DENPASAR DALAM LINTASAN SEJARAH Oleh Nyoman Wijaya

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

DENPASAR DALAM LINTASAN SEJARAH Oleh Nyoman Wijaya DENPASAR DALAM LINTASAN SEJARAH Oleh Nyoman Wijaya Pengantar Setiap peneliti Kota Denpasar pasti akan memulai pembicaraannya dari adanya tiga puri di wilayah Badung, yakni Puri Kesiman, Puri Pemecutan, dan Denpasar. Akan tetapi belum ada peneliti yang dengan serius mempersoalkan mengapa dari ketiga puri itu,Puri Denpasar yang paling menonjol dan namanya diabadikan menjadi nama Ibu Kota Propinsi Bali. Mengapa Ibu Kota Propinsi Bali bukan Kesiman atau Pemecutan saja? Persoalan itu kelihatannya sepele, namun sesungguhnya di sanalah letak titik tolak jika membicarakan perkembangan Kota Denpasar Apakah Puri Kesiman dan Denpasar tidak begitu berperan dalam pemerintahan Kerajaan Badung, sehingga namanya tidak perlu diabadikan menjadi nama sebuah kota? Jawabannya tentu tidak, karena kedua puri itu tetap merupakan bagian yang integral dari suatu sistem pemerintahan Kerajaan Badung. Kedua puri itu secara silih berganti menjadi penguasa tertinggi di Kerajaan Badung, namun ketika Puputan Badung sedang berlangsung, tampuk Kerajaan Badung baru saja berpindah dari Puri Kesiman ke Puri Denpasar. Perpindhan itu terjadi karena Raja Badung Gusti Made Kesiman yang meninggal pada tanggal 14 Agustus l904 tidak memiliki seorang putra utama yang cakap di bidang ketatanegaraan dan raja di Puri Pemecutan yang lebih latak mengantikannya sudah usur dan sakit-sakitan. Oleh karena itu jadilah Puri Denpasar sebagai pusat pemerintahan Raja Badung (Ide Anak Agung Gde Agung, l989: 502-503) dengan seorang raja yang progresif dan memiliki idealisme tinggi untuk memajukan Kerajaan Badung. (Ide Anak Agung Gde Agung, l989: 502-503) Sikap seperti itu sudah muncul sebelum ia tampil sebagai seorang raja. Hal itu dapat dilihat dari karya sastranya berupa sebuah geguritan 91 bait berbahasa Melayu berjudul Geguritan I Nengah Jimbaran yang ditulisnya pada tahun l903, masa-masa terakhir dari kekuasaan Raja Badung Gusti Gde Ngurah Kesiman. Dalam karyanya itu tercermin suatu gagasan untuk memperbaiki sistem pemerintahan Kerajaan Badung dengan memberikan koreksi-koreksi kepada penguasa serta keinginannya untuk memajukan kerajaan Badung dengan memompa semangat kawula untuk lebih membaktikan diri kepada raja Badung (Prapanca, Desember l994:73-85) Sikap itu betul teruji ketika kasus kapal Sri Kumala, yang karam di Pantai Sanur,pemicu dari Perang Puputan Badung mencuat ke permukaan Saat itu Raja Badung bersikeras tidak mau membayar ganti rugi yang ditimpakan kepadanya, karena yakin tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari substansi Perjanjian Raja-raja Badung dengan Pemerintah Belanda tanggal 13 Juli l949. Saat itu ia bahkan menyarankan agar pemilik peruhu wangkang Sri Kumala mengadukan masalahnya ke Majelis Kerta yang berhak menangani kasus seperti itu. (Ide Anak Agung Gde Agung, l989:514) Pembangkangan itulah menyebabkan terjadi peperangan antara Kerajaan Badung dengan pasukan ekspedisi Pemerintah Belanda yang kemudian terkenal dengan nama Puputan Badung. Sebuah perang antara idealisme mempertahankan harga diri melawan keinginan untuk melakukan dominasi politik. Perang Puputan Badunglah yang mengangkat nama Puri Denpasar ke kancah nasional Hindia Belanda dan Internasional. Orang-orang mulai banyak membicarakan Raja Puri Denpasar yang dengan semangat dan idealisme menyongsong berondongan peluru. Semenjak itu Kota Denpasar berubah fungsi dari Kota Kerajaan menjadi Kota kolonial. Dengan demikian bentuk kota Denpasar mengarah pada percampuran bentuk urban Barat (Eropa) dengan penduduk dan masyarakat setempat (Stanley D. Brunn and Jack F. Williams, eds, l983) Ciri-cirinya, lokasi kota dekat pantai atau sungai, terdapat