Buku Invebtarisasi Final.Cdr

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Buku Invebtarisasi Final.Cdr INVENTARISASI MAKANAN TRADISIONAL Kabupaten Gunungkidul Catarina Wahyu Dyah P. Rosalia Widhiastuti SL Imsak Rochmadi Siti Rohmah Catarina Wahyu Dyah P. November 2018 Rosalia Widhiastuti SL Imsak Rochmadi Siti Rohmah INVENTARISASI MAKANAN TRADISIONAL KABUPATEN GUNUNGKIDUL Publikasi ini dibuat atas dukungan biaya dari Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Republik Indonesia atas program hibah penelitian dosen pemula (PDP) tahun 2017. Cetakan Pertama, November 2018 Hak Cipta c dilindungi undang-undang Judul : Inventarisasi Makanan Tradisional Kabupaten Gunungkidul Penulis : Catarina Wahyu Dyah Purbaningrum Rosalia Widhiastuti SL. Siti Rohmah Imsak Rochmadi Desain Sampul : Imsak Rochmadi Korektor : Siti Rohmah Editing : Imsak Rochmadi KATA PENGANTAR Buku ini merupakan hasil penelitian dosen pemula dengan judul “Inventarisasi Makanan Tradisional Gunungkidul. Buku inventarisasi makanan ini bertujuan untuk menginventarisasi secara terperinci mengenai makanan tradisional Kabupaten Gunungkidul yang meliputi jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan makanan tradisional yang terdapat di pasar tradisional yang ada di Kabupaten Gunungkidul, cara pengolahan, dan dokumentasi makanan tradisional yang terdapat di pasar tradisional yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Gunungkidul memiliki banyak produk lokal yang bisa memberikan kontribusi terhadap ekonomi daerah, khususnya dalam bidang kuliner. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan masuknya produk asing, seperti makanan cepat saji (fast food) hal ini menyebabkan produk lokal mulai terkikis oleh makanan asing. Berangkat dari permasalahan tersebut, sebuah buku referensi tentang makanan tradisional menjadi penting sebagai upaya melestarikan produk lokal. Makanan khas Gunungkidul ini sangatlah perlu untuk dilestarikan, sehingga menciptakan sebuah produk unggulan yang patut untuk dibanggakan sebagai salah satu kekayaan kuliner. Masyarakat Gunungkidul sendiri hanya mengenal beberapa makanan khas Gunungkidul, maka perlu dilakukan sebuah promosi makanan tradisional Gunungkidul yaitu melalui buku, sehingga dengan penggunaan buku ini diharapkan dapat melestarikan produk lokal sebagai salah satu kekayaan budaya. Penulis ii Daftar Isi Halaman i ii iii 1 3 4 4 5 5 6 7 7 8 9 10 11 11 12 12 13 Gandos 13 14 14 15 16 Entung Goreng 16 17 17 18 18 19 19 20 20 iii Halaman 21 21 21 22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 28 29 30 30 31 31 32 32 33 34 34 35 36 36 37 37 38 iv Halaman 38 39 39 40 40 41 41 42 42 43 43 44 44 45 45 46 46 47 47 48 48 49 49 50 50 51 52 52 53 54 55 56 57 61 v Pendahuluan Makanan merupakan salah satu karya budaya masyarakat. Semua manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup, oleh karena itu makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Makanan biasanya dihasilkan dari bahan pangan setelah terlebih dahulu diolah atau dimasak (Soekarto, 1990). Makanan tradisional merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi dari kepulauan Nusantara dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia. Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal masakan Indonesia, tetapi lebih kepada keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Pada dasarnya makanan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku dari alam sekitar, sehingga setiap daerah memiliki ciri khas makanan masing-masing. Makanan di daerah pegunungan berbeda dengan makanan di daerah pesisir pantai. Di daerah pegunungan memiliki ketersediaan bahan makanan berupa jenis tumbuhan yang dominan, sedangkan di daerah pesisir pantai ketersediaan makanan lebih dominan dengan variasi ikan. Sebagai contoh singkong