Pelestarian Candi Sambisari Sebagai Warisan Bersejarah Di Kalasan Yogyakarta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Domestic Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Pelestarian Candi Sambisari Sebagai Warisan Bersejarah di Kalasan Yogyakarta Bonaventura Bem Vundo S M 1702676 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Domestic Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Pelestarian Candi Sambisari Sebagai Warisan Bersejarah di Kalasan Yogyakarta. 1. Pendahuluan Jurnal Ilmiah Domestic Case Study (DCS) merupakan program laporan observasi untuk jenjang D-3 dan S-1 transfer pada semester VIII sebagai standard kualifikasi [1]. Jurnal DCS untuk jenjang S-1 ini berbeda dengan jurnal DCS untuk jenjang D3, karena di jenjang S-1, penulis harus membuat laporan DCS yang linier dengan dua jurnal lainnya yaitu Jurnal Foreign Case Study (FCS) dan juga Artikel Ilmiah. Penulis mengikuti Jambore nasional dengan Seminar Alam yang bertempat di Bumi Perkemahan Karang Pramuka, Kaliurang, Yogyakarta pada tanggal 12-14 Januari 2018 dengan pembicara : Prof. Azril Azahari,Ph.D, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., AKBP Sinungwati SH.,M.I.P, dengan tema “Responsible Tourism : Pariwisata Berbasis Lingkungan” [2]. Disini penulis mengartikan bahwa ketika kita membicarakan tentang pariwisata, berarti kita harus memahami tentang lingkungan. Lingkungan kehidupan manusia dan juga lingkungan alam. Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dari penyimpulan ketiga pembicara saat mengikuti jambore adalah kita generasi muda yang juga insan pariwisata maupun pelaku pariwisata harus benar-benar mulai memperhatikan dan menggagas bagaimana cara mengedukasi para pelaku pariwisata agar mulai memiliki kesadaran untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. Meskipun di dalam mengelola pariwisata kita harus memanfaatkan lingkungan sebagai obyek pariwisata, namun kita harus tetap ingat akan batasan seberapa besar pemanfaatan lokasi yang diperbolehkan, serta pelaku pariwisata juga harus mulai peka tentang tanggung jawab apa yang harus dilakukan. Kita diharuskan untuk memahami nilai-nilai lingkungan di sekitar kita, hal tersebut merupakan salah satu upaya dalam menumbuhkan rasa “Self Belonging” demi untuk menjaga proses keberlangsungan pariwisata dan melestarikan sejarah apa yang ada dari dulu. Berkembangnya era globalisasi saat ini membuat persaingan pariwisata dan sektor-sektor lainnya semakin ketat, sehingga secara tidak langsung menuntut setiap negara mampu menyediakan kualitas serta daya saing yang terbaik untuk memajukan masing-masing sektor [3]. Jika dahulu pariwisata hanya mementingkan kuantitas yang di hasilkan oleh pariwisata, sekarang pariwisata lebih mementingkan aspek kualitas yang nantinya mampu menjadi kunci utama dari kemajuan pariwisata yang ada [4]. Dunia mengakui bahwa indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah, sehingga peluang untuk menjadikan pariwisata di indonesia menjadi salah satu yang terbaik sangatlah mungkin. Selain menjadi sektor unggulan, pariwisata juga dapat menjadi sektor yang menyumbang devisa dalam jumlah yang sangat besar apabila pengelolaan dilakukan dengan benar [5]. Tidak hanya itu saja, namun pariwisata juga dapat memberikan atau membuka lapangan pekerjaan dalam skala yang sangat luas. Satu hal yang masih disayangkan bagi pariwisata di Indonesia adalah Sumber Daya Manusia yang ada masih membutuhkan banyak pelajaran atau bimbingan tentang bagaimana cara mengelola dan juga mengembangkan pariwisata dengan baik dan benar. Bagaimana cara menyeimbangkan pemakaian lingkungan pariwisata tanpa merusak alam yang ada [6]. Pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan pembangunan di Indonesia. SDM dalam bidang pariwisata bisa ditingkatkan kualitasnya melalui pendidikan formal ataupun informal seperti pelatihan – pelatihan dan juga sosialisasi ataupun seminar yang diikuti oleh penulis pada waktu lalu. Guna menciptakan standart SDM dan juga standart pengelolaan (teknokrat atau perencanaan) obyek- obyek pariwisata terutama yang berbasis lingkungan dan pelestarian semua nilai-nilainya. Dan nanti pada saatnya setiap pelaku pariwisata Indonesia harus memegang sertifikasi kompetensi untuk mewujudkan penyusunan strategi yang lebih baik dan kebijakan dalam bidang pariwisata terutama menguatkan kondisi lingkungan guna pariwisata akan tetap terjaga dan berkelanjutan [7]. Serta generasi selanjutnya tidak akan kehilangan nilai penting dan sejarah dari lingkungan yang ada di sekitar mereka. Ketika kita sudah menjalankan berbagai strategi untuk mengembangkan pariwisata tetapi perkembangan pariwisata masih belum maksimal, artinya kita harus nerubah strategi yang di terapkan sebelumnya. Seperti Salah satu kesimpulan dari apa yang disampaikan dalam seminar alam, mengubah strategi untuk