Geowisata Nusantara

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Geowisata Nusantara ISSN 1410-7112 Oktober 2018 Vol 16 No. 3 PARIWISATA GEOWISATA NUSANTARA PUSAT PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 WARTA EDISI INI Wacana (Ide dan Pemikiran) Penanggung Jawab 1 Apakah Geowisata Itu? Heru Purboyo Oleh: Budi Brahmantyo (Alm) Staf Redaksi 2 Geopark 4.0 Ina H Koswara Bisakah Generasi Milenial dan Industri 4.0 berin- Asad Farag tegrasi di Geopark? Revolutionary Idea- evaolu- Fithria Khairina Damanik tionary enhancement of the business model Oleh: Azwir Malaon Koordinator Edisi Fithria Khairina Damanik 3 Geopark: Taman Warisan Bumi dan Daya Tarik Geowisata yang Mendunia Tim Editorial Oleh: Siti Fadlina Yani Adriani Rikeu Rugarmika Was-Was (Isu, Otokritik, Tanggapan) Abadi Raksapati 4 Meng-geowisata-kan Rinjani: UNESCO Global Muhammad Ari Perdana Geopark Muhammad Dhaifan Akbar Oleh: Yani Adriani Desain Grafis dan Cover Warta 5 Geowisata di Tanah Gemah Ripah Loh Jinawi, Fithria Khairina Damanik Dibalik Potensi yang Butuh Eksekusi Oleh: Silvia Logo Alma Tegar Nasution 6 Geopark Piaynemo, Miniatur Surga di Raja Ampat Administrasi Oleh: Titing Kartika, Nova Riana, Rita Rosita Bambang Hermanto Riyanti Yulia 7 Reinterpretasi Geowisata Cekungan Bandung Logistik Oleh: Shandra Rama Panji Wulung Sapta Maulana dan Budi Brahmantyo (Alm.) Warta Pariwisata 8 Morfologi Manadnock Granit Indah- Daya Tarik www.p2par.itb.ac.id/warta Geowisata Lampung email: [email protected] Oleh: Rahmi Mulyasari Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2par) Wara-Wiri (Catatan Perjalanan) Institut Teknologi Bandung 9 Geotrek Dataran Tinggi Dieng Alamat: Oleh: Ersalora Lutfianti ex Gd. PAU Lt.3 Jl. Ganesha no. 10 Bandung, 40132, 10 Geowisata Belitung: Menyusuri Pantai dan tel/ fax (022) 2506285, 2534272 Pulau Batu Oleh: Siti Adelita Raif Khadijah Indonesia merupakan negara dengan kekayaan geologi yang melimpah. Letak In- 11 Menapaki Kelam-nya Kalimantan Barat donesia yang berada dipertemuan 3 lempeng Oleh: Hidayat Nur Faizi besar (Eurasia, Australia, dan Pasifik) menye- babkan potensi bencana alam yang besar, 12 Menelusuri Potensi Alam Sungai Cijulang seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung Pangandaran meletus. Namun di balik itu semua, keunggul- Oleh: Selvi Rolencia an geologi Indonesia merupakan aset yang menjanji kan dalam pengembangan kepari- 13 Menelisik Bandung Raya Zaman Dahulu Melalui wisataan. Fenomena ini secara sederhana Situs Purbakala Karst di Bandung Barat dikenal sebagai geowisata, yang belakangan Oleh: Pradyta Febriana Rudiyanto menjadi salah satu trend baru di Indone- sia. Warta edisi ini akan membahas tentang Geowisata, juga sebagai edisi khusus untuk Foto Cover Warta mengenang Bapak Budi Brahmantyo (Alm.). Air Terjun Parangloe, Bukan hanya mantan kepala P-P2par ITB, terletak di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dengan beliau juga salah satu ahli geowisata terbaik ketinggian sekitar 15-20 meter. Keunikan air terjun ini ada yang dipunya Indonesia. pada susunan batunya yang bertingkat dan rapi secara alami Foto: Ina H Koswara 2 1 Apakah Geowisata itu? hounds: Geology on your door- alam dan batuan, asyiknya step” di Geological Society pada menyusuri sungai dan pantai, 1996. Tom Hose yang diikuti atau mendaki perbukitan, di kawan-kawan geologiawan samping pekerjaan utamanya lainnya di Eropa jelas-jelas mencatat semua data geologi mendasarkan geowisata ber- basis kepada geologi. Newsome Tetapi untuk konsumsi umum, (2005) dari Australia dalam mungkin dapat diperkirakan bukunya Geotourism, memakai bahwa kegiatan geowisa- Oleh: dua komponen geologi, yaitu ta mulai berkembang sejak Budi Brahmantyo (Alm.) bentuk dan proses sebagai maraknya para turis beransel Kepala P-P2par ITB periode 2008- komponen utama dalam geo- (back-pack