Edisi 2017 Kuartal IV/Oktober - Desember Vol. IV No. 4
Menteri Hukum dan HAM RI: Membangun Hukum dalam Masyarakat yang Majemuk
Mahasiswa Unpar di Puncak Denali Direktur Utama MIZAN Group: Akar-Akar Intoleransi
ISSN: 9772356133008
Prodi Matematika menjadi Mitra Pemerintah Kanada
Pembaca yang budiman, Manusia dan alam merupakan dua en tas yang berkelindan, saling membutuhkan dan harus bersinergi. Namun acap kali banyak perilaku manusia yang justru semakin membuat alam dan lingkungan perlahan meninggalkan kondisi asalnya. Kerusakan alam, polusi udara, hingga daya dukung lingkungan yang menurun menjadi beberapa indikator bahwa alam ini menuju k nadirnya. Kehadiran konsep Green Building diharapkan menjadi salah satu solusi untuk tetap menjaga kualitas daya dukung dan daya guna lingkungan bagi masyarakat. Lembaga pendidikan nggi pun memiliki tanggung jawab untuk menjamurkan pemahaman, pemaknaan, dan implementasi dari konsep green building ini. Majalah Parahyangan mencoba menghadirkan beberapa tulisan terkait green building tersebut. Selain itu, keberhasilan mahasiswa Unpar mencapai puncak ter nggi di Amerika Utara juga kami hadirkan, di samping beragam kegiatan sivitas akademika Unpar lainnya. Orasi dari 3 fakultas (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poli k, Fakultas Filsafat, dan Fakultas Hukum) juga turut kami hadirkan. Indraswari (dosen FISIP yang juga Komisioner Komnas Perempuan Republik Indonesia), Haidar Bagir (Direktur Utama MIZAN Group), dan Yasonna H. Laoly (Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia), menuangkan buah pemikirannya pada orasi fakultas tersebut.
Selamat membaca Sumber Foto Sampul: asiagreenbuilding.com
MAJALAH PARAHYANGAN Utama 1 Mengenal Green Building dan Manfaatnya bagi Kehidupan 8 Green Campus 12 Top Global Ci es for Green Building 14
Universitaria The Great Unpar: The Great Alumni 16 Program Studi Matema ka Terus Berkembang 40 Pendidikan yang Memerdekakan 44 Menapakkan Kaki di Gunung Denali 50 Pengabdian kepada Masyarakat? Siapa Takut 76 Konflik dan Proses Belajar 80 Lebih Dekat dengan Program Magister 88
Peneli an Pengadaan Air Bersih di Desa Sindulang 58 Bangunan Hijau dari Sudut Pandang Ruang Hijau dan OOTV 68
Orasi Kebijakan dan Pelayanan Publik bagi Masyarakat Adat 22 Christopher Thomas Di njau dari Perspek f HAM Maria Claudia Membangun Hukum dalam Masyarakat yang Majemuk 46 Akar-Akar Intoleransi 66
Kontributor Aknolt K. Pakpahan |Andy Su oso | B. Ario Tejo S. | Dharma Lesmana | E. B. Handoko | Kage Priatna | Mia Wimala | Indraswari | Teknik Kimia | Trisno Sak | Oscar Yasunari | Slamet Purwadi | Yasmin Suriansyah
Kontributor Tetap Bagian Publikasi Unpar | dr. Danny | Hadrianus Tedjoworo | Kuncoro Hadi | dr. Miriam | P. Krismastono | Stephanus Djunatan | Tu k Rachmawa | Lembaga Kepresidenan Mahasiswa | Lembaga Peneli an dan Pengabdian kepada Masyarakat | Sekolah Pasca Sarjana | where young leaders learn and share
Unpar Student Representa ve Assembly
Diploma III (D3) Program • Corporate Management Bachelor’s (S1) Programs • Development Economics • Accoun ng • Management • Business Administra on • Public Administra on • Interna onal Rela ons • Law • Philosophy • Mathema cs • Physics • Informa cs • Architecture • Civil Engineering • Industrial Engineering • Chemical Engineering • Electrical Engineering (concentra on: Mechatronics)
www.unpar.ac.id Salam Hangat
Visi Unpar: Menjadi Komunitas Akademik Humanum
alam proses pengisian borang akreditasi dalam lengkap Visi Unpar yang rangka reakreditasi ins tusi (APT) Unpar 2017, tertuang dalam Statuta Unpar Dsemua pihak yang terlibat dalam pengisian 2016 dan Renstra Unpar 2015- disadarkan tentang pen ngnya visi perguruan nggi. Selain 2019. harus diketahui oleh semua pemangku kepen ngan, visi perguruan nggi haruslah jelas dan doable – bisa dijalankan. Jika diuraikan, ada ga frasa Visi menjadi dasar penetapan Misi dan selanjutnya kunci yang terkandung dalam penentuan Tujuan dan Sasaran. Jadilah VMTS (Visi, Misi, Visi Unpar: 1. Komunitas Tujuan dan Sasaran) menjadi kata-kata dan formula yang a ka d e m i k h u m a n u m ; 2 . semakin dipahami, karena di hampir semua bagian Evaluasi Mengangkat potensi lokal ke Diri dan Standar borang APT tersebut, VMTS berulangkali tataran global; dan 3. Demi (harus) disebut atau dirujuk. p e n i n g k a t a n m a r t a b a t manusia dan keutuhan alam Popularitas VMTS Unpar sejenak menggeser sesan yang c i p t a a n . V i s i t e r s e b u t amat populer Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhak . diinspirasikan dari Spiritualitas dan Nilai-nilai Dasar Unpar Ya, hanya pada saat mengisi, mengedit, memperbaiki, dan (SINDU) yang salah satu sumbernya ada pada sesan Unpar menata tata letak Evaluasi Diri dan Borang. Sembari Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhak . (Selain sesan , menunggu proses lebih lanjut dari rekakreditasi APT Unpar, yang menjadi akar spiritualitas Unpar adalah (1) cita-cita para VMTS perlu disosialisasikan sehingga civitas academica pendiri Unpar, (2) ajaran Katolik yang universal dan inklusif, Unpar dan pemangku kepen ngan lainnya mengetahui (3) kearifan lokal Tatar Parahyangan, dan (4) ideologi tentang VMTS Unpar. Pancasila dan UNND 1945). Barangkali dak banyak warga Unpar yang bisa dengan lancar Pada kesempatan ini salah satu frasa kunci, yakni komunitas menyebutkan apa Visi Unpar. Berbeda jika yang ditanyakan akademik humanum, akan diuraikan. Uraian ini dak bersifat adalah sesan Unpar di mana pas lebih banyak yang mampu otorita f apalagi final. Apa yang hendak disampaikan adalah menyebutkannya di luar kepala termasuk pemaknaannya. bahwa frasa ini menjadi keutamaan sekaligus pembeda Menjadi komunitas akademik humanum yang mengangkat Unpar terhadap Perguruan Tinggi lainnya. Pertama, Unpar potensi lokal ke tataran global demi peningkatan martabat dak hanya sekadar sebagai komunitas akademik yang manusia dan keutuhan alam ciptaan. Itulah rumusan berikh ar mencari, mengembangkan, dan mewariskan
2 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 kebenaran ilmiah, tetapi sekaligus harus humanum. Ar nya, pensiunan dak lebih dari UMR (Upah Minimum Regional, di dalam penggalian, pengembangan dan pewarisan misalnya provinsi atau kota), hal itu dinilai dak humanum. keilmuan terdapat proses atau interaksi yang bersifat kolek f, Dari contoh pemaknaan yang reduk f dan parsial tersebut, dialek s, dialogis, dan kolegial serta respec ul. Kebenaran memang ada harapan bahwa relasi-relasi yang muncul dalam dan keilmuan bukanlah monopoli individu. Kebenaran diuji penyelenggaraan tridarma Unpar haruslah mengindahkan secara terus menerus, secara kolegial, bahkan dari generasi ke dan mampu memenuhi nilai kemanusiaan. generasi. Kesadaran semacam itu akan membangun rasa Hal lain yang masih ter nggal dari pemaknaan humanum dari hormat terhadap generasi sebelumnya, terhadap pendapat komunitas akademik Unpar adalah bahwa kata humanum yang berbeda, dan juga terhadap generasi yang akan datang. seakan-akan dak terkait dengan produk vitas, progresivitas, Kata humanum juga bermakna bahwa keilmuan dan dan berbagai capaian dan prestasi. Atau, jika dirumuskan lain, kebenaran yang ditemukan, dikembangkan, dan diwariskan apakah kata humanum dak berkorelasi dengan prestasi? tersebut semata-mata ditujukan untuk keutuhan Apakah jika Unpar sebagai komunitas akademik humanum kemanusiaan. Di sana ada pesan profe k. Hal ini menegaskan dak boleh menjadi nomor satu, yang terbesar, atau yang pen ngnya frasa kunci kedua (meningkatkan potensi lokal ke terbaik? tataran global) dan frasa kunci ke ga (demi peningkatan Jawabannya “Ya, kata humanum juga bermakna maju dan martabat manusia dan keutuhan alam ciptaan). menjadi yang terbaik”. Jika seseorang mau dan mampu Karena itu, bisa dimenger jika Visi Unpar dapat disebutkan melakukan yang terbaik dari dirinya dan berhasil memberi secara singkat sebagai komunitas akademik humanum. yang terbaik untuk Unpar, maka itu adalah humanum. Sebaliknya, jika Unpar memberi kesempatan kepada se ap Kata humanum yang menjadi keutamaan dan pembeda orang untuk meraih yang terbaik dan menghargainya, maka makna terhadap komunitas akademik memerlukan Unpar juga adalah humanum”. Maka, ke ka Unpar menjadi penjelasan lebih jauh, sebab kata tersebut sering dimaknai yang terbaik dan se ap orang yang ada di dalamnya dan yang secara keliru walau mungkin bercanda. Misalnya, jika seorang dilayaninya sangat berprestasi dan bahagia, maka Unpar pegawai (dosen atau tenaga kependidikan) datang ke kampus sungguh menjadi komunitas akademik humanum. Semoga. pukul 7 pagi dan pulang pukul 7 malam tanpa imbalan tertentu, hal itu bisa dikatakan dak humanum. Contoh lain, Mangadar Situmorang, Ph.D., Rektor Unpar seorang Guru Besar yang pensiun dan menerima gaji
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 3 Parahyangan
Stephanus Djunatan Adat Pernikahan (bagian kedua)
ala fajar menyingsing, setelah semalam upacara menyampaikan kotbah ngeuyeuk seureuh, dan peu ngan midadaren, pendek, ia memegang ibu Kupacara nikah bagi sejoli anak manusia jari pengan n lelaki dan dilangsungkan. Haji Hasan Mustapa (2010) benar-benar menyatakan maksudnya merinci se ap detail upacara pernikahan, dan u n t u k m e n i k a h k a n konsekuensi dari upacara pernikahan bagi suami dan pengan n lelaki dengan istri (bahkan termasuk penjelasan tentang perceraian; mempelai perempuan. yang digambarkan 'rumit dan banyak pernak-pernik Ke ga, setelah selesai yang harus diselesaikan' - [2010:90-91]). Haji Hasan menyatakan maksudnya, membagi dua model upacara pernikahan: a la p e n g h u l u a k a n sederhana dan a la meriah atau Kareaan. mempersilakan pengan n lelaki untuk mengucapkan Upacara sederhana biasanya dilakukan oleh pasangan menerima permintaan nikah dari wali mempelai yang keluarganya berkondisi ekonomi menengah dan perempuan. Pengucapan talek atau janji itu berkekurangan. Ada pula upacara kawin 'enteng' bagi menggunakan 'rumus': “Saya terima nikahnya, Nyai…. perempuan yang dinikahkan untuk alasan menjadi selir; kepada saya dengan mas kawin ….. diutang/dibayar atau dikawinkan dengan perantau; dengan alasan kontan”. Rangkaian dialog ini kemudian ditutup dengan kondisi yang memaksa (misalnya sudah hamil sebelum doa mohon keselamatan sebagai pasangan baru. pernikahan); atau kawin sebagai syarat karena adik sang pengan n menikah lebih dahulu. Ada juga adat kawin S e t e l a h m e n g u c a p k a n ' t a l e k ' y a n g s u d a h 'panyelang' yang berlaku bagi perempuan yang sudah dicontohkan/dila h lebih dahulu, pengan n lelaki ga kali kena talak suaminya. Upacara kawin sederhana menyalami mertua, orangtuanya, para sepuh yang ini hanya berin kan ritus pengukuhan di depan hadir di ruangan itu (biasanya di mushola, masjid, atau penghulu, keluarga dan saksi. Haji Hasan menyebutnya, rumah keluarga wanita). Mempelai perempuan baru “Semua itu bisa dilakukan dengan mudah saja, asal kemudian keluar dari kamar, menyalami suaminya, memenuhi tradisi desa 'hanya untuk seke ka itu saja, mertuanya, orangtuanya, para sepuh. Baru kemudian biar kawin siang, putus sore'” (2010: 94-95). bersanding bersama suaminya menerima ucapan selamat dari hadirin yang datang ke upacara pernikahan Sementara itu, upacara meriah biasanya terdiri atas: tersebut. Ritus in ini dapat disebut juga upacara upacara in , arak-arakan dan slametan. Upacara meriah sederhana. biasanya dilakukan oleh pasangan yang keluarganya termasuk kaum bangsawan atau berekonomi Upacara Kariaan atau Kareaan menengah ke atas. Upacara penikahan versi meriah biasanya dimulai Upacara In setelah akad nikah selesai diselenggarakan. Pasangan Pagi hari setelah segala ritus upacara persiapan sudah yang sudah menikah ini kemudian diarak dari tempat dipenuhi, giliran acara in pernikahan digelar. Haji akad ke rumah tempat selamatan akan dilangsungkan. Hasan menerangkan upacara in adat Sunda ini dalam Pada masa lampau, pengan n menaiki kereta kuda. bungkus ritus pernikahan Islam. Upacara in terdiri dari Sambil mengarak, gamelan ditabuh, beberapa menak serangkaian dialog (Mustapa 2010:80-81). Sementara turut menunggang kuda mengiringi kereta pengan n itu, di tempat akad nikah akan berlangsung, baki sirih tersebut. Seorang Kasinoman memimpin rombongan yang disiapkan semalam sebelumnya pada upacara sambil memegang tempat pembakaran kemenyan ngeuyeuk seureuh diletakkan dalam ruangan itu. Sirih (bokor). Haji Hasan menyiratkan kehadiran 'figur yang ini akan dibagikan setelah dialog in selesai diucapkan. tak kasat mata' yang turut sebagai pengiring pengan n (2010:84). Sesampainya di halaman rumah, orang- Dialog ritus pernikahan dibuka dengan permohonan wali orang yang bertugas 'nyawer' dan para sesepuh dari keluarga perempuan supaya pemimpin ritus (lebai perempuan menjalankan tugasnya. Tukang hias atau atau penghulu) menikahkan mempelai perempuan Falakiah, sudah menyiapkan simbolisasi berupa dengan pengan n pria. Kedua, setelah pemimpin ritus
4 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 peralatan rias atau pangradinan, dan peralatan tenun berikutnya. Keduanya duduk berdampingan seper yang disebut tunjangan (sebilah papan pis, kira-kira hendak saling memeluk dari samping. Mempelai 180 cm x 50 cm x 20 cm; 2010:85). Papan ini akan diinjak perempuan yang berada di sebelah kanan, menyuapi oleh para pengan n sebagai pesan agar mereka suaminya dengan cara tangan kanannya melingkari hendaknya hidup rukun seia sekata, setujuan, saling leher suaminya. Demikian juga pengan n lelaki. Ia mengasihi sebagai suami istri. menyuapi istrinya dengan cara tangan kirinya melingkari leher istrinya. Suap menyuap ini diulang Sebelum masuk rumah, atau ritus buka pintu (2010:89) beberapa simbol disiapkan, seper : batu penggilingan sampai ga atau empat kali. Huap Lingkung menjadi (untuk menggiling obat/jamu) yang dalam upacara akan tanda bahwa mereka siap untuk hidup rukun. Ada digunakan sebagai alas istri mencuci kaki suaminya; kalanya, sebelum huap lingkung dilakukan, orang-orang pelita bersumbu tujuh dan sagar (gula) yang kemudian tua memberikan nasihat kepada kedua pengan n agar dibakar. Berturut-turut simbolisasi ini bermakna: suami mereka hidup rukun. Dengan demikian, suap-menyuap istri hendaknya senan asa seia sekata, saling menerangi menjadi buk saling mengasihi dan saling bertekad dan menasiha , dak membawa sifat kerasnya sendiri untuk hidup rukun. untuk mengambil keputusan (disimbolkan dengan gula “Orangtua yang Memulai, Orang Muda yang Menjalani” y a n g d i b a k a r ) ; k e d u a n y a d i h a r a p k a n Prak s dak ada ritus lain setelah huap lingkung. memper mbangkan masak-masak keputusan yang Upacara perkawinan ditutup dengan slametan. Haji akan diambil. Hasan sengaja mengu p peribahasa jawa di atas Selain itu, disiapkan pula kendi berisi air bagi mempelai (2010:94) untuk menegaskan roda-spiral kehidupan. perempuan untuk membasuh kaki suaminya. Sepotong Sang anak yang sudah kita ceritakan sejak edisi dia bambu kecil yang biasanya digunakan sebagai alat tenun dikandung, dilahirkan; dia menjalani masa akil balik, dan disebut élékan tak boleh dilupakan sebagai simbol dikhitan; sekarang dia sudah menjadi orang tua. pen ng. Setelah istri mencuci kaki suaminya di atas batu Kini giliran ia dan pasangannya menjalani kehidupan penggilingan, kendi akan dipecahkan. Kemudian sebagai suami-istri. Mereka berdua akan menurunkan pengan n lelaki menginjak élékan sampai patah, dan anak-anak. Haji Hasan melanjutkan “sekarang ia harus juga sebu r telur sampai pecah. Tindakan- ndakan ini menjadi orang tua, dan akan menemui kesusahan menunjukkan bahwa seorang lelaki harus siap seper orangtua, harus mengalami hamil, melahirkan, merelakan 'kehormatannya' karena seorang lelaki akan khitanan dan mengawinkan sebagaimana orangtuanya menjadi bagian dari adat isiadat dan tradisi keluarga dulu” (ibid.). Secara tersirat Haji Hasan mau meni pkan istrinya. Ia 'tunduk' pada orangtua istrinya. Kerelaannya adat is adat, tradisi merayakan kehidupan kepada tersebut sudah dinyatakan dalam janji atau taleknya generasi baru. Adat is adat dan tradisi bukan sekadar (2010: 86, bdk. penyerahan calon pengan n pria oleh ritus yang dirayakan. Di dalam adat is adat itu keluarga lelaki kepada keluarga perempuan pada saat terkandung nilai dan norma, ngkah laku yang menjadi lamaran, hlm. 76. Uniknya, mas kawin belum tentu kearifan. Simbol-simbol upacara perayaan kehidupan dibayar lunas oleh pihak pengan n lelaki mengingat dan maknanya masing-masing ini hendaknya menjadi statusnya yang menjadi bagian lingkungan kerabat perbekalan hidup, sumber dan tujuan serta ukuran keluarga perempuan. Rupanya itu menjadi sebab pihak untuk bertekad, berucap dan berlampah. perempuan pun dak menagih mas kawin supaya segera dilunasi; hlm. 89). Maka bukanlah sekadar mengulangi rangkaian ritus kehidupan yang dimaksud dengan peribahasa di atas. Kemudian pengan n perempuan masuk lebih dahulu ke Berbekal tradisi, adat dan is adat, ap generasi dalam rumah (ritus buka pintu). Begitu pengan n menjalani dinamika perkembangan zamannya sendiri. perempuan masuk, penembang akan bertanya kepada Suka dan duka ap generasi unik sifatnya. Itulah pengan n pria. Pertanyaan itu harus dijawab dengan sebabnya simbol spiral sering muncul sebagai mo f menembang pula. Biasanya pengan n pria ditemani este k, misalnya mo f awan pada ba k. Lambang spiral oleh seorang penembang yang akan menyanyikan lagu menyiratkan patokan awal, kembali pada fitrah sebagai yang sesuai dengan pe mahkota yang digunakan manusia, atau pamali. Peribahasa di atas menjadi pesan pengan n pria (2010: 88). Bagian berbalas tembang ini bagi se ap generasi untuk selalu ingat pada kondisi berakhir dengan masuknya pengan n lelaki ke dalam awali manusia, yang bersih dan murni.*** rumah dan bersanding di sebelah istrinya di pelaminan. Huap lingkung atau saling menyuapi antara pengan n Dr. Stephanus Djunatan, Wakil Kepala Lembaga pria dan mempelai wanita menjadi urutan upacara Pengembangan Humaniora, Unpar.
