1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai Gerakan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai Gerakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai gerakan berbasis Islam banyak dan mudah ditemui di Indonesia. Beberapa memang lahir dan berkembang di Indonesia, sementara sebagian yang lain merupakan gerakan Islam trans nasional yang menyebar sampai ke Indonesia. Berbagai gerakan tersebut ada yang berbentuk organisasi, komunitas atau gerakan tanpa bentuk. Sebut saja misalnya Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Tafsir Al Quran (MTA), Front Pembela Islam (FPI) merupakan organisasi Islam yang lahir dan berkembang di Indonesia. Meskipun harus juga diakui keempat organisasi ini sebenarnya memiliki hubungan secara tidak langsung dengan komunitas, gerakan ataupun organisasi Islam di luar negeri, terutama wilayah Timur Tengah. Sementara gerakan Islam transnasional yang ada di Indonesia diantaranya seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Tarbiyah, Salafy, dan Jamaah Tabligh (JT). Hizbut Tahrir Indonesia, sebagaimana di negara-negara lain, hadir di Indonesia dengan memproklamirkan diri sebagai organisasi politik. Tarbiyah, sebagai kepanjangan tangan gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir, mempertahankan karakter sebagai gerakan Islam tanpa bentuk. Namun, sebagaimana Ikhwanul Muslimin di Mesir, Tarbiyah kemudian menjelma menjadi organisasi sosial politik. Sementara Salafy dan Jamaah Tabligh berkembang di Indonesia tetap dengan karakter sebagai gerakan Islam tanpa bentuk. Sebagai suatu gerakan berbasis agama tentu saja menjadi keniscayaan bahwa mereka menyebarkan ajaran dan keyakinan mereka kepada masyarakat. Aktivitas demikian dalam Islam biasa dikenal dengan istilah dakwah. Dakwah yang mereka lakukan dapat menggunakan berbagai metode atau strategi sesuai dengan pemahaman dan visi mereka masing-masing, seperti: kajian umum, tabligh akbar, bakti sosial, media massa, media sosial dan sebagainya. Dakwah dapat dimaknai sebagai konsekuensi bagi para penganutnya yang meyakini bahwa ajaran mereka adalah benar. Meyakini bahwa ajaran mereka bisa mewujudkan kondisi kehidupan beragama yang seharusnya. Dari keyakinan ini kemudian mendorong timbulnya kepedulian sosial, yaitu agar orang lain juga mengikuti 1 2 ajaran tersebut sehingga mampu mewujudkan kehidupan beragama yang benar. Dakwah juga lebih menjamin eksistensi suatu ajaran agama. Semakin kuat dakwah yang dilakukan maka semakin luas penganutnya sehingga lebih menjamin eksistensi ajaran agama tersebut. Setiap gerakan Islam memiliki kecenderungan dalam berdakwah. Dalam beberapa hal bahkan kecenderungan tersebut sampai menjadi karakter dari gerakan- gerakan Islam. Muhammadiyah misalnya, organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam modern dibandingkan dengan NU yang dianggap tradisional. Dalam menjalankan misi dakwahnya, Muhammadiyah menggunakan strategi dengan mendirikan institusi- institusi pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi. Muhammadiyah juga dikenal banyak mendirikan rumah sakit. Sementara NU terkenal memiliki banyak pondok pesantren. Beberapa tahun terakhir NU juga terlihat mulai mendirikan sejumlah perguruan tinggi. MTA menjalankan dakwahnya dengan membangun gedung di daerah-daerah sebagai tempat menyelenggarakan kajian atau majelis taklim. Strategi ini membuat MTA cenderung lebih diterima di banyak daerah dibandingkan dengan membangun masjid baru. Berbeda dengan Muhammadiyah, NU dan MTA, FPI dikenal masyarakat terutama melalui aksi sweeping. Aksi tersebut dilakukan sebagai wujud mengamalkan perintah nahi munkar (memerangi kemungkaran). Gerakan Salafy terkenal dengan Laskar Jihad Ahlus Sunah Wal Jama’ah (ASWJ). Laskar ini dibentuk Ja’far Umar Tholib untuk membantu umat Islam dalam perang di Ambon dan Maluku. Sebagi pusat gerakan Salafy adalah di Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah, Sleman, Yogyakarta. Namun gerakan ini