Pengembangan Perhiasan Untuk Pengrajin Di Desa Batan Krajan Kab
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PENGEMBANGAN PERHIASAN UNTUK PENGRAJIN DI DESA BATAN KRAJAN KAB. MOJOKERTO JAWA TIMUR Yongky Danang Prasetyo, I Nyoman Lodra, Autar Abdillah Volume 23 Nomor 3 September - Desember 2020 Program Studi Pendidikan Seni Budaya Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Kampus Lidah Wetan, Jl. Lidah Wetan, Surabaya Telp. (031) 7532160, E-mail: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan perhiasan dan mendeskripsikan kuwalitas pengembangan perhiasan motif Majapahit untuk pengrajin di Desa Batan Krajan Kab. Mojokerto Jawa Timur. Penelitian yang berpendekatan pengembangan seni kriya, ditinjau dari sudut proses dan kualitas produk perhiasan bermotif Surya Majapahit. Menggunakan metode eksperimen untuk menghasilkan produk perhiasan dengan gaya klasik dan postmodern. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data ialah menggunakan metode observasi untuk memperoleh data utama, serta metode wawancara dan metode analisa dokumentasi untuk memperoleh data penunjang. Hasil dari penelitian dilapangan bahwa perhiasan motif Surya Majapahit dengan kolaborasi teori ikonografi, teori ergonomi, teori design thingking dan PPE, sangat membantu pengrajin untuk dapat mengembangkan perhiasan. Mulai dari segi proses sampai kwalitas produk perhiasan yang berbahan perak. Saran yang bisa diajukan dalam penilitian ini agar bisa dimanfaatkan oleh pengrajin dalam memproses perhiasan yang berkwalitas. Sehingga untuk pengrajin lebih meningkatkan kwalitas perhiasan dalam segi desain maupun perhiasan yang bercirikan atau bermotif Majapahit. Dan bagi peneliti dapat mengkaji dan menganalisa lebih mendalam tentang perhiasan klasik maupupun postmodern bermotif Surya Majapahit lebih mendalam. Kata Kunci: Pengembangan, perhiasan untuk pengrajin. ABSTRACT Jewelry Development For Craftsmen in the village of Batan Krajan Kab. Mojokerto, East Java. Tis study aims to describe the process of developing jewelry and describe the quality of the development of Majapahit motif jewelry for craftsmen in Batan Krajan Village, Kab. Mojokerto East Java. Research that is near the development of craft art, viewed from the point of view of the process and quality of jewelry products with Surya Majapahit motif. Using experimental methods to produce jewelry products with classic and postmodern styles. Te method used in collecting data is to use the observation method to obtain the main data, as well as the interview method and the documentation analysis method to obtain supporting data. Te results of the field research show that Surya Majapahit motif jewelry with collaboration of iconographic theory, ergonomics theory, thingking design theory and PPE, really helped craftsmen to develop jewelry. Starting in terms of the process until the quality of jewelry products made from silver. Suggestions that can be submitted in this research can be used by craftsmen in processing quality jewelry. So that the craftsmen further enhance the quality of jewelry in terms of design or jewelry that is characterized by Majapahit motifs. And for researchers, it can study and analyze more deeply about classical and postmodern jewelry with the motif of Surya Majapahit in more depth. Keywords : development, jewelery for craftsmen. 160 Yongky Danang Prasetyo, I Nyoman Lodra, Autar Abdillah, Peng ... Pendahuluan Lingkup Penelitian Secara historisnya kabupaten Mojokerto Ruang lingkup penelitian ini mencakup tidak lepas dari nilai-nilai kebudaayan Majapahit. beberapa hal sebagai berikut: Sebagai kerajaan terbesar dan tersohor didunia 1. Dalam penelitian ini produk yang dengan “gemah rimpah loh jinawinya” pada saat itu. dikembangkan berupa desain perhiasan Pengenalan seni dan budaya Majapahit, diharapkan motif Majapahit untuk pengrajin di Desa mampu menggugah rasa kebanggan akan kesenian Batan Krajan Kab. Mojokerto Jawa Timur. maupun ketrampilan daerah. Dari berbagai 2. Prosedur pengembangan desain perhiasan permasalahan yang ada upaya yang dilakukan ini menggudagan teori Tim Brown dengan untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan design thinking. Teori tersebut menggunakan Majapahit senantiasa dilakukan oleh pemerintah 6 langkah dalam pengembangannya yaitu yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. eksplorasi, identifikasi, idea, visualisasi, Mojokerto. Bidang yang dijadikan sebagai sasaran evaluasi, dan persuasi. dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan 3. Produk desain perhiasan menggunakan 2 daerah adalah industri kreatif. Melalui bidang gaya dalam mengembangkannya yaitu desain industri kreatif ini diharapkan generasi muda dapat gaya klasik dan desain gaya postmodern/ mengenal dan melestarikan tradisi atau kebudayaan kontemporer. daerahnya, salah satunya seni kria atau kerajinan logam perhiasan. Teori