perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN

OBJEK WISATA CANDI DI KABUPATEN KARANGANYAR

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Progam Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Oleh :

RAHMAT TRI WAHYUDI

C9408048

PROGRAM DIII USAHA PERJALANAN WISATA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

1. Be My Self.

2. Hidup itu adalah sebuah perjuangan.

3. Pantang menyerah dalam menghadapi segala permasalahan dan cobaan

hidup.

4. Jadikan hari ini menjadi pijakan untuk menempuh dan menjalani kembali

hari esok.

5. Lakukan apa yang dapat kamu lakukan hari ini, jangan menunggu hari

esok karena hari esok belum tentu mendapatkan kesempatan seperti hari

ini (Penulis).

commit to user

iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada :

Ayahanda Kusbani dan Ibunda Tundjung Rochmini yang selalu

memberikan support serta limpahan kasih sayang yang berlebih kepada penulis.

commit to user

v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga dalam penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan.

Tugas Akhir ini disusun untuk diajukan sebagai persyaratan guna mendapat gelar Ahli Madya Jurusan Usaha Perjalanan Wisata di Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan judul “ Strategi Pengembangan

dan Pemasaran Objek Wisata Candi Sukuh di Kabupaten Karanganyar ”.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengalami banyak kesulitan,

namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan – kesulitan yang

timbul dapat terselesaiakan dengan baik. Oleh karena itu merupakan suatu

kebahagian apabila dalam kesempatan ini bagi penulis dapat mengucapkan terima

kasih atas segala bentuk bantuannya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi MS selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta beserta seluruh pembantu Rektor.

2. Bapak Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph. D selaku Dekan Fakultas Sastra dan

Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta serta seluruh karyawan.

3. Ibu Dra. Isnaini WW, M.Pd selaku ketua program jurusan D III Usaha

Perjalanan Wisata dan seluruh dosen pengampu yang sudah memberikan

ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

commit to user

vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Bapak Drs. Suharyana, M.Pd, selaku sekretaris Program Diploma III

Usaha Perjalanan Wisata yang telah memberikan bimbingan sehingga

terselesaikan Tugas Akhir ini.

5. Ibu Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum selaku pembimbing Tugas Akhir

milik penulis yang sudah dengan sabar membimbing dan memberikan

arahan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

6. Ibu Umi Yuliati, S.S, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

berkenan membimbing selama masa perkuliahan penulis.

7. Ibu Syarifah Husna Barokah selaku Tata Usaha Program Diploma III

Usaha Perjalanan Wisata, terimakasih atas segala bantuan dan saran –

sarannya sehingga terselesaikan Tugas Akhir ini.

8. Bapak Ir. Soekarno, MT selaku Kepala Sub. Bagian Perencanaan di Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar yang telah

memberikan banyak informasi mengenai strategi pengembangan objek

wisata Candi Sukuh.

9. Bapak Soeripto, SE selaku Kepala Seksi Promosi Wisata Bidang

Pemasaran di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar

yang telah memberikan banyak informasi mengenai strategi pemasaran

objek wisata Candi Sukuh.

commit to user

vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10. Bapak Sarjono selaku Staff Kepala Bidang Objek dan Wisata di Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar yang telah

memberikan informasi segala sesuatu mengenai objek wisata Candi

Sukuh.

11. Ayahanda Kusbani dan Ibunda Tundjung Rochmini selaku orangtua

penulis yang senantiasa selalu memberikan dukungan moril serta materi

didalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

12. Sahabat–sahabat terbaikku Intan Andjasmoro K, Dwi Setyawan,

Muhamad Arif M, Icas Satria W yang selalu memotivasi penulis dalam

mengerjakan Tugas Akhir ini.

13. Seluruh teman Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata angkatan 2008,

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

14. Semua teman-teman basket Culture Streetball Solo, dan team basket

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

15. Teman – teman Band Dark To Night yaitu Amak, Ricko Adirangga, Andre

Pratama A, dan Rudi Supriyono yang telah memberikan dukungan kepada

penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.

16. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu demi kelancaran penulisan Tugas Akhir ini.

commit to user

viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Tugas Akhir

ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan penulis dalam pengembangan

serta pengetahuan yang penulis miliki. Semoga Tugas Akhir ini berguna untuk

menambah pengetahuan bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan pertolongan, anugrah

yang baik dan segala berkah-Nya atas bimbingan dan bantuan semua pihak yang

telah membantu penulis selama proses penyusunan Tugas Akhir ini serta semoga

dapat memberi manfaat bagi semua dan ilmu pengetahuan pada saat ini dan masa

yang akan datang.

Surakarta, 18 Juli 2011

Rahmat Tri Wahyudi

commit to user

ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ...... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ...... iii

HALAMAN MOTTO ...... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...... v KATA PENGANTAR ...... vi DAFTAR ISI ...... x DAFTAR GRAFIK ...... xii DAFTAR TABEL ...... xiii

ABSTRAKSI ...... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 8 C. Tujuan penelitian ...... 8 D. Manfaat Penelitian ...... 9

E. Kajian Pustaka ...... 9

F. Metodologi Penelitian ...... 21

G. Sistematika Penulisan ...... 25

BAB II PROFIL DAN POTENSI CANDI SUKUH

A. Profil Objek Wisata Candi Sukuh

1. Objek Wisata Candi Sukuh ...... 26

2. Sejarah Singkat Candi Sukuh ...... 32

3. Lokasi Candi Sukuh ...... 34

4. Struktur Bangunan Candi Sukuh ...... 35

commit to user

x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Analisis Potensi Objek Wisata Candi Sukuh

1. Attraction ( Daya Tarik Wisata ) ...... 48

2. Accessibility ( Aksesibilitas ) ...... 50

3. Amenities ( Fasilitas ) ...... 53

4. Ancilarry ( Kelembagaan ) ...... 54

5. Activity ( Aktivitas ) ...... 54 C. Analisis SWOT Objek Wisata Candi Sukuh ...... 55

BAB III STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN CANDI SUKUH

A. Strategi Pengembangan Objek Wisata Candi Sukuh 1. Strategi Pengembangan Candi Sukuh .. 56 2. Strategi Pengembangan Produk Wisata 63 3. Strategi Pengembangan Tata Ruang Candi Sukuh 64 4. Strategi Pengembangan Infrastruktur Candi Sukuh .. 64 5. Arahan Pengembangan WPP 65 6. Arahan Pengembangan Candi Sukuh 66 B. Pengembangan Objek Wisata Candi Sukuh 67

C. Strategi Pemasaran dan Promosi Objek Wisata Candi Sukuh

1. Strategi Pemasaran dan Promosi ... 74

2. Meningkatkan kegiatan promosi 75

3. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 78

4. Program Pengembangan Kemitraan 88

D. Realisasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata 90

E. Kendala Dalam Pengembangan Objek Wisata Candi Sukuh 91

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ...... 92

B. Saran ...... 93

DAFTAR PUSTAKA ...... 95 commit to user LAMPIRAN

xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK Halaman

Grafik 1 Kunjungan Wisnus di Candi Sukuh ...... 80

Grafik 2 Kunjungan Wisman di Candi Sukuh ...... 83

commit to user

xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

Tabel 1 Analisis SWOT ...... 56

Tabel 2 Kunjungan Wisnus di Candi Sukuh ...... 79

Tabel 3 Kunjungan Wisman di Candi Sukuh ...... 82

Tabel 4 Target dan Realisasi PAD sektor pariwisata ...... 86

commit to user

xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Karanganyar

Lampiran 2 : Surat Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Karanganyar

Lampiran 3 : Surat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Karanganyar

Lampiran 4a : Daftar Informan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar

Lampiran 4b : Daftar Informan Pengunjung Wisnus dan Wisman Objek Wisata Candi Sukuh

Lampiran 5 : Gambar Relief Pertama dan Kedua

Lampiran 6 : Gambar Relief Ketiga dan Keempat

Lampiran 7 : Gambar Relief Kelima dan Prasasti Candi Sukuh

Lampiran 8 : Gambar Patung Sang dan Bangunan Lain Candi Sukuh.

Lampiran 9 : Gambar Pintu Masuk Utama Candi Sukuh

Lampiran 10 : Gambar Bangunan Utama Candi Sukuh

Lampiran 11 : Gambar Tiket Masuk Wisnus dan Wisman Candi Sukuh

Lampiran 12 : Gambar Halaman Depan dan Papan Penjelasan Candi Sukuh

Lampiran 13 : Gambar Batu Peresmian dan Taman Candi Sukuh

Lampiran 14 : Tempat Ritual Ruwatan dan Bangunan Lainnya Candi Sukuh

commit to user

xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Rahmat Tri Wahyudi C9408048, Program DIII Usaha Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta menulis Tugas Akhir berjudul “Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek Wisata Candi Sukuh di Kabupaten

Karanganyar”.

Tugas Akhir ini mengkaji tentang Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek Wisata Candi Sukuh. Penyusunan ini bertujuan yaitu untuk mengetahui latar belakang dan sejarah berdirinya Candi Sukuh, untuk mengetahui profil dan potensi yang dimiliki Candi Sukuh, untuk mengetahui strategi pengembangan dan pemasaran Candi Sukuh yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Karanganyar, untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam pengembangan dan pemasaran Candi Sukuh.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini yaitu analisis diskriptif. sumber data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumen dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengembangan dan pemasaran Candi Sukuh sudah bagus, yaitu menyusun strategi pengembangan pariwisata dengan langkah pengembangan produk wisata, tata ruang, infrastruktur, WPP dan arahan pengembangan objek wisata Candi Sukuh. Selain itu melakukan kegiatan promosi objek wisata Candi Sukuh yaitu promosi melalui website, Karisma Pawirogo, Java Promo dan lain sebagainya.

Kesimpulan yang dapat diambil bahwasanya strategi pengembangan dan pemasaran dapat dilakukan dengan baik maka suatu kawasan atau obyek wisata

akan dapat berkembang dengan pesat, dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, biaya yang cukup dan masyarakat yang sadar wisata.

commit to user

xv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan manifestasi gejala naluri manusia sejak purbakala, yaitu

hasrat untuk mengadakan perjalanan, lebih dari itu pariwisata dengan ragam

motivasinya akan menimbulkan permintaan-permintaan dalam bentuk jasa-jasa dan

persediaan-persediaan lain. Permintaan akan barang dan jasa ini terus meningkat

sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia. Sebagai akibat perkembangan-

perkembangan tersebut, motivasi-motivasi untuk mengadakan perjalanan menjadi

lebih kuat, lebih-lebih setelah ditunjang oleh kemajuan-kemajuan di bidang

teknologi, hasrat untuk mengadakan perjalanan lebih mudah terpenuhi. Serta dapat

disaksikan betapa deras arus perjalanan manusia dalam rangka berwisata meski

motivasi mereka kadangkala berbeda-beda.

Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari

seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan

kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi,

sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena

sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Secara umum

pariwisata dipandang sebagai sektor yang dapat mendorong dan meningkatkan

kegiatan pembangunan, membuka lapangan usaha baru, membuka lapangan kerja,

commit to user 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2

dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta pendapatan asli daerah, apabila

dikelola dan dikembangkan secara maksimal.

Keadaan inilah yang mendorong para pelaku wisata untuk menyediakan

sarana dan prasarana yang vital dalam dunia kepariwisataan. Sarana dan prasarana itu

sangat diperlukan untuk menarik minat wisatawan mengunjungi suatu objek wisata.

Semakin lengkapnya sarana dan prasarana yang ada di suatu objek wisata akan

membuat wisatawan nyaman dan betah menikmati objek wisata tersebut.

Indonesia memiliki objek wisata budaya yang sangat terkenal di seluruh

dunia. Objek wisata budaya yang dimiliki kebanyakan berupa candi.

Candi-candi yang ada di Indonesia masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda,

sebab ada candi yang bercorak agama Hindu dan ada candi yang bercorak agama

Budha. Meskipun telah ada beberapa candi di Indonesia yang telah terkenal di dunia

Internasional. Indonesia masih memiliki beberapa candi yang belum diketahui oleh

masyarakat luas atau bahkan belum tersentuh sama sekali. Hal ini disebabkan

lokasinya yang sulit untuk dijangkau.

Indonesia dikenal memiliki kebudayaan dan peninggalan seni budaya yang

beragam. Mulai dari seni bangunan, kriya, bahasa, norma kehidupan sosial, adat

istiadat dan berbagai seni budaya yang tak terhitung jumlahnya. Kebudayaan dan

peninggalan seni budaya tersebut mempunyai nilai yang tinggi dan beberapa

diantaranya diakui oleh dunia sebagai warisan budaya asli “heritage of” Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3

Seni budaya yang masih banyak dijumpai di Indoensia antara lain bangunan candi,

keris, , seni pertunjukan tari tradisional, gamelan, kethoprak kemudian ,

topeng, adat kebiasaan seperti upacara-upacara ritual, dan lainnya.

Candi merupakan peninggalan budaya bangsa Indonesia yang memiliki nilai

sejarah yang sangat berharga. Peninggalan candi banyak tersebar di seluruh Indonesia

dengan jumlah terbanyak berada di pulau Jawa. Candi Borobudur dan candi

Prambanan adalah beberapa candi yang sangat dikenal bahkan sampai ke

mancanegara. Tidak hanya candi Borobudur, candi dan beberapa candi

besar lainnya, namun indonesia juga memiliki banyak candi yang berukuran lebih

kecil dan memiliki ciri khas yang berbeda.

Candi Muara Takus di Riau, Biaro Bahal di Sumatera Utara, atau candi

Agung di Kalimantan Timur, menunjukkan candi bukan milik Pulau Jawa saja. Istilah

candi digunakan untuk menyebutkan sebuah bangunan yang berasal dari masa klasik

sejarah Indonesia, yaitu dari kurun waktu abad ke-5 M hingga ke-16 M. Candi dapat

berupa bangunan kuil yang berdiri sendiri atau berkelompok. Dapat pula berupa

bangunan berbentuk gapura beratap (Paduraksa) dan tidak beratap (Candi Bentar).

Petirtaan yang dilengkapi kolam dan arca pancuran juga kerap disebut candi.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4

Candi yang berada di daerah lain seperti Sumatera Utara dikenal istilah

”biaro” dan di Jawa Timur istilah ”cungkub”. Namun masyarakat lebih mengenal

istilah candi, apa pun jenis bangunan kuno (termasuk reruntuhan) serta di mana pun

letak candi berada. Kata ”candi” berasal dari salah satu nama yang diberikan kepada

Dewi , yakni permaisuri Dewa Siwa. Dewi Durga disimbolkan sebagai Dewi

Maut yang disebut dengan “candika”. Istilah candi kemudian digunakan untuk

menyebutkan bangunan peninggalan pada jaman Indonesia purba.

Candi merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan kuno yang pernah ada di

Indonesia, seperti Mataram Hindu, Singasari, Majapahit, dan Sriwijaya. Candi

Borobudur dan Candi Prambanan (Roro Jonggrang) adalah bukti-bukti kejayaan

Kerajaan Mataram dari abad ke-8 hingga ke-11. Candi Singasari, Kidal, dan Jago

merupakan sisa-sisa kebesaran Kerajaan Singasari, dari abad ke-11 hingga ke-13.

Candi Tikus, Bajangratu, Brahu, dan Wringin Lawang adalah peninggalan Kerajaan

Majapahit dari abad ke-13 hingga ke-15. Candi-candi di sekitar Muara Jambi diduga

merupakan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 hingga ke-11.

Candi-candi di Indonesia umumnya bercirikan agama Budha (terutama aliran

Mahayana dan Tantrayana) dan agama Hindu (terutama aliran Siwaisme). Candi

bersifat Budha dikenal lewat arca Budha dan bentuk stupa, misalnya Borobudur dan

Mendut. Sementara itu, Candi bersifat Hindu mempunyai arca-arca dewa-dewi di

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5

dalamnya, misalnya Prambanan dan Dieng. Uniknya, beberapa candi bersifat

campuran Siwa-Budha, antara lain Singasari dan Jawi di Jawa Timur.