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 5 Educa on
Critical for the workforce of the future Social and Emotional Learning (SEL) P. Krismastono Soediro “To thrive in the 21st century, students need more than tradi onal academic learning. They must be adept at collabora on, communica on and problem-solving, which are some of the skills developed through social and emo onal learning (SEL). Coupled with mastery of tradi onal skills, social and emo onal proficiency will equip students to succeed in the swi ly evolving digital economy.” ~ The World Economic Forum.
wo years ago, in 2015, the World Economic Forum crea vity, ini a ve and published a report that focused on the pressing issue adaptability at a premium. Tof the 21st-century skills gap and ways to address it Another study shows that jobs through technology, tled New Vision for Educa on: are increasingly social-skills- Unlocking the Poten al of Technology. The report defined a intensive. SEL will prepare set of 16 crucial proficiencies for educa on in the 21st today's students for this century. Those skills are: evolving workplace. SEL confers academic success as Founda onal Literacies well. A meta-analysis of 213 How students apply core skills to everyday tasks. studies showed that students 1) Literacy who received SEL instruc on 2) Numeracy had achievement scores that 3) Scien fic Literacy averaged 11 percen le points 4) ICT Literacy higher than those who did not. 5) Financal Literacy These valuable social and emo onal skills can be developed 6) Cultural and Civic Literacy at any point in a child's life, although it can be highly effec ve Competencies to introduce SEL early and embed it in the core curriculum How students approach complex challenges. throughout a child's schooling. Research suggests that early 7) Cri cal thinking / problem solving childhood is a cri cal period for a aining important skills – 8) Crea vity and also that augmen ng such early learning at later ages is 9) Communica on necessary, complementary and effec ve. Social and 10) Collabora on emo onal skills can be taught in classrooms or at home but Character Quali es SEL is most potent if developed in both se ngs, the report How students approach their changing environment. informs. 11) Curiosity Teachable at all ages 12) Ini a ve Research suggests that early childhood is a cri cal period for 13) Persistence / grit fostering SEL. Children are at their most recep ve to SEL and 14) Adaptability strategies targe ng this stage are most likely to have a las ng 15) Leadership impact. But research also indicates that SEL at later stages is 16) Social and cultural awareness necessary and effec ve and offers opportuni es to a ain skills. In other words, social and emo onal skills are teachable A year later, in 2016, WEF published a report tled New Vision at all ages. for Educa on: Fostering Social and Emo onal Learning through Technology. The 2016 report followed up on the On that basis, the report believe that SEL is highly effec ve 2015 report. Together, they lie at the heart of social and when developed through direct instruc on in a child's early emo onal learning (SEL) and are every bit as important as the years and when embedded in the core curriculum as students founda onal skills required for tradi onal academic learning. progress through elementary and secondary schooling. The The report defines SEL broadly to encompass the 10 report has iden fied a host of best-prac ce learning competencies and character quali es. strategies for ins lling social and emo onal skills. But SEL should not be considered a classroom tool alone; it can take Social and emo onal skills are cri cal to the workforce of the place in many effec ve se ngs, both inside and outside the future, the report concludes. The kinds of skills that SEL classroom. addresses, such as problem solving and collabora on, are increasingly necessary for the labor market. According to one The report has iden fied 30 best prac ce learning strategies es mate, 65% of children entering grade school will to develop the competencies and character quali es that ul mately work in jobs that don't exist today, pu ng
6 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 define SEL. These include 14 strategies that create an his or her own. Although crea vity is a complex, environment conducive to developing social and emo onal mul dimensional skill that is difficult to measure and define, skills in general and 16 targeted strategies that are specific to studies show commonali es in successful approaches: the development of individual social and emo onal skills. allowing students to have ownership and control over the process of crea ng and producing an innova ve idea, for The first set of learning strategies works to develop all social example, and helping students develop a tolerance for and emo onal skills at once. Examples of these strategies ambiguity, the report informs. include crea ng a safe environment, developing nurturing rela onships and allowing for open-ended me to play freely Fostering collabora on is another example of a targeted and crea vely. For example, play-based learning provides strategy: in this case, key methods include building empathy unscheduled me to explore without restric ons, rules or and tolerance for others and working in groups. For instance, pressure – a central component of a crea ve and ac ve collabora on is par cularly effec ve when it requires learning process. students to solve problems and work effec vely with others, communicate with a group and manage resources (such as Another general learning strategy that develops a range of me) to achieve a shared goal. Research has indicated that social and emo onal skills involves fostering a “growth collabora on improves students' sense of community and mindset”, a phrase coined by Carol Dweck, Professor of even leads to be er academic outcomes, such as the ability to Psychology at Stanford University. When people have a “fixed think cri cally and to learn through self-reflec on. mindset” they believe that basic quali es like intelligence and talent are fixed traits that govern what children can do. A Involvement in extracurricular ac vi es – for example, growth mindset, in contrast, holds that the brain works like a sports, music and boy/girl scouts – can also foster SEL. The muscle – it gets stronger with prac ce and hard work. report underlines that many such programs have Dweck's research suggests that fostering a growth mindset demonstrated the ability to teach children skills including can improve academic performance. Teaching a growth problem-solving, teamwork and resilience. A er-school mindset mo vates students and makes them more ac vi es also can serve as a bridge or “border zone” between produc ve – and can create a classroom where students are the culture of the school environment and peers, families and encouraged to take on challenges, try new things and learn communi es. from their mistakes. I belive, social and emo onal skills are cri cal to the The second set of learning strategies works to develop workforce of the future.*** (PX) specific social and emo onal skills. One example is to develop leadership by fostering the ability to nego ate and P. Krismastono Soediro, Head of Parahyangan Catholic empathize. Another strategy might target crea vity by University Founda on Office; writes in his personal capacity. providing a child with the autonomy to create something on
Source: World Economic Forum
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 7 Utama Mengenal Green Building dan Manfaatnya bagi Kehidupan
Pemanasan global terus menerus menjadi isu yang dibicarakan terkait dengan keberadaan dan perilaku umat manusia. Dari masyarakat biasa hingga pemimpin dunia, ramai membahas bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek dari pemanasan global. Konsep green building hadir untuk juga memberikan perha an pada keberlanjutan daya dukung dan daya guna dari lingkungan dan alam ciptaan.
enggunaan bahan material untuk bangunan kini Ramah Lingkungan, sebuah bangunan dapat dikategorikan mendapat perha an yang lebih khusus. Konversi sebagai bangunan ramah lingkungan atau Green Building bila Penergi, sebagai salah satu upaya untuk mengurangi memiliki kriteria sebagai berikut: dampak global warming, terus dilakukan, termasuk di 1) Menggunakan material bangunan yang ramah dalamnya pendirian green building atau bangunan ramah lingkungan lingkungan. 2) Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk Definisi Green Building konservasi sumber daya air dalam bangunan gedung 3) Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk Apakah yang dimaksud dengan Green Building? Berdasarkan konservasi dan diversifikasi energi peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 4) Menggunakan bahan yang bukan perusak ozon dalam 2010 tentang Kriteria dan Ser fikasi Bangunan Ramah bangunan gedung Lingkungan, green building adalah suatu bangunan yang 5) Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana pengelolaan air menerapkan prinsip lingkungan dalam perancangan, limbah domes k pada bangunan gedung pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya, dan 6) Terdapat fasilitas pemilah sampah aspek pen ng penanganan dampak perubahan iklim. Prinsip 7) Memperha kan aspek kesehatan bagi penghuni lingkungan yang dimaksudkan adalah memen ngkan unsur bangunan pelestarian fungsi lingkungan. Green building atau bangunan 8) Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana bagi tapak ramah lingkungan memilih untuk menggunakan green lingkungan materials atau material ramah lingkungan. 9) Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk Kriteria Green Building mengan sipasi bencana. Berdasarkan peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No Material ramah lingkungan adalah material yang pada saat 8 Tahun 2010 tentang Kriteria dan Ser fikasi Bangunan digunakan dan dibuang dak memiliki potensi merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan. Sedangkan green
pinterest.com
8 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 materials bukan hanya dilihat dari sisi produk materialnya Penghuninya lebih sehat. Salah satu hal yang kerap dak saja yang ramah lingkungan, namun juga di njau dari disadari adalah polusi udara di dalam ruangan akibat keberlanjutan sumber material, proses produksi, proses penggunaan material dak ramah lingkungan. Dengan distribusi, dan proses pemasangan. Selain itu, green penggunaan material ramah lingkungan dan sistem ven lasi materials ini juga mendukung penghematan energi listrik yang baik, penghuni green building akan menjadi lebih sehat dan air, meningkatkan kesehatan dan kenyamanan, dan sehingga dapat memiliki hidup yang lebih berkualitas. manajemen perawatan bangunannya menjadi lebih efisien. Trend Green Building di Indonesia Manfaat Green Building Kita patut bersyukur bahwa Indonesia termasuk negara yang Untuk menjadikan sebuah bangunan menjadi lebih hijau, peduli terhadap pemanasan global dan dampaknya bagi diperlukan pemahaman dari masyarakat mengenai kriteria kehidupan. Kepedulian ini diwujudkan dengan dibentuknya dan tolak ukur agar sebuah bangunan dapat dikategorikan Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) pada tahun sebagai bangunan hijau. Prinsip berpikir dan ber ndak 2009 silam dan penerapan sistem ra ng Greenship sejak dalam konteks bangunan hijau adalah bahwa sejak gagasan tahun 2010. membangun; merencanakan dan melaksanakan pembangunan; menggunakan dan merawat bangunan; Pada tahun 2010, Pemerintah Republik Indonesia, melalui sampai bila bangunan itu dibongkar; selalu mengacu pada Kementrian Pekerjaan Umum telah merin s suatu pilot - prinsip kesesuaian dengan sumber daya lahan dan ruang project green building di Indonesia melalui pembangunan untuk membangun; Gedung Utama Kementerian Pekerjaan Umum. Gubernur DKI - penghematan sumber daya energi, air dan material (bahan Jakarta juga telah mengeluarkan Pergub DKI Jakarta No 38 bangunan); Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau. Adalah prestasi - kesehatan dan kenyamanan di dalam bangunan; yang cukup membanggakan bahwa di tahun 2012, Jakarta - serta prinsip pengelolaan bangunan yang bertanggung menjadi kota pertama di Asia Pasifik yang mewajibkan jawab bagi lingkungan dengan mengupayakan sesedikit pembangunan Gedung Ramah Lingkungan. mungkin memberi dampak limbah dengan sebanyak Sehubungan dengan Pergub DKI Jakarta No 38 Tahun 2012 mungkin pemanfaatan limbah bagi lingkungan. tersebut, maka sejak 23 April 2013 semua bangunan di Lalu, apakah manfaat dari green building? Mengapa kita Jakarta harus memenuhi persyaratan bangungan hijau, baik harus memilih untuk mendirikan bangunan yang ramah bangunan baru maupun bangunan lama. Jika dak, maka lingkungan? para konsultan, kontraktor, dan pelaku konstruksi akan dikenai sanksi. Sanksi bagi bangunan baru adalah dengan Menurunnya penggunaan energi. Manfaat pertama yang dak dikeluarkannya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), dapat kita nikma dari green building adalah menurunnya sementara sanksi bagi bangunan lama adalah dak akan penggunaan energi. Dengan konsep zero carbon technology mendapat Ser fikat Layak Fungsi (SLF) Bangunan. Peraturan yang dianut green building, sistem ven lasi dan ini memang belum diberlakukan bagi semua bangunan, pencahayaan, serta penggunaan bahan-bahan yang dak melainkan hanya untuk beberapa kriteria bangunan yang mahal, green building mampu menghemat penggunaan dianggap menyumbang emisi karbon paling besar. Beberapa energi dibandingkan bangunan standar dengan ukuran yang kriteria bangunan yang dimaksudkan adalah perkantoran, sama. Dengan demikian, biaya pemakaian energi listrik apartemen, pertokoan, bangunan lebih dari 1 fungsi dengan (mulai dari penggunaan AC, lampu, dan sebagainya) dan luas lebih dari 50.000 m2, hotel dan sarana kesehatan dengan energi air menjadi lebih murah. Penghematan energi ini akan luas lebih dari 20.000 m2, serta sarana pendidikan dengan berdampak posi f berkurangnya energi panas dan CO2 yang luas lebih dari 10.000 m2. terlalu cepat dilepaskan, yang bisa berdampak mengurangi global warming. Selain itu, konsep green building juga Pemerintah Kota Bandung pun tak mau ke nggalan. Per 1 meminimalisasi kemungkinan terjadinya hujan asam. Januari 2017, Pemerintah Kota Bandung memberlakukan Peraturan Walikota (Perwal) baru Nomer 1023/2016 tentang Melestarikan sumber daya alam. Dengan penggunaan green Bangunan Gedung Hijau. Berdasarkan Perwal ini, Dinas Tata materials dan material ramah lingkungan, dampak nega f Ruang dan Ciptakarya (Distarcip) Kota Bandung berhak untuk bangunan terhadap lingkungan di sekitar tentunya akan semakin berkurang. Dengan memaksimalkan fungsi material/bahan bangunan yang ada, dan pemanfaatan bahan sisa yang masih bisa dipakai (recycle), konsep Green Building juga membantu untuk melestarikan sumber daya alam yang dak dapat diperbaharui. Mengurangi limbah. Dengan konsep green building, limbah pun akan semakin diminimalisasi. Selain itu, penggunaan material ramah lingkungan dan sistem daur ulang yang wajib dimiliki green building akan menjadikan limbah yang Microlibrary Taman Bima, Bandung dihasilkan menjadi lebih sedikit. inhabitat.com
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 9 dak memberikan ijin IMB jika bangunan tersebut dak Berdasarkan data tahun 2016 yang dihimpun oleh memenuhi kriteria Green Building. Bangunan yang wajib manajemen GBC Indonesia, 98% bangunan di Jakarta untuk mengusung konsep Green Building ini adalah merupakan bangunan eksis ng dan hanya 2% yang bangunan bintang satu berupa gedung atau proyek komersial merupakan bangunan baru. Dari angka tersebut, baru 14 dengan luas lebih dari 5000 m2. Sementara untuk bangunan gedung yang telah mengantongi ser fikat bangunan hijau. bintang dua dan bintang ga dengan luas di bawah 5000m2 Gedung Kementerian Pekerjaan Umum. Gedung (termasuk rumah nggal), belum wajib untuk mengusung Kementerian PU menjadi pilot project green building di Kota konsep Green Building. Bagi bangunan bintang dua dan Jakarta. Gedung ini masuk ke dalam kategori pla num bintang ga yang berhasil meningkatkan bangunannya ke dengan nomor ser fikat 002/PP/NB/III-2013. kualitas hijau yang lebih baik, pemerintah pun memberikan insen f berupa pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan. Gedung Mina Bahari IV, Kompleks Kementerian Kelautan dan Perikanan. Gedung Mina Bahari IV ini diresmikan pada Kota-kota besar lainnya di Indonesia pun sudah mulai tanggal 15 Januari 2016 oleh Menteri Kelautan dan menerapkan konsep green building sejak beberapa tahun Perikanan. Gedung ini sudah mengantongi Ser fikat Laik silam. Di tahun 2014 silam, ada 12 gedung di Surabaya yang Fungsi dari Pemprov DKI Jakarta dan ser fikasi dari Green memperoleh penghargaan dalam ajang Green Building Building Assosiate. Gedung Mina Bahari IV ini juga Awareness Award. Sementara di bulan Juni kemarin, Hotel menduduki peringkat kedua sebagai gedung ramah 1O1 Tugu Yogyakarta menjadi hotel pertama di Indonesia lingkungan di DKI Jakarta, setelah Gedung Kementerian PU. yang mendapatkan EDGE (Excellence in Design for Greater Efficencies) yang diser fikasi oleh GBC Indonesia. Salah satu Greenship faktor utama yang menjadikan Hotel 1O1 Tugu Yogyakarta ini Greenship atau ser fikasi bangunan hijau ini dipublikasikan berhak untuk menyabet penghargaan tersebut adalah oleh GBC Indonesia pada tahun 2010. Dapat dikatakan, salah karena hotel ini memiliki ruangan-ruangan yang banyak satu peranan pen ng GBC Indonesia adalah perihal terpapar cahaya matahari sehingga menghemat pemberian ser fikat Greenship. Penilaian Greenship ini penggunaan listrik. sendiri terbagi menjadi enam kategori, yaitu: (1) Tepat Guna Tentunya, kita berharap agar green lifestyle ini akan semakin Lahan (Appropriate Site Development/ASD), (2) Efisiensi menyebar di Indonesia dan semakin banyak pula bangunan E n e r g i d a n R e f r i g e ra n ( E n e r g y Effi c i e n c y a n d yang mengusung konsep green building. R e f r i g e r a n t / E E R ) , ( 3 ) K o n s e r v a s i A i r ( Wa t e r Conserva on/WAC), (4) Sumber dan Siklus Material (Material Saat ini memang belum terlalu banyak bangunan di Resources and Cycle/MRC), (5) Kualitas Udara dan Indonesia yang mengusung konsep Green Building. Kenyamanan Udara (Indoor Air Health and Comfort/IHC), dan (6) Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management). Sistem ra ng dalam Greenship menjadi kriteria penilaian bagi seluruh bangunan gedung untuk menentukan peringkat dan ser fikasinya. Appropiate Site Development mempunyai syarat wajib luas penghijauan pada lahan bertujuan memelihara atau memperluas kehijauan kota untuk meningkatkan kualitas iklim setempat, mengurangi karbondioaksia dan zat yang menyebabkan polusi udara, mencegah erosi tanah, mengurangi beban jaringan aliran air hujan, menjaga keseimbangan antara kebutuhan air bersih dan persediaan (penampungan), serta daya serap air ke dalam tanah. Syarat lainnya adalah pemilihan lahan untuk dibangun, kemudahan pencapaian bagi massyarakat umum, transportasi umum, fasilitas untuk pengguna sepeda, penataan tanaman dan nontanaman pada lahan, iklim setempat (iklim makro), dan manajemen air limpasan hujan. Energy Efficient and Conserva on mempunyai dua syarat wajib yaitu pemasangan sub-meter yang bertujuan memantau pemakaian energi dari berbagai sumber agar dapat dijadikan suatu patokan dalam pengaturan penggunaan dan perhitungan OTTV yang bertujuan menjelaskan kepada masyarakat tentang penggunaan selubung (kulit luar) bangunan yang baik untuk upaya penghematan energi. Syarat lainnya adalah penghematan & konservasi energi, pencahayaan alami, ven lasi, pengaruh
10 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 ramah lingkungan, penggunaan refrigeran tanpa ODP, kayu berser fikat, material prefabrikasi, dan material regional. Indoor Health and Comfort mempunyai syarat wajib memasukkan udara luar ke dalam ruangan dengan tujuan menjaga dan meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan dengan memasukkan udara luar ruang sesuai dengan kebutuhan laju ven lasi (kecepatan aliran udara) untuk kesehatan pengguna gedung. Persyaratan lainnya adalah
pemantauan kadar CO2, kendali asap rokok di lingkungan, polutan kimia, pemandangan keluar gedung, kenyamanan perubahan iklim, dan energi terbarukan dalam tapak. visual, kenyamanan termal, dan ngkat kebisingan. Water Conserva on mempunyai dua syarat wajib yaitu Building Environment Management mempunyai meteran air bertujuan untuk memantau penggunaan air persyaratan wajib dasar pengelolaan sampah untuk (dengan menggunakan Meteran Air) sehingga dapat Mendorong gerakan pemisahan sampah secara sederhana menjadi dasar mengatur pemakaian air yang lebih hemat yang akan mempermudah proses pemanfaatan kembali. dan perhitungan penggunaan air bertujuan untuk Syarat lainnya adalah GP sebagai anggota m proyek, polusi Mengetahui simulasi atau gambaran perkiraan yang dari ak vitas konstruksi, pengelolaan sampah ngkat lanjut, mendeka gambar sebenarnya penggunaan air saat gedung sistem komisioning yang baik dan benar, penyerahan data dipakai. Syarat lainnya yaitu pengurangan penggunaan air, green building, kesepakatan dalam melakukan ak vitas fit fitur/alat keluaran air, daur ulang air, sumber air alterna f, out, dan survei pengguna gedung. penampungan air hujan, dan efisiensi penggunaan air Ser fikasi Greenship ini berlaku selama 3 tahun. Para lansekap. pemilik bangunan yang sudah memiliki ser fikasi Greenship Material Resource and Recycle mempunyai persyaratan berhak menggunakan ser fikat tersebut untuk berbagai wajib refrigeran fundamental untuk mencegah pemakaian keperluan. Namun, para pemilik gedung itu juga diharapkan bahan dengan potensi merusak ozon yang nggi. Syarat untuk melakukan pengoperasian dan perawatan gedung lainnya adalah penggunaan gedung dan material, material yang berbasis keramahan lingkungan hidup, dengan tujuan untuk mempertahankan dan mendapatkan kinerja gedung yang lebih baik. GBC Indonesia sendiri memiliki target agar di tahun 2030 nan , se daknya 50 bangunan dengan luasan 50.000 m2 telah terser fikasi Greenship atau 121 bangunan dengan luasan 20.000 m2. Penutup Cukup melegakan bahwa pemerintah kota-kota besar di Indonesia sudah menunjukkan kepeduliannya terhadap fenomena global warming dengan menetapkan berbagai peraturan bangunan ramah lingkungan. Namun, seper telah dipaparkan di atas, peraturan tersebut dak menyentuh bangunan-bangunan rumah nggal. Maka, dengan demikian dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan green lifestyle, mulai dari cara-cara sederhana seper menghemat penggunaan energi listrik dan air. Untuk mewujudkan hal ini, peran serta para arsitek sangatlah dibutuhkan. Akan sangat baik jika para arsitek hanya merancang bangunan dengan konsep hijau (green building), termasuk untuk rumah nggal.
