INVENTARISASI BAHAN GALIAN LOGAM DI KAB. DAN KAB. LUMAJANG DAN EKSPLORASI LANJUTAN MINERALISASI LOGAM DI DAERAH TEMPURSARI (KAB. LUMAJANG), SEWEDEN (KAB. BLITAR) DAN SUREN LOR (KAB. TRENGGALEK), PROV. JAWA TIMUR

Oleh: Wahyu Widodo SUBDIT. MINERAL LOGAM

ABSTRACT

The Inventory and evaluation of metallic mineral deposits in Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung and Blitar districts during the year 2002 were continuously done in Malang and Lumajang districts during the years 2003, accompanied by the Technical Cooperation Work between DMR and JICA/MMAJ within Wilayah Penugasan DJGSM in the scheme of follow-up geology and geochemical explorations in Cu-geochemical anomalous area based on of previous survey result, in Tempursari (Lumajang), Seweden (Blitar and Suren Lor (Trenggalek). The inventory of metallic mineral deposits in Malang and Lumajang districts in order to complete Mineral Resources Data Base were not satisfied. as lack of metallic mineral resource data in both districts. It is only provided as the potency and beneficiation of the mineral resources. The follow-up exploration in Purwoharjo area didn’t show any evident of correlation between the geology and geochemical anomalous of copper mineralization. In Tempursari area (Lumajang) copper mineralization was found to form malachite in strong argillite with fine disseminated pyrite and silicified-stockwork within altered old andesitic rock (Mandalika Fm.) in the right tributary of upper stream of K. Ngrawan. In Seweden area (Blitar) copper mineralization and hydrothermal alteration zone (strong silicified and argilitized) widely spread around K. Putih area. In Suren Lor area (Trenggalek) sphalerite and galena in quartz veins were found in K. Semurup and K. Beloran. Chalcopyrite and galena were also found in quartz veins in K. Suren. The follow-up exploration result within the year 2003 may have to be continued with geophysical exploration and geological test drilling.

SARI

Kegiatan inventarisasi dan evaluasi di lima kabupaten yaitu Kab. Pacitan, Kab. Ponorogo, Kab. Trenggalek, Kab. Tulungagung dan Kab. Blitar th. 2002, dilanjutkan dengan kegiatan inventarisasi sumber daya mineral di Kab. Malang dan Kab. Lumajang pada tahun 2003 dan kegiatan eksplorasi mineral logam lanjutan Kerjasama teknik antara DIM – JICA/MMAJ dalam Wilayah Penugasan DJGSM di daerah prospek mineralisasi logam yang ditetapkan berdasarkan hasil eksplorasi pendahuluan tahun 2001 – 2002, yaitu di daerah Purwoharjo (Kab. Malang), daerah Suren Lor (Kab. Trenggalek), daerah Seweden (Kab. Blitar) dan daerah Tempursari (Kab. Lumajang), Prov. Jawa Timur yang ditekankan pada daerah-daerah sebaran anomali geokimia unsur Cu dalam conto sedimen sungai. Karena minimnya data yang didapatkan dari dua Kabupaten Lumajang dan Malang, maka didalam penyusunan Neraca Sumber Daya Mineral dari kedua Kabupaten tersebut mengalami kesulitan, hanya disebutkan sebagai potensi bahan galian dan prospek pemanfaatannya. Hasil eksplorasi lanjutan menyimpulkan di Purwoharjo ini tidak ditemukan adanya tanda-tanda mineralisasi yang berkaitan dengan banyaknya anomali Cu geokimia sedimen sungai hasil penyelidikan fase sebelumnya. Indikasi mineralisasi tembaga di daerah Tempursari ditemukan pada cabang kanan Kali Ngrawan hulu, berupa tembaga oksida (malakit) di dalam batuan andesitik (Formasi Mandalika), merupakan zona ubahan argilik kuat dengan pirit halus tersebar dan zona silisifikasi dengan stockwork urat kuarsa halus. Di daerah Seweden zona alterasi (silisifikasi dan argilitisasi kuat) dan mineralisasi tembaga tersebar cukup luas yang dapat diamati di Kali Putih dan sekitarnya. Ada dua daerah anomali Au dan Cu geokimia tanah yang saling overlapping di hulu K.

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-1 Putih (1) dan daerah antara K.Putih – K.Kuning (2), anomali Au di bagian selatan (Seweden 1) serta anomali Cu di bagian barat (utara Pasiraman). Di daerah Suren Lor zona urat kuarsa mengandung spalerit dan galena ditemukan di Kali Sumurup dan Kali Beloran dan zona mineralisasi tembaga secara sporadis juga terdapat di Kali Suren berupa urat kuarsa atau zona silisifikasi mengandung kalkopirit dan sedikit galena. Untuk follow-up di ketiga daerah mineralissi logam tersebut sebaiknya dilakukan penyelidikan geofisika dan pemboran uji geologi

1. PENDAHULUAN Pegunungan Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur Dalam kerjasama teknik antara DIM – yang dapat dikembangkan secara ekonomis. JICA/MMAJ dalam Wilayah Penugasan Sedikitnya ada 12 lokasi daerah prospek DJGSM, pada tahun 2001 dan 2002 Direktorat mineralisasi yang ditemukan di pegunungan Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) selatan Jawa Timur (Tabel 1). Namun, telah melakukan kegiatan inventarisasi dan eksplorasi lanjutan kerjasama teknik antara evaluasi di lima kabupaten yaitu Kab. Pacitan, DIM-JICA/MMAJ saat ini hanya Kab. Ponorogo, Kab. Trenggalek, Kab. diprioritaskan pada daerah prospek Cu Tulungagung dan Kab. Blitar, dilanjutkan (tembaga), yang terdiri dari 4 lokasi dengan dengan kegiatan inventarisasi sumber daya luas keseluruhan 417 km2 , yaitu : (Gambar. 1) mineral di Kab. Malang dan Kab. Lumajang A. Daerah Suren Lor, lokasinya berada di pada tahun 2003. Sejalan dengan kegiatan Kec. Tugu-Bendungan (Kab. Trenggalek) inventarisasi data dan informasi di kedua dan Kec. Sooko (Kab. Ponorogo). kabupaten tersebut, kegiatan eksplorasi B. Daerah Seweden, Kec. Wonotirto, Kab. mineral logam lanjutan juga dilakukan di Blitar. daerah-daerah prospek mineralisasi logam C. Daerah Purwoharjo, Kec. Tirtoyudo, yang ditetapkan berdasarkan hasil eksplorasi Ampelgading (Kab. Malang). pendahuluan tahun 2001 – 2002, yaitu di D. Daerah Ngrawan, Kec. Tempursari, daerah Purwoharjo (Kab. Malang), daerah Pronojiwo (Kab. Lumajang). Suren Lor (Kab. Trenggalek), daerah Seweden (Kab. Blitar) dan daerah Tempursari 1.1. Metodologi Penyelidikan (Kab. Lumajang), Prov. Jawa Timur yang

