MAKNA SIMBOLIK UPACARA TABUIK DI KOTA SUMATRA BARAT

NAMA : VINA DWIYANTI [email protected]

SUPERVISOR : Dr. NOOR EFNI SALAM, M.Si

Ilmu Komunikasi FISIP UR

Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293 - Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRACT

In , many tribal areas that have a habit of ceremonies . At any rate the region has a traditional ceremony has the intent and purpose and its own characteristics which actually can not be separated from the element of history . Traditional ceremony in is famous legendary is Tabuik ceremony held in the city of Pariaman which routinely performed each entered the month of Muharram in the Islamic calendar developed by Shi'ite to Pariaman . Tabuik ceremony is a symbolic form of expression of deep sorrow and respect for Muslims in Pariaman to the Prophet Muhammad's grandson . Pariaman community predominately ethnic group which generally makes the religion of as a religion . Historically , Tabuik ceremony is closely related to the growth and development of Islam . At this time kenyataannyan , Tabuik ceremony in West Sumatra Pariaman city has undergone many shifts in Part of the ritual , and now only be implemented as an object of tourism to attract tourists to the city of Pariaman . The aim of this study was to see how the symbolic meaning Tabuik ceremony in Pariaman city of West Sumatra . This study used a qualitative research method with descriptive approach . The object of this study is the symbolic meaning Tabuik ceremony in Pariaman city of West Sumatra , with a research subject that is all informants that meet the needs of the research consisted of 10 members, namely tuo Tabuik pasa and Subarang , children Tabuik , Head Disbudpar Pariaman city , village children and chairman PKDP Riau through purposive technique . Data collection techniques in this study using in-depth observation and interviews and documentation . Results from this study is that the symbolic meaning Tabuik ceremony can be studied through two aspects: social and physical . The social aspect is the process of making Tabuik which consists of making deraga , taking land , cutting down banana trees, events maatam , mearak fingers , Maarak saroban , tabuik promoted , tabuik hoyak party , and tabuik thrown into the sea . The physical aspects are parts Tabuik consisting of peaks Tabuik , gomaik , top rank , and rank Bouraq below . The shift in meaning to the ceremony ceremony Tabuik influenced by maketh Tabuik be fixed event dijadikannnya Tabuik Pariaman to become the object of western Sumatra tourism . There is a difference between past and present Tabuik , Tabuik ceremony is now aiming for the entertainment and performing arts attractions with the aim to attract domestic and foreign tourists to come and see the show tabuik ceremony and can boost the regional economy and promoting particular areas of West Sumatra Pariaman area .

Keyword: symbolic meaning, Tabuik ceremony, symbolic interaction.

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 1

PENDAHULUAN batang pisang), maatam (ekspresi kesedihan), maarak panja/jari-jari Indonesia merupakan negara (mengarak jari-jari), maarak sorban kepulauan yang memiliki gugusan (mengarak sorban), Tabuik naik terpanjang dan terbesar di dunia yang pangkek (Tabuik naik pangkat), pesta memiliki kekayaan yang beraneka hoyak Tabuik, mambuang tabuik ke ragam yang tersebar dari Sabang lauik (membuang tabuik ke laut). hingga Merauke. Kekayaan yang Seperti halnya upacara Tabuik dimiliki indonesia bukan hanya berupa mewakili cerminan sikap dan pola sumber daya alam saja, tetapi hidup masyarakat Pariaman. Upacara masyarakat Indonesia juga memiliki Tabuik ini kerat kaitannya dengan kekayaan lain seperti kekayaan akan pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan suku bangsa Indonesia agama Islam. khususnya Islam Syi‘ah yang tersebar di seluruh kepulauan di Pariaman maka terjadilah pembauran Indonesia. sosial budaya. Salah satu Sumatra Barat juga memiliki pembaurannya yaitu ditunjukkan oleh budaya dan tradisi yang unik. upacara Tabuik. Bahkan Tabuik Umumnya budaya di Sumatra Barat dijadikan sebuah tradisi bagi sangat dipengaruhi oleh agama Islam. masyarakat yang tidak dapat Sebagaimana semboyan masyarakat dipisahkan dari kehidupan warga minang — Basandi Syarak, Syarak Pariaman. Kemudian, Tabuik Basandi Kitabullah“ yang berarti adat dilaksanakan oleh Anak dalam berdasarkan syariah, syariah bentuk Tabuik Budaya. berdasarkan Al-Quran. Upacara adat Seiring dengan perkembangan yang ada di Sumatra Barat yang zaman, eksistensinya di tengah-tengah terkenal sangat melegenda yaitu adalah masyarakat telah terkontaminasi dan upacara Tabuik yang diadakan di kota terganggu oleh desakan daerah, Pariaman yang rutin dilakukan setiap pariwisata, dan otoriter pemerintahan. memasuki bulan Muharam pada Sejak tahun 2005, pemerintah kalender Islam yang dikembangkan Indonesia telah menjadikan Sumatra oleh penganut Syi‘ah ke Pariaman. Barat sebagai salah satu bentuk target Upacara Tabuik ini merupakan utama pariwisata Indonesia. Salah sata suatu simbol bentuk ekspresi rasa duka atraksi yang memiliki potensi untuk mendalam dan rasa hormat umat Islam ditawarkankan kepada wisatawan di Pariaman terhadap cucu Nabi adalah —Pesta Budaya Tabuik“. Kini Muhammad SAW yang tewas secara upacara Tabuik ini dijadikan sebagai tidak wajar pada peperangan di Pada objek pariwisata yang dijadikan sebuah Karbala. Upacara Tabuik ini mulanya atraksi kebudayaan. Masyarakat di kembangkan oleh penganut islam Pariaman merupakan masyarakat yang Syi‘ah ke Pariaman. Tabuik Tabuik menerima kemajuan dan teknologi terbagi menjadi dua yakni Tabuik Pasa yang datang dari luar. Masyarakat dan Tabuik Subarang Upacara Tabuik Pariaman merupakan masyarakat ini diadakan selama 10 hari, dimulai terbuka yang menjadikan ilmu dari tanggal 1 Muharam hingga puncak pengetahuan dan teknologi serta acaranya pada tanggal 10 Muharam. globalisasi sebagai bagian yang Pada upacara Tabuik ini memiliki diterima dan dikembangkan dalam susunan acara membuat Tabuik di dua kehidupan sehari hari. Infrastruktur dan tempat, yaitu diawali dengan membuek pembangunan industri serta daraga (membuat deraga), modernisasi sudah menjadi bagian dari mengambiak tanah (mengambil tanah), nafas perekonomian di daerah ini. manabang batang pisang (menebang

