- - www.lib.umtas.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius)
a. Pengertian Media
Media memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai alat bantu
untuk menyampaikan informasi dari pendidik agar dapat diterima oleh
siswa/peserta didik. Media pembelajaran adalah salah satu hal yang penting
karena akan sangat membantu dalam proses pembelajaran dan juga peserta
didik akan lebih memahami apa yang disampaikan pendidik sehingga peserta
didik tidak kesulitan. Contohnya yaitu jika pendidik ingin menunjukkan
contoh hewan singa, pendidik hanya perlu menunjukkan gambar singa
tersebut atau dapat juga dalam bentuk film maupun video hewan tanpa harus
membawa hewan yang dalam bentuk asli. Sehingga peseta didik menjadi
lebih paham dan juga memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
Menurut Daryanto (2016: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari
kata medium. Maksud dari medium yaitu sebagai perantara atau pengantar
terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan
salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari
pembawa pesan kepada penerima pesan dalam suatu komunikasi.
Pembelajaran yaitu suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta
didik yang dilakukan secara sengaja guna mencapai terjadinya proses belajar.
6
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 7
Sedangkan menurut Miarso dalam Suryani (2018:3) Pembelajaran
merupakan suatu keadaan yang digunakan untuk menunjukkan suatu usaha
pelaksanaan pendidikan yang dilakukan secara sengaja, dengan tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta yang
pelaksanaannya terkendali.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu
sarana penyampaian informasi yang dipergunakan agar mencapai tujuan
pembelajaran yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar yang
pelaksanaanya terkendali.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar.
Dengan demikian, kehadiran media sebagai sumber belajar adalah suatu
keharusan agar proses belajar tersebut dapat memudahkan proses belajar.
Menurut Sanaky dalam Suryani (2018:9) media dalam dunia pendidikan
memiliki kegunaan-kegunaan yaitu:
1) Memudahkan penyampaian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas
(tertulis atau hanya lisan),
2) Sebagai solusi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
Menurut Daryanto (2017:10) bahwa secara rinci, fungsi media dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 8
a) Media dapat membantu pendidik untuk memperjelas materi yang
akan disampaikan. Contohnya tentang rumus/simbol, diagram, dan
lain-lain.
b) Dapat memanipulasi benda yang tidak dapat dihadirkan ketika
proses pembelajaran berlangsung. Contohnya ketika guru
menerangkan materi tata surya, guru cukup menampilkannya dalam
bentuk video. Adapun contoh yang lain yaitu ketika guru
menjelaskan tentang metamorphosis pada hewan, guru dapat
dibantu dengan media gambar maupun video.
c) Menampilkan kembali kejadian atau objek yang sudah lama terjadi.
Misalnya jika peserta didik ingin melihat pidato proklamasi, guru
cukup menampilkan videonya kepada peserta didik.
c. Tujuan Media
Penggunaan media pembelajaran yang maksimal tentunya didasari
adanya tujuan serta untuk mendapatkan nilai tambah yang bisa didapat dan
diberikan kepada peserta didik atau siswa melalui pengalaman belajar yang
ada di sekolah maupun di tempat lainnya.. Menurut Sanaky dalam Suryani
(2018:8) bahwa tujuan media yaitu:
1) Mempermudah pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran
2) Mengefisiensikan waktu
3) Membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 9
d. Manfaat Media
Media sangat bermanfaat bagi proses pembelajaran di kelas. Dengan
media pendidik akan lebih mudah untuk menyampaikan pembelajaran.
Contohnya jika guru ingin menampilkan hewan gajah, maka guru cukup
menampilkan gambar maupun video saja.
Nurseto (2011:22) mengemukakan bahwa manfaat media
pembelajaran yaitu:
1) Menarik perhatian siswa saat proses pembelajaran berlangsung
2) Metode mengajar menjadi lebih bervariasi
3) Peserta didik menjadi lebih banyak melakukan aktivitas selama proses
kegiatan belajar, sehingga siswa tidak hanya mendengarkan materi dari
pendidik, tetapi juga dapat mengamati, menunjukkan,
mendemonstrasikan.
4) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan
5) Meningkatkan perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
e. Perangkat Media Pembelajaran
Perangkat adalah sejumlah bahan, alat, petunjuk dan pedoman yang
akan digunakan dalam proses pencapaian kegiatan yang diinginkan.
Menurut Daryanto (2017:16) yang termasuk perangkat media adalah
material, equipment, hardware, dan software. Istilah material berkaitan erat
dengan istilah equipment dan istilah hardware berhubungan dengan istilah
software.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 10
Material dalam media pembelajaran yaitu bahan media. Material
merupakan bahan yang digunakan maupun dipakai dalam media
pembelajaran. Sedangkan equipment merupakan sesuatu yang dipakai untuk
menyampaikan pesan yang disimpan dalam media pembelajaran.
