Laporan Penelitian Perbandingan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Laporan Penelitian Perbandingan Penelitian Dosen LAPORAN PENELITIAN PERBANDINGAN ORNAMEN DAN NILAI-NILAI KARAKTER CERITA PAÑCATANTRA PADA RELIEF CANDI MENDUT DAN CANDI SOJIWAN Oleh: WALUYO NIDN 2828027601 Dibiayai dari: Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten Nomor: SP DIPA-025-08.2.506600/2018, Tanggal 5 Desember 2016, AKUN 5106.007.001.051.A.521233 PROGRAM STUDI KEPENYULUHAN JURUSAN DHARMADUTA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA JULI, 2018 Penelitian Dosen LAPORAN PENELITIAN PERBANDINGAN ORNAMEN DAN NILAI-NILAI KARAKTER CERITA PAÑCATANTRA PADA RELIEF CANDI MENDUT DAN CANDI SOJIWAN Oleh: WALUYO NIDN 2828027601 Dibiayai dari: Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten Nomor: SP DIPA-025-08.2.506600/2018, Tanggal 5 Desember 2016, AKUN 5106.007.001.051.A.521233 PROGRAM STUDI KEPENYULUHAN JURUSAN DHARMADUTA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA JULI, 2018 i PENGESAHAN 1. Judul Penelitian Perbandingan Omamen dan Nilai-Nilai Karuktr,r Cerita Paircttantra pada Relief Candi Mendut dan Candi Sojiwan 2. Bidang Penelitian Arkeologi pada Situs Keagamaan 3. Peneliti a. Nama tengkap Waluyo, M.Pd. b. Jenis Kelamin Laki-L-aki c. PangkaVGolonganNIP Penata Tingkat I / IIId / 197 60228200901 1007 d. Jabatan Fungsional Leklor e. Jabatan Struktural Kepala P3M STABN Sriwijaya f. Jurusan Dharmaduta g Program Studi Kepenyuluhan 4- Alamat a. AlamatKantor/E-mail Jalan Edutown, BSD City, Serpong Tangerang / stabn. [email protected] b. Alamat Rusunami Modemland, Blue Tower, Rumah,/Telp./E-mail Unit BJ{3-JJ, Jalan Hartono Raya, Kota Modem, Tangerang 5. Lokasi Penelitian Candi Mendut, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang dan Candi SojiwarL Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. 6. Lama Penelitian Lima Bulan 7. Biaya yang Diperlukan a. Sumber dari DIPA Rpl0 000.000,00 b. Sumber lain Mengetahui, Tangerang, Juli 2018 Ketua Jurusan Dharmaduta Peneliti, A'*-' .H., S.Ag.,M.H. Waluyo,M.Pd. 5022008011023 NtP 19760228200901 1007 Menyetujui, Kepala Pengabdian kepada Masyarakat, 11 M.Pd- 22820090fiO07 lt PRAKATA Penelitian bidang arkeologi pada situs keagamaan merupakan hal baru bagi peneliti yang menarik untuk dilakukan. Peneliti melakukan analisis relief pañcatantra yang terpahat pada Candi Mendut dan Candi Sojiwan. Penelitian ini sendiri menjadi sarana proses pembelajaran bagi peneliti dalam menelaah dan mengkaji objek material pada kedua candi dengan menyelami metodologi yang sesuai. Berkat kekuatan karma baik dan berbagai macam kondisi pendukung yang saling mempengaruhi, akhirnya penelitian berjudul “Perbandingan Ornamen dan Nilai-Nilai Karakter Cerita Pañcatantra pada Relief Candi Mendut dan Candi Sojiwan” telah selesai dilaksanakan dan dibuat laporan hasilnya. Penelitian ini merupakan hasil kinerja dosen di bidang penelitian yang diusahakan dengan kesungguhan dan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kompetensi dalam memenuhi tri dharma perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan biaya dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran STABN Sriwijaya melalui Surat Keputusan Ketua Nomor 025 Tahun 2018 tentang Penelitian Dosen Semester Genap. Penelitian ini dapat terlaksana karena berbagai bantuan, kerja sama, dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti berterima kasih kepada: 1. Bapak Sapardi, S.Ag., M.Hum., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten. 2. Bapak Warsito, S.H., S.Ag., M.H., selaku Ketua Program Studi Kepenyuluhan Jurusan Dharmaduta STABN Sriwijaya. iii 3. Komite Penilaian, yang telah menelaah dan memberi masukan berharga pada penelitian ini, mulai dari seminar proposal hingga seminar hasil penelitian. 