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 2

Pada kenyataannyan saat ini, atau akal. Dengan demikian, upacara Tabuik di kota Pariaman kebudayaan bisa diartikan sebagai hal- Sumatra Barat ini telah banyak hal yang bersangkutan dengan akal mengalami pergeseran dalam sebagaian (Qomariyah, 2008:67). ritualnya. Ritual upacara keagamaan Komunikasi dan kebudayaan pada upacara Tabuik ini kini tidak lagi adalah dua hal yang berbeda, namun di pergunakan karena mengandung hal- memiliki hubungan erat satu sama lain hal yang berdasarkan ajaran Syi‘ah dan sangat penting untuk dipahami. yang tidak sesuai dengan ajaran agama Melalui komunikasi, manusia bisa islam di Indonesia, maka kini upacara menciptakan kebudayaan. kebudayaan Tabuik di buat hanya dalam bentuk adalah keseluruhan sistem gagasan, tradisi kebudayaan saja. Hal ini tindakan dan hasil karya manusia menyebabkan terjadilah pergeseran dalam rangka kehidupan masyarakat makna simbolik pada Upacara Tabuik yang dijadikan milik dari manusia ini. dengan belajar. tanpa komunikasi suatu Namun, walaupun upacara kebudayaan tidak akan bisa diwariskan Tabuik ini dijadikan objek pariwisata ke generasi-generasi selanjutnya. dan atraksi seni kebudayaan, upacara Budaya dan komunikasi tak dapat Tabuik ini tidak menghilangkan unsur- dipisahkan oleh karena budaya tidak unsur asli dari upacara Tabuik ini dan hanya menentukan siapa bicara dengan tetap di buat berdasarkan leluhur. Kini siapa, tentang apa, dan bagaimana makna yang ada pada upacara Tabuik penyandi pesan, makna yang ia miliki ini tidaklah sama dengan makna untuk pesan, dan kondisi-kondisinya upacara Tabuik yang sebenarnya yang untuk mengirim, memperhatikan, dan dulu di bawa oleh penganut Syi‘ah ke menafsirkan pesan. budaya merupakan Pariaman. Kini Tabuik di buat untuk landasan komunikasi. Bila budaya menarik wisatawan yang hadir ke beraneka ragam, maka beraneka ragam Pariaman dan sekaligus untuk pula praktik-praktik komunikasi. mempromosikan daerah dan alamnya (Mulyana dan Rakhmat, 2005:19) dengan tujuan untuk menaikkan Makna tercipta dan ada karena perekonomian rakyat. dihasilkan oleh hubungan timbal balik atau interaksi-interaksi yang dilakukan TINJAUAN PUSTAKA oleh individu-individu yang satu sama John R. Wenburg dan William lain saling mengintreprestasikan makna W. Wilmot menjelaskan komunikasi yang terbentu akibat interaksi-interaksi adalah suatu usaha untuk memperoleh yang telah dilakukan. Makna upacara makna. Kemudian Carl I. Hovland Tabuik dapat terlihat setelah terjadinya menambahkan Komunikasi adalah interaksi antara satu orang dengan proses yang memungkinkan seseorang orang lain. Dengan simbol simbol yang (komunikator) menyampaikan di pergunakan dapat menghasilkan rangsangan (biasanya lambang- sebuah makna simbolik. lambang verbal) untuk mengubah Esensi dari interaksi smbolik perilaku orang lain (komunikate)Å adalah suatu aktivitas yang merupakan (Yasir, 2009: 9) ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna (Mulyana, 2001:68). Blumer Menurut Koentjaraningrat dalam Sobur (2004:194) mengatakan mengatakan bahwa kata kebudayaan bahwa interaksi simbolik merupakan berasal dari kata sanskerta yaitu proses—pengambilan peran“ menduduki buddhayah yang merupakan bentuk tempat penting. Interaksi berarti para jamak dari buddhi yang berarti budi