tourists) pada 1980- 2011, Januari - April 2018) wisata. Dalam konsep New- an. Sebagai perbandingan, satu Diterbitkan kembali dari Buku some, sisi kotak ketiga adalah makalah yang ditulis oleh Jane Geowisata Koridor Bali- Nusa James 1993 di sebuah konferensi Tenggara oleh Budi Brahmantyo, sisi wisatanya dengan meman- faatkan seluruh aspek dua bertema “Memasyarakatkan P-P2Par ITB (dengan layout yang Ilmu Kebumian” di Southamp- disesuaikan) sisi geologi lainnya (form and process). ton, Inggris, misalnya, masih eowisata (geotourism) menggunakan istilah pariwisata adalah kosakata yang Apakah wisata yang berkaitan geologis (geological tourism) Grelatif baru dalam dengan kebumian baru dirintis alih-alih geotourism (Brah- kepariwisataan Indonesia. sejak tahun 1990-an itu? Tentu mantyo, 2006). saja tidak. Sejak para ilmuwan Dalam penelusuran saya, istilah Eropa, diikuti Australia, berpi- geotourism muncul sekitar menjelajah berbagai tempat di atas Bumi ini, terutama di jak pada geologi sebagai basis pertengahan 1990-an. Orang geowisata, tetapi Amerika pertama yang aktif memperke- Abad ke-18, para ahli geologi sudah terbiasa menggabung- Serikat sedikit lain. Dengan nalkan istilah itu diperkirakan dukungan Yayasan National adalah seorang ahli Geologi kan bussiness and leisure seca ra bersamaan. Dalam ekskursi Geographic yang sudah sangat dari Buckinghamshire Chilterns mapan dan terpandang, University di Inggris bernama geologi ke lapangan, rombo- ngan geologiawan telah terbia- Asosiasi Industri Perjalanan Tom Hose, melalui satu maka- Amerika TIA mendefinisikan lah berjudul “Geotourism, or sa menikmati indahnya peman- dangan, keunikan bentang geowisata sebagai suatu wisata can tourists become casual rock yang memperkenalkan dan 3 Atas: Selama ada batuan tersingkap, di sanalah geowisata berlangsung, bahkan di kawasan galian tambang sekali pun. Hal inilah yang membedakan jauh geowisata dengan eko- wisata. Bawah: Diagram geowisata yang mengandalkan proses dan bentukan geologi yang dikemas dalam kepariwisataan (menurut Dowling dan Newsome, 2006). mengembangkan karakteristik geogra- fis objek daya tarik wisata, termasuk lingkungan, budaya, estetika, pusaka, dan masyarakatnya. Maka, di AS, geowisata identik dengan wisata alam dan budaya. Indonesia sendiri lebih cenderung mengikuti versi Eropa dan Australia (Brahmantyo, 2006). Antara Geowisata dan Ekowisata Jika di AS geowisata identik dengan eko- wisata, di belahan benua lain, geo wisata ditempatkan sebagian bagian dari wisata alam minat khusus yang prinsip-prinsipnya mengikuti kaidah-kaidah ekowisata. Geowisata sebagai bagian dari ekowisa- ta bagaimana pun harus tunduk pada 4 prinsip-prinsip berwisata yang merupakan keharusan. berwawasan lingkungan dan Indonesia, berkelanjutan sesuai Kesepaka- tan Quebec 2002. Surga Geowisata Pertemuan Puncak Ekowisata Indonesia adalah negara yang Sedunia yang diselenggarakan posisinya di atas Bumi berada di Quebec, Kanada, pada akhir pada wilayah yang sangat Mei 2002 itu memuat kesepa- unik. Ia berada di antara dua ka tan bahwa pelaksanaan lautan dan dua benua be- ekowisata yang memanfaatkan sar. Dengan posisi demikian objek kawasan alami yang menjadikan Indonesia yang relatif belum terganggu dan merupakan negara kepulauan umumnya dilindungi, harus yang luas dan besar – dengan menjadi alat konservasi dan lebih dari 13.000 pulau tersebar pembangunan berkelanjutan di sepanjang garis khatulisti- wa – berada pada pengaruh bagi masyarakat setempat. Gunung Tambora yang bersejarah dengan letusan iklim yang khas. Secara umum dahsyatnya pada 1815 terlihat dari pantai berair Kesepakatan Quebec 2002 dikenal dua musim besar yaitu jernih Pulau Satonda, ujung barat laut Semenan- untuk ekowisata ini diturunkan musim kemarau antara Mei jung Pekat, Sumbawa, NTB. sebagai kaidah pengembangan hingga September, dan