FUNGSI GANDANG TASA DALAM PERAYAAN MAULUIK GADANG DI SICINCIN KABUPATEN PADANGPARIAMAN

Rita Yenti

Guru SMA N 1 2 X 11 Kayutanam, Kabupaten Padang [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan membahas fungsi pertunjukan gandang tasa yang terkait dengan perayaan mauluik gadang (maulid besar) di Nagari Sicincin,Kabupaten Padang Pariaman. Deskripsi difokuskan bentuk pertunjukan dan fungsi gandang tasa dalam kontkes mauluik gadang. Mauluikgadang dimulai dari mufakat antara niniak mamak (pimpinan kaum/suku), alim ulama dan pemuka masyarakat di Kenagarian Sicincin. Pelaksanaanmauluik gadang diawali dengan kegiatan malamang, maanta paminum kopi, bajamba dan badikie. Puncak ritual mauluik gadang adalah mengarak bungo lado, yaitu berupa benda-benda arakan yang ditempeli sejumlah uang yang sering pula disebut tabuik. Bungo lado/tabuik diarak dari berbagai arah yang berasal dari korong (kampung) yang ada di Nagari Sicincin ke Masjid Raya Nagari Sicincin/ masjid utama nagari yang selalu diiringi oleh gandang tasauntuk membangun suasana menjadi meriah. Kata kunci :mauluik gadang, gandang tasa, fungsi,bungo lado, tabuik.

Abstract This research is aimed to discuss the function of gandang tasa performance which is performed in Mauluik Gadang event (Maulid Besar) in Sicincin District, Padang Pariaman Regency. The description is focused on how Gandang Tasa performs in Mauluik Gadang context. Mauluik Gadang event starts from decision-making consensus led by all the chief of society (Ninik Mamak) as tribe leaders, scholar of , elite figure of society in Sicincin District. In the beginning of this event, there are Malamang activity, serving meals, variety of local authentic foods and prays held together as celebration. The main ritual of Mauluik Gadang is showing Bungo Lado, hand-made trees which are decorated some stick money. These tresses are also called Tabuik. Bungo Lado/tabuik appears in street parade from any part of villages in Sicincin District to the main mosque/ Masjid Raya Nagari Sicincin. Gandang Tasa has function to accompany the street parade gloriously and entertained. Keywords : mauluik gadang, gandang tasa, function, bungo lado, tabuik

1

PENDAHULUAN 2013: 310; lihat juga Febrina, 2012:1-2). Perayaan hari kelahiran Nabi atau Adapun pengertian tabuik di maulid Nabi Muhammad SAW Sicincin, menurut Romy Junaidi Sidi dilaksanakan dengan berbagai cara yang Brahim salah seorang tokoh masyarakat spesifik di berbagai daerah di Sumatra Nagari Sicincin sebagaimana dikutip oleh Barat. Salah satunya adalah perayaan Asril dkk., menyebutkan: maulid Nabi Muhammad SAW yang “Tabuik refers to the objects that are dilaksanakan di Nagari Sicincin, carried in the procession to help Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung, create an atmosphere of excitement Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera at the time of mauluik. Originally, the Barat. Maulid Nabi di Nagari Sicincin tabuik consisted of objects made from secara spesifik ada yang disebut mauluik twigs that were decorated with gadang, yaitu perayaan maulidyang coloured paper. Banknotes would be dilakukan secara besar, megah, dan fastened to each twig and carried to meriah oleh seluruh komponen dan the mosque as a way of raising money lapisan masyarakat Nagari Sicincin. to rebuild the mosque. These Mauluik gadang hanya dilakukan sekali coloured twigs, decorated with dalam dua tahun. Waktu sela di antara banknotes, were formerly known as dua tahun itu, tetap dilakukan ritual bungolado (chili flowers, the flowers mauluik yang dinamakan mauluik ketek being represented by the paper (maulid kecil) yang hanya diadakan di money), but in subsequent setiap korong atau kampung yang ada di developments various other kinds of Nagari Sicincin secara terpisah dengan attributes have begun to be used, waktu yang berbeda pula. which are quite different from the Setiap perayaan mauluik gadang di original twigs and paper money, and Nagari Sicincin, bagian ritual yang selalu they are shaken and swung around in dihadirkan adalah mengarak bungo lado, a similar way to the tabuik in yaitu berupa benda-benda arakan yang Pariaman. In the procession, the ditempeli sejumlah uang pada ranting gandang tasa often plays the same kayu dan benda-benda lainnya. Arak- piece that is performed during the arakan bungo lado ini lebih umum di Tabuik ritual, and for this reason, the Nagari Sicincin disebut tabuik.Bungo collection of objects carried in the lado/tabuik diarak dari berbagai arah procession has become known as the yang berasal dari korong (kampung) yang tabuik” (Asril, et al., 2018: 18). ada di Nagari Sicincin ke masjid utama (“Tabuik adalah benda-benda yang diarak nagari yang selalu diiringi oleh gandang untuk mendukung suasana gembira tasa. Pengertian tabuik pada perayaan pada saat mauluik. Awalnya tabuik mauluik gadang di Nagari Sicincin tidak berasal dari benda-benda yang sama dengan pengertian tabuik di Kota terbuat dari ranting-ranting kayu Pariaman. Pengertian tabuik di Kota kemudian dihiasi dengan kertas Pariaman adalah artefak budaya setinggi warna-warni. Pada setiap ranting itu 10-12 meter yang diarak pada perayaan ditempeli dengan sejumlah uang Tabuik setiap bulan Muharam (Asril, 2

kertas ribuan untuk diarak ke talu sepanjang jalan yang dilaluinya masjid dalam rangka menjadi daya tarik khusus bagi masyarakat mengumpulkan dana untuk Sicincin dan pengunjung lainnya. pembangunan masjid. Ranting- Mengarak bungo lado menjadi puncak ranting kayu berwarna-warni yang perayaan mauluik gadang di Nagari ditempeli uang kertas itu pun pada Sicincin. mulanya disebut bungo lado (bunga Berdasarkan pengamatan terhadap cabe, uang kertas menjadi bunga), fungsi gandang tasa khususnya pada saat tetapi kemudian berkembang mengarak bungo lado menjadi peristiwa menjadi berbagai bentuk atribut yang unik dan menjadi daya tarik bagi yang jauh dari bentuk asalnya, dan penulis uantuk membahasnya. Apa fungsi, cara membawanya pun dihoyak dan makna, dan nilai gandang tasa dalam digoyangkan-goyangkan sehingga perayaan mauluik gadang di Nagari mirip dengan cara menghoyak Sicincin? Tujuan penelitian ini adalah tabuik di Pariaman. Dalam untuk mendiskripsikan dan menganalisis mengaraknya digunakan pula fungsi, makna, dan nilai gandang tasa gandang tasa dengan lagu yang dalam perayaanmauluik gadang di Nagari sering dimainkan pada ritual Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman. Tabuik, sehingga benda-benda itu disebutlah tabuik.”) HASIL DAN PEMBAHASAN

Jadi, pengertian tabuik oleh masyarakat Sicincin tidak memiliki kaitan A. Pelaksanaan Mauluik Gandang di langsung dengan peristiwa dan upacara Nagari Sicincin Tabuik di Pariaman. Akan tetapi, ada Setiap pelaksanaan perayaan beberapa prinsip yang diambil dari mauluik gadang di Nagari Sicincin ada semangat yang ada pada Tabuik di Kota beberapa tahap pekerjaan yang dilakukan Pariaman. Misalnya, cara menghoyak, secara bersama oleh unsur-unsur tokoh menggunakan gandang tasa, lagu yang masyarakat dan masyarakat dalam Nagari dimainkan meniru gaya yang dilakukan Sicincin. dalam Tabuik Pariaman, tetapi dengan semangat yang berbeda. 1. Persiapan Sebelum upacara mauluik gadang Gandang tasa berfungsi untuk dilangsungkan, diadakan musyawarah di membangun suasana menjadi meriah. Masjid Raya Nagari Sicincin. Musyawarah Prosesi ini dilakukan secara bergantian dihadiri oleh pemuka masyarakat terdiri antara satu korong dengan korong lainnya dari niniak mamak, alim ulama, dan dan kadang-kadang disela pula oleh pemuka masyarakat lainnya di Nagari partisipan para perantau Sicincin yang Sicincin yang terdiri dari empat korong, turut memberikan sumbangan bungo yaitu: Pauh, Bari, Sicincin, dan Ladang lado. Prosesi itu akan berlangsung sejak laweh. Dalam Nagari Sicincin terdapat siang hingga sore hari. Prosesi bungo lado tujuh suku, yaitu: koto, sikumbang, guci, yang diiringi oleh gandang tasa yang pinyalai, jambak, tanjuang dan menghadirkan suara keras dan bertalu- mandailiang Tujuan dari musyawarah

3

tersebut untuk mencari kesepakatan badikie. kapan akan dilangsungkannya acara perayaan mauluik gadang. Menjelang 2.1 Malamang tanggal 12 Rabbiul Awal masyarakat Malamang atau memasak lemang masing-masing suku/kaum sudah menjadi suatu tradisi bagi melangsungkan acara manyonsong bulan masyarakat Nagari Sicincin. Begitu juga di kaum masing-masing sesuai halnya dalam upacara mauluik gadang, dengan jadwal yang telah ditetapkan masyarakat menyemarakkan dengan bersama. Pelaksanaannya dilakukan memasak lamang di rumah masing- secara bergantian di setiap malamnya. masing. Proses pembuatan lamang atau Beberapa hari menjelang hari mauluik malamang biasanya dilakukan sejak pukul gadang masyarakat diminta untuk 16.00 sore, dimulai dengan mengadakan gotong royong mempersiapkan buluah (sejenis talang), membersihkan masjid dan pekarangan daun pisang, santan, merendam pulut, dan disekitarnya. Selanjutnya satu hari lain-lain. Lamang mulai dibakar sekitar menjelang upacara berlangsung, tepatnya pukul 06.00 pagi besok harinya. Lamang pada hari jumát malam, masyarakat dibakar dengan memgunakan kayu, bekerjasama untuk membuat ruang untuk tempurung, dan sabut kelapa, yang sudah memajangkan paminum kopi yang dipersiapkan beberapa hari sbelumnya. merupakan perwakilan dari masing- Kegiatan malamang biasanya baru selesai masing kaum, serta sekaligus tempat sekitar pukul 10.00-11.00 siang. tersebut berfungsi untuk tempat duduk urang siak selama badikie. (Febrina, 2.2. Mahanta kue (paminum kopi) 2012: 45-46). Mahanta kue adalah aktivitas mengantarkan kue dan jenis makanan 2. Pelaksanaan lainnya seperti minuman kopi ke masjid Mauluik gadang dilaksanakan oleh yang dilakukan oleh para anggota keluarga seluruh masyarakat Nagari Sicincin yang masyarakat Nagari Sicincin sebagai bentuk berlangsung selama dua hari. Waktu partisipasi dan eforia untuk memeriahkan pelaksanaannya dilangsungkan pada hari perayaan mauluik. Hal itu sudah menjadi Sabtu dan Minggu. Adakalanya waktu bagian tradisi perayaan mauluik gadang yang dipilih itu bertepatan dengan tanggal di Nagari Sicincin, yaitu setiap kelompok 12 Rabiul Awal, ada juga yang suku/kaum memperagakan bawaan dilangsungkan beberapa hari setelah itu, mereka berupa kue-kue dan aneka jenis bahkan beberapa minggu, sesuai dengan makanan-makanan kecil yang dibawa ke hasil kesepakatan yang dilakukan oleh masjid. Disini jelas terlihat bahwa mereka para pemuka masyarakat dan unsur yang sangat memprioritaskan segi kuantitas dan berwenang dalam mayarakat Nagari kualitas dari bawaan tersebut. Bahkan, Sicincin. secara tidak langsung pada saat suasana Menurut Febrina (2012: 47-54), ini terlihat semacam adanya perlombaan kegiatan yang dilakukan dalam perayaan dari masing-masing kaum/suku. Mereka mauluik (mauluik gadang) di Nagari menata seindah mungkin bawaan dari Sicincin sebagai bagian ritual, yaitu: kaum/suku mereka masing-masing. malamang, mahanta kue, bajamba, dan Tujuannya adalah agar bawaan mereka

4

dinilai sebagai tampilan terbaik oleh melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya orang-orang yang melihat nantinya. kepada umat manusia. Badikie dalam perayaan mauluik 2.3 Bajamba gadang di Nagari Sicincin dilakukan oleh Jamba adalah berbagai jenis lauk- urang siak dari empat korong yang ada di pauk seperti ikan, ayam, telur beserta nasi Nagari Sicincin, dan biasanya ada juga yang diletakkan dan ditata di atas dulang, tukang dikie yang diundang dari nagari yang ditutupi dengan tudung saji dan lain di sekitar Kecamatan 2 X 11 Enam kain dalamak di atasnya. Pada hari Lingkung dan Kecamatan VII Koto Sungai terakhir mauluik gadang di Nagari Sariak. Badikie dimulai sekitar pukul Sicincin, masyarakat, khususnya kaum 22.00 atau 23.00 dan berlangsung sampai ibu, membawa jamba dan beserta lamang menjelang subuh. Setelah istirahat ke masjid. Aktivitas membawa jamba beberapa jam, sekitar pukul 09.00 dikie tidaklah merupakan kewajiban, kembali dilanjutkan sampai menjelang masyarakat melakukannya secara suka waktu salat Ashar. rela. Jamba diperuntukkan kepada urang siak, yaitu kelompok alim ulama B. Pertunjukan Gandang Tasa tradisional, seperti labai, katik dan dalam Perayaan Mauluik Gadang sebagainya, dan anggota masyarakat (khususnya laki-laki) yang telah Aspek pertunjukan yaitu, hal-hal membawa arak-arakan tabuik yang yang berkaitan dengan bagimana diiringi oleh musik gandang tasa dari penyajian kesenian itu sendiri dalam korong masing-masing. konteks upacaranya, yang teridiri dari bagaimana bentuk pertunjukan, tempat 2.4 Badikie pertunjukan, waktu pertunjukan, pakaian Pembacaan dzikir atau badikie atau kostum pemain serta lagu-lagu yang sesungguhnya adalah merupakan inti dari dimainkan dalam pertunjukan tersebut. upacara peringatan Maulud Nabi. Ini Adapun aspek pertunjukan musik adalah untuk memperingati hari gandang tasa dalam perayaan mauluik kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang gadang di Nagari Sicincin adalah sebagai diwujudkan melalui pembacaan dikie berikut. mauluik, yaitu kitab sastra Arab Syaraful Anaam yang mengisahkan tentang 1. Bentuk Pertunjukan peristiwa kelahiran dan keutamaan sifat Gandang tasa dalam konteks Nabi Muhammad SAW beserta perayaan mauluik gadang di Nagari perjuangannya dengan para sahabat- Sicincin dimainkan sambil berdiri dan sahabatnya dalam menegakkan agama berjalan dari masing-masing korong Islam. Dalam pembacaan dikie mauluik menuju masjid tempat berlangsungnya tersebut sesungguhnya dapat dilihat upacara. Gandang tasa dimainkan dengan berbagai bentuk dan unsur seni yang cara disandangkan dengan tali pada bahu terdapat didalamnya, seperti seni sastra atau pundak masing-masing pemain. dan seni suara. Dikie adalah sebagai Adapun jumlah instrumennya adalah ungkapan rasa terima kasih dan rasa terdiri dari satu buah tasa dan 5-7 buah syukur terhadap Allah SWT yang telah gandang. Pertunjukan diawali oleh tasa

5

yang berfungsi sebagai komando, setelah penduduk yang juga diiringi dengan bunyi- itu dilanjutkan oleh gandang. Kedua bunyian gandang tasa sambil berjalan ke instrumen ini dimainkan dengan teknik seluruh penjuru kampung. Adapun waktu interlocking antara gandang dengan yang sangat ditunggu-tunggu oleh tasa. Di sini pemain tasa harus bisa masyarakat adalah pada sore hari sekitar memberi improvisasi-improvisasi yang pukul 16.00 atau sesudah salat Ashar, berfungsi sebagai paningkah sehingga dilakukan prosesi maarak Tabuik ke permainan semakin enak didengar. masjid. Masing-masing rombongan dari Adapun posisi pemain gandang masing-masing korong memainkan tasadalam prosesi ini yakni, pemain gandang tasa di sepanjang jalan hingga gandang tasa berada di belakang sampai ke masjid. Pertunjukan gandang rombongan yang membawa tabuik. tasa sangat semarak berlangsung di Disepanjang jalan gandang tasa terus halaman masjid, yang biasanya baru akan dimainkan dengan memainkan pola atau berakhir sekitar pukul 18.00 sore. lagu yang dinamakan oleh masyarakat setempat dengan pola atau lagu oyak 3. Tempat Pertunjukan tabuik. Gandang tasa dimainkan secara Tempat pertunjukan gandang tasa non stop hingga sampai ke masjid, adalah pada lapangan atau arena terbuka dengan tempo permainan makin lama yang bertempat di dua tempat yakni: di semakin cepat. Gandang tasa yang tepi jalan utama di masing-masing korong memiliki karakter suara keras, dinamis, dan di sepanjang jalan dari masing-masing dan enerjik sehingga sering mengundang korong sambil membawa arakan Tabuik perhatian orang-orang yang berada di ke masjid. Ada dua jalan masuk yang sekelilingnya dan juga akan semakin selalu dipakai untuk masuk menuju meningkatkan semangat dan antusias masjid, yaitu dari arah Pasar Sicincin dan masyarakat (Febrina, 2012:74-75). di Korong Pauh. Tempat pertunjukan terakhir adalah di halaman Masjid Raya 2. Waktu Pertunjukan Nagari Sicincin. Waktu pertunjukan musik gandang tasa dalam perayaan mauluik gadang di 4. Lagu-Lagu yang Dimainkan Nagari Sicincin adalah pada hari kedua Menurut Asril Muchtar (2005) dan (terakhir) berlangsungnya upacara. Mulai Asril (2002): “Secara musikal gandang dari sekitar pukul 10.00 para pemuda tasa termasuk ke dalam musik perkusi yang dipimpin oleh kapalo mudo mereka yang bersifat ritmik tanpa melodi. sudah mulai memainkan musik gandang Instruman-instrumen yang digunakan tasadi tepi jalan raya atau jalan utama di adalah gendang bermuka dua (double- masing-masing korong yang ada di headed cylindrical drum) dan tasa jenis Nagari Sicincin. Ketika gandang tasa bermuka satu yang berbentuk seperti kuali dimainkan, para pemuda yang lainnya (single-headed, vessel drum). Setiap meminta sumbangan kepada setiap instrumen dimainkan oleh satu orang pengendara yang melewati jalan tersebut. pemain yaitu: satu orang pemain tasa dan Sekitar pukul 13.00 adalah selebihnya gandang. Gandang berfungsi waktunya untuk meminta sumbangan ke sebagai pembawa ritme yang cenderung warung-warung serta ke rumah-rumah konstan, terutama pada saat memainkan

6

pola ritme pendek-pendek, baik dalam tersebut tetap enak didengar.” permainan interlocking maupun dalam Apabila dibandingkan dengan lagu bentuk serempak. Sementara tasa Oyak Tabuik yang terdapat di Kota difungsikan sebagai komando pembawa Pariaman, tampaknya lagu oyak Tabuik ritme, seperti pada saat mengawali yang dimainkan pada perayaan mauluik pertunjukan, merubah atau mengalihkan gadang di Nagari Sicincin tersebut pola ritme, dan mengakhiri lagu. Ritme- memang sederhana. Lagu Oyak Tabuik di ritme yang dimainkan melalui tasa lebih Pariaman dimainkan dengan teknik variatif dan sangat dimungkinkan untuk interlocking. Selain dari tasa, salah satu melakukan improvisasi-improvisasi.” dari gandang pada bagian-bagian tertentu Menurut Febrina (2012:79-80)” bertugas memainkan pola yang berbeda “Komposisi musiknya dibangun dari dari gandang yang lainnya sehingga permainan interlocking ritme antar kedua terkesan jalinan bunyi yang bertingkah instrumen tersebut (gandang dan tasa), (interlocking) (Febrina, 2012:82-83). sehingga terjadi penjalinan pola ritme di Pukulan pola ritme yang sederhana antara masing-masing gandang dan tasa dan terkesan monoton itu, namun dapat itu. Adapun jenis lagu-lagu gandang tasa membangkitkan semangat masyarakat yang sering dimainkan di Nagari Sicincin dalam mengiringi prosesi tersebut. Pola adalah jenis lagu-lagu yang menyajikan ritme tasa mengisi pola ritme gandang pola ritme pendek-pendek. Garapan dengan pola yang jarang, akan tetapi musiknya dilakukan berulang-ulang semakin lama pola ritme tasa semakin dalam waktu yang relatif lama, sehingga rapat, kemudian mengisi dengan pola yang cenderung monoton. Lagu yang agak jarang. Permainan seperti ini terus dimainkan mereka sebut dengan lagu berulang mengiringi arak-arakan tabuik Oyak Tabuik. Lagu Oyak Tabuik yang dari masing-masing korong menuju dimainkan dalam konteks ini memang masjid. tidak sama dengan lagu Oyak Tabuik yang terdapat di Pariaman. Pola pukulan C. Arak-arakan Bungo Lado/tabuik yang dimainkan dalam lagu Oyak Tabuik Arak-arakan bungo lado ataua yang dimainkan dalam prosesi arak- batabuik dalam perayaan mauluik gadang arakan Tabuik dalam perayaan mauluik merupakan salah satu tradisi masyarakat gadang di Nagari Sicincin sangat Nagari Sicincin. Arak-arakan yang sederhana dan cenderung monoton. dilakukan oleh masyarakat Nagari Sicincin Namun yang paling menonjol atau yang dalam rangka Maulid Nabi ini artinya lebih dominan dalam permainan tersebut berbesar hati (bersenang hati menyambut adalah instrumen tasa yang membawa hari kelahiran Nabi Muhammad SAW). tempo permainan dan juga memberi Menurut Tuanku Nan Cantiak: “Tradisi improvisasi-improvisasi, sedangkan mengarak bungo lado telah dilakukan gandang hanya memberikan aksentuasi secara turun temurun sejak zaman dengan pola yang sederhana. Belanda sampai sekarang di surau yang Kecenderungan mereka lebih sering beratap ijuk yang berdiri tidak jauh dari memainkan pada beat, dengan isian atau Masjid Raya Nagari Sicincin”(wawancara improvisasi yang diberi oleh pemain tasa, pada 10 Desember 2018 di Pauah sehingga jalinan antara kedua instrumen Sicincin). Arak-arakan bungo lado dimulai

7

dari korong masing-masing dan berakhir di Masjid Raya Nagari Sicincin. Uang yang terdapat pada bungo lado uang mulai dari sepuluh ribu sampai uang seratus ribu diserahkan kepada panitia mauluik gadang yang berada Masjid Raya Nagari Sicincin. Menurut Zuefa salah seorang panitia mauluik gadang mengatakan: "Maulid Gambar 1. batabuik dilakukan sekali dua tahun. Arak-arakan bungo ladodari Korong Bari (foto: Artinya, pelaksanaannya digelar secara Rita, Desember 2018). bergantian. Kalau tahun ini di Surau Baru Arak-arakan Korong Sicincin Bari, maulid tahun depan di Masjid Raya terpusat di terminal Sicincin. Bentuk Nagari Sicincin yang terletak di Korong bungo lado/tabuik yang diarak berbentuk Pauah. Ini tradisi lama yang tidak hiasan-hiasan dari hasil tani. Korong Bari diketahui kapan dimulainya. Tampaknya dan Korong Sicincin bertemu di terminal masyarakat punya kreatif sendiri. Mereka melakukan atraksi arak-arakan gandang berbuat banyak untuk pembangunan tasa dan tabuik. Atraksinya berupa surau, melalui hoyak Tabuik."(Zuefa, berjoget atau berjingkrak mengikuti irama wawancara pada Kamis, 13 Desember gandang tasa sambil melontarkan kata 2018 di Pasar Sicincin) oyak, oyak, oyak. Selanjutnya Korong Bari Panitia lainnya, Hasan Basri dan Korong Sicincin menuju Masjid Raya menyebutkan kalau setiap maulid Nagari Sicincin yang terletak di Korong lumayan besar dapat uang. Yang paling Pauh. Sementara arak-arakan bungo banyak itu, ya, dari batabuik ini. Setelah lado/tabuik dari Korong Ladang Laweh adanya kesepakan, bahwa tahun ini berupa seekor burung terbang. dilakukan mauluik gadang, maka sehari sebelum acara pemuda jorong dimaksud mencari dana, dengan minta sumbangan di setiap persimpangan jalan, dan ditambah dengan sumbangan rang sumando (orang semenda) serta anggota pemuda. (Hasan Basari, wawancara pada Kamis, 13 Desember 2018 di Pasar Sicincin). Arak-arakan Korong Bari dimulai Gambar 2. Arak-arakan tabuik di pinggir jalan raya. (foto: pada pukul 14.00. Mereka melakukan Rita, Desember 2018). arak-arakan di sepanjang jalan yang ada Adapun arak-arakan bungo di Korong Bari hingga menuju masjid. lado/tabuik dari Korong Pauh yang berada Akan tetapi, mereka ada kalanya melewati di belakang Masjid Raya Nagari Sicincin jalan utama menuju arah terminal membawa gambar kerbau hitam yang Sicincin. Rombongan prosesi Bari melambangkan keberanian. Semua arak- membawa bungo lado dari ranting kayu arakan bungo lado/tabuik dari korong itu yang diiringi dengan gandang tasa.

8

diiringi oleh kelompok gadang tasa dari ensemble being played at a fast korong mereka masing-masing. tempo and with a loud volume affected their emotions and caused them to lose control to the point where they lost consciousness. (Asril, et al., 2018:20) (Situasi trance dan mendekati trance atau flow yang dialami oleh para peserta prosesi, ketika dikonfirmasi, mengapa mereka trance atau mendekati trance? Semuanya sepakat menjawab bahwa pengaruh bunyi hentakan dan ritme gendang Gambar 3. dari gandang tasa dalam tempo Arak-arakan bungo lado diiringi gandangtasa. cepat dan suara keras sangat cepat (foto: Rita, Desember 2018). mempengaruhi emosi mereka

menjadi tak terkendali hingga tak Uang pada bungo lado berasal dari sadarkan diri.) sumbangan dari perantau Nagari Sincin, dan ditambahkan dengan sumbangan Kondisi ini terjadi biasanya diawali masyarakat setempat. Uang yang pada saat rombongan prosesi akan terkumpul akan digunakan untuk mendekati masjid, pemain tasa pembangunan Masjid Raya atau meningkatkan tempo permainan semakin pembangunan lainnya. Tradisi mauluik cepat, dengan isian tasa yang semakin gadang dan arak-arakan oyak tabuik rapat. Ketika telah sampai di masjid, yang diiringi oleh gandang tasa telah tempo permainan gandang tasa berada dilakukan secara turun temurun sejak pada kecepatan maksimal sampai akhirnya dahulu sampai sekarang ini. berdampak kepada para peserta prosesi Hal-hal unik sering terjadi ketika menjadi tidak sadarkan diri atau terjadi mengarak bungo lado biasanya ada ketegangan emosional. Namun apabila hal peserta yang pingsan, tidak sadarkan diri ini terjadi, maka segera diselesaikan dan (seperti orang mabuk), bahkan terkadang didamaikan kembali oleh para pemuka ada juga mereka yang sampai berkelahi. masyarakat seperti kapalo mudo, urang Mereka mengalami hal itu karena adanya tuo, atau niniak mamak sampai kedua gandang tasa sebagai musik pengiring belah pihak tersebut berdamai kembali. prosesi yang memberikan semangat kepada mereka. Sebagaimana dinyatakan oleh Asril, dkk., berikut ini.

When asked why they could experience a state of trance, or near trance, or flow, the participants of the procession all answered that the sound of the beat and rhythms of the gendang in the gandang tasa

9

menjadi satu di halaman masjid. (foto: Rita, Desember 2018)

D. Fungsi Gandang Tasa dalam Mauluik Gadang

Segala aktivitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri Gambar 4. manusia pendukung kebudayaan tersebut Suasana arak-arakan tabuik dalam perayaan yang berhubungan dengan kehidupannya. mauluik gadang Kesenian sebagi contoh dari salah satu (foto: Rita, Desember 2018) unsur kebudayaan, terjadi karena mula-

mula manusia ingin memuaskan Dari keempat rombongan prosesi kebutuhan nalurinya terhadap keindahan. Korong itu, diperbolehkan masuk satu Gandang tasa hadir dalam berbagai persatu ke arena masjid. Setiap kegiatan upacara ada yang kehadiranya rombongan diberi durasi pertunjukan hanyalah sebagai pelengkap upacara atau sekitar sepuluh menit. Saat pertunjukan hanya sebagai hiburan saja, namun ada berlangsung ada saja pemain gandang juga yang sangat memberi arti, bahkan tasa yang kehilangan kesadaran atau menjadi bagian penting terhadap kesurupan. Pertunjukan gandang kelangsungan upacara tersebut. tasadalam arena masjid, antara penonton Sebagaimana halnya dalam ritual dan pemain menyatu, hingga tidak ada Tabuik Pariaman, kehadiran ensambel batas atau jarak antara mereka. Selesai gandang tasa pada ritus-ritus tertentu pertunjukan gandang tasa, seluruh dalam upacara tersebut menjadi bagian pemain yang berasal dari ke empat penting bagi masyarakat Pariaman dalam korong beristirahat di masjid sambil kelangsungan tradisi ritual tersebut. Selain atau bersama yang telah itu misalnya sebagai pengiring tari disediakan masing-masing korong. galombang dalam upacara batagak penghulu, kehadiran musik gandang tasa di sini juga sangat berperan penting sebagai musik iringan tarian tersebut. (Asril, 2005). Suatu bentuk kesenian akan hadir di tengah-tengah masyarakat setempat jika memiliki fungsi tertentu dalam masyarakat. Kehadiran bentuk seni tersebut dapat berfungsi, baik yang berkaitan dengan kepentingan ritual maupun yang hanya bersifat Gambar 5. kemasyarakatan saja. Suatu penyajian Suasana peserta prosesi dengan penonton karya seni tentunya tidak hanya dipandang membaur dari segi bentuknya saja, akan tetapi juga

10

dilihat dari aspek fungsi penyajian mauluik gadang di Nagari Sicincin, kesenian itu dalam kehidupan difungsikan sebagai hiburan bagi masyarakatnya. Oleh karena hal ini masyarakat, khususnya bagi masyarakat menyangkut hubungan timbal balik setempat. antara subjek dan objek serta bagaimana efek musikal terhadap pemiliknya. 2. Fungsi Ekspresi Untuk membahas fungsi gandang Penyajian gandang tasa ketika tasa dalam perayaan mauluik gadang di mengiringi arak-arakan bungo lado/tabuik Nagari Sicincin digunakan teori fungsi dari masing-masing korong menuju musik menurut Merriam. Menurut masjid, berbagai ekspresi yang terjadi pada Merriam, ada sepuluh fungsi musik dalam pemain gandang tasa dan orang-orang konteks kehidupan suatu masyarakat, yang ikut serta mengiringi prosesi yaitu: (1) fungsi ekspresi, (2) fungsi tersebut. Sebagaimana yang peneliti penghayatan estetis, (3) fungsi hiburan, saksikan pada setiap prosesi itu beragam (4) fungsi komunikasi, (5) fungsi tingkah laku dalam mengekspresikan perlambang, (6) fungsi reaksi jasmani, (7) kegembiraan mereka;ada yang berteriak- fungsi yang berkaitan dengan norma- teriak hoyak..! hoyak...! sambil norma sosial, (8) fungsi pengesahan melompat-lompat. Selain itu, ada juga lembaga sosial dan upacara agama, (9) peserta prosesi yang tidak sadarkan diri fungsi kesinabungan, dan (10) fungsi atau trance karena terlalu brsemangat dan pengintegrasian masyarakat (Merriam, terhanyut dengan suara gandang tasa. 1964). Berdasarkan kondisi yang ditemui dalam penelitian di lapangan, fungsi 3. Fungsi Pengintegrasian gandang tasa dalam konteks mauluik Masyarakat gadang di Nagari Sicincin hanya Dari kenyataan fungsi musik mencakup fungsi hiburan, fungsi ekspresi, sebagai media komunikasi terlihatlah dan fungsi pengintegrasian masyarakat. bahwa musik juga merupakan wadah untuk berkumpulnya para anggota 1. Fungsi Hiburan masyarakat dan mengajak warga tersebut Kesenian dan hiburan berkembang untuk turut serta berkreativitas, serta tergantung pada keadaan dan lingkungan meningkatkan rasa akan pentingnya masyarakat, semakin tinggi kreativitas mereka sebagai kesatuan kelompok. kelompok suatu masyarakat maka Sebagaimana menurut pengamatan semakin tinggi karya seni yang dihasilkan. penulis gandang tasa disini berfungsi Setiap karya seni tidak terlepas dari sebagai pengintegrasian masyarakat yang ungkapan dan ekspresi manusia yang berasal dari masing-masing korong dan dilahirkan hanya semata-mata sebagai juga masyarakat Nagari Sicincin penenang jiwa baik bagi pelaku seni itu umumnya, mereka berkumpul dalam sendiri maupun bagi penikmatnya. Hal ini kebersamaan karena ada perayaan berarti bahwa seni adalah sebagai mauluik gadang. penghibur bagi manusia.Begitu juga Fungsi ini tampak dalam prosesi halnya dengan gandang tasa yang arak-arakan bungo lado/tabuik. digunaan dalam arak-arakan tabuik Masyarakat hanya dengan mendengarkan sebagai bagian dari tradisi perayaan suara gandang tasa dari jauh saja, mereka

11

akan tahu bahwa, bungo lado/tabuik DAFTAR PUSTAKA akan segera diarak ke masjid. Masyarakat akan berbondong-bondong untuk Asril, 2015. “Peran Gandang Tasa dalam menyaksikan bahkan, ada yang langsung Pertunjukan Tabuik. Dalam Jurnal bergabung dan mengikuti arakan tersebut Humaniora, Vol. 27, No. 01 hingga sampai ke masjid.Disana akan Februari. bertemu seluruh lapisan masyarakat Nagari Sicincin, tentunya masyarakat dari ______. 2015. “Perayaan Tabuik antar suku/kaum, antar usia, jenis dan Tabot: Jejak Ritual Keagamaan kelamin dan status sosial. Islam Syiah di Pantai Barat Sumatra.” Dalam Jurnal KESIMPULAN Panggung, Vol. 23, No. 3, September. Perayaan mauluik gadang di Nagari Sicincin Kabupaten Padang Pariaman ______. 2002. “Pertunjukan yang dilakukan selama dua hari yang diisi Gandang Tambua Dalam Ritual dengan berbagai kegiatan yang bersifat Tabuik di Pariaman.”Tesis. ritual, baik ditujukan secara khusus Yogyakarta: Universitas Gajah memuliakan Nabi Muhammad melalui Mada. ritual badikie, maupun ritual yang muncul sebagai bentuk eforia dan Asril, Andar Indra Sastra, dan Adjuoktoza kegembiraan masyarakat dalam Rovylendes. 2018. Performativity of memperingati maulid. Ritual yang Gandang Tasa in the Mauluik Ritual bersifat kegembiraan lahir melalui in Sicincin, Pariaman, West perilaku arak-arakan membawa bungo Sumatra. Dalam Jurnal Arts And lado atau tabuik yang diarak dari korong design Studies Journal, Vol 67. masing-masing menuju Masjid Raya Nagari Sicincin. Setiap arak-arakan bungo Febrina, Chyntia. 2012. “Gandang Tambue lado/tabuik diiringi dengan gandang dalam Upacara Maulud Nabi di tasa. Musik perkusi iniberfungsi Nagari Sicincin, Kecamatan 2 X 11 memeriahkan suasana arak-arakan Enam Lingkung, Kabupaten menjadi bersemangat dan gembira. Padangpariaman, Sumatera Barat.” Secara keseluruhan arak-arakan yang Skripsi Program Studi Karawitan, diiirngi oleh gandang tasa berfungsi Fakultas Seni Pertunjukan, Institut sebagai ekspresi kegembiraan, fungsi Seni Padangpanjang. hiburan, dan berfungsi untuk mengintegrasikan seluruh lapisan Merriam, Allan P. 1964. The Anthropology masyarakat Nagari Sicincin dalam suatu of Music. Northwestern University ritual mauluik gadang yang dilakukan Press. dan dirayakan secara bersama. Muchtar, Asril. 2005. “Musik Nusantara Gandang Tambua.” Buku ajar, Padangpanjang: STSI

Padangpanjang.

12