KONTRAK PEMBELAJARAN

Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Materi 1 a TATAP MUKA ke 1 Semester Genap 2016-2017

BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan RevisiUniversitas 2017 su-ju Jenderal Soedirman TIM DOSEN

KELAS A

1. Ir. Mardiati Sulistyowati, MP 2. Ir. Kusuma Widayaka, MS

KELAS B 1. Juni Sumarmono, PhD 2. Dr. H.R Singgih Sugeng Santoso

KELAS C 1. Dr. Agustinus Hantoro Djoko Rahardjo 2. Dr. Triana Setyawardani Penanggungjawab Matakuliah: Juni Sumarmono, PhD

Revisi 2017 su-ju KOMPETENSI UTAMA

Mahasiswa mampu menerapkan metode dan teknologi preservasi dan pengolahan hasil ternak sesuai dengan karakteristik bahan mentah dan tujuannya.

Revisi 2017 su-ju Mahasiswa mampu: 1. menjelaskan prinsip-prinsip dasar preservasi dan pengolahan bahan pangan 2. menerapkan metode & teknologi preservasi dan pengolahan daging 3. menerapkan metode & teknologi preservasi dan pengolahan telur 4. menerapkan metode & teknologi preservasi dan pengolahan susu 5. Mahasiswa mampu mengidentifikasi prospek kerja &

usaha bidang teknologiRevisihasil 2017 suternak-ju Revisi 2017 su-ju •

Pembelajaran Teknologi Hasil Ternak terdiri atas (a) kuliah tatap • mukaKuliah, (b)tatappraktikummuka dan (c) tugas mandiri/terstruktur

dilakukan sebanyak 14 kali tatap mukaInteractive, dengan Learning100 menitModel(2 x 50 menit) tiap kali tatap muka. Kuliah tatap muka diselenggarakan dengan model pembelajaran interaktif ( • Ujian ) dilakukan 2 kali yaitu Ujian Tengah Semester (90 menit) dan • UjianPraktikumAkhir Semester (90 menit). diselenggarakan di laboratorium yang meliputi asistensi, • praktikumTugas Terstruktur, laporan, responsi dan diskusi berupa tugas mandiri yang dikerjakan secara kelompok.

Revisi 2017 su-ju MATERI

PENDAHULUAN Industri Pengolahan Hasil Ternak Prinsip Dasar Pengolahan Hasil Ternak

TEKNOLOGI PENGOLAHAN Susu cair siap konsumsi SUSU Susu kental/evaporasi Susu bubuk Susu fermentasi Mentega, Keju, Es Krim TEKNOLOGI PENGOLAHAN Sosis, DAGING , Abon Kornet Rekonstitusi, daging kuring Pengempukan daging TEKNOLOGI PENGOLAHAN Telur asin TELUR RevisiTelur 2017 sucair-ju Tepung telur PENILAIAN

Komponen Bobot Keterangan Keaktifan dan motivasi 10 Kehadiran, tugas dosen, belajar kuis, partisipasi di kelas Tugas Terstruktur 20 Kelompok Praktikum 20 Petunjuk Praktikum UTS 25 Ujian 90 menit UAS 25 Ujian 90 menit

Revisi 2017 su-ju STANDAR PENILAIAN Grade Rentang Nilai A ≥ 80.00 AB 75.00 – 79.99 B 70.00 – 74.99 BC 65.00 – 69.99 C 60.00 – 64.99 CD 56.00 – 59.99 D 46.00 – 55.99 E < 46.00

Revisi 2017 su-ju Unduh file kuliah di:

https://ilmupeternakan.wordpress.com

• File materi kuliah hanya berisi garis besar saja, mahasiswa harus menambah pengetahuan dengan mempelajari buku-buku yang relevan. Dengan kata lain, materi kuliah tidak dibuat untuk ditayangkan dan dibahas dari lembar ke lembar. • Baca dan pelajari materi kuliah terlebih dahulu sebelum mengikuti kuliah • Tanyakan dan diskusikan dengan dosen hal-hal yang belum jelas

Revisi 2017 su-ju SELESAI

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Revisi 2017 su-ju TUGAS TERSTRUKTUR

Materi 1 b TATAP MUKA KE-1 Semester Genap 2016-2017

BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas PeternakanTugas Universitas Terstruktur THT 2017 Jenderal Soedirman Tugas Terstruktur dirancang dengan tujuan umum:

1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mengolah hasil ternak 2. Meningkatkan keterampilan berwirausaha 3. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi 4. Meningkatkan keterampilan memimpin 5. Meningkatkan keterampilan bekerjasama 6. Meningkatkan kemandirian 7. Meningkatkan keterampilan menemukan solusi masalah Tujuan Khusus

Menghasilkan olahan hasil ternak yang higienis dan siap dijual atau dipasarkan Tugas Terstruktur THT 2017 Perhatikan dengan SETIAP TAHAPAN pelaksanaan tugas terstruktur ini

Nilai Tugas Terstruktur: 20%

Tugas Terstruktur THT 2017 TAHAP 1. PERSIAPAN

5 mahasiswa (tidak kurang tidak lebih). 1. Mahasiswa membentuk kelompok; tiap kelompok terdiri atas Jika sudah berusaha mencari 5 mahasiswa tetapi tetap kurang, silahkan menghubungi dosen penanggungjawab masing-masing kelas 2. Anggota tiap kelompok berasal dari SATU KELAS 3. Tentukan satu orang sebagai KOORDINATOR 4. Tuliskan IDENTITAS KELOMPOK (Nama, NIM dan Kelas anggota kelompok dan koordinatornya) pada kertas A4 dengan komputerJUMAT 10. MARETTuliskan 201juga7HP koordinator. Kumpulkan IDENTITAS KELOMPOK kepada DOSEN MASING-MASING KELAS, paling lambat . Terlambat mengumpulkan mengakibatkan pengurangan nilai TT Tugas Terstruktur THT 2017 TAHAP 2. PERENCANAAN

1. Produk yang akan dibuat oleh masing-masing kelompok akan ditentukan oleh Tim Dosen. 17KelompokMaret 201, produk7 dan dosen pendamping akan diinformasikan di papan pengumuman lab THT, paling lambat pada tanggal

2. Pelajari bersama segala sesuatu yang terkait dengan produk yang telah ditentukan, mulai dari cara pembuatan, sifat-sifat, pengemasan, pemasaran, prospek untuk wirausaha dll. Sumber informasi dapat berupa majalah, buku, internet dll, termasuk sumber yang tidak tertulis (misal dari narasumber). DISKUSIKAN TERLEBIH DAHULU DENGAN DOSEN PENDAMPING. . 3. Tiap kelompok DIWAJIBKAN belajar membuat multimedia/audio- video (misal menggunakan program windows DVD maker).

Dokumentasikan tahap ini Tugas(misal Terstrukturdengan THT cara2017 difoto atau dibuat video) TAHAP 3. PELAKSANAAN 20 Maret – 28 April 2017

1. Periode pelaksanaan tugas antaramembuat

2. Pada tahap ini, tiap kelompok PRODUK YANG TELAH DITENTUKAN ( di rumah atau tempat kos; bukan di lab THT).

3. Produk dibuat sendiri oleh kelompok sampai dengan dikemas dan pantas untuk dipasarkan

4. Koordinator kelompok WAJIB menyampaikanKonsultasikankepada DOSEN terlebihPENDAMPING dahulutentang rencanawaktu pembuatandan tempat produkpembuatan sebelumproduk pelaksanaan(untuk kemungkinan pembuatandikunjungi denganoleh Dosendosen pendamping).

Dokumentasikan tahap ini dengan baik, baik dalam bentuk dokumen (catatan), foto dan video. Foto/video harus memperlihatkanTugas Terstrukturketerlibatan THT 2017setiap anggota kelompok TAHAP 4. PEMBUATAN LAPORAN

LAPORAN TUGAS TERSTRUKTUR yaitu berupa Tiap kelompok membuatPRESENTASI : a. Materi untuk dalam format powerpoint yang b. VIDEOmendeskripsikanpembuatanSETIAP TAHAPANtugas terstrukturpembuatan tugas terstruktur. Maksimal 10 slide. proses yang terpisah dari file presentasi dengan durasi video maksimal 10 menit. IDENTITAS KELOMPOK Kedua file tersebut (a dan b) disimpan didikumpulkandalam CD. CDPALINGharus LAMBATdilengkapi: 15denganMEI 2017 (gunakan kertas label CD yang diprint dan ditempel). CD LAPORAN (kepada dosen pendamping)

Tiap kelompok dapat berkonsultasiTugas Terstruktur THT 2017dengan masing-masing dosen pendamping dalam pembuatan laporan MATERI PRESENTASI HARUS MENCAKUP:

1. Gambaran secara jelas proses pembuatan tugas terstruktur, mulai dari tahap Persiapan sampai dengan Pelaporan 2. Proses pembuatan produk 3. Peran serta / kontribusi spesifik masing-masing anggota kelompok 4. Aspek ekonomis produk, termasuk penentuan harga jual 5. Prospek komersialisasi produk dan rencana marketing FOTO

File presentasi dibuat seatraktif mungkin, disertai dengan atau diagram supaya lebih jelas.

