Mandalika, Lala Buntar, Dan La Hila: Perbandingan Cerita Rakyat Sasak, Samawa, Dan Mbojo

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Mandalika, Lala Buntar, Dan La Hila: Perbandingan Cerita Rakyat Sasak, Samawa, Dan Mbojo MANDALIKA, LALA BUNTAR, DAN LA HILA: PERBANDINGAN CERITA RAKYAT SASAK, SAMAWA, DAN MBOJO MANDALIKA, LALA BUNTAR, AND LA HILA: COMPARATIVE STUDY OF SASAK, SAMAWA, ANG MBOJO FOKLORES Syaiful Bahri Kantor Bahasa NTB, Jalan Dokter Sujono, Mataram, NTB Ponsel: 08175725520, Pos-el: [email protected] Diterima: 2019; Direvisi: 4 Desember 2019; Disetujui: 4 Desember 2019 DOI https://doi.org/10.26499/mab.v13i2.262 Abstrak Artikel ini mengkaji cerita rakyat Sasak, Samawa, dan Mbojo, yakni Mandalika, Lala Buntar, dan La Hila. Ketiga cerita rakyat tersebut diambil melalui studi pustaka terhadap hasil penelitian dan kumpulan cerita rakyat. Ketiga cerita rakyat sebagai sumber data dibandingkan untuk melihat bagian- bagian yang menunjukkan persamaan dan perbedaan. Dengan melakukan perbandingan terhadap unsur intrinsik pembangun karya sastra, ditemukan adanya perbedaan ketiga cerita terdapat pada unsur tokoh dan penokohan serta cara penyelesaian konflik atau permasalahan yang dihadapi. Adanya bagian-bagian yang menunjukkan perbedaan tersebut pada tahap yang lebih jauh menunjukkan persamaan. Perbedaan pada bagian tokoh dan penokohan disamakan oleh rupa tokoh yang sama-sama cantik sehingga menghadapi permasalah yang sama. Perbedaan cara penyelesaian konflik atau permasalahan disatukan oleh tujuan yang sama, yakni sama-sama bermaksud menjadikan diri mereka sebagai milik orang banyak, bukan orang tertentu. Adanya perbedaan pada beberapa unsur pembangun karya sastra mengarah pada maksud dan tujuan yang sama. Kata kunci: perbandingan; Mandalika; Lala Buntar; La Hila; cerita rakyat Abstract This article contains comparative analysis on Sasak, Samawa, and Mbojo folklores. The folklores compared here are Mandalika, Lala Buntar, and La Hila. These folklores are collected from library research; both from research results and folklore collection books. As data resources, these three folklores are analyzed comparatively to see their similarities and differences. Result of intrinsic analysis indicates that the characters, the characterization, and the way characters solute the conflict are different. The similarities of the three folklores are found that the characters are beautiful and confront the same problems. Though they solute the problems in different way, they make it for the same purpose. They finally solved the problems by making themselves not belong to certain person, but to all the people. Meaning that the difference of the characters, characterizations, and the problems has no significant impact as the solutions for the problems are made for the same purpose. Keywords: comparation; Mandilika; Lala Buntar; La Hila; folklore 1. Pendahuluan merupakan salah satu upaya menjaga Sasak, Samawa, dan Mbojo merupakan harmonisasi tersebut. Penyebutan Sasak, tiga suku besar yang mendiami wilayah Nusa Samawa, dan Mbojo menjadi akronim Tenggara Barat (NTB). Ketiganya sering Sasambo tersebut diikuti pula dengan adanya dikatakan juga sebagai suku asli, selain suku judul lagu, tarian, maupun produk lainnya lainnya sebagai pendatang, yang mendiami dengan judul atau nama Sasambo, misalnya dua pulau besar di NTB, yakni Pulau tari sasambo, batik sasambo, dan lain-lain. Lombok dan Sumbawa. Sebagian besar Sebelum adanya upaya harmonisasi masyarakat suku Sasak mendiami Pulau terbaru dengan membuat simbol-simbol Lombok, sedangkan masyarakat Samawa keterhubungan di antara ketiga suku besar dan Mbojo sebagian besar berada di Pulau tersebut, sejarah menunjukkan bahwa Sumbawa. Masyarakat Samawa sebagian interaksi antara ketiga suku, khususnya besar berada di Pulau Sumbawa bagian barat, Sasak dan Samawa sudah berlangsung sejak sedangkan masyarakat Mbojo lebih banyak lama. Kajian rekonstruksi bahasa mendiami Pulau