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 3 peserta berarti bahwa para peserta Taylor (dalam Rosady. 2010) masing-masing diri mereka secara mendefenisikan penelitian kualitatif mental kedalam posisi orang lain. sebagai prosedur penelitian yang Dengan berbuat demikian, mereka menghasilkan data deskriptif berupa mencoba mencari arti maksud yang kata-kata tertulis atau lisan dari orang- oleh pihak lain diberikan kepada orang dan perilaku yang dapat diamati. aksjinya, sehingga komunikasi dan Semua data yang dikumpulkan interaksi dimungkinkan. Jadi, interaksi berkemungkinan menjadi kunci tidak hanya berlangsung melalui gerak- terhadap apa yang diteliti. Dalam gerak saja, melainkan terutama melalui penelitian ini, peneliti merupakan simbol-simbol yang perlu di pahami instrumen utama. Dengan kata lain, dan di mengerti maknanya. Artinya penelitian ini bertujuan untuk gerak yang menentukan dalam menggambarkan sifat sesuatu yang Interaksi Simbolik, orang mengartikan tengah berlangsung pada saat studi. dan menafsirkan gerak gerak orang lain Objek dari penelitian yang diteliti dan bertindak sesuai arti itu. adalah Makna Simbolik Upacara Secara ringkas interaksionisme Tabuik di Kota Pariaman Sumatra simbolik didasarkan premis-premis Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada sebagai berikut: dua lokasi pembuatan Tabuik yaitu di 1. Individu merespons suatu situasi daerah Tabuik Pasa dan Tabuik simbolik. Mereka merespons Subarang, pusat kota Pariaman yang lingkungan termasuk objek fisik terletak di jalan merdeka dan pantai (benda) dan objek sosial (perilaku Gandoria yang mana penelitian ini manusia) berdasarkan makna yang dilakukan dengan cara purposive dikandung komponen-komponen sampling. Dalam penelitian skripsi ini, lingkungan tersebut bagi mereka. peneliti memilih informan ninik 2. Makna adalah produk interaksi mamak(2 orang) yaitu tuo Tabuik Pasa sosial, karena itu makna tidak dan Tuo Tabuik Subarang, cadiak melekat pada objek, melainkan pandai (2 orang) yaitu kepala bidang dinegosiasikan melalui dinas kebudayaan dan Pariwisata dan penggunaan bahasa. Kepala Dinas budaya dan Pariwisata, 3. Makna yang diinterpretasikan anak Tabuik (1 orang), anak nagari (3 individu dapat berubah dari waktu orang), seniman (1 orang) dan keua ke waktu, sejalan dengan PKDP Riau. Alasan peneliti memilih perubahan situasi yang ditemukan informan karna orang-orang tersebut dalam interaksi sosial. Perubahan berperan penting dan lebih banyak interpretasi dimungkinkan karena mengetahui bagaiamana perkembangan individu dapat melakukan proses dan sejarah Tabuik di kota Pariaman. mental, yakni berkomunikasi Dalam upaya pengumpulan data dengan dirinya sendiri (dalam yang relevan dengan objek penelitian, Mulyana, 2010: 71-72) maka penulis menggunakan beberapa metode agar memperoleh data yang akurat dan diperlukan. Pengumpulan METODE PENELITIAN data yang dilakukan agar dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah Metode penelitian yang sekaligus mempermudah penyususunan dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian tersebut. Pengumpulan data deskriptif kualitatif yang memberikan yang dilakukan untuk penelitian ini gambaran secara sistematis fakta-fakta terdapat beberapa cara yang dilakukan. atau karakteristik populasi tertentu Penelitian ini mengarah pada secara faktual dan cermat. Bogdan dan Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 4 metodologi penelitian kualitatif, karena memiliki kebudayaan yang tinggi pada dasarnya penelitian ini berusaha dalam berkomunikasi (Mulyana, untuk memberikan gambaran mengenai 2010:92). Simbolik adalah sebuah Makna Simbolik Upacara Tabuik di prilaku atau praktek yang mempunyai Kota Pariaman Sumatra Barat. Proses hubungan dengan lambing atau benda analisis dapat dilakukan semenjak data dan lain sebagainya yang mengatakan dikumpulkan. Pengolahan dan analisa sesuatu hal dan memiliki makna data ini dilakukan dengan tetap tersebut. Kebudayaan merupakan suatu mengacu pada teori-teori yang perilaku simbolik. berhubungan dengan masalah dan Dalam setiap rentetan prosesi kemudian akan ditarik kesimpulan dan upacara Tabuik ini memiliki makna disertai dengan saran-saran yang khusus di dalamnya. Gerakan pada dianggap perlu. Data yang diperoleh prosesi upacara Tabuik akan dikumpulkan, dikategorikan dan menggambarkan bagaimana bentuk disesuaikan polanya terhadap ekpresi rasa duka mendalam terhadap permasalahan yang ada, data yang wafatnya cucu nabi Muhammad SAW. diperoleh akan disajikan dalam bentuk Prosesi upacara Tabuik ini di mulai dari uraian deskripsi yang disusun secara tanggal 1 Muharram hingga pada sitematik agar mudah dipahami. puncak acara pada tanggal 10 Muharram. Adapun aspek sosial pada HASIL DAN PEMBAHASAN prosesi upacara Tabuik ini adalah : Makna Simbolik Upacara Tabuik di Kota Pariaman Sumatra Barat Upacara Mambuek Deraga (Upacara Membuat Daraga) Dalam premis interaksi Beberapa hari sebelum prosesi simbolik menyebutkan bahwa individu Tabuik dimulai terlebih dahulu masing- merespon suatu interaksi simbolik masing rumah Tabuik mendirikan (mulyana, 2010:71-73). Situasi sebuah tempat yang dilingkari dengan simbolik dalam upacara Tabuik di kaji bahan alami (pimpiang), terlihat seperti melalui dua aspek yaitu mencakup benteng yang berbentuk segi empat aspek sosial (perilaku manusia) dan berukuran lima kali lima meter, dan aspek fisik (benda) akan dikelilingi oleh kain putih dan di dalamnya diberi tanda sebagai kiasan Makna Simbolik Upacara Tabuik di bercorak makam yang dinamakan Kaji dalam Aspek Sosial dengan “Daraga“. Fungsi dari Daraga adalah sebagai pusat dan tempat alat Situasi simbolik dalam ritual, merupakan tempat pelaksanaan pertunjukan upacara Tabuik dikaji maatam. Masyarakat Pariaman dalam aspek sosial (perilaku manusia). membuat dua deraga, yaitu deraga Aspek sosial dalam upacara Tabuik di Pasa (balai) dan deraga Subarang. kota Pariaman didominasi pada perilaku nonverbal meliputi gerakan- Upacara Mengambiak Tanah gerakan yang di tampilkan selama (Upacara Mengambil Tanah) prosesi upacara Tabuik. Komunikasi nonverbal adalah Prosesi ini dilakukan tepat pada proses simbolik, salah satu kebutuhan tanggal 1 Muharam. Prosesi ini pokok manusia. Manusia memang biasanya dilaksanakan oleh seorang makhluk satu-satunya yang laki-laki yang berasal dari keluarga menggunakan lambang. Kemampuan pengurus Tabuik. Sang pengambil manusia menggunakan simbol tanah ini harus memakai kain putih. membuktikan bahwa manusia sudah Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 5

