapat dipanggil untuk disusun berdasarkan urutan yang diinginkan sutradara. Sesudah tersusun baik baru diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini disebut render. Setelah render dapat dilakukan screening. Apabila dalam screening masih perlu koreksi, maka koreksi dapat dikerjakan dengan menambah, mengurangi, atau menyisipi shoot yang diperlukan.

(5) Editing online dengan teknik digital

Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal penyempurnaan hasil editing offline dalam komputer, sekaligus mixing dengan musik ilustrasi atau efek gambar (misalnya perlu animasi atau wipe efek) dan suara (sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan. Sesudah semua sempurna, hasil online ini kemudian dimasukkan kembali dari file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas broadcast standart. Setelah program dimasukkan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian dari pekerjaan di stasiun televisi.

37

4. Pengaturan Penayangan program

Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam menyiapkan program siaran

televisi, yakni:12

1) Pola siaran. Sebelum penata program menyusun acara siaran, terlebih

dahulu harus menyiapkan pola siaran. Pola kerja seorang penyusun

program atau programmer, yaitu programmer akan mengumpulkan

terlebih dahulu referensi-referensi yang diperlukan: kebijakan siaran

dari pimpinan stasiun televisi, persoalan sosial budaya yang

berkembang di tengah masyarakat, jangkauan siaran, hasil jajak

pendapat penonton, pemasok-pemasok program (rumah produksi,

distributor), dan tentunya analisis bahan siaran yang mengacu pada

kebijaksanaan umum siaran televisi.

Kebijaksanaan umum siaran televisi akan dilatarbelakangi oleh

keadaan negara masing-masing. Secara universal penyelenggaraan

siaran televisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mampu memberi informasi (informatif),

12 RM. Soenarto,Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran(Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007), cet. I, h. 1

38

b. Mampu mendidik penonton (edukatif),

c. Mampu memengaruhi penonton (persuasif),

d. Mampu menghibur penonton (entertaining), dan

e. Mampu menakuti penonton.

Pola siaran selalu dijadikan awal atau dasar dalam menyusun program

siaran.Pola siaran merupakan pola penyusunan mata acara yang

memuat penggolongan, kelompok hari, waktu, dan frekuensi siaran

setiap mata acara dalam suatu periode tertentu, dan ini dijadikan

panduan dalam penyelenggaraan siaran.

Dilihat dari penggolongan penyelenggaraan siaran televisi,

penyelenggaraan siaran itu terdiri dari lima kategori, yakni:

1. Televisi yang berazaskan siaran umum (general television)

2. Televisi yang berazaskan siaran pendidikan (instructional TV /

educational TV)

3. Televisi bukan siaran (close circuit)

4. Televisi kabel/televisi berlangganan

5. Televisi pemberitaan

2) Arahan pola siaran. Untuk memolakan suatu acara siaran dibutuhkan

wawasan arahan penyiaran program. Dari arahan itu diharapkan akan

kian memperkuat posisi perusahaan atau instansi pertelevisian

39

bersangkutan. Arahan penyiaran televisi juga dimaksudkan sebagai rambu-rambu kebijakan pola siaran.

Di bawah ini ada delapan pedoman arahan penyiaran televisi, yaitu:

1. Penyiaran televisi diharapkan dapat menggalang dan

menyalurkan pendapat umum yang konstruktif dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk

menjaga kelestarian persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

2. Dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan kecerdasan

kehidupan bangsa.

3. Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya bangsa.

4. Dapat menangkal pengaruh buruk terhadap tata nilai

perikehidupan bangsa Indonesia yang beraneka ragam.

5. Dapat meningkatkan peranan bangsa dan negara di tengah-

tengah pergaulan antarbangsa dalam ikut melestarikan

ketertiban dunia.

6. Meningkatkan pembangunan watak, kepribadian bangsa,

harkat, dan martabat manusia.

7. Dapat menimbulkan kesadaran hukum dan terpeliharanya

ketertiban umum serta rasa kesusilaan.

8. Dapat meningkatkan upaya bagi suksesnya pembangunan

nasional.

40

3) Perubahan pola acara. Pola acara siaran dapat diubah sesuai keadaan.

Kendati demikian, sebaiknya perubahan tidak sering dilakukan, karena

dapat mengurangi simpati penonton.

Secara teknik pelaksanaan, antara pola acara siaran dan pola

pemprograman siaran perlu dibedakan.Yang dimaksud dengan pola

acara siaran adalah urutan acara dalam hitungan setiap hari dan setiap

minggu.Sementara pola pemprograman lebih pada kebijakan siaran

secara umum dan menyeluruh.

Ada dua alasan mendasar mengapa ada perubahan pola acara.Pertama,

penempatan susunan acara harian dan mingguan ternyata tidak

tepat.Kedua, ada acara-acara tertentu yang berbenturan antara stasiun

yang satu dengan stasiun lainnya.

4) Bahan program. Bahan program siaran didapat dari budaya yang

dimiliki oleh manusia. Manusia bisa berpikir, punya akal, punya

peradaban, serta punya kepandaian. Mereka juga punya budaya, dan

dari budaya itulah program siaran televisi bisa dipetik.

Kelompok terkecil kehidupan manusia adalah keluarga.Kita bisa

mengambil butir-butir kehidupan keluarga bersangkutan.Ada tentang

keharmonisan keluarga, ada kegagalan kehidupan keluarga, juga ada

perihal perencanaan di luar rumah – semuanya bisa dijadikan bahan.

41

Kalau butir-butir kehidupan manusia memerlukan hiburan, sesuatu

yang rileks, maka seni suara, seni musik, seni tutur yang ringan, dan

komedi jadi bisa diketengahkan.

Manusia perlu hidup sehat, karena itu olahraga bisa menjadi suguhan

yang sangat menarik.Pendidikan formal juga sangat menarik

disuguhkan apabila bisa disusun secara menarik pula.Begitu juga

pendidikan nonformal.

5) Sistem penempatan program siaran. Yang dimaksud dengan sistem

penempatan program siaran, masing-masing adalah:

Program tahunan.Perencanaan program tahunan berpijak pada tahun

berlakunya manajemen stasiun televisi bersangkutan.Isi program

tahunan mengacu pada peristiwa-peristiwa penting setiap bulannya,

sehingga peristiwa penting itu bisa dijadikan sebagai panduan tema

siarannya.

Program pekanan atau mingguan.Yang dimaksud sebagai program

pekanan atau mingguan adalah susunan program siaran dalam setiap

minggunya.Atau lebih rinci lagi susunan mata acara dari Senin sampai

Minggu, konfigurasi acara harian dari menit ke menit, dan penggunaan

studio untuk penyelenggaraan operasional siaran – siaran langsung

ataukah rekaman atau yang lainnya.Dasar pemprograman siaran

42

pekanan adalah dari pola tahunan. Dengan dasar ini sistem penyiaran

akan berjalan berseiring dengan pelaksanaan di lapangan.

Program harian.Penyusunan program harian didasarkan pada berapa

banyak bahan siaran yang tersedia. Ketersediaan bahan ini bisa berupa

bahan jadi (istilahnya: completed program atau canned product), bisa

pula berupa bahan siaran yang harus diproduksi terlebih dahulu.

B. Tinjauan Tentang Televisi

1. Pengertian Televisi

Televisi secara etimologis berasal dari kata “tele” yang artinya jauh

dan “vision” yang berarti penglihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh prinsip

radio dan penglihatannya oleh gambar13. Dengan demikian televisi yang

dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat

jauh disini yaitu dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat

(studio televisi) dan dapat dilihat dari tempat “lain” melalui sebuah perangkat

penerima (televisi set).14

Kata televisi terdiri dari kata ”tele” dan ”visi”. Tele dalam bahasa

Yunani mempunyai arti ”jarak” sedangkan Visi dalam bahasa Latin

13Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, Cet. ke-2, Firma Rimbow, Medan : 1989, hal. 221 14Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI, Tesis, Yogyakarta: 1998.

43

mempunyai arti ”citra atau gambar”. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem

penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh.15

Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka menyebutkan

arti televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar obyek yang bergerak,

yang disertai dengan bunyi (suara) melalui angkasa dengan menggunakan alat

yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik

dan mengubahnya menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang

dapat didengar, digunakan untuk penyiaran pertunjukan berita dan

sebagainya.16Istilah televisi sendiri baru dicetuskan pada tanggal 25 Agustus

1906, di Kota Paris, Prancis. Saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan

para ahli bidang elektronika dari berbagai negara.17

Menurut Skornis dalam bukunya Television and Society:: An Incuest

and Agenda (1985), dibandingkan dengan media massa lainnya (radio surat

kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat

istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengar dan gambar bisa bersifat

15 P.C.S. Sutisna, Pedoman Praktis Penulisan Skenario TV dan Video, (Jakarta: PT. Grasindo, 1993) Cet ke-1, h.1 16Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), cet. ke-3, 59. 17JB. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, (Bandung: Alumni, 1986), hal. 49.

44

informatif, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur

diatas.18

Dengan pengertian di atas, lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa

sistem transmisi atau pancaran gambaran dan suara yang dihasilkan oleh

kamera elektronik diubah menjadi gelombang elektro magnetik dan

selanjutnya transmisi dilanjutkan melalui pemancar.Gelombang elektro

magnetik ini diterima oleh sistem antena yang menyalurkan ke pesawat

penerima (pesawat televisi).Di pesawat televisi lalu gelombang elektro

magnetik diubah kembali menjadi gambar dan suara yang dapat kita nikmati

di layar televisi.Sedangkan pada televisi kabel gelombang elektro magnetik

tersebut disalurkan melalui kabel ke pesawat penerima.

Suatu siaran dapat diterima di rumah harus melalui proses-proses

tertentu.Kecanggihan yang ada pada televisi ini bila tidak ditunjang oleh

sumber daya manusia yang baik menyebabkan siaran televisi yang diterima

menjadi tontonan yang membosankan. Karenanya, untuk menjadikan siaran

televisi ini tetap survive, dibutuhkan tenaga-tenaga andal di bidangnya dan

juga manajemen yang kuat. Sedikitnya ada delapan hal yang harus dimiliki

para penggiat televisi jika siaran mereka tidak ingin dirasa membosankan:

keahlian di bidang masing-masing, tanggung jawab profesi, kreativitas,

18 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah analisis isi media televisi, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 1996), Cet. ke-1, h. 5

45

karakter gotong-royong atau senang bekerjasama (tidak egoistis),

kepemimpinan bijaksana (tegas tapi tidak kaku), kesadaran pada fungsi

masing-masing, bertekad sama untuk mencapai satu tujuan dengan baik, dan

memiliki pandangan jauh ke depan di bidang perangkat keras.

Televisi sebagai suatu alat yang merupakan bagian dari suatu sistem

yang besar, sehingga meskipun televisi seperti kotak hitam ajaib, tapi apabila

gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar televisi, berhubungan

langsung dengan televisi tadi yang sudah ditekan tombolnya, maka dengan

serta merta akan merubah ke arah fungsi sebenarnya, di mana kita akan dapat

menikmati acara yang ditayangkan langsung dari stasiun penyiaran yang

bersangkutan. Televisi sebagai suatu alat dapat dimanfaatkan untuk

mengkomunikasikan informasi, dengan menggunakan bayangan gambar dan

suara demikian halnya dengan video dan film.19

Menurut Onong Uchjana Effendy, acara televisi pada umumnya

mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton. Ini

adalah hal yang wajar. Jadi, bilah ada hal yang menyebabkan penonton

terharu, terpesona dan latah, bukanlah sesuatu yang istimewa. Sebab, salah

satu pengaruh psikologi dari televisi seakan-akan menghipnotis para

19 Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi (Yogyakarta, Duta Wacana University Press, 1994), h. 1-2

46

penonton, sehingga mereka seolah-olah hanyut dalam keterlibatan pada kisah

atau peristiwa yang dihidangkan televisi.20

Mengingat sifatnya terbuka, cakupan pemirsanya tidak mengenal usia

dan meliputi seluruh lapisan masyarakat mulai anak-anak, remaja, hingga

orang dewasa luasnya jangkauan siaran dan cakupan pemirsanya. Media

televisi sebagai media pembawa informasi yang besar dan cepat pengaruhnya

terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku anggota masyarakat serta

perubahan sistem dan tata nilai yang ada.21

Televisi mempunyai daya tarik tersendiri yang khas, kalau radio

mempunyai daya tarik yang disebabkan unsur-unsur kata, musik, dan sound

effect yang mendukung, maka televisi lebih dari itu dimana terdapat unsur

visual yang memancar berupa gambar baik yang bergerak maupun tidak

bergerak yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya.

Sejauh ini banyak kalangan masyarakat yang memandang televisi

sebagai ajang sosialisasi kekerasan yang tidak mendidik dengan menayangkan

program-program yang tidak mendatangkan manfaat. Namun setelah televisi

menayangkan bermacam program acara keagamaan secara terus-menerus dan

berkualitas, maka persepsi negatif itu dapat dikurangi dan dinetralisir kembali.

20 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), Cet Ke-4, h.122 21 Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, Media Televisi :tujuan, isi, pengelola serta dampaknya terhadap perubahan sistem nilai, (pengaruh tayangan program televisi terhadap perilaku anak dan pemuda), (Jakarta, BPPN, 1992), h. 1

47

Setiap media memang memiliki kelebihan masing-masing, namun

banyak para pakar komunikasi yang mengatakan bahwa jangkauan media

televisi jauh lebih besar dan lebih luas dari media lainnya. Karenanya,

keberadaan televisi ini apakah efeknya maslahat atau mudharat sangat

tergantung pada pemiliknya.