Sumbawa bagian timur. menunjukkan bahwa bahasa Sasak dan Secara administratif, masyarakat suku Sasak bahasa Samawa berasal dari satu sebagian besar bertempat tinggal di semua subkelompok yang diturunkan dari kabupaten/kota di Pulau Lombok yang terdiri kelompok Bali-Sasak-Samawa (Mbete, atas empat pemerintahan kabupaten dan satu 1990). Berawal dari satu subkelompok kota madya. Sementara itu, suku Samawa bahasa sebelum berkembang menjadi bahasa sebagian besar berada di dua wilayah tersendiri menunjukkan bahwa hubungan administratif, yakni Kabupaten Sumbawa Sasak dan Samawa sangat dekat. Beberapa dan Sumbawa Barat. Suku Mbojo yang sumber sejarah juga menyebutkan, Sasak dan berada di bagian timur Pulau Sumbawa Samawa pernah berada pada satu pusat berada di tiga wilayah administratif, yakni kerajaan (Wacana, 1988; Mantja, 2011). Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, dan Salah satu cerita lisan juga menceritakan, Kota Bima. putera salah satu kerajaan di Lombok pernah Sebagai tiga suku yang mendiami dititipkan ke salah satu kerajaan atau sebagaian besar wilayah NTB, berbagai kedatuan di Sumbawa (Bahri, 2017). Semua upaya dilakukan untuk menjaga harmonisasi itu menunjukkan bahwa kedekatan antara ketiganya. Penyebutan gabungan ketiga suku Sasak dan Samawa sudah berlangsung lama. ini menjadi sebuah akronim Sasambo 190 | Mabasan, Vol. 13, No. 2, Desember 2019, hlm. 189—208 p-ISSN: 2085-9554, e-ISSN: 2621-2005 Mandalika, Lala Buntar, dan La Hila: Perbandingan … (Syaiful Bahri) Lokasi yang didiami suku Mbojo lebih pada kedekatan hubungan antara Sasak dan dekat dengan Samawa sehingga kedekatan Mbojo, terlebih sebagai suku yang secara historis keduanya lebih terlihat dibandingkan administratif berada dalam satu wilayah dengan Sasak. Hubungan yang sudah terjalin provinsi. Kedekatan hubungan Samawa dari sisi politik, sosial dan budaya semakin dengan Sasak maupun dengan Mbojo yang dipererat dengan pernikahan antara Sultan sudah berlangsung lama secara otomatis Abdul Hamid (Sultan ke-9 Bima yang berimbas pada telah berlangsung lamanya memerintah tahun 1773—1819). kedekatan hubungan Sasak dan Mbojo. Meninggalnya sultanah Sumbawa tersebut Dengan demikian, tidak salah jika dikatakan tidak menjadikan hubungan kekeluargaan bahwa berbagai bukti sebagaimana tersebut terputus. Hal itu diperlihatkan disebutkan di atas menunjukkan bahwa dengan keputusan Sultan Abdul Hamid yang hubungan tiga suku besar di NTB ini sudah menikahi Datu Sagiri atau Datu Giri yang berlangsung sejak lama. Keterhubungan tiga merupakan adik kandung dari almarhum suku ini juga terlihat dari adanya kemiripan Syafiatuddin. Jalinan kekeluargaan antara cerita rakyat. Terlepas dari adanya dua kerajaan tersebut kembali diperkuat kontroversi terkait adanya persamaan cerita dengan pernikahan putri Sultan Muhammad rakyat antara satu suku dengan suku lain, Salahuddin (Sultan Bima) dengan Sultan artikel ini mencoba melakukan perbandingan Sumbawa, Kaharuddin III. Pernikahan inilah cerita rakyat antara tiga suku besar yang ada yang kemudian melahirkan Muhammad di NTB, yakni Sasak, Samawa, dan Mbojo. Abdurrahman Daeng Raja Dewa (Daeng Cerita rakyat yang dibandingkan adalah Ewan) yang telah dinobatkan menjadi Sultan Mandalika (Sasak), Lala Buntar (Samawa), Sumbawa hingga sekarang dengan gelar dan La Hila (Mbojo). Dewa Masmaya Sultan Kaharuddin IV Mandalika, Lala Buntar, dan La Hila (Ismail dan Alan Malingi, 2018). merupakan tiga cerita rakyat yang dapat Pemaparan di atas memang dikategorikan sebagai legenda. menunjukkan kedekatan hubungan antara Pengelompokan ketiga cerita ini sebagai Sasak dengan Samawa dan Samawa dengan legenda disebabkan berisi latar belakang Mbojo. Posisi Samawa yang berada di adanya peristiwa maupun benda yang ada bagian tengah seolah menjadi penghubung pada masa sekarang. Hal itu sejalan dengan antara Sasak dan Mbojo. Kedekatan Dananjaja (1997) yang mengemukakan hubungan Samawa dengan Mbojo maupun bahwa keberadaan legenda biasanya