pemukiman yang sudah stabil, garnizun, pemukiman pedagang, dan tempat tinggal para penguasa pribumi, sedangkan dari segi fungsinya, kota kolonial lebih menonjolkan fungsi komersial (T.G. McGee, 1967) Penonjolan pada fungsi komersial inilah yang menjadi penyebab dari terjadinya perubahan di-Kota Denpasar, kota berubah menjadi sutu kekuatan magnetis yang mendorong terjadinya proses urbanisasi berkepanjangan. Untuk kasus Denpasar, ciri komersial yang menonjol adalah adanya keinginan pemerintah Belanda untuk memperoleh pemasukan devisa dari perdagangan ekspor-import (exim) dengan membangun pelabuhan Benoa. Secara teoritis, fluktuasi volume ekspor-impor sangat ditentukan oleh penyediaan pasilitas pendukung, seperti dermaga, alat transportasi, lembaga perbankan, perhotelan, pergudangan, bekal makanan dan air tawar serta akomodasi lainnya. Selain itu , kapasitas produksi hinterland dan daya beli masyarakatnya terhadap komudite dari foreland sangat mempengaruhi tingkat volume exim(Singgih Tri Sulistiyono) Pembangunan pelabuhan dan fasilitas itulah yang akhirnya mendorong terjadinya proses urbanisasi. Proses urbanisasi yang berkesinambungan, selanjutnya melahirkan masalah-masalah kekotaan seperti perkembangan ekologi, transformasi sosial ekonomi, perubahan dalam sistem sosial, munculnya problema sosial, dan terjadinya mobilitas sosial (Kuntowijoyo, l994:). Semakin banyaknya fasilitas komersial yang dibangun, seperti pada masa orba ini, maka semakin meningkat pula gejala dan arus urbanisasi.Dengan demikian, urbanisasi merupakan independent variabel yang mempengaruhi perubahan-perubahan yang lain.Menjadikan urbanisasi sebagai variabel bebas sesungguhnya sangat tergantung dari bagaimana orang melihat urbanisasi..Seorang antropolog akan melihatnya sebagai perubahan tata kelakuan ketika penduduk desa memutuskan untuk meninggalkan komunitasnya pergi kekota dengan maksud mencari tempat berpijak, tempat tinggal, nafkah hidup, mempelajari kebudayaan kota dan akhirnya bagaimana mereka menjadi penghuni kota dalam arti sebenarnya. Bagi seorang ekonom atau demograf, umumnya lebih senang melihat urbanisasi bertalian dengan masalah statistik kenaikan jumlah penduduk perkotaan(George M. Foster, l973) Dalam tulisan ini, pengertian urbanisasi mengacu pada pemahaman para antropolog, tetapi penekanannya lebih banyak pada proses terjadinya urbanisasi dan gejala-masalah kekotaan yang ditimbulkannya.Urbanisasi tidak hanya diartikan manusia desa memasuki kota, tetapi dalam pengertiannya yang luas, yaitu pemudaran gaya hidup desa menjadi menjadi gaya hidup kota (Prisma, 6. l980). Dalam sejarah kota, proses urbanisasu tidak terjadi secara mendadak dan menyeluruh. banyak ciri-ciri pedesaan masih terdapat dalam masyarakat kota.Pergeseran dari desa ke kota terjadi bersamaan dengan perubahan sosial dalam masyarakat kota, seperti munculnya kaum terpelajar dan kelas menengah.Kelas menengah kota merupakan kelompok sosial tersendiri, keluar dari kerangka masyarakat tradisional dan budaya pedesaan(Kuntoijoyo, l994) . Perkembangan Ekologi Kota Ekologi yang dimaksudkan di sini adalah interaksi antara manusia dan alam sekitarnya. Perubahan ekologi akan terjadi bila salah satu dari komponennya mengalami perubahan. Paling tidak ada empat faktor yang menyebabkan ternyadinya perubahan ekologi di kota Denpasar, pertama penggunaan lahan untuk berbagai keperluan telah mengubah keadaan alamiah lahan ke dalam berbagai macam sektor, ada tanah untuk pemukiman penduduk, untuk perdagangan dan industri, untuk rekreasi, perkantoran, dan sebagainya. Pada zaman kerajaan, perubahan ekologi yang terjadi di Denpasar lebih banyak berupa perubahan ekologi secara manusiawi dalam arti perubahan yang bertalian dengan kepentingan politik. Saat itu pemukiman di atur secara status, etnis, dan kultural