(MC/MA/berbagai sumber)
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 11 Green Campus Memanfaatkan kampus sebagai tempat penanaman konsep berkelanjutan Mia Wimala
emanasan global merupakan isu lingkungan yang s a j a , m e l a i n k a n l e b i h makin marak beberapa dekade kebelakangan ini. menfokuskan kepada kegiatan PMencairnya es di Kutub Utara dan Selatan Bumi, pendidikan, baik formal naiknya permukaan air laut, pergan an musim yang dak maupun informal, peneli an beraturan, rusaknya ekosistem dari binatang dan tumbuhan, dan inovasi, serta engagement serta pengaruhnya terhadap kesehatan manusia merupakan ya n g d a p at m e n d u ku n g beberapa contoh fenomena alam sebagai dampak dari pembangunan berkelanjutan. pemanasan global tersebut. Beberapa negara di dunia telah ak f berupaya untuk memikirkan bagaimana cara untuk Universitas Indonesia (UI) meminimalkan dampak tersebut terhadap planet Bumi merupakan salah satu pelopor beserta makhluk-makhluk hidup yang ada di dalamnya. dari gagasan green campus ini d i I n d o n e s i a . U n t u k Bangunan hijau atau bisa disebut green building merupakan mendukung kebutuhan akan salah satu pendekatan awal yang diturunkan dari konsep perlunya green campus di pembangunan keberlanjutan (sustainable development). Indonesia, UI telah berhasil mengeluarkan sistem ra ng yang Green building mengutamakan ak vitas harian yang ramah dinamakan UI GreenMetric – World University Ranking pada lingkungan dengan menggunakan sumber daya yang efisien tahun 2010. Sistem ra ng ini digunakan untuk menilai dan di seluruh siklus hidup suatu bangunan. Pendekatan ini mulai menggambarkan kondisi eksis ng dari kegiatan-kegiatan ke berkembang di Indonesia sejak tahun 2008, dan sampai saat arah berkelanjutan pada kampus-kampus di seluruh dunia. ini telah terdapat 20 bangunan di Indonesia yang telah Gambaran ini selanjutnya diharapkan dapat menarik mendapatkan ser fikasi green building – Greenship, yang perha an daripada para pemimpin perguruan nggi dan juga dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). stakeholders untuk memikirkan kebijakan serta usaha-usaha Dibandingkan dengan negara-negara lain, jumlah green untuk memerangi dampak dari pemanasan global. building tersebut sangatlah mempriha nkan. Berdasarkan peneli an yang dilakukan sebelumnya, salah satu kendala Penggunaan sistem ra ng ini telah digunakan secara meluas terbesar adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman di dunia, ditandakan dengan jumlah pengguna yang semakin dari para stakeholders yang terlibat. Green building seringkali meningkat dari tahun ke tahun. Dibandingkan pada tahun disalahar kan oleh sebagian orang sebagai bangunan yang pertama penggunaannya, dengan 95 kampus dari 35 negara berwarna hijau. Penampilan fisik, apalagi hanyalah warna yang berpar sipasi, pada tahun 2016, angka tersebut telah suatu bangunan tentu saja dak akan memberi banyak melonjak menjadi 516 kampus dari 74 Negara (UI manfaat bagi sesiapapun juga. Pengetahuan dan GreenMetric, 2017). Enam kriteria yang diper mbangkan pemahaman merupakan hal mendasar yang perlu oleh UI GreenMetric dalam penilaian suatu green campus diperha kan dalam perkembangan kehidupan berkelanjutan melipu Se ng and Infrastructure, Energy and Climate di masa yang akan datang, khususnya di Indonesia. Change, Waste, Water, Transporta on, dan Educa on. Perguruan nggi merupakan kekuatan yang paling baik untuk Se ng and Infrastructure (15%). Tujuan dari kategori ini melakukan perubahan di masyarakat pada saat ini. adalah untuk mengetahui seberapa jauh suatu perguruan Perguruan nggi memiliki kesempatan untuk menjadi nggi dalam menyediakan lebih banyak ruang terbuka, baik pemimpin dan model untuk menciptakan generasi yang ruang terbuka hijau maupun non-hijau serta menjaga berkualitas yang dapat bergerak pada upaya-upaya kelestarian lingkungan sekitar. Dalam kategori ini, beberapa perlindungan, pengelolaan dan pelestarian lingkungan, indikator yang diper mbangkan adalah luas ruang terbuka dengan melahirkan suatu standar baru, mengembangkan pendekatan-pendekatan terkini dan mempersiapkan sumber daya yang berkaitan di masa mendatang. Dengan jumlah yang telah mencapai 4.543 perguruan nggi dan jumlah mahasiswa sebanyak 5.207.787 pada tahun 2017 (DIKTI, 2017), Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk memanfaatkan kampus sebagai tempat penanaman konsep berkelanjutan. Pendekatan green campus lahir sebagai perluasan pendekatan green building. Green campus bukan hanya mengkaji pendekatan terdahulu dalam lingkup bangunan kampus dengan seluruh fasilitasnya
12 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 per total area kampus dan per total populasi kampus, luas sepeda dan berjalan kaki di kampus. area dalam kampus yang dipenuhi oleh forested vegeta on Educa on (18%). Kategori ini ditambahkan ke dalam dan planted vegeta on (termasuk di dalamnya: lawns, penilaian UI GreenMetric pada tahun 2012 dengan dasar gardens, green roofs, internal plan ng), luas permukaan pemikiran bahwa kampus memiliki peranan pen ng dalam dak reten f yang dapat berguna untuk penyerapan air, serta menciptakan generasi baru yang peduli akan masalah total anggaran yang disediakan untuk usaha-usaha keberlanjutan. Adapun indikatornya antara lain adalah: berkelanjutan. jumlah mata kuliah yang membahas tentang topik Energy and Climate Change (21%). Kepedulian terhadap keberlanjutan, total dana yang disediakan oleh ins tusi penggunaan energi dan isu perubahan iklim menjadi bobot perguruan nggi untuk peneli an keberlanjutan, jumlah ter nggi dalam penilaian green campus menurut UI publikasi ilmiah yang berkaitan dengan keberlanjutan, jumlah GreenMetric. Perguruan nggi diharapkan dapat menjaga organisasi kemahasiswaan yang ak f dalam kepedulian kelestarian sumber daya alam dan energi dengan lingkungan dan keberlanjutan, program-program menggunakannya secara efisien pada kehidupan sehari-hari keberlanjutan yang diselenggarakan oleh kampus, serta situs di dalam kampus. Adapun beberapa indikator yang khusus tentang keberlanjutan yang disediakan oleh kampus diper mbangkan adalah: penggunaan peralatan hemat sebagai sumber informasi khususnya bagi para pengguna energi, implementasi smart building, program konservasi kampus tersebut. energi, program adaptasi dan mi gasi perubahan iklim, Menurut data dari situs UI GreenMetric, pada tahun perdana implementasi elemen dari green building, penggunaan listrik peluncuran - 2010, University of California Berkeley per populasi kampus se ap tahunnya, penetapan kebijakan menempa peringkat pertama UI GreenMetric. Posisi penggunaan renewable energy, pengurangan emisi gas tersebut direbut oleh University of Connec cut pada tahun rumah kaca dan carbon footprint, serta total carbon footprint 2012, University of No ngham pada tahun 2011, 2013 yang terhasil. hingga 2015, dan University of California Davis pada tahun Waste (18%). Kegiatan pengolahan dan daur ulang limbah 2016. Pada tahun yang sama, 49 perguruan nggi di menjadi salah satu faktor utama untuk menciptakan Indonesia yang terdiri dari beberapa Perguruan Tinggi Negeri lingkungan yang berkelanjutan. Kegiatan harian para (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) telah turut serta pengguna kampus tentunya menghasilkan limbah yang dak mewarnai peringkat UI GreenMetric. Perguruan nggi yang sedikit jumlahnya, dan oleh karena itu, program penanganan masuk sepuluh besar di Indonesia adalah Universitas limbah harus menjadi salah satu perha an pihak ins tusi Indonesia, Ins tut Teknologi Sepuluh November, Ins tut perguruan nggi. Program daur ulang limbah, penanganan Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Sebelas limbah beracun, pengolahan limbah organik dan anorganik, Maret, Universitas Negeri Semarang, Universitas Brawijaya, metode pembuangan air limbah, dan kebijakan untuk Universitas Padjajaran, Ins tut Teknologi Bandung, dan mengurangi penggunaan kertas dan plas k di kampus Universitas Andalas. menjadi indikator-indikator yang perlu dipenuhi oleh suatu Dr. Eng. Mia Wimala, dosen Program Studi Teknik Sipil, green campus. mengampu mata kuliah Manajemen Konstruksi, Ekonomi Water (10%). Kategori ini bertujuan untuk memas kan usaha Teknik dan Gambar Teknik. Peneli an yang berkaitan dengan pengurangan penggunaan air, peningkatan program sustainable development. konservasi air dan perlindungan habitat terpenuhi. Beberapa indikatornya di dalamnya adalah: implementasi program konservasi air, implementasi program daur ulang air, konsumsi air daur ulang, dan penggunaan peralatan hemat air seper dual flush toilet, electronic sensor/automa c water tap, waterless urinoir dan lain sebagainya. Transporta on (18%). Transportasi merupakan salah satu sektor terpen ng yang bertanggung jawab terhadap besarnya jumlah emisi karbon dan polutan di dalam kampus. Penggunaan moda transportasi yang lebih hemat energi seper kendaraan umum, berjalan kaki dan sepeda diharapkan dapat menciptakan lingkungan kampus yang lebih sehat. Beberapa indikator yang dibahas dalam kategori ini melipu : jumlah kendaraan bermotor yang dimiliki oleh kampus dan yang masuk ke dalam kampus se ap harinya per populasi kampus, layanan antar-jemput kampus, jumlah bus kampus yang beroperasi, rata-rata jumlah sepeda yang ditemukan di dalam kampus per harinya, kebijakan pembatasan penggunaan kendaraan bermotor dan lahan parkirnya di dalam kampus, serta kebijakan penggunaan relations.ncat.edu
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 13 Horizon
Top global cities for green buildings Paris, Singapore, London Paris, Singapore and London hold the top three spots in a ranking among 10 global ci es for green buildings in a white paper published last year by Solidiance, a management consultancy firm. What can we learn from the white paper?