di Gunungkidul diolah menjadi Cemplon. Makanan ini terbuat dari parutan singkong yang memang cukup populer di kalangan masyarakat Gunungkidul. Cemplon terbuat dari parutan singkong yang dibentuk bulat yang bagian dalamnya diisi dengan gula jawa kemudian digoreng, sedangkan di Jawa Barat olahan parutan singkong ini dinamakan Combro. Bedanya dengan Cemplon, makanan ini juga terbuat dari olahan parutan kelapa tetapi didalamnya diisi dengan Oncom. Dengan demikian, jika bahan baku yang sama itu diolah oleh masyarakat yang berbeda maka akan menghasilkan makanan yang berbeda pula. Ketersediaan bahan dan cara pengolahan makanan yang dilakukan oleh setiap masyarakat, maka akan muncul makanan-makanan yang identik dengan daerah asal. Makanan tradisional adalah makanan (termasuk jajanan) dan minuman serta bahan- bahan campuran (ingredient) yang secara tradisional telah digunakan dan berkembang di daerah atau masyarakat Indonesia (Anonim, 1996). Sebagian makanan jajanan adalah tergolong makanan tradisional yang telah mengalami perkembangan. Makanan tradisional merupakan salah satu kekayaan budaya yang harus digali kembali sebagai salah satu aset kultural melalui revitalisasi dan proses-proses transformasi. 1 Hal ini perlu dilakukan untuk mengimbangi datangnya makanan asing dan model franchise kuliner sebagai dampak pasar bebas dan globalisasi. Makanan tradisional di Indonesia semakin tidak populer bahkan tenggelam dan kalah dengan makanan-makanan asing yang semakin banyak masuk ke Indonesia. Dengan melihat fenomena ini, sudah semestinya harus ada upaya untuk mempopulerkannya kembali baik oleh pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat luas. Globalisasi membawa pengaruh besar yang cukup signifikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya pada perubahan selera masyarakat akan cita rasa makanan. Dampak tersebut membentuk pola pikir dan perilaku yang berbeda dengan masyarakat pada jaman dulu. Tidak dapat dipungkiri warisan resep masakan tradisional masa lampau kini kurang mendapat perhatian dari masyarakat, khususnya kalangan generasi muda. Kemungkinan fenomena ini terjadi karena pandangan terhadap warisan tradisional sebagai suatu kebudayaan yang ketinggalan jaman, padahal jika dicermati masakan tradisional mengandung arti yang mendalam mengenai kebudayaan masyarakat masa lampau. Menurunnya minat masyarakat terhadap makanan tradisional menunjukkan mulai terjadinya degradasi bangsa, hal ini juga nampak pada menipisnya antusiasme masyarakat untuk memperkenalkan makanan tradisional kepada bangsa lain, bahkan banyak masyarakat Indonesia yang lebih suka pada makanan-makanan dari luar negeri seperti Eropa, Cina, Korea dan Jepang. Gunungkidul memiliki banyak produk lokal yang bisa memberikan kontribusi terhadap ekonomi daerah, khususnya dalam bidang kuliner. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan masuknya produk asing, seperti makanan cepat saji (fast food) hal ini menyebabkan produk lokal mulai terkikis oleh makanan asing. Berangkat dari permasalahan tersebut, sebuah buku referensi tentang makanan tradisional menjadi penting sebagai upaya melestarikan produk lokal. Makanan khas Gunungkidul ini sangatlah perlu untuk dilestarikan, sehingga menciptakan sebuah produk unggulan yang patut untuk dibanggakan sebagai salah satu kekayaan kuliner. Masyarakat Gunungkidul sendiri hanya mengenal beberapa makanan khas Gunungkidul, maka perlu dilakukan sebuah promosi makanan tradisional Gunungkidul yaitu melalui buku, sehingga dengan penggunaan buku ini diharapkan dapat melestarikan produk lokal sebagai salah satu kekayaan budaya. 