Ekspresi Cinta Dan Citra Religius Dalam Novel Atheis Karya Achdiat Kartamihardja
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
SELOKA 6 (2) (2017) Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka Ekspresi Cinta dan Citra Religius dalam Novel Atheis Karya Achdiat Kartamihardja Hildan Udayana1 dan Bambang Indiatmoko2 1 SMA Negeri 1 Doro, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah 2 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Abstrak ________________ ___________________________________________________________________ Sejarah Artikel: Ekspresi Cinta dan Citra religius menjadi sebuah kajian menarik dalam sebuah telaah novel, Diterima: didalamnya kita tidak hanya menemukan satu nilai saja, tetapi bermacam-macam nilai yang Maret 2017 disampaikan oleh pengarangnya. Melalui cerita dan tingkah laku para tokoh, pembaca dapat Disetujui: mengambil hikmah dari pesan-pesan cinta dan spiritual yang disampaikan. Fokus penelitian Juni 2017 ini adalah persepsi cinta dan citra religius. Sumber data dalam penelitian ini adalah kutipan Dipublikasikan: dan dialog dalam novel. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka, observasi dan Agustus 2017 catat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu metode yang bukan berdasarkan ________________ angka-angka tetapi kedalaman penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang dikaji secara Keywords: empiris terhadap novel Atheis. Hasil penelitian ini adalah (1) ekspresi cinta yang terdapat psikologi sastra, dalam novel Atheis adalah keintiman, gairah, komitmen, liking, infatuated love, romantic love, ekspresi cinta, kemesraan, kesucian cinta, saling memberi, saling membantu, perhatian dan saling citra religius melengkapi; (2) citra religius dalam Novel Atheis Karya Achdiat Kartamihardja terdiri dari ____________________ dimensi transenden, makna dan tujuan hidup, misi hidup, kesakralan hidup, nilai-nilai material, altruisme, idealisme, dan buah dari spiritual. Abstract ___________________________________________________________________ Expression of Love and religious imagery became an interesting study in a novel study, in this case we not only find a single value, but a variety of value delivered by the author. Through stories and behavior of the characters, the reader should be able to take lessons from the messages, there are about love and spiritual imagery. The focus of this study is the expressions of love and religious imagery. The data source is an excerpt of this research and dialogue in the novel. The data collection was done by using literature, observation, and record. This study uses a qualitative method, a method that is not based on the figures but the depth of the understanding of the interaction between concepts studied empirically to Atheis novel. From the results of the study concluded that (1) the perception of love contained in this novel is the intimacy, passion, commitment, liking, infatuated love, romantic love, romance, sanctity of love, take adn give, help each other, care and complementary; (2) the religious imagery in Atheis novel consists of the transcendent dimension, meanings and purpose of life, the mission of life, sanctity of life, material values, altruism, idealism, and the result of spiritualism. 2017 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: p-ISSN 2301-6744 Jl. Raya Sawangan-Doro RT.03/RW.01, e-ISSN 2502-4493 Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (51191) E-mail: [email protected] 218 Hildan Udayana dan Bambang Indiatmoko / SELOKA 6 (2) (2017) : 218 - 225 PENDAHULUAN sebuah karya sastra, sering ditampilkan berbagai watak dan perilaku yang terkait dengan Karya sastra merupakan hasil dari curahan pengalaman psikologis yang dialami oleh perasaan sentimental dan abstraksi dari sebuah manusia dalam kehidupan nyata melalui tokoh- semesta kejiwaan, baik melalui kesadaran tokohnya (Minderop, 2010). Psikologi sastra maupun alam bawah sadar untuk memahami memberikan perhatian pada masalah yang kehidupan manusia. Dalam merefleksikan berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh- fenomena kejiwaan tersebut, terdapat indikasi tokoh yang fiksional yang terkandung dalam merekam gejolak-gejolak batin sebelum direkam sastra (Tampang, 2013). Aspek-aspek dalam suatu karya sastra. Gejolak batin hadir kemanusiaan inilah yang merupakan objek pada tingkah laku tokoh didalam suatu karya utama psikologi sastra sebab semata-mata dalam sastra, kemudian direkam dalam sebuah struktur diri manusia itulah aspek kejiwaan dicangkokkan narasi sebagai sebuah fenomena sosial yang dan diinvestasikan. Hal ini tidak terlepas dari mengandung unsur seni kreatif dengan pandangan dualisme yang menyatakan bahwa menggunakan bahasa sebagai medium manusia pada dasarnya terdiri atas jiwa dan raga. utamanya. Melalui penggunaan bahasa inilah Psikologi sastra juga merupakan studi