mengembangkan dan mengelola pariwisata yang dulu nya mementingkan kuantitas menjadi kualitas agar memiliki pondasi yang kuat. Menggencarkan pembekalan ilmu bagi para pelaku pariwisata guna menyongsong pariwisata yang lebih maju lagi [8]. Maka dari itu penulis mengambil Obyek Wisata Candi Sambisari yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, kira-kira 12 km di sebelah timur kota Yogyakarta sebagai contoh usaha pariwisata yang berbasis lingkungan. Pemeliharaan lingkungan yang sangat baik dan terurus. Mengikuti aturan main atau memenuhi standart pengelolaan pariwisata yang benar. Pariwisata yang tidak hanya bisa merusak lingkungan / alam, namun justru memanfaatkan pariwisata sekaligus untuk memperbaiki lingkungan sekitar. Mengurangi pembangunan yang tidak bersahabat dengan alam yang justru akan mendukung kerusakan alam menjadi semakin parah. Dan juga disetiap obyek wisata dituntut agar memberikan keuntungan baik untuk lembaga dan juga masyarakat sekitar. Sejarah merupakan sesuatu yang tidak boleh dilupakan, tetapi dewasa ini banyak cerita-cerita sejarah yang lambat laun menghilang. Banyak orang-orang yang mengabaikan sejarah. Sajarah adalah saksi bisu zaman dahulu, sejarah juga merupakan warisan yang tak ternilai harganya. Dan bisa diwariskan kepada anak cucu kita. Berikut adalah salah satu sejarah yang ingin diuraikan kembali oleh penulis, sehingga sejarah dikenang kembali, dan orang-orang di luar sana bisa mengetahui cerita yang sesungguhnya, bukan hanya mengetahui mitos-mitos yang beredar di kalangan masyarakat luar. Candi adalah salah satu sejarah yang teramat penting pada zaman dahulu. Candi merupakan tempat tinggal pada zaman dahulu yang digunakan oleh kerajaan. Kerajaan adalah tempat yang terbuat dari batu yang beragam bentuk. Sampai sekarang banyak candi yang masih ada dan terjaga, tetapi orang orang hanya mengetahui cerita yang beredar. Bukan cerita yang sesungguhnya terjadi. Di Indonesia, Jawa khususnya terdapat banyak candi dan situs peninggalan lainnya yang menjadikan jawa semakin kaya akan budaya. Disini penulis akan membahas tentang Candi Sambisari, Candi yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 2. Pembahasan Heritage merupakan warisan (budaya) masa lalu, apa yang saat ini dijalani manusia dan apa yang diteruskan kepada generasi mendatang atau sesuatu yang seharusnya diestafetkan dari generasi ke generasi, umumnya karena di konotasikan mempunyai nilai sehingga patut di pertahankan dan di lestarikan keberadaannya. Pusaka atau Heritage indonesia meliputi : a. Pusaka Alam Pusaka alam adalah bentukan alam yang istimewa, misalnya, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujunng Kulon, Taman Nasional Lorentz, dan Taman Nasional Kerinci Seblat. b. Pusaka Budaya Pusaka Budaya adalah hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di tanah air Indonesia. Pusaka Budaya mencakup pusaka berwujud (tangible) dan pusaka tidak berwujud (itangible). Pusaka budaya yang berwujud (tangible) misalnya bangunan kuno dan rumah adat. Pusaka budaya yang tidak berwujud (itangible) meliputi flokore dalam bentuk cerita rakyat, tarian, kulinari, dan musik tradisional. c. Pusaka Saujana Pusaka saujana adalah gabungan pusaka alam dan Pusaka Budaya dalam kesatuan ruang dan waktu. Pusaka saujana dikenal dengan pemahaman baru yaitu cultural landscape (Saujana Budaya), yakni menitik beratkan pada keterkaitannya budaya dan alam. Dan ini merupakan fenomena kompleks dengan identitas yang berwujud dan tidak berwujud. A. Candi Sambisari a. Lokasi Candi Sambisari Candi Sambisari terletak di desa Sambisari, kelurahan Purwomartani, kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. kira-kira 12 km di sebelah timur kota Yogyakarta ke arah kota Solo atau kira-kira 4 km sebelum kompleks Candi Prambanan dan terletak di 6.54 m di bawah permukaan tanah. b. Sejarah Candi Sambisari Penemuan benda–benda purabakala sering terjadi secara kebetulan, seperti orang sedang menggali tanah untuk membuat sumur, mengolah tanah ladang atau sawah untuk ditanami dan lain– lain, tiba–tiba cangkulnya terbentur sesuatu benda yang ternyata benda tersebut adalah benda kuno. Apabila orang tersebut mengerti bahwa ia harus melaporkan kepada yang berwenang, maka beritanya akan sampai kepada Dinas Purbakala. Akan tetapi ada kalanya penemuan purbakala itu dirahasiakan oleh penemunya dengan maksud dimiliki sendiri atau dijual kepada orang lain yang memang banyak berkeliaran di desa–desa khususnya untuk mencari benda–benda kuno. Oleh karena itu setiap ada berita temuan purbakala, harus segera ditangani oleh yang berwenang untuk menghindarkan lenyapnya atau rusaknya benda–benda tersebut. Begitulah halnya dengan penemuan Candi Sambisari. Seorang petani ketika sedang mengolah tanah ladang milik Karyowinangun, tiba–tiba cangkulnya terbentur pada batu–batu berukir yang ternyata