Candi di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan langgam seninya menjadi

tiga bagian. Pertama, langgam Jawa Tengah Utara. Contohnya Candi Gunungwukir,

Badut, Dieng, dan Gedongsongo. Kedua, Langgam Jawa Tengah Selatan misalnya

Candi Kalasan, Sari, Borobudur, Mendut, Sewu, Plaosan, dan Prambanan. Ketiga,

langgam Jawa Timur, termasuk candi-candi di Bali, Sumatera dan Kalimantan.

Contohnya Candi Kidal, Jago, Singasari, Jawi, Panataran, , Muara Takus dan

Gunung Tua. Ditilik dari corak dan bentuknya, pada dasarnya candi di Jawa Tengah

Utara tidak berbeda dari candi-candi Jawa Tengah Selatan. Hanya candi-candi di

Jawa Tengah Selatan lebih mewah dan lebih megah dalam bentuk dan hiasan

dibandingkan candi-candi Jawa Tengah Utara.Perbedaan yang nyata terdapat pada

candi-candi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Umumnya candi langgam Jawa Tengah berbentuk tambun, atapnya berundak-

undak, reliefnya timbul agak tinggi dan lukisannya naturalis, menghadap ke Timur,

letak candi di halaman utama, gawang pintu dan relung berhiaskan kala makara serta

berbahan batu andesit. Sementara itu, candi langgam Jawa Timur berbentuk ramping,

atapnya merupakan perpaduan tingkatan, puncaknya berbentuk kubus, makara tidak

ada hanya hiasan atasnya diberi kepala kara, reliefnya timbul sedikit, lukisannya

simbolis menyerupai wayang kulit, letak candi di halaman belakang, menghadap ke

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6

barat dan berbahan batu bata. Sejumlah arkeolog menamakan gaya seni candi

berdasarkan aspek zaman dan periode, yaitu gaya Mataram Kuno (abad VIII-X), gaya

Singasari (abad XII-XIV), dan gaya Majapahit (abad XIII-XV).

Dahulu candi di Indonesia digunakan sebagai pemujaan terhadap nenek

moyang (makam). Ada beberapa candi yang berfungsi sebagai stupa (candi

Borobudur), sebagai wihara (candi Sari), sebagai istana (candi Boko), sebagai

petirtaan / pemandian (taman sari) dan sebagai gapura (candi Bajang Ratu).

Penggunaan candi sebagai tempat pemujaan dilakukan masyarakat (Jawa bahkan

hingga sekarang) karena dianggap roh nenek moyangnya akan pergi menuju ke Yang

Kuasa.

Gunung Mahameru dianggap sebagai tempat yang tinggi makna simboliknya,

yakni makna-makna sakral, lebih dekat dengan Yang Kuasa dan kekuasaan yang

lebih tinggi. Oleh karena itu candi-candi di Indonesia banyak yang “bersandar” di

gunung yakni didirikan di tempat dataran yang tinggi, lereng atau area sekitar

gunung-gunung. Lokasi candi yang berada di gunung ini membuat lokasi candi

biasanya berada di luar pusat-pusat kerajaan kuno di Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7

Pendirian candi-candi yang ada di Indonesia mempunyai maksud, fungsi dan

tujuan. Setiap candi biasanya memiliki relief yang merupakan cerita, tuntunan nilai-

nilai yang tinggi dari pendirinya, dari cerita Ramayana, Mahabarata hingga relief-

relief yang melukiskan kejayaan suatu kerajaan. Setiap candi mempunyai ciri dan

keunikan tersendiri, salah satunya adalah candi Sukuh. Situs candi ini sangat unik,

baik dilihat dari bentuk candi secara umum maupun dari relef-relief yang dipahat di

dalamnya.

Menurut sejarah, Candi Sukuh dibangun pada sekitar abad ke-15 oleh

masyarakat Hindu Tantrayana. Candi ini dibangun pada masa akhir runtuhnya

Kerajaan Majapahit yang berpaham Hindu. Pada waktu itu para pengikut setia

Kerajaan Majapahit yang runtuh diserang Kerajaan Demak (berpaham Islam)

melarikan diri ke lereng Gunung Lawu, kemudian membangun candi ini.

Penelitian ini menitikberatkan pada masalah yang menyangkut strategi

pengembangan dan pemasaran objek wisata Candi Sukuh yang keberadaannya kurang

mendapat perhatian dari wisatawan domestik maupun mancanegara karena lokasinya

yang lumayan sulit dijangkau. Untuk itu diharapkan dalam penelitian ini bisa

membantu mengulas tentang permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan

pemasaran Candi Sukuh.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah profil dan potensi yang dimiliki objek wista Candi Sukuh ?

2. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten

Karanganyar untuk mengembangkan dan memasarkan objek wisata Candi

Sukuh?

3. Kendala - kendala apa saja yang dihadapi dalam pengembangan dan pemasaran

objek wisata Candi Sukuh ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya tugas akhir ini guna untuk :

1. Untuk mengetahui profil dan potensi yang dimiliki objek wisata Candi Sukuh.

2. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten

Karanganyar dalam mengembangkan dan memasarkan objek wisata Candi

Sukuh.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pengembangan dan pemasaran objek

wisata Candi Sukuh.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memberikan informasi

yang berguna bagi pembaca pada khususnya dan juga pelaku usaha pariwisata

pada umumnya.

2. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca.

3. Guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma III Usaha

Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta.

E. Kajian Pustaka

1. Landasan Teori

a. Pengertian Pariwisata:

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan

pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul

sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara

wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,

Pemerintah Daerah dan pengusaha. (UU no.10/2009)

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Pengertian Pariwisata adalah Perjalanan untuk bersenang-senang. Sedangkan

definisi pariwisata di dalam “ Ensiklopedi Nasional Indonesia “ dikatakan

bahawa pariwisata atau tourism merupakan kegiatan perjalanan seseorang atau

serombongan orang dari tempat tinggal asal ke suatu tempat di kota lain atau

negara lain. Secara umum pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah,

dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus, dan melayani

kebutuhan wistawan. Secara teknis pariwisata merupakan rangkaian kegiatan

yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di

dalam wilayah negara sendiri atau di negara lain.

4 (empat) kriteria perjalanan pariwisata:

1) Tujuannya semata-mata untuk bersenang-senang;

2) Dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain;

3) Dilakukan minimal 24 jam;

4) Perjalanan tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang

dikunjungi dan orang melakukan perjalanan itu semata-mata sebagai

konsumen di tempat yang dikunjunginya.

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan

perjalanan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara

untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Pengertian wisata itu

megandung beberapa unsur yaitu , kegiatan perjalanan, dilakukan secara

sukarela, dan bersifat sementara. Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. (undang –

undang kepariwisataan No. 10 tahun 2009).

Berdasarkan ketentuan WATA ( World Assosiation of Travel Agents )

wisata adalah perjalanaan keliling selama lebih dari tiga hari, yang

diselenggarakan oleh suatu kantor perjalannan di dalam kota dan yang

acaranya antara lain mencakup melihat-lihat di berbagai tempat atau kota,

baik di dalam maupun luar negeri.

Setelah memahami tentang istilah dan pengertian tentang pariwisata

berikutnya dikemukakan bentuk dan jenis pariwisata.

1) Bentuk Pariwisata

Nyoman S.Pendit dalam bukunya Ilmu Pariwisata Sebuah

Pengantar Perdana mengemukakan bentuk pariwisata dapat dibagi

menurut beberapa kategori antara lain:

1. Menurut asal wisatawan:

a. Dari dalam negeri disebut juga pariwisata domestik atau

pariwisata .

b. Dari luar negeri disebut juga pariwisata internasional atau

pariwisata mancanegara.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

2. Menurut akibat terhadap neraca pembayaran:

a. Pariwisata aktif yaitu kedatangan wisatawan dalam negeri

memberi efek positif terhadap neraca pembayaran luar

negeri.

b. Pariwisata pasif yaitu warga negara yang keluar negeri

memberi efek negatif terhadap neraca pembayaran luar

negeri.

3. Menurut jangka waktu:

a. Pariwisata jangka pendek apabila wisatawan yang

berkunjung ke DTW (Daerah Tujuan Wisata) hanya

beberapa hari saja.

b. Pariwisata jangka panjang apabila wisatawan yang

berkunjung ke DTW (Daerah Tujuan Wisata) waktunya

sampai berbulan-bulan.

4. Menurut jumlah wisatawan:

a. Pariwisata tunggal apabila wisatawan yang bepergian

hanya seorang atau sekeluarga.

b. Pariwisata rombongan apabila wiasatwan yang bepergian

satu kelompok atau rombongan yang berjumlah 15 sampai

20 orang atau lebih.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

5. Menurut alat angkut:

a. Pariwisata Udara.

b. Pariwisata Laut.

c. Pariwisata Kereta Api.

d. Pariwisata Mobil.

2) Adapun pariwisata dibagi menjadi :

a. Wisata Budaya

Perjalanan wista yang bertujuan untuk mempelajari adat

istiadat, budaya, tata cara kehidupan masyarakat dan kebiasaan

yang terdapat didaerah atau negara yang dikunjungi.

b. Wisata Kesehatan

Perjalanan wisata dengan tujuan untuk sembuh dari suatu

penyakit atau untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani.

Wisata ini disebut juga Wisata Pulih Sembuh.

c. Wisata Olahraga

Perjalanan wisata dengan tujuan untuk mengikuti kegiatan

olahraga misalnya; Olympiade, Thomas Cup, Pra Piala Dunia dan

SeaGames.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

d. Wisata Komersial

Perjalanan wisata untuk tujuan yang bersifat komersial ataupun

dagang.

e. Wisata Kuliner

Perjalanan wisata yang bertujuan untuk menikmati

keanekaragaman makanan yang terdapat di daearah atau negara

yang dikunjungi.

f. Wisata Pertanian

Pengorganisasian perjalanan yang dilakukan dengan

mengunjungi pertanian, perkebunan untuk tujuan study, dan riset

atau study banding.

g. Wisata Maritim atau Bahari

Wisata yang sering dikaitkan dengan olahraga air, seperti

berselancar, menyelam, berenang, dan lain sebagainya. Objeknya

adalah pantai, laut, sungai, kepulauan, termasuk taman laut.

Karena kegiatannya di air, wisata ini disebut juga wisata Tirta.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

h. Wisata Cagar Alam

Kegiatan berkunjung ke daerah cagar alam. Di samping itu

untuk mengunjungi binatang atau tumbuhan yang langka juga,

untuk tujuan menghirup udara segar dan menikmati keindahan

alam.

i. Wisata Industri

Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau

mahasiswa untuk berkunjung ke suatu industri yang besar guna

mempelajari atau meneliti industri tersebut.

j. Wisata Bulan Madu

Perjalanan dalam jenis wisata ini adalah orang yang sedang

berbulan madu atau pengantin baru. Agen perjalanan atau Biro

perjalanan yang menyelenggarakan wisata ini biasanya

menyediakan fasilitas yang istimewa atau khusus. Diharapkan

agar wistawan benar-benar menikmati bulan madu dengan kesen-

kesan khusus, indah dan meninggalkan kenangan yang istimewa

bagi bulan madu mereka.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

b. Strategi Pengembangan Pariwisata :

Pengembangan menurut J.S Badudu dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia, memberikan definisi pengembangan adalah hal, cara, atau hasil

kerja mengembangkan, sedangkan mengembangkan berarti membuka,

memajukan, menjadikan maju dan bertambah baik. Selain itu pengembangan

dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan suatu objek / hal

agar menjadi lebih baik dan mempunyai hasil guna bagi kepentingan

bersama. Pengembangan pariwisata dapat didefinisikan sebagai suatu usaha

untuk meningkatkan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan perjalanan

wisata, tamsya, dan rekreasi agar menjadi lebih baik dan memberi manfaat

bagi publik yang mengkonsumsinya.

Berdasarkan UU No. 10 tahun 2009 tentang pokok-pokok

kepariwisataan pasal 12 dinyatakan bahwa penyelenggaraan atau

pengembangan kepariwisataan adalah bertujuan untuk :

(1) Penetapan kawasan strategis pariwisata dilakukan dengan

memperhatikan aspek:

a. sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi

daya tarik pariwisata;

b. potensi pasar;

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

c. lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan

keutuhan wilayah;

d. perlindungan terhadap lokasi tertentu yang mempunyai peran

strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan

hidup;

e. lokasi strategis yang mempunyai peran dalam usaha pelestarian

dan pemanfaatan aset budaya;

f. kesiapan dan dukungan masyarakat; dan

g. kekhususan dari wilayah.

(2) Kawasan strategis pariwisata dikembangkan untuk berpartisipasi

dalam terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia serta peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

(3) Kawasan strategis pariwisata harus memperhatikan aspek budaya,

sosial, dan agama masyarakat setempat.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

Dalam mengembangkan pariwisata ada pula beberapa aspek yang

perlu diperhatikan yaitu :

1. Wisatawan

Harus diketahui karateristik dari wisatawan, dari negara mana mereka

datang, usia, hobi, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan

wisata.

2. Transportasi

Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi yang

tersedia untuk membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata yang dituju.

3. Atraksi / objek wisata

Bagaimana atraksi dan objek wisata yang akan dijual, apakah

memenuhi tiga syarat berikut, apa yang dilihat, apa yang dapat

dilakukan, dan apa yang dapat dibeli di ODTW yang dikunjungi.

4. Fasilitas Pelayanan

Fasilitas apa yang tersedia di ODTW tersebut, bagaimana akomodasi

perhotelan yang ada, restoran, pelayanan umum seperti bank / money

changer, kantor pos, telepon di ODTW yang akan dikunjungi wisatawan.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

5. Informasi dan Promosi

Diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana

leaflet / brosure harus disebarkan sehingga calon wisatawan dapat

mengetahui tiap paket wisata agar cepat mengambil keputusan.

(Oka A. Yoeti, 1997 ; 3).

c. Pemasaran Pariwisata :

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang

membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri

menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai

tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi

penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.

Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini.

Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang

lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut

dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini,

aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan

pemasaran, seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa

dengan sejumlah nilai ke berbagai macam kelompok sosial untuk memenuhi

kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk

memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs),

keinginan (wants), dan permintaan (demands).

d. Pengertian Manajemen Pemasaran

Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang

banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu

pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan

tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya.

Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses

yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang

mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan

tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait.

Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang usaha.

Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan

atau penerapan serta pengawasan. Tahap perencanan merupakan tahap yang

menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu organisasi

pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu

memandang ke depan atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk

dalam pengembangan program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai

tujuan pemasaran.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

Beberapa pengertian pemasaran dapat dimengerti dalam mendukung

pemasaran, secara teoritis yaitu berkaitan dengan permasalahan manajemen

pemasaran pariwisata;

Adapun pengertian-pengertian tentang pemasaran antara lain :

1) Menurut Salah Wahab, dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Pemasaran Pariwisata, pemasaran adalah suatu cara dalam menjalankan

suatu usaha, dan menitikberatkan perhatian terhadap pelanggan dari pada

produk ( Salah Wahab, 1997 ; 28).

2) Menurut Ating Tedjasutisna dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Pemasaran memberikan pengertian bahwa pemasaran adalah usaha

peningkatan tentang keinginan dan kebutuhan para konsumen terhadap

produk maupun jasa. Dengan kata lain pemasaran merupakan usaha

menciptakan dan mengarahkan standar hidup untuk kepentingan

konsumen terhadap barang-barang dan jasa dengan tujuan memperoleh

kepuasan (Ating Tedjasutisna, 1987 ; 20).

3) Menurut Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian

yaitu; pemsaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan nama

perorangan atau kelompok melalui perbuatan dan pertukaran produk dan

nilai dengan pihak lain (Philip Kotler, 1997 ; 5).

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

F. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Objek Wisata Candi Sukuh di

kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dan kantor Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar.

2. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam melakukan pengumpulan data ini menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data, yaitu ;

a. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara

mengadakan wawancara atau tatap muka secara langsung dengan kepala

bagian objek wisata Dinas Pariwisata dan Kebudyaan Kabupaten

Karanganyar yang bertugas sebagai pengurus Candi Sukuh yaitu dengan

Sarjono, dan karyawan Dinas Pariwisata dan Kebudyaan Kabupaten

Karanganyar yaitu Soeripto selaku Kepala Seksi Promosi Wisata dan

Soekarno selaku Kepala Sub. Bag Perencanaan.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

b. Observasi

Observasi merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan informasi

( data primer ) secara langsung pada kegiatan yang berhubungan dengan

strategi pengembangan dan pemasaran pariwisata objek wisata Candi

Sukuh, serta mencatat hal-hal penting yang mendukung penelitian pada

tanggal 20 - 28 Mei 2011.

c. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data dan informasi

melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Dokumen-dokumen yang

dikumpulkan akan membantu penelitian dalam memahami fenomena

yang terjadi di lokasi penelitian dan membantu interpretasi data. Selain

itu, dokumen dan data-data literer dapat membantu dalam menyusun

analisis dan melakukan validitas data. Dokumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah daftar buku tamu yang berisi nama dan asal

wisatawan untuk memperoleh data dalam penyusunan tabel kunjungan

wisata di objek wisata Candi Sukuh, buku Profil Budaya Kabupaten

Karanganyar tahun 2010, buku Target dan Realisasi PAD (Pendapatan

Asli Daerah) tahun 2001-2010, dan juga tabel kunjungan wisatawan

Kabupaten Karanganyar yang ada di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Karanganyar mengenai objek wisata Candi Sukuh.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

d. Kepustakaan

Sumber data kepustakaan diperlukan untuk melengkapi data yang

belum diperoleh dalam penyusunan tugas akhir yang diambil dari

perpustakaan lab tour prodi DIII Usaha Perjalanan Wisata, berupa buku

tentang kepariwisataan dan juga Tugas Akhir mahasiswa dan mahasiswi

prodi DIII Usaha Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Teknik Analisa Data

Setelah mengumpulkan dan melihat data-data yang terkumpul selanjutnya

data dianalisis dengan metode analisis deskripsi yaitu menganalisis dan

menyajikan fakta-fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah difahami

dan disimpulkan. Analisis deskripsi ini bertujuan untuk menggambarkan secara

sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang

tertentu dan kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga

semuanya selalu dapat dikembalikan pada data yang diperoleh.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam mengerjakan laporan tugas akhir

ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan yang meliputi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian,

teknik analisis data dan sistematika penulisan laporan.

Bab II Gambaran Umum Objek Wisata Candi Sukuh, bab ini berisikan

tentang profil sejarah dan potensi yang dimiliki oleh objek wisata candi sukuh.

Bab III Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek Wisata Candi Sukuh

bab ini membahas tentang usaha-usaha yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Karanganyar dalam mengembangkan dan memasarkan Candi Sukuh dan

juga kendala-kendala yang dihadapi oleh dalam proses pengembangan dan

pemasaran Candi Sukuh tersebut.

Bab IV Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

PROFIL DAN POTENSI OBJEK WISATA CANDI SUKUH

A. Profil Objek Wisata Candi Sukuh

1. Candi Sukuh

Candi Sukuh adalah sebuah candi Hindu yang terletak di Dusun Sukuh,

di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar,

Jawa Tengah. Bagi masyarakat modern, candi sukuh termasuk candi yang

luar biasa. Di gerbang utama candi ini dilukiskan secara vulgar alat kelamin

laki-laki (penis) dan alat kelamin perempuan (vagina) dalam keadaan “siap

tempur”. Oleh sebab itu, orang sering menyatakan Candi Sukuh sebagai

“candi jorok, candi porno, candi saru, atau candi norak, candi seks”. Namun

pandangan seperti itu adalah sebuah pandangan yang sama sekali tidak benar.

Candi Sukuh adalah sebuah candi sakral dengan bentuk arsitek mirip

piramida. Kehadiran lukisan penis dan vagina di dasar pintu masuk candi

merupakan ajaran bahwa manusia harus mengenal ”asal-usul dumadi” yang

tidak lain berasal dari air mani yang kemudian berproses di rahim ibu. Hal

inilah yang hampir diajarkan oleh setiap ajaran agama di dunia manapun agar

manusia tidak sombong karena berasal dari setitik air mani yang memancar.

Candi Sukuh adalah candi yang menarik dari segi tata arsitektur. Candi

tersebut mengambil bentuk piramida mirip dengan bentuk kuil di Inca,

Meksiko atau piramit Mesir. commit to user 26

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id27

Candi Sukuh juga memunculkan unsur-unsur Indonesia asli dan hal ini

tergambar dalam relief-relief yang relief-relief tersebut bersumber dari teks-

teks Jawa Kuna dan Jawa Tengahan (Garudeya, Wirataparwa, Sudamala,

Bima Suci, dan Gatotkacasraya). Candi Sukuh adalah candi dari masa Hindu

yang di dalamnya bercampur antara kebudayaan prasejarah Jawa dengan

kebudayaan Hindu. Di dalam Candi Sukuh muncul unsur-unsur Indonesia asli

yang pada masa kejayaan Majapahit tenggelam akibat dominasi kebudayaan

Hindu.

Bentuk arsitektur dan tata ruang Candi Sukuh berkaitan dengan makna

simbolis yang menunjukan adanya pergeseran filosofi dari pemujaan dewa-

dewa India ke pemujaan dewa-dewa kesuburan dalam kepercayaan lokal.

Sebagai misal, pergeseran pemujaan dewa Siwa ke tokoh manusia (Sadewa)

yang tercermin dalam teks Sudamala (Jawa Tengahan) yang kemudian

dijadikan dasar cerita ruwatan. Pergeseran ini juga tampak pada

kemenonjolan tokoh garuda daripada tokoh Wisnu dalam teks Garudeya

(Wirataparwa). Pergeseran lain tampak pula pada piktogram Bima dan Dewa

Ruci yang merupakan teks tentang kemenonjolan perjuangan spiritual Bima

dalam mencari air suci (her banyu adi tirta wening) dibanding perjuangan

lahiriah (peperangan).

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id28

Untuk memahami Candi Sukuh perlu memahami teks-teks dari

masanya, di antaranya seperti:

1. Teks Samodramantana yang mengisahkan para dewa menguras

lautan untuk mendapatkan air amerta.

2. Teks Sudamala yang mengisahkan Sudamala atau Sadewa yang

berhasil meruwat Uma (Istri dewa Siwa) yang dikutuk menjadi Durga

(raksasa siluman perempuan yang menakutkan).

3. Teks Gatotkacasraya yang mengisahkan Gatotkaca ketika membantu

perkawinan Abimanyu.

4. Nawa Ruci (Bima Suci) yang mengisahkan Bima ketika mencari air

suci dan ditengah lautan harus mengalahkan naga Sembur Nawa.

Setelah tewasnya naga semburnawa, maka Dewa dijumpai Dewa Ruci

yang menjelaskan tentang asal-usul dumadi.

5. Cerita Panji yang mengisahkan Panji berjuang untuk menemukan

istrinya sehingga terjadilah suatu kisah romantis penuh liku-liku

(Zoetmulder, 1985 ; 56).

Sebagian besar candi-candi di Jawa, khususnya yang dibangun mulai

abad ke-9, di dinding-dindingnya selalu dipahatkan relief dari teks-teks

darmasastra. Relief yang paling spektakuler adalah relief Candi Prambanan

yang memahatkan teks darmasastra Ramayana. Relief Candi Sukuh

menyajikan relief dari teks-tekscommit yang to user memiliki nilai lokal dan bukan teks perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id29

darmasastra, melainkan teks-teks yang dalam cerita pewayangan Jawa dikenal

sebagai teks carangan. Pergeseran relief dari teks darmasastra ke teks-teks

carangan berkaitan dengan pergeseran nilai dalam masyarakat Jawa abad ke-

15. Di antara teks-teks yang kemudian disebut sebagai teks-teks Jawa

Tengahan dalam ekspresi kidung (bukan kakawin) adalah Dewaruci,

Sudamala, Kidung Subrata, Panji Anggraeni, dan Sri Tanjung. (Sutarjo,

2008 ; 15).

Candi Sukuh sudah banyak dikaji para ahli sejak awal abad ke-19.

Penelitian tentang Candi Sukuh dirintis oleh Raflles pada tahun 1817 dalam

bukunya History of Java. Penelitian ini dilanjutkan oleh peneliti-peneliti lain,

di antaranya sebagai berikut. Kajian tentang candrasengkala dan prasasti yang

terdapat pada Candi Sukuh telah dilakukan oleh Van der Vlis pada tahun

1843. Menurut Vlis dalam bukunya Incription van de Candi Sukuh, relief-

relief tertentu di Candi Sukuh mengandung angka tahun Saka yang dikenal

dengan candrasengkala. Di antaranya, di awal gapura paling bawah terdapat

relief raksasa yang memakan manusia yang dapat dinyatakan sebagai

candrasengkala “gapura buto amangan wong” yang bermakna 1359 Saka

atau 1437 Masehi.

Dari candrasengkala tersebut diketahui bahwa Candi Sukuh tidak

dibangun bersamaan, melainkan setahap demi setahap. Hal ini tampak pada

candra sengakala di candi utama yang berbunyi “katur karungu kram purusa”

yang bermakna tahun 1362 Saka tau1440 Masehi. Menurut kajian Van der commit to user Vlis, di Candi Sukuh ditemukan candrasengkala berupa patung manusia perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id30

garuda yang berdiri sendiri di Halalaman ketiga. Patung tersebut berjumlah

dua buah berbetuk burung garuda. Akan tetapi, kedua patung itu berbeda.

Patung yang satu bersayap, berbadan, berkaki, seperti manusia (manusia-

garuda) serta ada angka tahun 1362 Saka (1440 M) sedangkan yang lainnya

berstilir manusia, tetapi tidak bertangan serta tidak mengandung inskripsi

(Diparta Karanganyar, 2010 ; 18). Penelitian tentang Candi Sukuh tersebut

dilanjutkan oleh Muusses (1929) yang meneliti Sang Awikramawardhana

sebagai saat-saat akhir Majapahit yang kemungkinan membangun Candi

Sukuh.

Stutterheim (1925) meneliti tentang relief Ramayana di Indonesia.

Sesuatu yang menarik perhatian Stutterheim di Candi Sukuh adalah relief

tentang garuda yang mencengkeram gajah dan kura-kura untuk dimakan.

Kisah ini adalah kisah garuda dalam mencari air (amrta) yang dalam tradisi

Jawa terjelma juga dalam kisah Bima mencari air suci (Nawa Ruci). Tindakan

garuda memakan gajah dan kura-kura ternyata merupakan bentuk ruwatan

karena gajah dan kura-kura adalah sebuah makhluk yang terkena kutukan

kemudian dimakannya gajah dan kura-kura tersebut justru menjadikannya

kembali ke bentuk aslinya sebagai dewa (hlm 23). Candi Sukuh juga

mempertemukan tradisi Mahabharata dan Ramayana. Menurut kajian

Stuterheim, di Candi Suku terdapat relief yang menggambarkan Arjuna

dengan bendera perangnya bergambar kera. Di pihak lain, terdapat relief

Hanoman yang sedang menghadapi seseorang yang sedang tafakur.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id31

Bernet Kempers telah meneliti seni-seni yang ada di Indonesia klasik

(1959). Dijelaskan bahwa relief vagina dan phalus secara naturalistik di Candi

Sukuh adalah gambaran peristiwa mistik yang berkaitan dengan kesuburan

dan kemakmuran. Di Candi Sukuh digambarkan juga adanya Dwarapala yang

menyimpang dari gaya India dan muncul dengan langgam prasejarah Casparis

tentang inskripsi (1950) yang di dalamnya Casparis membahas sedikti tentang

prasasti di dalam Candi Sukuh yang pada umumnya prasasti tersebut sudah

rusak dan sulit dibaca, meskipun prasasti tersebut muncul pada abad ke-14.

Kesadaran tentang keunikan Candi Sukuh dengan candi-candi lainnya seperti

Candi Borobudur, Prambanan, Plaosan dan candi-candi di Jawa Tengah pada

umumnya telah dikemukanan oleh Sri Sugiyanti (2006).

Menurut Sri Sugiyanti, yang membedakan Candi Sukuh dengan candi

lainnya terutama terletak pada bentuk arsitektur, tokoh-tokoh, dan relief-relief

yang dipahatkan. Dari uraian di atas tampak bahwa aspek arsitektur dan tata

ruang Candi Sukuh belum banyak dikaji orang. Unsur yang banyak dikaji

adalah aspek naratif / relief. Kesulitan pengkajian aspek arsitektur dan tata

ruang Candi Sukuh karena candi tersebut sudah menyimpang dari tuntunan

percandian India.

Percandian India diatur dalam Vastusastra yang dihitung berdasar

diagram-diagram yang disebut vastupursamandala. Sementara itu, Candi

Sukuh menunjukkan konsep-konsep lokal mengenai ruwatan dan sangkan

paran yang di dalamnya banyak dipengaruhi oleh paham filosofi asli Jawa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id32

Perubahan konsep tata ruang dan arsitektur Candi Sukuh menyimpang dari

pola India memiliki alasan sosial dan kultural. Sukatno (2003) menjelaskan

bahwa konsep mandala suatu candi tidak hanya berkait dengan konteks

arsitektural bangunan candi yang suci.

Bangunan ini segera terasa pada amplifikasi penokohan relief-relief

Candi Sukuh yang mengangkat tokoh Sadewa. Padahal, tokoh tersebut di

dalam Mahabharata (India) adalah tokoh pendukung setelah Arjuna.

Mengenai cerita yang mendasari relief, Candi Sukuh pernah dibahas oleh

Callenfels (1925) yang membahas relief-relief yang ada hubungannya dengan

Kisah Sudamala. Cerita Sudamala tersebut kemudian juga dibahas panjang

lebar oleh Zoetmulder (1974) dalam bukunya Kalangwan yang menyoroti

secara mendalam Kisah Sudamala dari sisi filologis dan sastra. Relief Candi

Sukuh dan Kisah Sudamala pernah juga dibahas oleh Sri Mulyono (1978)

ketika membahas mengenai tokoh Semar. Menurut Sri Mulyono, di Candi

Sukuh tokoh Semar pertama-tama muncul dalam relief. Candi Sukuh juga

disinggung oleh Holt (1967/2000) bahwa di kedua candi tersebut muncul

unsur-unsur prehistoris dan penyajian alat seks secara vulgar. Arca-arca di

Candi Sukuh mencerminkan nenek moyang masa purba.

2. Sejarah Singkat Penemuan Candi Sukuh

Situs candi Sukuh ditemukan kembali pada masa pemerintahan Britania

Raya di tanah Jawa pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta.

Johnson kala itu ditugasi olehcommit Thomas to Stanford user Raffles untuk mengumpulkan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id33

data-data guna menulis bukunya The History of Java. Kemudian setelah masa

pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van der Vlis, yang

berwarganegara Belanda melakukan penelitian. Pada tahun 1928, pemugaran

dimulai. Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam buku Van der Vlis yang

berjudul Prove Eener Beschrijten op Soekoeh en Tjeto. Penelitian terhadap

Candi Sukuh kemudian dilanjutkan oleh Hoepermans pada tahun 1864-1867

dan dilaporkan dalam bukunya yang berjudul Hindoe Oudheiden van Java.