sekarang telah dibubarkan oleh pemimpinnya sendiri, Ja’far Umar Tholib. Gerakan Tarbiyah merupakan kepanjangan tangan gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir. Dalam menjalankan dakwahnya, Tarbiyah menempuh jalur politik yaitu dengan mendirikan Partai Keadilan (PK) yang kemudian pada tahun 1999 berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sebagaimana Muhammadiyah, Tarbiyah juga mendirikan sejumlah institusi pendidikan berbasis Islam. Tarbiyah juga mendirikan lembaga ekonomi, yaitu Bank Muamalat. Juga mendirikan beberapa lembaga sosial kemasyarakatan. Namun lembaga-lembaga tersebut dibentuk secara otonom, tanpa ada hubungan struktural dengan gerakan Tarbiyah atau PKS. Sehingga yang tampak oleh 3 masyarakat, lembaga-lembaga tersebut masing-masing berdiri sendiri tanpa ada hubungan koordinatif dengan yang lain. Meskipun masing-masing gerakan Islam membawa karakternya sendiri dalam berdakwah sehingga membedakan dengan gerakan Islam lainnya, namun ada kesamaan yang bisa ditarik. Peneliti melihat, dakwah berupa ceramah, mengadakan kajian atau tabligh akbar menjadi metode yang populer dalam menyebarkan keyakinan dan ajaran mereka. Metode ini dinilai efektif untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai kaedah-kaedah agama. Sehingga target dari metode ini adalah pada level kognitif. Dengan pengetahuan yang diperoleh tersebut, diharapkan bisa menuntun masyarakat untuk menjalankan agamanya secara lebih baik dan benar. Kesamaan berikutnya yang tampak dari dakwah gerakan Islam yaitu memanfaatkan media massa sebagai sarana dakwah. Karakter media massa yang mampu menyebarkan informasi secara luas dan serempak, menjadi alasan yang rasional. Melalui media massa maka dakwah yang mereka lakukan bisa diterima masyarakat lebih luas dan efektif. Mereka tidak perlu menyelenggarakan ceramah, kajian atau tabligh akbar sampai ke daerah-daerah. Cukup diselenggarakan di satu tempat kemudian disiarkan oleh media, maka masyarakat yang jauh dari wilayah tersebut bisa mengikuti saat itu juga. Rasionalisasi ini yang kemudian menjadikan media massa sebagai pilihan strategis dalam berdakwah. Bahkan banyak juga di antara gerakan Islam yang memiliki media massa sendiri dan dikelola cukup serius. Media massa yang dimaksud meliputi media cetak, elektronik dan online. Muhammadiyah secara berkala menerbitkan majalah bulanan dengan nama Suara Muhammadiyah, juga mendirikan stasiun televisi TVMU dan televisi lokal ADITV dan memiliki situs resmi Persyarikatan Muhammadiyah (www.muhammadiyah.or.id). NU memiliki situs resmi NU Online (www.nu.or.id). MTA menerbitkan media cetak bulanan RESPON untuk umum dan Al Mar’ah khusus untuk wanita. MTA juga mendirikan MTA TV dan radio MTA FM serta mengelola situs resmi www.mta-online.com. FPI memiliki situs web dengan alamat www.fpi.or.id. HTI menerbitkan majalah dengan nama Al Wa’ie dan memiliki situs resmi www.hizbut-tahrir.or.id. Salafy yang terkelompok dalam beberapa konsentrasi menerbitkan majalah seperti As Sunnah dan Asy Syariah serta memiliki situs resmi dengan alamat www.salafy.or.id dan www.salafyoon.net. Sementara gerakan Tarbiyah 4 yang menjelma menjadi organisasi baru yaitu Partai Keadilan (PK) dan berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sampai sekarang, tidak ditemui mendirikan media komunitas. Namun ada beberapa media di Indonesia yang terlihat jelas memiliki afiliasi terhadap gerakan Tarbiyah ataupun PKS, seperti majalah Sabili dan SAKSI. Berbeda dengan gerakan-gerakan Islam yang telah disebutkan, Jamaah Tabligh memiliki metode yang unik dalam berdakwah. Para karkun1 atau pekerja dakwah mendatangi rumah-rumah di sekitar masjid tempat tinggal mereka, mengajak untuk sholat berjamaah atau mendengarkan ceramah di masjid. Aktivitas ini biasa mereka sebut dengan istilah jaulah. Mereka juga mendatangi orang yang sedang duduk-duduk di pinggir jalan, berbicara sebentar tentang pentingnya iman dan taqwa kemudian diajak datang ke