KAJIAN KASUS PROGRAM MINOR SENI TARI UPSI Neros
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Koreografi Di Malaysia... KOREOGRAFI DI MALAYSIA DALAM KONSEP MULTIKULTURAL: KAJIAN KASUS PROGRAM MINOR SENI TARI UPSI Nerosti Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang email: [email protected] Abstract This study used a descriptive method with qualitative approach by studying the library, (library research), observation, and interviews, as well as using the theory of choreography. The research findings prove THAT seventeen works of Minor Dance students have met the elements of choreography as follows: (a) selecting a theme or idea of arrangements through the initial stimuli, ie stimulus ideas, kinesthetic, auditory and visual. (b) exploration and improvisation, (c) smoothing and composition. Elements of composition has also been described, which include: (1) the structure of arrangements; (2) dancers‘ motion and passage; (3) the pattern of the floor; (4) music and lighting; (5) costumes and make-ups.The study also found that the students‘ eleven dances have applied the concept of multiculturalism in ethnical and classical themes. Multiculturalism is understood as various ethnic diversity and distinctiveness, reflected in the work of each indibiduals that are limited by the historical and social context, as well as local culture, including ethnic Malay, Minangkabau, Javanese, Sabah and Sarawak, Kelantan, India, and China. Keywords: multiculturalism, dance as Minor Learning, and choreography Abstrak Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui kajian perpustakaan, (library research), observasi, dan wawancara, serta menggunakan teori koreografi, maka hasil penyelidikan membuktikan bahwa tujuh belas karya mahasiswa Minor Seni Tari telah memenuhi elemen-elemen koreografi yaitu: (a) pemilihan tema atau ide garapan melalui rangsang awal, yaitu rangsangan ide dan gagasan, kinestetik, auditif dan visual. (b) eksplorasi dan improvisasi, (c) penghalusan dan komposisi. Elemen-elemen komposisi pula telah dideskripsikan, yang meliputi: (1) struktur garapan; (2) gerak dan laluan penari; (3) pola lantai; (4) musik dan pencahayaan; (5) kostum dan Tata Rias. Kajian yang ditemukan pula ternyata sebelas tarian mahasiswa telah mengaplikasikan konsep multikultural yaitu bertema etnik dan klasik. Multikultural yang difahami sebagai aneka keunikan dan keanekaragaman budaya etnik, tercermin dalam karya masing-masing yang dibatasi oleh konteks historis, sosial, dan budaya tempatan, meliputi etnik Melayu, Minangkabau, Jawa, Sabah dan Sarawak, Kelantan, India, dan Cina. Kata kunci: multikultural, minor tari, koreografi Pendahuluan sementara. Oleh itu, sudah tiba masanya sebuah Seni pertunjukan merupakan seni sesaat produksi tari yang merupakan satu bagian dari atau seketika, ia akan lenyap dan berlalu seni pertunjukan dapat didokumentasikan dalam bersama waktu. Apabila pertunjukan telah bentuk penulisan ilmiah yang tentunya akan berlalu, penonton berharap akan memperolehi dimuatkan melalui kajian yang dapat satu rekaman yang dapat ditonton, namun dipertanggung jawabkan. Untuk mencapai sebenarnya rekaman itu sifatnya adalah kaedah tersebut saya melakukan penelitian 56 Vol. XIV No.1 Th. 2015 tentang koreografi mahasiswa Minor Seni Tari tari bertema bebas. Sebelas koreografi yang UPSI, di mana kajian bertujuan untuk mencirikan genre khasanah budaya Malaysia mendeskripsikan 17 karya tari pelajar Minor tersebut juga dilakukan di awal perkembangan Seni Tari UPSI yang dipersembahkan dalam tari modern di Amerika. Siegel yang produksi tari dari aspek elemen-elemen mendeskripsikan 40 peristiwa tari di Amerika koreografi. Dalam tulisan ini diberi judul dalam masa 50 tahun sebelum tahun 1978 ³.oreografi di Malaysia Dalam .onsep menemukan bentuk yang spesifik di mana Multikultural: Studi Kasus Program Minor Seni perkembangan koreografi orang Amerika pada Tari 8PS,“. Judul ini sesuai dengan hasil Narya mulanya juga menggunakan tema klasik yang mahasiswa UPSI yang mengambil tema dan digarap dalam bentuk tari Ballet Klasik. Bahkan sumber pergerakan tentang alam persekitaran pemula tari modern Amerika seperti Loie Fuller, Malaysia, baik dari peristiwa budaya setempat Isadora Duncan, Ruth St Dennis dan Ted Shawn, maupun tari etnik dan tarian tradisional yang Martha Graham, Doris Humphrey juga yang berkembang di Malaysia. Peristiwa budaya mengambil tema ritual untuk koreografinya berupa upacara ritual dan tari-tarian tersebut (Siegel, 1979). mereka rekontruksi secara kreatif sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang mereka Metode Penelitian peroleh dari kelas koreografi program Minor Penelitian ini menggunakan metode Seni Tari. kualitatif, studi kasus yang dimaksudkan adalah Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih memfokuskan pada koreografi karya