Pengaruh Program Acara Mata Najwa Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Survey Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, )

PENGARUH PROGRAM ACARA MATA NAJWA TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI (SURVEY MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUNDA MULIA, JAKARTA)

Ilona V. Oisina Situmeang Fakultas Ilmu Komunikasi UPI YAI, Jakarta Jalan Diponegoro No. 74 Jakarta Pusat, [email protected]

Abstract Mata Najwa program is one program on TV that provides in-depth information about events experienced political figures , government to the general public that is worthy to note the problem. Presenting a variety of programs that important information such whether it can meet the information needs for students of Communication Studies University of Bunda Mulia, Jakarta. Correlation of test results done shows 0.717 , which means there is a strong influence among the programs Najwa Eyes on the fulfillment of information needs. From regression obtained for 71.7 % of programs affecting the fulfillment of the information and the hypothesis test conducted found results Ha accepted and Ho rejected, which means there is influence between Mata Najwa programs to meet the needs of information for students of Communication Studies University of Bunda Mulia , Jakarta.

Keywords : Program , Mata Najwa , Information.

Abstrak Program acara Mata Nazwa merupakan salah satu program acara di media TV yang memberikan informasi yang mendalam tentang kejadian yang dialami tokoh politik, pemerintahan sampai ke masyarakat umum yang layak untuk diketahui permasalahannya. Program acara yang menyajikanberbagai informasi penting tersebut apakah dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta. Dari hasil Uji korelasi yang dilakukan diperoleh hasil 0,717 yang artinya terdapat pengaruh yang kuat antara program acara Mata Nazwa terhadap pemenuhan kebutuhan informasi. dari uji regresi yang diperoleh sebesar 71,7% program acara mempengaruhi pemenuhan kebutuhan informasi dan dari Uji hipotesis yang dilakukan didapatkan hasil Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh antara program acara Mata Nazwa terhadap pemenuhan kebutuhan informasi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta

Kata kunci: Program, Mata Najwa, Informasi.

Pendahuluan Di Indonesia media televisi berkembang Kemajuan teknologi pertelevisian dengan pesat hal ini ditandai dengan banyaknya berlangsung secara revolusioner dengan kualitas statiun televisi swasta, televisi lokal, televisi kabel teknik gambar dan suara yang semakin tinggi. dan televisi komunitas yang mengudara. Salah Mutu gambar yang dulu hanya hitam-putih dan satu televisi swasta yang banyak di tonton untuk tidak begitu jelas, dewasa ini berwarna, saat sekarang ini adalah Metro TV. Dikarenakan kemampuannya sudah mencapai 7.000 lebih, pita- pada tahun 2014 merupakan tahun politi bagi pita elektronik yang dipakai kini sudah mencapai Indonesia. Metro TV merupakan televisi yang ke jenis Mini DV. Begitu pula kepekaannya telah siarannya hanya pada warta berita saja. Hal ini amat tinggi serta mampu mengangkat detail yang yang menyebabkan Metro TV semakin diminati sangat lemah sekalipun. Demikian pula kemaju- oleh semua kalangan yang ingin mendapatkan annya sebagai media siaran pesan-pesan yang berbagai berita terutama berita-berita politik. ditayangkan melalui televisi diyakini berpengaruh Berbagai program acara yang dikemas oleh langsung terhadap pemirsannya, baik itu kognitif, statiun televisi ini untuk menarik perhatian para efektif maupun konatif (behavioral). pemirsa. Pada umumnya, program siaran telavisi meliputi acara-acara sebagai berikut (Muda,

Jurnal Komunikologi Volume 13 Nomor 1, Maret 2016 31 Pengaruh Program Acara Mata Najwa Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Survey Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta)