mu- Foto oleh Ina H Koswata wisata alam alternatif yang sim penghujan antara Okto- Indonesia terjepit di antara tiga harus bercorak mendukung ber hingga April. Walaupun lempeng Bumi raksasa. Dari konservasi alam, bersifat demikian, pada beberapa arah selatan, Lempeng Samu- edukatif dan memberi penge- wilayah, misalnya di Kepulauan dera India-Australia bergerak tahuan bagi wisatawannya, Maluku, mempunyai kondisi ke arah utara mendesak Lem- memberi manfaat ekonomi iklim yang justru berkebalikan peng Eurasia dan tersubduksi dan budaya bagi masyarakat dengan kondisi iklim umum di di bawahnya. Dari sisi timur, setempat secara berkelanjutan, Indonesia. Lempeng Pasifik mendorong dan kecil dampak negatifnya ke arah barat dan berinterak- pada lingkungan. Dalam konteks geowisata nan- tinya, pengaruh iklim bagaima- si dengan Lempeng Eurasia. Ekowisata, termasuk geo- na pun akan berkelindan Sebagian besar Lempeng wi sa ta, harus melibatkan dengan aktivitas geowisata. Pasifik menunjam di sisi timur masyarakat setempat bukan Beberapa aktivitas geowisata Lempeng Eurasia, sebagian lagi sebagai objek, tetapi misalnya bahkan sangat tergantung ke- bertabrakan dengan Lempeng sebagai pemandu ataupun pada cuaca, misalnya penyelu- India-Australia di Papua. pelaku utama pengadaan suran sungai bawah tanah di Kondisi tektonik itu menyebab- fasilitas yang sesuai dengan wilayah karst, pendakian ke kan dua hal yang sangat luar kaidah-kaidah lingkungan. Di puncak-puncak gunung di atas biasa terhadap Kepulauan In- lain pihak, harus ada tenaga ketinggian 2.000 m, penelusu- donesia. Di satu sisi memberikan ahli yang tidak hanya bertin- ran sungai, atau bahkan pada berkah dengan pembentukan dak sebagai pemandu, tetapi kegiatan geowisata biasa mineral-mineral logam melalui sebagai interpreter yang akan saat jalur geowisata merayapi penerobosan magma dan memberikan wawasan ilmu lereng. Dalam kombinasinya terbentuknya cekungan-ceku- pengetahuan tentang objek dengan batuan, lereng morfo- ngan sedimen yang membawa ekowisata. Di balik itu semua,
Recommended publications
  • Bathymetric Survey of Lakes Maninjau and Diatas (West Sumatra), and Lake Kerinci (Jambi)
    Journal of Physics: Conference Series PAPER • OPEN ACCESS Recent citations Bathymetric survey of lakes Maninjau and Diatas - The sediments of Lake Singkarak and Lake Maninjau in West Sumatra reveal (West Sumatra), and lake Kerinci (Jambi) their earthquake, volcanic and rainfall history Katleen Wils et al To cite this article: C Bouvet de Maisonneuve et al 2019 J. Phys.: Conf. Ser. 1185 012001 View the article online for updates and enhancements. This content was downloaded from IP address 159.149.207.220 on 22/06/2021 at 10:25 The 2018 International Conference on Research and Learning of Physics IOP Publishing IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 1185 (2019) 012001 doi:10.1088/1742-6596/1185/1/012001 Bathymetric survey of lakes Maninjau and Diatas (West Sumatra), and lake Kerinci (Jambi) C Bouvet de Maisonneuve1,2*, S Eisele1,2, F Forni1,2, Hamdi3, E Park1, M Phua1,2, and R Putra3 1Earth Observatory of Singapore, Nanyang Technological University, Singapore 2Asian School of the Environment, Nanyang Technological University, Singapore 3Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Padang, Indonesia *[email protected] Abstract. Determining the bathymetry of lakes is important to assess the potential and the vulnerability of this valuable resource. The dilution and circulation of nutrients or pollutants is largely dependant on the volume of water and the incoming and outgoing fluxes, while the degree and frequency of mixing depends on the water depth. The bathymetry of lakes is also important to understand the spatial distribution of sediments, which in turn are valuable archives of natural hazards and environmental change.