Kain putih ini berarti kejujuran dari Orang-orang kampung akan pergi ke kepemimpinan Husein. hutan beramai-ramai dan mencari Setelah tanah yang di ambil di pohon pisang, yang kemudian ditebas. bungkus dengan kain putih kemudian Dalam prosesi ini batang pohon pisang dimasukkan ke belanga yang juga di harus terpotong dalam satu tebasan. bungkus dengan kain putih dan di Yang menebas batang pisang ini letakkan di deraga masing-masing dua haruslah laki-laki yang menggunakan kelompok Tabuik, dan ini menandakan semacam baju . Untuk menebasnya bahwa prosesi pertama telah di biasanya penebas menggunakan lakukan. Prosesi ini dimulai dari deraga pedang yang sudah diasah agar tajam atau tempat pembuatan Tabuik sampai setajam-tajamnya. tempat pengambilan tanah, kemudian Prosesi meambiak batang kembali ke deraga dilakukan dengan pisang artinya adalah tubuh manusia suatu arak-arakan yang dimeriahkan itu bagaikan batang pisang yang kadar dengan gendang Tasa. airnya lebih banyak dari api maupun Makna simbolik yang tanah untuk itu berlaku dan berfikirlah terkandung dari upacara pengambilan seperti air yang mengalir, tidak tanah ini membuat upacaranya begitu memaksakan kehendak apabila ingin sakral dan hanya dilakukan oleh orang sempurna. Jadi, sebelum melakukan yang dipercaya oleh Tuo Tabuik apapun sebaiknya di pikirkan terlebih masing-masing wilayah. Mengambil dahulu dengan pikiran yang tenang dan tanah dilaksanakan oleh dua kelompok tidak boleh bersikap egois. Tabuik yaitu kelompok —Tabuik Pasa“ dan —Tabuik Subarang“. Masing- Upacara Maatam Panja (Peristiwa masing kelompok mengambil tanah Maatam) pada tempat (anak sungai) yang Prosesi maatam dilaksanakan berbeda dan berlawanan arah. Makna pada tanggal 7 Muharam setelah shalat anak sungai yang berlawanan arah dzuhur oleh orang (keluarga) penghuni merupakan simbolik bahwa dalam deraga. Prosesi ini dilakukan dengan pelaksanaan Tabuik antara Tabuik Pasa cara mengitari deraga sambil membawa dan Tabuik Subarang adalah peralatan Tabuik seperti panja (jari), berlawanan dan saling bertentangan. pedang dan sorban. Mereka Tabuik Pasa di desa Pauh, sedangkan mengelilingi deraga sambil menangis Tabuik Subarang di alai-gelombang terisak-isak. Prosesi ini merupakan yang berjarak ±600 meter dari Daraga tanda kesedihan mereka yang (Rumah Tabuik). Diibaratkan makna mendalam atas mati syahidnya Husein. dalam prosesi mengambiak tanah ini Makna simbolik dari maatam adalah manusia berasal dari saripati artinya meratapi kepergian orang yang tanah dan akan kembali ke tanah juga. mati dalam memperjuangkan Hal ini berarti kita tidak boleh kebenaran (mati syahid) dan sombong dalam berprilaku, karena kita menyesalkan kematian orang yang di ciptakan dari tanah, dan kita akan salah dalam mengambil keputusan. kembali ketanah juga nanti jadi tidak Sebelum berbuat hendaknya di pikirkan perlu ada yang di sombongkan di dunia terlebih dahulu apa yang akan di ini. lakukan agar tidak ada penyesalan yang akan terjadi di belakangan. Upacara Menabang batang pisang (Upacara Menebang Batang Pisang) Upacara Maarak Panja/Maarak Jari- Prosesi ini dilakukan tengah Jari (Upacara Mengarak Jari-Jari) malam tepat pada tanggal 5 Muharam.

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 6

Prosesi ini dilakukan pada hari berprilaku tidak boleh berprasangka yang sama dengan upacara maatam buruk karena hal ini akan mengganggu panja. Panja merupakan sebuah kubah ketentraman terhadap diri sendiri juga. yang terbuat dari kertas kaca dan Orang yang suka berfikiran positif bingkai bambu. Kertas ini digambari hidupnya akan lebih bahagia. dengan tangan dengan jari-jari yang putus. Di dalam panja itu diberikan Upacara Tabuik Naik Pangkek lilin. Panja akan diarak keliling (Upacara Tabuik Naik Pangkat) kampung. Kelompok ini akan Prosesi ini dilakukan pada dini mmperlihatkan kepada seluruh hari tanggal 10 Muharam dan berada di masyarakat bagaimana kesedihan hari utama yaitu pada tanggal 10 mereka. Dan ini merupakan Muharam. Tabuik naik pangkek perlambangan bahwa jari-jari Husein diadakan pada dini hari menjelang telah di potong oleh musuh. Mereka fajar. Pada pagi hari Tabuik akan menceritakan akan kezaliman dikeluarkan dari kedua wilayah, Pasa sang penguasa, Yazid bin Muawiyah (Balai) dan Subarang yang akan terhadap Husein. dikeluarkan dari rumahnya. Kedua Makna simbolik dari maatam Tabuik itu akan di arak hingga artinya meratapi kepergian orang yang bertemu. Setelah bertemu Tabuik pun mati dalam memperjuangkan dipasangkan Upacara Tabuik Naik kebenaran (mati syahid) dan Pangkek. menyesalkan kematian orang yang Makna simbolik dari Tabuik salah dalam mengambil keputusan. naik pangkek ini adalah manusia yang Sebelum berbuat hendaknya di pikirkan telah berhasil melalui berbagai ujian terlebih dahulu apa yang akan di kejiwaan sehingga berkumpullah orang lakukan agar tidak ada penyesalan yang dilapangan untuk bergembira. Hal ini akan terjadi di belakangan. menjelaskan bahwa semua kesulitan akan dapat dilewati. menjadi satu Upacara Maarak Saroban (Upacara kesatuan Tabuik yang utuh. Mengarak Sorban) Peristiwa maarak saroban Pesta Hoyak Tabuik (Pesta dilakukan pada petang hari tanggal 8 Menggoyangkan Tabuik) Muharam yang bertujuan untuk Sepanjang hari tanggal 10 menginformasikan kepada anggota Muharam mulai pada pukul 09.00 wib masyarakat yaitu dengan cara dua Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang mengarak keliling kampung sebagai disuguhkan ketengah pengunjung pesta pertanda atas ritual yang dilakukan. Hoyak Tabuik sebagai hakikat Upacara maarak sorban hampir serupa peristiwa perang karbala dalam islam. dengan peristiwa maarak panja, bahwa Acara Hoyak Tabuik akan berlangsung kagiatan ini juga diiringi oleh gemuruh hingga sore hari Tabuik diarak oleh bunyi gendang tasa serta diikuti oleh rombongan ke pantai Gandoriah untuk pria yang membawa miniatur Tabuik dihanyutkan. Lenong. Prosesi ini melambangkan Makna simbolik pada upacara bahwa kepala dari Husein telah di Tabuik naik pangkek ini pada akhirnya penggal bak hewan. Tabuik bisa di sandingkan di tengah Makna simbolik dari maarak pasar untuk di pertontonkan kepada saroban ini artinya adalah masyarakat banyak yang berarti berbahagialah setiap manusia yang menunjukan bagaiamana perdamaian lebih menggunakan akal logika dari dan kebahagian setelah berdamai. Dan pada dugaan dan perasaan. Dalam