4. Pengelola Candi Mendut dan Candi Sojiwan yang memberikan kemudahan dan kesempatan kepada peneliti untuk mengambil dokumen foto. 5. Bapak Juwanto, S.Pd., selaku asisten lapangan dalam pengambilan dokumen foto, sekaligus yang telah bekerja keras untuk mengedit foto dokumen data penelitian. 6. Bhante Santacitto yang telah memberikan informasi mengenai detail cerita relief di Candi Mendut. 7. Bhante Sri Pannyavaro Mahathera yang telah menjadi proofreader terutama pada bagian pembahasan untuk memberikan legitimasi, keakuratan, dan ketepatan analisis, baik dari sisi pengetahuan arkeologi situs keagamaan maupun pemaknaan mendalam terhadap objek. 8. Para dosen dan mahasiswa yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi partners sharing knowledge pada berbagai kesempatan dalam suasana akademis yang terus terbangun. Penelitian ini tentu saja jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran peneliti harapkan untuk perbaikan pada proses penelitian di masa mendatang. Peneliti berharap, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca, terutama yang memiliki perhatian besar terhadap situs keagamaan yang memiliki banyak makna mendalam sebagai sumber belajar pendidikan karakter. Semoga semua makhluk, hidup berbahagia. Tangerang, Juli 2018 Waluyo iv ABSTRAK Waluyo. 2018. Perbandingan Ornamen dan Nilai-Nilai Karakter Cerita Pañcatantra pada Relief Candi Mendut dan Candi Sojiwan. Penelitian Dosen. Tangerang: STABN Sriwijaya. Penelitian ini didasarkan pada cerita bertema pañcatantra di Candi Mendut dan Candi Sojiwan yang mengandung nilai moral luhur dalam membentuk karakter seseorang, namun belum dimanfaatkan secara optimal, serta belum adanya penjabaran komprehensif persamaan dan perbedaannya pada kedua candi, baik pada ornamen dan analisis reliefnya maupun karakter yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan ornamen dan nilai- nilai karakter cerita pañcatantra yang terdapat di Candi Mendut dan Candi Sojiwan. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan metode penelitian arkeologi yang mendasarkan pada analisis ikonografi. Relief bertema pañcatantra dilakukan analisis ikonografi dari segi narasi, bentuk, morfologi, teknologi, dan kontekstual. Data bersumber dari Candi Mendut dan Candi Sojiwan yang terpahat banyak relief bertema pañcatantra yang mengandung nilai-nilai karakter dalam pedoman hidup bijaksana (the wise conduct of life). Keabsahan data didukung dengan peningkatan ketekunan, diskusi dengan sejawat dan ahli, triangulasi, di samping proses dependability, transferability, dan confirmability. Analisis data menggunakan analisis relief sebagai bagian dari analisis ikonografi yang diperdalam dengan analisis model Spradley yang terdiri dari analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) relief cerita fabel bertema pañcatantra yang terpahat pada Candi Mendut dan Candi Sojiwan yaitu “Garuda dan Penyu”, “Buaya dan Kera”, “Gajah dan Tikus Pengerat”, “Kepiting dan Bangau”, “Burung Berkepala Dua”, dan “Serigala dan Lembu”; sedangkan cerita yang terdapat pada Candi Mendut tetapi tidak terdapat pada Candi Sojiwan yaitu “Ular dan Luwak”, “Penyu dan Angsa”, “Seekor Kera”, “Brahmana, Ular, dan Kepiting”, “Rusa, Macan, dan Kera”, “Ular dan Manusia Terbang”, “Kera Pemarah”, “Macan, Kera, dan Kambing”, “Dua Rusa”, dan “Kucing dan Tiga Tikus”; (b) persamaan ornamen relief pañcatantra pada Candi Mendut dan Candi Sojiwan mengambil bentuk monoscenic narratives, namun terdapat pula bentuk continuous narratives pada Candi Mendut; di mana sebagian besar berbentuk empat persegi panjang, di samping ada juga bentuk segitiga dan tak beraturan pada Candi Mendut; sedangkan pada analisis morfologi figur yang dipahatkan sebagian besar naturalis, kecuali