menjadi bahan rujukan bagi peminat tari mahasiswa Minor Seni Tari UPSI yang terutama bagi mahasiswa tari yang menyertai mendaftar pada tahun 2008 hingga 2011. Studi kelas koreografi. Tulisan semacam ini juga kasus menggunakan pendekatan untuk mempe- pernah dihasilkan oleh Siegel (1979: 6), yang lajari, menerangkan, atau menginterpretasikan mendeskripsikan 40 peristiwa tari moden suatu kasus secara natural pada objek penelitian Amerika dari karya pemula tari seperti Loie yaitu koreografi yang diproduksi dan Fuller dan Isadora Duncan, Ruth St Dennis dan dipertunjukan di Panggung Budaya UPSI. Ted Shawn hingga karya-karya moden Martha Data dikumpulkan dalam bentuk data Graham dan Doris Humphrey yang mengambil primer dan data sekunder. Data primer tema ritual untuk koreografinya. Dalam kajian- didapatkan secara langsung melalui penga- nya Siegel mendeskripsikan bentuk spesifik dan matan, wawancara dan perekaman terhadap 17 perjalanan koreografi orang Amerika 50 tahun Karya Tari Mahsiswa Minor Tari, yaitu: Andai yang lalu baik yang menggunakan tema klasik Randai, Asyik Iras, San Kipas, Ngayau, Room of maupun modern. Coffesion, Sekar Wangi, Tatoo Gendup Pada semester keempat kelas Koreografi Berpantang, Gawai Batu, Konddatam, Spread dilaksanakan sudah menghasilkan 3 sesi Love no Enemias, Haru-haru, Ri‘Birds, Benang- Produksi Seni Tari yaitu: sesi pertama pada benang, The Melodies, Sense of Beauty, Cinta semester 2 sesi 2009/2010 dan dan sesi kedua Za‘yu, dan -epit. 3engamatan dan wawancara pada semester 1 sesi 2010/2011. Untuk sesi kepada para koreografer, penari dan juri yang ketiga dalam semester 2 sesi 2010/2011. Dari menilai koreografi, tentang 17 Karya Tari tiga sesi produksi tersebut telah menghasilkan Pelajar Minor Tari meliputi: tema/ ide, sumber tujuh belas karya tari dari 22 orang mahasiswa. gerak, eksplorasi, inprovisasi, komposisi Pada produksi seni tari sesi pertama terdapat 10 termasuk struktur koreografi, pergerakan, pola orang mahasiswa, setiap 2 orang mahasiswa lantai dan musik. mencipta satu karya tari sehingga menghasilkan Data Sekunder dikumpulkan lima karya tari. menggunakan bahan rujukan seperti buku, Tema produksi adalah Six in Box: journal, sumber atas talian (internet) dan Pragrance of Movements yang disimbolikkan rakaman video. Buku dan Journal yang daripada 6 karya tari dalam 1 persembahan digunakan adalah buku yang terkait langsung menggunakan tema Six In a Box, memproduksi dengan buku-buku tari khususnya koreografi dan 6 koreografi pula (ReTari 2011). Dari tujuh belas komposisi. Pengumpulan buku-buku dan journal koreografi, sebelas karya tari menggarap telah dimulai pada tahap proposal, terutama tradisional dengan berbagai etnik baik berupa untuk menentukan teori yang sesuai dengan upacara ritual serta tari klasik dan rakyat dan 6 kajian yang tengah dijalankan. Tugasan-tugasan 57 Koreografi Di Malaysia... pelajar yang berisikan tentang konsep karya menjadi pusat kesenian Zapin yang perlu dikumpulkan untuk membantu dideklarasikan pada 15-16 Oktober 2011 pada pengumpulan data. Setelah data dikumpulkan, Festival Zapin Nusantara III. Festival tersebut dilakukan klasifikasi, analisis data, dan secara kontinyu di-selenggarakan oleh Yayasan interpretasi data untuk memperjelas dapatan Kesenian Johor Baru (baca Festival Zapin hasil penelitian terutama dalam menganalisis Nusantara III, google.com). Selain itu terdapat dan mendeskripsikan elemen-elemen koreografi pula kesenian Perak yang terkenal dengan ke dalam bentuk tulisan untuk menjadi dokumen kesenian Bubu dan Dabus, Perlis dengan tarian fondamental. Di mana tujuh belas karya tari Canggung, Kedah dengan tarian Inang Didik dan pelajar dapat terdokumen dengan mudah Penang dengan kesenian Boria. difahami oleh orang lain. Analisis data dilakukan Untuk lebih mengenali kesenian masing- dengan teknik analisis bentuk dan struktur masing, maka mahasiswa Minor Seni Tari pada pertunjukan serta analisis koreografi. Berbagai Fakulti Musik dan Seni Persembahan UPSI fenomena multikultural dalam bentuk dan isi berupaya menggali potensi negeri mereka, ide pada karya tari mahasiswa dianalisis dengan untuk mengembangkan kesenian negeri sendiri perspektif koreografi. dalam kelas koreografi juga seringkali muncul dari mahasiswa sendiri. Kemauan mahasiswa Pembahasan untuk mempertahankan budaya negeri asal Pemahaman Konsep Multikultural mereka tersebut patut dihargai karena dapat Malaysia memiliki beragam etnik mencerminkan jati diri mereka.Kemajemukan masyarakat yang hidup dan berkembang dengan budaya atau multibudaya dalam pandangan budaya dan adat resamnya. Di bidang Posmodernisme dikenal dengan istilah multi- pendidikan Malaysia memakai sistem silang culturalisme. Multikultural yang difahami dalam rekrutmen mahasiswa, artinya maha- sebagai aneka keunikan dan keanekaragaman siswa yang berasal dari Sabah dan Sarawak