Implementation of the Network Station System on Tvri Bali
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Vol.12 No.1 Desember 2020 ISSN 2338-428X (Online) DOI: 10.33153/capture.v12i1.3030 ISSN 2086-308X (Cetak) IMPLEMENTATION OF THE NETWORK STATION SYSTEM ON TVRI BALI I Nengah Muliarta Universitas Mahendradatta Denpasar, Bali, Indonesia E-mail : [email protected] ABSTRACT The democratization of broadcasting in Indonesia is manifested in the implementation of the Network Station System (Sistem Stasiun Jaringan / SSJ) by striving for diversity of ownership and broadcast content in broadcasting institutions. SSJ is also an effort to decentralize broadcasting so that people in the regions get information related to their own regions through subsidiary networks or local broadcasting institutions. TVRI is the only public broadcasting institution that has network subsidiaries throughout Indonesia. This research uses a case study approach, an approach to intensively examine a case with a focus on TVRI Bali. Data collection used interview and observation methods. Data analysis using the Interactive Analysis approach. The results showed that TVRI Bali has not been able to fully implement SSJ. TVRI Bali can only meet the provisions of local broadcast content with a percentage of up to 20%, but has not been able to fulfill the spirit of diversity of ownership according to the basic concept of SSJ. In addition, the principle of diversity of ownership has not been fulfilled due to inconsistencies between the Broadcasting Law and Government Regulation Number 13/2005 and Ministerial Regulation 43/2009 which specifically regulates private television broadcasting institutions. Keywords: SSJ, subnetwork, and TVRI Bali ABSTRAK Demokratisasi penyiaran di Indonesia diwujudkan dalam implementasi Sistem Stasiun Jaringan (SSJ) dengan mengupayakan keragaman kepemilikan dan konten siaran di lembaga penyiaran. SSJ juga menjadi upaya desentralisasi penyiaran agar masyarakat di daerah mendapatkan informasi terkait daerahnya sendiri melalui anak jaringan atau lembaga penyiaran lokal. TVRI menjadi satu-satunya lembaga penyiaran publik yang memiliki anak jaringan hampir di seluruh Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, sebuah pendekatan untuk menelaah satu kasus secara intensif dengan fokus pada TVRI Bali. Pengumpulan data memakai metode wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan pendekatan Analisis Interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TVRI Bali belum mampu menerapkan SSJ secara penuh. TVRI Bali hanya dapat memenuhi ketentuan konten siaran lokal dengan persentasi mencapai 20%, tetapi belum mampu memenuhi semangat keberagaman kepemilikan sesuai dengan konsep dasar SSJ. Selain itu, belum terpenuhinya ketentuan prinsip keberagaman kepemilikan karena ketidaksesuaian aturan antara Undang-Undang Penyiaran dengan PP No.13 / 2005 serta Permen 43 / 2009 yang hanya khusus mengatur lembaga penyiaran televisi swasta. Kata kunci: SSJ, Anak Jaringan, dan TVRI Bali 1. PENDAHULUAN menjadi kebijakan yang diimplementasikan Desentralisasi penyiaran telah dalam bentuk Sistem Stasiun Berjaringan 13 (SSJ). Kebijakan implementasi SSJ telah stasiun pembangun untuk masa depan Bali tertuang dengan jelas dalam Undang- dan juga bangsa Indonesia (Ama, 2018). Undang Republik Indonesia Nomor 32 TVRI Bali menarik diteliti, karena apabila Tahun 2002. Pasal 6 ayat (1) Undang- dibandingkan dengan saluran lokal lainnya, Undang Penyiaran menyebutkan bahwa TVRI menempati posisi yang sama dengan penyiaran diselenggarakan dalam satu BaliTV yaitu sama-sama 3,5 persen sistem penyiaran nasional. Kemudian, ayat responden mengatakan sebagai pilihan (3) menyatakan bahwa dalam sistem pertama mereka. Sedangkan, DewataTV penyiaran nasional terdapat lembaga hanya 1 persen yang mengatakan penyiaran dan pola jaringan yang adil dan DewataTV adalah pilihan (favorit) mereka. terpadu yang dikembangkan dengan Hal ini membuktikan bahwa TVRI Bali tetap membentuk stasiun jaringan dan stasiun menjadi pilihan pertama pemirsa televisi di lokal. Selain itu, dipertegas kembali dalam Bali dibandingkan televisi lokal lainnya pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan (Amanda Gelgel, Dewi Pascarani, bahwa lembaga penyiaran yang Sugiarica Joni, Cahyani, & Pradipta, 2014). menyelenggarakan jasa penyiaran radio Pembahasan TVRI Bali fokus atau jasa penyiaran televisi terdiri atas mengenai permasalahan berikut: 1) apakah stasiun penyiaran jaringan dan/atau stasiun seluruh kebijakan SSJ telah penyiaran lokal. Pasal 31 ayat (2) terimplementasi secara baik?; 2) apakah menyebutkan bahwa lembaga penyiaran TVRI sebagai lembaga penyiaran publik publik dapat menyelenggarakan siaran mampu mengimplementasikan ketentuan dengan sistem stasiun jaringan yang SSJ? menjangkau seluruh wilayah Negara 2. TINJAUAN PUSTAKA Republik Indonesia. Ketentuan tersebut