    [Show full text]
  • Masyarakat Kesenian Di Indonesia
    MASYARAKAT KESENIAN DI INDONESIA Muhammad Takari Frida Deliana Harahap Fadlin Torang Naiborhu Arifni Netriroza Heristina Dewi Penerbit: Studia Kultura, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara 2008 1 Cetakan pertama, Juni 2008 MASYARAKAT KESENIAN DI INDONESIA Oleh: Muhammad Takari, Frida Deliana, Fadlin, Torang Naiborhu, Arifni Netriroza, dan Heristina Dewi Hak cipta dilindungi undang-undang All right reserved Dilarang memperbanyak buku ini Sebahagian atau seluruhnya Dalam bentuk apapun juga Tanpa izin tertulis dari penerbit Penerbit: Studia Kultura, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara ISSN1412-8586 Dicetak di Medan, Indonesia 2 KATA PENGANTAR Terlebih dahulu kami tim penulis buku Masyarakat Kesenian di Indonesia, mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkah dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan buku ini pada tahun 2008. Adapun cita-cita menulis buku ini, telah lama kami canangkan, sekitar tahun 2005 yang lalu. Namun karena sulitnya mengumpulkan materi-materi yang akan diajangkau, yakni begitu ekstensif dan luasnya bahan yang mesti dicapai, juga materi yang dikaji di bidang kesenian meliputi seni-seni: musik, tari, teater baik yang tradisional. Sementara latar belakang keilmuan kami pun, baik di strata satu dan dua, umumnya adalah terkonsentasi di bidang etnomusikologi dan kajian seni pertunjukan yang juga dengan minat utama musik etnik. Hanya seorang saja yang berlatar belakang akademik antropologi tari. Selain itu, tim kami ini ada dua orang yang berlatar belakang pendidikan strata dua antropologi dan sosiologi. Oleh karenanya latar belakang keilmuan ini, sangat mewarnai apa yang kami tulis dalam buku ini. Adapun materi dalam buku ini memuat tentang konsep apa itu masyarakat, kesenian, dan Indonesia—serta terminologi-terminologi yang berkaitan dengannya seperti: kebudayaan, pranata sosial, dan kelompok sosial.