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 7 berpesta untuk kebahagiaan atas menyambut sebagai isyarat tiada perdamaian yang telah terjadi. didunia ini yang sempurna kecuali kebesaran sang pencipta dan kita harus Tabuik Dibuang Kalauik (Tabuik merapat dan bersyukur. Dibuang Kelaut) . Tepat pukul 18.00 wib senja Makna Simbolik Upacara Tabuik hari tanggal 10 Muharam sebelum Dikaji Dalam Aspek Fisik matahari tenggelam, kedua Tabuik Dalam interaksi simbolik, dilemparkan ke laut oleh kedua terdapat aspek fisik (benda) yang kelompok anak nagari Pasa dan meiliputi ornamen ornamen yang di Subarang di tengah kerumunan para gunakan pada bangunan Tabuik. pengunjung yang hanyut oleh rasa Tabuik setinggi 10 meter ini, berbentuk haru. Maka selesailah prosesi pesta bangunan yang terdiri dari 5 bagian. budaya Tabuik. Yaitu puncak, gomaik, pangkat atas, Setelah Tabuik ditenggelamkan pangkat bawah dan bouraq. Ornamen- kelaut, warga dimulai dari anak-anak ornamen yang di pergunakan hingga orang dewasa berlari untuk merupakan suatu simbol yang langsung menyerbu untuk mengambil mempunyai makna tertentu yang bagian-bagian dari Tabuik. Hal ini terkandung pada bangunan Tabuik. sudah menjadi kepercayaan masyarakat Simbol-simbol yang ada pada ornamen Pariaman bahwa bagian-bagian dari Tabuik ini. bangunan Tabuik ini dapat membawa Hingga saat ini semua ornamen kemakmuran dan keberuntungan bagi yang semarak pada bangunan Tabuik yang mendapatkannya. Seperti ini terus di pergunakan dan terus di pedagang mereka percaya dagangan pertahankan dan dijadikan sebagai icon mereka akan lebih laris dan ramai. kota Pariaman. Pada fisik pada Oleh sebab itu Tabuik langsung diserbu bangunan Tabuik ini menyimbolkan oleh warga. bagaimana aturan-aturan, tingkah laku Makna simbolik dari Tabuik di serta ciri khas kota Pariaman yang buang ke lauik ini adalah membuang tidak boleh di hilangkan dan harus semua permasalahan yang telah terjadi dilestarikan secara menerus. Adapun diantara kedua belah pihak. Semuanya fisik dari bangunan Tabuik ini dibagi di buang agar tidak terjadi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu : perkelahian dan setelah masalah itu di buang dan semua akan menjadi damai Puncak sehingga tidak ada lagi perasaan Puncak melambangkan dendam di antara satu dengan lainnya. pimpinan dan merupakan tempat untuk Setelah Tabuik dibuat dengan mendapatkan perlindungan. Puncak berbagai prosesi yang memberikan terdiri dari 3 bagian yaitu: pembelajaran bagaimana hidup yang sebenarnya. Kemudian masing-masing a. Burung merpati yang berwarna individu merasa dia yang sempurna putih di puncak Payung bungo dengan saling merendahkan orang lain salapan Panji Rasul menghiaskan sehingga timbul pertempuran baru yang bahwa Ruh manusia berasal dari akhirnya di selesaikan. Dengan di Luh Mahfuz (langit ke tujuh). buangnya Tabuik ke laut maka segala Burung berwarna putih ini terletak masalah yang tadinya terjadi juga di paling atas bagian Tabuik, burung hilang bagai ornament ombak laut yang berwarna putih berarti pecah dan hilang di tepi pantai, menggambarkan kesucian dan kumandang adzan pun magribpun kebersihan. Burung adalah hewan

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 8

yang bisa terbang dilangit, hal ini menggambarkan kelembutan dan menggambarkan bahwa ruh manusia ketulusan berasal dan nantinya juga akan di amgkat dan di bawa kelangit Pangkat Atas b. Payuang Bungo Salapan besar Pangkat atas atau pangkek ateh mengkhiaskan Panji Rasullullah melambangkan unsur yang ada dalam yang merupakan tempat berlindung masyarakat yang bersatu sesuai dengan sebenarnya baik di dunia maupun di fungsi masing-masing untuk mencapai akhirat kelak terutama di Yaumil tujuan yang benar. Bagian Pangkat ma‘syar. Payung besar ini Atas terdiri dari 5 unsur yaitu: diibaratkan adalah payung dapat memberikan perlindungan, dan kita a. 12 buah lapis-lapis merupakan mendapatkan perlindungan di dunia syimbol dari tigo tungku sajarangan dan di akhirat apabila selalu yang harus di taati sepanjang waktu. berdasarkan aturan dan menjauhkan Dari hasil negoisasi pada pertemuan diri dari larangan-Nya. Dan selalu pemuka adat di Sumatra Barat harus mengikuti sebagaimana ajaran berdasarkan aturan yang telah di Rasulullah SAW. Payuang bunga tentukan oleh tigo tungku salapan besar ini berada di puncak sajarangan, tigo tungku sajarangan bangunan Tabuik. Payuang ini ini adalah suatu perjanjian yang menggambarkan bagaiamana di kota dilahirkan yang bunyinya kekuasaan Pariaman ini masyarakat berprilaku tidak boleh di pisahkan antara Ninik berdasarkan syariat Islam Mamak, Cerdik Pandai, dan Kaum c. 12 buah salapah atas Gomaik di Ulama. Ketiganya ini harus saling ibaratkan mahkota yang bahu membahu untuk permaslahatan mengkhiaskan tingginya derajad negeri yaitu dikenal dengan tigo Rumah Allah dimuka bumi sehingga tungku sajarangan. kita wajib memuliakannya selama b. Jantuang-jantuang, Simbol dari 12 bulan dalam setahun terutama adaik basandi sarak, sarak basandi dalam 3 masa darurat seperti Subuh, kitabullah yang berarti adat Juhur maupun Ashar. berdasarkan syariah, syariah berdasarkan Al-Quran. Adaik besandi syarak, sarak besandi Gomaik kitabullah ini merupakan semboyan Merupakan cerminan suara masyarakat Minangkabau, suatu tindakan yang berlandaskan pada kebiasaan masyarakat harus kebenaran. Gomaik merupakan mempunyai aturan atau norma lambang kerajaan Allah tempat umat dimana norma itu harus sejalan islam merendahkan diri dalam dengan aturan Allah. tigo tungku beribadah dan dihiasi kupu-kupu sajarangan harus berdasarkan oleh lambang kelembutan yang artinya semboyan ini. disinilah tempat yang teraman. c. Payuang bungo Salapan pertama Hiasan kupu-kupu pada Payuang bungo salapan pertama bangunan Tabuik ini tidak pernah yaitu payung yang di hiasi oleh ketinggalan. Kupu-kupu yang ada pada bunga yang ada pada pangkat atas Gomaik ini bukan hanya sekedar tabuik yang berjumlah 4 buah yang hiasan untuk mempercantik bangunan berarti mengkhiaskan pernaungan Tabuik ini saja, semua yang ada pada dari empat sahabat (Tabi‘in) yang bangunan Tabuik ini memiliki makna mengembangkan ajaran islam. Pada tertentu, termasuk kupu-kupu yang ada zaman dahulu 4 sahabat ini datang pada Gomaik ini. Kupu kupu ini Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 9