Sebelumnya sistem sentralistis tampak bahwa tidak lagi ada istilah hanya menguntungkan lembaga penyiaran lembaga penyiaran yang bersiaran secara nasional yang berada di Jakarta, karena nasional. secara ekonomi belanja iklan yang Implementasi regulasi tersebut di berjumlah lebih dari dua puluh triliun rupiah atas perlu dilakukan pencermatan pada tersebut dapat dikuasai sepenuhnya di pelaksanaannya. Peneliti memilih studi Jakarta. Dengan sistem desentralisasi, kasus pada LPP TVRI Stasiun Bali. TVRI stasiun-stasiun Jakarta harus mendirikan Bali menempatkan kearifan lokal menjadi stasiun televisi di setiap daerah atau kekuatan dalam menarik animo pemirsa. mencari mitra stasiun televisi lokal yang Selain itu, Kepala LPP TVRI Stasiun Bali, bersedia menjadi bagian dari jaringan Sifak, memproyeksikan TVRI Bali menjadi (Budiman, 2012). Kebijakan sistem siaran 14 Vol.12 No.1 Desember 2020 ISSN 2338-428X (Online) DOI: 10.33153/capture.v12i1.3030 ISSN 2086-308X (Cetak) berjaringan telah dirumuskan dalam ownership). Implementasi regulasi ini kebijakan dan sudah seharusnya diharapkan mampu mendorong industri dilaksanakan oleh lembaga penyiaran penyiaran di daerah agar lebih maju dan (Primasanti, 2009). Perbedaan sistem kebutuhan masyarakat akan informasi yang penyiaran berjaringan dengan sistem berimbang dapat terpenuhi (Budiman, penyiaran sentralistis adalah kewenangan 2012); (Uleng & Mau, 2016). Kehadiran masyarakat untuk memilih. Di dalam sistem stasiun televisi lokal menurut Jimmy sentralistis, stasiun Jakarta akan Silalahi (dalam (Amelia & Sugihartono, mengirimkan dan memaksakan masyarakat 2011) diakui sangat berpengaruh terkait di luar Jakarta dengan isi siaran yang keinginan masyarakat untuk mendapatkan sepenuhnya didikte dari Jakarta. Di dalam informasi dan progam dari daerahnya sistem penyiaran berjaringan, masyarakat sendiri secara optimal. bisa meminta stasiun televisi menampilkan Masyarakat setiap daerah materi sesuai kebutuhan setempat serta memerlukan kehadiran stasiun televisi di menolak kalau ada siaran yang daerahnya masing-masing yang dapat bertentangan dengan budaya setempat melayani kebutuhan informasi masyarakat (Budiman, 2012). Sistem stasiun jaringan setempat dan memberikan sumbangan merupakan upaya menciptakan keragaman yang berarti baik secara politik, sosial informasi media massa selayaknya budaya, maupun ekonomi (Budiman, merefleksikan struktur dan isinya sesuai 2012). Kehadiran TV lokal memberikan dengan keragaman realitas sosial, kemungkinan bagi rumah-rumah produksi ekonomi, dan budaya (Aminudin, 2016). (production house) yang ada untuk Sistem televisi berjaringan memasok program-program televisi, juga menawarkan jalan keluar yang saling mendorong pertumbuhan rumah-rumah menguntungkan. Idealnya, stasiun-stasiun produksi baru di tiap kota/kabupaten, suatu televisi lokal tak perlu menjadi stasiun- peluang untuk membuka usaha baru dan stasiun independen yang membiayai diri lapangan kerja baru (Sugihartono, 2009). sendiri. Sebagaimana di banyak negara Sebelumnya, sejak reformasi 1998, maju, stasiun-stasiun televisi lokal berposisi struktur yang terdapat dalam ranah sebagai stasiun televisi afiliasi jaringan penyiaran di Indonesia, termasuk sistem nasional (Budiman, 2012). Sistem stasiun kepemilikan media, lebih mencerminkan jaringan hadir dengan cita-cita terwujudnya kekuasaan modal yang terus berupaya demokratisasi penyiaran melalui meningkatkan keuntungan setinggi- keberagaman isi (diversity of content) dan tingginya melalui penguasaan beberapa keberagaman kepemilikan (diversity of stasiun televisi dan juga media lain 15 (Nursatyo, 2016). Penyiaran Publik yang menyelenggarakan Aturan teknis terkait SSJ dituangkan kegiatan penyiaran televisi, bersifat dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan independen, netral, tidak komersial, dan Informatika Republik Indonesia Nomor 43 / berfungsi memberikan layanan untuk PER / M.KOMINFO / 10 / 2009 tentang kepentingan masyarakat. Kemudian, pasal Penyelenggaraan Penyiaran melalui 4 menyebutkan bahwa TVRI mempunyai Sistem Stasiun Jaringan oleh Lembaga tugas memberikan pelayanan informasi, Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran Televisi. pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol Di dalam Peraturan Menteri 43 Tahun 2009 dan perekat sosial, serta melestarikan disebutkan bahwa pelaksanaan sistem budaya bangsa untuk kepentingan seluruh stasiun jaringan sebagai arah dalam lapisan masyarakat melalui penerapan kebijakan penyelenggaraan penyelenggaraan penyiaran televisi yang penyiaran pada dasarnya harus menjangkau seluruh wilayah Negara mempertimbangkan perkembangan Kesatuan Republik Indonesia. teknologi penyiaran, kecenderungan 3. METODE permintaan pasar, ekonomi, sosial, budaya, Penelitian ini menggunakan dan kondisi lingkungan serta yang pendekatan studi kasus yang merupakan terpenting adalah terjaminnya masyarakat