Sasak secara tidak langsung berpengaruh disebabkan adanya benda, tempat, upacara, Mabasan, Vol. 13, No. 2, Desember 2019, hlm. 189—208 p-ISSN: 2085-9554, e-ISSN: 2621-2005 | 191 dan lain-lain yang kemudian dibuatkan cerita untuk melihat persamaan dan perbedaan di yang mengisahkan asal-usul benda, upacara, antara ketiga cerita tersebut. atau tempat tersebut. Kerbaradaan cerita Mandalika menjadi latar belakang adanya 2. Landasan Teori nyale yang dikenal masyarakat Sasak sampai Perbandingan dalam konteks ilmu sastra sekarang, begitu pula Lala Buntar dan La merupakan sebuah kajian tersendiri yang Hila yang masing-masing menjadi latar dikenal dengan istilah sastra bandingan. belakang keberadaan makam dan pohon Sejarah yang berkaitan dengan kajian sastra bambu pada masyarakat Samawa dan Mbojo. bandingan tidak bisa dilepaskan dari dua Cerita Mandalika, Lala Buntar, dan La mazhab yang melakukan perdebatan Hila memiliki kemiripan satu sama lain, mengenai kajian yang masuk dalam kategori tetapi terdapat bagian-bagian yang sastra bandingan. Dua mazhab yang menunjukkan perbedaan. Identifikasi adanya dimaksud dikenal dengan sebutan mazhab persamaan pada bagian-bagian yang Amerika dan mazhab Prancis. Kajian sastra menunjukkan perbedaan itulah yang akan bandingan menurut mazhab Amerika tidak dijawab dalam artikel ini. Persamaan dan hanya membandingkan sastra dengan sastra perbedaan tersebut diidentifikasi dengan saja, melainkan bisa juga sastra dengan karya melakukan perbandingan terhadap ketiga dalam bidang lain, seperti musik, tari, dan cerita rakyat tersebut. lain-lain. Tidak demikian dengan mazhab Kegiatan membandingkan cerita rakyat Prancis yang berpandangan bahwa kajian telah dilakukan Bahri dkk. (2015), Bahri sastra bandingan merupakan upaya (2017), Bahri (2018). Perbandingan tersebut membandingkan sastra dengan sastra, bukan dilakukan hanya sebatas cerita rakyat Sasak dengan bidang lain
Recommended publications
  • Download Article
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 478 Proceedings of the 2nd Tarumanagara International Conference on the Applications of Social Sciences and Humanities (TICASH 2020) The Role of Social Media and Youth Participation in Developing Local Tourism (Case Study On Generasi Pesona Indonesia Lombok) Septia Winduwati*, Universitas Tarumanagara, Indonesia Cahaya Rizka Putri, Kyoto University, Japan *[email protected] ABSTRACT Tourism is a potential industry to be developed, especially in Indonesia, which is rich in cultural diversity and natural biodiversity. Lombok is one of the priority developments in the tourism industry that has evolved over the past five years. The participation of young people in Lombok raised in the form of a volunteer community called GENPI which was first initiated by the youth of the Lombok Sumbawa volunteer community and used social media to disseminate Lombok Tourism. This research focuses on how GenPi develops effective tourism communication strategies through social media. By using the concept of community participation and social media, this research used a descriptive qualitative approach and conducted an in-depth interview as a data collection method. As a result, well-planned communication strategies and uses of social media help develop local tourism. Networking online and offline are essentials to disseminate excellence in the tourism area. Keywords: participation, youth, tourism, social media, GenPi 1. INTRODUCTION in the Top 5 Muslim Friendly Destination as shown in the Halal Tourism Indonesia website; a website managed by Secretariat of According to the Explanation of the Ministry of Halal Tourism who works under the Ministry of Tourism. By the Tourism of the Republic of Indonesia, the 6th KIDi Presentation position it has obtained and also considering its stage of in 2016, the tourism sector is projected to be the most significant development, which arguably fills with many challenges, this profit source in the year 2020.