    [Show full text]
  • Phytoplankton and the Correlation to Primary Productivity, Chlorophyll-A
    Phytoplankton and the correlation to primary productivity, chlorophyll-a, and nutrients in Lake Maninjau, West Sumatra, Indonesia 1Jabang Nurdin, 1Desra Irawan, 2Hafrijal Syandri, 1Nofrita, 1Rizaldi 1 Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas University, West Sumatra, Indonesia; 2 Faculty of Fisheries, Bung Hatta University, West Sumatra, Indonesia. Corresponding author: J. Nurdin, [email protected] Abstract. Intensive freshwater fish farming using floating-net-cages in Lake Maninjau has been conducted since 1992. Fish farming intensification can reduce water quality and affect aquatic biotic communities. This research aims to study the impact of floating-net-cages activities on the phytoplankton communities, and its correlation to primary productivity, chlorophyll-a, and water quality of Lake Maninjau. Five representative sampling sites from Lake Maninjau were chosen purposively. Primary productivity, chlorophyll-a, and water quality were analyzed using the oxygen method, chlorophyll extract from autotrophic organisms and the tropical index respectively, then all parameters were analyzed using principal component analysis (PCA) to present the pattern. Water quality parameters such as temperature, pH, total suspended solids (TSS), total dissolved solids (TDS), light intensity, dissolved oxygen (DO), biological oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), total P, and total N were also measured. From the results, we found 17 species of phytoplankton from 5 classes. Phytoplankton abundance ranged from 1980 to 3540 individual L-1, with the lowest abundance found in Sigiran Site (incubation zone) and the highest in Kubu Baru Site (surface waters). The biomass estimation value of chlorophyll-a ranged from 0.415 to 0.104 mg C m-3, with the highest value found on the surface water in Sigiran Site and the lowest in incubation zone in Tanjung Sani Site.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Promosi Merupakan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi yang menawarkan dan mengenalkan produk atau jasa kepada khalayak. Promosi salah satu kegiatan kehumasan yang dimaksudkan untuk memperkenalkan lembaga dan untuk meningkatkan citra perusahaan. Promosi dapat menjadikan suatu usaha lebih dikenal dan diketahui oleh khalayak, dalam promosi pariwisata produk yang ditawarkan ialah berupa keindahan alam serta keunikan dari tempat wisata itu sendiri. Keuntungan yang didapat dalam melakukan kegiatan promosi diantaranya meningkatkan penjualan, mendapatkan pelanggan baru, menjaga kesetiaan pelanggan, bahkan membantu mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen, maka dengan adanya promosi pariwisata dapat menjadikan salah satu penunjang majunya suatu daerah, secara ekonomi pariwisata dapat memberikan potensi untuk membuka lapangan pekerjaan, bahkan dapat meningkatkan devisa negara. Peningkatan devisa negara dapat diperoleh dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia, terutama dalam kegiatan berwisata, maka dari itu Badan Pengelola Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sebagai instansi pemerintah yang mempunyai tugas untuk mengelola Geopark Nasional Ciletuh- Palabuhanratu, dalam meningkatkan daya saing kepariwisataan dengan 1 2 memperbaiki sarana dan infrastruktur daerah, meningkatkan kualitas pelayanan serta memaksimalkan promosi dan pemasaran melalui berbagai media seperti iklan, website resmi, social media dan event , mengingat persaingan dalam kepariwisataan yang semakin tajam. Promosi dan pemasaran yang
    [Show full text]
  • Earth Sciences
    P-ISSN 0216-6739; E-ISSN 2549-516X Vol. 17 No. 2 December 2020 Accreditation No. 30/E/KPT/2018 International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences P-ISSN 0216-6739; E-ISSN 2549-516X Vol. 17 No. 2 December 2020 Accreditation No. 30/E/KPT/2018 Published by Indonesian National Institute of Aeronautics and Space ( LAPAN ) International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences Published by Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN) Editorial Committee Preface Dear IJReSES Readers, We sincerely thank you for reading the International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences Vol. 17 No 2, December 2020. In general, this journal is expected to enrich the serial publications on earth sciences. In particular this journal is aimed to present improvement in remote sensing studies and its applications on earth sciences. This journal also serves as the enrichment on earth sciences publication, not only in Indonesia and Asia but also worldwide. This journal consists of papers discussing the particular interest in remote sensing field. Those papers are having remote sensing data for image processing, geosciences, oceanography, environment, disaster, mining activities, etc. A variety of topics are discussed in this seventeen edition. Briefly, the topics discussed in this edition are the studies of remote sensing data processing issues such as Fisheries production estimation, urban condition analysis, coral reef habitat, forest devegetation, total suspended solid, shoreline change, and bathymetri. There are some new methods, new analysis, and new novelties on this edition. Finally, enjoy your reading of the IJRESES Vol. 17 No. 2 December 2020, and please refer this journal content for your next research and publication.