Pada tahun 1889, Verbeek mengadakan inventarisasi terhadap Candi Sukuh,

yang dilanjutkan dengan penelitian oleh Knebel dan WF. Stutterheim pada

tahun 1910. (Diparta Karanganyar, 2010 ; 20)

Candi Sukuh berlatar belakang agama Hindu dan diperkirakan dibangun

pada akhir abad ke-15 M. Berbeda dengan umumnya candi Hindu di Jawa

Tengah, arsitektur Candi Sukuh dinilai menyimpang dari ketentuan dalam

kitab pedoman pembuatan bangunan suci Hindu, Wastu Widya. Menurut

ketentuan, sebuah candi harus berdenah dasar bujur sangkar dengan tempat

yang paling suci terletak di tengah. Adanya penyimpangan tersebut diduga

karena Candi Sukuh dibangun pada masa memudarnya pengaruh Hinduisme

di Jawa. Memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa rupanya menghidupkan

kembali unsur-unsur budaya setempat dari zaman Megalitikum.

Pengaruh zaman prasejarah terlihat dari bentuk bangunan Candi Sukuh

yang merupakan teras berundak. Bentuk semacam itu mirip dengan bangunan

punden berundak yang merupakan ciri khas bangunan suci pada masa pra- commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id34

Hindu. Ciri khas lain bangunan suci dari masa pra-Hindu adalah tempat yang

paling suci terletak di bagian paling tinggi dan paling belakang.

3. Lokasi Candi Sukuh

Lokasi candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada

ketinggian kurang lebih 1.186 meter di atas permukaan laut pada koordinat

07o37, 38’ 85’’ Lintang Selatan dan 111o07,. 52’65’’ Bujur Barat. Candi ini

terletak di dukuh Berjo, desa Sukuh, kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten

Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini berjarak

kurang lebih 20 kilometer dari kota Karanganyar dan 36 kilometer dari

Surakarta. Kurang lebih 4 kilometer mendaki gunung Lawu lagi, terdapat

situs Candi Cetho.

Dari titik terakhir yang bisa dijangkau kendaraan roda empat (mobil/bis),

wisatawan masih harus menempuh perjalanan sejauh 1,9 km untuk mencapai

Candi Sukuh. Kecuali jika wisatawan membawa kendaraan roda dua (motor)

sendiri, akan lebih enak untuk menyewa ojek, dikarenakan jalannya yang

sangat menanjak. Namun jangan khawatir, wisatawan tidak perlu repot-repot

bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan harga dengan tukang ojek. Di sini

terpampang jelas tarif resmi ojek ke berbagai tujuan. Untuk ke Candi Sukuh

cukup membayar Rp 5.000,-.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id35

4. Struktur Bangunan Candi Sukuh

Denah Candi Sukuh.

Gambar 1. Denah Candi Sukuh

(photo: [email protected])

Candi Sukuh dibangun dalam tiga susunan trap (teras), semakin ke

belakang semakin tinggi. Pada teras pertama terdapat gapura utama. Pada

gapura ini ada sebuah candrasangkala dalam bahasa Jawa yang berbunyi

gapura buta abara wong. Artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Gapura

sang raksasa memangsa manusia”. Kata-kata ini memiliki makna 9, 5, 3, dan

1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1359 Saka atau tahun 1437 Masehi.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id36

Dilantai dasar dari gapura ini terdapat relief yang menggambarkan

phallus berhadapan dengan vagina. Relief ini mengandung makna yang

mendalam. Relief ini mirip lingga- dalam agama Hindu yang

melambangkan Dewa Syiwa dengan istrinya (Dewi Parwati).

a. Teras Pertama

Pada teras pertama terdapat pintu gerbang (gapura) utama. Bentuk

gapuranya amat unik yakni dibuat miring seperti trapezium, layaknya

pylon (gapura pintu masuk ke tempat suci) di Mesir. Pada sisi gapura

sebelah utara terdapat relief “manusia ditelan raksasa” yakni sebuah

“sengkalan rumit” yang bisa dibaca “Gapura buta mangan wong “ (gapura

raksasa memakan manusia). Gapura dengan karakter 9, buta karakternya 5,

mangan karakternya 3, dan wong mempunyai karakter 1.

Jadi candrasangkala tersebut dapat dibaca 1359 Saka atau tahun

1437 M, menandai selesainya pembangunan gapura pertama ini. Dilantai

dasar dari gapura ini terdapat relief yang menggambarkan phallus (penis)

berhadapan dengan vagina dengan di kelilingi oleh kalungan sperma.

Sepintas relief ini mempunyai kesan porno, namun relief ini mengandung

makna yang mendalam, lingga-yoni ini merupakan lambang kesuburan.

Relief tersebut dipahat di lantai pintu masuk dengan maksud agar

siapa saja yang melangkahi relief tersebut segala kotoran yang melekat di

badan menjadi sirna sebab sudah terkena “suwuk”. Relief tersebut commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id37

berfungsi sebagai “suwuk” untuk “ngruwat”, yakni membersihkan segala

kotoran yang melekat di hati setiap manusia. Relief-relief yang ada di

Candi Sukuh tersebut merupakan suatu sengkalan yang cukup rumit yaitu :

“ Wiwara Wiyasa Anahut Jalu “. Wiwara artinya gapura yang suci dengan

karakter 9, Wiyasa diartikan daerah yang terkena “suwuk” dengan karakter

5, Anahut (mencaplok) dengan karakter 3, Jalu (laki-laki) berkarakter 1.

Jadi bisa di ketemukan angka tahun 1359 Saka.

b. Teras kedua

Gapura yang terletak di teras kedua kondisinya telah rusak. Di kanan

dan kiri gapura yang biasanya terdapat patung penjaga pintu atau

dwarapala dalam keadaan rusak dan sudah tidak jelas bentuknya lagi.

Gapura sudah tidak memiliki atap dan pada teras ini tidak dijumpai banyak

pathjung-patung. Pada bagian tengah terdapat relief yang menggambarkan

Ganesya dengan tangan yang memegang ekor.

Relief ini terdapat sebuah candrasangkala pula yang dalam bahasa

Jawa berbunyi “gajah wiku anahut buntut”, artinya dalam bahasa

Indonesia adalah “Gajah pendeta menggigit ekor”. Kata-kata ini memiliki

makna 8, 7, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1378 Saka atau

tahun 1456 Masehi. Jika angka tahun ini benar menunjukkan

pembangunan gapura ini, maka ada selisih hampir duapuluh tahun antara

gapura di teras kedua ini dengan gapura di teras pertama.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id38

Trap kedua ini lebih tinggi daripada trap pertama dengan pelataran

yang lebih luas. Terdapat jejeran tiga tembok dengan pahatan-pahatan

relief yang menggambarkan peristiwa sosial yang menonjol di masyarakat

sekitar pada saat pembangunan Candi Sukuh, relief ini disebut relief Pande

Besi. Relief sebelah selatan menggambarkan seorang wanita berdiri di

depan tungku pemanas besi, kedua tangannya memegang tangkai

“ububan” (peralatan mengisi udara pada pande besi). Pande besi adalah

pengrajin yang membuat peralatan untuk menunjang kehidupan, seperti

alat-alat pertanian, alat rumah tangga dan lain-lain.

c. Teras ketiga

Pada teras ketiga ini terdapat pelataran besar dengan candi induk dan

beberapa relief di sebelah kiri serta patung-patung di sebelah kanan.

Apabila ingin mendatangi candi induk yang suci ini, maka batuan

berundak yang relatif lebih tinggi daripada batu berundak sebelumnya

harus dilalui. Selain itu lorongnya juga sempit. Konon arsitektur ini

sengaja dibuat demikian, sebab candi induk yang mirip dengan bentuk

vagina ini, memang dibuat untuk menguji keperawanan para gadis.

Menurut cerita, jika seorang gadis yang masih perawan mendakinya,

maka selaput daranya akan robek dan berdarah. Namun apabila ia tidak

perawan lagi, maka ketika melangkahi batu undak ini, kain yang

dipakainya akan robek dan terlepas.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id39

Relief pada sebelah utara menggambarkan seorang laki-laki sedang

duduk dengan kaki selonjor. Di depannya tergolek senjata-senjata tajam

seperti keris, tumbak dan pisau. Trap Ketiga ini trap tertinggi yang

merupakan trap paling suci. Tepat di bagian tengah candi utama terdapat

sebuah bujur sangkar yang merupakan tempat menaruh sesajian, untuk

membakar kemenyan, dupa dan hio.

Dengan struktur bangunan seperti ini, Candi Sukuh dikatakan

menyalahi pola dari buku arsitektur Hindu Wastu Widya. Di dalam buku

arsitektur Hindu Wastu Widya diterangkan bahwa bentuk candi harus

bujur sangkar dengan pusat persis di tengah-tengahnya, dan yang ditengah

itulah tempat yang paling suci. Sedangkan ikwal Candi Sukuh ternyata

menyimpang dari aturan-aturan itu, hal tersebut bukanlah suatu yang

mengherankan, sebab ketika Candi Sukuh dibuat, era kejayaan Hindu

sudah memudar, dan mengalami pasang surut, sehingga kebudayaan asli

Indonesia terangkat ke permukaan lagi yaitu kebudayaan prahistori jaman

Megalithic, sehingga mau tak mau budaya-budaya asli bangsa Indonesia

tersebut ikut mewarnai dan memberi ciri pada candhi Sukuh ini.

Karena trap ketiga ini trap paling suci, maka ditempat ini banyak

terdapat petilasan-petilasan. Seperti halnya trap pertama dan kedua,

pelataran trap ketiga ini juga dibagi dua oleh jalan setapa yang terbuat dari

batu. Jalan batu di tengah pelataran candi ini langka ditemui di candi-candi

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id40

pada umumnya. Model jalan seperti itu hanya ada di “bangunan suci”

prasejarah jaman Megalithic.

Kemudian pada bagian kiri candi induk terdapat serangkaian relief-

relief yang merupakan mitologi utama Candi Sukuh dan telah

diidentifikasi sebagai relief cerita Kidung Sudamala. Sudamala adalah

salah satu 5 ksatria Pandawa atau yang dikenal dengan Sadewa. Disebut

Sudamala (suda artinya: bersih, mala berarti: dosa) sebab Sadewa telah

berhasil “ngruwat” Bathari Durga yang mendapat kutukan dari Batara

Guru karena perselingkuhannya.

Sadewa berhasil “ ngruwat ” Bethari Durga yang semula adalah raksasa

betina bernama Durga atau sang Hyang Pramoni kembali ke wajahnya

yang semula, yakni seorang bidadari di kayangan dengan nama bethari

Uma Sudamala. Sehingga cerita Sudamala ini kemudian disebutkan dalam

sebuah buku / kidung, yakni Kidung Sudamala.

Urutan relief dalam fragmen Sudamala adalah sebagai berikut:

1) Relief pertama

Di bagian kiri dilukiskan sang Sahadewa atau Sadewa, saudara

kembar Nakula dan merupakan yang termuda dari para Pandawa

Lima. Keduanya adalah putra Prabu Pandu dari istrinya yang kedua,

Dewi Madrim. Madrim meninggal dunia ketika Nakula dan Sadewa

masih kecil dan keduanyacommit diasuhto user oleh Dewi Kunti, istri pertama perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id41

Pandu. Dewi Kunti lalu mengasuh mereka bersama ketiga anaknya

dari Pandu, yaitu: Yudhistira, Bima dan Arjuna.

Relief ini menggambarkan Sadewa yang sedang berjongkok dan

diikuti oleh seorang punakawan atau pengiring. Berhadapan dengan

Sadewa terlihatlah seorang tokoh wanita yaitu Dewi Durga yang juga

disertai seorang punakawan. Relief ini menggambarkan ketika Dewi

Kunthi meminta pada Sadewa agar mau “ngruwat” Bethari Durga

namun Sadewa menolak.

2) Relief kedua

Pada relief kedua ini dipahat gambar Dewi Durga yang telah

berubah menjadi seorang raksasi (raksasa wanita) yang berwajah

mengerikan. Dua orang raksasa mengerikan; Kalantaka dan Kalanjaya

menyertai Batari Durga yang sedang murka dan mengancam akan

membunuh Sadewa. Kalantaka dan Kalanjaya adalah jelmaan

bidadara yang dikutuk karena tidak menghormati Dewa sehingga

harus terlahir sebagai raksasa berwajah buruk.

Sadewa terikat pada sebuah pohon dan diancam dibunuh dengan

pedang karena tidak mau membebaskan Durga. Di belakangnya

terlihat antara lain ada Semar. Terlihat wujud hantu yang melayang-

layang dan di atas pohon sebelah kanan ada dua ekor burung hantu.

Lukisan mengerikan ini kelihatannya ini merupakan lukisan di hutan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id42

Setra Gandamayu (Gandamayit) tempat pembuangan para dewa yang

diusir dari sorga karena pelanggaran.

3) Relief ketiga

Pada bagian ini digambarkan bagaimana Sadewa bersama

punakawan-nya, Semar berhadapan dengan pertapa buta bernama

Tambrapetra dan putrinya Ni Pradapa di pertapaan Prangalas. Atas

perintah Batari Durga yang telah dibebaskannya, Sadewa harus

mengawini anak seorang pendeta buta. Pertapa buta itu pun

disembuhkannya dari kebutaan.

4) Relief keempat

Relief keempat menggambarkan Sadewa berhasil “ngruwat”

Sang Durga. Sadewa kemudian diperintah pergi kepertapaan

Prangalas, di situ Sadewa menikah dengan Dewi Pradapa. Adegan di

sebuah taman indah tempat sang Sadewa sedang bercengkerama

dengan Tambrapetra dan putrinya Dewi Pradapa serta seorang

punakawan di pertapaan Prangalas. Tambrapetra berterima kasih dan

memberikan putrinya kepada Sadewa untuk dinikahinya.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id43

5) Relief kelima

Relief ini melukiskan adegan adu kekuatan antara Bima dan

kedua raksasa Kalantaka dan Kalanjaya. Bima dengan kekuatannya

yang luar biasa sedang mengangkat kedua raksasa tersebut untuk

dibunuh dengan kuku pancanakanya.

Pada sebelah selatan jalan batu ada terdapat candi kecil, yang

didalamnya terdapat arca dengan ukuran yang kecil pula. Di lokasi ini

terdapat dua buah patung Garuda yang merupakan bagian dari cerita

pencarian Tirta Amerta yang terdapat dalam kitab Adiparwa, kitab

pertama Mahabharata. Pada bagian ekor sang Garuda terdapat sebuah

prasasti yang menandai tahun saka 1363.

Cerita ikwal Garudeya adalah sebagai berikut: Garuda

mempunyai ibu bernama Winata yang menjadi budak salah seorang

madunya yang bernama Dewi Kadru. Dewi Winata menjadi budak

Kadru karena telah kalah bertaruh tentang warna ekor kuda

uchaiswara. Dewi Kadru menang dalam bertaruh sebab dengan curang

dia menyuruh anak-anaknya yang berwujud ular naga yang berjumlah

seribu yang menyemburkan bisa-bisanya di ekor kuda Uchaiswara

sehingga warna ekor kuda berubah hitam. Dewi Winata dapat diruwat

Sang Garuda dengan cara memohon “tirta amerta” (air kehidupan)

kepada para Dewa.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id44

Kemudian sebagai bagian dari kisah pencarian Tirta Amerta (air

kehidupan) di dekat candi kecil terdapat kura-kura yang cukup besar

sejumlah tiga ekor sebagai lambang dari dunia bawah yakni dasar

Gunung Mahameru, ini berkaitan dengan kisah suci agama Hindhu

yakni “samudra samtana” yaitu ketika Dewa Wisnu menjelma

menjadi kura-kura raksasa untuk membantu para dewa-dewa lain

mencari air kehidupan (Tirta Perwita Sari).