Perangkat media pembelajaran meliputi bahan yang dipakai, dan
berdasarkan bahan yang digunakan diperlukan juga peralatan yang dipakai
untuk menyampaikannya kepada audien. Adapun istilah hardware yaitu
peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang telah dituang ke
dalam bahan media tersebut untuk dikirim kepada audien. Sedangkan
software yaitu isi pesan yang disimpan dalam bahan media tersebut.
f. Sejarah Media Pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius)
Media pembelajaran Kokami menurut Saputra (2014: 113) pertama
kali dicetuskan oleh Abdul Kadir, SPd, guru SLTP Negeri 15 Mataram, Nusa
Tenggara Barat. Dia menerapkan pola pelajaran dengan permainan Kokami
(kotak kartu misterius). Permainan ini menjadi salah satu alternatif, selain
untuk menanamkan pengetahuan kepada siswa dengan menarik dan berbekas,
juga berfungsi untuk merangsang minat dan perhatian siswa. Media
pembelajaran ini mengantar Abdul Kadir meraih juara II Lomba Kreativitas
Guru tingkat SLTP 2003 bidang IPSK yang diselenggarakan oleh Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menurut Kadir dalam mengajarkan bahasa Inggris, guru terkadang
menemui kesulitan yakni meyakinkan seluruh siswa untuk menerima dan
mengerti materi yang diajarkan. Cara-cara klasik seperti menerapkan pola
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 11
kalimat lalu diikuti dengan contoh-contoh terkadang hanya menuntut siswa
untuk mencatat. Saat ulangan, siswa yang tidak jujur akan berusaha
mencontek catatan yang tidak sempat dibacanya. Untuk itu, diperlukan cara
yang memungkinkan siswa agar dapat membuat catatan bukan hanya dalam
buku catatan, tapi juga dalam ingatannya. Mereka hanya merekam hal-hal
penting dan kompleks saja dalam buku catatannya.
Kokami, menurut Kadir, merupakan media yang dikombinasikan
dengan permainan bahasa. Penerapannya melibatkan seluruh siswa, baik
siswa yang biasanya pasif maupun yang aktif. Dengan demikian, permainan
ini sangat baik digunakan dalam sebuah kelas yang terdiri atas siswa dari latar
belakang berbeda kemampuannya. Mereka akan menemukan satu titik temu
dalam membuat simpulan untuk merespon pesan yang mereka terima.
Gabungan antara media dan permainan ini, mampu memberikan
motivasi dan menarik minat siswa untuk ikut aktif terlibat dalam proses
pembelajaran. Guru sebagai instruktur sekaligus fasilitator menyiapkan
sebuah kotak yang di dalamnya berisi pesan-pesan. Pesan yang ingin
disampaikan itu dapat berupa perintah, gambar atau simbol, pertanyaan,
petunjuk, bonus, atau sanksi yang dituliskan di atas potongan-potongan
karton dan dimasukkan dalam amplop tertutup.
Permainan dan media pembelajaran ini mampu melibatkan seluruh
siswa. Permainan ini pun mampu merangsang daya pikir yang inovatif,
kreatif, dan kritis siswa sehingga mereka mampu memahami pesan yang
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 12
diberikan. Respon-respon positif yang timbul secara komunikatif merupakan
hasil dari permainan yang dirancang dan diatur secara menarik dan sistematis.
g. Pengertian Media Pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius)
Media pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius) merupakan
media yang dibuat dengan bahan yang sederhana. Membuat media ini tidak
memerlukan bahan-bahan yang mahal, cukup dengan menyediakan kardus
bekas, dan dihias sedemikian rupa agar lebih menarik perhatian siswa.
Menurut Kadir dalam Rusiana (2014:186) “Kokami (kotak dan kartu misteri) merupakan salah satu jenis media yang dikombinasikan dengan permainan bahasa. Penerapannya melibatkan seluruh siswa, baik siswa yang biasanya pasif maupun yang aktif. Dengan demikian, permainan ini sangat baik digunakan dalam kelas yang heterogen.
Menurut Kadir gabungan antara media dan permainan ini mampu
secara signifikan memberikan motivasi dan menarik minat siswa untuk ikut
aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Untuk melakukan pembelajaran ini,
perlu disiapkan bahan-bahan seperti sebuah kotak berukuran 30 x 20 x 15 cm,
15 buah amplop ukuran 15 x 9 cm, dan 15 lembar kartu pesan ukuran 6 x 12
cm. Kokami dapat dibuat secara sederhana yang fungsinya sebagai wadah
tempat amplop dan amplop yang berisi kartu pesan. Sedangkan kartu pesan
berisi materi pelajaran yang ingin disampaikan kepada siswa, diformasikan
dalam bentuk perintah, petunjuk, pertanyaan, pemahaman gambar, bonus
atau sanksi
Kartu pesan pada media ini merupakan komponen yang paling penting
karena arah kegiatan belajar mengajar tertuang di dalamnya. Agar permainan
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 13
menjadi lebih menarik, maka kartu-kartu pesan yang dirancang bervariasi
dalam bentuk perintah atau bentuk lainnya.
h. Teknis Penggunaan Media Kokami (Kotak Kartu Misterius)
Pembelajaran menggunakan media Kokami memiliki beberapa
peraturan, yaitu:
1) Masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Media kokami
diletakkan didepan papan tulis di atas meja yang sudah disediakan.