masjid. Tidak jarang juga mereka mendatangi kumpulan orang-orang yang sedang mabuk atau main judi. Duduk bersama mereka, membicarakan masalah agama, diajak taat pada agama tanpa ada pemaksaan apalagi kekerasan fisik. Meskipun sehari-hari para pekerja dakwah berinteraksi secara wajar dengan masyarakat di sekitarnya, pada saat jaulah mereka hanya menemui dan mengajak laki- laki, terutama yang sudah dewasa. Aktivitas ini mereka lakukan biasanya sepekan sekali pada waktu sore menjelang atau setelah maghrib. Pada saat jaulah, para pekerja dakwah biasanya membatasi diri hanya membicarakan topik-topik seputar agama. Lebih khusus lagi topik agama yang mereka bicarakan adalah seputar iman, yaitu keyakinan pada Tuhan, dan amal sholeh atau ibadah. Saat melakukan jaulah, para pekerja dakwah menghindari pembicaraan seputar politik praktis, keburukan orang lain atau masyarakat, sumbangan atau pangkat seseorang, dan perbedaan pendapat seputar agama atau biasa disebut khilafiyah. Para pekerja dakwah melakukan dakwah tidak hanya di daerah tempat tinggal mereka. Secara rutin mereka pergi meninggalkan keluarga dan pekerjaan untuk berdakwah ke daerah lain. Daerah yang menjadi tujuan mereka kadang hanya kampung yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Tapi tidak jarang mereka pergi berdakwah sampai ke luar kota, propinsi atau bahkan negara lain. Kegiatan ini mereka lakukan selama 3 hari tiap bulan, 40 hari tiap satu tahun dan 4 bulan dalam seumur hidup. Aktivitas ini biasa mereka sebut dengan istilah khuruj fii sabilillah (keluar di jalan Allah) atau biasa disebut khuruj saja. 1 Karkun merupakan sebutan bagi orang-orang yang mengikuti gerakan dakwah dan tabligh dalam bahasa Urdu. Di Indonesia istilah karkun sering dialih-bahasakan dengan istilah “pekerja dakwah”. 5 Selama khuruj mereka tinggal di dalam masjid di tempat yang mereka datangi kemudian melakukan aktivitas dakwah kepada penduduk di daerah tersebut.
Recommended publications
  • The Populism of Islamist Preachers in Indonesia's 2019 Presidential
    The Populism of Islamist Preachers in Indonesia’s 2019 Presidential Election Yuka Kayane University of Tsukuba Populism without leadership? he literature on populism in Asian countries over the past two decades has generally featured charismatic and often autocratic leaders, as notably demonstrated elsewhere by the rise (and fall) of Thaksin Shinawatra due to his vehement rhetoric that antago- Tnized political elites in Bangkok, Rodrigo Duterte’s brutal and lawless war on drugs, and the continuous electoral success of Narendra Modi’s Hindu nationalist government, which prop- agates a divisive rhetoric that alienates Muslim minorities.1 Those analyses and media com- mentaries have highlighted personalistic leaders’ political strategies for seeking or exercising governmental power based on direct, unmediated, un-institutionalized support from large numbers of mostly unorganized followers.2 While the aforementioned top-down populism with powerful leadership has often attracted significant attention, recent studies have shown that there are varieties of other forms of populist mobilization; some take bottom-up forms of social movement, while others have both personalist leadership and social movement.3 In addition, its characteristics substantially depend on local context, such as the ideological bases that are most appealing to the specific society, the figures best positioned to succeed in gaining acceptance as a representative of the people, and how antagonistic oppositions are constructed. The term ‘populism’ was widely used during the 2014 Indonesian presidential election, in which both candidates––Joko Widodo (Jokowi) and Prabowo Subianto––leveraged the 1 Joshua Kurlantzick,“Southeast Asia’s Populism is Different but Also Dangerous,” Council on Foreign Relations, November 1, 2018, https://www.cfr.org/in-brief/​south​east-asias​-popul​ism-diffe​rent-also-dange​ rous, accessed December 12, 2019.