Bentuk kura-kura ini menyerupai meja yang kemungkinan

didesain sebagai tempat menaruh untuk sesajian. Sebuah piramida

yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang

diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk lautan mencari Tirta

Amerta (kisah Pemutaran Laut Mencari Amerta).

d. Bangunan Dan Patung Lainnya

Di komplek candi induk terdapat sebuah prasasti yang menyiratkan

bahwa candi Sukuh dalam candi untuk Pengruwatan, yakni prasasti yang

diukir dipunggung relief sapi. Sapi tersebut digambarkan sedang

menggigit ekornya sendiri dengan kandungan sengkalan rumit: “Goh wiku

anahut buntut” maknanya tahun 1379 Saka. Sengkalan ini makna tahunnya

persis sama dengan makna prasasti yang ada dipunggung sapi yang

artinya kurang lebih demikian: untuk diingat-ingat ketika bersujud di

kahyangan (puncak gunung), terlebih dulu agar datang di pemandian suci.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id45

Saat itu adalah tahun saka Goh wiku anahut buntut 1379. Kata yang

sama dengan ruwatan di sini yaitu kata: “pawitra” yang artinya pemandian

suci. Di kompleks Candi Sukuh tidak terdapat pemandian atau kolam

pemandian maka pawitra dapat diartikan air suci untuk “ngruwat” seperti

halnya kata “tirta sunya”. Tempat suci untuk pengruwatan, seperti yang

sudah diutarakan, dengan bukti-bukti relief cerita Sudamala, Garudeya

serta prasasti-prasasti, maka dapat dipastikan candi Sukuh pada jamannya

adalah tempat suci untuk melangsungkan upacara-upacara besar (ritus)

ruwatan.

Selain candi utama dan patung-patung kura-kura, garuda serta relief-

relief, masih ditemukan pula beberapa patung hewan berbentuk celeng

(babi hutan) dan gajah berpelana. Pada zaman dahulu para ksatria dan

kaum bangsawan berwahana gajah untuk sarana transportasi. Bentuk

bangunan lain adalah relief tapal kuda yang menggambarkan dua sosok

manusia di dalamnya, di sebelah kira dan kanan yang berhadapan satu

sama lain.

Ada yang berpendapat bahwa relief ini melambangkan rahim

seorang wanita dan sosok sebelah kiri melambangkan kejahatan dan sosok

sebelah kanan melambangkan kebajikan. Kemudian ada sebuah bangunan

kecil di depan candi utama yang disebut candi pewara. Di bagian tengah

bangunan ini berlubang dan terdapat patung kecil tanpa kepala.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id46

1) Patung-patung sang Garuda

Lalu pada bagian kanan terdapat dua buah patung Garuda yang

merupakan bagian dari cerita pencarian tirta amerta (air kehidupan)

yang terdapat dalam kitab Adiparwa, kitab pertama Mahabharata.

Pada bagian ekor sang Garuda terdapat sebuah prasasti.

Kemudian sebagai bagian dari kisah pencarian amerta tersebut

di bagian ini terdapat pula tiga patung kura-kura yang melambangkan

bumi dan penjelmaan Dewa Wisnu. Bentuk kura-kura ini menyerupai

meja dan ada kemungkinan memang didesain sebagai tempat menaruh

sesajian. Sebuah piramida yang puncaknya terpotong melambangkan

Gunung Mandaragiri yang diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk

lautan mencari tirta amerta.

2) Kegunaan Candi Sukuh

Candi Sukuh dibangun pada abad XV mempunyai banyak

fungsi bagi pemeluk agama Hindu baik untuk tempat upacara

keagamaan atau pemujaan. Adapun kegunaan candi tersebut yaitu :

1. Sebagai Tempat Pemujaan

Menurut cerita jika umat Hindu sedang melakukan pemujaan

mereka akan dapat berkomunikasi dengan para arwah leluhur.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id47

2. Sebagai Bukti Kesucian Wanita

Bila ada seorang wanita Hindu yang akan melangsungkan

pernikahan, maka untuk membuktikan bahwa ia masih perawan

atau tidak dapat dilakukan di candi ini tepatnya pada gapura

pertama. Caranya yaitu wanita harus berdiri di depan relief Lingga

yang kemudian melangkahkan kaki melewati relief tersebut, maka

ada dua kemungkinan bila wanita itu msih suci, maka segala

pakaian yang menutupi bagian terpenting akan sobek dan

mengeluarkan darah tapi bila wanita itu sudah tidak suci, maka

pakaian yang dikenakan akan tetap utuh dan tidak mengeluarkan

darah meski diulang berkali-kali.

Di lantai dapat dilihat dengan adanya relief Lingga (alat

kelamin laki-laki) berhadapan dengan lawan jenisnya Yoni (alat

kelamin perempuan), mungkin suatu gambaran yang ada

hubungannya dengan kenyataan bahwa Candi Sukuh dengan relief

alat kelamin itu bertalian upacara-upacara kesuburan.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sukuh.html. (diakses pada tanggal

26 Juni 2011 pukul 14.00 wib)).

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id48

B. Analisis Potensi Objek Wisata Candi Sukuh

1. Potensi Candi Sukuh Melalui Analisis 4A

Kawasan Candi Sukuh mempunyai potensi yang sangat baik dan bagus

untuk prospek kedepan. Selain didukung oleh latar belakang lingkungan yang

sangat menarik juga didukung dengan jaraknya yang berdekatan dengan objek

wisata Candi Cetho, serta Objek wisata Candi Sukuh ini mempunyai kekayaan

yang berlimpah yang dapat diolah sebagai:

a. Attraction ( Daya Tarik Wisata )

Candi Sukuh merupakan satu-satunya candi yang erotik dan unik di

Indonesia, hampir menyamai candi yang ada di Guatemala (AS),

berbentuk limas terpotong yang merupakan gambaran keterbatasan ilmu

manusia, dibangun pada abad 15. Bangunan Candi Sukuh memberikan

kesan kesederhanaan yang menyolok pada para pengunjung. Kesan yang

didapatkan dari candi ini sungguh berbeda dengan yang didapatkan dari

candi-candi besar di Jawa Tengah lainnya yaitu Candi Borobudur dan

Candi Prambanan. Bahkan bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip

dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya

Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan

bentuk-bentuk piramida di Mesir.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id49

Kesan kesederhanaan ini menarik perhatian arkeolog termashyur

Belanda W.F. Stutterheim pada tahun 1930. Stutterheim kemudian

menjelaskannya dengan memberikan tiga argumen: pertama, kemungkinan

pemahat candi Sukuh bukan seorang tukang batu melainkan tukang kayu

dari desa dan bukan dari kalangan keraton, kedua candi dibuat dengan

agak tergesa-gesa sehingga kurang rapi atau ketiga, keadaan politik kala

itu dengan menjelang keruntuhannya Majapahit karena didesak oleh

pasukan Islam Demak tidak memungkinkan untuk membuat candi yang

besar dan megah.

Para pengunjung yang memasuki pintu utama lalu memasuki

gapura terbesar akan melihat bentuk arsitektur khas bahwa ini tidak

disusun tegak lurus namun agak miring, berbentuk trapesium dengan atap

di atasnya. Batu-batuan di candi ini berwarna agak kemerahan, sebab

batu-batu yang dipakai adalah jenis andesit.

Atraksi utama dan daya tarik wisata di objek wisata Candi Sukuh

ini adalah daya tarik yang dapat mengundang wisatawan baik domestik

dan mancanegara khususnya untuk mengunjungi lokasi objek wisata

Candi Sukuh ini. Atraksi utama dari Candi Sukuh yaitu dapat dilihat dari

keunikan atau keeksotisannya yang terdapat di bangunan utama, relief-

relief yang terdapat di samping jalan menuju bangunan utama dan juga

bangunan lainnya seperti tempat upacara keagmaan dan tempat ritual

ruwatan yang berada tepat di depan bangunan utama Candi Sukuh. commit to user Atraksi pendukung di Kawasan Objek wisata Candi Sukuh ini terdiri atas perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id50

berbagai potensi budaya yang terdapat di kawasan tersebut seperti

Festival Seni Candi, dan Grebeg lawu.

Candi Sukuh mempunyai beberapa hiburan pendukung seperti

pertunjukan kesenian berupa tarian tradisional berupa tari Reog, tari

Tayub dan juga pergelaran sendratari yang menceritakan cerita

Sudhamala dan Garudeya yang merupakan isi relief Candi Sukuh, dan

pergelaran ini harus disajikan secara rutin setiap bulan sekali atau tiap hari

pasaran.

Selain atraksi utama dan pendukung yang ditawarkan untuk

menarik wisatawan masih ada lagi keunggulan yang bisa ditawarkan yaitu

Desa Berjo yang letaknya berdekatan dengan Candi Sukuh. Desa Berja

adalah desa wisata yang memiliki daya tari tersendiri oleh sebab itu untuk

dapat menarik wisatawan harus segera dibuat akses jalan yang baik dan

mudah dari Candi Sukuh ke Desa Berjo ataupun sebaliknya. Agar

wisatawan tidak kesulitan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut.

b. Accessibility ( Aksesibilitas )

Aksesibilitas adalah sarana yang memberikan kemudahan kepada

wisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata. Aksesibilitas tidak

hanya menyangkut kemudahan transportasi bagi wisatawan tetapi juga

menyangkut tentang waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke objek.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id51

Aksesibilitas adalah keterjangkauan suatu daerah tujuan wisata

baik secara fisik maupun sosial. Aksesibilitas fisik pada umumnya terdiri

atas jalan, jembatan, dan signage yang berupa tanda petunjuk arah ( sign

board ). Aksesibilitas sosial adalah penerimaan masyarakat setempat atau

masyarakat sekitar (local community acceptance) terhadap pembangunan

pariwisata di daerah mereka. Aksesibilitas fisik, khususnya jalan menuju

kawasan objek wisata sudah cukup baik dan kondisi jalan sudah beraspal.

Selain itu alat transportasi yang tersedia di sana masih minim yaitu

hanya mini bus yang hanya beroprasi pada hari-hari tertentu saja dan ojek

yang berada di pertigaan jalan arah menuju Candi Sukuh dan Candi

Cetho.

Komponen aksesibilitas fisik lainnya di kawasan objek wisata

Candi Sukuh seperti papan penujuk ( sign board ) sudah memadai.

Aksesibilitas sosial yang berupa penerimaan masyarakat terhadap rencana

pengembangan pariwisata di wilayah mereka sudah cukup baik.

Aksesibilitas menuju objek wisata Candi Sukuh, dapat di jabarkan antara

lain:

a) Kondisi Jalan

Kondisi jalan menuju objek wisata Candi Sukuh sudah

beraspal semua akan tetapi jalannya terlalu curam, sudut

kemiringannya hampir mencapai 45º sehingga harus berhati-hati.

Selain itu kondisi kendaraan yang digunakan juga harus dalam

keadaan prima agarcommit bisa mencapai to user objek dengan selamat. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id52

b) Sarana Transportasi

Untuk menuju Candi Sukuh dapat ditempuh dengan

menggunakan transportasi pribadi maupun trasportasi umum.

i) Pesawat Terbang dari Bandara Adi Soemarmo wisatawan

hanya dapat menggunakan taksi untuk kemudian naik bus

jurusan Solo-Kemuning. Setelah sampai wisatawan

melanjutkan dengan berjalan kaki, atau menyewa mini bus

yang biasa beroprasi di jalan menuju candi. Perjalan tersebut

ditempuh selama 1 ½ jam untuk sampai di Candi Sukuh.

ii) Wisatawan yang menggunakan Kereta Api :

1) Dari stasiun Balapan bisa menggunakan becak ataupun

taksi untuk menuju ke terminal Tirtonadi yang kemudian

berganti menggunakan bus jurusan Solo-Kemuning.

2) Dari stasiun Purwosari bisa menggunakan bus antar kota

atau taksi menuju terminal Tirtonadi kemudian berganti

transportasi menggunakan bus jurusan Solo-Kemuning.

3) Dari stasiun Jebres bisa menggunakan bus atau taksi

menuju terminal Tirtonadi kemudian dilanjutkan dengan

bus jurusan Solo-Kemuning kemudian berganti dengan

ojek. Perjalanan dari stasiun-stasiun tersebut menuju ke

Candi Sukuh ditempuh selama 1½ jam. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id53

iii) Bus Umum dari terminal Tirtonadi naik bus yang jurusannya

Solo-Kemuning kemudian berganti naik ojek, dan waktu yang

ditempuh untuk menuju Candi Sukuh tersebut 1 jam.

iv) Kendaraan pribadi dari arah Solo, Wonogiri, Boyolali, Sragen,

Sukoharjo menuju ke Kemuning Kabupaten Karanganyar dan

mengikuti papan petunjuk (sign board) untuk menuju Candi

Sukuh.

v) Menggunakan Travel atau Rent Carr di Solo atau Karanganyar,

yang sudah dipesan jauh hari sebelumnya. Bisa langsung

menuju ke objek wisata candi Sukuh karena sopir sudah

mengetahui jalan untuk menuju objek.

c. Amenities ( Fasilitas )

Amenitas adalah fasilitas pendukung demi kelancaran kegiatan

pariwisata yang juga ditujukan untuk memberikan kenyamanan kepada

wisatawan. Amenitas terdiri atas akomodasi, layanan pemanduan, dan

lain-lain. Pada saat ini sebagian besar komponen amenitas tersebut sudah

tersedia di kawasan objek wisata Candi Sukuh terutama di sekitar lokasi

yang akan dikembangkan seperti :

a) Akomodasi

b) Transportasi

c) Rumah Makan / Warung / Restaurant

d) Jasa Komunikasi / Teleponcommit toUmum user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id54

e) Tempat Ibadah (Mushola)

f) Area Parkir / Parking Area

g) Toko Sovenir / Souvenir Shop

h) Taman Candi Sukuh

i) Pemandu Wisata / Guide

j) Papan Keterangan Objek

k) Asuransi

l) Pelayanan

m) MCK

n) Penerangan

d. Ancilarry ( Kelembagaan )

Kelembagaan yang menaungi dan mengurusi objek wisata Candi

Sukuh ini adalah Dinas Sejarah dan Purbakala Propinsi Jawa Tengah yang

bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Karanganyar. Lembaga-lembaga tersebutlah yang selalu mengawasi,

menjaga keamanan serta menjaga kelestarian budaya Candi Sukuh.

Apabila Candi Sukuh mengalami kerusakan maka yang berkewajiban

merenovasi adalah lembaga-lembaga tersebut dan dibantu juga oleh

Pemerintah Pusat.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id55

e. Activity ( Aktivitas )

Aktivitas adalah kegiatan apa saja yang dapat dilakukan oleh

wisatawan pada saat berkunjung ke daerah tujuan wisata. Kegiatan wisata

di sekitar Kawasan objek wisata Candi Sukuh masih bersifat insidental

yang hanya dilakukan pada waktu tertentu saja.

Kegiatan wisata yang dilakukan wisatawan di kawasan objek wisata

Candi Sukuh ini adalah penelitian, kegiatan religi ataupun magis serta

dapat juga menikmati pemandangan alam berlatar belakang panorama

pegunungan yang sangat indah dan berhawa sejuk di sekitar objek wisata

Candi Sukuh ini.

C. Potensi dan Daya Tarik Objek Wisata Candi Sukuh Berdasarkan

Analisis SWOT

( Strength, Weaknesses, Opportunity,Threats )

Untuk dapat menyusun strategi yang tepat dalam rangka mencapai sasaran

atau strategi yang telah diterapkan, maka perlu dilakukan faktor-faktor intern dan

ekstern yang dapat mempengaruhi kedatangan wisatawan baik wisatawan

domestik maupun wisatawan mancanegara pada khususnya dan pada

perkembangan industri pariwisata pada umumnya. Analisis semacam ini ditujukan

untuk melakukan identifikasi kekuatan-kekuatan ( strength ) dan kelemahan-

kelemahan ( weaknesses ) yang ada dalam industri pariwisata Indonesia, dalam

menghadapi kesempatan-kesempatan ( opportunities ) yang ada serta ancaman-

ancaman ( threats ) yang disebutcommit sebagai to analisis user SWOT. Dari hasil identifikasi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id56

tersebut, dapat diketahui kekuatan dan kelemahan industri pariwisata Indonesia,

serta peluang atau kesempatan dan ancaman yang datang dari luar atau lingkungan

usaha ( Oka A. Yoeti, 1996 : 139 – 140 ).