    [Show full text]
  • Catalogue of SUMATRAN BIG LAKES
    Catalogue of SUMATRAN BIG LAKES Lukman All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, distributed, or transmitted in any form or by any means, including photocopying, recording, or other electronic or mechanical methods, without the prior written permission of the publisher, except in the case of brief quotations embodied in critical reviews and certain other noncommercial uses permitted by copyright law. Catalogue of SUMATRAN BIG LAKES Lukman LIPI Press © 2018 Indonesian Institute of Sciences (LIPI) Research Center for Limnology Cataloging in Publication Catalogue of Sumatran Big Lakes/Lukman–Jakarta: LIPI Press, 2018. xviii + 136 pages; 14,8 × 21 cm ISBN 978-979-799-942-1 (printed) 978-979-799-943-8 (e-book) 1. Catalogue 2. Lakes 3. Sumatra 551.482598 1 Copy editor : Patriot U. Azmi Proofreader : Sarwendah Puspita Dewi and Martinus Helmiawan Layouter : Astuti Krisnawati and Prapti Sasiwi Cover Designer : Rusli Fazi First Edition : January 2018 Published by: LIPI Press, member of Ikapi Jln. Gondangdia Lama 39, Menteng, Jakarta 10350 Phone: (021) 314 0228, 314 6942. Fax.: (021) 314 4591 E-mail: [email protected] Website: lipipress.lipi.go.id LIPI Press @lipi_press List of Contents List of Contents .................................................................................. v List of Tables ...................................................................................... vii List of Figures .................................................................................... ix Editorial Note ....................................................................................
    [Show full text]
  • Laporan Kinerja Badan Geologi Tahun 2014
    LAPORAN KINERJA BADAN GEOLOGI TAHUN 2014 BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Tim Penyusun: Oman Abdurahman - Priatna - Sofyan Suwardi (Ivan) - Rian Koswara - Nana Suwarna - Rusmanto - Bunyamin - Fera Damayanti - Gunawan - Riantini - Rima Dwijayanti - Wiguna - Budi Kurnia - Atep Kurnia - Willy Adibrata - Fatmah Ughi - Intan Indriasari - Ahmad Nugraha - Nukyferi - Nia Kurnia - M. Iqbal - Ivan Verdian - Dedy Hadiyat - Ari Astuti - Sri Kadarilah - Agus Sayekti - Wawan Bayu S - Irwana Yudianto - Ayi Wahyu P - Triyono - Wawan Irawan - Wuri Darmawati - Ceme - Titik Wulandari - Nungky Dwi Hapsari - Tri Swarno Hadi Diterbitkan Tahun 2015 Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. Diponegoro No. 57 Bandung 40122 www.bgl.esdm.go.id Pengantar Geologi merupakan salah satu pendukung penting dalam program pembangunan nasional. Untuk program tersebut, geologi menyediakan informasi hulu di bidang En- ergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Di samping itu, kegiatan bidang geologi juga menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh berbagai sektor, seperti mitigasi bencana gunung api, gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami; penataan ruang, pemba- ngunan infrastruktur, pengembangan wilayah, pengelolaan air tanah, dan penyediaan air bersih dari air tanah. Pada praktiknya, pembangunan kegeologian di tahun 2014 masih menghadapi beber- apa isu strategis berupa peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia mencapai ke- hidupan yang sejahtera, aman, dan nyaman mencakup ketahanan energi, lingkungan dan perubahan iklim, bencana alam, tata ruang dan pengembangan wilayah, industri mineral, pengembangan informasi geologi, air dan lingkungan, pangan, dan batas wilayah NKRI (kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar). Ketahanan energi menjadi isu utama yang dihadapi sektor ESDM, sekaligus menjadi yang dihadapi oleh Badan Geologi yang mer- upakan salah satu pendukung utama bagi upaya-upaya sektor ESDM.
    [Show full text]
  • Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor: 2 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Gubernur Jawa Barat
    1 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa kawasan lindung adalah bagian ruang wilayah Provinsi Jawa Barat merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai arti penting bagi kehidupan secara menyeluruh, mencakup ekosistem dan keanekaragaman, untuk meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, manfaat sumber daya alam serta nilai sejarah dan budaya secara berkelanjutan; b. bahwa kawasan lindung harus dikelola dengan penuh tanggung jawab menggunakan pendekatan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan lebih meningkatkan peran masyarakat termasuk masyarakat adat, serta berprinsip pada nilai-nilai kearifan adat budaya daerah; c. bahwa kondisi kawasan lindung Jawa Barat mengalami degradasi yang serius baik kualitas maupun kuantitasnya, penyusutan luas dan meningkatnya lahan kritis akibat tekanan pertumbuhan penduduk, alih fungsi lahan, konflik penguasaan pemanfaatan lahan serta berkurangnya rasa kepedulian dan kebersamaan; d. bahwa dengan terbentuknya Provinsi Banten telah mengakibatkan perubahan wilayah administratif Provinsi Jawa Barat yang berpengaruh terhadap luasan kawasan lindung Jawa Barat yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 1996 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf b, c, dan d tersebut di atas, perlu meninjau kembali pengaturan mengenai kawasan lindung, yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4014); 2.
