Quick viewing(Text Mode)

Mitos Youkai Dalam Anime Gugure! Kokkuri-San

Mitos Youkai Dalam Anime Gugure! Kokkuri-San

MITOS YOUKAI DALAM GUGURE! -SAN

GUGURE! KOKKURI-SAN TO IU ANIME NI OKERU YOUKAI NO SHINWA

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh :

IKA RAUDHATUN INDAH NASUTION

140708034

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil‟alamiin puji syukur penulis ucapkan kepada Allah

SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tak lupa juga sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini berjudul“

Mitos Youkai Dalam Anime Gugure Kokkuri-san”. Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada

Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Penulis juga mendapat bimbingan,do‟a dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, M.S, Ph.D, selaku Ketua Program

Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Alimansyar, S.S., M.A.,Ph.D, selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan waktunya untuk memberikan arahan dan

masukan dalam membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs, Yuddi Adrian Muliadi, M.A., selaku dosen pembimbing

akademik yang telah membimbing penulis dari awal perkuliahan

hingga selesai.

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Seluruh dosen pengajar Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu

Budaya yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis

selama menjadi mahasiswa.

6. Seluruh staf pegawai Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu

Budaya yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama

menjadi mahasiswa.

7. Keluarga tersayang yang do‟a dan kasihnya tidak pernah berhenti

untuk mendo‟akan dan menyayangi penulis. Terima kasih kepada

Ayahanda Drs. Sahlan Nasution, Ibunda Dra. Maryani, Adik saya Ika

Husnul Rizqi, karena atas do‟a, kasih sayang, motivasi dan dukungan

yang berharga serta dukungan moril maupun materil kepada penulis

yang tak pernah putus sehingga adinda dapat menyelesaikan studi

sampai ke bangku S1 Sarjana.

8. Para sahabat saya dalam grup “THE TODOTS” dan “AOZORA”,

Asyifa Urruh, Nurul Fajria Harahap, Ineke Simamora, Anggun

G.Rubani, Muhammad Amin, Riski Rahayu Putri, Dima Azura Siregar

yang menjadi teman seperjuangan penulis selama di Sastra Jepang.

Terima kasih telah berbagi cerita dan pengalaman yang berharga serta

kenangan yang tidak mungkin untuk dilupakan. Sahabat-sahabat

penulis dari bangku SMP dan SMA, Siti Aisyah Nenggelis, Sofiah

siregar, Mariatun Sopia, dan Trisyuni Shabrina. Terimakasih telah

menemani penulis dalam berkeluh kesah dan berbagi pengalaman

dalam penulisan skripsi. Serta teman-teman sesama mahasiswa

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Program Studi Sastra Jepang stambuk 2014 yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu namanya.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca.

Medan, 22 Januari 2019

IKA RAUDHATUN INDAH NASUTION NIM: 140708034

v

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAAN ...... i

KATA PENGANTAR ...... iii

DAFTAR ISI ...... vi

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

1.1 Latar Belakang...... 1

1.2 Batasan Masalah ...... 5

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ...... 5

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ...... 6

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 10

1.6 Metode Penelitian ...... 10

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MITOS , YOUKAI DAN

JENIS-JENIS YOUKAI

2.1 Mitos dan Kepercayaan Masyarakat Jepang ...... 12

2.1.1 Pengertian Mitos ...... 12

2.1.2 Mitologi Jepang ...... 15

2.2 Youkai dalam Mitologi Jepang ...... 20

2.2.1 Pengertian Youkai ...... 20

2.2.2 Mitos Youkai dalam Mitologi Jepang ...... 23

2.3 Jenis-Jenis Youkai dalam Mitologi Jepang ...... 28

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III ANALISIS YOUKAI DALAM ANIME GUGURE! KOKKURI-SAN

3.1 Karakteristik Youkai Anime Gugure! Kokkuri-san...... 33

3.1.1Kitsune ...... 33

3.1.2 ...... 35

3.1.3 ...... 37

3.1.4 Tanuki ...... 39

3.1.5 ...... 41

3.2 Mitos Youkai dalam Anime Gugure! Kokkuri-san ...... 42

3.3 Kearifan Lokal yang Terdapat dalam Anime Gugure! Kokkuri-san ...... 49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ...... 53

4.2 Saran ...... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ABSTRAK

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia karena tidak ada budaya tanpa masyarakat, begitu pula sebaliknya, tidak ada masyarakat tanpa budaya (Koentjaraningrat, 1983:75). Jepang memiliki budaya yang kaya akan mitos legenda dan dongeng. Istilah bahasa Jepang untuk mite adalah shinwa yang berarti “kisah mengenai para dewa” yang mencakup densetsu (legenda) dan dongeng (mukashi banashi) di dalammya. Mitos adalah cerita mengenai para dewa, legenda adalah cerita rakyat berdasarkan peristiwa yang terjadi, sedangkan dongeng adalah cerita yang tidak nyata atau tidak benar- benar terjadi. Mite Jepang merupakan gabungan tema-tema pribumi yang berasal dari daratan Asia Timur, dan dipengaruhi oleh Buddhisme dan Taoisme.

Salah satu ajaran yang berkaitan dengan mitos Jepang adalah ajaran

Shinto. sangat berkaitan erat dengan mitos yang tertulis dalam , naskah tertua Jepang yang ditulis pada 712 Masehi, dan Nihon-shoki, catatan historis pertama yang ditulis tahun 720 Masehi. Meskipun cerita tentang mitos hampir sama, ada banyak deskripsi peristiwa yang berbeda dalam kedua naskah ini (Alimansyar, 2017:11).

Jepang merupakan Negara yang memiliki banyak kisah unik di setiap daerahnya. Kisah-kisah tersebut merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang masuk ke dalam kategori folklore. Menurut (Danandjaja, 1984: 37) Folklore adalah suatu kebudayaan suatu masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dalam bentuk lisan, gerak isyarat dan alat bantu pengingat (mnemonic device).

Kisah-kisah tersebut pada umumnya bersifat irrasional (tidak masuk akal) namun ada pula cerita-cerita yang berkembang di masyarakat merupakan kisah nyata, tak perduli kisah itu benar ada tidaknya sehingga dianggap masyarakat benar-benar terjadi. Salah satu kisah yang diceritakan dan dianggap nyata oleh masyarakat

Jepang ialah mengenai youkai.

Youkai di dalam Kamus Modern adalah hantu atau monster (Nelson,

2001:303). Kata youkai berasal dari kanji 妖 (yō) dan kanji 怪しい (ayashii) yang keduanya berarti sesuatu yang aneh atau gaib atau biasanya diterjemahkan sebagai monster atau setan. Mendefinisikan youkai sangatlah sulit. Tetapi jika dipahami secara harfiah „sesuatu yang aneh‟ dan kejadian aneh‟, cenderung diartikan sebagai 怪異 atau „keganjilan‟. Dengan kata lain tidak mengapa jika semua yang dianggap manusia sebagai „aneh‟ atau „ajaib‟ dianggap sama pula dengan kata

Youkai (Kazuhiko, 2003: 10). Ada bermacam-macam sifat youkai, dari yang jahat, nakal, hingga membawa keberuntungan bagi manusia yang bertemu mereka.

Seringkali mereka memiliki fitur seperti hewan, beberapa terlihat seperti benda mati dan lainnya tidak memiliki bentuk yang jelas.

Cerita youkai dapat ditemukan diseluruh Jepang dengan berbagai versi yang berbeda. Berbagai versi cerita youkai ada yang berupa legenda urban dan cerita rakyat. Akan tetapi, cerita youkai tersebut, kini dapat dinikmati setiap hari dalam bentuk berbagai karya sastra, baik berupa novel, dongeng, drama, maupun anime. Lewat media anime, Jepang dapat menyebarkan berbagai mitos dan legenda mengenai youkai dengan cara yang menarik dan imajinatif.

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Anime adalah salah satu media Jepang yang dipakai untuk memvisualisasikan nilai-nilai dan budaya Jepang, agar dapat diterima lebih luas.

Karya-karya klasik mengenai youkai kembali diangkat secara lebih imajinatif dengan media anime. Lewat anime-anime bertema youkai inilah imaji youkai tidak hilang, bahkan berkembang. Sejak pertama kali divisualisasikan melalui emaki, ukiyo-e dan karya-karya sastra klasik Jepang, hingga kini youkai masih ada dalam kepercayaan masyarakat Jepang.

Seiring berkembangnya pemikiran orang Jepang mengenai youkai inilah, lahir berbagai anime yang mengangkat imaji youkai. Perkembangan serial anime yang memasukkan tokoh-tokoh youkai di dalamnya sangatlah pesat Diantara anime-anime baru yang menyertakan tokoh youkai di dalamnya, ada sebuah anime yang memuat tokoh-tokoh youkai yaitu anime Gugure! Kokkuri-san.

Cerita berpusat pada Seorang Gadis bernama Kohina yang secara tidak sengaja memanggil hantu siluman rubah yang bernama Kokkuri-san (Hantu Kelas bawah di Jepang) yang ternyata Hantu ini adalah Lelaki yang Tampan, Muda dan berambut Putih. Kohina memanggil Kokkuri-san karena terinspirasi dengan mitos yang menyebutkan bahwa jika bertanya padanya, maka ia akan menjawab semuanya. Namun ternyata Kokkuri-san tidak bisa menjawabnya dan malah bertanya pada search engine. Kokkuri-san awalnya hanya ingin menghantui

Kohina, namun setelah melihat Kehidupan Kohina yang kurang "Sehat", Kokkuri- san akhirnya memutuskan untuk Melindungi dan Menjaganya dengan cara berada disekitar nya.

Anime Gugure! Kokkuri-san menyajikan sebuah cerita yang amat berhubungan dengan kepercayaan masyarakat Jepang terhadap hal gaib khususnya

3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Youkai.Dalam anime Gugure! Kokkuri-san, masing-masing youkai digambarkan memiliki kekuatan seperti merubah daun menjadi benda yang diinginkan, merubah gender, hidup abadi, dan salah satunya adalah merubah wujud menjadi bentuk hewan yang dipercaya sebagai hewan Mitos di Jepang. Seperti Kitsune,

Tengu, Neko, Inu, dan Tanuki. Selain youkai yang telah disebutkan, anime ini juga menyajikan berbagai hantu khas Jepang sebagai penambah cerita seperti boneka terkenal Ichimatsu, serta Kureha sang roh pohon Momiji. Anime ini juga menyajikan kebudayaan Jepang yang meliputi festival tahun baru, hana-kotoba, ramen sebagai makanan khas Jepang, tradisi berdoa di jinja saat tahun baru, Sake, ritual pengusiran setan, permainan memanggil hantu (kokkuri-san) dan lain sebagainya. Selain memuat berbagai hal yang telah disebutkan sebelumnya, anime Gugure! Kokkuri-san mengandung pesan moral seperti ajakan untuk tidak menutup diri pada lingkungan sekitar, menghormati yang lebih tua, menjaga hubungan persahabatan serta kondisi kehidupan masyarakat Jepang saat ini yang beberapa diantara nya sering melakukan ijime (pembulian) sehingga berdampak pada korban pembulian yang mengalami hikikomori (mengurung diri).

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti mitos youkai dalam serial anime Gugure! Kokkuri-san.Youkai adalah salah satu buah pemikiran orang

Jepang yang diwariskan secara turun-temurun melalui cerita rakyat, mitos, dan legenda. Karena itu, penelitian mengenai pemikiran orang Jepang masa kini terhadap mitos youkai, dapat dilakukan. Youkai divisualisasikan dalam bentuk anime didasarkan dari penelitian mengenai youkai dari masa sebelumnya.Oleh karena itu, penulis mengambil judul “MITOS YOUKAI DALAM ANIME

GUGURE! KOKKURI-SAN”

4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.2 Batasan Masalah

Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan sekarang telah menjadi bagian dari empat negara adidaya ekonomi di dunia (Danandjaja,

1997:34). Meskipun demikian, masyarakat Jepang juga memiliki kepercayaan terhadap mitos akan adanya makhluk adikodrati atau makhluk supernatural seperti dewa-dewa maupun roh-roh lainnya (Danandjaja, 1997:186). Hal tersebut terlihat pada masyarakat Jepang yang memiliki bentuk kepercayaan primitif, yaitu kepercayaan rakyat memuja alam serta gejala-gejalanya sebagai sesuatu yang berkepribadian dan memiliki roh seperti manusia (Mattulada, 1979:235). Salah satu kepercayaan yang masih berkembang pada masyarakat Jepang adalah youkai.

Youkai dapat ditemukan di seluruh Jepang dengan wujud dan karakter yang berbeda-beda. Youkai juga dapat dikatakan sebagai makhluk misterius dan menyeramkan, monster, makhluk supernatural, roh atau jelmaan (Foster, 2015:5).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka pokok permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah karakteristik dan mitos youkai dalam anime Gugure!

Kokkuri-san?

2. Bagaimanakah kearifan lokal yang terdapat dalam anime Gugure!

Kokkuri-san bagi masyarakat Jepang?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah dikemukakan, maka penulis perlu membatasi masalah. Sehingga masalah yang akan dibahas lebih

5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terfokus dan terarah dan tidak menyulitkan pembaca dalam memahami pokok permasalahan yang akan dibahas.

Penelitian ini akan dibatasi pada bagaimana pemikiran orang Jepang mengenai youkai. Pemikiran tersebut akan ditinjau melalui pencitraan tokoh-tokoh youkai berdasarkan gambaran fisik, perilaku, perubahan youkai, mitos youkai serta kearifan lokal youkai sebagaimana diceritakan dalam anime Gugure!

Kokkuri-san. Agar pembahasannya jelas dan akurat, pada BAB II penulis akan menjelaskan mengenai pengertian youkai, mitos youkai serta jenis-jenis youkai.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1. 4.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu dengan objek youkai pernah dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia yaitu Ava Anisa Rakhma dalam tugas akhirnya yang berjudul ”Pengaruh Youkai Terhadap Masyarakat

Jepang” (2013). Penelitiannya ini bertujuan untuk memahami lebih dalam bagaimana pengaruh youkai terhadap masyarakat Jepang dewasa ini. Untuk menganalisis, data-data dalam penelitiannya diperoleh dari buku dan internet. Dari data yang diperoleh, hasilnya dapat diketahui bagaimana pengaruh youkai terhadap masyarakat Jepang dan sehingga kesimpulan yang didapat adalah pengaruh youkai terhadap Jepang lebih condong kearah seni dan hiburan yang dapat terlihat dalam maupun anime.

