1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai Gerakan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai gerakan berbasis Islam banyak dan mudah ditemui di Indonesia. Beberapa memang lahir dan berkembang di Indonesia, sementara sebagian yang lain merupakan gerakan Islam trans nasional yang menyebar sampai ke Indonesia. Berbagai gerakan tersebut ada yang berbentuk organisasi, komunitas atau gerakan tanpa bentuk. Sebut saja misalnya Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Tafsir Al Quran (MTA), Front Pembela Islam (FPI) merupakan organisasi Islam yang lahir dan berkembang di Indonesia. Meskipun harus juga diakui keempat organisasi ini sebenarnya memiliki hubungan secara tidak langsung dengan komunitas, gerakan ataupun organisasi Islam di luar negeri, terutama wilayah Timur Tengah. Sementara gerakan Islam transnasional yang ada di Indonesia diantaranya seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Tarbiyah, Salafy, dan Jamaah Tabligh (JT). Hizbut Tahrir Indonesia, sebagaimana di negara-negara lain, hadir di Indonesia dengan memproklamirkan diri sebagai organisasi politik. Tarbiyah, sebagai kepanjangan tangan gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir, mempertahankan karakter sebagai gerakan Islam tanpa bentuk. Namun, sebagaimana Ikhwanul Muslimin di Mesir, Tarbiyah kemudian menjelma menjadi organisasi sosial politik. Sementara Salafy dan Jamaah Tabligh berkembang di Indonesia tetap dengan karakter sebagai gerakan Islam tanpa bentuk. Sebagai suatu gerakan berbasis agama tentu saja menjadi keniscayaan bahwa mereka menyebarkan ajaran dan keyakinan mereka kepada masyarakat. Aktivitas demikian dalam Islam biasa dikenal dengan istilah dakwah. Dakwah yang mereka lakukan dapat menggunakan berbagai metode atau strategi sesuai dengan pemahaman dan visi mereka masing-masing, seperti: kajian umum, tabligh akbar, bakti sosial, media massa, media sosial dan sebagainya. Dakwah dapat dimaknai sebagai konsekuensi bagi para penganutnya yang meyakini bahwa ajaran mereka adalah benar. Meyakini bahwa ajaran mereka bisa mewujudkan kondisi kehidupan beragama yang seharusnya. Dari keyakinan ini kemudian mendorong timbulnya kepedulian sosial, yaitu agar orang lain juga mengikuti 1 2 ajaran tersebut sehingga mampu mewujudkan kehidupan beragama yang benar. Dakwah juga lebih menjamin eksistensi suatu ajaran agama. Semakin kuat dakwah yang dilakukan maka semakin luas penganutnya sehingga lebih menjamin eksistensi ajaran agama tersebut. Setiap gerakan Islam memiliki kecenderungan dalam berdakwah. Dalam beberapa hal bahkan kecenderungan tersebut sampai menjadi karakter dari gerakan- gerakan Islam. Muhammadiyah misalnya, organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam modern dibandingkan dengan NU yang dianggap tradisional. Dalam menjalankan misi dakwahnya, Muhammadiyah menggunakan strategi dengan mendirikan institusi- institusi pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi. Muhammadiyah juga dikenal banyak mendirikan rumah sakit. Sementara NU terkenal memiliki banyak pondok pesantren. Beberapa tahun terakhir NU juga terlihat mulai mendirikan sejumlah perguruan tinggi. MTA menjalankan dakwahnya dengan membangun gedung di daerah-daerah sebagai tempat menyelenggarakan kajian atau majelis taklim. Strategi ini membuat MTA cenderung lebih diterima di banyak daerah dibandingkan dengan membangun masjid baru. Berbeda dengan Muhammadiyah, NU dan MTA, FPI dikenal masyarakat terutama melalui aksi sweeping. Aksi tersebut dilakukan sebagai wujud mengamalkan perintah nahi munkar (memerangi kemungkaran). Gerakan Salafy terkenal dengan Laskar Jihad Ahlus Sunah Wal Jama’ah (ASWJ). Laskar ini dibentuk Ja’far Umar Tholib untuk membantu umat Islam dalam perang di Ambon dan Maluku. Sebagi pusat gerakan Salafy adalah di Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah, Sleman, Yogyakarta. Namun gerakan ini sekarang telah dibubarkan oleh pemimpinnya sendiri, Ja’far Umar Tholib. Gerakan Tarbiyah merupakan kepanjangan tangan gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir. Dalam menjalankan dakwahnya, Tarbiyah menempuh jalur politik yaitu dengan mendirikan Partai Keadilan (PK) yang kemudian pada tahun 1999 berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sebagaimana Muhammadiyah, Tarbiyah juga mendirikan sejumlah institusi pendidikan berbasis Islam. Tarbiyah juga mendirikan lembaga ekonomi, yaitu Bank Muamalat. Juga mendirikan beberapa lembaga sosial kemasyarakatan. Namun lembaga-lembaga tersebut dibentuk secara otonom, tanpa ada hubungan struktural dengan gerakan Tarbiyah atau PKS. Sehingga yang tampak oleh 3 masyarakat, lembaga-lembaga tersebut masing-masing berdiri sendiri tanpa ada hubungan koordinatif dengan yang lain. Meskipun masing-masing gerakan Islam membawa karakternya sendiri dalam berdakwah sehingga membedakan dengan gerakan Islam lainnya, namun ada kesamaan