    [Show full text]
  • Dampak Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Kuta Pujut Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat
    DAMPAK PEMBANGUNAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KUTA PUJUT LOMBOK TENGAH NUSA TENGGARA BARAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk memenuhi Sebagai Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Oleh: LALU MUHAMMAD RIDHO FIRMANSYAH NIM: 15250019 Pembimbing: Dr. H. Zainudin, M.Ag. NIP. 19660827 199903 1 001 PRODI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2019 i ii iii iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: Ibu dan Ayah tercinta. Keluarga besarku tercinta, dan seluruh sahabat-sahabat yang selalu memberikan motivasi. v MOTTO “Hidup adalah perjalanan yang sangat mengesankan, jadi jangan sampai tersesat!!!!” (Lalu Muhammad Ridho Firmansyah) “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua” (Aristoteles) vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Dampak Sosial Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Terhadap Masyarakat di Desa Kuta Pujut Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat”. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, sebagai tugas akhir dalam mencapai gelar sarjana strata satu di Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Segala upaya untuk menjadikan skripsi ini mendekati sempurna telah penulis lakukan, namun karena keterbatasan yang dimiliki penulis maka akan dijumpai kekurangan baik dalam segi penulisan maupun segi ilmiah. Adapun terselesaikannya skripsi ini tentu tidak akan berhasil dengan baik tanpa ada dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
    [Show full text]
  • Inventarisasi Bahan Galian Logam Di Kab. Malang Dan Kab. Lumajang Dan Eksplorasi Lanjutan Mineralisasi Logam Di Daerah Tempursari (Kab
    INVENTARISASI BAHAN GALIAN LOGAM DI KAB. MALANG DAN KAB. LUMAJANG DAN EKSPLORASI LANJUTAN MINERALISASI LOGAM DI DAERAH TEMPURSARI (KAB. LUMAJANG), SEWEDEN (KAB. BLITAR) DAN SUREN LOR (KAB. TRENGGALEK), PROV. JAWA TIMUR Oleh: Wahyu Widodo SUBDIT. MINERAL LOGAM ABSTRACT The Inventory and evaluation of metallic mineral deposits in Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung and Blitar districts during the year 2002 were continuously done in Malang and Lumajang districts during the years 2003, accompanied by the Technical Cooperation Work between DMR and JICA/MMAJ within Wilayah Penugasan DJGSM in the scheme of follow-up geology and geochemical explorations in Cu-geochemical anomalous area based on of previous survey result, in Tempursari (Lumajang), Seweden (Blitar and Suren Lor (Trenggalek). The inventory of metallic mineral deposits in Malang and Lumajang districts in order to complete Mineral Resources Data Base were not satisfied. as lack of metallic mineral resource data in both districts. It is only provided as the potency and beneficiation of the mineral resources. The follow-up exploration in Purwoharjo area didn’t show any evident of correlation between the geology and geochemical anomalous of copper mineralization. In Tempursari area (Lumajang) copper mineralization was found to form malachite in strong argillite with fine disseminated pyrite and silicified-stockwork within altered old andesitic rock (Mandalika Fm.) in the right tributary of upper stream of K. Ngrawan. In Seweden area (Blitar) copper mineralization and hydrothermal alteration zone (strong silicified and argilitized) widely spread around K. Putih area. In Suren Lor area (Trenggalek) sphalerite and galena in quartz veins were found in K. Semurup and K. Beloran.