Pengamatan dengan menggunakan analisis SWOT dapat juga memberikan

suatu gambaran yang lebih jelas mengenai objek wisata Candi Sukuh sehingga

dapat diketahui potensi apa saja yang dimiliki oleh objek wisata Candi Sukuh

secara lebih jelas lagi.

Hasil Analisis SWOT objek wisata Candi Sukuh dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Analisis SWOT

Analisis Hasil Analisis

1. Kondisi yang masih alami dan asli. Strength 2. Keunikan dan kelangkaan bentuk bangunan. ( Kekuatan )

3. Adanya dukungan dari Pemerintah setempat dalam

pengembangan serta memasarkan Candi Sukuh.

4. Latar belakang pemandangan alam yang indah.

1. Lemahnya pendukung atrraksi dan daya tarik wisata.

2. Sarana dan prasarana yang kurang representative. Weaknesses

3. Tidak adanya souvenir shop di sekitar candi Sukuh. (Kelemahan)

4. SDM dibidang kepariwisataan yang sangat lemah dan

kurang. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id57

5. Promosi yang kurang.

1. Banyaknya permintaan wisata minat khusus.

2. Sangat potensial sebagai objek wisata sejarah, budaya,

religi maupun purbakala dan ilmiah yang bertaraf

internasional. Opportunities 3. Berkembangnya objek – objek wisata yang termasuk di (Peluang) dalam kawasan Karisidenan Surakarta, dan khususnya di

Kota Surakarta itu sendiri.

4. Adanya ASITA sebagai organisasi penjual objek wisata

yang berada di wilayah eks Karisidenan Surakarta.

1. Hak kepemilikan tanah yang dimiliki oleh masyarakat

sekitar Candi Sukuh. Threats 2. Krisis ekonomi yang berkepanjangan. (Ancaman)

3. Lemahnya kepedulian masyarakat terhadap keberadaan

Candi Sukuh.

4. Kemauan atau keinginan orang untuk memiliki / membeli

arca, patung, serta relief secara ilegal.

Dari analisis tabel 1, dapat dimengerti bahwa objek wisata Candi Sukuh

masih berpeluang untuk lebih berkembang sehingga dapat terus bersaing di dunia

pariwisata khususnya di propinsi Jawa Tengah dengan memberikan kualitas

pelayanan terbaik kepada wisatawan.commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN OBJEK WISATA

CANDI SUKUH DI KABUPATEN KARANGANYAR

A. Strategi Pengembangan Objek Wisata Candi Sukuh

Tanggungjawab pelaksanaan program-program pengembangan

kepariwisataan yang dilakukan oleh pemerintah daerah pada tingkat kabupaten /

kotamadya, yaitu meliputi kewenangan dalam pengembangan ODTW,

infrastruktur, dan Sumber Daya Manusia. Apabila diperhatikan tentang komposisi

beban dan tanggungjawab pelaksanaannya pemerintah kabupaten / kotamadya

sesungguhnya mempunyai kewenangan yang strategis dalam pengelolaan dan

pengembangan potensi dan sumber daya yang dimiliki daerah termasuk sektor

pariwisata. Meskipun kewenangan penuh (otonomi) telah dimilki oleh Pemkab,

namun Pemkab harus memadukan program-program pembangunan baik secara

horizontal dengan sektor-sektor terkait dan para pelaku (swasta dan masyarakat).

Pembangunan kepariwisataan harus didukung oleh masyarakat secara luas,

secara sederhana hal tersebut memiliki arti bahwa manfaat yang diterima oleh

pariwisata harus melebihi biaya total secara keseluruhan baik secara ekonomi,

lingkungan, budaya, sosial yang berhubungan dengannya. Untuk mengalokasikan

kerangka tanggungjawab bersama dalam hal pembangunan berkelanjutan

diperlukan suatu agenda dan proses untuk mengimplementasikannya :

commit58 to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id59

1. Mengkoordinasi misi dan visi pembangunan berkelanjutan kepada

masyarakat.

2. Menentukan sasaran utama masyarakat terhadap pembangunan pariwisata.

3. Mencari konsensus daya dukung (carryng capacity), fisik, psikologi,

sosial, dan kebudayaan yang dapat diterima masyarakat.

4. Identifikasi inisiatif tindakan khusus yang perlu untuk mempertemukan

sasaran pembangunan kepariwisataan dengan daya dukung lingkungan.

5. Mencapai kesepakatan ukuran yang digunakan untuk mengawasi

(monitoring) dampak pariwisata pada masyarakat.

6. Mengumpulkan dan menyebarkan informasi dampak pariwisata yang

harus diperhatikan masyarakat.

Untuk membantu terlaksananya program pembangunan kepriwisataan yang

berkelanjutan maka diikut sertakan elemen-elemen sebagai berikut :

1. Optimasi total tingkat kunjungan ke suatu DTW (sesuai dengan daya

dukung lingkungan yang tersedia).

2. Menetapkan pajak (misalnya conservation tax) yang dapat membantu

pengadaan infrastruktur, pembangunan dan pengelolaan pariwisata.

3. Menetapkan Peraturan Daerah (PERDA) yang didukung masyarakat

tentang preservasi dan konservasi sumber daya langka situs bersejarah

(heritage). commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id60

4. Konsensus masyarakat dan industri yang memperhatikan bentuk standar

arsitektural bangunan.

5. Mendorong program standar dan sertifikasi untuk meningkatkan

pengembangan kemampuan (knowledge and skills) pekerja bidang

kepariwisataan dan memberikan pelayanan dengan standar kualitas tinggi.

Salah satu dampak dari sifat program yang intersektoral, maka anggaran

yang harus disiapkan harus dikoordinasikan dengan sektor terkait. Kondisi ini

ternyata memunculkan permasalahan tersendiri, seperti :

1) Sistem perimbangan keuangan antara pusat dan daerah belum

memungkinkan untuk membiayai seluruh biaya pengembangan

kepariwisataan dari PAD.

2) Sistem administrasi, organisasi kelembagaan serta sistem perpajakan yang

ada di daerah masih belum mendukung bagi pembiayaan program

pembangunan pariwisata.

3) Tenaga profesional yang mendukung perencanaan dan pelaksanaan

program pengembangan pariwisata belum cukup tersedia di daerah.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id61

Kondisi yang disebutkan di atas ternyata menyebabkan beberapa

permasalahan berikut :

a. Banyak aktivitas pengembangan pariwisata yang terpaksa tertunda, karena

banyak hal-hal yang semestinya bisa diputuskan di tingkat daerah terpaksa

harus diputuskan lebih dahulu di tingkat pusat yang banyak memakan

waktu, karena tidak tersedianya dana.

b. Sistem penganggaran yang terpusat tadi ternyata menciptakan

ketergantungan Pemkab pada pembiayaan pusat, sehingga kurang adanya

usaha dari Pemkab untuk menggali dan meningkatkan PAD maupun

menarik investasi yang dapat dikelola oleh swasta yang dialokasikan pada

pengembangan pariwisata.

c. Peran serta swasta/Non Gaverment Organitation (NGO) serta masyarakat

pada kegiatan pembangunan pariwisata menjadi terganggu karena kurang

atau belum adanya peraturan kebijakan pengembangan pariwisata ataupun

prosedur perijinan investasi di bidang pariwisata daerah.

Di bawah ini dikemukakan beberapa strategi yang diterapkan oleh Pemkab

Karanganyar guna meningkatkan pengembangan dan pembangunan pariwisata.

1. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) di setiap

daerah mutlak diperlukan untuk pengembangan pariwisata di daerah

secara terencana dan terprogram, baik bagi daerah yang sudah populer

maupun yang belum sebagai prioritas pembangunan di daerah. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id62

2. Bidang pariwisata hendaknya diprioritaskan sebagai bidang yang harus

ditangani secara serius dengan tetap memberikan porsi pada bidang-bidang

yang lain.

3. Pembangunan sarana dan prasarana pembangunan sangat penting guna

peningkatan pariwisata seperti pembangunan sarana transportasi

pembangunan jalan dan jembatan serta sarana-sarana lainnya yang

mendukung pariwisata.

4. Sarana promosi yang dapat diakses melalui berbagai media baik elektronik

maupun media lainnya.

5. Pengadaan tenaga administrasi yang terdidik di bidang industri pariwisata.

6. Pariwisata merupakan komoditi eksport yang aman penggunaan energi dan

dampak negatif lingkungan relatif kecil.

7. Pariwisata merupakan sektor yang tidak dapat dipengaruhi oleh resesi dan

akan terus berkembang.

8. Dampak ekonominya lebih menyeluruh di banding industri lainnya.

9. Pariwisata mampu melibatkan dunia usaha swasta maupun masyarakat.

Konsep dasar Strategi Pengembangan Kepariwisataan di Kabupaten

Karanganyar tidaklah dapat berdiri sendiri sebagai suatu destinasi tetapi

pengembangan keterkaitan dengan produk maupun pemasaran harus secara

integral dan sinergi dengan wilayah-wilayah lain disekitarnya. Adapun konsep commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id63

dasar Strategi Pengembangan Kepariwisataan di Kabupaten Karanganyar tersebut

antara lain :

1. Strategi Pengembangan Produk Wisata :

a. Kerjasama dengan pihak-pihak terkait, misalnya ;

i. Untuk pengembangan objek wisata grojogan Jumog kerjasama dengan

Desa Berjo.

ii. Untuk pengembangan objek wisata grojogan Parang Ijo kerjasama

dengan Desa Girimulyo.

iii. Untuk pengembangan objek wisata Kampung Purba Dayu Gondang

Rejo (museum fosil), kerjasama dengan Kementrian Kebudayaan dan

Pariwisata, Disbudpar Propinsi Jateng, Dinas Purbakala dan rapat

koordinasi dengan Dinas instasi terkait dalam penyediaan tanah yang

akan dikembangkan di Desa Dayu Gondang Rejo.

b. Menawarkan kepada para investor.

c. Peningkatan peran serta masyarakat melalui pembinaan sadar wisata,

sehingga baik secara langsung maupun secara tidak langsung dapat

berperan aktif dalam menggali, memanfaatkan dan mengembangkan aset-

aset wisata yang ada di daerahnya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id64

2. Strategi Pengembangan Tata Ruang Candi Sukuh

a. Mensosialisasikan pada masyarakat di kawasan objek wisata Candi Sukuh

untuk radius 500 m tidak didirikan bangunan pemukiman.

b. Peningkatan sarana dan prasarana jalan menuju kawasan Candi Sukuh.

c. Mengkoordinasikan dan bekerjasama dengan Dinas Purbakala propinsi

Jawa Tengah.

d. Membuat perencanaan jangka pendek dan menengah dengan Bappeda

Kabupaten Karanganyar yang dituangkan dalam Renstra Daerah.

3. Strategi Pengembangan Infrastruktur Candi Sukuh

a. Peningkatan jalan menuju kawasan objek wisata Candi Sukuh, baik

pelebaran jalan maupun mutu jalan oleh DPU.

b. Mengkoordinasikan dan mengusulkan pada DPU Bina Marga Propinsi

Jawa Tengah dalam peningkatan mutu jalan.

c. Penyediaan air bersih/swadaya.

d. Penyediaan jaringan listrik oleh PLN.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id65

4. Arahan Pengembangan WPP

Disamping arahan strategi dan rencana pengembangan tata ruang dan

infrastruktur seperti yang telah diuraikan maka diperlukan arahan

pengembangan bagi masing-masing Wilayah Pengembangan Pariwisata

(WPP) yang telah terbentuk. Arahan pengembangan ini mencakup

pengembangan produk yaitu atraksi (attraction), fasilitas (amenities),

aksesibilitas (accasable), kelembagaan (ancillary) serta arahan

pengembangan ketataruangan wilayah arahan pengembangan produk

didasarkan pada hasil analisis.

Strategi dan rencana pengembangan telah disampaikan, sedangkan

arahan pengembangan manajemen tata ruang didasarkan pada peruntukan

lahan dan rencana tata ruang wilayah, seperti yang tertuang dalam master

plan tata ruang wilayah, dikaitkan dengan peruntukannya bagi pengembangan

kepariwisataan Kabupaten Karanganyar.

Arahan pengembangan ini diharapkan dapat dijadikan guidline bagi

pengembangan masing-masing Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP)

yang ada arahan pengembangan ini sebatas pada arahan pengembangan

produk dan ketataruangan, sementara itu untuk arahan pengembangan

pemasaran, SDM, kelembagaan dan investasi tetap mengacu pada arahan

yang telah disampaikan pada masing-masing sektor. (Sumber : RIPP

Kabupaten Karanganyar).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id66

5. Arahan Pengembangan Objek Wisata Candi Sukuh

a. Peningkatan pembangunan Infrastruktur.

b. Penyediaan sarana air bersih, listrik, MCK, pos retribusi, parkir.

c. Pembinaan dan penyediaan home stay / pondok wisata pada masyarakat

dan pemberian stimulan bantuan dana.

d. Penyuluhan masyarakat sadar wisata agar berperan aktif dalam

pengembangan objek wisata Candi Sukuh, baik secara langung maupun

tidak langsung :

i. Penyediaan / pengusahaan angkutan wisata lokal.

ii. Penyediaan / pengusahaan makan dan minum.

iii. Penyediaan / pengusahaan penginapan.

iv. Penyediaan tempat parkir.

v. Penyediaan pramuwisata / guide local.

vi. Pementasan kesenian daerah / atraksi wisata, dll.

( Wawancara dengan Soeparno. Tanggal 26 Mei 2011)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id67

B. Pengembangan Objek Wisata Candi Sukuh

Candi Sukuh merupakan salah satu aset wisata di Kabupaten Karanganyar.

Objek ini mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan karena dari segi

peninggalan budaya memiliki nilai sejarah yang tinggi dan mempunyai banyak

potensi yang belum digali. Namun daya tarik dari peninggalan budaya ini belum

menjamin menjadi sasaran wisatawan domestik maupun mancanegara.

Seperti yang telah diketahui untuk mengembangkan suatu objek wisata

harus tetap memperhatikan terpeliharanya kebudayaan dan kepribadian nasional

serta kelestarian budaya. Keberhasilan suatu pengembangan dan pembangunan

pariwisata banyak bergantung pada swasta dan masyarakat dalam kegiatan usaha

pelayanan wisata.

Fungsi dan perhatian pemerintah lebih menitikberatkan kepada penyediaan

sarana dan prasarana yang dapat memperlancar kegiatan industri pariwisata di

daerah sekitar Candi Sukuh. Namun tidak menutup kemungkinan para investor

swasta untuk ikut serta dalam pendirian sarana penunjang. Pemerintah dalam hal

ini sedang mencoba mengembangkan sarana yang sudah ada sedangkan pihak

swasta adalah investor yang mau menginvestasikan uangnya untuk membiayai

pembangunan Candi Sukuh.

Perbaikan dan pembangunan Candi Sukuh sangat perlu untuk dapat menarik

wisatawan domestik maupun mancanegara, agar mau berkunjung ke objek wisata

Candi Sukuh. Peran serta dan aspirasi masyarakat sekitar objek akan membantu

pengembangan dan pembangunancommit yang akanto user dilakukan oleh pemerintah, karena

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id68

dalam pengembangan tersebut membutuhkan kerjasama yang baik antara pihak

pemerintah, swasta dan juga masyarakat sekitar yang nantinya akan timbul sebuah

keserasian antar pihak.

Didalam industri pariwisata, kegiatan harus diarahkan untuk

mempersiapkan kesempatan bagi pengunjung untuk melihat ataupun menikmati

objek wisata tersebut. (Salah Wahab, 1989 : 337)

Usaha yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata kabupaten Karanganyar untuk

mengembangkan objek wisata Candi Sukuh :

a. Secara prinsip Candi Sukuh tidak boleh dikembangkan dengan pengertian

bahwa Candi Sukuh itu merupakan peninggalan bersejarah yang perlu

dilestarikan dan dipelihara apa yang ada dan tidak boleh ditambah maupun

dikurangi sedikitpun.

b. Pemkab hanya bisa mengembangkan dan memelihara sarana

pendukungnya saja, seperti sarana parkir, jalan, MCK, dan juga budaya

yang ada terkait dengan filosofi berdirinya Candi Sukuh pada saat itu.