2) Anggota setiap kelompok ditentukan secara acak. Tiap kelompok
memiliki seorang juru bicara (ketua) yang telah dipilih oleh guru dan
anggota kelompoknya.
3) Selama permainan berlangsung, juru bicara (ketua) setiap kelompok
dibantu sepenuhnya oleh anggota.
4) Juru bicara (ketua) dalam kelompok bertugas mengambil satu amplop
dari dalam Kokami secara acak dan menutup mata, setelah juru bicara
mendapat amplop yang telah dipilih, juru bicara membacakan isi amplop
dengan keras dan harus diperhatikan oleh semua anggota.
5) Anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan kartu dalam kotak
misteri.
6) Jika kelompok yang mendapat kartu misterius tidak dapat menjawab,
kelompok lain berhak menyelesaikan tugas yang tidak dapat diselesaikan
oleh salah satu kelompok.
7) Pemenang ditentukan dari skor tertinggi dan berhak mendapatkan bonus.
8) Kelompok yang mendapatkan skor terendah akan mendapatkan sanksi.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 14
i. Kelebihan dan Kekurangan Media Permainan
Setiap media pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Hal yang paling penting dalam sebuah media yaitu pesan dan
kegunaan yang cocok untuk siswa. Media pembelajaran tidak perlu terbuat
dari bahan yang mahal, meskipun media tersebut terbuat dari bahan yang
biasa saja, tetapi jika media tersebut mampu membuat proses pembelajaran
menjadi lebih efektif tidak ada salahnya media tersebut digunakan.
Menurut Saputra (2014:112) media Kokami (Kotak Kartu Misterius)
merupakan bagian dari multimedia pengalaman terlibat karena Kokami
disajikan dalam bentuk permainan dengan suasana yang menuntut keaktifan
siswanya.
Media Kokami ini memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1) Media Kokami mudah digunakan karena bentuknya sederhana
2) Cara pembuatannya mudah
3) Bahan yang digunakan untuk membuat media Kokami sangat mudah
didapat dan harganya murah
4) Menarik bagi siswa untuk mengikutinya, karena media ini digunakan
melalui permainan dalam kelompok
5) Siswa dapat belajar untuk bertanggungjawab, tenggang rasa, mandiri,
saling menghargai dan menghormati, dan sebagainya.
Selain kelebihan di atas, media KOKAMI memiliki kelemahan,
diantaranya:
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 15
a) Siswa lebih tertarik pada permainannya daripada hasil yang ingin
dicapai,
b) Siswa akan lupa waktu, dan
c) Memerlukan banyak persiapan.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi
tahu merupakan hasil dari proses belajar. Misalnya yang tadinya tidak dapat
berbahasa inggris sekarang mahir berbahasa inggris. Akan tetapi tidak semua
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang merupakan hasil dari proses
belajar. Misalnya bayi yang tadinya tidak dapat tengkurep lalu dapat
tengkurep, perubahan-perubahan ini terjadi karena kematangan. Yang harus
digaris bawahi bahwa perubahan hasil belajar diperoleh karena individu yang
bersangkutan berusaha untuk belajar. Menurut Siregar (2017:3) belajar
merupakan suatu proses yang terjadi pada semua makhluk hidup yang terjadi
sejak masih bayi sampai mati. Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu
yaitu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Belajar tidak harus melalui menempuh jalan dengan pendidikan di
sekolah, tetapi yang dimaksud belajar yaitu jika seseorang menempuh proses
dari suatu pengalaman yang didapatkan dari mana saja. Dari proses belajar
tersebut seseorang memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman itu sendiri.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 16
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja,
terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu
sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan
maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang. Menurut pendapat
Komalasari (2010:3) bahwa pembelajaran yaitu proses yang ditempuh untuk
mengajarkan peserta didik/pembelajar yang sudah direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara teratur agar peserta didik dapat mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pembelajaran juga merupakan usaha yang dilakukan oleh guru untuk
membuat siswa belajar, sehingga dapat terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa yang belajar dimana perubahan tersebut didapatkan dalam
waktu yang relative lama dan karena adanya suatu usaha.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang yang telah
dikerjakan dan diperoleh dengan jalan bekerja. Prestasi belajar juga pada
umumnya hanya dibatasi pada aspek kognitif saja, karena prestasi belajar
siswa dilihat dari nilai prestasi siswa di kelas.hasil nilai tersebut dapat berupa
hasil nilai sehari-hari, nilai ulangan semester, jumlah nilai rapot atau tes
nilai sumatif.
Benyamin S. Bloom dkk dalam Azwar (2016: 8) menyatakan
pendidikan dibagi menjadi tiga bagian yaitu kawasan kognitif, kawasan
afektif, dan kawasan psikomotor.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 17
Prestasi belajar, secara luas tentu mencakup ketiga kawasan tujuan
pendidikan tersebut. Walaupun begitu, membatasi pembahasan secara khusus
hanya pada kawasan kognitif saja dengan penekanan pada bentuk tes yang
tertulis. Prestasi belajar dibedakan dari tes kemampuan lain bila dilihat dari
tujuannya, yaitu mengungkapkan keberhasilan seseorang dalam belajar.
Tujuan ini membawa keharusan untuk selalu mengacu pada perencanaan
program belajar yang dituangkan dalam silabus materi pelajaran. Hakikat
penyelenggaraan testing ini sebenarnya adalah usaha menggali informasi
yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Dalam
kaitannya dengan tugas seorang tenaga pengajar, prestasi belajar merupakan
suatu alat pengukuran dibidang pendidikan yang sangat penting sebagai
sumber informasi dalam pengambilan keputusan.
Prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk
mengungkapkan performansi maksimal dalam menguasai bahan-bahan atau
materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal di kelas
prestasi belajar dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes formatif, tes
sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. Seorang
pengajar harus mengetahui dasar-dasar penyusunan prestasi belajar agar dapat
memperoleh hasil ukur yang akurat (valid) dan dapat dipercaya (reliabel).
Harus mengetahui aspek-aspek penggunaannya yang layak dikelas,
mengetahui cara-cara pemberian angka, dan paling penting adalah
mengetahui cara interpretasi hasil pengukuran tersebut. Prestasi belajar
dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka hasil evaluasi yang
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 18
dilakukan oleh guru. Jadi prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang
dicapai dalam proses pembelajaran di sekolah.
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai
setelah siswa mengalami proses belajar mengajar. Purwanto dalam Sunarti
(2016:59) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar yaitu faktor Intern (dari dalam diri individu), yang terdiri dari faktor
fisiologis, dan faktor psikologis dan faktor Ekstern (dari luar individu), yang
terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental”.
Jadi berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu:
a) Faktor Intern
Faktor ini berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri
siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian,
kesehatan, sikap, perasaan, dan faktor pribadi lainnya.
b) Faktor Ekstern
Faktor ini berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri
individu berupa sarana dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru,
metode pembelajaran, kondisi sosial, ekonomi, dan lain sebagainya.
3. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
Otak manusia terdiri dari otak kiri dan kanan. Masing-masing
memiliki fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 19
berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta
merupakan pusat matematika.
Adapun otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional
Quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia
lain serta pengendalian emosi. Otak kanan berhubungan dengan aktivitas
kreatif berkaitan dengan irama, musik, warna, dan gambar. Otak kanan
mendorong orang untuk terampil, kreatif, dan inovatif.
Menurut Sri Hermawati Dwi Arini, dkk dalam Sahputra (2014:53)
mengemukakan bahwa, seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam
hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh
gagasan tertentu.
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) di SD memiliki
peranan yang sangat penting dalam pembentukan pribadi peserta didik yang
khas. Bidang seni rupa, seni musik, dan seni tari memiliki peran sendiri-
sendiri. Pendidikan seni budaya dan keterampilan sangat penting untuk
menampilkan sikap apresiasi, kreatifitas siswa.
Pendidikan seni di SD sangat penting keberadaannya karena
pendidikan ini bertujuan mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri
dengan berbagai cara. Adapun tujuan yang lain yaitu menumbuhkan rasa
kesadaran berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global agar
membentuk sikap menghargai, demokratis, beradab, dan hidup rukun dalam
masyarakat dan budaya. Tujuan yang terakhir yaitu mengembangkan
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 20
kompetensi kemampuan dasar siswa yang mencakup persepsi, pengetahuan,
pemahaman, evaluasi, apresiasi, dan produktivitas.
Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai
kewajiban dan bertanggungjawab penuh atas semua proses kegiatan belajar
mengajar di kelas.
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) merupakan salah
satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah dasar yang terdiri dari
seni tari, seni musik, seni rupa, dan keterampilan yang merupakan mata
pelajaran yang di dalamnya terkandung muatan nilai berbudaya yang sangat
berguna untuk merangsang kreativitas berfikir siswa.
Dalam mata pelajaran SBK, aspek budaya tidak dibahas secara
tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran SBK
pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan
SBK menjadi tombak bagi siswa untuk mengenal kebudayaan Indonesia,
menumbuhkan rasa nasionalisme, serta menjadi wadah untuk
mengembangkan kreativitas siswa dalam berkarya.
Dalam pelaksanaan penelitian, evaluasi yang digunakan untuk
mengukur kreativitas siswa dalam pembelajaran SBK harus didasarkan pada
aspek-aspek yang harus dicapai siswa, yaitu:
1) Aspek Kognitif (pengetahuan): penilaian aspek kognitif dalam
pembelajaran SBK berkenaan dengan pemahaman daya pikir, lalu
diaplikasikan ke dalam perbuatan.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 21
2) Aspek Afektif (sikap): aspek afektif yang dijadikan penilaian yaitu
respon (sambutan) siswa dalam menunjukkan sikap kesungguhan dalam
belajar dan keberanian untuk mengungkapkan gagasan melalui gerakan.
3) Aspek Psikomotor (keterampilan): penilaian aspek pikomotor yang
dilakukan untuk mengetahui kreativitas siswa mencakup kemampuan
dalam menciptakan suatu hasil karya seni rupa murni.
Pembelajaran SBK pada siswa sekolah dasar lebih menekankan
kepada proses kreatif. Proses kreatif mengacu aktivitas siswa untuk berkreasi
secara spontan berdasarkan imajinasinya. Menumbuhkan respons kreatif pada
siswa sekolah dasar diperlukan stimulus (rangsangan). Rangsangan mampu
membangkitkan motivasi, imajinasi, dan inspirasinya
Dapat disimpulkan bahwa seni merupakan segala sesuatu perbuatan
manusia yang timbul dalam benaknya sehingga akan menjadi indah sehingga
dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya. Ruang lingkup mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan (SBK) meliputi: seni rupa, seni
musik, seni tari, seni drama, dan keterampilan.
4. Deskripsi Materi Mengapresiasi Seni Musik
a. Identifikasi Berbagai Ragam Musik Daerah Nusantara
Musik daerah lahir dan berkembang secara turun-temurun sesuai
dengan budaya daerah masing-masing. Dalam musik nusantara terdapat
keanekaragaman budaya yang memiliki ciri khas dari masing-maisng daerah
setempat. Berikut ini adalah ragam musik daerah nusantara.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 22
1) Gamelan
Gamelan adalah seperangkat alat musik yang dimainkan dengan tanda
nada salendro dan pelog. Cara memainkan alat musik gamelan sangat
beragam. Ada yang digesek, ditiup, dipukul, dan dipetik. Daerah yang dikenal
memiliki gamelan antara lain Jawa barat, jawa tengah, jawa timur, Madura,
bali, Lombok, dan Kalimantan selatan (Banjarmasin).
Gambar 1. Alat Musik Gamelan (Sumber: http://www.datasunda.org, 2018)
2) Kolintang
Kolintang merupakan alat musik tradisional dari daerah minahasa.
Alat musik ini dibuat dari bilah-bilah kayu yang disusun sedemikian rupa
sehingga menghasilkan nada-nada diatonik. Alat ini dimainkan dengan cara
dipukul.
Gambar 2. Alat Musik Kolintang (Sumber: https://kanalsatu.com, 2018)
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 23
3) Gambang kromong
Gambang kromong merupakan kesenian musik masyarakat betawi
(tinggal di wilayah Jakarta dan sekitarnya). Kesenian musik ini biasanya
untuk mengiringi dan memberikan ilustrasi suasana pada pertunjukan
lenong.
4) Calung
Calung merupakan seni musik bambu di daerah Banyumas,
gabungan dari instrumen angklung (bambu) dan gamelan (logam). Sebagai
musik hiburan, calung tidak hanya menampilkan nada-nada Banyumasan
(Salendro), tetapi juga gubahan jawa gaya Surakarta dan Yogyakarta,
susunan nada sunda dengan rasa jawa, lagu pop, keroncong, dan dangdut.
Gambar 3. Kesenian Calung Banyumas (Sumber: https://www.revolvy.com, 2018)
5) Bheru
Bheru merupakan kesenian musik Desa Waru, Pamekasan,
Madura. Musik ini berfungsi sebagai pengiring pertunjukan. musik bheru
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 24
yang terdiri atas satu jedor, satu tambur, satu kecer, dua dug-dugan,
sorenen dari kayu, dan empat trompet.
6) Tataganing
Tataganing merupakan orkes batak toba. Peralatan musik pada
orkes ini terdiri atas gendang yang berbeda-beda ukuran yang disusun
berdasarkan tangga nada tertentu sehingga dapat memainkan sebuah lagu.
Sebuah cabang mirip gong kecil dan kendang kecil melengkapi orkes
dalam menentukan irama, sedangkan alat tiup serunai membawakan
lagunya.
7) Tarling
Tarling merupakan kesenian khas dari wilayah pesisir timur laut
Jawa Barat (Indramayu-cirebon dan sekitarnya). Bentuk kesenian ini pada
dasarnya adalah pertunjukan musik, namun disertai dengan drama pendek.
Nama “tarling” diambil dari singkatan dua alat musik dominan, yaitu gitar
dan suling. Selain kedua instrumen ini, terdapat pula sejumlah perkusi,
8) Sasando
Sasando adalah alat musik dari daerah Nusa Tenggara Timur.
Sasando adalah sebuah gitar dari bambu yang terdiri dari 36 dawai yang
terbuat dari logam.alat musik ini terbuat dari daun lontar .
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 25
Gambar 4. Alat Musik Sasando (Sumber: cerita-indonesian.blogspot.com, 2018)
Gambar 5. Tangga nada pelog dan slendro (Sumber: http://pamantulis.blogspot.com, 2018)
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 26
Gambar 6. Tangga Nada Mayor dan Minor (Sumber: http://senkreatif.blogspot.com, 2018)
Musik daerah adalah musik yang menjadi ciri khas suatu daerah.
Fungsi musik daerah adalah sebagai berikut:
a) Alat Komunikasi
Bunyi-bunyian yang berasal dari kentungan dapat digunakan untuk
memberi tahu penduduk akan adanya kebakaran, banjir, gempa bumi,
perampokan, atau pertemuan desa.
b) Pengiring Tari
Berbagai macam tari daerah yang kamu kenal, pada dasarnya
diiringi dengan musik daerah. Contohnya tari kecak (Bali), tari pakarena
(Sulawesi), dan tari mansorandat (Papua).
c) Pengiring Pertunjukkan
Pertunjukkan wayang kulit, wayang orang, dan ketoprak adalah
beberapa contoh seni pertunjukkan daerah yang diiringi oleh musik
daerah, yaitu gamelan.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 27
d) Pelengkap dalam upacara adat
Musik daerah dapat digunakan dalam upacara adat, misalnya
upacara kematian, upacara pernikahan atau upacara panen padi.
b. Unsur-Unsur Musik
Musik terbentuk dari beberapa unsur di antaranya irama dan
melodi.
1) Irama
Irama merupakan panjang pendeknya bunyi musik yang berjalan
menurut birama tertentu. Irama terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam
dengan berbagai macam panjang pendek, membentuk pola irama, dan
bergerak menurut ketukan dalam birama.
2) Melodi
Melodi terbentuk dari sekelompok nada-nada yang berjalan menurut
irama tertentu. Susunan dalam melodi mempunyai pola yang mengacu pada
pola birama.
Unsur melodi tidak selalu ada dalam pertunjukan musik daerah.
Sebagai contoh musik gordang sambilan dari daerah Sumatera Utara. Alat
musik yang digunakan dalm pertunjukkan musik gordang sembilan yaitu
gendang. Gendang termasuk jenis alat musik ritmi. Jadi, musik ini hanya
memainkan perpaduan irama antara gendang satu dengan gendang lainnya.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 28
Gambar 7. Irama dan Musik (Sumber: http://mastugino.blogspot.co.id, 2018)
Gambar 8. Notasi Balok (Sumber:http://kbmmusikspensa.blogspot.co.id, 2018)
c. Membandingkan Berbagai Lagu dan Musik Nusantara
Lagu dan musik daerah di negara kita memiliki persamaan dan
perbedaan antara daerah satu dengan daerah lainnya. Persamaan dan
perbedaan itu dapat dilihat dari alat musik yang digunakan, syair, irama, atau
melodinya. Lagu merupakan salah satu yang membedakan daerah satu
dengan daerah lainnya. Penggunaan syair dan bahasa daerah itu sudah dapat
membedakan lagu dan musik dari setiap daerah di nusantara. Hal tersebut
dapat dilihat pada contoh syair lagu yang ada di bawah ini.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 29
Gambar 9. Lagu Butet (Sumber: Subekti, 2010)
Gambar 10. Lagu Apuse (Sumber: Subekti, 2010)
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 30
Lagu ”Butet” merupakan lagu daerah Sumatra Utara. Syair lagu ini
menggunakan bahasa daerah setempat. Irama pada lagu memiliki kesan sedih.
Sedangkan lagu Lagu ”Apuse” berasal dari daerah Papua. Syair pada lagu ini
menggunakan bahasa daerah setempat. Dilihat dari segi iramanya, lagu ini
memiliki irama yang riang.
Setiap daerah memiliki lagu daerahnya masing-masing. Tetapi bukan
hanya lagu daerah saja setiap daerah di Indonesia memiliki musik daerah
masing-masing. Ada persamaan dan perbedaan antara musik daerah satu
dengan musik daerah yang lainnya, contohnya dalam penggunaan alat musik.
Ada pula beberapa alat musik daerah yang meskipun jenisnya sama, tetapi
mempunyai bentuk yang berbeda. Perhatikan contoh berikut.
Gambar 11. Alat Musik Thek-Thek atau Kentongan (Sumber: http://budayajawa.blogspot.co.id, 2018)
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 31
Gambar 12. Alat Musik Angklung (Sumber: https://malangtoday.net, 2018)
Musik thek-thek atau kentongan pada gambar 11 dan musik angklung
pada gambar 12 sama-sama terbuat dari bambu. Sekilas musik thek-thek atau
kentongan dari daerah Banyumas, Jawa Tengah ini seperti musik angklung
dari daerah Jawa Barat. Namun, sebenarnya ada perbedaan antara musik thek-
thek atau kentungan dengan musik angklung, yaitu irama pada musik thek-
thek atau kentungan cenderung datar. Cara memainkannya pun berbeda.
Musik thek-thek atau kentungan dimainkan dengan cara dipukul. Selanjutnya,
musik angklung dimainkan dengan cara digoyang-goyangkan.
Indonesia memiliki keragaman budaya, termasuk seni musik.
Keragaman itu dapat dilihat dari syair, melodi, dan alat musiknya. Kita
sebagai bangsa Indonesia patut bangga dan harus menjaga keunikan seni
musik daerah, agar keanekaragaman musik nusantara tetap terjaga.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian ini mengenai pengaruh media Kokami (Kotak Kartu
Misterius) terhadap hasil belajar siswa materi mengapresiasi musik daerah
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 32
siswa kelas VI di SDN II Pamokolan.Berdasarkan eksplorasi peneliti,
ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.
1. Penelitian dari Putri Eka Kurniasari Widodo pada tahun 2017 yang
berjudul “Pengaruh Media KOKAMI terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
V SDN Sambibulu Sidoarjo” Dilaksanakannya penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media kokami
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sambibulu Sidoarjo dan
menunjukkan hasil bahwa:
a. Terdapat pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen.
b. Hasil t-test yang dilakukan diperoleh nilai thitung sebesar 4,19 dan
dengan taraf signifikan 5% diperoleh ttabel sebesar 2,00. Sehingga thitung
> ttabel (4,19>2,00) yang artinya Ho tidak terbukti dan Ha terbukti.
c. Peningkatan nilai rata-rata dari hasil pretest dengan hasil posttest pada
kelas eksperimen lebih besar daripada nilai rata-rata hasil pretest dan
posttest pada kelas kontrol,
d. Hasil n-gain ternormalisasi yang diperoleh kelas kontrol adalah 0,21.
Hasil tersebut memiliki interpretasi yang rendah karena 0,00 < 0,21 <
0,30. Sedangkan hasil n-gain ternormalisasi dari kelas eksperimen
adalah 0,57. Hasil tersebut memiliki interpretasi sedang karena 0,30 <
0,57 < 0,70.
e. Tanggapan siswa terhadap media kokami berinterpretasi sangat baik.
2. Penelitian dari Yuli Rusiana pada tahun 2014 yang berjudul ”Penggunaan
Media KOKAMI pada mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 33
Belajar Siswa Kelas VA SDN Darungan 01 Kecamatan Tanggul
Kabupaten Jember”. Penelitian ini bertujuan agar pendidikan IPA dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan terhadap
bidang IPA sangat diperlukan siswa sebagai bekal hidupnya dalam
menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat dan menunjukkan hasil bahwa:
a. Aktivitas mendengarkan pada siklus I sebesar 71,05% sedangkan
pada siklus II 94,73% sehingga dapat diketahui pada aktivitas
mendengarkan mengalami peningkatan 23,68%.
b. Pada ketercapaian aktivitas diskusi pada siklus I sebesar 63,68%
sedangkan pada siklus II 86,84% sehingga dapat diketahui pada
aktivitas diskusi mengalami peningkatan 23,16%.
c. Pada ketercapaian aktivitas menyelesaikan soal pada siklus I sebesar
59,45% sedangkan pada siklus II 92,10%, sehingga dapat diketahui
pada aktivitas menyelesaikan soal mengalami peningkatan 32,65%.
d. Hasil belajar siswa meningkat yaitu pada siklus 1 siswa yang tuntas
belajar sebanyak 22 anak (57,89%), dan pada siklus 2 siswa yang
tuntas belajar sebanyak 35 anak (92,10%).
e. Hasil belajar siswa yang tergolong dalam kategori tidak tuntas pada
siklus I sebesar 42,11% (16 siswa) sedangkan pada siklus II juga
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 34
sebesar 17,9% (3 siswa) dengan demikian kategori hasil belajar siswa
yang tergolong tidak tuntas mengalami penurunanan sebesar 34,21%.
3. Penelitian dari Puji Astutik pada tahun 2015 yang berjudul “Peningkatan
Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Problem Based Instruction
Berbantuan Media Kokami Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Bebengan
Kendal”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan
hasil belajar siswa melalui model problem based instruction berbantuan
media kokami di kelas IV SDN 1 Bebengan Kendal pada tahun
2015/2016. Hasil
a. Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan adanya peningkatan dari
siklus I sampai siklus III. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I
memperoleh skor 21,87 dengan kategori baik (B). Siklus II hasil
observasi aktivitas siswa memperoleh skor 23,85 dengan kategori baik
(B). Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus III memperoleh skor
26,58 dengan kategori sangat baik (A).
b. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan mulai dari siklus I sampai
siklus III. Rata-rata kelas hasil belajar siswa pada siklus I adalah 74,6
dengan ketuntasan belajar klasikal 67,8%, (19 siswa dari 28 siswa),
siklus II rata-rata kelas adalah 75 dengan hasil ketuntasan belajar
klasikal 78,6% (22 dari 28 siswa), dan siklus III rata-rata kelas yang
diperoleh adalah 78,2 dengan hasil ketuntasan belajar klasikal 82,1%
(23 dari 28 siswa). Hasil tersebut menunjukkan bahwa indikator
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 35
ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 80% sudah tercapai pada
siklus III
Dari beberapa penelitian relevan yang peneliti ajukan, peneliti akan
melakukan penelitian yaitu mengenai prestasi belajar siswa kelas VI setelah
dilakukan perlakuan dengan menggunakan media Kokami. Jika dalam
penelitian diatas tujuannya adalah pengaruh Kokami terhadap hasil belajar
IPS, meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA, dan meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA, peneliti disini melakukan penelitian untuk
melihat prestasi belajar siswa pada materi mengapresiasi musik daerah setelah
media Kokami tersebut digunakan.
C. Kerangka Pikir
Media pembelajaran yang digunakan oleh guru kepada siswa dapat
mempengaruhi dan menunjang keberhasilan pembelajaran yang berdampak
pada prestasi belajar siswa.
Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi
belajar yaitu media pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius). Media
Kokami yaitu media yang lebih tepatnya termasuk kedalam media tiga
dimensi. Media ini dibuat membentuk sebuah kotak yang bahannya terbuat
dari kardus. Media ini tergolong kedalam media yang dapat diproduksi
dengan mudah, dan tergolong sederhana dalam penggunaan dan
pemanfaatannya, dapat dibuat dengan mudah dan bahannya mudah diperoleh
di lingkungan sekitar.Melalui media KOKAMI tersebut diharapkan dapat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini peneliti
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 36
menggunakan media Kokami pada mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan (SBK).
Media Kokami ini merupakan media yang diaplikasikan melalui
permainan. Siswa dituntut untuk bekerjasama dengan kelompoknya masing-
masing. Setiap kelompok harus bisa menjawab pertanyaan yang ada di dalam
kotak misterius yang sudah disediakan oleh guru, dan jika setiap kelompok
mampu menjawab setiap pertanyaan maka kelompok berhak medapatkan
skor, sedangkan jika kelompok tersebut tidak dapat menjawab maka
pertanyaan dapat diambil oleh kelompok lain. adapun langkah-langkah
penggunaan media Kokami dalam penelitian ini antara lain:
1. Pembagian kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa disetiap kelompoknya.
2. Pemilihan ketua kelompok yang ditentukan oleh guru.
3. Tugas ketua kelompok yaitu mengambil amplop misterius yang ada di
dalam kotak lalu membacakannya di depan kelas dengan lantang
sedangkan tugas anggota kelompok yaitu menjawab pertanyaan yang
dibacakan oleh ketua kelompok
4. Jika kelompok tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan yang sudah
dibacakan oleh ketua, maka kelompok lain boleh merebut pertanyaan
yang tidak bisa di jawab oleh kelompok sebelumnya dan hal tersebut
dilakukan seterusnya
5. Jika kelompok yang bisa menjawab pertanyaan tersebut mendapatkan
skor.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 37
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan,
sikap maupun keterampilan. Masalah yang sering dihadapi dalam kegiatan
belajar mengajar adalah kurang aktifnya peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar. Kurang aktifnya peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
menyebabkan peserta didik kurang bisa menyerap materi pelajaran dengan
baik.
Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu usaha, kemampuan, dan
sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal di bidang pendidikan.
Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis
tertentu yang berada di bangku sekolah. faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu
faktor yang berhubungan dengan diri siswa itu sendiri yang berupa motivasi,
minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaa, dan faktor pribadi
lainnya. Sedangkan faktor eksternal yaitu sekolah, lingkungan, sarana dan
prasarana khususnya hubungan guru dengan siswanya yang paling
mempengaruhi peningkatan prestasi belajar.
Dengan melalui pengukuran proses belajar dapat diketahui
peningkatan prestasi belajar siswa. Seperti juga dalam bidang studi lain
setelah dilaksanakan pengukuran proses belajar yang melalui hasil tes, maka
dapat diketahui prestasi belajar siswa dengan melihat nilai rapot maupun hasil
tes lain.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 38
Prestasi belajar pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur
aspek kognitifnya yang diambil dengan cara menggunakan tes. Adapun
kerangka berpikir dapat di gambarkan seperti di bawah ini:
Guru yang selalu menggunakan metode konvensional
Pembelajaran menjadi
monoton
Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SBK materi mengapresiasi musik daerah rendah
Media Kokami (Kotak Kartu Misterius)
Pembelajaran dilakukan secara Pembelajaran dipadukan berkelompok dengan permainan
Proses pembelajaran menjadi Siswa menjadi berpartisipasi menyenangkan dan berkesan aktif dalam proses pembelajaran
Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SBK materi mengapresiasi musik daerah mengalami peningkatan
Gambar 13. Skema Kerangka Berpikir (Sumber: Dokumentasi Peneliti)
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 39
D. Hipotesis Penelitian
Secara etimologis hipotetsis berasal dari dua kata, yaitu “Hypo” yang
artinya di bawah dan “Thesa” yang artinya kebenaran. Menurut Jakni
(2016:41) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang
akan dilakukan dan masih memerlukan suatu pembuktian dengan data-data
dan fakta-fakta di lapangan.
Menurut Arikunto (2013:112) ada dua jenis hipotesis yang digunakan
dalam penelitian:
1. Hipotesis nol sering disebut juga hipotesis statistik, karena biasanya
dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan
perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan adanya perbedaan antara
dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
2. Hipotesis kerja atau disebut hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis
kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok.
Berdasarkan kerangka berfikir, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
a. Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran
KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa kelas VI di SDN II Pamokolan.
b. Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran
KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) tidak berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa kelas VI di SDN II Pamokolan.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 40
Kriteria Ha dapat diterima yaitu media pembelajaran Kokami
dikatakan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam materi
mengapresiasi musik daerah jika rata-rata posttest kelas eksperimen berbeda
secara signifikan dari pada kelas kontrol.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - - - - www.lib.umtas.ac.id 41
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - -