Dramaturgi dalam Perilaku Diet Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Zalfa Alifia Desvinar

NIM: 11161110000070

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul Dramaturgi dalam Perilaku Diet Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (satu) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari karya ini terbukti bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis,

Zalfa Alifia D.

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini pembimbing skripsi menyatakan bahwa mahasiswa: Nama : Zalfa Alifia Desvinar NIM : 11161110000070 Program Studi : Sosiologi Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: DRAMATURGI DALAM PERILAKU DIET MAHASISWI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 4 November 2020

Mengetahui, Menyetujui, Ketua Program Studi Pembimbing

Dr. Cucu Nurhayati, M. Si. Dr. Dzuriyatun Toyibah, M.Si, MA NIP. 197609182003122033 NIP. 197608032003122003

ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI DRAMATURGI DALAM PERILAKU DIET MAHASISWI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh: Zalfa Alifia Desvinar 11161110000070 Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 November 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada program Studi Sosiologi. Ketua Sidang

Dr. Joharotul Jamilah, S.Ag., M.Si NIP. 196808161997032002 Penguji I, Penguji II,

Dr. Ida Rosyidah, M Kasyfiyullah NIP. 196306161990032002 NIP.- Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 27 November 2020 Ketua Program Studi Sosiologi FISIP UIN Jakarta

Dr. Cucu Nurhayati, M. Si. NIP. 197609182003122033

iii

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang diet di kalangan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang bagaimana mahasiswi yang melakukan diet membangun kesan di hadapan teman- temannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana dalam pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori dramaturgi yang dikemukakan oleh Erving Goffman sebagai tools analisis. Teori dramaturgi menjelaskan bahwa interaksi sosial dimaknai sama halnya seperti pertunjukan teater. Dalam berinteraksi, individu ingin memunculkan kesan di hadapan individu lain, konsep ini disebut oleh Goffman sebagai Impression Management. Individu membagi wilayah pertunjukannya ke dalam dua wilayah, yaitu panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage). Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswi yang berada di panggung depan (front stage) berupaya menunjukkan kesan yang dapat diterima oleh teman-temannya (audience), seperti ingin terlihat tetap asik ketika diajak makan bersama. Setting yang digunakan oleh mahasiswi yang melakukan diet adalah kampus, cafe, dan instagram. Setting dijadikan mahasiswi yang melakukan diet untuk menunjukkan appearance dan sikapnya (manner). Sedangkan, back stage dari mahasiswi yang melakukan diet berupa alasan-alasan mereka dalam melakukan diet dan perilaku-perilaku mahasiswi yang tidak ditampilkan di front stage, seperti melakukan tebus setelah makan bersama dengan teman- temannya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mahasiswi yang melakukan diet (aktor) kerap mengalami gangguan, seperti ajakan makan dari teman-temannya (audiens) yang tidak melakukan diet, godaan makanan yang berasal dari lingkungan tempat tinggal dan kampus, serta tidak menemukan referensi makanan yang tepat untuk diet ketika berada di lingkungan kampus.

Kata kunci : front stage, back stage, mahasiswi yang melakukan diet.

iv

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Dramaturgi dalam Perilaku Diet Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Dan tidak lupa kita panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi umatnya dan untuk berbuat kebajikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar sarjana dalam Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis memahami tanpa adanya bantuan, dukungan, doa, dan bimbingan dari berbagai pihak akan sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Bpk. Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph. D., selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Terima kasih atas semangatnya membangun jurusan sosiologi. 2. Ibu. Dr. Cucu Nurhayati, M. Si., selaku Ketua Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu. Dr. Jahrotul Jamilah, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu. Dr. Dzuriyatun Toyibah, M.Si, MA., selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang senantiasa selalu membimbing, memotivasi dan memberikan arahan dari awal penyusunan skripsi hingga skripsi ini

selesai. 5. Bpk. Kasyfiyullah M.Si yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan masukan, serta mendengarkan keluh kesah dan kebingungan penulis dalam mencari tema dan teori.

v

6. Segenap dosen civitas akademika Program Studi Sosiologi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah Ibu/Bapak berikan selama penulis menempuh studi di kampus, baik saat perkuliahan maupun di luar perkualiahan. 7. Mamah dan Daddy yang tak pernah lelah mencurahkan kasih sayangnya disertai dengan untaian do‟a yang selalu mengiringi penulis dalam menuju sebuah kesukses. Tanpa do‟a dan motivasi dari mamah dan daddy penulis tidak mungkin bisa menyelesaikan skripsi ini. 8. Eyang Atung dan Eyang Uti yang telah memberikan doa, dukungan, nasihat, semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Ahmad Lenza yang telah memberikan semangat, menjadi teman diskusi, serta memberikan saran dalam penyusunan skripsi. 10. Maudi, Uci, Firhan, Silvi, yang selalu memberikan semangat, mengingatkan penulis untuk mengerjakan skripsi, serta menjadi pendengar yang baik dari segala keluh kesah penulis. 11. Sahabat-sahabat sosiologi angkatan 2016, Siti Robitoh, Zahrotul Fitriani, Sherin Soraya, Nilla, Putriana Ramaida, Pingky Pratiwi, Erdyani Welianda, Fitri Syifa, Chaerunissa, Sarno, Muftie Arief, Ahmad Rozak, Drajat, Arya, Fatah serta sahabat seperjuangan lainnya selama kuliah di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kelas sosiologi B.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Maka dari itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang sosiologi.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tangerang, 20 Oktober 2020 Zalfa Alifia D. vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………….. iv KATA PENGANTAR……………………………………………… v DAFTAR ISI………………………………………………………... vii DAFTAR TABEL…………………………………………………... ix DAFTAR GAMBAR………………………………………………... x

BAB I PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah……………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah………………………………………………... 7 C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 7 D. Manfaat Penelitian……………………………………………….. 7 E. Tinjauan Pustaka…………………………………………………. 8 F. Kerangka Teori………………………………………………...... 12 1. Konsep Diet………………………………………………… 12 2. Teori Dramaturgi…………………………………………… 13 G. Metodologi Penelitian……………………………………………. 17 H. Sistematika Penulisan…………………………………………….. 24

BAB II GAMBARAN UMUM A. Diet………………………………………………………………. 25 1. Sejarah Diet…………………………………………………. 25 2. Tujuan Diet………………………………………………….. 26 3. Rumusan Tubuh Ideal………………………………………. 28 4. Jenis-Jenis Diet……………………………………………… 30 B. Alasan Individu Melakukan Diet………………………………… 36 C. Gambaran Diet Mahasiswi……………………………………….. 37 BAB III MANAJEMEN KESAN MAHASISWI YANG MELAKUKAN DIET A. Front Stage Mahasiswi yang Melakukan Diet…………………… 44 1) Media Sosial sebagai Front Stage…………………………….. 45 2) Kampus dan Cafe sebagai Front Stage………………………. 48

vii

B. Back Stage Mahasiswi yang Melakukan Diet……………………. 57 C. Peran Teams bagi Mahasiswi yang Melakukan Diet…………….. 63 D. Attribut Defensive and Practice dalam Manajemen Kesan………. 65 E. Manajamen Kesan dalam Perilaku Diet………………………….. 67 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………….. 70 B. Saran……………………………………………………………… 72 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………... x LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………….. xiv

viii

DAFTAR TABEL

Tabel I.G.4 Profile Informan……………………………………………… 21

Tabel II.A.3 Kategori Indeks Massa Tubuh……………………………… 29

Tabel II.A.4 Ukuran Lingkar Pinggang…………………………………... 30

Tabel II.C Diet yang Dilakukan Mahasiswi………………………………. 43

Tabel III.A Front Stage dan Back Stage dari Mahasiswi………………… 61

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.G.6 Components of Data Analysis: Interactive………………. 22 Gambar III.A Akun Instagram EL……………………………………….. 46 Gambar III.A Akun Instagram TA……………………………………….. 47 Gambar III. C Komentar pada Postingan EL………………………..….. 65

x

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan

masa kehidupan dewasa. Menurut Sarafino dalam (Dwiranty, 2014)

dijelaskan bahwasanya pada masa remaja mulai disibukkan dengan

penampilan fisik dan ingin mengubah penampilan mereka dengan

memberikan perhatian yang lebih terhadap masalah-masalah tubuh, seperti

ingin memiliki tubuh ideal, ingin lebih tinggi dan terlebih ingin memiliki

berat badan yang ideal menjadi menarik dalam lingkungan sosialnya.

Selanjutnya, menurut Hurlock banyak remaja yang mengawasi

perubahan tubuhnya dan ketika ia mengamati perilakunya yang canggung dan

kecenderungan menjadi gemuk, remaja tersebut akan memiliki rasa kecewa

karena apa yang dilihat sangat berbeda dengan apa yang diharapkan. Hal

tersebut membuat remaja tidak percaya diri karena kelebihan berat badan

(Dwiranty, 2014).

Dalam lingkungan sosial mereka yang memiliki tubuh gemuk seringkali

mendapatkan olok-olokkan dari teman sebaya. Berikut penulis

mencantumkan sebuah artikel yang diambil dari sebuah berita online.

“Alasan aku melakukan diet karena aku ingin punya tubuh ideal dan merasa sehat. Waktu dulu berat badan aku 85 kg, dengan tinggi 170 cm. Dengan berat segitu, aku susah cari baju yang pas. Alhasil, aku mengubah pola makanku supaya aku merasa lebih baik.. Saking lebarnya, aku dibilang panjangkali lebar” (https://lifestyle.sindonews.com/berita/1373706/155/diet- ala-mahasiswa diakses pada 23 Januari 2020)

1

Ditambah lagi dengan adanya kepercayaan bahwa tubuh yang langsing adalah idaman para laki-laki. Penelitian dari University of Aberdeen menyebutkan bahwa alasan para laki-laki melihat perempuan berbadan langsing lebih menarik karena mereka menghubungkan bentuk tubuh perempuan dengan penampilan awet muda, tingkat kesuburan dan risiko penyakit (https://www.fimela.com/beauty-health/read/3766988/ini-alasan- para-pria-lebih-suka-wanita-kurus-dibanding-yang-gemuk diakses pada 30

November 2020).

Tidak hanya itu, kesempatan dan peluang karir bagi mereka yang memiliki tubuh ideal lebih besar. Hasil penelitian dari Bowling Green State

University menunjukkan bahwa calon karyawan yang memiliki berat berlebih cenderung sulit mendapatkan pekerjaan. Kesempatan untuk mendapat pekerjaan lebih rendah 27% daripada orang dengan berat badan ideal. Hal ini karena adanya streotipe tentang orang gemuk terlihat lebih malas atau tidak disiplin

(https://lifestyle.kompas.com/read/2014/04/07/1854206/Orang.Gemuk.Sulit.

Mendapatkan.Pekerjaan diakses pada 30 November 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Jennifer Bennet Shinall, asisten professor di Vanderbilt

University, juga menyebutkan bahwa perempuan yang memiliki kelebihan berat badan sering mendapat pekerjaan yang lebih banyak aktivitas fisiknya dibanding perempuan dengan berat badan normal, seperti perawatan di rumah, pengolahan makanan, serta penitipan anak, dan lebih sulit mendapat

2

posisi yang melibatkan interaksi publik (https://www.bbc.com/indonesia/vert- cap-38593666 diakses pada 30 November 2020).

Singkatnya, mereka yang memiliki tubuh yang langsing akan mudah diterima dalam lingkungan sosialnya serta lebih mudah mengembangkan karir. Sedangkan mereka yang bertubuh gemuk seringkali menjadi objek eksploitasi bakat dan kemampuan, untuk eksistensinya sendiri, dan tidak sedikit dari mereka yang merasa dirinya terdiskriminasi dalam hal aktualisasi diri.

Tubuh yang langsing dan ideal seolah-olah merupakan simbol dari kecantikan itu sendiri. Asumsi ini didukung oleh hasil penelitian dari

Rizkiyah dkk yang menyebutkan bahwa standar cantik dapat dilihat dari fisik, yaitu memiliki kulit putih, rambut lurus, tinggi langsing, serta hidung mancung (Rizkiyah, Iin, dan Apsari 2019). Adanya standarisasi cantik ini karena pengaruh iklan-iklan dari televisi dan media sosial. Dalam media sosial instagram memunculkan istilah body goals untuk menggambarkan tubuh ideal yang dimiliki seseorang. Seringkali artis-artis serta selebgram memamerkan body goalsnya melalui postingan instagram, seperti yang dilakukan oleh Nia Ramadhani (@ramadhaniabakrie), Jennifer Bachdim

(@jenniferbachdim), Pevita Pearce (@pevpearce), dan sebagainya.

Berat badan ideal dapat ditentukan dengan menggunakan Indeks Massa

Tubuh (IMT). Dapat dikatakan ideal atau normal apabila rasio IMT nya berkisar 18,5-25. Upaya yang dilakukan untuk mendapatkan tubuh dan berat badan ideal adalah dengan cara diet.

3

Diet merupakan sebuah metode yang mengatur asupan makan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh hal ini bertujuan untuk mencapai atau menjaga berat badan yang terkontrol (Kalis, 2018). Menurut Ramali dengan menjalankan diet berarti seseorang harus mengubah pola makan dari yang lama ke pola makan yang baru (Ramali, 1993). Adapula perilaku diet yang dilakukan individu sangat beragam diantaranya dengan tidak mengonsumsi nasi, dengan memperbanyak sayur dan menghindari daging (protein) atau yang sering disebut sebagai vegetarian. Ada juga yang membatasi makan dengan menghindari sarapan dan makan malam. Tidak hanya itu, ada pula yang memakai produk-produk diet yang seringkali ditawarkan di media sosial, seperti halnya minuman sehat untuk diet (susu, teh, madu), obat pelangsing tubuh, serta rempah-rempahan untuk diet.

Diet bisa dijalankan oleh perempuan ataupun laki-laki, hal ini dibenarkan oleh hasil penelitian Bearman yang mengatakan bahwasanya keinginan untuk mengubah bentuk dan berat badan menjadi ideal umum dilakukan oleh semua jenis kelamin (Bearman, 2006). Menurut hasil survei yang dilakukan majalah

Gadis, menunjukan bahwa dari 4000 remaja perempuan, hanya 19% remaja perempuan yang merasa puas akan tubuhnya dan 81% remaja perempuan yang tidak merasa puas dan melakukan diet. Selanjutnya menurut penelitian yang dilakukan oleh Sakamaki, proporsi mahasiswa putri di perguruan tinggi yang memiliki pengalaman diet penurunan berat badan sekisar 29,8%, sedangkan mahasiswa putra hanya sekisar 12,7% (Sakamaki et al, 2005).

Artinya jumlah pengalaman diet penurunan berat badan pada mahasiswa putri

4

dua kali lipat lebih besar daripada pengalaman diet penurunan berat badan pada mahasiswa putra.

Selain itu, diet juga tidak hanya dilakukan pada remaja yang overweight

(gemuk) remaja yang normal dan kurus juga banyak melakukan diet penurunan berat badan (Brown, 2005). Hal ini didukung oleh hasil penelitian

Sakamaki dkk (2005) yang menunjukkan bahwasanya 65% dari mahasiswi kedokteran dengan Indeks Masa Tubuh < 20 atau berada dibawah kategori normal memiliki keinginan untuk menjadi lebih kurus lagi.

Menurut Attie dan BrooksGunn dalam (Prima dan Sari, 2013) terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi perilaku diet, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi berat badan, kepribadian, kemasakan fisik dan usia, serta health belief. Sedangkan, faktor eksternal berupa status sosial ekonomi, hubungan keluarga, serta nilai sosial masyarakat terhadap daya tarik dan kerampingan tubuh. Faktor eksternal lainnya ialah body dissatisfaction, gaya hidup dan media massa yang selalu menggencarkan produk kecantikan dan pakaian dengan menggunakan model bertubuh langsing.

Gaya hidup seseorang tergantung pada lingkungan sosialnya. Hasil penelitian di Loyala University menunjukkan bahwasanya jika seseorang yang memiliki teman-teman yang lebih kurus, dirinya cenderung menurunkan berat badan agar memiliki badan yang ramping seperti teman-temannya.

Sebaliknya jika seseorang memiliki teman-teman yang obesitas, dirinya tanpa sadar akan mengalami kenaikan berat badan dan juga berisiko terhadap

5

obesitas (https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1974797/lingkungan- pertemanan-mempengaruhi-berat-badan-anda diakses pada 14 April 2020).

Dalam lingkungan kampus, seringkali ditemui mahasiswa yang sangat berhati-hati dalam memilih makanan. Adapula mahasiswa yang menolak ketika ditawari makanan dengan temannya dengan alasan sedang melakukan diet. Namun berbeda halnya ketika mahasiswa yang melakukan diet berada di belakang teman-temannya, ia dapat mengonsumsi apa saja sesuai dengan keinginannya.

Selanjutnya, di kehidupan sehari-hari individu kerap kali memainkan peran, sama halnya sebuah drama, dimana para aktor memiliki perannya masing-masing. Seperti yang diungkapkan oleh Goffman dalam (Dhita, 2016) norma-norma, nilai-nilai, dan informasi budaya memberikan individu suatu peran, misalnya mahasiswa, dosen, istri, anak, dan sebagainya. Peran tersebut akan dijalankan sesuai dengan tuntutan skenario dimana aktor harus memenuhi peran tersebut. Suyanto mendefinisikan manusia sebagai aktor yang berupaya untuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan kepada individu lain melalu pertunjukan dramanya sendiri (Dwiranty, 2014).

Menurut konsep dramaturgi, untuk mencapi tujuan tersebut manusia dapat mengembangkan perilaku-perilaku yang mendukung setiap perannya

(Dwiranty, 2014).

Begitupula dengan mahasiswa yang melakukan diet, mereka sebagai aktor yang berusaha untuk menjalankan perannya sebagai mahasiswa yang melakukan diet melalui sebuah pertunjukan sesuai dengan skenario yang

6

mereka buat. Hal ini bertujuan agar mereka mendapatkan kesan yang baik

dari teman-temannya.

Dengan berdasarkan hal-hal diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih

dalam terkait manajemen kesan yang dibangun oleh mahasiswi yang

melakukan diet. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori dramaturgi

dari Erving Goffman yang akan dijadikan tools analisa dalam proses

penelitian. Hal ini karena penulis ingin melihat bagaimana perilaku

mahasiswa yang sedang melakukan diet ketika di hadapan maupun di

belakang teman-temannya. Penulis akan lebih memfokuskan pada mahasiswi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alasan penulis memilih mahasiswi sebagai

subjek dalam penelitian ini adalah karena berdasarkan data pengalaman diet

banyak dilakukan oleh perempuan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana manajemen kesan yang dibangun oleh mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak

dicapai adalah :

Menjelaskan tentang manajemen kesan yang dibangun oleh mahasiswi

UIN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

7

1. Secara akademis, penelitian ini membahas mengenai manajemen kesan

yang dibangun mahasiswi dalam melakukan diet melalui konsep

dramaturgi Erving Goffman.

2. Manfaat Praktis, harapan penulis agar penelitian ini dapat memberikan

pemahaman serta menambah wawasan mahasiswa tentang perilaku diet.

Dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi guna bahan acuan

tentang perilaku diet.

E. Tinjauan Pustaka

Berbicara mengenai permasalahan yang penulis angkat dalam penelitian,

ada beberapa penelitian sebelumnya berkaitan perilaku diet. Beberapa jurnal

tersebut penulis gunakan sebagai acuan dan untuk melihat aspek apa yang

sudah pernah diteliti sebelumnya dan aspek apa yang belum pernah diteliti.

Berikut merupakan beberapa jurnal yang meneliti seputar diet.

Menurut Dwiranty (2014) salah satu faktor seseorang melakukan

perilaku diet adalah adanya ketidakpercayaan terhadap diri sendiri hal ini

dikarenakan seseorang tersebut berada di lingkungan individu-individu yang

memiliki tubuh ideal. Dwiranty menggunakan dramaturgi sebagai pisau

analisisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan remaja yang melakukan diet

berada di panggung depan berupaya untuk menunjukan diet yang benar dan

sempurna di depan teman-temannya. Namun, ketika remaja perempuan yang

melakukan diet berada di panggung belakang, mereka bebas melakukan

kegiatan apa saja tanpa sepengetahuan teman-temannya.

8

Penelitian ini juga menemukan bahwasanya ada perbedaan perilaku sosial yang ditunjukkan oleh remaja perempuan yang melakukan diet dengan remaja yang tidak melakukan diet. Dwiranty (2014) menegaskan:

“Aktivitas yang dilakukan mereka sehari-hari jelas berbeda dengan para remaja perempuan yang melakukan diet, mereka tidak perlu menghitung kalori yang masuk ke dalam tubuhnya selain itu mereka juga tidak perlu mengatur pola makan serta jam makannya.”

Dapat dikatakan bahwa remaja yang tidak melakukan diet cenderung melakukan suatu kegiatan sesuai dengan citra dirinya tanpa menyembunyikan kegiatan atau fakta-fakta lainnya. Sedangkan pada remaja yang melakukan diet mereka menyembunyikan kegiatan atau fakta-fakta yang tidak sesuai dengan citra dirinya saat melakukan diet di lingkungan sosialnya.

Sebaliknya, Abdurrahman (2014) melihat faktor pendorong perilaku diet tidak sehat di sebuah Universitas. Abdurrahman menemukan bahwa terdapat dua faktor pendorong mahasiswi melakukan diet tidak sehat yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa persepsi ketidakpuasan pada penampilan, motivasinya karena takut memiliki tubuh yang gemuk dan konsep diri tentang tubuh yang ideal. Faktor eksternal berasal dari lingkungan sosial dan status sosial ekonomi keluarga.

Selanjutnya, Astuti (2010) melihat persepsi diet mahasiswa kebidanan.

Ada beberapa alasan mahasiswa melakukan diet antara lain ingin mempunyai berat badan ideal, ingin mempunyai tubuh bagus dan karena merasa malu dan karena takut rentan terhadap penyakit. Disamping itu, mode pakaian juga menjadi alasan dibalik mengapa seseorang melakukan diet. Hal ini dikarenakan mode pakaian yang menuntut pemakainya berukuran ideal. Astuti

9

juga menyatakan bahwasanya seseorang mendapatkan informasi terkait diet penurunan berat badan itu sendiri dari teman sebaya yang telah berhasil melakukan diet dan juga media sosial yang kerap kali menawarkan produk- produk untuk melangsingkan tubuh.

Kemudian, Penelitian yang dilakukan Oktaviani (2019) tentang kepatuhan diet dan pengaruh media sosial. Penelitian ini melihat diet dengan pendekatan Critical Medical Antropology (CMA). Oktaviani menemukan bahwasanya motivasi seseorang dalam melakukan diet ialah untuk mendapatkan apresiasi dan ingin terlihat „indah‟ oleh orang lain. Dan juga seseorang yang tidak kelebihan berat badan tetapi melakukan diet bertujuan agar „layak tampil‟. Gagasan terkait terlihat “indah” dan “layak tampil” berasal dari kondisi yang ada di sekitar mereka dan juga dari media massa.

Menurut pendekatan CMA diet sebagai salah satu cara untuk sehat tetapi dibalik itu ada sebuah rantai ekonomi-politik yang bekerja dibaliknya, seperti bisnis farmasi. Acara-acara yang ditampilkan di media elektronik seperti televisi, internet, media sosial, seringkali menggunakan artis-artis yang rata- rata memiliki tubuh langsing dan menggambarkan tubuh yang ideal itu seperti apa. Gagasan mengenai tubuh yang ideal membuat manusia harus mencapai level yang sama dengan orang-orang pada umumnya. Diet merupakan sebuah rantai bisnis yang mengatasnamakan kesehatan. Rubrik diet yang dibuat dalam media online disisipkan dengan iklan produk-produk pelangsing. Informasi- informasi terkait diet dikemas dan dikelompokkan dalam bagian kesehatan seakan-akan ada kebutuhan orang-orang pada masa kini untuk berdiet.

10

Penelitian yang dilakukan oleh Prima dan Puspitasari (2013) melihat hubungan antara ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dengan perilaku diet pada remaja putri. Prima dan Puspitasari (2013) menggunakan 3 aspek dalam perilaku diet, yaitu aspek emosional, aspek eksternal, dan aspek pengekangan.

Aspek eksternal meliputi situasi yang berkaitan dengan faktor makanan itu sendiri, baik dari segi aroma, rasa, dan penampilan makanan. Aspek emosional berkaitan dengan kondisi emosional pediet. Dan aspek pengekangan berkaitan dengan desakan terhadap keinginan pada makanan dan usaha untuk melawan keinginan tersebut.

Adapun skala ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh (body dissatisfaction) disusun berdasarkan komponen ketidakpuasaan terhadap bentuk tubuh dari Thomson dkk yaitu komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen perilaku. Hasil dari penelitian Prima dan Puspitasari (2013) menunjukkan bahwasanya terdapat hubungan positif antara ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dengan perilaku diet pada remaja putri.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dari kelima penelitian tersebut masing-masing memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Terdapat satu penelitian yang menggunakan dan menjadikan fokus kajian permasalahan perilaku diet dengan pendekatan dramaturgi sebagai tema utama sama halnya dengan yang penulis lakukan. Perbedaannya terletak pada subjek penelitian, penulis berfokus pada mahasiswi yang melakukan diet di lingkungan kampus. Sedangkan, penelitian milik Dwiranty

11

berfokus pada remaja perempuan yang melakukan diet di lingkungan rumah

kontrakan.