    [Show full text]
  • Flood Susceptibility Based Geomorphological Approach in Sitiarjo Village, Sumbermanjing Wetan, Malang Regency
    Flood Susceptibility Based Geomorphological Approach in Sitiarjo Village, Sumbermanjing Wetan, Malang Regency Maulana Yudinugroho1, Krishna Aji Wijaya1, Isna Pujiastuti1, Ratih Winastuti1,Muhammad Thariq1, Muhammad Fariq1, Djati Mardiatno1 1Department of Environmental Geography, Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada, Indonesia Correspondence: [email protected] Abstract. Sitiarjo is an agriculture area located at a downstream part of Penguluran Watershed System. Due to geometric factor of the watershed system and heavy rainfall on wet season, this village has been flooded annually in the last 10 years. There were no casulaties reported but the impact caused the economic losses. The aim of this research was to identify the geomorphological characteristics related to spatial distribution of flood susceptibility in Sitiarjo Village, Sumbermanjing Wetan, Malang Regency. The data were collected from secondary data e.g. maps, report from agency and other source and primary data from observation and investigation in the field. The geomorphological map was resulted from secondary data from DEM and geological map. Distance to river, river flow density, and slope parameters were used to compose the flood susceptibility map. Each parameter validated through fieldwork. Geomorphological map was used to analyze the flood susceptibility distribution in Sitiarjo. Results showed geomorphological characteristics are well correlated with the flood susceptibility distribution. 1. Introduction The consequences of Indonesia’s geographic feature as the region located in monsoonal zone is that there are only two seasons occurred, wet and dry season. Several places in Indonesia are vulnerable to flood event in wet season due to high rainfall. Flood occurred in many places of Indonesia. Sitiarjo Village is one of many areas that are often flooded.
    [Show full text]
  • Perunutan Aliran Sungai Bawah Tanah Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Air Daerah Karst
    Perunutan Aliran Sungai Bawah Tanah...(Heni Rengganis, Wawan Herawan, dan Wulan Seizarwati) PERUNUTAN ALIRAN SUNGAI BAWAH TANAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR DAERAH KARST TRACKING THE UNDERGROUND RIVER IN THE DEVELOPMENT OF WATER RESOURCES IN THE KARST AREAS Heni Rengganis1), Wawan Herawan2), Wulan Seizarwati3) 1,2,3)Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Jl. Ir. H. Juanda 193, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. E-mail : [email protected] Diterima: 16 Desember 2015; Direvisi: Januari 2016; Disetujui: 14 maret 2016 ABSTRAK Tracer technique dikenal secara luas sebagai salah satu metode yang digunakan untuk mencari hubungan antar goa atau sistem sungai bawah tanah di daerah karst. Di daerah karst Blitar Selatan telah teridentifikasi sejumlah sumber air berupa mata air, sungai bawah tanah, dan beberapa aliran sungai yang keluar menuju ke laut Selatan. Perunutan aliran sungai bawah tanah menggunakan tracer technique telah dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi sistem aliran di sekitar Goa Umbul Tuk, sehingga sumber air ini selanjutnya dapat dikembangkan pemanfaatannya sebagai nilai tambah penyediaan air baku di Kabupaten Blitar. Pengujian dilaksanakan dengan menggunakan bahan perunut buatan berupa garam NaCl dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur daya hantar listrik (EC meter). Hasil pengukuran menunjukkan adanya alur sungai bawah tanah yang menghubungkan antara Goa Rowo dengan Goa Umbul Tuk, dengan debit aliran terusan dari Umbul Tuk menuju Laut Selatan sebesar 360 l/s (Maret 2012), yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan. Pemanfaatan aliran ini, selain untuk kebutuhan penduduk sekitar, berpotensi juga untuk pemenuhan kebutuhan pariwisata baru di pantai Pangi Laut Selatan, yang mana pada saat ini masih belum dikembangkan.
    [Show full text]
  • Emily Subrata: Sudamala Resorts, Where Diversity of Traditional Art Sourced
    2nd Edition EMILY SUBRATA: SUDAMALA RESORTS, WHERE DIVERSITY OF TRADITIONAL ART SOURCED ANDHY IRAWAN: DHM AIMS TO PROVIDE MORE MICE VENUE IN SECONDARY CITY ARIEF YAHYA: I NEED A MIDAS TOUCH TO BOOST INDONESIAN TOURISM INDUSTRY ALILA SEMINYAK, YOUR KEY TO BALI’S SURPRISINGLY DIFFERENT SOUTHWEST COAST TRAVELTEXT | 1 2 | TRAVELTEXT EDITORIAL Edhie Rianto Publisher/Group Editor-in-Chief TEAM Juandito B. Irianto Special Contributor AA. Kresna CREDITS Special Photographer Rico Horoni Contributor & Photographer MARKETING Sandra Rianto Business Development Director DESIGN B. Abbas Creative Design Ilham Special Webmaster Edhie Rianto Director & Publisher Sandra Rianto Chairman, TRAVELTEXT Media Publishing BOARD OF ADVISORY Daisy Hadmoko Moetaryanto Poerwoaminoto Pieter Johannes Berel TRAVELTEXT Media Publishing Jl. Wijaya Kusuma B-32 Komp. MPR, Cilandak Barat, Jakarta 12432, Indonesia www.traveltextonline.com COPYRIGHT TRAVELTEXT Media Publishing 2009 The published, written, and visual contents of this magazine are protected by copyright laws, you may not reproduce our articles, contents, images, videos and audios, online or in print in any format without first obtaining written permission. Please contact the publisher to obtain his or her written consent. Reproduction in whole or part without obtaining publisher permission and notifying the magazine is strictly prohibited. TRAVELTEXT | 3 FOREWORD Now Switch Into English Language I AM delighted to introduce our second edition of a tourism business-lifestyle e-magazine geared to and for the high net worth famous entrepreneurs. But in this issue has just published the latest edition with English language, which I believe will be of great benefit to all of you for reading. As you know Traveltextmagz.com with its comprehensive accurate and reliable tourism business coverage news and created to fulfill the need of readers who seek to be better informed.
    [Show full text]
  • Paradigm Shift Or Rehashing Corporate-Led Development?
    1 2 Asian Infrastructure Investment Bank and the New Development Bank: Paradigm Shift or Rehashing Corporate-Led Development? Published by The Reality of Aid – Asia Pacific CSO Partnership for Development Effectiveness Asia 3/F IBON Center 114 Timog Avenue Quezon City 1103 Philippines This research would not have been possible without the contributions from members of The Reality of Aid - Asia Pacific and CSO Partnership for Development Effectiveness Asia, particularly Farida Abdyldaeva (Public Association “The Right Step”), Jiten Yumnam (Center for Research and Advocacy – Manipur), Kurniawan Sabar (Institute for National and Democracy Studies), and Jennifer Guste (Council for People’s Development and Governance). Gratitude is also extended to IBON International for its utmost support and guidance. Managing Editor: Sarah Isabelle Torres Introduction: Ivanka Custodio Layout and Cover Design: Marlon Julian Nombrado Cover Photo: Shivendu Shukla on Unsplash The Reality of Aid – Asia Pacific CSO Partnership for Development Effectiveness Asia Phone: +632 927 7060 to 62 loc 201 Telefax: +632 927 6981 Website: www.realityofaid.org March 2020 This publication has been produced with the financial assistance of the European Commission and the Swedish International Development Cooperation Agency. The contents of this publication are the sole responsibility of RoA-AP and CPDE Asia, and can under no circum- stances be regarded as reflecting the position of aforementioned donors. This book may be reproduced in whole or in part with proper acknowledgement to RoA-AP and CPDE Asia. 3 ASIAN INFRASTRUCTURE INVESTMENT BANK and the NEW DEVELOPMENT BANK Paradigm Shift or Rehashing Corporate-Led Development? 4 TABLE OF CONTENTS I. Introduction 5 II.
    [Show full text]
  • Mandalika Urban and Tourism Infrastructure Project
    MANDALIKA URBAN AND TOURISM INFRASTRUCTURE PROJECT AIIB MANAGEMENT RESPONSE TO THE MARCH 4, 2021 JOINT COMMUNICATION FROM THE SPECIAL PROCEDURES MANDATE-HOLDERS OF THE UNITED NATIONS HUMAN RIGHTS COUNCIL1 (MAY 3, 2021) EXECUTIVE SUMMARY i. The Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) takes allegations of human rights violations extremely seriously, whether these be directly or indirectly related to AIIB’s operations. It is in this spirit that AIIB remains open to dialogue and to continuous improvement of its operational practices. ii. AIIB’s investments are guided by the Environmental and Social Framework, which is designed to integrate the management of environmental and social risks and impacts into the decision- making relating to AIIB-financed projects and the preparation and implementation of these projects. iii. Against this backdrop, concerns raised by the March 4, 2021 Joint Communication (Joint Communication) from the Special Procedures Mandate-holders of the United Nations Human Rights Council the Special Procedures Mandate-holders of the United Nations Human Rights Council to AIIB, concerning the Mandalika Urban and Tourism Infrastructure Project (Project) have been considered by AIIB with the respect and seriousness they deserve. iv. In addition, Management has initiated an engagement with the principal Special Rapporteur for this matter, through the Special Procedures Branch of the UN Human Rights Council, and will follow up with further discussion with them upon submission of this response. In AIIB’s view, an essential precondition to achieving constructive results is creating an environment such that once an allegation of human rights violations is made, all involved parties are able to be properly heard.
    [Show full text]
  • Detailed Context on Selected Tourism Destinations ...80
    Document of The World Bank FOR OFFICIAL USE ONLY PAD2756 Report No: Public Disclosure Authorized INTERNATIONAL BANK FOR RECONSTRUCTION AND DEVELOPMENT PROJECT APPRAISAL DOCUMENT ON A PROPOSED LOAN IN THE AMOUNT OF US$300 MILLION Public Disclosure Authorized TO THE REPUBLIC OF INDONESIA FOR A INTEGRATED INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT FOR NATIONAL TOURISM STRATEGIC AREAS (INDONESIA TOURISM DEVELOPMENT PROJECT) May 8, 2018 Public Disclosure Authorized Finance, Competitiveness and Innovation Global Practice East Asia And Pacific Region This document has a restricted distribution and may be used by recipients only in the performance of their official duties. Its contents may not otherwise be disclosed without World Bank authorization. Public Disclosure Authorized CURRENCY EQUIVALENTS (Exchange Rate Effective May 1, 2018) Currency Unit = Indonesian Rupiah (IDR) IDR 13,949 = US$1 FISCAL YEAR January 1 - December 31 Regional Vice President: Victoria Kwakwa Country Director: Rodrigo A. Chaves Senior Global Practice Director: Ceyla Pazarbasioglu-Dutz Practice Manager: Ganesh Rasagam Task Team Leader(s): Bertine Kamphuis ABBREVIATIONS AND ACRONYMS APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (State Revenue and Expenditure Budget) APBDI Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat I (Provincial Revenue and Expenditure Budget) APBDII Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat II (Kota/Kabupaten Revenue and Expenditure Budget) ASA analytics and advisory services ASEAN Association of Southeast Asian Nations BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
    [Show full text]
  • May 2018'S Green Infrastructure Investment Opportunities
    GREEN INFRASTRUCTURE INVESTMENT OPPORTUNITIES INDONESIA Published by the Climate Bonds Initiative Developed in partnership with Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA), a project of the National Development Planning Agency (BAPPENAS), and PT. EBA Indonesia. Green Infrastructure Investment Opportunities, Indonesia Contents This report highlights green infrastructure investment 3 Executive summary opportunities in Indonesia 4 Indonesia’s green infrastructure: an This report has been prepared to support “green”, are presented in a pipeline of opportunity for change Indonesia’s mission to develop low-carbon opportunities for investment in 2018-2019. and climate-resilient infrastructure. It Priorities for investment beyond 2019 are 5 Enabling infrastructure highlights green infrastructure investment also covered. investments will boost growth opportunities, with the aim of facilitating The report is part of a research series 7 Opportunities in global green engagement on this topic between project which will investigate green infrastructure finance owners and developers, and investors. investment opportunities in ASEAN 13 Green infrastructure investment The report is intended for a wide range (Association of Southeast Asian Nations) opportunities of stakeholders in Indonesia and abroad, member countries. including domestic and international 14 Transport In developing this report the Climate investors, companies and developers, 17 Energy Bonds Initiative consulted the Indonesian and relevant Indonesian Government 21 Water and waste