pada Candi Sojiwan ditemukan tidak naturalis berupa garuda, hiasan kerang, dan kinnara; ukuran relief pada Candi Mendut bervariasi sesuai dengan bidang yang ada, sedangkan pada Candi Sojiwan berukuran sama pada semua relief; di mana pada kedua candi memiliki ukuran figur tokoh sentral secara proporsional terletak pada tengah panil yang diapit oleh hiasan flora dan atau fauna; dari segi teknologi, kedua candi termasuk pada kategori haut relief (relief tinggi) dengan ciri terpahat pada batu keras, mendalam, dan lebih naturalis; analisis kontekstual kedua candi berbeda atas ditemukannya gana unik dan spesifik berupa gajah, singa, dan manusia menunggang singa di Candi Sojiwan; di samping persamaannya yaitu terdapat makara dan gana dengan v karakter yang sedikit berbeda; (c) nilai-nilai karakter cerita pañcatantra sebagai niti-shastra yang dapat dipakai sebagai the wise conduct of life pada Candi Mendut dan Candi Sojiwan yang bernilai positif yaitu tanggung jawab, strategi, pengorbanan, pertolongan, kebersamaan, suka cita, usaha keras, kerja bertahap, belas kasih, balas budi, kebijaksanaan, persahabatan, saling menolong, persaudaraan, kecerdikan, berterima kasih, pemahaman sebab akibat, kesetiaan, kejujuran, kesabaran, tepat waktu, perjuangan, kewaspadaan, empati, dan siap menghadapi tantangan; sedangkan nilai-nilai negatif yang muncul di antaranya permusuhan, tipu daya, balas dendam, lupa diri, kesombongan, keras kepala, serakah, rakus, rencana jahat, pembunuhan, tipu muslihat, kebodohan, kekalahan, suka mengejek, kemarahan, mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin, bersama dalam kejahatan, kepura-puraan, keinginan lebih, iri hati, keinginan salah, dan menyia-nyiakan kesempatan. Kata kunci: Candi Mendut, Candi Sojiwan, pañcatantra, ornamen, relief. vi ABSTRACT Waluyo. 2018. Comparison of Ornament and Character Values of Pañcatantra Story on Relief of Mendut Temple and Sojiwan Temple. Lecturer Research. Tangerang: STABN Sriwijaya. This research is based on pañcatantra themed stories in Mendut Temple and Sojiwan Temple which contain noble moral values in
Recommended publications
  • Concise Ancient History of Indonesia.Pdf
    CONCISE ANCIENT HISTORY OF INDONESIA CONCISE ANCIENT HISTORY O F INDONESIA BY SATYAWATI SULEIMAN THE ARCHAEOLOGICAL FOUNDATION JAKARTA Copyright by The Archaeological Foundation ]or The National Archaeological Institute 1974 Sponsored by The Ford Foundation Printed by Djambatan — Jakarta Percetakan Endang CONTENTS Preface • • VI I. The Prehistory of Indonesia 1 Early man ; The Foodgathering Stage or Palaeolithic ; The Developed Stage of Foodgathering or Epi-Palaeo- lithic ; The Foodproducing Stage or Neolithic ; The Stage of Craftsmanship or The Early Metal Stage. II. The first contacts with Hinduism and Buddhism 10 III. The first inscriptions 14 IV. Sumatra — The rise of Srivijaya 16 V. Sanjayas and Shailendras 19 VI. Shailendras in Sumatra • •.. 23 VII. Java from 860 A.D. to the 12th century • • 27 VIII. Singhasari • • 30 IX. Majapahit 33 X. The Nusantara : The other islands 38 West Java ; Bali ; Sumatra ; Kalimantan. Bibliography 52 V PREFACE This book is intended to serve as a framework for the ancient history of Indonesia in a concise form. Published for the first time more than a decade ago as a booklet in a modest cyclostyled shape by the Cultural Department of the Indonesian Embassy in India, it has been revised several times in Jakarta in the same form to keep up to date with new discoveries and current theories. Since it seemed to have filled a need felt by foreigners as well as Indonesians to obtain an elementary knowledge of Indonesia's past, it has been thought wise to publish it now in a printed form with the aim to reach a larger public than before.