2 Disamping itu buku merupakan media cetak yang dapat berperan mendidik semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangunan watak bangsa (Muktiono, 2003:2). Jumlah Pasar di Kabupaten Gunungkidul Dalam pengelolaannya, pasar di Gunungkidul menjadi 2 jenis, yaitu pasar yang dikelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan atau yang biasa disebut pasar negeri dan pasar yang dikelola oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau disebut pasar desa. Berikut ini disajikan jumlah pasar di tiap kecamatan se Kabupaten Gunungkidul: Data Pasar Desa Data Pasar Negeri Jumlah Pasar No Kecamatan Jumlah Pasar No Kecamatan Desa Negeri 1. Paliyan 5 1. Wonosari 4 2. Saptosari 3 2. Semanu 6 3. Panggang 3 3. Playen 3 4. Purwosari 3 4. Rongkop 7 5. Playen 7 5. Semin 4 6. Girisubo 2 6. Ponjong 3 7. Paliyan 5 7. Rongkop 2 8. Nglipar 4 8. Karangmojo 4 Jumlah 36 9. Semin 2 10. Ngawen 3 Sumber : Data Dinas Perindag. Kab. Gunungkidul (2018) 11. Nglipar 2 12. Ponjong 8 13. Semanu 9 14. Tepus 3 15. Tanjungsari 6 16. Wonosari 4 17. Patuk 2 18. Gedangsari 2 Jumlah 70 Sumber : Profil Pasar Desa (2018) 3 MAKANAN TRADISIONAL Makanan Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang menurut Maslow menduduki peringkat pertama dari sederet kebutuhan lain. Setiap individu membutuhkan sejumlah makanan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Oleh ekonom, makanan dijadikan indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Makanan merupakan bagian budaya yang sangat penting (Khomsan, 2003). Makanan diperlukan untuk kehidupan karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Makanan berfungsi untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak, memperoleh energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari, mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain, juga berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (Notoatmodjo, 2003). Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan dimanapun ia berada serta memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Tanpa adanya makanan dan minuman, manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Adapun pengertian makanan menurut WHO (World
Recommended publications
  • Budaya Kuliner Di Majalah Selera Periode 1981-1990 Skripsi
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BUDAYA KULINER DI MAJALAH SELERA PERIODE 1981-1990 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora Program Studi Sejarah Emanuel Luis Kristian Andersen NIM 134314008 PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BUDAYA KULINER DI MAJALAH SELERA PERIODE 1981-1990 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora Program Studi Sejarah Emanuel Luis Kristian Andersen NIM 134314008 PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO TIDAK ADA KEBERANIAN, TIDAK AKAN ADA KEMENANGAN -SPONGEBOB SQUAREPANTS- iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua Orang Tua dan kakak saya yang tidak pernah lelah memberikan dukungan kepada saya saat saya terpuruk dan selalu memotivasi saya untuk bangkit dan dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini juga saya persembahkan untuk penulisan sejarah mengenai kuliner di Indonesia. Terakhir, saya juga persembahkan skripsi ini untuk orang- orang yang selalu meremehkan saya, menjelek-jelekan saya, dan yang selalu bilang bahwa saya tidak akan bisa lulus. v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Emanuel Luis Kristian Andersen, Sejarah Budaya Kuliner di Majalah Selera Periode 1981-1990. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, 2020. Skirpsi ini berjudul Budaya Kuliner di Majalah Selera Periode 1981- 1990. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab ketiga permasalahan. Pertama apa yang melatarbelakangi lahir majalah Selera berdiri dan menambah tentang penulisan kuliner tradisional serta budaya didalamnya. Kedua bagaimana majalah Selera mempromosikan kuliner didalamnya. Ketiga bagaimana majalah Selera memaknai minuman sebagai gaya hidup.
    [Show full text]
  • Laporan Akhir Penelitian Guru Besar Inventarisasi
    LAPORAN AKHIR PENELITIAN GURU BESAR INVENTARISASI MAKANAN TRADISIONAL JAWA SERTA ALTERNATIF PENGEMBANGANNYA Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Prof. Dr. Endang Nurhayati, M. Hum. NIP 19571231 198303 2 004 Mulyana, M. Hum. NIP 19661003 199203 1 002 Venny Indria Ekowati, M. Litt. NIP 19791217 200312 2 003 Avi Meilawati, M. A. NIP 19830502 200912 2 003 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOPEMBER 2013 DAFTAR ISI Halaman Sampul Halaman Pengesahan Ringkasan Prakata Daftar isi Daftar tabel Daftar gambar Daftar lampiran Bab 1. Pendahuluan Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Bab 4. Metode Penelitian Bab 5. Hasil dan Pembahasan Bab 6. Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran - Instrument - Personalia tenaga peneliti 2 ABSTRAK Penelitian ini diajukan untuk jangka waktu satu tahun. Penelitian ini mempunyai tiga tujuan penelitian, yaitu: (1) Menyusun inventarisasi secara terperinci mengenai makanan tradisional Jawa di Kabupaten Bantul yang meliputi: (a) Jenis-jenis makanan tradisional yang terdapat di 27 pasar tradisional Kabupaten Bantul, (b) Cara pengolahan makanan tradisional, (c) Aspek ekonomis makanan tradisional, dan (d) Dokumentasi makanan tradisional yang terdapat di 27 pasar tradisional Kabupaten Bantul. Tujuan (2) yaitu Menyusun prototype buku mengenai makanan tradisional di Kabupaten Bantul, dan (3) Menyusun alternatif pengembangan makanan tradisional yang terdapat di 27 pasar tradisional Kabupaten Bantul agar lebih bernilai ekonomi. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan metode deskriptif. Hasil penelitian Berdasarkan survey yang dilakukan di 11 pasar tradisional kabupaten Bantul, diidentifikasi sejumlah 46 jenis makanan tradisional. Bahan utama yang paling banyak digunakan untuk membuat makanan tradisional adalah singkong (27%), kemudian tepung beras (22%), dan ketan (15%). Makanan tradisional di kabupaten Bantul, berdasarkan cara pengolahannya dapat dikategorisasikan menjadi empat, yaitu: (1) dikukus, (2) digoreng, (3) dibakar, dan (4) direbus.
    [Show full text]
  • Praktik Pengalaman Lapangan Di Smk Negeri 6 Yogyakarta
    LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA Semester Khusus Tahun Akademik 2016/2017 Disusun Oleh : Rira Zahrotul M NIM. 13511241039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 i ii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, nikmat, karunia-Nya sehingga penulisan laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umat yang senantiasa mengikutinya. Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan merupakan tugas yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan adanya kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah, untuk di terapkan pada dunia pendidikan khususnya di SMK. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan laporan ini tidak lepas dari dukungan semua pihak yang telah membantu. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini, yaitu : 1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, dan jalan terbaik sehingga penulis mampu melaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan hingga selesai. 2. Kedua orang tua serta kedua kakak, yang senantiasa memberikan doa dan dorongan serta memberikan bantuan. 3. Dr. Marwanti, selaku koordinator PPL jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana. 4. Dr. Badraningsih L, M.Kes, selaku dosen pembimbing PPL di SMK Negeri 6 Yogyakarta 5. Nurul Lestari M.Pd, selaku pembimbing PPL di SMK Negeri 6 Yogyakarta yang selalu membimbing dengan setulus hati. 6. Dra. Retno Sri Agustiawati,MBA selaku koordinator PPL di SMK Negeri 6 Yogyakarta.
    [Show full text]
  • E03358 Rumah Bambu.Pdf
    r u m a h Y.B. MANGUNWIJA b a m b u Y.B. MANGUNWIJA Y A Y A RUMAH BAMBU adalah kumpulan cerpen Romo Mangun yang pertama dan terakhir kali diterbitkan. Sebagian besar cerpen-cerpen itu ditemukan di rumah penulis, di Kuwera, Yogyakarta, dalam keadaan penuh koreksi dan sulit dibaca. Dari duapuluh cerpen yang ada dalam buku ini, hanya tiga yang pernah dipublikasikan. rumah bambu Hampir semua tema cerita dalam buku ini adalah peristiwa-peristiwa yang kelihatan sederhana, sepele, dan mungkin remeh. Memang, Romo Mangun adalah sosok yang dikenal sederhana, lembut, mudah terharu dengan penderitaan orang lain, tetapi kalau perlu, bisa juga keras. Bila hari hujan, ia sering membayangkan nasib anak-anak gelandangan yang tidur di emper-emper toko. Kalau sudah gelisah, ia lantas berjalan mengelilingi meja makan, bisa sampai lebih dari 15 kali. pustaka-indo.blogspot.com Buku ini menantang kita untuk merasakan kehidupan manusia yang mung kin tidak pernah kita bayangkan. kumpulan cerpen SASTRA r u m a h ISBN: 978-979-91-0462-5 KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Gedung Kompas Gramedia, Blok 1 Lt. 3 Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270 Y.B. MANGUNWIJA Y A b a m b u Telp. 021-53650110, 53650111 ext. 3362-3364 9 789799 104625 Fax. 53698044, www.penerbitkpg.com KPG: 901 12 0556 facebook: Penerbit KPG ; twitter: @penerbitkpg Y.B. MANGUNWIJA Y A Cover Rumah Bambu CU6.indd 1 6/5/12 4:46 PM Rumah Bambu pustaka-indo.blogspot.com Isi Rumah Bambu.indd 1 6/5/12 5:18:44 PM Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta pustaka-indo.blogspot.com Pasal 2: 1.
    [Show full text]
  • Bank Kalori.Pdf
    i) BUKAN VEGETARIAN NASI, MI, BIHUN,KUETIAU DAN LAIN- LAIN Makanan Hidangan Berat (g) Kalori (kcal) Rujukan Bihun bandung 1 mangkuk 450 490 NC Bihun goreng 2 senduk 150 260 NC Bihun goreng ala Cina 2 senduk 150 240 NP Bihun goreng putih 2 senduk 120 200 NP Bihun hailam + sayur + ayam 1 mangkuk 250 350 NP Bihun kantonis + sayur + ayam 1 pinggan 280 430 NP Bihun kari + sayur + ayam 1 mangkuk 250 330 NP Bihun latna + sayur + ayam 1 mangkuk 250 380 NP Bihun rebus + sayur + ½ biji telur rebus 1 mangkuk 250 310 NP Bihun Soto 1 mangkuk cina 130 50 NP NC Bihun sup + sayur + hirisan ayam 1 mangkuk 250 150 (perkadar an) Bihun tom yam + sayur + ayam 1 mangkuk 250 230 NP braised egg noodles Szechuan style 1 senduk 50 90 Bubur ayam Atlas + (2 sudu makan ayam + 2 sudu makan lobak 1 mangkuk 250 150 NC merah) Bubur daging Atlas + (2 sudu makan daging + 2 sudu makan lobak 1 mangkuk 250 150 NC merah) Bubur ikan Atlas + (1 sudu makan ikan merah + 2 sudu makan 1 mangkuk 250 110 NC lobak merah) Bubur nasi (kosong) 1 cawan 170 70 Atlas Chap chye 1 senduk 60 50 NP Char kuetiau 2 senduk 120 230 NP Fried cintan noodle 1 senduk 60 100 Ketupat nasi 5 potong 200 215 NP Kuetiau bandung 1 mangkuk 320 380 NC Kuetiau goreng 2 senduk 150 280 NC Kuetiau hailam + sayur + ayam 1 mangkuk 250 380 NP Kuetiau kantonis + sayur + ayam 1 pinggan 280 410 NP Kuetiau kari + sayur + ayam 1 mangkuk 250 320 NP Kuetiau latna + sayur + ayam 1 mangkuk 250 320 NP NC Kuetiau sup 1 mangkuk 320 180 (perkadar an) Kuetiau tom yam + sayur + ayam 1 mangkuk 250 210 NP Laksa + sayur + ½ biji telur
    [Show full text]
  • PDF-Document
    Supplementary Materials for the Article Cross Sectional Study of Plant Sterols Intake as a Basis for Designing Appropriate Plant Sterols Enriched Food in Indonesia Drajat Martianto 1,2, Atikah Bararah 3, Nuri Andarwulan 1,3 and Dominika Średnicka-Tober 4,* 1 Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, IPB University, IPB Darmaga Campus, Bogor 16680, West Java, Indonesia; [email protected] (D.M.), [email protected] (N.A.) 2 Department of Community Nutrition, Faculty of Human Ecology, IPB University, IPB Darmaga Campus, Bogor 16680, West Java, Indonesia; [email protected] (D.M.) 3 Department of Food Science and Technology, Faculty of Agricultural Technology, IPB University, P.O. Box 220, IPB Darmaga Campus, Bogor 16680, West Java, Indonesia; [email protected] (A.B.), [email protected] (N.A.) 4 Department of Functional and Organic Food, Institute of Human Nutrition Sciences, Warsaw University of Life Sciences, Nowoursynowska 159c, 02-776 Warsaw, Poland; [email protected] (D.Ś.-T.) * Correspondence: [email protected]; Tel.: +48225937035 (D.Ś.-T.). List of Tables Table S1. Respondents characteristics. .............................................................................................................. 3 Table S2. Average of plant sterols content in each food group and sub-group consumed by all respondents. .........................................................................................................................................................