ke Pariaman untuk menyebarkan a. Badan bouraq, tubuhnya agama islam, hingga pada saat ini menggambarkan kearifan dan agama Islam di Pariaman sangat kesempurnaan. Bouraq kendaraan melekat pada nilai dan norma norma surga yang maksudnya sarana untuk yang berlaku. mengangkut hukum ( syari‘at) islam d. Bungo Salapan yang menempel di dalam shalat 5 waktu itubagai payung menisbatkan Gadis hewan buraq yang kecepatannya 7 Pariaman itu di pagar atau dijaga kali lebih cepat dari pada kecepatan oleh kekuatan hukum adat dan cahaya dan dihiasi dengan gambar agama sehingga kesuciannya kalajengking yang menisbatkan terjamin. Bunga di ibaratkan adalah kekuatan orang Pariaman ada di seorang gadis dan bunga ini segala penjuru terutama yang digunakan untuk menghiasi payuang berbahaya ekornya. bungo salapan besar yang terletak di b. Ekor Bouraq, berbentuk lingkaran puncak Tabuik, payuang bungo hati yang bersumbu dan dikuatkan salapan pertama yang terletak di dengan gambar kepiting artinya sifat pangkat atas dan payung bungo rasa yang saling berjalinan dan salapan kedua yang terletak di sampai menyampaikan karena pangkat bawah yang di beri warna kepiting merupakan syimbol syiar putih yang berarti suci yang mana menggambarkan bagaiamana Pangkat Bawah kesucian gadis-gadis Pariaman. Pangkat Bawah atau Pangkek e. Biliak-biliak merupakan khiasan Bawah Sari Tabuik mencerminkan dari makhtabnya sahabat yang tujuan yang dicapai harus musyawarah empat namun pada Tabuik Pasa untuk mendapatkan kesepakatan Biliak biliak jumlahnya ganjil 3-5-7 bersama. karna khiasan dari posisi pemimpin

pemberi keputusan seperti makhtab a. Pasu-pasu pertama simbol dari niniak mamak, Alim Ulama, Cadiak tempat derajad kemuliaan para Pandai, Pemuka masyarakat, Bundo Tabi‘in dan ini merupakan model kanduang, Urang Sumando , anak atap mesjid ciri khas masyarakat kamanakan. Hal ini masih di Pariaman.

aplikasikan dalam kehidupan sehari- b. Tonggak miring pada pasu-pasu, hari di nagari Pasa dimana tiang maatam atau tonggak masyarakat melibat aktifkan kematian. Dalam maatam Pemuka Masyarakat dan Urang digambarkan bagaiamana bentuk Sumando bahkan mempercayainya peristiwa kesedihan dan meratapi.

dalam memegang jabatan sentral c. Ula Gerang (tiang kecil penyangga atau pengambilan keputusan untuk biliak-biliak) artinya tongkat estafet kemaslahatan bersama dan hal ini islam dari sahabat/imam yang tidak berlaku di nagari Subarang. rempat bagai ular gerang di laut tenang tapi sangat berbisa. d. 4 payung bungo salapan kedua Bouraq menisbatkan panji pernaungan itu Bouraq adalah ilustrasi terus turun berjenjang dari nabi ke berwajah manusia berbadan mirip sahabat yang empat (Tabi‘in) dan seekor kuda dan berbadan sayap, yang terus ke Tabiin tabiin hingga akhir melambangkan arak-arakan yang zaman membawa peti yang dalam filosofi minang ninik mamak,