Pemukiman secara status masih tampak ,karena Denpasar mewarisi sutu pengaturan pemukiman kebijakan politik kerajaan.. Raja Badung pertama I Gusti Ngurah Made Pemecutan, membagi daearah kekusaannya menjadi tiga wilayah sesuai dengan jumlah putra utama yang dimiliknya, yakni wilayah Puri Denpasar, Kesiman, dan Pemecutan,(Ide Anak Agung Gde Agung) dengan menggunakan Tukad Badung sebagai pembatas wilayah. Setiap putra utama memiliki wilayah kekuasan, namun yang berhak menjadi raja Badung adalah mereka yang lahir dari ibu utama, wanita yang memiliki garis keturunan langsung dengan keturunan raja sebelumnya. Di setiap puri dibangun rumah para pejabat istana yang disesuaikan dengan status atau tingkat kedudukannya dalam sistem pemerintahan kerajaan. Dengan demikian, di setiap puri, selain terdapat istana, juga terdapat rumah para pendeta (bhagawanta) rumah raja muda, mahapatih, punggawa, perbekel, kelian, dan rakyat. Dengan berpijak di lokasi Puri Denpasar atau Jaya Sabha dapat digambarkan perkembangan ekologis kota Denpasar, dari tahun l906 hingga sekarang. Di sebelah barat puri terdapat wantilan, berupa bangunan tanpa dinding, beratap tumpang tiga. Di sebelah barat wantilan terdapat pohon beringin, lokasi keduanya di sekitar sayap timur gedung Bank Dagang Bali (BDB) sekarang.. Lokasi pohon beringin dan wantilan ini telah mengalami beberapa kali perubahan fungsi. Setelah perang berakhir, pemerintah Belanda membangun sebuah kantor , yang dipakai sebagai kantor polisidan pada zaman Jepang juga digunakan sebagai kantor polisi, sedangkan pada zaman republik menjadi gedung Bank Dagang Negara. Di sebelah barat dari wantilan ini terdapat Jro Dauh Kalangan, yang luasnya sampai batas Jalan Kresana sekarang , kini menjadi sayap barat dari gedung BDB. Pada zaman kolonial di sini terdapat gedung sekolah Meisjes Vervolg School (MVS), sekolah wanita pertama di Bali Sebelah barat dari Jro dauh Kalangan, terdapat Jro Kaleran yang dihuni oleh Gusti Made Suci, sekarang di sekitar lokasi Bank l946, Terus lurus ke barat sampai pinggir Tukad Badung terdapat Pura Gaduh, di sepanjang jalan antara pura dan puri terdapat hamparan sawah, dan kini menjadi komplek
Recommended publications
  • Bidang Usaha Non Konstruksi Tahun 2014
    DAFTAR PERUSAHAAN JASA PENUNJANG MIGAS PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NO. 27 TAHUN 2008 BIDANG USAHA JASA NON KONSTRUKSI 2014 Nomor PERUSAHAAN kode SUB BIDANG USAHA ALAMAT TELEPON / FAX PIMPINAN S K T Tanggal 1 PT Raja Janamora Lubis p. Jasa Penyedia Tenaga Kerja: Tenaga Pemboran: Jalan Bakti Abri Gang Swadaya II Telp:(021) 46351155 Yudi Susanto Lubis 0001/SKT-02/DMT/2014 2-Jan-14 Operator Lantai Bor, Operator Menara Bor, Juru RT/RW 02/09 No. 38 - Depok Fax: (021) 46222485 Bor, Ahli Pengendali Bor, dan Rig Superintendent 2 PT Waviv Technologies a. Survei Seismik: Pengolahan Data Seismik (Seismic Gedung Bursa Efek Indonesia Telp:(021) 5155955 Pandu Utama Witadi 0002/SKT-02/DMT/2014 2-Jan-14 Data Processing) Tower 1 Lantai 15 Suite 102 - Fax:(021) 5155955 Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52- 53 - Jakarta 3 PT Waviv Technologies b. Survei Non Seismik: Survei Geologi, Survei Gedung Bursa Efek Indonesia Telp:(021) 5155955 Pandu Utama Witadi 0003/SKT-02/DMT/2014 2-Jan-14 Geofisika, Survei Oseanografi (Metocean Survey) Tower 1 Lantai 15 Suite 102 - Fax:(021) 5155955 Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52- 53 - Jakarta 4 PT Waviv Technologies c. Geologi dan Geofisika: Interpretasi Data Seismik, Gedung Bursa Efek Indonesia Telp:(021) 5155955 Pandu Utama Witadi 0004/SKT-02/DMT/2014 2-Jan-14 Interpretasi Data Geologi dan Geofisika, Tower 1 Lantai 15 Suite 102 - Fax:(021) 5155955 Permodelan Reservoir (Reservoir Modeling) Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52- 53 - Jakarta 5 PT Waviv Technologies p. Jasa Penyedia Tenaga Kerja: Tenaga Survei Gedung Bursa Efek Indonesia Telp:(021) 5155955 Pandu Utama Witadi 0005/SKT-02/DMT/2014 2-Jan-14 Seismik: Juru Ukur Seismik, Juru Tembak Seismik, Tower 1 Lantai 15 Suite 102 - Fax:(021) 5155955 Ahli Topografi Seismik, Ahli Rekam Seismik, Ahli Jalan Jenderal Sudirman Kav.
    [Show full text]
  • AGENDA REV 5 1.Indd
    DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA AGENDA KERJA DPD RI 2017 DATA PRIBADI Nama __________________________________________________________ No. Anggota ___________________________________________________ Alamat _________________________________________________________ _________________________________________________________________ Telepon/Fax ____________________________________________________ Nomor _________________________________________________________ KTP ____________________________________________________________ Paspor _________________________________________________________ Asuransi _______________________________________________________ Pajak Pendapatan ______________________________________________ SIM ____________________________________________________________ PBB ____________________________________________________________ Lain-lain _______________________________________________________ DATA BISNIS Kantor _________________________________________________________ Alamat _________________________________________________________ _________________________________________________________________ Telepon/Fax ____________________________________________________ Telex ___________________________________________________________ Lain-lain _______________________________________________________ NOMOR TELEPON PENTING Dokter/Dokter Gigi _____________________________________________ Biro Perjalanan _________________________________________________ Taksi ___________________________________________________________ Stasiun K.A
    [Show full text]
  • Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R
    GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA PENGARAH Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah) NARASUMBER Suharja, Mohammad Iskandar, Mirwan Andan EDITOR Mukhlis PaEni, Kasijanto Sastrodinomo PEMBACA UTAMA Anhar Gonggong, Susanto Zuhdi, Triana Wulandari PENULIS Andi Lili Evita, Helen, Hendi Johari, I Gusti Agung Ayu Ratih Linda Sunarti, Martin Sitompul, Raisa Kamila, Taufik Ahmad SEKRETARIAT DAN PRODUKSI Tirmizi, Isak Purba, Bariyo, Haryanto Maemunah, Dwi Artiningsih Budi Harjo Sayoga, Esti Warastika, Martina Safitry, Dirga Fawakih TATA LETAK DAN GRAFIS Rawan Kurniawan, M Abduh Husain PENERBIT: Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Tlp/Fax: 021-572504 2017 ISBN: 978-602-1289-72-3 SAMBUTAN Direktur Sejarah Dalam sejarah perjalanan bangsa, Indonesia telah melahirkan banyak tokoh yang kiprah dan pemikirannya tetap hidup, menginspirasi dan relevan hingga kini. Mereka adalah para tokoh yang dengan gigih berjuang menegakkan kedaulatan bangsa. Kisah perjuangan mereka penting untuk dicatat dan diabadikan sebagai bahan inspirasi generasi bangsa kini, dan akan datang, agar generasi bangsa yang tumbuh kelak tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter. Oleh karena itu, dalam upaya mengabadikan nilai-nilai inspiratif para tokoh pahlawan tersebut Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan penulisan sejarah pahlawan nasional. Kisah pahlawan nasional secara umum telah banyak ditulis. Namun penulisan kisah pahlawan nasional kali ini akan menekankan peranan tokoh gubernur pertama Republik Indonesia yang menjabat pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para tokoh tersebut adalah Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R. Pandji Soeroso (Jawa Tengah), R.