    [Show full text]
  • Pesan Dakwah Persuasif Ustadz Abdullah Gymnastiar Di
    CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Digital Library of UIN Sunan Ampel PESAN DAKWAH PERSUASIF USTADZ ABDULLAH GYMNASTIAR DI KANAL YOUTUBE : KAJIAN AL-HIKAM TENTANG CARA TERBAIK MENYIKAPI PERSOALAN HIDUP SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Merengkuh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Di Bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam Toyiz Zaman NIM:B71214024 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019 M/1440 H i ABSTRAK Toyiz Zaman : B71214024 | Pesan Dakwah Persuasif Ustadz Abdullah Gymnastiar Di Kanal Youtube : Kajian Al-Hikam Tentang Cara Terbaik Menyikapi Persoalan Hidup Kata Kunci : Pesan Dakwah, Persuasif, Menyikapi Persoalan Hidup Pada prinsipnya dakwah ialah mengajak ke jalan Tuhan dengan sifat dan sikap yang santun dan dengan cara yang hikmah. Apalagi konteksnya adalah pada masyarakat yang plural, pada titik inilah dakwah dituntut untuk menjadi cahaya atau pioner dalam mendeskontruksi budaya-budaya yang keras, urakan, dan menyimpang dari kebenaran. Oleh karenanya perlulah dakwah yang persuasif, memahami dan bukan mencaci, mengedepankan rasa dan psikologis mad’u, bukan kepentingan pribadi. Inilah yang diperankan Aa Gym dalam melaksanakan aktivitas dakwahnya secara persuasif. Dia menekankan pada aspek kajian hati dalam kebanyakan ceramahnya, bahasa yang ringan, serta komunikatif adalah bagian dari kelebihan beliau dalam berdakwah, sehingga berbagai kalangan pun dapat dengan mudah menyimak setiap kajiannya.Selain dakwah dari mimbar ke mimbar, dari pesanteren ke pesantren akun youtube Aa Gym Official juga menjadi partnernya dalam berdakwah. Berkaitan dengan pembahasan diatas rumusan daripada konteks permasalahan yang ingin digali adalah : Apa Pesan Dakwah Persuasif Ustadz Abdullah Gymnastiar Di Kanal Youtube Tentang Cara Terbaik Menyikapi Persoalan Hidup? Pada penlitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan kajian analisis wacana model Teun A.
    [Show full text]
  • PENGARUH PESAN DAKWAH USTAZ ABDUL SOMAD TERHADAP PEMAHAMAN KEAGAMAAN JAMAAH PENGAJIAN DI KOTA PEKANBARU Oleh : Dira Putri Deza Pembimbing : Dr
    PENGARUH PESAN DAKWAH USTAZ ABDUL SOMAD TERHADAP PEMAHAMAN KEAGAMAAN JAMAAH PENGAJIAN DI KOTA PEKANBARU Oleh : Dira Putri Deza Pembimbing : Dr. Anuar Rasyid, S.Sos, M.Si Jurusan Ilmu komunikasi – Konsentrasi Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. HR.Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 Telp/Fax 0761-63272 Abstract This research was motivated by the presence of a phenomenal preacher until 2019, Ustaz Abdul Somad. Ustaz Abdul Somad, or who is usually better known as UAS, is very popular in all circles, be it parents, teenagers and even children with an interesting method of delivering da'wah and always makes people want to listen. In addition, the material of the da'wah message delivered by Ustaz Abdul Somad is the entire teachings of Islam in the Qur'an and the Sunnah of the Apostles. This study aims to analyze the influence of Ustaz Abdul Somad's preaching message on the religious understanding of recitation worshipers in Pekanbaru City and to determine the effect of Ustaz Abdul Somad's preaching message on religious understanding of recitation worshipers in Pekanbaru. The theory used in this research is stimulus response theory. This study examines the message of preaching as independent (X) and religious understanding as the dependent variable (Y). The research method used in this research is quantitative descriptive. The research method used in this research is quantitative descriptive. Data collection using questionnaires, observation and documentation. The population in this study are people who have attended Ustaz Abdul Somad's study in Pekanbaru City whose exact numbers are unknown.