    [Show full text]
  • Introduction
    Chapter I Introduction 1.1 Background of the Study Indonesia is a country that blessed with the gift of extraordinary natural beauty by the God. It has natural resources, and of course must be utilized properly to help improve the country's economy. One of them is by increasing the tourism sector. There a a few countries that was success with the tourism such as Iceland, Japan, Mexico, New Zealand, Qatar, and Thailand. The impact of the success of the tourism industry is to make the economy in the country better because it could give the tax revenue from hotels, restaurants, and airports. Before discussing the benefits of the tourism further, it would be nice to know what tourism is. The definition of tourism itself according to United Nation’s World Tourism Organization (UNWTO) defined, as tourism comprises the activities of persons traveling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes. According to definition above, if many people come and visit Indonesia we would have tax revenues from the tourism sector such as mentioned it before. It can be used to advance National development and to prosperity the country. The tourism industry in Indonesia continues to progress every year, recorded starting from the last 2015, foreign exchange earnings from the tourism sector reached 12.23 billion US dollar equivalent to 169 trillion rupiah, the data came from the Indonesian Ministry of Tourism, and of course, this causes a large contribution of foreign exchange to the country.
    [Show full text]
  • A Case Study in Gunung Sewu Unesco Global Geopark, Indonesia
    GeoJournal of Tourism and Geosites Year XII, vol. 25, no. 2, 2019, p.509-523 ISSN 2065-1198, E-ISSN 2065-0817 DOI 10.30892/gtg.25219-377 THE IMPACT OF SITE ATTRACTION AND SERVICE QUALITY ON LOYALTY THROUGH SATISFACTION: A CASE STUDY IN GUNUNG SEWU UNESCO GLOBAL GEOPARK, INDONESIA Budiono SULISTYADI* Technologi University of Yogyakarta, Kampus I UTY, Ring Road Utara, Sleman, Yogyakarta 55285, Indonesia, e-mail: [email protected] Nur WENING Technologi University of Yogyakarta, Kampus I UTY, Ring Road Utara, Sleman, Yogyakarta 55285, Indonesia, e-mail: [email protected] Tutut HERAWAN AMCS Research Center, Griya Perwita Wisata B-14, Jl. Kaliurang KM 12.5, Sleman, Yogyakarta 55581, Indonesia, e-mail: [email protected] Citation: Sulistyadi, B., Wening, N., & Herawan, T. (2019). THE IMPACT OF SITE ATTRACTION AND SERVICE QUALITY ON LOYALTY THROUGH SATISFACTION: A CASE STUDY IN GUNUNG SEWU UNESCO GLOBAL GEOPARK, INDONESIA. GeoJournal of Tourism and Geosites, 25(2), 509–523. https://doi.org/10.30892/gtg.25219-377 Abstract: This study aims to provide information for management to increase the number of tourist visits of Nglanggeran in Gunung Sewu UNESCO Global Geopark, Indonesia. Questionnaire using a Likert scale is the research instrument. The respondents are visitors of Nglanggeran tourist destination. The analysis technique is path analysis implemented on SmartPLS 3.0. This study examined the impact of site attraction and service quality on loyalty through satisfaction. The results found that site attraction has direct effect on satisfaction and loyalty but not significant, meanwhile service quality has direct and significant effect on satisfaction and loyalty, and satisfaction has direct effect on loyalty but not significant.
    [Show full text]
  • Profil Jawa Barat
    Profil Wilayah Provinswa barat PROFIL JAWA BARAT 5.1 KARAKTERISTIK SOSIAL 5.1.1 Kependuukan Jumlah penduduk Wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 berdasarkan hasil proyeksi dari BPS berjumlah 47,379,389 jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1,32% pertahun. Jumlah penduduk terbesar berada di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk 46.709,6 ribu jiwa. Tabel 0.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2010-2015 Proyeksi Penduduk 2010-2015 (Jiwa) NO Wilayah Jawa Barat Laju Pertumbuhan 2000 - 2010 Laju Pertumbuhan 2010 - 2014 2010 2015 1 Bogor 4,813,876 5,459,668 3.19 2.47 2 Sukabumi 2,358,418 2,434,221 0.95 0.55 3 Cianjur 2,186,794 2,243,904 0.70 0.43 4 Bandung 3,205,121 3,534,114 2.13 1.89 5 Garut 2,422,326 2,548,723 1.03 0.93 6 Tasikmalaya 1,687,776 1,735,998 0.51 0.48 7 Ciamis 1,135,724 1,168,682 0.12 -0.18 8 Kuningan 1,023,907 1,055,417 -0.43 -0.14 9 Cirebon 2,044,181 2,126,179 -0.11 0.03 10 Majalengka 1,153,226 1,182,109 -0.24 -0.26 11 Sumedang 1,101,578 1,137,273 0.78 0.55 12 Indramayu 1,645,024 1,691,386 -0.76 -0.19 13 Subang 1,449,207 1,529,388 0.65 0.32 14 Purwakarta 859,186 921,598 1.91 1.32 15 Karawang 2,144,185 2,273,579 1.53 1.09 16 Bekasi 2,656,884 3,246,013 5.69 4.04 17 Bandung Barat 1,522,076 1,629,423 0.36 1.28 18 Pangandaran 379,518 390,483 19 Kota Bogor 958,077 1,047,922 2.20 1.72 20 Kota Sukabumi 301,014 318,117 1.23 1.03 21 Kota Bandung 2,412,093 2,481,469 0.74 0.48 22 Kota Cirebon 293,206 307,494 1.12 0.21 23 Kota Bekasi 2,356,100 2,714,825
    [Show full text]
  • Melirik Migas Di Mesozoik Indonesia Barat
    www.iagi.or.id BERITA IAGIEDISI: IX/OKTOBER 2016 Ikatan Ahli Geologi Indonesia Melirik Migas di Mesozoik Indonesia Barat 6 Quick Win Pertambangan Geowisata Gua Gunung Kidul REDAKSI 1 Dari PP IAGI ekan-rekan IAGI yang budiman… Berita-berita terkait dengan reorganisasi Kementerian ESDM RI menjadi topik hangat media massa pada rentang tiga-empat bulan terakhir, sampai akhirnya Forum Komunikasi pemerintah mengangkat Menteri ESDM yang baru di bulan Oktober. Informasi Antar & RIni tentunya tak lepas dari isu-isu hangat tentang energi dan pertambangan Anggota dan yang menjadi domain ESDM. Pengurus Berita IAGI edisi kali ini juga mengangkat topik tentang pentingnya pengembangan eksplorasi migas di cekungan Pre-Tersier --masih terkait PENASEHAT Andang Bachtiar, R. Sukhyar, dengan isu energi nasional. Sudah waktunya target-target eksplorasi Yanto Sumantri, Lambok dikembangkan lebih intensif ke tipe-tipe cekungan un-conventional yang Hutasoit, Rovicky Dwi Putrohari, selama ini belum intensif digarap. Tak hanya untuk migas, di bidang Wahyu Sunyoto pertambangan minerbapun, eksplorasi harus terus digalakkan termasuk untuk target-target deposit un-conventional. Isu ini juga diangkat pada edisi ini terkait PEMIMPIN UMUM dengan siaran pers yang dikeluarkan IAGI di awal Oktober 2016. Sukmandaru Prihatmoko Bulan Oktober adalah bulan puncak kegiatan IAGI tahun ini, dimana perhelatan akbar GEOSEA Congress XIV and 45th IAGI Annual Convention (GIC PEMIMPIN REDAKSI 2016) diselenggarakan di Bandung. Rangkaian program kegiatan GIC 2016 telah Anif Punto Utomo sukses dilaksanakan meliputi beberapa pre-convention events (termasuk MGEI Annual Convention), gowes bareng geolog, dipuncaki dengan pertemuan PEMIMPIN USAHA ilmiah, kontes poster mahasiswa, kontes geofoto. Singgih Widagdo Selain itu juga kegiatan Kongres GEOSEA yang diikuti oleh 6 negara: Indonesia, Malaysia, Myanmar, Thailand, Philippines, dan Vietnam.
    [Show full text]