proses lahir sebuah karya yang tercipta dari akal, kreatif dan menelaah tentang tipe, hukum-hukum pemikiran, dan imajinasi manusia, yang psikologi yang diterapkan pada karya sastra. memberikan hiburan dan disampaikan dengan Sejalan dengan itu, psikologi sastra juga bahasa yang unik, indah dan artistik serta mempelajari dampak sastra bagi para pembaca. mendukung nilai-nilai kehidupan, cinta dan Oleh karena itu, kajian psikologi sastra dapat ajaran moral sehingga mampu menggugah membantu peneliti dalam meninjau karya sastra pengalaman, kesadaran moral, spiritual dan agar menjajaki pola-pola yang belum terjamah emosional pembaca. Fenomena yang diangkat sebelumnya sehingga hasilnya merupakan dalam karya sastra meliputi hampir segala aspek kebenaran yang mempunyai nilai-nilai artistik kehidupan yang dialami oleh masyarakat (Akbar, yang dapat menambah koherensi dan 2013). Karya sastra menampilkan realitas kompleksitas karya sastra tersebut (Saraswati, kehidupan manusia agar manusia 2014), di samping pentingnya wawasan mengidentifikasikan dirinya dalam menciptakan pengarang dalam pskologi penting artinya dalam kehidupan yang lebih bermakna, selain itu juga membangun karakter tokoh rekaannya (Wulan, menggambarkan dan membahas kehidupan 2013). dengan segala macam pikiran manusia, meliputi Ekspresi Cinta lahir sebagai sebuah realitas masalah manusia, kehidupannya dengan segala kehidupan, kehadirannya menjadikan sebuah perasaan, pikiran dan pandangan kehidupan gairah sekaligus permasalahan sebagaimana ketika sastra tersebut dilahirkan (Fahmi, 2015). kehidupan itu sendiri. Cinta adalah berbagai Karya sastra tidak lahir dalam situasi kosong perasaan yang berbeda, pernyataan, dan sikap budaya (S.Wulandari, 2014). Karya sastra yang berkisar dari kasih sayang (Wattimena, berfungsi untuk menginventarisasikan sejumlah 2014). Hal tersebut dapat merujuk pada emosi besar kejadian-kejadian yang telah dari daya tarik yang kuat dan kasih sayang dikerangkakan dalam pola-pola kreativitas dan pribadi. Hal ini juga bisa menjadi kebajikan imajinasi, namun demikian karya sastra tidak mewakili kebaikan manusia, kasih sayang, dan pernah secara utuh menjiplak kehidupan kasih sayang perhatian kesetiaan dan kebaikan (Rochman, 2013). hati yang tidak mementingkan diri demi kebaikan Psikologi dan sastra memiliki hubungan orang lain. Juga dapat menjelaskan tindakan fungsional karena sama-sama untuk mempelajari yang penuh kasih sayang terhadap manusia lain, keadaan kejiwaan orang lain, bedanya dalam diri seseorang binatang atau tumbuhan. Karya psikologi gejala tersebut riil, sedangkan dalam sastra yang membahas tentang cinta memiliki sastra bersifat imajinatif (Paradida, 2013). Dalam banyak peminat karena cinta seakan konsumsi 219 Hildan Udayana dan Bambang Indiatmoko / SELOKA 6 (2) (2017) : 218 - 225 bagi semua golongan (Simangungsong, 2015). (Machmud, 2015). Berbicara tentang pesan- Cinta lahir ketika dua insan manusia saling pesan spiritual, tentu saja kita juga percaya dan saling menjaga kesetiaannya karena mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari. tanpa keduanya cinta tidak dapat berjalan dengan Seseorang yang mengutamakan nilai spiritualnya baik. Kesetiaan manusia yang diberikan Tuhan biasanya merasa dekat dan takut pada Sang yaitu untuk saling menyayangi, menjaga, dan Pencipta, dekat dengan alam, dan merasa dekat menghormati. Kejujuran dan kesetiaan akan dengan sesuatu yang sulit untuk dijelaskan atau mempererat hubungan antar sesama manusia sosok transenden (di luar akal manusia) (Ginanti, sebagai makhluk sosial. Setiap orang mempunyai 2015). Spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya pandangan berbeda tentang cinta, sehingga harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa memiliki. banyak cerita cinta yang tercipta. Pemahaman Ia memberi arah dan arti bagi kehidupan kita setiap orang tentang cinta akan selalu berbeda tentang kepercayaan mengenai adanya kekuatan dengan pengalaman, latar belakang, dan non fisik yang lebih besar dari pada kekuatan diri kepekaan individu yang dirasakannya. Kekuatan kita; Suatu struktur kejiwaan yang cinta mampu mengantarkan banyak orang untuk menghubungkan kita langsung dengan Tuhan, melakukan hal apapun dalam menjalankan atau apa pun yang kita namakan sebagai sumber kewajiban di dunia ini. Kekuatan yang dapat keberadaan kita. Spiritual juga berarti kejiwaan, menghanyutkan hati manusia dalam kesedihan rohani, batin, mental, moral (Doe, Mimi dan yang paling dalam namun juga kekuatan yang Walch, 2001). Sedangkan Citra religius dalam dapat mendorong semangat perjuangan hidup novel ini meliputi aspek ibadah dalam konteks dan keberhasilan yang cemerlang. Cinta tidak agama Islam. Citra religius dari aspek shalat selamanya memiliki nilai yang sakral tetapi juga tokoh utama dicitrakan sebagai seorang yang ada yang mengalami demistifikasi, yakni awalnya tidak