Politik Luar Negeri Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Terhadap Eropa Oleh: Agus R
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Politik Luar Negeri Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono terhadap Eropa Oleh: Agus R. Rahman Abstract The airns ofthis paper is to explain the important ofEurope in President Susilo Bambang Yudhoyono foreign policy. The approach ofthis research is based on individual factor as determinant factor that effect Indonesian foreign policy which is conseptualized infour components. The result ofthis research is Europe is not the main priority in Indonesian foreign policy under President SBY because Europe does not have clear position due to their several domestic problems and because the main priority in Indonesian foreign policy is based on two pillars of regionalism, such as ASEAN and APEC. Teka-teki tentang pemerintahan siapa diumumkan setelah sempat tertunda kurang dari yang berkuasa setelah pemilu presiden secara dua jam dengan sebutan Kabinet Indonesia langsung tahun 2004 itu, terjawab sudah ketika Bersatu.2 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinyatakan Dalam format sistem politik apa pun, sebagai pemenang dalam dua tahap proses pemerintahan SBY sebagai pengelola kekuasan pemilunya dengan menyisihkan empat pasangan eksekutif akan berwenang merumuskan dan kontestan yang lain.1 Pelantikannya pada tanggal menjalankan kebijakan nasional baik dalam 20 Oktober 2004 sebagai presiden Indonesia dalam negeri maupun luar negeri. Dalam yang keenam dalam lima puluh sembilan tahun perumusan kebijakan nasional itu, sejumlah usia republik ini dilakukan oleh MPR hasil faktor obyektif seperti baik faktor struktural dan pemilu legeslatif 5 April 2004. institusional maupun faktor sosietal dan spasial Selanjutnya, SBY menyusun kabinetnya serta faktor subyektif individu seperti karakter sebagai perwujudan kekuasaan eksekutif untuk individual, akan sangat menentukan elemen mengelola arah dan perilaku pemerintahannya kebijakan nasionalnya. Hal yang menarik pada selama lima tahun ke depan tanpa disertai setiap pemerintahan di Indonesia adalah posisi gejolak atau kemelut politik yang signifikan. presiden sebagai individu yang selalu menempati Susunan kabinet pemerintahan SBY ini posisi khusus dalam mesin perumusan kebijakan nasional. Sebagai individu, faktor karakter individual ini sebagai faktor ideosinkratik atau 1 Pada tahap pertama, pemilu presiden Indonesia diikuti faktor kepribadian merupakan satu diantara oleh lima pasangan kontestan yaitu pasangan nomor urut serangkaian faktor yang menentukan politik luar pertama adalah Wiranto-Salahuddin Wahid; pasangan nomor urut kedua adalah Megawati Soekarnoputri- negeri Indonesia.3 Hasyim Muzadi; pasangan nomor urut ketiga adalah Amien Rais-Siswono Yudo Husodo; pasangan nomor urut keempat adalah SBY-M. Yusuf Kalla; dan pasangan 2Pemerintah SBY ini meliputi tiga menteri koordinator dan nomor urut kelima adalah Hamzah Haz-Agum Gumelar. seorang menteri sekretaris negara, delapan belas menteri Pada tahap kedua, pemilu presiden Indonesia hanya yang memimpin departemen, dua belas menteri negara diikuti oleh dua pasangan kontestan yaitu nomor urut non-departemen; serta dua pejabat setingkat menteri. kedua Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi dan 3Lihat dan baca Leo Suryadinata, Politik Luar Negeri di nomor urut keempat SBY-M. Yusuf Kalla. Bawah Soeharto (Jakarta: LP3ES, 1998), hlm. 3. 51 Oleh karena itu, faktor obyektif yang Indonesia baik secara khusus terhadap negara- dihadapi oleh Presiden SBY dan faktor subyektif negara yang berbatasan langsung dan negara- yang melekatnya secara inheren akan mewarnai negara tertentu di kedua pilar regionalis tersebut, pola-pola kebijakan nasional baik di bidang maupun terhadap negara-negara lainnya di luar dalam negeri maupun luar negeri. Tulisan ini ASEAN dan APEC seperti Eropa, Timur dengan sengaja memilih kebijakan luar negeri Tengah, Afrika dan Amerika Selatan, atau Presiden SBY, yang mencoba memfokuskannya kawasan Samudra Hinda. secara khusus terhadap Eropa sebagai sebuah Berdasarkan pendekatan regionalisme kawasan kawasan yang memang serba jauh dari yang melingkungi Indonesia, ASEAN dan lingkaran konsentrik trandisional Indonesia. APEC sebagai dua pilar dalam politik luar negeri Pemerintahan SBY jelas mewarisi pola Indonesia dijadikan syarat perlu dan cukup bagi politik luar negeri Indonesia dari serangkaian orientasi dan peranan nasional politik luar negeri pemerintahan sebelumnya, walaupun ia Indonesia, karena kedua lingkungan eksternal sesungguhnya memiliki hak otonom untuk ini mengikat Indonesia secara geografis yang menentukan gaya dan polanya sendiri dalam terlahir seperti itu apa adanya. Akibatnya, politik luar negeri selama lima tahun masa kawasan Eropa adalah suatu kawasan yang pemerintahannya. Presiden SBY, pada satu sisi, samar-samar dalam politik luar