    [Show full text]
  • Plataran Borobudur Encounter
    PLATARAN BOROBUDUR ENCOUNTER ABOUT THE DESTINATION Plataran Borobudur Resort & Spa is located within the vicinity of ‘Kedu Plain’, also known as Progo River Valley or ‘The Garden of Java’. This fertile volcanic plain that lies between Mount Sumbing and Mount Sundoro to the west, and Mount Merbabu and Mount Merapi to the east has played a significant role in Central Javanese history due to the great number of religious and cultural archaeological sites, including the Borobudur. With an abundance of natural beauty, ranging from volcanoes to rivers, and cultural sites, Plataran Borobudur stands as a perfect base camp for nature, adventure, cultural, and spiritual journey. BOROBUDUR Steps away from the resort, one can witness one the of the world’s largest Buddhist temples - Borobudur. Based on the archeological evidence, Borobudur was constructed in the 9th century and abandoned following the 14th-century decline of Hindu kingdoms in Java and the Javanese conversion to Islam. Worldwide knowledge of its existence was sparked in 1814 by Sir Thomas Stamford Raffles, then the British ruler of Java, who was advised of its location by native Indonesians. Borobudur has since been preserved through several restorations. The largest restoration project was undertaken between 1975 and 1982 by the Indonesian government and UNESCO, following which the monument was listed as a UNESCO World Heritage Site. Borobudur is one of Indonesia’s most iconic tourism destinations, reflecting the country’s rich cultural heritage and majestic history. BOROBUDUR FOLLOWS A remarkable experience that you can only encounter at Plataran Borobudur. Walk along the long corridor of our Patio Restaurants, from Patio Main Joglo to Patio Colonial Restaurant, to experience BOROBUDUR FOLLOWS - where the majestic Borobudur temple follows you at your center wherever you stand along this corridor.
    [Show full text]
  • KARAKTERISTIK BATIK CEPLOK ASTAPADA SOJIWAN PRAMBANAN KLATEN JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Bahasa Dan Seni Unive
    KARAKTERISTIK BATIK CEPLOK ASTAPADA SOJIWAN PRAMBANAN KLATEN JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan oleh Faoziah NIM 13207241041 PROGAM STUDI PENDIDIKAN KRIYA JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JUNI 2017 PERSETUJUA}I Skripsi yang bedudul Karakteristik Batik Ceplok Astapada Sojiwan Prambanan Klaten Jawa Tengah yang disusun oleh Faoziah, NIM 13207241041 talah diset{ui oleh pembimbing untuk dturiikan- YogyakartaT Juni 2017 Pembimbing Dr. I Ketut Sumrya, M.Sn. NrP 19581231198812001 PENGESAHAN Skripsi ymg berjri.dt;l KaraHeristik Batik Ceplok Astapado Sojiwon Prambanan Klaten Jauta Tengah irrr telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada 16 Juni 2017 dan dinyxakan lulus. DEWAITPENGUJI Nama Jabah Tmdmgan Tmggal ( Dr. I Ketut Smarya, M.Sn. Ketua Penguji Jutf 2017 Dn. Mardiyatmo, M.Pd. Sekertris Penguji t9 hmi20l7 Imadi,SPd.,M.A. PengujiUtama t$ Juni 2017 Yogyakarta,eoJuni 20 I 7 Fakultas Bahasa dan Seni 1,*) i Purbmi, M.A., 105241990012001 t PERI\IYATAAI\ Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama F aoziah Nim 13207241041 Program Studi Pendidikan Kdya Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta . , Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan penulisan karya ilmiah yanglazim. Apabila temyata terbukti pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung j awab saya. Yogyakarta, T Juni 2017 NrM 13207241041 KATAPENGANTAR Puii dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang atas berkat, rahmat, hidayah dan inayah-Nya akhimya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarj ana.