Objek wisata Candi Sukuh yang letaknya di kawasan pegunungan dapat

menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena pemandangan alam sekitar

candi yang masih alami. Hal ini merupakan kekuatan dari objek wisata Candi

Sukuh. Kesempatan yang dapat dikembangkan dari objek wisata Candi Sukuh

untuk menjadikan objek ini lebih menarik lagi. Pemerintah, swasta beserta

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id69

masyarakat sekitar objek bekerjasama untuk melakukan beberapa alternatif di

antara lain :

a. Pasar Seni (cinderamata)

Untuk menarik wisatawan yang datang ke Candi Sukuh, Dinas

Pariwisata Kabupaten Karanganyar berusaha mengembangkan dan

memberikan bekal keterampilan kepada penduduk sekitar untuk

membuat cinderamata yang terbuat dari buah pohon pinus yang dapat

dijadikan suatu hiasan gantung dan hiasan dinding. Ketrampilan lain

yang diberikan adalah yang bahannya terbuat dari bambu seperti

seruling, topi anyaman dari bambu (caping), kipas.

b. Jajan Pasar

Jajan pasar yang berupa makanan tradisional. Makanan tradisional

yang berupa makanan kecil ini dapat menambah minat wisatawan untuk

berkunjung ke objek wisata Candi Sukuh. Jajan pasar yang dapat diolah

menjadi suatu makanan khas Candi Sukuh, bahannya terbuat dari

singkong yang dapat diolah menjadi mentho (singkong diparut kemudian

dicampur kacang kedelai dengan bumbu kemudian digoreng), gethuk,

tape singkong, sawut. Bahan lainnya yaitu dari jagung yang dapat diolah

menjadi nasi jagung (tiwul), grontol (jagung yang ditanak kemudian

dicampur dengan gula dan parutan kelapa).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id70

c. Hiburan

Hiburan yang biasa disajikan di objek wisata Candi Sukuh adalah

kesenian berupa tarian tradisional berupa tari Reog, tari Tayub dan juga

pergelaran sendratari yang menceritakan cerita Sudhamala dan Garudeya

yang merupakan isi relief Candi Sukuh, dan pergelaran ini harus disajikan

secara rutin setiap bulan sekali atau tiap hari pasaran.

Selain kekuatan dan kesempatan yang dimiliki objek wisata Candi Sukuh

juga terdapat kelemahan-kelemahan yang harus dihadapi dalam mengembangkan

Candi Sukuh. Adapun cara untuk mengatasi kelemahan tersebut anatara lain

dengan pengadaan / penyediaan sarana dan prasarana yang dapat mendukung

potensi objek wisata Candi Sukuh adalah :

a. Akomodasi

Akomodasi dalam hal ini merupakan penginapan dan warung

makan/restaurant. Penginapan sebagai tempat bermalam bagi wisatawan

juga dapat berfungsi sebagai tempat peristirahatan sementara untuk

sekedar melepas lelah. Pemandangan alam yang indah di sekitar Candi

Sukuh akan membuat pengunjung betah dan ingin tinggal lebih lama.

Untuk itu pengelolaan penginapan harus lebih ditingkatkan, fasilitas yang

disediakan harus memiliki standar nasional maupun internasional.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id71

Di samping penginapan yang perlu diperhatikan adalah kurangnya

restoran atau warung makan yang dapat menyajikan masakan tradisional

maupun masakan internasional yang dapat menarik wisatawan dengan

menyajikan menu makanan yang disukai. Untuk itu harus ada kerjasama

dengan pihak pemerintah maupun swasta guna meningkatkan sarana dan

prasarana yang berada di sekitar Candi Sukuh.

b. Transportasi

Sarana transportasi untuk mencapai objek wisata Candi Sukuh

adalah mini bus ke jurusan Candi Sukuh. Pada hari pasaran mini bus

tersebut berhenti di samping candi, tetapi pada hari biasa pengunjung

harus berjalan dulu sebelum mencapai ke tempat tersebut, tapi jika sudah

mulai merasa lelah untuk berjalan sampai atas, di sana juga terdapat ojek

yang bisa mengantar pengunjung ke objek dengan harga yang cukup

murah dan tanpa perlu negosiasi lagi karena sudah terpampang tarif ke

berbagai tujuan. Untuk ke Candi Sukuh cukup membayar Rp. 5000,- saja.

c. Komunikasi

Kiranya akan lebih lengkap kalau tersedia sarana telekomunikasi

seperti telepon umum agar wisatawan dapat lebih nyaman berada di objek

wisata Candi Sukuh. Sebab bagaimana juga sarana telekomunikasi adalah

penting bagi setiap orang apalagi jika terjadi suatu halangan seperti ada

suatu musibah yang menimpa wisatawan dan hal penting lainnya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id72

d. Parkir

Tempat parkir di objek wisata Candi Sukuh saat ini belum tertata

rapi. Apabila parkir tertata dengan rapi, luas dan aman maka akan

membuat wisatawan yang datang membawa kendaraan pribadi akan

merasa lebih tenang meninggalkan kendaraannya sehingga dapat

menikmati objek wisata Candi Sukuh sepuasnya. Tempat tersebut berada

di samping Candi Sukuh yang lahannya masih merupakan milik

masyarakat sekitar Candi Sukuh.

e. MCK

Fasilitas MCK juga sangat diperlukan oleh suatu objek wisata

termasuk objek wisata Candi Sukuh ini. Tempat tersebut berada di

samping Candi Sukuh yang lahannya masih merupakan milik masyarakat

sekitar Candi Sukuh.

f. Taman Candi Sukuh

Fungsi dan tujuan dibangunnya taman ini antara lain :

i. Memperindah bangunan Candi Sukuh.

ii. Untuk memencar arus pengunjung dalam taman sehingga tidak

semuanya mendaki candi pada saat yang bersamaan.

iii. Untuk mengurangi jumlah pendaki karena keindahan candi dapat

dinikmati dari berbagai sudut.

iv. Untuk pelestarian Candi Sukuh sendiri. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id73

g. Pemandu Wisata

Pemandu wisata / guide di objek wisata Candi Sukuh sangatlah

diperlukan karena objek wisata ini sebagai salah satu objek peninggalan

budaya yang digambarkan sebagai relief-relief sangat penting

penjelasannya bagi wisatawan. Sebab kalau hanya dilihat saja wisatawan

tidak akan mengerti dan memahami cerita dari relief-relief tersebut.

Masyarakat sekitar Candi Sukuh pun juga bisa menjadi guide apabila mau

mengikuti kepelatihan guide yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata

Kabupaten Karanganyar.

h. Asuransi / Ticket

Setiap akan memasuki suatu objek wisata pengunjung diwajibkan

untuk membeli ticket karena selain untuk dana pembangunan juga untuk

mengasuransikan wisatawan yang berkunjung, guna menambah

kenyamanan.

i. Pelayanan Jasa

Tidak kalah pentingnya dalam pengembangan suatu objek wisata

adalah pelayanan jasa. Pelayanan jasa yang tidak baik dan ramah sangat

diperlukan karena akan membuat kesan yang baik dan puas dari wisatawan

dan pelayanan tersebut tidak boleh dibeda-bedakan antara wisatawan

domestik maupun mancanegara.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id74

C. Strategi Pemasaran dan Promosi Objek Wisata Candi Sukuh

Selain pengembangan objek wisata dengan kegiatan-kegiatan pariwisata,

juga terdapat kendala yang harus dihadapi dalam pengembangan objek wisata

Candi Sukuh. Kendala yang harus dihadapi adalah pemasaran pariwisata yaitu cara mempromosikan objek wisata Candi Sukuh. Sasaran utama pemasaran

pariwisata adalah meningkatkan sebanyak mungkin kunjungan wisatawan baik

wisatawan domestik maupun mancanegara. Untuk mencapai sasaran tersebut,

unsur pariwisata baik pemerintah, swasta maupun masyarakat bisa menggunakan

pendekatan langsung kepada calon wisatawan melalui surat kabar, radio, televisi,

iklan, pameran dan lain sebagainya.

Pemasaran pariwisata yang ditempuh lewat kantor promosi perwakilan

wisata di luar negeri menuntut kantor tersebut untuk melakukan tugasnya secara

profesional misal dalam jumpa pers atau selebaran-selebaran yang berisi

informasi dan berita menarik mengenai pariwisata di negaranya dalam hal ini

adalah objek wisata Candi Sukuh (Salah Wahab, 1989 : 176).

Pemasaran pariwisata yang paling efektif adalah “membuat puas” setiap

wisatawan yang datang sehingga wisatawan yang pernah datang akan menjadi

“iklan hidup” bagi calon wisatawan (Rijanto, 1986 : 15).

Cara pemasaran objek wisata Candi Sukuh harus berbeda dengan pemasaran

objek wisata yang lainnya, karena Candi Sukuh saat ini belum cukup dikenal

masyarakat luas sehingga pemasaran lewat berbagai media harus dilakukan. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id75

Menurut Salah Wahab dalam buku Pemasaran Pariwisata, bahwa di dalam

kegiatan pemasaran tidak bertindak/melakukan tindakan apapun berarti maut, dan

betapapun kecilnya upaya pemasaran, itu lebih baik daripada tidak ada sama

sekali upaya pemasaran yang dilakukan (Salah Wahab, 1989 : 251).

1. Meningkatkan kegiatan promosi / pemasaran pariwisata.

Target kinerja kegiatan dalam usaha meningkatakan kegiatan promosi /

pemasaran pariwisata dapat dicapai sedangkan cara pencapaiannya dengan :

a. Optimalisasi dana APBD yang tersedia.

b. Kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait, seperti Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, Dinas Purbakala propinsi

Jawa Tengah serta Pihak Swasta yang ikut berpartisipasi dalam

kegiatan promosi Candi Sukuh.

c. Orientasi pada skala prioritas kegiatan.

Agar mencapai program tersebut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Karanganyar melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :

Travel dialog, Pameran Produk Wisata Gebyar Wisata Nusantara, Road

Show, Temu Karya Paket Wisata, Pameran Produk Wisata di Jawa Tengah

Expo, Studi Banding Pokdarwis, Lomba Pokdarwis, Pemberdayaan

masyarakat, Pemasyarakatan Sapta Pesona, pemilihan Duta Wisata tingkat

Karanganyar dan Jawa Tengah, pembuatan leaflet, operasional Duta Wisata,

bantuan keuangan Java Promo.commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id76

Capaian indikator program-program tersebut telah dilaksanakan dan

dicapai dengan optimalisasi anggaran APBD kabupaten Karanganyar melalui

Dinas Pariwisata Karanganyar yaitu :

a. Pengembangan Daerah Tujuan Wisata (DTW) melalui pelaksanaan

kegiatan sosialisasi dan Dialog Potensi Wisata di kabupaten

Karanganyar.

b. Pengembangan jaringan kerjasama promosi wisata.

c. Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata.

d. Pelaksanaan promosi Pariwisata Nusantara di dalam dan luar negeri.

e. Pelatihan pemandu wisata terpadu.

(Wawancara dengan Yuli Astuti. Tanggal 26 Mei 2011).

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam menyelenggarakan

Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata, yaitu:

a. Program pengembangan Pemasaran Pariwisata seharusnya

dilaksanakan secara sinergis dari seluruh elemen baik pemerintah,

swasta dan masyarakat. Saat ini masih ada elemen yang belum

menganggap perlunya pemasaran dilaksanakan secara sinergis (eko

sektor).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id77

b. Masih belum sinergisnya kerjasama antar sektor dalam meningkatkan

pemasaran pariwisata. Peran serta swasta / masyarakat dan usaha

mempromosikan / memasarkan pariwisata daerah masih kurang.

c. Usaha / industri pariwisata syarat dengan persaingan yang sangat ketat

dan dinamisasinya sangat cepat.

d. Jangkauan sangat luas sementara power ( SDM atau sarana prasarana )

masih sangat terbatas.

e. Masih adanya kesan bahwa program pemasaran tidak dapat segera

menghasilkan PAD sehingga segmen yang dijangkau masih sangat

terbatas.

f. Blow up informasi dirasa masih kurang karena terbatasnya sarana dan

prasarana promosi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut Dinas Pariwisata Karanganyar

menempuh alternatif pemecahan sebagai berikut :

a. Optimalisasi sarana dan prasarana promosi yang ada.

b. Mewujudkan perangkat lunak bagi penyebarluasan informasi

pariwisata.

c. Mengembangkan kemitraan dalam mendukung kegiatan pemasaran /

promosi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id78

d. Optimalisasi saran promosi didukung dengan perangkat elektronik

(website / internet) untuk penyebarluasan informasi dan

pengembangan kemitraan.

(Wawancara dengan Sukarno. Tanggal 26 Mei 2011)

2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata.

a. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara / Domestik

Kunjungan wisatawan nusantara / domestik yang datang ke objek

wisata Candi Sukuh pada bulan Januari – Desember dari tahun 2006 – 2010

dapat dilihat pada tabel 2.

Dari tabel 2 menunjukkan bahwa wisatawan nusantara / domestik yang

datang ke Candi Sukuh paling banyak pada bulan Juni dan Juli karena pada

bulan itu merupakan bulan liburan sekolah. Pada bulan Februari, Maret, April

dan Mei sedikit pengunjung yang datang dikarenakan bulan itu merupakan

bulan aktif sekolah dan kerja. Pada Desember dan Januari jumlah pengunjung

yang datang mengalami peningkatan karena bulan itu merupakan liburan

akhir tahun dan tahun baru.

Dari hasil wawancara dengan para pengunjung atau wisatawan

domestik yang datang ke objek wisata Candi Sukuh kebanyakan mereka

mengetahui Candi Sukuh dari media internet / website, leaflet / brosur dan

juga mendapat informasi dari wisatawan lain yang pernah berkunjung ke

Candi Sukuh. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id79

Tabel 2 : Kunjungan Wisatawan Domestik di Candi Sukuh

Bulan / Tahun 2006 2007 2008 2009 2010

Januari 657 952 850 2,119 1,993

Februari 598 778 745 652 953

Maret 975 867 827 791 729

April 1,119 994 1,115 826 1,181

Mei 987 1,101 1,176 1,206 1,262

Juni 1,109 1,213 1,156 1,249 1,774

Juli 1,203 1,386 1,493 1,386 1,802

Agustus 1,226 1,176 1,763 943 1,114

September 892 1,202 592 2,614 3,017

Oktober 1,086 1,263 3,307 1,350 1,582

November 547 959 854 1,460 1,546

Desember 1,108 1,487 1,505 1,743 1,537

Jumlah 11,407 13,378 15,383 16,339 18,490

(Sumber : Data kunjungan wisatawan Candi Sukuh dari Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Karanganyar tahun 2006-2010).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id80

Grafik 1. Kunjungan Wisatawan Domestik di Candi Sukuh

3500

3000

2500

2000 2006 2007 2008 1500 2009 2010

1000

500

0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

(Sumber : Data kunjungan wisatawan Candi Sukuh dari Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Karanganyar tahun 2006-2010)

Dari grafik 1 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan

nusantara / domestik semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun jumlah

tersebut masih belum memuaskan apabila dibandingkan dengan jumlah

pengunjung atau wisatawan nusantara / domestik yang datang ke objek wisata

khususnya objek candi lain yang ada di Jawa Tengah dikarenakan kurang

optimalnya pemasaran dan juga transportasi menuju Candi Sukuh.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id81

b. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Tabel 3 : Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Candi Sukuh

Bulan / Tahun 2006 2007 2008 2009 2010

Januari 128 164 178 117 219

Februari 107 136 252 71 149

Maret 185 203 278 147 162

April 272 215 279 185 284

Mei 334 417 440 340 452

Juni 392 486 491 345 508

Juli 879 957 901 797 848

Agustus 989 1,037 962 1,029 1,176

September 373 351 332 516 535

Oktober 352 374 446 519 636

November 185 178 271 629 346

Desember 264 225 131 344 227

Jumlah 4,460 4,743 4,961 5,039 5,542

(Sumber : Data kunjungan wisatawan Candi Sukuh dari Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Karanganyar tahun 2006-2010). commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id82

Berdasarkan data yang diambil dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Karanganyar jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang

datang ke objek wisata Candi Sukuh pada tahun 2006-2010 dapat dilihat pada

tabel 3.