ditekankan pada daerah-daerah sebaran Metoda pengumpulan data terdiri dari dua anomali geokimia unsur Cu dalam conto kegiatan, yaitu pengumpulan data sekunder sedimen sungai. berupa kegiatan inventarisasi dan Maksud dan tujuan pengumpulan data primer berupa kegiatan Maksud dilakukannya inventarisasi data eksplorasi. dan informasi sumber daya mineral tahun Pengumpulan data sekunder dalam 2003 di Kabupaten Malang dan Kabupaten rangka inventarisasi sumber daya mineral Lumajang adalah untuk melengkapi data-SIG dilakukan di Kab. Malang dan Kab. (Sistem Informasi Geografis) yang ada di Lumajang. Data sekunder yang diperoleh dari Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral kantor terkait di dua kabupaten tersebut tidak dengan tujuan untuk dapat menyusun neraca sesuai dengan yang diharapkan, karena sumber daya mineral nasional dan daerah. keterbatasan data pertambangan, terutama Kegiatan pengumpulan data sekunder sumber yang berkaitan dengan produksi bahan galian daya mineral yang dilakukan di Kab. Malang yang sangat diperlukan dalam penyusunan dan Kab. Lumajang, pengambilan data neraca sumber daya mineral di ke dua primernya dilakukan bersamaan dengan kabupaten tersebut. kegiatan eksplorasi mineralisasi logam Berdasarkan temuan daerah prospek anomali lanjutan (DIM–JICA/MMAJ). geokimia hasil kegiatan eksplorasi Sedangkan eksplorasi mineralisasi logam sebelumnya, maka pada kegiatan eksplorasi lanjutan yang dilaksanakan dengan kerjasama lanjutan dilakukan dengan pemetaan geologi teknik antara DIM–JICA/MMAJ adalah untuk detail (1 : 10.000) di daerah Purwoharjo (Kab. membuktikan kebenaran temuan-temuan Malang), Tempursari (Kab. Lumajang), munculnya anomali geokimia sedimen sungai, Seweden (Kab. Blitar) dan Suren Lor (Kab. khususnya tembaga (Cu) hasil eksplorasi Trenggalek) dan pencontoan geokimia tanah mineralisasi logam pendahuluan yang di daerah Tempursari (Kab. Lumajang), dilakukan pada tahun 2001 dan 2002, dengan tujuan dapat menemukan endapan logam baru (logam dasar/Cu dan logam mulia) di

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-2 Tabel 1. Daerah prospek hasil eksplorasi 2001-2002 (DIM–JICA/MMAJ) dan lokasi eksplorasi lanjutan. LOKASI No. KABUPATEN L O K A S I EKSPLORASI LANJUTAN 1. Wonogiri Kp. Melikan, Ds. Keloran, Kec. Selogiri Sindangsari, Kec. Tirtomoyo - Karang Tengah 2. Pacitan Kec. Tegalombo - Ngadirojo – Tulakan 3. Ponorogo Ds. Senepo, Kec. Slahung A.Eksplorasi lanjutan Kec. Sooko, dsk. *) 4. Trenggalek Ds. Suren Lor dsk., Kec. Tugu – Bendungan *) A. Eksplorasi lanjutan Daerah Sentul, Kec. Kampak – watulimo 5. Tulungagung Daerah sekitar Jinggring, perbatasan antara Kec. Kalidawir – Tanggunggunung – Campurdarat 6. Blitar Kp. Seweden, Ds. Sumberboto, Kec. Wonotirto *) B. Eksplorasi lanjutan Kec. Wates bagian selatan dan sekitarnya 7. Malang Daerah Kec. Kalipare C. Eksplorasi Lanjutan Daerah Purwoharjo, Kec. Ampelgading *) 8. Lumajang Daerah Ngrawan, Kec. Tempursari-Pronojiwo*) D.Eksplorasi Lanjutan CATATAN:*) adalah lokasi kegiatan eksplorasi lanjutan.

Seweden (Kab. Blitar) dan Suren Lor (Kab. • Direktorat Sumberdaya Mineral juga telah Trenggalek). Conto-conto yang diambil adalah melakukan kegiatan eksplorasi logam mulia geokimia tanah dan batuan untuk dilakukan dan logam dasar di daerah Nawangan, analisis kimia, petrografi, mineragrafi dan Pacitan dan Ngrayun, Ponorogo (1995) dan mempelajari alterasi. Metoda pengambilannya Nawangan, Pacitan dan Dongko, Trenggalek adalah pencotoan sepanjang punggungan (ridge (1997) serta Dampit dsk. Kab. Malang & spur) untuk daerah Tempursari (Kab. (1994), Kab. Lumajang (1995), Kab. Jember Lumajang), sistim kisi (grid) untuk daerah (1996), Kab. Blitar (1997), Kerjasama Teknik Seweden, Kec. Wonotirto (Kab. Blitar) dan DIM-JICA/MMAJ (Regional Kab. Pacitan daerah Suren Lor (Kab. Trenggalek). dan Kab. Ponorogo 2001) dan Follow-up daerah Tegalombo (Kab. Pacitan) dan 1.2. Penyelidik Terdahulu regional Kab.Trenggalek, Kab. Tulungagung, Beberapa bagian wilayah di Kab. Pacitan, Kab. Blitar dan Kab. Lumajang (2002). Kab. Ponorogo, Kab. Trenggalek, Kab. Malang, • Sampai tahun 1999, PT. Aneka Tambang Kab. Blitar dan Kab. Lumajang, banyak yang melakukan kegiatan eksplorasi di daerah sudah diteliti oleh berbagai pihak. Trenggalek. • Pada tahun 1991, dalam rangka kerjasama • Pada tahun 1999, Direktorat Pembinaan teknik antara DSM dengan KMPC (Korea) Pengusahaan Pertambangan melakukan studi telah dilakukan kegiatan eksplorasi di daerah kelayakan Bahan Galian Emas KUD Akur Kab. Pacitan dan Kab. Ponorogo. Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.

Gambar 1. Peta lokasi inventarisasi dan eksplorasi mineral logam di Pegunungan Selatan Jawa Timur, 2003