    [Show full text]
  • Study on the Vegetation Planning for Borobudur Area
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Repositori Institusi Kemendikbud Kajian Penataan Tanaman Kawasan Borobudur Study on the Vegetation Planning for Borobudur Area Hari Setyawan dan Bambang Kasatriyanto Balai Konservasi Borobudur [email protected] ABSTRAK Relief cerita pada Candi Borobudur dan Candi Mendut merupakan gambaran lingkungan Jawa Kuna abad VIII–X M. Komponen lingkungan yang digambarkan pada panel relief dan menarik untuk dikaji, salah satunya adalah penggambaran tanaman pada relief. Tanaman merupakan salah satu elemen penting untuk menunjang kehidupan manusia pada masa lalu khususnya pada masa perkembangan Hindhu/ Buddha periode Jawa Tengah. Indentifikasi tanaman dapat dilakukan dengan pengamatan langsung. Setelah tanaman dapat diidentifikasi jenisnya maka konteks pengambaran tanaman berperan penting dalam menentukan kondisi lingkungan dimana tanaman tersebut tumbuh. Apabila ditarik pada masa kini, maka indentifikasi tanaman dan klasifikasi konteks penggambaran tanaman dapat bermanfaat dalam pelestarian lanskap budaya Kawasan Strategis Nasional Borobudur. Kata Kunci: relief tanaman; jawa kuno; candi borobudur; candi mendut; tanaman; kawasan borobudur. ABSTRACT The relief story of Borobudur Temple and Mendut Temple is a depiction of the Old Javanese environment of the 8th-10th century CE. The environmental components depicted in the relief panels are interesting to study, one of which is the depiction of plants in relief. Plants are one of the important elements to support human life in the past, especially during the Hindu-Buddhist period of Central Java. Plants identification can be done by direct observation. After the plants can be identified, the context of plant propagation plays an important role in determining the environmental conditions in which the plants grow.
    [Show full text]
  • Candi Sojiwan Dalam Pemugaran
    Candi Sojiwan Dalam Pemugaran Masyhudi Keywords: restoration, conservation, temple, protection, heritage How to Cite: Masyhudi, nfn. (2005). Candi Sojiwan Dalam Pemugaran. Berkala Arkeologi, 25(1), 110–118. https://doi.org/10.30883/jba.v25i1.915 Berkala Arkeologi https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/ Volume 25 No. 1, 2005, 110-118 DOI: 10.30883/jba.v25i1.915 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. CANDI SOJIWAN DALAM PEMUGARAN Oleb Masybudi I. Pendabuluan Sebagaimana telah ditegaskan oleh Soekmono dalam disertasinya yang berjudul Candi Fungsi dan Pengertiannya, candi adalah bangunan suci tempat pemujaan dewa. Candi melambangkan mahameru, yaitu gunung yang menjadi pusat alam semesta. Bangunan candi yang biasanya terdiri atas tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap melambangkan tiga dunia, yaitu bhurloka, bhuwarloka, dan swarloka (Stutterheim, 1937: 245; Boechari, 1978: 13). Disebutkan dalam kitab Manasara-<;ilpa~astra -- kitab yang berisi aturan-aturan pembangunan kuil di India -- bahwa sebelum suatu bangunan kuil didirikan maka arsitek pendeta (sthapaka) dan arsitek perencana (sthapati) harus lebih dahulu menilai kondisi dan kemampuan lahan yang akan dijadikan tempat berdirinya bangunan suci tersebut (A chary a, 1993: 13-21; Kramrisch, 1946: 3-17; Mundardjito, 1993: 13). Kitab tersebut juga menerangkan bahwa lahan tempat berdirinya suatu bangunan kuil dinilai sangat tinggi, bahkan lebih penting dari bangunan suci itu sendiri (Mundardjito, 1993: 239). Peninggalan sejarah dan purbakala merupakan bukti otentik sebagai bentuk nyata yang menyimpan makna dan nilai-nilai luhur. Kini, sebagai bangsa yang sedang membangun sangat memerlukan hal tersebut sebagai sumber inspirasi untuk bertindak ke depan mencapai cita-cita bangsa. Oleh karenanya perlu upaya­ upaya pelestarian dan pemanfaatan terhadap peninggalan sejarah dan Dok.