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 10

Bentuk Pergeseran Makna Upacara Muhammad SAW yang wafat pada Tabuik Dari yang Dulu Dibandingkan Padang Karbala. Kini upacara budaya Dengan yang Sekarang. Tabuik semakin mengalami pergeseran pada sebagian ritualnya sehingga Tabuik merupakan suatu ritual makna upacara budaya Tabuik ini pun keagamaan masyarakat Pariaman turun mengalami pergeseran. Upacara Tabuik temurun yang di kembangkan oleh kini hanya lebih menampilkan atraksi penganut islam Syi‘ah yang datang ke keseniannya dan di tampilkan dalam Pariaman. Dewasa ini upacara Tabuik bentuk hiburannya saja. Rentetan mengalami pro dan kontra di masyrakat prosesinya dilakukan hanya sebagai Pariaman, terjadi perselisihan tradisi saja dan dilakukan dalam bentuk pandangan tentang prosesi upacara simbolis dengan maksud untuk menarik Tabuik ini antara Pemerintah Kota perhatian wisatawan dan dikemas Sumatra Barat dengan masyarakat semenarik mungkin. Pariaman dan didukung pula oleh Masyarakat Pariaman sadar eksistensinya di tengah-tengah bahwa ajaran Syi‘ah merupakan ajaran masyarakat yang terkontaminasi dan yang menyimpang dalam Islam. terganggu oleh desakan otonomi Akibatnya Tabuik menjadi kontroversi daerah, pariwisata, dan otoriter dikalangan masyarakat apakah harus pemerintahan. Upacara Tabuik ini dihilangkan atau tetap dilestarikan. bukanlah menjadi upacara adat lagi Lalu pada akhirnya setelah melalui melainkan masyarakat hanya pembicaraan antara pemuka memandang dari sisi tradisinya saja. masyarakat dan melalui kesepakatan Sejak tahun 2005. Pemerintahan bersama diputuskan bahwa Tabuik Indonesia telah menjadikan Sumatra akan tetap dilestarikan namun Barat sebagai salah satu bentuk target maknanya diubah. Kini Tabuik hanya utama pariwisata Indonesia. Sumatra bertujuan sebagai objek wisata dan Barat sangat potensial dikembangkan dilakukan untuk melestarikan budaya menjadi daerah wisata. Baik wisata Pariaman agar tidak punah. Kebijakan alam, maupun wisata budaya dan Pemerintah Kota Pariaman yang ekowisata. Salah satu atraksi yang menjadikan Tabuik sebagai objek memiliki potensi untuk di tawarkan wisata nasional dengan tujuan untuk kepada wisatawan adalah —Pesata meningkatkan pendapatan daerah Budaya Tabuik“. Festival budaya mendapat dukungan penuh dari para Tabuik masuk kedalam kalender acara pemuka masyarakat dan masyarakat wisata Sumatra Barat dan kalender Pariaman. Pada saat ini, setiap wisata nasional yang di buat oleh tahunnya pada perayaan Tabuik Kota pemerintah setempat. Pariaman selalu ramai dengan Masyarakat Pariaman wisatawan yang datang untuk melihat merupakan masyarakat yang menerima Tabuik. perkembangan dari luar yang masuk. Dahulu, tiap-tiap wilayah di Seiring perkembangan waktu, makna Pariaman memiliki Tabuik masing- pada budaya Tabuik mengalami masing. Total Tabuik yang akan pergeseran. beberapa proses perubahan dipertandingkan dan akhirnya dalam hal pelaksanaannya namun tidak ditenggelamkan berjumlah 13 buah. merubah simbol-simbol dari upacara Namun mengingat anggaran untuk Tabuik ini. Pada mulanya upacara membuat Tabuik memakan dana yang Tabuik ini merupakan ritual keagamaan cukup besar dan pada saat itu juga islam Syi‘ah sebagai peringatan perang tidak ada keinginan masyarakat untuk Karbala dan bentuk rasa duka melaksanakan karena terjadinya mendalam terhadap wafatnya cucu nabi Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 11 perkelahian masal yang mengganggu perkelahiannya tidak lagi laksanakan ketentraman kota, Pemerintah Kota melainkan diganti dengan fragmen Pariaman membuat kebijakan untuk tearikal secara kolosal (sandiwara menghentikan perayaan Tabuik pada perkelahian) yang di laksanakan di tahun 1969. Di Pariaman ada istilah alam terbuka. Kini, upacara Tabuik Tiga Tungku Sijarangan yang artinya hanya menggunakan prosesi-prosesinya Tiga Pemuka Kekuasaan yang terdiri hanya melihat dari tradisinya saja dari Ninik Mamak, Cerdik Pandai dan dalam bentuk simbolik tanpa Alim Ulama. Hasil dari pertemuan tiga menghilangkan simbol-simbol yang pemuka kekuasaan ini menyimpulkan ada di dalamnya. bahwa budaya Tabuik adalah salah satu Upacara Tabuik ini, di adakan budaya yang berharga di Pariaman dan selama 10 hari, dimulai dari tanggal 1 harus dihidupkan lagi untuk muharam hingga acara puncaknya pada melestarikan kebudayaan Pariaman. tanggal 10 Muharam. Selama 10 hari Akhirnya pada tahun 1980 Tabuik ini di adakan prosesi-prosesi rentetan dihidupkan kembali. Namun mengingat acara yang sudah mentradisi anak pembiayaan yang cukup besar, maka nagari. Kini jadwal dan pelaksanaan Tabuik dibuat menjadi dua saja yaitu upacara Tabuik ini banyak mengalami Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. pergeseran, rentetan prosesi upacaranya Hingga saat ini kedua Tabuik tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya yang masih bertahan untuk ditampilkan pada telah di tentukan sebelumnya. saat Upacara Tabuik berlangsung. Rentetan upacara Tabuik ini banyak Upacara Tabuik sekitar tahun tidak sesuai lagi dengan waktu 90an di bekukan, karena selalu di ikuti pelaksanaanya. Karena pemerintah dengan kekerasan yaitu perkelahian hanya mementingkan untuk tujuan antara dua kubu yaitu kubu Pasa wisata. maupun kubu Subarang. Perkelahian Upacara Tabuik kali ini di adakan ini seakan menggambarkan bagaimana selama 16 hari, yakni dimulai dari kekerasan yang terjadi pada zaman tanggal 25 Oktober hingga tanggal 9 dahulu antara Hussein melawan tentara November 2014 (1 muharam hingga Muawiyah yng di pimpin oleh raja 16 muharam). Prosesi ritual tersebut Yazid. Perkelahian benar benar terjadi, tidak berjalan semestinya. Jadwal diiringi oleh iringan gendang tasa yang Manabang batang pisang yang menambah semangat dan membuat harusnya dilaksanakan pada tanggal 5 perkelahian semakin panas. Tak sedikit Muharram, tahun ini menjadi tanggal 4 yang terluka dalam perkelahian ini, Muharram, upacara maatam panja Namun setelah perkelahian selesai dan yang seharusnya tanggal 7 Muharam Tabuik pun telah di buang ke laut, menjadi 6 Muharam. Upacara Tabuik merekapun semua berdamai dan Naik Pangkek yang di adakan pada kembali kerumah masing masing. Hal dini hari menjelang fajar pada tanggal ini di maksudkan bahwa bagaimana 10 Muharram pada tahun ini di adakan pun perkelahian yang terjadi, harus di pada tanggal 16 Muharram dan akhiri dengan berdamai. dilakukan di pagi hari, Pesta Hoyak Atas inisiatif anak kemanakan Tabuik dan Tabuik di buang ke lauik di Tuo Tabuik pasa dan tuo Tabuik adakan pada tanggal 16 Muharram subarang di gelarlah kembali perayaan yang seharusnya pada tanggal 10 Tabuik namun telah di modifikasi Muharram menjadi Tabuik adat yang bernuansa Prosesi ritual upacara Tabuik ini pariwisata dimana prosesi adatnya tetap menjadi tidak jelas karena tidak adanya dilaksanakan namun atraksi koordinasi pihak terkait dengan Tetua