    [Show full text]
  • Skripsi Dampak Pariwisata Terhadap Pengembangan Dan Pendapatan Masyarakat Di Pantai Kuta Mandalika Desa Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah
    SKRIPSI DAMPAK PARIWISATA TERHADAP PENGEMBANGAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI PANTAI KUTA MANDALIKA DESA KUTA KECAMATAN PUJUT LOMBOK TENGAH IMPACT OF TOURISM ON COMMUNITY DEVELOPMENT AND INCOME IN KUTA MANDALIKA BEACH KUTA VILLAGE, PUJUT DISTRICT, CENTRAL LOMBOK OLEH: PATIMATUZZAKRAH NIM. 216120051 KONSENTRASI ENTREPRENEUR PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2020 i SKRIPSI DAMPAK PARIWISATA TERHADAP PENGEMBANGAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI PANTAI KUTA MANDALIKA DESA KUTA KECAMATAN PUJUT LOMBOK TENGAH IMPACT OF TOURISM ON COMMUNITY DEVELOPMENT AND INCOME IN KUTA MANDALIKA BEACH KUTA VILLAGE, PUJUT DISTRICT, CENTRAL LOMBOK Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Serjana Strata Satu (S1) pada Program Studi administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Mataram OLEH: PATIMATUZZAKRAH NIM. 216120051 KONSENTRASI ENTREPRENEUR PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2020 i ii iii iv v RIWAYAT HIDUP Penulis Lahir pada Tanggal 01 Januari 1998 di Dusun Berembeng Desa Pengejek Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah Provinsi NTB. Terlahir dari Pasangan Bapak Rahmat dan Ibu Ismawati dari Tiga Bersaudara. Penulis pertamakali menempuh pendidikan: SDN Berembeng masuk pada Tahun 2005 dan Lulus pada Tahun 2010. Pada Tahun 2005 penulis menmpuh pendidikan di SMPN 5 Jonggat masuk pada Tahun 2010 dan lulus pada Tahun 2013. Pada Tahun 2013 penulis menempuh pendidikan di MA (Madrasah Aliyah) Nurul Haramain NW Narmada masuk Pada Tahun 2013 dan Lulus pada Tahun 2016. Pada Tahun 2016 penulis terdaftar Pada Perguruan Tinggi Swasta yaitu Universitas Muhammadiyah Mataram dengan Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik dan selesai pada tahun 2020.
    [Show full text]
  • Mandalika Tourism Specific Economic Zone, Lombok Tengah Regency, West Nusa Tenggara
    IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM) e-ISSN: 2278-487X, p-ISSN: 2319-7668. Volume 20, Issue 10. Ver. IV (October. 2018), PP 67-73 www.iosrjournals.org Mandalika Tourism Specific Economic Zone, Lombok Tengah Regency, West Nusa Tenggara Mustajab Hakim1, Abdul Hakim2, Nuddin Harahap3, Luchman Hakim4 1Graduate School for Environmental Studies, Brawijaya University, Malang, East Java, Indonesia 2Faculty of Administration Science, Brawijaya University, Malang, East Java, Indonesia 3Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Brawijaya University, Malang, East Java, Indonesia 4Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Brawijaya University, Malang, East Java, Indonesia Corresponding Author: Mustajab Hakim Abstract: Mandalika coastal area in Lombok Tengah Regency, West Nusa Tenggara has been declared as one of the ten national tourism destination priority. As far, there are few scientific documents to describes the area, in which it is important for the development of sustainable tourism industry in Lombok Island. The aim of the research is to review the recent history and recent status of the development of Mandalika Tourism Specific Economic Zone, or locally called KEK Mandalika (Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika). The development of KEK has been started at 2014 with the objective to support 20 million international tourist arrival target in 2019, in which Mandalika was targeted to attract 1 million international tourist arrival in 2019. In 2013, Mandalika was targeted to be able to provide 20,000 hotel rooms through the development of 70 four and five star hotels in Mandalika area. Specifically, Mandalika tourism area was established to meet the worlds Halal tourism destination with the application of sustainable tourism principles.
    [Show full text]