    [Show full text]
  • Plagiat Merupakan Tindakan Tidak Terpuji
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT 1949-1950 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: Leonardo Nim : 011314043 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Atas dasar cinta, skripsi ini kupersembahkan kepada: Ø Tuhanku penguasa alam semesta yang dengan setia selalu menjaga dan mendampingi setiap langkah dalam hidupku. Ø Papa dan ibu tercinta, terimakasih atas pengorbanan, perjuangan, kepercayaan, dan kasih sayangnya. Ø Mama yang ada di surga yang telah memberikan nafas kehidupan. Ø Kedua Adikku tersayang, Riko dan Berto yang telah menjadi aspirasi putih dalam mencapai tujuanku. Ø Seluruh keluarga Besarku yang bukan rahasia lagi selalu mendoakanku. Ø Separuh nafasku Lina Ndu’ Ku Dwiyanti, terimakasih telah menemaniku dengan penuh ketulusan dan keikhlasan, kamulah satu-satunya. Ø Laskar Cinta 291 dan Ex 291, tebarkanlah benih-benih cinta dan musnahkanlah virus-virus benci. Ø Keluarga besar 291 (Pak Parno, Ibu Yayuk), terimakasih atas semuanya. Ø Sedulur-sedulur angkatan ’01 Ovie, Siska, Jonni Van Ann, Maria, Era, Ida Bolon, Lippo, Mas dab Suryatno, dan yang tak bisa di sebut satu persatu. Ø Almamaterku tercinta Prodi pendidikan Sejarah
    [Show full text]
  • Sultan Hamid Ii Berwajah Ganda Dalam Karier Politiknya Di Indonesia Makalah
    PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI SULTAN HAMID II BERWAJAH GANDA DALAM KARIER POLITIKNYA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: VINSENSIUS 101314006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI SULTAN HAMID II BERWAJAH GANDA DALAM KARIER POLITIKNYA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: VINSENSIUS 101314006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI ii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI iii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PERSEMBAHAN Makalah ini saya persembahkan kepada: 1. Yesus Kristus, Bunda Maria, Bapa Yosef, serta Santo Vinsensius pelindung saya yang telah memberikan kesempatan, semangat dan pencerahan sehingga karya tulisan ini dapat terselesaikan. 2. Kedua orangtuaku Bapak Jongki dan Ibu Merensiana Sa’arin yang telah membesarkanku, kedua kakak Agapitus, Adria Utami Yosa dan adik tercinta Eligia Suriati serta tidak
    [Show full text]
  • Berita Resmi Paten Seri-A
    ISSN : 0854-6789 BERITA RESMI PATEN SERI-A No. BRP482/IV/2016 DIUMUMKAN TANGGAL 01 APRIL 2016 s/d 01 OKTOBER 2016 PENGUMUMAN BERLANGSUNG SELAMA 6 (ENAM) BULAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PASAL 44 AYAT (1) UNDANG-UNDANG PATEN NOMOR 14 TAHUN 2001 DITERBITKAN BULAN APRIL 2016 DIREKTORAT PATEN, DTLST DAN RD DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA BERITA RESMI PATEN SERI-A No. 482 TAHUN 2016 PELINDUNG MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA TIM REDAKSI Penasehat : Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Penanggung jawab : Direktur Paten, DTLST dan RD K e t u a : Kasubdit Permohonan dan Publikasi Paten Sekretaris : Kasi. Publikasi dan Dokumentasi Paten Anggota : Hananto Adi, SH Syahroni., S.Si Ratni Leni Kurniasih Penyelenggara Direktorat Paten, DTLST dan RD Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Alamat Redaksi dan Tata Usaha Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 8-9 Jakarta Selatan 12190 Telepon: (021) 57905611 Faksimili: (021) 57905611 Website : www.dgip.go.id INFORMASI UMUM Berita Resmi Paten Nomor 482 Tahun Ke-26 ini berisi segala kegiatan yang berkaitan dengan pengajuan Permintaan Paten ke Kantor Paten dan memuat lembar halaman pertama (front page) dari dokumen Paten. Daftar Bibliografi yang tertera dalam lembar halaman pertama (front page) adalah sesuai dengan INID Code (Internationally agreed Number of the Identification of Date Code). Penjelasan Nomor Kode pada halaman pertama (front page) Paten adalah sebagai berikut : (11) : Nomor Dokumen (20) : Jenis Publikasi (Paten atau
    [Show full text]
  • Jurnal Ilmu Budaya Sultan of Ternate Iskandar Djabir Syah
    1 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 4, Nomor 1,J uni 2 0 1 6 , ISSN: 2 3 5 4 - 7294 SULTAN OF TERNATE ISKANDAR DJABIR SYAH: FROM MALINO CONFERENCE TO BECOME THE MINISTER OF HOME AFFAIRS OF EASTERN INDONESIA STATE (NEGARA INDONESIA TIMUR/NIT) 1946-1950 Rustam Hasyim1 Program Doktor Ilmu-ilmu Humaniora Fakultas Ilmu Budaya UGM/ Dosen PKn FKIP Unkhair Ternate) [email protected] Abstract This study aims to reconstruct the political participation of Iskandar Djabir Syah (the 47th Sultan of Ternate) in the establishment of the State of Eastern Indonesia. The study focuses on outlining some political events involving Iskandar Djabir Syah such as the Malino and Denpasar conferences and becaming the Minister of Home Affairs of the Eastern Indonesia State for 1949 to 1950 periods. The method used in this paper is a heuristic method that is history, criticism, interpretation and historiography. The results showed that: (1) the participation of Sultan of Ternate Iskandar Djabir Syah in the unitary state started in the early independence of the Republic of Indonesia; it was characterized by conducting Malino and Denpasar conferences in 1946. The establishment of the Eastern Indonesia State became the political inspiration for Iskandar Djabir Syah to involve as the senate member of the Eastern Indonesia State/NIT representing North Maluku, as well as one of its designers. (2) As one of the leaders who agreed to the idea of van Mook to form a federalist country in the Malino and Denpasar conference, so that when the Eastern Indonesia State was formed, he was appointed as the Minister of Home Affairs in the cabinet of J.E.
    [Show full text]
  • Kata Pengantar
    KATA PENGANTAR Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk melaksanakan pengelolaan arsip statis berskala nasional yang diterima dari lembaga negara, perusahaan, organisasi politik, kemasyarakatan dan perseorangan. Pengelolaan arsip statis bertujuan menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban nasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Arsip statis yang dikelola oleh ANRI merupakan memori kolektif, identitas bangsa, bahan pengembangan ilmu pengetahuan, dan sumber informasi publik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu pengolahan arsip statis, maka khazanah arsip statis yang tersimpan di ANRI harus diolah dengan benar berdasarkan kaidah-kaidah kearsipan sehingga arsip statis dapat ditemukan dengan cepat, tepat dan lengkap. Pada tahun anggaran 2016 ini, salah satu program kerja Sub Bidang Pengolahan Arsip Pengolahan I yang berada di bawah Direktorat Pengolahan adalah menyusun Guide Arsip Presiden RI: Sukarno 1945-1967. Guide arsip ini merupakan sarana bantu penemuan kembali arsip statis bertema Sukarno sebagai Presiden dengan kurun waktu 1945-1967 yang arsipnya tersimpan dan dapat diakses di ANRI. Seperti kata pepatah, “tiada gading yang tak retak”, maka guide arsip ini tentunya belum sempurna dan masih ada kekurangan. Namun demikian guide arsip ini sudah dapat digunakan sebagai finding aid untuk mengakses dan menemukan arsip statis mengenai Presiden Sukarno yang tersimpan di ANRI dalam rangka pelayanan arsip statis kepada pengguna arsip (user). Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pimpinan ANRI, anggota tim, Museum Kepresidenan, Yayasan Bung Karno dan semua pihak yang telah membantu penyusunan guide arsip ini hingga selesai. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa membalas amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan.
    [Show full text]
  • 37 Bab Iii Kabinet Hatta I Menghadapi Kondisi Dalam
    BAB III KABINET HATTA I MENGHADAPI KONDISI DALAM NEGERI DAN DUNIA INTERNASIONAL A. Program Kerja Kabinet Hatta I Pada tanggal 16 Februari 1948, Perdana Menteri Mohammad Hatta berpidato di muka sidang Badan Pekerja KNIP untuk menjelaskan pokok - pokok kebijakan politiknya dalam kabinet presidensial. Adapun bunyi program pemerintah yaitu: 1. Menyelenggarakan Persetujuan Renville dan terus berunding atas dasar - dasar yang telah disepakati. 2. Mempercepat terbentuknya Negara Indonesia Serikat. 3. Mengadakan rasionalisasi ke dalam. 4. Pembangunan. Dalam program ini tergambar usaha pemerintah ke luar dan ke dalam. Keluar ialah berunding dengan Belanda untuk menyelesaikan persengketaan Belanda dengan Republik Indonesia untuk mempercepat terbentuknya Negara Indonesia Serikat yang berdaulat. Ke dalam ialah menyempurnakan organisasi dengan perbaikan penghidupan rakyat yang bisa dicapai dengan diadakannya rasionalisasi besar - besaran beserta dengan pembangunan.1 Secara garis besar program kerja pemerintah dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu melanjutkan penyelenggaraan Persetujuan Renville, bagian kedua yaitu rasionalisasi dan reorganisasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1 Mohammad Hatta, Beberapa Pokok Pikiran, Jakarta: UI-Press, 1992, hlm. 24 - 25. 37 38 1. Melanjutkan Penyelenggaraan Persetujuan Renville. Pokok persoalan sejak proklamasi kemerdekaan adalah hubungan Republik Indonesia dengan Belanda dimana pengakuan kedaulatan bangsa Indonesia belum terpenuhi. Dengan adanya campur tangan dunia internasional muncul harapan baru
    [Show full text]
  • Questionnaire2.Pdf
    ® DR. ANAK AGUNG GDE AGUNG B. SUTEDJA.- PENGELINGSIR / KETUA FSKN WILPROV BALI / ANGGOTA DPN DHN A-45 / KETUA DPKK P3SB BALI • Puri Agung Negara Djembrana • Jalan Gatot Soebroto No. 5 • Negara 82213 Bali • • Telepon • +6287817101941 • +6281805310066 • +6287761848317 • +6283899693802 • • E – mail • [email protected][email protected] • BNS16017-2DOC4464ANRI 9AS041416PRN GS5C4 QUESTIONNAIRE PENELUSURAN PERISTIWA BERSEDJARAH PURI AGUNG NEGARA DJEMBRANA NEGARA – BALI – 01 JUNI 2016 1. Nama tempat / lokasi Kabupaten / Kota / Provinsi Tempat : Puri Agung Negara Djembrana Jalan Gatot Soebroto No. 5 Negara 82213 – Bali. Kabupaten : Djembrana. Provinsi : Bali. 2. Nama peristiwa bersejarah Dharmaning Bhakti Ksatrya Trah Djembrana Manggalaning Jagad. 3. Peristiwa bersejarah terjadi tahun NO TAHUN SEKUENS PERISTIWA 1 1700 I Gusti Gde Andoel, putera I Gusti Ngurah Jasa, keturunan I Gusti Basangtamiang, Jero Andoel, Batuagung, Djembrana, memohon perkenan Radja/Tjokorde Mengwi III agar supaya salah seorang puteranya dijadikan Radja Djembrana. ● QUISTIONNAIRE PENELUSURAN PERISTIWA BERSEDJARAH ● BNS16017-2DOC4464ANRI ● 9AS041416PRN ● GS5C4 ● HAL 2 - 77 ● Permohonan dikabulkan dan putera Beliau bernama I Gusti Ngurah Alit Takmung, buah pernikahan dengan I Gusti Luh Takmung, puterinya I Gusti Poh Gading keturunan Anglurah Kaler Patjekan, Takmung Klungkung, menjadi Radja Djembrana. 2 1705 I Gusti Ngurah Alit Takmung dibekali sebilah keris sakti Padjenengan Tatasan menuju Djembrana didampingi I Gusti Kaler, paman pihak Ibu, diiringi ratusan
    [Show full text]
  • LIST of AMBASSADORS to ASEAN from NON-ASEAN MEMBER STATES and RELEVANT INTER-GOVERNMENTAL ORGANISATIONS No AMBASSADOR 1