2003): news reporting, talk show, call-in show, khalayak akan informasi, hiburan maupun documenter, magazine atau tabloid, rural program, pendidikan. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan advertising, education atau instructional, art and culture, program untuk ditayangkan ditelivisi selama music, soap operas, Tv movie, infotaiment. program itu menarik dan disuakai audience, dan Diharapkan melalui program acara yang selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, disiarkan melalui Metro TV, khususnya pada hokum dan peraturan yang berlaku. Pengelola program acara Mata Najwa dapat memenuhi stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kebutuhan akan informasi bagi yang menon- kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan tonnya. Metro TV memiliki 19 buah mobil satelit berbagai program yang menarik. (Morissan, 2008) untuk dapat menayangkan secara live kejadian– Menurut Morissan (2008) mengenai kejadian yang berlangsung setempat. Peralatan program, yaitu “kata “program” berasal dari tersebut berupa 12 Buah mobil SNG (Satelit News bahasa Inggris programme atau program yang Gathering) dan 7 Buah mobil ENG (Electronic News berarti acara atau rencana. Undang-undang Gathering). Penyiaran Indonesia tidak menggunkan kata Salah satu program talkshow unggulan di program untuk acara tetapi menggunakan istilah Metro TV adalah: Mata Najwa. Program acara ini “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau dipandu oleh jurnalis senior, Najwa Shihab. rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai Talkshow ini ditayangkan setiap hari Rabu pukul bentuk. Namun kata “program” lebih sering 20:05 hingga 21.30 WIB. Disiarkan perdana 25 digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia November 2009, Mata Najwa konsisten dari pada kata “siaran” untuk mengacu kepada menghadirkan topik-topik menarik dengan pengertian acara. Program adalah segala hal yang narasumber kelas satu. Sejumlah tamu istimewa ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi telah hadir dan berbicara di Mata Najwa, kebutuhan audience-nya. Dengan demikian, diantaranya mantan Presiden RI, BJ Habibie program memiliki pengertian yang sangat luas”. (episode: Separuh Jiwaku Pergi), mantan Wakil Menurut Elvinaro (2007), ada beberapa Presiden (episode: Pemimpin faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat Bernyali), Menteri BUMN Dahlan Iskan (episode: program acara yaitu: Komandan Koboi), dan Gubernur DKI Jakarta 1. Pemirsa, Dalam hal ini komunikator harus (episode: Laga Ibukota). memahami kebiasaan dan minat pemirsanya, Dari penjelasan diatas penulis ingin baik yang termasuk kategori anak-anak, meneliti tentang apakah ada pengaruh antara remaja maupun dewasa. Hal ini perlu, karena program acara talkshow Mata Najwa terhadap berkaitan dengan materi pesandan jam pemenuhan kebutuhan informasi khususnya tayang. dibidang politik dimana pada tahun ini 2014 2. Waktu, Faktor waktu menjadi bahasa merupakan tahun politik di Indonesia, dimana pertimbangan, agar setiap acara ditayangkan program acara Mata Najwa menyajikan informasi secara proposional dan dapat diterima oleh yang dikupas secara tuntas tentang tokoh politik khalayak yang dituju. di Indonesia. 3. Durasi, Durasi yaitu jumlah menitt dalam setiap penayangan program acara. Masing- Tujuan Penelitian masing acara mempunyai durasi yang Dari penjelasan latar belakang diatas disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan penulis ingin meneliti: “Sejauhmana pengaruh skrip, agar tujuan dari acara tersebut dapat program acara Mata Najwa terhadap tingkat tercapai. kebutuhan informasi, survei pada mahasiswa 4. Metode Penyajian, Dalam mengemas pesan Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia dalam suatu acara yang sedemikian rupa yaitu Jakarta?” menggunakan metode penyajian tertentu agar pesan non hiburan dapat mengandung Tinjuan Pustaka unsur hiburan. Hal ini berkaitan dengan Program Acara fungsi utama dari televisi. Maka informasi Setiap harinya berbagai macam jenis tersebut akan lebih baik dan dapat mencapai program kini dihadirkan oleh stasiun televisi. sasarannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan

Jurnal Komunikologi Volume 13 Nomor 1, Maret 2016 32 Pengaruh Program Acara Mata Najwa Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Survey Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta)