    [Show full text]
  • Karakterisasi Pangan Tradisional Di Transportasi Di Dalamnya (Anonim, 2010)
    ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. IV, No.2, Januari – Juni 2018 IDENTIFIKASI PANGAN TRADISIONAL DI KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU IDENTIFICATION OF TRADITIONAL FOOD IN KEPAHIANG DISTRICK BENGKULU PROVINCE Reni Yunita, Hesti Nur’aini Program Studi Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Dehasen Bengkulu Email : [email protected] ABSTRAK Pangan lokal adalah pangan tradisional yang dihasilkan dari suatu daerah di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam makanan pokok, maupun makanan ringan. Pangan tradisional adalah pangan yang sudah turun temurun dihasilkan atau dikonsumsi, menggunakan bahan lokal dan diolah secara khas di suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis produk pangan lokal dan menganalisis sifat makronutrien yang terdapat dalam makanan tradisional di Kabupaten Kepahiang, Analisis penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pangan tradisional di Kabupaten Kepahiang terdiri dari 18 jenis makanan yaitu 8 jenis jajanan, 4 jenis lauk pauk dan 6 jenis minuman. Analisis makronutrien pada lemang mengandung 3,98 % protein, 4,93% lemak dan 23,45 % karbohidrat. Serawo mengandung 3,87 % protein, 5,12% lemak dan 22,89 % karbohidrat, sedangkan bajik mengandung 3,67 % protein, 5,45% lemak dan 22,54% karbohidrat. Kata kunci: pangan tradisional, Kabupaten Kepahiang, makronutrien ABSTRACT Local food is a traditional food that is produced from an area in Indonesia that consists of a wide variety of staple foods, and snacks. Traditional food is food that has been handed down generated or consumed, using local materials and processed typically in an area. This study aims to identify the types of local food products and analyze the nature of macronutrients contained in traditional foods in Kepahiang District, this study analysis using descriptive analysis.
    [Show full text]
  • PT Saraswanti Indogenetech Issued On: Address 18 January 2021
    ANNEX TO ACCREDITATION LABORATORY CERTIFICATE NO. LP-184-IDN-SNI ISO/IEC 17025:2017 (ISO/IEC 17025:2017) Name of Laboratory : PT Saraswanti Indogenetech Issued on: Address : Jl. Rasamala No. 20, Taman Yasmin Bogor 18 January 2021 Phone. (0251) 7532384 Expired date: 17 January 2026 Accreditation scope Type of testing or characteristic to be Specification, test method, technique to be Testing fields Material or product to be tested Remarks measured used Chemistry/Biology Demineralized water Odor SNI 3554:2015 point 3.2.1 Taste SNI 3554:2015 point 3.2.1 Color (unit Pt-Co) SNI 3554:2015 point 3.2.3.2 pH SNI 3554:2015 point 3.3 Turbidity SNI 3554:2015 point 3.4 Total Dissolved Solids 18-11-87/MU/SMM-SIG (TDS meter) Total Organic Carbon SNI 3554:2015 point 3.7 Silver (Ag) SNI 3554:2015 point 3.21 18-10-11/MU/SMM-SIG (ICP-OES) Free Carbon Dioxide (CO2) SNI 3554:2015 point 3.24 Initial Dissolved Oxygen (DO) SNI 3554:2015 point 3.25 Final Dissolved Oxygen (DO) Lead (Pb) SNI 3554:2015 point 3.26.1.2 18-10-11/MU/SMM-SIG (ICP-OES) 18-13-14/MU/SMM-SIG (ICP-MS) Copper (Cu) SNI 3554:2015 point 3.26.2 18-10-11/MU/SMM-SIG (ICP-OES) Cadmium (Cd) SNI 3554:2015 point 3.26.3.2 18-13-14/MU/SMM-SIG (ICP-MS) 18-10-11/MU/SMM-SIG (ICP-OES) Mercury (Hg) SNI 3554:2015 point 3.26.4 18-10-11/MU/SMM-SIG (AAS-FIAS) Arsenic (As) SNI 3554:2015 point 3.26.5.3 18-10-11/MU/SMM-SIG (ICP-OES) 18-13-14/MU/SMM-SIG (ICP-MS) Conductivity at 25°C SNI 06-6989.1-2004 Total Dissolved Solids 18-11-87/MU/SMM-SIG (TDS meter) Alkalinity AOAC 973.43, 2005 Hardness 18-11-15/MU/SMM-SIG (Titrimetry) Initial Total Plate Count SNI 3554:2015 point 3.28.1 Final Total Plate Count 1 dari 78 CONTINIOUS OF ANNEX TO ACCREDITATION LABORATORY CERTIFICATE NO.