Tugas Terstruktur THT 2017 MULTIMEDIA (AUDIO-VIDEO)

a. Mencakup seluruh proses pembuatan produk, dari awal penyediaan bahan sampai dengan pengemasan b. Bukan berupa video bisu. Suara bisa direkam langsung, atau ditambahkan saat mengedit (dubbing). c. Semua anggota kelompok terlihat jelas perannya di dalam video

Tugas Terstruktur THT 2017 TAHAP 5. PRESENTASI KELOMPOK

Setelah semua laporan terkumpul setiap kelompok harus melakukan presentasi tugas dihadapan dosen • pendamping.

Presentasi tugas meliputi PRESENTASI (file powerpoint) maksimal 10 menit dan PEMUTARAN VIDEO maksimal 10 • menit

Jadwal presentasi disepakati bersama antara mahasiswa • dengan dosen pendamping 31 MEI 2017. Presentasi kelompokTugasharus Terstruktursudah THT 2017 dilaksanakan sebelum tanggal TAHAP 6. PRESENTASI UMUM

Video dari kelompok terpilih akan dipresentasikan di kelas • masing-masing (penayangan video)

Presentasi video dilaksanakan pada kuliah terakhir • setiap kelas sesuai jadwal kuliah kelas masingBONUS-masing) NILAI

Kelompok yang videonya terpilih mendapat

Tugas Terstruktur THT 2017 TIMELINE

No Hal Yang Harus Dilakukan Deadline

1. Pengumpulan Nama-Nama Anggota Paling lambat Jumat Kelompok 10 Maret 2017 2. Pengumuman Jenis Produk dan Paling lambat 17 Dosen Pendamping Untuk Tiap Maret 2017 Kelompok 3. Pelaksanaan tugas 20 Maret s/d 28 April 2017 4. Penyerahan Laporan (CD) Paling lambat 15 Mei 2017 5. Presentasi dengan Dosen Paling lambat 31 Pendamping Tugas Terstruktur THT 2017 Mei 2017 6. Presentasi Umum Kuliah ke 14 PENILAIAN TUGAS

Nilai Tugas Terstruktur (0-100) didasarkan pada penilaian individu NILAIdan kelompok INDIVIDU (30%) •

Keaktifan/partisipasi/peran mulai saat perencanaan, NILAIpelaksanaan KELOMPOK dan (70%)presentasi • • • Kesesuaian kelompok dalam mengikuti jadwal kegiatan • Kekompakan & kerjasama Isi CD laporan (kelengkapan isi, kualitas isi) Presentasi (kelengkapan & isi materi presentasi, diskusi) Tugas Terstruktur THT 2017 SELESAI

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Tugas Terstruktur THT 2017 PENDAHULUAN

• • • Tentang Teknologi Hasil Ternak •Produk Hasil Ternak Industri Pengolahan Hasil Ternak Peluang Usaha

Materi 1 c TATAP MUKA ke 1 Semester Genap 2016-2017

BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

LaboratoriumTHT Teknologi 2017 su-ju Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman FROM THE FARM TO THE TABLE (Dari peternakan sampai ke meja makan)

THT 2017 su-ju PERJALANAN HASIL TERNAK DARI PETERNAKAN SAMPAI KE MEJA MAKAN

THT 2017 su-ju DIPERLUKAN TEKNOLOGI UNTUK MENANGANI DAN MENGOLAH HASIL TERNAK, KARENA:

1. Hasil ternak mudah mengalami kerusakan dan perubahan komposisi (lihat kembali materi Pascapanen Peternakan) 2. Manusia tidak mengkonsumsi hasil ternak dalam bentuk mentah 3. Selera konsumen yang berbeda-beda 4. Perbedaan dan perubahan gaya hidup, misalnya gaya hidup yang serba cepat, gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak, rendah garam & gula, fungsional dll)

THT 2017 su-ju THE FARM

THT 2017 su-ju PANEN (HARVEST)

PASCAPANEN (POST-HARVEST)

PENGOLAHAN (PROCESSING)

ProdukTHT 2017 su-ju Sosis sapi Nugget ayam Sate kerbau THE TABLE

Sosis sapi(Salatiga) Dendeng daging kerbau Daging Sei (daging asap) (Toraja, Sulsel) NTT Berbagai produk daging olahan THT 2017 su-ju THE TABLE

Berbagai produk daging olahan THT 2017 su-ju Keju Segar (lokal) Yogurt Yogurt (Lab THT)

Susu kambing aneka rasa susu (Lab THT) Kerupuk

Berbagai produk olahan susu THT 2017 su-ju Karamel susu Dadih Sabun susu

Susu rempah (Boyolali) Keju segar (lab THT) Susu kambing (Pegumas)

Berbagai produk olahan susu THT 2017 su-ju Kefir Susu UHT

Mentega Susu bubuk Berbagai produk olahan susu THT 2017 su-ju Telur asin asap (Semarang) Berbagai produk telur

Telur asin Telur Hitam

Berbagai produk olahan telur THT 2017 su-ju Termasuk juga produk bukan pangan seperti kulit samak, wool, kerajinan dll

THT 2017 su-ju INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL TERNAK DAN PELUANG WIRAUSAHA

THT 2017 su-ju BEBERAPA PERUSAHAAN YANG MENGOLAH HASIL TERNAK DAN CONTOH PRODUKNYA

JAPFA : Sosis dll SIERAD PRODUCE : Belmart CPI : Fiesta WONOKOYO : 808, Ngetop, Goldstar INDOLAKTO : Susu Indomilk CIMORY : Keju, yogurt GREENFIELD : Susu UHT SAN MIGUEL : Sosis VIDA, Farmhouse INDOFOOD : Indomilk, Kremer, Enak, Orchid Butter ULTRAJAYA : Susu UHT NESTLE : Berbagai produk susu YAKULT : Yakult

THT 2017 su-ju CV Cita Nasional : Susu Nasional PT Mirota : Lactona CV BUKIT BAROS : Keju Dan Produk Olahan Susu Lain CV INDRAKILA : Keju HAS MILK : Yogurt, dodol dll Java Egg Specialities : Telur Cair

THT 2017 su-ju Contoh Wirausaha dalam Bidang Olahan Susu

THT 2017 su-ju Contoh Wirausaha dalam Bidang Olahan Telur

THT 2017 su-ju Contoh Wirausaha dalam Bidang Olahan Daging

THT 2017 su-ju SELESAI

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

THT 2017 su-ju PRINSIP DASAR TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Prinsip dasar THT

Materi 2a TATAP MUKA ke 2 Semester Genap 2016-2017

BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

LaboratoriumTHT Teknologi 2017 su-ju Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman KAITAN MATAKULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK DENGAN MATAKULIAH PASCAPANEN PETERNAKAN

Mengolah Susu Daging TEKNOLOGI HASIL Telur (SDT)menjadi TERNAK berbagai produk

Komposisi Hasil Ternak ILMU PASCAPANEN Sifat-Sifat Hasil Ternak PETERNAKAN Prinsip Dasar Preservasi

THT 2017 su-ju ALASAN MELAKUKAN PENGOLAHAN

1. Menghasilkan produk dengan rasa (taste) yang lebih bisa diterima (disukai) oleh konsumen 2. Menghasilkan produk yang lebih bisa diterima (disukai) oleh konsumen, misalnya dari sisi bentuk atau tampilan dan warna 3. Menghasilkan produk yang lebih mudah dikonsumsi atau dicerna, misalnya produk yang lebih empuk 4. Menghasilkan produk yang beragam (diversifikasi) 5. Menghasilkan produk yang dapat disimpan lebih lama (mengawetkan) 6. Menghasilkan produk yang lebih mudah dikemas dan didistribusikan

THT 2017 su-ju PROSES-PROSES YANG DIGUNAKAN DALAM MENGOLAH HASIL TERNAK

1. Pengolahan secara fisik, misalnya pemotongan, penggilingan dan pencampuran 2. Pengolahan dengan menggunakan panas atau thermal processing, misalnya pasteurisasi, pengukusan, pengeringan dan perebusan 3. Penggunaan enzim, misalnya rennet dan bromelin 4. Pemanfaatan mikroorganisme, misalnya dalam proses fermentasi 5. Penambahan bahan tambahan makanan (BTM), misalnya pengawet dan penambah rasa

THT 2017 su-ju MEDIA UNTUK MENGOLAH

Berbagai media digunakan untuk mengolah hasil ternak

1. AIR : perebusan, pengukusan 2. MINYAK: penggorengan (deep fat frying, shallow frying, pan frying) 3. UDARA: pemanggangan, penjemuran 4. PASIR: penggorengan tanpa minyak 5. KOMBINASI: perebusan kemudian penggorengan

THT 2017 su-ju PERTIMBANGAN YANG DIPERLUKAN DALAM MENGOLAH HASIL TERNAK

1. Sifat, kondisi dan komposisi bahan baku 2. Ketersediaan teknologi atau peralatan 3. Tujuan pengolahan atau produk yang dihasilkan 4. Biaya yang dibutuhkan 5. Selera konsumen

Lanjut ke Slide tentang DENDENG

THT 2017 su-ju SELESAI (Lanjut ke DENDENG)

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

THT 2017 su-ju PENGOLAHAN DAGING

Pengolahan Daging menjadi Dendeng

Materi 2b TATAP MUKA ke 2 Semester Genap 2016-2017

BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

LaboratoriumTHT 2017Teknologi su-ju & ahdr Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman OLAHAN DAGING