    [Show full text]
  • Catazacke 20200425 Bd.Pdf
    Provenances Museum Deaccessions The National Museum of the Philippines The Herbert F. Johnson Museum of Art, Cornell University New York, USA The Monterey Museum of Art, USA The Abrons Arts Center, New York, USA Private Estate and Collection Provenances Justus Blank, Dutch East India Company Georg Weifert (1850-1937), Federal Bank of the Kingdom of Serbia, Croatia and Slovenia Sir William Roy Hodgson (1892-1958), Lieutenant Colonel, CMG, OBE Jerrold Schecter, The Wall Street Journal Anne Marie Wood (1931-2019), Warwickshire, United Kingdom Brian Lister (19262014), Widdington, United Kingdom Léonce Filatriau (*1875), France S. X. Constantinidi, London, United Kingdom James Henry Taylor, Royal Navy Sub-Lieutenant, HM Naval Base Tamar, Hong Kong Alexandre Iolas (19071987), Greece Anthony du Boulay, Honorary Adviser on Ceramics to the National Trust, United Kingdom, Chairman of the French Porcelain Society Robert Bob Mayer and Beatrice Buddy Cummings Mayer, The Museum of Contemporary Art (MCA), Chicago Leslie Gifford Kilborn (18951972), The University of Hong Kong Traudi and Peter Plesch, United Kingdom Reinhold Hofstätter, Vienna, Austria Sir Thomas Jackson (1841-1915), 1st Baronet, United Kingdom Richard Nathanson (d. 2018), United Kingdom Dr. W. D. Franz (1915-2005), North Rhine-Westphalia, Germany Josette and Théo Schulmann, Paris, France Neil Cole, Toronto, Canada Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald (19021982) Arthur Huc (1854-1932), La Dépêche du Midi, Toulouse, France Dame Eva Turner (18921990), DBE Sir Jeremy Lever KCMG, University
    [Show full text]
  • Lumbinī Prabhā 2563 B.E
    Lumbinī Prabhā 2563 B.E. Vol. 4 May, 2019 Advisory Board Prof. Dr. Hridaya Ratna Bajracharya Mr. Tilak Ram Acharya Dr. Manik Ratna Shakya Mr. Siddhishwar Man Shrestha Editor Fanindra Kumar Neupane Editorial Board Nir Bahadur Gurung Indra Prasad Kafl e Dr. Sharada Poudel Ven. Siri Vajira Dr. Deepak Prasad Acharya Dayaram Gautam Lumbini Buddhist University Central Campus Rupandehi, Lumbini, Nepal Tel.: (+ 977-71) 404077, 404071 Email: [email protected] Website: www.lbu.edu.np Back to Early Buddhism: A Look at South East Asia's Historical Exploration Tilak Ram Acharya Abstract Buddhism is considered to be the great philosophy of infl uence throughout the region when we look to the Buddhism in South-East Asia. Buddhism is believed to be the era or the span of the earliest Buddhism growth in the region. Buddhism begins primarily and originally from Southeast Asia and from South Asia. In the early days of Buddhism, trade and trade in goods are investigated and distributed. Contrary to numerous studies of the expansion of Islam and Christianity, there seems to have been little interest in expanding Buddhism, which represents the third largest religion in the world in terms of numbers. Keywords : Buddhism, great philosophy, infl uence throughout, era, span, earliest, growth, Asia, studies, expansion Background Reason of the expansion of Buddhism knock some questions recently. World’s two religious philosophies Islam and Christianity are in the race of spreading from all of their efforts. For instance, Muslims have and had a special tax (the jizzyah) laid down foe all non-Muslims, similarly Christians have different expanded organizations, which are working for the creating compression and luring to assume Christianity or their faith.