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 12

Tabuik. Seharusnya Upacara Tabuik ini Tabuik Pariwisata hanya dengan di serahkan oleh anak nagari, dan satu prosesi yakni —hoyak“ Pemerintah kota Pariaman cukup (mengarak dan menggoyang) menjadi fasilisator dan mengontrol Tabuik. pelaksanaan. Pemerintah daerah sudah memasuki wilayah adat dengan Kesimpulan membuat jadwal tanpa persetujuan anak Adapun makna simbolik yang nagari. terdapat pada upacara Tabuik di kota Pertimbangan hari libur, karena Pariaman Sumatera Barat dapat 10 Muharram bertepatan dengan hari disimpulkan sebagai berikut: senin, maka puncak upacara Tabuik di undur menjadi minggu. Hal itu 1. Sebagai permainan anak nagari, dilakukan mempertimbangkan kesenian di Minangkabau sangat wisatawan domestik dan mancanegara bervariasi, salah satunya adalah serta perantau, karena hari itu sekaligus Upacara Tabuik yang merupakan berlibur ke Pariaman sehingga kota itu suatu ritual khusus keagamaan menjadi ramai. Upacara Tabuik kali ini masyarakat Pariaman dalam mengutamakan unsur menyambut tahun baru islam. kepariwisataannya agar Pariaman lebih Situasi simbolik dalam pertunjukan dikenal. upacara Tabuik dikaji dalam aspek Biaya pembuatan Tabuik tahun sosial (perilaku manusia). Aspek ini lebih banyak digunakan dalam acara sosial dalam upacara Tabuik di kota kesenian yang sebenarnya bukan inti Pariaman didominasi pada perilaku dari prosesi ritual. Dalam Pesta Budaya nonverbal meliputi gerakan-gerakan Tabuik ini tidak hanya menampilkan yang di tampilkan selama prosesi kesenian anak Nagari saja, tapi juga upacara Tabuik. Gerakan-gerakan kesenian dari kota tetangga seperti ini menggambarkan bagaimana Jambi, Bengkulu, Medan dan kekerasan dalam peperangan antara sebagainya. Sedangkan prosesi ritual Hussein dan tentara Muawiyah yang yang sebenarnya memiliki nilai jual mengakibatkan husein wafat secara terutama bagi wisatawan malah jadi tidak wajar di Padang Karbala 681 terabaikan. Masehi. Perilaku nonverbal yang Pemerintah daerah kota Pariaman dilakukan selama prosesi upacara telah mengambil alih upacara Tabuik Tabuik ini merupakan bentuk yang di beri nama —Pesta Budaya ekspresi kekecewaan dan duka Tabuik“ ini sepenuhnya hanya untuk mendalam serta mengingat kembali kepentingan wisatanya saja dan bagaimana peristiwa yang terjadi. menghilangkan tradisi-tradisi yang ada Aspek sosial dari upacara Tabuik dalam upacara Tabuik ini. Pemerintah ini, dapat dilihat dalam prosesi kota Pariaman menambah kegiatan pelaksanaan upacara Tabuik yang di tradisi budaya —Pesta Tabuik“ dari satu lakukan selama 10 hari. Pada kali menjadi dua kali setahun, dengan pelaksanaan upacara Tabuik terdapat menggelar —Hoyak Tabuik Pariwisata“. beberapa tahap yang harus dilalui Perbedaannya antara yaitu upacara membuat deraga, antara Tabuik adat dengan Tabuik upacara mengambil tanah, upacara Pariwisata adalah, Tabuik adat menebang batang pisang, peristiwa dilaksanakan untuk menyambut maatam, upacara mengarak jari-jari, tahun baru islam dan upacara mengarak sorban, upacara dilaksanakan sesuai dengan Tabuik naik pangkat, pesta Hoyak prosesi-prosesi adat, sedangkan Tabuik dan yang terakhir adalah

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 13

Tabuik dibuang kelaut. Semua mempererat tali silah turahmi antara prosesi yang dilakukan didalamnya sesama masyarakat Pariaman dan memiliki makna-makna tertentu para perantau. yang telah dibuat dari interaksi sosial yang telah dilakukan DAFTAR PUSTAKA 2. Situasi simbolik dalam upacara Tabuik juga dapat dilihat dalam aspek fisik (benda). Pertunjukan Mulyana, Deddy. (2010). Ilmu upacara Tabuik meliputi benda- Komunikasi: Suatu Pengantar. benda yang ada pada ornamen Bandung : Remaja Rosdakarya Tabuik. Semua ornamen-ornamen yang digunakan memiliki makna Mulayana, Rohmat, (2004) tertentu. Pada bangunan Tabuik ini Mengartikulasikan Pendidikan terdiri dari 5 bagian utama yaitu Nilai, Bandung: Alfabeta Puncak (burung berwarna putih di puncak Payung bungo salapan, Puji Qomariyah. (2008). Sosiologi. Payuang Bungo Salapan dan 12 Jogjakarta. Pustaka Pelajar. buah salapah atas Gomaik), Gomaik, Ruslan, Rosady. (2010). Metode Pangkat Atas (12 buah lapis-lapis Penelitian Public Relations dan sebagai syimbol dari tigo tungku Komunikasi. Jakarta : Rajawali sajarangan, jantuang-jantuang, Press. payuang bungo salapan, bungo salapan, pasu-pasu, tonggak miring Sobur, Alex. (2004). Semiotik pada pasu-pasu, biliak-biliak, ula Komunikasi Cetakan II. gerang dan 4 payung bungo salapan Bandung : Remaja Rosdakarya. kedua), Bouraq, Pangkat Bawah Yasir, (2009) Pengantar Ilmu Sari Tabuik (ekor bouraq). Komunikasi. Pekanbaru : Pusat 3. Kini upacara Tabuik dijadikan pengembangan Pendidikan pemerintah kota Pariaman menjadi Universitas Riau objek Pariwisata dan telah di jadikan event tetap yang rutin di adakan setiap tahunnya. Dengan dijadikannya Tabuik menjadi objek pariwisata terjadilah pergeseran makna dari upacara Tabuik. Hal ini dapat di lihat bahwa dulu Tabuik merupakan ritual khusus keagamaan islam Syi‘ah. Kini Tabuik di maknai masyarakat hanya sebagai hiburan dan atraksi kesenian saja untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara agar datang dan berkunjung ke Pariaman untuk meningkatkan perekonomian daerah serta mempromosikan daerah wisata alam Sumatra Barat dan juga

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Februari 2015 Page 14