    [Show full text]
  • Ramadhan Iftar Menu
    Senggigi Beach Resort Rayakan kegembiraan Ramadhan bersama kami di Senggigi. Nikmati waktu berkumpul Anda bersama yang terkasih dan manjakan lidah Anda dengan beraneka ragam hidangan lezat untuk berbuka puasa. Menu Spesial Betawi Disiapkan oleh tim kuliner dari The Mayflower, Jakarta - Marriott Executive Apartments SETIAP HARI SELAMA RAMADHAN 17:30 – 21:00 IDR 125.000 net per orang IDR 99.000 net per orang Untuk grup dengan minimal 75 orang Untuk informasi dan pemesanan, hubungi Indri di 085 337 263966 Senggigi Beach Resort BETAWI SPECIAL RAMADAN IFTAR BUFFET MAKANAN PEMBUKA MAKANAN RINGAN Asinan Sayur Kembang Goyang Gado-Gado Kerak Telor HIDANGAN PENUTUP Kue Cucur MENU UTAMA Kue Cincin Gabus Pucung Selenday Mayang Laksa Betawi Kue Pancong Sup Iga Betawi Bubur Ace SAMBAL Sambal Gandaria MINUMAN Sambal Belimbing Bir Pletok Sambal Oncom Kemangi Senggigi Beach Resort SENIN RAMADAN IFTAR BUFFET SALAD SUP Gado-Gado Bakso Asinan Buah Bogor Seafood Laksa MENU UTAMA LIVE STATION Nasi Putih Gorengan Ayam Taliwang Sate Ayam Capcay Sate Kambing Ikan Goreng Tepung Nasi Goreng HIDANGAN PENUTUP MINUMAN Es Cendol Jus Kue Cokelat Teh Manis Bubur Ketan Hitam Wedang Jahe Kue Lumpur Air Mineral Puding Buah Kopi Puding Cokelat Irisan Buah Sate Buah Senggigi Beach Resort SELASA RAMADAN IFTAR BUFFET SALAD SUP Lawar Kacang Bakso Karedok Sunda Soto Ayam MENU UTAMA LIVE STATION Nasi Putih Gorengan Ikan Bakar Jimbaran Sate Ikan Tumis Kangkung Sate Lidah Sapi Ayam Cah Jamur Mie Goreng HIDANGAN PENUTUP MINUMAN Es Cendol Jus Kue Pisang Teh Manis Kolak Pisang Wedang
    [Show full text]
  • Hak Cipta Dan Penggunaan Kembali: Lisensi Ini Mengizinkan Setiap
    Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP BAB III METODOLOGI 3.1. Metodologi Pengumpulan Data Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Terdapat dua jenis sumber data pada penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Berikut metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data. 3.1.1. Wawancara Penulis melakukan pengumpulan data melalui wawancara. Wawancara dilakukan pada 3 narasumber yaitu Bang Indra (Sekertaris Perkampungan Betawi di Setu Babakan), Ibu Rofikoh (Kepala Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi), dan Ibu Yulia Retno K. (Kepala Seksi Redaksi Elex Media) untuk mendapatkan data mengenai makanan tradisional khas Betawi dan perancangan sebuah buku ilustrasi. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Rofikoh selaku kepala UPK PBB. 1. Apa saja jenis-jenis jajanan khas Betawi? Dari yang saya ketahui, ada Kerak Telur, Kembang Goyang, Akar Kelapa, Rengginang, Kembang Ros, Jalabia, kue Pepe, kue Cucur, Geplak, Tape Uli, Wajik, Sagon, Dodol Betawi, Bir Pletok, Selendang Mayang, dan Cincau. 50 Perancangan Buku Ilustrasi..., Nadya Permata Putri, FSD UMN, 2017 Gambar 3.1 Wawancara dengan Ibu Rofikoh selaku kepala UPK PBB Sumber: Dokumen Pribadi Hasil wawancaradengan narasumber Bang Indra selaku sekertaris Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan.