    [Show full text]
  • Sutras and Readings
    Zen Open Circle Sutras and Readings Zen Open Circle sutras derive from those of the Diamond Sangha in Honolulu. The English translations are those of Robert Aitken Roshi. The versions found here are from his book Encouraging Words. The translation of Taking Part in the Gathering is by John Tarrant Roshi and Joan Sutherland. Texts in (brackets) are unrecited translations or instructions. Zen Open Circle thanks the members of Adelaide Zen Group and Melbourne Zen Group for their help in preparation of this sutra book The sutras are sacred words. Please treat your sutra book with mindfulness and care. PURIFICATION (3 times) All the evil karma ever created by me since of old; On account of my beginningless greed, hatred, and ignorance; Born of my actions, speech and thought; I now confess openly and fully. VANDANA Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa I venerate the Sacred One, the Great Sage, the Truly Enlightened One. TI-SARANA Buddham saranam gacchami Dhammam saranam gacchami Sangham saranam gacchami I take refuge in the Buddha; I take refuge in the Dharma; I take refuge in the Sangha. 1 MAKA HANNYA HARAMITA SHIN GYO (Heart Sutra in Sino-Japanese) KAN JI ZAI BO SA GYO JIN HAN-NYA HA RA MI TA JI SHO KEN GO ON KAI KU DO IS-SAI KU YAKU SHA RI SHI SHIKI FU I KU KU FU I SHIKI SHIKI SOKU ZE KU KU SOKU ZE SHIKI JU SO GYO SHIKI YAKU BU NYO ZE SHA RI SHI ZE SHO HO KU SO FU SHO FU METSU FU KU FU JO FU ZO FU GEN ZE KO KU CHU MU SHIKI MU JU SO GYO SHIKI MU GEN-NI BI ZES-SHIN I MU SHIKI SHO KO MI SOKU HO MU GEN KAI NAI SHI MU I SHIKI KAI MU
    [Show full text]
  • Beginning: Truth
    Soto Zen Buddhism in Australia September 2020, Issue 81 BEGINNING: TRUTH WHAT KIND OF MEDITATION IS MONASTERY RELEVANT TO ARE YOU DOING? THE 21ST CENTURY? Ekai Korematsu Osho Shoken Winecoff Roshi THE POWER OF REFLECTION MAKA HANNYA HARAMITA SHINGYO Ekai Korematsu Osho Taiten Kaneta Roshi MYOJU IS A PUBLICATION OF JIKISHOAN ZEN BUDDHIST COMMUNITY INC Editorial Myoju ‘…when we want to disseminate the truth of the Buddhist Editor: Ekai Korematsu Osho patriarchs, it is not always necessary to select a particular Publications Committee: Jessica Cummins, Margaret place or wait for favourable circumstances. Shall we just Lynch, Robin Laurie, Sangetsu Carter, Shona Innes, Iris consider today to be the starting point?’ Dillow, Lachlan Macnish —Shobogenzo Bendowa Myoju Coordinator: Margaret Lynch Production: Lachlan Macnish Website Manager: Lee-Anne Armitage Welcome to the Spring 2020 edition of Myoju magazine. IBS Teaching Schedule: Shona Innes The theme of this issue is Beginning: Truth. The Tokozan- Jikishoan Calendar of Events: Shona Innes Jikishoan community, led by Ekai Osho, has recently Contributors: Ekai Korematsu Osho, Taiten Kaneta Roshi, completed its first three-month Ango or practice period Shoken Winecoff Roshi, Rev. Tosen Daigaku, Hannah online. For many years, an extended practice period has Forsyth, Peter Brammer, Karen Threlfall, Sangetsu been a central part of Ekai Osho’s vision for the community. Carter, Rev. Isshin Taylor, Margaret Lynch, Mark Shundo Now that dream has been realised. Denovan, John Bolton, Peter Watts, Mark Summers, Jinesh Wilmot, Charles, Nicola Bowery, Caleb Mortensen, With the coming of Spring, the community is in an interim Jessica Cummins practice period, preparing for the extended Home Learning Program which will commence with a two-week tanga/ Cover Image: Umpan in memory of Taiten Kaneta Roshi orientation period on 3 October and end on 17 December.