Dalam mengemas pesan yang sedemikian Lebih lanjut menurut Cutlip dan Center rupa, maka digunakan berbagai metode dalam (Iriantara, 2004), penyebaran informasi adalah: penyajian suatu program acara. Hal ini berkaitan “penyebaran informasi secara sistematis tentang dengan fungsi utama dari televisi. Dengan begitu, lembaga atau perorangan”. Ada juga yang informasi yang disampaikan akan menjadi lebih menyebutkan penyebaran informasi itu sekedar baik dan dapat mencapai sasarannya. Menurut pembarian sarana yang mengarah para wartawan Morrisan (2008) program dapat dikelompokan untuk memasukan nama perusahaan atau produk menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya ke dalam berita koran, majalah, acara tv atau radio yaitu: dengan memberikan ide berita, orang yang 1. Program informasi (berita) adalah segala diwawancarai, informasi latar dan bahan-bahan jenis program atau siaran yang tujuannya lain. untuk memberikan tambahan pengetahuan Menurut Bodnar (dalam Arifin, 2009) ada (informasi) kepada khalayak audience. tiga macam bentuk yang harus diperhatikan dalam Program informasi kemudian dibagi lagi melaksanakan penyebaran informasi, yaitu: Berita, menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard Laporan dan Pendapat atau opini. news) yang merupakan laporan berita terkini Kreativitas memang dikenal sebagai salah yang harus segera disiarkan dan berita lunak satu prinsip dasar yang pertama dalam peyebaran (soft news) yang merupakan kombinasi dari informasi. Prinsip dasar penyebaran informasi itu fakta, gossip dan opini. mencangkup (Iriantara, 2004). 2. Program hiburan adalah segala bentuk siaran 1. Kreativitas, yang berarti mendorong yang bertujuan untuk menghibur audience antusiasmei dan perhatian khalayak melalui dalam bentuk musik, lagu, cerita, diskusi, dan metode kegiatan yang cerdas, unik dan segar. permaianan. Program yang termasuk kategori 2. Beragam, yang berarti bila penyebaran hiburan adalah diskusi, permainan (game), informasi hanya menggunakan satu media musik, dan pertunjukkan. saja dipandang belum memadai, maka harus diperggunakan berbagai media. Penyebaran Informasi 3. Kuantitas, yang pada dasarnya menggunakan Pengertian informasi menurut Sutabri prinsip repetisi untuk menyampaikan pesan (2005) adalah data yang telah diklasifikasikan atau secara berulang-ulang pada publik. diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan 4. Visibilitas, yang berarti materi penyebaran dalam proses pengambilan keputusan. Sedangkan informasi tersebut mudah dilihat oleh menurut Jogiyanto (1999), “Informasi dapat khalayak atau perhatian khalayak bisa tertuju didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data pada publisitas. dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih 5. Legibilitas, yang berarti untuk tulisan yang berarti bagi penerimanya yang menggambarkan dibuat menyampaikan pesan enak dan cukup suatu kejadian–kejadian yang nyata yang diguna- jelas diikuti oleh khalayak untuk publisitas kan untuk pengambilan keputusan”. Pengertian dalam bentuk cetak, dan jelas didengar dan Informasi Menurut George H. Bodnar (2000), dilihat untuk media audio visual. informasi adalah data yang diolah sehingga dapat 6. Mudah dipahami, yang berarti rangkaian dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang pesannya sangat mudah dipahami maksudnya tepat. oleh khalayak. Menurut Estrabrook (Yusuf, 2009), informasi adalah pusat suatu rekaman fenomena Kebutuhan Informasi yang diamati, atau bisa juga berupa putusan- Kebutuhan adalah sesuatu yang penting, putusan yang dibuat seseorang. Menurut Lesly tidak terhindarkan, untuk memenuhi suatu (Iriantara, 2004), menyatakan penyebaran kondisi. Kebutuhan menurut Kartz, Gurevitch informasi adalah: “penyebaran informasi atau dan Haas, kebutuhan dikategorikan sebagai pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan mencapai tujuan lewat media tertentu untuk pribadi secara integrative, kebutuhan sosial dengan kepentingan tertentu dari organisasi dan integrative dan kebutuhan pelepasan dan hiburan perorangan tanpa penyebaran tertentu pada (Effendy, 2003). Penjelasannya sebagai berikut: media”.

Jurnal Komunikologi Volume 13 Nomor 1, Maret 2016 33 Pengaruh Program Acara Mata Najwa Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Survey Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta)

1. Kebutuhan Kognitif (cognitive needs), bertujuan menjelaskan hubungan dan pengaruh Kebutuhan yang berkaitan dengan antar variabel melalui pengujian hipotesis. peneguhan informasi, pegetahuan dan Penelitian semacam ini dalam deskriptif juga pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuh- mengandung uraian-uraian, tetapi fokusnya an ini didasarkan pada hasrat untuk terletak pada hubungan dan pengaruh antar memahami dan menguasai lingkungan, juga variabel. Namun dalam penelitian ini hanya memuaskan rasa penasaran kita dan melihat hubungan antar peubah, sekaligus dorongan untuk penyelidikan kita. menguji hubungan hipotesis penelitian. 2. Kebutuhan afektif (affective needs), Kebutuhan Unit analisis dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan peneguhan peng- mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda alaman yang estetis, menyenangkan dan Mulia, Jakarta. emosional. 3. Kebutuhan Interaksi sosial (social interactive Populasi dan Sampel Penelitian needs), Kebutuhan yang berhubungan dengan Populasi Penelitian peneguhan kontak dengan keluarga, teman, Populasi adalah kumpulan semua hal dan dunia. (orang, perusahaan dan sebagainya) yang 4. Kebutuhan integrasi pribadi (personal dipertimbangkan dengan baik. Karakteristik integrative needs), Kebutuhan yang penting dari populasi adalah berisi semua elemen berhubungan dengan peneguhan kredibilitas, yang menarik perhatian. Populasi dapat dibatasi kepercayaan, stabilitas, dan status individu. atau tidak dalam hal ukuran (Ashenfelter et al., 5. Kebutuhan pelepasan (escaptist needds), Upaya 2003). menghindarkan tekanan, ketegangan dan Dalam penelitian ini yang menjadi hasrat akan keanekaragaman. populasi adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta. Metodologi Penelitian Desain Penelitian Sampel Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah Sampel adalah sebagian dari populasi yang pendekatan kuantitatif dan dikuatkan dengan dipilih untuk dianalisis. Pemilihan sampel ini pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan hal yang sangat penting. Berbagai menurut Kriyantono (2007) adalah riset yang metode pengambilan sampel tersedia namun hal menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah kunci yang harus diingat bahwa sampel sebuah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Penelitian populasi dapat menggambarkan populasi kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki (Ashenfelter et al., 2003). permasalahan yang menjadi pusat perhatian Besar jumlah sampel ditentukan peneliti. Kemudian peneliti mendefinisikan dan berdasarkan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993): memformulasikan masalah penelitian dengan Keterangan jelas, sehingga mudah dimengerti. Setelah n : Ukuran sampel masalah penelitian diformulasikan, maka didesain N: Ukuran populasi rancangan penelitian yaitu desain model d : Persen penelitian, desain inilah yang nantinya menuntun kelonggaran pelaksanaan penelitian secara keseluruhan ketidaktelitian (Bungin, 2008). (presisi) adalah 7%. Mengacu pada tujuan penelitian ini, peneliti berusaha mencari pengaruh diantara 240 variabel-variabel yang ada. Untuk mencapai N = ------tujuan tersebut, peneliti merancang penelitian ini 240.(0,01)+1 sebagai survei dengan mengkombinasikan antara 240 penelitian menerangkan (explanatory research) = ------= 70,451 = 70 sampel dengan penelitian deskriptif (descriptive research). 3,4 Rancangan ini sesuai dengan pendapat Babbie (1992) yang menyatakan bahwa penelitian yang bertipe menerangkan adalah, penelitian yang

Jurnal Komunikologi Volume 13 Nomor 1, Maret 2016 34 Pengaruh Program Acara Mata Najwa Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Survey Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta)

Teknik Penarikan Sampel remaja maupun dewasa. Hal ini perlu, karena Dalam penelitian ini penulis berkaitan dengan materi pesandan jam menggunakan teknik penarikan sampel dengan tayang. cara Simple Random Sampling. Dikatakan simple 2. Waktu, Faktor waktu menjadi bahasa (sederhana) karena pengambilan anggota sampel pertimbangan, agar setiap acara ditayangkan dari populasi dilakukan secara acak tanpa secara proposional dan dapat diterima oleh memperhatikan strata yang ada dalam populasi khalayak yang dituju. itu (Sugiyono, 2011). 3. Durasi, Durasi yaitu jumlah menitt dalam Dalam penelitian ini penulis mengambil setiap penayangan program acara. Masing- secara acak dari mahasiswa ilmu komunikasi masing acara mempunyai durasi yang Universitas Bunda Mulia, Jakarta semester 2 disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan (dua). skrip, agar tujuan dari acara tersebut dapat tercapai. Teknik Pengumpulan Data 4. Metode Penyajian, Dalam mengemas pesan Menurut Kriyantono (2007), jenis data dalam suatu acara yang sedemikian rupa yaitu meliputi: menggunakan metode penyajian tertentu 1. Data primer adalah data yang diperoleh dari agar pesan non hiburan dapat mengandung sumber data pertama atau tangan pertama di unsur hiburan. Hal ini berkaitan dengan lapangan, di mana sumber data dapat melalui fungsi utama dari televisi. Maka informasi responden atau subyek penelitian, hasil tersebut akan lebih baik dan dapat mencapai pengisian kuesioner, wawancara maupun sasarannya. observasi. Variabel Y: Tingkat Kebutuhan akan 2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh informasi di era globalisasi kini sudah dapat dari sumber kedua atau sumber sekunder. dipenuhi degan cepat dan praktis. Dimensi: 1. Kebutuhan Kognitif (cognitive needs), Operasionalisasi Variabel Kebutuhan yang berkaitan dengan Agar variabel-variabel yang diteliti mudah peneguhan informasi, pegetahuan dan dipahami dan makna yang sesuai dengan tujuan pemahaman mengenai lingkungan. penelitian, maka perlu dilakukan konseptualisasi Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk atau diberi ketetapan makna sehingga tidak terjadi memahami dan menguasai lingkungan, juga ambigu atau asosiasi yang berbeda-beda (Seviella memuaskan rasa penasaran kita dan et.al 1993). Selanjutnya agar konsep tersebut dapat dorongan untuk penyelidikan kita. diukur, maka diberikan penjelasan lebih lanjut 2. Kebutuhan afektif (affective needs), Kebutuhan yang bersifat operasional. Kerlinger (2002) yang berhubungan dengan peneguhan menyebutnya measured operational definition (definisi pengalaman yang estetis, menyenangkan dan operasional yang dapat diukur). emosional. Pengukuran adalah pemberian angka pada 3. Kebutuhan Interaksi social (social interactive obyek-obyek atau kejadian-kejadian menurut needs), Kebutuhan yang berhubungan dengan suatu aturan (Kerlinger, 2002). Dalam peneguhan kontak dengan keluarga, teman, pengukuran yang perlu diperhatikan adalah dan dunia. terdapat kesamaan yang dekat antara realitas 4. Kebutuhan integrasi pribadi (personal sosial yang diteliti dengan nilai yang diperoleh integrative needs), Kebutuhan yang dengan pengukuran. Oleh sebab itu, suatu berhubungan dengan peneguhan kredibilitas, instrumen pengukuran dipandang baik apabila kepercayaan, stabilitas, dan status individu. hasilnya dapat merefleksikan secara tepat realitas 5. Kebutuhan pelepasan (escaptist needds), Upaya dari fenomena yang hendak diukur (Singarimbun menghindarkan tekanan, ketegangan dan dan Effendi, 1995). hasrat akan keanekaragaman. Variabel X: Program Acara Mata Najwa, Dimensi: Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi 1. Pemirsa, Dalam hal ini komunikator harus Validitas Instrumentasi memahami kebiasaan dan minat pemirsanya, Salah satu ukuran validitas untuk sebuah baik yang termasuk kategori anak-anak, kuesioner adalah apa yang disebut sebagai

Jurnal Komunikologi Volume 13 Nomor 1, Maret 2016 35 Pengaruh Program Acara Mata Najwa Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Survey Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta) validitas konstruk (construct validity). Dalam mencapai hal tersebut, dalam penelitian ini pemahaman ini, sebuah kuesioner yang berisi dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan beberapa pertanyaan untuk mengukur suatu hal, rumus alpha Cronbach diukur berdasarkan skala dikatakan valid jika setiap butir pertanyaan yang alpha Cronbach 0 sampai 1. menyusun kuesioner tersebut memiliki Apabila nilai hasil perhitungan (α) keterkaitan yang tinggi. dikelompokkan dalam lima kelas skala yang sama Pada penelitian ini, uji validitas instrumen (0 sampai 1) maka ukuran kemantapan alpha dilakukan dengan menggunakan uji validitas isi dapat diinterpretasikan sebagai berikut: (butir) dengan cara menyusun indikator (1) Nilai koefisien alpha berkisar 0,00 – 0,20 pengukuran operasional berdasarkan kerangka berarti kurang reliabel. teori dari konsep yang diukur. Validitas isi dari (2) Nilai koefisien alpha berkisar 0,21 – 0,40 instrumen ditentukan dengan jalan mengkore- berarti agak reliabel. lasikan antara skor masing-masing item dengan (3) Nilai koefisien alpha berkisar 0,41 – 0,60 total skor item. berarti cukup reliabel. Langkah-langkah cara menguji validitas (4) Nilai koefisien alpha berkisar 0,61 – 0,80 menurut Ancok (1995), adalah: berarti reliabel. 1. Mendefinisikan secara operasional konsep (5) Nilai koefisien alpha berkisar 0,81 – 1,00 yang diukur. berarti sangat reliabel. 2. Melakukan uji coba skala pengukuran pada Menurut Babbie (1992) suatu sejumlah responden. instrumentasi (keseluruhan indikator dianggap 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. reliabel (reliabilitas internal) jika α ≥ 0,6. 4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total, menggunakan Pengumpulan Data teknik korelasi product moment. Teknik pengumpulan data secara primer Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel pada yang digunakan dalam penelitian ini berupa: taraf kepercayaan (signifikansi) tertentu, berarti a. Kuesioner, adalah suatu daftar yang berisi instrumen yang dibuat memenuhi kriteria pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab validitas atau instrumen tersebut valid. atau dikerjakan oleh responden yang diteliti. Sebaliknya, jika angka korelasi yang diperoleh b. Wawancara, yaitu percakapan antara periset rhitung lebih kecil dari r tabel (berkorelasi negatif), sebagai seseorang yang berharap mendapat berarti pernyataan tersebut bertentangan dengan informasi dengan informan sebagai pernyataan lainnya atau instrumen tersebut tidak seseorang yang diasumsikan mempunyai valid. informasi penting tentang suatu obyek. Wawancara mendalam termasuk wawancara Reliabilitas Instrumentasi semi terstruktur. Jogiyanto (2008) mengatakan bahwa Teknik pengumpulan data secara reliabilitas suatu alat ukur (kuesioner) sekunder diperoleh dari: Buku-buku literatur yang menunjukkan akurasi dan ketepatan dari digunakan, jurnal, majalah maupun data lain yang pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan didapat dari sumber sekunder. akurasi (accurately) dari pengukurnya. Suatu pengukur dikatakan reliabel jika dapat dipercaya. Teknik Analisis Data Supaya dapat dipercaya, maka hasil dari 1. Korelasi pengukuran harus akurat dan konsisten atau Dalam penelitian ini, peneliti meng- presisi. Dikatakan konsisten jika beberapa analisis data yang diperoleh melalui kuesioner. pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh Rumus atau teknik statistik yang digunakan untuk hasil yang tidak berbeda. Besarnya tingkat mengetahui koefisien korelasi atau derajat reliabilitas dalam hal ini ditunjukkan oleh nilai kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas. hubungan antara variabel atau data atau skala Reliabilitas instrumentasi adalah hasil interval dengan interval lainnya yaitu dengan pengukuran yang dapat dipercaya. Reliabilitas menggunakan teknik korelasi Pearson’s Product instrumen diperlukan untuk mendapatkan data Moment (Kriyantono, 2007). Tabel dibawah ini sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk

Jurnal Komunikologi Volume 13 Nomor 1, Maret 2016 36 Pengaruh Program Acara Mata Najwa Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Survey Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta) pedoman dalam memberikan interpertasi Uji Reliabilitas Variabel X koefisien korelasi. Tabel 3 Tabel 1 Uji ReliabilitasVariabel X Koefisien Korelasi Cronbach's Alpha N of Items Interval Koefisien Tingkat Hubungan ,933 11

0,00 - 0,09 Sangat Rendah Dari hasil analisis tabel diatas, diperoleh 0,02 - 0,399 Rendah nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.933 dengan 0,40 - 0,599 Sedang hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa data 0,60 - 0,799 Kuat tersebut adalah reliabel, karena 0.933 > 0,60 0,80 - 1,000 Sangat Kuat (syarat reliabel). Sumber: Sugiyono (2004) Untuk Variabel Y 2. Regresi Analisis regresi ditujukan untuk mencari Tabel 4 Uji ValiditasVariabel Y bentuk hubungan dua variabel atau lebih dalam Dimensi Butir R R Status bentuk fungsi atau persamaan (Kriyantono, Pernyataan hitung tabel kognitif P25 0,703 > 0,361 valid 2008). Untuk meriset apakah memang ada P26 0,663 > 0,361 valid pengaruh antara variabel X dengan Variabel Y P27 0,665 > 0,361 valid P28 0,868 > 0,361 valid maka digunakan rumus Regresi Linear sederhana. afektif P29 0,543 > 0,361 valid Penulis menggunakan Regresi Linear sederhana P30 0,714 > 0,361 valid P31 0,584 > 0,361 valid karena sudah diketahui variabel X adalah variabel konatif P32 0,652 > 0,361 valid bebas dan variabel Y adalah variabel terikat P33 0,614 > 0,361 valid dimana nilai-nilai Y dapat dihitung berdasarkan nilai X tertentu. Dalam penelitian ini, tabel menggunakan signifikansi 0,05 dengan uji terhadap variabel Y Hasil Uji Validitas serta jumlah responden sebesar (n) = 30.

Tabel 2 Uji Reliabilitas Variabel Y Uji ValiditasVariabel X Dimensi Butir R r Status Tabel 5 Pernyataan hitung tabel PEMIRSA P1 0,741 > 0,361 valid Uji Reliabilitas Variabel Y Cronbach's Alpha N of Items P2 0,458 > 0,361 valid ,902 9 P3 0,574 > 0,361 valid P4 0,620 > 0,361 valid WAKTU P5 0,548 > 0,361 valid Dari hasil analisis tabel diatas, diperoleh P6 0,682 > 0,361 valid DURASI P8 0,747 > 0,361 valid nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.902 dengan hasil tersebut maka bisa dikatakan bahwa data P9 0,688 > 0,361 valid tersebut adalah reliabel, karena 0.902 > 0.60 METODE P10 0,563 > 0,361 valid PENYAJIAN P11 0,575 > 0,361 valid (syarat reliabel).

Dalam penelitian ini, tabel menggunakan Hasil dan Pembahasan signifikansi 0,05 dengan uji terhadap variabel X Uji Korelasi serta jumlah responden sebesar (n) = 30, maka Pengujian ini bertujuan untuk untuk dapat diketahui semua pernyataan valid, karena mengetahui seberapa besar hubungan antara dua telah memenuhi syarat nilai r hitung > r tabel. variabel. Program acara (X) dan tingkat Dengan demikian pertanyaan tersebut dapat pengetahuan (Y). dilanjutkan untuk penelitian selanjutnya.

Jurnal Komunikologi Volume 13 Nomor 1, Maret 2016 37 Pengaruh Program Acara Mata Najwa Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Survey Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta)

Tabel 7 dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam Hasil Uji korelasi penelitian ini. Organisasi Kinerja Pearson 1 ,717** Correlation Uji Hipotesis Program Acara Sig. (2-tailed) ,000 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui N 70 70 ada atau tidak ada pengaruh program acara (X) ** Pearson ,717 1 terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa (Y), Tingkat Correlation pengetahuan Sig. (2-tailed) ,000 survei pada Universitas Bunda Mulia, Jakarta. N 70 70 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2- Tabel 9 tailed). Hasil Coefficients Modelss Unstandardized Standardized T Sig. Coefficients Coefficients Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai B Std. Beta koefisien korelasi sebesar r = 0,717, dari tabel Error (Constant) 13,338 2,911 4,581 ,000 1 nilai koefisien korelasi. Maka nilai tersebut berada X ,249 ,029 ,717 8,474 ,000 pada posisi 0,71 – 0,90 yakni berada pada a. Dependent Variable: Y kategori tingkat hubungan yang tinggi. Hal ini menunjukkan arah korelasi (hubungan) yang Berdasarkan uji regresi linear sederhana signifikan antara variabel X dan variabel Y, yaitu dapat dinyatakan bahwa dengan rumus terdapat hubungan yang tinggi antara program persamaan: acara Mata Najwa terhadap tingkat pengetahuan Y = a+ Bx mahasiswa UBM-Jakarta. Y = 13, 338 + 0,249 X

Uji Regresi Linear Sederhana Dari penjabaran di atas, dapat diartikan Regresi merupakan pengaruh yang terjadi sebagai berikut: Bahwa Constant sebesar 13,338 antara variabel budaya program acara Mata Najwa artinya jika program acara (X) nilainya adalah 0, terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa UBM- maka tingkat pengetahuan (Y) nilainya positif Jakarta. Berikut hasil uji analisis regresi 13,338. Koefisien regresi variabel program avara berdasarkan dengan perhitungan SPSS versi 21. (X) sebesar 0,249 artinya jika program acara mengalami kenaikan 1 point, maka tingkat Tabel 8 pengetahuan akan mengalami peningkatan Model Summary sebesar 0,249. Koefisien bernilai positif artinya Model R R Square Adjusted R Std. Error of terjadi hubungan positif antara program acara Square the Estimate dengan tingkat pengetahuan, semakin naik nilai 1 ,717a ,514 ,506 1,948 yang didapat dari program acara maka semakin a. Predictors: (Constant), X meningkat tingkat pengetahuan di UBM Jakarta. b. Dependent Variable: Y Dari tabel dapat diketahui nilai t hitung adalah sebesar 8,474 yang didapat dari hasil uji R disebut juga sebagai koefisien korelasi. regresi linear sederhana antara variabel program Dapat dikatakan bahwa nilai koefisien korelasi acara (x) tingkat pengetahuan (y). Dengan antara variabel program acara (X) dengan tingkat menggunakan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. pengetahuan (Y) adalah 0,717 berarti terdapat Tabel distribusi t dicari pada a = 5 % : 2 = 2,5% hubungan yang tinggi antara variabel program atau 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan acara dengan variabel tingkat pengetahuan (df) n – k – 1 atau 70 – 1 – 1 = 68 (n adalah mahasiswa UBM Jakarta sebesar 71,7%. jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel R square disebut koefisien determinasi. independen) maka dapat diketahui nilai t tabel Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai R yang di peroleh adalah 1,995 (Priyatno, 2009:71). 2 square (R ) untuk variabel X dan Y yaitu sebesar Nilai t hitung 8,474 dan nilai t tabel 1,995 0,514 atau dibaca dalam koefisien determinasi jadi nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak Ha adalah sebesar 51,4%. Yang artinya pengaruh diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh program acara terhadap tingkat pengetahuan signifikan antara variabel program acara (x) sebesar 51,4%. Sementara 48,6% lainnya dengan tingkat pengetahuan (y). Jadi, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa program

Jurnal Komunikologi Volume 13 Nomor 1, Maret 2016 38 Pengaruh Program Acara Mata Najwa Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Survey Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta) acara Mata Najza memiliki pengaruh terhadap Babbie E. (1992). The practice of social research. Edisi tingkat pengetahuan mahasiswa. Enam. Belmont, California: Wadsworth Publishing Company. Kesimpulan Bonar SK. (1993). Hubungan masyarakat modern. 1. Dilihat dari gambaran indikator-indikator Jakarta: Rineka Cipta. masing-masing variabel, menunjukan bahwa sebagian besar responden cenderung Bungin B. (2006). Metodologi penelitian kuantitatif- memberikan nilai tinggi terhadap indikator- komunikasi, ekonomi dan kebijakan publik indikator dari variabel program acara. Ini serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: berarti bahwa program acara Mata Nazwa Prenada Media Group. dapat dikategorikan baik. Demikian pun hasil kuesioner tingkat pengetahuan, dimana Effendy OU. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat responden sebagian besar cenderung Komunikasi. Bandung: Citra aditya Bakti. memberikan jawaban dengan pilihan kategori baik terhadap indikator-indikator dari variabel Elvinaro A. (2007). FilsafatIlmuKomunikasi. tingkat pengetahuan artinya mahasiswa UBM Bandung : Simbiosa Rekatama Media. memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori tinggi. Iriantara Y. (2004). Manajemen Strategis Public 2. Pengaruh program acara berpengaruh positif Relation. Bandung: Ghalia Indonesia. terhadap tingkat pengetahuan artinya perubahan program acara Mata Nazwa Jogiyanto HM. (2008). Metodologi penelitian sistem mempunyai pengaruh searah terhadap informasi: Pedoman dan contoh melakukan perubahan tingkat pengetahuan atau dengan penelitian di bidang sistem teknologi informasi. kata lain apabila terjadi peningkatan program Yogyakarta: Andi Offset. acara Mata Nazwa maka akan terjadi peningkatan pengetahuan mahasiswa dan Kerlinger NF. (2002). Azas-azas penelitian secara statistik memiliki pengaruh yang behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada positif signifikan. University Press.

Saran Kriyantono R. (2008). Teknik Praktis Riset 1. Nilai-nilai yang telah diuji validitasnya dalam Komunikasi. Kencana. Jakarta. bentuk kuisioner seperti Pemirsa, waktu, durasi dan metode penyajian baik sehingga Muda DI. (2003). Jurnalisitik Televisi. Bandung: harus tetap dipertahankan dalam setiap Rosda Karya. episodenya agar tetap menjadi baik. 2. Dengan mempertahankan kualitas dari Morissan. (2008). Jurnalisitik Televisi Mutakhir. program acara secara langsung akan Prenada Media Group. berdampak pada tingkat pengetahuan penonton sehingga perlu terus dilakukan Muda Deddy Iskandar. (2004). Jurnalistik Televisi. evaluasi untuk mempertahankan kualitas Bandung: Remadja Rosdakarya. program acara tersebut. Seviela CG, Ochave A, Punsalan G, Regala P,

Uriarte. (1993). Pengantar metode penelitian. Daftar Pustaka Jakarta: Universitas Indonesia Press. Ancok D. (1995). Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Dalam metode penelitian survai. Sutabri T. (2005). Sistem Informasi Manajemen. Diedit oleh Singarimbun dan Sofian Yogyakarta: Andi. effendi. Jakarta : LP3ES. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Ashenfelter O, Levine PB, Zimmerma DJ. Kualitatif dan R&D. Penerbit (2003). Statistics and econometrics: methods ALFABETA. and applications. New York: John Wiley & Sons, Inc. Yusuf PM. (2009). Ilmu Informasi Komunikasi dan Kepustakaan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jurnal Komunikologi Volume 13 Nomor 1, Maret 2016 39