Penelitian kedua yang mengambil tema youkai berjudul ”Youkai dalam

Komik Karya Takahashi Rumiko” oleh Putu Sarin Saraswati dari

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (2014). Penelitiannya ini

6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menggunakan teori semiotika oleh Marcel Danesi. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan peran youkai dalam komik Inuyasha serta makna youkai tersebut bagi masyarakat Jepang. Dari hasil penelitiannya ditarik kesimpulan bahwa komik Inuyasha karya Takahashi Rumiko merupakan komik yang mengandung unsur-unsur agama Shinto, Buddha, mitos, budaya dan juga sejarah Jepang serta youkai-youkai tersebut memiliki bentuk dan karakteristik menyerupai youkai-youkai yang terdapat dalam mitos masyarakat Jepang.

Walaupun memiliki kesamaan bentuk fisik dan karakter, namun tidak semua youkai dalam komik Inuyasha memiliki makna yang sama.

Menurut Bascom dalam (Danandjaja,1997:50) Mite atau mitos adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh empunya cerita. Tokoh mite adalah para dewa atau makhluk setengah dewa.

Peristiwa terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti yang dikenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau. Karena itu, dalam mite sering ada tokoh pujaan yang dipuji dan atau sebaliknya, ditakuti.

Menurut Yoda Hiroko dan Matt Alt dalam bukunya “Yokai Attack! The

Japanese monster Survival Guide” berusaha mengungkapkan imaji youkai kepada pembaca asing yang bukan orang Jepang bahwa youkai yang disebut iblis, hantu, spectre dan lain lain adalah karakter atau tokoh makhluk Jepang yang aneh dengan bentuk yang sedemikian rupa yang hidup di dunia lain. Dan menurut mereka youkai adalah youkai, tidak dapat disebut dengan kata lain (2008).

Dalam Handbook of (Ashkenazi,2003) dijelaskan asal-usul mitos Jepang di bidang yang sangat berbeda dari agama Buddha, Shinto, dan cerita rakyat, serta mengeksplorasi mitos terkait dari budaya Ainu dan

7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Okinawa dan mitos terkini yang muncul dari pertemuan Jepang dengan modernisasi. Buku ini kemudian menawarkan pembingkaian ulang yang hidup dari pusat Shinto dan mitos-mitos Buddhis, ditambah deskripsi tokoh sejarah utama, ikon, ritual, dan peristiwa.

Dalam Japanese Mythology A to Z yang disusun oleh Jeremy Roberts

(edisi kedua terbit tahun 2010) dimuat lebih dari 600 hal yang menarik bagi pembaca muda tentang tokoh utama, tempat, cerita, objek dan tema dalam legenda dan cerita rakyat paling populer dari Jepang.

Dalam The Book Of Yokai yang disusun oleh Michael Dylan Foster

(2015), dijelaskan asal usul youkai, sejarah youkai, mitos, tempat tinggal dan tempat kemunculannya, serta penjelasan secara rinci dari youkai populer yang ada di jepang. Buku ini juga menjelaskan hubungan youkai dengan Buddhisme dan

Shintoisme dan juga disertai dengan ilustrasi youkai dengan terperinci.

1.4.2 Kerangka Teori

Untuk melakukan analisa dalam skripsi ini, penulis menggunakan teori mitos, Antropologi sastra dan kearifan lokal. Teori mitos yang penulis akan gunakan ialah teori mitos menurut Roland Barthes. Barthes (2006: 232-233) mendefinisikan mitos berdasarkan gagasan bahasa yang bertanggung jawab.

Menurutnya, mitos adalah sebuah cara pemaknaan yang dalam bahasa Barthes disebutnya tipe wicara. Mitos merupakan pegangan atas tanda-tanda yang hadir dan menciptakan fungsinya sebagai penanda pada tingkatan yang lain. Bagi

Barthes, mitos bermain pada wilayah pertandaan tingkat kedua atau pada tingkat konotasi bahasa. Konotasi baginya mendenotasikan sesuatu hal yang dia nyatakan

8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sebagai mitos, dan mitos ini mempunyai konotasi terhadap ideologi tertentu. Teori mitos ini dapat digunakan untuk menganalisis mitos masa kini yang masih ada dan hidup di masyarakat. Menurut James Danandjaja, hal-hal gaib masih dipercaya oleh masyarakat Jepang karena mereka dapat menerima hal tersebut sebagai sesuatu yang logis.

Teori kedua yang digunakan adalah antropologi sastra. Antropologi sastra dalam pandangan Poyatos (1988:331-335) adalah ilmu yang mempelajari sastra berdasarkan penelitian antarbudaya. Penelitian budaya dalam sastra tentu diyakini sebagai sebuah refleksi kehidupan .Antropologi sastra berupaya meneliti sikap dan perilaku yang muncul sebagai budaya dalam karya sastra. Manusia sering bersikap dan bertindak dengan tata krama. Tata krama memuat tata susila dan unggah-ungguh bahasa yang menjadi ciri sebuah peradaban. Sastra sering menyuarakan tata krama dalam interaksi budaya satu sama lain yang penuh simbol. Dalam konteks antropologi sastra, sastra adalah karya yang merefleksikan budaya tertentu. Secara umum, antropologi diartikan sebagai suatu pengetahuan atau penelitian terhadap sikap dan perilaku manusia.

Teori terakhir yang digunakan ialah teori kerifan lokal. Kearifan lokal diartikan sebagai “kearifan dalam kebudayaan tradisional” suku-suku bangsa.

Kearifan dalam arti luas tidak hanya berupa norma-norma dan nilai-nilai budaya, melainkan juga segala unsur gagasan, termasuk yang berimplikasi pada teknologi, penanganan kesehatan, dan estetika.Dengan pengertian tersebut maka yang termasuk sebagai penjabaran “kearifan lokal” adalah berbagai pola tindakan dan hasil budaya materialnya.Dalam arti yang luas itu maka diartikan, “kearifan lokal” itu terjabar dalam seluruh warisan budaya, baik yang tangible maupun yang

9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA intangible (Edy Sedyawati, 2007:382). Di dalam anime Gugure! Kokkuri-san juga terdapat beberapa unsur kearifan lokal.

1. 5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merangkum tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan karakteristik dan mitos youkai

dalam anime Gugure! Kokkuri-san.

2. Untuk mendekripsikan kearifan lokal dalam anime Gugure! Kokkuri-san

bagi masyarakat Jepang.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai

kareakteristik dan mitos youkai dalam anime Gugure! Kokkuri-san

2. Untuk menambah wawasan mengenai pandangan masyarakat Jepang

mengenai kearifan lokal dalam anime Gugure! Kokkuri-san.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2014:6).

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Untuk menganalisis Youkai dalam anime Gugure! Kokkuri-san penulis akan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Metode tersebut dilakukan dengan cara mendeskripsikan data-data yang penulis dapatkan, lalu menganalisis data tersebut dengan menggunakan teori yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian ini.

Dalam mengumpulkan data, penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan metode studi kepustakaan. Data-data mengenai youkai diperoleh melalui buku-buku yang merupakan acuan dalam penelitian. Buku-buku tersebut adalah Handbook of Japanese Mythology (Ashkenazi,2003). Buku ini digunakan penulis untuk menjelaskan tentang youkai dan jenis-jenisnya.

Kemudian buku lain yang dijadikan acuan adalah: buku berjudul Yokai Attack yang disusun oleh Yoda Hiroko dan Matt Alt yang terbit pada tahun 2008, buku

The Book Of Yokai dari Michael Dylan Foster tahun 2015, serta buku yang berjudul Folklor Jepang Dilihat dari Kacamata Indonesia yang disusun oleh James

Danandjaja pada tahun 1997.

Selain buku acuan yang disebutkan diatas, sumber data lainnya diperoleh dari Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Jurusan

Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Konsulat Jepang di

Medan, Jurnal Online, koleksi pribadi dan sumber literatur lainnya yang mendukung penelitian ini. Selain itu sebagai informasi utama dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengamatan audiovisual, yaitu dengan caramengamati objek penelitian melalui anime Gugure! Kokkuri-san kemudian data hasil pengamatan tersebut dikumpulkan menggunakan teknik catat.

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG MITOS , YOUKAI DAN JENIS-JENIS

YOUKAI

2.1 Mitos dan Kepercayaan Masyarakat Jepang

2.1.1 Pengertian Mitos

Mitos berasal dari bahasa Yunani muthos, yang secara harfiah diartikan sebagai cerita atau sesuatu yang dikatakan seseorang. Dalam arti yang lebih luas, mitos berarti pernyataan, sebuah cerita atau alur sebuah drama. Disamping itu mitos juga dipadankan dengan kata mythology dalam bahasa Inggris yang memiliki arti sebagai suatu studi atas mitos atau isi mitos. Mitos ialah cerita tentang asal-mula terjadinya dunia seperti sekarang ini, cerita tentang alam peristiwa-peristiwa yang tidak biasa sebelum (atau dibelakang) duniawi yang kita hadapi ini. Cerita-cerita itu menurut kepercayaan sungguh-sungguh terjadi dan dalam artian tertentu kramat (Keesing dalam soekadijo, 1992: 106).

Dalam kamus besar bahasa Indonesia mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu yang mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia dan bangsa itu sendiri yang mengandung arti terdalam yang diungkapkan dengan cara gaib (Balai Pustaka, 1999: 660).

Sedangkan dalam kamus ilmiah populer, mitos adalah yang berhubungan dengan kepercayaan primitif tentang kehidupan alam gaib, yang timbul dari usaha manusia yang tidak ilmiah dan tidak berdasarkan pada pengalaman yang nyata untuk menjelaskan dunia atau alam disekitarnya (Partanto-Al Barry, 2001: 475).

Mitos memiliki fungsi-fungsi tertentu. Diantara nya ialah:

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA a) Proses penyadaran akan kekuatan ghaib. Mitos bukanlah

merupakan informasi tentang kekuatan ghaib, tetapi cara

mengantisipasi, mempelajari, dan berelasi dengannya.

b) Memberi garansi bagi kekinian. Mitos mempresentasikan

berbagai peristiwa yang pernah ada, dan mengandung saran

serta antisipasi bagi kekinian.

c) Mitos menerangkan cakrawala epistemologis dan ontologis

tentang realitas. Mitos memberikan penggambaran tentang

dunia, tentang asal-mulanya, tetapi bukan seperti ilmu

sejarah modern. Ruang dan waktu mitoss hanyalah konteks

untuk berbicara tentang awal dan akhir , atau asal-muasal

dan tujuan kehidupan, dan bukan ruang dan waktu faktual

(Simon, 2005: 45).

Fungsi utama mitos bagi kebudayaan primitif adalam mengungkapkan, mengangkat, merumuskan kepercayaan, melidungi dan memperkuat moralitas, menjamin efisiensi ritus, serta memberikan peraturan-peraturan praktis untuk menuntun manusia (Roibin, 2007: 194).

Menurut Prof. Dr. C. A. van Peursen, mitos ialah sebuah cerita yang memberikan pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok orang. Mitos isinya lebih padat dari pada semacam rangkaian peristiwa-peristiwa yang menggetarkan atau yang menghibur saja, mitos juga tidak hanya terbatas pada semacam reportase mengenai peristiwa-peristiswa yang dulu terjadi, sebuah kisah mengenai dewa-dewi dan dunia-dunia ajaib. Bukan, mitos itu memberikan arah kepada kelakuan manusia dan merupakan semacam pedoman untuk kebijaksanaan

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA manusia.Lewat mitos itu manusia dapat turut serta mengambil bagian dalam kejadian-kejadian sekitarnya, dapat menanggapi daya-daya kekuatan alam

(Hartoko, 1993: 37).

Mitos adalah semacam tahayul sebagai akibat dari ketidaktahuan manusia, tetapi bawah sadarnya memberitahukan akan adanya sesuatu kekuatan yang menguasai dirinya serta ala, lingkungannya. Bawah sadar inilah yang kemudian menimbulkan reaan-rekaan dalam pikiran yang lambat laun menjadi kepercayaan.

Biasanya dibarengi dengan rasa ketakjuban, ketakutan, atau kedua-duanya yang melahirkan sikap pemujaan atau kultus. Sikap pemujaan yang demikian, kemudian ada yang dilestarikan berupa acara-acara keagamaan (ritus) yang dilakukan secara periodik dalam waktu-waktu tertentu , sebagian pula berupa tutur yang disampaikan dari mulut ke mulut sepanjang masa, turun-temurun dan yang kini dikenali sebagai cerita rakyat (folklore). Biasanya untuk menyampaikan asal- usul suatu kejadian istimewa yang tidak akan terlupakan. Demikianlah yang terjadi di masa-masa lampau, atau daerah-daerah terbelakang dengan alam pikiran manusia yang masih kuat dikuasai oleh kekolotan (Timoer, 1983: 11).

Untuk memperumit masalah, istilah mitos itu sendiri dapat membingungkan.mitos terdiri dari dua elemen. Salah satu elemen adalah bagian bercerita. Mitos hampir selalu terdiri dari cerita-cerita dengan komponen supranatural (yaitu intervensi entitas kuat, dan otonom). Kisah-kisah ini dapat berupa epos yang panjang atau anekdot singkat. Dalam hal ini, sulit untuk membedakan antara mitos, legenda, cerita hantu, dan dongeng, Mitos bagaimanapun juga memiliki komponen kedua, Mereka umumnya memiliki komponen intelektual yang menyediakan struktur bagi kehidupan orang-orang.

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Orang-orang yang bersangkutan mungkin individu, atau mereka mungkin adalah seluruh budaya. Mitos adalah cara orang menjelaskan kepada diri mereka siapa mereka, apa yang mereka lakukan, dan mengapa. Meskipun tidak ada mitos yang melakukan semua hal ini, korpus mitos, begitu kontradiktif yang menawarkan kepada individu penjelasan tentang bagaimana hal-hal terjadi, dan mengapa dan bagaimana mitos sendiri menjadi produk akhir dari proses panjang (karena hal itu terhormat, layak ditaati dan dipertahankan) (Ashkenazi, 2003: 3).

2.1.2 Mitos Jepang

Setiap negara memiliki mitos mengenai negaranya masing-masing.

Demikian pula dengan negara Jepang dimana Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang percaya akan adanya mitos. Jepang memiliki budaya yang kaya akan mitos legenda dan dongeng. Istilah bahasa Jepang untuk mite adalah Shinwa yang berarti “kisah mengenai para dewa” yang mencakup Densetsu (legenda) dan dongeng (Mukashi Banashi) di dalammya.Mitos adalah cerita mengenai para dewa, legenda adalah cerita rakyat berdasarkan peristiwa yang terjadi, sedangkan dongeng adalah cerita yang tidak nyata atau tidak benar-benar terjadi.