• • • Dendeng • • Sosis curing • Daging restrukturisasi • Daging kuring ( ) • Nugget Abon Metode pengempukan daging

THT 2017 su-ju & ahdr DENDENG

DEFINISI Produk berupa lembaran daging yang dikeringkan + (gula, garam, ketumbar, lengkuas, bawang merah)

PRODUK SEJENIS DARI NEGARA LAIN

1. 2. 3. Biltong 4. Pemmican •5. MinangkabauCharqui (Padang) : Dendeng atau Dendeng Batokok • Toraja, Sul-sel: dendeng daging kerbau • Nusa Tenggara & Papua: dendeng rusa

THT 2017 su-ju & ahdr •

Dendeng merupakan kombinasi antara proses kuring • (curing: perendaman pada bumbu) dan pengeringan Rasa manis, asin. rasa manis melalui karena ditambah gula • (gula pasir, gula kelapa), warna coklat gelap • Kadar air 5 - 50 %, dapat disimpan pada suhu kamar o Pada penyimpanan sejuk (15 - 20 c) tahan 12 minggu

DENDENG• AWET KARENA • Kadar air yang rendah (kering s/d setengah kering) Aktivitas air (aw) yang rendah karena molekul air terikat • oleh gula dan garam THT 2017 su-ju & ahdr Adanya senyawa-senyawa antimikroba pada bumbu DENDENG DIBERI NAMA SESUAI DENGAN BAHAN BAKUNYA

1. Daging Sapi (paling banyak di pasaran) 2. Daging Kerbau 3. Daging Babi 4. Daging Ayam 5. Semua Jenis Daging Ternak/Hewan

THT 2017 su-ju & ahdr JENIS DENDENG BERDASARKAN CARA PEMBUATAN

Dendeng Cingcang/Giling Dendeng Sayat (restructured jerky) (whole muscle jerky)

THT 2017 su-ju & ahdr STANDAR MUTU SNI 01-2908-1992 Dendeng Sapi

Karakteristik Mutu 1 Mutu 2

Warna dan Bau Khas daging Khas daging sapi sapi Kadar air (maks) 12 % 12 % Kadar protein (min) 30 % 25 % Abu (min) 1 % 1 % Benda Asing Tidak Tampak Tidak Tampak

Kapang dan Serangga THT 2017 su-Tidakju & ahdr Ada Tidak Ada STANDAR MUTU SNI 2908-2013 Dendeng Sapi

No Kriteria uji satuan Persyaratan 1 Keadaan 1.1 bau - normal 1.2 warna - normal 2 Kadar air (b/b) % maks. 12 3 Kadar lemak (b/b) % maks. 3 4 Kadar protein (b/b) % min. 18 5 Angka lempeng total koloni/g maks. 1 x 105 6 Salmonella sp - negatif/25 g 7 Escherichia coli AMP/g < 3 8 Staphylococcus aureus koloni/g maks. 1 x 102

THT 2017 su-ju & ahdr Bahan• Daging bakuPaha dBelakangendeng(Rump)sapi • Daging Bagian Penutup (Top Side) • Gandik (Silver Side)

THT 2017 su-ju & ahdr ALAT YANG DIPERLUKAN (skala kecil)

• Talenan • Pisau / Silcer • Penggiling bumbu • Tempat kuring (Baskom) Tampah untuk menjemur

THT 2017 su-ju & ahdr CARA PEMBUATAN “DENDENG CINCANG”

1. Bersihkan daging dari lemak, kotoran, kulit 2. Cincang atau giling 3. Campur cincangan daging dan bumbu 4. Bentuk atau cetak lembaran tipis 5. Jemur sampai kering 6. Siap dikemas

THT 2017 su-ju & ahdr CARA PEMBUATAN “DENDENG SAYAT”

1. Daging dibersihkan dari lemak, kotoran, kulit 2. Daging diiris dengan ketebalan 2- 5 mm 3. Direndam dalam larutan berbumbu/kuring (garam, gula, bawang, ketumbar, lengkuas selama 1- 12 jam)

4. Daging dijemur pada sinar matahariO sampai tidak lengket (± 2-3 hari)/oven suhu 50 -70 C selama 4 - 5jam 5. Siap dikemas

THT 2017 su-ju & ahdr CONTOH KOMPOSISI BUMBU DENDENG

• • Daging Sapi : 10 kg • Gula : 4 kg • Garam : 1 kg • Bawang : 0,1 kg • Kunyit : 0,6 kg • Asam Jawa : 0,6 kg • Laos : 0,05 kg Daun salam : 5 lembar

THT 2017 su-ju & ahdr KEMASAN

Bahan: plastik, kertas, kayu, gelas/kaca, mika Ukuran: ± 0,25, 0,5 sampai 1 kg/Bungkus

THT 2017 su-ju & ahdr SELESAI

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

THT 2017 su-ju & ahdr PENGOLAHAN DAGING

PENGOLAHAN DAGING MENJADI ABON

Materi 3a TATAP MUKA ke 3 Semester Genap 2016-20167

BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

LaboratoriumTHT Teknologi 2017 su-ju Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman meat floss dried shreded meat (SNI) • Istilah dalamPengertian bahasa inggris: & Istilahatau

• Produk makanan kering dengan bentuk yang khas, bersal dari daging yang direbus, disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan dipress • Produk olahan daging tradisional • : rousong (dari daging babi) Sentra Produksi Abon : 1. Jawa Tengah : Boyolali, Solo, Salatiga, Magelang 2. Jawa Timur : Nganjuk, Ngawi 3. Luar Jawa : Palembang,THT Pontianak 2017 su-ju , Sumatera Utara Abon Sapi Abon Ikan

Abon Sapi Abon Ayam

THT 2017 su-ju MENGAPA AWET?

Beberapa hal yang menyebabkan abon memiliki daya simpan yang cukup lama:

1. Kandungan/kadar air rendah (produk dalam bentuk kering) 2. Aktivitas air (aw) rendah 3. Kadar gula tinggi

THT 2017 su-ju BAHAN DASAR

1. DAGING: sapi, kerbau, ayam, kambing, domba, rusa, buaya, ikan dll 2. GULA KELAPA 3. SANTAN KELAPA 4. BUMBU-BUMBU: garam, rempah

THT 2017 su-ju Contoh Komposisi Bahan

• Daging Sapi : 10 kg • Garam : 0,4 kg • Gula Pasir : 2 kg • Bawang : 0,15 kg Abon 6 - 7 kg • Ketumbar : 2 sdm • Kelapa : 12 butir • Minyak goreng : 3 kg

THT 2017 su-ju PERALATAN

Pencampur (mixer) Penggorengan Peniris minyak (spinner)

Pembuatan abon skala kecil dapat memanfaatkan alat-alat rumah tangga sehari-hari THT 2017 su-ju Pengepres PROSES PENGOLAHAN

Proses pengolahan abot melibatkan beberapa tahap:

1. Pemotongan 2. Perebusan 3. Pengecilan ukuran (pencabikan) 4. Penggorengan 5. Pengepresan 6. Pengemasan

THT 2017 su-ju THT 2017 su-ju KUALITAS / MUTU

KUALITAS ABON DITENTUKAN OLEH: 1. Bahan baku utama: daging 2. Gula dan bumbu-bumbu 3. Proses pembuatan: lama dan suhu penggorengan, metode penirisan minyak dll 4. Metode pengemasan INDIKATOR MUTU ABON: 1. Komposisi zat-zat gizi: kadar air, lemak, protein, gula dll 2. Organoleptik: warna, rasa 3. Fisik: ukuran partikel, keberadaan bahan lain selain yang berasal dari daging terutama logam berat 4. Mikrobiologi

THT 2017 su-ju STANDAR MUTU ABON SNI 3707:2013 SNI SNI • 3707Standar:2013mutu abon daging sapi di adalah yang merupakan revisi 01 – 3707 – 1995. belum tersedia secara elektronik di website http://sisni.bsn.go.id

Karakteristik Nilai

Bentuk, bau, rasa, warna Normal Air (maks) 7 % Abu (maks) 7 % Abu tidak larut dalam asam (maks) 0,1 % Lemak (maks) 30 % Protein (Min) 15 % Serat kasar (maks) THT 2017 su-ju 1 % Gula “Sukrosa” (maks) 30 % Karakteristik2. Cemaran logamNilai

Timbal (Pb) maksimal 2 mg/kg

Tembaga (Cu) maksimal 2 mg/kg

Seng (Zn) maksimal 40 mg/kg

Timah (Sn) maksimal 40 mg/kg 4 Angka lempeng total maksimum 4 x 10 Koloni/g Raksa (Hg) maksimal 0,054 mg/kg MPN Colifrom maksimum 10 x 10 Koloni/g THT 2017 su-ju SalmonelArsen (As)la maksimalmaksimum 1Negatif mg/kg PENGEMASAN

Aluminium foil Plastik Plastik

Kaleng THTKotak 2017 kertas su-ju Mika SELESAI

(Lanjut Tentang Bakso)

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

THT 2017 su-ju PENGOLAHAN DAGING

BAKSO

Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap 2016-2017

BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan UniversitasTHT 2017 su-ju Jenderal Soedirman REFERENSI