Dari tabel 3 menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke Candi Sukuh paling banyak pada bulan Juni, Juli dan Agustus

karena pada bulan itu merupakan liburan musim panas. Pada bulan Februari,

Maret dan April sedikit pengunjung yang datang dikarenakan bulan itu

merupakan bulan aktif bekerja dan juga pada saat musim dingin. Pada

Desember dan Januari jumlah pengunjung yang datang mengalami

peningkatan karena bulan itu merupakan liburan akhir tahun dan tahun baru.

Dari hasil wawancara dengan para pengunjung atau wisatawan

mancanegara yang datang ke objek wisata Candi Sukuh kebanyakan mereka

mengetahui Candi Sukuh dari media internet / website dan juga mendapat

informasi dari wisatawan lain yang pernah berkunjung ke Candi Sukuh.

Selain itu ada juga wisatawan yang mengetahui dari paket wisata minat

khusus yang di jual di mancanegara.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id83

Grafik 2. Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Candi Sukuh

1400

1200

1000

800 2006 2007 2008 600 2009 2010

400

200

0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

(Sumber : Data kunjungan wisatawan Candi Sukuh dari Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Karanganyar tahun 2006-2010).

Dari grafik 2 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun jumlah tersebut masih belum

memuaskan apabila dibandingkan dengan jumlah pengunjung atau wisatawan

mancanegara yang datang ke objek wisata khususnya objek candi lain yang ada di

Jawa Tengah. Sama halnya seperti tabel (grafik) kunjungan wisatawan

mancanegara yang datang di Candicommit Sukuh. to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id84

Permasalahan yang sering dihadapi oleh Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Karanganyar di dalam menyelenggarakan program

pengembangan destinasi pariwisata, yaitu:

a) Kawasan wisata sebagian menyatu dengan pemukiman penduduk.

b) Kompetensi antar destinasi wisata semakin tajam.

c) Sarana pokok, sarana pelengkap, dan sarana penunjang di objek wisata

masih kurang.

d) Adanya beberapa hotel yang tidak melaporkan jumlah penginapan /

tamu pada setiap bulannya.

e) Adanya bencana alam (tanah longsor).

f) Adanya pengalihan fungsi dan pendapatan.

Alternatif pemecahan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, yaitu :

a) Meningkatkan aksesbilitas jalan masuk ke objek wisata.

b) Penertiban kawasan khususnya untuk pintu masuk pengunjung objek

wisata.

c) Meningkatkan sarana dan prasarana di objek wisata.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id85

d) Mengadakan pembinaan bagi pengusaha hotel / penginapan secara

rutin.

e) Evaluasi dan motivasi pengembangan destinasi yang berorientasi pada

peningkatan daya saing.

( Wawancara dengan Soeparno. Tanggal 26 Mei 2011)

c. Tingkat Hunian Hotel.

Upaya untuk merealisasikan target kinerja di atas yaitu dengan

membagikan daftar isian tingkat hunian kamar akomodasi setiap hotel yang

ada di sekitar Candi Sukuh. Hampir semua hotel yang ada telah melaporkan

daftar isian tingkat penghunian kamar pada tiap bulannya, serta meningkatkan

sarana dan prasarana di bidang akomodasi/perhotelan.

d. Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata di Candi Sukuh.

Pendapatan Asli Daerah kabupaten Karanganyar dari sektor pariwisata

di objek wisata Candi Sukuh. Berdasarkarkan data yang diambil dari Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada tabel

Pendapatan Daerah Kabupaten Karanganyar di bawah ini :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id86

Tabel 4 : Target dan Realisasi PAD Sektor Pariwisata

Tahun Target Pendapatan Realisasi Pendapatan

(Rp) (Rp)

2006 57.500.000 44.410.550

2007 65.000.000 66.029.100

2008 85.000.000 79.119.525

2009 99.000.000 76.907.050

2010 100.001.250 84.081.575

Jumlah 406.001.250 350.547.800

(Sumber : Target dan Realisasi Pendapatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Karanganyar tahun 2006-2010.)

Berdasarkan data pada tabel 4 dapat disampaikan bahwa PAD sektor

pariwisata masih belum mencapai target. Faktor yang mempengaruhi capaian

kinerja tersebut adalah : penetapan program dan kegiatan yang kurang

komprehensif dan konsisten dalam upaya pencapaian kinerja, sarana dan

prasaran yang kurang baik dan kurang lengkap, belum adanya bantuan dari

pemerintah pusat maupun pemerintah propinsi dalam pengembangan objek

wisata Candi Sukuh.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id87

Upaya lain yang ditempuh untuk mewujudkan realisasi tersebut yaitu,

setiap bulan diadakan rapat evaluasi pendapatan antara pejabat struktural dan

kepala UPTD, pengelola objek dan staf terkait serta secara berkala diadakan

monitoring usaha pencapaian PAD. Adapun bentuk kegiatan pemungutan

retribusi sesuai Perda, meliputi :

1) Perda No. 6 Th. 1998 Tentang Ketertiban, Kebersihan, Keindahan,

dan Kesehatan Lingkungan.

2) Perda No. 17 Th. 2003 Tentang Retribusi Ijin Usaha Rumah Makan

atau Warung Makan.

3) Perda No. 19 Th. 2003 Tentang Retribusi Ijin Usaha Rekreasi dan

Hiburan Umum.

4) Perda No. 21 Th. 2003 Tentang Retribusi Pemberian Ijin Hotel.

5) Perda No. 22 Th. 2003 Tentang Retribusi Tempat Wisata dan

Olahraga.

6) Perda No. 6 Th. 2004 Tentang Pemakaian Kekayaan Daerah.

7) Perda No. 20 Th. 2006 Tentang Pengaturan Operasional Pemungutan

dan Pembagian Hasil Retribusi Kebersihan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id88

3. Program Pengembangan Kemitraan

Kemitraan yang dilakukan antara lain : Solo Raya, Java Promo,

Website, TIC, Pihak ke III, Karisma Pawirogo. Hasil dari Program

Pengembangan Kemitraan adalah sebagai berikut :

a. Promosi Wisata melalui kerjasama Forum Solo Raya

Promosi bersama dengan 7 kabupaten / kota se wilayah Soloraya,

melalui kegiatan pembuatan leaflet / brosure, media elektronik, road

show, travel dialog.

b. Promosi Wisata melalui kerjasama Java Promo

Promosi bersama dengan 15 kabupaten / kota Jateng dan DIY di

dalam dan di luar negeri lewat media brosur, media televisi, dan lain

sebagainya.

c. Promosi lewat Website

Potensi objek daerah tujuan wisata (ODTW) di kabupaten

Karanganyar dapat dicari atau broswing melalui internet dengan

alamat www.Karanganyar.com

d. Promosi melalui pihak ke III

Promosi melalui kerjasama dengan PHRI, ASITA, BPW, APW,

dan para pemandu wisata (guide) di wilayah Soloraya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id89

e. Promosi di TIC

Promosi wisata melalui kerjasama Asita se Soloraya dengan

Perum Angkasapura di TIC bandara Adhi Soecipto Yogyakarta,

sehingga akan mempermudah wisatawan untuk memperoleh informasi

pariwisata.

f. Kerjasama Karisma Pawirogo

Kerjasama ini melibatkan 7 kabupaten wilayah Jawa Tengah dan

Jawa Timur kawasan gunung Lawu, dalam rangka meningkatkan

kunjungan wisata di 7 daerah. (Jateng) Karanganyar, Sragen,

Wonogiri. (Jatim) kab. Pacitan, Ngawi, Magetan, Ponorogo.

(Wawancara dengan Soeripto. Tanggal 26 Mei 2011).

Untuk lebih jelasnya target dan capaian kinerja masing-masing kegiatan

yang mendukung program tersebut di atas sebagai berikut:

1) Pengembangan dan penguatan informasi dan database.

2) Pengembangan dan penguatan penelitian kebudayaan dan pariwisata.

3) Pengembangan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata melalui

kerjasama dengan lembaga lainnya.

4) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan.

5) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan commit to user kegiatan tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id90

D. Realisasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

Pengembangan dan pembangunan pariwisata di Kabupaten Karanganyar

dari tahun ke tahun diharapkan mengalami peningkatan baik dari segi

pembangunan infrastruktur maupun strategi pengembangan dan pemasarannya sehingga dapat mencapai target dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dan hal itu telah dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata (RIPP) Kabupaten Karanganyar. Di dalam perjalanannya ada banyak

kendala dan permasalahan krusial yang menghambat proses tersebut sehingga

secara umum keberhasilan dan penerapan RIPP sampai saat ini kurang lebih

hanya mencapai 20% dari yang ditargetkan hal ini dikarenakan didalam

pelaksanaannya terkendala kurangnya pendanaan yang bersumber dari APBD

maupun DAU Kabupaten Karanganyar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id91

E. Kendala Dalam Pengembangan Objek Wisata Candi Sukuh.

Beberapa kendala yang muncul dan dihadapi selama ini, dalam pelaksanaan pola

pengembangan kawasan objek wisata Candi Sukuh adalah sarana dan prasarana

serta fasilitas penunjang kurang mendukung. Kurangnya daya tarik serta atraksi

wisata yang ada setiap hari yang mengakibatkan kejenuhan pengunjung.

Kurangnya promosi mengenai keberadaan objek wisata Candi Sukuh ini dalam

tingkat lokal maupun non lokal. SDM dibidang pariwisata masih sangat lemah

dan kurang. Hak kepemilikan tanah yang kebanyakan dimiliki oleh masyarakat

sekitar Candi Sukuh. Lemahnya kepedulian masyarakat terhadap keberadaan

Candi Sukuh. Kesulitan pendanaan dalam usaha pengembangan kawasan objek

wisata Candi Sukuh. Kemauan atau keinginan orang untuk memiliki / membeli

arca, patung, serta relief secara ilegal.

Berdasarkan permasalahan yang ada dan strategi untuk mengatasi segala

permasalahan berikut ini adalah program-program yang dibuat untuk mengatasi

segala kendala dan permasalahan yang ada yaitu organisasi pengelola membentuk

lembaga pengelola dan menyusun struktur organisasi pengelola objek wisata

Candi Sukuh. Pengelolaan kepariwisataan membuat petunjuk jalur wisata dan

papan informasi serta pengembangan Candi Sukuh yang lebih informatif,

interaktif, dan representative. Meningkatkan kualitas SDM, melakukan penyebar

luasan informasi dan promosi melalui media cetak, internet maupun elektronik.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id92

Dari pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar

merangkul masyarakat agar bersedia memberikan sedikit tanahnya guna

pengembangan infrastruktur Candi Sukuh. Masyarakat diberikan bekal membuat

kerajinan tangan untuk dijadikan souvenir yang dijajakan kepada para wisatawan

agar membantu perkonomian masyarakat sekitar Candi Sukuh. Pemkab dan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar berusaha memberikan

penyuluhan dan pengarahan akan pentingnya pariwisata guna memajukan

perekonomian daerah maupun negara. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Karanganyar yang bekarjasama dengan Dinas Purbakala Propinsi Jawa

Tengah menambah lagi petugas yang bekerja menjaga dan merawat Candi Sukuh

agar kelestarian dan keaslian dari Candi Sukuh akan tetap terjaga dari orang-orang

yang tidak bertanggung jawab yang berusaha untuk memiliki barang-barang yang

ada di objek wisata Candi Sukuh.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Objek wisata Candi Sukuh merupakan salah satu objek wisata budaya

yang bernilai tinggi. sejarah berdirinya Candi Sukuh sendiri belum dapat

diketahui secara pasti namun dapat diperkirakan bahwa Candi Sukuh berasal

dari abad XV yang didukung dengan adanya relief “ Candra Sengkala “ yang

ada di gapura pintu masuk teras pertama yang dibaca “ Gapura Aban Wong “

yang mengandung arti 1359 C atau 1437 M. Candi Sukuh memiliki relief

yang sangat exotis dan mengandung nilai-nilai sex education. Relief seks

Lingga dan Yoni yang menggambarkan lambang kesucian antara hubungan

laki-laki dan perempuan yang merupakan cikal bakal kehidupan manusia.

Potensi-potensi yang bisa dikembangkan dari objek wisata Candi Sukuh

antara lain jajan pasar, pasar seni, hiburan yang berupa tarian-tarian

tradisional. Selain itu sarana dan prasarana yang dapat mendukung seperti

akomodasi, transportasi, dan juga sarana parkir yang tak kalah penting dalam

pengembangan objek wisata Candi Sukuh.

Oleh sebab itu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Karanganyar melakukan dan menyusun strategi pengembangan pariwisata

dengan langkah pengembangan produk wisata, pengembangan tata ruang,

pengembangan infrastruktur,commit arahan to userpengembangan WPP dan arahan

93 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id94

pengembangan objek wisata Candi Sukuh. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Karanganyar juga melakukan kegiatan promosi untuk

memasarkan objek wisata Candi Sukuh melalui surat kabar, radio, biro

perjalanan wisata, kedutaan, perusahaan penerbangan, iklan dan pameran

(Java Promo dan Jateng Expo).

Beberapa kendala yang muncul dan dihadapi selama ini, dalam

pelaksanaan pola pengembangan Candi Sukuh adalah sarana dan prasarana

serta fasilitas penunjang kurang mendukung. Kurangnya daya tarik serta

atraksi wisata yang ada setiap hari yang mengakibatkan kejenuhan

pengunjungdan kurangnya promosi mengenai keberadaan Sukuh.

Berdasarkan permasalahan yang ada dan strategi untuk mengatasi

segala permasalahan berikut ini adalah program-program yang dibuat untuk

mengatasi segala kendala dan permasalahan yang ada yaitu organisasi

pengelola membentuk lembaga pengelola dan menyusun struktur organisasi

pengelola objek wisata Candi Sukuh. Pengelolaan kepariwisataan membuat

petunjuk jalur wisata dan papan informasi serta pengembangan Candi Sukuh

yang lebih informatif, interaktif, dan representative. Meningkatkan kualitas

SDM, melakukan penyebar luasan informasi dan promosi melalui media

cetak, internet maupun elektronik.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id95

B. Saran

Dalam pembahasan ini terdapat beberapa saran-saran yang bertujuan

untuk meningkatkan fungsi pengawasan / pemantauan dalam peningkatan

pembangunan dan pengembangan objek wisata Candi Sukuh sebagai berikut :

a) Untuk dapat memperkenalkan Candi Sukuh perlu diadakan suatu

promosi yang baik dan tepat pada sasaran.

b) Pemantauan terhadap objek wisata Candi Sukuh khususnya masalah

kebersihan, kenyamanan dan keamanan.

c) Mengalokasikan anggaran dari APBD untuk menangani sektor

pariwisata sehingga dapat meningkatkan pengembangan dan promosi

pariwisata.

d) Pelayanan yang lebih baik lagi dari pengelola dan Dinas Pariwisata

Kabupaten Karanganyar.

Untuk itu dalam mengatasi hal tersebut diperlukan koordinasi yang baik

antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Masyarakat harus diberi

penyuluhan dan pengertian tentang kepariwisataan dan kegiatannya serta

dampak sosial ekonomi budaya bagi masyarakat itu sendiri, serta diberi

kesadaran dan ditanamkan rasa memiliki terhadap objek-objek wisata yang

ada di sekitarnya sehingga akan turut bertanggung jawab dan memeliharanya.

commit to user