yang bisa ditarik. Peneliti melihat, dakwah berupa ceramah, mengadakan kajian atau tabligh akbar menjadi metode yang populer dalam menyebarkan keyakinan dan ajaran mereka. Metode ini dinilai efektif untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai kaedah-kaedah agama. Sehingga target dari metode ini adalah pada level kognitif. Dengan pengetahuan yang diperoleh tersebut, diharapkan bisa menuntun masyarakat untuk menjalankan agamanya secara lebih baik dan benar. Kesamaan berikutnya yang tampak dari dakwah gerakan Islam yaitu memanfaatkan media massa sebagai sarana dakwah. Karakter media massa yang mampu menyebarkan informasi secara luas dan serempak, menjadi alasan yang rasional. Melalui media massa maka dakwah yang mereka lakukan bisa diterima masyarakat lebih luas dan efektif. Mereka tidak perlu menyelenggarakan ceramah, kajian atau tabligh akbar sampai ke daerah-daerah. Cukup diselenggarakan di satu tempat kemudian disiarkan oleh media, maka masyarakat yang jauh dari wilayah tersebut bisa mengikuti saat itu juga. Rasionalisasi ini yang kemudian menjadikan media massa sebagai pilihan strategis dalam berdakwah. Bahkan banyak juga di antara gerakan Islam yang memiliki media massa sendiri dan dikelola cukup serius. Media massa yang dimaksud meliputi media cetak, elektronik dan online. Muhammadiyah secara berkala menerbitkan majalah bulanan dengan nama Suara Muhammadiyah, juga mendirikan stasiun televisi TVMU dan televisi lokal ADITV dan memiliki situs resmi Persyarikatan Muhammadiyah (www.muhammadiyah.or.id). NU memiliki situs resmi NU Online (www.nu.or.id). MTA menerbitkan media cetak bulanan RESPON untuk umum dan Al Mar’ah khusus untuk wanita. MTA juga mendirikan MTA TV dan radio MTA FM serta mengelola situs resmi www.mta-online.com. FPI memiliki situs web dengan alamat www.fpi.or.id. HTI menerbitkan majalah dengan nama Al Wa’ie dan memiliki situs resmi www.hizbut-tahrir.or.id. Salafy yang terkelompok dalam beberapa konsentrasi menerbitkan majalah seperti As Sunnah dan Asy Syariah serta memiliki situs resmi dengan alamat www.salafy.or.id dan www.salafyoon.net. Sementara gerakan Tarbiyah 4 yang menjelma menjadi organisasi baru yaitu Partai Keadilan (PK) dan berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sampai sekarang, tidak ditemui mendirikan media komunitas. Namun ada beberapa media di Indonesia yang terlihat jelas memiliki afiliasi terhadap gerakan Tarbiyah ataupun PKS, seperti majalah Sabili dan SAKSI. Berbeda dengan gerakan-gerakan Islam yang telah disebutkan, Jamaah Tabligh memiliki metode yang unik dalam berdakwah. Para karkun1 atau pekerja dakwah mendatangi rumah-rumah di sekitar masjid tempat tinggal mereka, mengajak untuk sholat berjamaah atau mendengarkan ceramah di masjid. Aktivitas ini biasa mereka sebut dengan istilah jaulah. Mereka juga mendatangi orang yang sedang duduk-duduk di pinggir jalan, berbicara sebentar tentang pentingnya iman dan taqwa kemudian diajak datang ke masjid. Tidak jarang juga mereka mendatangi kumpulan orang-orang yang sedang mabuk atau main judi. Duduk bersama mereka, membicarakan masalah agama, diajak taat pada agama tanpa ada pemaksaan apalagi kekerasan fisik. Meskipun sehari-hari para pekerja dakwah berinteraksi secara wajar dengan masyarakat di sekitarnya, pada saat jaulah mereka hanya menemui dan mengajak laki- laki, terutama yang sudah dewasa. Aktivitas ini mereka lakukan biasanya sepekan sekali pada waktu sore menjelang atau setelah maghrib. Pada saat jaulah, para pekerja dakwah biasanya membatasi diri hanya membicarakan topik-topik seputar agama. Lebih khusus lagi topik agama yang mereka bicarakan adalah seputar iman, yaitu keyakinan pada Tuhan, dan amal sholeh atau ibadah. Saat melakukan jaulah, para pekerja dakwah menghindari pembicaraan seputar politik praktis, keburukan orang lain atau masyarakat, sumbangan atau pangkat seseorang, dan perbedaan pendapat seputar agama atau biasa disebut khilafiyah. Para pekerja dakwah melakukan dakwah tidak hanya di daerah tempat tinggal mereka. Secara rutin mereka pergi meninggalkan keluarga dan pekerjaan untuk berdakwah ke daerah lain. Daerah yang menjadi tujuan mereka kadang hanya kampung yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Tapi tidak jarang mereka pergi berdakwah sampai ke luar kota, propinsi atau bahkan negara lain. Kegiatan ini mereka lakukan selama 3 hari tiap bulan, 40 hari tiap satu tahun dan 4 bulan dalam seumur hidup. Aktivitas ini biasa mereka sebut dengan istilah khuruj fii sabilillah (keluar di jalan Allah) atau biasa disebut khuruj saja. 1 Karkun merupakan sebutan bagi orang-orang yang mengikuti gerakan dakwah dan tabligh dalam bahasa Urdu. Di Indonesia istilah karkun sering dialih-bahasakan dengan istilah “pekerja dakwah”. 5 Selama khuruj mereka tinggal di dalam masjid di tempat yang mereka datangi kemudian melakukan aktivitas dakwah kepada penduduk di daerah tersebut.