dan Konsep Dengan melihat permasalahan tersebut Pengembangan perlu adanya penelitian dan pembuatan desain Pendapat lain diunkapkan oleh Rickey perhiasan diharapkan dapat menunjang proses dan klein (2007) yang mendefinisikan metode produksi perhiasan dan berkompertisi di industri penelitan dan pengembangan merupakan studi kreatif. Desain perhiasan dengan melihat atau sistematis mengenai perancangan, pengembangan menggembangkan ide dan gagasan melalui dan penilai dengan tujuan membangun dasar relief maupun artefak peninggalan dari kerajaan empiris untuk menciptakan sutu produk Majapahit. Dengan demikian desain perhiasan instruksional dan non instruksional, alat serta bermotif Majapahit tersebut dapat menunjang suatu model baru. pengrajin perhiasan dalam menggembangkan Dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi gagasan dan ide kreatif untuk membentuk ciri langkah-langkah penelitian dan pengembangan khas perhiasan dari masing-masing pengrajin. model Paning, production, evaluation (PPE) Kontribusi dalam penelitian ini adalah sama-sama menurut Richey dan Klein (2007), yaitu dengan mengembangkan desain produk perhiasan berbahan rincian sebagai berikut: perak, melainkan dalam penelitian ini mengambil 1. Planning (Perencanaan) tema Surya Majapahit. Surya Majapahit adalah Pada tahapan perencanaan mengurikan suatu simbul atau perlambangkan peninggalan kegiatan perencanaan produk yang akan kerajaan Majapahit yang masih digunakan sebagai dibuat untuk tujuan tertentu. Pada tahapan ikon Kab. Mojokerto. Produk perhiasan yang akan ini peneliti menetapkan produk apa yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu cincin, akan dikembangkan berdasarkan analisis gelang, anting-anting, liontin, dan bros. penelitian kebutuhan yang dilakukan melalui penelitian ini juga menggunakan depth interview dengan dan studi literatur. pengrajin perak di desa Batan krajan Kab. Mojokerto 2. Production (produksi) dan menggunakan beberapa teori diantanta teori Tahapan produksi berisi kegiatan membuat pengembangan produk, teori ikonografi, dan teori produk, rancangan yang telah disusun ergonomi. Perbedaan dalam penelitian ini terdapat sebelumnya dibuat menjadi sebuah produk. pada penekanan produk perhiasan, tidak hanya 3. Evaluation (Evaluasi) terbatas pada nilai pasar semata. Melainkan dalam Kegiatan dalam menilai produk yang segi desain dan kenyamanan produk juga perlu dilakukan oleh ahli (expert judgment), guna diperhatikan. mengetahui kekurangan atau kelemahan ARS: Jurnal Seni Rupa dan Desain - Volume 23, Nomor 3 September - Desember 2020 161 produk serta masukan ahli sehingga produk objek dalam karya seni itu (Panofsky dalam dapat memiliki kelayakan dan kualitas lebih Burhan, 2015 : 3-4). Agar hasil deskripsi pada tahap baik untuk digunakan. pra ikonografi tajam perlu untuk menggunakan prinsip korektif interpretasi sejarah gaya. Prinsip Ikonografi korektif pada tahap deskripsi pra ikonografi ini Dalam penelitian pengembangan desain sebagai syarat yang tidak dapat dihilangkan perhiasan motif Majapahit ini dilakukan dengan oleh sebab itu sifatnya konfirmatif. Gaya dapat menggunakan teori Ikonografi dan ikonnologi mengungkapkan kecenderungan apspek visual Erwin Panofsky. Ikonografi adalah cabang dari yang dapat dikelompokkan berdasarkan waktu, sejarah seni dengan meliahat subject matter wilayah, teknik, subject matter, dan sebaginya (pokok bahasan) atau makna dari karya seni (Zuliati, 2014 : 4). (Panofsky, 1955:26). Dalam pendekatan sejarah Tahapan kedua ialah tahapan analisis dapat digunakan untuk memahami sebuah karya ikonografi yang berusaha mengidentifikasi makna didalamnya. Ketiga tahapan ini merupakan sekunder. Tahapan ini masih berhubungan tahapan saling berkaitan dari satu tahap ke dengan tahapan deskripsi pra ikonografi yaitu tahap yang lainnya yang bersifat prerequisite pada bentuk visual dan ekspresi dengan tema dan (memiliki syarat dari satu tahap ke tahap lainnya) konsep. Untuk dapat melihat hubungan tersebut (Panofsky, 1955 : 32). Adapun ketiga tahapan diperlukan pengetahuan serta pengamatan pada tersebut antara lain deskripsi pra ikonografi, kebiasaan yang berangkat dari pengalaman analisis ikonografi, dan interpretasi ikonografi praktis sehari-hari. Memerlukan pengetahuan dalam table (Panofsky, 1955:40). Selain ketiga serta pengetahuan pengamatan yang berangkat tahapan tersebut, Panofsky menggunakan syarat dari berbagai sumber lain seperti imajinasi karya lain yang berfungsi sebagai prinsip korektif dari seni lainnya, literature, dan berbagai alegori setiap tahapan analisis (Burhan, 2015 : 3). Prinsip (Panofsky, dalam Burhan, 2015 : 4). Prinsip korektif atas interpretaasi lain (dalam table korektif yang digunakan dalam tahapan analisis Panofsky, 1955 : 41) antara lain: pada tahapan ikonografi ialah pada interpretasi sejarah tipe. deskripsi pra ikonografi, prinsip korektif yang Sejarah tipe merupakan