    [Show full text]
  • Analisis Hermeneutika Gaya Komunikasi Dai Di Kota Medan
    ANALISIS HERMENEUTIKA GAYA KOMUNIKASI DAI DI KOTA MEDAN Oleh Yan Oriza Yan oriza [email protected] ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Analisis Hermeneutika Gaya Komunikasi Dai di Kota Medan”. Penelitian kualitatif dengan paradigma interpretif. Pendekatan yang digunakan adalah analisis hermeneutika Gadamer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses komunikasi yang dilakukan dai dalam berceramah dan untuk mengetahui teknik komunikasi yang dilakukan dai dalam menyampaikan pesan ceramah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Hermeneutika Gadamer, teori Gaya Komunikasi dan teori Retorika Dakwah. Informan dalam penelitian ini sebanyak tiga orang dai. Teknik pengumpulan data dilakukan adalah dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi, dan untuk teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses komunikasi ceramah tiap dai memiliki perbedaan, gaya berkomunikasi dai menitik beratkan pada penggunaan gaya bahasa yang disesuaikan tipe pendengarnya, penyampaian cerita atau kisah-kisah, humor, bahasa sehari-hari serta simbol artifak merupakan cara untuk menarik perhatian pendengar agar tertarik dengan isi ceramah. Teknik komunikasi yang dilakukan menggunakan teknik komunikasi persuasif sesuai dengan tujuan dari dakwah itu sendiri. Kata Kunci: Hermeneutik, Dai, Gaya Komunikasi 494 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 4, Desember 2018, hlm 495 PENDAHULUAN sehingga idenya mudah ditangkap dan dapat menyederhanakan masalah yang 1.1 Latar Belakang Masalah rumit dalam Islam, Prof. H Syahrin Dakwah yang biasanya dilakukan Harahap (waspadamedan.com 7 Juli ketika acara sukuran, wiritan atau 2011). Setiap ceramahnya selalu dibanjiri pengajian di masjid dan di rumah, kini banyak jamaah, begitu juga kaset rekaman berkembang ke dunia pertelevisian dengan ceramahnya banyak dikoleksi masyarakt. pendengar yang semakin bertambah. Dai sejuta umat begitulah label yang Berbagai golongan usia banyak yang melekat padanya.
    [Show full text]
  • The Da'i (Muslim Preachers) and So- Cial Change Challenges: a Study Of
    Jurnal AFKARUNA Vol. 16 No. 1 Juni 2020 The Da’i (Muslim Preachers) And So- cial Change Challenges: A Study Of Da’i Professionalism In Dumai, Riau DOI 10.18196/AIIJIS.2020.0113.58-81 TONI HARTONO1, MASDUKI2, IMRON ROSIDI3, PIPIR ROMADI4 Faculty of Da’wah and Communication,UIN Sultan Syarif Kasim Riau1,2,3,4 Correspondence Email: [email protected] ABSTRACT The development of information technology is one of the causes of social changes that occur and currently shows the complexity of the problems faced by people and preachers. This requires professional preachers to be able to become agents of change. This was then re- sponded to by the PMD in Dumai. This article examines the preacher’s professionalism in the dynamics of social change in the Dumai Muballigh (Muslim Preacher Association/ PMD). This study does not focus on whether the efforts done by the PMD to improve the professionalism of Muslim preachers in Dumai are successful or not. This article focuses on efforts done by the PMD to improve their professionalism. In preaching, the development of preaching resources is emphasized in various aspects such as material, mental, skills, knowledge, and psychic. This article used observation and interviews to collect data. The results showed that the effort to create professional preachers in the PMD is doing human resource development through mudhakarah (discussion on Islamic Issues) and preaching guidance to strengthen science and skills, training and use of IT (Information Technology) as a form of transformation, conducting preaching certification as an effort to assess and qualify the quality of preachers’ abilities, improving education levels through further education cooperation agreements among preachers and companies, universities and government, and the development of contemporary preaching material through the study of books, and hadith.
    [Show full text]
  • Ulama Aceh Dalam Melahirkan Human Resource Di Aceh
    ULAMA ACEH DALAM MELAHIRKAN HUMAN RESOURCE DI ACEH ULAMA ACEH DALAM MELAHIRKAN HUMAN RESOURCE DI ACEH Tim penulis: Muhammad Thalal, Fauzi Saleh, Jabbar Sabil, Kalam Daud, Samsul Bahri, Ismail Muhammad, Mulyadi Nurdin, Ayyub AR, Fuad Ramly, Firdaus M. Yunus, Ismail, Nab Bahany AS, Anton Widyanto, Hardiansyah, Ikhram M. Amin, Imran Muhammad, Jamaluddin Thayyib, Syamsuar Basyariah, Ruslan Editor: Muliadi Kurdi PERPUSTAKAAN NASIONAL: KATALOG DALAM TERBITAN (KDT) ULAMA ACEH DALAM MELAHIRKAN HUMAN RESOURCE DI ACEH Edisi pertama, Cet. 1 tahun 2010 Yayasan Aceh Mandiri, Banda Aceh, 2010 xvi + 294 hlm, 16 x 24 cm ISBN 978-602-95838-8-5 HAK CIPTA PADA PENULIS Hak cipta dilindungi undang-undang Cetakan pertama, Nopember 2009 Tim penulis: Muhammad Thalal, Fauzi Saleh, Jabbar Sabil, Kalam Daud, Samsul Bahri, Ismail Muhammad, Mulyadi Nurdin, Ayyub AR, Fuad Ramly, Firdaus M. Yunus, Ismail, Nab Bahany As, Anton Widyanto, Hardiansyah, Ikhram M. Amin, Imran Muhammad, Syamsuar Basyariah, Jamaluddin Thayyib, Ruslan Editor: Muliadi Kurdi Disain sampul dan tataletak: Jabbar Sabil Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Yayasan Aceh Mandiri 2010 M/1431 H Sambutan Ketua Komisi A DPR Aceh Puji dan syukur kita panjatkan kehadhirat Allah Swt., v yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga kepada kita. Shalawat dan salam semoga tercurahkan ke pangkuan junjungan ‘alam Nabi Besar Muhammad saw., sahabat dan keluarga beliau sekalian. Dalam Alquran surat al-‘Alaq Allah Swt., menjelaskan bahwa Dia mengajarkan manusia dengan qalam. Artinya qalam secara simbolik memilik makna bahwa pentingnya tulisan, uraian dan karangan yang menyingkap hukum dan hikmah. Qalam pernah mengantarkan umat Islam ke alam kemajuan dan keemasan (golden age).