    [Show full text]
  • Lembaga Penelitian Pengaruh Unsur-Unsur Arsitektur Tradisional Cina Dalam Desain Candi
    LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS KATOLlK PARAHYANGAN KAJIAN PERKEMBANGAN DESAIN ARSITEKTUR CANDI DI JAWA PENGARUH UNSUR-UNSUR ARSITEKTUR TRADISIONAL CINA DALAM DESAIN CANDI JAWA. I'ENYlJSUN : RAHADHIAN PH BANDUNG, JUNI 2009 KATA f>ENGANTAR Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat berkah dan bimbingan-Nya penelitian ini dapat terselesaikan. Penelitian ini digunakan untuk menunjang studi doktmal yang sedang ditempuh. Penelitian ini berisi pembahasan Kajian Perkembangan Desain Arsitektur Candi di Jawa, Pengaruh Unsur-Unsur Arsitektur Tradisional Cina dalam Arsitektur Candi Jawa. Studi ini ditujukan untuk memahami dan mengetahui sejauh mana wujud pengaruh unsur arsitektur tradisional Cina terhadap bangunan sakral Hindu-Budha yakni Candi di Jawa berikut faktor-faktor yang mendasari dan melatarbelanginya, melalui studi kesejarahan. Hal ini berguna bagi pembelajaran, pemahaman, dan pengajaran keilmuan arsitektur yang bersumber pada aspek kesejarahan percandian di Jawa Penyusun berusaha menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya dalam waktu yang tersedia. Menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempuma, penyusun dengan senang hati menerima kritik dan saran. Penelitian ini merupakan titik awal untuk penelitian lebih lanjut dengan pengkajian yang lebih mandalam. Akhir kata, penyusun berharap penelitian ini dapat memberi sumbangan nyata bagi pendidikan arsitektur di Unpar pada khususnya dan pendidikan arsitektur di Indonesia pada umumnya. Wassalam. Ban dung, Juni 2009 Hormat saya, Rahadhian PH DAFTAR ISI HAL +
    [Show full text]
  • BEYOND THINKING a Guide to Zen Meditation
    ABOUT THE BOOK Spiritual practice is not some kind of striving to produce enlightenment, but an expression of the enlightenment already inherent in all things: Such is the Zen teaching of Dogen Zenji (1200–1253) whose profound writings have been studied and revered for more than seven hundred years, influencing practitioners far beyond his native Japan and the Soto school he is credited with founding. In focusing on Dogen’s most practical words of instruction and encouragement for Zen students, this new collection highlights the timelessness of his teaching and shows it to be as applicable to anyone today as it was in the great teacher’s own time. Selections include Dogen’s famous meditation instructions; his advice on the practice of zazen, or sitting meditation; guidelines for community life; and some of his most inspirational talks. Also included are a bibliography and an extensive glossary. DOGEN (1200–1253) is known as the founder of the Japanese Soto Zen sect. Sign up to learn more about our books and receive special offers from Shambhala Publications. Or visit us online to sign up at shambhala.com/eshambhala. Translators Reb Anderson Edward Brown Norman Fischer Blanche Hartman Taigen Dan Leighton Alan Senauke Kazuaki Tanahashi Katherine Thanas Mel Weitsman Dan Welch Michael Wenger Contributing Translator Philip Whalen BEYOND THINKING A Guide to Zen Meditation Zen Master Dogen Edited by Kazuaki Tanahashi Introduction by Norman Fischer SHAMBHALA Boston & London 2012 SHAMBHALA PUBLICATIONS, INC. Horticultural Hall 300 Massachusetts Avenue
    [Show full text]
  • Preliminary Damageandloss Assessment
    The 15th Meeting of The Consultative Group on Indonesia Jakarta, June 14, 2006 Preliminary Damage and Loss Assessment Yogyakarta and Central Java Natural Disaster A joint report of BAPPENAS, the Provincial and Local Governments of D.I. Yogyakarta, the Provincial and Local Governments of Central Java, and international partners, June 2006 MAGELANG (KOTA) BOYOLALI MAGELANG PURWOREJO SLEMAN KLATEN SUKOHARJO YOGYAKARTA (KOTA) KULON PROGO BANTUL WONOGIRI GUNUNG KIDUL The 15th Meeting of The Consultative Group on Indonesia Jakarta, June 14, 2006 Preliminary Damage and Loss Assessment Yogyakarta and Central Java Natural Disaster A Joint Report from BAPPENAS, the Provincial and Local Governments of D.I.Yogyakarta, the Provincial and Local Governments of Central Java, and international partners, June 2006 i FOREWORD The May 27, 2006 earthquake struck Yogyakarta and Central Java. Yogyakarta is a center for Javanese traditional arts and culture, the ancient temples of Borobudur and Prambanan, and is home to a royal family whose lineage goes back to the Mataram era in the 16th century. It is also a center of Indonesian higher education. Striking in the early morning hours, the earthquake took over 5,700 lives, injured between 40,000 and 60,000 more, and robbed hundreds of thousands of their homes and livelihoods. As if the devastation of the earthquake were not enough, the disaster may not be over. The increase in Mount Merapi’s volcanic activity, which began in March 2006, is producing lava flows, toxic gases, and clouds of ash, prompting the evacuation of tens of thousands of people. This report presents a preliminary assessment of the damage and losses caused by the earthquake.
    [Show full text]