Purnomo dan Rahardian (2008): Indonesian Traditional Meatballs. International Food Research Journal 15(2):101-108

Tentang Emulsi Daging: Santhi, D., et al 2015. Factors influencing meat emulsion properties and product texture: a review. Critical Reviews in Food Science and Nutrition. DOI:10.1080/10408398.2013.858027

THT 2017 su-ju ISTILAH DAN PENGERTIAN

Bakso berasal dari kata bak-so () yang artinya • daging giling comminuted meat product Merupakan produk daging yang dicincang halus ( ) dengan penambahan tepung • dan bumbu-bumbu meatball • Istilah lain: baso atau • Variasi: bakso urat, bakso halus, bakso gepeng dll Produk berbentuk bulat dengan bahan dasar daging • (termasuk lemak daging), tepung dan bumbu-bumbu Sebagian besar daging sapi di Indonesia diproses menjadi bakso THT 2017 su-ju KOMPOSISI ZAT GIZI

Zat Gizi Bakso Sapi Bakso Ayam ( 1 btr ukuran ( 1 btr ukuran sedang) sedang) Energi 57 kkal 45 kkal Protein 3.47 g 5.43 g Lemak 3.69 g 1.57 g Karbohidrat 2.12 g Sumber1.94: fatsecret.co.id g

Catatan: Komposisi zat gizi bervariasi tergantung komposisi bahan

THT 2017 su-ju STANDAR MUTU •

Mutu atau kualitas bakso mengacu pada SNI 01-7266.1- 2006. Beberapa diantaranya: No Kriteria Standar 1. Organoleptik Bau normal khas daging; rasa gurih; warna normal, tekstur kenyal 2 Protein Minimum 9% 3 Lemak Maksimum 2% 4 Air Maksimum 70% 5 Abu Maksimum 3% 6 Borak 0 7 E coli < 3 APM/gr

THT 2017 su-ju STANDAR MUTU SNI 3818-2014

Kriteria uji satuan Persyaratan Bakso daging Bakso daging kombinasi Bau - Normal, khas daging Normal, khas daging Rasa - Normal, khas bakso Normal, khas bakso Warna Normal Normal Tekstur Kenyal Kenyal Kadar air % (b/b) maks. 70,0 maks. 70,0 Kadar abu % (b/b) maks. 3,0 maks. 3,0 Kadar lemak % (b/b) maks. 10,0 maks. 10,0 Kadar protein % (b/b) min. 11,0 min. 8,0 Angka lempeng total koloni/g maks. 1 x 105 maks. 1 x 105 Salmonella sp - negatif/25 g negatif/25 g Koliform AMP/g maks. 10 maks. 10 Escherichia coli AMP/g < 3 < 3

THT 2017 su-ju KOMPOSISI BAHAN

• Tiga bahan utama untuk membuat bakso: daging, tepung dan bumbu • Bakso daging yang baik mengandung sekurang-kurangnya 80% daging • Daging dapat berupa daging sapi, ayam, domba dll • Lemak sering ditambahkan untuk menambah citarasa • Contoh komposisi bahan untuk membuat bakso:

Bahan Jumlah Daging sapi giling 250 g Tepung tapioka 50 g Merica bubuk 0.5 sdt Garam 1 sdt Bawang putih 2 siung

THT 2017 su-ju PERALATAN

Penggiling daging Penghalus daging Pencetak bakso (meat grinder) (silent cutter)

Mesin pengemas vakum Food Processor THT 2017 su-ju PROSES PEMBUATAN

THT 2017 su-ju Faktor-faktor yang menentukan mutu bakso

1. Bahan baku, misalnya jenis daging, lemak, tepung 2. Bahan tambahan, terutama bahan pengenyal dan pengawet 3. Proporsi bahan, misalnya imbangan daging:lemak:tepung 4. Temperatur (suhu air) saat pencetakan

THT 2017 su-ju PROSES PEMBUATAN BAKSO SKALA INDUSTRI

THT 2017 su-ju TAHAP 1. PERSIAPAN BAHAN

Daging Tepung Bumbu Ayam Tapioka Garam Sapi MOCAF (modified Bawang putih casava flour) Domba Merica

• Daging dapat berupa daging paha, dada, has dll • Daging yang berlemak akan menghasilkan bakso yang lebih lembut dan citarasa lebih disukai

Penggilingan daging juga dilakukan pada tahap ini

THT 2017 su-ju TAHAP 2. PENGGILINGAN

• • es Tujuan: memperkecil ukuran daging Perlu ditambah untuk mencegah • denaturasi protein (protein kehilangan sifat fungsional) Sifat fungsional protein, terutama kemampuannya sebagai pengemulsi (emulsifier) sangat diperlukan untuk membuat adonan bakso yang baik

THT 2017 su-ju TAHAP 3. EMULSIFIKASI

• Merupakan tahap pencampuran dan penghalusan bahan-bahan dengan menggunakan silent cutter

• Untuk skala rumah tangga dapat menggunakan Food Processor

• Tujuannya adalah untuk menghasilkan adonan bakso yang baik, yaitu terjadinya emulsi minyak dalam air (fat in water emulsion)

THT 2017 su-ju Ilustrasi emulsi minyak dalam air pada adonan bakso

THT 2017 su-ju TAHAP 4. PENCETAKAN

• Pencetakan secara manual dengan tangan • Setelah dicetak langsung masuk ke dalam air panas

• Pencetakan dengan mesin • (sekitar 60 butir/menit) • Setelah dicetak langsung masuk ke dalam air panas

Mesin pencetak bakso

THT 2017 su-ju Contoh standar diameter bakso dari salah satu produsen:

THT 2017 su-ju METODE PENGEMASAN

Kemasan aluminium Plastik vakum (ketat/skin-tight)

Plastik non vakum Kaleng (longgar)THT 2017 su-ju PENYIMPANAN

Bakso biasanya disimpan dingin atau beku; dapat bertahan beberapa bulan jika dikemas secara vakum dan disimpan beku

THT 2017 su-ju SELESAI

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

THT 2017 su-ju PENGOLAHAN DAGING

PENGOLAHAN DAGING MENJADI SOSIS Materi THT TATAP MUKA ke 4 Semester Genap 2016-2017

BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

LaboratoriumTHT Teknologi 2017 su-ju Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman REFERENSI UTAMA

1. Sausage Manufacture, Principles and Practices (E. Eissen, 2003, Woodhead Publishing, UK)

THT 2017 su-ju CONTOH PRODUK

Salami Bratwurst Hotdog

Summer sausage Frankfurter Urutan

THT 2017 su-ju PENGERTIAN DAN ISTILAH

salsus

• Sausage, dari bahasa latin yang artinya digarami atauSNI diawetkan01-3820-1995. • Sosis daging adalah produk makanan yang diperoleh dari campuran daging halus (mengandung daging tidak kurang dari 75%) dengan tepung atau pati dengan atau tanpa penambahan bumbu dan bahan tambahan makanan lain yang diizinkan dan dimasukan ke dalam selubung sosis • Terdapat berbagai jenis sosis dengan nama yang beraneka seperti: summer sausage, bologna, hotdog, dan salami

• Diameter 2-15 cm THT 2017 su-ju JENIS SOSIS

1. Sosis segar (fresh sausage) 2. Sosis masak (cooked sausage) 3. Sosis tipe emulsi (emulsion sausage) 4. Sosis fermentasi (fermented sausage)

Sosis juga dapat dikelompokan berdasarkan jenis daging yang digunakan: sosis sapi, sosis ayam, sosis babi dll

THT 2017 su-ju SOSIS SEGAR (FRESH SAUSAGE)

• Jenis yang paling populer di beberapa negara, misalnya di Inggris • Dipasarkan dalam bentuk belum dimasak (fresh/uncooked) dalam kondisi beku maupun tidak beku, isinya berupa daging dan lemak yang digiling kasar

Contoh: Sosis segar Inggris (tidak banyak dipasarkan di Indonesia)

THT 2017 su-ju SOSIS MASAK (COOKED SAUSAGE)

• Sosis yang telah dimasak setelah proses filling (pengisian daging dan bumbu-bumbu) ke dalam selongsong. • Daging dan lemak telah digiling halus, namun tidak harus sampai membentuk emulsi • Metode pemasakan dapat berupa oven, panggang, goreng dll • Memiliki masa simpan yang lebih panjang dibanding sosis segar

Contoh populer: Sosis So Nice dari Japfa

THT 2017 su-ju SOSIS TIPE EMULSI (EMULSION SAUSAGE)

• Daging dan lemak telah digiling halus sehingga membentuk emulsi (emulsi minyak dalam air) • Protein daging berperan sebagai pengemulsi (emulsifier) karena dapat “menyatukan” lemak dan air (protein memiliki lengan hidrofobik yang dapat berikatan dengan lemak dan lengan hidrofilik yang berikatan dengan air). • Protein daging yang berperan sebagai pengemulsi adalah protein miofibril yaitu miosin dan aktin. • Sosis tipe emulsi biasanya juga merupakan sosis masak, sebagian juga di-asap

Contoh: Bologna, frankfurter, bruhwurst dll

THT 2017 su-ju ILUSTRASI FAT IN WATER EMULSION THT 2017 su-ju SOSIS FERMENTASI (FERMENTED SAUSAGE)

• Dalam pembuatannya melibatkan pembentukan asam laktat melalui proses fermentasi • Asam laktat dihasilkan oleh bakteri asam laktat • Memiliki masa simpan yang cukup panjang (1- 2 tahun) tanpa pembekuan; merupakan efek kombinasi dari kadar air yang rendah dan kondisi asam. • Dikelompokan menjadi: dry (kering) dan semi-dry (setengah kering) Contoh: Dry: salami, peperoni, genoa Semi-dry: summer-sausage, Lebanon bologna

THT 2017 su-ju Contoh sosis fermentasi tradisional di Indonesia adalah “urutan” dari Bali; terbuat dari daging dan lemak babi dengan selongsong berupa usus babi. Proses fermentasi dialkukan dengan cara menggantung “urutan” selama 24-48 jam.

Campuran daging + lemak

THT 2017 su-ju KOMPOSISI ZAT GIZI

• Komposisi zat-zat gizi sangat bervariasi tergantung komposisi bahan- bahan yang digunakan. • Contoh komposisi zat gizi sosis sapi dan ayam yang beredar di Indonesia

Zat Gizi Sosis Sapi (54 g) Sosis Ayam (57 g) p: 10 cm p: 10 cm Energi 42 kkal 49 kkal

Protein 1.44 g 5.05 g

Lemak 3.78 g 2.83 g

Karbohidrat 0.52 g 0.43 g

Sumber: fatsecret.co.id

THT 2017 su-ju KOMPOSISI BAHAN

Contoh komposisi bahan untuk membuat sosis daging sapi (skala rumah tangga)

Bahan Jumlah Daging sapi 500 g Tepung tapioka 200 g Putih telur 3 butir Merica bubuk 1 sdt Bawang putih 3 siung dihaluskan Garam dapur secukupnya Gula pasir ½ sdm Es serut 150 g

THT 2017 su-ju FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS SOSIS

Berbagai faktor mempengaruhi kualitas sosis, misalnya: 1. Jenis daging 2. Proses yang diterapkan (fresh, fermentasi, metode pemasakan) 3. Jenis bahan dan diameter selongsong 4. Bahan pengisi dan bumbu-bumbu 5. Metode pengemasan dll

THT 2017 su-ju PERALATAN

Penggiling daging Mesin pencampur Mesin pengemulsi (grinder) (mixer) (silent cutter)

Mesin pengisi Ruang asap Pengemas (stuffer) (smoking room) vakum THT 2017 su-ju PROSES PEMBUATAN SOSIS

THT 2017 su-ju (untuk sosis masak & tipe emulsi)

Proses pembuatan sosis meliputi beberapa tahap, yaitu: 1. Persiapan bahan dan bumbu-bumbu 2. Penggilingan daging (meat grinding) 3. Pencampuran daging dan bumbu-bumbu (mixing) 4. Proses emulsifikasi 5. Pengisian adonan ke dalam selongsong 6. Pemasakan (perebusan atau pengasapan) 7. Pengeluaran dari selongsong (peeling)

8. Pengemasan (packing)THT 2017 su-ju PROSES PEMBUATAN SOSIS

(sosis masakTHT 2017dan sutipe-ju emulsi) Industri Pengolahan Daging di Salatiga

BUMBU DAN BAHAN (selain daging)

• Telur, tepung tapioka, garam, bawang putih, penyedap rasa, saltpeter (nitrit/nitrat), emulsifier • Produk terbaik akan dihasilkan jika digunakan bahan-bahan terbaik juga

THT 2017 su-ju PROSES PENGGILINGAN DAGING (GRINDING/MINCING)

• Alat: Penggiling Daging atau meat grinder/meat mincer • Tujuan: memperkecil ukuran daging sehingga mudah dicampur dengan bahan lain

THT 2017 su-ju a

Alat pengiling daging skala rumah tangga dengan motor listrik • Plate memiliki ukuran lubang yang b berbeda-beda sesuai ukurang daging giling yang dihasilkan • Mampu menggiling daging 12 lbs/menit

a Mesin penggiling daging skala industri

a. Daging masuk, biasanya ditambah dengan serpihan es untuk mengurangi panas. Sifat fungsional protein daging akan rusak (protein terdenaturasi)jika b terlalu panas b. Daging giling keluar

THT 2017 su-ju PROSES PENCAMPURAN BAHAN (MIXING)

Alat: Mixer

• Gambar: Mixer skala industri, dengan motor listrik • Tujuan: mencampur bumbu-bumbu dan daging cincang secara merata

THT 2017 su-ju PROSES EMULSIFIKASI (EMULSIFYING)

• Alat: Silent Cutter • Pada proses ini juga ditambah sepihan es untuk mengurangi efek panas • Terjadinya emulsi yang stabil sangat ditentukan oleh sifat fungsional protein daging sebagai pengemulsi (emulsifier). • Selain daging, sumber pengemulsi lain adalah telur dan juga emulsifier berupa konsentrat protein

Bentuk pisau (blade) yang ada di dalam silent cutter

THT 2017 su-ju PROSES PENGISIAN ADONAN KE DALAM SELONGSONG

• Alat: Sausage Stuffer • Proses: Stuffing atau casing Tempat adonan • Selongsong sosis atau casing atau skin terbuat dari bahan alami (usus hewan) atau bahan buatan pabrik atau artifisial seperti selulosa, kolagen atau plastik (Lihat Materi Tentang Selongsong) • Setelah selongsong terisi adonan maka langsung dilakukan pengikatan sesuai dengan ukuran sosis yang dikehendaki. Pengikatan dapat dilakukan manual atau menggunakan mesin

Contoh ikatan pada sosis

THT 2017 su-ju SAUSAGE STUFFER b a a: tempat adonan b: tempat adonan keluar dan langsung masuk dalam selongsong

Mesin digerakan dengan motor listrik Adonan ditekan sehingga akan keluar melalui lubang/corong, dan dengan cepat mengisi selongsong a

THT 2017 su-ju PROSES PENGASAPAN (SMOKING)

• Alat: Ruang Asap atau Smokehouse • Tujuan: memasak, mengawetkan, meningkatkan citarasa (flavor), rasa (taste) dan aroma

a: sumber asap, berupa kayu atau sekam, atau serbuk gergajian yang b dibakar b: rak tempat menggantung sosis

a Lama pengasapan: 1-4 jam

THT 2017 su-ju SEBELUM PENGASAPAN SETELAH PENGASAPAN • Sudah masak • Lebih kenyal • Lebih mengkilat • Aroma lebih sedap • Masa simpan lebih lama

THT 2017 su-ju Jenis selongsong menentukan penampilan sosis setelah dimasak/diasap

Selulosa Natural/alami Kolagen

THT 2017 su-ju PROSES PENGELUARAN SOSIS DARI SELONGSONG (PEELING)

• Tidak semua sosis dikeluarkan dari selongsong/skin • Sosis yang telah dikupas perlu dikemas lagi • Beberapa jenis sosis menggunakan selongsong yang edible, artinya bisa dimakan isi + selongsongnya

THT 2017 su-ju PROSES PENGEPAKAN (PACKING)

• Sosis yang telah dikupas dimasukan dalam kemasan plastik • Isi satu kemasan: 3, 6, 10

Pengemasan dilakukan dengan mesin pengepak vakum

THT 2017 su-ju SELONGSONG SOSIS (CASING)

• Selongsong sosis diperlukan sebagai wadah/tempat adonan bahan dasarnya • Berdasarkan , selongsong sosis dibagi menjadi 2 yaitu (a) selongsong alami dan (b) selongsong buatan

THT 2017 su-ju Selongsong alami (natural casing)

Terbuat dari saluran pencernaan hewan (sapi, kambing, • domba, babi) • Dapat dimakan bersama dengan isinya (edible) Ukurannya tidak bisa selalu sama, mudah sobek

THT 2017 su-ju Usus babi yang telah dibersihkan dan siap untuk digunakan sebagai selongsong sosis tradisional Bali, yaitu “urutan”

THT 2017 su-ju Selongsong buatan (Artificial casing)

• Bahan: Selulosa (non edible), kolagen (edible & non edible), plastik (non edible) • Ukuran bisa dibuat seragam dalam berbagai ukuran (diameter 17 mm-35 mm)

Bahan: Kolagen Bahan: Plastik Bahan: Selulosa

THT 2017 su-ju THT 2017 su-ju THT 2017 su-ju THT 2017 su-ju PENGEMASAN

Plastik Plastik vakum Kaca/gelas/mika

Kaleng Plastik-karton

THT 2017 su-ju SELESAI

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

THT 2017 su-ju PENGOLAHAN DAGING

PENGOLAHAN DAGING DENGAN METODE KURING (CURED MEAT)

Materi 5a TATAP MUKA ke 5 BAHANSemester KULIAH TEKNOLOGI Genap 2016 HASIL-2017 TERNAK

LaboratoriumTHT Teknologi 2017 su-ju Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman REFERENSI

Referensi: MD Ranken (2000). Handbook of Meat Products Technology. Blackwell Science

THT 2017 su-ju PRODUK

THT 2017 su-ju PENGERTIAN DAN ISTILAH

cured meat

• Istilah lain: daging peram atau • Daging yang telah diproses dengan menambahkan campuran kuring, yang di dalamnya mengandung salpetersalpeter(sendawa) • Campuran saltpeterkuring biasanya (salpeterterdiri) atas: garam dapur, gula, • Sendawa= saltpeter= bubuk praha (prague powder) • Termasuk jenis garam diantaranya: Sodium nitrit (NaNO2), Sodium nitrat (Na NO3), Potasium nitrit (KNO2) dan Potasium nitrat (KNO3) THT 2017 su-ju salpeter

Contoh

THT 2017 su-ju

Prague powder: 0.6% sodium nitrite in sodium chloride Daging kuring sudah siap Proses pemeraman konsumsi dengan cara digantung

corned Produk daging kuring biasa dikenal misalnya : HAM, BACON dll. BeberapaTHT 2017jenis su-sosisju , juga bisa dikategorikan sebagai produk daging kuring salpeter

Fungsi : Clostridium botulinum • Menghambat pertumbuhan mikroorganisme , khususnya yang mampu memproduksi toksin botulin nitrosilmiokrome • Menstabilkan WARNA daging, yaitu menjadi merah cerah karena terbentuknya pigmen • Meningkatkan flavor daging (khas daging kuring) • Menghambat proses oksidasi (ketengikan)

THT 2017 su-ju PERUBAHAN PIGMEN DAGING (MIOGLOBIN)

Otot (hewan hidup) Daging layu oksidasi MIOGLOBIN (Mb) METMIOGLOBIN 2+ Fe (metMb); Fe3+ reduksi

+NO

Oksigenasi, (+O2) Deoksigenasi (-O2) NITRILMETMIOGLOBIN

Panas OKSIMIOGLOBIN (MbO); Fe2+ NITROSILMIOKROME Daging segar

Daging kuring THT 2017 su-ju •Fungsi gula dan garam dapur:

Gula dan garam berfungsi sebagai penyedap dan • pengawet. Gula juga berperan untuk membantu mempertahankan kestabilan warna

THT 2017 su-ju CONTOH• KOMPOSISI CAMPURAN KURING • • Garam dapur 26 % • NaNO2 0,1 % KNO3 0,5 % Sukrosa 0,5-1,0 % Bahan lain: sodium askorbat, fosfat (misalnya sodium tripolipospat atau STPP) dan bumbu

THT 2017 su-ju Proses kuring merupakan proses untuk menghasilkan produk dagingPROSESkuring KURING

PROSES KURING

CARA KERING (di”garami” dengan campuran kuring) CARA BASAH CARA KOMBINASI

SPRAY PUMPING (melalui arteri) KERING + RENDAM PUMPING + STICH PUMPING RENDAM RENDAM (IMERSION) THT 2017 su-ju PROSES KURING

Trimming, cuci, PERSIAPAN CAMPURAN Garam dapur; kemudian tiriskan PERSIAPAN DAGING salpeter; sukrosa 30 mnt KURING

PEMBALURAN (RUBBING) ½ campuran 1 kuring

Ruang pendingin 3 hari

PEMBALURAN (RUBBING) ½ campuran 2 kuring

Digantung atau Pemeraman 1 minggu atau lebih pada rak

DAGING KURING DRY METHOD THT 2017 su-ju GAMBARAN PROSES KURING DAGING SECARA KERING

persiapan rubing

Campuran kuring dibiarkan meresap

THT 2017 su-ju Pemeraman/penyimpanan METODE BASAH (Wet atau Brine Curing)

wet /brine curing Pada proses kuring secara basah ( ), campuran kuring dilarutkan dalam air(sehinggateknik immersion)membentuk larutan kuring (curing brine). Larutan kuring kemudian digunakan untukarterymerendam pumpingdaging , atau diinjeksikan dalam dagingstitchmelalui pumping pembuluh arteri (teknik ) atau diinjeksikan langsung ke dalam daging ( )

Kamus: Brine (n) THT 2017 su-ju : larutan garam, air asin Teknik rendam (immersion)

: larutan kuring (20-100% dari bobot daging) digunakanstainless steel.untuk merendam daging. Wadah yang digunakan untuk merendam dapat berupa wadah plastik atau Lama perendaman bisa sampai 10-20 hari Kamus: immerse (v) THT 2017 su-ju : merendam artery stitch pumping,

Pada proses Kuring Basah dengan teknik dan campuran kuring dalam bentuk cair diinjeksikan ke dalam daging melalui arteri atau langsung ke dalam daging.

Needle/jarum artery pumping Menggunakan banyak Satu jarum, terutama digunakan pada jarum sekaligus teknik Kamus: stitch (v) THT 2017 su-ju : menjahit Bahan untuk membuat larutan kuring

: 1. Garam 26 % 2. KNO3 2-4 % 3. NaNO3 0,1 % 4. STPP 0.3%

THT 2017 su-ju URUTAN MEMBUAT LARUTAN KURING

1. Larutkan fosfat dengan air 2. Aduk sampai larut semua 3. Tambahkan campuran kuring yang mengandung nitrit 4. Aduk sampai larut semua 5. Larutan kuring (curing brine) siap untuk digunakan

Catatan:THTjika 2017step su #3-ju dilakukan terlebih dahulu baru kemudian step #1 akan menyebabkan fosfat menggumpal dan sulit larut (Lanjut ke Daging Kornet)

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

THT 2017 su-ju PENGOLAHAN DAGING

DAGING KORNET (CORNED MEAT)

Materi 5B TATAP MUKA ke 5 Semester Genap 2016-2017

BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman THT 2017 su-ju POTONGAN KARKAS SAPI

THT 2017 su-ju KORNET DAGING SAPI

THT 2017 su-ju PENGERTIAN DAN ISTILAH

CORN (Old English)= partikel berukuran kecil dan keras, misalnya • butiran-butiran garam kasar.

CORNED BEEF= Daging (khusunya daging sapi) yang diawetkan • dengan menambahkan/menaburkan butiran-butiran garam kasar

• Produk mulai dikenal pada abad 12 di Irlandia

Pada abad 17, di Inggris dan Amerika Utara pembuatan corned beef menjadi industri yang besar guna men-supply makanan bagi pasukan di medan perang; dan juga pasokan makanan bagi pekerja di perkebunan

THT 2017 su-ju CORNED BEEF terbuat dari potongan daging sapi yang di- kuring (sendawa dan garam tanpa/dengan gula) dan tin candimasak/ diproses (bahan tambahan/bumbu-bumbu dengan/tanpa bahan pengisi) dan dikemas dalam kaleng ( ) CURING

merupakan salah satu metode preservasi daging dan ikan, yaitu dengan menambahkan garam dapur (NaCl), sendawa (nitrit atau nitrat), dan juga gula. Proses kuring sering dikombinasikan dengan pengasapan (smoking)

(penjelasan lebih lengkap tentang sendawa pada materi tentang daging kuring) THT 2017 su-ju KARAKTERISTIK CORNED BEEF

Tahan lama : dalam kaleng tahan disimpan selama 2 • tahun atau lebih • Tersedia dalam bentuk siap makan ( ready to eat )

Dapat dihidangkan sebagai campuran , telur dadar, mi rebus, pengisi roti, serta makanan lain

THT 2017 su-ju STANDAR MUTU • Standar mutu untuk kornet daging sapi adalah SNI 01-3775-2006

THT 2017 su-ju THT 2017 su-ju CONTOH LABEL PADA KEMASAN CORNED BEEF

THT 2017 su-ju PERALATAN

Penggiling (chopper/grinder) Pencampur (mixer)

Penutup kaleng (can sealer)

THT 2017 su-ju BAHAN – BAHAN

1. Bahan utama: daging sapi, kerbau, domba dll 2. Bahan tambahan : garam, nitrit/nitrat (sendawa), gula, bumbu-bumbu, lemak (mentega) 3. Bahan pengisi : tepung tapioka, terigu, susu skim. Penambahan tidak melebihi 3,5 %

THT 2017 su-ju CONTOH KOMPOSISI BAHAN UNTUK MEMBUAT KORNET DAGING SAPI • • 1 kg daging iga sapi • 1 sdm sendawa • 1 sdt garam • 1 sdt merica bubuk • 4 siung bawang merah • 2 siung bawang putih • 1 sdt pala • Pasta tomat 2 sdm mentega

THT 2017 su-ju PROSES PEMBUATAN (skala rumah tangga)

Daging potong Rebus + bumbu sampai dilumuri dengan Cuci bersih garam + Sendawa mendidih Biarkan 24 jam

Kecilkan api, sampai daging empuk, air hampir habis

Daging diangkat, lumuri mentega, kukus 1 jam

THT 2017 su-ju Kornet siap saji Tahap Pembuatan ( SKALA INDUSTRI)

THT 2017 su-ju FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS DAGING KORNET

1. Jenis daging 2. Mutu bahan baku 3. Cara pengolahan 4. Cara dan lama penyimpanan 5. Kondisi kaleng selama penyimpanan

THT 2017 su-ju Secara komersial, dagingPENGEMASAN kornet dikemas dalam kemasan kaleng atau tin-can

THT 2017 su-ju MASA SIMPAN KORNET KALENG TERGANTUNG

: 1. Proses pengolahan 2. Jenis kaleng 3. Penyimpanan dan distribusi PENYEBAB KERUSAKAN KORNET KALENG

: 1. Proses pembuatan yang tidak benar 2. Kebocoran wadah 3. Penyimpanan pada suhu yang tidak tepat dan terlalu lama

THT 2017 su-ju CIRI-CIRI KERUSAKAN KORNET KALENG

1. Flat sour : produk asam, kaleng tetap datar 2. Swells : kaleng menggembung 3. Stack burn : produk warna gelap dan lunak 4. Kaleng penyok 5. Kaleng bocor 6. Kaleng berkarat

THT 2017 su-ju SELESAI

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

THT 2017 su-ju PENGOLAHAN DAGING

(Teknologi Restructured/Reformed Meat) Materi 6a TATAP MUKA KE-6 Semester Genap 2016-2017 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

LaboratoriumTHT Teknologi 2017 su-ju Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman REFERENSI

Buku Meat Processing, Improving Quality Bab 17: Processing and Quality Controls of Restructured Meat. Editor: Kerry et al. Woodhead Publishing • (2002)

Sun, X. D. 2009. Utilization of restructuring technology in the production of meat products: a review. CyTA - Journal of Food 7: 153-162 (http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/19476330903010193)

THT 2017 su-ju PENGERTIAN DAN ISTILAH

RESTRUKTURISASI DAGING

merupakan pembentukan kembali daging utuh dari potongan daging kecil dan tak beraturanbinding agentseperti bagian leher, paha depan, tetelan (berkualitas rendah) dengan penambahan bahan pengikat (Produk: ) Daging Restrukturisasi (Restructured Meat atau Reformed Meat frozen Sebagian besar daging restrukturisasi dipasarkan dalam bentuk beku ( )

THT 2017 su-ju Potongan-potongan Daging Hasil Proses daging Restrukturisasi

sapi

ayam

jerohan THT 2017 su-ju Tujuan Restrukturisasi: palatable

Menghasilkan produk daging yang lebih (bisa diterima atau diminati)

Hasil restrukturisasi jerohan (offal)

THT 2017 su-ju KEUNTUNGAN DAGING RESTRUKTURISASI:

1. Meningkatkan nilai jual dari daging kualitas rendah 2. Mempunyai struktur dan tekstur lebih baik dibanding daging asal 2. Prosesnya mudah, dan mudah dibentuk sesuai selera, lebih ekonomis 3. Memungkinkan membuat bermacam produk baru dari berbagai bentuk dan ukuran sesuai perminataan pasar

THT 2017 su-ju Prinsip utama matriks interaktif pengolahan restrukturisasi daging adalah terbentuknya pada permukaan daging sehingga potongan/partikel daging terikat bersama. bahan pengikat Oleh karena itu, pada proses restrukturisasi daging diperlukan , yang berfungsi untuk melekatkan potongan kecil membentuk potongan yang lebih besar dan fleksibel. protein daging sarcoplasmic protein Bahan pengikat alamiah pada daging adalah , terutama yang mudah larut dalam larutan garam THT 2017 su-ju Bahan pengikat eksternal, misalnya NaCl, NTPP (Natrium Tri Poli Pospat)/NHMP (Natrium Heksa Meta Pospat), Alginat, Kalsium laktat, Protein, enzim Transglutaminase

EMPAT faktor utama menentukan pengikatan daging : 1. Ekstraksi protein daging 2 Perlakuan mekanis (pengepresan) 3. Larutan garam 4. Temperatur

THT 2017 su-ju •

Garam mempengaruhi daya ikat air protein daging, daya • regang, tekstur, dan juiceness Kelarutan protein sebagai bahan pengikat dipengaruhi • oleh temperatur Bahan tambahan untuk meningkatkan protein : putih telur, susu bubuk, isolat kedelai, sodium kaseinat, whey • steak protein concentrate (WPC) Daging restrukturisasi biasanya digunakan untuk

THT 2017 su-ju heat set Ikatan produkcold setdaging restrukturisasi diperoleh melalui pembentuk gel secara panas ( ) ataupun secara dingin ( )

O Garam (NaCl)+panas (56 - 68 C) Peranan bahan pengikat eksternal melarutkan protein daging yang seperti alginat, kalsium dan kemudian membentuk gel THT 2017 suprotein;-ju tanpa pemanasan TAHAPAN PEMBUATAN DAGING RESTRUKTURISASI (hot set maupun cold set)

1. Pengecilan ukuran partikel 2. Penambahan bahan pengikat 3. Pencampuran/pengadukan bahan 4. Pembentukan/pencetakan 5. Pembentukan ikatan 6. Pembekuan 7. Pemotongan 8. Pengemasan

THT 2017 su-ju DIAGRAM ALIR PEMBUATAN DAGING RESTRUKTURISASI

THT 2017 su-ju burger

Mesin pencetak daging restrukturisasi untuk

THT 2017 su-ju KELEMAHAN DAGING RESTRUKTURISASI :

1. Warna produk tidak seragam dan proses oksidasi (ketengikan) mudah terjadi. Dapat diatasi dengan penambahan nitrat, fosfat, antioksidan, asam askorbat 2. Harus dipasarkan keadaan beku atau setengah matang 3. Kemungkinan adanya kontaminasi bakteri

THT 2017 su-ju (Lanjut ke NUGGET)

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

THT 2017 su-ju PENGOLAHAN DAGING

PEMBUATAN NUGGET

Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap 2016-2017 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

LaboratoriumTHT Teknologi 2017 su-ju Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Barbut, S. 2012. ConvenienceREFERENSIbreaded poultry meat products – New developments. Trends in Food Science & Technology 26: 14-20.

THT 2017 su-ju PRODUK

THT 2017 su-ju • Nugget PENGERTIAN DAN ISTILAH : produk daging giling/potong yang dibumbui, diselimuti perekat adonan tepung, dilumuri tepung roti, • digoreng setengah matang, dan kemudian dikemas dan • dibekukan batter coating breading; Adonan tepung = deep; pelapisanfat frying= ; pelumuran dengan tepung roti = penggorengan dengan minyak yang banyak = American Heritage® Dictionary of the English Language, Fifth Edition Nugget: • A small compact portion or unit; e.g. nuggets of information. • A small batter-fried piece of chicken or fish (makanan) THT 2017 su-ju STANDAR MUTU NUGGET (AYAM) UJI PERSYARATANSNI 01-6683KEADAAN-2002 AROMA N O R M A L RASA N O R M A L TEKSTUR N O R M A L AIR (5, b/b MAKSIMAL 60 PROTEIN (% , b/b) MAKSIMAL 12 LEMAK (% , b/b) MAKSIMAL 20 KARBOHIDRAT ( %, b/b) MAKSIMAL 25

THT 2017 su-ju BAHAN YANG DIGUNAKAN

DAGING: ayam, kelinci, itik dll

BAHAN PENGISI: tepung atau pati (terigu, tapioka, sagu dll)

BAHAN PENGIKAT/PEREKAT: putih telur, susu skim, protein whey bubuk (whey protein concentrate), protein kedelai

BAHAN PELAPIS: tepung roti atau tepung panir

BUMBU: garam, merica, bawang putih dll

THT 2017 su-ju Tepung sebagai bahan pengisi berfungsi: 1. Meningkatkan volume produk atau menambah bobot produk 2. Mengikat air atau meningkatkan daya ikat air 3. Membentuk tekstur dan elastisitas produk karena akan membentuk gel ketika dipanaskan Tepung roti atau tepung panir memberikan lapisan luar yang renyah dibuat dari roti kering yang ditumbuk halus. Tepung ini gunanya untuk pada produk makanan seperti nugget dan kroket

THT 2017 su-ju BAHAN PENGIKAT ATAU PEREKAT

biasanya berupa bahan dengan kandungan protein tinggi yang berfungsi untuk:

1. Meningkatkan kemampuan emulsi pada adonan (batter) 2. Meningkatkan tekstur produk: elastisitas, kekenyalan 3. Meningkatkan nilai gizi khususnya protein dan citarasa

• Contoh: Susu skim bubuk dibuat dari susu yang telah dikurangi sebagian besar • lemaknya; kandungan lemak kurang dari 1% whey

WPC (whey protein concentrate) terbuat dari protein (hasil samping proses pengolahan susu menjadi keju)

WPC THT 2017 su-ju BAHAN LAIN

• sodium tripolyphosphat atau STTP

Polifosfat, misalnya berfungsi untuk mempertahankan cairan yang hilang, meningkatkan kekenyalan, dan meningkatkan daya ikat air •

Minyak digunakan untuk menggoreng

THT 2017 su-ju CONTOH KOMPOSISI BAHAN PEMBUATAN NUGGET

1. Daging ayam giling 1 kg 2. Garam dapur 10 g 3. Tepung tapioka 100 g 4. Tepung terigu 770 g 5. Merica 5 g 6. Bawang putih 10 g 7. Soda 3 g / telur 3 butir 8. ST PP 0,2 g 9. Serpihan es 100 g 10. Tepung roti 250 g 11. Minyak 20 ml THT 2017 su-ju PERALATAN

Food Processor Pencetak nugget

Deep Fat Frier Plastic sealer

THT 2017 su-ju PENGGILINGAN DAGING SEGAR Ice flakes PROSES PEMBUATAN(GRINDING)

PENCAMPURAN Bumbu (MIXING) Tepung

PENGUKUSAN (STEAMING)

PENGEMASAN PEMOTONGAN (PACKING) (CUTTING)

PRA PENGGORENGAN PELUMURAN Tepung, panir (PRE-FRYING) (COATING & BREADING) THT 2017 su-ju VIDEO MEMBUAT NUGGET

THT 2017 su-ju •

Pada saat penggilingan perlu ditambah serpihan es (ice flakes) untuk mencegah denaturasi protein aktomiosin oleh panas •

PENCETAKAN, menggunakan loyang; ketebalan 1 cm, kemudian dikukus 10 menit, didinginkan, dan dipotong – potong sesuai selera • COATING

atau pelapisan dilakukan dengan mencelupkan breadingnugget kedalam campuran tepung terigu + soda kue + air ; (perbandingan tepung air 1:2 ), selanjutnya dilakukan

THT 2017 su-ju • Breading coating Breading adalah adalah pelumuran nugget yang telah dilakukan dengan tepung roti atau panir. akan membuat produk menjadi renyah • PRA PENGGORENGAN, O nuggetdilakukan pada (160coating-180 C) , breadingselama 1. menit. Tujuannya adalah untuk memasak nugget dan menyatukan dengan bahan dan Pada tahap ini sebenarnya sudah masak • PENGEMASAN & PEMBEKUAN,

nugget hasil pra penggorengan didinginkan, dikemas, kemudian disimpan dalam freezer THT 2017 su-ju KEMASAN

THT 2017 su-ju SELESAI

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

THT 2017 su-ju PENGOLAHAN DAGING

PENGEMPUKAN DAGING

Materi 7 TATAP MUKA KE-7 Semester Genap 2016-2017 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan UniversitasTHT 2017 su-ju Jenderal Soedirman Review: STRUKTUR OTOT

THT 2017 su-ju THT 2017 su-ju Mengapa daging alot?

LEBIH ALOT LEBIH EMPUK Ternak tua Ternak muda Ternak kerja Ternak “kereman” Otot sering digunakan Otot jarang digunakan Rigor mortis Pre- atau post- rigor (sudah dilayukan) Banyak mengandung jaringat ikat Sedikit mengandung jaringan ikat Sedikit mengandung lemak (ternak Kandungan lemak cukup atau banyak kurus) (ternak gemuk) Bagian ujung otot Bagian tengah otot Cold-shortening ( sarkomere Sarkomere tidak memendek (relaksasi) memendek atau kontraksi setelah daging didinginkan)

THT 2017 su-ju Faktor penyebab kealotan : KONTRAKSI OTOT

RELAKSASI

KONTRAKSI

rigor mortis Kontraksi atau pemendekan sarkomere yang terjadi pada saat karkas mengalami menyebabkan daging menjadi lebih alot dibandingkanTHT 2017 supada-ju fase pre- & post-rigor. Faktor penyebab kealotan: MATRIKS (IKATAN SILANG) JARINGAN IKAT

Struktur helix kolagen.

Struktur kolagenMeatototSciencesapi setelah70(3): 435protein-447 miofibril diekstraksi dengan NaOH ( • ). perimisium endomisium epimisium • Kolagen merupakan jaringan ikat penyusun utama , dan Semakin kuat struktur/THTintegritas 2017 su-ju kolagen (misal karena ternak semakin tua) maka daging semakin alot Faktor penyebab kealotan: COLD SHORTENING (PEMENDEKAN DINGIN)

Merupakan proses atau fenomena pemendekan sarkomere otot yang dipicu oleh respon sistim syaraf terhadap suhu • rendah (dingin). Pemendekan sarkomere menyebabkan daging menjadi lebih • alot Terjadi pada karkas yang belum memasuki fase rigor namun • sudahCold shorteningdidinginkan; jadi pH daging masih tinggi (>6) 5.6 dapat dicegah dengan mempercepat turunnya pH sehingga segera tercapai pH highultimateo chilling(7.0 menjadi ), atau menyimpan karkas pada suhu 16 C selama 16-24 jam (dikenal dengan istilah ) sebelum didinginkan/dibekukan. THT 2017 su-ju BAGAIMANA MEMBUAT DAGING MENJADI LEBIH LUNAK?

1. Usahakan sarkomere menjadi lebih panjang (kondisi relaksasi) 2. Usahakan untuk melemahkan struktur atau integritas miofibril 3. Usahakan untuk melemahkan struktur atau integritas jaringan ikat, terutama kolagen

CARA/METODE?

THT 2017 su-ju METODE MENGEMPUKAN DAGING

METODE CONTOH Fisik atau mekanis Pemotongan, pounding (“”), tenderstrecth, grinding/mincing Enzimatis enzim papain (pepaya), enzim bromelin (nenas), aktinidin (buah kiwi), enzim ficin (tanaman fig), RhozimeTM (dari fungi) Pemasakan Pressurized cooking (memasak dengan panci tekan), braising (memasak pada suhu rendah), mikrowave Stimulasi listrik Voltase rendah, voltase tinggi Pelayuan (aging) Pelayuan pada suhu 0 - 2 °C (32 - 36 °F) Marinasi (perendaman Marinasi dengan cuka, wine, bumbu atau jus pada cairan tertentu) buah lemon

THT 2017 su-ju PERALATAN UNTUK MENGEMPUKAN DAGING SECARA FISIK/MEKANIS

POUNDER/PENGGEPUK

TENDERIZER

THT 2017 su-ju ENZIMATIC TENDERIZER

Berbagai macam merk enzim untuk mengempukan daging; sebagian besar merupakan enzim proteolitik papain dari getah pepaya. Ada juga enzim bromelin dari nenas, dan aktinidin dari buah kiwi.

THT 2017 su-ju PEMASAKAN

PRESSURE COOKER SLOW COOKER

Kombinasi panas dengan tekanan tinggi Slow cooking atau braising menyebabkan daging menjadi empuk menyebabkan daging menjadi karena melemahnya struktur /integritas lunak dengan citarasa yang baik kolagen dan protein miofibril

THT 2017 su-ju PELAYUAN (AGING)

• Pelayuan dilakukan dengan menggantung karkas di ruang berpendingin • post-rigor Pelayuan (aging) dilakukan dengan tujuan supaya karkas memasuki fase sehingga daging menjadi lebih empuk. Selain itu, pelayuan juga bertujuan untuk memunculkan aroma khas daging.

Calpain Pelemahan struktur/integritasCmiofibrilathepsinpada saat daging dilayukan terjadi karena aktifitas enzim endogen, yaituCalpastatin(1) yang bekerja pada garis Z calpaindan (2) yang bekerja pada ikatan aktin-miosin. Enzim endogen lainnya yaitu (3) calpainbekerja mengatur aktivitas ; semakin tinggi konsentrasi dan aktivitas enzim ini maka menurunkan kemampuan dalam menghancurkan miofibril. THT 2017 su-ju CARA PELAYUAN:

1. Cooler Aging 2. High Temperature, post rigor Chilling o : 1-6 minggu pada suhu 0-3 C o : penyimpanan karkas pada suhu 20 C selama 24 jam; dengan efeko yang hampir sama dengan menyimpan karkas pada 2 C selama 14 hari

kalsium klorida

Injeksi pada fase pre-rigor ke dalam otot dapat meningkatkan aktivitas enzim calpain

THT 2017 su-ju STIMULASI LISTRIK

Karkas yang distimulasi dengan listrik 550 volts, 2 to 6 amps, 15 kali dalam satu menit menyebabkan pH daging turun dengan cepat dan segera memasuki fase rigor mortiscold-. shorteningKarkas bisa segera disimpan dalam pendingin tanpa resiko terjadi

Stimulasi listrik juga dapat menyebabkan lemahnya struktur/integritas miofibril sehingga daging menjadi lebih empuk THT 2017 su-ju TENDERSTRECTH

• foramen obturator Tenderstretch: menggantung karkas pada bagian . Secara konvensional, karkas • digantung pada ujung kaki belakang (tendon Achiles)

Metode ini menyebabkan lebih banyak otot yang “tertarik” sehingga pemendekan sarkomere dapat dicegah

A. Penggantungan tenderstrech A B B. Penggantungan konvensional

THT 2017 su-ju MARINASI

Contoh: merendam daging dalam larutan garam dan • asam cuka (2%) Zat aktif pada campuran marinasi meregangkan struktur • otot dan/atau mendegradasi jaringan ikat • Merendam dalam larutan yang berisi bumbu-bumbu Banyak bahan untuk marinasi namun belum banyak diketahui mekanisme atau dipublikasikan

THT 2017 su-ju REFERENSI UNTUK DIPELAJARI LEBIH LANJUT

• Bekhit, A. A., D. L. Hopkins, G. Geesink, A. A. Bekhit, and P. Franks. 2014. Exogenous proteases for meat tenderization. Crit. Rev. Food Sci. Nutr. 54: 1012-1031.

• Mane, B., S. Mendiratta, and H. Dhanze. 2014. Tenderization of meat and meat products: A detailed review. Food Composition and Analysis: Methods and Strategies (Chapter 6). Apple Academic Press.

THT 2017 su-ju SELESAI

(Lanjut dengan Review Materi 1-7 untuk persiapan UTS)

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK

THT 2017 su-ju