(Youtube) oday, 'green buildings' have become one of the most Benefits of green building famous and fastest growing construc on and design According to the white paper, green buildings play a major concepts; in fact, green buildings are doubling every T role in: three years worldwide. Owners, developers, architects, designers and even consumers are realizing its importance in Desreasing energy use. With the integra on of renewable sustainability, and expressing deep interest in the cost- and zero carbon technologies, green buildings are made more efficiency, energy saving solu ons, modern design, and the comfortable, less costly to operate, and increasingly energy quality of life that such buildings are offering to present and efficient. In essence, 42% less energy is used in a green future genera ons. building than in a standard building of the same size. The white paper ranks the performance of 10 global ci es: Reducing water waste. Innova ve ways are adopted in order Beijing, Dubai, Hong Kong, London, New York, Paris, to achieve water conserva on. In fact, sta s cs show that Shanghai, Singapore, Sydney, and Tokyo (not in par cular 34% less water is wasted in a green building than in a standard order) with regards to green buildings performance. Each city building of the same size. was analyzed to assess green building policies and targets, Minimizing waste and encouraging reuse. Waste genera on adop on of green building cer fica on and construc on can be minimized through the use of durable materials and projects, and the efficient performance of the city's built the design of recycling systems. This will lower waste costs environment. The purpose of the paper is to benchmark and since recycling generally costs less than ge ng rid of landfill. publish the green building performance of these global ci es, in order to evaluate global progress towards sustainable Conserving natural resources. By maximizing the use of re- development, increase knowledge-sharing, share best usable, renewable, sustainably managed materials, it is prac ces, and be er understand what is best (and what is ensured that buildings make truly low impacts. not) working for ci es on the global green building stage. Boos ng employee produc vity. Employee produc vity in a green commercial building can be boosted by 15%, which can
14 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 strongly affect the a rac on and reten on of human capital. Ÿ % of waste recycled by the city. Suppor ng a healthier lifestyle and enhancing well-being. Commercial and residen al green buildings produce efficient hea ng, ven la ng, and air-condi oning systems to provide high quality indoor air, and incorporate natural light and views. This creates an excellent environment for the people residing in or occupying those buildings, which in turn enhances their comfort and sa sfac on. Green building metrics The methodology used in the assessment and development of the white paper is based on four main categories: City-wide green building ladscape. This category assesses the total number of green buildings in each city, and assesses the ci es on the number of green buildings, the cer fica ons given to those buildings, and the availability of green building Trends in green buidling creden aled professionals in the city. The metrics in this category are as follows: The white paper views the global supply and demand for Ÿ the % of green buildings versus total number of buildings; green building is on the rise as owners, engineers, Ÿ number of green buildings; contractors, and tenants realize the importance of the long- Ÿ number of green building creden aled professionals per term market opportunity. building. There is a major shi in the expecta ons stakeholders have of Buldings efficiency and performance. This category their own buildings. The level of educa on in rela on to green evaluates the current efficiency and performance of buildings and green materials from key stakeholders such as buildings within each of the ci es by measuring CO2 architects, developers, and end-users is growing. The global emissions and energy use of each city's built environment. green building materials market is an cipated to grow at a Water consump on was also evaluated, but not enough Compound Annual Growth Rate (CAGR) of around 13% during reliable data was available for inclusion. The metrics in this the 2015-2020 period. As already explained, green buildings category are as follows: are service providers of enhanced health and well-being, Ÿ CO2 emissions from buildings; be er environment, and minimized opera ng costs. Ÿ CO2 emissions from buildings per capita; Consequently, the green building material market is also Ÿ CO2 emissions from buildings per GDP; expected to reach USD 234.77 billion by 2019. Ÿ energy consump on from buildings; Ÿ energy consump on from buildings per capita; An increasingly cost-conscious and financially conserva ve Ÿ energy consump on from buildings per GDP. world has emerged in the a ermath of the global financial crisis, coupled with the recent vola lity in the price of fossil- Green building policies and targets. This category iden fies fuel based energy. In such a global context, the long-term available city green building codes and targets, and compares costsavings of a green building that consumes less energy and them amongst the ci es. The metrics in this category are as u lizes renewable energy is growing in demand. Accordingly, follows: the Interna onal Energy Agency (IEA) posits that renewable Ÿ green building code; energy will represent the largest single source of electricity Ÿ city-wide green building targets. growth over the next five years, and is expected to top 700 Green city culture and environment. This category looks at gigawa s by 2020 – which is more than twice Japan's the city-level green ini a ves in each city and evaluates the currently installed power capacity. effec veness of the adop on of those ini a ves. Because the Globaliza on is boos ng sustainable real estate development green building movement thrives in sustainability-oriented worldwide and aligning regula ons. The flow of economic ci es which have policies and leadership that provides an and intellectual capital in interna onal trade is helping to enabling and fostering environment, it was important to have emphasize the adop on of energy-efficient building prac ces one set of metrics that measured the sustainability culture of and world-class designs; this has contributed significantly in a city. The metrics in this category are as follows: achieving public awareness on environmental concerns and Ÿ climate ac on plan; the need for adop ng greener solu ons, the white paper Ÿ city-wide CO2 emissions; concludes. Ÿ city-wide CO2 emissions per capita; Ÿ city-wide CO2 emissions per GDP; What do you think of your city; how green is it? *** (PX) Ÿ % of CO2 emission reduc on targets; Ÿ % of renewable energy consumed by the city;
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 15 Universitaria The Great Unpar: The Great Alumni
“Wisuda: pertanggungjawaban publik pernyataan akan bekerja dan berkarya lebih baik. Anda akan menunjukkan dan membuk kan seberapa jauh, seberapa eris wa wisuda ini merupakan indikasi komitmen dan hebat, seberapa baik Unpar melakukan tugas dan kese aan pada tujuan misioner pendirian Unpar tanggungjawab pendidikannya. Sebab, Unpar hanya akan sebagaimana disebut di atas serta pemenuhan fungsi P diakui kehebatannya jika, dan hanya jika, para alumninya dan tujuan pendidikan nggi (Psl 4 dan 5 UU No.12/2012). Ini hebat. Dan kehebatan para alumni akan diukur oleh adalah bagian dari public accountability Unpar. Sejak perkembangan diri Anda, keluarga dan kontribusi Anda diterima sebagai mahasiswa, Anda semua terlibat, dilibatkan terhadap pembangunan bangsa. Semakin Anda berkembang dan melibatkan diri, di dalam proses belajar-mengajar, dan semakin besar sumbangsih Anda bagi keluarga, lembaga pengembangan ilmu pengetahuan, penajaman nalar, atau perusahaan, dan kepada pembangunan masyarakat, pengolahan rasa, pendewasaan karsa, dan peningkatan semakin banyak yang mengenal dan mengakui kualitas keterampilan. Proses itu berlangsung di kelas, juga di luar pendidikan Unpar. Itulah kunci dari the great Unpar yang kelas melalui beragam bentuk interaksi dengan teman, ditentukan oleh the great alumni. dosen, dan bersama masyarakat. Lewat proses semacam itu Anda mungkin menemukan ar pen ngnya proses akademik Dan, salah satu indikator pen ng dari the great Unpar dan untuk menemukan kebenaran dan mencintai kebenaran kualitas seluruh penyelenggaraan pendidikan nggi Unpar (caritas in veritate); menyadari bahwa pencarian kebenaran adalah ngkat employability lulusan. Ini diukur dari rentang dan kebaikan merupakan usaha kolek f; selanjutnya waktu yang dibutuhkan oleh Anda untuk memulai kerja atau meyakini pen ngnya dialog dan proses interak f yang saling bekerja, entah sebagai pegawai atau wirausahawan. Semakin menghorma dan meneguhkan kemanusiaan (humanum), singkat waktu yang dibutuhkan, bahkan mungkin sebelum pen ngnya kolegialitas dan persahabatan, keterbukaan yang selesai studi, untuk memulai ak vitas produk f (secara saling menghargai perbedaan (kebhinnekaan). Itulah nilai- ekonomi), maka semakin nggi kualitas Unpar. nilai dasar pendidikan nggi Unpar yang bersifat forma f Tidak berhen pada employability, untuk jangka panjang dan sekaligus transforma f; yang berakar pada kearifan tatar setelah bekerja sekian tahun, kontribusi Anda bagi Parahyangan Silih Asih, Silih Asuh dan Silih Asah, Katolisitas pengembangan lembaga/organisasi/perusahaan tempat yang universal dan inklusif, ideologi Pancasila (yang berdasar Anda bekerja juga akan diukur dan dinilai. Krea vitas, pada Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan integritas, dan kemampuan bekerja dalam semangat berkeadilan); yang kesemuanya menjadi Spiritualitas dan kebersamaan dalam keberagaman terus dituntut. Karena itu, Nilai-nilai Dasar Unpar (SINDU) dan sesan UNPAR, Bakuning hendaknya dak ada peris wa atau pemberitaan dimana Hyang Mrih Guna Santyaya Bhak – Berdasarkan Ketuhanan alumni Unpar terlibat korupsi atau menjadi ak vis menuntut ilmu untuk dibak kan kepada masyarakat, bangsa radikalisme atau ekstremisme. dan negara. Karena itu, nasihat atau pesan singkat yang patut The great Unpar = the great alumni disampaikan kepada para wisudawan/- : Selain merupakan pernyataan pertanggungjawaban 1. Bina dan kembangkan pengalaman dialogis, hubungan ins tusional, peris wa wisuda ini juga merupakan persahabatan dan jejaring sebaik mungkin; pernyataan terbuka dari para wisudawan bahwa Anda semua 2. Tetaplah pelihara dan kembangkan semangat telah siap terjun ke masyarakat, membuka usaha baru, transforma f lewat kegiatan belajar, terbuka, dan memulai masa kerja, atau meneruskan pekerjaan yang sudah ada atau dulu di nggalkan. Di situ ada pernyataan sikap dan berkarya bersama masyarakat; pernyataan kompetensi untuk memasuki dunia kerja, bahkan 3. Teruslah pelihara dan kembangkan Spiritualitas dan
Foto: Evan J. Cane
16 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 Nilai-nilai Dasar Unpar (SINDU) yakni cinta akan meningkatkan mutu program studi yang sudah ada kebenaran, toleran dan hormat terhadap perbedaan, merupakan kebijakan yang rasional. serta senan asa mengupayakan peningkatan martabat Unpar juga merespon secara posi f-kri s desakan-desakan manusia dan keutuhan alam ciptaan. yang bersifat norma f dan pragma s dari regionalisme dan globalisasi lewat ASEAN Qualifica ons Reference Framework Tantangan Unpar (AQRF) atau lewat jargon World Class University dan dari Pada Januari 2017 yang lalu Unpar genap berusia 62 tahun. Di berbagai lembaga pemeringkat internasional (seper tengah perubahan nasional dan internasional, Unpar harus Webometrics, 4ICU, QS, Scopus, dll) yang secara “santun” tetap eksis dan semakin signifikan. Kompe si, akreditasi dan menentukan dan memberlakukan ukuran-ukuran atau rekognisi, atau digitalisasi dan internasionalisasi merupakan standar-standar mutu pendidikan nggi Indonesia, termasuk beberapa bentuk tantangan Unpar saat ini dan ke depan. UNPAR, dan “memasarkan” peringkat universitas. Dibangun di atas fondasi kultural tatar Parahyangan yang Unpar dak menutup mata atas pen ngnya akreditasi dan luhur, ramah dan indah, serta spiritualitas Katolik yang peringkat sebagaimana disebut di atas, karena pengaruhnya inklusif dan melayani, semangat nasionalisme yang terhadap persepsi publik tentang kualitas perguruan nggi. mempersatukan dan menguatkan, serta tradisi integritas Tetapi, lebih dari sekadar persepsi atau opini, realitas yang akademik yang kuat, tantangan-tantangan tersebut akan sesungguhnya jauh lebih pen ng. Karena itu, apabila se ap dapat diatasi dengan baik. Secara konsisten Unpar terus prodi (baik di ngkat diploma, sarjana, magister maupun membangun ja diri, iden tas dan keutamaannya: doktor) mampu menghasilkan lulusan yang mumpuni dalam komunitas akademik humanum dan unggul. sikap, pengetahuan dan keterampilan, maka Unpar dengan Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, UNPAR sendirinya akan diakui dan terakreditasi unggul. Apabila dak memiliki pilihan cara kecuali secara terus menerus se ap dosen dan mahasiswa, dan juga para alumni, bisa memperkuat dan mengembangkan program studi yang ada; tampil dengan segala potensi dan keunggulan yang dimiliki, agar seluruh 16 Program Studi Sarjana terakreditasi A (14 maka Unpar akan semakin dimina dan dipilih. sudah), 10 Program Magister dan 4 Doktor juga dapat Harapan dan terima kasih akreditasi berperingkat A (saat ini program Magister: 1 berperingkat A, 7 B, dan 2 dalam proses akreditasi; dan Dorongan untuk menjadi unggul bukan semata-mata keempat program Doktor terakreditasi peringkat B), didorong oleh pen ngnya persepsi atau karena tuntutan ditambah dengan satu Program Diploma III (B). eksternal, melainkan juga karena spiritualitas dan nilai-dasar yang ada di dalam (internal) Unpar sendiri. Dan dalam pada Kemenristekdik pada tahun 2017 ini menempatkan UNPAR itu, banyak pihak yang terlibat dan diapresiasi bantuannya pada peringkat 34 dari 100 PTN/PTS terbaik di Indonesia, dan khususnya di dalam meningkatkan kualitas pengelolaan UNPAR merupakan PTS peringkat pertama untuk wilayah perguruan nggi dan penyelenggaraan tridharma sesuai Sumatera, DKI, Jawa Barat dan Banten. dengan prinsip good university governance. Pada 28 Agustus yang lalu, Prodi Akuntansi UNPAR menerima Maka, layak dan pantas untuk menyampaikan terimakasih ser fikat dan akreditasi dari ACCA yang merupakan sekaligus harapan kepada Kemenristekdik dan Koper s pernyataan dan rekognisi internasional atas mutu kurikulum Wilayah IV, pemerintah provinsi Jawa Barat maupun kota dan lulusan Akuntansi UNPAR. Arsitektur, Teknik Sipil, dan Bandung, atas dukungan dan bantuannya lewat berbagai Teknik Kimia juga diharapkan dalam waktu kedepan kerjasama yang konstruk f. Demikian juga dengan kerjasama memperoleh ser fikasi dan akreditasi internasional. dan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat. Suka- dak suka, akreditasi menjadi salah satu ukuran Terima kasih kepada Pengurus Yayasan Unpar atas rekognisi (pengakuan) terhadap mutu pendidikan nggi dukungannya agar Unpar terus bergerak menjadi the great UNPAR, selain ngkat employability sebagaimana disinggung university; Pengurus Pengelola Dana Lestari yang terus diatas. Setuju- dak setuju, akreditasi dan rekognisi publik berusaha menyediakan dukungan beasiswa kepada para menjadi ukuran reputasi dan popularitas UNPAR yang pada mahasiswa; Ketua dan seluruh anggota Senat Universitas gilirannya merupakan per mbangan pen ng bagi para yang tetap se a mengawal program-program pengembangan orangtua, calon mahasiswa, dan juga para mitra kerjasama, Unpar; Ketua dan pengurus Ikatan Alumni (IKA) Unpar atas termasuk pemerintah dan dunia usaha. berbagai masukan dan kerjasama supaya Unpar menjadi universitas pilihan dan semakin diakui; Pimpinan dan Lebih jauh lagi, akreditasi dan rekognisi menjadi referensi, pengurus Lembaga Kemahasiswaan yang turut fondasi, dan konsideran untuk membuka program studi baru. mengembangkan Unpar; Para orangtua dan/atau wali atas Sejalan dengan kebijakan Menristekdik melalui SE kepercayaan untuk meni pkan pendidikan nggi putra- No.2/M/SE/IX/2016 (21 September 2016) pembukaan putrinya di Unpar.” program studi akan diberikan untuk bidang science, technology, engineering, dan math (STEM). Untuk bidang- (Sambutan Rektor pada Wisuda II Tahun Akademik 2016/2017) bidang lain ijin pembukaan untuk sementara dihen kan (moratorium). Sembari tetap mencerma peluang untuk pengembangan ke depan, pilihan untuk terus menerus
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 17 Galeri
Kamis, 10 Agustus 2017, Unpar mendapat kunjungan sejumlah tim IAEA (International Atomic Energy Agency). IAEA merupakan organisasi yang bekerja sama dengan negara anggota dan mitra di seluruh dunia di bidang nuklir untuk mempromosikan pemanfaatan nuklir secara damai, pengawasan terhadap penyimpangan penggunaan nuklir.
Pingkan Audrine, Irene Hadi, Reizka Dwidianto, Henry Mulyana, dan Christy Angelia yang tergabung dalam Be Unpar Delegation mengikuti ASEAN Camp of Friendship 2017 (20 - 23 Juli 2017) di Prince of Songkla University, Thailand. Be Unpar Delegation meurupakan program unggulan Kantor Internasional dan Kerjasama yang diperuntukkan bagi mahasiswa Unpar yang ingin terlibat aktif dalam kegiatan bertaraf internasional yang diadakan di berbagai perguruan tinggi mitra Unpar di seluruh dunia.
Unpar menerima kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia, H.E. Mr. Paul Grigson pada Selasa, 15 Agustus 2017. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian agenda visitasi singkat Kedutaan Besar Australia ke Jawa Barat untuk bertemu dengan para pemimpin daerah, akademisi, dan alumni Australia yang bekerja di berbagai sektor, termasuk di industri digital dan kreatif.
Sri Ratna Wahyuningsih, mahasiswa Fakultas Teknik Unpar, mendapat hibah keikutsertaan kegiatan Summer Training Course for Slope Land Disaster Reduction 2017 di Taiwan. Hibah berupa transportasi, akomodasi, biaya pelatihan, dan konsumsi selama kegiatan (13 - 24 Agustus 2017). Kegiatan ini didukung penuh oleh Ministry of Science and Technology, Taiwan.
Program Studi Fisika bekerja sama dengan Grup Fisikawan Teoritik Indonesia (GFTI) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar pertemuan fisikawan teori dalam The Conference on Theoretical Physics and Nonlinear Phenomena (CTPNP) dengan tema Ripples of Knowledge in
Untuk berita dan informasi lainnya tentang Unpar web : www.unpar.ac.id instagram : unparofficial pm_unpar line : @pm_unpar
18 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 Kemahasiswaan
Kegiatan pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru Unpar angkatan 2017
(LKM Unpar/pm.unpar.ac.id)
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 19 Business
Strategy for the Fourth Industrial Revolution What is the Future of Job? Today we are at the beginning of a Fourth Industrial Revolu on. “While the impending change holds great promise, the pa erns of consump on, produc on and employment created by it also pose major challenges requiring proac ve adapta on by corpora ons, governments and individuals,” say Klaus Schwab (WEF Founder and Execu ve Chairman) and Richard Samans (WEF Member of Managing Board).
ast year (2016) The World Economic Forum launched a for future skills requirements, job content and the aggregate report tled The Future of Jobs: Employment, Skills and effect on employment is increasingly cri cal for businesses, LWorkforce Strategy for the Fourth Industrial Revolu on. governments and individuals in order to fully seize the The report is a first step in becoming specific about the opportuni es presented by these trends—and to mi gate changes at hand. It taps into the knowledge of those who are undesirable outcomes. best placed to observe the dynamics of workforces—Chief Human Resources and Strategy Officers—by asking them “By one popular es mate, 65% of children what the current shi s mean, specifically for employment, entering primary school today will ul mately skills and recruitment across industries and geographies. end up working in completely new job types that don't yet exist.” Disrup ve change According to many industry observers, the report informs, we are today on the cusp of a Fourth Industrial Revolu on. Developments in previously disjointed fields such as ar ficial intelligence and machine learning, robo cs, nanotechnology, 3D prin ng and gene cs and biotechnology are all building on and amplifying one another. Smart systems—homes, factories, farms, grids or en re ci es—will help tackle (http://www.ausbil.com.au/) problems ranging from supply chain management to climate The change is set to accelerate change. Concurrent to this technological revolu on are a set of broader socio-economic, geopoli cal and demographic Overall, according to the report, there is a modestly posi ve developments, each interac ng in mul ple direc ons and outlook for employment across most industries, with jobs intensifying each another. growth expected in several sectors. However, it is also clear that this need for more talent in certain job categories is Overall, respondents of The Future of Jobs Report seem to accompanied by high skills instability across all job categories. take a nega ve view regarding the upcoming employment Combined together, net job growth and skills instability result impact of ar ficial intelligence, although not on a scale that in most businesses currently facing major recruitment would lead to widespread societal upheaval—at least up un l challenges and talent shortages, a pa ern already evident in the year 2020. By contrast, further unpacking the bundle of the results and set to get worse over the next years. Disrup ve technological drivers of change in the mould of the Fourth changes to business models will have a profound impact on Industrial Revolu on yields a rather more op mis c picture the employment landscape over the coming years. Many of regarding the job crea on poten al of technologies such as the major drivers of transforma on currently affec ng global Big Data analy cs, mobile internet, the Internet of Things and industries are expected to have a significant impact on jobs, robo cs. However, by far the biggest expected drivers of ranging from significant job crea on to job displacement, and employment crea on are demographic and socio-economic from heightened labour produc vity to widening skills gaps. in nature; in par cular, the opportuni es offered by young In many industries and countries, the most in-demand demographics and rising middle classes in emerging markets occupa ons or special es did not exist 10 or even five years and the rising economic power and aspira ons of women. ago, and the pace of change is set to accelerate, the report Conversely, the respondents share a stark premoni on that highlights. increasing geopoli cal vola lity risks being the biggest threat—by far—to employment and job crea on at the global By one popular es mate, 65% of children entering primary level. school today will ul mately end up working in completely new job types that don't yet exist. In such a rapidly evolving However, this aggregate-level view of the driving forces employment landscape, the ability to an cipate and prepare behind employment change masks significant varia on and
20 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 important nuances at the level of individual job families and becoming increasingly blurred, organiza ons are going to occupa ons. The respondents expect strong employment have to become significantly more agile in the way they think growth across the Architecture and Engineering and about managing people's work and about the workforce as a Computer and Mathema cal job families, a moderate decline whole. Work is what people do and not where they do it. in Manufacturing and Produc on roles and a significant Businesses will increasingly connect and collaborate decline in Office and Administra ve roles. Other sizeable job remotely with freelancers and independent professionals families, such as Business and Financial Opera ons, Sales and through digital talent pla orms. Related and Construc on and Extrac on have a largely flat Longer term focus global employment outlook over the 2015–2020 period. Further unpacking these expecta ons according to the For the longer term, the report views, there are three cri cal factors driving employment change makes clear the true scale areas: of impending industry and occupa onal transforma on. Rethinking educa on systems. Technological trends such as “The respondents expect strong employment the Fourth Industrial Revolu on will create many new cross- growth across the Architecture and Engineering func onal roles for which employees will need both technical and Computer and Mathema cal job families, a and social and analy cal skills. Two such legacy issues moderate decline in Manufacturing and burdening formal educa on systems worldwide are the dichotomy between Humani es and Sciences and applied Produc on roles and a significant decline in and pure training, on the one hand, and the pres ge premium Office and Administra ve roles.” a ached to ter ary-cer fied forms of educa on—rather Strong employment growth in the Computer and than the actual content of learning—on the other hand. Put Mathema cal job family is driven by trends beyond bluntly, there is simply no good reason to indefinitely technology, such as rapid urbaniza on in developing maintain either of these in today's world. countries, as well as by disrup ons that nega vely affect the “Two such legacy issues burdening formal employment outlook in other job families, such as geopoli cal vola lity and privacy issues—as companies from educa on systems worldwide are the dichotomy virtually all industries seek to recruit specialists that can help between Humani es and Sciences and applied them apply tools such as Big Data analy cs and data and pure training, on the one hand, and the visualiza on to be er understand and cope with these issues. pres ge premium a ached to ter ary-cer fied Immeditae focus forms of educa on—rather than the actual Firms can no longer be passive consumers of ready-made content of learning—on the other hand.” human capital. They require a new mindset to meet their Incen vizing lifelong learning. The dwindling future talent needs and to op mize social outcomes. In par cular, popula on share of today's youth cohort in many ageing the report views, there are four areas with short term economies implies that simply reforming current educa on implica ons and three that are cri cal for long term systems to be er equip today's students to meet future skills resilience. requirements—as worthwhile and daun ng as that task is—is Reinven ng the HR func on. As business leaders begin to not going to be enough to remain compe ve. consider proac ve adapta on to a new talent landscape, they need to manage skills disrup on as an urgent concern. As the rate of skills change accelerates across both old and new roles in all industries, proac ve and innova ve skill-building and talent management is an urgent issue.