2. Sejarah Perkembangan Televisi Indonesia

Peletakan dasar utama teknologi pertelevisian dimulai tahun 1884,

ketika insinyur Jerman bernama Paul Nipkow mampu menciptakan

mekanisme televisi dengan benar untuk pertama kali. Ia menemukan sebuah

alat yang kemudian disebut sebagai Nipkow disk atau Nipkow Sheibe.22

Tahun 1953 tibalah saatnya Asia mengejar ketinggalan dalam bidang

pertelevisian yang dimulai oleh Jepang dan Philipina pada tahun 1953,

kemudian diikuti oleh negara-negara Asia lainnya: Muangthai pada tahun

1955, Indonesia dan Republik Rakyat Cina (RRC) tahun 1962, Singapura

tahun 1963, dan lain-lain.

Memang televisi merupakan media termuda setelah koran dan radio,

tetapi media ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kedua media

tersebut, yaitu kemampuannya melipat jarak, ruang dan waktu, ditambah

dengan kekuatan audio-visual yang dimilikinya, TV dapat memperlihatkan

22 Deddy Iskandar Muda, “Jurnalistik Televisi,” (Bandung: PT. REMAJA ROSDA KARYA, 2005), Cet. Ke-2, hal. 4.

48

keadaan yang terjadi dimanapun. Oleh karena itu, TV banyak mendapatkan

julukan, jendela dunia, kotak ajaib, dan lain sebagainya.

Di Indonesia TV hadir pada tanggal 19 Agustus 1962, yaitu saat

munculnya TVRI dengan studionya yang terletak di kompleks Senayan,

Jakarta.23 Lahirnya televisi di Indonesia layaknya bayi prematur yang

kehadirannya kurang normal. Ini terjadi karena syahwat megalomanian dan

ekshibisionisme Soekarno, Presiden Pertama RI, ketika Indonesia

menyelenggarakan Asian Games IV di Jakarta.24

Karena kelahirannya yang prematur, pertumbuhan TV di Indonesia

tidak sebaik di Barat. Benar bahwa selama dua pekan Asian Games TVRI

punya bahan liputan langsung dari berbagai lapangan olah raga untuk

disiarkan. Namun, setelah itu yang tersisa hanya pola teknik sehingga antara

12 hingga 18 September 1962, siaran terpaksa diistirahatkan karena TVRI

tidak punya program yang jelas untuk disiarkan. Ketika diudarakan lagi, untuk

masa cukup lama siaran hanya dapat dilaksanakan tidak lebih dari 30 menit

sehari.25

Untuk menyikapi masalah itu, baru kemudian pada tanggal 20 Oktober

1963 lebih setahun setelah siaran pertama – kehadiran TVRI diatur melalui

Keppres No. 215 tahun 1963 yang antara lain menetapkan statusnya sebagai

23Ibid, hal. 190 24 Wirodono,“Matikan TV-Mu!,”(Yogyakarta : RESIST BOOK, 2005), Cet. Ke-1 hal. 3. 25 Idi Subandi Ibrahim dan Deddy Mulyana, ed., “Bercinta Dengan Televisi: Televisi di Indonesia dan Pengaturannya,” (Bandung: PT. REMAAJA ROSDA KARYA, 1997),Cet. Pertama, hal.12.

49

suatu yayasan, yaitu Yayasan Televisi Republik Indonesia (disingkat TVRI).

Hanya saja, palaksanaannya tidak lagi murni.

Dulu berdasarkan Keppres No. 215/1963, TVRI berada langsung di bawah presiden. Kini ia lebih banyak diatur Departemen Penerangan

(Deppen).26 Pada tanggal 1 April 1981 TVRI tidak menyiarkan iklan. Hal ini dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru guna menghindari konsumerisme masyarakat di Indonesia.

Untuk meningkatkan perkembangan pertelevisian di Indonesia, pada penghujung tahun 1980-an dan awal dekade 1990-an suasana pertelevisian di

Indonesia menjadi meriah. Karena di zaman orde baru, Presiden Soeharto memperkenankan pihak swasta mengelola stasiun televisi siaran.

Gagasan untuk membuatan stasiun televisi swasta sebenarnya sudah ada sejak 1975, tetapi hal ini bisa diredam hingga tahun 1987 karena ada masalah yang membuat hal ini harus terjadi, yaitu belum adanya undang- undang penyiaran. Lahirnya televisi swasta merupakan manifestasi dari

Kepmenpen No. 111 tahun 1990 yang terbentuk berdasarkan Keppres No.

215 tahun 1963 yang menyatakan “dalam batas-batas tertentu TVRI dapat menunjuk pihak lain (swasta/masyarakat) menjadi pelaksana siaran TV melalui hubungan kerjasama yang diatur dalam perjanjian tertulis”.

26Ibid, hal. 12-13.

50

Stasiun televisi siaran swasta itu antara lain adalah Rajawali Citra

Televisi Indonesia (RCTI) yang mulai dioperasikan pada bulan April 1989 dan menjadi stasiun swasta pertama di Indonesia yang dimiliki oleh Bambang

Triatmojo. RCTI diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989 tepat pada hari lahirnya TVRI ke-28, dan RCTI di Bandung baru dioperasikan 1 Mei

1991.Kemudian disusul oleh Surabaya Centra Televisi (SCTV) yang mulai dioprasikan pada bulan Agustus 1989 yang memiliki cabang di Denpasar,

Bali. Selain itu ada Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang dikelolah oleh

PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) dipimpin oleh Ny. Siti

Hardianti Indra Rukmana yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1991 bertempat di studio 12 TVRI Senayan, Jakarta.

Walaupun TPI berstatus swasta, tetapi penyiarannya untuk sementara bekerjasama dengan TVRI.

Pada tahun 1992, buletin intern TVRI “Lensa” nomor 10 tahun 1992 memuat berita tentang perkembangan televisi di Indonesia. Dalam waktu dekat ini enam stasiun TV swasta siap beroperasi, satu diantaranya ialah

Indosiar Visual Mandiri (IVM) yang berjangkau siaran secara nasional beroperasi di Darmogot, Jakarta.

Dan lima stasiun TV lainnya berjangkau siaran secara lokal adalah

Ramako Indo Televisi Batam (RITB) di Pulau Batam, Cakrawa Bumi

Sriwijaya Televisi (CBST) di Palembang, Cakrawala Andalas Televisi (CAT)

51

di Lampung, Sanitya Mandarata Televisi (SMT) di Yogyakarta dan Merdeka

Citra Televisi Indonesia (MCTI) di semarang. Pada millenium ketiga,

menyusul televisi swasta lainnya di Jakarta, yaitu: ANTV, Metro TV. Trans

TV, TV 7 (sekarang Tans7), Lativi, Global TV, O Chenel, dan TVG.

Di sejumlah negara berkembang seperti di Asia Tenggara, media

melakukan perannya yang dilukiskan sebagai “agen pembangunan”.27 Di

Indonesia misalnya, pemerintah melihat media sebagai sumber daya yang

kritis untuk membantu dalam mengkomunikasikan pendidikan dan informasi

vital mengenai isu mendasar seperti kesehatan, perairan, pengendalian

kelahiran pada kurang lebih 200 juta jiwa penduduk bangsa ini yang tinggal di

lebih dari 13.000 pulau. Media diharapkan bisa membantu pemerintah dalam

tugasnya mempersatukan, membangun dan membentuk jiwa nasionalisme

masyarakat.

3. Kelebihan dan Kekurangan Televisi

Media televisi sebagai media massa yang semakin digandrungi oleh

masyarakat mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tetapi televisi memiliki

karakter yang sangat berbeda dengan media massa-media massa lainnya.

27 Jim, Macnamara,“Strategi Jitu Menaklukkan Media,” (Jakarta: Mitra Media, 1999), Cet. Ke-1, hal. 9-10.

52

Karakteristik televisi sebagai media massa maupun karakteristik teknis dari televisi itu sendiri sebagai elektronik serta sebagai media visual gerak28.

Pemahaman tentang karakteristik ini dianggap penting, karena dalam karakteristik ini akan dibahas hal-hal yang harus diperhatikan oleh para pengembang program televisi, baik itu sebagai penulis naskah maupun pelaksaan produksi.

Bagi penulis naskah program televisi, ia akan dapat memilih materi yang cocok untuk ditelevisikan dan memaksimalkan potensi televisi sebagai media. Sedangkan bagi pelaksana produksi ia dapat mengantisipasi hal-hal yang teknis. Oleh karena itu sekali lagi, dengan mengenal secara baik karakteristik media televisi akan membantu dalam mewujudkan suatu program televisi yang bermutu.

Karakteristik televisi sebagai media massa, berbeda dengan penonton film, penonton televisi mempunyai karakteristik yang agak unik, karena masing-masing mempunyai kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Selain itu penonton televisi (broadcast) tersebar dimana-mana. Walaupun waktu menontonnya sama tetapi mereka tidak dapat berkomunikasi satu sama lain.

Selain itu penonton televisi (broadcast) tersebar dimana-mana. Walaupun waktu menontonnya sama tetapi mereka tidak dapat berkomunikasi satu sma lain. Penonton televisi boleh dikatakan bebas, artinya ia menonton televisi bukan karena paksaan tetapi karena tertarik. Mungkin program yang

28Adi, Badjuri, “Jurnalsitik Televisi”, ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), Cet. ke-1, hal. 40

53

ditayangkan sesuai dengan kebutuhannya, mungkin juga karena tidak ada hiburan lain. Namun demikian sebagai seorang (calon) pengembang program televisi harus menyadari sepenuhnya keaneka ragaman jenis dan sifat penonton ini, karena tidak mungkin dapat membuat program yang memenuhi kebutuhan semua khalayak. Untuk mengatasi keaneka ragaman tersebut, maka sebaiknya tentukanlah satu kelompok sasaran yang memiliki sifat, karakter, dan latar belakang yang sama.

Bila sudah menentukan sasaran yang jelas usahakanlah meraih perhatian pemirsa semaksimal mungkin melalui setiap gambar yang terlihat dan setiap suara yang terdengar atau dengan kata lain setiap gambar, setiap kata dan setiap bunyi yang dibangun harus ada maksudnya dan mampu menarik perhatian pemirsa.

Kelebihan televisi :

1. Kesan realistik : audio visual.

2. Masyarakat lebih tanggap : menonton dalam suasana santai,

rekreatif.

3. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja

(networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat.

4. Terkait erat dengan media lain.

5. Cepat, dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke

masyarakat luas.

54

6. Terjangkau luas, menjangkau masyarakat secara luas.

Kelemahan Televisi :

1. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (sulit menentukan

untuk pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan.

2. Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap

dan rinci (bila diperlukan konsumen).

3. Relatif mahal.

4. Pembuatan iklan tv cukup lama.29

29Ibid, hal. 41

BAB III

GAMBARAN UMUM PROGRAM MATA NAJWA DI METRO TV

Pada bab ini, akan dijelaskan tentang gambaran umum mengenai wilayah penelitian, yaitu objek dari penelitian ini. Dimana objeknya adalah

Program Mata Najwa di Metro TV, didalamnya akan dijelaskan sejarah berdirinya Program Mata Najwa di Metro TV disertai tentang profil Program

Mata Najwa.Dijelaskan pula tentang biografi Najwa Shihab, penghargaan jurnalis dan Target Audience, serta program-program yang ditayangkan di

Metro TV.

A. Objek Penelitian Profil Program Mata Najwa di Metro TV

1. Sejarah Berdiri Program Mata Najwa

Mata Najwa adalah program in depth talkshow unggulan Metro TV yang dipandu oleh jurnalis senior Metro TV, Najwa Shihab. Program ini berdurasi satu jam dan tayang di setiap hari Rabu pukul 21.30-22.30 WIB.

Mata Najwa pertama kali mengudara pada 25 November 2009.Dalam setiap episodenya, Mata Najwa berusaha menyajikan tayangan yang kritis, berbobot dan selalu menghadirkan tokoh-tokoh utama (newsmakers).

Mata merupakan perspektif seseorang. Najwa Shihab fokus dimata dengan cara memberikan pertanyaan kepada narasumber. Kemudian,

Membahas perspektif dari Najwa Shihab yang paling menarik dari matanya.

Dari mata dapat melihat seseorang dari sudut pandang dan dari dialog dapat

55 56

menarik kesimpulan apa yang dibutuhkan. alasan kenapa diberi nama

Program Mata Najwa.

Selama hampir tiga tahun mengudara, program ini telah berhasil mendapatkan sejumlah penghargaan, baik dari dalam, maupun luar negeri.Episode “Separuh Jiwaku pergi – Kisah Cinta Habibie & Ainun”, berhasil menjadi nominasi talkshow terbaik se-Asia Pasifik dalam ajang Asian

Television Awards 2010. Di ajang yang sama, Najwa Shihab dinominasikan sebagai presenter Current Affairs terbaik. Di tahun 2011, Mata Najwa berhasil mendapatkan Dompet Dhuafa Award untuk kategori talkshow terbaik. Selain itu, selama dua tahun berturut-turut, di 2011 dan 2012, Mata Najwa berhasil masuk sebagai tiga besar talkshow yang paling banyak dibicarakan (Word of

Mouth) dari SWA Magazine.

Program unggulan Metro TV ini konsisten menghadirkan narasumber- narasumber lingkar satu, yang menjadi pelaku langsung sebuah peristiwa.Hanya orang-orang berani dan terpilih yang bisa duduk di kursi narasumber Mata Najwa.Saat memandu talkshow, Najwa Shihab juga melontarkan pertanyaan-pertanyaan dengan tegas, tanpa tedeng aling aling dan straight to the point.1

1Dokumen company profil Program Mata Najwa

57

2. Biografi Najwa Shihab

Najwa Shihab adalah salah satu wartawan atau reporter populer Metro

TV yang kemudian menjadi presenter atau pembawa acara Metro TV.Najwa

lahir di , Sulawesi Selatan, 16 September 1977. Acara yang dipandu

oleh Najwa antara lain menjadi anchor program berita prime time Metro Hari

Inidan program talk show Today’s Dialogue. Najwa adalah puteri kedua

Quraisy Shihab, Menteri Agama era Kabinet Pembangunan VII.Nana

menikah dengan Ibrahim Assegaf, dan sudah memiliki satu orang anak laki-

laki yang akrab dipanggil Izzat.Najwa Shihab sendiri akrab dengan panggilan

Nana.

Masa kecil Najwa dihabiskan di kota Makassar dan Jakarta Kemudian

ikut Ayahnya ke Amerika. Waktu kecil, Nana sekolah di TK AL- Qur‟an

Makassar, Melanjutkan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah (1984-

1990), Kemudian SMP AL- Ikhlas Jeruk Purut, Jakarta Selatan (1990-

1993).Najwa adalah alumniFakultas Hukum UI tahun 2000. Semasa SMA ia

terpilih mengikuti program AFS, yang di Indonesia program ini dilaksanakan

oleh Yayasan Bina Antarbudaya, selama satu tahun di Amerika Serikat.

Kemudian setelah Pulang dari Amerika, Nana diterima lewat jalur PMDK di

Fakultas Hukum UI.2Najwa Shihab pernah terpilih menjadi Deputi Sekjen

2http://www.anneahira.com/najwa-shihab.htm diakses pada tanggal 27 Mei 2013, Pukul 16.00 WIB.

58

ALSA (ASEAN Law Students Association). Cita-citanya untuk menjadi ahli hukum di Indonesia sudah di depan mata. Namun, setelah lulus ternyata jalur karir yang diambil bukan sebagai ahli hukum tetapi sebagai presenter dan menjadi anchor Metro TV hingga sekarang. Merintis karier di RCTI, tahun

2001.Liputan pertamanya adalah tentang arus mudik lebaran di Stasiun

Gambir dan Pelabuhan Merak. Sejak itu ia jatuh hati pada dunia kewartawanan. Kemudian memutuskan memilih bergabung dengan Metro

TV karena stasiun TV itu dinilai lebih menjawab minat besarnya terhadap dunia jurnalistik.

3. Penghargaan Jurnalis Najwa Shihab

Penghargaan yang diraih Najwa Shihab:

1. Tahun 2005 memperoleh penghargaan dari PWL PUSAT dan PWL

JAYA untuk laporannya dari , saat Tsunami melanda kawasan itu

Desember 2004,liputan dan laporan dinilai memberi andil bagi meluasnya

kepedulian dan empati masyarakat.

2. Tahun 2006 pilih jurnalis terbaik dimetro TV,dan masuk nominasi

pembaca berita berita terbaik Panasonic Awards, dan Najwa terpilih

sebagai sonior jurnalistik seminar yang ada di Amerika Serikat dan

menjadi pembicara pada konfensi Asian Amerika Journalist Association.

3. Tahun 2007, pengakuan terhadap profesionalisme Najwa tidak hanya

datang dari dalam negeri, tapi juga mancanegara. Terbukti, selain kembali

59

masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards, ia juga

masuk nominasi (5 besar) ajang yang lebih bergengsi di tingkat Asia, yaitu

Asian Television Awards untuk kategori Best Current Affairs/Talkshow

presenter. Pengumuman pemenang dilangsungkan bulan November 2007

di Singapura. Jika pada Panasonic Awards pemenang dipilih dari jumlah

sms terbanyak, maka penentuan pemenang pada Asian TV Awards

dilakukan oleh panel juri yang beranggotakan TV broadcaster senior dari

berbagai negara di Asia.

4. Awal 2008 mendatang akan terbang ke Australia sebagai peraih Full

Scholarship for Australian Leadership Awards.

5. Tahun 2010, kembali Najwa Shihab masuk sebagai nominasi Presenter

Berita Terbaik Panasonic Awards.3

4. Target Audience

Kategori audiens terbanyak yg menonton Program Mata Najawa

berasal dari golongan umur 40-49 dan 60+. Usia-usia oldies dan matang ini

adalah penonton setia Mata Najwa yang sudah lama dibina. Meski demikian,

di episode-episode berikutnya Program Mata Najwa harus bisa menjaga topik

dan content, supaya audiens bisa melebar hingga ke usia muda, yg potensial

digrab.Penonton berjenis kelamin laki-laki dan perempuan cukup seimbang

3http://idahaili.blogspot.com/2012/11/tugas-iv-persentasi-biografi-sosok.htmldiakses pada tanggal 27 Mei 2013 jam 16.00 WIB.

60

secara jumlah.Padahal di episode-episode sebelumnya, penonton banyak didominasi male (laki-laki).4

B. Kategori Program Metro TV

1. News : Metro Hard News

a. Metro Hari ini

b. Metro This Week

c. Top Nine News

d. Metro Siang

e. Metro Pagi

f. Metro Malam

g. Indonesia Now

h. Metro Xin Wen

i. Headline News

j. After Hours

k. Wide Shot

2. Information Documentary

a. Inside

b. Metro Files

c. News Maker

4Dokumen company profil Program Mata Najwa

61

d. Young on Top

e. Lestari

f. Journalist on duty

3. Reality Show

a. Destroyed in Second

4. Talk Show

a. Mario Teguh Golden Ways

b. Kick Andy

c. Mata Najwa

d. Just Alvin

e. Idenesia

f. Talk Indonesia

g. Face 2 Face5

5Dokumen company profil Metro TV

BAB IV

ANALISIS PROGRAM MATA NAJWA EPISODE SENGKETA IMAN DI

METRO TV

A. Pra dan Proses Produksi Mata Najwa Episode Sengketa Iman

Efektivitas dan keberhasilan dari suatu produksi program diliat dari

kesiapan tim secara matang dalam merencanakan konsep dilapangan. Selain

itu, memerlukan suatu organisasi yang rapi dalamsuatu tahap pelaksanaan

produksi yang jelas dan efisien. Begitu juga Proses produksi Program Mata

Najwa Episode Sengketa Iman di Metro TV tahapanproduksi terdiri dari tiga

bagian di televisi yang lazim disebut standart operasion procedure

(SOP)seperti berikut :1

1. Pra Produksi program Mata Najwa (Perencanaan dan Persiapan)

Pada program Mata najwa tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini

dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang

direncanakan sudah beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian yaitu

Penemuan Ide, Perencanaan, dan Persiapan.

1 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi(Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), cet. I, h. 39

62 63

a. Penemuan ide

Dalam Program Mata Najwa episode Sengketa Iman tahap ini dimulai ketika seorang eksekutif produser dan produser menemukan ide atau gagasan, melihat hal yang terjadi pada akhir-akhir ini di masyarakat (Current Issue).

Tetapi tidak hanya eksekutif produser dan produser yang mengajukan ide, seluruh tim berhak mengajukan usul mengenai tema yang diangkat. Pada tema episode Sengketa Iman, 26 Agustus 2012 laluterjadi konflik kejadian di

Sampangada penyerangan antara kaum sunni terhadap kaum syiah. Anak-anak kecil dan ibu-ibu yang tidak berdosa dan tidak mengerti akar dari permasalahan konfik agama itu mereka ikut menjadi korban di pengungsian.Akhirnya melihat dari kejadian itu, produser mengusulkan tema

Episode Sengketa Iman dengan tujuan tidak hanya untuk menekankan pada kekerasannya tetapi memperjelas dan memberikan pencerahan menjadi problem antara suni dan syiah.Kemudian usul itu dibahas dalam rapat redaksi mata najwa setiap minggu.Terdapat dua konten berita yang diangkat dalam

Program Mata Najwa yaitu Pertama, kejadian yang sifatnya timely(kejadian baru-baru ini) biasanya mempunyai news value tinggi.Kedua, sifatnya timeliness (paket atau tema-tema yang sifatnya bisa diputar kapan saja tidak harus sewaktu-waktu ini di saat kita membuat program).Episode Sengketa

Iman ini, termasuk dalam timely (kejadian baru-baru ini) yang harus segera diproduksi.Selain itu, Episode Sengketa Iman, mempunyai news valuetinggi

64

dan mengandung unsur drama.Setelah itu membuat riset dan menuliskan

naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi

naskah sesudah riset.

b. Perencanaan

Pada Tahap ini dalam merencanaan suatu produksidiadakan rapat

seluruh staf redaksi program mata najwa termasuk eksekutif produser setelah

menemukan tema episode Sengketa Iman.Selanjutnya, Keputusan akhirdari

rapat redaksi Mata Najwa dalam menentukan topik, segmentasi, narasumber

dan alur cerita pada Episode Sengketa Iman ditentukan oleh eksekutif

produser.Berikut ini hasil wawancara dengan Eksekutif Produser Mata Najwa

yaitu Najwa Shihab:

Oh sangat Terlibat, Karena kan saya istilahnya pemilik program, program owner sekaligus eksekutif produser, jadi yang menentukan. kalau rapat membahasan topik, rapat membahas katakanalah narasumber dan sebagainya itu ada rapat dimata najwa. Tetapi keputusan akhir tentang topiknya apa, siapa yang diundang, bagaimana segmentasinya bagaimana jalur ceritanya. Keputusan akhir ada pada ditangan saya sebagai eksekutif produser sekaligus pemilik program. Tetapi siapapun didalam tim boleh mengajukan usul, dan usul itu dibahas dalam rapat redaksi mata najwa setiap minggu. Kebijakan editorial tertinggi itu ada pada ditangan saya selaku pemilik program, yang menentukan itu saya.2 Setelah itu, melakukan riset beberapa hari dengan cara menelpon dan

pra interview kepada narasumber yang terlibat suatu permasalahan yang

diangkat pada Episode Sengketa Iman.Kemudian mempersiapkan sarana yang

2Wawancara: Najwa Shihab (Eksekutif Produser); Senin 22 April 2013 : Studio Metro TV, Jakarta Barat.

65

diperlukan yaitu estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi

merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan

teliti.

c. Persiapan

Langkah selanjutnya setelah semua selesai direncanakan dengan

matang dan teliti adalah proses persiapan. Pada Episode Sengketa Iman tahap

ini yang dilakukan adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan

diantaranya sudah menentukan dan menghubungi narasumber untuk informasi

wawancara, pemberesan perijinan sarana yang diperlukan terutama peralatan,

khususnya masalah keuangan harus sudah disiapkan dan surat menyurat.

Kemudian, mempersiapkan materi berita Episode Sengketa Iman yang akan

ditayangkan, persiapan presenter, serta setting studio untuk penayangan live

atau tapping.

2. Proses Produksi Program Mata Najwa

Pada Proses Produksi keberhasilan bisa dilihat dari kemampuan Tim

dalam melaksanakan program yang akan ditayangkan sesuai dengan konsep

yang sudah direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang

akan dihadapkan dalam merencanakan sebuah produksi program televisi yaitu

materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), dan

organisasi pelaksana produksi :3

3 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi(Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), cet. I, h. 39

66

a. Materi Produksi

Dalam Program Mata Najwa untuk menentukan materi produksi

Epiode Sengketa Iman adalah dengan melihat ada nilai berita yang menarik dari suatu kejadian yang terjadi di masyarakat.Seperti halnya nilai berita itu mempunyai kedekatan (Proximity) berhubungan dengan pesan yang disampaikan dari tempat dimana suatu peristiwa terjadi adalah hal yang penting dalam pemilihan materi produksi Episode Sengketa Iman. Selain itu,

Nilai berita itu paling utama memiliki kesederhanaan. Tim produksi mata najwa lebih menyukai berita yang sederhana untuk disiarkan daripada berita rumit yang sulit dimengerti oleh masyarakat.

Kemudian materi produksi itu mengandung konflik atau perseteruan antara satu pihak lainnya merupakan berita yang bagus dan sering kali menghasilkan gambar yang baik. Dari nilai berita itu semua dalam rapat redaksional program Mata Najwa Episode Sengketa Iman hasil keputusan berada pada Eksekutif Produser yang menentukan Materi yang akan ditayangkan, Lalu akan diuji kebenaran informasi yang telah didapat melalui hasil riset, setelah itu layak atau tidak untuk ditayangkan.

Itu ada pihak bertanggung jawab yaitu produser, itu bertanggung jawab dari mulai bagaimana settingnya, bagaimana kemudian pengambilan kamera itu ada diteknisnya.Dan sebagainya, produksi program itu digawangi oleh produser, yang mengatur detail teknis dan sebagainya itu produser. Tapi saya sebagai eksekutif produser lagi-lagi juga berhak untuk menentukan dan memberikan arahan, sebaiknya kalau produksi seperti ini pendekatannya seperti apa dan sebagainya. tetapi sesunggunya itu adalah kewenangan teknis

67

seorang produser. Harus diingat Posisi saya bukan hanya host, tetapi saya sebagai eksekutif produsernya.4

Secara umum, Mata Najwa konsepnya merupakan In depth talkshow, yang mempunyai sifat dua jenis konten berita, dalam memilih materi produksi yaitutimely dan timeliness. Tetapi dalam memilih beritanya lebih melihat kejadian-kejadian saat ini terjadi pada masyarakat (timely) yang mempunyai news value tinggi. Oleh karena itu, dalam pengangkatan materi produksi memilih tema episode Sengketa Iman, karenamemiliki sifat berita yang terjadi pada saat ini dan memiliki nilai berita yang ada kedekatan (proximity), kesederhanaan, dan konflik yang terkandung dalam berita tersebut. b. Sarana Produksi

Sarana Produksi merupakan Faktor Pendukung dalam keberhasilan saat proses produksi Program Mata Najwa berlangsung agar menjadi program yang siap ditayangkan secara live maupun tapping. Oleh karena itu, dibutuhkan alat produksi yang berkualitas untuk menunjang proses produksi yang mampu menghasilkan audio dan visual yang bagus. Berikut Sarana

Produksi yang digunakan dalam pelaksanaan proses Program Mata Najwa

Episode Sengketa Imanyaitu :

1. Camera, merupakan alat yang digunakan untuk pengambilan

gambar. Dalam program berita Mata Najwa menggunakan tiga

4Ibid

68

kamera, dan ketiga kamera yang dipergunakan, semuannya

terhubung dengan switcher.

2. CCU (Camera Control Unit), merupakan alat yang digunakan

untuk mengontrol beberapa kamera yang bisa dikontrol atau

digantikan fungsinya melalui alat ini diantaranya adalah

pengaturan pencahayaan (brightness contrast), Temperatur warna

(Color temperature), kecepatan (Shutter speed), white balance,

serta warna hue (Red, Green, Blue). Jumlah CCU yang digunakan

sama persis dengan jumlah kamera yang digunakan karena

masing-masing kamera dikontrol oleh satu CCU.

3. Switcher, merupakan perangkat teknis untuk memindahkan dan

memilih gambar dari berbagai stock shoot maupun input kamera.

4. Audio Mixer, merupakan alat pengatur suara agar suara yang

dihasilkan tidak mengalami gangguan.

5. Monitor, berfungsi untuk melihat tampilan visual yang dihasilkan

dari kamera. Banyaknya monitor yang digunakan tentu saja

tergantung dari berapa kamera yang digunakan. Ada monitor dari

berbagai source kamera, monitor preview, serta monitor hasil

akhir.

6. VTR (Video Tape Recorder), merupakan alat yang digunakan

untuk merekam hasil shooting.

69

7. Lighting, merupakan alat yang digunakan untuk pencahayaan

dalam proses shooting.

8. Character Generator, merupakan alat yang digunakan untuk

menampilkan tittle, sub tittle serta grafik.

Selain sarana yang digunakan sebagai faktor pendukung berjalan

proses produksi, dibutuhkan pula prasarana yang merupakan bagian penting

dalam produksi program Mata Najwa. Adapun prasarana tersebut adalah :

1. Newsroom, Program Mata Najwa adalah siaran bukan dari studio,

melainkan dari tengah newsroom Metro TV. Oleh karena itu,

ditengah newsroom Metro TV terdapat banyak property keperluan

shooting program Mata Najwa.

2. Master Control Room, dalam ruangan ini beberapa alat

dikendalaikan, seperti switcher, audio, mixer, CCU dan

Character Generator.

3. Wardrobe/costum, untuk memperindah penampilan host maupun

bintang tamu dalam program Mata Najwa.

c. Biaya Produksi Program Mata Najwa

No DESKRIPTION QTY COST TOTAL COST REMARK

A TALENT

1 Pemain Tambahan 1 1 500,000 500,000 Dibayarkan setelah taping

2 Nara Sumber/ Pakar 1 1 500,000 500,000 Dibayarkan setelah taping

70

3 Nara Sumber/ Pakar 2 1 500,000 500,000 Dibayarkan setelah taping

4 Nara Sumber/ Pakar 3 1 500,000 500,000 Dibayarkan setelah taping

5 Nara Sumber/ Pakar 4 1 500,000 500,000 Dibayarkan setelah taping

6 Fee Writer dan pembuatan 1 1.500.000 1.500.000 Dibayarkan sesuai kontrak filler setelah taping

SUB TOTAL 4.000.000

B PRODUCTION EQUIPMENT

1 Tear Up Tear Down 1 7,000,000 7,000,000 Diproses melalui purchasing

2 Audio Equipment 1 500,000 500,000 Diproses melalui purchasing

SUB TOTAL 7.500.000

C OPERASIONAL

1 Snack u/ narsum 10 25,000 250,000 Indocater dipesan via GA

2 Makan siang utk narsum 5 25,000 125,000 Cash setiap kali taping

3 Footage/ Dokumentasi 1 500,000 500,000 Cash

4 Bahan Riset 1 500,000 500,000 Cash

5 Transport Narsum (dari luar 2 2.000.000 4000.000 Cash kota)

SUB TOTAL 5.375.000

TOTAL CASH 16.875.000 CASH

D PRODUCTION EQUIPMENT

1 Studio 1 5,000,000 5,000,000

71

2 Camera 5 2,500,000 12,500,000

3 Audio 1 5,000,000 5,000,000

4 Lighting 1 6,500,000 6,500,000

5 Switcher 1 1,000,000 1,000,000

6 Editing+Editor per shift 7 700,000 4,900,000

7 Big screen (2x3 2 2,250,000 4,500,000

8 LCD Projector 1 2,000,000 2,000,000

9 Kaset 6 100,000 600,000

SUB TOTAL 42,000,000

TOTAL NON CASH 42,000,000 NON CASH

TOTAL CASH + NON CASH 58,875,000

MARGIN FEE 20 % 11,775,000

GRAND TOTAL 70,650,0005

d. Organisasi Pelaksanaan Produksi

Pelaksanaan Proses Produksi Mata Najwa Episode Sengketa Iman

tanpa adanya Organisasi yang terorganisir dengan baik maka tidak akan

menghasilkan acara yang berkualitas. Oleh karena itu, dibentuklah organisasi

berupa tim yang diberi tanggung jawab berupa tugas masing-masing dalam

setiap program acara agar memudahkan pekerjaan dilapangan.

5Dokumen company profilProgram Mata Najwa.

72

Dalam program Mata Najwa Episode Sengketa Iman jalannya produksi tidak lepas dari kerjasama sebuah tim yang solid. Tentu perlu adanya pembagian tugas yang tercatat sebagai struktur organisasi. Berikut ini organisasi beserta pembagian tugasmasing-masing pada Program Mata

Najwa:

Manajer Rakhmat Yunianto

Eksekutif Produser Muhamad Saikhu

Produser I Produser II Produser III Asvin ellyana Dahlia Citra Jati Savitri

Staff Produksi Staf Riset I Staf Riset II Bona Ventura Pandu Seto Adi Seffani Fortunata Ryan Fatur

1. Eksekutif Produser, adalah penanggung jawab terhadap produksi

suatu program, dalam hal ini adalah program Mata Najwa.

2. Produser adalah seorang pimpinan produksi yang bertanggung

jawab kepada seluruh kegiatan pengkoordinasian pelaksanaan

pra produksi, produksi dan pascaproduksi.

3. Staf Produksi, orang yang membantu produser dalam

menjalankan tugasnya secara tekhnis.

73

4. Program Director, mengarahkan dan merencanakan untuk

pengambilan gambar dan pergerakan kamera.

5. Cameramen adalah seorang yang bertugas mengoperasikan

kamera, crane, dolly, pedestal, steady dan melaksanakan

perintah director dalam proses pengambilan gambar.

6. Floor Director, bertugas mengarahkan semua hal yang ada

didalam studio pada saat shooting berlangsung. Floor director

mendapatkan arahan langsung dari program director.

7. Lightingman, mengoperasikan penataan cahaya, merencanakan

pemakaian lampu, menentukan jenis dan tipe lampu, dan

mengatur pencahayaan.

8. Character Generator Operation, mempersiapkan dan

mengoperasikan peralatan computer. Character Generator

mengerjakan Credit tittle dan subtitle, serta menampilkan grafis.

9. Switcher, bertugas mengatur gambar sesuai dengan permintaan

program director.

10. VTR (Video Tape Recorder), mengoperasikan peralatan rekam

audio visual dan melakukan pengisian time code.

11. Property, menyediakan seluruh kebutuhan perlengkapan untuk

mendukung suatu program.

74

12. Wardrobe, menyiapkan kostum sesuai dengan kebutuhan

produksi program.

13. Make up, Melaksanakan tatarias terhadap host dan bintang tamu.

14. Sound mixer/audioman, mengoperasikan audio, balancing, atau

mengatur dan menjaga kualitas suara, menentukan audio yang

digunakan, memasangmicatauwireless dan peralatan pendukung

lainnya.

B. Proses Pasca dan evaluasi produksi Program Mata Najwa

1. Proses Pasca produksi Program Mata Najwa

Pada proses pasca produksimerupakan tahap akhir dalam

merealisasikan hasil produksi Program Mata Najwa Episode Sengketa Iman.

Penayangan program Mata Najwa Episode Sengketa Iman yang telah menjadi

satu kesatuan yang utuh disajikan secara tapping. Untuk itu dilakukan proses

akhir yaitu editing. Editing adalah pekerjaan memilih gambar (Shot) dan

menyesuaikan gambar itu dengan gambar berikutnya sehingga menjadi suatu

sekuen yang memiliki cerita yang logis dan saling berkaitan.6 Editor

melaksanakanediting video dan audio dengan melihat pada naskah yang sudah

ditayangkan.

Saat proses editing program Mata Najwa Episode Sengketa Iman,

seorang editor didampingi oleh produser dan cameramen. Tugas produser

adalah membantu editor dalam menentukan gambar yang dipilih oleh editor

6 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Bandung, Kencana, 2008) h. 221-222

75

sesuai naskah yang telah ditayangkan. Berbagai informasi yang ditayangkan berasal dari materi berita yang telah diedit oleh editor bersama produser dan cameramen yang kemudian akan dikirim melalui server computer yang akan dioperasikan oleh VTR- person di master control room.

Dalam hal melakukan Editing, ada hal yang harus dilakukan editor memahami naskah. Proses editing baru akan dilakukan naskah berita dan gambar sudah fix dan naskah telah di-dubbing. Proses editing dilakukan dengan beberapa prosedur. Prosedur pertama adalah memindahkan gambar hasil liputan ke komputer, yaitu memindahkan gambar dan narasi yang sudah direkam melalui proses dubbing lalu memilih backsound yang sesuai untuk digunakan dalam berita yang ingin ditayangkan. Lalu prosedur kedua, gambar dan narasi dari kaset diedit dengan pengambilan gambar yang tepat, memasukan tema dan nama narasumber. Kemudian, presenter melakukan shooting tapping untuk opening dan closing.Hal ini bisa dilakukan kapan saja dan lokasi tergantung pada tema topik liputan yang diangkat.

Setelah prosedur itu dilakukan, maka proses selanjutnya adalah menyatukan gambar, suara, narasi, blacksoud, dan credit title. Proses editing selesai, lalu dikemas secara menarik dalam bentuk master edit kemudiantayangan berita bisa ditayangkan pada ruang master control.

.

76

2. Evaluasi Program Mata Najwa

Evaluasi program Mata Najwa Episode Sengketa Iman di Metro TV dilakukan setelah selesai melakukan produksi tayangan.Tim redaksi program

Mata Najwa kembali mengadakan rapat untuk membicarakan hasil tayangan yang baru saja diproduksi. Seluruh tim redaksi mengoreksi hasil tayangan

Episode Sengketa Iman mulai dari isi materi yang disampaikan pada teknis acara.

Dalam Program Mata Najwa Episode Sengketa Iman terdapat dua macam evaluasi setelah produksi, yaitu evaluasi awal dan akhir.Evaluasi awal biasanya dilakukan setelah tapping, hanya melibatkan internal dari crew dan

Presenter Program Mata Najwa yaitu Najwa Shihab.Dengan melihat setiap segment yang telah diproduksi dan wawancara Najwa Shihab kepada narasumber ketika taiping.Bila narasumber menjelaskan informasi dengan baik tanpa ada yang ditutupi maka tidak ada pemotongan dalam segment.

Begitu juga sebaliknya bila narasumber tidak memberikan informasi yang kurang maksimal maka akan ada pemotongan dalam setiap segment.

Sedangkan evaluasi akhir dilakukan setelah tayangan tentang program

Mata Najwa Episode Sengketa Iman. Tayangan yang telah diproduksi sesuai dengan konsep awal yang diinginkan crew Mata Najwa. Dengan melihat nilai pada Share and Ratingsetiap hasil tayangan Episode Sengketa Iman yang diproduksi, maka diadakan evaluasi Performa pada Program Mata Najwa

77

Episode Sengketa Iman yang dikuti crew. Dengan demikian program Mata

Najwa menghasilkan tayangan yang menarik dan disukai oleh khalayak.

C. Format Program Mata Najwa

Dalam program berita televisi dikenal beberapa format berita yaitu

cara bagaimana suatu berita itu ditampilkan atau disajikan. Yang dimaksud

dengan format ialah suatu bentuk atau rupa yang mempunyai kaidah tertentu

atau norma tertentu dan yang biasa dipergunakan oleh umum, dimana

pengertian umum di sini adalah Badan Penyiaran.7

Formatnya kita talk show, Mata Najwa itu formatnya talk show indept, jadi kita memang indept talk show meskipun kita mainnya current issue ( hal yang terjadi di baru-baru ini), tapi tetap harus mengangkat dengan riset, karena kan mata najwakan sifatnya weekly, talk show mingguan. Masih ada waktu sekitar paling cepat itu tujuh hari terselesaikan satu materi talk show itu.8

Berbicara tentang format program di televisi tidak lepas dari

keberadaan naskah, dan naskah televisi ini ada beberapa macam bentuknya.

Akan tetapi mengingat bahwa naskah merupakan sarana pembawa pesan yang

akan disampaikan kepada khalayak pemirsa, maka penulisannya harus

disesuaikan dengan format acara yang telah ditetapkan, sebab format dapat

dipandang sebagai suatu metode penyampaian pesan, sehingga antara naskah

7Darwoto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, (Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994), p. 224 8 Wawancara: Jati Savitri ( Produser III Mata Najwa); Senin 25 Maret 2013: Studio Metro TV, Jakarta Barat.

78

dan format tidak dapat dipisahkan. Berikut ini adalah format program Mata

Najwa dan Analisis episode Sengketa Iman yang tayang tanggal 5 September

2012 :

1. Format Program Mata Najwa Episode Sengketa Iman

Perbedaan keyakinan kerap memicu pertentangan.Tak jarang konflik ini menimbulkan kerugian materil, bahkan korban jiwa. Seperti yang terjadi di

Dusun Nangkernang, Karang Gayam, dan Dusun Bluuran, Omben, Kabupaten

Sampang, Madura 26 Agustus 2012 lalu. Tragedi berdarah itu adalah buntut dari serangkaian kejadian serupa sejak tahun 2006.Mayoritas penyerang yang beraliran Sunni membakar rumah-rumah warga penganut Syiah pimpinan

Ustadz Tajul Muluk, bahkan dengan membabi buta membunuh seorang diantaranya.Ratusan warga Syiah Nangkernang dan Bluuran kini mengungsi di Gelanggang Olahraga Sampang, Madura.

Di episode ini, Mata Najwa menghadirkan istri Ustadz Tajul Muluk,

Ummi Kultsum, yang menjadi saksi peristiwa tragis tersebut.Ummi menuturkan dengan runtut serangan dan ancaman yang kerap mereka terima sejak tahun 2006.Ummi juga mengisahkan konflik keluarga Tajul, yang memecah keluarga ini menjadi dua hingga memicu kerusuhan warga sekitar rumah mereka.Najwa juga berbincang dengan Rusdi Mathari, seorang jurnalis lepas yang menulis reportase khusus tentang serangan terhadap warga Syiah di Bulan Desember 2012 lalu.Rusdi melakukan wawancara langsung dengan

79

pihak-pihak yang berseteru, termasuk Roisul Hikama, adik Tajul yang kini mendekam di tahanan karena menjadi tersangka penyerangan.

Di segmen lain, Mata Najwa menghadirkan Pengajar Universitas

Islam Negeri, Syarif Hidayatullah, DR. Fuad Jabali, yang menjelaskan tentang perbedaan dan persamaan dua aliran utama dalam Islam, Sunni dan Syiah.

Untuk melengkapi analisa tentang kasus di Sampang, Mata Najwa juga mengundang Antropolog budaya madura dari Universitas Negeri Jember,

Prof. Latief Wiyata yang memaparkan tragedi tersebut dari sudut pandang sosial budaya masyarakat Madura.9

2. Analisisepisode Sengketa Iman

Episode “Sengketa Iman” dirancang pasca terjadinya serangkaian teror terhadap komunitas Syiah di Desa Nangkernang, Karang Gayam dan Desa

Bluuran, Omben. Keduanya terletak di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa

Timur.Di episode ini, Mata Najwa berupaya menggali fakta perselisihan antara dua aliran utama dalam Islam, Sunni dan Syiah, dengan studi kasus yang terjadi di Sampang.

Kita angkat tema tragedi sampang, tapi maksud kita mengangkat tema itu tidak hanya untuk menekankan pada kekerasannya atau apa ya, tetapi kita memperjelas apa sih yang menjadi problem antara suni dan syiah itu, kita klo bisa sebagai program berita harus memberikan pencerahan.10

9Dokumen company profil Program Mata Najwa 10 Wawancara: Jati Savitri ( Produser III Mata Najwa); Senin 25 Maret 2013: Studio Metro TV, Jakarta Barat.

80

Selain dari sudut pandang korban dan dari kacamata jurnalis, Mata

Najwa juga menampilkan ulasan tentang Sunni-Syiah dari sudut pandang ilmu sejarah Islam dan juga antropologi. Istri ustadz pemimpian komunitas Syiah,

Tajul Muluk, Ummi Kultsum hadir di segmen awal, didampingi jurnalis lepas yang melakukan reportase khusus tentang tragedi Sampang, Rusdi Mathari.

Dari sudut pandang keilmuan, di segmen berikutnya, Mata Najwa mengundang DR Fuad Jabali dari Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah dan terakhir dari sudut pandang Antropologi sosial budaya

Madura, Mata Najwa berbincang dengan Profesor Latief Wiyata dari

Universitas Negeri Jember.

Secara show, Mata Najwa episode Sengketa Iman memang cukup menarik, apalagi di dua segmen awal, narasumber sangat artikulatif dan ekspresif.Beberapa kali, Ummi Kultsum bahkan menangis saat menceritakan tragedi yang menimpa keluarganya.Rusdi yang artikulatif dan tidak jaim menambah plus episode ini.Selain itu, filler pengantar dan insert footages cukup mewakili situasi Sampang yang mencekam dan bergejolak.11

11Dokumen company profilProgram Mata Najwa 2012.

81

D. Share and Rating Program Mata Najwa episode Sengketa Iman

Mata Najwa episode “Sengketa Iman” memperoleh rating1 dengan

share5,5 naik cukup signifikan dibanding episode sebelumnya “Berangus Ala

Petrus”, yang memperoleh rating 0,7 dan share3,7. Episode “Sengketa Iman”

berhasil menembus kembali rating 1, setelah 2 bulan terakhir tersandera di

rating rata-rata 0,7 dan 0,8.

Masalah rating aku inget episode itu lumayan tinggi karena ratingnya 1. Jadi, Sesuai dengan harapan kalau produser program ya maunya rating and sharenya bagus. jadi kita punya standar disini sih klo tembus itu ratingnya 1 dan sharenya 5.12

Dari grafik AC Nielsen, performa Mata Najwa kali ini sangat baik,

bahkan sanggup menaikkan audiens dari Top Nine News yang hanya mewarisi

2,1 share, namun bisa terus naik di Mata Najwa hingga mencapai puncak

performa 10,7 share. Selain itu, grafis 5 segmen (keseluruhan) episode

“Sengketa Iman” terlihat terus menggunung, artinya setiap menit, penonton

terus bertambah dan hanya turun saat commercial break.Performa terbaik

episode “Sengketa Iman” terjadi di paruh pertama, yakni segmen 1 dan 2

(Ummi Kultsum & Rusdi Mathari).Sementara itu Headline News Jam 22.00,

performanya tidak baik, sehingga tidak bisa membantu akumulasi audiens

untuk Mata Najwa. Sementara dari grafik versus dengan TVOne, terbaca, di

segmen 1 hingga 4, Mata Najwa unggul dibandingkan TV One. Di awal

12 Wawancara: Jati Savitri ( Produser III Mata Najwa); Senin 25 Maret 2013: Studio Metro TV, Jakarta Barat.

82

segmen 5, penonton sejak commercial break sempat tersedot ke TV One, program Menyingkap Tabir. Namun berhasil segera mengantisipasinya, di pertengahan segmen 5 (Prof Latief Wiyata) berhasil merebut kembali audiens dari TV One, hingga bisa mengungguli.

Dari data migrasi penonton dengan SES AB+ 20+, di paruh pertama

Mata Najwa, sebagian audiens berpindah ke channel RCTI – Tukang Bubur

Naik Haji (The Series). Sementara di paruh ke-2, sebagian penonton berpindah ke Trans7 (Bukan Empat Mata) dan TV One (Menyingkap

Tabir).Sementara untuk limpahan penonton ke Mata Najwa, di paruh pertama mendapat tambahan audiens dari channel RCTI – Tukang Bubur Naik Haji

(The Series) dan TV One (Kabar Malam).Sementara di paruh ke-2, kita mendapat limpahan penonton dari TV One (Menyingkap Tabir).13

13Dokumen company profilProgram Mata Najwa 2012.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan serangkaian penelitian Program Mata Najwa melalui

hasil Observasi, menganalisa data.Kemudian dikembangkan dalam rangka

menjawab perumusan masalah dalam skripsi ini.MakaPenulis dapat simpulkan

beberapa poinsebagai berikut :

1. Pada Tahap Pra produksiMata Najwa Episode Sengketa Iman ada tiga

bagian yaitu Penemuan Ide, Perencanaan, dan Persiapan. Penemuan

Ide gagasan melihat hal yang terjadi pada akhir-akhir ini di masyarakat

(Current Issue). Pada tema episode Sengketa Iman, 26 Agustus 2012

lalu terjadi konflik kejadian di Sampang ada penyerangan antara kaum

sunni terhadap kaum syiah. Anak-anak kecil dan ibu-ibu yang tidak

berdosa dan tidak mengerti akar dari permasalahan konfik agama itu

mereka ikut menjadi korban di pengungsian. Akhirnya melihat dari

kejadian itu, produser mengusulkan tema Episode Sengketa Iman

dengan tujuan tidak hanya untuk menekankan pada kekerasannya

tetapi memperjelas dan memberikan pencerahan menjadi problem

antara suni dan syiah. Kemudian usul itu dibahas dalam rapat redaksi

mata najwa setiap minggu. Terdapat dua konten berita yang diangkat

dalam Program Mata Najwa yaitu Pertama, kejadian yang sifatnya

83 84

timely (kejadian baru-baru ini) biasanya mempunyai news value tinggi.

Kedua, sifatnya timeliness (paket atau tema-tema yang sifatnya bisa diputar kapan saja tidak harus sewaktu-waktu ini di saat kita membuat program). Episode Sengketa Iman ini, termasuk dalam timely

(kejadian baru-baru ini) yang harus segera diproduksi. Selain itu,

Episode Sengketa Iman, mempunyai news value tinggi dan mengandung unsur drama. Selanjutnya, keputusan akhir dari rapat redaksi Mata Najwa dalam menentukan topik, segmentasi, narasumber dan alur cerita pada Episode Sengketa Iman ditentukan oleh eksekutif produser. Tidak sesuai dengan Standart Operasion Procedure

(SOP)dimana yang berperan menentukan tema adalah produser.

Setelah itu, melakukan riset beberapa hari dengan cara menelpon dan pra interview kepada narasumber yang terlibat suatu permasalahan yang diangkat pada Episode Sengketa Iman. Kemudian mempersiapkan sarana yang diperlukan yaitu estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

Mempersiapkan materi berita Episode Sengketa Iman yang akan ditayangkan, persiapan presenter, serta setting studio untuk penayangan live atau tapping.

85

2. Pada tahap Produksi Program Mata Najwa Episode Sengketa Iman

yaitu langkah selanjutnya menghubungi narasumber untuk informasi

wawancara, perijinan sarana yang diperlukan terutama peralatan

merupakan faktor pendukung dalam keberhasilan saat proses produksi

berlangsung, biaya produksi harus sudah disiapkan dan surat

menyurat. Pelaksanaan Proses Produksi tanpa adanya Organisasi

terorganisir dengan baik maka tidak akan menghasilkan acara yang

berkualitas. Maka diberi tanggung jawab berupa tugas masing-masing

setiap program acara agar memudahkan pekerjaan dilapangan.

Mempersiapkan materi berita yang akan ditayangkan dengan melihat

ada nilai berita menarik yang mempunyai kedekatan (Proximity),

persiapan presenter, serta setting studio untuk penayangan live atau

tapping.

3. Tahap Pasca dan evaluasi pada program Mata Najwa Episode

Sengketa Imandilakukan proses akhir yaitu editing. Editor didampingi

oleh produser dan cameramen melaksanakan editing video dan audio

dengan melihat pada naskah yang sudah ditayangkan. Proses editing

dilakukan dengan beberapa prosedur. Prosedur pertama adalah

memindahkan gambar hasil liputan ke komputer, yaitu memindahkan

gambar dan narasi yang sudah direkam melalui proses dubbing lalu

memilih backsound yang sesuai untuk digunakan dalam berita yang

86

ingin ditayangkan. Kemudian presenter melakukan shooting taiping

untuk opening dan closing. Proses editing selesai, lalu dikemas secara

menarik dalam bentuk master edit kemudiantayangan berita bisa

ditayangkan pada ruang master control. Pada evaluasi Program Mata

Najwa Episode Sengketa Iman ada dua tahap yang harus dilakukan

yaitu Evaluasi awal, biasanya dilakukan setelah taiping, hanya

melibatkan internal dari crew dan Presenter Program Mata Najwa

yaitu Najwa Shihab. Evaluasi akhir, dilakukan setelah tayangan

tentang program Mata Najwa Episode Sengketa Iman. Tayangan yang

telah diproduksi sesuai dengan konsep awal yang diinginkan crew

Mata Najwa. Dengan melihat nilai pada Share and Rating Episode

Sengketa Iman setiap hasil tayangan yang diproduksi.

4. Format Acara pada Program mata najwa Episode Sengketa Iman

adalahtalk show indeptdibedah dengan perspektif tajam dan kritis serta

ditunjang dengan filler-filler sidebar yang menarik. Seperti pada

episode Sengketa Iman termasuk dalam timely (Kejadian-kejadian

terbaru yang terjadi pada masyarakat). Oleh karena itu, dalam

pengangkatan materi produksi memilih tema episode Sengketa Iman,

karena memiliki sifat berita yang terjadi pada saat ini dan memiliki

nilai berita yang ada kedekatan (proximity), kesederhanaan, dan

konflik yang terkandung dalam berita tersebut.

87

B. Saran- Saran

Dari uraian yang dikemukakan dan fakta yang ditemukan. Maka saran-

saran penulis sebagai berikut :

1. Program Mata Najwa agarlebih sering disiarkan secara live sehingga

pemirsa di rumah juga dapat dilibatkan dalam berdiskusi bertanya

kepada narasumber.

2. Program Mata Najwa hendaknya mengikuti ketentuan standart

operasion procedure (SOP) dalam proses pra produksi sehingga

yang berperan menentukan tema adalah produser.

3. Program Mata Najwa hendaknya lebih kreatif dalam hal kualitas

conten acaranya dengan mencari tema-tema menarik agar pemirsa

lebih dapat menyukai program tersebut sehingga memperoleh share

and rating yang tinggi disetiap episode.

4. Program Mata Najwa hendaknya dapat memberikan penampilan atau

performance yang berbeda dari acara talk show lainnya disetiap

episodenya atau membuat inovasi baru dan unik sehingga acara ini

menjadi daya tarik tersendiri buat pemirsanya.

88

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Omar Gilang, dalam Moeryanto Gining Munthe.Media Komunikasi Radio.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996 Asep, S. Muhtadi dan Sri Handjani.Dakwah Kontemporer : Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi. Bandung : Pusada Press, 2003. Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional.Media Televisi :tujuan, isi, pengelola serta dampaknya terhadap perubahan sistem nilai, (pengaruh tayangan program televisi terhadap perilaku anak dan pemuda). Jakarta, BPPN, 1992. Badjuri, Adi. Jurnalsitik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. Birowo, Antonius. Metode Penelitian Komunikasi : Teori dan Aplikasi . Yogyakarta: Gintanyali, 2004.

Dokumen company profil Program Mata Najwa 2012. http://idahaili.blogspot.com/2012/11/tugas-iv-persentasi-biografi-sosok.htmldiakses pada tanggal 27 Mei 2013 jam 16.00 WIB http://www.anneahira.com/najwa-shihab.htm diakses pada tanggal 27 Mei 2013, Pukul 16.00 WIB Ibrahim, Subandi Idi dan Deddy Mulyana, ed. Bercinta Dengan Televisi: Televisi di Indonesia dan Pengaturannya. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1997. Kriyantono, Rachmat.Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertasi Contoh Praktis riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana, 2007. Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi). Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Prastowo, Andi. MemahamiMetode-Metode Penelitian Suatu Tinjauan Teoritis dan praksis), Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Macnamara, Jim. Strategi Jitu Menaklukkan Media. Jakarta: Mitra Media, 1999. Masduki.Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer KLIS, 2004. M.A, Morrison.Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta : Kencana 2008.

89 90

Muda, Iskandar Deddy. Jurnalistik Televisi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005. Mulyana, Dedy. Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya), Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006. Rahmat, Jalaludin. Islam Aktual.Bandung : Mizan, 1992. RM. Soenarto.Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007. Rosyidi, Latief. Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi.Medan: Firma Rimbow, 1989. Sastro, Darwanto Subroto.Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994. Strauss, Anselm dan Julliet Corbit.Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Prosedur, Teknik, dan Teori Grounded). Surabaya : PT Bina Ilmu Offset, 2007. Sunandar.Telaah Format Program Keagamaan di Televisi; Studi Deskriptif Analisis Televisi PendidikanIndonesia. Tesis S2 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1998. Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Aksara, 1986. Uchjana, Onong Effendy. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003. Usman, Ks. Television News Reporting & Writing. Bogor : Ghalia Indonesia, 2009. P.C.S. Sutisna.Pedoman Praktis Penulisan Skenario TV dan Video.Jakarta: PT. Grasindo, 1993. Wahyudi, JB. Media Komunikasi Massa Televisi, Bandung: Alumni, 1986. Wawancara Pribadi: Asvin Ellyana (Produser Mata Najwa); Senin 4 Maret 2013 : Studio Metro TV, Jakarta Barat. Wawancara Pribadi: Jati Savitri ( Produser III Mata Najwa); Senin 25 Maret 2013: Studio Metro TV, Jakarta Barat.

91

Wawancara Pribadi: Najwa Shihab (Eksekutif Produser); Jum‟at 17 Mei 2013 : Studio Metro TV, Jakarta Barat. Wibowo, Fred.Teknik Produksi Program Televisi.Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007. Wirodono. Matikan TV-Mu!. Yogyakarta : Resist Book, 2005.

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) III IIIIIII~ UIII SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Telepon/Fax: (021) 7432728/74703580 J1. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia Website: www.£dkuinjakarta.ac.id. E-mail: [email protected]

Nomor: Un.01lF5/KM.01.3/5/ 71 12013 Jakarta, B Januari 2013 Lamp. Hal : Permohonan PenelitianlWawancara

Kepada Yth. Produser Mata Najwa Metro TV di Tempat

Assalamu'alaikum Wr. Wh.

Dengan ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta di bawah ini Nama Muhammad Rizal NIM 109051000116 JurusanlSemester Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) / VII bermaksud melaksanakan penelitianlwawancara beIjudul Analisis Program Mata Najwa di Metro TV, dalam rangka persiapan penulisan skripsi (Pra~Skripsi).

Sehubungan dengan itu kami memohon kepada BapaklIbu/Sdr. kiranya berkenan menerimalmengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam rangka pelaksanaan kegiatan dimaksud. Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami mengucapkan terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wh.

Subhan, MA 60110 199303 1 0041 Tembusan: 1. Pembantu Dekan Bidang Akademik 2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKUL T AS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Telepon/Fax: (021) 7432728 174703580 JI. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia Website: www.fdkuinjakarta.ac.id. E-mail: [email protected]

Nomor: Un.01lF5/KM.01.3/5/ G":\') /2013 Jakarta,'~O Januari 2013 Lamp 1 ( satu) bundel Hal Bimhingan Skripsi

Kepada Yth. Dr. Sunandar, MA Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN S yarif Hidayatullah Jakarta

AssaZamu 'aZaikum Wr. Wb. Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan o.leh mahasiswa Fakultas I1mu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut, Nama Muhamad Riza1 NIM 109051000116 J urusaniSemester Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) / VII , Judul Skripsi Analisis Program Mata Najwa di Metro TV (Kiai dan Santrinya Hadratus Syech KH. Hasyim Asyarie, KH. WahidHasyim, dan Masa Depan Nahdlatul U1ama).

Kami mahan kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam penyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama.

Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih. Wassalamu 'aZaikum WI'. Wb.

idin Saputra, '7 9700903 199603 1 001

T embusan : 1. Dekan 2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dak\vah dan IImu Komunikasi PT. MEDIA TELEVISIINDONESIA JI. Pilar Mas Raya Kav. A-D mETRO-TV Kedoya - Kebon Jeruk Jakarta 11520 -Indonesia

P +6221-58300077 F +6221-58300066

SURAT KETERANGAN

Yangbertanda tangan di bawah ini:

Nama : Henny Puspitasari

Jabatan : PR & Publicity Manager

Nama Perusahaan : PT. Media Televisi Indonesia (METRO TV)

Alamat Perusahaan : J1. Pilar Mas Raya Kav. A-D Kedoya, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11520

Menerangkan bahwa mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah ini:

Nama : Muhammad Rizal

Nomor Induk Mahasiswa : 109051000116

Jurusan / Bidang Kajian : Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

T elah melaksanakan penelitian. dan pengumpulan data dalam penyusunan skripsi yang berjudul "Analisis Program Mata Najwa di Metro TV"_ .

Demikian surat ini kami buat untuk, atas perhatian dan kerjasama BapaklIbu, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 4 Maret 2013

Hormat kami, ~ tt~ Henny eu:sPitasa i PR& Publicity Manager KEMENTRIAN AGAMA -... UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ....111 SYARIFHIDAYATULLAHJAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI TelplFax: (021) 7432728174703580 Jt k. J:l JiiaDda No.95 CipUlat 15412 'IndcnesiiI Websi!e: www.f1knipjw!!l1!!e.id E-mail: dak.Wah@.~id SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN WAWANCARA PENGAMBILAN DATA

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Jati Savitri

Jabatan : Produser m Program Mata Najwa Metro TV

Menerangkan bahwa nama di bawah ini:

Nama : Muhamad Rizal Universitas : UlN SyarifHidayatullah Jakarta Semester : 8

Benar-benar telah melakukan wawancara kepada saya tentang ..AIlaUsis Program Mats Najwa (Study Kasus Episode SeDgketa ImaDr untuk memenuhi Penelitian Skripsi Demikian swat keterangan ini untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 25 Maret 2013

(Jan Savitri) KEMENTRIANAGAMA ' UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UlN) Uii • SYARIFErnDAYATl~LAHJAKARTA FAKUI.JTAS ILMU DAKW AD DAN ILMU KOMUNIKASI Te~8X:(021)1432128114103S80 lll:r. II Jutmda 1%.95 CipUIallS412 indonesia Websile: \\'WW.tillmjqjakadaac.id E-mail: dak.wah@.~id SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN WAWANeARA PENGAMBILAN DATA

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Asvin eJlyana

Jabatan : Produser I Program Mata Najwa Metro TV

Menerangkan bahwa nama di bawah ini:

Nama : Muhamad RizaI Universitas : UIN SyarifHidayatulIah Jakarta Semester : 8

Benar-benar !aIah melakukan 'h'1lwancara kepada saya tentang «Analisis Program Mata Najwa (Study Kasus Episode Seogketa Imao)" untuk memenuhi Penelitian Slaipsi. Demikian . surat keterangan. ini untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 04 Maret 2013 vlftv (Asvin ellyana) HASIL INTERVIEW

Nama : Asvin ellyana

Jabatan : Produser I Program Mata Najwa Metro TV

Hari/Tanggal : Senin, 4 Maret 2013

Waktu : Pukul 15.00 WIB

Tempat : Lantai 2 Gedung Metro TV

1. T : Saya Ingin Menanyakan Alasan kenapa diberi nama program Mata

Najwa?

J : Mata perspektif orang, kenapa dikasih mata itu, najwa memang

kuat dimata, kita membahas bagaimana presktif dari najwa, yang

paling menarik dari nana memang dari mata, orang dari sudut

pandang, perspektif orang sebagai apa, dan dari dialog itu kita

membutuhkan apa.

2. T : Bagaimana proses produksi pada Program Mata Najwa Episode episode sengketa Iman?

J : Proses dari senin, dari kita rapat hari kamis penentuan topik,

dilanjutkan jum’at taiping, sampai senin taiping, dilanjutkan

dengan riset memakan waktu beberapa hari, tidak bisa Cuma

sehari, termasuk riset tidak Cuma dari dubling ya, riset kita juga

wawancara orang, telpon apa dan segala macam. Termasuk pra

interview menentukan itu, dari hasil riset kita menentukan narasumber dari narasumber kita ketahuan narasumber, kita

,mengundang orang, untuk taiping kita kerucut kan siapa aja

narasumber dan tema, setelah itu mengundang orang, setelah itu

kita mengundang orang, setelah itu kita proses taiping, setelah

proses taiping selesai tentunya kita editing.

3. T : Apakah ada persiapan khusus dalam menentukan tema atau

narasumber di program mata najwa?

J : Kita dari hasil riset, dari riset kita ketahuan siapa yang

ngomongnya paling bagus, siapa yang sering ngomong di Koran

tentang, misalkan kita bahas soal apa utang luar negeri, siapa yang

paling vocal ngomong, terus kira-kira siapa lawannya, itukan ada

dari hasil risetan, nah dari klo hasil dari situ kita dapat, kita telepon

orangnya, eh ternyata orangnya tidak terlalu pinter, kita cari yang

lain, atau misalkan bagus cara ngomongnya kita baru ngundang

mereka, jadi semuanya hasil riset.

4. T : Evaluasi tayangan program mata najwa seperti apa?

J : Evaluasi kita beberapa kali, pertama evaluasi internal setelah

taiping, biasa kita dah evaluasi, kira2 dari hasil taiping dan

wawancara tadi, misalnya kita tadinya rencanakan satu narasumber

itu bagus, kita bisa taiping dengan dia 3 dan 4 segmen bagus, kita

interview bagus, tapi ternyata dari hasil wawancara nana ternyata

dia tidak mau mengungkap apa yang dia sebut di pra interview

misalnya, jadi kita, ah dia cuma jaim ini, kita potong jadi 1 atu 2 segmen itu evaluasi awal.

Nah evaluasi terakhir tentunya setelah tayang ya, biasa kita ada

beberapa evaluasi, misalnya evaluasi tentang tayangan, kira-kira

tayangan yang kita tayangankan itu sudah sesuai dengan apa yg kita

inginkan tidak sesuai dengan rancangan kita awalnya tidak, lalu

yang kedua, tentunya kita bergerak di industri televise semua

nilainya itu dishare and rating, kita evaluasi performa kita seperti

apa sesuai share nd rating.

