Analisis Makna Ornamen Rumah Gadang Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ANALISIS MAKNA ORNAMEN RUMAH GADANG DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN Nurulfatmi Amzy Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI Jl. Nangka 58, Tanjung Barat (TB Simatupang) Jagakarsa, Jakarta Selatan [email protected] Abstrak Setiap ornamen pada benda pusaka dibuat bukan hanya untuk kepentingan estetis belaka, tapi juga untuk tujuan simbolis. Ada pesan yang ingin disampaikan lewat simbol-simbol yang ada pada ornamen tersebut. Sejumlah pesan juga terdapat pada ornamen Rumah Gadang, rumah tradisional suku Minangkabau. Dalam ornamen tersebut tertuang falsafah hidup adat Minangkabau, yaitu alam takambang jadi guru. Falsafah tersebut mendidik orang Minang untuk memperhatikan alam dengan baik karena alam menyimpan pelajaran hidup yang tiada batasnya. Dengan menggunakan metode hermeneutika, sebuah ornamen coba ditafsirkan maknanya. Kemudian, makna tersebut dianalisis dengan menggunakan teori Filsafat Pendidikan Progresivisme yang diusung oleh John Dewey. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menginformasikan bahwa ada kesamaan dari cara adat Minangkabau mendidik manusianya dengan tujuan Pendidikan Filsafat Progresivisme. Keduanya menitikberatkan pada pengalaman langsung sebagai sumber dari pengetahuan itu sendiri. Kata kunci : Ornamen, Minangkabau, Filsafat Pendidikan, Progresivisme, Pengalaman. Abstract Ornaments in any cultural heritage was made not just for aestethic purpose, but also for a symbolic order. There was a message that want to be delivered through the symbolization in it. A number of messages were concluded in Rumah Gadang’s ornaments, the traditional house of Minangkabau ethnic group. The ornaments tell us about the Minangkabau philosophy of life, alam takambang jadi guru. That philosophy have taught the Minangnese to put their attention into nature for it spreads unlimited knowledge. Through hermeneutics, the paper spots an ornament to investigate its meanings. Then, those meanings would be analysed with the perspective of Progressivism of the Philosophy of Education by John Dewey. The purpose of this paper is to inform that there is a similarity between the way Minangkabau Tradition teach the people and the aim of Progressivism of the Philosophy of Education. Both of them put the direct personal experience in the basis of education. Keywords : Ornament, Minangkabau, Philosophical Education, Progressivism, Experience. PENDAHULUAN Gadang, setiap detailnya diperhatikan dengan jeli. Pembagian ruang, kualitas Kebudayaan itu seperti jati diri bahan material dan tampilannya yang harus terus dijaga. Membiarkannya diperhatikan dengan baik. luput dimakan waktu sama saja mem- Lebih dari sekedar tempat tinggal, biarkan jiwa lepas dari tubuhnya tanpa Rumah Gadang hadir sebagai alat ada usaha berarti. Agar nilai-nilai dalam komunikasi antar masa. Layaknya sebuah kebudayaan tetap mengakar kuat, salah komunikasi, harus ada pesan yang ter- satu usaha yang bisa dilakukan adalah sampaikan lewat bahasa tersebut. meninggalkan benda pusaka atau yang Struktur, arsitektur dan ornamen pada biasa disebut dengan warisan budaya. Rumah Gadang merupakan salah satu Benda pusaka merupakan artefak atau sarana untuk memaksimalkan kebudayaan fisik yang di dalamnya komunikasi tersebut. Namun sekarang, terdapat manifestasi pemikiran dan nilai- banyak orang tidak paham dengan makna nilai sebuah kebudayaan. Pusaka tersebut yang ada di setiap detail rumah pusaka tidak hanya menjadi pengingat suatu itu. kebudayaan itu pernah ada, namun juga Dengan alasan itulah penulis sebagai bentuk komunikasi visual antara mencoba untuk menggali makna dibalik generasi terdahulu dengan generasi detail Rumah Gadang, agar didapatkan setelahnya. Sebuah penyampai pesan pengetahuan tentang pesan apa yang dengan tujuan untuk menjadi pedoman ingin disampaikan di dalamnya. Namun, bagi penerus kebudayaan. Penunjuk cara kali ini penulis hanya akan memfokuskan bagaimana bersikap yang baik terhadap pembicaraan kepada ornamennya saja. diri sendiri dan lingkungan. Jika dilihat secara kasat mata, Salah satu warisan budaya sarat maka mata kita akan langsung makna itu adalah Rumah Gadang, rumah menangkap sebuah pengetahuan bahwa bagonjong milik urang ranah minang ornamen Rumah Gadang terisnpirasi dari dari Sumatera Barat. Orang bilang, alam semesta. Terbukti dari motif yang membangun rumah sama saja artinya terukir di sana adalah motif berbentuk dengan membangun peradaban. Sukses dedaunan dan bebungaan. Orang Minang tidaknya seseorang dilihat dari keadaan memang sangat menghargai alam. Hidup dalam rumahnya dulu. Sehingga, banyak dengan alam artinya belajar dari alam. orang yang tidak mau sembarangan Dengan kata lain, mereka menjadikan dalam membangun rumahnya. Pem- alam sebagai sumber pengetahuan. Dan bangunan rumah tidak bisa disebut semua itu tertuang dalam sejumlah pekerjaan sambil lalu. Perlu pemikiran ornamen di dalamnya. yang matang agar rumah dapat terasa Berbicara mengenai sumber damai untuk ditinggali. Rumah adalah pengetahuan artinya kita bicara tentang implementasi dari cara manusia berpikir. landasan sebuah ilmu pengetahuan. Dan Dengan kata lain, rumah adalah itu termaktub dalam pandangan Filsafat representasi dari diri pribadi yang Pendidikan. Lewat tulisan ini, penulis meninggalinya. ingin menggali lebih dalam ornamen Dengan demikian, kita tahu yang terukir di dinding Rumah Gadang, bahwa perlu perencanaan yang matang untuk kemudian dilihat apakah memang untuk membangun sebuah rumah, ada kesesuaian antara prinsip hidup orang terlebih rumah pusaka yang akan Minang dalam berpengetahuan dengan diturunkan ke sejumlah generasi ajaran Filsafat Pendidikan. setelahnya. Dalam pembangunan Rumah Hermeneutika Sebagai Sebuah Metode Kedepannya, diharapkan bahwa apa yang Pemahaman penulis simpulkan nanti dapat menambah Untuk mendapatkan kesimpulan kasanah pengetahuan dalam ilmu budaya yang dapat dipertanggungjawabkan, dan juga ilmu pendidikan di negeri ini. penulis tidak mau sembarangan dalam mengkaji makna yang terdapat dalam PEMBAHASAN ornamen Rumah Gadang. Oleh karena itu, penulis menggunakan metode untuk Ornamen pada Rumah Gadang membahasnya, agar tetap pada jalur yang Ornamen berasal dari bahasa latin seharusnya. ornare yang artinya menghiasi. Menurut Metode yang penulis gunakan Gustami dalam Sunaryo (2009), ornamen adalah metode filsafat, yaitu adalah komponen produk seni yang Hermenuetika. Hermeneutika itu sendiri ditambahkan atau sengaja dibuat untuk berasal dari bahasa Yunani, yaitu tujuan sebagai hiasan. Jadi berdasarkan hermeneuein yang berarti “menafsirkan”. pengertian itu, ornamen merupakan pe- Maka kata benda hermeneuia secara nerapan hiasan pada suatu produk. Fungsi harfiah artinya “penafsiran” (Sumaryono, utama dari dari sebuah ornamen adalah 2016: 23). untuk memperindah benda produk atau Hans-Georg Gadamer mengata- barang yang dihias. Penambahan kan bahwa hermeneutika bukan persoalan ornamen pada sebuah produk umumnya metode, melainkan usaha untuk me- untuk membuatnya menjadi lebih mahami dan menginterpretasi sebuah menarik, dalam arti estetis, oleh karena teks. Hermeneutika merupakan bagian itu menjadi lebih bernilai. Yang demikian keseluruhan pengalaman mengenai itu berakibat meningkatnya penghargaan dunia. Hermenutika berhubungan dengan terhadap produk benda bersangkutan, suatu techne (ilmu tentang seni) tertentu baik secara spiritual maupun material dan berusaha kembali ke susunan tata (Sunaryo, 2009: 3). bahasa, aspek kata-kata retorik dan aspek Tujuan tersebut terlihat jelas dialektik sesuatu bahasa. Itulah mengapa implikasinya pada ornamen Rumah hermeneutika juga merupakan ilmu Gadang. Adanya ukiran-ukiran bermotif pengetahuan tentang segala yang pada dindingnya meningkatkan daya tarik universal yang mungkin untuk diajarkan rumah adat Sumatera Barat ini. Namun, (Sumaryono, 2016: 84). disamping tujuan estetisnya, tersingkap Menginterpretasikan adalah jalan pula sebuah tujuan lain yang ingin untuk memahami sesuatu. Setelah pe- dihadirkan pada ornamen tersebut. Ada mahaman itu ada, akan ada pengetahuan pesan yang tersimpan di setiap ornamen baru yang akan menambah khasanah ilmu yang terukir di dinding-dinding kayu itu. pengetahuan. Maka, mungkin sekali Pesan yang seharusnya ditangkap oleh untuk diajarkan. generasi sekarang ini untuk dijadikan Dengan menggunakan metode sebagai bahan perenungan. Ya, di tersebut, penulis akan mencoba untuk dalamnya ada prinsip-prinsip orang meninterpretasikan makna-makna dalam Minangkabau dalam menjalani hidup. ornamen yang terukir di dinding Rumah Hal tersebut sejalan dengan fungsi Gadang. Setelah makna ornamen tersebut ornamen yang selanjutnya, yaitu fungsi didaptkan, akan diketahui sebuah pe- simbolis. Fungsi simbolis ornamen pada mahaman baru mengenai hubungan umumnya dijumpai pada produk-produk antara pendidikan orang Minang dengan benda upacara atau benda-benda pusaka, pendidikan dalam kacamata Filsafat. mengikuti nilai estetisnya (Sunaryo, kemudian melalui proses abstraksi alam 2009: 5). pikirannya, lalu dipahatkan ke atas kayu Sebagai warisan budaya atau yang hendak diukir. benda pusaka dari sebuah kebudayaan, (https://ninkarch.files.wordpress.com/2008/11/ maka tidak heran mengapa banyak orang ars-nus-tgs-besar.pdf) berkata bahwa keelokan Rumah Gadang Motif abstrak tersebut terlihat di menyimpan banyak petuah atau pelajaran beberapa ornamen Rumah Gadang seperti hidup. Pelajaran tersebut tertuang dalam berikut; simbol-simbol yang hadir dalam ornamennya. Lewat ornamen tersebut, tertuang sebuah falsafah yang mendasari hidup orang Minangkabau, yaitu alam takambang