Making use of data analy cs. Businesses will need to build a new approach to workforce planning and talent management, where be er forecas ng data and planning metrics will need to be central. HR has the opportunity to add (https://www.economist.com) significant strategic value in predic ng the skills that will be needed, and plan for changes in demand and supply. Cross-undustry and public-private collabora on. Given the complexity of the change management needed, businesses Talent diversity—no more excuses. Study a er study will need to realize that collabora on on talent issues, rather demonstrates the business benefits of workforce diversity than compe on, is no longer a nice-to-have but rather a and companies expect finding talent for many key specialist necessary strategy. roles to become much more difficult. How far are you ready for the Fourth Industrial Revolu on? Leveraging flexible working arrangements and online talent *** (PX) pla orms. As physical and organiza onal boundaries are
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 21 Universitaria Kebijakan dan Pelayanan Publik bagi Masyarakat Adat Ditinjau dari Perspektif HAM Indraswari Ar kel ini adalah versi ringkas makalah dengan judul Kesatuan Republik Indonesia, “Kebijakan dan Pelayanan Publik bagi Masyarakat Adat di Era yang diatur dalam undang- Globalisasi Di njau dari Perspek f HAM” yang disampaikan u n d a n g ”. P a s a l 2 8 I ( 3 ) dalam orasio untuk Dies ke-56 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu menyatakan “Iden tas budaya Poli k Universitas Katolik Parahyangan, 29 Agustus 2017. dan hak masyarakat tradisional dihorma selaras dengan ongres Masyarakat Adat Nusantara pada tanggal 17 perkembangan zaman dan Maret 1999 mendefinisikan masyarakat adat adalah peradaban”. “Komunitas-komunitas yang hidup berdasarkan asal- K S e b a g a i w a r g a n e g a r a usul leluhur secara turun temurun di atas suatu wilayah adat, yang memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, I n d o n e s i a , h a k a s a s i kehidupan sosial budaya, yang diatur oleh hukum adat dan masyarakat adat dijamin oleh lembaga adat yang mengelola keberlangsungan kehidupan hukum sebagaimana amanat masyarakatnya”. kons tusi UUD 1945 pasal 28A-J tentang Hak asasi manusia dan UU nomor 39/1999 Mengu p Irianto (2016) “NKRI bukan satu-satunya 'na on' tentang Hak Asasi Manusia. Secara khusus perlindungan HAM karena di nusantara ini terdapat 'na on' lain yang kecil, tua, masyarakat adat tertulis dalam pasal 6 UU Nomor 39/1999. berbasis kesukubangsaan. 'Na on' itulah masyarakat adat.” Salah satu masalah masyarakat adat menurut Irianto adalah Hak asasi manusia terdiri dari hak sipil poli k dan hak ke adaan iden tas hukum sebagai penghayat [kepercayaan]. ekonomi, sosial, budaya. Indonesia telah mera fikasi kovenan Kebudayaan masyarakat adat berkelindan dengan internasional tentang hak-hak sipil dan poli k yang tertuang kepercayaan/agama asli, tetapi justru itulah mereka dalam UU nomor 12/2005 tentang Pengesahan Interna onal dipoli sasi sebagai “liyan”. Covenant on Civil and Poli cal Rights (kovenan internasional tentang hak-hak sipil dan poli k). [Padahal] keberadaan penghayat kepercayaan dan pemeluk agama leluhur telah hadir jauh sebelum Indonesia sebagai Demikian pula kovenan internasional tentang hak-hak negara-bangsa berdiri. Sebelum agama-agama yang kini ekonomi sosial dan budaya telah dira fikasi dalam UU Nomor dikenal sebagai agama “resmi” negara – Islam, Kristen, 11/2005 tentang Pengesahan Interna onal Covenant on Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu – ini berkembang, Economic Social and Cultural Rights (kovenan internasional masyarakat nusantara telah memiliki keanekaragaman tentang hak-hak ekonomi, sosial dan budaya). kepercayaan yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat Sebagai warga negara Indonesia, masyarakat adat berhak setempat dari generasi ke generasi (Departemen Kebudayaan mendapatkan pelayanan administrasi kependudukan sesuai dan Pariwisata Direktorat Jendral Nilai Budaya Seni dan Film, amanat UU nomor 24/2006 tentang Administrasi 2009:7). Kependudukan dan UU nomor 24/2013 tentang Perubahan Berdasarkan data Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang diperkirakan terdapat 60-70 juta masyarakat adat atau 24- Administrasi Kependudukan. Mereka berhak pula atas 28% dari total penduduk Indonesia sebesar 250 juta jiwa. pelayanan publik sesuai amanat UU Nomor 25/2009 tentang Sebagian dari mereka merupakan penganut kepercayaan dan Pelayanan Publik. nggal di wilayah pedesaan. Ada sekitar 1.200 organisasi Kebijakan administrasi kependudukan dan pelayanan publik penghayat kepercayaan di Indonesia (Batu et. al., 2017), bagi masyarakat adat namun dak semua penghayat kepercayaan membentuk dan menjadi anggota organisasi tersebut. Masalah masyarakat adat terkait kebijakan administrasi Masyarakat adat dalam bingkai NKRI kependudukan dan pelayanan publik erat kaitannya dengan agama/kepercayaan yang mereka anut. Pada umumnya Dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masyarakat adat menganut agama/kepercayaan dari leluhur masyarakat adat adalah warga negara Indonesia yang setara diluar agama “resmi” yang diakui pemerintah [1]. Contoh kedudukannya dengan warga negara lain. penghayat kepercayaan/penganut agama leluhur adalah Kons tusi Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia penghayat Sunda Wiwitan di Jawa Barat, Sapta Darma di Jawa (UUD) 1945 pasal 18B(2) menyatakan “Negara mengakui dan Barat-Tengah-Timur, Parmalim di Sumatra Utara, Kaharingan menghorma kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat di Kalimantan Tengah, Marapu di Nusa Tenggara Barat, dan beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan lain-lain. sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Dalam hal keyakinan status mereka sebagai minoritas terkait
22 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 dengan UU Nomor 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan dicatat dalam database kependudukan. Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama yang mengatur Kebijakan administrasi kependudukan terkait kolom agama tentang agama “resmi” sebagaimana disebutkan di atas dan mengakibatkan sebagian masyarakat adat penghayat Tap MPR Nomor IV/MPR/1978 tentang Garis-garis Besar kepercayaan dan penganut agama leluhur dak memiliki KTP Haluan Negara (GBHN) yang menegaskan bahwa “aliran atau memiliki KTP dengan kolom agama dikosongkan atau kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dak diberi tanda strip (-), keduanya berdampak nega f. merupakan agama”. Tidak memiliki KTP berdampak pada terhambatnya akses Tidak menganut salah satu dari enam agama “resmi” yang terhadap dokumen kependudukan lain. Pasangan yang dak diakui negara berdampak pada pencatatan data memiliki KTP dan atau surat nikah, dak dapat memiliki kartu kependudukan yang berbeda dengan penganut agama keluarga. Tanpa akta nikah, ke ka nggal di luar komunitas “resmi” serta diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan. mereka rentan mendapat s gma nega f sebagai pasangan Diskriminasi khususnya menimpa para penghayat yang hidup bersama tanpa ikatan pernikahan. Anak-anak kepercayaan dan penganut agama leluhur. Secara spesifik mereka mendapat s gma nega f sebagai anak yang lahir di diskriminasi dalam area administrasi kependudukan melipu : luar nikah. akses pencatatan perceraian yang dipersulit, hambatan pembuatan akta lahir, hambatan pencatatan perkawinan, Tidak memiliki KTP ar nya dak dapat atau potensial dak hambatan pembuatan KTP, hambatan pembuatan kartu dapat mengakses pelayanan publik, karena pelayanan publik keluarga (Komnas Perempuan, 2017 [b]). diberikan berbasis nomor iden tas kependudukan (NIK) sebagaimana amanat pasal 64 ayat (2) dan (3) UU Nomor Dalam hal administrasi kependudukan, posisi sebagai 24/2013 tentang Perubahan atas UU Nomor 23/20016 penghayat kepercayaan dan penganut agama leluhur tentang Administrasi Kependudukan[3]: 2) NIK sebagaimana membuat mereka sulit untuk mendapatkan dokumen- dimaksud pada ayat (1) menjadi nomor iden tas tunggal dokumen seper kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga untuk semua urusan pelayanan publik; 3) Pemerintah (KK), akta nikah, akta kelahiran. menyelenggarakan semua pelayanan publik dengan Berdasarkan UU Nomor 24/2013 tentang Perubahan atas UU berdasarkan NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Nomor 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan, dalam Kebijakan negara yang hanya mengakui enam agama “resmi”, KTP elektronik penduduk yang menganut agama di luar kebijakan pengosongan atau penulisan tanda strip (-) dalam agama “resmi” yang diakui negara, kolom agama dak diisi kolom agama KTP bagi penghayat kepercayaan dan penganut atau dikosongkan. Pasal 64 ayat (1) dan (5) UU Nomor agama leluhur bertentangan dengan prinsip HAM 24/2013[2] menyatakan: 1) KTP-el mencantumkan gambar sebagaimana mandat UU Nomor 39/1999 tentang HAM. lambang Garuda Pancasila dan peta wilayah Negara Kesatuan Kebijakan tersebut juga bertentangan dengan prinsip non Republik Indonesia, memuat elemen data penduduk, yaitu diskriminasi dalam pelayanan publik sebagaimana NIK, nama, tempat tanggal lahir, laki-laki atau perempuan, diamanatkan dalam Pasal 344 ayat (2(g)) UU 23/2014 tentang agama, status perkawinan, golongan darah, alamat, Pemerintahan Daerah[4] sebagai berikut “Pelayanan publik pekerjaan, kewarganegaraan, pas foto, masa berlaku, tempat diselenggarakan berdasarkan pada asas: persamaan dan tanggal dikeluarkan KTP-el, dan tanda tangan pemilik perlakuan/ dak diskrimina f. KTP-el; 5) Elemen data penduduk tentang agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi penduduk yang Anak yang lahir dari orang tua tanpa akta nikah[5] dan atau agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan kedua orang tua dak memiliki KTP, mengalami kesulitan ketentuan peraturan perundang-undangan atau bagi mendapatkan akte kelahiran. Tidak memiliki akte kelahiran penghayat kepercayaan dak diisi, tetapi tetap dilayani dan berdampak pada kesulitan akses terhadap pendidikan, di
parliamentmagazine.co.id
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 23 mana penda aran sekolah mensyaratkan akte tersebut. Saat 14. Hak atas perlakuan yang sama di hadapan hukum (Pasal dewasa, anak yang terpinggirkan dari akses pendidikan 28D ayat (1), Pasal 27 ayat (1)). menjadi dak berkeahlian, sulit mendapat pekerjaan yang 15. Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman layak dan sangat potensial jatuh miskin. ketakutan untuk berbuat atau dak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi (Pasal 28Gayat (1)). Masyarakat adat penghayat kepercayaan/penganut agama 16. Hak untuk bebas dari perlakuan diskrimina f atas dasar leluhur yang memiliki KTP dengan kolom agama dikosongkan apapun (Pasal 28I ayat (2)). atau diberi tanda strip (-) dak pula menyelesaikan masalah, 17. Hak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi karena mereka rentan mendapat s gma sebagai penganut (Pasal 28B ayat (2), Pasal 28Iayat (2)). aliran sesat, komunis atau atheis yang berdampak pada kesulitan pemenuhan HAM khususnya hak sosial ekonomi Dengan demikian pencatatan data kependudukan - dan budaya seper hak untuk mengakses pekerjaan, akses khususnya agama - yang sepintas terlihat sederhana ternyata perbankan, akses bantuan pemerintah. kompleks. Pencatatan data kependudukan bukan masalah administrasi semata melainkan masalah pengakuan iden tas Dalam hal pekerjaan, hal yang lazim di Indonesia para penduduk yang selanjutnya berdampak pada pemenuhan hak perekrut tenaga kerja di sektor pemerintah dan swasta asasi manusia. Selanjutnya hal ini berdampak pada mensyaratkan KTP. Membuka rekening bank mensyaratkan pelanggaran HAM bukan hanya hak ekonomi, sosial dan KTP. Bermobilitas menggunakan sarana transportasi publik budaya namun melipu pula hak sipil dan poli k. Ke adaan seper kereta api dan pesawat terbang juga mensyaratkan kartu iden tas penduduk (KTP) membuat masyarakat adat KTP. Bepergian ke luar negeri membutuhkan paspor dan dak dapat memilih dan dipilih dalam pemilihan umum. pembuatan paspor mensyaratkan KTP. Akses terhadap program pemerintah seper bantuan finansial bagi Tentang perempuan adat, mereka mengalami masalah masyarakat miskin, kredit usaha, beasiswa pendidikan, sebagaimana diuraikan di muka namun ada masalah lain yang pelayanan asuransi kesehatan semuanya mensyaratkan KTP. khas perempuan. Akar masalah pelanggaran HAM bagi perempuan adat adalah “Perempuan adat mengalami beban Berdasarkan kons tusi UUD 1945, pelanggaran atau potensi ganda (mul ple effect) dalam patriarki negara dan adat. pelanggaran hak asasi manusia yang menimpa masyarakat Perempuan adat tak hanya berhadapan dengan dak atau adat terkait agama/kepercayaan yang berada di luar agama belum adanya pengakuan sebagai masyarakat hukum adat, “resmi” yang diakui negara adalah: tapi juga dominasi masalah-masalah adat yang tak 1. Hak atas kesamaan kedudukan di dalam hukum dan mengangkat masalah-masalah perempuan adat” (Komnas pemerintahan (Pasal 27 ayat 1, Pasal 28D ayat (1) dan HAM [b], 2016:58). (3)). 2. Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan Di ngkat komunitas perempuan adat seringkali terpinggirkan kebutuhan dasar, mendapat pendidikan dan dalam pengambilan keputusan. Akibatnya suara mereka memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan jarang terdengar, kepen ngan mereka dak terakomodasi. teknologi, seni dan budaya (Pasal 28C ayat (1)). Perempuan adat juga rentan mengalami diskriminasi berlapis 3. Hak atas jaminan sosial yang memungkinkan ar nya diskriminasi yang mereka alami bersumber pada lebih pengembangan diri secara itu sebagai manusia yang dari satu faktor yaitu terkait iden tas mereka sebagai bermartabat (Pasal 28H ayat (3)). perempuan, perempuan adat dan sebagai penghayat 4. Hak mendapat pendidikan (Pasal 31 ayat (1), Pasal 28C kepercayaan/penganut agama leluhur. ayat (1)). Perempuan yang menikah secara agama/kepercayaan/adat 5. Hak atas kebebasan meyakini kepercayaan (Pasal 28E juga rentan kehilangan perlindungan negara dalam ayat (2)). perkawinan akibat pernikahannya dak tercatat oleh negara. 6. Hak untuk bebas memeluk agama dan beribadat menurut Sebagai contoh perempuan adat yang mengalami kekerasan agamanya (Pasal 28E ayat (1), Pasal 29 ayat (2)). dalam rumah tangga (KDRT) sulit untuk mendapatkan 7. Hak untuk menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan perlindungan negara. UU Nomor 23/2004 tentang ha nurani (Pasal 28E ayat (2)). Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga mengatur 8. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi tentang kekerasan yang terjadi dalam ins tusi perkawinan. kemanusiaan (Pasal 27 ayat (2)). 9. Hak untuk bekerja dan mendapat imbalan dan perlakuan Penutup yang adil dan layak dalam hubungan kerja (Pasal 28D Pelayanan publik dibidang pekerjaan, pendidikan, kesehatan, ayat (2)). perlindungan KDRT adalah “perpanjangan” dari pemenuhan 10. Hak untuk hidup sejahtera lahir dan ba n (Pasal 28H hak ekonomi, sosial dan budaya. Pemenuhan hak-hak ini ayat (1)). berkontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat dan 11. Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28H pengentasan kemiskinan. Mereka yang berdaya - memiliki ayat (1)). akses terhadap pekerjaan, berpendidikan/berkeahlian dan 12. Hak untuk membentuk keluarga (Pasal 28B ayat (1)). sehat fisik dan mental – berpeluang lebih besar 13. Hak atas pengakuan, jaminan dan perlindungan dan mengentaskan dirinya sendiri dari kemiskinan dan kepas an hukum yang adil (Pasal 28D ayat (1)) berkontribusi dalam pembangunan.
24 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 Jakarta. Dapat disimpulkan faktor-faktor yang menyebabkan Komnas Perempuan (b), 2017, Laporan Hasil Pemantauan pelanggaran HAM dan diskriminasi dalam pelayanan “Diskriminasi dan Kekerasan terhadap Perempuan dalam administrasi kependudukan dan pelayanan publik lain yaitu: Konteks Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan bagi 1. Adanya produk hukum dan kebijakan yang Kelompok Penghayat Kepercayaan/Penganut Agama mendiskriminasi penghayat kepercayaan dan penganut Leluhur dan Pelaksana Ritual Adat, Komnas Perempuan, agama leluhur.; Jakarta. 2. Kapasitas penyelenggara negara yang terbatas sehungga belum mampu mengoperasionalisasikan prinsip non Ar kel media massa diskriminasi dalam kebijakan publik, pelayanan publik, Batu, Safrin La; Dipa, Arya; Aritonang, Margareth S.; 2017, dan penyelenggaraan pemerintahan pada umumnya; Na ve faith followers banned from security jobs, Harian 3. Pemahaman dan kebijakan yang memposisikan agama “The Jakarta Post” (cetak) tanggal 7 Agustus 2017, “resmi” dan “ dak resmi”; Jakarta. 4. Sikap masyarakat yang masih mentolerir diskriminasi, Irianto, Sulistyowa , 2016, Masyarakat adat dan termasuk yang berbasis agama/kepercayaan. Keindonesiaan, Harian “Kompas” (cetak) tanggal 10 Juni 2016, Jakarta. Sudah selayaknya negara memberikan perlindungan dan menjamin hak-hak asasi seluruh warga negara karena Undang-undang Indonesia adalah rumah kita bersama apapun etnis, agama Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kepercayaan kita. Tahun 1945. Catatan akhir Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 [1] Pernyataan ini dak berar bahwa para penganut kepercayaan hanya dari tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan kalangan masyarakat adat saja. Ada pula penganut kepercayaan yang dak termasuk kategori masyarakat adat. Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (Conven on [2] Huruf miring oleh penulis. on the Elimina on of all forms of Discrimina on against [3] Huruf miring oleh penulis. Women) [4] Huruf miring oleh penulis. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 [5] Yaitu orang tua penghayat kepercayaan/penganut agama leluhur yang menikah secara adat/agama/kepercayaan dan dak tercatat oleh negara. tentang Hak Asasi Manusia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Da ar Pustaka tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Buku tentang Administrasi Kependudukan Asia Pacific Forum (APF) of Na onal Human Rights Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 Ins tusions and The Office of the United Na ons High tentang Pengesahan Interna onal Covenant on Civil and Commsissioner for Human Rights (OHCHR), 2013, The Poli cal Rights (kovenan internasional tentang hak-hak United Na ons Declara on on the Rights of Indigenous sipil dan poli k). Peoples – A Manual for Na onal Human Rights Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 Ins tu ons, Asia Pacific Forum of Na onal Human Rights tentang Pengesahan Interna onal Covenant on Ins tusions and The Office of the United Na ons High Economic Social and Cultural Rights (kovenan Commsissioner for Human Rights, Geneva. internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Direktorat Jendral budaya). Nilai Budaya, Seni dan Film, 2009, Pedoman Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Pemberdayaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan tentang Pelayanan Publik Yang Maha Esa, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Undang-Undang Republik Indonesia Republik Indonesia Direktorat Jendral Nilai Budaya, Seni dan Film, Jakarta. Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang- Komnas HAM (a), 2016, Upaya Negara Menjamin Hak-Hak Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kelompok Minoritas di Indonesia - Sebuah Laporan Awal, Kependudukan Komnas HAM, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Komnas HAM (b), 2016, Inkuiri Nasional Komisi Nasional Hak tentang Pemerintahan Daerah Asasi Manusia “Hak Masyarakat Hukum Adat atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Wilayahnya di Kawasan Hutan”, Komnas HAM, Jakarta. tentang Desa Komnas Perempuan, 2012, Pencerabutan Sumber-sumber Kehidupan – Pemetaan Perempuan dan Pemiskinan dalam Dr. Indraswari, dosen Program Studi Ilmu Administrasi Publik Kerangka HAM, Komnas Perempuan, Jakarta. Fisip Unpar dan komisioner Komisi Nasional An Kekerasan Komnas Perempuan (a), 2017, Laporan Pelapor Khusus Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), periode 2015- Komnas Perempuan “Pengalaman dan Perjuangan 2019 Perempuan Minoritas Agama Menghadapi Kekerasan dan Diskriminasi Atas Nama Agama, Komnas Perempuan,
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 25 where science & engineering meet humanity
1955
One of Par cipants’ Favourites of Archiprix Interna onal 2017
Raynaldo Theodore and Dennis Cahya Indra, students of Unpar Bachelor’s Program in Architecture, won “par cipant favourite” for their work “Atlas of Sunda” in the pres gious Archiprix Interna onal 2017 held in Ahmedabad, India. “Atlas of Sunda” proposes a cloud city (Priangan) to maintain water stability for Bandung City. This system can be easily duplicated through minor adap ons in other ci es around the world, par cularly in places that do not have access to a clear water source.
Archiprix Interna onal is a biennial compe on, ini ated by Ro erdam- based Archiprix Founda on. With each edi on Archiprix Interna onal presents a new genera on of the world's best architects, urban designers and landscape architects together with their gradua on projects. All university-level training colleges around the world are invited to take part by selec ng and submi ng their one and only best gradua on project.
Congrats! We are proud of our students.
26 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 3 HidupRekr easiSehat
erawal dari ide sederhana Presiden Joko Widodo yang menginginkan agar kegembiraan Kemerdekaan yang Bdirayakan se ap tahun dapat dirasakan pula oleh semua daerah dan dak hanya terpusat di Ibukota. Dimulai pada 2015, Karnaval Kemerdekaan yang sebelumnya terpusat di Jakarta diadakan berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain, hal ini dimaksudkan agar suasana kegembiraan Kemerdekaan dapat dirasakan oleh masyarakat di daerah. Di tahun 2015 Kota Pon anak memulainya dengan Karnaval Khatulis wa dilanjutkan dengan 'Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba' di Parapat dan Balige, Sumatra Utara pada tahun 2016. setelah menyambangi Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan, di tahun ini giliran Pulau Jawa merayakan Karnaval berskala nasional ini, dan Kota Bandung mendapat Bandung yang sudah dikenal sebagai kota dengan industri kehormatan dari Pani a Nasional Karnaval Kemerdekaan krea f bertaraf nasional bahkan internasional, sehingga untuk menjadi tempat perayaan karnaval di Pulau Jawa yang berbeda dengan perayaan karnaval tahun-tahun pada tahun ini mengusung tema "Nyalakan Api Semangat sebelumnya, Pani a Nasional Karnaval Kemerdekaan Pesona Kerja Bersama" ini sukses menyedot animo masyarakat Parahyangan 2017 hanya menjadi fasilitator, sedangkan warga Bandung Raya dan luar kota Bandung. untuk materi acara, pawai seni budaya dan hal-hal lain yang Didampingi beberapa Menteri, Gubernur dan Walikota, berhubungan dengan agenda dan jenis kegiatan sepenuhnya Presiden Joko Widodo mengenakan beskap ungu dengan menjadi kewenangan pemerintah kota Bandung yang totopong (iket kepala) Makuta (mahkota) Sinatria (ksatria), menggandeng para budayawan dan insan krea f dari Kota dimana totopong makuta sinatria ini merupakan simbol dari Bandung, termasuk pembuatan Kareta Pancasila yang sikap seorang ksatria, suatu karakter, sifat, sikap yang berani, membawa rombongan Presiden, Gubernur Jawa Barat & adil, tegas dan jujur. Sedangkan dibalik beskap ungu Jokowi Walikota Bandung berkeliling di sepanjang rute karnaval, terselip Kujang Naga Lobang Salapan. Kujang merupakan mewakili semangat kerja bersama yang kental antara pelaku pusaka tanah Sunda Kujang adalah simbol pemimpin yang seni dari Jawa Barat dan Pemerintah Kota untuk menyajikan mengayomi rakyat, dimana jumlah lubang menentukan karnaval termegah di tahun 2017 ini. Semoga dengan nyala derajat ngginya Kujang ini. Demikian pula simbol Kareta ( api semangat kerja bersama diantara pemerintah dan Kereta) Pancasila yang membawa Jokowi berpawai segenap rakyat Indonesia, negara ini dapat mencapai mimpi disepanjang rute karnaval ini, pada bagian depannya dan cita-cita menghantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang terdapat kepala burung garuda yang melambangkan simbol bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Selamat hari negara. kemerdekaan yang ke-72. Jayalah Negeriku! Pemilihan kota Bandung sebagai tempat penyelenggaraan Kuncoro Hadi, S.E., staf Keuangan Kantor Yayasan Unpar. karnaval tahun ini semakin menguatkan iden tas kota
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 27 Greater Bandung What and Why Techno Park?
There are already techno parks in Greater Bandung, i.e. Bandung Techno Park (afilliated with Telkom University), Bandung Digital Valley (afilliated with PT Telekomunikasi Indonesia), and Cimahi Techno Park (part of Cimahi City Administra on). Now Bandung Ins tute of Technologi (ITB) plans to build a science techno park in Gedebage. What and why science techno park?
Masterplan of Solo Technopark (8-9 hectares) (Solo Technopark)
he development of science techno parks (STP) is one of increase the wealth of its community by promo ng the President Joko “Jokowi” Widodo's nine na onal culture of innova on and the compe veness of its Tpriori es (“Nawacita”) to improve the country's associated businesses and knowledge-based ins tu ons. To produc vity and compe veness in the fields of agriculture, enable these goals to be met, a science park s mulates and manufacturing, renewable energy, mining and fisheries. The manages the flow of knowledge and technology amongst technology parks are also expected to connect academics, universi es, R&D ins tu ons, companies and markets; it small- and medium-size enterprises (SMEs) and business and facilitates the crea on and growth of innova on-based government. Till July 2017 The Research, Technology and companies through incuba on and spin-off processes; and Higher Educa on Ministry has developed 60 out of the 100 provides other value-added services together with high science techno parks (STP) to be developed by 2019, Higher quality space and facili es. Educa on Director General, Patdono Suwignjo, has said, as Areas of innova on, IASP defines, are places designed and reported by The Jakarta Post (14/7/2017). The government curated to a ract entrepreneurial-minded people, skilled hopes at least 22 of the parks will create new entrepreneurs talent, knowledge-intensive businesses and investments, by by 2019, he added. “This is tough challenge for us because we developing and combing a set of infrastructural, ins tu onal, are not just developing factories that produce certain scien fic, technological, educa onal and social assets, products, but we have to facilitate entrepreneurs to develop together with value added service, thus enhancing the companies that make innova ons in technology and sell it sustainable economic development and prosperity with and to the market,” he said. “We are pre y late in this. In other for the community. countries, they need 28 to 35 years for such a park to be able to produce good entrepreneurs,” Patdono said. Areas of innova on, of which science, technology and research parks (STPs) are a highly specialised type, play a key Economic development role in the economic development of their environment. Interna onal Associa on of Science Parks and Innova on Through a dynamic and innova ve mix of policies, Areas (IASP) defines a science park is an organisa on programmes, quality space and facili es and high value- managed by specialised professionals, whose main aim is to added services, they:
28 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 - s mulate and manage the flow of knowledge and favoured regions where the basic elements of “triple helix” technology between universi es and companies; model are present. In this respect the concept of a - facilitate the communica on between companies, “quadruple helix” is highly beneficial. entrepreneurs and technicians; - provide environments that enhance a culture of innova on, crea vity and quality; - focus on companies and research ins tu ons as well as on people: the entrepreneurs and ‘knowledge workers’; - facilitate the crea on of new businesses via incuba on and spin-off mechanisms, and accelerate the growth of small and medium size companies; - work in a global network that gathers many thousands of innova ve companies and research ins tu ons t h r o u g h o u t t h e w o r l d , f a c i l i t a n g t h e interna onalisa on of their resident companies. … whose main aim is to increase the wealth of its community by promo ng the culture of innova on and the compe veness of its associated businesses and knowledge-based ins tu ons. Learning from Solo Technopark A poster of Solo Technopark’s recent trainings Solo Technopark is one of techno-park pioneers in Indonesia, Stanford University Triple Helix Research Group underlines and considered successful by The Ministry of Research, that the Entrepreneurial University is a central concept to Technology, and Higher Educa on. Ini ally, Surakarta City the Triple Helix. It takes a pro-ac ve stance in pu ng Administra on – in collabora on with “Akademi Teknik Mesin knowledge to use and in crea ng new knowledge. It operates Industri (ATMI) Surakarta” and supported by The Indonesia according to an interac ve rather than a linear model of German Ins tute (IGI) – established Surakarta Competency innova on. As firms raise their technological level, they and Technology Center (SCTC), an educa on and training engage in higher levels of training and knowledge sharing. center in mechanical engineering aimed to improve the Government acts as a public entrepreneur and venture competencies of voca onal high school teachers and capitalist, in addi on to its tradi onal regulatory role in students. SCTC was immediately very successful in providing se ng the rules of the game. As universi es develop links, trainings and building coopera on between central they can combine discrete pieces of intellectual property and government, local government, and industries. In 2006 jointly exploit them. Innova on has expanded from an Surakarta Mayor Joko Widodo widened the concept of SCTC, internal process within and even among firms to an ac vity adding some highly needed voca onal fields to develop that involves ins tu ons not tradi onally thought of as future technology, and established Solo Technopark. In 2009 having a direct role in innova on such as universi es. The Solo Technopark was organized as a work unit under the city's academic 'third mission' - involvement in socio-economic Regional Development Planning Agency (Bappeda). development, next to the tradi onal missions of teaching and Solo Technopark adopts the concept of Triple Helix of research, is most salient in the Entrepreurial University. university-industry-government rela onships ini ated in The Entrepreneurial University also has an enhanced capacity the 1990s by Etzkowitz (1993), and Etzkowitz and Leydesdorff to provide students with new ideas, skills and entrepreneurial (1995). It interprets the shi from a domina ng industry- talent. Students are not only the new genera ons of government in the Industrial Society to a growing triadic professionals in various scien fic disciplines, business, rela onship between university-industry-government in the culture etc., but they can also be trained and encouraged to Knowledge Society. The Triple Helix thesis is that the poten al become entrepreneurs and firm founders, contribu ng to for innova on and economic development in a Knowledge economic growth and job crea on in a society that needs Society lies in a more prominent role for the university and in such outcomes more than ever. Moreover, entrepreneurial the hybridisa on of elements from university, industry and universi es are also extending their capabili es of educa ng government to generate new ins tu onal and social formats individuals to educa ng organiza ons, through for the produc on, transfer and applica on of knowledge. entrepreneurship and incuba on programmes and new This vision encompasses not only the crea ve destruc on training modules at venues such as inter-disciplinary centres, that appears as a natural innova on dynamics (Schumpeter, science parks, academic spin-offs, incubators and venture 1942), but also the crea ve renewal that arises within each of capital firms. the three ins tu onal spheres of university, industry and government, as well as at their intersec ons. The community Good luck, techno parks in Greater Bandung. *** (PX) may also play a significant role in remote, rural and less-
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 29 Universitaria Menjadi Jembatan Lulusan dan Dunia Kerja
ada tanggal 4 - 8 September 2017, Pusat Pengembangan Karier Unpar menyelenggarakan PUnpar Career Expo and Seminar. Perhelatan ini ditujukan untuk memberikan gambaran bagi para calon lulusan Unpar tentang dunia kerja serta menjadi jembatan bagi para lulusan serta pencari kerja dengan perusahaan atau lembaga pencari tenaga kerja. Acara yang telah diselenggarakan untuk keenam kalinya ini terdiri dari dua rangkaian besar, yakni seminar, yang diselenggarakan pada tanggal 4 - 6 September 2017 dan expo lowongan kerja, 7 - 8 September 2017, yang diiku oleh 31 perusahaan/lembaga. Dalam sambutannya pada pembukaan career expo, Mangadar Situmorang, Ph.D. (Rektor Unpar) melontarkan satu hal yang selalu menjadi perguruan nggi yang disetarakan dengan kemampuan kerja pertanyaan, “Mahasiswa setelah lulus mau bekerja apa atau tertentu. Misalkan, lulusan sarjana adalah level 6, profesional bekerja di mana?”. Hal ini menjadi menarik karena orang tua adalah level 7, magister level 8, dan doktor level 9. dan para pemangku kepen ngan lainnya akan mengukur kualitas penyelenggaraan pendidikan nggi berdasarkan “Menjadi tantangan bagi Unpar untuk dapat menghasilkan employee ability (daya serap dunia usaha/dunia industri lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/industri terhadap lulusan perguruan nggi). dan dunia usaha/industri mengetahui bagaimana profil dari lulusan Unpar. Unpar juga terus mengembangkan desain Menurut Mangadar, selalu menyenangkan bisa mengetahui kurikulum dan menyelenggarakan proses pembelajaran yang bahwa mahasiswa Unpar sebelum lulus kuliah sudah bekerja tepat dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” pungkas atau diikat kontrak. Employee ability ini juga diukur dari Mangadar. berapa lama seorang lulusan mendapatkan pekerjaan pertamanya. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi lembaga Sementara itu, Dewiyani Djayaprabha, S.Psi., Psikolog, Kepala pendidikan nggi seper Unpar. Pusat Pengembangan Karier, mengatakan bahwa dalam kegiatan ini juga dibagikan survei untuk mengetahui kualitas Kegiatan Unpar Career Expo and Seminar menjadi pen ng lulusan Unpar. Survei ini juga bertujuan untuk memberikan karena menjadi jembatan dunia usaha dan dunia pendidikan. masukan terkait metode dan materi pengajaran supaya Selain itu, adanya kegiatan ini diharapkan mampu sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. menciptakan pemahaman yang sama terkait level lulusan
(MC/CT)
(Pusat Pengembangan Karier)
30 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 Australian students at Unpar Unpar is the best private university in Jakarta, West Java, Banten
Unpar wants to ensure that the university is providing students a transforma ve experience – intellectually, socially, and personally – that will prepare them for a meaningful life of service and contribu on. With qualified lecturers and quality of the facili es, 1955 students have resources they need to fulfill their academic and personal poten al.