negeri Indonesia. dibebani oleh hiruk pikuk suasana, situasi dan Namun, instrumen ASEM (Asia Europe kondisi reformasi dalam negeri yang dihadapinya Meeting) sebagai suatu jembatan penghubung dan sekaligus, pada sisi yang lain, ia dituntut untuk antara kawasan Asia dan Eropa4 * merupakan bersikap layak dan proporsional terhadap pola hubungan antar kawasan yang belum lingkungan eksternal Indonesia dalam tertandingi oleh kawasan mana pun di dunia ini. memperjuangkan kepentingan nasional. Suatu hal yang menarik tentunya adalah Dalam memperjuangkan kepentingan penentuan posisi kawasan Eropa dalam politik nasional pada tataran internasional, Presiden luar negeri Indonesia di bawah Presiden SBY. SBY memiliki serangkaian pilihan untuk Dimanakah posisi Eropa dalam politik luar negeri menentukan perilaku Indonesia dalam konteks Indonesia di bwah Presiden SBY? Pentingkah regional dan global baik yang berskala bilateral atau prioritas apa posisi Eropa dalam politik luar maupun multilateral. Secara fungsional, Presiden negeri Indonesia di bawah Presiden SBY? SBY memang meneruskan posisi Indonesia untuk Tulisan ini dimaksudkan untuk menelusuri jejak berperang terhadap terorisme, serta sejumlah isu posisi kawasan Eropa dalam politik luar negeri hubungan internasional yang kontemporer. Akan Presiden SBY sehingga kedua pertanyaan itu tetapi, secara struktural, penguatan ikatan dapat dijawab. regionalis di kawasan Asia Tenggara dan Asia Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Pasifik tetap menjadi dua titik tolak bagi tulisan ini mengandalkan pada kepustakaan percaturan politik luar negeri Indonesia. Hal ini tentang politik luar negeri Indonesia pada diperlihatkan dengan penguatan ASEAN dan pemerintahan sebelumnya untuk kemudian APEC sebagai dua pilarregionalis dalam politik diramu sedemikian rupa sehingga mampu luar negeri Indonesia. Tekanan pada kedua menelusuri jejak posisi Eropa dalam politik luar kawasan ini dianggap sebagai suatu kebutuhan negeri Presiden SBY. Kepustakaan- yang mutlak, tetapi sayangnya, kedua kawasan itu tidak memberikan kepada Indonesia kesetaraan dan saling ketergantungan. Selain itu, 4 Lihat dan baca Edison Muchlis M., ed., ASEM dan pengembangan pola hubungan bilateral Revitalisasi Hubungan Uni Eropa dan Asia (Jakarta: kemudian menjadi mata rantai politik luar negeri PPW LIPI, 2001). 52 kepustakaan ini mungkin tersedia banyak sekali negara dalam konteks lingkungan eksternalnya dan tersebar di mana-mana, tetapi tulisan ini yang terangkum sebagai politik luar negeri tidak hanya mengandalkan pada kepustakaan yang hanya bersangkutan dengan hal-hal yang konkrit, teijangkau. Selain itu, tulisan ini tidak didasarkan tetapi juga berkenaan dengan hal-hal yang pada data-data yang terjaring melalui metode bersifat abstrak. Tiga komponen politik luar wawancara dengan orang-orang yang memiliki negeri itu diasumsikan sebagai komponen kaitan secara langsung baik dalam perumusan abstrak dan komponen yang keempat adalah maupun pelaksanaan politik luar negeri di bawah komponen yang bersifat konkrit. Presiden SBY. Namun, bahan-bahan yang Fenomena politik luar negeri yang tersedia dari media cetak baik dalam bentuk dikelompokkan ke dalam sifat konkrit dan berita maupun opini merupakan data yang utama. abstrak itu tidak lain tidak bukan semata-mata Tulisan ini pun pada akhirnya belumlah ditujukan kepada pemilihan topik dalam studi menggambarkan politik luar negeri Indonesia yang politik luar negeri sebagai obyek studi. sesungguhnya karena usia pemerintahan Presiden Bahwasanya topik yang konkrit itu bersumber SBY belum mencapai satu tahun. Analisis datanya dari kategori orang, entitas, peristiwa dan mengandalkan pada teknis analisis korelasionis kebijakan. Sedangkan topik yang abstrak maupun induksionis karena menggunakan bersumber pada nilai, masalah dan proses.6 karakter individual dan perilaku aktor negara Secara konseptual, orientasi politik luar dalam menjelaskan politik luar negeri Indonesia negeri didefinisikan sebagai suatu sikap dan dan posisi Eropa dalam politik luar negeri komitmen yang bersifat umum terhadap Indonesia di bawah Presiden SBY. Analisisnya lingkungan eksternalnya, strategi yang pun masih bersifat sangat terbatas, karena data fundamental bagi pencapaian tujuan domestik yang dapat dijaring pun memang terbatas. Oleh dan eksternal, serta aspirasi untuk mengatasi karena itu, studi ini merupakan studi awal bagi ancaman yang ada. Orientasi politik luar negeri kajian politik luar negeri Indonesia di bawah suatu negara lalu diekspresikan oleh tingkat Presiden SBY karena jangkauan waktunya yang keterlibatan negara itu dalam berbagai isu sangat singkat yakni sekitar enam bulan periode internasional, yang selalu dinyatakan dalam pemerintah Presiden SBY, sejak pelantikannya serangkaian keputusan.7 Pengertian ini menjadi presiden pada bulan Oktober 2004 memperlihatkan kompleksitas studi politik luar hingga minggu