5. T : Secara Konsep program mata najwa seperti apa?

J : Konsepnya secara talk show yang indept, jadi klo kita ngomongin

mata najwa pasti talk show, talk show apa yang membedakan, kita

indept, karena kita membuatkan kita menghanggar, yang

membedakan dengan yantg ada di metro hari ini apa segala

macem, mereka kan harian, kita indepn,lebih dalam menggalinya,

kitakan satu jam.

6. T : Kendala yang sering dialami dalam proses produksi itu seperti apa

mba?

J : Banyak seh teknis misalnya, narasumber yang tidak bisa hadir kita

sudah menghubunginya karena kesibukan, segala macem tidak bisa

atau narasumber yang bisa tapi ada kendala tidak bisa hadir.

Kendalanya narasumber satu, kedua, karena najwa sekrang sebagai

wakil pemred, jadi punya kesibukan lain jadi tidak seperti dulu, dulu

nana terjun langsung semuanya dkerjain tapi sekrang tidak bisa

begitu, udah dpet produser, jadi kendalanya macem-macem seh,

teknis misalnya, atau ada materi-materi yang sudah kita kumpulkan

bagus tapi ternyata narasumber tidak bagus, ada atau tidak bisa kita

datangkan , terus kadang-kadang studio atau apa tidak bisa dipakai,

ada beberapa narasumber hanya live gitu padahal kita jarang-

jarang live, kita bisa bikin livekan tidak selalu, lebih enakan kita

proses taiping karena dengan taiping itu ada narasumber yang

panasnya lama itukan, kita harus gali lama bnget itu baru kita dapet

apa yang kita mau jawaban yang kita mau, kalau livekan gag bisa

begitu terbatas karena durasi, kalau taiping kita taiping semua kalau

dia tidak baguskan bisa dipotong kalau live kan gag bisakan.

7. T : Apa Upaya yang dilakukan program mata najwa itu sendiri yang

dilakukan untuk menarik pemirsanya?

J : Kita cari tema yang menarik, nana sendirikan sudah figure yang

menarik ya, cara dia, gesture dia mewawancara seseorang, gaya

diakan beda dengan semua program talk show, ataupun program

owner, atau presenter lain itukan.

8. T : Tadikan mba mengatakan Mengenai isi Materi, Nah, Bagaimana

perencanaan konsep kebijakan redaksi yang berhubungan dengan isi

materi nilai berita.

J : Tentunya nilai berita, menarik, kalau kita belajar komunikasi

kenapa kita memilih satu tema atau gag, selalu ada nilai berita,

menarik, kedekatan (proximity), terus berhubungan dengan pesan,

gag jauh dari situ nilai berita. kita kan wartawan, kita kan jurnalis,

kita bekerja dalam lingkup tertentu, tentu apa yang kita pilih harus

ada nilai beritanya.

9. T : Kenapa program mata najwa ditayangkan taiping dan terlalu

malam?

: Jadi begini kalo Malam atau gagnya, itu metro menetapkan J

program-program talk show ada di jam 09.30 malem, jadi ada

beberapa program talk show termasuk program kick andy termasuk

apa itukan malam, kenapa malem karena pemirsa mata najwa itu

adalah pemirsa yang meacher bukan kanak-kanak atau remaja, dan

memang orang yang stay untuk nunggu mata najwa, dan memang

biasanya orang-orang tua (meacher) diatas 40, makanya knapa ditaro

dimari, distu ada ddeskripsi program kita mengarahnya ke potensial

pemirsa kita yang cari cewek masih muda, selama ini yang kita

dapet laki-laki dan usianya yang diatas 40, makanya pemirsa mata

najwa yang usianya 60 keatas yang paling tebel biasanya.

10. T : Yang membedakan program mata najwa dengan program lain

seperti apa?

J : Kita hard news dan indept, dan mata najwa itu ada sesuatu yang

membedakan adalah kritis, dan ada sesuatu yang kita kritisi, kalau

kick andykan kata kuncinya inspiratif (inspirasi) kalau mata najwa

itu kritis dalam setiap episode itu harus ada yang kita kritisi, kata

kuncinya satu kritis, bukan mata najwa kalo tidak kritis.

11. T : Kalau kita liat dari awal tayangan mata najwa selalu

membicarakan politik? Apakah mata najwa selalu membicarakan

politik?

: Gag juga, dari awal justru malah dulu kita main sejarah terus J pernah main yang sedikit ngepop dengan slank, karena itu pemirsa

kita yang meacher jadi kita tidak main-main begitu tidak kurang,

dan nana memang spesifikasinya lebih ke hukum dan politik, tidak

susah dia pernah beberapa kali main yang lain tapi tapi nana lebih

dalam kalau dia ngomongin hukum dan politik.

6.

Interviewer Interviewee

(Muhamad Rizal) (Asvin ellyana)

HASIL INTERVIEW

Nama : Jati Savitri

Jabatan : Produser III Program Mata Najwa Metro TV

Hari/Tanggal : Senin, 25 Maret 2013

Waktu : Pukul 15.00 WIB

Tempat : Lantai 2 Gedung Metro TV

1. T : Bagaimana format dan proses Produksinya dari pra sampai pasca

produksi acara Episode Sengketa Iman yang tayang 5 September

2012 seperti apa dalam pengemasannya?

J : Waktu itu kan episode judulnya kita sengketa iman mengapa kita

mengambil tema itu karena memang kita awalnya melihat dari

current isu. Di mata najwa itu ada dua jenis konten yang kita angkat,

kejadian yang sifatnya timely atau current yaitu kejadian yang baru ,

mempunyai news value tinggi dan dia biasanya terjadi baru-baru

saja. timeless itu paket atau tema-tema yang sifatnya bisa diputar

kapan saja karena dia sifatnya timeless, tidak harus sewaktu-waktu

ini disaat kita membuat program itu. Kalau yang sengketa iman

ketika itu sempet kejadian yang disampang itu ada penyerangan

terhadap kaum syiah. Nah, di situ kita akhirnya mengangkat tema

itu, di situ juga selain ada news value, ada drama disana juga, di

pengungsian juga banyak anak-anak kecil dan ibu-ibu yang tidak

berdosa yang tidak mengerti akar dari permasalahan konfik agama itu tapi mereka jadi ikut menjadi korban. Jadi dari segi newsvalue ada, dari dramanya juga ada, yang bisa kita angkat dibuat menjadi lebih menarik, kapan kita angkat menarik sebagai seorang produser program seperti itu. Tapi kalau di mata najwa memang pukulan tema atau topik dari siapapun itu tetap harus didiskusikan dengan tim redaksi, karena kita kan selalu ada rapat redaksional, rapat yang kita gelar setiap minggu untuk menentukan tema. Lagi pula kita memutuskan untuk ok, kita angkat tema tragedi sampang, tapi maksud kita mengangkat tema itu tidak hanya untuk menekankan pada kekerasannya atau apa ya, tetapi kita memperjelas apa sih yang menjadi problem antara suni dan syiah itu, kita klo bisa sebagai program berita harus memberikan pencerahan, jadi kita proses riset, kalau di program mana pun termasuk program mata najwa kita juga terlebih dahulu riset dulu ya, kita punya tim riset yang kita kontak narasumber yang berkaitan dengan permasalahan yang bersangkutan sengketa suni dan syiah. Kita sempet kontak orang uin juga yang waktu itu juga menjadi salah satu narasumber, lalu kontak juga potensial narasumber yang lain, seperti kalo di kita biasanya ada tersangka korban atau tersangka yaitu pelakunya ada Muhamad rois, dan kemudian cliennya, terus kemudian keluarga pak tajul muluk, dalam hal itu kita dapat berhasil kita dapat istrinya untuk bisa kita dapat hadirin kesitu, nah itu prosesnya sampai kita dapet menghadirkan kestudio. Formatnya kita talk show, mata najwa itu formatnya talk show

indept, jadi kita memang indept talk show meskipun kita mainnya

careen isu ( hal yang terjadi di baru-baru ini), tapi tetap harus

mengangkat dengan riset, karena kan mata najwakan sifatnya

weekly, talk show mingguan. Masih ada waktu sekitar paling cepat

itu 7 hari terselesaikan satu materi talk show itu. Jadi, kita tidak

seperti diprogram harian yang seperti METRO HARI INI atau

program hari’an lainnya yang ketika ada kejadian itu disini skrang,

kita angkat saat ini juga mungkin kadang risetnya belum tutup,

karena keterbatasan waktu, narasumber juga mungkin tidak bisa

mencari yang sulit-sulit bisa langsung dikontak saat itu bisa

dihadirkan, kalau mata najwa beda kita punya rentan waktu yang

cukup untuk mempersiapkan melakukan riset dan mengejar

narasumber yang sulit itu.

2. T : Apa dasar pemilihan tema dan materi episode sengketa Iman pada program Mata Najwa?

J : Ada dua jenis tema di sini yang kita pilih yaitu timely dan timeles,

kebetulan sengketa iman ini termasuk yang timely, jadi kalau kita

tidak putar segara saat itu basi beritanya. Karena itu terjadinya.

kita putar tayangan itu setelah penyerangan sekitar 2 minggu ya.

Jadi, kita ada waktu untuk mengumpulkan itu tadi riset,

mengkontak narasumber yang cukup sulit didekati termasuk istri

tajul muluk itukan. Dia orangnya cerdas bisa menceritakan dalam bahasa indonesia yang penting karena disana releatif semuanya

menggunakan bahasa Madura dan Istri tajul muluk ini cukup bisa

menjelaskan kepada wartawan gimana duduk permasalahannya.

Dia juga menjadi saksi kejadian itu ketika dilempari batu

rumahnya. Ia itulah penyerangan itu dia ada di situ bersama anak-

anaknya. Jadi dia termasuk saksi korban.

3. T : Berapa Share and rating pada episode Sengketa Iman yang tayang

pada saat itu?

J : Masalah rating nanti aku inget sih episode itu lumayan tinggi

karena ratingnya 1. Jadi, Sesuai dengan harapan kalau produser

program ya maunya rating nd sharenya bagus. jadi kita punya

standar disini sih klo tembus itu ratingnya 1 dan sharenya 5. Aku

tidak bisa menjelaskan secara detail karena teknis banget, mungkin

teman-temen belum mengerti persisinya cara kerja share dan

ratingnya, nanti aku kirimkan grafiknya dan analisa ferformanya

kalau memang di butuhkan buat data dari satu bisa keliatan kenapa

kok pononton kita pada segmen ini lari ke stasiun lain semuanya

ada.

4. T : Setelah tadi menjelaskan proses pra produksi, produksi dan pasca

produksi. Nah, bagamaina evaluasi tayangan tersebut?

J : Kebetulan karena hasil performa dan share ratingnya lumayan bagus jadi kita cukup puas untuk menampilkan produksi episode itu,

kita juga mengejar narasumber cukup sulit, terutama istri tajul

muluk karena itu belum bisa didatangkan oleh program lain di

Metro TV, kita pertama kali mendatangkan istri tajul muluk dimata

najwa bahkan di stasiun TV lain juga tidak ada untuk mendatangkan

ke Jakarta, mereka biasanya hanya wawancara di lapangan sampang.

Sedangkan kalau kita datangkan ke Jakarta dengan didampingi oleh

LSM lokal daerah sana yang kita minta bantuan untuk didampingi

dari sampang ke Jakarta. Jadi karena evord yang cukup sulit dan

ternyata hasilnya juga bagus, kira-kira evaluasinya seperti itu.

Cukup lengkap sih kita mendapat data lengkap dari ahli narasumber

UIN. bisa menjelaskan ihwal sejarahnya suni dan syiah seperti apa,

konfik yang pemecah seolah-olah itu aliran didalam islam itu sudah

ada penjelasan, dari sisi wartawan juga ada itu mas rusdi madhari,

dia yang menjelaskan ketika kejadian yang pertama memang sempat

datang kedaerah sampang itu dan meliput kemudian mengumpulkan

informasi dari satu ke kiayi-kiayi laen dengan pengikutnya, jadi

kita sih dapat paparan yang komplit dari berbagai sumber.

5. T : Apa Special treatment produksi pada episode tersebut?

J : Special Treatment apa ya, mengawal narasumber itu cukup sulit

karena dia mendatangkan dari luar kota, narasumber masih

sensitiv, dia juga masih jadi saksi ketika itu polisi masih minta keterangan dari dia, memindahkan dia dari lokasi tinggal saat itu

masih sulit apalagi ddatangkan kejakarta masih blm sepenuhnya

percaya sama wartawan, special treatmenya ke nasumber.

Interviewer Interviewee

(Muhamad Rizal) (Jati Savitri)

HASIL INTERVIEW

Nama : Najwa Shihab

Jabatan : Presenter Mata Najwa/ Eksekutif Produser

Hari/Tanggal : Jum’at, 17 Mei 2013

Waktu : Pukul 11.00 WIB

Tempat : Via by Phone dari Gedung Metro TV, lantai 2.

1. T : Apakah dalam Perencanaan konsep kebijakan redaksi Program

Mata Najwa yang berhubungan dengan tema yang diangkat Mba

Nana yang Menentukan langsung didalamnya? Termasuk isi Materi

dan Narasumber yang diundang?

J : Oh sangat Terlibat, Karena kan saya istilahnya pemilik program,

program owner sekaligus eksekutif produser, jadi yang menentukan,

kalau rapat membahasa topik, rapat membahas katakanalah

narasumber dan sebagainya itu ada rapat dimata najwa. Tetapi

keputusan akhir tentang topiknya apa, siapa yang diundang,

bagaimana segmentasinya bagaimana jalur ceritanya. Keputusan

akhir ada pada ditangan saya sebagai eksekutif produser sekaligus

pemilik program. Tetapi siapapun didalam tim boleh mengajukan

usul, dan usul itu dibahas dalam rapat redaksi mata najwa setiap

minggu. Tapi, kebijakan editorial tertinggi itu ada pada ditangan

saya selaku pemilik program, yang menentukan itu saya.

2. T : Apakah disaat Produksi Taiping program mata najwa berlangsung

mba Nana yang mengatur semua, dan seberapa pengaruhnya mba

nana pada saat produksi berlangsung?

J : Itu ada pihak bertanggung jawab yaitu produser, itu bertanggung

jawab dari mulai bagaimana settingnya, bagaimana kemudian

pengambilan kamera itu ada diteknisnya. Dan sebagainya, produksi

program itu digawangi oleh produser, yang mengatur detail teknis

dan sebagainya itu produser. Tapi saya sebagai eksekutif produser

lagi-lagi juga berhak untuk menentukan dan memberikan arahan,

sebaiknya kalau produksi seperti ini pendekatannya seperti apa dan

sebagainya. tetapi sesunggunya itu adalah kewenangan teknis

seorang produser. Harus diingat Posisi saya bukan hanya host, tetapi

saya sebagai eksekutif produsernya.

3. T : Kendala yang mba nana sering ditemui Menjadi presenter apa?

J : Kendala lebih pada tantangan, saya berusaha lebih melihat setiap

hal yang muncul itu sebagai tantangan, dan sering kali itu menjadi

bagian dari suka duka yang menjadi menariknya dibidang ini

didunia jurnalistik, bagaimna kita harus meloby narasumber,

bagaimana kita mendapatkan enggel menarik yang belum pernah

dilihat orang, bagaimna kita harus tekun berusaha mengejar

eksekutifitas, bagaimna kita bisa menghadirkan walaupun narasumber yang sama tapi informasinya berbeda berkat riset yang

kuat jadi itu lebih pada pernak-pernik, lebih pada tantangan secara

umum yang bisa merupakan kenikmatan dunia bidang jurnalistik.

4. T : Motto Hidup yang menjadi pegangan Mba nana selama ini Seperti apa?

J : Kalau motto saya percaya berkerja secara profosional, dan kalau

kita memang mencintai apa yang kita lakukan hasilnya pasti

optimal. Dan itu motto yang selalu saya terapkan disetiap pekerjaan

yang saya lakukan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Wawancara Pribadi: Asvin Ellyana (Produser I Mata Najwa); Senin 4 Maret 2013 : Studio MetroTV, Jakarta Barat.

Wawancara Pribadi: Jati Savitri ( Produser III Mata Najwa); Senin 25 Maret 2013: Studio Metro TV, Jakarta Barat

Foto Bersama Dahlia Citra (Produser II Mata Najwa); Senin 4 Maret 2013 : Studio Editing Room) MetroTV, Jakarta Barat.

Foto Bersama Najwa Shihab (Presenter Mata Najwa); Senin 22 April 2013 Studio 3 MetroTV, Jakarta Barat.

Proses Shooting Produksi Taiping Program Mata Najwa (Presenter dengan Narasumber); 22 April 2013 Studio 3 MetroTV, Jakarta Barat.

Ruang Produksi VTR Room bersama produser dan Crew disaat Shooting Taiping Program Mata Najwa, Senin, 22 April 2013 Studio 3 MetroTV, Jakarta Barat.

Proses Produksi Mata Najwa cameramen sedang stand bay shot camera disaat taiping program Mata Najwa berlangsung, Sabtu, 9 Maret 2013 Studio 3 MetroTV, Jakarta Barat.

Commercial break (Jati Savitri) Produser Mata Najwa dengan Mata Najwa sedang membicarakan Materi saat Produksi taiping program Mata Najwa berlangsung, 22 April 2013 Studio 3 MetroTV, Jakarta Barat.

Proses Closing Acara Program Mata Najwa Najwa yang dibawakan oleh Najwa Shihab (Presenter Mata Najwa) Sabtu, 9 Maret 2013 Studio 3 MetroTV, Jakarta Barat.

Proses Akhir dari Produksi Mata Najwa yaitu Editing, Editor Bersama (Dahlia Citra) Produser II Mata Najwa Sedang Mengedit hasil Produksi Senin 4 Maret 2013 : Studio Editing Room) MetroTV, Jakarta Barat.

5/30/2013

Target Market Activity AB20+ ALL-MarketsNon Bedtime Viewing Channel METRO

Variable TV Item Description Day Part\ Description TVR Gain % Loss % Net % Main contributors Main beneficiaries

MATA NAJWA: 05/09/2012; METRO; 21:28:4221:28-21:28 - 21:41:00; MATA NAJWA 0.4 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. 21:29-21:29 0.4 0.0 0.0 0.0 RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER TV OFF 21:30-21:30 0.4 0.0 0.0 0.0 GTV - 12H AIR FORCE ONE n.a. 21:31-21:31 0.5 0.0 0.0 0.0 ANTV - MEL'S UPDATE ANTV - MEL'S UPDATE 21:32-21:32 0.6 0.2 0.0 0.2 TVONE - KABAR MALAM ANTV - MEL'S UPDATE 21:33-21:33 0.7 0.1 0.1 0.0 TVONE - KABAR MALAM OCHNL - LOELEBAY 21:34-21:34 0.7 0.0 0.0 0.0 TV ON n.a. 21:35-21:35 0.8 0.1 0.0 0.1 RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER n.a. 21:36-21:36 1.4 0.6 0.0 0.6 RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER n.a. 21:37-21:37 1.6 0.3 0.1 0.2 Other channels TRANS - 9S BAD BOYS 21:38-21:38 1.9 0.4 0.1 0.4 TRANS7 - OPERA VAN JAVA TRANS - 9S BAD BOYS 21:39-21:39 2.0 0.1 0.0 0.1 TV ON TVONE - KABAR MALAM 21:40-21:40 1.9 0.0 0.1 -0.1 GTV - 12H AIR FORCE ONE RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER BREAK: 05/09/2012; METRO; 21:41:01 - 21:45:01;21:41-21:41 MATA NAJWA 0.8 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. 21:42-21:42 0.4 0.0 0.4 -0.4 TV ON RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER 21:43-21:43 0.7 0.3 0.0 0.3 TVONE - KABAR MALAM TVONE - KABAR MALAM 21:44-21:44 0.9 0.3 0.0 0.2 IVM - HIKAYAT ALI BABA TV OFF 21:45-21:45 0.9 0.0 0.0 0.0 TVONE - KABAR MALAM TV OFF MATA NAJWA: 05/09/2012; METRO; 21:45:0221:45-21:45 - 21:55:19; MATA NAJWA 0.9 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. 21:46-21:46 0.9 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. 21:47-21:47 0.9 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. 21:48-21:48 1.0 0.2 0.1 0.1 TV ON IVM - HIKAYAT ALI BABA 21:49-21:49 1.1 0.3 0.1 0.1 RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER IVM - HIKAYAT ALI BABA 21:50-21:50 1.2 0.1 0.0 0.1 TV ON TVONE - KABAR MALAM 21:51-21:51 1.2 0.1 0.0 0.0 TVONE - KABAR MALAM TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA 21:52-21:52 1.2 0.0 0.0 0.0 SCTV - 6S PEMANDU CINTA DARI CITARIK TVONE - KABAR MALAM 21:53-21:53 1.4 0.2 0.0 0.2 TV ON TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA 21:54-21:54 1.4 0.1 0.1 0.0 TV ON RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER 21:55-21:55 1.3 0.0 0.1 -0.1 TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER BREAK: 05/09/2012; METRO; 21:55:20 - 21:59:24;21:55-21:55 MATA NAJWA 0.8 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. 21:56-21:56 0.7 0.1 0.1 0.0 TV ON TV OFF 21:57-21:57 0.7 0.0 0.0 0.0 TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA TVONE - KABAR TERKINI 21:58-21:58 0.6 0.0 0.2 -0.1 TVRI1 - 50 TVRI MENGUKIR EMAS NUSANTAR TVONE - KABAR TERKINI 21:59-21:59 0.5 0.0 0.1 -0.1 n.a. TVONE - KABAR TERKINI HEADLINE NEWS: 05/09/2012; METRO; 21:59:2521:59-21:59 - 21:59:34; HEADLINE NEWS 0.5 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. BREAK: 05/09/2012; METRO; 21:59:35 - 21:59:49;21:59-21:59 HEADLINE NEWS 0.5 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. HEADLINE NEWS: 05/09/2012; METRO; 21:59:5021:59-21:59 - 22:02:31; HEADLINE NEWS 0.5 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. 22:00-22:00 0.6 0.1 0.0 0.1 TVONE - KABAR TERKINI TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA 22:01-22:01 0.7 0.1 0.0 0.1 TVONE - KABAR TERKINI n.a. 22:02-22:02 0.8 0.2 0.0 0.1 TV ON TRANS - 9S BAD BOYS BREAK: 05/09/2012; METRO; 22:02:32 - 22:02:52;22:02-22:02 HEADLINE NEWS 0.8 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. MATA NAJWA: 05/09/2012; METRO; 22:02:5322:02-22:02 - 22:09:05; MATA NAJWA 0.9 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. 22:03-22:03 1.0 0.1 0.0 0.1 TV ON n.a. 22:04-22:04 1.3 0.3 0.0 0.3 TVONE - KABAR TERKINI n.a. 22:05-22:05 1.4 0.2 0.1 0.1 TVONE - KABAR TERKINI; MENYINGKAP TABIR SCTV - 6S PEMANDU CINTA DARI CITARIK 22:06-22:06 1.2 0.0 0.2 -0.2 n.a. RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER 22:07-22:07 1.1 0.1 0.2 -0.1 RCTI - TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SER JAKTV - ADA APA BERITA(F04) 22:08-22:08 1.1 0.0 0.1 0.0 GTV - 12H AIR FORCE ONE JAKTV - ADA APA BERITA(F04) 22:09-22:09 1.0 0.0 0.1 -0.1 GTV - 12H AIR FORCE ONE ANTV - MEL'S UPDATE BREAK: 05/09/2012; METRO; 22:09:06 - 22:11:35;22:09-22:09 MATA NAJWA 0.8 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. 22:10-22:10 0.8 0.0 0.1 -0.1 n.a. TV OFF 22:11-22:11 0.6 0.0 0.2 -0.2 n.a. TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA MATA NAJWA: 05/09/2012; METRO; 22:11:3622:11-22:11 - 22:18:49; MATA NAJWA 0.4 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. 22:12-22:12 0.5 0.1 0.0 0.0 TVONE - MENYINGKAP TABIR TVONE - MENYINGKAP TABIR 22:13-22:13 0.8 0.3 0.0 0.3 TVONE - MENYINGKAP TABIR n.a. 22:14-22:14 1.0 0.2 0.0 0.1 TV ON TVRI1 - 50 TVRI MENGUKIR EMAS NUSANTAR 22:15-22:15 1.1 0.1 0.0 0.1 TV ON TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA 22:16-22:16 1.1 0.1 0.1 0.0 SCTV - 6S PEMANDU CINTA DARI CITARIK TVONE - MENYINGKAP TABIR 22:17-22:17 1.0 0.1 0.1 -0.1 ANTV - MEL'S UPDATE TVONE - MENYINGKAP TABIR 22:18-22:18 1.0 0.0 0.1 -0.1 ANTV - MEL'S UPDATE SCTV - 6S PEMANDU CINTA DARI CITARIK BREAK: 05/09/2012; METRO; 22:18:50 - 22:21:03;22:18-22:18 MATA NAJWA 0.7 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. 22:19-22:19 0.5 0.0 0.3 -0.3 SCTV - 6S PEMANDU CINTA DARI CITARIK TVONE - MENYINGKAP TABIR 22:20-22:20 0.4 0.0 0.0 0.0 n.a. TRANS7 - BUKAN EMPAT MATA 22:21-22:21 0.4 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. MATA NAJWA: 05/09/2012; METRO; 22:21:0422:21-22:21 - 22:28:02; MATA NAJWA 0.4 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. 22:22-22:22 0.5 0.1 0.0 0.1 TVONE - MENYINGKAP TABIR n.a. 22:23-22:23 0.7 0.2 0.0 0.2 TVONE - MENYINGKAP TABIR n.a. 22:24-22:24 0.8 0.2 0.1 0.1 TVONE - MENYINGKAP TABIR TV OFF 22:25-22:25 1.5 0.8 0.1 0.7 TVONE - MENYINGKAP TABIR TVONE - MENYINGKAP TABIR 22:26-22:26 1.4 0.1 0.2 -0.1 RCTI - DALAM MIHRAB CINTA TVONE - MENYINGKAP TABIR 22:27-22:27 1.3 0.0 0.1 0.0 TVRI1 - 50 TVRI MENGUKIR EMAS NUSANTAR TV OFF 22:28-22:28 1.2 0.0 0.1 -0.1 n.a. RCTI - DALAM MIHRAB CINTA BREAK: 05/09/2012; METRO; 22:28:03 - 22:28:31;22:28-22:28 MATA NAJWA 1.1 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a. MATA NAJWA: 05/09/2012; METRO; 22:28:3222:28-22:28 - 22:28:36; MATA NAJWA 1.1 0.0 0.0 0.0 n.a. n.a.

1