Bahan untuk menyusun mitos Jepang pada umumnya bersumberkan pada dua sumber tertulis, yaitu Kojiki (berasal dari 712 M dan merupakan catatan mengenai hal-hal kuno) dan (720 M; merupakan chronicle Jepang, dan juga terkenal dengan namaNihongi). Karya-karya tersebut dibuat atas perintah kekaisaran, dan berasal dari beberapa generasi penguasa dinasti Yamato, dan beberapa generasi keluarga berkuasa lainnya. Dinasti Yamato sendiri baru berkuasa sejak abad ke-7 M. Sumber-sumber lain yang dipergunakan untuk menyusun mitos Jepang yaitu Kogu Shuui (807 M) karya Imbe no Hironari, yang

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengandung mite dan legenda yang diwariskan dalam keluarga Imbe dan sumber- sumber dari Fudoki, diantara nya yang paling lengkap adalah Izumo no Kuni

Fudoki (733 M) dan Shoki Nihongi (797 M) antologi puisi dari abad ke-8 Man- youshu (koleksi dari 10 ribu generasi atau koleksi yang dikumpulkan pada akhir abad ke-19 di dalam buku Engi Shiki (prosedur –prosedur dari era Engi)

(Danandjaja, 1997: 71).

Di zaman kuno, setiap daerah di Jepang diperkirakan memiliki sejenis kepercayaan dalam berbagai bentuk dan folklor. Mite Jepang merupakan gabungan tema-tema pribumi yang berasal dari daratan Asia Timur, dan dipengaruhi oleh Buddhisme dan Taoisme. Dua pengaruh yang dominan adalah unsur campuran agama dan sering terjalin dari Shintoisme dan Buddhisme. Untuk itu kita perlu menambahkan dua budaya “outrider” di pulau-pulau Jepang seperti

Ainu di utara, dan Ryukyuan di selatan (Ashkenazi, 2003: 26-27). Kita akan membahas tradisi Shintoisme dan Buddhisme dalam beberapa hal, karena mereka adalah bagan di mana banyak mitos Jepang tertanam.

1) Shintoisme

Salah satu ajaran yang berkaitan dengan mitos Jepang adalah

ajaran Shinto. Shinto sangat berkaitan erat dengan mitos yang tertulis

dalam Kojiki, naskah tertua Jepang yang ditulis pada 712 Masehi, dan

Nihon-shoki, catatan historis pertama yang ditulis tahun 720 Masehi

(Alimansyar, 2017:11). Shinto adalah agama yang berkonsentrasi pada

kehidupan kita di dunia ini. Menurut Hori Ichiro dalam Situmorang (2013:

87) mengatakan, Shinto disebut juga dengan kepercayaan rakyat

(Shominshinkou 庶民信仰) yakni bahwa semua yang dipercaya

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mempunyai tenaga supranatural harus disembah, baik berupa benda-benda alam, dan roh manusia.Shintoisme sebagai sebuah kepercayaan yang mengakui eksistensi dewa memberi pengaruh pada penyembahan leluhur.

Menurut Harumi Befu dalam (Danandjaja, 1997: 164) walaupun mempunyai satu nama, agama ini sebenarnya merupakan gabungan kepercayaan “primitif” yang sukar digolongkan menjadi satu agama, bahkan sebagai satu sistem kepercayaan. Oleh karenanya, agama ini lebih tepat dianggap sebagai suatu gabungan dari kepercayaan “primitif” dan praktek-praktek yang berkaitan dengan jiwa-jiwa, roh-roh, hantu-hantu dan sebagainya.

Meskipun mitos-mitosnya berbicara tentang surga (Dataran Tinggi

Surga, dari tempat para dewa asli berasal) dan dari dunia bawah (Tanah

Kegelapan, tempat yang najis), mereka tidak menyerupai surga atau neraka seperti agama Kristen. Tidak ada tempat di mana orang-orang akan dihukum atau diberi hadiah setelah kematian. Kojiki tidak menyertakan perintah atau aturan eksplisit untuk cara hidup. Ia bahkan tidak mengatakan bahwa orang harus percaya pada , itu hanya menceritakan dongeng. Kojiki juga memberikan silsilah (silsilah keluarga) para dewa, yang mengatakan bahwa keluarga kaisar adalah keturunan dari kami dari matahari (Levin, 2008: 23).

Tidak seperti banyak agama lain, Shinto tidak didasarkan pada buku suci atau pada perjanjian untuk mempercayai cerita atau ajaran tertentu.

Shinto tidak berasal dari kepercayaan atau pengalaman satu orang. Inti dari

Shinto adalah ritual spiritual penyucian dan persembahan kepada kami,

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA seperti makanan atau tanda yang telah dibeli di kuil. Tanda ini biasanya

untuk mengiringi doa atau permintaan. Shinto juga berakar pada festival-

festival komunal dan keluarga yang merayakan panen musim semi tahunan

dan panen musim gugur, serta kelahiran dan pernikahan. Karena dipercaya

kami ada di mana-mana, dalam segala hal, Shinto menghormati dan

berfokus pada alam (Levin, 2008: 25).

Orang-orang telah menceritakan beberapa mitos Shinto ini selama

berabad-abad sebelum ditulis. Ketika mereka didokumentasikan dalam

Kojiki, mereka ditulis untuk kaisar, atas perintahnya, pada saat Jepang

sedang merefleksikan hubungannya dengan budaya Cina dan Korea. Mitos

Shinto dalam Kojiki adalah versi resmi, yang dimaksudkan (antara lain)

untuk membuktikan keilahian kaisar. Tetapi sebelum itu, sudah ada

banyak versi tulisan dan lisan dari mitos-mitos ini. Bahkan sebelum

ditulis, ada katari-be “Badan deklamasi”, yang menjadi kurang penting

setelah cerita-cerita itu didokumentasikan secara tertulis. Seperti yang

sering terjadi, banyak versi mitos yang ada namun belum tentu ada yang

"benar" terjadi (Levin, 2008: 27).

2) Buddhisme

Selain Shintoisme, agama terpenting di Jepang adalah Buddhisme.

Agama Buddha diperkenalkan di Jepang pada abad keenam Masehi ketika

Raja Korea mengirim kaisar Jepang patung emas Sang Buddha. Agama

Buddha pada saat ini, berusia 1.000 tahun dan sudah diambil ke berbagai

bentuk di berbagai daerah di seluruh dunia. Buddhisme berkembang dan

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berakar secara kuat di masyarakat Jepang dan mengalami proses

naturalisasi kedalam kebudayaan masyarakat Jepang sehingga agama itu

tidak terasa lagi sebagai agama yang berasal dari luar. Akibatnya orang

Jepang akan merasa aneh apabila ada orang asing yang menyamakan

Buddhisme dengan agama Kristen sebagai agama dari luar (Danandjaja,

1997: 167).

Tidak seperti Shinto, tradisi Jepang yang tidak memiliki pendiri atau

dogma tertentu, agama Buddha memiliki pendeta, banyak teks tertulis, dan

keyakinan yang terdefinisi dengan baik. Inti dari semua ini adalah

keyakinan bahwa orang-orang ditakdirkan untuk mendapatkan

kebijaksanaan dan akhirnya membebaskan diri dari siklus reinkarnasi

kematian dan kelahiran kembali dan dari dunia fisik penderitaan. Agama

Budha ditambahkan ke agama Jepang yang merupakan sebuah konsep dari

kehidupan setelah kematian saat ketika orang-orang dihakimi, kemudian

diberi hadiah atau dihukum (Levin, 2008: 27-29).

Dua garis waktu mitos yang dominan dari pemikiran Jepang, dari Buddhisme hingga Shinto, secara radikal berbeda dalam asal-usul mereka dan juga asal mula mereka, tetapi mereka bertemu dan akhirnya berbaur menjadi satu perkembangan tunggal yang berpusat pada Jepang dan orang Jepang. Salah satu alasannya, mungkin mengapa orang Jepang tidak mengalami kesulitan dalam menyatukan mitos Shinto dan mitos Buddhis adalah karena masing-masing tradisi mitos ini meninggalkan bagian kosong yang besar sehingga dapat "disempurnakan" oleh yang lain.

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kisah mitos Jepang tidak akan lengkap tanpa memperhitungkan sejumlah besar tokoh seperti setan dan penyihir, goblin dan hantu yang meskipun terkait dengan mitos "religius", namun tidak memiliki keberadaan "resmi" dalam kesadaran religius. Jumlah ini tetap sangat penting sebagai mitos, atau elemen dalam mitos. Jumlah ini berasal dari interaksi masyarakat lokal dengan hal yang misterius dan tidak dapat dijelaskan dalam kehidupan mereka. Beberapa dari mereka memberikan keberadaan asal mereka untuk interpretasi Jepang populer dari cerita-cerita Cina yang merupakan dongeng dari Taois, Buddha, Chan (Zen), atau cerita populer. Mereka memang diangga tidak masuk akal, meskipun dalam banyak contoh orang atau makhluk semacam itu memiliki ciri (sering sebagai penjahat) dalam mitos-mitos Great Tradition. Mereka adalah mitos “terpencil” dalam arti bahwa meskipun mereka sangat nyata dan menonjol dalam mitos-mitos masyarakat umum, mereka jarang memiliki keberadaan resmi.

2.2 Youkai dalam Mitos Jepang

2.2.1 Pengertian Youkai

Bagi pecinta Jepang, istilah youkai memang tidak asing lagi didengar.

Apalagi bagi mereka yang suka membaca komik, ataupun menonton anime yang berkaitan dengan dunia supranatural. Youkai hingga saat ini masih sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa lainnya. Youkai (妖怪) di dalam Kamus Kanji

Modern adalah hantu atau monster (Nelson, 2001:303). Kata youkai berasal dari kanji 妖 (yō) dan kanji 怪しい (ayashii) yang keduanya berarti sesuatu yang aneh atau gaib atau biasanya diterjemahkan sebagai monster atau setan.

Menurut Yoda Hiroko dan Matt Alt dalam bukunya yang berjudul “ Yokai

Attack” menyebutkan Youkai adalah monster Jepang yang tidak pernah kalian

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dengar sebelumnya dan mereka telah lama ada di dunia. Ditulis dalam bahasa

Jepang dengan huruf kanji “aneh daripada yang lain” dan “ajaib”. Kata youkai telah banyak diartikan kedalam banyak cara, mulai dari iblis, hantu, goblin dan juga roh, semuanya tidak tepat dan tidak sesuai seperti menerjemahkan samurai menjadi prajurit Jepang, atau Sushi sebagai ikan mentah di atas nasi. Youkai adalah adalah youkai (2012: 7).

Dikutip dari Nihon Mukashi Banashi Jiten, Youkai adalah makhluk yang muncul dalam bentuk suara-suara, api atau angin kemudian menjelma ke dalam bermacam-macam sosok yang aneh (1972: 994)

Mendefinisikan youkai sangatlah sulit. Tetapi jika dipahami secara harfiah kata „sesuatu yang aneh‟ dan kejadian aneh‟, cenderung diartikan sebagai 怪異 atau „keganjilan‟. Dengan kata lain tidak mengapa jika semua yang dianggap manusia sebagai hal „aneh‟ atau „ajaib‟ dianggap sama pula dengan kata Youkai

(Kazuhiko, 2003: 10).

Dalam arti, youkai tidak lebih dari simbol yang tepat untuk menunjukkan berbagai macam pengalaman yang dapat digunakan, yang mungkin dalam bahasa

Inggris, diterjemahkan dengan kata-kata seperti roh, goblin, momok, hantu, spirit, pemindah bentuk, iblis, makhluk fantastis, kejadian numinus, supranatural, dan mungkin paling sering sekarang, monster. Berbagai macam terjemahan ini yang mungkin berbicara kepada kata yang terbuka dan mengisyaratkan berbagai macam gagasan dan nuansa yang terkait dengannya (Foster, 2015: 14).

Salah satu ciri umum dari Youkai adalah liminalitas mereka, atau “in- betweenness.” Mereka adalah makhluk dari daerah perbatasan yang hidup di pinggir kota, di gunung antar desa, atau di pusaran sungai yang mengalir di antara

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dua sawah. Mereka sering muncul di senja, saat abu-abu ketika hal familiar tampak aneh dan wajah menjadi tidak bisa dibedakan. Mereka menghantui jembatan dan terowongan, pintu masuk dan ambang pintu. Mereka mengintai di persimpangan jalan (Foster, 2015: 5).

Dalam beberapa tahun terakhir, bagaimanapun youkai telah menjadi kata pilihan. Istilah itu sendiri terdiri dari dua karakter Cina (kanji) yang keduanya menunjukkan keanehan, misteri, atau kecurigaan. Kata ini berasal dari Cina tetapi muncul di Jepang pada awal abad ke-8 dalam mitos sejarah Shoku Nihongi, di mana dinyatakan "youkai" karena menyatakan beberapa kejadian aneh atau tidak menguntungkan. Upacara penyucian atau pemurnian kemungkinan sering diadakan di istana kekaisaran. Kata ini jarang muncul selama periode klasik dan abad pertengahan tetapi mulai muncul dengan frekuensi yang meningkat selama periode pertengahan Edo, ketika kadang-kadang diperhalus dengan pengucapan

"Bakemono." Namun, itu tidak sampai periode (1868-1912), yang paling menonjol dalam karya Inoue Enryo, bahwa youkai secara bertahap dijadikan istilah teknis untuk semua hal di luar bidang penjelasan. Pada bagian pertama abad ke-20, ahli folklor Yanagita Kunio menggunakan youkai sebagai sejenis kata yang mudah dipahami dalam tulisan akademisnya, dan pada akhir abad ke-20 menjadi kata pilihan bagi artis manga populer Mizuki Shigeru. Saat ini youkai sering muncul dalam tulisan akademis dan populer, di mana seperti yang disebutkan sebelumnya, itu adalah penanda untuk hal-hal yang umumnya kita terjemahkan dengan istilah-istilah seperti monster, roh, goblin, setan, momok, hantu, makhluk fantastis, dewa urutan lebih rendah, atau kejadian yang tidak bisa dijelaskan (Foster, 2015: 19).

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.2.2 Youkai dalam Mitos Jepang

Di Jepang, seperti di tempat lainnya, kejadian yang tidak dapat dijelaskan telah dicatat selama sejarah berlangsung, mahluk gaib telah menjadi bagian dari imajinasi budaya. Secara garis besar, berbagai fenomena misterius dan "hal-hal aneh" ini disebut sebagai youkai. Dalam budaya populer dan literatur ilmiah di

Jepang saat ini, youkai telah menjadi istilah umum untuk seluruh fenomena misterius dan makhluk yang aneh. Tetapi penggunaan kata yang umum sebenarnya relatif baru-baru ini dimulai, selama periode sejarah yang berbeda- beda, istilah-istilah lain telah digunakan. Pada periode Heian misalnya, "hal-hal" yang menyeramkan dan tidak dapat dijelaskan sering disebut mono-no-ke.

Ditemukan kata mono-no-ke misalnya, dalam Genji karya Murasaki

Shikibu (, awal abad kesebelas) teks sastra paling terkenal dari periode Heian, di mana mereka cenderung untuk “mengambil bentuk tak terlihat yang dibayangkan untuk menandakan roh manusia.” Terjemahan langsung dari mono-no-ke adalah sulit, tetapi mono biasanya mengacu pada “hal” atau “materi” dan ke sesuatu yang misterius, mencurigakan, atau mengganggu. Beberapa ahli berpendapat bahwa dalam teks-teks awal, mono tidak merujuk pada hal-hal konkret seperti yang terjadi dalam bahasa Jepang modern tetapi pada hal-hal yang tidak berbentuk atau hantu seperti jiwa atau roh. Namun, selama periode Heian mono-no-ke menunjukkan hal seperti bahaya, ketidakpastian, dan teror dari sesuatu yang bersembunyi di luar sana, di luar jangkauan, yang hanya bermaksud merugikan Anda (Foster, 2015: 14-15).

Sebuah konsep kunci yang terkait dengan youkai adalah Kami (sering digunakan dengan sebuah kehormatan: Kami-sama), yang berarti “tuhan” atau

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA “dewa.” Terjemahan seperti ini bagaimanapun dapat juga keliru. Kami di Jepang mungkin disembah dan didoakan, tetapi mereka tidak memiliki status yang sangat kuat yang dikaitkan dengan dewa-dewa dalam agama monoteis. Sebaliknya, ada banyak sekali kami yang mendiami segala macam hal di dunia alam. Dalam fitur pemandangan yang besar atau juga mencolok, seperti gunung, air terjun atau pohon kuno yang mungkin mengandung (atau sebenarnya) kami. Dalam kasus lain, kami dapat mengajukan sesuatu yang kecil dan lokal seperti batu besar atau anak sungai yang mengalir. Kami sangat berlimpah dan beragam di sekitar kita, hampir semua benda berpotensi dapat memiliki roh. Namun penting juga untuk diingat bahwa beberapa kami mungkin kuat, tetapi mereka tidak selalu baik dalam hal moral.

Bahkan, beberapa kami dikenal karena temperamen yang pendek dan penuh kekerasan, garis antara dewa dan iblis jarang berbeda dan sering tergantung pada perspektif manusia yang terpengaruh. Demikian pula, agama Buddha memiliki banyak tokoh dengan perbandingan mengerikan dari yang menakutkan hingga baik hati. Secara umum, pada periode awal sejarah di Jepang, suatu roh dapat memiliki salah satu dari dua sikap yang berbeda, ia bisa pemarah dan kasar dan akan dikenal sebagai aratama, atau lembut dan bermanfaat, yang dikenal sebagai nigitama. Roh-roh yang kasar kadang-kadang diberi nama , dan seperti yang telah kita ketahui, oni jelas terkait dengan youkai (Foster, 2015: 20).

Yanagita Kunio menyatakan bahwa makhluk yang dulunya pernah dianggap sebagai kami namun derajatnya turun dari waktu ke waktu disebut dengan youkai. Selain itu, meskipun youkai sering dianggap nakal dan bahkan membunuh, mereka tidak selalu ditentukan oleh perilaku buruk. Individu kami/

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA youkai dapat dievaluasi secara positif atau negatif tergantung pada perspektif seseorang, roh air misalnya, dapat dipuja sebagai kami oleh keluarga yang memiliki sungai irigasi, dan dibenci sebagai youkai oleh keluarga yang menderita kekeringan (Foster, 2015:20-21).

Baik kami dan youkai mencerminkan cara berpikir yang sering disebut animistik, yang berarti bahwa benda-benda di dunia di sekitar kita seperti batu, sungai, bahkan alat musik dapat memiliki kekuatan atau roh yang menjiwai. Di

Jepang, cara berpikir seperti ini penting secara historis dan mungkin, seperti yang dikatakan Komatsu kazuhiko (1947) masih menjadi bagian dari kesadaran banyak orang saat ini. Dalam dunia animisme seperti itu, kita dapat membayangkan sebuah rangkaian. Di satu sisi, kelompok youkai memiliki segala yang tampaknya merepotkan, tidak diinginkan, tidak disembah. Dan sisi yang lain berisi hal-hal yang membantu, diinginkan, dan disembah umumnya disebut kami. Jika melakukan sesuatu yang "buruk" adalah youkai, jika "baik" kita mungkin menganggapnya sebagai kami, dan sebaliknya (Foster, 2015:21).

Namun, salah satu peneliti folklor Jepang, Komatsu Kazuhiko melakukan penelitian tentang youkai dengan melihat data-data dari Yanagita Kunio yang merupakan pendahulunya. Beliau mempertanyakan pernyataan Yanagita Kunio bahwa youkai adalah dewa yang turun derajatnya. Menurut Komatsu kazuhiko, youkai adalah makhluk yang sudah ada, layaknya dewa. Kedudukannya sama setara dengan dewa, tetapi eksistensi nya bukan berasal dari perubahan dewa menjadi youkai.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mitos Jepang dimuat dalam beberapa dokumen tertulis yang pada umumnya paling banyak pada Kojiki dan

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Nihon Shoki. Didalam kedua dokumen tertulis tersebut menceritakan asal-usul alam semesta, terbentuknya dataran, lahirnya para dewa, terjadinya negara Jepang serta keagungan kaisar. Meskipun kata youkai itu sendiri tidak muncul dalam karya-karya ini, namun mereka memasukkan beberapa makhluk mengerikan dan menakutkan, juga orang atau dewa yang menundukkan mereka. Barangkali yang paling terkenal adalah dewa bernama Susa-no-o, adik laki-laki dari Dewi Matahari,

Amaterasu. Dalam satu episode, Susa-no-o bertemu pasangan tua dalam keputusasaan karena setiap tahun seekor "naga berekor delapan", yang dikenal sebagai , datang dan melahap salah satu putri mereka. “Matanya seperti ceri tanah merah,” sang ayah menjelaskan. “Satu tubuhnya memiliki delapan kepala dan delapan ekor. Di tubuhnya tumbuh lumut dan pohon cypress dan cryptomeria. Panjangnya sedemikian rupa sehingga ia membentang delapan lembah dan delapan puncak gunung. Jika Anda melihat perutnya, Anda melihat darah mengalir di atasnya. ”. Pembunuhan Yamata no Orochi oleh Susa-no-O adalah contoh yang sangat awal dari apa yang kemudian dikenal sebagai youkaitaiji atau penaklukan youkai, sebuah narasi tradisional di mana seorang

(biasanya) pahlawan manusia berhasil mengalahkan atau membunuh youkai yang berbahaya. Narasi-narasi seperti itu muncul lagi dan lagi dalam budaya rakyat setempat serta di tempat-tempat tertulis dan teater (Foster, 2015: 35).

Selama periode Muromachi, youkai mulai berkembang biak juga dalam bentuk visual, terutama muncul dalam emaki (gulungan gambar atau gulungan tangan), gulungan kertas panjang horizontal atau sutera yang dapat dibentangkan sering untuk menunjukkan serangkaian acara, meskipun tidak selalu disertai dengan teks. Tapi Hyakkiyagyo-emaki adalah karya pertama yang diketahui benar-

26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA benar mengatur panggung untuk penyebaran ilustrasi youkai. Dalam kebanyakan kasus, youkai ini digambarkan dengan humor, parade kacau dari karakter yang aneh. Bahkan, hyakkiyagyo menjadi semacam genre artistik yang terus diproduksi, seringkali dengan referensi yang jelas dari versi sebelumnya selama periode Edo dan bahkan ke Meiji. Karya Kawanabe Kyousai (1831–1889) sangatt menonjol khususnya sebagai inkarnasi akhir yang brilian dari tradisi ini. Versi Shinjuanbon

Tosa Mitsunobu dari Hyakkiyagyo-emaki tidak menceritakan kisah seperti itu, tetapi adegan akhir menunjukkan youkai yang tersebar, jadi ada sedikit alur cerita.

Sejumlah gulungan gambar yang diwarnai sedikit, kemudian bahkan selama periode Edo, tidak peduli dengan narasi sama sekali. Sebaliknya, mereka membuka gulungan hanya untuk mengungkapkan youkai satu demi satu, yang masing-masing digambarkan dan masing-masing diberi simbol dengan nama:

Rokurokubi, Yuki-onna, , dan seterusnya (Foster, 2015: 45).

Menurut mitos Jepang, Youkai cenderung muncul di tempat yang sepi.

Youkai suka jembatan, terowongan, persimpangan jalan, pertemuan jalan dan perbatasan. Tempat ini adalah tempat dimana kekuatan dan kepemilikan wilayah tidak jelas. Demikian pula, youkai dapat muncul pada waktu yang berbeda-beda setiap hari, tetapi pada umumnya mereka tampak paling aktif selama jam senja.

Periode abu-abu yang samar-samar, samar antara cahaya siang dan malam yang gelap. Dalam istilah zoologi, youkai akan dikenal sebagai "Crepuscular", yaitu kata yang digunakan dalam perbedaan untuk diurnal atau nokturnal dan menunjukkan kegemaran bukan karena kecerahan atau kegelapan tetapi untuk momen interstisial senja (Foster, 2015: 89-90).

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.3. Jenis-Jenis Youkai dalam Mitos Jepang

Berdasarkan pengertian dan penjelasan tentang youkai yang telah disebutkan sebelumnya, youkai merupakan makhluk yang memiliki banyak nama yang disematkan padanya. Youkai memiliki ciri khasnya tersendiri. Jika terdapat beberapa prinsip dimana manusia berinteraksi dengan youkai, mungkin tidak mengherankan bahwa dunia youkai adalah salah satu bentuk yang beragam.

Keragaman mereka sangat mempesona. Mereka berasal dari sumber asli dan asing, yang dibangun dari campuran sejarah masa lalu dan kepentingan saat ini, dari kepercayaan umum dan kreativitas seseorang, citra visual, inovasi cerita, permainan kata, dan inspirasi komersial. Karena keragaman dan variasi ini, banyak youkai dengan jumlah yang luar biasa berlimpah ruah. Sangat menarik dan sekaligus menakutkan untuk mengetahui bahwa selalu ada banyak youkai diluar sana. Kemudian youkai merupakan kombinasi dari sifat hal-hal lain (hewan, manusia, dll), maka tentu saja kombinasi variasi youkai tidak terbatas dan relatif lebih mudah dibayangkan (Foster, 2015: 90).

Youkai memiliki kekuatan magis atau kekuatan supranatural yang membedakannya dengan manusia biasa dan binatang. Hiroko Yoda dan Matt All dalam bukunya yang berjudul “Yokai Attack” (2012) menggolongkan youkai kedalam lima kategori yang sebutannya menarik dan dijabarkan bentuk-bentuknya dalam kategori sebagai berikut:

1. Ferocious Fiends, youkai yang tergolong didalamnya ialah: Karasu

Tengu, Hanadaka Tengu, , Zashiki Warashi, Wanyudo,

Nekomata, , Funa Yurei, Umi Bozu, O-dokuro, ,

Konaki Jiji.

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Gruesome Gourmets, youkai yang tergolong didalamnya ialah:

Tesso, Tearai Oni, Futakuchi Onna, Onibaba, Tofu Kozu,

Akaname, Azuki Arai, Seto Taisho.

3. Annoying neighbors, youkai yang tergolong didalamnya ialah:

Mokumoku Ren, Tsukumo-gami, Biwa-bokuboku, Koto-furunushi,

Shamisen-choro, Kara-kasa, Bura-bura, Dorotabo, Jinmenju,

Namahage, Tanuki, Ashiarai Yashiki, Te-no-me, .

4. The Sexy and Slimy, youkai yang tergolong didalamnya ialah:

Rokuro Kubi, Nure Onna, Kuchisake Onna, Kitsune, Yukiyuki

Onna, Hashi Hime.

5. The Wimps, youkai yang tergolong didalamnya ialah: Nopperabo,

Hitotsume Kozo, Toire no Hanako, Enen-ra, Kosode no Te,

Boroboro-ton, Obariyon, Nobiagari, Nuppeppo.

Dari sumber yang berbeda, jenis-jenis makhluk youkai dibagi menjadi tiga kategori dan satu kategori khusus.Pertama kategori siluman berwujud binatang, seperti Tanuki (siluman berwujud rakun), Kitsune (siluman berwujud rubah), dan

Hebi (siluman bebentuk ular).Kategori kedua yaitu atau makhluk jadi-jadian yang berasal dari perabotan rumah tangga seperti, Bakezouri (siluman sandal jerami), Karakasa (siluman payung tua), Kameosa (siluman kendi sake).Kategori ketiga yaitu manusia yang bertransformasi menjadi youkai seperti,

Yuki-Onna (wanita salju), Rokuro-kubi (siluman wanita leher panjang). Kemudian satu kategori khusus yang tidak dapat dikategorikan kedalam kategori sebelumnya ialah seperti, Tengu, Oni, Kappa,dan lain sebagainya. (Lathifah,

2009: 21-22).

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Michael Dylan Foster dalam bukunya yang berjudul “The Book of Yokai”

(2015) juga menggolongkan youkai kedalam beberapa kategori berdasarkan tempat tinggal youkai tersebut, diantara nya:

1. Wilds, yaitu semua youkai yang berkaitan dengan pemandangan

alam seperti, gunung dan hutan. Mereka adalah makhluk atau

fenomena yang mungkin manusia temui ketika mereka menjelajah

ke hutan atau berjalan di sepanjang celah gunung. Youkai yang

termasuk didalamnya ialah: (roh pohon), Oni (setan atau

raksasa), (gema gunung), Tsuchigumo (Earth Spider),

Tengu( hantu gunung), Mukade (siluman lipan), Nurikabe (plaster

dinding), Mikoshi-nyudo, Yamamba atau Yamauba (orang tua

gunung, penyihir gunung), Kijimuna, Ninmenju atau Jinmenju

(pohon berwajah manusia).

2. Water, yaitu youkai yang berhubungan dengan air. Youkai yang

termasuk didalamnya ialah: Ningyo (Mermaid atau Merman),

Kappa, Kawauso (berang-berang sungai), Hyosube, Gamishiro

atau Gameshiro, Moryou, dan Azuki-arai (pencuci kacang).

3. Countryside, yaitu youkai yang hidup dan muncul di pedesaan.

Penunjukan ini tentu luas dan agak kabur, menempati ruang luas

antara Alam Liar dan jalan-jalan yang sibuk di Desa dan Kota.

Youkai di sini mungkin muncul di kuil atau tempat penampungan

kecil di hutan yang sepi, tetapi mereka juga mungkin datang ke

rumah pertanian, lapangan atau jembatan di kota. Youkai yang

termasuk didalamnya ialah: Sunakake-Baba (nenek pelempar pasir),

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Yuki-Onna (wanita salju), (musang sabit), Kitsune

(rubah), Tanuki (rakun), , Kubi-Kire-Uma (kuda tanpa

kepala), Nue, Raiju (monster petir), Tsuchinoko.

4. Village and City, yaitu youkai yang terkait dengan pemukiman

manusia, seperti kota, kota kecil, desa, dan pinggiran kota, yang

pada dasarnya tempat tempat orang-orang berkumpul dalam jumlah

besar. Youkai yang termasuk didalamnya ialah: Hitotsume-Kozo

(penipu satu mata), Ishogashii (busy-body), Ubume (Wanita

melahirkan), Nuppeppo atau Nopperabo, atau Kamikiri-

Ma (hantu pemotong rambut), Tofu-kozo (anak tahu),

(kucing bercorak), Bakeneko (monster kucing), (sapi

berwajah manusia), atau Nurihyon, Toire no Hanako-

san (hantu toilet Hanako), (leher panjang), Nukekubi

(kepala dilepas), Kuchi-sake Onna (wanita bemulut robek),

Jinmenken (anjing berwajah manusia).

5. Home, youkai ini mungkin adalah yang paling menakutkan dari

semua youkai karena mereka berbagi dengan kita, entah kita

mengetahuinya atau tidak, tempat-tempat yang kita anggap sebagai

tempat kita sendiri, tempat-tempat yang paling kita rasakan aman.

Mereka adalah youkai yang akrab. Youkai yang termasuk

didalamnya ialah: Yanari (suara rumah), Kasa-Bake atau

Karakasa-Bake (monster payung), Mokumokuren (mata dimana-

mana), Akaname (penjilat busa), Tenjoname (penjilat plafon),

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ( atau pemakan mimpi), Makura-Gaeshi (pillow shifter),

Zashiki-Warashi (roh rumah), Tsukumogami (monster perkakas).

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III

ANALISIS YOUKAI DALAM ANIME GUGURE! KOKKURI-SAN

3.1 Karakteristik Youkai Anime Gugure! Kokkuri-san

Karakteristik merupakan fitur pembeda antara yang satu dengan yang lain

(Kualitas/Sifat) dibedakannya dari Bentuk, Struktur, Pola atau sesuatu yang mencolok. Setiap youkai memiliki karakteristiknya masing-masing yang membedakannya dengan youkai lainnya. Termasuk beberapa youkai yang ada dalam Anime Gugure Kokkuri-san. Dalam Anime Gugure Kokkuri-san, terdapat lima youkai yang memiliki karakteristik menyerupai youkai-youkai dalam mitos

Jepang, seperti Kitsune, Inugami,Tengu, Tanuki, dan Bakeneko.

3.1.1 Kokkuri-san (Kitsune)

Kokkuri-san (Gambar 1) merupakan karakter utama dalam Anime Gugure

Kokkuri-san. Kokkuri-san merupakan nama panggilan dari youkai yang berwujud manusia setengah siluman rubah atau Kitsune. Dalam mitos Jepang, wujud

Kokkuri-san memiliki bentuk seperti youkai Kitsune. Kitsune adalah kata umum untuk rubah Jepang. Legenda yang telah melibatkan hewan pembunuh ini menjadi pokok generasi cerita rakyat, berdasarkan kepercayaan tradisional bahwa rubah memiliki rentang hidup yang luar biasa dan kecerdasan yang membanggakan setidaknya setara dengan manusia. Selain itu, setelah mereka mencapai usia tertentu dan mengasah bakat alami mereka, mereka berubah menjadi youkai yang memiliki berbagai kemampuan misterius.

Dalam bentuk youkai mereka, kitsune menumbuhkan ekor tambahan saat mereka mengembangkan keterampilan supranatural mereka (Gambar 4). Ada

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA banyak bentuk kitsune. Beberapa hanya nakal, ada yang jahat dan yang lainnya dianggap sebagai utusan suci para dewa. Dalam Anime Gugure Kokkuri-san,

Kokkuri-san dapat dipanggil dengan cara memainkan papan permainan yang juga disebut “Kokkuri-san” (Gambar 5). Ia dipanggil untuk memenuhi pertanyaan apa saja dari pemanggilnya. Kitsune di dalam Anime Gugure Kokkuri-san, diceritakan asal mulanya merupakan dewa yang dipuja di kuil kitsune, namun seiring perubahan zaman orang-orang tidak lagi memuja nya dan kuil tempatnya tinggal hancur (Gambar 3). Kokkuri-san juga dipercaya akan lenyap jika tidak ada yang mempercayai keberadaannya di dunia. Dalam hal apapun, umumnya manusia berada di daerah yang tidak stabil ketika berhadapan dengan makhluk-makhluk yang berubah-ubah dan kuat ini. Namun dalam Anime Gugure Kokkuri-san, youkai ini memiliki sifat yang baik, ramah, rajin, namun juga jahil disaat yang bersamaan.

Kemampuan youkai ini banyak. Mungkin kemampuan yang paling umum adalah fenomena kitsune-bi (Gambar 6) atau rubah api, yang mirip dengan konsep barat dari will-o-the-wisp. Mereka terkenal suka meniru dan pemindah bentuk, dikenal karena sering mengubah diri menjadi wanita cantik (Gambar 2) untuk waktu yang lama, kadang-kadang dipergunakan untuk merayu mangsa mereka.

Kearifan konvensional menyatakan bahwa seekor kitsune perlu menutup kepalanya dengan daun, buluh, atau bahkan tengkorak untuk meniru bentuk manusia. Perubahan wujud kitsune yang khas mengambil salah satu dari beberapa bentuk, namun mereka adalah makhluk yang sangat terampil sehingga sering kali keberadaan mereka tidak terdeteksi sampai setelah insiden terjadi. Kokkuri-san di dalam anime memiliki kekuatan untuk mengubah wujud menjadi wanita cantik

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (Gambar 2) namun tidak meninggalkan wujud rubah (kitsune) seperti telinga dan ekor pada tubuhnya. Dalam wujud rubah (kitsune), Kokkuri-san memakai lonceng kuil besar dangan tali yang disematkan dilehernya yang menandakan ia adalah siluman. Kokkuri-san juga memiliki kekuatan seperti kitsune dalam mitos Jepang yaitu Kitsune-bi atau rubah api untuk melindungi diri.

Kitsune suka melakukan kejahilan jahat. Contoh kejahilan kitsune ialah sering berubah menjadi orang baik yang menawarkan korban yang tidak waspada permen yang ternyata adalah kotoran. Kitsune juga dikatakan mampu menguasai tubuh manusia sehingga menyebabkan kegilaan atau penyakit. Namun penting untuk dicatat bahwa semua kitsune dianggap berbahaya. Dalam Anime Gugure

Kokkuri-san, Kokkuri-san tidak memiliki sifat yang jahat, walaupun ia menghantui korbannya namun tidak sampai membawa kesialan, penyakit hingga kematian. Hal ini bertentangan dengan sifat asli dari kitsune dalam mitos Jepang dimana kitsune dianggap berbahaya. Sebaliknya, korban yang dihantui oleh

Kokkuri-san akan merasa bahagia karena dijaga oleh youkai tersebut.

3.1.2 Inugami 犬神

Inugami (Gambar 7) adalah sejenis roh kepemilikan, yang ditemukan di

Kyushu, , dan tempat lain di Jepang Barat. Di depan umum, seekor inugami terlihat identik dengan anjing biasa yang berbaur dengan masyarakat.

Namun, bentuk aslinya adalah kepala anjing yang dikeringkan atau kepala mumi, sering kali mengenakan hiasan upacara yang disimpan aman (dan jauh dari mata pengintai) di sebuah kuil rahasia di rumah pemiliknya. Inugami memiliki banyak kesamaan dengan youkai lainnya, seperti dan kitsune-tsuki. Inugami lebih umum digunakan di daerah di mana rubah (kitsune) tidak ditemukan, seperti

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pusat populasi masyarakat. Bahkan ada bukti dari tradisi kuno penyembahan

Inugami yang membentang dari Jepang Barat hingga ke Okinawa.

Ahli sihir yang kuat dikatakan mampu menciptakan roh-roh ini melalui upacara mengerikan dan menggunakannya untuk segala macam perbuatan jahat.

Inugami melayani tuannya dengan setia, melakukan tugas-tugas seperti anjing yang setia. Mereka setia pada satu orang atau hanya satu keluarga, kecuali mereka diperlakukan dengan sangat serius, mereka tetap setia selamanya. Roh-roh ini dapat diwariskan dari generasi ke generasi seperti pusaka. Namun, seperti anjing yang hidup, kadang-kadang inugami yang kesal mungkin akan mengkhianati seorang tuan yang terlalu kasar atau mendominasi, lalu dengan kejam youkai ini akan menggigitnya sampai mati. Kemudian inugami seperti roh-roh yang dikenal lainnya, diciptakan untuk membawa kekayaan dan kemakmuran bagi sebuah keluarga, kadang-kadang mereka mungkin juga menyebabkan sebuah keluarga jatuh ke dalam kehancuran.

Inugami dalam Anime Gugure Kokkuri-san (Gambar 8) merupakan roh anjing yang dikorbankan untuk memberikan kutukan kepada seseorang, inugami akan memberikan kemakmuran kepada tuannya melalui kutukan dan perampasan.

Inugami akan mengikat kontrak dengan korbannya dengan memberikan barang yang diinginkan si korban. Namun kebanyakan tuan dari youkai ini tidak dapat mempertahankan inugami setelah kekuasaan nya berkembang akan mengalami kehancuran (Gambar 9). Dalam Anime Gugure Kokkuri-san, korban yang menyetujui kontrak dengan youkai ini akan berakhir dengan lubang di perutnya.

Inugami dalam Anime Gugure Kokkuri-san memiliki fisik berwujud manusia berkelamin pria dengan telinga dan ekor anjing. Inugami ini memiliki

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kekuatan hampir sama dengan Kokkuri-san (kitsune) yakni dapat berubah wujud menjadi wanita (Gambar 10), merubah wujud menjadi hewan anjing sebagai bentuk asal youkai ini (Gambar 11), dan membelah diri dalam jumlah yang banyak. Youkai ini memiliki sifat yang kurang ramah, jahil, pengganggu, serta menyebalkan bagi orang sekitarnya. Inugami dalam anime ini menghantui seorang anak perempuan (Ichimatsu Kohina) yang telah dihantui sebelumnya oleh kokkuri-san (kitsune). Inugami juga akan menjaga rumah pemiliknya hingga generasi berikutnya dari keluarga yang di „hantui‟ oleh Inugami.

3.1.3. Tengu

Sering dicirikan sebagai "goblin gunung," Tengu cenderung memiliki karakteristik seperti burung dan keterampilan seni bela diri terbaik dan sering dikaitkan dengan Buddhisme dan praktik pertapaan gunung. Ada dua jenis tengu.

Yang pertama adalah Karasu tengu (Gambar 12), yang secara harfiah adalah

"burung gagak tengu," yang merupakan makhluk mirip burung dengan sayap, mulut bercelah, dan kemampuan terbang. Meskipun katanya gagak, karasu tengu sering digambarkan sebagai burung pemangsa, terutama tonbi (layang-layang).

Yang kedua adalah Hanadaka Tengu (Gambar 12). Penampilan fisik

Hanadaka Tengu didasarkan pada Yamabushi, praktisi Shugendo, agama yang didedikasikan untuk Asketisme dan pelatihan di biara-biara terpencil gunung tertinggi. Hanadaka Tengu adalah mahluk besar berotot, dengan hidung yang sangat panjang, kulit merah cerah dan sayap berbulu paling besar. Yang paling kuat disebut O-Tengu (Great Tengu), dan dikatakan sebagai pemimpin klan Tengu.

Terkenal karena obsesi dengan disiplin dan pelatihan spiritual, seorang Hanadaka

Tengu akan jarang terlibat dalam tindakan nakal. S ebaliknya ia lebih suka

37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memainkan tipuan pada mangsanya, sering kali dalam upaya untuk mengajarkan jiwa bandel sebuah pelajaran. Cukup sering para korban kenakalannya ini dikirim ke lokasi yang berada sangat jauh.

Selama periode Edo, Ka-rasu Tengu secara bertahap digantikan oleh mahluk yang lebih mirip manusia, tinggi, berpakaian seperti seorang biksu atau praktisi agama lain, dan menampilkan hidung yang panjang, bulat, dan merah.

Tengu berhidung panjang ini adalah versi yang paling umum digambarkan dalam budaya Jepang saat ini. Selama periode Heian, Tengu dianggap sebagai kekuatan misterius di pegunungan. Mirip dengan mono-no-ke, mereka adalah roh jahat tak berbentuk yang dapat menyebabkan penyakit, perang atau menyiksa seseorang.

Ada beberapa catatan tentang apa yang nampak pada waktu itu: umumnya mereka tidak terlihat, tetapi kadang-kadang seseorang tampak seperti burung atau biksu.

Mereka memiliki tangan manusia, kepala anjing, sepasang sayap, dan mampu terbang dan berjalan. Karasu Tengu pada dasarnya adalah kiasan untuk usaha menjadi seorang biarawan buddha. Dalam inkarnasi awal, mereka digambarkan sangat senang bermain trik, membuat murid-murid pergi ke lokasi yang jauh, dan mengambil berbagai bentuk untuk menggoda orang suci dan agamawan dari jalan kebajikan. Dalam Anime Gugure Kokkuri-san, Tengu memiliki karakteristik seperti memiliki tubuh tinggi, memakai topeng dengan paruh burung gagak berwarna kecoklatan, berambut hitam, memakai baju seorang pendeta Shinto dan memakai geta merah (ciri-ciri dari Hanadaka Tengu) di kakinya. Youkai ini

(Gambar 13) memiliki sayap seperti burung gagak, berwarna hitam, dan besar yang berada di punggung nya. Dari penampilan fisik nya, Tengu di Anime

Gugure Kokkuri-san merupakan percampuran dari jenis Karasu Tengu dan

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Hanadaka Tengu. Di dalam anime, youkai ini disebut sebagai Dewa Gunung yang melindungi hutan dan gunung sebagai tempat tinggal mereka (Gambar 14). Youkai ini juga merupakan penyuka anak laki-laki, ia suka mengkoleksi foto anak laki- laki berusia sekitar 5 tahun (Gambar 15). Didalam Anime Gugure Kokkuri-san, tengu memiliki kekuatan untuk mengetahui keadaan atau kejadian yang ada disekitar gunung atau hutan tempat ia tinggal baik masa lalu maupun masa sekarang dan juga mampu untuk berkomunikasi dengan roh dan mengantarkan roh yang tersesat untuk kembali pulang ke akhirat. namun berbeda dengan kebiasaan Tengu dalam mitos Jepang yang suka menjahili praktisi agama yang bertapa di gunung dan hutan, Tengu dalam anime ini tidak suka menjahili dan bertugas menjaga gunung dan hutan temapat mereka tinggal saja.

3.1.4. Tanuki

Tanuki (Gambar 16) adalah salah satu youkai yang paling umum di Jepang.

Tanuki mengambil namanya dari hewan menyerupai rakun tetapi sebenarnya adalah anggota keluarga anjing. Pernah menjadi pemandangan umum di ladang dan hutan di Jepang, namun habitatnya telah sangat berkurang oleh daerah pemukiman warga dan polusi. Namun, Tanuki tetap menjadi salah satu karakter rakyat Jepang yang paling abadi dan dicintai.Sama seperti Kitsune, Tanuki adalah youkai yang gemar berpura-pura, suka mengubah bentuk dan bermain trik.

Kadang-kadang mereka mengambil bentuk manusia, meninggalkan daun atau pernak-pernik tidak berharga lainnya sebagai uang untuk mendapatkan makanan dan Wine. dalam kasus lain, tanuki mengubah diri menjadi benda mati untuk menyusupkan diri ke dalam kehidupan manusia yang tidak mencurigainya. Sifat- sifat hewan tanuki tercermin dalam gambaran youkai. Tanuki tampaknya ada

39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA secara bersamaan di dunia nyata dan dunia lain. Dalam cerita rakyat mereka adalah penipu, sering digambarkan agak kikuk dan berperut buncit, dengan kecenderungan sebagai peminum sake, suka mengubah bentuk dan meniru seperti wujud biksu Buddha. Salah satu karakteristik tanuki yang paling terkenal adalah skrotumnya yang sangat besar, yang digunakan untuk segala jenis perubahan bentuk yang kreatif. Oleh karena itu, di Jepang masa kini, Tanuki adalah simbol kesuburan, tanda-tanda kemakmuran dan nasib baik. Di depan restoran, bar, dan toko sake, dapat menemukan patung keramik tanuki yang montok, bermata lebar, ceria, berdiri tegak dan dihiasi dengan topi jerami serta kendi sake di satu tangan, di jalan-jalan kota modern, makhluk itu memancarkan rasa riang dan sambutan tradisional.

Dalam Anime Gugure Kokkuri-san, youkai yang memiliki karakteristik yang sama dengan youkai Tanuki bernama Shigaraki Tanuki (Gambar 17).

Shigaraki Tanuki memiliki wujud seorang pria paruh baya yang berpakaian seperti biksu dengan membawa sebotol sake di tangannya dan memakai topi jerami. Shigaraki Tanuki digambarkan memiliki sifat yang suka menipu manusia, suka minum sake, mesum, suka bermain judi, dan terkadang suka menolong.Shigaraki Tanuki ini memiki kekuatan untuk merubah daun menjadi barang yang diinginkan, namun perubahan benda tersebut tidak bertahan lama sehingga korban akan merasa tertipu dan kesal. Shigaraki Tanuki memiliki kekuatan untuk berkomunikasi dengan roh dan sama seperti karakter Kokkuri-san

(Kitsune), Shigaraki Tanuki juga dapat berubah wujud menjadi hewan rakun

(Tanuki) yang merupakan wujud asal dari youkai ini. Namun tidak seperti Tanuki

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dalam mitos Jepang, karakter Shigaraki Tanuki tidak memiliki skrotum yang besar di tubuhnya pada saat berubah wujud menjadi bentuk asalnya (Gambar 18).

3.1.5. Bakeneko

Ada banyak contoh kucing youkai dalam cerita rakyat Jepang, di mana mereka digambarkan dalam segala sesuatu dari penipu ringan sampai monster ganas. Youkai Kucing disebut Bakeneko, yang mungkin diterjemahkan secara bebas sebagai "kucing monster." Sementara Bakeneko umumnya tidak terlihat berbeda dari kucing biasa, tidak ada ekor terpisah seperti Nekomata, Ketidak kekalan mereka juga dikaitkan dengan usianya. Di beberapa bagian Jepang dikatakan bahwa kucing peliharaan yang dipelihara lebih lama dari beberapa tahun tertentu (jumlah pasti bervariasi berdasarkan lokasi) akan membunuh tuannya atau yang lebih umum berubah menjadi Bakeneko dan melakukan segala macam tindakan nakal. Perilaku buruk semacam itu mungkin lucu misalnya, berbicara dengan suara manusia, atau menari-nari dengan handuk di atas kepalanya (Gambar 19) namun juga dapat mungkin menakutkan, seperti berubah menjadi seorang manusia, mengganggu wisatawan, merasuki orang, atau memanipulasi tubuh dari orang mati.

Dalam Anime Gugure Kokkuri-san, ada sejenis youkai yang memiliki karakteristik hampir sama seperti bakeneko. Youkai ini bernama Tama. Tama merupakan youkai yang memiliki wujud seorang manusia berjenis kelamin perempuan dengan telinga dan ekor kucing berbulu merah jambu (Gambar 20).

Tama merupakan youkai yang memiliki sebuah café yang di penuhi dengan boneka Okiku yang dikendalikan olehnya. Tama memilki sifat yang ambisius, nakal dan berani. Tama memiliki kekuatan seperti Bakeneko, namun jika

41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Bakeneko mengendalikan mayat, Tama mengendalikan boneka sebagai senjata dan pelayan di café nya. Youkai ini juga dapat berubah wujud ke bentuk asalnya yaitu kucing seperti youkai lain yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, youkai ini juga memiliki kelemahan yakni akan bertingkah manja layaknya kucing pada umumnya, sehingga akan mudah diperdaya oleh musuh-musuhnya.

3.2 Mitos Youkai dalam Anime Gugure! Kokkuri-san

Dalam Anime Gugure! Kokkuri-san juga terdapat beberapa mitos mengenai youkai yang telah disebutkan sebelumnya. Mitos youkai dalam Anime

Gugure! Kokkuri-san dianalisis dengan menggunakan teori mitos dan Atropologi sastra. Berikut adalah beberapa mitos berkaitan dengan youkai dalam anime

Gugure! Kokkuri-san.

3.2.1 Mitos Youkai Menyerupai Manusia

Youkai yang menyerupai atau berwujud manusia dalam Anime Gugure!

Kokkuri-san yaitu Tengu. Tengu memiliki bentuk wujud seperti manusia dengan sayap hitam besar dan paruh burung, serta kuku tangan dan kaki yang panjang.

Tengu digambarkan memakai baju seorang pendeta yamabushi yang menempa diri di hutan dan gunung (Gambar 12). Selama periode Heian, Tengu dianggap sebagai pasukan misterius yang berada di pegunungan. Umumnya mereka tidak terlihat, tetapi kadang-kadang seseorang tampak seperti burung atau biksu. Tidak sampai periode Kamakura, Tengu benar-benar mulai mendapatkan karakteristik yang lebih mapan. Mereka memiliki tangan manusia, kepala anjing, sepasang sayap, dan mampu terbang dan berjalan. Dianggap inkarnasi setelah kematian seorang kaisar atau pejuang mati, mereka akan muncul sebagai makhluk seperti

42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA burung jahat, biarawan, atau yamabushi (pertapa gunung) yang turun dari gunung untuk menyiksa kekuatan yang ada. Dalam detail zoologi klasik, juga dideskripsikan Tengu sendiri dengan ukuran anak-anak berusia sepuluh tahun, memiliki tubuh dan kepala manusia, ekor pendek, kaki burung, dan sayap sepanjang satu yard (Gambar 21).

3.2.2 Mitos Youkai adalah Kami

Yanagita Kunio menyatakan bahwa makhluk yang dulunya pernah dianggap sebagai kami namun derajatnya turun dari waktu ke waktu disebut dengan youkai. Namun, salah satu peneliti folklor Jepang, Komatsu Kazuhiko melakukan penelitian tentang youkai dengan melihat data-data dari Yanagita

Kunio yang merupakan pendahulunya. Beliau mempertanyakan pernyataan

Yanagita Kunio bahwa youkai adalah dewa yang turun derajatnya. Menurut

Komatsu kazuhiko, youkai adalah makhluk yang sudah ada, layaknya dewa.

Kedudukannya sama setara dengan dewa, tetapi eksistensi nya bukan berasal dari perubahan dewa menjadi youkai. Dalam Anime Gugure! Kokkuri-san youkai yang mengatakan dirinya adalah dewa yaitu Kitsune (kokkuri-san). Dalam animenya, disebutkan bahwa kitsune merupakan mantan dewa dan memiliki kuil nya sendiri, namun kitsune lebih terlihat seperti utusan kami atau dewa paruh waktu (Gambar

22). Kokkuri-san disebut seperti itu dikarenakan youkai ini tidak pernah ke Izumo

(tempat pertemuan delapan juta dewa yang berkumpul dari seluruh Jepang) pada bulan kesepuluh dari kalender Jepang. Dari beberapa pernyataan tersebut, hanya pernyataan bahwa kitsune adalah utusan kami lah yang terdapat dalam mitos

Jepang. Faktanya kitsune terhubung dengan pemujaan Inari (kami dari padi).Kitsune bukan dewa Inari itu sendiri, melainkan petugas atau utusan dari

43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dewa dewa Inari. Mereka dipercaya memiliki kekuatan untuk menangkal iblis, dan kadang-kadang bertugas sebagai pelindung arwah. Selain berjaga-jaga di kuil

Inari, kitsune diminta agar melindungi penduduk setempat dari rubah liar

(nogitsune) yang suka membuat keonaran. Sepasang rubah batu biasanya berjaga di depan kuil Inari di seluruh Jepang.

3.2.3 Mitos Tempat Tinggal Youkai

Menurut mitos Jepang, Youkai cenderung muncul di tempat yang sepi.

Youkai suka jembatan, terowongan, persimpangan jalan, pertemuan jalan dan perbatasan. Menurut Foster (2015) youkai terbagi dalam lima kategori tempat tinggal diantaranya, alam liar seperti gunung dan hutan, didalam air, pedesaan, kota besar, dan pemukiman warga. Dalam Anime Gugure! Kokkuri-san terdapat mitos mengenai tempat tinggal dari youkai yang meliputi hutan, gunung, kuil dan pemukiman warga (rumah). Youkai yang bertempat tinggal di hutan dan gunung yakni Karasu Tengu. Hutan dan gunung tempat tinggal Karasu Tengu dalam

Anime ini digambarkan memiliki pohon-pohon yang besar serta lebat, terdapat satu pohon Momiji di puncak gunung yang daunnya selalu berwarna merah setiap musimnya yang dihuni oleh roh terikat (Kureha). Gunung dan hutan adalah tempat bagi Karasu Tengu yang sedang ditempa menjadi pelindung kuil. Lalu youkai yang bertempat tinggal di kuil ialah Kitsune. Diceritakan di dalam anime ini, Kitsune pada mulanya tinggal disebuah kuil yang dibangun untuk memujanya.

Namun seiiring berjalan nya waktu, kuil tersebut ditinggalkan dan hancur

(Gambar 3) kemudian ia pindah ke rumah pemanggilnya dari permainan Kokkuri- san. Namun youkai ini tetap tinggal di kuil tersebut dan menunggu untuk dipanggil. Selanjutnya, youkai yang tinggal didalam bangunan rumah ialah

44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Bakeneko dan Inugami. Dalam Anime Gugure! Kokkuri-san, Bakeneko dan

Inugami tinggal didalam bangunan dikarenakan rumah merupakan tempat asal mereka tinggal. Inugami merupakan anjing yang ditumbalkan untuk keperluan santet atau guna-guna. Inugami akan tinggal dirumah tuannya dan melakukan berbagai tugas yang diberikan kepadanya. Youkai ini dapat di turunkan kepada generasi keluarga selanjutnya dari rumah tersebut. Bakeneko asal mulanya ialah kucing rumahan yang hidup dengan lama (umumnya lebih dari 13 tahun), tumbuh ke ukuran tertentu (lebih dari 3,75 kilogram), dengan menjilati sejumlah besar minyak lampu. Menurut mitos, bakeneko akan berubah menjadi manusia yang merawatnya setelah memakannya dan tinggal sebagai manusia yang telah dimakannya tersebut namun tetap bertingkah laku seperti kucing pada umumnya.

3. 2.4 Mitos Permainan Kokkuri-San

Permainan Kokkuri-san adalah permainan ramalan kuno yang berasal dari

Eropa. Permainan Kokkuri-san memerlukan kertas kokkuri-san dan alat penunjuk, seperti koin 10 yen, ataupun pensil (Gambar 5). Permainan Kokkuri-san dimainkan secara berkelompok. Cara bermain Kokkuri-san adalah para pesertanya duduk mengelilingi kertas kokkuri-san dan meletakkan satu jari telunjuknya di atas alat penunjuk. Setelah itu, para pemain mengucapkan mantra pemanggil.

Setelah Kokkuri-san bersedia bermain, para pemain kemudian mengajukan pertanyaan. Jika ingin mengakhiri permainan, para pemain harus mengucapkan mantra pengembali roh Kokkuri-san. Selanjutnya para pemain harus merobek- robek kertas permainan kokkuri-san tersebut. Menurut mitosnya, Kokkuri-san merupakan nama dari roh yang dipanggil dalam permainan ini dan akan menjawab segala pertanyaan yang diberikan. Dalam masyarakat Jepang, roh yang

45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memengaruhi permainan Kokkuri san adalah roh binatang dewa, Kitsune, Tanuki ataupun roh jahat. Roh ini merupakan makhluk yang menyerupai hewan rubah, anjing, dan rakun. Kok = Rubah (Kitsune), Ku = anjing (Inu), dan Kuri = rakun

(Tanuki). Rubah melambangkan seorang guru atau penipu, anjing melambangkan loyalitas dan perlindungan, sedangkan rakun melambangkan kejahatan namun juga mamilki nilai simbolik sebagai pembawa berkah atau keberuntungan. Semua makhluk ini bersatu membentuk kokkuri-san. Pada permainan Kokkuri-san, jika ada syarat-syaratnya yang tidak terpenuhi maka para pemainnya akan diganggu oleh roh Kokkuri san tersebut.

Berbeda dengan penjelasan sebelumnya, permainan Kokkuri-san dalam anime Gugure! Kokkuri-san dimainkan oleh satu orang dan dapat memanggil youkai. Youkai yang dipanggil ialah Kitsune, Inugami, dan Tanuki. Ketiga youkai tersebut dipanggil secara bergantian oleh si pemain dan dapat memberi jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Cara memainkan sama seperti penjelasan sebelumnya, namun pemain tidak memenuhi syarat yakni seperti kertas permainan yang tidak dirobek dan mantra pengembali tidak berfungsi sehingga ketiga youkai itu tetap berada disekitar pemain dan tidak dapat diusir.

3.2.5 Mitos Pernikahan Rubah (Kitsune)

Dalam anime Gugure! Kokkuri-san terdapat satu mitos terakhir tentang youkai, yaitu Kitsune-no-Yomeiri, "Pernikahan Rubah". Ungkapan ini digunakan untuk menandakan fenomena cuaca yang terjadi yang tampaknya berlawanan ketika matahari bersinar saat hujan. Pada saat-saat misterius dan berlawanan ini rubah sedang menikah, atau sebaliknya, itu adalah kekuatan misterius rubah yang

46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menyebabkan fenomena meteorologi yang berlawanan seperti itu. Dalam beberapa catatan dari periode Edo, orang mengklaim telah menyaksikan prosesi pernikahan kitsune (Gambar 23). Parade cahaya (fenomena khusus pernikahan rubah pada malam hari) mungkin jarang terjadi, terutama di daerah perkotaan yang cukup terang, tetapi bahkan saat ini setiap kali hujan dan matahari bersinar, seseorang pasti menyebutkan bahwa rubah akan menikah. Legenda dari Kitsune no Yomeiri bergabung dengan cerita-cerita yang ada tentang sihir kitsune dan mantra. Orang-orang yang mencoba mengikuti prosesi lentera rubah ini akan menemukan bahwa jejak mereka menghilang segera setelah orang-orang mendekat, meskipun pada kesempatan langka jejak upacara dapat ditemukan. Kuil

Shunjitsu di prefektur Saitama dikatakan sebagai tempat populer untuk pesta pernikahan rubah. Setiap kali sebuah Kitsune no Yomeiri menerangi malam, jalan gunung menuju ke kuil ditutupi dengan kotoran rubah pada hari berikutnya.

Dalam kisah-kisah pernikahan seperti ini, fenomena alam serta supernatural seperti yang ditulis di atas disebut "Kitsune no Yomeiri", pernikahan yang berlangsung di siang hari sering terjadi di sunshower (hujan panas), dan yang terjadi di malam hari ialah sering terjadi parade cahaya atau lentera rubah.

Dalam anime Gugure! Kokkuri-san pernikahan rubah (Kitsune no Yomeiri) hanya diceritakan secara singkat. Dalam anime ini diceritakan kitsune (kokkuri- san) terkena kutukan yang merubahnya menjadi wanita. Dalam usaha untuk berubah kembali menjadi seorang pria, youkai ini pergi ke pemandian air panas yang di percaya dapat melepas kutukan apapun bersama Shigaraki Tanuki. Namun walau sudah berendam di pemandian tersebut, kutukan itu tidak juga terlepas.

Shigaraki Tanuki yang merupakan youkai Tanuki menyarankan Kitsune untuk

47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menerima keadaan dan melakukan pernikahan agar terlepas dari kutukan tersebut.

Tanuki menyebutkan jika pernikahan rubah terjadi maka akan menyebabkan hujan di saat matahari bersinar terang atau sering disebut hujan panas.

3.2.6 Mitos Boneka Ichimatsu

Dalam anime Gugure! Kokkuri-san terdapat salah satu peran utama yang bernama Ichimatsu Kohina yang selalu mengatakan dirinya adalah sebuah boneka.

(Gambar 24) “Ichimatsu wa ningyo na no desu” (Ichimatsu adalah boneka).

Kohina (Gambar 25) juga dapat melakukan hal seperti diam tanpa bergerak seperti boneka, melepas matanya seperti boneka, dan diakibatkan sifat nya ini kohina tidak dapat bersosialisasi dengan baik. Di Jepang juga terdapat boneka yang disebut Ichimatsu (Gambar 26). Boneka ini merupakan boneka tradisional Jepang yang memiliki bentuk anak kecil, bisa laki-laki ataupun perempuan. Boneka ini digambarkan memiliki mata yang berkilau karena terbuat dari kaca, kulit dan wajahnya dicat menyerupai warna kulit manusia. Boneka ini sangat mencerminkan budaya tradisional Jepang, jika dilihat dari pakaian tradisional yang dikenakannya yaitu , model rambutnya dan wajah khas anak-anak

Jepang dengan mata sipit, hidung kecil dan mulut yang mungil. Boneka Ichimatsu ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan saja, tapi juga dapat dimainkan. Selain itu, boneka ini juga terkenal sebagai hadiah yang istimewa. Dahulu boneka ini sempat dijadikan “Duta Persahabatan”, dimana boneka ini dikirim ke Barat dan dihadiahkan kepada pendatang yang merupakan orang-orang penting.

Namun jika Ichimatsu Kohina dalam anime Gugure! Kokkuri-san memiliki kesan yang imut dan lucu, tidak halnya dengan boneka Ichimatsu yang asli. Boneka Ichimatsu yang sesungguhnya memiliki kesan yang seram. Ditambah

48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA lagi, boneka jenis ini memang sering muncul di anime, manga atau film horror sebagai boneka kutukan yang punya kekuatan magis dan rambutnya bisa memanjang seperti rambut manusia. Boneka ini dimitoskan tidak boleh dibuang sembarangan jika memang tidak dibutuhkan lagi, ada kuil-kuil tertentu di Jepang yang akan menerima boneka ini dan ada upacara-upacara tertentu untuk mengeluarkan jiwa yang bersemayam di jasad boneka Ichimatsu.

3.3 Kearifan Lokal yang Terdapat dalam Anime Gugure! Kokkuri-san

Kearifan lokal diartikan sebagai “kearifan dalam kebudayaan tradisional” suku-suku bangsa. Kearifan dalam arti luas tidak hanya berupa norma-norma dan nilai-nilai budaya, melainkan juga segala unsur gagasan, termasuk yang berimplikasi pada teknologi, penanganan kesehatan, dan estetika. Dengan pengertian tersebut maka yang termasuk sebagai penjabaran “kearifan lokal” adalah berbagai pola tindakan dan hasil budaya materialnya. Dalam arti yang luas itu maka diartikan, “kearifan lokal” itu terjabar dalam seluruh warisan budaya, baik yang tangible maupun yang intangible.

Pemikiran dan sikap hidup yang dilandasi kearifan mampu memberikan ketentraman dan kebahagiaan hidup pada sesama manusia dalam bermasyarakat.

Sebagai sebuah pemikiran, kearifan akan menghasilkan nilai-nilai dan norma- norma yang luhur untuk kepentingan hidup bersama. Pada tahap penerapan, kearifan akan mengarahkan penerapan nilai-nilai dan norma-norma tersebut dalam wujud perilaku secara benar, bukan membelokkan nilai ataupun norma tersebut untuk kepentingan individual. Berperilaku arif adalah berperilaku sesuai dengan etika dan etiket yang berlaku di masyarakat. Berperilaku yang tidak arif adalah

49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA perilaku melanggar etika dan etiket. Keseluruhan norma dan nilai yang digunakan oleh masyarakat untuk mengetahui bagairnana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya disebut etika. Sedangkan menurut Bertens menjelaskan bahwa etika berkenaan dengan norma-norma, sedangkan etiket berkenaan dengan sopan santun.

Dalam anime Gugure! Kokkuri-san terdapat beberapa kearifan lokal berdasarkan teori yang telah dijelaskan sebelumnya. Diantaranya ialah:

1. Hubungan manusia dengan Tuhan dan kepercayaan terhadap alam gaib.

Masyarakat Jepang dewasa ini memandang dewa dan youkai sebagai

keberadaan gaib disekitar mereka dan sangat ingin tau keberadaan mereka.

Hal ini kemudian membuat mereka membangun kuil dan melakukan ritual

serta berdoa yang dijadikan sebagai kegiatan rutin dari kehidupan mereka

sebagai bentuk kepercayaan terhadap Tuhan dan alam gaib . Sama seperti

dalam Anime, manusia mempercayai adanya kami dan alam gaib dengan

membangun kuil dan melakukan ritual seperti permainan Kokkuri-san

untuk memanggil youkai khususnya Kitsune, Inugami dan Tanuki yang

dianggap setengah dewa untuk mengabulkan permohonan mereka.

2. Hubungan manusia dengan alam. Kearifan lokal yang terdapat dalam

anime ini yang berkaitan dengan alam dilatarbelakangi oleh keberadaan

youkai di alam sekitar. Dengan keberadaan youkai seperti Tengu yang

tinggal di hutan atau gunung, manusia akan enggan untuk memasukinya

apalagi merusaknya seperti menebang pohon dan membuang sampah

sembarangan, karena dipercaya akan membuat marah youkai tersebut dan

menyebabkan pelaku diganggu olehnya seumur hidup.

50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Nilai kearifan lokal membalas budi. Dalam anime ini diceritakan bahwa

Inugami merupakan anjing liar yang tidak memiliki tempat tinggal, hingga

Ichimatsu Kohiha (tokoh utama) mengambilnya dan memeliharanya walau

hanya sebentar. Ketika ia telah menjadi youkai¸ Inugami membalas budi

dengan cara menjaga kohina dan menjadi pengawal setia nya. Ajaran

untuk membalas budi merupakan perwujudan konsep giri dan ninjou yang

menjadi ciri khas budaya Jepang. Membalas kebaikan yang telah diberikan

kepada kita merupakan suatu etika moral yang dianut oleh orang Jepang.

Bagi orang Jepang, melaksanakan pemberian akan memberi rasa aman

dalam hubungan timbal balik. Seseorang yang telah menerima kebaikan

hati atau pemberian, merasa wajib mengembalikannya.

4. Nilai kearifan lokal saling menghormati. Masyarakat Jepang itu sangat

menghargai suatu hubungan baik dengan orang lain. Dalam anime

Gugure! Kokkuri-san ini para tokoh cerita saling menghormati satu sama

lain dan tidak merendahkan derajat seseorang walau pun ia merupakan

youkai atau pun hantu. Tokoh utama (kohina) menghormati kitsune yang

merawatnya sebagai orang tua, dan ia juga hormat kepada nenek moyang

dan keluarga yang ditunjukkan dengan menjaga serta merawat barang-

barang peninggalan keluarga dan bangga memakai marga Ichimatsu yang

merupakan marga keluarganya.

5. Nilai kearifan lokal pantang menyerah. Jepang dikenal sebagai Negara

yang penduduknya penuh dengan sikap makoto atau kesungguh-

sungguhan. Sikap ini menyiratkan bahwa orang Jepang mempunyai

motivasi yang tinggi untuk maju. Dalam anime ini, nilai pantang menyerah

51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA di tunjukkan oleh Kohina (tokoh utama). Kohina tidak menyerah untuk belajar tersenyum dan bersosialisasi walau kokkuri-san (kitsune) sudah menyerah untuk mengajari dan dan menyuruhnya melakukan hal tersebut.

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian-uraian yang telah dipaparkan dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu, sebagai berikut:

1. Youkai merupakan makhluk supranatural yang sulit didefinisikan, namun

kata Youkai merupakan simbol yang tepat untuk menunjukkan hal-hal

yang aneh yang kemudian diterjemahkan dengan kata-kata seperti roh,

goblin, momok, hantu, spirit, pemindah bentuk, iblis, makhluk fantastis,

kejadian aneh, supranatural, dan monster. Dalam mitos jepang, Terdapat

Youkai yang memiliki karakter baik dan jahat. Pada Youkai yang memiliki

karakter baik dapat memberikan keberuntungan seperti berupa harta karun,

kekuatan yang luar biasa dan Youkai yang suka menolong. Bahkan adapula

Youkai yang dapat dijadikan sebagai jimat. Youkai yang memiliki karakter

jahat yaitu pemangsa manusia, agresif, penggoda, penghasut, suka

menjebak, menjahili serta pendendam.

2. Dalam anime Gugure! Kokkuri-san, terdapat 5 jenis Youkai yaitu:

a. Kitsune umumnya merupakan Youkai yang memiliki sifat yang licik

dan nakal, namun dalam anime Gugure! Kokkuri-san, Kitsune

memiliki sifat yang ramah, baik serta rajin. Karakteristik dan keahlian

Kokkuri-san sama dengan Kitsune dalam mitos Jepang yaitu mampu

berubah wujud dan memiliki kekuatan rubah api (Kitsune-bi).

53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Inugami merupakan anjing yang ditumbalkan dan dipelihara sebagai

Youkai sertaakan tinggal dirumah tuannya dan melakukan berbagai

tugas yang diberikan kepadanya seperti menambah kekayaan dan

untuk keperluan santet atau guna-guna. Inugami dalam anime Gugure!

Kokkuri-san memiliki keahlian seperti dapat memberikan kutukan

kepada pemilik yang berbuat tidak baik padanya dan menjaga rumah

dan pemiliknya turun-temurun. c. Tengu cenderung memiliki karakteristik seperti burung dan

keterampilan seni bela diri terbaik dan sering dikaitkan dengan

Buddhisme dan praktik pertapaan gunung. Ada dua jenis Tengu dalam

mitos jepang dan dalam anime Gugure Kokkuri-san Tengu memiliki

perpaduan karakteristik dari 2 jenis Tengu tersebut yaitu memiliki

sayap besar, berkepala gagak, memakai geta merah, dan berpakaian

seperti praktisi agama. d. Tanuki adalah Youkai yang gemar berpura-pura, suka mengubah

bentuk dan bermain trik untuk menipu. Karakteristik dari Tanuki

dalam anime dan mitos Jepang serupa seperti gemar meminum sake,

suka berubah menjadi biksu Buddha untuk menipu dan selalu memakai

topi jerami. Tanuki juga muncul melalui permainan Kokkuri-san

dimana ia tak sengaja dipanggil dan malah menggangu pemanggilanya. e. Bakeneko dalam anime Gugure Kokkuri-san merupakan siluman

kucing yang memilki kekuatan untuk mengendalikan boneka ichimatsu

sebagai kekuatannya yang hampir sama dengan Bakeneko dalam mitos

Jepang dimana Bakeneko dapat mengendalikan manusia serta berubah

54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menjadi manusia untuk menjahili namun dalam anime, Bakeneko ini

hanya mengandalikan boneka sebagai senjatanya.

3. Terdapat beberapa mitos yang menyertai dalam anime Gugure Kokkuri-

san. Yaitu mitos Youkai dalam anime Gugure! Kokkuri-san yang

menyerupai manusia, mitos Youkai berasal dari kami, mitos tempat tinggal

Youkai, mitos permainan kokkuri-san, mitos boneka Ichimatsu serta mitos

pernikahan rubah (Kitsune). Seluruh mitos tersebut ada yang sama seperti

dalam mitologi Jepang namun ada juga yang tidak. Dalam anime Gugure!

Kokkuri-san terdapat beberapa kearifan lokal yang diantara nya ialah

hubungan manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan alam,

nilai kearifan lokal saling menghormati, nilai kearifan lokal membalas

budi, serta nilai kearifan lokal pantang menyerah.

4.2 Saran

Di dalam penelitian ini penulis hanya menganalisis karakteristik Youkai, mitos yang terdapat didalamnya serta kearifan lokal bagi masyarakat Jepang khususnya dalam anime Gugure! Kokkuri-san berdasarkan pengamatan dengan beberapa teori yang ada. Oleh karena itu, sebaiknya dalam penelitian selanjutnya, bila melakukan penelitian mengenai karakteristik Youkai serta mitos yang terdapat dalam animeGugure! Kokkuri-san, dapat menggunakan data yang lebih lengkap lagi. Kemudian lebih dikaji lagi mengenai kearifan lokal yang terdapat didalamnya, dan juga menggunakan teori yang lebih lengkap sehingga dapat menjadi penelitian yang lebih baik dan memberikan pembaruan pengetahuan bagi masyarakat.

55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, P, Partanto dan M. Dahlan Al Barry, 2001. Kamus Ilmiah Populer.

Surabaya: Arloka

Ashkenazi, Michael. 2003. Handbook of Japanese Mythology. New York: Oxford

University Press

Barthes, Roland. 2006. Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa: Semiotika atau

Sosiologi Tanda, Simbol dan Reprsentasi. Yogyakarta: Jalasutra

Danandjaja, James. 1997. Foklor Jepang Dilihat dari Kacamata Indonesia.

Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

______. 1984. Foklor Indonesia; Ilmu Dongeng dan lain-lain, Jakarta:

PT Pustaka Utama Grafiti.

Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Depdiknas. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Tradisi Lisan. Yogyakarta:

Kanwa Press.

Foster, Michael Dylan. 2015. The Book Of Yokai: Mysterious Creatures Of

Japanese Folklore. Oakland, California: University of California Press

Hiroko, Yoda dan Alt, Matt. 2008. Yokai Attack! The Japanese Monster Survival

Guide. USA: Kodansh

Inada, Koji.1972. Nihon Mukashibanashi Jiten (Dictionary of Japanese

Märchen). : Kobun-do.

Keesing Rojer M, Ahli Bahasa RG Soekadijo 1992. Antropologi Budaya Suatu

Perspektif Kontemporer, Jakarta: Penerbit Erlangga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Koentjaraningrat. 1983. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Bahasa.

Lathifah, Rima Nurul. 2009. Imaji Youkai dalam Sastra Klasik Jepang.

Universitas Indonesia

Levin, Judith. 2008. Japanese Mythology. New York. The Rosen Publishing

Group. Inc

Mattulada. 1979. Pedang dan Sempoa (Suatu Analisa Kultural “Perasaan

Kepribadian” Orang Jepang). Jakarta: Depdikbud.

Nelson, Andrew N. 2001. Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia. Jakarta :

Kesaint Blacc

Reider, Noriko T. 2010. Japanese demon lore: Oni, from ancient times to the

present. Logan, Utah: Utah State University Press.

Poyatos, Fernando. 1988. Introduction: The Genesis of Literary

Anthropology dalam Poyatos, Fernando (Ed.). 1988. Literary

Anthropology: A New Interdisciplinary Approach to People, Signs, and

Literature. Amsterdam: John Benyamin Publishing Company.

Rakhma , Ava Anisa. 2013. Pengaruh Youkai Terhadap Masyrakat Jepang.

Universitas Indonesia

Robert, Jeremy. 2010. Japanese Mythology A to Z Second Edition. New York:

PHP Bunko.

Ross, Catrien. 2007. Mistik Jepang: Supernatural and Mysterious .

Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Saraswati, Putu Sarin. Youkai dalam Komik Inuyasha Karya Takahashi Rumiko.

Universitas Udayana

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sedyawati, Edy. 2007. Budaya Indonesia: Kajian arkeologi, seni, dan sejarah.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Situmorang, Hamzon. 2013. Minzoku Gaku (Ethnologi) Jepang. USU Press

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Timoer ,Soenarto. 1983. Mitos Qura Bhaya. Jakarta: Balai Pustaka

Sumber Internet:

(http://animespesial.blogspot.co.id/2016/04/gugure-kokkuri-san.html)

(https://en.wikipedia.org/wiki/Gugure!_Kokkuri-san)

(https://hyakumonogatari.com/2013/07/19/kitsune-no-yomeiri-the-fox-wedding/)

(http://esha-hitam-putih.blogspot.com/2012/06/mahluk-jepang-yokai-dan- keahliannya.html)

(http://yokai.com/bakeneko/)

(http://yokai.com/inugami/)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAMPIRAN

(Gambar 1) (Gambar 2)

(Gambar 3) (Gambar 4)

(Gambar 5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(Gambar 6) (Gambar 7)

(Gambar 8) (Gambar 9)

(Gambar 10) (Gambar 11)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(Gambar 12. Atas Karasu Tengu, bawah Hanadaka Tengu)

(Gambar 13) (Gambar 14)

(Gambar 15) (Gambar 16)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(Gambar 17) (Gambar 18)

(Gambar 19) (Gambar 20)

(Gambar 21) (Gambar 22)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(Gambar 23) (Gambar 24)

(Gambar 25) (Gambar 26)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Mitos Youkai dalam Anime Gugure! Kokkuri-san”.

Judul ini dipilih sebagai topik penelitian karena dalam Anime Gugure! Kokkuri- san terdapat hal-hal berkaitan dengan mitos Youkai, kemiripan karakteristik

Youkai dalam anime dan mitos serta mengandung kearifan lokal yang menarik bagi penulis untuk diteliti.

Adapun Permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalahbagaimana karakteristik dan mitos youkai dalam anime Gugure! Kokkuri-san serta bagaimana kearifan lokal yang terdapat dalam anime tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik masing-masing Youkai yang terdapat dalam

AnimeGugure! Kokkuri-san, kemudian mitos berkaitan dengan youkai yang terdapat dalam anime tersebut, serta kearifan lokal Youkai dalam Anime Gugure!

Kokkuri-san bagi masyarakat Jepang. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif analisis dan metode studi kepustakaan dan untuk sumber utama informasi, diamati dengan teknik audiovisual. Teori yang digunakan adalah teori

Mitos dari Roland Barthes, teori Antropologi Sastra dari pandangan Poyatos, dan teori Kearifan lokal menurut Edy Sedyawati.

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat lima Youkai yang memilki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain. Youkai yang terdapat dalam AnimeGugure! Kokkuri-san memiliki karakteristik yang serupa dengan

Youkai dalam mitos Jepang. Kelima Youkai tersebut ialah Youkai Kitsune, kemudian Youkai Inugami, Youkai Tengu, Youkai Tanuki, dan yang terakhir

Youkai Bakeneko. Dari kelima Youkai tersebut terdapat Youkai yang memiliki karakter yang baik yaitu Youkai yang dapat memberikan harta, kekuatan yang luar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA biasa, Youkai penjaga dan Youkai yang suka menolong. Namun terdapat juga

Youkai yang memiliki karakter jahat yaitu pemangsa, licik, penggoda, penghasut, suka menjebak, pemarah dan suka menjahili. Selain karakteristik kelima Youkai tersebut, penulis juga menemukan berbagai mitos seperti mitos youkai menyerupai manusia, mitos Youkai berasal dari kami, mitos tempat tinggal

Youkai, mitos permainan Kokkuri-san, mitos boneka Ichimatsu serta mitos pernikahan rubah (Kitsune) dan terdapat juga berbagai kearifan lokal yang berkaitan dengan Youkai dalam Anime Gugure! Kokkuri-san bagi masyarakat

Jepang.

Dalam anime Gugure! Kokkuri-san tidak terlalu banyak ditemukan nilai kearifan lokal. Namun ada lima kearifan lokal yang ditemukan dalam anime

Gugure! Kokkuri-san. Pertama, Hubungan manusia dengan Tuhan. Masyarakat

Jepang dewasa ini masih memandang dewa dan youkai sebagai keberadaan gaib disekitar mereka dan sangat ingin tau keberadaan mereka. Hal ini kemudian membuat mereka membangun kuil dan melakukan ritual serta berdoa yang dijadikan sebagai kegiatan rutin dari kehidupan mereka. Kedua, Hubungan manusia dengan alam. keberadaan youkai seperti Tengu yang tinggal di hutan atau gunung, manusia akan enggan untuk memasukinya apalagi merusaknya seperti menebang pohon dan membuang sampah sembarangan, karena dipercaya akan membuat marah youkai tersebut dan menyebabkan pelaku diganggu olehnya seumur hidup. Ketiga, kearifan lokal membalas budi. Ajaran untuk membalas budi merupakan perwujudan konsep giri dan ninjou yang menjadi ciri khas budaya

Jepang. Keempat, Nilai kearifan lokal saling menghormati. Dalam anime

Gugure! Kokkuri-san ini para tokoh cerita saling menghormati satu sama lain dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tidak merendahkan derajat seseorang walau pun ia merupakan youkai atau pun hantu. Yang kelima, Nilai kearifan lokal pantang menyerah. Dalam anime ini, nilai pantang menyerah di tunjukkan oleh Kohina. Kohina tidak menyerah untuk belajar tersenyum dan bersosialisasi walau kokkuri-san sudah menyerah untuk mengajari dan dan menyuruhnya melakukan hal tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 要旨

ほんけんきゅう ” ぐぐれ こっくり い あにめ ようかい 本研究は ;“ググレ! コックリーさんと言うアニメにおける妖怪の

しんわ あにめぐぐれ こ っくり ようかい しんわ 神話”のことである。アニメググレ!コックリさんには、妖怪の神話、

ようかい あにめ とくちょう るいじせい しんわ さっか きょうみ ひ じもと 妖怪のアニメの特徴の類似性、神話などがあり、作家の興味を引く地元

ちえ ふく けんきゅう て ま えら の知恵が含まれているため、研究テーマとして選んだのである。

ほんけんきゅう もんだい ぐぐれ こっくり あにめ ようかい とくちょう 本研究の問題は、ググレ!コックリーさんアニメの妖怪の特徴や

しんわ じもと ちえ あにめ ふく 神話、そして地元の知恵がアニメにどのように含まれているかということ

ほんけんきゅう もくてき あにめぐぐれこっくり ふく である。本研究の目的は、アニメググレコックリーさんに含まれる

かくようかい とくちょう あにめ とうじょう ようかい かん しんわ にほん 各妖怪の特徴、そしてアニメに登場する妖怪に関する神話、そして日本

ひとびと こっくり じもと ちえ あき の人々のためのアニメググレ!コックリーさんの地元の知恵を明らかにす

ほんけんきゅう しよう ほうほう しちょうかくぎじゅつ ぎろん るためである。本研究で使用されている方法は、視聴覚技術で議論され

きじゅつぶんせき としょかんけんきゅう しよう りろん ろ らんど ば ている記述分析と図書館研究である。使用される理論は、ローランド・バ

てす しんわ りろん ぽやとす かんてん ぶ ん が く り ろ ん じんるいがく ーテスによる神話の理論、ポヤトスの観点からの文学理論の人類学、そし

ちほうちえりろん て EdySedyawati による地方知恵理論である。

ほんけんきゅう おこ けっか たが こと とくせい も ようかい 本研究を行なった結果は、互いに異なる特性を持つ 5 つの妖怪が

ぐぐれ こっくり あにめ ようかい にほん あったということである。ググレ!コックリーさんアニメの妖怪は、日本

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA しんわ ようかい に とくちょう も ようかい きつね ようかい の神話の妖怪と似た特徴を持っている。5 つの妖怪はキツネの妖怪、

いぬかみ ようかい てんぐ ようかい たぬき ようかい あと ばけねこ ようかい 犬神の妖怪、天狗の妖怪、 狸 の妖怪、そして後にバケネコの妖怪である。

ようかい なか たからもの あた ようかい なみはず ちから すべての妖怪の中には、宝物を与えることができる妖怪、並外れた 力 を

も ようかい やくだ ようかい けいびいん ようかい よ きゃらくた 持つの妖怪、そして役立つの妖怪や警備員の妖怪など、良いキャラクター

も ようかい ほしょくしゃ こうかつ さそ せんどうしゃ わな を持つ妖怪がいる。しかし 捕食者、狡猾、お誘い、扇動者、罠にかける

す いか じゃあく せいかく も ようかい ようかい のが好き、怒り、いたずらなどの邪悪な性格を持つ妖怪もいる。妖怪の 5

め とくちょう べつ にんげん に ようかい しんわ ようかい す しんわ つ目の特徴とは別に、人間に似た妖怪の神話、妖怪の住まいの神話、

こっくり げ む しんわ かずまつにんぎょう しんわ きつね け っ こ ん し ん わ コックリーさんのゲームの神話、一松人形の神話、キツネの結婚神話な

ようかい かん しんわ はっけん あにめぐぐれ ど、妖怪に関するさまざまな神話を発見した。それから、アニメググレ!

こっくり なか ようかい かん さまざま じもと ちえ コックリーさんの中には、妖怪に関する様々な地元の知恵もある。

ちえ あたい おお グーグルこっくりさんのアニメでは、知恵の 値 がそれほど多くな

ぐ ぐるこっくり あにめ じもと ちえ い。しかし、グーグルコックリさんのアニメには 5 つの地元の知恵がある。

かみ にんげん かんけい きょう に ほ ん し ゃ か い いぜん かみがみ ようかい かれ まず、神と人間の関係。今日の日本社会は、依然として神々と妖怪を彼ら

まわ ちょうしぜんてきそんざい み かれ そんざい し ひじょう の周りの超自然的存在として見ており、彼らの存在を知ることに非常

ねっしん じいん つく かれ せいかつ に熱心である。これはそれからそれらを寺院を造り、彼らの生活の

にちじょうてき かつどう しよう ぎしき いの おこな 日常的な活動として使用された儀式そして祈りを 行 わせた。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA だいに にんげん しぜん かんけい もり やま す てんぐ ようかい 第二に、人間と自然との関係。森や山に住んでいる天狗のような妖怪の

そんざい ひとびと ようかい おこ かがいしゃ せいめい じゃま しん 存在は、人々が妖怪を怒らせ、加害者に生命を邪魔させると信じられ

ひとびと はい しょうきょくてき だいさん じもと ているので、人々がそれに入ることに 消極的になる。第三に、地元

ちえ ゆうり おんがえ おし にほんぶんか とくちょう ぎり の知恵が有利になる。恩返しの教えは、日本文化の 特徴であるギリと

にんじゅつ がいねん あらわ 忍術の概念の 表 れである。

かち たが そんちょう ぐ ぐる 第四に、地元の知恵の価値はお互いを 尊重する。グーグルこっくりさ

あにめ ものがたり なか とうじょうじんぶつ たが そんちょう んのアニメでは、 物語の中の 登場人物はお互いを 尊重し、たとえ

かれ ようかい ゆうれい ぶじょく だいご じもと 彼が妖怪でも幽霊でも、だれかを侮辱することはない。第五に、地元

ちえ かち けっ こひな ふくつ の知恵の価値は決してあきらめない。このアニメでは、コヒナの不屈の

かち しめ こっくり おし 価値が示されている。コックリさんは教えをあきらめてそうするように

い こひな えがお しゃこう まな 言いましたが、コヒナは笑顔と社交を学ぶことをあきらめまなかった。

ぶんか しんぴしゅぎ じもと ちえ ま あ ぐぐれ 文化、神秘主義、そして地元の知恵が混ざり合っていることで、ググレこ

あにめ よ あにめ けんきゅう かち っくりさんのアニメは良いアニメであり、さらなる 研究の価値がある。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA