Angklung: Dari Angklung Tradisional Ke Angklung Modern
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Patanjala Vol. 4, No. 1, Maret 2012: 26-40 26 ANGKLUNG: DARI ANGKLUNG TRADISIONAL KE ANGKLUNG MODERN Angklung: from Traditional to Modern Oleh Rosyadi Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jln. Raya Cinambo 136 Ujungberung Kota Bandung Email: [email protected] Naskah Diterima: 25 Januari 2012 Naskah Disetujui: 27 Februari 2012 Abstrak Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan. Sebelum menjadi sebuah kesenian yang adiluhung seperti sekarang ini, kesenian Angklung telah mengalami perjalanan sejarah yang amat panjang. Berbagai perubahan telah dilaluinya mulai dari perubahan bentuk, fungsi, sampai pada perubahan nada. Demikian pula berbagai situasi telah dilaluinya, bahkan kesenian ini sempat mengalami keterpurukan pada awal abad ke-20. Angklung sebagai salah satu jenis kesenian yang berangkat dari kesenian tradisional, mengalami nasib yang tidak terlalu tragis dibandingkan dengan beberapa jenis kesenian tradisional lainnya. Kesenian ini hingga kini masih tetap bertahan, bahkan berkembang, dan sudah “mendunia” kendatipun dengan jenis irama dan nada yang berbeda dari nada semula. Kalau semula nada dasar kesenian Angklung adalah tangga nada pentatonis, kini telah berubah menjadi tangga nada diatonis yang memiliki solmisasi. Boleh dibilang, kesenian Angklung merupakan salah satu jenis kesenian tradisional yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, sehingga ia mampu bertahan di tengah terjangan arus modernisasi. Bahkan kesenian Angklung ini telah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai The Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity. Angklung sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia yang dideklarasikan pada 16 Januari 2011. Kata kunci: angklung, kesenian, tradisi. Abstract Angklung is a Sundanese musical instrument made of bamboo. We have to shake it to get the tune. Angklung has been through long period of times in history before it become a masterpiece of one of Sundanese artistry. It has been through many changes, beginning from its form, functions and tune itself. Angklung experienced its downturn at the beginning of 20th century. But it survived. Angklung can suit itself to this changing modern world by adjusting its musical scale from pentatonic to diatonic. UNESCO has granted angklung the Representative List of Intangible Heritage of Humanity on January 16, 2011. Keywords: angklung, art, tradition. 2012 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 27 Angklung: Dari Anklung Tradisional ke… (Rosyadi) terpisah-kan dari kebudayaan manusia. Bahkan, dalam pandangan sempit, tidak A. PENDAHULUAN jarang orang mengartikan dan Seni adalah sisi yang nyaris tak mengidentikkan kebudaya-an sebagai pernah lepas dari kehidupan manusia. kesenian. Kesenian sebagai salah satu Hampir semua aspek kehidupan manusia unsur dari kebudayaan merupakan bagian senantiasa diwarnai oleh aspek ini. Setiap yang sangat penting dari kebudayaan, yang gejala, peristiwa, dan benda-benda apa pun merupakan ungkapan kreativitas dari yang ada di sekeliling kehidupan manusia kebudayaan itu sendiri. Ia menciptakan, bisa diolah menjadi sebuah karya seni. memberi peluang untuk bergerak, memeli- Daya kreativitas manusia telah mampu hara, menularkan, mengembangkan untuk “menyulap” kejadian-kejadian dan benda- kemudian menciptakan kebudayaan baru benda yang dalam kehidupan keseharian lagi (Koentjaraningrat, 1981/1982). dipandang biasa-biasa saja menjadi sesuatu Berkese-nian adalah salah satu kebutuhan yang bernilai seni; menjadi sebuah karya hidup manusia dalam bentuk pemenuhan seni. Karya-karya sastra dan karya-karya kebutuh-an akan rasa keindahan. dramatik lainnya misalnya, banyak sekali Dalam konteks kemasyarakatan, yang mengambil objek dari kejadian jenis-jenis kesenian tertentu memiliki sehari-hari, maupun dari gejala-gejala alam kelompok-kelompok pendukung tertentu. yang terjadi. Hutan belantara, gelombang Demikian pula kesenian bisa mempunyai air laut, air terjun, gunung, pepohonan, fungsi yang berbeda di dalam kelompok- hujan, petir, dan fenomena-fenomena alam kelompok manusia yang berbeda. lainnya menjadi objek seni yang banyak Perubahan fungsi dan perubahan bentuk diminati oleh para seniman. Demikian pula pada hasil-hasil karya seni, dengan hewan (fauna) dan tumbuh-tumbuhan demikian dapat pula disebabkan oleh (flora) serta benda-benda alam dapat dinamika masyarakat. Di sisi lain, tata dikreasi menjadi karya-karya seni, baik masyarakat dan perubahannya turut pula berupa tiruan dari objek-objek tersebut, menentukan arah perkembangan kesenian. maupun pengambilan bagian-bagian Sekalipun kesenian dicirikan dari tertentu dari objek-objek itu untuk keindahannya, tetapi kesenian tidak hanya dijadikan sebuah benda seni. Gendang dapat dikaji dari sudut penataan artistiknya misalnya, merupakan hasil olahan kreatif saja yang akan menumbuhkan rasa dari para seniman yang mengambil bagian kekaguman yang mendalam bagi para tubuh hewan (kulitnya) dengan benda alam penikmatnya. Dalam pandangan lain yang (kayu atau bambu) untuk dijadikan sebuah justru akan memberikan penjelasan lebih alat musik. Masih banyak lagi benda-benda luas, kesenian juga dapat dilihat dari sudut alam yang diolah sedemikian rupa pandang latar belakang kebudayaannya sehingga menjadi benda seni maupun yang akan mampu mengungkap makna peralatan kesenian. Dari sekian banyaknya simbolik dari kesenian tersebut. benda-benda alam, bambu adalah yang Era modernisasi dan globalisasi paling banyak digunakan untuk menjadi membawa dua sisi dampak bagi benda seni dan alat musik. keberadaan kesenian-kesenian tradisional. Seni adalah sebuah terminologi Di satu sisi, modernisasi dan kemajuan bagi aktivitas daya kreativitas manusia iptek membawa dampak negatif bagi dalam mengolah rasa dan semua aktivitas keberadaan kesenian tradisional. Berbagai emosional yang menghasilkan karya yang jenis kesenian tradisional yang pada indah. Pada umunya, seni merupakan masanya dulu sempat “berjaya”, seiring ekspresi daya kreativitas manusia yang dengan semakin derasnya arus kebudayaan paling umum dan dikenali, dan dianggap dan kesenian asing, eksistensi kesenian sebagai keunggulan daya cipta manusia. Di tradisional pun terancam. Ia mulai dalam konteks kebudayaan, kesenian terpinggirkan dan tersisihkan oleh merupakan bagian penting dan tak kesenian-kesenian baru yang belum tentu Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2012 Patanjala Vol. 4, No. 1, Maret 2012: 26-40 28 sesuai dengan nafas budaya bangsa kita. teknologi multimedia dalam pertunjukan Kondisi ini banyak dialami oleh kesenian- kesenian tradisional Wayang Golek, kesenian tradisional, sehingga tidak jarang sehingga terciptalah Wayang Ajen. kesenian-kesenian tradisional, khususnya Kondisi semacam ini dialami yang ada di daerah-daerah kini tengah juga oleh kesenian Angklung. Angklung mengalami krisis, bahkan ada beberapa di adalah alat musik tradisional Indonesia antaranya yang sudah mulai punah. yang berasal dari t, terbuat dari bambu. Seni tradisi di Jawa Barat tengah Angklung sebagai salah satu jenis kesenian berjalan menuju kepunahan. Hal ini yang berangkat dari kesenian tradisional, dibuktikan dengan punahnya 55 jenis seni mengalami nasib yang tidak terlalu tragis. tradisi di Jawa Barat. Sedangkan 77 jenis Kesenian ini hingga kini masih tetap kesenian lainnya dalam kondisi tidak dapat bertahan, bahkan berkembang, dan sudah berkembang. Seni tradisi itu sudah masuk “memancanegara” kendatipun dengan jenis daftar museum, karena sudah sulit diiden- irama dan nada yang berbeda dari nada tifikasi dan dideskripsikan, serta pelakunya semula. Kalau semula nada dasar kesenian sudah tiada. Sementara itu 78 seni tradisi angklung adalah tangga nada pentatonis lainnya dapat berkembang. Demikian hasil (da, mi, na, ti, la), kini telah berubah penelitian Atiek Supandi dan beberapa menjadi tangga nada diatonis (do, re, mi, stakeholder mengenai keberadaan seni fa, sol, la, ti). Bisa dikatakan, kesenian tradisi di Jawa Barat. Angklung merupakan salah satu jenis Sementara itu, Direktur Jenderal kesenian tradisional yang mampu Nilai Budaya, Seni dan Film, Kementerian menyesuaikan diri dengan perkembangan Kebudayaan dan Pariwisata RI, Ukus zaman, sehingga ia mampu bertahan di Kuswara pada Dialog Budaya di tengah terjangan arus modernisasi. Bahkan Kabupaten Kuningan September kesenian Angklung ini telah mendapat 2011,mengemukakan bahwa pada saat ini pengakuan dari UNESCO sebagai The ada 150 kesenian, yang sebagian besar Representative List of the Intangible terancam punah. Sangat disayangkan kalau Cultural Heritage of Humanity. Angklung kondisi seperti ini dibiarkan begitu saja. sebagai warisan budaya dunia milik Di sisi lain, modernisasi dan Indonesia yang dideklarasikan pada 16 kemajuan iptek mampu mendukung Januari 2011. perkembangan kesenian tradisional. Berba- Seorang tokoh muda Angklung gai bentuk kesenian baru dan kontemporer Taufik Hidayat Udjo menjelaskan bahwa bermunculan. Kreativitas para seniman kini Angklung harus menjadi pekerjaan semakin dipacu untuk menciptakan rumah kita agar tidak hilang, apalagi sudah bentuk-bentuk kreasi seni yang baru. disahkan United Nations Educational, Bentuk-bentuk kreasi seni yang baru ini Scientific and Cultural Organization merupakan hasil karya cipta kreatif dari (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia para seniman dalam mengkolaborasi jenis- milik Indonesia. Melestarikan Angklung jenis kesenian tradi-sional dengan kesenian sebagai kekayaan budaya Indonesia baru, atau pun pengembangan