Tulisan yang disusun oleh Oktaviani (2019) memiliki tema yang sama

yaitu diet, tetapi pendekatan dan teori yang digunakan berbeda dengan

penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani (Oktaviani 2019)

mengkaji diet menggunakan kacamata antropologi dengan pendekatan Critical

Medical Antropology, sedangkan dalam penelitian ini mengkaji diet

menggunakan kacamata sosiologi dengan pendekatan dramaturgi.

Kemudian tulisan yang disusun oleh Abdurrahman (2014) dan Astuti

(2010) memiliki tema yang sama yaitu diet, dan juga metode yang sama yaitu

metode kualitatif. Perbedaannya terletak pada paradigma yang digunakan

yaitu paradigma psikologi. Sedangkan, dalam penelitian ini menggunakan

paradigma sosiologi. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Prima

(2013) memiliki kesamaan pada tema yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu diet. Perbedaannya terletak pada paradigma, subjek penelitian, dan

metode penelitian yang digunakan. Dimana dalam penelitian Prima

menggunakan paradigma psikologi, metode kuantitatif, serta subjek

penelitiannya remaja putri yang berusia 12-15 tahun.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai

mahasiswi yang melakukan diet di lingkungan kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan menggunakan analisis Dramaturgi.

F. Kerangka Teori

12

1. Definisi Konseptual Diet

Istilah diet berasal dari bahasa Yunani yaitu diaita, yang artinya cara

hidup. Menurut Kamus Besar Bahasa (KBBI), diet merupakan

pengaturan makanan yang bertujuan untuk kesehatan dan sebagainya.

Berdasarkan kamus Gizi Lengkap Kesehatan Keluarga 2009 yang

dikeluarkan oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), diet diartikan

sebagai aturan pola makan dan konsumsi makanan serta minuman yang

tidak diperbolehkan, diperoleh dengan jumlah tertentu, serta dibatasi

jumlahnya untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan serta

penurunan berat badan (Dwiranty, 2014). Singkatnya, diet merupakan

suatu cara mengatur jenis makanan dan jumlah asupan makanan untuk

suatu tujuan tertentu. Menurut Setyaningsih, diet yang dilakukan dengan

benar selalu memperhatikan asupan kelengkapan nutrisi yang masuk ke

dalam tubuh agar terjaga kesehatannya. Asupan karbohidrat, lemak,

protein, vitamin, dan mineral tetap harus seimbang jumlahnya pada saat

melakukan diet karena kekurangan salah satu elemen tersebut dapat

mempengaruhi kesehatan (Setyaningsih, Irmawati, and Sulastri 2015).

2. Teori Dramaturgi Erving Goffman

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori dramaturgi yang

dikemukakan oleh Erving Goffman. Dramaturgi merupakan lanjutan dari

perkembangan teori interaksionisme simbolik. Erving Goffman dalam

bukunya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life tahun

1959 memperkenalkan istilah dramaturgi yang bersifat penampilan

13

teateris. Asumsi dari teori dramaturgi adalah tidak menitikberatkan pada struktur sosial, melainkan pada interaksi tatap muka atau kehadiran bersama (co-presence). Menurutnya interaksi tatap muka itu dibatasinya sebagai individu yang saling mempengaruhi tindakan-tindakan mereka satu sama lain ketika masing-masing berhadapan secara fisik (Poloma,

2007).

Goffman membagi pertunjukan ke dalam dua wilayah yaitu panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage). Goffman mendefinisikan panggung depan (front stage) sebagai bagian dari penampilan individu yang secara teratur berfungsi di dalam mode yang umum dan tetap untuk mendefinisikan situasi bagi mereka yang menyaksikan penampilan itu (Poloma, 2007). Di dalam front stage

Goffman membedakan antara setting dan personal front. Setting mengacu pada tempat atau situasi fisik yang biasanya harus ada jika aktor ingin tampil pada sebuah pertunjukan. Tanpa setting para aktor tidak bisa tampil.

Sedangkan, personal front terdiri dari unit-unit peralatan ekspresif yang diidentifikasi oleh audiens dengan para aktor utama dan diharapkan untuk dibawa bersama ke dalam pengaturan. Kemudian, Goffman membagi personal front menjadi dua bagian, yaitu penampilan (appearance) dan gaya (manner). Penampilan (apperance) merupakan item-item yang dapat menunjukan status sosial dari aktor tersebut. Gaya (Manner) dapat menunjukan kepada penonton (audience) jenis peran yang diharapkan dimainkan oleh aktor tersebut (Ritzer, 1996).

14

Selain panggung depan (front stage), yang merupakan tempat pertunjukan tersebut, terdapat juga panggung belakang (back stage).

Dimana di dalam panggung belakang (back stage), bermacam-macam tindakan dan tingkah laku non-formal boleh muncul. Panggung belakang

(back stage) didefinisikan sebagai tempat atau situasi dimana seorang individu tidak perlu bertingkah laku sesuai dengan harapan-harapan dari statusnya itu

Dalam suatu pertunjukan diperlukan suatu tim yang bekerja sama untuk mensukseskan pertunjukan tersebut. Sehingga, unit dasar analisis

Goffman bukan terletak pada individu, melainkan suatu tim. Goffman mendefinisikan tim sebagai individu manapun yang bekerja sama dalam melakukan suatu rutinitas (Ritzer, 1996). Mengutip dari Goffman a set of individuals who coorperate in staging a single routine may be referred to as a performance team or, in short, a team. (Goffman, 1959)

Ketika sedang melakukan pertunjukan aktor berupaya mengelola kesan di hadapan audiens, inilah yang disebut Goffman sebagai impression management. Impression management merupakan keberhasilan dalam menampilkan karakter dalam sebuah pertunjukan (Goffman, 1959). Dalam pengelolaan kesan atau impression management, terdapat teknik yang disebut sebagai atribut defensif dan praktik. Ada tiga teknik atribut defensif dan praktik, yaitu loyalitas dramaturgi, disiplin dramaturgi, dan kehati-hatian dramaturgi (Goffman, 1959). Ketiga teknik tersebut

15

bertujuan untuk mencegah adanya gangguan ketika pertunjukan berlangsung (Ritzer, 1996).

Dramaturgical loyalty berperan untuk menjadikan anggota tim lebih loyal terhadap tim, menumbuhkan rasa harmonisasi di dalam tim dan mempertahankan solidaritas di antara anggota tim seiring menciptakan citra panggung, kemudian menjaga jarak antara tim dan audiens, menjaga rasa simpatik yang mendalam agar tidak merusak pertunjukan tim (Ritzer,

1996).

Dramaturgical discipline, untuk mencapai keberhasilan dalam menampilkan karakter dan pertunjukan tim setiap anggota mengingat bagiannya dan tidak melakukan kesalahan saat pertunjukan dan dapat menyelamatkan pertunjukan jika terjadi masalah. Anggota tim harus siap siaga dan menggunakan kesadarannya untuk menutupi kekurangan atas perilaku tidak pantas yang secara mendadak dilakukan oleh serekan se- timnya. Jika ada gangguan terjadi dan tidak dapat dihindari, anggota yang disiplin akan siap menawarkan alasan yang masuk akal untuk mengabaikan peristiwa yang menganggu tersebut. Dramaturgical discipline juga berfokus untuk mengelola ekspresi wajah dan nada verbal dari penampilan seseorang (Ritzer, 1996).

Dramaturgical circumspection, berkaitan dengan kehati-hatian, seperti halnya hati-hati dalam memilih anggota tim yang tepat, dan memasukan bahwa mereka loyal dan disiplin secara dramaturgi. Selain itu

16

juga berkaitan dengan kehati-hatian dalam memilih audiens, sebisa

mungkin mencari audiens yang akan memberikan paling tidak masalah

yang sedikit dalam hal pertunjukan yang akan ditampilkan pemain atau

yang tidak ditampilkan (Ritzer, 1996).

Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat bagaimana perilaku diet

sebagai satu bagian individu-individu melakukan kerja sama untuk

mempertahankan kesan tertentu dalam pertunjukan yang ingin mereka

tampilkan. Ada beberapa landasan yang digunakan dalam teori dramaturgi

untuk melihat perilaku diet, yaitu front stage, back stage, team dan

defensive attribute and practice (dramaturgical loyalty, dramaturgical

discipline, dan dramaturgical circumspection).

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif hal ini karena

penulis ingin melihat bagaimana interaksi yang dibangun oleh mahasiswi

yang melakukan diet dengan teman-temannya. Dan penulis ingin

menghasilkan data secara deskriptif. Strauss dan Corbin mengatakan

bahwasanya penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang

temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan

lainnya. Penelitian kualitatif merujuk pada analisis data non-matematis

(tidak berupa angka-angka), melainkan kata-kata berupa data yang

diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumen atau arsip, dsb (Strauss

dan Corbin, 2009). 17

2. Metode Pengumpulan Data

Data kualitatif berasal dalam berbagai macam bentuk, yaitu foto, peta,

wawancara terbuka, observasi, dokumen atau arsip, dll. Data kualitatif

dapat disederhanakan menjadi dua kategori utama, yaitu penelitian

lapangan (termasuk etnografi, observasi, wawancara mendalam) dan

penelitian historis-komparatif (Neuman, 2013).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data

berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1) Wawancara

Penulis menggunakan teknik wawancara untuk pengumpulan data.

Penulis mewawancarai empat orang mahasiswi yang melakukan diet

dan empat orang teman dari mahasiswi yang melakukan diet. Hal ini

dilakukan penulis karena mahasiswi yang melakukan diet kerap kali

berinteraksi dengan teman-temannya. Sesuai dengan teori yang akan

digunakan oleh penulis, penulis memerlukan data dari teman pelaku

diet sebagai audience. Kemudian, penulis melakukan wawancara

dengan mahasiswi yang melakukan diet dimaksudkan untuk menggali

lebih dalam mengenai latar belakang mahasiswi dalam melakukan diet,

yang dimana hal tersebut tidak akan didapatkan melalui observasi.

Penulis melakukan wawancara secara langsung kepada semua

mahasiswi yang melakukan diet. Dan ada empat narasumber yang

diwawancara secara tidak langsung melalui aplikasi whatsapp, yaitu

teman-teman dari pelaku diet. Hal ini karena mereka memiliki

18

kesibukan dan belum bisa ditemui sehingga hanya bisa diwawancarai

melalui aplikasi whatsapp.

Wawancara yang dilakukan penulis kepada narasumber bersifat

informal, sehingga narasumber dapat dengan santai menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh penulis. Pertanyaan yang

digunakan dalam wawancara adalah pertanyaan terbuka hal ini

bertujuan agar narasumber yang melakukan diet dapat menjelaskan

secara rinci dari mulai latar belakang narasumber dalam melakukan

diet hingga bagaimana diet yang dijalankan oleh narasumber.

2) Observasi

Alasan penulis menggunakan teknik observasi agar penulis dapat

menganalisis dan melakukan pencatatan secara sistematis mengenai

tingkah laku individu atau kelompok secara langsung, sehingga

memperoleh gambaran yang luas tentang masalah yang diteliti.

Penulis menggunakan observasi partisipatif yang artinya penulis

ikut dalam kehidupan mahasiswi yang melakukan diet walaupun tidak

intens. Hanya dua informan yang penulis observasi tidak bersamaan

dengan wawancara. Hal ini karena dua informan lainnya memiliki

kesibukan lain yang tidak bisa penulis ikuti kegiatannya. Beberapa hal

yang penulis lakukan dalam melakukan observasi yaitu dengan

mendatangi rumah dan kosan dari informan serta makan bersama

informan. Penulis juga melakukan observasi melalui instagram.

Karena penelitian ini berkaitan dengan manajemen kesan, penulis ingin

19

melihat kesan yang ditampilkan oleh informan di media sosial

khususnya instagram. Observasi di instagram dilakukan dengan

melihat postingan-postingan yang dibagikan oleh informan, sorotan

dari instastories, kemudian komentar-komentar dari postingan yang

dibagikan.

3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan satu teknik pengumpulan data dengan

memanfaatkan catatan, arsip, gambar, film, foto, dan dokumen-

dokumen lainnya. Penulis menggunakan teknik dokumentasi hal ini

dikarenakan dokumentasi berguna sebagai bukti untuk pengujian.

Dalam hal ini penulis menggunakan foto bersama informan sebagai

bukti wawancara. Dan penulis meminta foto tranformasi berat badan

dari salah satu informan.

3. Teknik Pemilihan Informan

Pada penelitian kualitatif sering digunakan istilah informan yang

nantinya akan diwawancarai secara mendalam berkaitan dengan

permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, informan dipilih

serta ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang

telah ditentukan oleh penulis. Adapun pertimbangan-pertimbangan yang

dilakukan adalah 1) bersedia menjadi informan, 2) merupakan mahasiswi

yang melakukan diet, sehingga informan memiliki pengetahuan yang luas

tentang diet, 3) penulis memiliki kewenangan dalam menentukan siapa

20

saja yang dapat dijadikan informan, dan penulis dapat mengganti informan

yang dianggap tidak layak.

Adapula teknik penentuan informan yang digunakan adalah purposive

sampling. Dimana informan yang dipilih didasarkan pada tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menetapkan informan sebanyak 8

orang yang didasarkan pada beberapa kriteria sebagai berikut yaitu: 1)

mahasiswi yang melakukan diet; 2) teman dari mahasiswi yang melakukan

diet.

4. Profil Informan

Informan yang dipilih peneliti sejumlah 8 orang, yakni mahasiswi

yang melakukan diet dan yang tidak melakukan diet.

Tabel I.G.4 Profil Informan

No. Nama Usia Jurusan Keterangan 1 EL 23 tahun Sosiologi Pelaku Diet 2 SH 23 tahun Sosiologi Pelaku Diet 3 TA 22 tahun Hubungan Internasional Pelaku Diet 4 SNT 20 tahun Jurnalistik Pelaku Diet 5 RI 22 tahun Manajemen Dakwah Teman Pelaku 6 AD 21 tahun Sosiologi Teman Pelaku 7 BN 20 tahun Jurnalistik Teman Pelaku 8 BT 22 tahun Sosiologi Teman Pelaku

5. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian terpenting dalam metode ilmiah, hal

karena analisis data diperlukan dalam memecahkan masalah penelitian.

Data mentah yang telah dikumpulkan tidak berguna jika tidak dianalisis.

Data mentah perlu ditipologikan ke dalalm kelompok, dan dianalisis untuk

menjawab masalah atau menguji hipotesis. Analisis data dapat diartikan

21

sebagai upaya memilih, memilah, membuang, dan menggolongkon data untuk menjawab permasalahan (Nugrahani, 2014).

Penelitian ini menggunakan analisis model interaktif. Dimana terdapat

3 komponen dalam analisis model interaktif, antara lain: 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Dalam model analisis interaktif, analisis data sudah mulai dilakukan ketika proses pengumpulan data (Nugrahani, 2014).

Gambar I.G.6 Components of Data Analysis: Interactive

Sumber: Jurnal Metode Penelitian Kualitatif

Langkah-langkah dalam komponen analisis interaktif adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Setelah mendapatkan data melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi, penulis melakukan reduksi data. Dimana dalam proses

reduksi data penulis akan melakukan penyeleksian, pemfokusan, serta

penyederhanaan dari semua data yang diperoleh selama penggalian di

lapangan. Diawali dengan membuat transkrip wawancara, kemudian

hasil transkrip wawancara penulis print. Setelah itu, penulis membaca

semua hasil transkrip wawancara tersebut. Dari sekian banyak hasil

22

transkrip, penulis melakukan seleksi data dengan memberikan kode

sesuai dengan konsep-konsep yang terdapat dalam teori. Kemudian,

data yang sudah diberi kode oleh penulis dimasukkan ke dalam tabel

kategori. Dimana kategori-kategori tersebut antara lain: front stage,

back stage, teams, dan defensive attribute and practice. Begitupula

dengan data observasi, dimana penulis juga memasukkan data

observasi ke dalam tabel kategori.

2. Penyajian Data

Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya adalah melakukan

penyajian data. Penyajian data dilakukan sebagai sekumpulan

informasi yang dapat memberi kemungkinan kepada penulis untuk

menarik simpulan dan pengambilan tindakan (Nugrahani, 2014).

Dalam penyajian data penulis akan mendeskripsikan manajemen kesan

yang dilakukan oleh mahasiswi yang melakukan diet. Sehingga data-

data yang sudah dianalisis akan disajikan dalam bentuk teks atau

narasi.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan berkaitan kegiatan penafsiran terhadap hasil

analisis dan interpretasi data. Setelah melakukan penyajian data,

penulis akan menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang sudah

disajikan.

23

H. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian dalam penelitian ini bertujuan untuk

mempermudah mengetahui garis besar penelitian. Sistematika penelitian ini

terdiri dari empat bab, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang rancangan penelitian yang

terdiri dari beberapa sub bab antara lain, pernyataan masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis,

metodologi penelitian serta sistematika penelitian.

BAB II GAMBARAN UMUM PERILAKU DIET MAHASISWI. Pada

bab ini berisi penjelasan tentang hal-hal yang perlu diketahui mengenai

perilaku diet seperti sejarah diet, jenis-jenis diet, serta perilaku diet yang

dilakukan oleh mahasiswi.

BAB III MANAJEMEN KESAN MAHASISWI YANG MELAKUKAN

DIET. Penulis memaparkan inti dari pembahasan penelitian serta analisis

yang didapatkan berdasarkan data primer maupun sekunder yang berkaitan

dengan masalah yang diambil oleh penulis dan kaitannya dengan teori yang

penulis rujuk yaitu teori Dramaturgi yang dikemukakan oleh Erving Goffman.

BAB IV PENUTUP. Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil temuan

penulis serta saran dari penelitian yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA. Berisi tentang temuan kepustakaan yang digunakan

untuk melengkapi data hasil penelitian yang berhubungan dengan tema atau

masalah yang diangkat pada penelitian ini.

24

BAB II

GAMBARAN UMUM PERILAKU DIET MAHASISWI

A. Diet

1. Sejarah Diet

Menurut Teaford dan Ungar dalam (Oktaviani, 2019) pada awalnya

diet dilakukan oleh manusia untuk penyesuaian diri pada kondisi alam

yang berubah. Penelitian yang dilakukan terhadap kerangka manusia

Australophitecus afranesis dengan melihat struktur pada gigi dan

mulut mengungkapkan bahwasanya manusia Autralophitecus afranesis

mengalami perubahan enamel (lapisan gigi paling luar) dan

mandibular gigi (tulang rahang bawah). Hal ini karena adanya

perubahan daerah tempat tinggal dan makanan yang bisa mereka

dapatkan. Perubahan makanan yang dimaksud ialah dari makanan

keras seperti macam-macam jenis daging menuju makanan lunak yaitu

buah-buahan lunak dan sayur. Akhirnya struktur gigi berubah menjadi

bisa mengasup daging dan makanan lunak dikarenakan perpindahan

daerah tempat tinggal dari dalam hutan menuju savanna terbuka

(Oktaviani, 2019).

Selanjutnya artikel mengenai perkembangan diet dari masa ke

masa dalam (Kania, 2017) memperlihatkan usaha-usaha untuk

mengatur pola makan ini akhirnya menjadi trend yang berubah-ubah

tiap waktu di berbagai penjuru dunia. Adapun metode diet yang

dijalankan berbeda dari masa ke masa. Ada yang mengonsumsi cuka

25

apel, rumput laut bahkan ada yang hanya mengonsumsi makanan lunak

agar lambung dengan mudah mencerna makanan dan tidak ada lemak

yang bersarang di tubuh (Kania, 2017).

2. Tujuan Diet

Ada beberapa tujuan umum yang dijadikan alasan saat seseorang

memutuskan untuk menjalankan program diet, antara lain (Kurniasari,

Nurlaila dan Dian, 2017):

a. Diet Normal

Diet normal merupakan diet yang dilakukan hanya untuk

mempertahankan kebugaran fisik. Orang yang menjalankan diet

normal biasanya orang-orang yang sadar betul akan perlunya hidup

sehat. Untuk itu, diet normal lebih memperhatikan menu-menu

makanan agar proporsi antara karbohidrat protein, lemak, mineral,

kalsium, dan vitamin seimbang dan sesuai dengan yang diperlukan

oleh tubuh (Kurniasari, Nurlaila dan Dian, 2017).

b. Diet Menurunkan Berat Badan

Diet denga tujuan seperti ini paling sering ditemukan,

dimana diet ini berkaitan dengan menurunkan berat badan yang

berlebihan. Pemilik IMT lebih dari angka 25 perlu bersiap-siap

melakukan diet jika tidak ingin mengalami obesitas. Penderita

obesitas memiliki rasio IMT dari angka 30-40. Dimana penderita

obesitas terlihat secara fisik memiliki perbandingan yang tidak

26

seimbang antara berat badan dan tinggi badan (Kurniasari, Nurlaila

dan Dian, 2017). c. Diet Menaikkan Berat Badan

Diet ini lebih kepada diet dengan pola makan yang sehat agar

tubuh mendapatkan asupan nutrisi yang maksimal. Asupan nutrisi

yang tepat akan menambah massa otot sehingga dapat menaikkan

berat badan. Selain memilih makanan yang tepat dan sehat, porsi

makan juga perlu diperbanyak. Tidak hanya itu, olahraga juga

diperlukan guna mengimbangi diet ini. Pelaku diet tentu saja

seseorang yang memiliki tubuh kurus atau pemilik IMT kurang

dari angka 25 (Kurniasari, Nurlaila dan Dian, 2017). d. Diet Alergi Makanan

Beberapa orang memiliki kelemahan tidak tahan terhadap

suatu makanan. Hal ini biasa disebut sebagai alergi. Beberapa

makanan yang bisa memicu alergi antara lain kacang-kacangan,

ikan, makanan laut, produk yang berbahan dasar susu, telur,

gandum, cokelat, dsb. Di beberapa kasus, alergi bisa menyebabkan

kematian. Oleh karena itu, diperlukan sebuah diet khusus yang

bertujuan untuk mengeliminasi atau memilah bahan makanan yang

tidak cocok dengan tubuh (Kurniasari, Nurlaila dan Dian, 2017). e. Diet Khusus Penyakit

Diet ini dikembangkan untuk mengatasi penyakit-penyakit

tertentu. Misalnya, penderita diabetes harus menjalankan pola diet

27

dengan menu makanan yang memiliki sedikit kandungan glukosa.

Apabila diet ini dilakukan secara disiplin dan berkesinambungan

maka tentu akan menyembuhkan penyakit tersebut. Tiap-tiap

penyakit memiliki pola diet yang berbeda-beda (Kurniasari,

Nurlaila dan Dian, 2017).

f. Diet Ibu Hamil dan Menyusui

Ibu hamil dan menyusui membutuhkan makanan yang

mengandung gizi tertentu karena ia menjadi sumber makanan bagi

bayi. Selain itu, ada pula makanan yang harus dihindari demi

kesehatan bayi. Misalnya, ibu menyusui pantang mengonsumsi

makanan pedas atau minuman bersoda (Kurniasari, Nurlaila dan

Dian 2017).

3. Rumusan Tubuh Ideal

Salah satu cara yang paling efektif untuk mengetahui kategori

tubuh (kurus, gemuk atau normal) adalah dengan menghitung IMT.

IMT merupakan indeks massa tubuh, dimana IMT berbeda dengan

berat badan (Kurniasari, Anna Nurlaila & Dian 2017). Adapula rumus

dalam menghitung IMT, yaitu :

IMT = Berat Badan (Kilogram) / (Tinggi Badan x Tinggi Badan

(meter))

Tabel II.A.3 Kategori Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh Status Gizi Kategori Rasio < 17 Gizi Kurang Sangat Kurus Rasio 17 - 18,5 Gizi Kurang Kurus 28

Rasio 18,5 – 25 Gizi Baik Normal Rasio 25 – 29,9 Gizi Lebih Pra Obesitas Rasio 30 – 34,9 Gizi Lebih Obesitas Tahap I Rasio 35 – 40 Gizi Lebih Obesitas Tahap II Rasio > 40 Gizi Lebih Obesitas Tahap III

Sumber : Buku Kunci Tepat Diet Sehat (2017)

Akan tetapi, rumus IMT dinilai mempunyai kelemahan tersendiri

yaitu tidak dapat membedakan apakah berat badan berasal dari lemak,

tulang atau otot, sehingga IMT tidak dapat menggambarkan

penyebaran lemak pada tubuh seseorang. Rumus IMT juga tidak bisa

diaplikasikan pada orang-orang dengan kondisi tertentu, misalnya ibu

hamil, bayi, atlet, dan penderita penyakit tertentu hal ini dikarenakan

hasil IMT yang diperoleh bukanlah kondisi sebenarnya dan hanyalah

gambaran semu. Adapun cara lain yang dapat digunakan untuk

mengetahui kategori tubuh yaitu mengukur lingkar pinggang

(Kurniasari, Nurlaila dan Dian, 2017).

Tabel II.A.4. Ukuran Lingkar Pinggang

Ukuran Lingkar Pinggang Normal/Langsing/Kurus Gemuk (Obesitas) Perempuan < 80 cm > 80 cm Laki-Laki < 90 cm > 90 cm

Sumber : Buku, Kunci Tepat Diet Sehat (2017)

29

4. Jenis-Jenis Diet

Diet memiliki berbagai macam jenis, dimana di setiap jenis diet

tersebut tentu memiliki definisi masing-masing. Berikut terdapat

beberapa jenis diet berdasarkan asupan gizi makanan, antara lain

(Setyaningsih et al, 2015):

a. Rendah kalori dan rendah karbohidrat

Pada diet ini, jumlah asupan karbohidrat dikurangi, asupan

protein dan lemak tidak terlalu tinggi namun harus tetap

diperhatikan. Tidak hanya itu, dalam diet ini juga dapat mengganti

karbohidrat yang lebih sehat seperti gandum atau beras merah

(Setyaningsih et al, 2015)

b. Rendah kalori dan rendah lemak

Pada diet ini, semua jenis makanan dapat dikonsumsi namun

harus mengurangi jumlah asupan lemak dan kalori. Sebagai

patokan bahwa 1 gram lemak jumlahnya sama dengan 9 kalori.

Apabila diet ini dilakukan dengan konsisten akan memperoleh

hasil yang memuaskan meskipun penurunan berat badan

berlangsung secara perlahan (Setyaningsih et al, 2015).

c. Rendah kalori dan tinggi protein

Diet ini dapat dilakukan apabila memiliki kondisi kesehatan

yang sangat fit terutama kondisi liver dan ginjal harus benar-benar

sehat. Karena apabila kondisi tubuh tidak baik akan membuat

kondisi tubuh semakin lemah diakibatkan organ tubuh terlalu berat

30

bebannya. Diet jenis ini mengonsumsi makanan yang mengandung

protein tinggi seperti telur dan daging (Setyaningsih et al, 2015).

d. Rendah kalori, tinggi protein, dan tinggi lemak

Diet ini dilakukan dengan cara mengurangi asupan

karbohidrat. Namun, diet ini sangat lama untuk memperoleh hasil

yang diinginkan (Setyaningsih et al, 2015).

e. Food combining

Diet dengan cara ini dapat memperoleh hasil yang cukup

memuaskan bahkan dapat mengurangi berat badan hingga 5 kg

dalam jangka waktu 1 bulan. Tetapi, diet dengan cara ini cukup

rumit karena harus mengatur pola makan berdasarkan PH (asam,

basa, dan netral). Semua jenis makanan seperti karbohidrat,

protein, dan lemak dapat tetap dikonsumsi akan tetapi tetap diatur

asupannya (Setyaningsih et al, 2015).

US News & World Reports dalam cnnindonesia.com merilis daftar diet terbaik dan terburuk di tahun 2020. Kriteria diet terbaik dilihat dari keseimbangan, pemeliharaan, kelezatan, keramahan pada keluarga, keberlanjutan, serta kesehatan. Berikut daftar diet terbaik secara keseluruhan pada tahun 2020 menurut US News & Word Reports (Putri,

2020): a. Diet Mediterania

Diet Mediterania merupakan jenis diet yang terinspirasi dari pola

makan penduduk di kawasan Mediterania. Karakteristik diet ini adalah

31

tinggi minyak zaitun yang kaya omega-3, buah-buahan, kacang-

kacangan, sayur-sayuran, dan sereal. Dalam diet ini berfokus pada

pengurangan konsumsi daging merah, gula, produk susu, serta daging

olahan. Diet menjadi diet yang termudah untuk dilakukan, dan baik

untuk pengidap diabetes. Tidak hanya itu, diet mediterania terbukti

dapat menguatkan tulang, mengurangi risiko demensia, kanker

payudara, dan tekanan darah tinggi (Labibah dan Anggraini, 2016). b. Diet DASH

Diet DASH atau Dietary Approaches to Stop Hypertension

merupakan diet yang dianjurkan untuk para pengidap tekanan darah

tinggi atau hipertensi. Diet ini berfokus pada konsumsi sayur-mayur,

buah dan memperbanyak makanan yang rendah lemak sekaligus

mengurangi makanan yang tinggi akan lemak jenuh serta membatasi

asupan garam. Diet ini bisa menurunkan tekanan darah hanya dalam

hitungan minggu (Salsabila, 2019). c. Diet Flexitarian

Diet ini termasuk di dalam diet vegetarian tetapi masih dapat

mengonsumsi daging ikan dan daging ayam. Diet jenis ini disebut juga

semi-vegetarian. Istilah flexitarian merupakan kombinasi dari kata

fleksibel dan vegetarian. Menurut Blatner dalam (Prihatini 2019) diet

flexitarian secara bertahap dapat membantu orang untuk mengonsumsi

lebih banyak sayuran sambil tetap menikmati daging. Orang yang

menjalankan diet ini memiliki berat badan 15% lebih rendah, memiliki

32

tingkat penyakit jantung, diabetes, dan kanker yang lebih rendah

(Prihatini, 2019). d. Diet WW

Diet WW atau Weight Watchers diperkenalkan oleh Jean

Nidetch pada tahun 1963 di New York, Amerika Serikat. Diet ini

menerapkan sistem smart points sebagai sistem budget untuk mengatur

asupan yang dikonsumsi. Satuan nilai dari sistem smart point adalah

kalori. Selain itu, weight watchers menerapkan kepada pengikutnya

untuk memiliki pola makan yang lebih sehat, yaitu dengan

mengonsumsi lebih banyak protein tanpa lemak, sayuran, buah-

buahan, serta sedikit gula dan lemak jenuh. Keuntungan dalam

menjalankan diet ini adalah masih bisa mengonsumsi makanan enak

(https://lifestyle.kompas.com/read/2015/10/20/200300223/Rahasia.Sed

erhana.Weight.Watchers.Melangsingkan.Tubuh diakses pada 20

Oktober 2020). e. Diet Mayo Clinic

Diet mayo pertama kali diperkenalkan oleh Mayo Klinik, salah

suatu kelompok penelitian medis yang berbasis di Rochester, New

York. Diet mayo merupakan program diet sederhana yang dapat

membantu menghasilkan berat badan dieal namun tetap sehat. Diet

mayo menerapkan health weight pyramid sebagai panduan untuk

membuat menu makanan sehat. Diet ini berfokus pada makanan yang

sehat dan segar, dengan konsumsi kalori yang rendah. Dengan

33

memperbanyak konsumsi sayur dan buah segar akan membantu

penurunan berat badan 3 hingga 5 kilogram selama 13 hari (Febry dan

Fitriah, 2017).

Diet mayo dapat dilakukan oleh berbagai usia baik remaja,

dewasa, maupun lansia. Selainkan menurunkan berat badan, diet ini

juga baik diterapkan oleh seseorang yang memiliki penyakit jantung,

stroke, dislipidemia, hipertensi, dan diabetes mellitus (Febry dan

Fitriah, 2017).

Neumark-Stainzher dan Krowchuk dalam (Husna, 2013) menyebutkan bahwasanya praktik diet terbagi menjadi 3 kategori, yaitu :

1. Diet Sehat

Perilaku diet yang sehat misalnya meningkatkan olahraga,

mengonsumsi buah dan sayur, tidak mengonsumsi makanan yang

banyak mengandung pengawet buatan, tinggi kadar gula, makanan siap

saji, dan mengurangi makanan yang berlemak (Husna, 2013). Hal ini

sesuai dengan pendapat yang dikemukakan olah Beck dalam

(Abdurrahman, 2014) bahwasanya diet yang baik menekankan pada

perubahan dalam jenis makanan, jumlah, dan seberapa sering orang

makan, dan ditambah dengan program aktivitas fisik yang teratur.

2. Diet Tidak Sehat

Praktik diet tidak sehat seperti halnya melewatkan waktu makan

(waktu sarapan, makan siang atau makan malam) dan berpuasa (Husna

2013). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Abdurrahman

34

(Abdurrahman, 2014), ada beberapa alasan mahasiswi melakukan diet

tidak sehat, yaitu pertama, konsep diri tubuh ideal yang tidak realistis

pada diri mahasiswi. Maksudnya adalah meskipun memiliki IMT

tergolong normal tetapi memiliki kecemasan yang berlebih akan tubuh

yang gemuk, sehingga menimbulkan persepsi yang negatif. Kedua,

opini atau pendapat dari lingkungan sosial. Dalam hal ini berasal dari

teman sebaya mahasiswi yang diterima dengan begitu saja tanpa di

filter terlebih dahulu antara pendapat positif dan negatif. Hal ini

mengakibatkan mahasiswi menjadi terpengaruh pendapat negatif

tersebut dan tidak berfikir secara logika dan muncul rasa kurang

percaya diri.

Ketiga, lingkungan sosial ekonomi keluarga mempengaruhi

perilaku diet tidak sehat pada mahasiswi. Dimana individu dengan

status sosial ekonomi yang tinggi atau kaya, sangat memperhatikan

penampilan fisik agar terlihat sempurna. Dan terakhir, kurangnya

pengetahuan tentang pola diet yang sehat dan juga keinginan untuk

menurunkan berat badan dengan cepat. Hal ini menyebabkan

mahasiswi melakukan diet tidak sehat tanpa memperhatikan efek

samping yang ditimbulkan.

3. Diet Ekstrim

Diet ekstrim sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh karena

pada umumnya menggunakan pruduk untuk mempercepat penurunan

berat badan, seperti penggunaan obat pelangsing, obat penurun nafsu

35

makan, obat pencahar, penggunaan diuretic atau obat yang dapat

memperbanyak air kencing serta diikuti dengan perilaku kesehatan

buruk seperti memuntahkan makanan dengan sengaja dan olahraga

yang berlebihan (Husna, 2013).

B. Alasan Individu Melakukan Diet

Menurut Attie dan Brooks-Gunn dalam (Prima dan Sari, 2013)

terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku diet, yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kemasakan (fisik dan usia),

berat badan, nilai kesehatan (health belief), dan kepribadian. Sedangkan

faktor eksternal berkaitan dengan nilai sosial masyarakat terhadap daya

tarik dan kerampingan tubuh dan sosial ekonomi keluarga.

Studi yang dilakukan oleh Oktaviani menyebutkan bahwa motivasi

individu dalam melakukan diet adalah untuk mendapatkan apresiasi dan

terlihat indah oleh orang lain serta agar layak tampil. Gagasan terkait

indah dan layak tampil berasal dari lingkungan sosial dan media massa

(Oktaviani, 2019).

Adapula penelitian dari Astuty yang menyebutkan bahwa alasan

keputusan mahasiswa kebidanan dalam melakukan diet adalah ingin

mempunyai berat badan ideal, malu, ingin mempunyai tubuh bagus, dan

takut rentan terhadap penyakit (Astuty et al., 2010).

36

C. Gambaran Perilaku Diet Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Diet kerap kali juga dilakukan oleh para mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Mahasiswi yang melakukan diet adalah EL, TA,

SNT, dan SH. Berikut gambaran diet dari setiap mahasiswi:

1) Perilaku Diet EL

El merupakan mahasiswi sosiologi di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. EL memulai diet sejak duduk di bangku SD kelas 6, ia

mengawali dietnya untuk mengikuti kejuaraan silat. Saat itu,

pengetahuan EL tentang diet masih kurang. Sehingga diet yang EL

jalankan saat itu terbilang cukup ekstrim, ia sempat melakukan diet

dengan meminum obat diet yang memiliki efek samping seperti

merangsang rasa haus dan buang air kecil terus-menerus.

Seperti yang diungkapkan EL :

Karena untuk kejuaraan silat sih dulu. Kalau dulu kan ekstrim karena gatau diet itu kaya gimana taunya diet itu ngurangin makan. Dulu pernah gua sama ustad gua sempet dikasih pil biar kencing- kencing terus, karena gua gatau apa-apa jadi itu kaya ga sehat banget. Menjelang SMA gua udah ga aktif di kejuaraan silat badan gua tuh udah kaya bisa diajak buat adaptasi, kaya misal gua lagi males nih buat jaga pola makan. Jadi gua tuh gampang gemuk gampang juga buat nurunin karena gua dari dulu udah biasa nurunin berat badan. Terus gua baca-baca dan segala macem udah kebiasaan gua udh ada basic untuk diet cuma emang pengetahuan tentang diet yang sehat masih minim. Yaudah gua cobain diet sehat. Kalau diet mah ternyata artinya bukan nurunin berat badan ternyata diet pola makan. Nah diet kan ada yang buat nurunin berat badan, diet buat nambah berat badan, ada diet buat ngejaga berat badan. Dalam bahasa dietnya ada cutting buat nurunin berat badan, ada balking untuk naikkin berat badan massa otot.

Setelah duduk di bangku SMA, EL mulai mencari informasi

seputar diet yang sehat, pengetahuan dietnya semakin bertambah dan

37

mulai menerapkan diet yang sehat. Menurut EL, diet artinya adalah

pola makan. Diet tidak hanya untuk menurunkan berat badan tetapi ada

juga diet untuk menaikkan berat badan. El sudah memiliki kebiasaan

untuk menjaga pola makan sehingga diet menjadi gaya hidup EL. Diet

yang EL jalankan adalah menjaga pola makan dengan menghitung

kalori serta olahraga. Dimana setiap harinya EL mengonsumsi

makanan yang sehat, seperti jus sayur, jus buah, sayuran rebus,

mengonsumsi cemilan rendah kalori dan mengurangi nasi putih.

Biasanya EL memasak makanan sehat sendiri, karena bagi EL dengan

memasak sendiri dapat mengetahui berapa jumlah kalori yang masuk

ketubuh.

EL melakukan diet karena dari awal EL berada di lingkungan

sosial yang memaksa EL untuk melakukan diet. Hal tersebut yang

membuat EL memiliki kebiasaan untuk melakukan diet hingga saat ini.

Disamping itu, alasan EL melakukan diet adalah untuk menjaga

kesehatan. Ibunya yang telah membuat EL termotivasi untuk

melakukan diet. Diketahui ibu dari EL memiliki penyakit diabetes. EL

tidak ingin seperti ibunya yang memiliki penyakit diabetes. Sehingga

EL menanamkan dalam dirinya untuk memiliki pola hidup sehat

dengan melakukan diet yang sehat agar dirinya terhindar dari berbagai

penyakit.

2) Perilaku Diet TA

38

Program diet yang dijalankan oleh TA adalah diet karbohidrat. TA

memiliki pola makan yang teratur. Setiap harinya TA makan tiga kali

dalam sehari dengan mengonsumsi kacang-kacangan, sereal, air putih,

ditambah olahraga di pagi hari. TA mengganti cemilannya dengan

biskuit yang rendah kalori. Siang hari TA baru mengonsumsi

karbohidrat berupa 1 kepal nasi atau kentang, dan malam hari TA

mengonsumsi buah dan sayur, seperti brokoli rebus. Karena TA

konsisten dalam melakukan diet TA berhasil menurunkan berat

badannya sebesar 15 kg dalam waktu 2 bulan.

Tetap makan pagi, siang, malam tetap 3 kali sehari. Kalau gua tuh ya pagi jam 6 gua usahain bangun cuma makan kacang-kacangan ga glukosa, sereal, terus ke siang minum air, olahraga, terus makan cemilan kaya crackers gitu tapi crackersnya yang sehat kaya belvita. Terus di siang hari baru makan nasi, malam makan buah, sayur (wawancara dengan TA, 10 Agustus 2020).

Pertama kali TA melakukan diet, TA tidak melakukan konsultasi

kepada dokter gizi sehingga menyebabkan TA mengalami tipes akibat

diet yang dijalankannya. Semenjak saat itu, TA tidak berani melakukan

diet tanpa konsultasi terlebih dahulu kepada dokter gizi. Perilaku diet

yang dijalankan TA saat ini sudah sesuai dengan arahan yang

diberikan oleh dokter gizi sehingga diet yang dijalankan TA

merupakan diet yang sehat.

Selain sebagai mahasiswi, TA juga memiliki peran sebagai seorang

influencer1, sehingga penampilan menjadi hal yang paling penting bagi

1 Influencer merupakan suatu pekerjaan yang merujuk pada orang-orang yang memiliki follower atau audiens yang cukup banyak di media sosial, seperti artis, selebgram, blogger, youtuber.

39

TA. Motivasi TA dalam melakukan diet adalah untuk mendapatkan

apresiasi dan terlihat “cantik” oleh diri sendiri dan lingkungan

sosialnya. Bagi TA kelebihan berat badan, membuat TA tidak percaya

diri, karena TA juga merupakan seorang influencer yang menuntut

untuk tampil maksimal.

3) Perilaku Diet SH

SH sudah mengenal diet sejak 2-3 tahun yang lalu. Menurut

pengakuan SH, dahulu ia tidak pernah ada di posisi dimana tubuhnya

mengalami perubahan pada perutnya yang membuncit. SH mulai

merasakan perubahan pada perutnya yang mulai membuncit pada usia

22 tahun. Semenjak itu, ia mulai merasa tidak percaya diri ketika

sedang melihat dirinya di depan kaca. Sampai pada akhirnya ia

memiliki seorang teman dekat laki-laki, dimana temannya itu beserta

keluarga aktif dalam melakukan diet keto. Seluruh keluarga tanpa

terkecuali bersama-sama melakukan diet keto.

SH melakukan pendekatan dengan ibu dari teman lawan jenisnya

melalui diet. SH mulai bertanya-tanya seputar diet keto, mulai dari

pola dan fungsnya. Kemudian setelah mendapatkan banyak informasi

tentang diet keto SH mulai termotivasi untuk ikut melakukan diet keto

sama halnya seperti yang dijalankan oleh teman dekatnya beserta

keluarga.

SH menjalankan diet keto selama 2 minggu, dimana SH sama

sekali tidak mengonsumsi nasi, sayur dan buah. SH hanya

40

mengonsumsi makanan yang mengandung protein, seperti daging

ayam, daging sapi, serta ikan. Kemudian SH merasa kalau setiap hari

ia mengonsumsi daging biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak. SH

juga merasa bosan mengonsumsi daging setiap harinya. Sehingga pada

akhirnya ia hanya bertahan 2 minggu melakukan diet keto. Semenjak

menjalankan diet keto SH berhasil menurunkan berat badan 2 kg,

namun ia tidak merasa bahagia dalam menjalankan diet keto karena

alasan dia melakukan diet keto adalah karena pengaruh lingkungan

sosialnya bukan karena dirinya sendiri. Namun, SH mengakui bahwa

dirinya memang harus mulai belajar mengatur pola makan yang lebih

sehat.

Saat ini, SH masih menjalankan diet dengan mengurangi

karbohidrat dan gula. Setiap harinya SH makan dua sampai tiga kali

dalam sehari dengan mengurangi nasi putih dan memperbanyak lauk

pauk. Berdasarkan observasi penulis ketika berkunjung kerumah SH,

penulis diajak makan bersama oleh SH, selanjutnya penulis melihat

pola makan SH secara langsung. Dimana SH hanya mengonsumsi

sayur sop, tempe goreng, serta fuyunghai tanpa mengonsumsi nasi

putih. Tidak hanya itu, SH juga sangat menghindari minuman-

minuman manis yang banyak mengandung gula. Karena menurut SH

gula dapat menimbulkan penyakit diabetes, mengurangi konsentrasi,

mudah terkena penyakit, dan sebagainya.

4) Perilaku Diet SNT

41

SNT mengawali dietnya sejak semester 3, diet yang dijalankan

SNT saat ini ialah mengurangi nasi. Dalam sehari SNT hanya mengonsumsi nasi sebanyak satu kali dan hanya 1 centong nasi. SNT tidak menjaga pola makannya, ia bebas dalam mengonsumsi apapun asalkan tidak mengonsumsi nasi. Bahkan SNT sering mengonsumsi makanan seperti , bacil, serta cilor.

Aku diet nasi ka, aku ga makan nasi. Sehari tuh cuma sekali nasi, jadi kaya deposit kalori atau menghitung kalori. Kalau nasi itu kan kira-kira 200 kalori kalau ga salah. Selebihnya aku ngemil ka, soalnya aku punya asam lambung, jadi kalau ga ngemil asam lambungnya naik. Cemilan aku ya kaya , seblak, apa aja sih ka asalkan ga makan nasi (wawancara dengan SNT, 1 Agustus 2020).

SNT mengakui bahwa dirinya cepat bosan dalam melakukan diet.

SNT pernah berada di tahap dimana ia sangat menjaga pola makannya, seperti mengonsumsi nasi merah, tidak mengonsumsi makanan yang pedas dan berbau aci, dan melakukan fitness. Namun sayangnya, hal itu tidak berjalan lama ia merasa bosan karena tidak ada perubahan pada tubuhnya.

Lingkungan sosial dapat membuat seseorang memiliki keputusan untuk melakukan diet. Hal ini dialami oleh SNT, dimana ia kerap mendapatkan body shaming dari teman organisasinya membuat SNT menjadi tidak percaya diri dan memutuskan untuk melakukan diet.

Sehingga diet yang dilakukan SNT bukan untuk kesehatan melainkan sebatas untuk menurunkan berat badan demi menjaga penampilan.

Berikut pernyataan dari SNT mengenai alasannya melakukan diet :

42

Karena dipanggil „phyton‟ sama teman-teman organisasi. Semenjak dipanggil phyton gua jadi kepikiran padahal sebelumnya gua ga pernah diet. Semenjak dikatain kaya gitu gua jadi insecure2 (wawancara dengan SNT, 1 Agustus 2020).

Tabel II. C Diet yang Dilakukan Mahasiswi

No Mahasiswi Diet yang Dijalankan Praktik Diet Jaga Pola Makan + 1 EL Diet Sehat Olahraga Diet Karbohidrat + 2 TA Diet Sehat Olahraga Diet Karbohidrat dan 3 SH Diet Sehat Gula 4 SNT Diet tidak makan nasi Diet Tidak Sehat

2 Insecure merupakan bahasa asing yang berarti tidak aman. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan perasaan tidak aman yang membuat seseorang merasa gelisah, takut, malu, hingga tidak percaya diri.

43

BAB III

Manajemen Kesan Mahasiswi yang Melakukan diet

A. Front Stage dari Mahasiswi yang Melakukan Diet

Di dalam kehidupan sehari-hari seringkali individu secara sadar atau

tidak sadar sedang bermain peran layaknya seorang aktor. Hal ini sejalan

dengan teori yang dikemukakan oleh Erving Goffman, yaitu dramaturgi.

Diet yang dijalankan oleh mahasiswi dapat digambarkan melalui konsep

dramaturgi.

Goffman membagi pertunjukan ke dalam dua wilayah, yaitu front

stage dan back stage. Di front stage para aktor akan memainkan perannya

sesuai dengan skenario yang sudah dibuat. Front stage juga merupakan

tempat dimana audience berada. Goffman membagi front stage menjadi

dua, setting dan personal front. Setting mengacu pada tempat atau situasi

fisik yang biasanya harus ada jika aktor ingin tampil pada sebuah

pertunjukan. Sedangkan personal front terdiri dari unit-unit peralatan

ekspresif yang diidentifikasi oleh audience dengan para aktor dan

diharapkan untuk dibawa bersama ke dalam pengaturan. Personal front

dibagi menjadi dua, yaitu penampilan (appearance) dan gaya (manner).

Penampilan berkaitan dengan unsur-unsur yang menceritakan pada kita

terkait status sosial aktor. Sikap berkaitan dengan jenis peran yang

diharapkan dimainkan aktor di dalam situasi tersebut (Ritzer, 1996).

44

Setiap mahasiswi yang melakukan memiliki perilaku yang berbeda- beda ketika berada di front stage. Berdasarkan proses penelitian di lapangan, mahasiswi yang melakukan diet memiliki beberapa setting.

Setting menjadi tempat dimana mahasiswi yang melakukan diet akan bertemu dengan teman-temannya (audiens). Dalam penelitian ini, setting yang digunakan adalah instagram, kampus, dan café.

1. Media Sosial sebagai Front Stage

Instagram dijadikan sebagai setting hal ini karena instagram

menjadi salah satu sarana bagi mahasiswi untuk berbagi momen serta

kegiatan sehari-hari. Tidak hanya itu, instagram juga menjadi sarana

bagi mahasiswi untuk memamerkan segala aktivitas yang mereka

lakukan. Di dalam instagram juga akan ada pertemuan antara aktor dan

audience. Aktor disini adalah mahasiswi yang melakukan diet yang

menampilkan dirinya melalui foto ataupun video yang mereka unggah

untuk membuat orang lain terkesan. Audience-nya adalah teman-teman

dari aktor yang melihat postingan dan instastori yang dibagikan aktor.

Dari keempat mahasiswi yang melakukan diet, terdapat dua

mahasiswi yang menunjukkan perilaku dietnya melalui media sosial,

yaitu EL dan TA. Berikut postingan yang dibagikan oleh EL.

45

Gambar III. A. Akun Instagram EL

Sumber : Instagram

Postingan status diatas menunjukkan bahwa EL sedang memperlihatkan bagaimana pola hidup sehat dengan melakukan diet.

Bahkan ia membuat satu sorotan di instagram khusus untuk informasi mengenai makanan sehat, kegiatan olahraga yang dijalankannya, serta 46

informasi seputar diet. Secara tidak langsung EL menunjukkan kepada teman-temannya (audiens) di instagram bahwa ia sedang melakukan diet. Tidak hanya itu, EL juga mempengaruhi teman-temannya

(audiens) di instagram-nya untuk memiliki kesadaran akan hidup sehat melalui diet.

Berbeda halnya dengan EL, TA justru memperlihatkan tubuh indahnya melalui foto-foto yang diunggahnya di instagram. Dalam foto-foto yang diunggah di akun instagram-nya, TA terlihat selalu memakai pakaian-pakaian yang terbuka, ketat dan sesuai dengan lekukan tubuhnya. Gaya berpakaian TA sangat fashionable dan cenderung mengikuti gaya kebarat-baratan, hal ini karena TA tinggal cukup lama di Melbourne. Tubuhnya yang tinggi dan langsing membuat TA terlihat sangat cocok menggunakan pakaian seperti apa saja. Sehingga istilah body goals yang berasal dari followers-nya sering ditemui dalam kolom komentar instagram milik TA.

Gambar III. A. Akun Instagram milik TA

47

Sumber: Instagram

Gambar di atas menunjukkan bahwa cara berpakaian yang

digunakan TA menjadi bagian dari penampilannya (appearance) di

atas panggung. Sebagian besar foto yang diunggah ke akun instagram

TA memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah kepada pengikutnya

(followers). Hal ini bertujuan agar TA mendapat kesan dari

pengikutnya (followers) tersebut. Adapula kesan yang diberikan oleh

pengikutnya dapat berupa likes dan komentar. TA berhasil membuat

pengikutnya menjadi terkesan terhadap tubuhnya dan sering kali

followers memberikan apresiasi terhadap tubuhnya dengan istilah body

goals.

2. Kampus dan Cafe sebagai Front Stage

Tidak hanya melalui instagram, mahasiswi yang melakukan diet

juga kerap menunjukkan perilaku dietnya ketika sedang hangout

48

dengan teman-temannya di kampus dan di cafe. Kampus dijadikan sebagai setting karena kampus merupakan salah satu tempat dimana aktor menjalankan perannya sebagai mahasiswi. Hampir setiap harinya mahasiswi menghabiskan banyak waktu di lingkungan kampus bersama teman-temannya. Begitupla dengan cafe yang menjadi tempat alternatif yang dipilih mahasiswi untuk bertemu, berkumpul, dan makan bersama dengan teman-temannya (audience). Dimana akan terjadi proses interaksi ketika mahasiswi yang melakukan diet bertemu dengan teman-temannya (audience).

Penampilan (appearance) dari mahasiswi yang melakukan diet dapat dilihat dari gaya berpakaian ketika hangout ke kampus ataupun ke cafe. Keempat mahasiswi yang melakukan diet ketika di kampus atau ke cafe selalu menggunakan pakaian yang sopan. Mereka memiliki gaya berpakaian yang berbeda-beda. Contohnya, SH yang cenderung memakai busana-busana yang sopan, longgar, tidak ketat, dan memakai baju yang panjangnya sampai lutut. Kemudian style kerudung yang digunakan oleh SH juga sudah menutupi bagian auratnya. SH juga menyukai tren pakaian thrift. Pakaian thrift merupakan pakaian-pakaian branded yang dijual sangat murah. Gaya berpakaian SH juga tidak menunjukkan lekukan yang menandakan bahwa ia sebagai seseorang yang melakukan diet.

Selanjutnya ada EL yang memakai pakaian-pakaian tidak terlalu longgar dan tidak juga terlalu ketat ketika dikampus. Tetapi seringkali

49

EL tetap memperlihatkan lekuk tubuhnya, seperti saat EL memakai kaos ketat kemudian kemeja yang dibuka kancingnya. Dengan berpakaian seperti itu, EL telah menunjukkan lekukan tubuhnya yang bagus. Terlebih ketika EL sedang berolahraga El cenderung memakai pakaian olahraga yang ketat. Sama seperti SH, EL juga menyukai pakaian-pakaian thrift.

Berbeda halnya dengan TA yang selalu memakai pakaian- pakaian branded. Ketika di dalam kampus TA masih menaati peraturan yang dibuat yaitu menggunakan kerudung. Tetapi ketika TA hangout di luar kampus, ia sering tidak memakai kerudung, menggunakan pakaian-pakaian yang terbuka serta ketat. Gaya berpakaian TA sangat fashionable dan cenderung mengikuti gaya kebarat-baratan, hal ini karena TA tinggal cukup lama di Melbourne.

Tubuhnya yang tinggi dan langsing membuat TA terlihat sangat cocok menggunakan pakaian seperti apa saja.

Kemudian ada juga SNT, dengan gaya berpakaian tomboy yang identik dengan perpaduan celana jeans dan kemeja atau kaos menjadi salah satu pakaian yang sering digunakan SNT ketika ke kampus.

Berdasarkan pengamatan penulis SNT tidak pernah menggunakan kemeja atau kaos yang ketat, sehingga SNT tidak memperlihatkan lekuk tubuhnya yang menandakan SNT melakukan diet.

Dari data di atas menunjukkan bahwa mahasiswi yang melakukan diet sedang membangun kesan melalui gaya berpakaian.

50

Hal ini ditunjukkan mahasiswi yang melakukan diet dengan menggunakan pakaian yang sedemikian rupa agar mendapatkan kesan yang diinginkan dan diterima di lingkungan sosialnya. Sehingga akan mudah bagi mahasiswi yang melakukan diet untuk berinteraksi dengan teman-temannya.

Selanjutnya, dari keempat mahasiswi yang melakukan diet terdapat dua mahasiswi yang menunjukkan perilaku dietnya di kampus, yaitu SNT dan TA. Ketika SNT berada di kampus, SNT menunjukkan secara langsung bahwa dirinya sedang melakukan diet.

Teman-teman SNT mengetahui bahwa SNT sedang melakukan diet karena melihat pola makan SNT yang tidak pernah mengonsumsi nasi, kemudian SNT yang jarang makan, serta porsi makan yang sedikit dan

SNT seringkali tidak pernah menghabiskan makanannya.

Seperti yang diungkapkan oleh SNT :

Dimulai mereka melihat dari porsi makan gua, kemudian gua jarang makan, sekalinya makan tuh gamau banyak dan bener- bener gamau diabisin (wawancara dengan SNT, 1 Agustus 2020).

SNT tidak pernah menolak jika diajak teman-temannya untuk makan bersama. Namun, ketika SNT makan bersama-sama dengan teman-temannya di lingkungan kampus atau di cafe, SNT mencari menu makanan yang tidak memakai nasi. Berikut pernyataan SNT ketika diajak untuk makan bersama oleh teman-temannya :

Tetap ayo, tetap makan. Tapi gua cari makanan yang gaada nasinya pertama (wawancara dengan SNT, 1 Agustus 2020).

51

SNT selalu menolak jika ditawarkan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dietnya walaupun tawaran itu berasal dari keluarga teman dekatnya. Seperti yang diungkapkan oleh SNT :

Gua nolak biasanya. Misal dirumah Reza nih terus ditawarin makan nasi sama mamahnya Reza gua ga bakal makan karena walaupun kesannya gaenak tapi gaabis daripada nanti kebuang. Kalau benar-benar udah dipaksa banget baru itu juga dikit doang makannya yang penting menghargai saja (wawancara dengan SNT, 1 Agustus 2020).

Berdasarkan observasi penulis ketika menemui SNT di cafe dengan teman-temannya. Penulis melihat SNT tidak menghabiskan makanan yang di pesannya. Ketika itu SNT memesan coklat dan ia tidak menghabiskannya padahal porsi roti bakar yang SNT pesan hanya sedikit. Ketika penulis bertanya mengapa tidak dihabiskan ia hanya menjawab ”sudah kenyang” di depan teman-temannya.

Artinya SNT sedang menjaga image yang sudah ia ciptakan yaitu sebagai mahasiswi yang sedang melakukan diet.

Kemudian TA yang cenderung memperlihatkan bahwa dirinya sedang melakukan diet. Di kampus, TA salah satu individu yang jarang jajan karena tidak ada makanan yang sesuai dengan kebutuhan dietnya, kemudian ia suka membawa cemilan yang rendah kalori seperti fitbar.

TA sering sharing tentang diet kepada teman-temannya yang melakukan diet. Namun, TA tidak pernah menolak jika diajak oleh teman-temannya untuk main sekaligus makan bersama. Seperti yang diungkapkan oleh TA :

52

Tetap gua makan bareng-bareng, gua tuh bukan orang yang “gua lagi diet” tapi gua mau makanan tersebut tapi ga gua makan, engga bodo amat gua makan makan aja kan bisa diganti hari lain (wawancara dengan TA, 10 Agustus 2020).

Kemudian, SH ketika di kampus jam istirahat ia tetap membeli makan siang atau jajanan bersama teman-temannya. Seperti yang diungkapkan SH ketika wawancara :

Aku di kampus nih mau jajan ah cilok, cilor, cireng, terus kaya makan makanan , , bubur, makan makan aja, aku tuh di kampus ga punya teman-teman yang sama kaya aku yang melakukan diet karbo juga (wawancara dengen SH, 6 Agustus 2020). SH pernah menunjukkan perilaku dietnya kepada teman dekatnya di kampus, yaitu IK. Dimana ketika itu SH sedang bersama

IK ingin membeli makan. Sewaktu memesan makanan SH meminta penjual makanan untuk memberinya nasi setengah porsi saja. Seperti yang diungkapkan SH :

Aku waktu itu sama Ika malam-malam aku pesan nasi setengah tapi lauknya lebih banyak, Ika nanya “kok gtu Sher?” iya aku gamau makan nasi apalagi jam 9 malam. Terus udah gitu aku ngeliat makannya Ika ko enak ya, tapi aku tetap menahan. Itu moment dimana porsi makan nasi aku setengah porsi sampai sekarang. (wawancara dengan SH, 6 Agustus 2020).

Kemudian, SH juga menunjukkan perilaku dietnya ketika hangout ke cafe bersama dengan teman-teman organisasinya. SH selalu memesan makanan yang tidak mengandung karbohidrat, seperti halnya nasi dan kentang, bahkan ia selalu memesan minuman dengan less sugar, hal ini membuat teman-teman organisasinya mengira bahwa SH sedang melakukan diet.

Seperti yang diungkapkan oleh SH sebagai berikut : 53

Kalau lagi rapat organisasi di cafe aku ga pesan kentang, kentang kan karbo, dan aku selalu pesan less sugar selalu mau itu kopi, teh, red velvet, aku selalu pesan less sugar (wawancara dengan SH, 6 Agustus 2020). Berdasarkan observasi penulis ketika makan bersama dengan

SH dan teman-temannya di Housen Cafe, penulis melihat SH tidak memesan nasi putih melainkan SH mengonsumsi nasi putih sepiring berdua dengan salah satu temannya. Hal ini menunjukan bahwa SH sedang memainkan skenario sebagai mahasiswi yang melakukan diet.

Berbeda halnya dengan teman-temannya SH yang tidak diet, mereka cenderung tidak memiliki rasa khawatir dalam memilih menu makanan.

Seluruh data di atas menunjukkan bahwa mahasiswi yang melakukan diet memiliki simbol. Kata-kata seperti “sudah kenyang”, memesan kopi dengan less sugar dan cemilan rendah kalori merupakan simbol yang dimiliki oleh mahasiswi yang melakukan diet. Simbol- simbol ini akan dikeluarkan oleh mahasiswi ketika mereka ingin memperlihatkan bahwa dirinya sedang melakukan diet. Sehingga teman-temannya (audience) dapat mendefinisikan situasi yang terjadi.

Pada saat mahasiswi yang melakukan diet dengan mahasiswi yang tidak melakukan diet saling berinteraksi dan saling bertatap muka di lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, muncul kendala yang dialami oleh mahasiswi tersebut. Kendala yang dialami mahasiswi yang tidak melakukan diet adalah perasaan yang tidak enak

54

ketika ingin mengajak mahasiswi yang melakukan diet untuk makan bersama.

Seperti yang diungkapkan oleh BT :

Gua suka gaenak kalau ngajakin TA makan di luar jam makan dia. Setiap gua ngajak makan pasti pas di jam makannya. Kalau di luar jam makan gua suka gaenak pasti dia punya alasan diet (wawancara dengan BT, 19 Agustus 2020).

Pernyataan BT di atas menunjukkan bahwasanya BT memiliki perasaan tidak enak ketika ia ingin mengajak temannya yang sedang diet untuk makan bersamanya di luar jam makannya. Menurut BT, mereka yang melakukan diet selalu memiliki alasan “lagi diet” ketika diajak untuk makan di luar jam makannya.

Sama halnya dengan mahasiswi yang melakukan diet ketika di atas panggung pertunjukan, kerap mengalami gangguan yang berasal dari temannya yang tidak melakukan diet (audience) seperti ajakan makan bareng, serta adanya godaan makanan. Mereka yang melakukan diet cenderung tidak menolak jika diajak makan oleh temannya yang tidak melakukan diet karena adanya perasaan tidak enak apabila menolaknya. Seperti yang diungkapkan oleh EL :

Selagi ada pilihan makanan yang bisa gua makan ya gua makan, kalau makanannya ga sesuai sama gua ya tetap makan aja gapapa sesekali. Lagian happy-happy sama teman-teman kan jarang, keliatan egois banget gua nanti kalau gua maksain mau makan sehat (wawancara dengan EL, 29 Juli 2020).

Sikap menghargai dan tetap asik merupakan sikap yang melekat pada diri keempat mahasiswi tersebut. Pada saat mahasiswi yang melakukan diet bersama teman-temannya, sikap mahasiswi tersebut

55

akan dikelola untuk menciptakan sebuah kesan tertentu. Dimana kesan tersebut diharapkan dapat diterima di hadapan teman-temannya.

Selain itu, mereka yang melakukan diet juga sulit mendapatkan menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan dietnya ketika di kampus. Dan juga mereka yang melakukan diet sulit mendapatkan teman yang sedang melakukan diet juga sehingga mahasiswi yang melakukan diet cenderung mengikuti pola makan teman-temannya yang tidak melakukan diet.

Seperti yang diungkapkan oleh SH :

Di kampus, aku gabisa menemukan makanan yang sesuai dengan aku, misalkan ayam geprek tapi gaada sayurnya tapi murah, teman-teman pada makan. Ya kendalanya itu aku tidak banyak menemukan referensi tempat makanan yang sehat, terus aku ga punya teman-teman yang sama kaya aku lah yang melakukan diet karbo juga. Terus yang ketiga harga makanan yang sesuai dengan aku biasanya kan mahal, misalkan aku mau makan yang sayurnya ada, lauknya ada gitu kan mahal.

Menurut data di atas menunjukkan bahwa lingkungan kampus tidak mendukung untuk melakukan program diet. Di lingkungan yang tidak mendukung cenderung dapat membuat mereka yang melakukan diet lebih mudah putus asa dan berhenti untuk melakukannya.

Dukungan dari orang-orang terdekat seperti temen, keluarga, sangatlah penting dalam mendukung kesuksesan diet. Namun terkadang untuk di lingkungan kampus, malah berbanding terbalik di mana dukungan- dukungan itu jarang didapatkan.

Pada saat self berinteraksi dengan temannya, maka selama pertunjukan mahasiswi yang sedang diet akan mengalami gangguan

56

dari temannya yang tidak melakukan diet. Oleh karena itu, para

mahasiswi yang sedang diet harus selalu menyesuaikan dirinya dengan

keinginan dan harapan temannya, seperti ikut makan bersama di cafe.

Audience dapat mempengaruhi aktor dalam bersikap, sebaliknya

audience juga dapat dipengaruhi oleh aktor dalam bersikap.

Keempat mahasiswi tersebut berharap bahwa dirinya yang

ditampilkan di depan teman-temannya cukup mengesankan, sehingga

teman-temannya (audience) dapat memberikan definisi tentang

keempat mahasiswi tersebut sesuai dengan keinginan mahasiswi itu

sendiri.

B. Back Stage Mahasiswi yang Melakukan Diet

Sebelum aktor melakukan penampilan di atas panggung, seorang

aktor harus mempersiapkan peran yang akan ditampilkan ketika di atas

panggung hal tersebut bertujuan agar audience dapat memberikan kesan

terhadap penampilan aktor dan terciptalah sebuah interaksi yang

memberikan makna. Dalam dramaturgi, kegiatan seperti itu akan

dilakukan di panggung belakang (back stage). Panggung belakang (back

stage) adalah satu setting tersendiri yang berusaha ditutupi oleh para aktor

dan diharapkan tidak perlu terlihat oleh audience.

Di dalam kehidupan personal, pada situasi ketika EL tidak berada di

lingkungan kampus melainkan sedang berada di kosannya. EL tidak

memainkan perannya sebagai aktor di depan audience seperti saat berada

di atas panggung. Jika di kampus atau di cafe EL tidak memperlihatkan

57

perilaku diet dan selalu tidak pernah menolak ketika diajak makan bersama ke cafe, maka di kosan ia berjuang dalam melakukan diet. Ketika di kosan EL sangat disiplin dalam melakukan diet. EL selalu mengatur pola makannya. EL biasa memasak untuk makan sehari-hari dengan mempertimbangkan jumlah kalori. Tidak hanya itu, EL memiliki kebiasaan melakukan olahraga di kosan. Seperti yang diungkapkan oleh

EL :

Gua sih hampir setiap hari olahraga, minimal lari, kalau gua males ngegym paling pake alat buat pulled sendiri di kosan (wawancara dengan EL, 29 Agustus 2020).

Tidak hanya dikosan, ketika EL di rumah ia menjadi seorang individu yang sangat menjaga pola makan. Ibu dari EL memiliki penyakit diabetes sehingga ibu EL juga melakukan diet dengan menggunakan produk minuman sehat. Seperti yang dikatakan oleh El :

Gua cenderung yang paling ngejaga makan.. kalau dirumah, mamah gua juga diet tapi dia pake herbalife cuma club herbalife mamah gua ini edukasi tentang dietnya masih minim (wawancara dengan EL, 29 Agustus 2020).

Ungkapan EL diatas menunjukan bahwasanya lingkungan ikut mempengaruhi individu dalam berperilaku. Karena memiliki lingkungan yang terbiasa melakukan diet maka EL menjadi konsisten dalam melakukan diet baik ketika dirumah ataupun dikosan.

Selanjutnya, pada saat teman-temannya membuat rencana untuk makan bersama dengan EL, sebelumnya EL terlebih dahulu meminimalisir pola makannya di kosan agar ketika ia makan bersama teman-temannya

58

EL bisa menikmati makanan sesuai dengan keinginannya tanpa rasa khawatir yang berlebih.

Seperti yang diungkapkan oleh EL :

Setelah kumpul-kumpul makan bareng temen nah nanti paling gua ngecutting makanan gua. Misal nih, gua sama teman-teman gua makan martabak kan kalorinya hampir setengah kalori dari kalori gua sehari, nah itu tinggal gua dikosan minum air aja atau tinggal minum serat, makan sayur (wawancara dengan EL, 29 Agustus 2020).

Kalau udah bikin janji sama temen minggu depan mau ketemu dan makan bareng di café malam, nah gua itu paginya paling cuma minum air, makan buah, sayur, nah karbohidratnya nanti pas ketemu temen gua di malam hari. Jadi direncanakan, biar gua bisa makan banyak pas ketemuan itu (wawancara dengan EL, 29 Agustus 2020).

TA memiliki perilaku yang sama dengan EL. Pada saat TA berada di kosan, TA sangat disiplin dalam melakukan diet karena ia memiliki satu goal ingin memiliki tubuh yang ideal. Walaupun TA hangout bersama teman-temannya dan makan banyak bersama teman-teman, TA memiliki cara sendiri untuk tetap memaksimalkan diet yang dijalankannya, yaitu dengan olahraga.

Seperti yang diungkapkan oleh TA :

Kalau gua nyikapinnya kalau udah makan banyak sama teman-teman gua, olahraga gua lebih dimaksimalin, misalkan harusnya 1500 kalori ngilanginnya gua tambah 1000 lagi di olahraga (wawancara dengan TA, 10 Agustus 2020).

Begitu pula dengan SH, ketika di rumah, ia tetap menjalankan pola dietnya dengan tidak mengonsumsi nasi berlebih.

Seperti yang diungkapkan oleh SH :

Aku tuh kalau dirumah bener-bener kalau makan nasi cuma 1 centong, mau itu lagi laper banget atau engga tetep aja segitu kaya udah kebiasaan gitu sih. Sekalinya kalau ngambil nasi 1 ½ centong ga

59

bakal abis, atau kalau ga kaya punya perasaan “ih aku ko banyak banget ya”. Karena fokus aku kan diet mengurangi nasi dan gula (wawanacara dengan SH, 6 Agustus 2020).

Aku kalau dirumah makannya malah lebih sehat, karena kan sayurnya dapat, protein dapat, karbohidrat dapat, lemak dapat, kalau di luar kan makan doang ga dapat kan ga sehat (wawancara dengan SH, 6 Agustus 2020).

Berdasarkan data di atas, makanan yang SH konsumsi ketika dirumah jauh lebih sehat dibanding SH makan di luar rumah. Walaupun di rumah

SH tidak ada yang melakukan diet, SH tetap konsisten untuk diet sesuai dengan tujuan yang ingin SH capai.

Berbeda halnya dengan SNT, ketika berada di kosan, SNT bebas mengonsumsi makanan apa saja, seperti . Diketahui SNT ngekost bareng dengan temannya, berinisial RZ. RZ ingin memiliki tubuh yang gemuk, sedangkan SNT ingin memiliki tubuh yang kurus. RZ sering mempengaruhi SNT agar tidak melakukan diet dan menerima tubuhnya dengan apa adanya. Namun, SNT bersikeras untuk tetap melakukan diet.

RZ memiliki kebiasaan makan yang banyak, karena ia ingin memiliki tubuh yang gemuk. Menurut pengakuan RZ, ketika ia makan makanan yang disukai SNT, SNT cenderung tidak bisa menahan diri sehingga ia ikut makan apabila RZ memakan makanan kesukaan mereka berdua.

Seperti yang diungkapkan oleh RZ :

Ngapain sih Sin diet-diet, bersyukur, gua aja kepengen gemuk aja gabisa-bisa, respon Sinta paling “jangan za jangan” gitu. Terus kadang gua pesen makanan yang bener-bener kita berdua suka gitu, terus dia bilang “yaelah” akhirnya dia makan juga (wawancara dengan RZ, 19 Agustus 2020).

Seperti yang diungkapkan oleh SNT :

60

Sinta nyetok indomie, biskuit, dan roti ka kalau di tempat kos (wawancara dengan SNT, 1 Agustus 2020).

SNT memiliki stok indomie, roti, dan biskuit di kamar kosnya sehingga ketika ia merasa lapar ia tinggal makan yang ada di kosannya. Ia sering mengonsumsi indomie ketika berada di kamar kosnya bersama dengan RZ. Artinya SNT tidak peduli walaupun sedang diet ia tetap makan indomie di depan RZ yang merupakan teman sekamarnya.

Ketika SNT di rumah, SNT juga bebas mengonsumsi makanan apapun. Menurut SNT di lingkungan rumahnya banyak sekali tukang jajanan sehingga ia sering mengonsumsi jajanan yang berada di sekitar rumahnya. Terlebih di samping rumahnya, terdapat tukang es kopi jadi

SNT sering membeli es kopi.

Seperti yang diungkapkan SNT :

Kalau dirumah, samping rumah Sinta tuh tukang es kopi dll. Jadi susah buat diet, bawaannya pengen jajan terus (wawancara dengan SNT, 1 Agustus 2020).

Dapat dikatakan bahwa SNT merasa kesulitan ketika berada di rumah karena ia tidak bisa menahan diri akan jajanan yang terdapat di sekitar rumahnya. Lingkungan dapat mempengaruhi perilaku makan SNT. Ketika

SNT berada di lingkungan yang mayoritas tukang jajanan, maka ia akan memiliki kebiasaan untuk membeli jajanan yang ada disekitar rumahnya.

Selain perilaku-perilaku mahasiswi di atas, adapula hal yang tidak perlu audience ketahui mengenai perilaku diet mahasiswi, yaitu latar belakang mahasiswi dalam melakukan diet. Misalnya EL yang melakukan diet karena ingin memiliki tubuh yang sehat. Kemudian, TA yang

61

melakukan diet karena ingin tampil cantik, SH yang melakukan diet

karena teman dekat laki-lakinya, serta SNT yang melakukan diet karena

body shaming dari teman-teman organisasinya. Semua alasan-alasan

tersebut kemudian akan menjadi dorongan atas tampilan para mahasiswi

yang melakukan diet.

Berikut ringkasan mengenai front stage dan back stage dari

mahasiswi yang melakukan diet:

Tabel III. A.Front Stage dan Back Stage Mahasiswi

No Informan Front Stage Back Stage  Menunjukkan perilaku  Di rumah, dietnya kepada teman melakukan diet dekatnya, yaitu IK. yang teratur.

1 SH  Di hadapan teman-teman  Alasan melakukan organisasinya memesan diet karena ingin minuman less sugar, tidak dekat dengan ibu memesan makanan yang dari teman lawan mengandung karbohidrat. jenisnya.  Di instagram, EL  Melakukan tebus membagikan informasi- dosa setelah makan informasi seputar diet dan banyak bersama menghimbau teman- teman-temannya. temannya untuk 2 EL  Alasan EL menjalankan hidup sehat melakukan diet melalui diet. karena ingin  Di kampus, tetap makan memiliki tubuh bersama dengan teman- yang sehat dan temannya. tetap awet muda.  Menunjukkan perilaku diet  Ketika di kosan dan melalui sikapnya yang di rumah SNT tidak menghabiskan bebas mengonsumsi makanan dan tidak pernah makanan apapun. 3 SNT mengonsumsi nasi.  Alasan SNT  Selalu menolak ketika melakukan diet ditawarkan makanan yang karena adanya bady tidak sesuai dengan shaming dari teman kebutuhan dietnya. organisasinya. 4 TA  Membawa cemilan rendah  Melakukan tebus

62

kalori ke kampus. dosa setelah makan  Sering sharing seputar diet banyak dengan kepada teman-temannya. olahraga yang  Tidak pernah menolak maksimal. ketika diajak makan  Alasan melakukan bersama oleh teman- diet karena ingin temannya. terlihat cantik.

C. Peran Teams dalam Manajemen Kesan

Dalam suatu pertunjukan diperlukan suatu tim yang bekerja sama

untuk menyukseskan pertunjukan tersebut. Seperti yang dikatakan oleh

Goffman bahwa unit dasar dari analisisnya bukan terletak pada individu

melainkan pada suatu tim. Tim didefinisikan sebagai individu manapun

yang bekerja sama untuk memproyeksikan sebuah kesan tertentu di suatu

keadaan. Antara aktor dengan tim memiliki hubungan yang sangat akrab,

sehingga jarak sosial yang tercipta akan semakin rendah.

Mahasiswi yang melakukan diet membutuhkan sebuah tim untuk

membantu mereka menampilkan kesan yang ingin disampaikan. Tim yang

dimiliki oleh mahasiswi yang melakukan diet adalah teman dekat dan

keluarga. Sebagai contoh, TA dalam pertunjukan diet dibantu oleh kakak

kandungnya dan manager-nya. Keluarga TA sangat mendukung TA untuk

melakukan diet, terutama kakaknya. Dimana kakaknya telah menjadi

personal trainer3 untuk TA ketika di Melbeurne. Dari mulai pola makan

hingga olahraga TA diatur oleh kakaknya. Kemudian, setelah TA kembali

ke Indonesia sudah tidak dibimbing lagi oleh kakaknya. Hal tersebut

3 Personal trainer merupakan seseorang yang bertugas dan bertanggung jawab dalam melatih serta membimbing individu atau kelompok dalam melakukan latihan kebugaran.

63

membuat TA kembali mengalami kenaikan berat badan dan memutuskan untuk melakukan diet kembali. Sampai akhirnya ia bercerita kepada manager-nya bahwa ia ingin melakukan diet dan bagaimana caranya.

Diketahui manager dari TA berhasil menurunkan berat badannya dari 100 sekian kg turun menjadi 70 kg. Kemudian manager TA memberikan saran bahwa hal pertama kali yang harus dilakukan adalah konsultasi kepada ahli gizi. Manager TA menekankan pada TA bahwa ia harus melakukan diet yang sehat. Dari situlah TA melakukan diet hingga saat ini.

Kemudian EL yang memiliki teman dekat yaitu BT dan AD sebagai tim dalam pertunjukan dietnya. Dimana BT dan AD merupakan teman sekelas EL dan mereka memiliki hubungan yang sangat akrab. Sehingga

BT dan AD dapat mengetahui bagaimana situasi dari back stage-nya EL dari mulai latar belakang keluarga, kebiasaan EL ketika dikosan, pola makan EL dikosan, dsb. Ketika EL sedang melakukan diet, BT dan AD tidak pernah mengganggu proses dietnya, dan juga mereka tidak pernah melarang EL untuk mengonsumsi makanan yang dia inginkan di back stage. Contohnya ketika EL ingin melakukan cheating day menggunakan martabak di kosan, BT dan AD tidak akan melarang EL untuk makan martabak tersebut, mereka cenderung mengesampingkan kesan yang dimiliki EL sebagai mahasiswi yang diet. EL juga tidak akan menyembunyikan hal tersebut dari BT dan AD. Dan juga ketika EL berada di front stage sedang melakukan diet, BT dan AD tidak akan mengganggu proses diet EL.

64

Demikian juga SNT yang memiliki teman kost berinisial RZ, di mana

teman kost SNT merupakan bagian dari tim SNT. Karena RZ seringkali di

kosan melihat SNT mengonsumsi makanan yang tidak sesuai dengan

kebutuhan dietnya, seperti indomie. Ketika SNT mengalami kebosanan

dalam melakukan diet, SNT selalu cerita kepada RZ. Dan pada akhirnya

RZ hanya memberikan saran kepada SNT untuk menyudahi perilaku

dietnya. Tidak hanya itu, SNT kerap kali mendapat gangguan dari RZ ini,

misalnya ketika RZ sedang memakan seblak di kosan dan di hadapan

SNT, kemudian SNT tidak bisa menahan aroma kelezatan dari seblak dan

memutuskan untuk meminta seblak yang dimakan oleh RZ. Dalam hal ini

RZ selalu memberikan seblak tersebut, baik kondisinya SNT sedang

melakukan diet atau tidak. Artinya RZ telah mengesampingkan kesan yang

dimiliki SNT sebagai mahasiswi yang melakukan diet.

D. Attribute Defensive and Practice dalam Manajemen Kesan Mahasiswi

yang Melakukan Diet

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab I, bahwa dalam pengelolaan

kesan atau impression management, terdapat teknik yang disebut sebagai

atribut defensif dan praktik. Ada tiga teknik atribut defensif dan praktik,

yaitu dramaturgi loyalitas, dramaturgi disiplin, dan dramaturgi kehati-

hatian (Goffman, 1959). Ketiga teknik tersebut bertujuan untuk mencegah

adanya gangguan ketika pertunjukan berlangsung. Dramaturgi loyalitas

berupa dukungan yang diberikan oleh anggota tim kepada aktor. Seperti

65

halnya EL yang selalu mendapatkan dukungan dari teman dekatnya untuk melakukan diet.

Gambar III. E.1 Komentar pada postingan EL

Sumber : Instagram

Gambar di atas merupakan salah satu kerjasama tim. Dimana AD sebagai bagian dari tim EL ikut memberikan dukungan kepada EL dengan menuliskan komentar positif pada postingan yang dibagikan oleh EL.

Selanjutnya, dramaturgi disiplin berkaitan dengan kesadaran para anggota tim untuk menutupi kekurangan atas perilaku tidak pantas yang secara mendadak dilakukan oleh serekan se-timnya. Jika ada gangguan terjadi dan tidak dapat dihindari, anggota yang disiplin akan siap menawarkan alasan yang masuk akal untuk mengabaikan peristiwa yang menganggu tersebut. Contohnya, ketika EL sedang melakukan diet kedua teman dekat EL yang memiliki kesadaran untuk tidak memaksakan El

66

ketika tidak bisa makan bersama. Hal ini dilakukan kedua teman dekat EL

agar tidak mengganggu proses diet EL.

Terakhir, dramaturgi kehati-hatian berkaitan dengan kehati-hatian

dalam memilih anggota tim yang tepat, dan memasukan bahwa mereka

loyal dan disiplin secara dramaturgi. Selain itu juga berkaitan dengan

kehati-hatian dalam memilih audiens, sebisa mungkin mencari audiens

yang akan memberikan paling tidak masalah yang sedikit dalam hal

pertunjukan yang akan ditampilkan pemain atau yang tidak ditampilkan.

Dalam hal ini ditunjukan oleh EL yang selalu berhati-hati dalam memilih

pertemanan di lingkungannya agar ia tetap bisa menjalankan dietnya tanpa

ada gangguan dari teman-temannya (audiens).

E. Manajemen Kesan dalam Perilaku Diet Mahasiswi

Dalam sub bab ini akan menjelaskan tentang gambaran singkat

mengenai dramaturgi dalam perilaku diet. Dalam hal ini kasus EL yang

akan dijadikan refleksi untuk menggambarkan dramaturgi dalam perilaku

diet.

EL merupakan mahasiswi sosiologi yang melakukan diet. Diet sudah

menjadi gaya hidup sehat EL. Dalam dramaturgi, back stage dari EL

adalah perilaku tebus dosa yang dilakukan EL ketika sedang berada di

kosan. Tidak hanya itu, latar belakang EL dalam melakukan diet juga

termasuk bagian dari back stage EL. Adapun yang melatarbelakangi EL

dalam melakukan diet adalah karena ia tidak ingin seperti ibunya yang

memiliki penyakit diabetes. Alasan lain yang melatarbelakangi EL dalam

67

melakukan diet yaitu EL ingin tetap terlihat awet muda. Alasan-alasan tersebut menjadi bagian dari back stage EL karena alasan-alasan tersebut hanya diketahui oleh EL. Alasan-alasan yang dimiliki EL tidak akan terlihat oleh teman-temannya (audience).

Sedangkan, front stage dapat dilihat dari setting dan tampilan personal. EL menjadikan instagram sebagai setting sosial. EL menampilkan perilaku dietnya melalui instagram. Adapun tampilan personal dari EL dapat dilihat dari appearance-nya. Appearance merupakan penampilan EL yang ditampilkan di depan audience.

Appearance EL dapat ditunjukkan melalui gaya berpakaian yang digunakan EL. EL juga membagikan postingan-postingan di instagram berkaitan dengan hidup sehat dengan melakukan diet. Selain itu, EL juga kerap kali mengajak teman-teman virtualnya untuk menjalakan hidup sehat dengan melakukan diet.

Ketika di kampus EL cenderung tidak memperlihatkan perilaku dietnya. EL bersikap seakan-akan ia tidak sedang melakukan diet. Ketika makan bersama dengan teman-temannya ia tetap ikut makan bersama, hal ini dilakukan EL agar ia tidak dinilai tidak asik oleh teman-temannya

(audience). Dalam hal ini EL sedang melakukan manajemen kesan agar

EL tetap dianggap asik oleh teman-temannya (audience) sehingga bersikap seolah-olah sedang tidak melakukan diet dan makan sesuka hatinya ketika di depan teman-temannya (audience). Sikap yang diambil oleh EL telah dipengaruhi oleh lingkungan EL sendiri (audience).

68

Tim yang dimiliki oleh EL dalam pertunjukan dietnya adalah teman dekatnya, yaitu BT dan AD. BT dan AD dapat mengetahui bagaimana situasi dari back stage-nya EL dari mulai latar belakang keluarga, kebiasaan EL ketika dikosan, serta pola makan EL dikosan. Ketika di back stage BT dan AD telah mengesampingkan kesan yang dimiliki oleh EL sebagai mahasiswi yang melakukan diet. Dalam atribut defensif dan praktik, dramaturgi loyalty yang ditunjukan oleh EL adalah berupa dukungan yang didapatnya dari teman dekatnya di kampus, yaitu AD dan

BT. Selanjutnya, dramaturgi disiplin dapat dilihat dari kedua teman dekat

EL yang memiliki kesadaran untuk tidak memaksakan El ketika tidak bisa makan bersama. Hal ini dilakukan kedua teman dekat EL agar tidak mengganggu proses diet EL. Sedangkan, dramaturgi kehati-hatian berkaitan dengan sikap hati-hati dalam memilih audience. Dalam hal ini ditunjukan oleh EL yang selalu berhati-hati dalam memilih pertemanan di lingkungannya agar ia tetap bisa menjalankan dietnya tanpa ada gangguan dari teman-temannya (audiens).

69

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memaparkan beberapa

kesimpulan yang dapat diambil dan saran yang didasarkan pada hasil

temuan dalam penelitian ini. Adapun kesimpulannya adalah bahwasanya

mahasiswi yang berada di panggung depan (front stage) berupaya

menunjukkan kesan yang dapat diterima oleh teman-temannya (audience).

Setting yang digunakan oleh mahasiswi yang melakukan diet adalah

kampus, cafe, dan instagram. Setting tesebut merupakan tempat yang

dijadikan mahasiswi yang melakukan diet untuk menunjukkan appearance

dan sikapnya (manner). Adapula appearance dan sikap yang ditunjukkan

mahasiswi berbeda-beda sesuai dengan skenario yang mereka mainkan.

Apperance dapat dilihat dari gaya berpakaian masing-masing mahasiswi

yang melakukan diet. Sikap yang dibangun oleh mahasiswi yang

melakukan diet adalah sikap menghargai. Dalam hal ini mahasiswi yang

melakukan diet ketika berada di front stage mereka tidak pernah menolak

jika diajak untuk makan bersama.

Mahasiswi yang berada di panggung belakang (back stage) sebagai

kehidupan mahasiswi yang sebenarnya, mereka bebas melakukan kegiatan

apa saja tanpa sepengetahuan temannya. Dua diantara keempat mahasiswi

yang melakukan diet tetap menjalankan diet ketika berada di panggung

70

belakang (back stage). Kemudian, latar belakang mahasiswi dalam melakukan diet juga termasuk dalam back stage dari mahasiswi yang melakukan diet, karena sifatnya tidak terlihat dan hanya mahasiswi tersebut yang mengetahui alasannya melakukan diet.

Adapun kendala yang dihadapi oleh keempat mahasiswi yang melakukan diet, yaitu ajakan makan dari teman-teman yang tidak melakukan diet. Ketika keempat mahasiswi tersebut mengalami gangguan mereka harus memiliki atribut-atribut tertentu hal ini bertujuan agar mereka dapat menyelamatkan pertunjukannya. Hasil temuan menunjukan bahwa keempat mahasiswi tidak melakukan pencegahan ketika di ajak makan bersama.

Mahasiswi yang tidak melakukan diet memiliki kendala ketika sedang berinteraksi dengan mahasiswi yang melakukan diet. Kendala yang dialami mahasiswi yang tidak melakukan diet adalah perasaan tidak enak ketika ingin mengajak temannya yang melakukan diet untuk makan bersama.

Hasil temuan lainnya menunjukkan jenis diet yang paling banyak dilakukan mahasiswi adalah diet karbohidrat. Diet karbohidrat merupakan diet denggan mengurangi karbohidrat, seperti nasi putih.

71

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Akademis

Disarankan kepada peneliti selanjutnya dalam bidang sosiologi,

khususnya sosiologi kesehatan untuk melakukan penelitian yang

mendalam tentang diet. Karena penelitian tentang diet dengan

pendekatan sosiologis masih jarang ditemukan.

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengeksplor

lebih dalam tentang diet dengan teori dramaturgi, karena teori

dramaturgi tidak hanya sebatas front stage dan back stage saja,

melainkan ada pembahasan mengenai discrepant role yang tidak di

eksplor dalam penelitian ini. Sehingga hal tersebut dapat melengkapi

dan dapat lebih memperdalam aspek penelitian ini.

72

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Fadlullah. 2014. “Faktor-Faktor Pendorong Perilaku Diet Tidak Sehat Pada Wanita Usia Dewasa Awal Studi Kasus Pada Mahasiswi Universitas Mulawarman.” EJournal Psikologi 2(1)(9):1689–99. Astuty, Lestari Puji Astuti, and Dita Wasthu Prasida. 2010. “Persepsi Mahasiswa D Iv Kebidanan Tentang Diet Untuk Menurunkan Berat Badan Di Stikes Karya Husada Semarang.” Jurnal STIKES Karya Husada Semarang. Bearman, Erin Martinez dan Eric Stice. 2006. “The Skinny on Body Dissatisfaction: A Longitudinal Study of Adolescent Girls and Boy.” Texas: Journal of Youth and Adolescence. Brown, JE. 2005. Nutrition Through the Life Cycle 2nd Edition. Wadswoth T (USA): Belmont. Dhita, S. 2016. “Presentasi Diri Pekerja Seks Komersial Emporium Jakarta (Studi Dramaturgi Mengenai Presentasi Diri Pekerja Seks Komersial Di Emporium Jakarta).” Jurnal Imu Komunikasi. Dwiranty, Renitya. 2014. “Perilaku Sosial Remaja Perempuan Yang Melakukan Diet Di Lingkungan Rumah Kontrakan (Studi Kasus Di Rumah Kontrakan Jalan Watugong Nomer 35 Kelurahan Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru Kota Malang).” Jurnal Mahasiswa Sosiologi Vol 2(2):1–18. Febry, Ayu Bulan and Arsinah Habibah Fitriah. 2017. Diet Mayo Lose Weight in 13 Days with Healthly Life. Cetakan II. edited by I. N. Rasyidah. Jakarta: Wahyumedia. Goffman, Erving. 1959. The Presentation of Self In Everyday Life. New York: Doubleday. Husna, nur lailatul. 2013. “Hubungan Antara Body Image Dengan Perilaku Diet (Penelitian Pada Wanita Di Sanggar Senam Rita Pati).” Jurnal Psikologi 2(2):Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semara. Kalis, Gerardus Septian. 2018. “Apa Itu Diet? Inilah Pengertian, Jenis, Dan Anjuran.” Dokter Sehat. Retrieved April 14, 2020 (https://doktersehat.com/apakah-diet-itu/). Kania, Dewi. 2017. “Okezone Weekend: Sejarah Diet Dari Masa Ke Masa, Hingga Metode Penurunan Berat Badan Yang Tak Masuk Akal.” Okezone Lifestyle 3. Retrieved August 12, 2020 (https://lifestyle.okezone.com/read/2017/09/15/481/1776832/okezone-week- end-sejarah-diet-dari-masa-ke-masa-hingga-metode-penurunan-berat-badan- yang-tak-masuk-akal). KBBI. n.d. “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).” Retrieved April 14, 2020 (kbbi.web.id/diet).

x

Kurniasari, Anna Nurlaila & Dian, D. A. 2017. Kunci Tepat Diet Sehat. Yogyakarta: Trans Idea Publishing. Labibah, Zulfa and Dian Isti Anggraini. 2016. “Diet Mediterania Dan Manfaatnya Terhadap Kesehatan Jantung Dan Kardiovaskular.” Jurnal Majoriity 5(3):1– 3. Neuman, W. Lawrenc. 2013. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitatif. Jakarta: PT. Indeks. Nugrahani, Farida. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. Oktaviani, Irin. 2019. “Keputusan Diet Dan Pengaruh Media Sosial Menggunakan Pendekatan Critical Medical Anthropology.” Jurnal Kajian Ruang Sosial- Budaya 3(2):4–13. Poloma, Margaret. 2007. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Prihatini, Desti Ananda. 2019. “Mengenal Flexitarian, Diet Yang Boleh Konsumsi Daging.” Tirto ID. Retrieved October 9, 2020 (https://tirto.id/mengenal- flexitarian-diet-yang-boleh-konsumsi-daging-ejr7). Prima, Ellen and Endah Puspita Sari. 2013. “Hubungan Antara Body Dissatisfaction Dengan Kecenderungan Perilaku Diet.” Jurnal Psikologi 1(1):17–30. Putri, Frieda Isyana. 2020. “5 Diet Terbaik Untuk Dilakukan Pada Tahun 2020 Menurut Para Ahli.” Detik Health. Retrieved (https://health.detik.com/diet/d- 4845782/5-diet-terbaik-untuk-dilakukan-pada-tahun-2020-menurut-ahli). Ramali, Pamoentjak. 1993. Kamus Kedokteran. Jakarta: Penerbit Djambatan. Ritzer, George. 1996. Sociological Theory. McGraw-Hill International Editions. Rizkiyah, Iin, dan Apsari, Nurliana Cipta. 2019. “Strategi Coping Perempuan Terhadap Standarisasi.” Marwah: Jurnal Perempuan, Agama, Dan Jender 18(2):133–52. Sakamaki, R., K. Toyama, R. Amamoto, CJ Liu, and N. Shinfuku. 2005. “Nutrional Knowledge, Food Habits and Health Attitude of Chinese University Student: A Cross Sectional Study.” Nutr J 4 (4). Salsabila, Rana. 2019. “Analisis Penerapan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) Pada Penderita Hipertensi.” Jurnal Kesehatan. Setyaningsih, Christiana Dewi, Irmawati, and Ina Sulastri. 2015. Hidup Sehat Untuk Golongan Darah AB. Cetakan I. edited by Y. P. Yustianto. Jakarta: CV. Penerbit Euthenia Prima. Strauss and Corbin. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

xi

Pustaka Pelajar.

xii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Wawancara

Keterangan : P : Pewawancara N : Narasumber Informan pertama Nama : Eliza Nur Azizah Fakultas: Fisip Jurusan: Sosiologi Usia : 23 tahun 29 Juli 2020 di Kosan EL P : lu sejak kapan diet? N : Gua dari dulu udh diet, kelas 6 SD lah gua udh mulai diet, pas SMP ikut kejuaraan berat badan gua 43kg itu kan masuknya kelas B terus harus dimasukkin ke kelas A putri jadinya gua harus nurunin berat badan sekita 1 kg itu dalam waktu satu minggu. P : tapi emang lu dulu SMP nya apa dah? N : SMP gua mah SMP 4, cuma gua ikut silat itu dari pondok pesantren, jadi gua ikut kesana, silat itu untuk ekstrakulikuler anak pesantrennya sih sebenarnya cuma gua ikut aja. P : Jadi diet lu dulu itu karena kemauan lu sendiri atau gimana? N : Karena untuk kejuaraan silat sih dulu. Kalau dulu kan ekstrim karena gatau diet itu kaya gimana taunya diet itu ngurangin makan. Dulu pernah gua sama ustad gua sempet dikasih pil biar kencing-kencing terus, karena gua gatau apa-apa jadi itu kaya ga sehat banget, sampe dikasih pil untuk minum terus sampai kita kaya dehidrasi gitu, kalau misalkan kalau kita engga minum kaya kencing terus sampe gabisa bayangin kantong kemih gua dulu kaya gimana, dulu gua kecil kaya gtu. Menjelang SMA gua udah ga aktif di kejuaraan silat badan gua tuh udah kaya bisa diajak buat adaptasi, kaya misal gua lagi males nih buat jaga pola makan. Jadi gua tuh gampang gemuk gampang juga buat nurunin karena gua dari dulu udah biasa nurunin

xiv

berat badan. Udah biasa gemuk kurus gemuk kurus, nah sampe sekarang kaya gua udah males kaya gitu terus, terus gua baca- baca dan segala macem udah kebiasaan gua udh ada basic untuk diet cuma emang pengetahuan tentang diet yang sehat masih minim. Yaudah gua cobain diet sehat. Kalau diet mah ternyata artinya bukan nurunin berat badan ternyata diet pola makan. Nah diet kan ada yang buat nurunin berat badan, diet buat nambah berat badan, ada diet buat ngejaga berat badan. Dalam bahasa dietnya ada cutting buat nurunin berat badan, ada balking untuk naikkin berat badan massa otot. P : untuk sekarang ini lu lagi menjalankan diet yang seperti apa? N : kalau sekarang ngejaga pola makan aja sih soalnya kan sebelumnya tuh pas waktu KKN berat badan naik, karena di tempat KKN kalau makan bisa 3 kali dan itu banyak banget kalau biasanya kan gua kalau makan cuma sekali sehari. Apalagi gua tuh orangnya suka gaenak kalau liat sisa makanan gituloh makanya gua suka kaya ngabisin makanan. Terus akhirnya pas dari itu berat badan gua naik yang tadinya Cuma 46kg jadi 49 kg. Nah nurunin berat badannya tuh rada-rada susah tuh pas itu, metabolisme tubuh gua tuh kaya udh jelek aja gitu. Terus ditambah pas nyokap bokap gua umroh selama dua minggu gua jaga parkiran tuh dirumah dari pagi sampe malam nah biar gua ngantuk biasanya gua makan, selama dua minggu itu gua kaya gitu sampe berat badan gua 53kg, dan itu berat badan terbesar gua biasanya gua ga pernah sampe segitu paling mentok berat badan gua 48kg kalau dulu mah. Dari situ tuh gua nurunin berat badan susah ga kaya dulu, terus gua bingung kan kayanya gua dulu nurunin berat badan keknya cepet banget dah ternyata metabolism gua lagi jelek, kalau dulu kan masih remaja banyk aktivitas, sekarang kan gua kaya males buat keluar akhirnya terus dipaksain buat gerak dan segala macem. Yaudah deh dari 53kg akhirnya turun jadi 47kg cepet juga sih itungannya. Sekarang gua ngurangin makan doang ga cukup harus ada olah fisiknya, kalau dulu kan olah fisiknya banyak kaya silat terus ada target juga jadi cepet. Ibaratnya tuh pola makan kuncinya olahraga tuh pintunya, jadi kalau pengen dapet berat badan yang diinginkan tuh harus ada pintunya yang harus lu lewatin. P : Motivasi lu sendiri apa el dalam melakukan diet? N : Mamah gua ada gula. Nah gua tuh ga pengen kaya gitu pengen sehat aja soalnya penyakit tuh ga kaya lu nginput data ke excel langsung jadi, kalau penyakit kan apa yang kita makan apa yang kita lakukan dampaknya nnti keliatan 10-20 tahun yang akan datang. jadi gua mikir kalau gua jaga pola makan gua ga olah badan gua bisa aja gua lebih buruk dari mamah gua banyak penyakitnya. Nah terus gua pengen banget tua tuh tetep sehat, awet muda makanya salah satunya cara kan dengan jaga pola makan dan olah

xv

fisik walaupun gatau nanti umur mah kan ya, tapi kan bentuk ikhtiarnya kaya gitu. P : Biasanya diet apasih yang lu jalanin? N : Kalau sekarang sih simple jaga pola makan aja, jaga kalori yang masuk, ga muluk-muluk kalau gua bosen sama makanan gua ya gapapalah nyemil- nyemil dikit asal kalorinya tuh sesuai dengan kebutuhan gua sehari-hari. P : sehari berapa sih kalori yang dibutuhkan ? N : tergantung berat badan, tinggi badan, umur terus jenis kelamin laki-laki atau perempuan, sama kegiatan sehari-hari, beda-beda sih. Kalau gua 1300 kali/hari. P : kalau untuk makanan diet sendiri lu bikin sendiri? N : kalau gua lagi pengen fokus ya gua masak sendiri soalnya biar ketahuan kalori yang masuk berapa. Gua makan seporsi misalnya, gua bikin sendiri sama gua beli sama orang lain kalori takut beda. kalau gua yang masak kan kehitung minyaknya berapa gua yan atur, garam berapa, terus dada ukurannya yang berapa terus dibakar. Kalau yang masak orang lain kan biasanya ungkepan bumbunya gatau, minyak seberapa juga gatau. Jadi lebih kekontrol masak sendiri, cuma kalau lagi males masak yauda beli diluar tapi ya gitu masih menghitung nih kira-kira kalorinya berapa nih yang dimasak gua ngambil kalori yang besarnya aja nah sisa kalori gua makan sedikit-sedikit aja. P : kalau untuk informasi seputar diet sendiri lu dapet darimana? N : gua dari tempat gym, internet P : oh lu ngegym juga? N : ngegym gua dari SMA. Gua kan suka olahraga cuma kadang buat kaya kalau bosen-bosen nyoba olahraga yang lain. Kalau gua bosen sama gym gua olahraga yang lain, tapi tetep ngegym. P : itu kalau ngegym berapa kali seminggu el? N : kalau ngegym sekarang ini masih belum berani karena corona ini. Tapi kalau biasanya seminggu 4 kali, intens nya sih olahraga sendiri kalau ngegym untuk alat beratnya aja. Gua sih hampir setiap hari olahraga, minimal lari, kalau gua males ngegym paling pake alat buat pulled up sendiri dikosan. P : Kalau lu dirumah tanggapan orangtua mengenai lu diet gimana?