    As of 6 August 2021 ASEAN Dialogue Partner ASEAN Sectoral Dialogue Partner ASEAN Development Partner LIST OF AMBASSADORS TO ASEAN FROM NON-ASEAN MEMBER STATES AND RELEVANT INTER-GOVERNMENTAL ORGANISATIONS No AMBASSADOR 1. AFGHANISTAN (Vacant) Ambassador Embassy of the Islamic Republic of Afghanistan JL. Doktor Kusumaatmaja S.H. No. 15 Menteng – Jakarta Pusat Tel: +62-21 314 3169 Fax: +62-21 335 390 Email: [email protected] 2. ALGERIA H.E. Aziria Abdelkader Ambassador Embassy of the People's Democratic Republic of Algeria Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 10-1 Kuningan Jakarta 12950 - Indonesia Tel: +62-21 525 4719 / 525 4809 Fax: +62-21 525 4654 Email: [email protected] 3. ARGENTINA H.E. Gustavo Arturo Torres Ambassador-Designate Embassy of the Argentine Republic Menara Thamrin, JL. Thamrin, th Kav.3, 16 Floor, Suite 1602 – Jakarta Tel: (62) 21 230 3061/ 230 3761 Fax: (62) 21 230 3962 As of 6 August 2021 ASEAN Dialogue Partner ASEAN Sectoral Dialogue Partner ASEAN Development Partner Email: [email protected] 4. ARMENIA H.E. Dziunik Aghajanian Ambassador Embassy of the Republic of Armenia Jl. Denpasar II, no 49 Kuningan Jakarta Selatan, Indonesia Tel: +62 21 527 65 49 Fax +62 21 2967 51 66 Email: [email protected]; [email protected]; [email protected] 5. AUSTRALIA H.E. Will Nankervis Ambassador Mission of Australia to ASEAN Jl. Patra Kuningan Raya, Kav. 1-4 Jakarta Selatan 12950 Tel: +62 21 25505 555 Fax: +62 21 25505 467 Email: [email protected] 6. AUSTRIA H.E. Johannes Peterlik Ambassador Embassy of the Republic of Austria Jalan Diponegoro 44 Menteng Jakarta Pusat 10310 Tel: +62 21 23554005 Fax: +62 21 31904881 Email: [email protected] As of 6 August 2021 ASEAN Dialogue Partner ASEAN Sectoral Dialogue Partner ASEAN Development Partner 7.
    [Show full text]
  • Tambahan Informasi Rancangan Penggabungan
    pengembangan usaha ke nasabah-nasabah perusahaan Indonesia, Badan Usaha Milik JADWAL PERKIRAAN Negara dan perusahaan multinasional. No. Kegiatan Pelaksanaan Untuk meningkat ke kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (“BUKU”) selanjutnya, BTPN TAMBAHAN INFORMASI DAN/ATAU PERUBAHAN ATAS dan SMBCI yang pada saat Rencana Penggabungan ini diterbitkan keduanya tergolong 1. Tanggal Pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham BTPN 4 September 2018 dalam BUKU 3 dan sesuai dengan RBB untuk tahun 2018, BTPN selaku bank penerima yang berhak untuk menghadiri dan menggunakan hak suara penggabungan akan memperkuat struktur permodalannya sebagai landasan untuk pada RUPSLB BTPN RINGKASAN RANCANGAN PENGGABUNGAN pengembangan kegiatan unit bisnis BTPN. 2. Tanggal Pernyataan Efektif dari OJK (Pengawas Pasar 1 Oktober 2018 Rencana Penggabungan SMBCI dengan BTPN ini sekaligus untuk mendukung kebijakan Modal) atas rencana Penggabungan. konsolidasi perbankan Indonesia yang diharapkan oleh OJK. Perpaduan antara 3. Tanggal RUPSLB BTPN dan SMBCI. 5 Oktober 2018 PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL TBK DAN pengembangan sumber-sumber pendapatan yang potensial akan menghasilkan suatu skala 4. Tanggal Periode Pernyataan Kehendak Untuk Menjual dari 8 Oktober 2018 – 19 ekonomi (economic of scale) yang menguntungkan bagi Bank Penerima Penggabungan. pemegang saham BTPN. Oktober 2018 PT BANK SUMITOMO MITSUI INDONESIA B. Peraturan-Peraturan Terkait dengan Rencana Penggabungan (apabila periode ini Peraturan-peraturan sebagai dasar hukum dari rencana Penggabungan ini, adalah sebagai diperpanjang,
    [Show full text]