    [Show full text]
  • Hizbut Tahrir Indonesia and the Idea of Restoring Islamic Caliphate1
    HIZBUT TAHRIR INDONESIA AND THE IDEA OF RESTORING ISLAMIC CALIPHATE1 Indriana Kartini Indonesian Institute of Sciences E-mail: [email protected] Diterima: 8-9-2014 Direvisi: 9-2-2015 Disetujui: 20-3-2015 ABSTRAK Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merupakan salah satu cabang dari organisasi internasional, Hizbut Tahrir. HTI menyebarkan agendanya dengan menekankan pada kewajiban bagi Muslim untuk menciptakan kembali kekhalifahan Islam mengingat HTI meyakini bahwa hal itu merupakan jalan utama untuk mengagungkan Islam sebagai kekuatan dominan. Studi ini berargumen bahwa keinginan HTI untuk menciptakan kembali kekhalifahan Islam bertentangan dengan ide negara kebangsaan di Indonesia. Dasar kerangka teori studi ini adalah bagian dari dimensi ‘politik-agama’ dalam hubungan antarbangsa. Studi ini menggunakan analisis historis untuk memahami perdebatan antara ide sistem khalifah dan negara bangsa dengan menganalisis ide HTI mengenai pembentukan kembali khilafah Islam. Analisis menunjukkan bahwa ketegangan antara HTI dengan elemen lain dalam masyarakat Indonesia berkaitan dengan pengaturan negara melambangkan kompetisi yang berkelanjutan antara kelompok Islamis dan nasionalis. Kata Kunci: Khilafah Islam, negara bangsa, Hizbut Tahrir Indonesia ABSTRACT The Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) is a branch of international Islamic organization, Hizbut Tahrir. HTI pro- pagates its agenda by emphasizing that it is an obligation for Muslims to restore the Islamic caliphate since HTI believes that it is the ultimate way to glorify Islam as a dominant power. This study will argue that HTI’s desire to restore the Islamic caliphate conflicts with the idea of nation state in Indonesia. The basic theoretical framework in this study is part of the ‘politico-religious’ dimension of world affairs. This study undertakes the historical analysis to understand the debate between the idea of Islamic caliphate and the idea of nation state by analyzing HTI’s idea to restore the Islamic caliphate.
    [Show full text]
  • Nahdhatul Ulama: from Traditionalist to Modernist Anzar Abdullah
    Nahdhatul Ulama: from traditionalist to modernist Anzar Abdullah, Muhammad Hasbi & Harifuddin Halim Universitas Islam Makassar Universitas Bosowa (UNIBOS) Makassar [email protected] Abstract This article is aimed to discuss the change shades of thought in Nahdhatul Ulama (NU) organization, from traditionalist to modernist. This is a literature study on thought that develop within related to NU bodies with Islamic cosmopolitanism discourse for interact and absorb of various element manifestation cultural and insight scientist as a part from discourse of modernism. This study put any number figures of NU as subject. The results of the study show that elements thought from figure of NU, like Gusdur which includes effort eliminate ethnicity, strength plurality culture, inclusive, liberal, heterogeneity politics, and life eclectic religion, has been trigger for the birth of the modernism of thought in the body of NU. It caused change of religious thought from textual to contextual, born in freedom of thinking atmosphere. Keywords: Nahdhatul Ulama, traditionalist, modernist, thought, organization Introduction The dynamic of Islamic thought that continues to develop within the NU organization in the present context, it is difficult to say that NU is still traditional, especially in the area of religious thought. This can be seen in the concept of inclusivism, cosmopolitanism, and even liberalism developed by NU figures such as Abdurrahman Wahid, Achmad Siddiq, and some young NU figures, such as Ulil Absar Abdalla. This shows a manifestation of modern thought. Critical thinking as a feature of modernism seems to have become the consumption of NU activists today. Therefore, a new term emerged among those called "re- interpretation of ahlussunah-waljamaah" and the re-interpretation of the concept of "bermazhab" or sect.
    [Show full text]
  • Proses Produksi Pada Program Tabligh Akbar “Damai Indonesiaku” Di Tv One
    PROSES PRODUKSI PADA PROGRAM TABLIGH AKBAR “DAMAI INDONESIAKU” DI TV ONE Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Disusun Oleh: Nur Rohman Wahid NIM: 09210096 Pembimbing : Khadiq, S.Ag., M.Hum. NIP: 19700125 199903 1 001 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA 2014 ii iii iv PERSEMBAHAN Dengan penuh rasa hormat Skripsi ini penulis persembahkan untuk : a) Keluarga besarku di rumah terimakasih atas do’a yang selalu terucap disetiap do’a-do’a yang telah dipanjatkan. b) Ayahanda tercinta H.M. Sukarno terimakasih atas pengorbanan, jerih payah, cucuran keringat demi mencari nafkah untuk aku anaknya agar bisa kuliah. c) Ibunda terkasih Sri Nuzuliyati yang telah tulus mencintaiku, merawatku hingga aku dewasa aku berhutang budi kepadamu. d) Adik-adiku tercinta Nurul Maghfiroh, Muhammad Khoirunnasruddin, Nihayatul Husna, Munawarotuz zuhriyah yang selalu berbagi suka dan duka kepada penulis sehingga penulis selalu semangat dalam hal apapun. e) Yang terkasih Yuwanitasari yang selalu setia menemani disaat suka dan duka, dukungan motivasi yang selalu menguatkan penulis. f) Kepada teman-teman pengurus Yayasan Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Yogyakarta yang selalu setia memberikan motivasi dan menghibur dikala penulis butuhkan g) Kampus tercinta UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, disini aku belajar menata kehidupan. v MOTTO “ Kita tidak pernah tahu sedikitpun tentang sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang, Tetapi kita berhak menentukan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang” “ Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran ” (QS.Al-Ashr ayat 1-3) vi KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah selalu terlimpah kehadirat Allah SWT, yang menguasai dan merajai semesta alam.
    [Show full text]
  • Upacara Sedekah Laut Perspektif Hukum Islam Studi Kasus Perbandingan Wilayah Di Pandeglang Provinsi Banten Dan Banyuwangi Provinsijawa Timur
    UPACARA SEDEKAH LAUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS PERBANDINGAN WILAYAH DI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN DAN BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Disusun oleh: Fatimatu Hurin Ain Nim: 11150430000049 PRODI PERBANDINGAN MADZHAB FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 i ii iii Abstrak FATIMATU HURIN AIN. NIM 1150430000049. UPACARA SEDEKAH LAUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM STUDI KASUS PERBANDINGAN WILAYAH DI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN DAN BANYUWANGI PROVINSIJAWA TIMUR. Program Studi Perbandingan Madzhab, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1441 H/ 2019 M. Tradisi upacara sedekah laut sudah muncul dari sebelum Islam datang ke Indonesia. Saat itu masyarakat Indonesia masih beragama Hindu-Budha dan menganut paham animisme dan dinamisme. Hingga saat ini tradisi upacara sedekah laut masih dilaksanakan dan dalam praktiknya terdapat unsur-unsur kesyirikan dengan menyajikan berbagai sesajen dan kepala kerbau untuk di larung ke laut sebagai bentuk permohonan kepada penguasa laut agar terhindar dari marabahaya serta berharap hasil tangkapan ikan melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan praktik dan hukum pelaksanaan upacara sedekah laut di wilayah Pandeglang provinsi Banten dan Banyuwangi provinsi Jawa Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan. Untuk mendapatkan data terkait hukum tradisi upacara sedekah laut di wilayah Pandeglang provinsi Banten dan Banyuwangi provinsi Jawa Timur. Selain itu penelitian ini termasuk penelitian kualitatif karena dalam penelitian ini mendeskripsikan fakta secara menyeluruh melalui pengumpulan data di lapangan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam menyikapi tradisi budaya masyarakat para ulama menggunakan strategi kebudayaan dalam mendakwahkan Islam.
    [Show full text]
  • Rekap Acara Bupati
    REKAP ACARA BUPATI HARI / TEMPAT JAM YANG NO ASAL SURAT ACARA CP KET TANGGAL MENGHADIRI 1 Rabu, 6 Jan 1 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Rukam Pauh Manis Nag.Koto 13.00 Alfa Edison 2016 Dalam Kec.Pd.Sago DPRD diwakilkan 2 Kamis,7 1 DPRD Kab.Solok Selatan HUT Kab.Solok Selatan ke - 12 Ruang Rapat DPRD Solok Selatan 09.00 Januari 2016 Tahun 2016 diwakilkan 2 DPRD Kab.Pasaman Barat HUT Kab.Pasaman Barat ke - 12 Gedung DPRD Kab.Pasaman Barat 10.00 diwakilkan Tahun 2016 3 Diskoperindag ESDM Rapat Koperasi Pegawai Negeri Ruang Rapat Sekda 10.00 (KPN) 4 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Mesjid Al Ikhlas Korong Pauh 13.00 diwakilkan Nagari Ketaping 3 Sabtu,9 1 Panitia Maulid Nabi Tabligh Akbar Maulid Nabi Komplek Pondok Pesantren Nurul 14.00 Januari 2016 Muhammad SAW Yaqin Ringan-ringan Pakandangan diwakilkan 4 Minggu,10 1 PT.IBS Group Grand Opening PT.IBS Graup Jl.Merdeka No.54 Duku Batang Anai 10.00 diwakilkan Januari 2016 5 Selasa, 12 Jan 1 Bag.Organisasi Evaluasi Kinerja PTT & Swakelola Hall IKK Paritmalintang 08.00 2016 Jumat, 15 Jan 1 Kodim Pariaman Penanaman Padi Serentak Kr.Kp.Rimbo Nag.Padang 09.15 2016 Bintungan Kec.Nan Sabaris 1 Sabtu, 16 Jan 1 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Ponpes Imam Gazali Lb.Aur 09.00 2016 Nag.Anduring Kec.2x11 Kayu Tanam 2 Minggu, 17 1 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Masjid Raya Kr.Talao Mundam 13.00 Januari 2016 Nag.Ketaping Kec.Bt.Anai 1 Rabu, 20 Jan 1 DPRD Kab.Pd.Pariaman Rapat Penetapan Peresmian Ruang Rapat Pimpinan DPRD 09.00 2016 Pasar Sungai Geringging
    [Show full text]
  • Youth, Mosques and Islamic Activism: Islamic Source Books in University-Based Halaqah1
    Youth, Mosques and Islamic Activism: Islamic Source Books in University-based Halaqah1 Hilman Latief* Abstract This paper discusses the emergent religious enthusiasm among young Indone- sian Muslims, with special reference to the university-based halaqah activists in Yogyakarta. Halaqah is a growing phenomenon of socio-religious expression amongst university students. Within the Islamic movement, it has had a new and powerful influence on Indonesian Muslim youth cultures. It provides a sys- tem within which young Muslims seeking a new personal or collective social identity can cultivate their religious orientation and thirst for knowledge. The regional spread of halaqah seems to correspond to the rapidly increasing number of publishers producing the halaqah reference materials that the movement desires, and making them readily available in the market. This paper aims to provide a comprehensive account of the religious, political, and cultural orien- tations of halaqah members by examining the reading materials circulating within halaqah. It argues that campus-based mosques are controlled by two kinds of halaqah, namely Salafi halaqah and Tarbiyah halaqah. The findings also show that Indonesia’s two mainstream moderate-traditionalist and reformist Islamic movements, Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama, are less favored by university-based halaqah activists. This is partly because, although both these Indonesian mass organizations are faith-based civil society associations, they both overlook campus-based mosques in their main da‘wa agenda. Keywords Youth, halaqah, Tarbiyah, Islamic activism, and student organizations. * Hilman Latief is a lecturer at the Muhammadiyah University of Yogyakarta and currently a PhD Candidate at Ultrecht University. 6 4 Introduction ncreasing intellectual transformation in the Muslim world has accel Ierated the spread of social, religious and political ideologies.
    [Show full text]