xvi

N : Biasa aja sih. Malah gua cenderung yang paling ngejaga makan, gua tetep makan apa yang mamah gua masak cuma gua lebih ngatur porsi aja apa yang gua makan. Gua ga memaksakan mamah gua untuk masak-masakan apa yang gua mau atau gua beda sendiri gitu makanannya. Paling gua masak sendiri kalau lagi pengen apa gitu. P : Tapi kalau dikeluarga lu sendiri ada yang diet juga ga? Lu berapa bersaudara si el? N : Gua 5 bersaudara, gua anak ketiga. Mamah gua diet tapi dia pake herbalife cuma club herbalife mamah gua ini edukasi dietnya masih minim. Jadi ya kaya buang-buang duit aja gitu. Gua pernah tuh ikut mamah gua ke herbalife, itu pagi-pagi ibu-ibu makannya gorengan, -kue, dan itu disediain gitu, makannya kaya gitu. Tapi kalau temen-temen gua yang ikut herbalife juga ga kaya gitu, harian mereka buat makan tuh ga kaya gitu. Jadi kalau di club mamah gua itu pokoknya kalau udh minum herbalife itu sehat. P : Jadi kalau menurut lu sendiri definisi diet yang tepat itu apa? N : Pola makan. Tapi kebanyakan orang masih menganggap diet itu buat nurunin berat badan, padahal mah diet itu pola makan untuk jangka panjang. P : jenis-jenis diet itu sendiri kan banyak ya el, nah lu pernah mencoba salah satu jenis diet? N : gua gamau ribet sih, kan diet banyak ya ada diet keto, diet militer, diet ocd nah tiap jenis diet itu punya disiplin masing-masing. P : kan lu udh lama nih diet bahkan dari kelas 6 SD, cara menjaga agar terus konsisten dalam melakukan diet gimana el? N : ada naik turunnya juga sih, pokoknya patokannya kalau celana gua udh sempit nah gua harus nurunin berat badan, karena gua males buat beli baru,alah satunya sih itu, terus paling memikirkan jangka panjang aja biar sehat. P : nah kalau respon temen-temen dekat lu dikampus terkait lu diet gimana? N : biasa aja sih, kalau sama temen makan ya makan aja bareng-bareng, tinggal gua yang atur. Setelah kumpul-kumpul makan bareng temen nah nanti paling gua ngecutting makanan gua. Misal nih, gua sama temen-temen gua makan martabak kan kalorinya hampir setengah kalori dari kalori kebutuhan gua sehari, nah itu tinggal gua dirumah minum air aja atau tinggal minum serat, makan sayur. P : berarti temen-temen lu tau lah ya lu lagi diet?

xvii

N : bukan lagi diet tapi makanannya beda. P : ada ga el suatu hal yang lu sembunyikan ketika makan sama temen-temen? N : tergantung sih, kalau misalnya udah bikin janji sama temen minggu depan mau ketemu dan makan bareng di cafe malem, nah gua itu paginya paling cuma minum air, makan buah, sayur kalorinya yang paling banyak masuk itu karbohidrat nanti pas ketemu temen gua di malam hari. Jadi direncakan biar gua bisa makan banyak pas ketemuan itu. Tapi kalau misalkan pertemuan mendadak, kan gaenak ya kalau udah disuguhin, nah paling gua makan sedikit karena kan gua sebelumnya udah karbohidrat, protein, jadi udah tercukupi lah asupan seimbangnya, jadi ga sampe menolak juga, makan ya makan aja tapi sedikit gitu. P : terus kalau ditanya “kok sedikit el makannya” gimana? N : Bilang aja udah makan. P : bagaimana respon lu nih el ketika temen lu ada yang menawarkan lu makanan tapi ga sesuai dengan kebutuhan kalori lu tadi? N : kalau gua cenderung yang ga ribet sih soal diet. kan kalau ketemuan sama orang terus sama keluarga pasti kan ada acara makan-makan gitu, gua mikirnya kan ga setiap hari juga makan bareng-bareng gitu jadi kalau disuguhin apapun tetep makan gua tinggal besok-besokannya aja gua lebih lagi jaga makan. Gua gabisa egois sendiri kaya makan sedikit sedangkan yang lain makan banyak kaya ga asik aja gitu. P : kalau dikampus lu biasa jajan ga sih? N : jajan gua. Tapi ya jarang paling jajan thai tea sepengennya aja P : lu tipe orang yang pemilih ga sih kalau soal makanan? N : mungkin lebih milih kaya gua ga suka makanan yang berminyak, kaya gorengan gitu gasuka. P : ada ga sih kesan yang ingin lu capai dalam melakukan diet ini? N : gua seneng kalau orang-orang tuh bilang muka gua lebih muda daripada umur gua. Umur gua kan 23 suka dibilang masih sekolah, salah satunya ya itu karena sering olahraga, menjaga pola makan mungkin muka jadi lebih muda dari umur gua. P : lu tau seputar diet sehat itu kapan? N : Kuliah. Pas MABA tuh gua masih nerapin diet ga sehat jarang makan akhirnya ya itu sakit-sakitan.

xviii

Informan Kedua Nama : Sinta A. Fakultas: Fidkom Jurusan: Jurnalistik Usia : 20 tahun Sabtu, 1 Agustus 2020 di Harum Manis Coffee P : Gimana sin masih menjalankan program diet? N : Masih ka. P : Diet apa yang lagi lu jalanin sin? N : aku diet nasi ka, jadi sinta ga makan nasi. Sehari tuh cuma sekali nasi, jadi kaya deposit kalori gitu atau menghitung kalori. Kalau nasi itu kan kira-kira 200 kalori kalau ga salah. Selebihnya ya ngemil ka, soalnya aku punya asam lambung, jadi kalau ga ngemil asam lambungnya naik. P : Cemilan apa yang biasanya lu konsumsi? N : Cilor, seblak, apa aja sih ka asalkan ga makan nasi. P : apa yang melatarbelakangi lu dalam melakukan diet? N : Karna dipanggil “Phyton” sama temen-temen organisasi, semenjak dipanggil phyton gua jadi kepikiran padahal sebelumnya gua ga pernah diet semenjak dikatain kaya gitu gua jadi insecure gituloh. P : Berarti sejak kapan tuh lu diet? N : Semester 3 P : Udah sejauh mana pengetahuan lu tentang diet? N : gatau banyak sih, gua cuma ngikutin dari youtube. Terus gua juga pernah nyoba diet clean food, itu bener-bener cuma makan ayam dipanggang gitu doing sama garam sedikit doing terus sama salad tomat gitu doang, enak sih cuma jadi pusing ka karena ga terbiasa jadi lemes. P : terus kalau lu ga makan nasi lu makan lauknya doang tuh?

xix

N : iyaa cuma lauknya doang, pokoknya ga nasi aja. P : lu ga nyoba buat konsumsi nasi merah sin? N : pernah tapi lumayan jug aka harganya. Nasi merah itu kan 13.000/liter cuma bisa makan 2-3 kali doang, dalam seminggu gua bisa 30.000an lah dalam seminggu lumayan kan. Kalau beli nasi biasa kan 8000-9000 seliter. P : darimana lu mendapatkan informasi seputar diet sin? N : dari internet, gua ngikutin satu orang namanya @marveles, nah dia itu sering banget nge-share terkait olahraga, makanan. Terus sinta tuh pernah ikutan program diet selama 10 hari bayar 50rb ke dia itu tapi harus sering olahraga terus makanannya sesuai dengan yang dia anjurkan tapi sinta gabisa. P : 50rb itu berapa hari? N : 10 hari jadi ya itu setiap hari olahraga, terus makan nasi merah, kentang, dsb dikasih menu sama dia, olahraganya tuh kaya sit up. P : terus 50rb nya itu buat siapa? N : buat dia, makanan yang kita makan tiap hari itu ya dari kita sendiri. Jadi dia tuh kaya untuk bimbingan atau konsultasi aja. P : terus kenapa ga dilanjutin sin? N : duitnya ka, boros banget kaya gitu. Misal beli sayur-sayuran organik nih kaya wortel, selada, tomat itu bisa habis 20.000 dan itu cuma kepake 2-3 hari belum beras merah banyak banget mahal. P : terus teman-teman lu tau ga kalau lu diet? N : tau ka, kaya teman gua namanya Nuca, nah dia tuh tau ka kalau gua makan itu ga pernah abis nasinya. Terus ada teman gua satu lagi namanya Sabrina dia tuh suka kesel juga kalau gua makan ga abis kaya sayang makanannya. Makanya gua mending kalau makan gausa pake nasi atau pake nasi tapi dikit secentong. P : tapi selama lu diet ada manfaat yang bisa lu rasakan ga? N : tergantung tujuan dietnya sih, kalau gua kan tujuan diet nya kepengen kurus bukan karena kepengen sehat jadi cape, sakit badan. Jadi karena kepaksa gitu gua dietnya, masih mikir omongan orang ga menjadi diri gua sendiri. Padahal kalau orang-orang yang diet bener karena pengen sehat ya enak aja ngejalaninnya, kaya makan sehat dan olahraga tuh buat kesehatan mereka. P : tapi olahraga juga ga? xx

N : gua pernah nyobain workout namanya emiwong yang sempat hype, turun berat badan gua sekilo cuma capek banyak gerakannya, seharinya ditarget buat bikin video workout tapi sinta ga kuat ngejalaninnya. P : dikampus sendiri lu punya kelompok pertemanan tertentu gitu ga? N : kelompok pertemanan ya Nuca sama Sabrina itu doang. P : teman lu seperti Nuca dan Sabrina itu bagaimana responnya ketika lu menjalankan diet? N : Ngapain diet kata mereka, jadi diri lu sendiri aja. Kalau mau gendut ya gendut. P : kalau dari Reza (pacar sinta) sendiri gimana responnya? N : dulu nih ka jujur nih dia kepengen Sinta kurus, tapi sekarang dia udah menerima Sinta apadanya. P : bagaimana perilaku lu ketika teman-teman lu mengajak makan bersama? N : tetap ayo, tetap makan. Tapi gua cari makanan yang gaada nasinya pertama, atau bisa diganti mi, padahal mie sama nasi kan sama aja ya tapi gua kaya udah eneg gitu sama nasi udah jadi kebiasaan juga ga makan nasi. P : lu sendiri sebagai orang lagi diet bagaimana ketika berhadapan dengan teman-teman lu? N : biasa aja sih. P : ada suatu hal yang lu sembunyikan ga ketika sedang makan bersama dengan teman-teman lu? N : gaada sih ka. P : Awal mula teman-teman lu mengetahui bahwa lu diet itu gimana sin? N : di mulai mereka melihat dari porsi makan gua, kemudian gua jarang makan, sekalinya makan tuh gamau banyak dan bener-bener gamau diabisin. P : kegiatan lu sendiri dirumah seperti apa sin? N : main hape doang. P : Nyokap lu tau ga kalau lu diet? terus bagaimana responnya? N : Tau. Ya bilang “ngapain diet, gausa diet-diet lah” sebenarnya kan bentuk badan Sinta sendiri kan keturunan juga ka karena mamah sinta badannya kaya Sinta juga. Jadi kalau Sinta mau diet sekalipun nih ya, tangan Sinta tetap aja segini nih kecil. Makanya kalau mau ngecilin paha harus tetap olahraga Sinta. Waktu itu pernah ikut nge gym tapi ga turun-turun, jadi

xxi

bentuk badannya doang yang berubah tapi berat badannya ga turun, Sinta tuh pengennya turun berat badannya. Dari situ ga turun-turun berat badan Sinta akhirnya Sinta keluar dari gym. Karena mikirnya pengen turun berat badan bukan pengen sehat. P : bagaimana cara lu untuk tetap konsisten dalam melakukan diet? N : terus ingat tujuannya aja ka, kepengen kurus. P : bagaimana pola makan lu sehari-sehari ketika dirumah? N : Sinta tetap makan masakan mamah Sinta cuma ya itu lauknya doang ka. Tapi kalau masakan berbau santan Sinta ga makan karena tau banget santan kalorinya besar, daripada makan santan mending makan mie sekalian. P : apakah Sinta sering memilih dalam hal makanan? N : kalau ditempat makan yang menyediakan menu makanan sehat pasti Sinta milih itu, tapi kalau di lingkungan Sinta ga ada makanan yang sehat yaudah yang ada aja malah maunya yang pedes-pedes gitu. Seblak, cilor, dan sejenis aci lainnya itu sangat enak. P : apakah Sinta punya pantangan makanan tertentu? N : engga ada sih ka, engga diet serius sih kalau dulu tuh diet serius. Tapi Sinta tuh bener-bener turun berat badan pas kerja kemaren itu, kuliah sambil kerja berat badan Sinta 62kg, sekarang naik lagi 65kg, sekitaran 60-65kg aja sih berat badan Sinta. P : kalau di kampus, apakah ada kendala tertentu yang dapat mengganggu proses diet lu? N : ya itu kendala kalau dikampus susah dapetin makanan yang sehat, jadi udah tergoda aja. P : tapi tetep lu makan tuh makanan yang ada? N : iyalah, gabisa nahan gua kalau ada bacil. Tapi dulu pas awal bener-bener diet bisa nahan Sinta, makan bacil tuh cuma seminggu sekali, terus konsumsi nasi merah juga sama makan putih telur doang. P : kalau dirumah/dikost sendiri, apakah ada kendala tertentu yang dapat mengganggu proses diet anda? N : kalau dirumah, samping rumah gua tuh tukang es. Sebenarnya penelitian itu tidak mengatakan bahwa ketika minum es lemak akan mengumpul, cuma kenaikan suhu doang. Nah samping rumah gua tuh jual es kopi dan gua tuh gabisa kalau ga ngopi sehari aja, ga ngopi langsung puyeng kepala gua. Kalau dikos malah bisa nahan ka karena jauh dari tempat makanan.

xxii

P : lu lebih sering makan diluar atau dikosan? N : makan diluar, kalau dikosan tuh malah males makan kecuali kalau lagi ujan bawaannya pengen makan. Sinta nyetok mie, roti, biskuit. Soalnya temen kost Sinta harus makan terus ka karena dia pengen gemuk. P : terus kalau misalkan temen lu makan, lu gimana? N : ya pengen P : terus apa yang lu lakukan? N : Ya gua ikutan makan ka. Godaan makanan tuh kaya merasa berdosa, misal gua abis makan seblak terus abis itu perut gua panas karena kan ga pake nasi dan gua merasa berdosa “kenapa gua makan seblak”. P : Ibu lu mendukung ga kalau lu diet? N : Engga. Kasian katanya badannya apalagi diet terpaksa gini kan. P : terus lu gaada niatan untuk melakukan diet sehat? N : kalau duitnya ada gua mau ka, mahal ka beneran. Tapi ada yang murah sih kaya salad yang di Alfamidi Mart kan 10rb nah itu lumayan tuh makan itu kenyang banget parah, tapi terus abis itu beli boba juga sama aja kan ya. P : lu suka menghitung kalori gitu ga sih kalau makan? N : udah males ka, dulu mah setiap makan Sinta hitung terus kalorinya , misalkan mau beli nah itu Sinta liat dulu komposisinya, gulanya berapa. Kalau sekarang udah males karena ga turun berat badan kali ya. P : tapi lu tetap melanjutkan diet yang lu lakukan saat ini? N : tetap ka, karena mungkin udah kebiasaan. P : berat badan lu sekarang berapa? N : 65 kg, pokoknya Sinta mah jangan sampe diatas 65 kg kalau diatas itu udah stres banget Sinta. P : apakah ada perbedaan pola makan antara dikampus dan dirumah? N : kalau dirumah jarang makan tapi banyak jajan, kalau dikost mau gamau harus makan nasi walaupun sedikit. Oh iya gua tuh pernah ka minum teh hijau tiap pagi ga pake gula dan itu pait banget. P : terus ada efek yang lu rasakan ga ketika minum teh hijau? N : kalau minum itu siangnya ga terlalu lapar. P : kesan sepeti apa yang ingin dicapai oleh Sinta ketika melakukan diet?

xxiii

N : pengen terlihat punya berat badan yang ideal P : apakah ada hal yang disembunyikan ketika makan bareng bersama teman- teman lu? N : gua kan lebih suka salad sayur ya ka daripada salad buah, nah mereka tuh kaya aneh gitu ka kenapa gua lebih suka salad sayur padahal kan emang enak cuma kalau mau beli rada mahal. P : apakah ada perbedaan perilaku makan antara dirumah dan dikampus? N : kalau makan dirumah ya makan makanan yang ada dirumah aja jarang jajan, kalau dikampus makan makanan yang laper mata semua bukan kebutuhan. P : bagaimana jika Sinta ditawarkan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan diet lu oleh teman-teman jauh Sinta? N : gua nolak biasanya. Misal, dirumah Reza nih terus ditawarin makan nasi sama mamahnya Reza ga bakal makan karena makan walaupun kesannya gaenak tapi gabisa daripada nantinya kebuang kan. Kalau bener-bener udah dipaksa banget baru itu juga dikit doang makannya yang penting menghargai saja. P : terakhir kalau menurut Sinta definisi diet itu apa? N : apa ya. Ambisi hidup, tergantung orang memaknai tapi kalau menurut Sinta diet itu ambisi yang ga bagus, kalau mau sehat yang menerapkan hidup sehat bukan diet. Diet itu kan stigma nya kaya udah jelek aja gitu kaya buat menurunkan berat badan. Sinta memaknai diet itu ya ambisi untuk kurus, kalau hidup sehat ya ambisi untuk hidup sehat. P : baiklah sin sudah selesai, makasih ya Sinta atas waktunya nih.. N : iyah ka sama-sama.

Informan ketiga Nama : Sherin Soraya Fakultas : Fisip Jurusan: Sosiologi Usia : 23 tahun Kamis, 6 Agustus 2020 di Kopi Koti P : sher, menurut kamu definisi diet itu apa?

xxiv

N : definisi diet menurut aku mengurangi kadar makanan yang biasanya kita makan. P : sudah berapa lama melakukan diet? N : sebenarnya aku kenal diet itu 2 tahun-3 tahun lah ya, aku kenal kan P : apa yang melatarbelakangi kamu dalam melakukan diet? N : jadi itu dulu aku tuh ga pernah gendut dan ga pernah ada proporsi tubuh aku tuh yang kayanya lebih besar daripada yang lain, mungkin karena umur dan genetik. Waktu itu aku pernah ikut kelas masak makanan sehat gitu terus aku nanya sama si chefnya “aku tuh pengen deh tubuh aku tuh berisi gimana ya caranya?” terus ditanya “emang kamu umur berapa?” kalau ga salah dulu itu aku baru umur 20 deh, terus kata chefnya “oh gapapa, nanti aja kalau kamu udah umur 20++ nanti kamu baru ngerasain duh kalau makan apa aja jadi berasa gendutan, jadi masih wajar banget kalau belum masih merasakan seperti itu. Terus abis itu waktu umur 22 aku mulai ngerasa di bagian perut, kalau setiap ngaca gitu jadi ngerasa buncit gitu perutnya. Dan abis itu temen deket aku dan semua keluarganya diet semua diet keto. Diet keto itu adalah diet yang low karbohidrat, karbohidrat itu ada di nasi, gula, buah, susu segala macem pokoknya kalau kamu searching diet keto dia itu sama sekali ga mengonsumsi karbohidrat yang dia makan itu Cuma protein sama lemak, kamu bayangin yang dimakan itu cuma daging sama sayur, buah aja engga. Karena buah itu kan kebanyakan manis ya, di dalam buah itu ada gula namanya gula apa ya aku lupa, nah diet keto itu sangat sangat menjauhi gula. Terus temen aku tuh ngasih tau ibunya dia tuh dari awalnya gendut sekarang jadi gendut, terus aku ngobrol-ngobrol sama mamahnya aku tanya-tanya ternyata bahkan awalnya alasan mamahnya diet keto itu karena dia itu suka deg-degan kalau naik-turun tangga gitu badannya gamuk kan akhirnya dia mikir keluarga dia tuh genetic punya penyakit jantung dan dia gamau kan punya penyakit jantung akhirnya dia diet keto. Awalnya dia diet keto itu untuk ngurusin badan tapi akhirnya dia dapet pola kalau misalkan diet keto itu bukan cuma untuk menurunkan berat badan tapi juga untuk menunjang kebutuhan pola hidup gaya dan pola makan yang benar. Jadi istilahnya tuh dia udah turun berat badan dulu baru akhirnya dia ngemaintain pola makannya jadi lebih sehat, sama sekali dia ga makan karbo dan gula bahkan dulu dia pernah kalau sekalinya dia makan bakso aja lutut dia kaya geter gitu karena udah ga biasa lagi makan-makanan junkish gitu makananya yang ga sehat itu udh jarang, jadi kalau makan makanan yang ga sehat itu tubuh dia bereaksi gituloh. Terus abis itu aku nyobain, kamu bayangin deh dengan tinggi aku yang segini berat badan aku sampe 49kg ga sehat banget dong padahal tinggi aku tuh cuma 156 cm idealnya aku 45kg. Terus abis itu aku ngerasain kalau habis makan perut aku itu begah bayangin deh aku cuma makan porsi nasi, sayur kangkung, sama xxv

ikan doang langsung kaya perut gua gede banget, gaada orang yang liat aku yang merasa sendiri duh gaenak banget nih segala macem akhirnya aku cobalah cari tau soal diet keto dan kebetulan temen deket ku itu bener-bener temen deketku banget akhirnya cari tau segala macem aku nyobain lah diet keto 2 minggu ga sama sekali makan nasi kalau dirumah makan sayur doang karena buat yang awal-awal kita kan harus se fanatik itu kan jadi bener- bener ga makan sayur, buah, ini segala macem buat aku yang ga suka buah itu sangat menyulitkan, gimana ya suka buah tapi gaboleh makan buah Cuma boleh makan dagin segala macem. Terus aku mikir gini kalau aku diet keto gede banget ga sih duitnya makan daging doang ikan, ayam, daging, meskipun diruma aku ikan dan ayam adalah makanan selalu ada dikulkan tapi bosen ga sih kaya gitu kan terus aku cuma bertahan 2 minggu turun berat badan aku 2 kg bayangin 2 minggu turun 2kg cuman aku ga ngerasa happy aku Cuma ngerasa apa ya mungkin aku ga tau ilmunya banyak aku ga cari-cari tau lebih tentang diet keto itu apa jadinya aku tuh ikutan diet keto itu karena mereka si temen deketku itu jadi gaada motivasi dari diri sendiri kan. Tapi aku tau kita tuh dari muda harus diet gula karena gula itu impact banyak banget diabetes lah, biking a konsentrasi, kita gampang sakit, badan kita suka lemas, jadinya sampai sekarang aku membatasi kalau aku makan aku cuma makan 1 centong aja kadang kurang sari 1 centong nasi yaudah lauk dan sayur karena aku dibarengi sama olahraga terus sekarang berat badan aku tau ga berapa 46kg itu udah kondisi sehat banget buat aku, aku olahraga jalan, makan segitu cukup aku ga ngerasa lapar, aku ga ngerasa kenyang, terus aku ga ngerasa setiap kali makan aku itu perut gua gede banget, aku di masa I love my body sekarang, aku ga ngerasa ko aku kurusan, kurang noo, meskipun mungkin aku kan nge gym ada bagian- bagian tubuh yang ingin aku latih cuma sekarang aku ini merasa sehat, bahkan bukan cuma aku yang ngerasa sehat kalau di tempat nge gym gitu kana da pengukuran berat badan yang pake alat gitu, dihitung dari lemak, mineral, dan segala macem tubuh aku tuh udah ideal, bayangin fa dari mesin aja aku udah ideal dan aku menganggap aku udh ideal gitu. Jadi aku udah ditahapan im okay with my body. P : sudah sejauh mana pengetahuan diet kamu? N : aku gatau banyak tentang diet ya, aku cuma tau diet keto. Dulu pernah denger yang Dedy Corbuzier atau OCD kalau ga salah dia tuh diet mahal kan ya karena minum suplemen. Aku Cuma tau diet OCD, mayo maksudnya diet itu familiar gitu sama diet yang ada tuh diet ga makan nasi juga tapi bukan diet keto disebutnya. Sebenarnya pengetahuan aku tentang diet ga luas-luas banget sih. P : bagaimana pola makan N sehari-sehari?

xxvi

N : Jadi kalau diet keto itu menariknya mereka ga sarapan, mereka tuh makan 2 kali sehari makan siang sama makan malam ya sore ngemil boleh sih jadi mereka itu kan yang tadi aku gabilang gaboleh karbo sama gaboleh gula dua hal itu sangat-sangat ditentang sama mereka. Jadi jadwal makan mereka tuh dari jam 12 siang-8 malam lebih dari itu mereka puasa boleh minum air, cair-cairan boleh masuk kaya makan sop, kaldu, bayam, tapi gaboleh berat jadi mereka tuh puasanya 16 jam tapi kan karena tidur juga kan. Jadi mereka tuh makan abis maghrib tuh gapapa, kan ada orang yang pokoknya makannya cuma sampai jam 6 malam, jam 7 dan jam 8 gaboleh makan, kalau diet keto tuh ga. Terus aku tuh yang waktu 2 minggu itu aku tuh ga sarapan, bahkan minum energen aja engga, nah makan siangnya diet keto itu dimaksimalin sama daging, sayur, makanya banyak orang yang diet keto itu tubuhnya sehat bukan hanya sehat secara turun turun berat badan tapi fisik, mindset mereka sehat. Terus kalau sekarang sih aku yang tadi aku bilang diet ga diet jadi aku mau dibilang diet keto juga engga karena kadang aku masih suka sarapan sesukanya aku aja sih kalau aku laper banget ya aku sarapan kalau engga yauda. Terus kalau makan siang aku tetap makan nasi kok, kaya waktu puasa tuh aku tetap makan nasi buat sahur sama buka puasa. Sebenarnya aku jarang minum-minuman manis gini, inikan kopi manis ya gula aren, aku jarang kaya gula-gulaan, chatime, hophop, karena aku tau gula itu jahat dan aku masih makan nasi, di nasi udah ada gula jadi aku jarang minum-minuman seperti itu. Istilahnya kalau ditanya mending makan enak apa minuman enak aku milih makanan enak. Misalkan gini ya 30rb ya bisa dapet shihlin daripada aku beli chatime mending aku beli shihlin jadi aku lebih milih makan enak, aku gapernah tau banyak minum- minuman manis, boba aja aku ga pernah minum karena kandungan gula dia besar banget. P : adakah manfaat yang sudah dirasakan ketika melakukan diet? N : sebenarnya sih aku fluktuatif berat badan aku, pernah waktu diet keto berat badan aku 47 kg, pernah juga naik lagi jadi 49 kg lagi terus karena aku suka nge gym kemarin sekarang aku 46 kg. Manfaatnya itu aku ngerasain turun berat badan ya dan kalau diet keto menariknya dia ga olahraga mereka Cuma fokus di pola makan karena katanya diet keto itu kan kebanyakan orang- orang dewasa yang sibuk kerja ga ada waktu untuk olahraga kalau kita kan masih ada waktu ya, itu dia yang buat aku bertentangan juga sama diet keto karena buat aku untuk mencapai tubuh sehat itu harus secara berkesinambungan dari banyak sisi bukan cuma dari pola makan, dari olahraga, dari mindset yang benar, minum air putih, sama aja kan kaya kita merawat muka. P : apa yang memotivasi kamu dalam melakukan diet?

xxvii

N : jujur ya, jadi sebenarnya temen dekat yang aku ceritain tadi adalah cowok yang lagi dekat sama aku. Jadi tuh sebenarnya badan dia ga gede, ga kecil juga pas lah, tinggi dia pas juga cuma keluarga dia kan ayah, ibunya tuh awalnya gendut, kaka dan adiknya dia juga gendut yang ga gendut tuh cuma dia sama adiknya yang satu lagi. Nah karena mamahnya ini yang ngurusin bagian makanan jadi mamahnya nih bilang “biar kita sehat, biar ga banyak sakit dan segala macam kita atur pola makan kita dengan cara keto” gitu, jadinya karena aku pengen dekat sama mamahnya juga jadinya motivasi aku adalah mamahnya. Jadi awalnya itu karena eksternal tapi lama kelamaan aku jadi menyadari aku gasuka ngeliat perut aku doang yang gede. Motivasi aku jadinya dari eksternal ke internal diri. P : bagaimana peran kamu sebagai mahasiswi yang melakukan diet dalam berperilaku sehari-hari di kampus? N : sejauh ini sih biasa aja ya apa mungkin karena covid, semester 7 jadi jarang ketemu, jadi aku ga terlalu di moment yang kalau ada teman yang nawarin aku makan gitu karena lebih ga ketemu orang kan, aku ga ngerasa kaya gitu. Yang aku rasain sih misalkan aku lagi jalan ke mall nih teman aku beli boba, aku engga aku bilang sama dia “gula gamau”, terus misalkan kita lagi makan dulu aku pernah tuh fa makan hoka-hoka bento pesan yang ala carte pake nasi asin banget jadi aku ngerasa di beberapa hal aku gabisa nih kalau ga pake nasi, misal tadi makan hoka-hoka bento, makan ikan gabisa ga pake nasi, tapi kalau kaya sop buntut, sop-sop an, itu mah gapapa ga pake nasi. Peran aku sebagai mahasiswi yang melakukan diet aku lebih ke apa ya, tapi aku kadang-kadang masih suka milih-milih pokoknya aku ga makan nasi tapi aku makan mie ayam sebenarnya sama-sama karbohidrat, sama- sama tepung kan tapi aku bilang gapapa aku makan mie ayam toh aku ga makan lagi dua minggu lagi misalkan gitu. P : apakah teman-teman disekeliling kamu mengetahui jika kamu melakukan diet? N : Kayanya eliza ya. Paling teman-teman dekat yang kaya aku bilang “gula gamau”. Atau misalkan gini aku ga bilang tapi aku mesan secara ga langsung yang ga manis, aku gatau sih mereka ngeh atau engga Cuma kaya misalkan lagi rapat organisasi gitu ya di cafe aku ga pesan kentang, kentang kan karbo, aku ga pesan kopi, dan oh aku ngerti aku selalu pesan “less sugar”selalu mau itu kopi, teh, red velvet, aku selalu pesan less sugar. Itu mungkin rasa yang aku minum juga beda dengan punya teman-teman tapi aku bilang sama mereka “ ya gimana ya ini manis apalagi kita minumnya malam-malam gamau ah”. P : terus mereka bagaimana responnya Sher?

xxviii

N : biasa aja. Ada sih yang nanya tapi ga banyak. Paling sih kaya “oh yauda” doang. P : terus yang nanya gimana? N : ya paling nanya “kok less sugar emang enak nanti?” ya sih pasti rasany beda kan, paling aku jawab “malam-malam minuman kopi ga ah gamau, mau less sugar aja” P : bagaimana perilaku kamu N ketika makan bersama teman-teman? N : aku waktu itu sama Ika malam-malam aku pesan nasi setengah tapi lauknya lebih banyak, Ika nanya “ko gitu sher?” iya aku gamau makan nasi apalagi waktu itu jam 9 malam kalau ga salah, “lah kenapa emang?” tanya Ika. Terus udah gitu aku liat makannya Ika ko enak banget yah, tapi aku tetap menahan “duh gapapa N gapapa”. Itu moment dimana porsi makan nasi aku setengah sampai sekarang, itu kalau aku bisa bilang ke mas nya porsi setengah ya tapi kalau misalkan beli rice box KFC, atau beli nasinya EATLAH kan udah porsinya dia jadi aku gabisa ngurangin paling ya jadinya mubadzir. P : tapi kalau makan kaya gitu sering ga abisnya atau gimana sher? N : kalau dulu sering ga abisnya karena gaboleh makan banyak-banyak, kalau sekarang lebih ke gabisa makan banyak, jadi kalau makan nasi banyak itu kaya aneh aja, tapi kaya yang tadi aku bilang aku tuh 5 bulan dirumah makan nasi aku selalu dikit tapi beda lagi halnya kalau misalkan aku lagi bikin kreasi masakan baru kaya kemarin belajar bikin kornet dan itu enak banget wanginya, rasanya asin-asin enak kalau pake nasi dikit kayanya kurang jadi aku pake centong nasi satu penuh itu dua kali lipat biasanya aku makan tapi itu cuma kaya dua bulan sekali. P : apakah ada perbedaan pola makan ga Sher antara dirumah dengan di luar rumah? N : perbedaannya ada lah ya pasti, kalau dirumah itu kan lebih sehat, sayurnya dapat, protein dapat, karbohidrat dapat, lemak dapat, kalau di luar makan bakso doang ga dapat kan ga sehat. Perbedaannya adalah perbedaan gizi yang aku rasain, misalkan gini kita makan steak atau kita makan EATLAH itu cuma nasi sama daging doang gaada saladanya, gaada sayurnya jadi timpang banget cuma lemak sama karbo doang gaada proteinnya. P : jadi kalau dirumah segala karbohidrat, protein, sayuran, tercukupi lah ya? N : tercukupi tapi bosen, bosen jadi orang sehat. P : jadi kalau dirumah sendiri makannya gimana?

xxix

N : nasi kan, sayur, lauk, selalu kaya gitu tapi tuh lama-kelamaan bosen. Pengen tuh cheating makan , pengen makan bakso, jujur aku aja bosen banget, pengen makan bosen makan makanan sehat terus. Meskipun kadang ga sehat-sehat banget sih dirumah juga P : kemudian bagaimana tanggapan Sherin sendiri ketika memiliki keinginan untuk makan-makanan yang ga sehat tadi? N : misal kaya gini nih, nanti aku bisa makan siang diluar karena aku harus safe care aku mengapresiasi diri aku yang sudah sebulan atau 3 minggu ga makan makanan luar, aku bakal makan makanan luar tanpa ada perasaan bersalah mungkin karena aku mengerti konsep mental health, mengerti konsep sayang diri sendiri jadi aku ga menyebut itu cheating. Cheating itu kan istilah kata-kata kaya „makan makanan sampah, makan makanan ga sehat‟ tapi kita tuh butuh ko makanan kaya gitu. P : kalau di kampus sendiri Sherin biasa jajan? N : aku ga gabisa menghitung kalori sih, ada sih aplikasinya, tapi kan misal kalau kita makan kan kaga ada di aplikasinya karena kebetulan aplikasinya dari Barat. Dan tahapan diet aku tuh ga kaya Eliza yang menghitung kalori, aku gabisa menghitung kalori. Aku di kampus nih mau jajan ah cilok, cilor atau cireng lah gitu. P : jajan mah tetap lah ya? N : iya tetap. P : adakah kendala atau gangguan tertentu yang menganggu proses diet Sherin di kampus? N : ada. Kadang aku gabisa menemukan makanan yang sesuai dengan aku, misalkan makan ayam geprek tapi gaada sayurnya tapi murah, teman-teman pada makan. Ya kendalanya itu adalah aku tidak banyak menemukan referensi tempat makanan yang sehat, terus aku ga punya teman-teman yang sama kaya aku lah yang melakukan diet karbo juga, terus yang ketiga harga makanannya biasanya kan mahal, misalkan aku mau makan yang sayurnya ada, lauknya ada gitu mahal. P : bagaimana Sherin mengatasi kendala tersebut? N : bawa bekal sih, kalau aku ga bawa bekal ya aku makan makanan yang kaya ayam geprek, mie ayam, bubur, makan aja, tapi lebih kaya mikir banyak gitu loh “duh kan bubur karbohidrat semua, ayamnya sedikit doang” jadi aku kaya “jangan bubur ya, kita cobain makanan lain yuk. P : kalau dirumah sendiri Sher, ada kendala atau gangguan yang mengganggu proses diet kamu ga?

xxx

N : dirumah kendalanya adalah aku tidak bisa menghindari nasi. Itu kendala terbesar karena dirumah itu gaada yang diet gula kaya aku. Kita kan di rumah berenam ya, kalau diet keto tuh begitu dia kan ga makan nasi tapi makan ayam 2 biji, 4 biji, daging 2 gitu kan dirumah ku kan mahal kaya gitu kan jadinya kendalanya dirumah adalah aku harus selalu makan nasi karena Ummah ku aja kalau ga makan nasi nanyain “kenapa ga makan nasi”, terus “makan nasi lah biar kenyang, ummi mah gamau diet pake sop kambing doang ga pake nasi”. Kaya kemarin baru banget, makan sop kambing doang tapi ga pake nasi. P : bagaimana respon orangtua Sherin ketika mengetahui N melakukan diet? N : waktu abah ku masih ada, abah ku sih nanya “ngapain diet badannya udah sekecil itu?” itu dia yang aku bilang aku yang ngerasain karen ini di dalam tubuh aku sendiri kan ga terlalu keliatan, terus ummah ku juga nanya. Sebenarnya pola makan hidup sehat itu datang karena kesadaran aku sendiri, aku tuh jarang makan mecin, jarang makan manis sebelum diet aku udh tau, kaya misalkan gini makaroni ngehe, cilok segala macam aku ga pernah benar-benar sengaja beli, cuma kebetulan karna lagi di kampus jajanannya itu jadi beli itu tapi yang kaya nyari gitu engga, kalau adikku sama kakakku tuh kaya nyari, jadi pulang-pulang ke rumah bawa makaroni ngehe segala macam atau mereka tuh nawarin, kalau aku engga karena emang gamau itu kan cuma mecin doang yang dimakan. Jadi kesadaran untuk hidup sehat itu datengnya dari diri aku, tapi untuk membatasi pola makan itu dari mamahnya teman aku tadi. P : bagaimana respon Sherin ketika teman-teman kamu menawarkan makanan yang tidak sesuai dengan pola makan Sherin? N : aku makan tetap tapi dikit sih. Kaya misalkan abangku datang ke rumah dia bawain minuman aku kan sebenarnya menghidari banget ya kaya minuman Haus yang kaya gitu-gitu deh, aku tuh ga pernah beli minuman kaya gitu kecuali kopi Fore itu juga Cuma kopi gula arennya doang. Abangku dateng bawain minuman semacam Haus, aku minum tapi dikit, selebihnya aku kasih adikku atau aku simpan di kulkas sampai aku lupa. P : adakah yang disembunyikan dari diri Sherin ketika lagi makan bareng teman-teman? N : misalkan kalau nasi aku ga habis, aku kaya malu gitu nasinya ga habis tapi ga mungkin juga aku kasih orang treus aku sembunyiin jangan sampai teman-teman aku tau karena itukan bukan karena diet itukan hal buruk jangan sampai orang tau kalau aku itu mubadzir takutnya mereka ngikutin. Aku lebih kaya jangan membiarkan kebiasaan atau sikap buruk itu muncul di hadapan orang.

xxxi

P : kesan seperti apa yang hendak dicapai Sherin ketika melakukan diet? N : kesan yang pengen aku capai pastinya tubuh yang ideal, aku tuh pernah lihat postingan Yulia Baltschun di instagram itu selebgram diet gitu aku follow dia karena di kasih Eliza, tapi sebenarnya aku ga terlalu suka Yulia aku lebih suka Jennifer Bachdim karena aku suka workout nya dia, karena workout nya dia sangat variatif gerakannya kaya seru gitu. Kalau Yulia Baltschun itu kaya monoton gitu. Nah terus kalau Yulia itu dia pernah nge share tahun sekian 46 kg dia itu badannya kaya gitu, sekarang badan dia 55 kg dada sama bokongnya dia itu sangat-sangat membentuk dan itu sangat dia sukai. Jadi itu idealnya dia, dia sering bilang otot gluten atau apalah itu terus proporsi dia dada sama bokongnya dia itu pas kaya gitu. Tapi dia operasi plastik dada juga sih, dia mengencangkan dada dia, kalau bokongnya dia itu dia latih karena nge gym, kalau orang biasa kan bokongnya 47-an kalau dia engga pengennya 50-an karena proporsi idealnya segitu dengan kondisi bokong dia kencang, payudara dia kencang kaya gitu. Jadi tuh aku liatnya benar kata Yulia mungkin aku segini udah ideal tapi aku gaada yang menonjol biasa-biasa aja gitu loh, nah sebenarnya target aku tuh pengen mengencangkan salah satu gitu loh, kalau kata pelatih aku di gym itu sih ngeliat aku udah ideal tapi kata pelatih aku gini “kurus ya kurus tapi ya udah gitu gaada yang menonjolnya” aku pikir iya juga ya kaya yang Yulia itu. P : lalu bagaimana cara Sherin mempertahankan kesan tersebut? N : eksternal, aku melihat teman-teman, melihat tokoh-tokoh fitness dari tempat gym aku kan keliatan banget orang yang punya tubuh bagus. Terus aku mempertahankannya dari membayangkan kayanya “enak deh punya badan kaya mereka” dan ini sekalipun berat badannya sama massa otot nya berbeda. P : kalau untuk pengetahuan tentang diet sendiri biasa didapatkan darimana? N : dari internet sama aku tuh lebih ke pola hidup karena aku merasakan pola hidup mengurangi gula, pola hidup seha, pola hidup olahraga itu bukan definisi dari diet lagi kalau buat aku itu udah jadi pola hidup yang lo sehat ga sehat lo emang harus melakukan itu. P : kalau nge gym dimana Sher? N : di Margonda. Sebenarnya sih jauh 3-4 kilo. Aku tuh ikutan nge gym dulunya tuh karena dapet free trial karena nge gym kan mahal apalagi aku di selebrti fitness yang sampe ratusan ribu gitu, terus waktu itu aku dapat promo akhirnya aku ikutan deh terus aku suka dan ternyata emang pola makan, tubuh yang sehat, minum air putih, pola tidur juga mempengaruhi. P : berapa kali dalam seminggu Sher kalau nge gym?

xxxii

N : aku bisa seminggu 3-4 kali, tapi sekali nge gym cuma sejam dua jam. P : itu bayarnya perbulan berapa? N : aku dapat promo kan, harusnya 1.5 juta. Aku lagi promo bula ke-1 dan ke- 2 300an. Gini aku awalnya aku juga kan abangku nanya “kamu ngapain ikutan kaya gitu?” uang jajan aku kan dari abangku, uang jajan kamu kan cuma segitu, terus aku jawab iya aku pengen sehat karena sehat itu kan investasi masa depan kalau misalkan uang itu investasi, sehat itu juga investasi masa depan. Aku lagi karantina kaya gini aku tetap olahraga dirumah karena aku tuh join selebriti fitness itu dari bulan Maret pas April kan udah covid kan udh tutup mereka, aku selama April tuh aku olahraga dirumah dalam kamar aku setel videonya si Jeniffer Bachdim olahraga, kadang-kadang jogging. Aku bisa dapat mindset olahraga itu karena selebriti fitness, kalau aku ga melihat vibes orang-orang olahraga bisa jadi aku ga olahraga. Nah nanti kan aku udah selesai nih ga ikutan lagi, tapi tuh aku kebangun mindset aku, dan mindset olahraga itu gabisa didapat cuma nonton video di youtube atau baca artiket hidup sehat atau Cuma melihat dari status teman, aku harus menyelam dulu baru tau. Kalau abis olahraga tuh jadi segar, jadi ringan badan, positive vibes. P : Sherin pernah ga melakukan pantangan diet ? N : ini kan lagi melakukan pantangan nih minum kopi salah satu bukti. P : N sendiri tipe orang yang pemilih dalam hal makan ga? N : aku ga terlalu ngerti kalori gizi gitu kan, yang aku tau abis aku minum kopi gini aku ga makan nasi, milihnya itu secara kasat mata. P : oke deh Sherin sudah selesai pertanyaannya, makasih sudah meluangkan waktunya yaa.. N : iya fa sama-sama ya.

Informan Keempat Nama : Syifa Tamara Fakultas: Fisip Jurusan: Hubungan Internasional (HI) Usia : 22 tahun Senin, 10 Agustus 2020 di kosan Tamara P : kalau menurut lu definisi diet itu apa?

xxxiii

N : menurut gua sendiri ya, diet itu bukan cuma untuk menurunkan berat badan, diet itu ada berbagai macam ada diet untuk kesehatan, salah satunya nurunin berat badan juga untuk kesehatan, banyak lah macamnya salah satunya itu, beberapa orang memakai diet itu kebanyakan untuk menurunkan berat badan. Diet itu juga bisa untuk menaikkan berat badan loh.. contohnya kaya di film imperfect, dia diet untuk menaikkan berat badan nah dia juga turunnya cepet karena dia cuma makan karbo, nah karbonya dihilangkan kadar airnya turun. Jadi kan sebenarnya gini diet gua ini kan gua sebelumnya konsultasi dulu nih ke dokter gizi, gizi gua kaya gimana, baiknya menjalankan diet yang gimana, karena gua gamau nih efek samping dari diet yang gua lakuin sekarang pas gua punya anak nanti imunnya gabagus buat anak guan anti gitu, karena gua udah begah banget nih sama badan gua kemaren jadi akhirnya gua memutuskan untuk diet itu, terus dari 64kg goal gua sih 45kg sekarang udah 50kg. Itu juga gua makan tetap cuma ngurangin karbo, makannya tetap diporsiin, olahraga pasti, minum air juga pasti, terus kenapa gua diet karbo karena kadar lemak dan air ditubuh gua itu banyak. Kan gini kalau diet itu kan gua mempelajari diet itu kebanyakan orang taunya cuma gula gaboleh nambah gula di diet, tapi sebenarnya garam itu juga mempengaruhi karena garem itu sifatnya ngikat air dan gula itu ngikat lemak. Jadi kalau kita banyak makan garam kita juga ngikat banyak air. Jadi kenapa orang misalkan gini “ah gua gamau makan nasi” tapi dia lebih banyak makan asin tetap gendut aja karena sifatnya garam itu ngikat air jadi kenapa harus olahraga, diet makan yang seimbang dan bergizi, sayur-sayuran, ya itu karena itu seimbang gitu loh. Nah gua mulai berhenti nih diet dari 2 bulan yang lalu berhasil nurunin 15 kg dalam waktu 2 bulan itu tuh ga semudah itu ya kaya olahraga, olahraga nya teratur dan ga berat- berat gua pake aplikasi gitu nah terus mulai stop minum-minuman yang ga berfaedah gitu kaya boba, gula-gula gitu gua stop karena pas gua konsultasi ke ahli gizi itu tuh kadar air dan kadar lemak yang paling banyak, jadi kan sifatnya makanan itu kan ada 2, yaitu gula sama air, nah gua ngurangin gula sama garam, garam yang agak sedikit gula yang lebih banyak. Masalahnya percuma nih lu ga makan nasi, tapi lu makan yang lain tetap aja badan lu segitu-segitu aja karena kadar air lu ga berkurang gitu. Kalau menurut gua ya hasil konsultasi gua sama dokter itu yang paling berpengaruh untuk cewek lari, shit up, back up sama plank. Kalau misalkan kalau ga kuat 15 detik dulu 25 detik baru 60 detik, baru 2 menit bertahap. Kalau gua karena masalah gua di bagian perut jadi gua lebih banyak plank, back up, sama sit up. P : apa yang melatarbelakangi lu dalam melakukan diet? N : yang tadi gua bilang pertama karena gua begah sama badan gue, ga pede juga kan jadi cewek, yang ketiga pengen aja gitu terlihat cantik untuk diri

xxxiv

sendiri bukan untuk orang, proposional buat diri sendiri. kaya gini loh misalkan diri kita aja kalau ngeliat diri kita sendiri itu cakep gimana orang. P : diet apa yang sedang lu jalankan sekarang? N : kalau gua diet karbo. Diet gua ini caranya kaya gini lu ada cheating day ada pasti, tapi kalau gua matokin makan karbo itu siang hari karena aktivitas jauh lebih panjang untuk ke malam, terus kalau bisa malam itu cuma makan kentang, sayur-sayuran nah paling kalau gua diet karbo pagi gua makan kacang-kacangan, terus siang makan nasi, nasi pun cuma satu kepal karbo disitu udah banyak kan kalorinya juga banyak, 1 kepal nasi itu 500 kalori terus dalam 1 hari itu berapa kalori yang dibutuhkan dihitung, terus udah kaya gitu kan kebawa aktivitas nya dari siang ke malam, malamnya itu jangan sampe perut lu kosong, perut kosong, minum itu pasti, terus kaya makan aja kaya buah atau ga brokoli rebus itu efektif banget atau ga jus tapi jus nya pure buah ya jangan pake susu, air gula. P : lu sendiri sejak kapan menjalani diet? N : 2 bulan yang lalu, sekarang masih tapi banyak cheatingnya P : apa yang membuat lu bisa konsisten menjalankan diet selama diet itu? N : karena itu gua begah ngeliat badan gua sendiri setipa ngeliat ke kaca “duh badan gue”, buat nyenengin diri sendiri awalnya, terus buat nyenengin orang sekitar gitu. P : darimana biasanya lu mendapatkan informasi tentang diet? N : oh jadi gini, gua udah menjalankan diet juga tahun lalu, gua tuh orangnya cepat naik cepat turun juga jadi tahun lalu tuh gua berhasil di angka 45kg bagus banget deh tuh badan gua terus pulang ke Indonesia terus makan gua jadi seblak, cilor, udah tu gua ga konsisten jadi 64 kg tuh gue, begah lagi tuh gue. Kan kalau gua disana tuh ada yang personal trainer-in gua kakak gua jadi olahraga ini, makan ini diatur gitu, nah kalau disini kan kaga ada terus gua begah terus gua dapat informasi dari manager gua “pak aku pengen diet” soalnya dia itu berhasil nurunin berat badan dari 100 sekian kg jadi 70kg, gimana caranya gua tanya, terus kata dia “kamu konsultasi dulu ke ahli gizi nah abis itu baru kamu ngejalanin diet, diet kamu diet sehat. Dari situ gua terapin kaya gaboleh minum air dingin karena itu ngikat banget lemak air dingin itu. Gua tuh paling makan kentang rebus, brokoli digaramin, terus kacang-kacangan, terus buah juga banyak buah yang gaboleh karena glukosanya lebih banyak kaya semangka, melon banyak tuh kadar airnya dibanding jeruk, apel, anggur dia kan juga banyak kadar airnya tapi glukosa nya jauh lebih banyak kenapa jadi makanan yang berasa dan manis itu ngemilnya dari situ karena dia lebih padat glukosanya gitu.

xxxv

P : pola makan lu sendiri gimana? N : tetap makan pagi, siang, malam tetap 3 kali sehari. Diet yang salah itu ga makan seharian terus tiba-tiba makannya banyak, misalkan nih hari ini lu ga makan seharian terus malamnya lu balas dendam karena laper nah itu yang ga sehat. Jadi yang baik itu lu makan sedikit di pagi, kalau gua tuh ya gua pagi jam 6 gua usahain bangun cuma makan kacang-kacangan ga glukosa, sereal, terus ke siang minum air olahraga terus makan cemilan kaya crackers gitu tapi crackersnya yang sehat kaya belvita. Terus kaya crackers jajanan itu bukannya gaboleh tapi lu harus liat dulu kalori sama gulanya banyakan mana. Terus di siang baru makan nasi, malam makan buah sayur. Kalau gua ngambil makan nasi di siang hari ada juga yang malam hari soalnya banyak orang makan nasi di malam hari itu jauh lebih cepat naikkin berat badannya dibanding orang yang makan nasi di siang hari. Kalau gua nempatinnya di siang hari soalnya kalau siang hari itu energinya pasti kepake sampe ke sore. P : apakah ada manfaat yang sudah lu rasakan ketika melakukan diet? N : banyak, bukan cuma buat nurunin berat badan ya, tapi bisa membersihkan liver lu, terus ginjal karena minum air putihnya banyak banget kan, terus lambung, terus badan tuh kaya enteng aja dari biasanya, karena gini kan gua diet nih berat gua 50kg banyak orang yang bilang badan gua ini ga berubah- berubah badannya tapi sebenernya lingkar badan gua udah mulai berkurang cuma ga semua orang yang bisa turun secepat itu, karena setiap orang tipe badannya beda-beda. Terus gua ngerasanya gua nurunin berat badan turun badan gua enteng, tapi dilihat kebanyakan orang masih aja. P : teman-teman lu tau ga kalau lu diet? N : ada yang tau ada yang gatau. Teman dekat sih biasanya yang tau. P : bagaimana dia bisa mengetahui bahwa lu sedang menjalankan diet? N : karena melihat pola makan gua. Ada yang nanya “ko kenapa makannya jagung sama kentang sama brokoli doang, lagi diet ya lu?” iya lagi diet, nanti seminggu kemudian dia melihat perkembangan gua gitu tapi ada aja orang yang bilang “ngapain si lu, senengin aja hidup”. P : kalau di kampus sendiri lu punya pertemanan tertentu ga? N : buat diet gitu? Kalau gua sih sering sharing tentang diet ke teman-teman tapi kalau kelompok pertemanan diet gaada sih. P : lu biasa sharing tetang diet itu ke teman-teman yang diet juga atau yang engga diet?

xxxvi

N : yang nanya aja sih, “kok kurusan, diet ya? Diet nya apa?”, kalau sharing tentang diet biasanya ke orang-orang yang nanya, soalnya kebanyakan orang nanya makanya gua sharing. P : berarti teman-teman kampus lu tau lu diet dari pola makan lu? Lu sering bawa bekal apa gimana? N : jarang sih bawa bekal, paling cemilan-cemilan kaya fitbar, sama ngurangin kaya susah, diet itu pantangannya makanan yang digoreng-goreng karena itu yang enak. P : lu sering jajan ga sih di kampus ? N : jarang sih kalau jajan di kampus. P : bagaimana sikap lu ketika makan bersama teman-teman lu? N : gua sih nyikapinnya, kalau dalam seminggu itu belum ada cheating tadinya gua niat nih dari pagi kaya mau diet tapi ternyata diajak kumpul-kumpul terus juga gua gamungkin menolak pasti gua cheating juga disitu tapi gua ngegantinya biasanya gua cheating day itu adanya di weekend karena di weekend itu kan banyak banget jamnya kalau di weekday kan kuliah ga kerasa kaya puasa, nah jadi kalau weekday nya gua udah cheating di weekend gua gaboleh cheating gitu, pokoknya cuma hari dalam seminggu. P : ada kendala atau gangguan tertentu ga dalam menjalankan diet? N : banyak banget. P : pacar lu ga sering ngajakin lu makan? N : justru dia yang pengen gua diet, tapi sering juga dia bilang gini malam tuh “udah apa yuk ke taichan” yaudah tuh ke taichan terus gua bilang “aku ga makan ya, aku air putih aja atau ga air kelapa” terus kata dia “elah sesuap- sesuap” nah gua gabisa kalau gitu. Kalau kendala sih teman-teman ya sama lingkungan, atau ga diri kita sendiri “ah elah hari ini doang” gitu eh besoknya sama cheating juga. P : kendalanya berupa apa? N : ya tergoda, kalau gua gini nyikapinnya kalau udh makan banyak, olahraga gua lebih dimaksimalin, misalkan harusnya 1500 kalori ngilanginnya gua tambah 1000 lagi di olahraga, makan ya gapapa makan aja. P : ada yang lu sembunyikan ga kalau lagi makan bareng teman-teman? N : kalau gua lebih ke nahan diri. Setiap orang diet pasti nahan diri, terus gatau kenapa nih ya kayanya semua orang diet kaya gitu dah awalnya tadinya makannya porsinya segini gara-gara lu diet memporsikan porsi lu hanya

xxxvii

setengahnya percaya ga percaya kaya lu makan sedikit aja terbawa sedikit makan lu, gua aja sekarang ga doyan makan banyak, cepat banget kenyangnya. P : bagaimana respon lu ketika ada teman lu yang menawarkan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan diet lu? N : paling penolakannya secara halus sih “eh gua lagi diet” pasti mereka juga tau sih kaum cewek, tapi kalau kaum cowok “elah diet diet amat” gitu. Tapi gua nyikapinnya yaudahlah gapapa secemil mah kan menghargai mereka ya. Nah balik lagi kalau gua olahraganya di hari itu 1500 kalori berarti gua harus nambahin lagi entah 500 kalori atau 1000 kalori gitu. P : ada kesan yang ingin lu capai ga dengan menjalankan diet? N : gua pengen ideal aja dilihat semua orang, karena banyak banget orang- orang yang negliat gua tangan sama kaki gua itu kecil nah banyak banget orang yang suka sama kaki gua paha gua karena kecil, tapi dari badan pundak itu tuh gede jadi berusaha memproposionalkan disitu, gua pernah semok. P : oh berarti lu pernah gemuk juga? N : gemuk banget cuy. Pacar gua sempet bilang kaya kingkong malah. P : tapi pacar lu nerima lah pas kondisi kaya gitu? N : nerima, ih malah pas pacaran sama dia badan gua lagi gede-gedenya banget. P : aktivitas lu selain kuliah ngapain? N : kerja, influencer. Influencer kan kerja juga ya. P : Apakah perilaku makan lu ketika dikost dan dikampus sama? N : gimana tuh maksudnya? P : iya misalkan lu dikampus menjaga banget pola makan lu tapi ketika lu dikostan lu bebas mau makan apa aja N : engga engga gua ga gitu, gua konsisten. P : lu lebih sering makan dikostan atau di luar? N : diluar sih, dulu kalau di kostan lama gua sering masak karena ada dapur gitu nah kalau sekarang karena kostan nya kaya gini susah kan jadi lebih sering makan di luar. P : tapi tetap menghitung kalori gitu?

xxxviii

N : iya, gua sampe download aplikasi scan makanannya gitu. P : lu ngekost sendiri apa berdua? N : berdua sama adik gua tapi beda kamar. P : terus kalau teman lu main nih ke kostan lu terus bawa makanan nih, itu gimana? N : makan bareng-bareng, gua tuh bukan orang yang “gua lagi diet” tapi gua mau nih ga gua makan, engga bodoamat gua makan aja, kan bisa diganti hari lain kan. P : seberapa sering lu makan makanan yang sesuai dengan kebutuhan diet lu? N : sering banget, makanya itu olahraganya dimaksimalin soalnya susah kan kaya pas waktu gua ngekost di tempat yang kemaren enak banget tuh gua belanja sayuran masak sendiri ngerebus sayuran sendiri jadi itu tuh kebih teratur diet nya dibanding kalau makan di luar kan kalorinya, dan susah banget nyari makanan diet di Indonesia. P : jadi lu tetap aja ya makan di kostan? N : tetap, porsi makan gua tetap, program diet gua tetap walaupun lagi sendiri tetap jalan. Karena punya satu goals gitu ga sih kaya “ah nanti kalau gua udah di titik segini nih gua ngeliat badan gua pasti bagus banget” sama acuannya yang lain-lain lah kaya pacar, lingkungan sekitar. P : pacar lu mendukung lah ya kalau lu diet? N : iya mendukung. P : okedeh, sudah selesai wawancaranya, makasih banyak yaa sudah membantu. Maaf nih ganggu waktunya N : gapapa zal santai.

Informan kelima Nama : Riza Fakultas : Fidkom Jurusan: Manajemen Dakwah Usia : 22 tahun 19 Agustus 2020 via Video Call Wa P : hai za, minta waktunya sebentar untuk wawancara yaaa, bisa ga?

xxxix

N : bisa ka P : Aktivitas lu sehari-hari sekarang apa za? N : sekarang tuh gua lagi magang ka dari jurusan P : oh magang, magang dimana za? N : di bank Mandiri Syariah. P : sebelumnya, lu udh pernah mendengar istilah diet? N : tau kata gitu gitu doang ka, gatau lebih dalamnya. P : kalau menurut lu diet itu apa za? N : kalau menurut gua, diet itu orang-orang yang lagi pengen kurus, ngurangin makan gitu. P : lu pernah terpikirkan untuk melakukan diet ga? N : ga pernah, kan gua udah kurus ka. P : lu sering mengatur pola makan sehari-hari ga? N : engga sih ka, ngasal aja. Ibaratnya kalau gua pengen makan sesuatu ya gua makan gaada kaya misalkan hari ini gua harus makan ini, besok gua ga boleh makan ini itu engga engga kaya gitu gua. P : lu sering menghitung kalori gitu ga sebelum makan? N : ga pernah ngitung kalori ka, makan ya makan aja lagian gua paham ngitung-ngitung kalori kaya gitu. P : apakah ada perilaku yang lu sembunyikan ga ketika lagi makan bareng teman-teman lu? N : engga ada ka bodoamat gitu makan makan aja P : adakah kesulitan yang lu hadapi ketika teman-teman disekitar lu melakukan diet? N : engga ada kesulitan sih ka, kaya Sinta gitu dia diet tuh kan ya gua biasa aja gua makan ya dia ga makan yaudah, kalau gua sama Sinta kan orangnya kaya yaudah lah lu gimana gua ngertiin lu, saling ngertiin gitu. P : lu kan satu kost-an sama Sinta, terus pola makan dia kalau dikost-an seperti apa? N : dia kan kalau makan itu kaya diatur gitu kan ka, misalkan kaya siang makan, pagi sama malam itu ga makan, terus kalau makan nasi dikit doang, kadang pernah kalau makan tuh kaya Cuma telur rebus doang buat sarapan.

xl

P : adakah kendala yang lu hadapi ketika berinteraksi dengan teman-teman lu yang melakukan diet? N : sejauh ini gaada sih ka. P : lu sering makan bareng gitu ga sama Sinta? N : sering P : terus gimana kebiasaan makan dia? N : kalau gua kan makannya banyak nih, terus kalau dia kan makannya dikit jadi kalau ga habis gua suka ngabisin. P : Sinta pernah mengajak lu untuk melakukan diet ga?

N : engga sih, balik lagi gua kan kurus jadi Sinta sering ngasih semangat gua juga buat gemukkin badan. Paling tuh ya kalau kendalanya, tapi bukan kedala sih jatuhnya, kaya gua tuh sering mendengarkan keluh kesah dia pas lagi rajin-rajinnya dia ngegym, nanti kalau dia pulang-pulan ke kost-an dia kaya ngeluh “ya Allah za gua pegel ini, pegel itu” pokoknya setiap dia pulang itu ada aja yang sakit gitu kan.

P : lu pernah mempengaruhi Sinta untuk tidak melakukan diet ga za?

N : sering, ngapain sih Sin diet-diet, bersyukur, gua aja kepengen gemuk aja gabisa-bisa, respon Sinta paling “jangan za jangan” gitu. Terus kadang gua pesen makanan yang bener-bener kita berdua suka gitu, terus dia bilang “yaelah” akhirnya dia makan juga.

P : lu ada pantangan makanan tertentu ga za?

N : gaada ka, bebas gua makan apa aja, paling sayur sih gua gasuka. P : lu sering mencari informasi tentang diet ga za? N : gua ga pernah kepikiran untuk melakukan diet, jadi ga begitu kepo terlalu dalam soal diet. P : oke zaa, sudah selesai pertanyaannya, makasih loh za udah meluangkan waktunya N : iya ka sama-sama, semangat ya ka skripsinya.

Informan keenam Nama : Adelia Putri

xli

Fakultas : Fisip Jurusan: Sosiologi Usia : 21 tahun 19 Agustus 2020 via telpon WA

P : hai del, minta waktunya sebentar yaa buat wawancara, gapapa kan? N : boleh boleh. P : aktivitas lu sekarang apa del? N : aktivitas gua ini selain mengerjakan skripsi, gua bantuin nyokap gua kaya buat ngejalanin usahanya di sayur-mayur gitu zal, kalau buat ngirim ke restoran gitu. P : apakah lu sering mengatur pola makan lu sehari-hari? N : sebenarnya sih ngatur sih ga terlalu ya, cuma kalau gua ngerasa kaya berat badan gua udah naik itu kaya gua ngurangi nasinya gitu, kalau biasanya gua suka nambah nah gua jad ga nambah gitu, cuma sekarang kalau makan malam gua jarang makan nasi. P : Apakah lu sering menghitung kalori sebelum makan? N : engga, gua paernah hitung-hitung kaya gitu. Langsung dimakan aja udah yang penting enak. P : adakah perilaku yang lu sembunyikan ketika sedang makan bersama dengan teman-teman? N : engga ko, gua ga menyembunyikan apa-apa, kalau lagi makan bareng yaudah makan pesan sesuka gua aja. P : adakah kesulitan yang lu hadapi ketika teman lu melakukan diet? N : gimana ya, kesulitan buat gua sih engga, kaya jadi contoh aja, cuma karena gua nya yang mageran kaya gitu jadi ngeliatnya biasa aja kaya gua ngeliat teman diet rajin olahraga terus makannya teratur benar-benar diatur banget makannya. Seminggu cuma ada waktu sehari doang untuk makan puas, kaya gua liatnya “ya allah ko makannya dibatasin ya” kaya gitu doang sih gua melihatnya. P : adakah kendala yang dihadapi ketika berinteraksi dengan teman lu yang melakukan diet?

xlii

N : kendalanya sih gaada, cuma kalau lagi ngobrol sama teman yang lagi diet itu kaya oh gua jadi tau P : apakah lu sering memilih dalam hal makanan? N : kalau misalkan milih sih iya, gua tuh orangnya gasuka sayur, paling sayur tertentu aja kaya sop, bayam, kangkung, kalau kaya lalap-lalapan gua gasuka, lebih ke hewani. P : menurut lu diet itu apa del? N : kalau menurut gua diet itu kaya pencapaian berat badan lu menjadi ideal, terus kaya buat menjaga penampilan lu, jadi kalau badan lu udah ideal kan ga mudah insecure gitu. P : ada rasa ketakutan ga ketika makan, seperti berat badan naik? N : kalau makan sih engga sih zal, cuma kalau misalkan gua ada batasnya lah berat badan gua segini kalau udah lewat batasnya baru deh gua mulai takut, ngurangin porsinya paling kalau udah pencapaian berat badan gua naik aja takut buat makan banyak. P : ada batasan ga lu dalam hal makan? N : paling gua batasannya di waktu aja sih, misalkan sehari gua makan 2 kali siang sama malam kalau pagi gua benar-benar ga pernah sarapan gitu sih zal, jarang banget deh sarapan. Ya paling batasnya di waktu doang siang sama malam. P : okedeh, segitu aja pertanyaannya del, makasih banget nih udah bantuin gua maaf ganggu waktu lu yaa.. N : iya zal, sama-sama, santai aja lagi.

Informan ketujuh Nama : Siti Robitoh Fakultas : Fisip Jurusan: Sosiologi Usia : 22 tahun 19 Agustus 2020 di Box Koffies CIledug P : sebelumnya apakah lu sudah sering mendengar istilah diet? N : iya

xliii

P : menurut lu diet itu apa? N : diet itu mengurangi berat badan. Orang-orang berfikirnya ketika tubuhnya gemuk dia akan melakukan diet. P : kalau lu sendiri diet ga bit? N : ngapain gua diet, gua mau gemukkin badan walaupun pipi gua gede tapi tangan gua kurus. P : aktivitas lu sehari-hari apa bit? N : jalan-jalan, foto-foto P : lu sendiri suka mengatur pola makan lu ga? N : dulu waktu di pondok pola makan gua pagi, siang, sama malam. Terus pas dirumah tuh ga beraturan pola makan gua, kadang cuma sekali sehari tapi banyak. Kalau yang 3 kali sehari gua makannya dikit tapi gua tepat waktu. P : lu suka menghitung kalori dulu ga sebelum makan? N : engga, biasa aja. Yang penting gua kenyang. Karena gua juga kan ga diet. P : lu suka milih-milih ga sih kalau soal makanan? N : jelas, kalau ada makananya yang gua ga suka gua gamau makan, gua dirumah tuh jarang makan karena ibu gua masakin buat bapak gua bukan buat gua, bapak gua suka ikan gua gasuka ikan, jadi kalau bapak gua dimasakin ikan ya gua gamakan dirumah. Atau kalau engga gua makan diluar kaya KFC dan segala macam. P : adakah perilaku yang disembunyikan ga ketika lu makan bersama dengan teman-teman? N : gaada. Gua mah makan makan aja yang penting gua kenyang. P : adakah kesulitan yang lu hadapi ketika teman lu melakukan diet? N : jelas, gua ngerasa kaya gua puasa, kalau kaya gua menghormati mereka gua kaya puasa, tapi kalau gua ga mengormati dan makan aja didepan mereka kaya menghardik anak yatim. P : adakah kendala yang lu hadapi ketika berinteraksi dengan teman lu yang lagi diet? N : gua suka gaenak kalau ngajakin N makan di luar jam makan dia. Setiap gua ngajak makan pasti di jam makannya. P : lu kan dekat sama N ya, sering nginep di kostannya juga, dia gimana sih bit pola makan dia kalau di kost?

xliv

N : kalau gua lagi nginep dikostan Tara nih, gua pasti dalam keadaan kenyang, kecuali kalau dia ngajak makan. Dan dia kalau makan, kaya kentang gitu. Pesen nih Gofood gua pesen nasi nah dia pesan kentang ga nasi. Jadi kita tetap makan bareng tapi dia ga pake nasi. P : bagaimana perilaku teman lu yang diet ketika lu makan dihadapan mereka? N : teman-teman gua yang diet tuh mereka kuat dan konsisten, jadi gua makan makan aja, mereka tidak merasa kegoda sama makanan yang gua makan. P : kalau lu lagi main sama Tara terus makan di cafe sama Tara, nah itu bagaimana respon Tara? Apakah dia ikut makan bareng atau bagaimana? N : kalau Tara dia bener-bener kalau misalnya dari pagi sampai sore belum makan, malamnya pasti dia makan berat, dia tidak menghalangi dirinya untuk makan cuma ya itu menunya beda sama gua dia kaya makan kentang gitu. P : oh gitu okedeh, paling gitu ajasih Bit pertanyaan dari gua, makasih ya sudah meluangkan waktu. N : iya zal.

Informan kedelapan Nama : Shabrina Fakultas: Fidkom Jurusan: Jurnalistik Usia : 20 tahun 20 Agustus 2020 via Video Call WA P : aktivitas lu sekarang apa shab? N : magang nih ka. P : lu sering ga sih mengatur pola makan sehari-hari? N : engga pernah sih ka. P : ketika lu makan bersama teman-teman ada sesuatu yang lu sembunyikan ga ? N : engga ada ka, makan ya makan aja. P : apakah ada kesulitan ketika memiliki teman yang melakukan diet? N : biasa aja sih ka. xlv

P : ada kendala ga ketika lu berinteraksi dengan teman yang melakukan diet? N : kalau makan berdua, jadi gaenak karena yang satu ga mesen makanan atau cuma mesen minum aja. P : lu tipikal orang yang pemilih ga dalam soal makanan? N : engga ka. P : kalau menurut lu, diet itu apa? N : menurut gua ya, diet itu adalah usaha seseorang untuk menjadi lebih pede terhadap diri sendiri. P : kalau lu sendiri ada perasaan khawatir ga ketika makan banyak? N : engga ka, karena aku cuma gendut di bagian pipi, jadi yang dimakan aja semua. P : lu suka menghitung kalori ga kalau makan ? N : engga pernah ka. P : ketika makan bareng Sinta, lu pernah menggodanya ga untuk makan hal yang serupa dengan lu? N : sering ka. Kaya wktu itu makan bacil, makanan kesukaan kita, terus tiba- tiba gamau karena berminyak banget. Abis itu aku bilang ya kali Sin minyak doang, ini mecin loh enak banget bayangin aja dulu makannya lagi panas- panas gini pake the sisri gula batu. Kaya gitu sih ka biasanya gua sama Sinta. P : lu suka mengatur pola makan lu sendiri ga? N : engga pernah ka, bebas aja kalau makan mau jam berapa juga. P : okedeh, makasih banyak ya atas informasinya. Semangat untuk magangnya yaa.. N : iyah ka sama-sama. Pasti kaa.

xlvi

Lampiran 3 : Dokumentasi

Tranformasi bentuk tubuh SNT setelah melakukan diet

xlvii

TA sedang menunjukkan foto dirinya ketika tubuhnya gemuk

xlviii