At Unpar campuses students learn and work together with lecturers, and do their extracurricular ac vi es. These mul genera onal communi es provide personal and rich interac ons that shape students intellectually, socially, and personally. With a 62-year tradi on of educa ng young leaders, Unpar is proud to deliver an educa on in knowing, doing, being, and living together in a suppor ve environment of cool air and panoramic view of Bandung City. Situated in beau ful surroundings, Unpar offers a learning community that is exci ng and vibrant.
According to the assessment of The Ministry of Research, Technology, and Higher Educa on (2017), Unpar is ranked as the best private university in Jakarta, West Java, and Banten. The assessment is based www.unpar.ac.id on the quality of lecturers, quality of ins tu on and programs, quality of students, research, and community engagement. Sampurasun Gunung Sunda (Purba) Gunung Sunda nyaéta salah sahiji gunung nu kiwari aya di wewengkon Bandung. Gunung Sunda nu aya kiwari, babarengan jeung Gunung Tangkubanparahu sarta Gunung Burangrang, mangrupa pasesaan Gunung Sunda (purba) nu kungsi bitu dina jaman prasajarah. Bituna Gunung Sunda (purba) ogé geus nyababkeun kawangunna Kaldera Sunda.
(http://geomagz.geologi.esdm.go.id/)
umutkeun Wikipedia, ayana Gunung Sunda henteu kakoncara ku Sasakala Sangkuriang saper kieu: bisa dipisahkeun na Sasakala Sang Kuriang N(Sangkuriang). Cutatan sajarah ngeunaan Sakakala Leumpang aing ka baratkeun Sangkuriang aya dina Naskah Bujangga Manik. datang ka Bukit Patenggeng Sakakala Sang Kuriang Sangkuriang atawa Sang Kuriang nyaéta dongéng atawa Masa dek nyitu Ci tarum legénda anu asalna Tatar Sunda. Legénda kasebut Burung tembey kasiangan nyaritakeun jadina Situ Bandung, Gunung Tangkuban Parahu,
Gunung Burangrang sarta Gunung Bukit Tungul. Tina legénda Dina Sasakala Sangkuriang, dicaritakeun yén Dayang Sumbi kasebut, urang bisa nangtukeun geus sabaraha lila urang nyieun akal supaya Sangkuriang henteu ngawin anjeunna. Sunda hirup di dataran luhur Bandung. Dumasar kana Dayang Sumbi menta Sangkuriang sangkan manéhna nyieun legénda kasebut anu dirojong ku fakta géologi, katorah yén talaga (dano) jeung parahu dina waktu sapeu ng. Liwat urang Sunda geus hirup di dataran ieu rébuan taun saméméh tengah peu ng dano geus jadi sedengkeun parahu ampir jadi. Al Masih. Dayang Sumbi nyieun akal deui; lawon bodas (boeh larang) Legénda Sangkuriang mimi na mangrupa talari lisan. hasil ninun anjeunna diabar-abar maké kakuatan gaib Rujukan tulisan ngeunaan legénda ieu aya dina naskah sangkan kaciri beureum siga cahaya panonpoe. Sangkuriang, Bujangga Manik anu ditulis dina daun palem lontar anu anu ngarasa kabeurangan, ambek pisan, parahu ditalapung asalna ahir abad ke-15 atawa mimi abad ke-16 Maséhi. tepi ka nangkub. Parahu nangkub éta jadi gunung Dina naskah kasebut ditulis yén Pangéran Jaya Pakuan nu Tangkubanparahu. Sesa bahan parahu anu kari tunggul jadi boga landihan Pangéran Bujangga Manik atawa Ameng Buki unggul. Sedengkeun rangrang (ran ng) sesa tangkal Layaran ngadatangan tempat-tempat suci agama Hindu di ngagunung jadi gunung Burangrang. Pulo Jawa sarta Pulo Bali dina ahir abad ka-15. Sasakala Sangkuriang diturunkeun hiji generasi ka generasi Bujangga Manik nyutat lalampahannana di wewengkon anu saterusna sacara lisan pikeun ngawartakeun yén di
32 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 wewengkon sakuliah Gunung Tangkuban Parahu kiwari téh tDuaerca per lunatat seban ydeuiak 56.513 nyaéta orbagianang lulusan gunung Unpar nu ambrug. Dari jumlah waktu baheulana kungsi aya dano, kungsi aya gunung bitu waktu téertasebut, gunung yang bitu. ter cKauta kt andalamyahoan da taluhurna IKA yang hiji dimut gunungakhirk, eusian peu ng (seuneu tengah peu ng anu caangna siga cahaya bguarnuu nmg ejnacadi pbaai kkaul raknagp adnagrgii h4,0 ge%,u ks okoirtdui nmasaih d uenragnagn bIKisAa panon poé waktu isuk) anu disusul ku munculna gunung Tangkubanparahu, Buki unggul jeung Gunung Burangrang. Panalung kan géologis mutahir némbongkeun yén sésa-sésa talaga purba geus 125 rébu taun. Situ kasebut jadi garing 16000 taun katukang. Hal ieu ngabuk keun yén karuhun Sunda geus nempatan dataran luhur Bandung sarta nyaksian bitu Plinian kadua anu nyapu padumukan palebah kulon walungan Citarum (kalér sarta kulon situ Bandung) salila période bitu dina 55.000-50.000 taun katukang waktu Gunung Tangkuban Parahu kabentuk na sésa-sésa Gunung Sunda buhun. Mangsa ieu téh mangsana homo sapiens; maranéhanana geus kanyahoan hirup di Australia kidul dina 62000 taun katukang, sawaktu jeung Manusa Jawa (Wajak) nu hirup kira 50000 taun katukang. Di ieu wewengkon, Gunung Sunda purba geus dua kali ngarandapan bitu dina wanda bitu Plinian. Bitu plinian kadua (Wikipedia) Wmangilaygihanah d daran ajaIKtA r ongkFakuahnaltas bitu/Jur hijiusa gunung.n, jika diperlukan, geus ngaruntagkeun kaldéra Gunung Sunda purba antukna menghadiri undangan dari Universitas atau Fakultas dalam nyiptakeun Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang kegiatan yang memerlukan keterlibatan alumni. (disebut ogé Gunung Sunda), sarta Gunung Bukit Tunggul. Dina mangsa prasajarah, kira-kira 105.000 – 10.000 taun Prkaogrtukamang Smart, Gunung City Sunda Developmen (purba)t kmerupakungsi bituan ng kegiaaluarktaneun kajian gas Rekonstruksi dangunung diseminasiapi anu gpoharagasana (melaluikuatna, fdisebutorum seminar peu ,plinian. konfer ensi,Bitu Ceuk para ahli geologi jeung ahli geografi, nu ditulis dina dangun ujejaring)ng pe yuang ie udig magaash nIKAya bUnparabke udalamn ma rtangkrial ag umemberinungapi Wikipedia, di antara Gunung Tangkubanparahu jeung kdisemburkontribusi eunbag ik ap ewnegweengkmbaonnga anun ko poharta yaan gjauhna, dikate gnepiorika kna Gunung Burangrang aya hiji lengkob anu mangrupa dasar sebagCitarumai k kiduleunawasan s trRajamandalaategis nasional kasaeur. Pada. tahunMatrial 2014 gunung digagapias kaldera anu disebut dasar kaldera Sunda. Dina éta lengkob, kieueg imendeatan Cti tsusuky Deanve lCitoparumment Purba,Forum anu Se rngiesakiba (Cotknfeeunren jadinace & aya Situ Lembang, anu sisi kulonna diwatesan ku dingding Exhibi onDano Bandung.) yang dimaksudkan untuk menyediakan pla orm anu manjang mimi Lawangangin terus melengkung ka komunikasi satu atap bagi daerah-daerah yang secara Gunung Sunda bitu kadua kalina dina kira-kira 10.000 – 5.000 kalereun Situ Lembang. éta dingding téh mangrupa sesa administra f berbatasan langsung. Karena per mbangan staituuna skiao ntaulk, afnogk. uMs atyarniagl gsuenmuunlgaa pdiinaar ahhakraitan bkaégnié hu pgeayuas penangngubur ananwew engkpermasalahanon anu leg ak otpisan.a / daer Leuwaheung JABODET geledegABEKJUR,an anu uaynat umangsak seme haritntara,a anuditu nkainada, dsaganedé-g dialedéihka drn eum,pada k akupuburaya penangbareng ananjeung permasalahanmahluk hirup nukot aay aBandung. di dinya, Sebagsato vaiert ndakebrata lanjut,badag padasiga badak, tanggal unc 20al, Februari jeung hippopot2014, dilakamussanak (kanuda Seminar nil) nu Skeureha rngi dareeueumngan te dim aranc “Pa-remancbana gkiduleununan Ko taRajamandala Berkelanju anutan Mjauhnaenuj u± 35Ba kmndu n Gunungg Juara Sunda.“, yan gAr dengise kleain saukggarurakanan dr aeumtas kerjasamaapangih di IKA pang Unparalaan, Univ keusikersit dias Ciseupan Katolik P–ar Cibeberahyang,an, Cimahi dan (Wikipedia) PKidul.emerin Dit ahdin Kyota apisan Bandung. aya tAcangkaraal y angkai dilakanu sanakgeus anjadi di ar Aulaeng kaldera Gunung Sunda (purba). Gedungngagaloler Pasc ngaar Sarjanaah datangna Unpar a,w Jl.an Mer panas.deka No.30 Bandung ini dihadiri oleh perwakilan dari dinas-dinas terkait Provinsi Jawa Meh tungtung kaler éta dingding, aya congcot nu Ku sabab loba matrial jero gunung anu dikaluarkeun waktu Baréta agunungt, Kota Bandungbitu, bagian, Kot jera Cimahi,o gunung Kabupa jadi kosong.ten Bandung Hal ieu, dananu dingaranan Gunung Sunda, luhurna 1.854 méter beungeut Kabupaten Bandung Barat; Perguruan Tinggi di Koper s laut (tbl.), hiji congcot leu k di satengah geulang dingding nyababkeun ambrugna sabagian gedé awak Gunung Sunda, Wngialwayangunah IV ,k atwokahoh anu ma spoharyarakaa legt, ana,mah aanusisw nelaha, ka ldisebutangan kaldera Gunung Sunda. Ieu congcot téh lain Gunung Sunda industri/pengusaha, dan Lembaga Swadaya Masyarakat. anu sabenerna tapi sesa gunung anu leuwih gedé anu geus kaldera Gunung Sunda. bitu. Gunung Sunda anu sabenerna mah diwangun ku awak PTenerbiti sisi wanet abukn kau Prldeofilra Alumnimucun gUnparhul g udimaknungsudk anyanar, sebagnyaéaita gunung anu dasarna ± 20 km., sarta luhurna ditaksir leuwih mediaGunung ek Tangksposisiubanpar alumniahu. yang dinilai berhasil menjalankan 4.000 m. lbl. perannya di tengah masyarakat, sebagai perwujudan sesan UnparDisera t(alumni dina Wikipedia, berprest asi).kaay Ekaansposisi alam alumnisabudeur berpreunes Gunungtasi ini Bisa jadi luhur Gunung Sunda (purba) nu sabenerna leuwih bertujuanTangkubanpar : 1) memberikahu kiwarian g eusinformasi mimi meng ruksakenai ala Prtofilan Alumni ngkah taksiran eta, sabab, umumna gunung anu bitu nepi ka Unparpola manusa yang dinilai anu hen berhasilteu nyaah menjalank ka alam.an Ku per kituna,anny ay denga upaanya ngawangun kaldera nu jadi kawah pohara gedéna lolobana baik Pamar dan bermakna,éntah pikeun di t engngabalikkah maseunyarak deuiat; 2) k menjadiaayaan alamsumber ka mah ngancurkan dua per lu awak gunungna. Lamun kaayaan pasalnaengu akuta cnar iad ngenajadik tas eunUn pieuar wdeawnengk luluonsa Tnaman Unp Nasional.ar pada ayeuna congcot pang luhurna 2.080 méter tbl., har na éta umumn*** (PX)ya, sehingga menjadi inspirasi, acuan, dan teladan téh ngan saper luna luhurna Gunung Sunda.
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 33 Hidup Sehat Hal yang Harus Anda Ketahui tentang Usus Buntu
“Jangan loncat-loncat sehabis makan, permukaan apendiks ataupun terjadinya infeksi kuman pada nanti usus buntu!” apendiks.
enarkah mitos ini? Apakah sebenarnya usus buntu dan Bbagaimana cara mengoba nya? Hampir semua orang Indonesia mengenal usus buntu sebagai penyakit yang ditAndai dengan rasa nyeri di perut kanan bawah. Ada banyak versi mengenai penyebabnya, antara lain loncat-loncat setelah makan dan makan terlalu banyak biji cabai atau jambu. Tapi apakah semua itu benar? Is lah usus buntu dalam masyarakat sebenarnya mengacu pada penyakit apendisi s di dunia kedokteran. Penggunaan is lah “usus buntu” ini sebenarnya salah kaprah. Usus buntu di dunia kedokteran dikenal sebagai caecum, yakni bagian usus yang terhubung dengan usus besar. Sedangkan apendisi s terjadi pada bagian yang disebut dengan umbai (www.medicinenet.com) cacing (apendiks), yang memang terhubung pada caecum, namun merupakan struktur yang berbeda. Umbai cacing Proses penekanan yang berlebih dapat disebabkan oleh secara anatomis memang terletak di perut kanan bawah. kotoran (feses) yang mengeras, tumor, bahkan cacing usus yang berkumpul dan menumpuk di apendiks. Peneli an juga Mengapa Disebut sebagai Umbai Cacing? menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan rendah serat Karena sebenarnya bagian usus ini merupakan bagian akhir menyebabkan pencernaan menjadi dak lancar, sehingga usus yang menyempit dibandingkan usus besar yang menyebabkan tekanan dalam ruang usus meningkat. terhubung di atasnya, sehingga tampak seper ekor ataupun Karenanya, penyakit ini sebenarnya dapat dicegah dengan cacing. Bagian ini dak memiliki fungsi yang signifikan. menjalani pola hidup sehat dan mengkonsumsi makanan Beberapa buku bahkan menyatakan bahwa umbai cacing kaya serat. dak berpengaruh sama sekali pada fungsi pencernaan Bagaimana Saya Mengenali Apendisi s? makanan oleh usus. Peradangan pada apendiks atau umbai cacing akan Mengapa Bisa Terjadi Apendisi s? mengakibatkan bagian perut kanan bawah pada penderita Peradangan pada apendiks atau umbai cacing, yang dikenal apendisi s terasa sakit apabila ditekan. Pada peradangan dengan apendisi s, memiliki penyebab yang bermacam- yang hebat, nyeri bahkan dirasakan saat penderita bernapas macam. Proses peradangan apendiks didahului terlebih dalam, batuk atau mengedan. Terkadang, Anda juga dapat dahulu oleh terjadinya penekanan yang berlebih, luka pada merasakan adanya mual dan mengalami muntah-muntah. Perlu diingat bahwa pada awalnya (beberapa jam sebelum nyeri dirasakan di bagian kanan bawah perut), nyeri dirasakan samar-samar di bagian ulu ha dan sekitar tali pusat. Apabila Anda memeriksakan diri Anda ke dokter, salah satu pemeriksaan yang akan dilakukan dokter adalah dengan menekan dan melepaskan tekanan pada perut kanan bawah Anda secara ba- ba. Mengapa dokter berbuat demikian? Pada apendisi s dikenal is lah “nyeri tekan” dan “nyeri lepas”. “Nyeri tekan” dirasakan pada saat dokter menekan bagian usus yang meradang, sedangkan “nyeri lepas” dirasakan saat dokter melepaskan tekanan tersebut dengan ba- ba. Terkadang pemeriksaan ini masih dirasa belum cukup untuk memas kan terjadinya apendisi s sehingga dokter akan melakukan dan menganjurkan pemeriksaan fisik (www.humanillnesses.com)
34 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 pada kenyataannya, dokter jarang menemukan kasus apendisi s disebabkan oleh hal ini. Secara logis, se ap benda yang masuk ke dalam umbai cacing akan didorong kembali ke luar agar dak menyumbat. Lalu, Apa yang Sebaiknya Saya Lakukan Apabila Saya atau Keluarga Saya Mengalami Apendisi s? Apabila Anda curiga anggota keluarga atau bahkan Anda sendiri mengalami apendisi s, maka sebaiknya jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter terdekat. Penanganan yang terlambat dapat berakibat fatal. Sebagai everystockphoto.com contoh, salah satu komplikasi lanjut dari apendisi s adalah maupun laboratorium yang terkait. perforasi usus atau yang biasa dikenal awam sebagai “kebocoran usus”. Karenanya, penanganan yang cepat dan Benarkah Loncat-loncat Setelah Makan Dapat tepat secara medis menjadi satu-satunya solusi. Menyebabkan Apendisi s? Bisakah Saya Sembuh Tanpa Operasi? Tidak! Hingga kini dunia medis belum menemukan buk yang kuat bahwa orang yang loncat-loncat setelah makan akan Tidak. Hingga saat ini, penanganan yang paling tepat untuk mengalami apendisi s. Nyeri perut yang terkadang muncul apendisi s adalah apendektomi (operasi untuk karena ak vitas (lari, loncat-loncat) setelah makan, mengeluarkan apendiks yang meradang). Pemberian sebenarnya terjadi karena sebagian besar darah dialirkan ke an bio k dan obat lainnya dak akan dapat mengatasi otot, akibatnya usus yang sedang mencerna makanan apendisi s secara tuntas. Nasihat yang tepat untuk Anda kekurangan darah sehingga kita merasakan nyeri di bagian yang mengalami apendisi s adalah: Anda tak perlu merasa perut. Hal inilah yang menyebabkan nyeri di bagian perut. takut akan ndakan operasi. Operasi yang dilakukan oleh dokter bedah yang berpengalaman dan terpercaya, akan Benarkah Biji Jambu Atau Cabai Dapat Menyebabkan Usus membuat Anda merasa tenang dan nyaman untuk menjalani Buntu? operasi yang akan mengatasi masalah Anda hingga tuntas. u Seper kebanyakan mitos lainnya, hal ini belum memiliki dr. Danny Halim, Ph.D. & dr. Miriam R. Maengkom, M.Kes., buk ilmiah yang kuat. Memang benda seper biji jambu dan Klinik Pratama Unpar cabai dapat saja menyumbat muara umbai cacing. Akan tetapi
Delegasi Fakultas Hukum Unpar, yang berasal dari perwakilan Parahyangan Law Debate Community (salah satu lembaga independen Fakultas Hukum) menjadi Juara Lomba Debat Konstitusi MPR 2017, dengan mengalahkan Universitas Padjadjaran, dalam final yang berlangsung di Plasa Gedung Nusantara V, Komplek Parlemen, Jakarta, 29 Agustus 2017. Dalam final, Unpar sebagai tim kontra melawan Unpad sebagai tim pro dalam mosi perdebatan tentang memasukkan Pancasila dan sila-silanya ke dalam UUD NKRI Tahun 1945
KMPSN (Komunitas Mahasiswa Peradilan Semu Nasional) Fakultas Hukum Unpar, meraih Juara Pertama dengan gelar Terdakwa Terbaik, Saksi dan Ahli Terbaik, Panitera Terbaik, Penuntut Umum Terbaik, dan Penasihat Hukum Terbaik dalam National Moot Court Competition Piala Prof. Soedarto VI, yang diadakan pada 15 - 18 September 2017. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro, Semarang, dan diikuti 16 perguruan tinggi negeri dan swasta.
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 35 In Memoriam
Prof. Dr. Ir. Djoko Soelarnosidji, MCE (1942 - 2017) Profesor Geoteknik Pertama Indonesia Satu di antara alumni dan dosen yang sangat membanggakan komunitas Unpar, almarhum Prof. Dr. Ir. Djoko Soelarnosidji, MCE adalah doktor pertama Indonesia dalam bidang geoteknik, dan guru besar pertama Indonesia dalam bidang yang sama. Dedikasi beliau dalam keilmuan, sebagai kolega, dan sebagai pemimpin, dikenang oleh komunitas Unpar dan komunitas teknik sipil, khususnya geoteknik.
ak Djoko, demikian sapaan akrab beliau, lahir di Kota “sangat disiplin, dak hanya terhadap semua mahasiswa- Solo (Surakarta), Jawa Tengah, pada 5 Juni 1942, ke ka mahasiswi di kampus, tetapi juga terhadap kami anak- PTentara Dai Nippon menduduki Indonesia, dan anaknya”, kata mereka. Bagi Sumija dan Agung, Pak Djoko bertumbuh di kota itu hingga remaja. Setelah lulus dari SMA seorang yang “sangat spesial dan extra-ordinary”. Pangudi Luhur Santo Yosef, Solo, pada tahun 1961 (teman satu sekolah dan satu angkatan Prof. Dr. Ir. B.S. Kusbiantoro, Ketua Pengurus Yayasan Unpar saat ini) beliau sempat melanjutkan pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk belajar teknik nuklir. Pada tahun 1962 beliau memutuskan pindah belajar teknik sipil di Fakultas Teknik Unpar. Pada waktu itu Fakultas Teknik Unpar masih muda belia (didirikan pada tahun 1960), dan dipimpin oleh dekan pertama, almarhum Prof. Ir. A.M. Semawi (adik kelas Bung Karno di Technische Hogeschool). Ke ka masih mahasiswa pada tahun 1964 beliau mulai bekerja sebagai asisten mekanika tanah dan teknik fundasi. Selanjutnya beliau sempat bekerja dalam soil tes ng di lapangan. Pada akhir tahun 1970 beliau memperoleh kesempatan belajar di Jepang dengan beasiswa Mombusho. Studi bahasa Jepang ditempuh di Osaka Foreign Language University. Setelah itu program magister dalam bidang soil dynamics diselesaikan di Kyoto University. Hal itu segera disambung dengan program doktoral dalam bidang soil dynamics yang diselesaikan pula di Kyoto University. Tahukah Anda bahwa beliau orang Indonesia yang pertama kali meraih gelar doktor dalam bidang geoteknik? Sepanjang berkarya di Unpar sejak 1964, menempuh studi lanjut, dan berkarier sebagai dosen, beliau terus bertekun dalam bidang geoteknik, termasuk menemukan “metode Soelarno”. Selain menekuni Tridharma Perguruan Tinggi, beliau juga dak melupakan tanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan lembaga, dengan antara lain menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik pada kurun waktu 1987-1995. Sebagai dekan, beliau menekankan program pengembangan manusia Pak Djoko dikenang “menjunjung nilai-nilai luhur Tanah bagi para dosen muda. Atas kompetensi dan karakter beliau, Jawa”, ungkap keluarga beliau. Rektor Unpar, Mangadar sudah sepantasnya beliau memperoleh jabatan guru besar Situmorang, memandang, “Gagasan atau ide beliau selalu pada tahun 1995. Beliaulah orang Indonesia pertama yang menginspirasi pribadi-pribadi di sekitarnya, khususnya para dianugerahi jabatan fungsional guru besar dalam bidang dosen di lingkungan Unpar dalam mengembangkan kapasitas geoteknik. Beliau terus bertekun sebagai dosen hingga akhir diri dan menjadi pendidik yang mumpuni.” Dekan Fakultas hayat beliau, 27 Maret 2017, menjelang berusia 75 tahun. Teknik Unpar, Yohannes Basuki Dwisusanto, mengungkapkan Kedua anak beliau, Sumija dan Agung, mengenang bahwa rasa terima kasih dan kecintaan kepada “sang guru yang telah Pak Djoko “ dak hanya sebagai ayah, tetapi juga sebagai mengabdi selama 53 tahun di Unpar”. Dina Rubiana Widarda penasihat, mentor, teman dekat, dan tempat bercurah ha yang memimpin Teknik Sipil FT Unpar saat ini pada saat suka maupun duka”. Meskipun sangat sibuk, Pak menggarisbawahi bahwa kontribusi Unpar dalam bidang Djoko “tetap menyediakan waktu kepada kami, terutama teknik sipil, khususnya geoteknik, dak bisa lepas dari sosok untuk rekreasi bersama”, kenang mereka. Almarhum dikenal beliau. Paulus P. Rahardjo, Ketua KBI Geoteknik,
36 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 mengingatkan bahwa “beliau merupakan pionir dan contoh longsoran lereng buatan); 2) kegagalan geoteknik pada tanah teladan bagi kita semua”. Cecilia Lauw, mantan Rektor Unpar, ekspansif; 3) kegagalan geoteknik pada konstruksi dengan mengenang, “Pak Djoko sangat peduli dalam meningkatkan jenis tanah sensis f air; 4) kegagalan geoteknik akibat rapid pendidikan para dosen.” Suparman Chandra, Ketua Ikatan drawdown; 5) kegagalan geoteknik akibat mbunan pada Alumni Teknik Sipil Unpar, mengenang kesederhanaan, tanah lunak; 6) kegagalan akibat liquefaksi saat gempa (kajian langgam gerak, senyum beliau “yang tak mungkin kita lupa”. gempa Padang, 2009); 7) kajian geoteknik masalah lumpur Sidoarjo.
------Paulus menggarisbawahi bahwa peran ilmu geoteknik dalam Simposium pembangunan infrastruktur menjadi sangat pen ng untuk Problema ka Geoteknik di Indonesia memas kan keamanan konstruksi baik pada jangka pendek maupun jangka panjang. Sayangnya material tanah dan Memperinga 100 hari wafat Prof. Dr. Ir. Djoko batuan bukanlah produk manusia yang dapat disederhanakan Soelarnosidji, MCE dan 53 tahun pengabdian beliau melainkan produk alam yang hingga saat ini masih menjadi kepada Unpar, diselenggarakanlah sebuah simposium misteri bagi kita semua. Bahkan merumuskan parameter geoteknik bertema Problema ka Geoteknik di tanah dan batuan bukanlah sesuatu yang mudah karena faktor geologi tetap memegang peranan pen ng dalam Indonesia pada 15 Juli 2017. proses pembentukan material tersebut. Dalam banyak hal Dalam makalah berjudul “Pelajaran dari Kegagalan material tanah dan batuan dak selalu dapat diuji dalam skala Geoteknik: Problem, Pemahaman, dan Pemanfaatan untuk laboratorium, lalu variasi kondisi tanah sangat besar Riset”, Paulus P. Rahadjo merefleksikan bahwa dalam kurun sekalipun dalam jarak yang rela f dekat. waktu 25 tahun terakhir (1990-2015) permasalahan dan Riset geoteknik, demikian Paulus, dapat digunakan untuk perkembangan ilmu di bidang geoteknik sangat signifikan di menjawab permasalahan di lapangan (riset terapan), baik Indonesia, namun ironisnya kegagalan geoteknik masih saja untuk kepen ngan mengatasi masalah desain maupun failure dialami di Indonesia. Pemahaman tentang ilmu geoteknik tetapi juga sekaligus bisa untuk pengembangan ilmu (riset menjadi sangat pen ng khususnya untuk menjawab ilmiah). Dalam pelaksanaannya pola riset dapat berupa: kebutuhan dalam mendukung pembangunan infrastruktur • penggunaan hasil pengukuran di lapangan untuk dan banyaknya kegagalan geoteknik, baik karena masalah pengembangan model (empirik); teknis maupun akibat bencana alam geologi yang membawa • riset numerik untuk analisis kondisi lapangan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia. Sementara itu inves gasi hal-hal baru; perkembangan ilmu geoteknik juga cukup tajam • pengujian dalam skala laboratorium berupa dibandingkan dengan dua dasawarsa sebelumnya (1970-an – pengembangan alat atau model uji 1990-an) sehingga dirasakan perlu untuk menggunakan • pengembangan alat uji peris wa-peris wa kegagalan itu secara lebih saksama agar • pengumpulan data untuk prediksi kondisi masa depan dapat menjawab problema ka geoteknik untuk mengatasi (misalnya analisis probabilis k maupun determinis k masalah dan mengurangi risiko. untuk kegempaan); Paulus menggarisbawahi bahwa meskipun struktur atas juga • melakukan korelasi data-data sifat teknis tanah dari uji memberikan tantangan yang dak kalah sulitnya, pada laboratorium dan uji di lapangan (insitu tes ng); umumnya pandangan dari kacamata ilmu geoteknik lebih • kombinasi dari hal-hal di atas. rumit karena kita menghadapi kondisi ke dakpas an oleh Selain makalah oleh Paulus P. Rahardjo, dalam simposiun material yang dibentuk alam. Di sisi lain Bencana Alam tersebut disajikan pula sejumlah makalah lain, yaitu: Geologi menjadi ancaman terhadap produk-produk fisik yang • Frans Kesuma, “Problem Geoteknik pada Tambang telah dibangun oleh manusia, salah satu aspek terkait adalah Terbuka Batubara”. bidang geoteknik juga. Dengan demikian, peranan ilmu • Shindu Rudianto, “Site-Specific Response Analyses (SSRA) geoteknik semakin banyak diperlukan karena kerusakan atau on Deep So Clay in Bandung, Indonesia”. kehancuran gedung dan infrastruktur dak seluruhnya • Budijanto Widjaja, “Perilaku Longsoran dan Mudflow, disebabkan oleh kelemahan dalam bidang struktur, sebagian Studi Kasus di Indonesia: Pendekatan Reologi”. utama justru terletak pada masalah substruktur atau • Gouw Tjie Liong, “Usulan Pedoman Perencanaan kombinasi dari keduanya. Bencana alam geologi sendiri, di Kompaksi Dinamik untuk Prak si Teknik Sipil”. samping menyebabkan kerusakan infrastruktur dan fatalitas • Nurindahsih Se onegoro, “Under-Consolida ng So Soil”. bagi manusia, juga menjadi suatu pengalaman laboratorium • Okky Ahmad Purwata, “Problem Geoteknik pada Pondasi skala 1:1 di mana manusia dapat mengambil manfaat untuk Struktur Lepas Pantai Jack-Up Rigs”. memahami mekanisme gejala geoteknik terkait dengan kejadian bencana geologi, yang merupakan pelajaran yang Matur nuwun, Pak Djoko Soelarnosidji. Beris rahatlah dalam mahal. damai. *** (PX) Dalam makalahnya itu, Paulus memaparkan sejumlah persoalan, yaitu: 1) problem longsoran (longsoran alam dan
MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 37 Kewirausahaan Mengembangkan Sustainable Entrepreneurship di Indonesia
Aknolt Kristian Pakpahan
egiatan kewirausahaan adalah salah satu motor p a d a g a a s p e k , y a k n i penggerak roda perekonomian negara, dak saja entrepreneurial a tudes, Ksebagai penghasil produk barang dan jasa akan tetapi abili es dan aspira ons. juga sebagai penyerap dan penyedia lapangan pekerjaan. S e m a k i n n g g i i n d e k s , Pertanyaan mendasar yang seringkali dilontarkan, apakah semakin berkualitas kegiatan benar ak vitas kewirausahaan memang benar motor kewirausahaan suatu negara. penggerak roda perekonomian negara? Menjawab Sebagai pembanding, Amerika pertanyaan tersebut daklah mudah. Tulisan pendek ini akan Serikat ada pada peringkat 1 mencoba menjelaskan bagaimana ak vitas kewirausahaan di d e n g a n s ko r G D I 8 3 , 4 . Indonesia dan bagaimana seharusnya ak vitas Sementara jika dibandingkan kewirausahaan juga memperha kan sektor sosial dan dengan negara ASEAN lainnya, lingkungan. Singapura ada pada peringkat 24 dengan skor 52,2 lalu Brunei Kewirausahaan di Indonesia Darussalam pada peringkat 53 dengan skor 33,9. Besaran Menilik press release yang dikeluarkan oleh Kementerian rasio wirausaha dan skor GDI harus menjadi perha an jika Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia, rasio memang fokus pemerintah untuk menggerakkan kegiatan wirausaha Indonesia 2016 adalah sebesar 3,1 naik dari nilai kewirausahaan - sebagaimana diimplementasikan dalam 1,67 pada tahun 2013/2014. Rasio wirausaha sendiri dihitung program Gerakan Kewirausahaan Nasional – sebagai salah dengan menghitung jumlah wirausahawan yang ada dengan satu lokomo f perekonomian nasional. total populasi suatu negara. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Sustainable Entrepreneurship Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan bahwa besaran syarat minimal masyarakat sejahtera adalah Kegiatan kewirausahaan tentu dak lagi hanya terfokus pada 2%. Tentu angka ini menjadi dak berar apabila kegiatan orientasi keuntungan semata. Mitos bahwa kegiatan kewirausahaan dak memberikan dampak posi f bagi kewirausahaan hanya terpusat pada proses mencari peningkatan daya saing produk dan peningkatan keuntungan semata dianggap sebagai pendekatan kesejahteraan masyarakat. Jika menggunakan Indeks tradisional. Saat ini sedang berkembang kegiatan Kewirausahaan Global (Global Entrepreneurship Index) Tahun kewirausaan yang juga berfokus pada sektor sosial dan 2016, Indonesia berada pada peringkat 90 dari 137 negara lingkungan. Tongam S. Nababan (2014) dalam makalahnya dengan nilai 21,2. Indeks ini mengukur sehat atau daknya dengan judul Building a Sustainable Entreprenurship in kegiatan kewirausahaan di suatu negara dengan menekankan Increasing Global Compe veness menyebutkan bahwa s u s t a i n a b l e entrepreneurship terfokus pada ga sektor yakni people, planet, dan profit y a n g d a k s a j a menjalankan kegiatan kewirausahaan pada saat ini akan tetapi juga pada kebutuhan jangka panjang. Dalam ar an, kegiatan kewirausahaan dak boleh lagi hanya terpusat pada pencarian keuntungan semata, akan tetapi juga harus memikirkan dampak pada ngkat kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan sebagai syarat u ta m a ke b e r l a n j u ta n kegiatan kewirausahaan di https://cdn.southampton.ac.uk masa yang akan datang.
38 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 utama pengenalan kewirausahaan adalah menghasilkan Tentu apa yang disebutkan oleh Tongam S. Nababan menjadi individu-individu yang dianggap mampu menjadi kaum pen ng jika dikaitkan dengan implementasi Masyarakat wirausahawan yang tangguh dan berdaya saing. Yang Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah dimulai sejak akhir 2015 dimaksud dengan kaum wirausahawan tangguh dan berdaya lalu. Persaingan bisnis akan semakin ketat dengan saing adalah mereka yang mampu menghasilkan produk- diberlakukannya MEA 2015 dengan sembilan mutual produk ekonomi yang berkualitas dan inova f. Kegiatan recogni on arrangements (MRAs)-nya. Aknolt K. Pakpahan kewirausahaan dapat menjadi lokomo f utama (2010) dalam opini pendek dengan judul Increasing SMEs' perekonomian negara (dalam konteks ini Indonesia) jika Capacity (Jakarta Post) menyebutkan bahwa ada beberapa masalah mendasar seper yang sudah disebutkan di atas persoalan mendasar yang dihadapi oleh para pelaku bisnis dapat diatasi, ditambah lagi dukungan penuh pemerintah (kewirausahaan) di Indonesia, yakni rendahnya kualitas baik dalam hal aturan dan perundang-undangan dan skema tenaga kerja Indonesia (low-skilled labor) dan rendahnya bantuan keuangan kepada sektor kewirausahaan. semangat berwirausaha (berbisnis). Masalah tersebut muncul karena kegiatan kewirausahaan dianggap sebagai Gerakan sustainable entrepreneurship sendiri diharapkan pelabuhan terakhir (last resort) bagi para pencari kerja ke ka mampu memberikan dampak posi f pada peningkatan mereka dak mendapatkan pekerjaan pada lapangan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya akan pekerjaan formal (formal job). Sehingga seringkali kegiataan memberikan kontribusi pada proses pembangunan dak saja kewirausahaan dianggap sebagai lapangan pekerjaan pada aspek kualitas sumber daya manusia akan tetapi juga informal (informal job). Tidaklah mengherankan jika melihat pada aspek lainnya, misalnya sumbangan pada sektor pajak skor GDI di atas, peringkat Indonesia berada di bawah yang dapat digunakan untuk menjalankan program-program peringkat negara-negara ASEAN lainnya dan membuat pembangunan. Tidak hanya itu, sustainable entrepreneurship kegiatan kewirausahaan menjadi dak kompe f atau sulit juga dapat berkontribusi pada dua aspek pen ng, yakni bersaing terutama menghadapi MEA 2015 ini. kelestarian lingkungan sebagai dampak dari ak vitas kewirausahaan dan ketersediaan bahan baku (bahan Apa yang Harus Dilakukan? mentah) kegiatan kewirausahaan. Dalam mengatasi masalah di atas sekaligus menginisiasi Sudah seharusnya kegiatan kewirausahaan (bisnis) dak kegiatan sustainable entrepreneurship, kita perlu membenahi hanya mengejar keuntungan semata dengan mengabaikan persoalan mendasar kegiatan bisnis (kewirausahaan) di permasalahan (degradasi) lingkungan dan ngkat Indonesia. Sudah saatnya kurikulum mengenai kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan sustainable kewirausahaan dijadikan kurikulum utama dan dapat diambil entrepreneursip, diharapkan ak vitas bisnis mampu oleh seluruh mahasiswa. Tujuannya adalah mengenalkan menyeimbangkan antara kepen ngan ekonomi/bisnis kegiatan kewirausahaan sebagai kegiatan yang dapat dengan kepen ngan sosial dan lingkungan. memberikan keuntungan (jika dijalankan dengan kesungguhan), membuka lapangan pekerjaan, dan Dr. phil. Aknolt Kris