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-3 2. GEOLOGI UMUM Mineralisasi/ keterdapatan bahan galian Secara fisiografis daerah pegunungan Indikasi adanya mineralisasi logam yang selatan Jawa Timur terletak di dalam jalur ditemukan di Pegunungan Selatan Jawa Timur magmatik Sunda Banda yang dikenal sebagai ini ditunjukkan oleh 16 lokasi anomali geokimia tempat kedudukan sebaran mineral logam (Au, sedimen sungai unsur Au, Cu, Pb, Zn, Ag dan Mo, Cu) di dalam batuan gunungapi tua dan Hg (Gambar 3). Sebaran alterasi batuan yang batuan granitik. Seluruh daerah yang umumnya bertepatan dengan daerah sebaran dieksplorasi lanjutan terletak pada jalur anomali geokimia sedimen sungai, didominasi magmatik tersebut. oleh ubahan argilik s.d. argilik lanjut disamping Batuan dasar (basement) yang ada di di beberapa tempat terdapat jenis ubahan lain Pegunungan Selatan Jawa Timur adalah seperti filik - serisit, argilik-propilitik dan kelompok batuan metamorfik berumur Kapur propilitik. yang diterobos oleh diorit Eosen yang lokasi sebarannya dapat dijumpai di daerah Klaten, Jawa Tengah. Tidak selaras diatasnya adalah batuan sedimen (Eosen, Oligo-Miosen) dan batuan gunungapi (Oligo-Miosen) yang diterobos oleh batuan andesit, dasit, diorit- granodiorit serta kelompok batuan sedimen dan batuan gunungapi (Miosen – Pliosen) yang diterobos oleh batuan andesit (Pliosen). Ke arah utara dari daerah kelompok batuan yang telah disebutkan di atas ditutupi oleh kelompok batuan gunungapi dan endapan aluvial berumur Kuarter. (Gambar 2) Struktur geologi yang berkembang di Gambar 3. Peta sebaran anomali geokimia daerah ini adalah lipatan berarah mendekati sedimen sungai di Pegunungan barat–timur dan sesar dengan arah utama Selatan Jawa Timur timurlaut – baratdaya s.d. baratlaut – tenggara yang diduga sebagai pengontrol mineralisasi di 3. HASIL PENYELIDIKAN daerah ini, seperti tersingkapnya urat-urat kuarsa mengandung galena, kalkopirit, spalerit 3.1. Inventarisasi Data dan Informasi dan pirit di daerah Kali Ploso, Kec. Punung Sumber Daya Mineral (Pacitan), Kali Senepo, Kec. Slahung (Kab. Karena minimnya data yang didapatkan Ponorogo), daerah Suren Lor, Kec. Tugu – dari dua Kabupaten Lumajang dan Malang, Bendungan (Kab. Trenggalek), daerah Seweden, khususnya data masalah pertambangan yang Kec. Wonotirto (Kab. Blitar) dan hulu Kali berkaitan dengan produksi dan cadangannya, Ngrawan, Kec. Tempursari-Kec. Pronojiwo maka didalam penyusunan Neraca Sumber Daya (Kab. Lumajang) dengan arah sebaran urat Mineral dari kedua Kabupaten tersebut hampir utara – selatan. mengalami kesulitan, hanya disebutkan sebagai potensi bahan galian dan prospek pemanfaatannya.

1). Kabupaten Lumajang Potensi bahan galian mineral yang ada di Kabupaten Lumajang adalah sebanyak 6 (enam) lokasi, yang terdiri dari : Satu lokasi potensi bahan galian logam, yaitu pasir besi-titan di sepanjang pantai Pasirian, data produksi tidak diketahui (mungkin belum diusahakan), sumber daya terunjuk 6.000.000 ton dan terukur 4.848.117 ton dengan kadar Fe

Gambar 2. Peta Geologi Regional Pegunungan = 59%, TiO2 = 9,629%. Lima lokasi bahan Selatan Jawa Timur (Ratman, N., Suwarti T. & galian non logam (sirtu), masing-masing adalah Samodra, H, 1998 Joglo – Pasirian, Pasirjambe, Pronojiwo, Kali Mujur di Ds. Sumberurip dan Kali Pucing. Pada

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-4 umumnya cadangan dan data produksi tidak bahan galian sirtu banyak dijumpai di sepanjang diketahui. sungai yang umumnya berasal dari G. yang terdiri dari pasir, kerikil, kerakal 2) Kabupaten Malang yang dapat dipergunakan sebagai bahan Potensi bahan galian mineral yang ada di bangunan. Kabupaten Malang ada di 11 titik lokasi, yang terdiri dari : 3.2. Eksplorasi Lanjutan a). Satu lokasi bahan galian logam (mangan), Pemetaan geologi detail dan pengambilan yang terdapat di Ds. Kalirejo, Kec. conto batuan termineralisasi dilakukan di empat Donomulyo dengan sumber daya tertunjuk lokasi dengan luas keseluruhan 417 km2, 42.700 ton dan terukur 25.445 ton berkadar panjang lintasan 353 km dengan jumlah conto 79-90% Mn, tidak diketahui data produksi batuan yang terkumpul 266 conto. atau mungkin belum pernah ditambang. Conto batuan yang terkumpul oleh b). 10 lokasi mineral non logam yang terdiri dari MMAJ/JICA dikirim ke laboratorium di batugamping, bentonit, kaolin, lempung, Kanada, Australia, Selandia Baru dan Jepang pirofilit, sirtu dan toseki, tidak semua bahan untuk dilakukan analisis kimia. Pengambilan galian yang ada disini menunjukkan sumber conto geokimia tanah dilakukan di tiga lokasi, daya atau cadangan dan beberapa komoditi yaitu di daerah Tempursari (Kab. Lumajang), diantaranya telah menunjukkan adanya data daerah Seweden, Kec. Wonotirto (Kab. Blitar) produksi. dan daerah Suren, Kec. Bendungan (Kab. Trenggalek). 3.1.1. Pemanfaatan Bahan Galian Pengambilan conto tanah dilakukan dengan Bahan galian logam seperti pasir besi-titan sistem ridge and spure untuk daerah Tempursari secara umum di pantai selatan Jawa Timur, dan sistem kisi dengan interval 100 x 100 m dimanfaatkan sebagai bahan baku industri besi dilakukan di daerah Seweden dan Suren Lor. baja (metalurgi) dan industri semen. Mangan Conto geokimia tanah yang terkumpul dari merupakan salah satu bahan galian kategori ketiga lokasi pengambilan sebanyak 1.447 conto multiguna, seperti mangan kadar tinggi dapat dari 1.020 conto yang direncanakan. digunakan sebagai bahan baku utama Pembuatan parit uji, dilakukan pada dua pembuatan accu, kadar sedang untuk proses lokasi berbeda yang keduanya berada di daerah pembuatan baja campuran (alloy steel), dan mineralisasi Tempursasi, total panjang kedua kadar rendah digunakan sebagai campuran parit uji tsb. + 52 m (52 m3), masing-masing pembuatan keramik (tile), cat, bahan celup, adalah : pupuk dll Di daerah ubahan argilit dan silisifikasi kuat Bahan galian industri seperti batugamping dengan mineralisasi sulfida pada cabang kanan dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan hulu Kali Ngrawan (Kec. Tempursari), sebagai bahan baku industri. Dewasa ini sepanjang: 36 m, 5 conto batuan yang dianalisis pengusahaan batugamping hanya dilakukan oleh menunjukkan kandungan 0,43 s.d. 0,164 ppm masyarakat setempat secara kecil - kecilan Au, 0,04 s.d. 0,11 % Cu dan 0,01 s.d. 0,02 % sebagai bahan bangunan (fondasi, kapur Zn. bangunan). Salah satu jenis Ca - Bentonit atau a) Di daerah ubahan argilit dan sislisifikasi dikenal sebagai bentonit kalsium (non swelling kuat anak Kali Lengkong, Desa Oro-oro bentonit) dipergunakan sebagai bahan Ombo sepanjang 16 m, 3 conto batuan yang penjernihan minyak kelapa, keramik halus, diambil tidak menunjukkan kandungan bahan penyerap, dan pelet makanan ternak. unsur yang signifikan. Bahan galian lempung digunakan sebagai bahan baku keramik dan refraktori, batu bata, bahan 3.2.1. Analisis Laboratorium baku pembuatan semen dan gerabah. Pirofilit dimanfaatkan sebagai bahan baku industri a). Hasil Analisis kimia Conto Batuan keramik, refraktori, kosmetik, kertas, plastik dan Contoh batuan yang terkumpul selama cat. kegiatan penyelidikan dilakukan analisis Kaolin dipergunakan pada industri keramik, laboratorium oleh MMAJ/ JICA, sebanyak cat, karet, gelas dan kertas, glasur, saniter, 160 conto oleh DIM sebanyak 38 conto. namun endapan kaolin belum dimanfaatkan oleh Unsur-unsur yang dianalisa adalah Ag, Cu, masyarakat setempat secara besar - besaran. Pb, Zn, Hg, As dan Sb dengan menggunakan Pemanfaatan batuan beku dipergunakan sebagai metoda analisis ICP untuk unsur Au dan bahan bangunan (fondasi, jalan dll), sedangkan metoda analisis AAS-46 untuk unsur Ag,

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-5 Cu, Pb, Zn, As dan Sb,sedangkan Hg SPSS 10,0 untuk unsur-unsur Au, Cu, Pb, menggunakan metoda CV-41. Zn, As, Hg dan Mn. Interval kelas Kandungan Au maksimum hasil ditentukan dengan program GPICK pada analisis kimia batuan yang diambil dari probalitas titik r/r (respon rasio) 50 %, 84 % daerah Tempursari adalah 0,301 ppm dan 97,5 % yang dikalikan dengan sedangkan kandungan maksimum background masing-masing unsur, tembaganya sebesar 0,11 % pada lokasi sedangkan sebaran unsur dalam bentuk yang sama juga mengandung 0,124 ppm Au image disajikan dengan program Mapinfo Angka maksimum hasil analisis kimia 6.0. Setelah probabilitas r/r (respon rasio) conto batuan yang diambil di daerah diperoleh, nilainya dikalikan dengan back Seweden adalah 0,314 ppm Au dengan 0,57 ground, maka terdapat 3 nilai anomali tiap % Cu sedang kandungan Cu maksimum unsur, yaitu : Anolami lemah (50 % s.d. 84 1,09 % dengan 0,011 ppm Au, keduanya %), anomali menengah (84% s.d. 97,5 %) tersingkap di K. Putih. dan anomali kuat (> 97,5 %). Kandungan maksimum unsur-unsur hasil analisis kimia batuan di daerah Suren Lor 3.2.2. Geologi dan Mineralisasi Daerah (Suren Lor), Kec. Bendungan, Kab. Penyelidikan Trenggalek masing-masing adalah sbb. : 3,29 ppm Au, 0,17 % Cu, 3,25 % Pb, 1,84 % Daerah Purwoharjo Zn, 1,08 % As dan 67,2 ppm Hg. Geologi di daerah ini disusun oleh b). Hasil Analisis Petrografi kelompok batuan andesitik Formasi Mandalika Beberapa batuan terpilih dilakukan berumur Oligo-Miosen, kelompok batuan analisis petrografi di Laboratorium Fisika Tersier dan kelompok batuan gunungapi Mineral Direktorat Inventarisasi Sumber Kuarter. Formasi Mandalika tersingkap di Daya Mineral. bagian timur daerah ini, sedangkan kelompok Analisis ubahan batuan sebanyak 45 conto batuan Tersier yang terdiri dari lava andesit dan umumnya adalah propilitik, argilik, filik, volcanoklastic di bagian bawahnya dan tertutup argilik-propilitik dan argilik lanjut – filik oleh batuan gunungapi dasitik – riolitik di baik yang berasal dari Tempursari, Seweden bagian baratnya masing-masing dapat dan Suren. dikorelasikan dengan Formasi Wuni bagian Formasi Mandalika yang tersingkap di bawah dan atas berumur Miosen. Kelompok Ngrawan Hulu (Tempursari) disusun oleh batuan gunungapi Kuarter dengan selang-seling batuan andesit terubah, breksi andesitik batugamping dan konglomerat tersebar terubah, lava andesitik-basaltik, tufa litik memanjang barat-timur di bagian utara daerah yang diterobos oleh batuan andesit dan diorit ini. (gambar 3a dan 3b). Kelompok batuan lava basaltik, breksi c). Hasil Analisis Mineragrafi gunungapi dan konglomerat tidak terubah Beberapa batuan termineralisasi yang tersebar di bagian baratlaut daerah ini diambil baik dari daerah Tempursari dikorelasikan dengan batuan gunungapi Kuarter, (Lumajang), Seweden (Blitar) dan Suren Lor sementara berdasarkan data yang ada bagian ini (Trenggalek) telah dilakukan analisis berkorelasi dengan batuan Formasi Wuni. mineral bijih (mineragrafi). Mineral bijih Batuan konglomerat gunungapi yang terdiri dari yang umum ditemukan di daerah Ngrawan pebbles batuan gunungapi dikorelasikan dengan hulu (Tempursari) adalah magnetit, pirit, Formasi Mandalika. Lapisan tufa halus Formasi sfalerit, oksida besi dan kadang-kadang Wuni berarah timurlaut – baratdaya sampai kalkopirit, kovelit (Gambar 4a). Mineral utara – selatan dengan kemiringan mendekati bijih yang ditemukan di daerah Seweden horizontal. antara lain arsenopirit, pirit, sfalerit, galena, Struktur patahan berarah timurlaut – kalkopirit (?) dan oksida besi (gambar 4 b), tenggara di bagian timur daerah ini mengontrol sedangkan mineral bijih yang ditemukan di sebaran antara Formasi Mandalika dan Formasi daerah Suren Lor antara lain pirit, sfalerit, Wuni. Patahan utara – selatan dipekirakan kalkopirit, kovelit/ kalkosit dan oksida besi. berkembang di sepanjang Kali Glidik, d). Hasil Analisis Kimia Tanah sedangkan patahan berarah baratlaut – tenggara Hasil analisis laboratorium kimia conto sampai timur – barat memotong K. Coban. tanah sebanyak 1.447 conto termasuk 28 conto duplikat dievaluasi dengan perhitungan statistik menggunakan program

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-6 a b

Gambar 3. Fotomikrograf a) andesit terubah (Mandalika Fm.) dan b) batuan diorit,Tempursari a b

Gambar 4. Fotomikrograf a) bijih kalkopirit Tempursari dan b) bijih arsenopirit Seweden

Berdasarkan hasil pengamatan geologi anomali Cu tersebut mungkin hasil sepanjang lintasan selama kegiatan penyelidikan kontaminasi dari unsur Cu yang ada dalam fase III di daerah ini, tidak menunjukkan adanya pupuk tanaman yang dipakai penduduk. gejala mineralisasi, namun anomali geokimia sedimen sungai hasil penyelidikan fase II di Daerah Tempursari, Kab. Lumajang (Gambar daerah ini menunjukan nilai unsur Cu yang 5.) tinggi. Geologi daerah Tempursari disusun oleh Anomali Cu tersebut mungkin disebabkan batuan gunungapi yang terdiri dari breksi oleh: andesitik, breksi lava, batuan gunungapi bersifat • Daerah ini ditempati oleh batuan andesitik dan batuan tufalitik dengan terobosan konglomerat gunungapi Kuarter, seperti batuan dioritik, sedangkan batuan dasitik tidak yang tersingkap pada dinding Kali Coban mencerminkan sebagai batuan yang umumnya tidak termineralisasi, hanya terobosan.Kelompok batuan-batuan tersebut beberapa fragmen batuan konglomeratnya dapat dikorelasikan dengan Formasi Mandalika kadang-kadang terdiri dari fragmen batuan berumur Oligo-Miosen. termineralisasi Formasi Mandalika. Struktur geologi yang berkembang di • Daerah ini merupakan daerah pemukiman daerah ini adalah patahan berarah timurlaut – yang menempati hampir di seluruh aliran tenggara dan utara – selatan. Patahan timurlaut – sungai di daerah ini. Jadi anomali tersebut tenggara mengontrol zona ubahan batuan di dapat saja terjadi dari kontaminasi limbah hulu S. Ngrawan sedangkan patahan utara– buangan penduduk. selatan mengontrol zona ubahan di Kali Gede. • Daerah Purwoharjo merupakan daerah Lapisan tufa pada Formasi Mandalika di bagian ladang dan persawahan penduduk. Jadi baratdaya umumnya berarah barat–timur dan

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-7 miring ke selatan. Struktur lipatan yang Daerah Seweden (Kab. Blitar) (Gambar 6.) diperkirakan sebagai struktur kubah terdapat di sekitar tubuh intrusi di Kali Ngrawan. Lima Geologi di daerah ini disusun oleh zona ubahan batuan yang berkembang, yaitu kelompok batuan hasil kegiatan gunungapi zona ubahan argilik – filik (potasik ?) terdapat Tersier yang ditutup oleh batugamping di bagian di hulu Kali Ngrawan, zona ubahan argilik di selatannya. Kelompok batuan gunungapi hilir Kali Ngrawan, zona ubahan argilik di berumur Oligo-Miosen terdiri dari lava andesitik bagian barat Kali Ngrawan, zona ubahan argilik – basaltik dan volcanoclastic. Batuan andesitik di hulu Kali Gede dan zona silisifikasi tersebar mendominasi sedangkan basaltik singkapannya di sekitar G. Kukusan. di bagian timurlaut dan barat daerah ini, batuan Indikasi mineralisasi tembaga teramati pada dasitik menempati bagian atasnya, batuan- satu lokasi di cabang Kali Ngrawan hulu, berupa batuan tersebut dapat dikorelasikan dengan mineral tembaga oksida (malakhit) di dalam Formasi Mandalika bagian bawah dan atas. batuan andesitik (Formasi Mandalika) yang juga Batugamping masif yang posisinya menutup mengandung magnetit sekunder, akan tetapi kelompok batuan gunungapi andesitik – basaltik mineral-mineral ubahan hidrotermal seperti K- dan volcanoclastic dapat dikorelasikan dengan feldspar dan biotit sekunder tidak teramati. Zona Formasi Wonosari, walaupun ada beberapa ubahan argilik kuat dengan pirit halus tersebar batugamping berdasarkan data yang ada di dan zona silisifikasi dengan stockwork urat korelasikan dengan Formasi Campurdarat. kuarsa halus juga terlihat di daerah ini. Batuan lava basaltik tidak terubah Hasil pengamatan geologi selama penyebarannya di bagian timur daerah ini penyelidikan fase III (th. 2003) di daerah ini termasuk di dalam Formasi Mandalika, terdapat beberapa zona ubahan batuan seperti walaupun berdasarkan data yang ada korelasi zona argilik – filik (potasik ?), silisifikasi dan dengan Formasi Wuni. argilik kuat, umumnya disertai mineralisasi Patahan berarah utara timurlaut-selatan sulfida (pirit), sedangkan mineral logam lainnya baratdaya terlihat jelas dan patahan baratlaut – tidak jelas teramati, walaupun hasil analisis tenggara s.d. timur – barat juga teramati di kimia conto batuan dari daerah ini pada daerah ini. Lapisan tufa halus Formasi penyelidikan fase II (th. 2002) menunjukkan Mandalika di bagian selatan menunjukkan arah adanya indikasi kandungan Cu dan Au yang timurlaut-baratdaya dengan kemiringan lemah cukup berarti. Zona ubahan silisifikasi dan ke arah utara dan utara-selatan miring ke timur. argilik kuat dengan sulfida (limonit dan sulfur Struktur lipatan nampaknya terjadi juga di oksida) juga ditemukan di Kali Temin dan Kali daerah ini. Gede dan daerah sekitar Kali Lengkong. Beberapa singkapan zona alterasi (silisifikasi – argilitisasi) dan kadang-kadang dengan tembaga tembaga oksida (malakit) ditemukan cukup luas di tengah daerah bagian barat daerah ini, salah satunya teramati di sepanjang Kali Putih dan sekitarnya, di K.Putih sendiri dapat teramati sepanjang > 500 m. Beberapa urat urat kuarsa tebal < 2 cm - 7 cm, berarah utara-timurlaut dan selatan-baratdaya tersingkap di dalam zona ini. Dua singkapan batuan dengan pirit tersebar dan zona silisifikasi di Kali Putih menunjukkan tanda-tanda mineralisasi yang cukup kuat, dari hasil analisis kimia menunjukan tanda-tanda mineralisasi tembaga yang cukup kuat yaitu menunjukkan kandungan Cu antara 8.550-16.800 ppm. Sejumlah urat-urat kuarsa tipis tersingkap di Kali Cekelan dengan tanda-tanda mineralisasi berupa pirit, umumnya berarah utara-selatan sampai utaratimurlaut – selatanbaratdaya Gambar 5. Peta Geologi Tempursari dengan kemiringan curam. dan sekitarnya, Kab. Lumajang, Jawa Timur

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-8

sedimen lainnya. Batuan Tersier terutama terdiri dari lava basaltik - andesitik dan batuan gunungapi klastik. Batuan andesitik merupakan batuan yang paling luas sebarannya, sedangkan batuan berkomposisi basal tersingkap di bagian selatan dan utara daerah ini. Batugamping masif tersingkap di beberapa tempat, terutama di puncak-puncak bukit, sedangkan batugamping lain terdapat sebagai lensa-lensa tipis didalam batuan gunungapi andesit, tersingkap di Kali Suren dan Kali Sumurup. Retas/korok batuan diorit-diorit kuarsa terutama ditemukan di bagian utara daerah ini, sedangkan retas basal- Gambar 6. Peta geologi daerah Seweden dan andesit tersingkap hampir di seluruh daerah ini. sekitarnya, Kec. Wonotirto, Kab. Blitar Batuan gunungapi kuarter menutupi bagian baratlaut daerah ini. Daerah Suren Lor, Kab. Trenggalek(Gambar 7.)

Geologi daerah penyelidikan disusun oleh batuan produk gunungapi Tersier yang berselingan dengan batugamping dan batuan

570.000 m E 575.000 m E 579.000 m E

Dandan

Pakel

Dawung G. Mayong 9.125.000 mN B ului k 719 381 k 846k Jetis T ilen g

K. Gedongan G. Manggu k 763 Puru Jogorogo Buyud K. Cobank idang

k k 581 826 Ngapak

358 Sam bi k

G . Prongos k 826 Kaliten gah 807 354 K. Bulujaran k k Krajan Karangrejo Sekebo k G. Suren k 407 Klepu 860

K. Keyang Dali G. Bawuk k 852 821 k

Jam urdipo k Ploso G. Ploso 332 k Gerdon 720 G. Gede Sinom an k 801 Bangsalan K. Dirojo Pule 783 k

Dawuhan Tawing

Buyud 777 K alitelu M elikan k

Wates M asaran Wetan K. Ploso 706 k Plum pung

Karangtengah

708 Gondang k Teknos 810 Kuntulan k Pepe 726 663 Kem bangan k k k 686 Badut G. Jambu k 805 Jerukgulu ng 667 Suren k Tem on

Jam bu Banaran Ju m ok G. Gemblung k k k 649 681 9.120.000 m N K. Plapar 695 713 k Ngerjo k Tarap 661 637 k k k Jen gglik 701 716

k Sum urup 734 k Puring k 623 714 Setren Ngem plak Kacangan Jati Sadon

Tempuran

Pencut Pojok k k 644k 677 k 551 G. P endem 661 Darungan Pule k 649

k K. Sum urup Dasri Salam 654 672 k

Pojok Duren Ngagik G. Ri nginputih Am pelgading

Salam k Gem pol 510 578 k k 606 Klinc i

k k 591 495 Sanggrahan K. Cakadan M loko Kedungm aran Sebatok Jeruk Krajan 494 341 k Beran k

K. Bagong Pule Dakon Jadam Wates P arangsoko Poko Gk . W onosido Petung 425 Putuk N gum pul Srabah k Plosorejo Tanahputih 486 347 G. Tapan k k K. Beloran 355 634 Tanggung k Pengkok

K Kedungbanteng

.

k617 J

a m

b Beji u G. Tumpakpadas Bandungan 588 Suko k Pagerukir Karangrejo k 275 Kelung k459

k511 9.115.000 m N k491

k240 k237 k180 k213

k278

k347

k280

k335

k190

k295

k456

k223

k161 k248

k125 k237 k118 k166 k342 PETA GEOLOGI DAERAH PRAMBON DAN SEKITARNYA KEC. TUGU - BENDUNGAN KAB. TRENGGALEK, JAWA TIMUR  01 2 Km

Skala KETERANGAN :

Litologi : Endapan aluvial Alterasi : A r g ili t i s a s i Propilitisasi Bat. Terobosan (diorit

Silisifikasi Sat. batugam ping Sesar Sat. bat. sedimen Urat kuarsa S at. tu fa (tu fa an d , tu fa d st) Lokasi pengam bilan

DIREKTORAT JENDRAL GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT INVENTARISASI SUMBER DAYA MINERAL conto tanah PROYEK INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN MINERAL Sat. breksi (bx. and-basaltik, lava) KODE PROYEK : 07.101.440222.20.06.002.T.A.2002 P E T A IN D E K S

PETA GEOLOGI PRAMBON DAN SEKITARNYA KEC.TUGU - BENDUNGAN, KAB. TRENGGALEK, JAWA TIMUR

DISUSUN Ir. W a hy u W ., S im pw ee S . M .S c.H o ns ., Ir. S ukm a na, Atok S .P . B E

Ir. Wahyu w idodo D IG A M B A R ( D IG IT A S I)

Ka. Sub Dit. M ineral Logam

DIPERIKSA D r. Ir. Ba m bang S etiaw a n

Pemimpin Proyek

DISETUTUI/ DISAHKAN Ir. Ba m ba ng P ardiarto

Pram bon PETA TOP. LEMBAR 2003 September

LAMPIRAN Gambar 17

. Gambar 7. Peta geologi daerah Suren Lor dan sekitarnya, Kec. Tugu – Bendungan, Kab. Trenggalek

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-9 Batuan gunungapi dan gunungapi klastik kuarsa yang telah ditemukan selama dapat dikorelasikan dengan Formasi Mandalika, penyelidikan geokimia regional fase 2. sedangkan batuan sedimen dan tufa di bagian b. Singkapan zona urat kuarsa mengandung baratlaut dan tenggara daerah ini dapat sfalerit dan galena ditemukan di Kali Sumurup dikorelasikan dengan Formasi Jaten. Formasi dan Kali Beloran. Keduanya merupakan zona Jaten tidak selaras menutupi Formasi Mandalika mineralisasi yang cukup menarik. Zona dan batugamping padat yang menutupi Formasi mineralisasi tembaga secara sporadis juga Mandalika dapat dikorelasikan dengan Formasi terdapat di Kali Suren berupa urat kuarsa atau Wonosari. zona silisifikasi mengandung kalkopirit dan Patahan berarah timurlaut-baratdaya sedikit galena. Singkapan silisifikasi kuat juga merupakan patahan yang relatif lebih muda dari dapat teramati di puncak bukit antara K. patahan-patahan yang berarah lain dan Sumurup dan K. Beloran, pada lokasi ini banyak mengontrol geologi daerah ini. Patahan yang ditemukan float batuan tersilisifikasi kuat. memotong Kali Semurup nampaknya Ketebalan zona urat kuarsa berkisar dari < 0,1 – mengontrol penyebaran urat-urat kuarsa. 1,5 m dengan arah utara-selatan sampai Lapisan tufa halus dalam Formasi Jaten baratlaut-tenggara, diperkirakan lebih dari 500 memperlihatkan arah timurlaut - baratdaya dan m panjangnya baik di Kali Sumurup maupun utara - selatan dengan kemiringan rendah. Kali Beloran. Zona argilitisasi kuat dengan zona Struktur lipatan tidak menonjol, walaupun ada urat kuarsa dan silisifikasi dijumpai juga di dua sumbu-sumbu sinklin mungkin terjadi di beberapa tempat di bagian utara daerah ini, bagian timur dalam suatu sistim kelurusan. tetapi ketebalan dan penerusan urat ini menipis. Di bagian selatan urat yang terdapat di hulu Kali Batuan-batuan tersilisifikasi ditemukan Sumurup terpotong oleh intrusi andesitik dan selama penyelidikan geologi yang melengkapi tidak berlanjut ke arah hilir. Secara umum arah hasil penyelidikan fase 2. Empat urat kuarsa/urat urat di daerah ini utara - selatan dengan silisifikasi merupakan sasaran selama kemiringan hampir tegak. penyelidikan geologi fase III di sepanjang dan di Berdasarkan data-data lapangan yang dekat Kali Suren, (Tabel 2) : dapat diamati selama penyelidikan, diinterpretasikan bahwa mineralisasi yang a. Beberapa singkapan mineralisasi logam dasar terjadi adalah mineralisasi logam hidrotermal dan zona ubahan menarik ditemukan di Kali tipe urat (epitermal ?) di daerah Suren Lor, Kab. Semurup dan Kali Beloran di bagian tengah Trenggalek. Sedangkan di daerah Tempursasi, sampai utara daerah Suren Lor. Suatu daerah Kab. Lumajang diduga mineralisasi tipe porfiri ubahan argilitisasi yang luas teramati di (tersebar) dan di daerah Seweden (Kab. Blitar) bagian hulu Kali Ploso, tetapi tanda-tanda diduga sebagai endapan logam tipe porfiri mineralisasi logamnya tidak ditemukan (tersebar) seperti yang terjadi di daerah sekitar selama penyelidikan ini (f). Demikian pula Kali Putih – Kali Kuning dan tipe urat di bagian tidak ditemukan tanda-tanda mineralisasi baratnya (Kali Cekelan). yang menyolok di sekitar Kali Jambu dan daerah Mayong sebagai tambahan dari urat- urat

Tabel 2. Bentuk mineralisasi di daerah Suren Lor, Kec. Tugu-Bendungan Kab. Trenggalek Dimensi Hasil Analisis Tipe Mineralisasi Arah dan kemiringan Panjang dan Lebar (Fase 2) Urat Kuarsa/zona Utara-Selatan, hampir - 500 m - silisifikasi tegak - zona silisifikasi: 5 m Zona-zona urat N 300 W, -1. 500 m Urat kuarsa: 40 cm kuarsa 600/900 SW -Urat kuarsa : 40 cm, = 27 g/t Au dan urat-urat sejajar Zona-zona urat N 300 W, - 800 m Urat kuarsa:70 cm, kuarsa 800 SW-NE - Urat kuarsa: 70 cm, 21 g/t Au. dan urat-urat sejajar Urat kuarsa/zona N-S, - 1.000 m - silisifikasi Hampir tegak - Zona silisifikaasi kuat: 1 m

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-10 3.2. 3. Geokimia di bagian utara, selatan dan barat daerah Hasil perhitungan statistik geokimia tanah penyelidikan. Anomali kuat unsur Cu (Gambar dari Tempursari (Kab. Lumajang), Seweden, 12), terjadi setempat-setempat mendominasi Kec. Wonotirto (Kab. Blitar), Suren Lor, Kec. bagian barat daerah penyelidikan. Anomali kuat Bendungan (Kab. Trenggalek) yang telah unsur Hg, hanya ditemukan setempat di bagian diuraikan pada bab sebelumnya, sebaran unsur timur daerah penyelidikan. Unsur Mn, anomali dan anomalinya dapat diuraikan sbb. : kuat hanya ditemukan setempat-setempat Daerah Tempursari, Kab. Lumajang dihampir seluruh bagian daerah ini. Unsur Pb Anomali kuat (> 17,34 ppm) unsur As, (Gambar 12), anomali kuatnya tersebar di terdapat di 3 (tiga) lokasi, yaitu dua lokasi bagian baratdaya, selatan, timur dan utara berada di bagian baratdaya dan satu lokasi di daerah penyelidikan, sedangkan anomali bagian utara, sedangkan secara setempat- tersebut masih terbuka ke arah baratdaya dan setempat anomali menengah tersebar di bagian selatan. Unsur Zn, anomali kuat terdapat di tengah daerah pengambilan conto tanah. bagian tengah dan barat daerah penyelidikan. Anomali kuat unsur Au (Gambar 8) terdapat dibagian tengah dan setempat di bagian utara 4. KESIMPULAN daerah ini. Unsur Cu (Gambar 9), anomali kuat Karena minimnya data dan informasi yang tersebar setempat-setempat di bagian tengah dan diperoleh dari kegiatan inventarisasi dari dua utara daerah penyelidikan. Unsur Hg, anomali Kab. Lumajang dan Kab. Malang, maka di kuat terdapat mengelompok setempat di bagian dalam penyusunan Neraca Sumber Daya timurlaut atau selatan bukit 1072. Untuk unsur Mineral dari kedua Kabupaten tersebut Mn, 8 anomali kuatnya setempat-setempat mengalami kesulitan, hanya disebutkan sebagai tersebar di bagian baratdaya, baratlaut dan. potensi bahan galian dan prospek Sedangkan, anomali kuat unsur Pb, terdapat di 4 pemanfaatannya. lokasi menempati bagian tenggara dan setempat- Berdasarkan hasil pengamatan lapangan setempat di baratdaya dan timurlaut. Adapun fase III (th. 2003), hasil analisis laboratorium anomali kuat unsur Zn, 3 terdapat terpisah di baik dari conto tanah maupun batuan, maka bagian baratlaut, tenggara dan timur laut daerah dapat dikesimpulkan sbb. : penyelidikan. a. Daerah Purwoharjo (Kab. Malang) Daerah Seweden, Kec. Wonotirto (Kab. Blitar) Di daerah ini tidak ditemukan adanya tanda- Sebaran unsur daerah Seweden (Kab. tanda mineralisasi yang berkaitan dengan Blitar) adalah satu lokasi anomali kuat unsur As, banyaknya anomali Cu geokimia sedimen terdapat bagian utara. Anomali kuat unsur Au sungai hasil penyelidikan fase sebelumnya. (Gambar 10), minimal ada di empat lokasi yang Jadi nilai anomali tsb. kemungkinan terdapat setempat-setempat terdapat di bagian disebabkan oleh adanya bongkah batuan timur dan barat – baratdaya daerah termineralisasi Formasi Mandalika sebagai penyelidikan. Anomali kuat unsur Cu (Gambar fragmen pada batuan gunungapi Kuarter atau 11), terdapat di lima lokasi tersebar di bagian mungkin terjadi dari kontaminasi limbah tengah dan timur daerah penyelidikan. Untuk rumahtangga atau juga mungkin hasil unsur Hg, beberapa anomali kuatnya setempat- kontaminasi dari unsur Cu yang ada dalam setempat menempati bagian tengah selatan pupuk tanaman yang dipakai penduduk sampai tenggara daerah penyelidikan. Unsur b. Daerah Tempursari(Kab. Lumajang) Mn, beberapa anomali kuat sampai menengah Zona ubahan batuan yang ditemukan di tersebar di bagian tengah sampai utara. Unsur daerah ini adalah zona argilik – filik (potasik Pb, sedikitnya ada dua kelompok anomali kuat ?), silisifikasi dan argilik kuat, umumnya tersebar di bagian tengah dan baratdaya daerah disertai mineralisasi sulfida (pirit). Indikasi penyelidikan serta setempat-setempat mineralisasi tembaga ditemukan pada cabang menempati daerah lain disekitarnya. Unsur Zn, kanan Kali Ngrawan hulu, berupa tembaga ada tiga kelompok anomali kuat menempati oksida (malakit) di dalam batuan andesitik bagian baratdaya, tenggara dan utara daerah (Formasi Mandalika). Daerah ini merupakan penyelidikan. zona ubahan argilik kuat dengan pirit halus Daerah Suren Lor, Kec. Bendungan (Kab. tersebar dan zona silisifikasi dengan Trenggalek) stockwork urat kuarsa halus. Zona ubahan Sedikitnya ada lima lokasi anomali kuat silisifikasi dan argilik kuat dengan sulfida unsur As tersebar pada bagian tengah, timur dan (limonit dan sulfur oksida) juga ditemukan di timurlaut. Anomali unsur Au (Gambar 12), Kali Temin, Kali Gede dan daerah sekitar terdapat di enam lokasi anomali kuat sebarannya Kali Lengkong.

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-11

Gambar 8. Anomali Au conto tanah Tempursari, Gambar 9. Anomali Cu conto tanah Tempursari, Kab. Lumajang Kab. Lumajang

Gambar 10 . Anomali Au conto tanah Seweden, Gambar 11. Anomali Cu conto tanah Sweden, Kab. Blitar Kab. Blitar

Gambar 12. Anomali Au, Cu dan Pb, Suren Lor, Kab. Trenggalek

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-12

c. Daerah Seweden (Kab. Blitar) ¾ Sekitar zona mineralisasi di Kali Putih – Zona alterasi dan mineralisasi tembaga Kali Kuming dan Kali Cekelan (Kec. (silisifikasi dan argilitisasi kuat) tersebar Wonotirto, Kab. Blitar) terutama di daerah cukup luas yang dapat diamati di Kali Putih sebaran anomali Au dan Cu conto tanah. dan sekitarnya. Hasil analisis kimia batuan Pemboran uji geologi perlu dilakukan di fase penyelidikan sebelumnya zona urat kuarsa dan zona silisifikasi daerah menunjukkan kandungan Cu antara 8550- Ds. Suren Lor (Kec. Bendungan, Kab. 16.800 ppm. Sejumlah urat-urat kuarsa Trenggalek) dan daerah Seweden (Kab. tersingkap di Kali Cekelan dengan tanda- Blitar). Sedangkan untuk daerah Purwoharjo tanda mineralisasi logam berupa pirit, dan sekitarnya (Kec. Tirtoyudo–Ampelgading, namun tanda mineralisasi logam lain secara Kab. Malang) tidak disarankan untuk jelas belum ditemukan. Arah urat kuarsa dilakukan penyelidikan lanjutan. umumnya utara-selatan sampai utaratimurlaut – selatanbaratdaya dengan 5. Ucapan Terima Kasih kemiringan curam. Lebar urat kuarsa Atas terlaksananya kegiatan ini, penulis berkisar antara kurang dari 2 cm sampai 7 sampaikan terima kasih kepada semua pihak cm. Ada dua daerah anomali Au dan Cu yang telah membantu kelancaran persiapan, geokimia tanah yang saling overlapping di kegiatan lapangan dan pembuatan laporan, hulu K. Putih (1) dan daerah antara K.Putih khususnya kepada : – K.Kuning (2), anomali Au di bagian • Bupati Trenggalek, Bupati Blitar, Bupati selatan (Seweden satu) serta anomali Cu di Malang dan Bupati Lumajang (Jawa Timur) bagian barat (utara Pasiraman). beserta instansi-instansi terkait di d. Daerah Suren Lor (Kab. Trenggalek) bawahnya. Zona urat kuarsa mengandung spalerit dan • Direktur Inventarisasi Sumber Daya galena ditemukan di Kali Sumurup dan Mineral, Departemen Energi dan Sumber Kali Beloran dan zona mineralisasi Daya Mineral. tembaga secara sporadis juga terdapat di • Pimpinan Proyek Inventarisasi dan Kali Suren berupa urat kuarsa atau zona Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia silisifikasi mengandung kalkopirit dan sedikit galena. Ketebalan urat kuarsa DAFTAR PUSTAKA berkisar dari 0,1 – 1,5 m, berarah utara- selatan sampai baratlaut-tenggara, KMPC, 1993, Report on The Joint Mineral diperkirakan lebih dari 500 m panjangnya Exploration in The Pacitan baik yang tersingkap di Kali Sumurup Ponorogo Area, East maupun Kali Beloran. Urat kuarsa yang Ratman, N., Suwarti T. dan Samodra, H, 1998, terdapat di hulu Kali Sumurup di bagian Peta Geologi Indonesia Lembar selatannya terpotong oleh intrusi andesitik. Surabaya, sekala 1 : 1.000.000, Pusat Zona argilitisasi dengan zona urat kuarsa Penelitian dan Pengembangan Geologi, dan silisifikasi ditemukan di beberapa Bandung. tempat di bagian utara daerah ini dengan Sunuhadi, D. N., dkk, 2001, Laporan ketebalan dan penerusan semakin menipis. Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Untuk mengetahui kelanjutan Logam di daerah Pegunungan mineralisasi ke arah kedalaman (sebaran Selatan Kab.Pacitan, Kab. Ponorogo secara vertikal), maka perlu dilakukan dan Kab.Trenggalek, Jawa Timur penyelidikan geofisika (geolistrik) dengan Tahun Anggaran 2001, Proyek metoda IP (pengukuran resistivity dan Inventarisasi dan Evaluasi Bahan chargeability)/pemboran uji geologi di Galian Mineral Indonesia, Direktorat beberapa lokasi. Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Penyelidikan Geofisika (Geolistrik dengan Bandung metoda IP) perlu dilakukan pada : Timah Investasi Mineral, 1999, Executive ¾ Daerah zona ubahan Kali Ngrawan hulu summary Eksplorasi Emas Primer (Kec. Tempursari, Kab. Lumajang) terutama KW.96MEP071, Jawa Timur. di daerah sebaran anomali Au dan Cu conto Widodo, W., dkk., 2002, Laporan tanah. Inventarisasi dan evaluasi Mineral

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-13 Logam di Pegunungan Selatan Jawa Timur (Kab. Pacitan, dll.), Jawa Timur, (Kerjasama Teknik Pemerintah Indonesia/DJGSM dengan Pemerintah Jepang/JICA- MMAJ fase II), TA. 2002, Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung. Widodo, W., dkk., 2003, Laporan Inventarisasi dan Eksplorasi Lanjutan Mineral Logam di Pegunungan Selatan Jawa Timur (Kab. Malang dan Kab. Lumajang), (Kerjasama Teknik Pemerintah Indonesia/DJGSM dengan Pemerintah Jepang/JICA-MMAJ fase III), TA. 2003, Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.

Online www.eastjava.com/plan/ind/kab- lumajang .html, 16 September 2003

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 7-14