    [Show full text]
  • I. Pendahuluan
    I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan tradisional merupakan wujud budaya yang berciri khas kedaerahan yang mencerminkan potensi alam daerah masing-masing. Berbagai daerah di Indonesia mempunyai beranekaragam masakan, jajanan dan minuman tradisional yang memungkinkan masyakat Indonesia memilih dan mengkonsumsi makanan yang lezat, sehat dan aman, sesuai dengan moral budaya dan keyakinan masyarakat (Susanto, 1995). Makanan tradisional berguna untuk mempertahankan hubungan antar manusia dan dapat pula dijual untuk menunjang pendapatan suatu daerah. Kue cucur merupakan salah satu makanan tradisional yang berasal dari Betawi. Kue cucur juga sering disebut kue adat karena kue cucur selalu hadir dalam perayaan adat Betawi seperti upacara pernikahan, potong rambut bayi, dan acara keagamaan. Makanan sejenis kue cucur bisa ditemukan di Sumatera Barat dikenal dengan nama pinyaram, akan tetapi bahan baku yang digunakan pada pembuatan pinyaram sedikit berbeda dengan kue cucur karena pada pembuatan pinyaram tidak menggunakan tepung terigu sedangkan pada pembuatan kue cucur menggunakan tepung terigu. Bahan utama dalam pembuatan kue cucur terdiri dari tepung terigu protein sedang, tepung beras, dan gula pasir. Kue cucur sebagai produk pangan gorengan memiliki kandungan minyak yang cukup tinggi, berasal dari minyak yang terserap oleh makanan selama proses penggorengan (Sartika, 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap minyak ditentukan oleh suhu dan lama proses pengolahan (Muchtadi, 2010). Suhu pemanasan, lama pemanasan dan frekuensi penggorengan mengakibatkan perubahan minyak menjadi lebih kental, terbentuk bau dan rasa yang tidak diinginkan dengan warna yang keruh. Kerusakan atau ketengikan minyak dapat disebabkan oksidatif dan hidrolitik minyak. Ketengikan oksidatif terjadi karena proses oksidasi oleh oksigen terhadap asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Sementara itu, hidrolitik terjadi karena adanya air dalam minyak.
    [Show full text]
  • Konsep Penamaan Makanan Tradisional Dalam Leksikon
    KONSEP PENAMAAN MAKANAN TRADISIONAL DALAM LEKSIKON RITUAL ARUH BAHARIN SUKU DAYAK HALONG: SEBUAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK CONCEPT OF NAMING TRADITIONAL FOODS IN ARUH BAHARIN RITUAL LEXICON DAYAK HALONG: THE STUDY OF ETHNOLINGUISTICS Hestiyana Balai Bahasa Kalimantan Selatan Jalan Ahmad Yani KM 32, Loktabat Utara, Banjarbaru Utara, Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan 70712 Pos-el:[email protected] Ponsel 082156614445 (Makalah diterima tanggal 29 Maret 2020—Disetujui tanggal 30 November 2020) Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan konsep penamaan makanan tradisional dalam leksikon ritual aruh baharin suku Dayak Halong dan mendeskripsikan makna semiotis makanan tradisional dalam leksikon ritual aruh baharin suku Dayak Halong. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnolinguistik. Data dalam penelitian ini berupa leksikon nama-nama makanan tradisional dalam ritual aruh baharin suku Dayak Halong dan makna semiotis makanan tradisional tersebut yang diperoleh dari tatuha adat suku Dayak Halong di Kabupaten Balangan. Penyediaan data diperoleh melalui metode simak, metode catat, studi dokumen, dan pustaka. Analisis data mencakup pendeskripsian konsep penamaan makanan tradisional dalam leksikon ritual aruh baharin berdasarkan warna, bahan, dan pinjaman dari bahasa lain. Makna semiotis makanan tradisional dianalisis dari aspek bentuk dan aspek arti serta dilihat dari sudut pandang sistem kepercayaan dan praktik aturan budaya suku Dayak Halong. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan 27 leksikon nama makanan tradisional. Dari 27 leksikon nama makanan tradisional dalam ritual aruh baharin tersebut, pemberian konsep penamaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu berdasarkan warna, berdasarkan bahan (buah pisang, parutan kelapa muda, serta tepung beras dan tepung beras ketan), dan berdasarkan pinjaman dari bahasa lain.
    [Show full text]