PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH USTADZ MELALUI MEDIA SOSIAL YOUTUBE

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sosial (M.Sos)

Oleh

Syifa Hayati Islami NIM : 21160510100018

PROGRAM STUDI MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2018 M

Abstract

Syifa Hayati Islami Ustadz Abdul Somad’s Thought and his Da’wah Activity

Through Youtube Social Media

This thesis was written to know the thought, activity, and the impact or influence of the da’wah of Ustadz Abdul Somad through social media. Because there are many assumptions said that the style of da’wah of Ustadz Abdul Somad is radical, fanatical and anti-diversity. The main theory which was used in this study is pendulum theory that was brought by Robert LIyod George (1992) and Anthony Giddens (2003). they said that the style of da'wah can be divided into three categories, namely: extreme right, extreme left and moderate. This research is descriptive, which describes the thought of a figure it is the thought of Ustadz Abdul Somad. this research used a qualitative approach. In addition, it is is "Library Research" (literature), it is sourced from the literatures, one of them is a literature which was written by Ustadz Abdul Somad. Others are articles, internet, newspapers, magazines (both virtual and manual) that explained about Ustadz Abdul Somad's da'wah. The results of this study are: 1. The thought of da’wah Ustadz Abdul Somad is a strategy of da'wah that has been taught by Al-Azhar namely the thought of wasathiyyah (moderate). 2). His da'wah activity is delivered through youtube social media. 3). Eventually, the impact or the influence of Ustadz Abdul Somad’s da’wah has built a peace Islam and have open-minded to other groups, without reducing the original principles of Islam. The realization of this impact is called Somad Effect.

Keywords: Thought, Activity, Impact, Da'wah, Ustadz Abdul Somad.

i

Abstrak

Syifa Hayati Islami Pemikiran dan Aktivitas Dakwah Ustadz Abdul Somad

Melalui Media Sosial Youtube

Tesis ini ditulis untuk mengetahui pemikiran, aktivitas, dan dampak atau pengaruh dakwah Ustadz Abdul Somad melalui media sosial youtube. Karena tak sedikit anggapan yang mengatakan bahwa corak pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad ini adalah dakwah radikal, dakwah fanatik dan anti kebhinekaan. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pendulum pemikiran oleh Robert LIyod George (1992) dan Anthony Giddens (2003) yang mengatakan bahwa corak pemikiran dakwah dapat dipilah menjadi tiga kategori, yakni: ekstrem kanan, ekstrem kiri dan moderat. Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan tentang pemikiran seorang tokoh dakwah yakni pemikiran Ustadz Abdul Somad dengan mengutamakan pendekatan kualitatif. Selain itu, penelitian ini bersifat “Library Research” (kepustakaan) tentu ini bersumber pada literature, satunya terdapat tulisan Ustadz Abdul Somad seperti karya bukunya sendiri. Lain-lainnya adalah artikel, internet, koran, majalah (baik secara maya maupun manual) yang menjelaskan tentang dakwah Ustadz Abdul Somad. Hasil dari penelitian ini, yakni: 1.Pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad adalah strategi pemikiran dakwah yang sudah di ajarkan Al-Azhar yaitu pemikiran wasathiyyah (moderat). 2). Aktivitas dakwahnya yaitu dakwah melalui media sosial youtube. 3). Dari aktivitasnya tersebut lahirlah dampak atau pengaruh dakwah Ustadz Abdul Somad yang membangun ber-Islam yang santun dan mau mengerti golongan lain, tanpa mengurangi prinsip-prinsip Islam yang sebenarnya. Perwujudan dampak ini disebut dengan Somad Effect.

Kata kunci: Pemikiran, Aktivitas, Dampak, Dakwah, Ustadz Abdul Somad.

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subnahu wata’ala. Atas berkah dan inayah-Nya, Alhamdulillah tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda tercinta Nabi

Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, para pengikutnya juga kepada kita selaku umatnya.

Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian program studi magister pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam menyelesaikan tesis ini tidak mungkin diselesaikan bila tanpa bantuan dari Allah SWT, melalui hamba- hamba-Nya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dede Rosyada, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

iii

2. Dr. Arief Subhan, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Suparto, M.Ed., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Suhaimi, M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Sihabudin Noor, MA., ketua penguji dan penyempurna

tesis sekaligus kepala Program Studi Magister KPI, Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Dr. Rully Nasrullah, M.Si sekretaris sekaligus penasehat

akademik Program Studi Magister KPI. Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Dr. H. A. Ilyas Ismail, M.A., dosen pembimbing yang penuh

kesabaran dan kesediaan dalam meluangkan waktu serta

membimbing hingga tesis ini terselesaikan.

vi

8. Dr. Hj. Roudhonah, MA., selaku penguji dan penyempurna

tesis sekaligus Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

9. Dr. H. M. Sungaidi, MA., selaku penguji dan sekaligus

penyempurna tesis.

10. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik serta

memberikan beragam ilmu sehingga penulis menjadi

manusia yang lebih baik.

11. Staf dan Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan pelayanan yang baik.

12. Ustadz Abdul Somad, Lc., MA, tokoh dakwah yang telah

bersedia dan ikhlas menjadi objek penelitian, penulis.

13. Kedua orang tua tercinta penulis Abah KH. Entang

Khaerussalam dan Ibu Hj. Syamsiah yang telah memberikan

dukungan, do’a dan didikannya sehingga penulis bisa meraih

gelar Magister Sosial.

v

14. Kakak-kakak tercinta Kang Ipul, Teh Biyah, Kang noval,

Teh Karomah & Teh Tuti yang selalu mendo’akan dan

memberi dukungan moril maupun materil.

15. Teman dan sahabat terbaik penulis Muhammad Husein

Nasution, S.Pd.I.

16. Teman-teman seperjuangan Magister KPI 2016-2017,

terutama KPI angkatan V: Nurul, Rani, Pak Makroen, bang

Aji, Shofi, Sulaiman, Zikrullah, Hilman, terimakasih atas

do’a & dukungannya.

Akhirnya, hanya do’a yang bisa penulis sampaikan untuk membalas semua bantuan semua pihak, semoga Allah membalasnya, Amin.

Ciputat, 30 November 2018

Penulis

Syifa Hayati Islami

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HALAMAN JUDUL PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI LEMBAR BEBAS PLAGIASI LEMBAR KEASLIAN ABSTRACT ...... i ABSTRAK ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... vii DAFTAR TABEL ...... ix DAFTAR GAMBAR ...... x BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Batasan Masalah ...... 9 C. Rumusan Masalah ...... 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 9 E. Tinjauan Kajian Terdahulu ...... 11 F. Pernyataan Penelitian ...... 14 G. Metode Penelitian ...... 16 H. Sistematika Penulisan ...... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG DAKWAH, MEDIA SOSIAL DAN YOUTUBE ...... 23

A. Dakwah ...... 23 1. Pengertian Dakwah ...... 23 2. Unsur-unsur Dakwah ...... 29 3. Macam-macam dakwah ...... 51 4. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah: Sebuah Keniscayaan...... 52 5. Polarisasi Dakwah ...... 57 B. Media Sosial ...... 62 1. Pengertian Media Sosial ...... 62 2. Jenis-jenis Media Sosial ...... 65 3. Media Sosial sebagai Media Dakwah ...... 70

vii C. Youtube ...... 73 1. Pengertian Youtube ...... 73 2. Sejarah Youtube ...... 74

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 81

A. Paradigma Dakwah ...... 81 B. Subjek Penelitian ...... 89 C. Teknik Analisa Data ...... 89

BAB IV BIODAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD ...... 91

A. Biografi Ustadz Abdul Somad...... 91 B. UAS Meniti Jalan Dakwah ...... 103 C. UAS dan Penganugerahaan Tokoh Perubahan ...... 108 D. UAS dan Gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara ...... 112 E. UAS dicalonkan Sebagai Cawapres ...... 114

BAB V ANALISIS DAN DESKRIPSI DAKWAH UAS ...... 118

A. Pemikiran Dakwah Ustadz Abdul Somad Melalui Media Sosial Youtube ...... 118 B. Aktivitas Dakwah Ustadz Abdul Somad Melalui Media Sosial Youtube ...... 160 C. Dampak Dakwah Ustadz Abdul Somad Melalui Media Sosial Youtube ...... 167

BAB VI PENUTUP ...... 177

A. Simpulan ...... 177 B. Saran ...... 178

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Proses Dakwah Menurut Ali Mahfudz ...... 26

Tabel 5.1 : Bid’ah atau Tidak ...... 138

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Kategori Dakwah ...... 5

Gambar 2.1 : Unsur-unsur Dakwah ...... 30

Gambar 2.2 : Pendulum Ekstrimisme ...... 60

Gambar 2.3 : Streaming dengan Youtube ...... 74

Gambar 2.4 : Pendiri Youtube ...... 76

Gambar 2.5 : Chad Harley ...... 76

Gambar 2.6 : Steven Shinh ...... 78

Gambar 2.7 : Jawed Karim ...... 79

Gambar 5.1 : Runtuhnya Khilafah Islamiyah ...... 133

Gambar 5.2 : Bid’ah dan Maulid ...... 137

Gambar 5.3 : Amalan Tergantung Niat ...... 144

Gambar 5.4 : Syukuran dan Do’a Bersama HUT MPR RI ...... 150

Gambar 5.5 : Aliran Ustadz Abdul Somad ...... 155

x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pemikiran dakwah sebagai suatu konstruk akal-budi, selalu merupakan hasil bentukan konteks budaya yang melatarinya (culturally constructed). Ia senantiasa terbangun oleh unsur-unsur kebudayaan tempat setiap figur pemikir dan pelaku dakwah bertumbuh kembang. Unsur kebudayaan dalam hal ini tercermin pada konteks sosio-politik, lingkungan akademik, dan organisasi dakwah yang menjadi tempat figur dakwah dibesarkan. Latar inilah yang kemudian membentuk konsepsi paradigma dan strategi dakwah setiap juru dakwah.1 Seiring dengan perubahan sosial dan intelektual, dinamika pemikiran dan pergerakan dakwah mengalami polarisasi2 sejalan dengan polarisasi persektif umat Islam atas modernisasi dengan serba nilai yang dibawanya.3 Sejarah pemikiran dakwah menunjukkan bahwa corak pemikiran dakwah ternyata mengalami deferensiasi4 dan divergensi5 yang luar biasa

1Muhyiddin, “Kajian Dakwah Multipersfektif: Teori, Metodologi, Problem dan Aplikasi”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 7. 2KBBI Online, polarisasi adalah pembagian atas dua bagian (kelompok orang yang berkepentingan dan sebagainya) yang berlawanan; berbeda pola/bentuk dalam penyampaian dakwah. (Diakses pada 05 Oktober 2017, pukul 18:30 WIB). 3Helen Watson, “Women and The Veil: Personal Responses to Global Process,” h. 151. 4KBBI Online, differensiasi adalah perbuatan membedakan; pembedaan. Artinya, dakwah mengalami perubahan cara penyampaian yang berbeda. (Diakses pada 12 Oktober 2017, pukul 21.00 WIB).

1 2

beragam. Tidak mengejutkan jika kemudian muncul bentuk- bentuk dakwah yang beragam, dan tidak jarang satu sama lain berbenturan, karena aktivitas dakwah itu sendiri tiada lain kecuali perwujudan konkret dari dinamika pemikiran dakwah yang abstrak.6 Salah seorang tokoh dakwah yang berasal dari Provinsi yakni Ustadz Abdul Somad atau yang dikenal dengan sebutan UAS, Nama UAS semakin dikenal publik selain karena Ilmu dan kelugasannya dalam memberikan penjelasan dalam menyampaikan dakwah, UAS juga aktif membagikan video dakwahnya melaui Youtube. Kajian-kajiannya yang tajam dan menarik membuat banyak orang suka dengan tausiahnya. Ulasan yang cerdas dan lugas7 ditambah lagi dengan keahlian dalam merangkai kata yang menjadi sebuah retorika dakwah yang sangat baik, membuat ceramah UAS begitu mudah dicerna dan dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat.8 Ustadz Abdul Somad dalam memberikan ceramah selalu menyampaikan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai materi dakwahnya. UAS mengikuti jejak seniornya sesama lulusan al- Azhar yang berada di , yakni Ustadz Mustafa Umar, yang fokus membahas tafsir Al-, terutama dari Tafsir al-

5KBBI Online, divergensi adalah penyebaran. Yaitu penyebaran dalam mensyi’arkan agama Islam. (Diakses pada 12 Oktober 2017, pukul 21:10 WIB). 6Syaikh Ghazali, “Ad-Da’wah Al-Islamiyyah Tastaqbilu Qarnaha Al- khamis ‘Asyar”, h. 15. 7 KBBI Online, lugas adalah tidak berbelit-belit. (Diakses pada 12 Oktober 2017, pukul 22:00 WIB). 8 https://geotimes.co.id/opini/abdul-somad-sang-penyuluh-dari-riau- mentari-untuk-/, (Diakses pada 12 Oktober 2017, pukul 22:05 WIB).

3

Ma'rifat. Demikian pula dengan UAS, menjadikan al-Hadist dan Fiqh sebagai fokus dari substansi dakwahnya.9 Ceramahnya juga berisi penjelasan mengenai berbagai persoalan Fiqh kontemporer yang langsung ditanyakan oleh masyarakat dan sering melahirkan diskursus dalam menjelasan khilafiah10, seperti peringatan maulid nabi, ziarah kubur, qunut, asuransi, harta haram, dan lain-lain.11 Sehubungan dengan itu, maka dakwah dapat dipilah secara garis besar menjadi dua kategori besar, yakni: Pemikiran dakwah dan aktivitas dakwah. Kategori pertama merujuk pada setiap upaya permenungan dakwah, baik secara ontologis, epistimologis maupun aksiologis. Ia juga mengacu pada berbagai pengkajian dakwah yang mempelajari perkembangan dakwah dari masa ke masa. Secara demikian, pemikiran dakwah bersifat teoritis sebagai upaya generalisasi, baik melalui alur pemikiran deduktif maupun induktif, dalam rangka membangun struktur ilmu dakwah.12 Kategori kedua merujuk pada setiap kegiatan dan pergerakan dakwah di lapangan. Kategori kedua ini merupakan realitas kegiatan amr bi al-ma’ruf wa nahy ‘an al-munkar di

9 https://news.detik.com/opini/d-3563958/mengenal-dakwah-digital- ustadz-abdul-somad pekanbaru (Diakses pada Senin 09 Oktober 2017, pukul 22:07 WIB). 10 KBBI Online, khilafiah adalah perbedaan pendapat di antara para ahli hukum Islam dalam menentukan hukum. (Diakses pada 13 Oktober 2017, pukul 22:00 WIB). 11 M. Shofi, Makalah “Fenomena Auragenic Ustadz Somad Berdakwah Via Sosmed”, h. 16. 12 Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, Cet. VIII (Bandung: Mizan, 1998), h. 337.

. 4

tengah-tengah umat Islam. Dalam hubungannya dengan pemikiran dakwah, aktivitas dakwah hampir senantiasa merupakan bentuk penerapan dari teori atau generalisasi13 yang dihasilkan oleh proses pemikiran dakwah. Maka, sejatinya dinamika aktivitas dakwah itu merupakan akibat, dan karenanya, tidak bisa dilepaskan dari dinamika pemikiran dakwah. Di sinilah letak penting peranan strategis pemikiran dakwah dalam perkembangan dakwah.14 Pada dataran praktik, pemikiran dan aktivitas dakwah dilakukan secara individual atau kolektif. Ada saatnya seorang pemikir dakwah melakukan perenungan dakwah secara mandiri, pada saat lain, melakukan pengkajian dakwah bersama pemikir lain secara kolektif. Sama halnya, ada kalanya seorang juru dakwah (da’i) menyelenggarakan dakwah secara individual, sebagaimana ia juga, pada kala lain, terlibat dalam kegiatan dakwah kolektif. Kategorisasi dakwah tersebut, dapat digambarkan pada skema berikut:

13KBBI Online, generalisasi adalah perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dan sebagainya. (Diakses pada 13 Oktober 2017, pukul 11:00 WIB). 14 Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, Cet. VIII (Bandung: Mizan, 1998), h. 337.

5

Dakwah

Pemikiran Kegiatan

Individu Kolektif Individu Kolektif

Gambar 1.1 : Kategori dakwah

Dalam pengkajian dakwah, setiap pengkaji dapat memfokuskan kajiannya pada pemikiran di alam idealektika- teoretik atau pada praktik dakwah di alam realita-empirik. Dalam kondisi tersebut, ia bisa memilih berkonsentrasi pada pola perubahan, subjek perubahan, sasaran perubahan, atau pada aspek-aspek sentimental perubahan semisal primordialisme15. Setiap fokus kajian semestinya didekati dengan cara-kaji dan sudut-pandang yang relevan.16 Begitu pun dengan kajian dakwah Ustadz Abdul Somad, ia memfokuskan kajiannya pada bidang al-Hadits dan Fiqh terlebih membahas soal-soal perkara kekinian yang sedang marak di realitas kehidupan sehari-hari, seperti halnya ceramah mengenai Pemuda Akhir Zaman, Hukum Cadar, Hukum KB, Hukum Dana Haji Untuk Infrastruktur, bagaimana tentang aqidah

15KBBI Online, primordialisme adalah perasaan kesukuan yang berlebihan. (Diakses pada 14 Oktober 2017, pukul 12:00 WIB). 16Muhyiddin, “Kajian Dakwah Multipersfektif: Teori, Metodologi, Problem dan Aplikasi”, h. 11.

. 6

Rina Nose yang buka tutup hijab, dan lain sebagainya. Selain itu terkadang di sela-sela ceramahnya mengomentari pemerintah mengenai keadaan politik di Indonesia. Sedangkan pada tataran aktivitasnya Ustadz Abdul Somad berdakwah secara muwajahah17 (face to face) dengan jama’ah juga secara online melalui media sosial youtube. Jadi, yang dilakukan dalam dakwahnya simpel dan sederhana saja yakni menyuruh kepada yang ma'ruf dan melarang yang munkar dan beriman kepada Allah Swt. Sesuai dengan surat Ali-Imran: 110

ُ ُ ۡ ُ ُ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ُ ُ َ ۡ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ َ ُ ۡ ُ َ َ َ ۡ أ ٍ أ ِ ِ ِس ون ِ ِوف ٱون ِ ِ و ِن ِ ِۗ و َ َ َ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ َ َ ۡ ٗ ُ ّ ۡ ُ ُ ۡ ُ ۡ ُ َ َ ۡ َ ُ ُ ُ ۡ َ ُ َ ٱءا أ ِٰ ِ ن ِ ٱ ِ ن ٱوأ ٰ ِ ن

“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali-Imran: 110)18

Dalam perspektif lain, merujuk cendekia besar Muslim Hasan Al-Banna, kewajiban menyampaikan kebenaran ini adalah manunggal dengan muslim di manapun. Nahnu duat qobla kulli

17KBBI Online, muwajahah adalah temu muka; tatap muka. (Diakses pada 15 Oktober 2017, pukul 13.00 WIB). 18 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 64.

7

sya'in, artinya semua dari kita adalah pendakwah sebelum menjadi siapa-siapa.19 Peneliti mengutip dari penelurusan DARIRIAU.com, bahwasanya tidak sulit menemukan video-video ceramah Abdul Somad di internet. Di Youtube saja setidaknya ada sekitar 21.700 video tentang Abdul Somad. Abdul Somad memiliki khas ketika berceramah. Ia tidak kaku dalam menyampaikan materi ceramahnya, bahkan tidak jarang ia melempar lelucon yang membuat jamaahnya tertawa. Tausiahnya juga tentang persoalan- persoalan kekinian.20 Penelusuran peneliti terhadap penulis https://news.detik.com menunjukkan setidaknya pada dua kanal utama ceramahnya di youtube, yakni Tafaqquh Online dan Fodamara, video UAS sudah ditonton total akumulasi 16,255 juta views dari total 1.410 video yang mencakup UAS. Jadi rata-rata satu video ditonton hampir 12.000 kali. Di fanspage facebook maupun instagram, dua akun personal media sosial yang aktif digunakannya, total pengikutnya mendekati 300.000. Karenanya, namanya demikian berseliweran di jagat daring tanah air kurun beberapa bulan terakhir.21

19https://news.detik.com/opini/d-3563958/mengenal-dakwah-digital- ustadz-abdul-somad pekanbaru (Diakses pada Senin 09 Oktober 2017, pukul 22:10 WIB). 20http://www.daririau.com/read-9021166--sejak-kecil-ustad-abdul- somad-sudah-ditempa-jadiguru.html, (Diakses pada Senin 23 Oktober 2017, Pukul 14:21 WIB). 21 https://news.detik.com/opini-anda/3563958/mengenal-dakwah- digital-ustadz-abdul-somad-pekanbaru, (Diakses pada Senin 09 Oktober 2017, pukul 22:12 WIB).

. 8

Namun, seiring berjalannya waktu ke waktu berdasarkan pengamatan peneliti, Ustadz Abdul Somad hanya memiliki satu akun resmi / official channel di setiap media sosialnya yaitu Instagram @UstadzAbdulSomad, facebook Redaksi Tafaqquh/UstadzAbdulSomad, dan channel resmi youtubenya yaitu bernama Tafaqquh Video. Tercatat pada 10 November 2018 followers akun Instagram milik Ustadz Abdul Somad saat ini mencapai 5,6 juta pengikut (followers). Akun Facebooknya 1,2 juta menyukai fanspagenya yang mulanya akun biasa dan 1,4 juta untuk pengikutnya di facebook. Sedangkan subscribersnya di youtube mencapai 729 ribu subscribers. Hal ini tidak bisa dipastikan, karena setiap harinya bisa berubah seiring berjalannya dari waktu ke waktu. Demikianlah mengapa Ustadz Abdul Somad pun di juluki sebagai da’i berjuta followers.22 Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti pemikiran dan aktivitas dakwah Ustadz Abdul somad selain karena kecerdasan dan kelugasan dalam menyampaikan dakwah, Ustadz Abdul Somad adalah tokoh agama pertama meraih penghargaan sebagai Tokoh Perubahan Republika 2017. Dan diberi gelar kehormatan dari Lembaga Melayu (LAM) Riau sebagai Datuk Seri Ulama Setia Negara.

22 Tim Redaksi Qultummedia, Lihat juga: Ustadz Abdul Somad “Da’i Berjuta Followers”, (Jakarta: QultumMedia, 2018).

9

B. Batasan Masalah Dalam tesis ini, peneliti membatasi penelitiannya pada dua hal: 1. Penelitian akan dibatasi pada teori dakwah, media sosial, youtube dan analisis pada 5 video dakwah Ustadz Abdul Somad yang merujuk pada tataran pemikiran dakwah dan aktivitas dakwahnya di youtube. 2. Objek penelitian yang digunakan adalah video dakwah Ustadz Abdul Somad di media sosialyoutube.

C. Rumusan Masalah Masalah yang diteliti perlu diidentifikasi secara terperinci dan dirumuskan dalam pernyataan yang operasional. Perumusan masalah sekaligus mempertegas ruang lingkup objek yang diteliti. Ada tiga masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 1. Bagimana pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad melalui media sosial youtube? 2. Bagaimana aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad melalui media sosial youtube? 3. Bagaimana dampak dari aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad melalui media sosial youtube?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Untuk mengetahui bagimana pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad. Karena ada isu bahwasanya pemikiran

. 10

dakwah Ustadz Abdul Somad adalah dakwah fanatik dan anti kebhinekaan. Dan aliran apakah yang Ustadz Abdul Somad anut, kemudian menggunakan mazhab apa diantara ke empat mazhab Fiqh Ahulussunnah. B. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad melalui media sosial youtube. Sekaligus untuk memperjelas manhaj dakwah yang diterapkan oleh Ustadz Abdul Somad dalam mensyi’arkan agama Islam. C. Untuk mengetahui bagaimana dampak atau pengaruh dari aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad melalui media sosial youtube. Sehingga dakwahnya diterima oleh setiap lapisan masyarakat.

2. Manfaat Penelitian A. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa pemahaman bahwa betapa pentingnya kita mengetahui setiap pemikiran dan aktivitas serta dampak/pengaruh tokoh dakwah di dunia maia, tidak semata-mata menyukai karena sama latar belakang dan aliran, namun agar agama yang kita pegang adalah agama yang hanif23 dan jauh dari doktrin yang menyesatkan serta justru memashlahatkan. B. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfa’at bagi praktisi dakwah yaitu da’i-da’iyah untuk dapat mempormulasi

23KBBI Online, hanif adalah berpegang teguh pada agama (Islam); bersikap istikamah. (Diakses pada 10 November 2017, pukul 12:11 WIB).

11

dan merealisasikan konsep penerapan strategi atas aktivitas dakwah serta pemikiran dakwah yang jelas, bukan hanya sekedar dakwah taklid.24

E. Tinjauan Kajian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti penulis yaitu: 1. Enung Asmaya, Tesis Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Dakwah KH. (Tinjauan Segi Retorika dan Materi-materi Manajemen Qalbu). Jakarta, 25 Oktober 2002. Tesis ini membahas tentang metode dan strategi dakwah. Metode dakwah Aa gym yaitu dalam kegiatan Majelis Manajemen Qalbu (MMQ) yang rutin dilakukan di Masjid Istiqlal dan Al- Azhar dan radio. Pada tataran strategi, Aa gym menggunakan teknik bahasa dengan kemasan kata dan kalimat sederhana, praktis sehingga materi mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat. Dan strategi dakwah Aa Gym melalui MQ yaitu memiliki empat elemen penting, diantaranya: (1). Suri tauladan, (2). Pendidikan, pelatihan dan pembinaan secara istiqomah dan berkesinambungan, (3). Membangun sistem yang kondusif, dan (4). Membangun kekuatan ruhiyah di masyarakat.

24KBBI Online, taklid adalah keyakinan atau kepercayaan kepada suatu paham (pendapat) ahli hukum yang sudah-sudah tanpa mengetahui dasar atau alasannya; peniruan. (Diakses pada 10 November 2017, pukul 13:30 WIB).

. 12

2. Zikmal Fuad, Tesis Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Dakwah Syekh Abdul Wahab Rokan. Jakarta, 19 Agustus 2002. Tesis ini membahas tentang aktivitas dan metode dakwah Syekh Abdul Wahab Rokan yang telah berhasil menjadi da’i di Riau Babussalam, Langkat. Dalam melakukan aktivitas dakwahnya, ia tidak hanya mengajak manusia dengan dakwah bi-allisan dan bi- alkitabah saja, akan tetapi juga dengan dakwah bi- alhal. Bukan hanya dititik beratkan pada mental spiritual tetapi juga pada bidang fisik material. Sedangkan pada metode dakwah, ia masih menggunakan ketiga metode yang relevan da’i-da’iyah gunakan yaitu bi-allisan, bi- alkitabah, dan bi-alhal. 3. Fitri Yanti, Tesis Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Imam Khomeini: Studi Tentang Pemikiran Politik dan Aktivitas Dakwah. Jakarta, 19 Juli 2002. Tesis ini membahas pemikiran politik dan aktivitas dakwah. Pemikiran politik Khomeini ini yang utama adalah pemimpin dan peletak dasar republik Islam Iran tetap berlaku dan efektif, ketika republik Islam Iran mencapai tingkatan sebagai negara yang berdiri sendiri dalam menjalankan kebijaksanaan internasionalnya. Sedangkan pada aktivitas dakwahnya, yaitu dengan cara menulis buku-buku tentang berbagai permasalahan baik yang berbicara tentang kalam, politik, fiqh, dan ushul fiqh, serta kumpulan fatwa atau kuliah yang disusun oleh para

13

muridnya, karya-karyanya telah banyak dijadikan khazanah dalam peranan dakwah islamiyah. 4. Siti Mu’awanah, Tesis Magister KPI UIN Syarif Hidayatullah, Dakwah Ali Mustafa Yaqub di TV ONE dalam tinjauan teori pemaknaan. Jakarta, 14 Februari 2017. Tesis ini membahas tentang semiotika dan dakwah, yang membahas pergumulan kajian pemaknaan sekuler dengan pemaknaan dalam Islam yang didalamnya membahas juga strukturalisme dakwah Ali Mustafa Yaqub, denotasi dan konotasi dakwah Ali Mustafa Yaqub. Bahwasanya temuan analisis semiotika dakwah Ali Mustafa Yaqub menunjukkan bahwa ia merupakan sosok yang nasionalis, serius dan tegas dalam penyampaian. Temuan analisis strukturalisme dakwah Ali Mustafa Yaqub menunjukkan bahwa struktur berfikirnya dalam menyampaikan gagasan relatif sama dari waktu ke waktu. Selain itu apa yang disampaikannya selalu menunjukkan kapabilitasnya sebagai seorang Ulama, khususnya sebagai ahli hadits. Dan temuan terakhirnya, yaitu temuan analisis denotasi dan konotasi dakwah Ali Mustafa Yaqub menunjukkan bahwa istilah-istilah yang menunjukkan sikap nasionalisme, ketegasan dan kepentasan. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti menyoroti aspek lain yang secara ekslusif belum dibicarakan. Yaitu tentang pemikiran dan aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad sebagai tokoh dakwah populer di Indonesia maupun di media sosial (youtube). Pembahasan ini menyangkut profil tokoh dakwah yang secara

. 14

sistematis belum tertuang dalam tulisan sebelumnya secara mendalam. Untuk itu penulis berusaha untuk mempelajari dan meneliti sosok Ustadz Abdul Somad sebagai Rijal ad-Dakwah (tokoh dakwah) masa kini atau sebagai da’i berjuta followers.25

F. Pernyataan Penelitian Penelitian ini jelas berbeda dengan penelitian sebelumnya. Jika pada penelitian sebelumnya kebanyakan membahas kajian dakwah dari aktivitas dakwah melalui mimbar ke mimbar, radio seperti dakwahnya Ustadz Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), dakwahnya da’i televisi seperti dakwah Ali Mustafa Ya’qub di TV One, dakwahnya da’i historical seperti dakwah Syekh Abdul Wahab Rokan, dakwah melalui cyberdakwah, dakwah melalui facebook dan lain sebagainya. Namun belum ditemukan dakwah melalui youtube, seperti pada penelitian yang peneliti bahas saat ini. Yaitu, pemikiran dan aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad di media sosial youtube. Selain itu keunikan dan perbedaan lainnya dalam penelitian ini Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali menilai dakwahnya Ustadz Abdul Somad yaitu mempunyai karakter yang unik sebagai seorang juru dakwah ia mempunyai daya magnet beyond rational judgement (di luar batas pemikiran rasional). Artinya, ketertarikan masyarakat kepada ceramah- ceramahnya itu terkadang membuat sebagian ternganga. Di

25 Tim Redaksi Qultummedia, Lihat juga: Ustadz Abdul Somad “Da’i Berjuta Followers”, (Jakarta: QultumMedia, 2018).

15

mana-mana, di kota maupun di kampung-kampung terpencil ia ibarat gula bagi semut-semut yang kelaparan.26 Keunikan lainnya Ustadz Abdul Somad menjadi idola umat, hampir pada semua segmennya. Umat dari berbagai afiliasi, dengan sedikit pengecualian, menerimanya dengan penuh antusias. Dari kalangan NU, , hingga ke mereka yang berafiliasi ke organisasi-organisasi non-religi seperti Pemuda Pancasila, atau sebaliknya juga yang berhaluan khilafah seperti HTI menyenangi ceramah-ceramahnya.27 Dari rakyat kecil di kampung-kampung terpelosok, hingga profesor-profesor di perguruan tinggi, juga petinggi Polri dan TNI, bahkan pejabat tinggi negara telah mengundangnya pada Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun atau HUT ke-73 MPR RI yang dilakukan dengan acara syukuran doa bersama di lapangan komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu malam, 29 Agustus 2018.28 Selain itu wakil presiden secara khusus pernah memberikan penghormatan kepadanya di saat memberikan ceramah di sebuah masjid di Jakarta. konon kabarnya Presiden RI juga pernah mengundang Ustadz Abdul Somad. Namun pada

26 https://nusantaranews.co/imam-di-amerika-serikat-magnet-ustadz- abdul-somad-berada-di-luar-batas-pemikiran-rasional/, ((Diakses pada Minggu 12 November 2017, pukul 18:30 WIB). 27 https://news.detik.com/kolom/4155722/fenomena-ustadz-abdul- somad, (Diakses pada Sabtu 25 November 2017, pukul 07:00 WIB). 28 https://www.viva.co.id/berita/nasional/1069801-ustaz-somad- ceramah-di-hut-mpr-dpr-ke-73, (Diakses pada Minggu 26 November 2017, pukul 12:50 WIB).

. 16

saat itu jadwal dakwah belum memungkinkan untuknya bisa hadir sehingga belum bisa memenuhi panggilan Presiden RI.

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan tentang pemikiran seorang tokoh mengenai dakwah dengan mengutamakan pendekatan kualitatif.29 Lexy J. Moleong, dalam bukunya menyatakan bahwa pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan suatu data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang dapat diamati.30 Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu, bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendefinisikan suatu konsep serta memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta-fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik bermakna lapangan. Namun demikian, meskipun penelitian ini lebih menitik beratkan pada pendekatan kualitatif akan tetapi data kuantitatif akan tetap digunakan sebagai data sekunder untuk menguatkan hasil penelitian yang akan diperoleh.31

29Bogdan dan Taylor mendefinisikan “Metodologi Kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Lihat Lexy J. Moleong, cet ke-3, h. 3. 30 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 1989), h. 3. 31 Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. Ke-2, h. 39.

17

Penelitian ini bersifat “Library Research” (kepustakaan) tentu ini bersumber pada literature, salah satunya terdapat tulisan Ustadz Abdul Somad seperti: karya bukunya sendiri, lain-lainnya adalah artikel, internet, koran, majalah (Baik secara maia maupun manual) yang menjelaskan tentang dakwah Ustadz Abdul Somad. Selain itu tidak hanya tulisan, tetapi ide-ide, sifat, gagasan yang Ustadz Abdul Somad sampaikan secara lisan yakni dakwah bil Youtube (dakwah melalui youtube) langsung dari channel resminya yaitu Tafaqquhvideo32. Selain itu, metode pendekatan penelitian ini juga menggunakan metode penelitian etnografi virtual. Istilah etnografi biasanya sangat erat kaitannya dengan kebudayaan, bahkan istilah tersebut merupakan hal yang pokok dalam studi etnografis. Makna kebudayaan dalam etnografi ini biasa dimaknai sebagai suatu kumpulan dari pola-pola perilaku serta keyakinan. Etnografi juga sering dikaitkan sebagai sebuah metode penelitian dan hasil laporan penelitian. Dalam arti metode, istilah etnografi biasa diartikan sebagai penelitian lapangan, dimana seorang peneliti tinggal dan hidup bersama orang-orang yang diteliti. Dan jika dalam arti hasil penelitian, etnografi biasa dipakai untuk studi kebudayaan yang ada pada kelompok masyarakat tertentu. Jika dalam konteks penelitian komunikasi, etnografi sering dipahami dan diaplikasikan secara bervariasi, diantaranya untuk: mendeskripsikan pendapat serta perasaan-perasaaan khalayak, mendeskripsikan kecenderungan perilaku audiens sebagai subjek,

32 https://www.youtube.com/channel/UCTWlnbtIuXO049shX8krvoA, (Diakses pada 27 November 2017, pukul 18:08 WIB).

. 18

dan mendokumentasikan pola aktivitas khalayak dalam konstruksi sosial, wilayah budaya, pengaruh politik dan pola komunikasi.33 Etnografi komunikasi adalah sebuah metode penelitian komunikasi yang berasal dari paradigma interpretative atau konstruktivis. Dalam metode ini mengkhususkan diri pada kajian mengenai pola komunikasi yang dipakai oleh manusia dalam suatu masyarakat. Secara sederhana, etnografi komunikasi adalah pengkajian peranan Bahasa dalam perilaku komunikasi suatu masyarakat yaitu cara-cara bagaimana Bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya. Pertama, etnografi komunikasi bisa bersifat spesifik karena mencoba menjelaskan dan memahami perilaku manusia dalam kebudayaan tertentu sehingga sifat penjelasannya hanya terbatas pada suatu konteks tempat dan warga tertentu. Kedua, etnografi komunikasi juga bersifat global karena mencoba mempormulasikan konsep- konsep dan teori untuk kebutuhan pengembangan komunikasi antar manusia.34 2.Prosedur Pengambilan Data Adapun sumber sekunder diambil dari tulisan-tulisan atau lisan para ilmuwan yang membahas tentang Ustadz Abdul Somad serta tidak lupa komentar para ahli yang dianggap mampu dan memahami benar tentang kepribadian dan kiprah Ustadz Abdul

33 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Pelangi Aksara, 2007), h. 149-150. 34 Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi; Teori Komunikasi dalam Persfektif Penelitian Kualitatif, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), h. 17-18.

19

Somad sejauh ini sebagai da’i populer yang mampu menggeser keberadaan da’i-da’i sebelumnya yang bahkan teranggap lebih mapan dari segala sisi dan bidang. Untuk menghimpun data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan berbagai alat sesuai dengan bentuk penelitian yaitu, penelitian lapangan (Field Research) yaitu mengadakan penelitian dengan menggunakan alat pengumpul data, yaitu: a. Dokumentasi Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena banyak hal sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.35 Dokumentasi peneliti yakni peneliti langsung terjun ke lokasi penelitian pada saat Ustadz Abdul Somad mengisi ceramah. 1). Pada tanggal 02 Februari pukul 19.30, di Masjid Jami’ Al-Ma’mur Tanah Abang bersama Syeikh Fikri Thoriq dan dihadiri oleh Gubernur DKI Anies Baswedan. 2). Pada tanggal 04 Februari pukul 09.00, Tabligh Akbar di Islamic Center Indonesia Kwitang Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi. Dan lanjut di hari yang sama 3). pukul 15.30 Tabligh Akbar di Masjid Abu Bakar Ash-Shidiq, Cawang, Jakarta Timur. Peneliti berposisi sebagai jama’ah non partisipan (ikut menjadi jama’ah tetapi tidak terlibat dalam kegiatan). b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

35 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 161.

. 20

dan yang di wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.36 Yakni peneliti mengajukan serangkaian pertanyaan dan penyataan serta permohonon izin terkait pengajuan judul proposal tesis kepada Ustadz Abdul Somad, yang berjudul “Pemikiran dan Aktivitas Dakwah Ustadz Abdul Somad Melalui Media Sosial Youtube” melalui percakapan What’s App . Wawancara selanjutnya diteruskan melalui Whats’ App kembali karena ia adalah seorang Dosen sekaligus da’i kondang sehingga sangat sulit untuk bisa mewawancarainya secara langsung.

H. Sistematika Penulisan Kajian penelitian ini dibagi menjadi enam bab. Penyusunan setiap bab dilakukan secara sistematis agar pembahasan setiap bab tidak hanya mendalam, tetapi dapat juga dibaca secara independent sebagai bacaan yang dapat dibaca secara utuh. Bab I dimulai dengan “pendahuluan” yang berisi latar belakang masalah. Dalam bab ini terdapat pula pembatasan masalah, perumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, kajian tentang penelitian terdahulu yang relevan, pernyataan penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan. Selanjutnya “Kajian Pustaka” ditempatkan di bab II. Pertama, membahas tentang kajian-kajian dakwah yang

36 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 135.

21

didalamnya membahas pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah, macam-macam dakwah, rekonstruksi pemikiran dakwah, polarisasi dakwah. Kedua, mengkaji teori media sosial yang didalamnya membahas pengertian media sosial, jenis-jenis media sosial dan media sosial sebagai media dakwah. Dan ketiga, mengkaji teori youtube, yang didalamnya membahas pengertian dan sejarah youtube. Sebagai sebuah karya ilmiah, maka bab metodologi diperlukan. “Metodologi Penelitian” yang merupakan bab III, terdapat paradigma penelitian, subjek penelitian, dan menerangkan tentang jenis pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad, sumber data penelitian, serta teknik analisis data. Kemudian pada bagian bab IV yaitu tentang “Biodakwah Ustadz Abdul Somad” yang mengambil fokus tentang profil Ustadz Abdul Somad. Diantaranya, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, pengabdian atau karir dakwah, karya ilmiah Ustadz Abdul Somad, baik itu terjemahan maupun karangan buku, alamat resmi (Official Channel) akun media sosial Ustadz Abdul Somad, dan sekilas aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad. Adapun inti tesis ini ada pada bab V, yaitu “Analisis dan Deskripsi Pemikiran dan Aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad Melalui Media Sosial Youtube” yang memfokuskan pada hasil temuan data yang isinya berupa pemikiran dan aktivitas serta dampak dakwah Ustadz Abdul Somad melalui media sosial youtube.

. 22

Dan terakhir, tesis ini ditutup dengan bab VI yang merupakan simpulan, dimana dituangkannya hasil dan ide-ide ilmiah yang bersumber dari data-data temuan dalam penelitian. Bab ini juga memberikan saran kepada pihak terkait demi pembangunan struktur ilmu dakwah di tataran akademis. Bab selanjutnya, yakni bab II akan membahas mengenai secara gamblang tentang apa itu dakwah, seperti apa unsur-unsur dakwah, macam-macam dakwah, rekonstruksi pemikiran dakwah, dan polarisasi dakwah. hal lainnya pembahasan tentang media sosial baik secara pengertian maupun media sosial sebagai medium dakwah atau wasilah dakwah. Dan mengenai youtube, pengertian youtube, berikut sejarahnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG DAKWAH, MEDIA SOSIAL DAN YOUTUBE.

A. Dakwah 1. Pengertian Dakwah Dakwah menurut pengertian bahasa (lughawi) berasal dari da’a yad’u da’watan) yang berarti) ﺩﻋﺎ - ﻳﺪﻋﻮ - ﺩﻋﻮﺓ :bahasa Arab mengajak, memanggil dan menyeru.1 Menurut Abdul Aziz, secara etimologis kata dakwah berarti: (1) Memanggil; (2) Menyeru; (3) Menegaskan atau membela sesuatu; (4) Perbuatan atau perkataan untuk menarik manusia kepada sesuatu; (5) Memohon dan meminta, atau do’a.2 Secara integralistik, dakwah merupakan suatu proses untuk mendorong orang lain agar memahami dan mengamalkan suatu keyakinan tertentu.3Oleh karena itu, dalam kegiatannya ada proses mengajak, maka orang yang mengajak disebut da’i dan orang diajak disebut mad’u. Pengertian dakwah dari segi bahasa ini masih memiliki karakteristik yang umum, karena yang namanya mengajak, memanggil atau menyeru bisa terjadi kepada kebaikan atau keburukan. Dalam konteks pengertian bahasa al-Qur’an menunjukkan contoh-contoh penggunaan kata dakwah. Penggunaan kata dakwah atau defirasinya bisa digunakan untuk

1Muhammad Fath Al-Bayanuni, al-Madzkh ila ilmi Da’wah, (Madinah, Muassasah al-Risalah, 1994), h. 20. 2 Abdul Aziz, Islah al-Wakhudu al-Diniy, (Mesir: Attiqarah al-Kubra, 1997), h. 26. 3 Muhammad Shulton, Pengertian Mujadalah Dalam Al-Qur’an, (Makalah penelitian Departemen Agama, 2000), h. 33.

23 24

ajakan kebaikan dan ada juga kata dakwah yang menunjukkan ajakan pada keburukan,bahkan ada kata dakwah yang artinya do’a. Arti kata dakwah seperti ini dapat dijumpai dalam ayat Al- Quran sebagai berikut:

َ َ َ َ َ ّ ّ ۡ ُ َ َ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ ۡ ۡ َ ّ َ ۡ َ ُ ۡ ُ َ ۡ ل ٱر ِب ِ أ إِ ِ ِ ٓ إِِ ِف ِ أ إِ ِ َ َ ُ ّ َ ۡ َ َ ٱوأ ِ ٰ ِِ

“Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh”. (QS. Yusuf: 33)4

َ ُ َ ۡ ُ ٓ ْ َ ٰ َ َ َ َ ۡ َ َ َ ٓ ُ َ ٰ َ ۡ َ ٱو ٱا إِ دارِ ٰ ِ و ِي ء إِ ِٰ ٖط ِ ٖ

“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam).”5 (Q.S. Yunus: 25)6

َ ۡ ُ َ ٰ َ َ ّ َ ۡ ۡ َ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َ َ َ َ ۡ ُ َ ۡ َ ُ َ َ ُ َ ٱ د ع إِ ِ ِ رِ ِ ِ ِ ِٱو ِ ٱ ِ وٰ ِ ِ ِ ِ أۚ إِن ر َ َ ۡ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ ۡ َ ُ ۡ ُ ۡ َ َ أ ِ ِِ ِ ۦ و أ ِ ِ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah7 dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan

4 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 239. 5 Arti kalimat darussalam Ialah: tempat yang penuh kedamaian dan keselamatan. pimpinan (hidayah) Allah berupa akal dan wahyu untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 6 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 211.

25

cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. AN-Nahl: 125)8

Rumusan diatas menunjukan sebuah kegiatan dakwah yang dilakukan para da’i untuk menyeru kepada agama Islam, hendaknya tidak dilakukan dengan cara kekerasan atau paksaan tetapi dengan hikmah, pelajaran dan bertukar pikiran juga dengan retorika yang baik sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima mad’u dengan jelas dan mendorong terjadinya perubahan perilaku menjadi yang lebih baik. Sedangkan arti dakwah menurut istilah, diantaranya: Menurut Ali Mahfudz dalam kitab al-Hidayah al-Mursyidin9

ِ ِ ِ ِ َﺣ ُﺚ اﻟ ﻨﱠ ﺎس َﻋ َﻞ اﳋ َْﲑ َ و اﳍ ُﺪى َو اﻷَْ ﻣُ ﺮ ﻟ َْ ﻤْ ﻌ ُﺮْ و ف َ واﻟﻨﱠ ـْﻬ ُﻲ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َﻋ ِﻦ اﳌْﻨ َ ﻜﺮ ﻟَ ﻴـُ ﻔْ ﻮ ُزْ و ا ﺑ َ ﺴَﻌ َ ﺎد ة َاﻟﻌ ﺎﺟ ِﻞ َ وا ْﻷ َﺟ ِﻞ ُ Artinya: “Dakwah adalah mendorong (memotivasi) umat manusia melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.”

Berdasarkan definisi yang disampaikan oleh Ali Mahfudz di atas, setidaknya unsur dan proses dakwah akan dapat di gambarkan sebagai berikut:

7Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. 8 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 281. 9 Ali Mahfudz, Hidayataul Mursyidin, (Mesir: Daar Al-Mishr, 1975), Cet. Ke-7, h. 17.

26

Tabel 2.1 Proses Dakwah menurut Ali Mahfudz

Da’i Pesan Metode Mad’u Tujuan

Manusia Kebahagi Pemberian Al-Khair Amar Motivasi Al-Huda Ma’ruf aan Dunia Al- Nahyi dan Ma’ruf Munkar Akhirat

Sumber: Syukriadi Sambas dan Ahmad Subandi, tahun 1999.

Gambar diatas menunjukkan dan memberikan sebuah pemahaman bahwa dakwah memiliki urutan ataukomponen yang terdiri dari: da’i, pesan, metode, mad’u dan tujuan yang akan dicapai. Unsur-unsur itu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan tetapi bisa dibedakan, dan berdasarkan definisi itu proses kegiatan dakwah lebih bersifat secara linear. Definisi dari Ali Mahfudz menawarkan penjelasan bahwa dakwah sebagai proses mendorong manusia agar melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh mereka berbuat kebaikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.10 Akan tetapi, definisi ini nampaknya belum dapat menjawab persoalan apa itu dakwah, sebagai pertanyaan ontologis (ke-apaan) hakikat

10 Hamzah Ya’qub, Publisistik Islam, Teknik Dakwah dan Leadership, (Jakarta: Diponegoro, 1992), h. 12-20.

27

dakwah sebab definisi tersebut belum memperlihatkan kejelasan tentang apa yang dicari, yaitu menemukan hakikat dari pertanyaan mengenai ke-apaa-an dakwah. Sebab dari penjelasannya baru mengungkapkan tentangdakwah sebagai sebuah proses komunikasi atau tabligh (transmisi) ajaran Islam. Sayyid Qutb mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak atau mendorong orang untuk masuk ke dalam sabilillah, bukan untuk mengikuti da’i atau bukan pula untuk mengikuti sekelompok orang.11 Sayyid Qutb dengan pernyataaannya, seakan-akan ingin meyakinkan bahwa dalam dakwah Islamiyah terdapat nilai-nilai yang universal. Definisi Sayyid Qutb tentang dakwah ini memiliki kesamaan makna dengan definisi yang diungkapkan oleh Masdar F. Mashudi yang mengartikan dakwah Islamiyah ialah sebagai suatu proses penyadaran untuk mendorong manusia agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya.12 Menurut Quraish Shihab, “dakwah adalah seruan ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.”13 Esensi dakwah adalah bukan hanya

11 Sayyed Qutb, Fii Dhilalil Qur’an, (Beirut, Ihyaut Turatsi al-Araby, 1976), jilid V, h. 110. 12Masdar F.Mashudi, Dakwah Islami: Mencari Paradigma Baru, Makalah yang disampaikan pada seminar sehari tentang Politik Dakwah, di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, Desember 1991, h. 1. 13 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1995), h. 194.

28

mengajak pada kebenaran semata, tetapi bagaimana konsep dakwah dalam Islam itu diarahkan pada penerapan akhlak Islam yang sempurna. Seperti Firman Allah SWT:

َ ُ ُ َ ّ َ ٞ ّ َ ۡ َ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ُ َ ُ ۡ َ ۡ َ َ ُ َ ّ ُ َ َ ۡ َ ۥ ِٰ ِ ۢ ِ ِ و ِ ِ ِ ۦ ۥ ِ ٱ أ ِ ِۗ ٱإِن ِ ِ ٍ ٰ َ َ ُ َ ّ ُ ْ َ ُ ۡ َ ٓ َ َ ُ َ ۡ ُ ٓ ٗ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ ُ ّ ُ َ ِوا ِ ِ ِۗ ذا أراد ٱ ِ ٖ ء د ۚ ۥ و ِ ۦد وِِ ِ و ٍال

“bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah14. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan15 yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”(QS. Ar-Ra’d: 11)16

Berbeda dengan Syeikh Muhammad Al-Ghazali dalam kitabnya Humumu Da’iyah yang menuliskan dengan sangat singkat bahwa yang dimaksud dengan dakwah adalah: “seni, misi, persepsi”17 Amrullah Ahmad memberikan pengertian dakwah sebagai berikut: “Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologi) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur

14Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah. 15 Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka. 16 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 250. 17Muhammad Al-Ghazali, Humumu Da’iyah (Keprihatinan Seorang Juru Dakwah),(Terj. M Jamaluddin), (Bandung: Mizan, 1991), Cet. Ke-3, h. 289.

29

untuk mempengaruhi cara merasa,berfikir, bersikap dan bertindak manusia padadataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.”18

Dari semua definisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dakwah adalah: “seruan atau ajakan kepada setiap individu untuk mengajak kepada kebaikan (jalan yang diridhai oleh Allah SWT) dengan seni, yaitu seni dalam mengajak ummat dengan perkataan dan perbuatan yang menimbulkan himmah untuk diikuti atas dasar visi misi mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.”

2. Unsur-unsur Dakwah Dakwah dalam prosesnya akan melibatkan unsur-unsur (rukun) dakwah yang terbentuk secara sistematik, artinya antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya saling berkaitan. Unsur dakwah artinya berbagai elemen yang mesti ada dalam sebuah proses dakwah. Secara sederhana unsur-unsur dakwah dapat digambarkan sebagai berikut:19

18Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1983), h. 2. 19 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 73.

30

Tujuan Respon balik Dakwah (FeedBack)

Da’i Maudu Uslub Wasilah Mad’u (materi (metode (media Dakwah) dakwah) dakwah)

Konteks dakwah

Gambar 2.1 : Unsur-unsur Dakwah dalam Proses Dakwah.

Melihat gambar diatas paling tidak terdapat enam unsur utama (pokok) dalam proses dakwah yaitu: da’i, maudu’ (materi dakwah), disebut juga pesan dakwah, uslub (metode dakwah),wasilah (media dakwah), mad’u (objek dakwah), dan tujuan dakwah. Sedangkan konteks dakwah dan respon balik (feeedback) merupakan situasi dan implikasi yang tak terpisahkan ketika terjadi proses dakwah, dalam situasi unsur yang melekat (iltizam).20

a. Da’i (Subjek Dakwah) Kata da’i berasal dari bahasa Arab bentuk mudzakar (laki- laki) yang berarti orang yang mengajak, kalau muannas (perempuan) disebut da’iyah. Dalam kamus bahasa Indonesia da’i

20 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 73.

31

diartikan orang yang pekerjaannya berdakwah, pendakwah: melalui kegiatan dakwah para da’i menyebarluaskan agama Islam. Dengan kata lain da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung, melalui lisan, tulisan atau perbuatan untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam, melakukan upaya perubahan kearah kondisi yang lebih baik menurut ajaran Islam. Da’i dalam posisi ini disebut subjek dakwah yaitu pelaku dakwah yang senantiasa aktif menyebarkan ajaran Islam.21

b. Maudu (Pesan Dakwah) Maudu atau pesan dakwah adalah pesan-pesan, materi atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh da’i (subjek dakwah), yaitu keseluruhan ajaran Islam, yang ada didalam kitabullah maupun Rasul-Nya.22 Atau disebut juga al-Haq (kebenaran hakiki) yaitu al-Islam yang bersumber al-Qur’an (QS. al-Isra: 105): َ َ َ ۡ َ ّ َ ۡ َ ُ َ ۡ َ ّ َ َ َ َ َ ٓ ۡ َ ۡ َ َ ُ َ ّ ٗ َ َ ٗ و ِ ِ أٰ و ِ ِ ل ۗ و أرٰ إِ ِ و ِ Artinya: “ dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.” (QS. al-Isra: 105)23

21 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 74. 22 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), h.146. 23 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 293.

32

Pendapat diatas senada dengan pendapat Endang Saefudin Anshari; materi dakwah adalah al-Islam (al-Qur’an dan As- Sunnah) tentang berbagai soal prikehidupan dan penghidupan manusia. 24 Selanjutnya Muhaemin menjelaskan secara umum pokok isi al-Qur’an meliputi: 1) Akidah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan keyakinan, meliputi rukun iman, atau segala sesuatu yang harus diimani atau diyakini menurut ajaran al-Qur’an dan al-Sunnah. 2) Ibadah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan kegiatan ritual dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT. 3) Muamalah: Aspek ajaran Islam yang mengajarkan berbagai aturan dalam tata kehidupan bersosial (bermasyarakat) dalam berbagai aspeknya. 4) Akhlak: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan tata perilaku manusia sebagai hamba Allah, anggota masyarakat dan bagian dari alam sekitarnya. 5) Sejarah: Peristiwa-peristiwa perjalanan hidup yang sudah dialami umat manusia yang diterangkan al- Qur’an untuk senantiasa diambil hikmah dan pelajarannya. 6) Prinsip-prinsip pengetahuan dn teknologi; yaitu petunjuk-petunjuk singkat yang memberikan dorongan

24 Endang Saefudin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: Rajawali Press,1991), h.192.

33

kepada manusia untuk mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan perubahan-perubahannya. 7) Lain-lain baik berupa anjuran-anjuran, janji-janji, ataupun ancaman.25 Bertolak dari uraian di atas maka maudhu (pesan) dakwah adalah seluruh ajaran Islam yang sering disebut dengan syari’at Islam, yang oleh Schiko Murata dan William C. Chitick disebut sebagai Trilogi Islam (Islam, Iman, dan Ihsan).26 Dengan demikian yang menjadi pesan dakwah dalam syari’at Islam sebagai kebenaran hakiki yang datang dari Allah melalui malaikat Jibril disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Pesan dakwah ini dalam kandungannya menunjukkan fungsi ajaran Islam, misal dalam QS. An-Nahl ayat 125 disebut sebagai sabili rabbika (jalan Tuhan).27 Menurut Sambas, dalam al-Qur’an istilah Islam menunjukkan pada arti kediaman, keselamatan, kesejahteraann, ketundukan, dan tata aturan hidup bagi manusia, dan menunjukkan nama pada sebuah nama bagi al-din. Sedangkan kata al-din itu sendiri dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 93 kali dalam kata benda, dan satu kali dalam bentuk kata kerja.28 Sedangkan sumber utama ajaran Islam sebagai pesan dakwah adalah al-Qur’an itu sendiri yang memiliki maksud

25 Slamet Muhaemin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994), h. 68. 26 Sachiko Murata dan William C. Chitick, Trilogi Islam (Islam, Iman dan Ihsan), terj. Gufron A. Mas’ad, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), h. 315. 27 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 81. 28 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 81.

34

spesifik. Setidaknya terdapat sepuluh maksud pesan al-Qur’an, yaitu: (1) menjelaskan hakikat tiga rukun agama Islam, yaitu iman, Islam dan ihsan yang didakwahkan oleh para dan nabi; (2) Menjelaskan segala sesuatu yang belum diketahui oleh manusia tentang hakikat kenabian, risalah dan tugas para Rasul Allah; (3) Menyempurnakan aspek psiologis manusia secara individu, kelompok san masyarakat; (4) Mereformasi kehidupan sosial kemasyarakatan dan kehidupan sosial politik dasar kesatuan nilai kedamaian, dan keselamatan dalam keagamaan; (5) Mengokohkan keistimewaan universalitas ajaran Islam dalam pembentukan kepribadian melalui kewajiban dan larangan; (6) Menjelaskan hukum Islam tentang kehidupan poltik negara; (7) Memebimbing penggunaan urusan harta; (8) Mereformasi sistem peperangan guna mewujudkan dan menjamin kedamaian dan kemashlahatan manusia dan mencegah dehumanisasi; (9) Menjamin dan memberikan kedudukan yang layak bagi hak-hak kemanusiaan manusia wanita dalam beragama dan berbudaya; dan (10) Membebaskan perbudakan.29 Islam sebagai pesan dakwah dijelaskan dalam al-Qur’an memiliki beberapa karakteristik, yaitu: 1) Islam sebagai agama fitrah (QS. Al-Rum: 30); 2) Islam sebagai agama rasional dan pemikiran (QS. Al- Baqarah:164 ; Ali-Imran :191; dan Al-Rum: 30);

29 Syukriadi Sambas, dalam Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 48.

35

3) Islam sebagai agama ilmiah, hikmah dan Fiqhiyah (QS. Al-Baqah: 226 ; Al-An’am : 25,35,98 ; Al-A’raf: 178 ; dan Al-Jumu’ah : 2); 4) Islam sebagai agama argumentatif (hujjah), dan demonstratif (burhan) (QS. An-Nisa: 30 ; dan Al- An’am: 83); 5) Islam sebagai agama hati (al-qalb), kesadaran (wijdan), dan nurani (dhamir) (QS. Qaaf: 37 ; Al- Syuraa: 88-89; dan Al-Ra’d: 70); 6) Islam sebagai agama kebebasan (huriyah) dan kemerdekaan (istiqlal) (QS. Al-Baqarah: 170, 256; dan Al-Maidah: 107); 7) Islam sebagai agama yang lurus (QS. Al-Ruum: 30); 8) Islam sebagai agama kedamaian dan kasih sayang bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).30

c. Uslub (Metode Dakwah) Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, merupakan gabungan kata dari meta yang berarti mealui, mengikuti, sesudah, dan kata hodos berarti jalan, cara. Sedangkan dalam bahasa Jerman, metode berasal dari akar kata methodica yag berati ajaran tentang metode. Sedangkan dalam bahasa Arab metode disebut thariq, atau thariqah yang berati jalan atau cara. Kata-kata tersebut identik dengan kata al-Uslub.31 Ushlub secara bahasa jalan, seni. Misalya: dikatakan dia berada pada ushlub

30Syukriadi Sambas, Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), h. 48-49. 31 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Ponpes Al-Munawir: 1984), h. 910.

36

suatu kaum, maksudnya ialah berada di atas jalan (manhaj) mereka, dan jika ada yang mengatakan: “aku mengambil suatu ushlub dalam pembicaraan”, maksudnya adalah seni dalam berbicara. 32 Sedangkan ushlub secara istilah, menurut Syaikh al- Jurjani adalah:

َ ﻣﺎ ﻳُ ْ ﻤ ِ ﻜ ُﻦ ﺍ ِﻟﺘّ َﻮ ُ ﺻ ُﻞ ِ ﺑ َ ﺼ ِ ﺤ ْ ﻴﺢ ِ ﱠ ﺍﻟﻨ َ ﻈ ِﺮ ﻟﺇ ِ َﻰ ﺍ ْ َ ﻟﻤ ْ ﻄ ﻠُ ْ ﻮ ِﺏ

“Sesuatu yang dapat mengantarkan kepada tercapainya tujuan dengan paradigma yang benar.”

Sedangkan secara istilah, ushlub al-dakwah adalah:

33 ﱡ ﺍﻟﻄ ْﺮ ُﻕ ﱠﺍﻟ ِﺘ ْﻲ َﻳ ْ ﺴ ﻠُ ُ ﻜ َ ﻬﺎ ﺍﻟﺪﱠ ِ ﺍﻋﻲ ِﻓ ْﻲ ﺩَ ْ ﻋ َﻮ ِﺍﺗ ِ ﻪ ﺍَ ْﻭ ﺗَ ْ ﻄ ِﺒ ِﻖ َ ﻣ ِ ﻨَﺎﻫﺞ ِ ﺍﻟﺪ ﱠ َﻋﻮ ﺓ ِ

Kemudian menurut Basrah Lubis, metode adalah “a systemathic arrangement of thing or ideas”. (Suatu sistem atau cara untuk menyusn atau mengatur suatu ide atau keinginan). Dengan demikian dari beberapa definisi di atas dapat di fahami, bahwa metode dakwah (ushlub al-dakwah) adalah suatu cara dalam melaksanakan dakwah, menghilangkan rintangan atau kendala-kendala dakwah, agar mencapai tujuan dakwah secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, segala cara dalam menegakkan syari’at Islam untuk mencapai tujuan dakwah yang telah di tentukan, yaitu terciptanya kondisi kehidupan mad’u

32 Kamus Muhtiah, Muhjam Wasith, 1/441, h. 125. 33 Muhammad Abd al-Fath al-Bayanuni, al-Madkhal Ila Ilmi ad- Dakwah, cetakan ke-III, (Beirut: Risalah Fublishers, 2001), h. 47.

37

yang selamat dan sejahtera (bahagia) baik di dunia maupun di akhirat kelak. Oleh karena itu pendekatan dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan human oriented, menempatkan penghargaan yang mulia atas diri manusia.34 Hal ini sejalan dengan hakikat gerakan dakwah yang dinyatakan al-Ghazali. Menurutnya gerakan dakwah merupakan proses menegakkan syari’at Islam secara terencana dan teratur agar manusia menjadikannya sebagai satu-satunya tatanan hidup yang haq dan cocok dengan fitrahnya. Menurut Nasaruddin Razak, proses menegakkan syari’at itu tidak mungkin dapat berjalan dengan efektif dan efisien tanpa metode. Secara teoritis, al-Qur’an menawarkan metode yang tepat guna dalam menegakkan dakwah, yaitu dengan cara bijaksana (hikmah), nasehat yang baik (mau’idzah hasanah) dan berdiskusi yang baik (mujadalah).35 Ketiga cara ini merupakan proses dakwah yang dapat diterapkan objektif proporsional dari seseorang kepada orang lain (mad’u) yang dihadapinya. Dalam hal ini peran bahasa sangat penting dalam menyampaikan materi dakwah. Bahasa yang di maksud adalah “bahasa” dalam arti yang seluas-luasnya. Karena bahasa merupakan media yang paling banyak dipergunakan oleh umat manusia dan hanya bahasa yang mampu mnerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi, atau opini; baik mengenai hal yang konkrit maupun abstrak; bukan saja tentang hal atau

34 Toto Asmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gramedia Pratama: 1987), h. 43. 35 QS. An-Nahl: 125.

38

peristiwa yang terjadi pada saat sekarang. Melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa mendatang.36 Melalui bahasa itu pula, kita bisa mempelajari beraneka ragam ilmu, baik yang ditulis para ilmuwan dahulu maupun yang akan datang. Sehingga para nabi sebagai pembawa berita dari Tuhan-Nya menyampaikan pesan Ilahiyah melalui bahasa yang dimengerti oleh kaum atau umatnya.37 Bahasa yang digunakan oleh para nabi dalam berdakwah adalah bahasa lisan (bi-ahsan al- qawl) dan bahasa perbuatan (bi ahsan al-‘amal), yang diisyaratkan dalam QS. Fushilat: 33.

َﻭ َﻣ ْﻦ ﺃَ ْﺣ َﺴ ُﻦ َﻗ ْﻮﻻ ِﻣ ﱠﻤ ْﻦ ﺩَ َﻋﺎ ﺇِ َﻟﻰ ﱠِ َﻭ َﻋ ِﻤ َﻞ َﺻ ِﺎﻟ ًﺤﺎ َﻭ َ ﻗ َﺎﻝ ﺇِ ﱠﻧ ِﻨﻲ ِﻣ َﻦ ْﺍﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠ ِﻤ َﻴﻦ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Q.S. Fushilat: 33)38

Aktivitas dakwah dengan uraian di atas dapat dikatakan bisa berupa lisan (bi ahsan qawl) dan perbuatan (bi ahsan al’amal). Kegiatan dakwah dengan lisan ini disebutkan dalam al- Qur’an sebanyak 1451 dalam 50 bentuk kata. Bahasa lisan itu sediri disebut dalam 25 kali dalam tujuh bentuk kata. Sedangkan ‘amal sebanyak 358 kali sebanyak 29 bentuk kata, yaitu aktivitas jasad 4 kali dalam satu bentuk kata, jism hanya dalam satu kali

36 Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001), h. 11. 37 Syeikh Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, jilid V, Juz 13, h. 1260. 38 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 480.

39

penyebutan dan badan juga hanya satu kali. Sedangkan fi’il sebagai padanan dari kata amal disebutkan sebanyak 119 kali dalam 30 bentuk kata.39 Menurut Jamaludin Kafie metode klasik yang masih tetap up-todate adalah: 1) Metode sembunyi-sembunyi, pendekatan kepada sanak keluarga terdekat. 2) Metode bil-lisan, bil qalam (tulisan), dan bil hal (perbuatan atau aksi nyata). 3) Metode bi al-hikmah, mau’idzah hasanah, mujadalah bi allati hiya ahsan. 4) Metode tabsyir wa al-tandzir, amar ma’ruf nahyi munkar, ta’awaun ‘al birri wa al-taqwa, wala ta’awanu ‘ala al-ismi wa al’udwan, dalla ‘ala al-khair, tawashaw bi al-haq wa al-shabr, tadzkirah.40

d. Wasilah al-Dakwah (Media Dakwah) Secara bahasa wasilah merupakan bahasa Arab, yang bisa berarti: al-wushlah, al-ittishal, yaitu segala hal yang dapat menghantarkan tercapainya kepada sesuatu yang dimaksud.41 Sedangkan menurut Ibn Mandzur, al-washilah secara bahasa merupakan bentuk jamak dari kata al-wasalu dan al-wasailu yang berarti singgasana raja, derajat atau dekat. Sedangkan secara

39 Syukriadi Sambas, dalam Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), h. 53. 40 Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Indah Surabaya, 1993), h. 39. 41 Muhammad Abdul fatah al-Bayanuni, al-Madkhal Ila ‘Ilmi al- Da’wah, Cetakan III, (Beirut: Risalah Publishers, 2001) h, 48.

40

istilah adalah segala sesuatu yang mendekatkan kepada suatu lainnya.42 Dengan demikian media dakwah adalah alat objektif yang menjadi saluran yang dapat menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas dakwah yang keberadaaannya sangat urgent dalam menentukan perjalanan dakwah. Dalam surat al-Maidah ayat: 35, secara manthuq menjelaskan tentang persoalan ini:

َ َ َ َ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ ۡ َ ُ ٓ ْ َ ۡ ۡ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ َ ُ ۡ ُ ۡ ُ َ ٱ ِ ٱءاا ا ٱ ٱو ا ٱإِِ ِ وٰ ِوا ِ ِِ ِ ۦ ِن

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Al-Maidah: 35)43

Selain itu, juga terdapat dalam QS. al-Isra: 57.

ُ َ َ ْ َ َ َ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ ُ َ َ ٰ َ ّ ُ ۡ َ َ َ ُ ۡ ۡ َ ُ َ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ َ ُ َ َ َ ُ َ أوِ ٱ ِ ن ن إِ رِ ِ ٱ ِ أب ون ر ۥ ون ۥ َ َ َ ُ ٓ َ َ َ َ ّ َ َ َ َ ۡ ُ ٗ ا ۚ ۥ إِن اب رِ ن ور

42 Al-Imam al-‘Alamah Abi al-Fadzil Jamaluddin Muhammad Ibn Makrm Ibn Mandzur al-Iftiqary al-Misry, Lisan al-Arab Li Ibn Mandzur, Jilid 15, Cet. IV, (Beirut: Dar Sader Publishers, 2005), h. 213. 43 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 113.

41

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka44 siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah 45 suatu yang (harus) ditakuti.”(Q.S. Al-Isra: 57)

Dalam pandangan Muhammad Abdul Fatah al- Bayanuni,46 secara praktis washilah dalam konteks dakwah terbagi dua, yaitu: (1) washilah maknawiyah dan, (2) washilah madiyah. Washilah maknawiyah adalah media yang bersifat imaterial, seperti rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mempertebal ikhlas dalam beramal. Sedangkan yang dimaksud dengan washilah madiyah adalah media yang bersifat material, yaitu segala bentuk alat yang bisa di indera dan dapat membantu para da’i dalam menyampaikan dakwah kepada mad’unya. Washilah dakwah atau media dakwah adalah instrumen yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan yang menguhubungkan antara da’i dan mad’u. Pada prinsipnya dakwah dalam tatanan proses, sama dengan komunikasi, maka media pengantar pesan pun sama. Media dakwah berdasarkan jenis dan peralatan yang melengkapinya terdiri dari media tradisional, media modern, dan perpaduan keda media tradisional dan modern.47

44 Maksudnya: Nabi Isa a.s., Para Malaikat dan 'Uzair yang mereka sembah itu menyeru dan mencari jalan mendekatkan diri kepada Allah. 45 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 287. 46 Muhammad Abdul fatah al-Bayanuni, al-Madkhal Ila ‘Ilmi al- Da’wah, Cetakan III, (Beirut: Risalah Publishers, 2001) h. 309-310. 47 Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar kearah Metodologi, (Bandung: Syahida, 1994), h. 24.

42

1. Media tradisional Setiap masyarakat tradisional (dalam berdakwah) selalu menggunakan media yang berhubungan dengan kebudayaannya, sesuai dengan komunikasi yang berkembang dalam pergaulan tradisionalnya. Media yang digunakan terbatas pada sasaran yang paling digemari dalam kesenian. Seperti: tabuh-tabuhan (gendang, rebana, , siter suling, wayang dan lain-lain) yang dapat menarik perhatian orang banyak.48 2. Media Modern Berdasarkan jenis dan sifatnya media modern dapat kita bagi: a) Media auditif; media tersebut meliputi: telepon, radio dan tap recorder. b) Media visual; yang dimaksud dalam kategori media visual adlaah media yang tertulis atau tercetak. Contohnya ialah pers: disini dimaksudkan dengan segala bahan bacaan yang tercetak seperti surat kabar, buku, majalah, brosur, pamflet, dan sebagainya. Photo dan lukisan: media visual lainnya yang dapat digunakan untuk kepentingan berdakwah adalah photo-photo dan lukisan. Brosur, poster dan pamflet bisa digunakan sebagai media dakwah. c) Media audio-visual; televisi, radio, internet dan lain- lain.49

48 Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar kearah Metodologi, h. 24. 49 Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar kearah Metodologi, h. 24.

43

3. Perpaduan media tradisional dan modern Perpaduan disini dimaksudkan dengan pemakaian media tradisional dan media modern dalam suatu proses dakwah. Contohnya pegelaran wayang, sandiwara yang bernuansa Islam atau ceramah di mimbar yang ditayangkan di televisi.50 Dari uraian di atas pada prinsipnya media dakwah adalah berbagai alat (instrument), sarana yang dapat digunakan untuk pengembangan dakwah Islam yang mengacu pada kultur masyarakat dari yang klasik, tradisional, sampai modern diantaranya meliputi: mimbar, panggung, media massa cetak elektronik, pranata sosial, lembaga sosial, organisasi, seni, karya, budaya, wisata dan lain-lain.51

e. Mad’u (Objek Dakwah) Mad’u atau sasaran (objek) dakwah adalah seluruh manusia sebagai makhluk Allah yang dibebani menjalankan agama Islam dan diberi kebebasan untuk berikhtiar, kehendak dan bertanggung jawab atas perbuatan sesuai dengan pilihannya, mulai dari individu, keluarga, kelompok, golongan, kaum, massa, dan umat manusia seluruhnya.52 Sebagai makhluk Allah yang diberi akal dan potensi kemampuan berbuat baik dan berbuat buruk, sebagai makhluk yang terkena sifat lupa akan janji dan pengakuannya bahwa Allah adalah Tuhannya ketika di alam ruh sebelum ruh tersebut bersatu dengan jasad.

50Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar kearah Metodologi, h. 24. 51Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar kearah Metodologi, h. 25. 52 Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Indah Surabaya, 1993), h. 32.

44

Manusia sebagai makhluk yang tidak hidup menyendiri tetapi membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dan lainnya, saling ketergantungan dalam mencapai tujuan hidupnya dan sebagai makhluk berbudaya. Kemudian, manusia dengan potensi ruhani yang dimilikinya dapat menerima dan menolak syari’at Islam yang diperuntukan dan berfungsi sebagai aturan dan pedoman kehidupannya baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Perilaku manusia baik penolakan maupun penerimaan terhadap ajaran Islam pada dasarnya merupakan ekspresi dan akumulasi potensi nafs (jiwa) yang dimilikinya.53 Potensi nafs (jiwa) yang dimiliki manusia ini akan membawa manusia pada posisi yang baik dan benar, dan bisa juga membawa manusia pada posisi buruk dan salah. Potensi manusia itu dalam penjelasan al-Qur’an terbagi pada empat macam, yaitu: 1) Nafs muthmainnah (QS. Alfajr [89]: 27-28) 2) Nafs Mulhamah supiah (QS. Al-Syam [9]: 7-10) 3) Nafs amarah (QS. Yusuf [12]: 53) 4) Nafs lawamah (QS. Al-Qiyamah [75]: 2). Nafs-nafs diatas senantiasa mempengaruhi akal budi manusia, nafs muthmainnah misalnya, akan mempengaruhi aktivitas akal budi manusia untuk selalu bergerak kearah kemuliaan, kesucian, mendekat ke arah alam lahut. Sedangkan tiga nafs lainnya akan mempengaruhi ke arah kecelakaan,

53 Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, h. 33.

45

kerendahan dan menjauh dari alam lahut. Oleh sebab itu maka dibutuhkan adanya dakwah, yaitu “yad’una ilal khayr, ya’ muruna bil ma’ruf, dan yanhawna ‘ani al-munkar”.54

ُ ۡ ُ َ ۡ َ ُ ّ ُ ۡ ٞ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ ۡ َ َ ُ ُ َ ۡ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ َ ْ َ َ و ِ أ ن إِ ٱ ِ وون ِ ِ وف ٱون ِ ِ وأوِ ُ ۡ ۡ َ ٱ ُ ُِ ُن

“Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Ali-Imran:104)55

Pada diri manusia banyak hal yang memang menarik untuk dipelajari, di samping dari aspek intern pada dirinya seperti memiliki potensi-potensi yang sudah dijelaskan di atas, manusia dalam objek dakwah dapat dipelajari dan di klarifikasikan dalam berbagai sudut pandang. Semuanya diarahkan dalam rangka mengefektifkan gerakan dakwah yang dilakukan. Umpamanya dalam sudut pandang sosiologi manusia sebagai objek dakwah di golongkan menurut kelasnya masing-masing serta menurut lapangan kehidupannya. Dapai dilihat dari sudut geografi, ekonomi, profesi, usia, pendidikan (intelektualitas), jenis kelamin dan lain-lain. Masdar Helmy umpamanya mengelompokkan objek dakwag sebagai berikut: petani, pedagang, karyawan,

54 Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, h. 33. 55 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 63.

46

pelaut, mahasiswa, dosen, buruh, penjabat, ABRI, sipil, wakil rakyat, dan pemimpin-pemimpin, segala golongan dan lain-lain.56 Dengan memahami klarifikasi dan karakter dari masing- masing mad’u, maka akan membantu dalam da’i dalam menentukan kebijakan-kebijakan dakwahnya. Umpamanya dalam menentukan materi, metode, pola, strategi, media, tujuan, dari kegiatan dakwah sesuai dengan fakta objektif dari mad’unya.

f. Tujuan Dakwah Tujuan dalam bahasa Inggris dapat dipilah dalam beberapa term: target, objektive, purpose, aim, and goal, adalah hal tertentu yang ingin dicapai. Pada dasarnya, dakwah merupakan rangkaian kegiatan atau proses dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini di maksudkan sebagai pemberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab, tanpa tujuan yang jelas, seluruh kegiatan dakwah akan sia-sia. Apalagi bila ditinjau dari pendekatan sistem, tujuan dakwah merupakan salah satu unsur dakwah.57 Menurut al-Qur’an salah satu tujuan dakwah dapat ditemukan dalam surat Yusuf: 108 :

َ ْ َ َ َ َ ُ ۡ َ ٰ َ ۡ ُ ٓ َ ٰ َ َ َ ۠ َ َ َ َ َ ُ ۡ َ ٰ َ َ َ ٓ َ ۠ َ ۦ ِ هِ ِ ِ ٓ أدا إِ ٱ ِۚ ِ ٍ و ِ ٱ ِ ٱو ِ و ِ ۡ ُ ۡ َ ٱ ِِ

“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang- orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan

56 Masdar Helmy, Ilmu Dakwah, (Yayasan Amanah, 1986), h. 53. 57 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 98.

47

hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik". (Q.S. Yusuf: 108)58

Menurut ayat di atas, salah satu tujuan dakwah adalah membentangkan jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia. Dengan berdasarkan diri pada ayat di atas, Abdul Rasyid Saleh membagi tujuan dakwah menjadi dua, yakni tujuan utama dakwah (ultimate goal) dan tujuan departemental (intermediate goal). Lebih jauh ia menulis: Tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau di peroleh oleh keseluruhan tindakan dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan, semua rencana, dan tindakan dakwah harus ditujukan dan diarahkan. Tujuan utama dakwah sebagaimana telah dirumuskan ketika memberi pengertian tentang dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai Allah SWT. Dilihat dari segi tujuan utama dakwah, tujuan departemental adalah merupakan tujuan perantara. Sebagai perantara oleh karenanya tujuan deparmental berintikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridhai Allah SWT; masing-masing sesuai dengan segi dan bidangnya.59 Dengan demikian, merujuk pada kutipan di atas, tujuan utama dan tujuan departemental dakwah merupakan dua hal terkait yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya. Tujuan utama merupakan muara akhir dari tujuan departemental,

58 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 248. 59 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 98.

48

sedangkan tujuan depertemental merupakan sarana bagi tercapainya tujuan tertentu. Salah satu contoh dari proses pencapaian tujuan departemental dakwah adalah dalam bidang pendidikan. Pada wilayah ini, untuk tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan, terdapat suatu nilai yang ditandai adanya sistem pendidikan yang baik, tersedianya sarana pendidikan yang cukup, serta terbentuknya objek pendidikan menjadi manusia yang bertaqwa, berakhlak, dan berilmu pengetahuan yang tinggi dan sebagainya. Demikian hal nya dalam wilayah kehidupan yang lain.60 Senada dengan di atas Amrullah Ahmad membagi tujuan dakwah pada dua garis besar, yaitu tujuan jangka pendek (mikro) dan tujuan jangka panjang (makro). Tujuan jangka pendek lebih menajam kepada upaya peningkatan insan-insan yang berkualitas, membangun manusia-manusia shaleh, merubah stratifikasi yang rendah kepada yang lebih baik dan terhormat. Dengan kata lain mencapai khayrul bariyyah. Beberapa hal yang harus di perhatikan seorang da’i untuk membangun insan-insan berkualitas ini: a. Tau karakter yang mau dibangun b. Tahu kebutuhannya c. Tahu masalahnya d. Tahu pemecahannya. Sedangkan tujuan jangka panjang (makro) adalah membangun kehidupan masyarakat yang berkualitas dengan

60 Asep Muhyiddin dan Agus Ahmad Safe’i, Kajian Ontologis Dakwah Islam, dalam Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), (Bandung, Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 177.

49

perkataan lain “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” “Negeri yang baik dan Tuhan memberi ampunan.” Atau istilah lain disebut masyarakat madani yaitu suasana kehidupan masyarakat yang diliputi oleh nuansa iman taqwa. Umpamanya bagaimana membangun sistem sosial, ekonomi, politik, pendidikan yang islami (khayrul ummah).61 Dakwah haruslah diarahkan pada pembentukan masyarakat baru. Masyarakat yang kapitalis sekularistik diubah menjadi masyarakat Islam. Ini seperti wadah yang berisikan air comberan, diganti dengan air putih bersih yang menyegarkan. Gelasnya tetap tetapi isinya berubah total. Itulah yang dilakukan Rasulullah saw dan para sahabat di Mekkah, Madinah, Yaman, dan lain-lain. Daerahnya tetap seperti sediakala namun aturannya diganti dengan ajaran Islam. Sedangkan M. Natsir menjelaskan tujuan dakwah adalah: a. Memanggil kita kepada syari’at, untuk memecahkan persoalan hidup, baik persoalan hidup perseorangan atau persoalan berumah tangga, berjama’ah-bermasyarakat, berbangsa-bersuku bangsa, bernegara, berantarnegara. b. Memanggil kita kepada fungsi hidup kita sebagai hamba Allah di atas dunia yang terbentang luas ini, berisikan manusia berbagai jenis, berbagai macam pola pendirian dan kepercayaan, yakni fungsi sebagai syuhada ‘ala an- nas, menjadi pelopor dan pengawas bagi umat manusia.

61 Amrullah Ahmad. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. (Yogyakarta: Primaduta, 1983), h. 53.

50

c. Memanggil kita kepada tujuan hidup yang hakiki, yakni menyembah Allah. Demikianlah, kita hidup mempunyai fungsi tujuan tertentu.62 Sedangkan Syukriadi Sambas menjelaskan tujuan dakwah Islam, dengan mengacu kepada kitab al-Qur’an sebagai kitab dakwah, dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Mengeluarkan dan membebaskan manusia dari kegelapan hidup (zhulumat) pada kehidupan yang terang benderang (nur). b. Menegaskan sibghah Allah (celupan hidup dari Allah) dalam kehidupan makhluk Allah, yaitu suatu pola hidup yang dilandasi oleh iman kepada Allah. c. Menegaskan fitrah insaniyah; yaitu tauhidullah, dan menjalankan fungsi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah. d. Memproprosikan tugas ibadah manusia sebagai hamba Allah sebagai aktualisasi fitrahnya. e. Mengestafetkan tugas kenabian dan kerasulan. f. Menegakkan aktualisasi pemeliharaan agama, jiwa, akal, generasi dan sarana hidup. g. Perjuangan memenangkan ilham taqwa atas ilham fujur dalam kehidupan individu, keluarga, kelompok, dan komunitas manusia. 63

62 Thohir Luth, M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya, (Jakarta: Gema Insani, 1999), cet. I, h. 70. 63 Lihat Syukriadi Sambas, dalam Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), h. 75.

51

Untuk melihat keberhasilan kegiatan dakwah terutama yang berhubungan dengan tujuan jangka panjang, tentunya memerlukan proses dan waktu yang cukup lama. Mencermati perjuangan dakwah Rasulullah saw dihubungkan dengan lamanya proses turun al-Qur’an. Dua puluh dua tahun dua bulan dua puluh dua hari lamanya, ayat-ayat al-Qur’an silih berganti turun, dan selama itu pula Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya tekun mengajarkan al-Qur’an dan membimbing umatnya. Sehingga pada akhirnya, mereka berhasil membangun masyarakat yang di dalamnya terpadu ilmu dan iman, nur dan hidayah, keadilan dan kemakmuran di bawah ridha dan ampunan Ilahi. Sehubungan dengan beberapa tujuan dakwah yang telah peneliti paparkan sebelumnya, Ustadz Abdul Somad justru memiliki tujuan yang khas, yakni menurutnya dakwah adalah ajang untuk menyambung simpul-simpul pemersatu bangsa Indonesia, termasuk umat Islam. "Saya berdakwah tidak ada kepentingan. Murni amar ma’ruf nahyi munkar. Saya bukan orang partai. Tidak ingin menjadi caleg (calon legislatif) dan lain- lain”.64

3. Macam-macam Dakwah Secara umum, dakwah Islam itu dapat di katagorikan ke dalam tiga macam, yaitu sebagai berikut65:

64 https://www.republika.co.id/berita/nasional/tokoh- perubahan/18/04/10/p6wphw396-ustaz-abdul-somad-berdakwah- mempersatukan-bangsa, (Diakses pada Senin 03 Desember, pukul 12:54 WIB). 65 Samsul Munir Amin, Tajdid Al-Fikrah fi ad-Dakwah al-Islamiyah, Maqalah bi al-Lughah al-Arabiyah, Kulliyah ad-Dakwah, (Wonosobo: al-

52

a. Dakwah bil lisan Dakwah bil lisan yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat dan lain-lain. Metode ceramah ini tampaknya sudah sering dilakukan oleh para juru dakwah, baik ceramah di majelis taklim, khutbah jum’at di masjid-masjid atau pengajian-pengajian. b. Dakwah bil hal Dakwah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata di mana aktivitas dakwah dilakukan dengan melalui keteladanan dan tindakan amal nyata. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata yang dari karya nyata tersebut hasilnya bisa dirasakan secara konkret oleh masyarakat sebagai objek dakwah. c. Dakwah bil qalam Dakwah bil qalam, yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan dengan keahlian menulis di surat kabar, majalah, buku, maupun internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh dakwah bil qalam ini lebih luas daripada melalui media lisan, demikian pula metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus untuk kegiatannya. Kapan saja dan dimana saja mad’u atau objek dakwah dapat menikmati sajian dakwah bil qalam ini.

4. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah: Sebuah Keniscayaan Munculnya era millennium ketiga merupakan kelanjutan adanya era globalisasi, yang pada millennium ini muncul

Jami’ah li ‘Ulum al-Qur’an Jawa al-Wustha, 17 Ramadhan 1424H/2003M), h. 2-3.

53

kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang maha dahsyat karena adanya akselerasi penyebaran informasi yang luar biasa. Dalam waktu sekejap saja -melalui fasilitas teknologi komunikasi yang teramat canggih arus informasi dari satu belahan bumi dapat menyebar secara merata ke seluruh pelosok bumi. Mengahadapi modernisasi atau jargon-jargon yang meng- image-kannya66 di era millennium ini para aktifis dakwah akan dihadapkan pada persoalan-persoalan itu dapat di klasifikasikan ke dalam 2 (dua) kategori yakni: Pertama, Persoalan internal; berkaitan dengan bagaimana umat Islam memahami ajaran Islam, baik bercorak (Islam normative) maupun praktis (Islam histroris).67 Kedua, Persoalan eksternal; bahwa dalam realitanya Islam selalu berhadapan dan berinteraksi dengan kenyatan- kenyataan lain diluar Islam. Misalnya peradaban Barat, yang secara apriori oleh sebagian umat Islam dicerna sebagai sesuatu yang modern.68

66 Banyaknya jargon yang di-image-kan sinonim dengan isu modernisasi, misalnya: reaktualisasi, reformasi, revitalisme, tajdid, rekonstruksi, westernisasi, bahkan sekulerisasi. KH. dengan istilah “Pribumisasi Islam”, sementara, Prof. Dr. Nurchalis Majid dengan ide “Sekulerisasi Islam”. 67 Di samping persoalan umat Islam dalam memahami Islam normative maupun Islam historis, persoalan internal yang dialami umat Islam - termasuk aktifis dakwah- adalah munculnya pemikiran dakwah dari gerakan- gerakan yang merusak Islam itu sendiri, seperti Ahmadiyah, Freemasonry, Inkaru sunnah, dan lain-lain yang sejenis. Lihat: Dr. Abdurrahman Al- Baghdadi, Dakwah Islam dan Masa Depan Umat, (Bangil: Al-Izzah, 1997), h. 91. 68 Persepsi bahwa Barat adalah serba modern atau bahwa yang modern adalah Barat, patutlah dipertanyakan dan dikritisi kembali; sebab sebagaimana dinyatakan oleh Hasan Hanafi-tokoh pemikir dari Mesir yang

54

Persoalan selanjutnya adalah mengahadapi dinamika zaman yang tidak henti-hentinya menawarkan tantangan modernitas. a. Dakwah Multidimensi Secara makro, eksistensi dakwah Islam senantiasa bersentuhan dan bergelut dengan realitas yang mengitarinya. Dalam persfektif historis, pergumulan dakwah Islam dengan realitas sosio-kultural menjumpai 2 (dua) kemungkinan. Pertama dakwah Islam mampu memberikan output (hasil, pengaruh) terhadap lingkungan, dalam arti memberi dasar filosofi, arah, dorongan, dan pedoman perubahan masyarakat sampai terbentuknya realitas sosial baru. Kedua dakwah Islam dipengaruhi oleh perubahan masyarakat dalam eksistensi, corak dan arahnya. Ini berarti bahwa aktualitas dakwah ditentukan oleh system sosio-kultural. Dalam kemungkinan kedua ini system dakwah bersifat statis atau ada dinamika dengan kadar yang hampir tidak berarti bagi perubahan sosio-kultural.69 b. Dakwah Masa Depan Pada awal dua dasawarsa terkahir abad XX, kita menemukan diri kita berada dalan suatu krisis global yang serius. Yaitu suatu krisis kompleks yang multidimensional yang segi- seginya menyentuh setiap aspek kehidupan: kesehatan, mata

terkenal dengan gerakan “Kiri Islam” bahwa adagium semacam ini merupakan cerminan hegemoni Barat saja. Lihat: Hasan Hanafi, al-Yasar al-Islamiy, (Cairo: Kitabat fi an-Nahdhah al-Islamiyah, 1981), h. 5. 69 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1984), h. 2.

55

pencaharian, kualitas lingkungan, serta hubungan sosial, ekonomi, teknologi, dan politis. Krisis ini merupakan krisis dalam dimensi-dimensi intelektual, moral dan spiritual, suatu krisis yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia.70 Krisis ini juga menimpa aktivitas keberagaman masyarakat dunia, tidak terkecuali agama Islam melalui aktivitas dakwahnya. Dakwah masa depan menurut Samsul Munir Amin harus mampu mengakomodasi semua ini dari mana pun datangnya, termasuk dari kultur Barat untuk dimanfaatkan sebagai sarana dan tiang penyangga dakwah. Tantangan dakwah masa depan memang akan semakin kompleks. Karena itu, tema- tema dakwah hendaklah mampu mentransfer budaya-budaya modern sebagai upaya modernisasi gerakan dakwah dengan memanfaatkan teknologi dan cara berfikir modern.71 Memasuki era millennium ketiga, dakwah bukanlah suatu pekerjaan yang dilakukan sambil lalu. Manusia modern akan menguasai dunia informasi yang berkembang cepat, perkembangan informasi bukan lagi perhari, melainkan perdetik. Kenyataan ini harus dibarengi dengan penggunaan media-media komunikasi modern untuk menyampaikan pesan-pesan Islam, seperti media-media komunikasi jarak jauh, internet, dan lain- lain.72

70 Frijof Capra, Titik Balik Peradaban, Sains, Masyarakat dan kebangkitan Kebudayaan (Terjemahan dari The Turning Point, Science and The Rising Culture, (Yogyakarta: Bentang, 1998), h. 3. 71 Syamsul Munir Amin. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008), h. 22. 72 Syamsul Munir Amin. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, h. 23.

56

c. Macam-macam Dakwah yang Harus Ditempuh Untuk mencapai dakwah masa depan dituntut berbagai pemikiran pembaharuan di bidang ini. Syaikh Ali Tantawi dalam tulisannya Thuruq ad-Dakwah menerangkan bahwa sekurang-kurangnya ada enam macam dakwah yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut: 1) Mendidik para calon penguasa dengan ajaran-ajaran Islam yang tinggi, seperti halnya Imam Sharhandi mendidik Aurangzeb yang bakal menggantikan kedudukan ayahnya untuk memerintahkan kerajaan Mongol di India. 2) Mendampingi penguasa di dalam menjalankan pemerintahan, seperti yang dilakukan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yang mendampingi Raja Ibnu Sa’ud, pendiri kerajaan Saudi Arabia. 3) Melakukan revolusi senjata, melawan penjajahan, sebagaimana yang dipimpin oleh Ahmad bin Irfan di India melawan penjajahan Inggris. 4) Menyebarkan pembaharuan di dalam majelis-majelis ilmiah atau lainnya, sebagaimana yang dilakukan oleh Sayyid Jamaluddin al-Afgani dan Thahir al-Jazairy. 5) Membuka perguruan-perguruan atau mengarang buku- buku, seperti yang dilakukan waliyullah ad-Dahlawi di India, Syaikh Muhammad Abduh dan Sayyid Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, dan Abdul Hamid bin Badies di Aljazair. 6) Membuat karangan (tulisan) di majalah dan surat kabar, seperti Muhibbudin Khatib, pemimpin majalah Al-Fattah

57

di Mesir, dan Amir Syakib Arselan, pujangga dan wartawan Islam di Eropa yang banyak menulis dalam buku-buku dan majalah; begitu juga berpidato di radio, TV, dan lain-lain.73

5. Polarisasi Dakwah Mengikuti teori pendulum74 pemikiran,75 corak pemikiran dakwah yang bervariasi itu, sebenarnya dapat dipilah menjadi tiga kategori saja: ekstrem kanan, ekstrem kiri dan moderat.76 Pertama, ekstrem kanan adalah pemikiran dakwah yang mengatur dirinya secara ketat, agar -setidaknya menurut dirinya-

73 Zainal Abidin Ahmad, Pembaharuan Dakwah, dalam Mimbar Ulama, No. 55, Januari-Februari 1982, h. 2. 74 KBBI Online, bandul yang bergantung pada seutas tali (rantai dan sebagainya) atau gantungan yang relatif panjang, (Diakses pada Senin 03 Desember 2018, pukul 14:36 WIB). 75 Mengenai penerapan teori pendulum, bandingkan, sebagai misal, dengan pola pikir Robert LIyod George dalam The East-West Pendulum ( Cambridge: WoodHead-Faulkner,Ltd.,1992). Periksa juga Anthony Giddens, Beyond Left and Right: Tarian “Ideologi Alternatif” diatas Pusara Sosialisme dan Kapitalisme. Terj, Imam Khoiri atas atas Beyond Left and Right: The Future of radical Politics (Yogyakarta: IRCISoD, 2003), h. 135. 76 Dalam diskursus dakwah, menurut Syaikh Gazali, ekstrimisme ّﻏﻠﻮ mengutub, menepi, jauh dari tengah), atau) ﺗﻄﺮﻕ diistilahkan dengan ﺗﺸﺪﻳﺪ ,(merasa pintar, merasa konsekuen) ﺗﻨﻄﻊ ,(berlebihan, kelewat batas) (mempersulit, memberatkan, keterlaluan), dan khususnya dalam konteks .(pengabaian berlebihan) ﺗﻔﺮﻳﻂ ketaatan berlebihan), dan) ﺍﻓﺮﺍﻁ peribadatan ﻗﺼﺪ pertengahan), dan) ّﺗﻮﺳﻂ ,(moderasi) ﺍﻋﺘﺪﺍﻝ Semua ini merupakan lawan . ّ ﻏﻠﻮ cukup, sedang, berimbang). Al-Qur’an sendiri lebih menggunakan) ﻭﻻﻗﺘﺼﺪ Lihat Syaikh al-Ghazali “Bain al-‘Itidaal wa tatarruf” dalam as-Sahwah al- Islamiyah: Ru’yah Naqdhiyah min ad-Dakhil (Mesir: Al-Nasyir li al-Thiba’ah wa al-Nasyir wa at-Tauzi’ wa al-‘Ilan, 1990), h. 64-74. Syaikh Ghazali, At- Thariq Min Huna (Damaskus: Dar al-Qalam, 1996), h. 147. QS. An-Nisa/4: 171 dan Al-Maidah/5:77. Bandingkan Yusuf Qaradhawi, Membedah Islam Ekstrem, cet. IX, terj. Alwi A.M. atas as-Sahwah al-Islamiyah bain al-Juhud wa at-Tatarruf (Bandung; Mizan, 2001), h. 12-7; dan Fathi Yakan, Musykillat ad-Dakwah wa ad-Da’iyah, cet. VIII (Kairo, Muassasah ar-Risalah, 1987), h. 210-1.

58

taat dan disiplin terhadap esensi Islam. Garis ini tidak memberikan peluang dan ruang bagi fleksibelitas, sebab diasumsikan hanya akan menyimpangkan pemikiran dakwah dari jantung ajaran Islam, bahkan menyesatkan. Untuk lentur bergerak ke arah moderasi saja, garis keras ekstrem kanan ini tidak bersedia, apalagi bergerak ke arah ekstrem sebrang. Garis pemikiran ini menutup diri dari setiap pemikiran yang datang dari “luar” Islam. Seperti dicatat oleh John L. Esposito,77 kalangan pemikir dakwah aliran ini “counselled cultural isolation, withdrawal, and non-cooperation to resist the western threat to their islamic way of life [mengimbau isolasi budaya, memisahkan diri, dan tidak bekerja sama, guna melawan ancaman Barat terhadap pandangan hidup Islam anutan mereka].” Kedua, pemikiran dakwah ekstrem kiri berada pada kutub bersebrangan dengan ekstrem kanan tadi. Jika pemikiran ekstrem kanan terlampau ketat menapaki ajaran Islam “murni”, ekstrem kiri, sebaliknya, terlampau longgar dan sembrono keluar dari syari’at Islam yang murni. Garis pemikiran ini kelewat berani, untuk tidak mengatakan nekat, mengabaikan prinsip-prinsip pokok ajaran Islam dan terlalu berlebihan memanfaatkan kelenturan ajaran Islam untuk melakukan ta’wil, kemudian mengabsahkan produk-produk pemikiran dakwah yang secara jelas berbenturan dengan -misalnya- tujuan utama syari’at Islam

77 John L. Esposito, “Contemporary Islam: Reformation or Revolution?”, dalam the Oxford History of Islam (Oxford: Oxford University Press, 2001), h. 645.

59

Masih menurut catatan John L. Esposito78 .(ﻣﻘﺎﺻﺪ ّﺍﻟﺸﺮﻉ ﺍﻟﺨﻤﺴﺔ) garis pemikiran ini mendakwahkan “ a path of accommodation to harness the West’s scientific and technological power to revitalize the community and to regain independence [suatu jalan akomodasi guna memanfaatkan kekuatan ilmu dan teknologi Barat untuk membangkitkan umat dan meraih kembali kemerdekaan].” Sesuai dengan sifat ekstremnya, aliran pemikiran ini bergerak terlalu jauh dari pusaran utama syari’at Islam. Ketiga, di antara dua kutub pemikiran dakwah ekstrem (ﺍﻻﻋﺘﺪﺍﻝ ﺍﻭ tersebut, terdapat garis pemikiran dakwah jalan-tengah Garis pemikiran dakwah moderat ini memang sepakat .ﺍﻟﻮﺳﻄﻰ) dengan sisi-sisi positif dari kedua kutub ekstrem tadi, namun ia, pada saat yang sama menolak segi-segi negative dari keduanya. Ia setuju, misalnya dengan kecenderungan ekstrem kanan untuk berpegang teguh pada syari’at Islam dan dengan kecenderungan ekstrem kiri untuk memikirkan alternative kemajuan. Namun, pada saat bersamaan, ia menolak kecenderungan ekstrem kanan untuk menutup diri dari kemajuan dan kecenderungan ekstrem kiri untuk melenceng dari prinsip pokok syari’at Islam. Bagi kalangan pemikir moderat, pemikiran dakwah ekstrem kanan dan kiri sama-sama bahayanya.79

78 John L. Esposito, “Contemporary Islam: Reformation or Revolution?”, dalam the Oxford History of Islam, h. 646. 79 Bandingkan Anthony Giddens, Beyond Left and Right: Tarian “Ideologi Alternatif” diatas Pusara Sosialisme dan Kapitalisme. (Yogyakarta: IRCISoD, 2003), h. 169-212.

60

Dalam domain pemikiran dakwah, kemunculan corak pemikiran moderat ini cukup menarik80 karena, selama ini, selalu terjadi tarik menarik, atau tepatnya dorong mendorong antara dua kubu ekstrem kiri-kanan. Setiap kubu merasa benar dengan dirinya dan setiap kubu nyaris tidak mampu melihat alternatif. Apalagi jika kemudian dakwah diidentikan dengan jihad dalam pengertian sempitnya, yakni perang. Pada tingkat ini, pemikiran dakwah hampir senantiasa berorientasi pada kekerasan dan ekstrimisme.81 Dinamika dakwah menunjukan kecenderungan ‘bolak- balik’ dari satu kutub ke kutub lain. Pemikiran dan pergerakan dakwah bergerak mengikuti bandul ekstrimisme: ekstrem “kanan” dan ekstrem “kiri”. Esktrem “kanan” mempresentasikan pemikiran dan gerakan dakwah fundamentalis , sementara ekstrem “kiri” mencerminkan haluan dakwah liberal. Kecenderungan tersebut dapat terpetakan pada model bandul berikut.

Ekstrem Kiri Ekstrem Kanan

Gambar 2.2 Pendulum Ekstrimisme

80 Hal ini menarik bukan karena merupakan kecenderungan baru, sebab arus moderasi dalam tradisi dakwah justru merupakan mainstream sejarah dakwah melainkan menarik karena pola moderasinya yang unik dan lebih merupakan perpaduan unsur inti dari dua kubu ekstrem. 81 Bandingkan Anthony Giddens, Beyond Left and Right: Tarian “Ideologi Alternatif” diatas Pusara Sosialisme dan Kapitalisme. (Yogyakarta: IRCISoD, 2003), h. 169-212.

61

Dari satu kutub, pemikiran dakwah ekstrem “kanan” dimaksudkan sebagai pemikiran yang terlampaui “setia” pada fundamen-fundamen ajaran Islam. Dan kerap kali bersifat apriori terhadap perkembangan zaman. Garis pemikiran dakwah ini hampir tidak memiliki kelenturan sama sekali, sehingga ia cenderung melihat hanya satu Islam, dan karenaya hanya satu dakwah Islam, seraya tidak melihat alternative lain. Hanya saja, sesuai dengan sifat kekananannya, aliran pemikiran dakwah ini, menempuh semacam “kutub dalam” dari bola-dunia Islam. Di kutub lain, pemikiran ekstrem “kiri” di maksudkan sebagai garis pemikiran yang kelewat lentur dan tidak setia pada fundamen-fundamen ajaran Islam. Aliran ini melihat Islam yang sangat fleksibel dan menyediakan alternative yang membebaskan, seraya lebih banyak mengembangkan -jika bukan memanfaatkan- watak universal dan fleksibel yang dimiliki agama Islam. Maka garis pemikiran dakwah ini bergerak secara liberal menuju sejenis “kutub luar” dari bola-dunia Islam.82 Dalam upaya memahami setiap kecenderungan, pengkajian dakwah seyogyanya dilakukan secara terfokus.

82 Sebagai bahan perbandingan, periksa kembali Anthony Giddens, Beyond Left and Right…, mengenai ekstrimisme dan kemunculan aliran alternative.

62

B. Media Sosial 1. Pengertian Media Sosial Secara sederhana, istilah media bisa dijelaskan sebagai alat komunikasi sebagaimana definisi yang selama ini diketahui.83 Terkadang pengertian media ini cenderung lebih dekat terhadap sifatnya yang massa karena terlihat dari berbagai teori yang muncul dalam komunikasi massa. Namun, semua definisi yang ada memiliki kecenderungan yang sama bahwa ketika disebutkan kata “media”, yang muncul bersamaan dengan itu adalah sarana disertai dengan teknologinya.84 Kolaborasi dan kerja juga menjadi fokus perhatian ketika membahas definisi sosial dalam media sosial. Secara teori, ketika membahas kata sosial, ada kesepahaman bahwa individu-individu yang ada di dalam komunitas itu tidak hanya berada dalam sebuah lingkungan. Anggota komunitas harus berkolaborasi hingga bekerja sama karena inilah karakter dari sosial itu sendiri.85 Dua pengertian dasar tentang media dan sosial telah dijelaskan, namun tidak mudah membuat sebuah definisi tentang media sosial berdasarkan perangkat teknologi semata. Diperlukan pendekatan dari teori-teori sosial untuk memperjelas apa yang membedakan media sosial dan media lainnya di internet sebelum masuk pada kesimpulan apa yang dimaksud dengan media sosial.

83 McQuail, D. Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003), h. 27. 84Nasrullah Rully. Media Sosial (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 3. 85 Fusch, C. Social Media a Critical Introduction, (Los Angeles: SAGE Publications, 2014), h. 5.

63

Juga, termasuk perlunya pembahasan khusus untuk mencari hubungan antara media dan masyarakat.86 Untuk menjelaskan hal ini, Fusch mengawalinya dengan perkembangan kata Web 2.o yang dipopulerkan oleh O’Reily (2005). Web 2.o merujuk dari media internet yang tidak lagi sekedar penghubung antara individu dengan perangkat (teknologi dan jaringan) komputer yang selama ini ada dan terjadi secara bersama, saling mengolah dan melengkapi data, web sebagai platform atau program yang bisa dikembangkan, sampai pda pengguna dengan jaringan dan alur yang sangat panjang (the long tail). Media Sosial (Facebook, Twitter, Youtube dan Flickr) adalah keniscayaan sejarah yang telah membawa proses perubahan dalam proses komunikasi manusia. Proses komunikasi yang selama ini dilakukan hanya melalui komunikasi tatap muka, komunikasi kelompok, komunikasi massa, berubah total dengan perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini, khususnya internet. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi- konsekuensi proses komunikasi. Proses komunikasi yang terjadi membawa konsekuensi ditingkat individu, organisasi dan kelembagaan.87 Media sosial merupakan salah satu jenis dari media siber yang bisa digunakan untuk membulikasikan konten berupa profil, aktivitas, ataupun pendapat pribadi dalam jejaring sosial di ruang

86 Burton, G. Media and Society, Critical Persfectives, (New York: Open University Press, 2005), h. 15. 87 Nurudin, Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Komunikasi, (jurnal komunikator, vol.5, 2010), h. 83.

64

siber. Untuk mendapatkan definisi yang matang mengenai media sosial, disini penulis memaparkan beberapa definisi media sosial yang berasal dari berbagai literature penelitian:88 1. Menurut Mandibergh, media sosial adalah media yang mewadahi kerjasama diantara pengguna yang menghasilkan konten (user generated content). 2. Menurut Shirky, media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan alat untuk menigkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to share), berkerja sama (to cooperate) di antara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya yang berada si luar kerangka institusional maupun organisasi.89 3. Menurut Van Dijck, media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial. 4. Meike dan Young mengartikan kata media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi diantara individu (to be share one- to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.

88 Rully Nasrullah, Media Sosial: Persfektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 11. 89 Rully Nasrullah, Media Sosial: Persfektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 39.

65

5. Boyd menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan pasa User Generated Content (UGC) di mana konten dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di institusi media massa.90 Dari berbagai definisi atau pernyataan tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa definsi media sosial adalah media di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi secara personal atau komunitas, untuk bekerja sama, saling berbagi, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.

2. Jenis-jenis Media Sosial Banyak sumber, terutama liputan media maupun kajian literatur, yang membagi jenis media sosial. Ada yang berdasarkan model jaringan yang terbentuk, berdasarkan karakteristik penggunanya, sampai pada berdasarkan file atau berkas apa saja yang disebarkan (sharing) di antara pengguna. Dari berbagai sumber tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa setidaknya ada enam kategori besar untuk melihat pembagian media sosial, yakni:91

90 Rully Nasrullah, Media Sosial: Persfektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, h. 11-12. 91 Nasrullah. Rully. Media Sosial, h. 39.

66

a. Media jejaring sosial (social networking) b. Jurnal online (blog) c. Jurnal online sederhana atau mikroblog (micro-blogging). d. Media berbagi (media sharing) e. Penanda sosial (social bookmarking) f. Media konten bersama atau wiki. Pembagian jenis media sosial kedalam kategori ini merupakan upaya untuk melihat bagaimana jenis media sosial itu. Bukan berarti hanya terbatas pada pembagian ini apalagi melihat perkembangan platform di internet dan aplikasi di perangkat telepon genggam, seperti aplikasi Android, namun secara dasar dan teori semestinya harus ada landasan awal untuk melihat jenis- jenis media siber tersebut.92 a. Sosial Networking Social networking atau jaringan sosial merupaan medium yang paling populer dalam kategori media sosial. Medium ini merupakan sarana yang bisa digunakan pengguna untuk melaukan hubungan sosial, temasuk konsekuensi atau efek dari hubungan sosial tersebut, di dunia virtual. “Situs jejaring sosial adalah media sosial yang paling populer. Media sosial tersebut memungkinkan anggota untuk berinteraksi satu sama lain. Interaksi terjadi tidak hanya pada pesan teks, tetapi juga termasuk foto dan video yang mungkin menarik perhatian pengguna lain. Semua posting (publikasi) merupakan real time, memungkinkan anggota untuk berbagi informasi seperti apa yang terjadi” 93

92 Nasrullah. Rully. Media Sosial, h. 39. 93Saxena. S, “Social Media Can be Organized in 6 Clear Categories”. Retrived from http://www.easymedia.in/social-media-can-organized-6-clear- categories/. (Diakses pada 20 Desember 2017, pukul 02:00 WIB).

67

Kehadiran situs jejaring sosial, seperti Facebook, merupakan media sosial yang digunakan untuk memublikasikan konten, seperti profil, aktifitas, bahkan pendapat pengguna; juga sebagai media yang memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam jejaring sosial di ruang siber. Fasilitas di facebook seperti ‘wall’ bisa dimanfaatkan pengguna untuk mengungkapkan apa yang sedang disaksikan/dialami, bercerita tentang keadaan di sekitar dirinya, hingga bagaimana tanggapannya terhadap situasi, misalnya politik pada saat ini.94 b. Blog Blog merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah aktivitas keseharian, saling mengomentari, dan berbagi, baik tautan web lain, informasi dan sebagainya. Istilah blog berasal dari kata “weblog”, yang pertama kali diperkenalkan oleh Jorn Berger pada 1997 merujuk pada jurnal pribadi online.95 “Banyak blog lahir sebelm konsep media sosial muncul. Tetapi jika melihat fungsi yang ditawarkan oleh blog saat ini, anda menyadari mereka seperti plikasi media sosial lain. Mereka menawarkan alamat web pribadi, ruang web gratis, dan sistem manajemen konten memungkinkan anggota untuk membuat, menerbitkan, dan berbagi konten yang secara harfiyah bebas dari biaya”96

Pada awalnya, blog merupakan suatu bentuk situs pribadi yang berisi kumpulan tautan ke situs lain yang dianggap menarik dan

94 Nasrullah, Media Sosial, h. 28. 95 Nasrullah, Media Sosial, h. 29. 96 Saxena, S, “Social Media Can be Organized in 6 Clear Categories”. Retrived, 2014.

68

diperbarui setiap harinya, pada perkembangan selanjutnya blog memuat banyak jurnal (tulisan keseharian pribadi) pemilik media dan terdqapat kolom komentar yang bisa diisi oleh pengunjung.97 Tidak hanya itu, Rosen98 menyebut bahwa kehadiran blog telah membawa medium pemberitaan yang bersaing dengan media massa pada umumnya.99 “Blogger bisa disamakan dengan jurnalis, dapat memublikasikan cerita atau peristiwa kepada publik yang disebarkan dan menjadi perbincangan terkait pihak berwenang. Para blogger itu merupakan rekan terpercaya dan persfektif atau pandangannya sangat berpengaruh “.100 Secara akademis, jenis media sosial ini bisa dibagi menjadi dua: pertama, kategori personal homepages, yaitu pemilik menggunakan nama doamin sendiri, seperti.com atau .net; kedua, dengan menggunakan fasilitas penyedia halamanweblog gratis, seperti wordpress (www.wordpress.com) atau blogspot (www.blogspot.com). c. Microblogging Tidak berbeda dengan jurnal online (blog), microblogging merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan memublikasikan aktivitas serta atau pendapatnya. Secara historis, kehadiran jenis media sosial ini merujuk pada munculnya Twitter yang hanya menyediakan ruang tertentu atau maksimal 140 karakter.

97Blood, R. Weblogs: A History and Persfektive. Retrieved from http://www.rebeccablood.net/essays/weblog)__history.html. 98Rosen, J. The People Formely Known as the Audience. In the Social Media Reader. (Newyork: Newyork University Press, 2012), h. 13. 99 lihat juga Tremayne, 2007. 100Breakenridge, D. K. Social Media and Public Relations, (New Jersey: Pearson Education Inc, 2012), h. 80.

69

Sama seperti media sosial lainnya, di Twitter, pengguna bisa menjalin jaringan dengan pengguna lain, menyebarkan informasi, mempromosikan pendapat/pandangan pengguna lain, sampai membahas isu terhangat (trending topic) saat itu juga dan menjadi bagian dari isu tersebut dengan turut berkicau (tweet) menggunakan tagar (hashtag) tertentu. d. Media Sharing Situs berbagi media (media sharing) merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen (file), video, audio, gambar, dan sebagainya. “...adalah situs media sosial yang memungkinkan anggota untuk menyimpan dan berbagi gambar, poadcast, dan video secara online. Kebanyakan dari media sosial ini adlah gratis meskipum beberapa juga mengenakan biaya keanggotaaan, berdasarkan fitur dan layanan yang mereka berikan”.101 e. Social Bookmarking Penanda sosial atau social bookmarking merupakan media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari informasi atau berita tertentu secara online.102 Dalam catatan historis, jenis penanda sosial di internet muncul pada sekitar 1996 dengan munculnya itList dan istilah social bookmarking itu sendiri muncul pada 2003 dengan kehadiran situs Delicious (del.icio.us). Delicious mempopulerkan penanda menggunakan tagar atau tagging yang memungkinkan pengguna di internet mencari informasi berdasarkan kata kunci.

101 Saxena, S, “Social Media Can be Organized in 6 Clear Categories”. Retrived, 2014. 102 Nasrullah. Rully. Media Sosial, h. 44.

70

Pada perkembangan selanjutnya, situs penanda osial ini tidak sekedar menyediakan informasi. Media sosial ini bahkan memuat juga informasi berapa banyak web yang memuat konten tersebut yang sudah di akses. Juga, komentar-komentar terkait konten menjadi salah satu penanda yang menjadi fasilitas media sosial ini. Bahkan saat ini, sebuah web, mulai dari situs berita, situs perusahaan, sampai blog pribadi, sudah dilengkapi dengan perangkat ikon berbagi yang memfasilitas pengguna/pengakses untuk membagi halaman konten tersebut, baik ke situs jejaring sosial, blog, maupun media sosial lainnya atau bahkan hanya untuk penggunaan pribadi di peramban (webrowser) perangkat komputer atau telepon genggamnya. Beberapa situs social bookmarking yang populer adalah Delicious.com, StumbleUpon.com, Digg.com, dan untuk di Indonesia ada LintasMe.103

4. Media Sosial Sebagai Media Dakwah Menggunakan internet sebagai media dalam aktivitas dakwah bukanlah hal baru, namun internet juga telah membuka sejumlah kemungkinan baru bagi lahirnya gerakan-gerakan dan aktvisme dakwah. Internet de ngan arena yang begitu luas dan memiliki jangkauan global tidak hanya dapat dipandang sebagai medium bagi aktivitas dakwah—misalnya dengan menyebarkan beragam informasi keislaman secara luas melalui website, blog, media sosial, atau paltform lainnya tetapi juga telah menjad

103 Rully Nasrullah. Media Sosial, h. 45.

71

sebuah “lingkungan” baru yang signifikan, dimana umat Islam dapat membentuk identiyas dirinya sendiri. Oleh sebab itu, penting dipahami bahwa aktivisme dakwah yang dimaksud adalah tindakan yang tidak hanya menjadikan internet sebagai medium gerakan sosial keagamaan dalam konteks dakwah. Dengan begitu, dakwah dalam konteks ini tidak hanya dilakukan melalui, tetapi juga di internet.104 Hal ini sejalan dengan pandangan O’Leary yang melihat internet berpotesi menjadi ruang sakral bagi setiap agama. Sebagai gerakan sosial keagamaan, secara umum aktivisme dakwah di internet dapat diidentifikasi sebagai beberapa fenomena yang berbeda-beda.105 Ada beberapa kelebihan media sosial sebagai medium dalam berdakwah106: 1) Tidak terhalang oleh ruang dan waktu. Internet bisa diakses kapan pun, dimana pun dan oleh siapapun diberbagai penjuru dunia. Sehingga materi dakwah yang dilakukan di media sosial bisa diakses oleh semua orang dipenjuru dunia tanpa dibatasi jarak dan waktu. 2) Dakwah menjadi lebih variatif. Selain sebuah tilisan para pelaku dakwah di media sosial bisa membuat materi dakwah dalam bentuk gambar, audio, video, e-book,

104 Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), h. 190. 105 O’Leary, Stephen, D. “Cyberspace as Sacred Space: Communicating Religion on Computer Networks”, dalam journal of the American Academy of Religion: 1996. LXIV/4, h. 782. 106 Pardianto, “Meneguhkan Dakwah Melalui New Media”, (Jurnal Komunikasi Islam Vol.03, 01 Juni 2013), h. 33.

72

sehingga para objek dakwah di sosial media bisa memilih materi dakwah yang mereka sukai. 3) Jumlah pengguna internet semakin meningkat. Dengan pertumbuhan pengguna internet selalu mengalami peningkatan, maka hal ini merupakan kabar baik bagi pelaku dakwah di media sosial. Karena semakin banyaknya pengguna internet, maka akan semakin banyak juga objek dakwah di media sosial. 4) Hemat biaya dan energi. Dengan melakukan dakwah di media sosial, para juru dakwah tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal dan tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk melakukan dakwahnya. Karena cukup bermodalkan perangkat keras seperti komputer atau smartphone ditambah dengan koneksi internet, bisa dalam santai, atau dirumah, kegiatan dakwah di media sosial sudah bisa dilakukan. Selain banyak kelebihan berdakwah menggunakan media sosial, ternyata juga ada kekurangan saat berdakwah menggunakan media sosial, diantaranya107: 1) Untuk beberapa kalangan masyarakat, internet adalah media komunikasi yang mahal, karena untuk dapat menikmati layanan media ini, minimal seseorang harus mempunyai seperangkat komputer multi media, dan jaringan telepon.untuk pengadaan hardwarenya saja

107 Prihananto, “Internet Sebagai Dakwah Alternatif pada Masyarakat Informasi”, (Jurnal Ilmu Dakwah, Vol.04, Oktober 2001), h. 8.

73

memakan biaya yang tidak sedikit, juga ketika mengaksesnya. 2) Secara psikologis, berdakwah melalui internet menghilangkan tali silaturahmi secara fisik dan psikologis. Dengan model komunikasi jarak jauh, meski dua arah, unsur kehadiran komunikator secara fisik hampir tidak pernah terjadi. 3) Sulit mengetahui perubahan di bidang perilaku di kalangan mad’u yang tersebar dan terpencar.

C. Youtube 1. Pengertian Youtube Pada dasarnya, youtube merupakan sebuah website yang menfasilitasi penggunanya untuk berbagi video yang mereka miliki, atau sebatas menikmati berbagai video klip yang diunggah oleh berbagai pihak. Terdapat berbagai macam video yang dapat diunggah ke situs ini, seperti misalnya video klip musik dari musisi tertentu, film pendek, film televisi, trailer film, video edukasi, video blog milik para vlogger, video tutorial berbagai macam aktivitas, dan masih banyak lagi.108

108 https://www.nesabamedia.com/pengertian-youtube/, (Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 7: 07 WIB).

74

Gambar 2.2 : Streaming dengan youtube 2. Sejarah Youtube Youtube sendiri mulai berdiri semenjak bulan Februari 2005. Markas besar Youtube berada di San Bruno, California, Amerika Serikat yang diprakasai oleh tiga orang founder Youtube, yaitu Chad Hurley, Steven Chen, dan Jawed Karim. Website yang kini memuat miliaran video ini berkembang sangat pesat dari awal pertama kali didirikan. Pada tahun 2006 di bulan November, bahkan Google membeli Youtube dengan harga US$ 1,65 miliar. Youtube mendapatkan penghasilannya dari iklan yang ditampilkan sebelum video-video youtube diputar. Iklan tersebut dinamakan dengan Google AdSense, sebuah program yang menawarkan pembayaran berdasarkan tingkat frekuensi sebuah video diputar. Pada bulan Februari 2017, tercatat bahwa ada video dengan total durasi 400 jam diunggah di Youtube setiap menitnya dan total satu miliar jam konten Youtube ditonton orang setiap harinya.109

109 https://www.nesabamedia.com/pengertian-youtube/, (Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 7: 07 WIB).

75

Video pertama di YouTube berjudul Me at the zoo. Video ini menampilkan pendiri pendamping Jawed Karim di San Diego Zoo. Video ini diunggah pada tanggal 23 April 2005 dan masih ada sampai sekarang di situs ini.YouTube menawarkan uji pada Mei 2005, enam bulan sebelum peluncuran resmi pada November 2005. Pertumbuhan situs ini meroket dan pada bulan Juli 2006, perusahaan ini mengumumkan bahwa lebih dari 65.000 video diunggah setiap harinya dan situs ini menerima 100 juta kunjungan video per hari. Kebanyakan konten di YouTube diunggah oleh individu, meskipun perusahaan-perusahaan media seperti CBS, BBC, Vevo, Hulu, danorganisasi lain sudah mengunggah material mereka ke situs ini sebagai bagian dari program kemitraan YouTube. Pengguna tak terdaftar dapat menonton video, sementara pengguna terdaftar dapat mengunggah video dalam jumlah tak terbatas.110 Pemilihan nama domain www.youtube.com ternyata sempat memiliki sedikit masalah dengan situs nama serupa yaitu ww.utube.com yang mengakibatkan pengajuan tuntutan hukum terhadap youtube oleh situs tersebut dikarenakan situs tersebut banyak di banjiri pengunjung yang ingin mengunjungi youtube tetapi nyasar ke youtube.111

110https://www.jurnalkomputer.com/attachments/article/832/YOUTU BE.pdf,( Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 7:16 WIB). 111http://www.nalet.net/2017/10/15/pendiri-youtube-dan-sejarah- awal-didirikannya-youtube/, (Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 7:40 WIB).

76

Gambar 2.3 : Tiga pendiri youtube (kiri ke kanan: Chad Harley, Steve Chen, dan Jawed Karim)

YouTube didirikan oleh Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim, yang sebelumnya merupakan karyawan pertama PayPal.

Gambar 2.4 : Chad Harley

Chad Hurley yang memiliki nama panjang Chad Meredith Hurley bermula sebagai seorang web desainer yang berkebangsaan Amerika Serikat. Chad Lahir pada tanggal 24 Juli 1977 di Birdsboro, Pennsylvania, Amerika Serikat dan merupakan putra dari pasangan Don dan Joann Hurley yang tumbuh bersama kakaknya Heather dan adiknya Brent di

77

Birdsboro. Sejak kecil, Chad memang telah menunjukkan bakat dan minatnya di dunia seni. Namun kemudian dia beralih untuk menekuni media elektronik dan komputer saat SMA.112 Sekolah yang menjadi tempatnya untuk menyalurkan minatnya adalah Twin Valley High School di Elverson yang juga menjadi tempat mengajar anak berkebutuhan khusus bagi ibunya. Chad juga terkenal sebagai seorang pelari yang menonjol untuk Cross Country yang menjadi program di sekolahnya dengan mendapatkan dua gelar PIAA state pada tahun 1992 dan 1994. Dua gelar ini membuat dirinya diangkat sebagai wakil dari program lintas lari alam di sekolahnya. Selain itu, dia juga menjadi anggota Technology Student Association saat itu. Lulus dari Twin Valley pada tahun 1995, Chad Hurley kemudian melanjutkan studinya di Indiana University of Pennsylvania. Empat tahun berlalu, akhirnya dia mendapatkan gelar B.A. Seni Rupa Murni pada tahun 1999. Karena sebelum lulus Chad telah diterima bekerja di PayPal, sehingga dia langsung pergi ke California untuk menunjukkan bakat seninya dalam merancang logo perusahaan tersebut. Dan hasil karyanya telah menjadi logo resmi perusahaan hingga sekarang. 113

112http://www.nalet.net/2017/10/15/pendiri-youtube-dan-sejarah- awal-didirikannya-youtube/, (Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 7:40 WIB). 113http://www.nalet.net/2017/10/15/pendiri-youtube-dan-sejarah- awal-didirikannya-youtube/, (Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 7:40 WIB).

78

Gambar 2.5 : Steven Shinh

Steven Shinh Chen yang akrab dipanggil Steve Chen lahir pada tanggal 18 Agustus 1978. Dilihat dari namanya saja, sudah terlihat bahwa pria ini berasal dari keturunan Asia. Chen lahir dan tumbuh di daerah Taipei, Taiwan selama 15 tahun yang kemudian mengikuti keluarganya untuk bermigrasi ke Amerika Serikat. Kemudian dia melanjutkan sekolahnya dengan masuk ke dalam Sekolah Menengah River Trails Middle School di Mount Prospect, Illinois. Setelah itu berlanjut ke Sekolah Menengah John Hersey High School di Arlington Heights pada tahun pertama dan masuk Illionis Mathematics and Science Academy untuk tiga tahun terakhirnya. Setelah lulus, Chen masuk ke University of Illinois at Urbana-Champaign untuk mengambil jurusan ilmu komputer. Tahun 2002, dia berhasil lulus dan kemudian bekerja sebagai karyawan pertama di PayPal sebagai progammer.114

114http://www.nalet.net/2017/10/15/pendiri-youtube-dan-sejarah- awal-didirikannya-youtube/, (Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 7:40 WIB).

79

Gambar 2.6 : Jawed Karim

Orang terakhir yang menjadi pendiri YouTube adalah Jawed Karim. Pria keturunan Bangladesh-Jerman ini lahir di Merseburg, Jerman Timur pada tanggal 28 Oktober 1979. Hanya setahun di Merseburg, Karim menyebrangi Tembok Berlin untuk menetap di Neuss, Jerman Barat pada tahun 1980. Barulah Saat dia berumur 13 tahun, Karim dan keluarganya pindah ke Amerika Serikat. Kepindahannya ke Amerika Serikat berselang dua tahun setelah Penyatuan Kembali Jerman (German Reunification) yakni pada tahun 1992. Setelah berada di Amerika, Karim langsung meneruskan sekolah. Central High School di Minnesota adalah sekolah pertamanya di Amerika. Setelah lulus, dia diterima di University of Illinois at Urbana-Champaign di Illinois dengan jurusan ilmu komputer. Meskipun belajar di tempat dan jurusan yang sama dengan Steve Chen, namun keduanya belum pernah berkenalan. Sama halnya seperti Chad Hurley, Karim juga telah diterima menjadi salah satu karyawan pertama di PayPal. Tahun 2004,

80

akhirnya dia mendapatkan gelar Bachelor of Science dan langsung melanjutkan kerjanya di PayPal.115 Bab selanjutnya yaitu bab III akan membahas mengenai metodologi penelitian mengenai paradigma dakwah, pendapat- pendapat seorang pakar dakwah dan mengenai subjek penelitian sekaligus teknik analisa data.

115 https://www.maxmanroe.com/sosok-3-serangkai-di- balikkesuksesan-youtube.html, (Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 8:12 WIB).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. PARADIGMA DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD Kuntowijoyo, dalam paradigma Islam, menyebut bahwa “tradisi profetis” ini merupakan pengkondisian situasi historis Nabi ke dalam aktualisasi kehidupan manusia.1 Dengan demikian, maka aktualisasi fungsi kerisalahan tersebut mengandung 2 (dua) proses transfomasi. Pertama, transformasi nilai (transformation of value), yaitu proses alih nilai dari kejahiliahan (baik yang terdapat pada agama-agama lain non Islam atau keyakinan lainnya maupun nila-nilai yang ada faham marxisme, idealisme, materialisme, dan lain-lain) kepada nilai-nilai moral universal Islam. Maka dakwah adalah upaya pengembangan manusia kepada tatanan budaya dan peradaban luhur yang dicita-citakan umat manusia. Kedua transformasi sosial (transformation of social).2 Salah satu kepentingan besar Islam sebagai sebuah ideologi sosial adalah bagaimana mengubah kondisi masyarakat sesuai dengan cita-cita dan visinya mengenai transformasi sosial. Dan semua ideologi atau filsafat sosial menghadapi suatu permasalahan pokok, yakni bagaimana mengubah masyarakat dari kondisinya

1 Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, (Bandung: Mizan, 1998), h. 294. 2Dakwah Islam dalam pengertian transformasi sosial, bersifat multidimensional. Misalnya dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, dengan membangun kembali masyarakat Arab dari masyarakat jahiliah menjadi masyarakat Islami, yang beradab dalam tetanan sosialnya, dari masyarakat yang strukturnya menginjak-injak hak asasi manusia, menjadi masyarakat yang menghargai hak-hak asasi manusia.

81 82

sekarang menuju kepada keadaan yang lebih dekat dengan tatanan idealnya. Sebagai sebuah ‘ideologi’ sosial, Islam juga mendapat teori-teori sosialnya sesuai dengan paradigmanya untuk transformasi sosial menuju kepada tatanan masyarakat yang sesuai dengan cita-citanya. Oleh karena itu, dakwah islamiyah sangat berkepentingan terhadap realitas sosial, bukan untuk dipahami, tetapi juga berkehendak untuk direalitaskan. Maka tidaklah Islami misalnya, jika kaum muslimin bersikap acuh tak acuh terhadap kondisi sosial masyarakatnya, sementara tahu bahwa kondisi tersebut mungkar.3 Melihat pada pengertian pertama, dakwah sebagai transformasi nilai, maka dakwah sebagai transformasi nilai, dakwah tidak lain merupakan proses komunikasi dari komunikator (da’i) pada komunikan (objek dakwah) dengan menyampaikan pesan (nilai-nilai yang ada dalam ajaran Islam) untuk dilakukan sehingga terjadi perubahan perilaku.4 Senada dengan dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Abdul Somad, sebagai wujud dari dakwah transformasi nilai, langkah ideal pertamanya adalah melakukan dakwah bil lisan5

3 Kuntowijoyo, Paradigma Islam, h. 337. 4Syamsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008), h. 48. 5 Dakwah Bil lisan, yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan lain-lain. Metode ceramah ini tampaknya sudah sering dilakukan oleh para juru dakwah, baik ceramah di majelis taklim, khutbah jum’at di masjid-masjid atau pengajian-pengajian. (Lihat Syamsul Munir Amin, Tajdid Al-fikrah fi al- Da’wah al-Islamiyyah, maqalah bi al-lughah al-Arabiyyah, kulliyah ad- Da’wah, Wonosobo: Al-Jami’ah Li Ulum Al-Qur’an, Jawa Al-wustha, 17 Ramadhan 1424H/2003 M), h 2-3.

83

kepada jama’ahnya yang terbilang tak terhingga khususnya di Indonesia. Paradigma dakwah atau pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad tak lain ingin mencerdaskan masyarakat dari pemikiran agama yang primitif menuju pemikiran dan pemahaman yang komprehensif, dengan begitu jama’ahnya bisa menerapkan nilai- nilai moral universal Islam. Dengan tidak melupakan tatanan budaya dan peradaban luhur yang dicita-citakan umat manusia yaitu akhlak yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam dan toleransi terhadap sesama. Adapun materi kajian dakwah bil lisan Ustadz Abdul Somad yaitu terfokus pada kajian ilmu Fiqh dan Al-Hadits. Karena sebagian Ulama menyebutkan ilmu fiqh adalah ilmu dasar agama yang membahas tentang tata cara peribadatan. Sedangkan al-hadits merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh juru dakwah. Kalau Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam Islam, maka hadits adalah sumber yang kedua. Hadits sama halnya seperti Al-qur’an berbahasa Arab, namun bahasa hadits adalah bahasa Nabi Muhammad SAW sedangkan Al-qur’an adalah wahyu Allah.6 Apalagi dakwah bil lisan Ustadz Abdul Somad ini diperkuat oleh hafalan-hafalan hadits yang jelas sanad dan asbabul wurudnya. Selain dari pada itu, banyak umat yang merasa terjadi atas perubahan perilakunya setelah mendengar dakwah dari Ustadz Abdul Somad, karena setiap kali ia menyampaikan dakwahnya, Ustadz Abdul Somad melantangkan suaranya ditambah dengan

6 Syamsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h 83.

84

retorika7nya seolah keberanian atas kepercayaan diri Ustadz Abdul Somad ini menimbulkan aura positif sehingga setiap perkataanya menyerap dalam diri umatnya dan diaplikasikan dalam rutinitas sehari-hari. Sehingga ia pun manjadi salah satu tokoh dakwah yang kharismatik. Adapun pada level sosialnya, proses transformasi nilai Islam yang intinya adalah humanisme-teosentris, bukanlah proses ke jenjang kognitif, efektif, dan psikomotorik pada level individu semata, tetapi juga menjadi keharusan nilai-nilai Islam tersebut berlaku untuk perubahan sosial masyarakat yang berlaku semestinya mengacu pada dimensi fitrah kemanusiaan dan kemasyarakatannya.8 Firman Allah SWT:

َ َ َ ُ ۡ ٓ ْ َ َ ُ َ ۡ َ ٰ ُ ّ َ َ َ َ َ َ َ ُ ۡ ُ ُ ٗ َ َ َ َ َ َ َ ُ ٓ ٱ س إِ ِ ذٖ وأ ٰ وٰ وِ ِ ر ۚا إِن َ َ ۡ َ َ ُ ۡ َ ۡ َ ُ ۡ َ َ ٌ َ ٞ أ ِ ٱ ِ ٱٰ ۚ إِن ِ ِ

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)9

7 Menurut Aristoteles salah seorang tokoh filsuf kuno retorika adalah the art of persuasion (seni untuk mempengaruhi). Retorika merupakan ilmu kepandaian berpidato atau teknik dan seni berbicara didepan umum. (Lihat Syamsul Munir Amin: Ilmu dakwah), h 171. 8 Dr. Kuntowijoyo, Paradigma Islam, h 337. 9 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 517.

85

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa manusia diciptakan adalah untuk saling mengenal tanpa pandang ras, etnik, maupun bangsa seseorang. Dalam persfektif antropolgi, pendekatan dakwah ini telah dilakukan oleh Ustadz Abdul Somad. Ia mampu mengkondisikan dirinya setiap kali ia berdakwah di suatu daerah yang kerap berbeda suku itu. Dengan berlatar belakang melayu ia mampu mempijaki dirinya dimana saja khususnya di Indonesia. terlebih bahasa Arab yang dikuasai olehnya karena memang profesinya merupakan seorang dosen hadits di UIN Suska, Riau. Pada level sosial lainnya atau yang disebut dakwah bil hal, yang di telusuri oleh peneliti dari www.muslimbersatu.net diposting pada jum’at 01 September 2017. Ustadz Abdul Somad bersama rombongan dari pengurus Masjid An-Nur Pekanbaru, Lazis PLN, Baznas, Tafaqquh, FPI, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, UIN Suska Mengajar dan ormas lain melakukan rihlah dakwah ke Suku Talang Mamak di Desa Rantau Langsat, Indragiri Hulu, Riau. Rihlah yang dilakukan mulai Senin 28 Agustus 2017 sampai Kamis 31 Agustus 2017 itu dilakukan di dusun-dusun terasing di Talang Mamak, Indragiri Hulu, Riau. Perjalanan ke lokasi memerlukan waktu 5 jam perjalanan darat dari Kota Pekanbaru yang dilanjutkan dengan transportasi sungai lebih kurang 5 hingga 7 jam. Dalam rihlah tersebut Ustadz Abdul Somad dan tim menyalurkan bantuan sebanyak 48 ekor kambing kurban yang merupakan sumbangan dari sahabat-sahabat media sosial mulai

86

dari Riau hingga Amerika Serikat. Selain itu, juga berhasil terkumpul dana sebanyak Rp 45 jutaan dari malam penggalangan dana yang berlangsung di Rengat, Riau.10 Ustadz Abdul Somad mempunyai strategi tersendiri dalam berdakwah. Strategi dakwah artinya metode, siasat, taktik atau manuver yang dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah.11 Seorang da’i sangatlah memerlukan pemahaman mengenai strategi berdakwah sehingga ia matang dalam menyampaikan dakwahnya dengan bijak, rajin dan cerdas.12 Metode Ilmu dakwah menurut Syukriadi Sambas, ia merumuskan tiga langkah kerja (metode) kelimuan dakwah yang dikenal dengan sebutan pendekatan tiga ‘M’ (tiga manhaj) yaitu: Manhaj Istinbath, iqtibas, dan istiqra. a. Manhaj Istinbath yaitu: suatu langkah kerja (metode) untuk menggali, merumuskan, dan mengembangkan teori- teori dakwah atau memahami hakikat dakwah dengan merujuk atau memahami hakikat dakwah dengan merujuk atau menurunkan dari Al-qur’an dan As-sunnah. Contoh unsur-unsur dakwah umpamanya dapat dirumuskan dengan merujuk pada Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125. b. Manhaj Iqtibas yaitu: Suatu langkah kerja (metode) untuk menggali, merumuskan, dan mengembangkan teori-teori

10 http://www.muslimbersatu.net/2017/09/ustadz-abdul-somad-rihlah- dakwah-ke.html (Diakses 26/10/2017 pukul 08:50 WIB). 11 Asmuni Syukir, Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h. 32. 12 Sa’id Al-Qahtani, Menjadi Da’i Yang Sukses; penerjemah Aidil Novia, Lc; Penyunting Masturi Irham, Lc. Judul Asli Muqawwimat ad- Da’iyah an-Najih fi Dha’u al-kitab wa As-sunnah: Mafhum wa Nazar wa Tathbiq. (Jakarta: Qisthi Press, 2005), h. 91.

87

dakwah atau memahami hakikat dakwah dengan meminjam atau meminta bantuan dari ilmu-ilmu sosial. Contoh meminjam teori komunikasi tentang efektifitas dalam proses komunikasi, dengan ilmu bantu ilmu komunikasi. c. Manhaj Istiqra yaitu: Suatu langkah kerja (metode) untuk menggali, merumuskan, dan mengembangkan teori-teori dakwah atau memahami hakikat dakwah dengan melakukan penelitian referensi atau lapangan. Contoh meneliti metode dakwah Abdullah Gymanstiar (Aa Gym).13 Dari penjelasan diatas, peneliti mengkategorikan bahwasanya Manhaj ilmu dakwah yang sesuai dengan dakwah Ustadz Abdul Somad yakni tepat pada manhaj istinbath.14 Selain itu jika dilihat dari sisi keutamaan secara kaffah maka manhaj yang disebutkan oleh Syukriadi Sambas ini, yakni ketiga manhaj tersebut masuk pada ranah metode dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Abdul Somad. Baik itu Manhaj Iqtibas15 maupun

13 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 33. 14Manhaj Istinbath yaitu: suatu langkah kerja (metode) untuk menggali, merumuskan, dan mengembangkan teori-teori dakwah atau memahami hakikat dakwah dengan merujuk atau memahami hakikat dakwah dengan merujuk atau menurunkan dari Al-qur’an dan As-sunnah. 15Manhaj Iqtibas yaitu: Suatu langkah kerja (metode) untuk menggali, merumuskan, dan mengembangkan teori-teori dakwah atau memahami hakikat dakwah dengan meminjam atau meminta bantuan dari ilmu-ilmu sosial. Contoh meminjam teori komunikasi tentang efektifitas dalam proses komunikasi, dengan ilmu bantu ilmu komunikasi.

88

Manhaj Istiqra’.16 Jadi, peneliti merasa ini bukan pilihan metode yang tepat untuk di kategorikan pada strategi pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad. Karena semua metode ini dilakukan oleh Ustadz Abdul Somad dan bisa jadi ini menjadi strategi unik Ustadz Abdul Somad yang membedakannya dengan ustadz yang lain. Strategi ini lebih menitikberatkan pada strategi dakwah secara umum. Sedangkan strategi dakwah pada ranah pemikiran menurut penuturan dari Riki Ardiansyah selaku mahasiswa Al-Azhar, Kairo yang mengatakan mengenai strategi dakwah Ustadz Abdul Somad, menurutnya selama ini, Ustadz Abdul Somad menggunakan strategi yang sudah di ajarkan Al Azhar yaitu manhaj wasathiyyah. Maksud wasathiyyah di sini adalah “Laa syarqiyyah walaa Ghorbiyyah” (tidak ketimur-timuran tidak pula kebarat-baratan) artinya berada di tengah- tengah. Tidak “tasyaddud” (asal mengharamkan, membid’ahkan, mengkafirkan) sehingga umat merasa takut dan cemas, tidak pula “tasayyur” (mudah menghalalkan apa saja tanpa hujjah dan dalil yang jelas). Ingin lebih jelas lagi mengenai pembahasan ini bisa kita buka ,milik Imam Ibnu Al Qoyyim Al Jauzi ﺇﻋﻼﻡ ﺍﻟﻤﻮﻗﻌﻴﻦ kitab mengenai orang orang yang asal menentukan hukum halal dan haram dengan mudahnya.17

16 Manhaj Istiqra yaitu: Suatu langkah kerja (metode) untuk menggali, merumuskan, dan mengembangkan teori-teori dakwah atau memahami hakikat dakwah dengan melakukan penelitian referensi atau lapangan. 17 http://hilman.web.id/blog/1503/rekam-jejak-retorika-dan-strategi- dakwah-ustadz-abdul-somad-lc-ma.html, di akses pada 08/10/2018, pukul 10:09 WIB.

89

Wasathiyyah yang Ustadz Abdul Somad terapkan adalah untuk menyatukan dan merekatkan umat. Agar umat ini tidak saling menyalahkan dan meributkan perkara-perkara yang sebenarnya para Ulama sudah tuntas membahas nya.18

B. SUBJEK PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Jakarta, Ciputat- Tangerang. Sebab daerah ini adalah tempat yang sangat berkaitan dengan sirkulasi kegiatan atau rutinitas yang dilakukan peneliti. Sementara yang menjadi objek penelitian adalah video dakwah Ustadz Abdul Somad sebagai juru dakwah yang bersentuhan dengan media sosial di youtube dan penelitiannnya adalah pemikiran, aktivitas serta dampak dakwahnya di youtube dalam hal ini terkait pada channel resminya yaitu Tafaqquh Video.

C. TEKNIK ANALISA DATA Analisa data diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan jalan melakukan penafsiran secara deskriptif terhadap video-video dakwah Ustadz Abdul Somad yang ditinjau dari pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad yakni segala aktivitas dakwah serta dampak dakwah Ustadz Abdul Somad. Tahap analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak pengumpulan data yaitu: a. Reduksi data, yang diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan

18https://suaramuslim.net/strategi-dakwah-ustadz-abdulsomad/,(Di akses pada 26/10/2017, pukul 11:00 WIB).

90

dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis lapangan. b. Penyajian data (display data) dilakukan dengan menggunakan teks naratif, dan c. Penarikan kesimpulan serta verifikasi.19 Adapun pengumpulan data penelitian ini yaitu hasil daripada menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, baik itu data primer (video dakwah Ustadz Abdul Somad) beberapa langsung dari channel resminya di youtube yakni “Tafaqquh Video” maupun data sekunder (buku, majalah, internet, surat kabar, artikel dan berbagai data yang relevan dengan dakwah Ustadz Abdul Somad). Pada bab selanjutnya yaitu bab IV akan membahas mengenai biodakwah Ustadz Abdul Somad, yaitu perjalanan-perjalanan dakwah Ustadz Abdul Somad dan beberapa prestasinya sebagai tokoh da’i yang berpengaruh di Indonesia.

19 Emzir, Analisis Data, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 50-51.

BAB IV BIODAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD

A. Biografi Ustadz Abdul Somad Ustadz Abdul Somad, Lc., MA (lahir di Pekanbaru, pada Rabu petang tanggal 30 Jamada al-Ula 1314 Hijriah bertepatan dengan 18 Mei 1977 M, usia sekarang 41 tahun).1Adalah seorang Ulama asal Pekanbaru, Riau yang sering mengulas berbagai macam persoalan agama, khususnya kajian ilmu Hadits dan Ilmu Fiqh. Selain itu, ia juga banyak membahas mengenai nasionalisme dan berbagai masalah kekinian yang sedang menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat. Namanya dikenal publik karena Ilmu dan kelugasannya dalam memberikan penjelasan dalam menyampaikan dakwah yang disiarkan melalui saluran Youtube. Ustadz Abdul Somad saat ini bertugas sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau.2 Moyangnya adalah Syekh Abdurrahman3 yang pernah belajar ilmu agama Islam di Mekkah, Arab Saudi. Sepulangnya

1 http://somadmorocco.blogspot.com/2010/07/biografi.html, (Diakses pada Kamis, 13 September 2018, pukul 15:31 WIB). 2 Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (disebut juga UIN Suska Riau) adalah Universitas Islam Negeri yang berada di Pekanbaru. Penamaannya dengan Sultan Syarif Kasim yaitu nama sultan ke- 12 atau sultan terakhir Kesultanan Siak Sri Inderapura. 3 Tuan Syekh Silau Laut bernama lengkap Syekh Abdurrahman Urrahim bin Nakhoda Alang Batubara. Berdasarkan catatan riwayat Silau Laut yang dipublish di http://omtato.blogspot.co.id, Syeikh Silau Laut dilahirkan di daerah Batubara (sekarang Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Tiram Batubara, Sumatera Utara) pada tahun 1858 atau 1275 Hijriyah. Ayahnya bernama Nakhoda Alang bin Nakhoda Ismail, keturunan dari Tuk Angku Mudik Tampang keturunan dari Tuk Angku Batuah yang berasal dari daerah

91

92

dari Mekkah, Syekh Abdurrahman menghadap Sultan Asahan dan diberikan sebidang tanah yang kemudian di atasnya dibangun sebuah rumah.“Lalu dibuatnyalah rumah yang masih ada sampai sekarang, namanya rumah besar, satu arsitek dengan Istana Lima Laras di kabupaten Batubara, Sumatera Utara,” ujar Ustadz Abdul Somad. Di tempat itulah Syekh Abdurrahman membangun biduk rumah tangga hingga turun-temurun sampai ke generasi Ustadz Abdul Somad. “Kemudian beranak pinaklah Syekh Abdurrahman, punya anak perempuan bernama Siti Aminah, Siti Aminah punya anak perempuan bernama Hajjah Rohana, Hajjah Rohana punya anak itulah saya Abdul Somad,”.4 Walaupun moyangnya adalah seorang Syekh, Ustadz Abdul Somad tidak dianggap demikian, sebab Sumatera Utara menganut paham patrilinial atau berdasarkan keturunan ayah. “Tapi saya tidak dianggap keturunan Tuan Syekh karena dari pihak perempuan. Makanya kalau ada yang bertanya keturunan Tuan Syekh, tidak saya bilang. Terus, ayah saya petani, orang

Rao (perbatasan Mandailing Natal dengan Sumatera Barat). Gelar ‘nakhoda’ di awal nama ayahnya itu profesinya sebagai Nakhoda di sebuah kapal tongkang miliknya sendiri. Kapal itu digunakannya untuk membawa barang-barang dagangan antarpulau bahkan Malaya (Malaysia). Ibunya bernama Naerat berasal dari Kampung Rantau Panjang (Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang, Sumatera Utara). Beliau adalah anak ketiga dari empat bersaudara, yaitu: Abas, Siti Jenab, Abdurrahman, Abdurrahim. Lihat juga https://news.bersamadakwah.net/2017/12/kisah-seorang-syeikh-yang- ternyata.html 4 http://kupang.tribunnews.com/2018/08/07/profil-lengkap-ustadz- abdul-somad-latar-belakang-dan-silsilah-keluarga-berikut-kisah-uas, (Diakses, Minggu 16 September 2018, pukul 16:00 WIB).

93

biasa. Kami bukan keturunan bangsawan, bangsa yang hidup di awan,” kata UAS.5 Ustadz Abdul Somad menempuh pendidikan dasar di SD Al-Washliyah Medan6 dan tamat tahun 1990. Lalu melanjutkan ke MTs Mu’allimin Al-Washliyah7 yang juga masih di Medan dan tamat tahun 1993. Selama satu tahun setelahnya, UAS menimba ilmu di Pondok Darul Arafah8, Deli Serdang, Sumatera Utara. Kemudian keluarga UAS memutuskan untuk merantau ke Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, bekas kerajaan Melayu Pelalawan yang merupakan pecahan dari Kerajaan Siak Sri Indrapura. Di tanah perantauan itu UAS melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Aliyah Nurul Falah,9 Air Molek, Indragiri Hulu sampai lulus tiga tahun kemudian. Pada tahun 1998, UAS mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir10. UAS dan 99 orang lainnya berhasil menyingkirkan 900 peserta yang ikut seleksi. “Lalu kemudian melanjutkan ke Universitas Al-Azhar

5http://kupang.tribunnews.com/2018/08/07/profil-lengkap-ustadz- abdul-somad-latar-belakang-dan-silsilah-keluarga-berikut-kisah-uas, (Diakses, Minggu 16 September 2018, pukul 17:00 WIB). 6http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sekolah/B5636A5E8A2B38 D211FC 7 Lihat juga https://mtsmuallimin.wordpress.com 8 Pesantren Darularafah Raya adalah sebuah pesantren modern yang terletak di desa Kutalimbaru, Deli Serdang, berjarak sekitar 25 km dari pusat kota Medan, Sumatera Utara. Pesantren Darularafah Raya berdiri di atas tanah seluas 200 ha. Tahun ini, Pesantren Darularafah memiliki lebih dari 3000 dan Dyah yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. 9 Baca juga profil MA https://www.manufal.sch.id/sejarah-singkat/ ﺟﺎﻣﻌﺔ ﺍﻷﺯﻫﺮ :Universitas Al-Azhar (diucapkan "Az-har", Arab 10 Al-ʾAzhar al-Šyarīf, Al-Azhar Mulia), adalah salah satu pusat utama ;ﺍﻟﺸﺮﻳﻒ pendidikan sastra Arab dan pengkajian Islam Sunni di dunia dan merupakan universitas pemberi gelar tertua kedua di dunia Universitas ini berhubungan dengan masjid Al-Azhar di wilayah Kairo Kuno.

94

tahun 1998 sampai 2002. Empat tahun saya pulang, melanjutkan ke UKM11, Universiti Kebangsaan Malaysia jurusan FPI, Faculti Pengajian Islam,” ucap Ustad Abdul Somad. Namun Di UKM Malaysia, UAS hanya sempat kuliah selama dua semester saja. Ia kemudian mendapatkan beasiswa S2 dari The Moroccan Agency of International Cooperation (AMCI) di Dar El-Hadits El- Hassania Institute12, Maroko.“Lalu dapatlah tahun 2004 saya berangkat, 2006 akhir dapatlah gelar setelah dua tahun di sana dari Darul Hadits di Rabat, nama gelarnya DESA. Tapi malu saya memakainya. Masa jauh-jauh balik Desa. Jadi saya tulis ajalah Lc, MA. Karena kebanyakan orang pakai MA,” ujar UAS.13 Menurutnya, Dar El-Hadits El-Hassania Institute, Maroko, setiap tahunnya hanya menerima 20 mahasiswa melalui jalur beasiswa. 15 di antaranya diperuntukkan bagi pelajar Maroko dan 5 sisanya diperebutkan oleh pelajar dari seluruh dunia.“AMCI14 memberi beasiswa tujuh tahun, saya baru

11 Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) secara internasional dikenal dengan nama Nasional University of Malaysia, didirikan pada 18 Mei 1970. Awalnya universitas ini hanya memiliki 192 siswa, 78 orang staf akademik dan tiga fakultas, yaitu Fakultas Seni, Fakultas Sains, dan Fakultas Studi Islami. Sekarang UKM telah berkembang menjadi 12 fakultas, 13 institut riset, dan 14 pusat studi yang menawarkan program akademik yang bervariasi di bidang musik dan sains. Hingga saat ini universitas ini telah meluluskan 117.075 mahasiswa; 103.066 sarjana, 13.015 master dan 994 doktor. 12 Universitas ini Berdiri pada bulan Nopember 1964, berdasarkan SK Raja Hassan II tanggal 26 Ramadan 1383 H. Dengan demikian, dar al-hadits bisa dikatakan sebagai lembaga pertama yang didirikan langsung oleh Raja Hassan II sejak beliau naik Tahta kerajaan maroko, pada tahun 1962. 13 http://kupang.tribunnews.com/2018/08/07/profil-lengkap-ustadz- abdul-somad-latar-belakang-dan-silsilah-keluarga-berikut-kisah-uas, (Diakses, Minggu 16 September2018, pukul 20:00 WIB). 14 AMCI (Bahasa Perancis: Agence Marocaine de Cooperation Internationale) dari kerajaan Maroko yang kala itu menyediakan beasiswa bagi Pendidikan S2 hingga S3 di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah.

95

habiskan dua tahun, berarti ada jatah lima tahun lagi. Tapi kata emak saya waktu saya mau lanjut Doktor, tak ada gunanya kau balik Doktor kalau aku almarhumah. Akhirnya saya baliklah. Itulah mengapa saya tak Doktor. Kesal seumur hidup tak dapat dijemput balik. Makanya kalau udah salaman, kenalkan Doktor, aduh ciut saya,” ujar UAS. 15 Setelah selesai wisuda, UAS menyempatkan diri untuk menunaikan ibadah haji ke Mekkah, Arab Saudi. Kebetulan waktu itu musim haji pada bulan Desember. Selesai berhaji, UAS terbang dari Jeddah ke Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam menggunakan pesawat Royal Brunei. “Itulah singgah saya ke rumah guru saya Haji Armawi Abdurrahman. Beliau juara Musabaqoh Tahfiz Quran di Mekkah Al-Mukarramah tahun 1987-1988. Kemudian beliau mengajar di Pondok Tahfiz Quran. Jadi saya dapat info, ustadz saya mau datang ke Brunei, datanglah, maksudnya mau transit kalau bisa dapat kerja di Brunei,” tutur UAS.16 Setelah melamar pekerjaan ke sejumlah tempat UAS lalu pulang ke rumah orangtuanya di Riau dan menjadi dosen di sebuah universitas swasta. Ia kemudian mengikuti tes untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil. UAS mendapatkan kabar bahwa dirinya diterima sebagai dosen kontrak di universitas yang ada di Brunei Darussalam. “hari itu pikiran bercabang. Kata emak saya

15 http://kupang.tribunnews.com/2018/08/07/profil-lengkap-ustadz- abdul-somad-latar-belakang-dan-silsilah-keluarga-berikut-kisah-uas, (Diakses, Minggu 16 September 2018, pukul 13:05 WIB). 16 http://kupang.tribunnews.com/2018/08/07/profil-lengkap-ustadz- abdul-somad-latar-belakang-dan-silsilah-keluarga-berikut-kisah-uas, (Diakses pada Minggu 16 September 2018, pukul 11:39 WIB).

96

tak usahlah kau pergi lagi karena sudah terlalu lama jauh. Anak tak banyak, saya anak pertama adik saya anak ke-dua. Kau di sini sajalah walaupun hujan batu di sini hidup juga kau nanti. Itu skenario Allah SWT,” ucap UAS.17

Pengabdian - Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. - Dosen Tafsir dan Hadits di Kelas Internasional Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau. - Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur Pekanbaru. - Anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan Keorganisasian Periode : 2009 – 2014. - Anggota Badan Amil Zakat18 Provinsi Riau, Komisi Pengembangan, Periode : 2009 – 2014. - Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama19 Provinsi Riau, Periode : 2009 – 2014.

17https://www.eramuslim.com/berita/nasional/inilah-kisah-perjalanan- hidup-ustadz-abdul-somad.htm#.W5X2_y2B3MI,(Diakses pada Senin 10/09/2018, pukul 12:12 WIB) 18 Badan Amil Zakat Nasional (disingkat BAZNAS) adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. BAZNAS merupakan Lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama. BAZNAS berkedudukan di ibu kota negara. 19 Nahdlatul 'Ulama (Kebangkitan 'Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.

97

Karya Ilmiah Selain menyampaikan dakwah melalui ceramah, kegiatan lain yang tidak pernah lepas dari Ulama yaitu menulis sebagai sarana dakwah. Pekerjaan menulis sebuah karya merupakan salah satu jalan dakwah bil qalam, yang mana tulisan tersebut merupakan buah pemikiran dan gagasan dari penulis. Dengan demikian tidak heran apabila pada periode abad ke 19-20-an tidak sedikit dijumpai karya-karya menggunanakan bahasa Arab yang ditulis oleh Ulama-ulama besar, khususnya Ulama di Nusantara. Karya-karya tersebut dikenal dengan sebutan . Begitu halnya dengan Ustadz Abdul Somad, sebagai bagian dakwah bil qalam-nya, ia juga menuangkan ide dan gagasannya melalui karya yang ia tulis. Sudah beberapa karya tulis sesuai kemampuan dan latar belakang keilmuan dan pendidikannya. Diantaranya:

1. Tesis ِ ﺭ َ ﺟ ُﺎﻝ ْﺍ ُ ﻟﻣ َ ﻭ َ ﻁﺄ َ ﻭ ﱠ ﺍﻟﺻ ِ ﺣﻳْ ِ ﺣﻳْ َﻥ ﺍﻟﱠ ِﺫ ﻳْ َﻥ َ ﺿ ﻌَ ﻔَ ُ ﻬ ْﻡ ﺍﻟﻧﱠ َ ﺳ ِﺎﺋ ْ ﻲ ِﻓ ْ ﻲ ِ ﻛ ﺗَ ِﺎﺏ ﱡ ﺍﻟﺿ ﻌَ ﻔَ ِﺎء َ ﻭ ْﺍ َ ﻟﻣ ْ ﺗ ُﺭ ْ ﻭ ِ ﻛﻳْ َﻥ : َ ﺟ ْ ﻣ ﻌًﺎ َﻭ ِ ﺩ َ ﺭ َ ﺍﺳ ﺔً.

Kajian terhadap para periwayat dalam kitab Shahih al- Bukhari, Shahih Muslim dan Shahih al-Muwattha’ yang dinyatakan dha’if oleh Imam an-Nasa’i dalam kitab adh-Dhu’afa wa al-Matrukin: studi komparasi.

2. Terjemah (Arab – Indonesia): a. Perbuatan Maksiat Penyebab Kerusakan Rumah Tangga (Judul Asli: Al-Ma’ashi Tu’addi ila Al-Faqri wa Kharab

98

Al-Buyut), Penulis: Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, Maret 2008. b. 55 Nasihat Perkawinan Untuk Perempuan, (Judul Asli : 55 Nashihat li al-banat qabla az-zawaj), Penulis: DR. Akram Thal’at, Dar at-Ta’if, Cairo. Diterbitkan oleh Penerbit Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, April-2004. c. 101 Kisah Orang-Orang Yang Dikabulkan Doanya (Judul Asli: 101 Qishash wa Qishah li Alladzina Istajaba Allah Lahum Ad-Du’a’, Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Azzam – Jakarta, Desember 2004. d. 30 Orang Dijamin Masuk Surga (Judul Asli: 30 al- mubasysyarun bi al-jannah), DR.Mustafa Murad, Dar al- Fajr li at-Turats,Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Juli-2004. e. 15 Sebab Dicabutnya Berkah (Judul Asli: 15 sabab min asbab naz’ al-barakah), Penulis: Abu Al-Hamd Abdul Fadhil, Dar ar-Raudhah-Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Agustus-2004. f. Indahnya Seks Setelah Menikah (Judul Asli : Syahr al- ‘asal bi la khajal), DR. Aiman Al-Husaini, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif, Jakarta, September 2004. g. Beberapa Kekeliruan Memahami Pernikahan (Judul Asli: Akhta’ fi mafhum az-zawaj, Muhammad bin Ibrahim Al- Hamd, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif- Jakarta, September 2004.

99

h. Sejarah Agama Yahudi (Judul Asli: Tarikh ad-Diyanah al- Yahudiyyah), diterbitkan oleh Pustaka al-Kautsar, Jakarta, Desember 2009.20

3. Karya Buku Ustadz Abdul Somad telah menuliskan beberapa buku yang menjadi best seller di kalangan ummat Islam, di antaranya. a. 37 Masalah Populer21 Pertama, buku ini membahas masalah-masalah yang populer di tengah masyarakat. Bahkan menghabiskan energi hanya untuk membahas masalah-masalah yang sudah tuntas dibahas ulama berabad-abad silam, contoh kasus adalah masalah Talqin di atas. Andai dibahas, mubadzir. Tidak dibahas, ummat bingung. Saya memilih mubadzir, semoga Allah mengampuni saya atas perbuatan mubadzir ini. Karena ada orang-orang yang memancing saya untuk berbuat mubadzir. Andai itu dosa, mereka pun dapat juga dosanya, karena membangkitkan perkara-perkara mubadzir. Kedua, buku ini disusun dengan mengemukakan dalil dan pendapat para ulama yang mu’tabar. Saya tidak terlalu banyak memberikan komentar, karena kita berhadapan dengan orang- orang yang sulit menerima pendapat orang lain.

20 http://somadmorocco.blogspot.co.id/2010/07/biografi.html (Diakses Rabu 11/10/17 pukul 13:39 WIB) 21 Abdul Somad, 37 Masalah Populer, (Riau: Tafaqquh Media, 2014), h. 15.

100

Ketiga, pendapat para ulama saya tuliskan lengkap dengan teksnya agar para penuntut ilmu dapat melihat dan mengkaji kembali, menghidupkan semangat mendalami bahasa Arab dan menggali ilmu dari referensi aslinya. Ummat yang memiliki pemahaman yang kuat dan pengetahuan mendalam dari Turats (kitab-kitab klasik), berakar ke bawah dan berpucuk ke atas, bukan kiambang yang mudah terbawa arus air.22 Keempat, buku ini amat sangat jauh dari kesempurnaan. Perlu kritikan membangun dari para ulama. Andai ditunggu sempurna, tentulah buku ini tidak akan pernah ada. Kelima, buku ini tidak ingin menggiring pembacanya kepada mazhab tertentu. Yang diharapkanlah hanyalah agar setelah melihat pendapat para ulama, kita lebih memahami perbedaan. Menghormati orang lain, mengikis fanatisme buta. Dan yang paling penting, tidak salah memilih musuh. Jangan sampai kita habiskan kebencian hanya untuk orang-orang yang membaca Talqin, orang-orang yang berzikir bersama dan masalah-masalah khilafiyyah lainnya. Hingga tidak lagi tersisa sedikit kebencian untuk Kristenisasi, Israel dan bahkan untuk Iblis sekalipun.23 b. 99 Pertanyaan Seputar Sholat24 Buku ini membahas diantara kegelisahan orang beriman adalah tentang amal yang pertama kali akan dihisab di akhirat, yaitu sholat. Dia selalu gelisah tentang sholatnya, apakah pakai

22 http://tbtafaqquh.com/37-masalah-populer.html, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 10:19 WIB). 23 http://tbtafaqquh.com/37-masalah-populer.html, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 10:19 WIB). 24 Abdul Somad, 99 Seputar Shalat, (Riau: Tafaqquh Media, 2014), h. 1.

101

ushalli atau tidak, apakah kalau jadi makmum membaca Al- Fatihah atau tidak sampai pada gerak telunjuknya, apakah sekali angkat saja atau berkali-kali. Maka, untuk menghilangkan kegelisahan kita itu, dapatkan buku 99 Tanya Jawab Seputar Shalat. Buku ini dikemas dalam bentuk tanya-jawab untuk memudahkan pembaca. Biasanya, ketika membaca pertanyaan, akal bekerja ingin mencari jawaban, saat itulah jawaban datang, mudah-mudahan lebih merasuk ke dalam hati dan akal. Di sebutkan beberapa pendapat mazhab di buku ini, bukan untuk mengacaukan amalan ummat selama ini, akan tetapi untuk mengetahui bahwa pendapat Ulama itu banyak dan masing- masing memiliki dalil. Sikap menghormati akan menguatkan ukhuwwah.25 c. Tanya Jawab Seputar Qurban26 Buku yang ditulis dalam format tanya jawab ini memberi pengetahuan penting bagi penyelenggaraan ibadah qurban, mulai dari dasar hukum syar'i dan hal-hal praktis yang selalu menjadi pertanyaan; seperti boleh tidaknya panitia qurban mengambil sebagian daging sebelum qurban dibagikan, hukum menjual kulit dan tanduk hewan qurban, boleh tidak memberikan kulit dan tanduk sebagai upah penyembelihan, hukum berqurban untuk

25 http://www.tbtafaqquh.com/99-tanya-jawab-seputar-shalat-ustadz- abdul-somad-lc-ma.html?o=default, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 10:33 WIB). 26 Abdul Somad, 33 Tanya Jawab Seputar Qurban, (Riau: Tafaqquh Media, 2015).

102

orang yang telah meninggal dunia, hingga perkara yang dianjurkan bagi orang yang berqurban dan hikmah ibadah qurban. Itulah sebagian pertanyaan dari 33 tanya jawab yang ditulis dengan ringkas, lugas dan tuntas di dalam buku yang wajib diketahui sebagai panduan ilmu sebelum beramal dalam penyelenggaraan ibadah qurban. Ilmu sebelum amal merupakan salah satu motivasi mengapa buku ini ditulis dan disebarluaskan; agar umat memahami ibadah sesuai tuntunan syariah.27 d. 30 Fatwa Seputar Ramadhan Berbagai pertanyaan yang muncul ketika mendekati bulan Ramadhan tetaplah pertanyaan yang sama; seputar hisab dan rukyah, niat puasa, qadha, tarawih, zakat fitrah dan lain sebagainya. Meskipun berbagai masalah ini telah dibahas, akan tetapi manusia tetaplah pada keterbatasannya, lupa dan berbagai kesibukan tetap menjadi faktor penyebab mengapa pertanyaan terus berulang, disamping tidak adanya dokumentasi yang memadai. Untuk itu dirasa perlu mengumpulkan berbagai tulisan yang berkaitan dengan masalah ini. Dalam buku ini terkumpul fatwa tiga ulama besar Al- Azhar: Syaikh ‘Athiyyah Shaqar, Syaikh Dr. Yusuf Al- Qaradhawi, dan Syaikh Dr. Ali Jum’ah, karena keilmuan dan

27 http://www.tbtafaqquh.com/33-tanya-jawab-seputar- qurban.html?o=default, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 10:26 WIB).

103

manhaj al-washatiyyah (moderat) yang terus mereka terapkan dalam fatwa, dengan kekayaan dalil dan referensi bacaan.28

Akun Media Sosial (ﻋﺒﺪ ّﺍﻟﺼﻤﺪ) FP Facebook : Ustadz Abdul Somad .1 2. Akun Instagram : @ustadzabdulsomad 3. Website : http://somadmorocco.blogspot.co.id/ 4. Youtube : Tafaqquh Video

B. Ustadz Abdul Somad Meniti Jalan Dakwah Dunia akademik memang sangat disukai oleh Ustadz Abdul Somad. Kerinduan akan perkuliahan membuatnya ingin memperlebar dakwahnya melalui kampus. Namun sayangnya, saat itu tidak ada lembaga pendidikan tinggi yang menawari Ustadz Abdul Somad kesempatan untuk mengajar. Malah, kehadiran Ustadz Abdul Somad di beberapa majelis ilmu dianggap sebagai gangguan beberapa pihak.29 Entah gangguan terhadap eksistensi mereka atau karier mereka. Namun, orang yang sungguh-sungguh ingin mengabdikan dirinya dijalan Allah SWT pasti akan diberikan jalan. Seperti sabda Rasullah SAW berikut:

28http://www.tbtafaqquh.com/30-fatwa-seputar ramadhan.html?o=default, (Diakses pada, Senin 08 Oktober 2018, pukul 10:38 WIB). 29 Lihat: Ceramah ustadz Abdul Somad LC MA (Part 02)-ceramah Ustadz Abdul Somad terbaru, menit ke 08:56, diakses dari https//www.youtube.com/watch?v=DDEyogBnnhU. (Diakses pada 26 September 2018, pukul 12:09 WIB).

104

“Barangsiapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga”. (HR. Muslim)

Perjalanan Ustadz Abdul Somad mencari ilmu mulai di Pekanbaru, Mesir, Malaysia, dan Maroko merupakan perjalanan mulia yang insyaAllah membawa kemudahan dalam fase kehidupan Ustadz Abdul Somad berikutnya. Seperti kita tahu, jika kita memiliki niat yang ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah akan berkhidmat kepada umat, Allah akan menunjukan kekuasaannya pada kita dengan memberikan kemudahan dalam hal apapun yang kita harapkan.30 Inilah yang bisa kita lihat pada diri Ustadz Abdul Somad. keikhlasan dan kesabarannya dalam berdakwah tercermin dari sejumlah peristiwa yang berseliweran di media sosial dan layer kaca. Ustadz Abdul Somad difitnah, dipersekusi, dan dipojokan oleh sekelompok orang, namun Ustadz Abdul Somad tetap tegar dan semakin teguh menapaki jalan dakwahnya. Tak terlihat sedikit pun rasa takut ketika semua ia niatkan untuk kepentingan umat.31 Setelah pulang dari studinya di Maroko, Ustadz Abdul Somad diajak oleh Ustadz Mustafa Umar yang juga lulusan Al- Azhar, untuk mengisi acara di TVRI dan RRI Pekanbaru. Ini tentu sebuah pengalaman baru. Kegiatan dakwah yang sudah Ustadz Abdul Somad jalankan menemukan saluran yang

30 Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers),” (Jakarta: Qultummedia, 2018), Cet. Ke -1, h.97. 31 Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers), h. 97.

105

membuatnya semakin bisa memberikan manfaat yang lebih luas.32 Ustadz Abdul Somad mengakui hal tersebut dilansir dari pengakuannya di sebuah video di Youtube, “TVRI, di Rumbai dekat danau buatan, 2008 bulan Ramadhan. Kerja saya bawa acara, kerjanya buka tutup aja.”33 Suatu ketika, Ustadz Abdul Somad mendengar kabar bahwa UIN Sultan Syarif Kasim, almamaternya sebelum berangkat ke Mesir membuka lowongan dosen. Kesempatan itu tak Ustadz Abdul Somad sia-siakan. Dalam sebuah ceramah Ustadz Abdul Somad sempat menyinggung pengalamannya melamar menjadi dosen dikampusnya itu. Setelah mengikuti berbagai macam proses seleksi, akhirnya diterimalah Ustadz Abdul Somad menjadi dosen UIN Sultan Syarif Kasim. Perjalanan dakwahnya semakin terbuka lebar. Pengabdiannya kepada umat semakin dimudahkan oleh Allah SWT.34 Setelah menjadi dosen di UIN Sultan Syarif Kasim, Ustadz Abdul Somad menunjukan integritasnya kepada kampus. Di mata ketua jurusannya sendiri sosok Ustadz Abdul Somad

32 Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers), h. 98. 33 https://www.youtube.com/watch?v=mRR5EfPvRpc, (Diakses pada 01/10/2018, pukul 15:03 WIB). 34 Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers), h. 98-99.

106

adalah orang yang memiliki integritas, disamping tentu saja memiliki penguasaan ilmu yang baik.35 Ustadz Abdul Somad adalah orang yang sangat disiplin, bahkan sering datang satu jam sebelum perkuliahan dimulai. Meski perkuliahan dimulai pukul 08.00, tak jarang beliau datang pada pukul 7.00. Ustadz Abdul Somad sangat kecewa jika melihat mahasiswanya ada yang terlambat. Karena itu, Dr. Afrizal Muhammad Nur, ketua jurusan Tafsir Hadits di UIN SUSKA sering mengingatkan mahasiswa agar menghormati peraturan yang ditetapkan oleh kampus dan menaati perintah Ustadz Abdul Somad.36 Dr. Afrizal Muhammad Nur adalah salah seorang dosen sekaligus sahabat Ustadz Abdul Somad. Tak hanya sering bertemu di kampus, keduanya juga sering mengisi program kajian keislaman di Tafaqquh TV, yang dipimpin oleh Ustadz Mustafa Umar. Ustadz Mustafa inilah yang melihat potensi besar dalam diri Ustadz Abdul Somad. Dalam sebuah kesempatan ketika Ustadz Abdul Somad menjadi presenter di suatu program di Tafaqquh TV, Ustadz Mustafa Umar meyakini bahwa Ustadz Abdul Somad memenuhi kualifikasi seorang pendakwah yang baik. Tak lama sesudah itu, Ustadz Mustafa Umar pun meminta Ustadz Abdul Somad mengisi ceramah di masjid Al-falah.

35 Wawancara dengan Dr. Afrizal Muhammad Nur, Ketua Jurusan di Tafsir Hadits UIN Suska, kamis 4 Januari 2018. Lihat, Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers), h. 100. 36 Wawancara dengan Dr. Afrizal Muhammad Nur, Ketua Jurusan di Tafsir Hadits UIN Suska, kamis 4 Januari 2018. Lihat, Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers), h. 100.

107

Di masjid Al-Falah, semakin hari jamaah Ustadz Abdul Somad semakin membeludak, sehingga masjid tersebut tak lagi bisa menampung jamaah yang hadir. Akhirnya, lokasi pengajian dipindah ke masjid An-Nur, yang bangunannya lebih luas dibanding masjid Al-Falah.37 Begitulah Mutiara selalu memancarkan kilaunya. Meski berada di dasar samudera, ia akan tetap dicari. Begitulah ungkapan yang bisa kita sematkan kepada Ustadz Abdul Somad. Luasnya ilmu yang Ustadz Abdul Somad miliki, kebijaksanaannya dalam melihat kondisi masyarakat dan tak kalah penting kesederhanaanya dalam berpenampilan menjadikannya dikenal dan dicintai oleh banyak orang. Menurut Dr. Afrizal Muhammad Nur, jika boleh dikatakan Ustadz Abdul Somad mirip dengan Prof. Said Aqil Husin Al-Munawwar. Mereka sama-sama memiliki hadits yang banyak. Pemahaman Ustadz Abdul Somad tentang ilmu hadits memang sangat dalam. Bisa jadi inilah salah satu berkah belajar pada ulama-ulama yang sanad keilmuannya sampai kepada nabi Muhammad SAW.38

37 Wawancara dengan Dr. Afrizal Muhammad Nur, Ketua Jurusan di Tafsir Hadits UIN Suska, kamis 4 Januari 2018. Lihat, Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers), h. 102 38 Wawancara dengan Dr. Afrizal Muhammad Nur, Ketua Jurusan di Tafsir Hadits UIN Suska, kamis 4 Januari 2018. Lihat, Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers), h. 102.

108

C. Ustadz Abdul Somad dan Penganugerahan Tokoh Perubahan Setiap tahun Republika menggelar penganugerahan Tokoh Perubahan. Mereka yang terpilih adalah sosok-sosok yang berkontribusi nyata bagi bangsa dan melakukan perubahan di tengah masyarakat. 39 Acara yang sudah menginjak edisi ke-13 tersebut merupakan bagian dari penghargaan Republika kepada sosok- sosok yang mampu menghadirkan perubahan. Mereka mampu memberikan kontribusi nyata kepada bangsa melalui kerja-kerja nyata di tengah-tengah masyarakat. Pada tahun ini, terdapat lima tokoh yang terpilih sebagai Tokoh Perubahan 2017. Mereka adalah Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Suprajarto, pendakwah Ustadz Abdul Somad, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin, dan Owner Trusmi Group Sally Giovanny.40 Dan Ustaz Abdul Somad menjadi salah satu dari lima orang yang terpilih sebagai Tokoh Perubahan 2017. Ustadz Abdul Somad kini menjadi dai muda yang tengah naik daun. Dalam dua tahun terakhir, namanya melambung. Pendakwah kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara, 18 Mei

39https://www.republika.co.id/berita/nasional/news- analysis/18/04/06/p6rcvx440-tokoh-perubahan-republika-2017-ustaz-abdul- somad, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 11:00 WIB). 40https://nasional.sindonews.com/read/1296714/15/tokoh-perubahan- 2017-dari-ustaz-abdul-somad-hingga-menteri-pupr-1523356406, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 11:13 WIB).

109

1977 itu “diburu” oleh umat, di mana pun ia hadir untuk berceramah.41 Berdasarkan penelusuran di Google Trends, pencarian kata kunci “Ustadz Abdul Somad” mulai marak sejak Januari 2016. Malaysia dan Indonesia berturut-turut menjadi negara yang di dalamnya melakukan penelusuran tersebut dan berkembang signifikan. Ceramah-ceramah Ustadz Abdul Somad dapat dengan mudah disaksikan via internet. Di Youtube, misalnya, video yang menampilkan mubaligh ini ditonton paling sedikit ribuan pengunjung. Generasi millennial juga dijangkaunya melalui Facebook dan Instagram.Akun Facebook.com/UstadzAb dulSomad diikuti lebih dari satu juta pengunjung, sedangkan jumlah pengikut Instagram.com/UstadzAbdulSomad mencapai 2,1 juta akun. Blog pribadi Ustaz Abdul Somad, somadmorocco.blogspot.co.id, diketahui aktif sejak April 2010. Menurut Ulama yang bergelar adat Datuk Seri Ulama Setia Negara ini, manfaat berdakwah melalui internet dapat menembus keterbatasan ruang dan waktu. Di satu sisi, penceramah dapat menghindari kendala-kendala yang kerap

41https://www.republika.co.id/berita/nasional/news- analysis/18/04/06/p6rcvx440-tokoh-perubahan-republika-2017-ustaz-abdul- somad, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 11:00 WIB).

110

dijumpai di dunia nyata, semisal dana atau ketersediaan jadwal dan lokasi untuk menjangkau jamaah.42 Di sisi lain, para jamaah dapat dengan mudah menyimak ceramah dai pilihannya, terlebih bagi mereka yang sibuk, tetapi masih bersemangat mengikuti kajian ilmu-ilmu agama. “Media sosial dapat menjadi medium yang tepat untuk berdakwah di era saat ini karena irit biaya, mudah aksesnya, tanpa terbatas ruang dan waktu. Semuanya jadi simpel, mudah,” ujar Ustaz Abdul Somad, Selasa (3/4).43 Ustadz Abdul Somad menjadi salah satu dari lima orang yang terpilih sebagai Tokoh Perubahan 2017. "Perubahan adalah dari yang tidak baik kepada yang lebih baik," kata Ustadz Somad kepada Republika.co.id pada acara penganugerahan Tokoh Perubahan 2017. Dakwah yang sedang digelutinya bermakna umum yakni mengubah suatu keadaan dari yang tidak baik menjadi lebih baik. Ia menerangkan, perubahan yang dilihat Republika dari berbagai aspek. Di antaranya aspek politik, pengusaha, ulama dan lainnya. Semua aspek tersebut menuju kepada perubahan yang lebih baik. Seperti perubahan politik, ekonomi, dan hubungan antarumat yang lebih baik.

42https://www.republika.co.id/berita/nasional/news- analysis/18/04/06/p6rcvx440-tokoh-perubahan-republika-2017-ustaz-abdul- somad, (Diakses pada 08 September 2018, pukul 12:48 WIB). 43https://www.republika.co.id/berita/nasional/news- analysis/18/04/06/p6rcvx440-tokoh-perubahan-republika-2017-ustaz-abdul- somad, (Diakses pada 08 September 2018, pukul 12:48 WIB).

111

Ia juga menyampaikan, apresiasi adalah perbuatan yang tidak hanya dilakukan manusia. Allah Subhanahu Wata'ala juga mengapresiasi setiap perbuatan manusia. Perbuatan manusia seberat biji zarrah atau perbuatan sebesar biji sawi akan mendapat penghargaan dari Allah.44 Ia menjelaskan, setiap langkah kaki ke masjid dan setiap usapan tangan ke kepala anak yatim akan dihitung. Kalau perbuatan sekecil itu saja diapresiasi, apalagi perbuatan anak- anak bangsa yang berprestasi. Prestasi mereka dari berbagai macam latar belakang. "Maka yang diakukan Republika ini mudah-mudahan memberikan spirit dan semangat baru," ujarnya.45

Selain seorang da’i yang dikenal kharismatik, humoris, tak jarang juga Ustadz Abdul Somad melontarkan kata-kata mutiara yang bagus dijadikan sebagai motivasi hidup. Maka tak heran lagi jika ia mendapatkan apresiasi sebagai tokoh perubahan karena sesuai dengan spiritualisme agama yang dibawanya dan membawa ke arah yang lebih baik.

44https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/04/10/p6z3mf 348-pesan-ustaz-somad-pada-acara-tokoh-perubahan-republika-2017, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 11:08 WIB). 45https://www.cakaplah.com/berita/baca/2018/04/11/tokohperubahan- republika-uas-semoga-jadi-semangat-baru#sthash.mKCqdjJb.dpbs, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 11:23 WIB).

112

D. Ustadz Abdul Somad dan Gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara Dai kondang Ustadz Abdul Somad menerima gelar adat kehormatan dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Selasa (20/2/2018) pagi. Prosesi pemberian gelar dan penabalan Ustadz Abdul Somad di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau berlangsung khidmat. Sebelas tokoh penting Melayu ikut memberi tepuk tepung tawar kepada ustadz kondang tersebut Selasa (20/2/2018).46 Diantara tokoh tersebut perwakilan dari kerajaan di Riau mulai dari Kerajaan Siak, Indragiri, Pelalawan, Kampar, dan beberapa tokoh masyarakat penting lainnya seperti Syarwan Hamid dan Mustafa Umar. Acara pemberian gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara47 pada Ustadz Abdul Somad sendiri dihadiri ribuan masyarakat. Selain tokoh Melayu, tokoh masyarakat juga hadir pada penabalan gelar di Gedung LAM Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Pertanyaannya kenapa Ustadz Abdul Somad menerima gelar Adat Datuk Seri Ulama Setia Negara yang diberikan Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau? "Gelar adat ini diberikan kepada seorang ulama, begitu berjasa dan terkenal saat ini. Baru pertama kali gelar adat ini diberi kepada tokoh agama," ujar

46 Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ini Alasan Ustaz Abdul Somad Terima Gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara dari Lembaga Adat Melayu, http://aceh.tribunnews.com/2018/02/21/ini-alasan- ustaz-abdul-somad-terima-gelar-datuk-seri-ulama-setia-negara-dari-lembaga- adat-melayu. (Diakses pada, Jum’at 05/10/2018, pukul 15:41 WIB). 47Datuk Seri Ulama Setia Negara, artinya sosok yang istiqomah menyampaikan agama Islam dan setia kepada Negara.

113

Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau Al Azhar kepada Tribun, Senin (19/2/2018). Ia katakan, kehadiran Ustadz Abdul Somad yang asli Riau ini sangat berpengaruh terutama untuk kalangan muda. Bahkan untuk kalangan tertentu, dengan mendengar ceramahnya, banyak yang tertarik dan mengubah perilaku. "Jasanya menyampaikan ceramah itu lah kita memberi gelar kehormatan ini. Mungkin ke depan kita juga memberi kepada ulama yang lain," ujar Al Azhar.48 Ustadz Abdul Somad akan menerima gelar adat kehormatan dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau. Rencananya akan digelar 20 Februari mendatang di Balairung Tenas Effendy, Gedung LAM Riau. Mengenal lebih dekat UAS, ia dilahirkan dari ibu dan bapak berdarah Melayu Pelalawan dan Melayu Asahan. Nama Riau dan nama Melayu Riau disebut- sebut sebagai kebanggaannya, wujud persebatian Melayu dengan Islam yang indah, aman, damai dan sentosa.49

48 Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ini Alasan Ustaz Abdul Somad Terima Gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara dari Lembaga Adat Melayu, http://aceh.tribunnews.com/2018/02/21/ini-alasan- ustaz-abdul-somad-terima-gelar-datuk-seri-ulama-setia-negara-dari-lembaga- adat-melayu?page=2. 49 Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Ustadz Abdul Somad Akan Diberi Gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara, BeginiKisahHidupnya, http://pekanbaru.tribunnews.com/2018/02/19/ustadz- abdul-somad-akan-diberi-gelar-datuk-seri-ulama-setia-negara-begini-kisah- hidupnya. (Diakses pada Jum’at 05 Oktober 2018, pukul 15:55 WIB).

114

E. Ustadz Abdul Somad dicalonkan Sebagai Cawapres Forum Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) merekomendasikan Ustadz Abdul Somad sebagai salah satu Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto. Melalui akun Youtube resminya, Tafaqquh Video Ustadz Abdul Somad angkat bicara. Video tersebut merupakan ceramah di Kota Semarang, Jawa Tengah pada Senin (30/7/2018). “Begitu turun dari pesawat, disambut TNI, Polisi, luar biasa, saya heran, ini kok seperti sambutan Wakil Presiden,” ujar Ustadz Abdul Somad disertai tepuk tangan dan teriakan jamaah. Video berdurasi 5 menit 13 detik tersebut diunggah Senin (30/7/2018) sekitar pukul 17.00. “Doakan Ustadz Somad istiqomah jadi Ustadz sampai mati. Bahwa ada para ulama ijtima, kiyai dan santri beri rekomendasi kita hormati, kita muliakan, berikan doa balasan, siapa yang buat baik bagi mu balas,” kata Ustadz Abdul Somad. Lanjut ia, “Tapi ada dunia pendidikan dan dakwah, biarkan ustadz fokus di pendidikan dan dakwah, itu juga sebagai jawaban pertanyaan adik-adik wartawan yang belum terjawab tadi,” ujarnya. Dalam video tersebut, juga ada Artis Arie K Untung yang bertanya kepada Ustad Somad. Arie K Untung bertanya, “Apa ustadz tidak ada keinginan seperti Rasulullah, jadi pemimpin?” Ia

115

pun menjawab “Kalau diberi perkara bukan pada ahlinya, tunggu lah kehancuran”50 Sementara itu, Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) mendeklarasikan dukungan terhadap Ustadz Abdul Somad atau UAS untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Ketua ACTA Krist Ibnu Wahyudi berujar, UAS bisa diterima berbagai kelompok lapisan masyarakat. Karena itu, dianggap cocok untuk mendampingi Prabowo yang dianggap sebagai sosok nasionalis. "Prabowo berlatar belakang militer, UAS sipil. Prabowo nasionalis, UAS religius," ujar Krist di kantor ACTA di Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa siang.51 Sebelumnya Forum Ijtima telah memutuskan rekomendasi calon presiden dan wakil presiden 2019. Dalam forum yang digelar sejak Jumat lalu tersebut GNPF merekomendasikan Parabowo Subianto sebagai Calon Presiden dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri atau Ustadz Abdul Somad sebagai calon wakil presiden. “Peserta Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional sepakat untuk merekomendasikan Prabowo Subianto-Al Habib Salim Segaf Al- Jufri dan Prabowo Subianto-Ustadz Abdul Somad Batubara sebagai calon presiden dan calon wakil presiden,” ujar Ketua

50 https://joglosemarnews.com/2018/07/dicalonkan-sebagai-cawapres- begini-tanggapan-ustadz-abdul-somad/, (Diakses pada Senin, 01 Oktober 2018, pukul 15:40 WIB). 51 http://jateng.tribunnews.com/2018/08/07/tetap-menolak-jadi- cawapres-ustadz-abdul-somad-saya-sampai-mati-jadi-ustadz-saja?page=3, (Diakses pada 01 Oktober 2018, pukul 16:22 WIB).

116

Umum GNPF, Yusuf Martak, di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Minggu, (29/7/2018). Dalam akun Instagramnya, Minggu (29/7/2018) UAS bahkan sudah mengunggah foto kedua orang tersebut dengan disertai keterangan foto yang memberi selamat. Selamat! Ternyata kerumunan sudah berubah menjadi barisan kekuatan. Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan Ulama, Jawa non-Jawa, nasionalis-religius, plus barokah darah Nabi dalam diri Habib Salim. Biarlah saya jadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah sahara. Tak sungkan berbisik ke Habib Salim, tak segan bersalam ke Jenderal Prabowo. Setelah Sayyidina Umar bin Khattab wafat, sebagian Sahabat ingin membaiat Abdullah -anak Sayyidina Umar- sebagai pengganti. Beliau menolak lembut, karena bidang pengabdian ada banyak pintu.52 Peneliti mengambil benang merah dari informasi diatas bahwasanya Ustadz Abdul Somad akan tetap istiqomah dalam mensyi’arkan agama Islam, dengan tidak mensertakan diri dalam politik praktis, dalam artian tetap teguh menjadi da’i yang ta’muruna bil ma’ruf wa tanhauna ‘anil munkar, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Sesuai dengan tujuan utamanya berdakwah yang merujuk pada QS. Ali-Imran: 110.

52 https://joglosemarnews.com/2018/07/dicalonkan-sebagai-cawapres- begini-tanggapan-ustadz-abdul-somad/, (Diakses pada Senin, 01 Oktober 2018, pukul 15:40 WIB).

117

ُ ُ ۡ ُ ُ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ُ ُ َ ۡ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ َ ُ ۡ ُ َ َ َ ۡ أ ٍ أ ِ ِ ِس ون ِ ِوف ٱون ِ ِ و ِن ِ ِۗ و َ َ َ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ َ َ ۡ ٗ ُ ّ ۡ ُ ُ ۡ ُ ۡ ُ َ َ ۡ َ ُ ُ ُ ۡ َ ُ َ ٱءا أ ِٰ ِ ن ِ ٱ ِ ن ٱوأ ٰ ِ ن

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali-Imran: 110)53

Disamping itu tidak sedikit jama’ah yang menolak dan tidak merelakan jika Ustadz Abdul Somad terjun dalam dunia politik praktis dengan mencalonkan diri sebagai cawapres. Dengan alasan jama’ah tidak menginginkan Ustadz Abdul Somad terlena pada kemewahan yang sifatnya duniawi, termasuk peneliti beranggapan apabila seandainya Ustadz Abdul Somad sah menjadi wakil presiden dikhawatirkan Ustadz Abdul Somad tak lagi berdakwah safari dari kota ke kota bahkan ke pelosok Nusantara lagi karena akan disibukkan dengan setumpukan tugas negara. Bab selanjutnya yakni bab V akan membahas analisis yang berkaitan dengan pemikiran dakwah dan aktivitas dakwah serta dampak dakwah Ustadz Abdul Somad.

53 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 64.

BAB V ANALISIS DAN DESKRIPSI DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD

A. PEMIKIRAN DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD MELALUI MEDIA SOSIAL YOUTUBE 1. Dakwah Menurut Ustadz Abdul Somad Dalam pendangan Ustadz Abdul Somad bahwa dakwah adalah merubah satu kondisi pada kondisi yang lebih baik. Artinya, mengajak seseorang atau ummat yang tadinya kurang baik atau sudah baik kemudian menjadi lebih baik. 1 Sehubungan dengan itu, bahwasanya dakwah mempunyai lima unsur utama dalam pandangan Ustadz Abdul Somad. a. Da’i (tokoh dakwah) Menurut Ustadz Abdul Somad, da’i adalah setiap individu seorang muslim semuanya da’i tanpa terkecuali. Sekalipun yang berseragam baik itu Polisi, TNI, Dokter, bahkan DPD, DPR, MPR, Presiden, Wakil presiden dan lain sebagainya.2 Dalam cuplikan video youtube yang diunggah oleh akun Solusi Umat pada 28 Juni 2018 mengenai dakwah Ustadz Abdul Somad lebih jauh bahwasanya “Dakwah tidak hanya tentang ceramah, mikrofon, kultum. Itu satu bagian dari dakwah. sesungguhnya polisi telah berdakwah tanpa harus ceramah,

1 Wawancara via Whats’App dengan Ustadz Abdul Somad, pada 03 Desember 2018, pukul 11:00 WIB). 2 Wawancara via Whats’App dengan Ustadz Abdul Somad, pada 03 Desember 2018, pukul 11:13 WIB).

118 119

dengan seragamnya (Alm) mati syahid Tuan Haji Auzar dengan seragam polisinya, dia yang adzan di masjid, shalat lima waktu, dengan seragam polisinya dia tak pernah meninggalkan shalat berjama’ah pada hari kematiannya pun selesai shalat dhuha dalam keadaan berwudhu mengahadang mobil teroris, ditabraknya mereka. Meninggal dunia, mati syahid. Tanpa ceramah, tanpa kultum, tidak menjadi Ustadz”.3 b. Maudhu’ (materi dakwah) Senada dengan itu, Ustadz Abdul Somad mengatakan bahwasanya dakwah itu merupakan perubahan ke arah yang lebih baik. yang menjadi maudhu’ atau pesan dakwah pada dasarnya sesuai dengan passion atau profesi masing-masing setiap pribadi muslim itu sendiri, misalnya seperti dakwahnya DPR. Maka yang menjadi materi dakwahnya bukan lagi materi menerangkan shalat, puasa, zakat, melainkan materi dakwah DPR adalah mengeluarkan perda syari’ah karena telah mengeluarkan masyarakat dari ribanya bank konvensional kepada bank syari’ah. Dengan begitu maudhu’ atau pesan dakwah tersebut merubah sesuatu menjadi lebih baik dan sesuai dengan prinsip agama Islam.4 Contoh lainnya adalah kepala daerah, Camat, Bupati, Walikota, Gubernur, Presiden, wakil Presiden, Menteri, DPR,

3 https://www.youtube.com/watch?v=uYfeuL1ix00, (Diakses pada Senin 03 Desember pukul 13:21 WIB). 4 Wawancara via Whats’App dengan Ustadz Abdul Somad, pada 03 Desember 2018, pukul 11:17 WIB).

120

DPD, mereka berdakwah dengan tanda tangannya dialokasikan untuk dana APBN, APBD untuk ummat. 5 c. Uslub (metode dakwah) Ustadz Abdul Somad berpendapat mengenai metode dakwahnya yakni: “ Tidak ada hal baru (dalam ceramah saya), hanya melanjutkan perintah Allah SWT dan Rasul SAW. Bahwa kita ummat terbaik, yang diperintahkan untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Sekalipun kita semua bermunajat, berdoa rame-rame, namun jika tak amar ma'ruf nahyi munkar, maka doa takkan dikabulkan.” Sesuai dengan al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 110:6

ُ ُ ۡ ُ ُ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ُ ُ َ ۡ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ َ ُ ۡ ُ َ َ َ ۡ أ ٍ أ ِ ِ ِس ون ِ ِوف ٱون ِ ِ و ِن ِ ِۗ و َ َ َ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ َ َ ۡ ٗ ُ ّ ۡ ُ ُ ۡ ُ ۡ ُ َ َ ۡ َ ُ ُ ُ ۡ َ ُ َ ٱءا أ ِٰ ِ ن ِ ٱ ِ ن ٱوأ ٰ ِ ن

“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali-Imran: 110)7

Selain metode dakwah Ustadz Abdul Somad merujuk pada al-Qur’an surat Ali-Imran : 110, metode lain yang digunakan dalam memberikan pendapat maka Ustadz Abdul

5 https://www.youtube.com/watch?v=uYfeuL1ix00, (Diakses pada Senin 03 Desember pukul 13:25 WIB). 6 https://news.detik.com/opini/d-3563958/mengenal-dakwah-digital- ustadz-abdul-somad-pekanbaru (Diakses pada Senin, 03 Desember 2018, pukul 11:50 WIB). 7 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 64.

121

Somad menerapkan metode al-Azhar dalam menjawab persoalan ummat, yakni metode wasathiyyah atau menerapkan konsep moderat dalam pemikiran dakwahnya. Metode wasthiyyah atau tawasuth ini pun, bisa kita lihat dari tulisan-tulisan Ustadz Abdul Somad. Dalam buku yang ia tulis seperti buku 37 Masalah Populer. Kita bisa menela’ah, bahwa ia juga mengutip pendapat-pendapat Ulama-ulama mu’tabar dari kalangan Salafy. Seperti Syeikh Nashiruddin Al Bani, Syeikh Abdul Aziz Ibnu Baz, Syeikh Ibnu Utsaimin, bahkan Imam Ibnu Taimiyyah, Rahimahumullah. Karna ia tidak memposisikan Ulama sebagai Malaikat yang tak punya salah, tidak pula Iblis yang selalu berbuat salah. Tapi ia memposisikan Ulama seperti manusia yang “yukhti’ wa yushiib” (kadang salah, kadang benar). Tidak ada Ulama’ yang ma’shum. Selagi pendapat itu baik, maka di ambil. Kalau yang tidak sesuai, maka di tinggalkan. Artinya, kalau ada kuku yang panjang, gunting yang panjang itu, jangan potong tangannya. Sehingga jangan sampai kita menjadi orang yang membesarkan satu kesalahan, tapi melupakan seribu kebaikan.8 d. Wasilah (media dakwah) Sedangkan pandangan mengenai wasilah, menurut Ustadz Abdul Somad wasilah dakwah yang tepat untuk saat ini adalah salah satunya memanfaatkan teknologi internet atau media sosial sebagai media dakwah. “Media sosial dapat menjadi medium yang tepat untuk berdakwah di era saat ini karena irit biaya,

8 https://suaramuslim.net/strategi-dakwah-ustadz-abdul-somad/ (Diakses pada Senin, 03 Desember, pukul 12:07 WIB).

122

mudah aksesnya, tanpa terbatas ruang dan waktu. Semuanya jadi simpel, mudah.”9 e. Mad’u (orang yang mendengarkan dakwah) Sedangkan yang terkahir dari unsur-unsur dakwah yaitu mad’u menurut Ustadz Abdul Somad yaitu masyarakat umum.10 Di samping itu karena peneliti membahas aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad melalui media modern (media sosial youtube) maka yang menjadi mad’u dalam aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad disini yaitu netizen, netizen berasal gabungan kata dari net-internet dan zen-citizen11 yang berarti penduduk atau warga negara, jadi netizen adalah warga-net. Warga-net yang menjadi sasaran mad’u Ustadz Abdul Somad disini yakni warga-net di media sosial youtube. 2. Pemikiran dakwah (teori pendulum) Diantara ketiga polarisasi dakwah yakni ekstrem kanan, ekstrem kiri terdapat yang di antara dua kutub pemikiran dakwah ekstrem tersebut, terdapat garis pemikiran dakwah jalan-tengah Garis pemikiran dakwah moderat ini memang .(ﺍﻻﻋﺘﺪﺍﻝ ﺍﻭ ﺍﻟﻮﺳﻄﻰ) sepakat dengan sisi-sisi positif dari kedua kutub ekstrem tadi, namun ia, pada saat yang sama menolak segi-segi negative dari keduanya. Ia setuju, misalnya dengan kecenderungan ekstrem kanan untuk berpegang teguh pada syari’at Islam dan dengan

9 https://www.republika.co.id/berita/nasional/news- analysis/18/04/06/p6rcvx440-tokoh-perubahan-republika-2017-ustaz-abdul- somad, (Diakses pada Senin 03 Desember 2018, pukul 12:32 WIB). 10 Wawancara via Whats’App dengan Ustadz Abdul Somad, pada 03 Desember 2018, pukul 11:22 WIB). 11http://www.kamuskbbi.id/inggris/indonesia.php?mod=view&citizen &id=5087-kamus-inggris-indonesia.html, (Diakses pada Senin 03 Desember 2018, pukul 12:39 WIB).

123

kecenderungan ekstrem kiri untuk memikirkan alternative kemajuan. Namun, pada saat bersamaan, ia menolak kecenderungan ekstrem kanan untuk menutup diri dari kemajuan dan kecenderungan ekstrem kiri untuk melenceng dari prinsip pokok syari’at Islam. Bagi kalangan pemikir moderat, pemikiran dakwah ekstrem kanan dan kiri sama-sama bahayanya.12 berpendapat bahwa Islam harus dilibatkan dalam pergulatan-pergulatan modernistik yang harus didasarkan atas kekayaan khazanah pemikiran keislaman tradisional yang telah mapan, dia cenderung meletakkan dasar- dasar keislaman dalam konteks nasionalisme dalam hal ini, keindonesiaan13 Islam semakin diharapkan tampil dengan tawaran-tawaran kultural yang produktif dan konstruktif, serta mampu menyatakan diri sebagai pembawa kebaikan untuk semua, tanpa eksklusifisme komunal orang muslim harus secara otentik mengembangkan paham kemajemukan masyarakat (pluralisme sosial), dituntut pula kesanggupan mengembangkan sikap-sikap saling menghargai antar sesama anggota masyarakat, dengan menghormati apa yang dianggap paling penting pada masing-masing orang dan kelompok. Nilai-nilai universal selalu ada pada inti ajaran agama yang mempertemukan seluruh umat manusia. Nilai-nilai universal itu harus diikatkan kepada kondisi-kondisi nyata ruang

12 Bandingkan Anthony Giddens, Beyond Left and Right: Tarian “Ideologi Alternatif” diatas Pusara Sosialisme dan Kapitalisme. (Yogyakarta: IRCISoD, 2003), h. 169-212. 13Baca buku Nurcholish Madjid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, (Bandung : Mizan Publishing, 1998), h. 22.

124

dan waktu agar memiliki kekuatan efektif dalam masyarakat, sebagai dasar etika sosial.14 Islam, sebagai dasar etika sosial tentu saja merujuk kepada surat al-Anbiya’ 107 :

َ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ٗ ّ ۡ َ َ َ و أرٰ إِ ر ِٰ ِ ”Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (Q.S. al-Anbiya’ : 107).15

Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan untuk menebar rahmah atau kasih sayang terhadap sesama. Ketika Nabi tinggal di kota Madinah tidak hanya bersama kaum muslim, disana ada yahudi bani Nadzhir, ada yahudi bani Quraisy, ada yahudi bani Qaynuqah, ada yahudi Khaibar, lalu ketika sayyidina Ali mengambil upah menimba air dilaporkan kepada nabi. “Ya Rasulullah, Ali menantumu mengambil upah menimba air di rumah yahudi, itu kan non muslim, itu kan tidak seagama? Nabi membiarkannya”. Kenapa? Karena bekerja pada orang yang beda agama, mencari nafkah, tidak ada hubungannya dengan ritual ibadah. Yang tidak boleh adalah ibadah. Allah berfirman dalam surat al-Kafirun: َ َ َ َ َ َ ٓ َ ۠ َ ٞ َ َ ۡ َ ٓ ُ ۡ َ ٰ ُ َ َ ٓ ۡ ُ ُ َ ُ ۡ ُ ُ ۡ َ َ و ِ و أ ِون أ ِد و ِ ِد ِ “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah

14Baca buku Nurcholish Madjid, Islam: Doktrin dan Peradaban, (Jakarta : Paramadina, 1992), h. 29. 15 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 331.

125

Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (Q.S, Al-Kafirun: 4-6)16

Ketika kita berbeda itu yang dipakai bukan akidahnya, bukan ritualnya, tapi pekerjaannya. Sepakat semua ahli sejarah ketika Nabi SAW pindah dari kota Makkah menuju kota Madinah delapan hari delapan malam naik unta, yang menjadi pembimbing, guide/penunjuk jalan yang bernama Ibnu Uraikit adalah non muslim. Dari situ nabi menunjukkan etika sosialnya yang baik. Karena hal itu tidak menyangkut ritual ibadah. Dan Allah tidak mengatakan rahmatan lil muslimin, rahmatan lil mukminin, melainkan Allah mengatakan rahmatan lil ‘alamin. Islam adalah agama Allah yang mengajak kepada bersikap tengah-tengah (moderat, I’tidaal) pada semua aspek kehidupan. Yaitu bersikap moderat dalam beragama; dalam aspek akidah, syari’ah, ibadah, peraturan, sikap dan akhlak. Teks-teks agama yang terdapat dalam al-Qur’anul-Karim dan sunnah menguatkan makna umum ini adalah menuntut adanya sikap moderat dalam beragama, kata ini sinonim dengan bersikap tengah-tengah dalam segala urusan atau bersikap tengah- tengah dalam kehidupan dan bersikap.17 Allah berfirman dalam al-qur’an surat al-baqarah: 143, yaitu:

16 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 603. 17 Muhammad Az-Zuhaili, Moderat dalam Islam, (Jakarta, Perpustakaan Nasional: Akbar Media Eka Sarana, 2005), h. iv.

126

ُ َ َ َ َ َ َ ۡ َ ُ ۡ ٗ َ َ ٗ ّ َ ُ ُ ْ ُ َ َ ٓ َ َ َ َ َ ُ َ ُ ُ َ َ ۡ ُ ۡ َ ٗ وِٰ ٰ أ و ِا اء ٱ ِس ون ٱل ِۗ َ َ َ َ ۡ َ ۡ ۡ َ َ ُ َ َ َ ۡ َ ٓ َ ۡ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ َ َ ٰ َ َ ۡ و ٱ ِ ٱ ِ إِ ِ ِ ٱل ِ ِ ِ ِ ن َ َ ۡ َ َ َ ً َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ ۡ َ ِة إِ ٱِ ى ٱ ۗ و ن ٱ ِ ِ إِٰ ۚ إِن ٱ ِ ِ س َ ٞ َ ُءوف ر ِ ٞ

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia- nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”(Q.S.Al-Baqarah: 143)18

Makna ini menjadi kuat ketika diterapkan pada hukum cabang yang cukup banyak dan hukum-hukum syari’at yang bersifat parsial. Juga ketika diterapkan pada pokok-pokok syari’at dan agama, serta pada kaedah-kaedah dan cabang-cabang agama. Oleh karena itu umpamanya, Allah telah memerintahkan untuk bersikap moderat dalam berinfak dan tidak berlebih-lebihan atau boros dalam membelanjakan harta, sebagaimana dia telah memerintahkan untuk tidak bersikap bakhil dan kikir. Begitu pula dalam menetapkan pemikiran, seperti halnya yang dilakukan oleh Ustadz Abdul Somad, menurut Ustadz Abdul Somad akidah yang lebih layak diikuti adalah akidah asy’ariyyah, yang dicetuskan oleh Abu Hasan Al-Asy’ari. Di

18 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 22.

127

berbagai belahan dunia Islam, khususnya di Indonesia, aliran Asy’ariyyah ini paling banyak diikuti karena ciri khasnya yang moderat. Termasuk akidahnya warga NU ().19 Dengan menerapkan konsep yang wasathiyyah atau moderat ini yakni bisa menelaah lebih jauh tentang pertanyaan dan kebutuhan seseorang. Bukan langsung memberi penghakiman terlebih dahulu ketika seseorang itu berkehendak, melainkan lebih pada pertimbangan. Hal ini juga berimplikasi pada sikap kebijaksanaan, toleran dan adilnya Ustadz Abdul Somad dalam memberi jawaban persoalan dikalangan umat muslim. Allah telah memilih umat ini menjadi umat penengah antara umat-umat yang lain, adil dalam setiap perbuatannya, dan menjadi saksi bagi orang lain. Juga menjadi pembawa risalah akhir yang diridhai Allah bagi seluruh hamba-hamba-Nya.20 Nabi saw bersabda:

ﱠﺇﻥ ِﺍﻟ َﺪّﻳﻦ ﻳُ ْﺴ ٌﺮ َﻭ َﻟ ْﻦ ﻳُﺸﺎَﺩﱠ ﺍ ِﻟﺪّ ْﻳ َﻦ ﺍَ َﺣﺪﱞ ِﺇﻻّ َﻏ َﻠ َﺒﻪُ َﻓ َﺴ ِﺪّ ُﺩﻭﺍ َﻭ َﻗ ِﺎﺭﺑُﻮﺍ َﻭ َﺑ ُﺸﱠﺮﻭﺍ َﻭ ْﺍﺳﺘَ ِﻌﻨُﻮﺍ ِﺑ ْﻠ َﻐ ْﺪ َﻭ ِﺓ َﻭ ﱠﺍﻟﺮ ْﻭ َﺣ ِﺔ َﻭ ْﺷَﻲ ٍء ِﻣ َﻦ ْﺍﻟﺪﱡﻟ َﺠ ِﺔ.

“Sesungguhnya agama itu mudah, dan orang yang menganggap agama itu sebagai beban akan kembali pada dirinya sendiri. Maka bersikaplah moderat, dan jangan terlalu ekstrem, berilah kabar gembira dan minta tolonglah kalian dengan ibadah di pagi hari dan sore hari dan juga ketika tengah malam.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah)

19 Samsul Arifin dan M. Taufiq Maulana, Mazhab Ukhuwah: KH. Abdul Somad, Lc.,MA, (Pontianak, CV. Razka Pustaka, 2017), h. 30-31. 20 Muhammad Az-Zuhaili, Moderat dalam Islam, h. 195.

128

ﺃ َ ْ ﻣﺮﺍ ً َ ﺑ ْ ﻴ َﻦ ﺍ َ ْ ﻣ َ ﺮ ْ ﻳ ِ ﻦ : َﻭ َ ﺧ ْ ﻴ ُﺮ ﺍ ْﻷ ُ ُ ﻣ ْ ﻮ ِﺭ ﺍ َ ْ ﻭ َ ﺳ ُ ﻄ ﻬﺎَ “Ada satu perkara diantara dua perkara yaitu sebaik- baik perkara adalah yang tengah-tengah.” (HR. Baihaqi)

َ ﺧ ْ ﻴ ُﺮ ْﺍﻷ ْ ﻣﻮ ِﺭ ﺍ َ ْ ﻭ َ ﺳ ُ ﻄ ﻬﺎَ “Sebaik-baik perkara adalah yang tengah-tengah (tanpa alif setelah huruf sin).” (HR. Baihaqi)

َ ﺧ ْ ﻴ ُﺮ ﺍﻷ َ ْ ﻋ َ ﻤ ِﺎﻝ ﺍ َ ْ ﻭ َ ﺳ ُ ﻄ ﻬﺎَ “Sebaik-baik pekerjaan adalah pertengahan”. (HR. ad- Dailami)

Dalam Islam, rujukan beragama memang satu, yaitu al- Qur’an dan al-Hadits, namun fenomena menunjukkan bahwa wajah Islam adalah banyak. Ada berbagai golongan Islam yang terkadang mempunyai ciri khas sendiri-sendiri dalam praktek dan amaliah keagamaan. Tampaknya perbedaan itu sudah menjadi kewajaran, sunatullah, dan bahkan suatu rahmat. Quraish Shihab mencatat, bahwa: “keanekaragaman dalam kehidupan merupakan keniscayaan yang dikehendaki Allah. Termasuk dalam hal ini perbedaan dan keanekaragaman pendapat dalam bidang ilmiah, bahkan keanekaragaman tanggapan manusia menyangkut kebenaran kitab-kitab suci, penafsiran kandungannya serta bentuk pengamalannya”.21

21M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama Al- Qur’an, (Bandung: Mizan, 2007), h. 52

129

Yang menjadi permasalahan adalah dapatkah dari yang berbeda tersebut dapat saling menghormati, tidak saling menyalahkan, tidak menyatakan paling benar sendiri, dan bersedia berdialog, sehingga tercermin bahwa perbedaan itu benar-benar rahmat. Jika ini yang dijadikan pijakan dalam beramal dan beragama, maka inilah sebenarnya makna konsep “Islam moderat”. Artinya, siapa pun orangnya yang dalam beragama dapat bersikap sebagaimana kriteria tersebut, maka dapat disebut berpaham Islam yang moderat. Walaupun dalam Islam sendiri konsep “Islam moderat” tidak ada rujukannya secara pasti22, akan tetapi untuk membangun ber-Islam yang santun dan mau mengerti golongan lain, tanpa mengurangi prinsip-prinsi Islam yang sebenarnya, konsep “Islam moderat” tampaknya patut diaktualisasikan.23 Ada beberapa rujukan pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad sebagai wujud dakwah yang menganut konsep wasathiyyah atau Islam moderat. a. Syeikh Yusuf Al-Qardhawi Yusuf al-Qardhawi lahir di desa Shafat Thurab, Mesir bagian Barat, pada tanggal 9 September 1926. Desa tersebut

22Hanya saja istilah “Islam moderat” mungkin lebih dekat dengan konsep umatan wasatan (menjadi umat yang tengah-tengah), terutama dalam amaliah keagamaan. Atau manhaj Al-Azhar menyebutnya dengan istilah wasatiyyah. (Laa syarqiyyah wa laa gharbiyyah) tidak ketimur-timuran tidak pula ke barat-baratan. 23 Miftahudin, Islam Moderat konteks Indonesia dalam Persfektif Historis, (Jurnal: MOZAIK,Volume V Nomor 1, Januari 2010), h. 13.

130

adalah tempat dimakamkannya salah seorang sahabat Rasulullah SAW, yaitu Abdullah bin Harits r.a.24 Menurut Yusuf al-Qardhawi para imam yang empat sebagai tokoh pendiri mazhab-mazhab populer di kalangan umat Islam tidak pernah mengharuskan mengikuti salah satu mazhab, semua mazhab itu tidak lain hanyalah hasil ijtihad para imam, para imam tidak pernah mendewakan dirinya sebagai orang yang ishmah (terhindar dari kesalahan). Satu sama lain tidak ada rasa super atau permusuhan, bahkan satu sama lain penuh dengan keramahtamahan dan kasih sayang serta saling menghormati pendapat.25 Itulah sebabnya Yusuf al-Qardhawi tidak mengikat dirinya pada salah satu mazhab yang ada di dunia ini. Karena kebenaran itu menurutnya bukan dimiliki oleh satu mazhab saja. Yusuf al-Qaradhawi juga dikenal sebagai seorang tokoh penyeru Aliran Keadilan Islam (al-Washatiyah al-Islamiyah) yang memadukan antara nilai-nilai kemurnian dan pembaruan, mengikat pemikiran dan pergerakan, mempertimbangkan semua aspek fikih antara lain Fiqh al-Sunnah, fiqh al-Maqasid, Fiqh al- Aulawiyat dan pertimbangan keteguhan ajaran Islam dan tuntutan perubahan zaman dan kekinian, berpegang teguh dengan nilai- nilai lama yang bermanfaat, menerima kehadiran masalah baru yang berguna menjadikan masa lalu sebagai pengajaran, memberikan solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi

24 Yusuf al-Qardhawi, Fatawa Qardhawi, terj: H. Abdurrahman Ali Bauzir, (Surabaya: Risalah Gusti,1996), cet II, hal. 399. 25 Yusuf al-Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, terj: H. Mu’ammal Hamidy, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1976), cet 1, h. 4.

131

sekarang dan menyongsong kehadiran masa depan Islam yang gilang-gemilang. b. Syeikh Ali Jum’ah Nama aslinya adalah Abu Ubadah Nuruddin Ali bin Jum`ah bin Muhammad bin Abdul Wahhab bin Salim bin Abdullah bin Sulaiman, al-Azhari al-Syafi`i al-Asy`ari. Ia lahir di kota Bani Suef pada hari Senin 7 Jumadal Akhir 1371 H/3 Maret 1952 M.26 Diantara Jasa Syeikh Ali terhadap dunia Islam yaitu pada tahun 1990 ia berhasil menghidupkan kembali tradisi pengajian pelajaran agama di masjid al-Azhar yang telah lama dilarang dan ditutup oleh pemerintah, pembelajaran di ruwaq-ruwaq di Mesjid terbuka untuk umum sehingga orang-orang yang ingin lebih mendalami tentang agama bisa mengikuti pelajaran ini. Jelas hal ini menghidupkan kembali ruh Islam Manhaj Washatiyah rahmatal lil A'lamin.27 Tahun 2003 Sheikh Ali ditunjuk sebagai Grand Mufti Mesir. Ketika ia menjabat sebagai Grand Mufti Republik Arab Mesir, ia membuat Dar al-Ifta al-Misriyyah menjadi sebuah institusi modern dengan dewan fatwa dan sistem checks and balances . Hingga institusi tersebut memiliki teknologi yang mumpuni dengan dikembangkannya sebuah website dan call center dimana orang semakin mudah untuk meminta fatwa tanpa harus datang ke kantor Dar al-Ifta al-Misriyyah.

26 http://www.muslimedianews.com/2013/10/biografi-ulama-sunni- syaikh-ali-jumah.html, (Diakses pada Minggu, 20 Oktober 2018, pukul 09:00 WIB). 27 http://www.kmamesir.org/2013/10/mengenal-biografi-singkat- syeikh-ali.html (Diakses pada Minggu, 20 Oktober 2018, pukul 12:00 WIB).

132

c. Syeikh ‘Athiyah Saqar Syeikh ‘Athiyah dilahirkan pada Ahad 4 Muharram 1333 bersamaan dengan 22 November 1924. Ia pernah menjadi penasihat di Kementrian Agama Mesir, Ketua Lajnah Fiqhiyyah di Majlis Tertinggi Keagamaan Mesir dan sebagainya, namun semua perkara tersebut tidak diletakan di tempat tinggi didalam hatinya. Ikhlas menyampaikan dakwah itulah prinsip yang dipegang oleh Syeikh.28 Syeikh ‘Athiyah Saqar berpendapat bahwa perbedaan pendapat itu bermuara kepada definisi tentang bid’ah dan selama permasalahan itu masih diperselisihkan maka tidak seyogyanya kita berfanatik dengan satu pendapat.29 Berikut ini beberapa materi dakwah yang menunjukan sekaligus menjawab persoalan khilafiah, tabayunnya Ustadz Abdul Somad anti kebhinekaan, dan tabayunnya soal kefanatikan atau keradikalan Ustadz Abdul Somad dalam berdakwah.

1. Video 1: Pada tanggal 04 Maret 2016, Fodamara tv dalam channel youtubenya menayangkan dakwah Ustadz Abdul Somad secara online yang membuat buming nama Ustadz Abdul Somad hingga saat ini. Dengan jumlah jama’ah jum’at sekitar 100 orang itu ternganga dengan keberanian, dengan kecerdasan pengetahuannya tentang sejarah khalifah Turki-Utsmani dan

28 http://nazrulnasir.blogspot.com/2009/04/syeikh-al-allamah-atiyah- saqr.html, (Diakses 22 Oktober, pukul 10:00 WIB). 29 Fatawa al Azhar juz IX, h. 50.

133

kelantangan suara Ustadz Abdul Somad pada waktu itu yang membawakan khutbah jum’at di salah satu di masjid Riau.

Gambar 5.1 : Runtuhnya Khilafah Islamiyah-Turki Utsmani

“Tepat pada tanggal 04 Maret 1924 M, 92 tahun yang lalu dan hari ini kita tepat pula pada tanggal 04 Maret 2016. Ada apa dengan 04 Maret? 04 Maret adalah hari pertama kesultanan Turki Utsmani tidak lagi dipimpin oleh seorang khalifah, karena pada hari sebelumnya pada tanggal 03 Maret disitulah dilucutnya kekuasaan Islamiyah dan sultan Turki terakhir. Pada tanggal 04 lah, menjadi sejarah bagi umat Islam 92 tahun yang lalu Islam seperti anak Ayam yang kehilangan induk, umat Islam seperti anak yatim kehilangan ayah, tidak ada lagi tempat mengadu, maka sejak saat itu umat Islam diatur dengan berbagai aturan, dengan berbagai macam ikatan yang tidak lagi mengatasnamakan Al-Qur’an kalamullah. Hadits nabi Muhammad SAW. Maka Mustafa Kemal Ataturk yang mengahancurkan keislaman itu mulai perlahan-lahan menggerogoti ajaran Islam. Pertama-tama Masjid yang besar di Istanbul dia rubah menjadi museum30.

30 Kesultanan Utsmani runtuh pada November 1924 M dan digantikan oleh Republik Sekuler Turki. Presiden pertamanya, Mustafa Kemal Atatürk memerintahkan penutupan Aya Sofya pada 1931 M untuk umum, dan dibuka empat tahun setelahnya pada 1935 M sebagai museum. Karpet untuk ibadah shalat dihilangkan, plester dan cat-cat kaligrafi dikelupas, menampakkan kembali lukisan-lukisan Kristen yang tertutupi selama lima

134

Nama museum itu sekarang adalah Haghia Shopia.31 Sultan Hamengkubuwono, Sultan Yogyakarta menunjukkan prasasti bahwa Turki pernah menitipkan prasasti kekuasaan kepada Sultan Hamengkubuwono buktinya masih dipegang sampai sekarang.

Apa maknanya? Bahkan diantara walisongo itu pun diantara mereka adalah utusan dari kesultanan Turki. Bukankah turki itu bermazhab Hanafi, tapi kenapa sultan yang bermazhab Hanafi mengirim ulama-ulama walisongo bermazhab Syafi’i? dia mengerti dakwah, kami memang bermazhab Hanafi tapi kami tau, saudara kami yang nun jauh disana mereka bermazhab Syafi’i. Demi keutuhan demi keselamatan merekalah dulu yang menerangi bumi Nusantara ini yang sebelumnya nenek moyang kita menyembah batu, menyembah lembu, menyembah setan, tapi begitu da’i Islam dari Turki datang semuanya bersyahadat. Maka kejatuhan Turki juga ikut menjadi keruntuhan kita. 1924 masjid tak lagi ramai, khamar dihalalkan, perjudian, prostitusi, pakaian pendek semuanya merajalela. Tapi ada satu yang tidak dapat dihapuskan, Madrasah Imam wa Khatib (sekolah khusus untuk imam dan khatib). Dari sekolah ini lahirlah seorang pemimpin yang hari ini disegani dunia, yang berani duduk meletakkan telapak kakinya di wajah Shimon Peres, dia berani menunjuk wajah Shimon Peres, laki-laki itu bernama Erdogan seorang alumni dari Madrasah Imam wa Khatib. Erdogan menuturkan

abad. Sejak saat itu, Aya Sofya dijadikan salah satu objek wisata terkenal oleh pemerintah Turki di Istambul. Penggunaan Aya Sofya sebagai tempat ibadah dilarang keras oleh pemerintah Turki yang berhaluan sekuler. http://www.istanbul.gov.tr/Default.aspx?pid=343, (Diakses 10/10/2018, pukul 15:46 WIB). 31 Hagia Sophia yang artinya kebijaksanaan suci (bahasa Turki: Aya Sofya) adalah landmark kota Istanbul selain Blue Mosque, merupakan bangunan megah yang menurut saya sangat wajib dikunjungi jika anda menginjakkan kaki di kota ini. Yah, bangunan ini adalah harta warisan penting dunia yang sudah berusia ribuan tahun dan memiliki sejarah masa lalu panjang bagi umat manusia khususnya bagi umat Kristen dan Islam. Yang membuat lebih menarik selain usia dan sejarahnya adalah keindahan arsitekturnya yang mengagumkan karena dibuat berabad-abad lampau.https://www.kompasiana.com/hertie/552835866ea83430728b45bc/hag ia-sophia-awalnya-adalah-gereja-lalu-masjid-dan-kini-jadi-museum, (Diakses 10/10/2018, pukul 15:49 WIB).

135

bahwasanya kita boleh kalah dalam ekonomi, boleh kalah dalam politik tapi tidak dengan pendidikan Islam.32

Dilihat dari video 1 yang mana video 1 ini adalah video/materi yang pertama kali membuat Ustadz Abdul Somad viral di media sosial youtube, analisisnya bahwa Ustadz Abdul Somad menyampaikan materi khutbah jum’atnya mengenai Tarikh/sejarah Islam, yaitu dimana semenjak ketiadaan kepemimpinan khilafah dan kemunculan presiden pertama di Turki yaitu Mustafa Kemal Ataturk ini membuat runtuh pemerintahan Islam di Turki. Sehingga Turki beralih menjadi negara yang liberal dan sekuler. Bukan lagi negara Islam, dan tidak lagi menganut faham khilafah. Adapun deskripsi intisari dari video 1 Ustadz Abdul Somad ini adalah mengajak untuk menanamkan agama Islam didalam diri anak-anak, yang berupa pendidikan karakter yang islami karena banyak orang yang tidak sabar dalam menempuh keadaan ini, yang ketika dewasanya lalu diantara mereka menempuh jalan kekerasan, radikalisme yang akhirnya saling membunuh, bakar-membakar, dan saling menghancurkan. Sejatinya yang seperti itu bukanlah ajaran Islam. Islam datang dengan kelembutan. Ajaran Islam itu penuh kedamaian. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 :

َ ۡ ُ َ ٰ َ َ ّ َ ۡ ۡ َ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َ َ َ َ ۡ ُ َ ۡ َ ُ َ َ ُ َ ٱدع إِ ِ ِ رِ ِ ِِ ِو ٱ ِ ٱِ وٰ ِ ِ ِ ِ أۚ إِن ر َ َ ۡ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ ۡ َ ُ ۡ ُ ۡ َ َ أ ِ ِِ ِ ۦ و أ ِ ِ

32 https://www.youtube.com/watch?v=1lyYNrhGx8Q&t=197s, (Diakses pada 21 Oktober 2018, pukul 09:43 WIB).

136

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl: 125)33

Ustadz Abdul Somad memaparkan pendapatnya metode dakwah menurut Al-Qur’an surat An-Nahl: 125 bahwa ayat tersebut berisi tentang metode dakwah yang memiliki 3 metode, yaitu: 1. Bi-alhikmah, yaitu dengan kata-kata santun dan lembut 2. Mau’idzah hasanah, yaitu dengan suri tauladan, contoh yang baik. Dan andai jika seseorang itu ingin berdebat, maka 3. Wajadilhum, debatlah bi-alati hiya ahsan dengan cara yang lembut, dengan cara yang santun, dengan cara yang baik. Secara lebih rinci, dalam isi materi khutbah jum’at itu, peneliti menanggapi Ustadz Abdul Somad menerangkan pemikirannya yang wasathiyyah. Meski suaranya lantang, bukanlah berarti lantang itu radikal. Namun dengan melantangkan suaranya tersebut agar jama’ah jum’at bisa dengan jelas mendengar paparan materi yang disampaikannya. Jika dilihat dalam unsur pemikirannya Ustadz Abdul Somad pun sama sekali tidak ada unsur yang merujuk pada keradikalan. Justru dalam khutbahnya Ustadz Abdul Somad

33 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 281.

137

menyuruh umat untuk meniru mendidik anak dengan pendidikan karakter yang agamis agar anak menjadi seperti sosok Erdogan yang istiqamah dan menegakkan prinsip ajaram Islam. Berdakwah seperti yang tertera pada al-Qur’an surat An-Nahl: 125.

2. Video 2: Pada tanggal 23 Desember 2016, Tafaqquh Video menayangkan video tentang Bid’ah dan Maulid. Dalam video itu Ustadz Abdul Somad menjelaskan tentang bid’ah dan maulid yang menjadi salah satu kajian materi dalam karangan bukunya yang berjudul 37 Masalah Populer.

Gambar 5.2 : Bid’ah dan Maulid Dalam dakwahnya Ustadz Abdul Somad menjelaskan: “Saya mau memperingati maulid (kata orang yang mau maulid), kata orang yang tidak setuju maulid kamu bid’ah, bid’ah sama dengan sesat, sesat itu dhalalah dan dhalalah itu fi an-Nar (masuk neraka). Kata orang yang mau buat maulid, maulid itu kan bid’ah hasanah? Kata dia bid’ah itu tak bisa dibagi. Pokoknya semua bid’ah dhalalah sesat masuk neraka. Bid’ah itu

138

apa? Semua yang tak ada di zaman nabi. Kata orang yang merayakan maulid, kalau begitu mobil sama hp bid’ah? Karena tak ada di zaman nabi. Seraya menjawab Mobil dan hp tidak bid’ah karena mobil dan hp urusan dunia. Yang bid’ah itu kalau urusan ibadah. Oh kalau begitu bid’ah ada urusan ibadah dan bid’ah urusan dunia. Kalau begitu bid’ah bisa dibagi? Iya juga ya katanya. Hehe. Apa mesti yang harus dilakukan nabi?, Ya. jika tidak pernah dilakukan nabi maka bid’ah dhalalah, sesat masuk neraka. 34

Tabel 5.1 Bid’ah atau tidak. Apa nabi pernah shalat 300 Tidak pernah raka’at? Kalau begitu Imam Ahmad Wah, saya belum tahu. masuk neraka karena shalat 300 raka’at? Apa Nabi pernah berdzikir Tidak ada hadits nabi 1000x sebelum tidur? menyebutkan Kalau begitu Abu Hurairah masuk neraka karena Wah, saya belum tahu. berdzikir 1000x sebelum tidur?

Dalam buku karya Ustadz Abdul Somad yang berjudul 37 Masalah Populer ini, Ustadz Abdul Somad menyampaikan beberapa hal urgen yang harus difahami oleh pembaca yaitu: Pertama, buku ini membahas masalah yang populer ditengah masyarakat. Bahkan menghabiskan energi hanya untuk membahas masalah-masalah yang sudah tuntas dibahas ulama berabad-abad silam.

34 https://www.youtube.com/watch?v=iRHX1iL1uBQ, (Diakses pada 21 Oktober 2018, pukul 09:46 WIB).

139

Kedua, buku ini disusun dengan mengemukakan dalil dan pendapat para ulama yang mu’tabar. Saya tidak terlalu banyak memberikan komentar, karena kita berhadapan dengan orang- orang yang sulit menerima pendapat orang lain. Ketiga, pendapat ulama saya tuliskan lengkap dengan teksnya agar para penuntut ilmu dapat melihat dan mengkaji kembali, menghidupkan semangat mendalami bahasa Arab dan menggali ilmu dari referensi aslinya. Ummat yang memiliki pemahaman yang kuat dan pengetahuan yang mendalam dari Turats (kitab-kitab klasik), berakar ke bawah dan berpucuk ke atas, bukan kiambang yang mudah terbawa arus air. Keempat, buku ini amat sangat jauh dari kesempurnaan. Perlu kritikan membangun dari para ulama. Andai ditunggu sempurna, tentulah buku ini tidak akan pernah ada. Kelima, buku ini tidak ingin menggiring pembacanya kepada mazhab tertentu. Yang diharapkan hanyalah agar setelah melihat pendapat para ulama, kita lebih memahami perbedaan,menghormati orang lain, dan mengikis fanatisme buta. Yang paling penting tidak salah memilih musuh. Jangn sampai kita habiskan hanya untuk orang-orang yang memperingati maulid, tahlil, dzikir dan masalah-masalah khilafiyah lainnya. Hingga tidak lagi tersisa sedikit kebencian untuk kristenisasi, Israel dan bahkan iblis sekalipun.35 Selain itu Ustadz Abdul Somad menganalogikan sebuah minuman antara teh dan kopi.

35 Lihat Abdul Somad, 37 Masalah Populer. (Riau: Tafaqquh Media, 2014 M), h. 13-14.

140

“Bapak minum teh, saya minum kopi, itu tak masalah selagi masih sama-sama halal. Bapak minum teh bapak, saya minum kopi saya. Saya tak memaksa bapak untuk meminum kopi saya dan bapak tak memaksa saya untuk meminum teh bapak. 36 Kecuali yang satu minum teh dan yang satu meminum kamput . Itu sudah berbeda lagi.”37

Dalam menganalogikan suatu perkara, Ustadz Abdul Somad memang pandai. Karena analoginya tersebut jelas dan mudah difahami untuk semua kalangan baik usia maupun pendidikan. Karena pemilihan bahasa yang ringan sehingga makna dari analogi tersebut bahwa ikhtilaf dalam persoalan mazhab bukanlah suatu hal yang mesti di perdebatkan sehingga harus saling mencaci dan memaki. Selagi dalam satu wadah sama dan tujuan yang sama, maka tak ada baiknya umat Islam membenci sesama saudara seagamanya hanya karena perbedaan mazhab, dan pendapat. Hingga lupa pada musuh yang aslinya yaitu kafir dan iblis. Dari penjelasan diatas, dilihat secara materi ini merupakan materi syari’at, fiqh karena hal yang dibahas adalah perkara peribadatan. Secara pemikiran ini jelas bukan pemahaman yang fanatik, justru Ustadz Abdul Somad membuka pemikiran untuk umat terutama yang fanatik yang senantiasa menganggap diri paling benar dan menganggap umat yang lain itu sesat adalah perkara judgement; menghakimi sendiri tentang perbuatan/peribadatan seseorang. Judgement dalam istilah bahasa

36 Arti kata kamput-bahasa Medan. Singkatan dari kambing putih, merk minuman keras murahan. (http://kamuslengkap.com). (Diakses pada 12 November 2018, pukul 11:11 WIB). 37 https://www.youtube.com/watch?v=iRHX1iL1uBQ, (Diakses pada 21 Oktober 2018 pukul 09:50 WIB).

141

Arab sering disebut sebagai tahdzir. Tahdzir Mentahdzir bukanlah sejatinya sikap mukmin, karena tahdzir adalah perbuatan tercela yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dalam menjelaskan perkara bid’ah dan maulid, Ustadz Abdul Somad menunjukkan bukti pemikirannya yang wasathiyyah itu dengan menjelaskan makna bid’ah menurut Ulama, berikut contoh-contohnya secara gamblang dan terperinci. Sehingga dalam kajian bid’ah dan maulid ini agar umat bisa lebih mengerti makna bid’ah dan maulid dan tidak mudah menyesatkan pemahaman orang lain yang tidak sepemahaman dengannya. Lebih rincinya, dalam fatwa al-Azhar dinyatakan oleh Syekh ‘Athiyyah Shaqar bahwa menurut Imam al-Suyuthi, al- Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani dan Ibnu Hajar al-Haitsami memperingati maulid nabi itu baik, meskipun demikian mereka mengingkari perkara-perkara bid’ah yang menyertai peringatan maulid.38 Berdasarkan firman Allah SWT QS. Ibrahim ayat 5 : َ َ َ َ َ َ َ ۡ ۡ َ ۡ َ ُ َ ٰ َ َ ٓ ۡ ۡ ۡ َ ۡ َ َ َ ُ َ َ َ َ ّ ۡ ُ ٰ و أر ِٰ أن أ ِج ِ ٱٰ ِ إِ ٱ رِ وذِ ِ ِ ٱ ِۚ إِن ٱ

َ ٰ َ َ ّ ُ ّ َ َ ُ ِ ِ ٰ ٖ ِِ رٖ رٖ “ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah". Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.” (Q.S.Ibrahim: 5)39

38 Lihat Abdul Somad, 37 Masalah Populer, h. 349. 39 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 255.

142

Imam an-Nasa’i, Abdullah bin Ahmad dalam Zawa’id al- Musnad, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Ubai bin Ka’ab meriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa Rasulullah SAW menafsirkan kalimat Ayyamillah sebagai nikmat-nikmat dan karunia Allah SWT. Dengan demikian maka makna ayat ini: “Dan ingatkanlah mereka kepada nikmat-nikmat dan karunia Allah”. Dan kelahiran nabi Muhammad SAW adalah nikmat dan karunia terbesar yang mesti diingat dan disyukuri.40 Peneliti menanggapi bahwa memperingati maulid nabi adalah perbuatan yang baik, jika disebut bid’ah, ya. Memang bid’ah. Namun pada tataran bid’ah, memperingati maulid nabi adalah bid’ah hasanah. Karena rasul saja memperingati hari kelahirannya yaitu hari Senin dengan cara berpuasa. Dan sebagai umat, kita memperingati kelahiran nabi dengan acara maulid nabi yang didalamnya membahas dan membaca kisah/sejarah nabi dalam kitab ada yang disebut al-Barjanji yang isinya sya’ir-sya’ir shalawat tentang mengingat nabi/rasul sekaligus membuktikan kecintaan kita terhadap nabi/rasul adalah dengan membaca shalawat. Allah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 56 :

َ َ َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ّ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ ۡ َ َ ّ ُ ْ َ ۡ ً إِن ٱ ۥوِ ن ٱ ِ ِ ۚ ٱِ ءاا ا ِ وِ ا ِ ا “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,

40 Lihat Abdul Somad, 37 Masalah Populer, h. 349.

143

bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)41

Dalam ayat di atas, Allah telah menyebutkan tentang kedudukan hamba dan Rasul-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tempat yang tertinggi, bahwasanya Dia memujinya di hadapan para Malaikat yang terdekat, dan bahwa para Malaikat pun mendo’akan untuknya, lalu Allah memerintahkan segenap penghuni alam ini untuk mengucapkan shalawat dan salam atasnya, sehingga bersatulah pujian untuk beliau di alam yang tertinggi dengan alam terendah (bumi). Selain itu, rasul bersabda:

َﻋ ْﻦ ِﺃﺑ ْﻲ ُﻫ َﺮ ْﻳ َﺮﺓَ ﺃَ ﱠﻥ َﺭ ُﺳ َﻞ ﷲِ ﺹ . ﻡ َﻗ َﺎﻝ َﻣ ْﻦ َﺻ ّﻠ َﻰ َﻋ ﱠﻠﻲ َﻭ ِﺍﺣﺪَﺓً َﺻﻠّ َﻰ ﷲُ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َﻋ ْﺸﺮﺍً.

“Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)42

Hadits di atas, menegaskan bahwasanya jika kita membaca shalawat atau bershalawat kepada nabi satu kali, maka mendapat balasan sepuluh kali lipat kebaikan. Maka dari itu, memperingati maulid nabi adalah perkara yang baik yang mendatangkan ribuan kebaikan dan pahala juga sebagai bukti bahwa kita mencintai Rasulullah SAW.

41Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 426. 42 (HR. Muslim, No. 70, Abu Dawud No. 1532, Tirmidzi No. 487, an-Nasa’i No. 1295, Ahmad No. 9089, 9117, Ad-Darimi no. 2828).

144

3. Video 3: Pada tanggal 12 Oktober 2017, channel resmi youtube Ustadz Abdul Somad yaitu Tafaqquh Video memposting video yang menayangkan tentang kajian hadits. Pada saat itu Ustadz Abdul Somad membahas kajian rutin Hadits Arbain An- Nawawi. Hadits pertama dari empat puluh hadits Arba'in. Masjid Raya Senapelan Pekanbaru-Riau.

Gambar 5.3 : Amalan Tergantung Niat

Dalam kajiannya, Ustadz Abdul Somad menjelaskan:

َﻋ ْﻦ ﺃَ ِﻣ ْﻴ ِﺮ ُﺍﻟﻤ ْﺆ ِﻣﻨِ ْﻴ َﻦ ﺃَ ِﺑ ْﻲ َﺣ ْﻔﺺ ُﻋ َﻤ َﺮ ْﺑ ِﻦ َﺧ ّﻄﺎَ ِﺏ َﺭ ِﺿ َﻲ ﷲُ َﻋ ْﻨﻪُ َﻗ َﺎﻝ: َﺳ ِﻤ ْﻌ ُﺖ َﺭ ُﺳ ْﻮ َﻝ ﷲِ . ﺹ. ﻡ . َﻳﻘُ ْﻮﻟُﻮﺍ : ﺍﻧﱠﻤﺎَﺍﻻ َ ْﻋﻤﺎَ ُﻝ ِﺑ ِﺎﻟﻨّﻴﺎَ ِﺕ َﻭﺍﻧﱠﻤﺎَ ِﻟ ُﻜ ِّﻞ ْﺍﻣ ِﺮ ٍﺉ َﻣﺎ َﻧَﻮﻯ . َﻓ َﻤ ْﻦ ﻛﺎَ ْﻧَﺖ ِﻫ ْﺠ َﺮﺗُﻪُ ِﺍ َﻟﻰ ﷲِ َﻭ َﺭ ُﺳ ْﻮ ِﻟ ِﻪ َﻓ ِﻬ ْﺠ َﺮﺗُﻪُ َﺍﻟ َﻰ ﷲِ َﻭ َﺭ ُﺳ ْﻮ ِﻟ ِﻪ, َﻭ َﻣ ْﻦ ﻛﺎَ ْﻧَﺖ ِﻫ ْﺠ َﺮﺗُﻪُ ِﻟﺪُ ْﻧﻴﺎَ ﻳُ ْﺼﻴﺒُﻬﺎَ ﺍ َ ِﻭ ْﻣ َﺮﺃَﺓٍ َﻳ ْﻨ ِﻜ ُﺤﻬﺎَ َﻓ ِﻬ ْﺠ َﺮﺗُﻪُ ِﺍ َﻟ َﻰ ﻣﺎَ ﻫﺎَ َﺟ َﺮﺍ ِﺍ َﻟ ْﻴ ِ ﻪ . (ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻣﺎﻣﺎﺍﻟﻤﺤﺪّﺛﻴﻦ ﺃﺑﻮﻋﺒﺪ ﷲ ّﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﻐﻴﺮﺓ ﺑﻦ ﺑﺮﺩﺯﺑﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭ ﺍﺑﻮﺍﻟﺤﺴﻴﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺠﺎﺝ ﺑﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﺍﻟﻘﺸﻴﺮﻱ ّﺍﻟﻨﻴﺴﺎﺑﻮﺭﻱ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺤﻴﻬﻤﺎ ﺍﻟﻠﺬﻳﻦ ﻫﻤﺎ ﺍﺻﺢ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻤﺼﻨﻔﻪ)

145

Artinya: “Diriwayatkan dari Amirul Mukminin, Abi Hafs Umar bin Khatab, r.a., dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW. Bersabda. ‘Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya.

Sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang diniatkan. Barang siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dianiatkan’.43

Ustadz Abdul Somad menjelaskan bahwa kata ‘amal yang terdapat didalam hadits diatas merupakan kata yang mempunyai arti jamak. Peneliti menanggapi hal ini karena terdapat alif setelah huruf mim. Namun jika tak ada alif setelah huruf mim maka hukumnya mufrad yang berarti satu/tunggal. Kalau jamak berarti lebih dari tiga atau banyak, begitu kaidah dalam bahasa Arab yang terdapat dalam kitab alat, kitab kuning seperti Nahwu- satu amal/perbuatan, sedangkan bentuk jamaknya = ﻋﻤﻞ .Sharaf amal-amal. Ini merupakan perubahan bentuk dari = ﺍﻋﻤﺎﻝ adalah mufrad kepada jamak, adapun ‘amaalun ini mempunyai kedudukan sebagai jamak taksir.44 Ustadz Abdul Somad menegaskan, sesuatu perkara bisa disebut amal, kalau ada niat. Kalau tidak ada niat maka tak bisa dianggap sebagai amal. Lantas apakah itu niat? Ada beberapa

43 (HR. Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al- Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari dan Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi an-Naishaburi dalam kedua kitab shahih yang merupakan kitab paling shahih yang pernah dikarang). 44 Secara bahasa, “jamak” artinya banyak, sedangkan taksir artinya “pecah/rusak”. Sedangkan definisi jamak taksir dalam istilah ilmu Nahwu .yaitu lafadz yang berubah dari bentuk mufradnya ﻫﻮ ﻣﺎ ّﺗﻐﻴﺮ ﻋﻦ ِﺑﻨﺎء ﻣﻔﺮﺩﻩ adalah https://www.nahwu.top/2017/11/pengertian-isim-jamak-taksir.html, (Diakses, Senin 15 Oktober 2018, pukul 17:30 WIB).

146

pendapat mengenai niat. Ada yang memaknai niat itu menyengaja, dan yang paling tepat bahwa niat adalah al-Qashdu yang berarti tujuan. Jadi, niat itu perbuatan yang ada tujuannya. Kalau perbuatan tidak ada niatnya maka tak ada nilai dihadapan

Allah SWT. Seperti contoh: “Adikku mengapa kau memakai kain hijau? Apa tujuan engkau memakai pakaian hijau? Maka dia menjawab: “ku pakai kain hijau ini, pak Ustdaz, karena nabi dalam hadits ‘ala katifayhi, ‘ala manqibayhi diatas pundaknya terdapat burdatun khadraa’. Diatas pundaknya ada kain berwarna hijau. Jadi tujuannya ku pakai kain ini, karena aku ingin ikut sunnah nabi. Maka bernilailah amal itu. Maka niat secara bahasa yang berarti maksud/tujuan. Bentuk jamaknya adalah ﻗﺼﺪ adalah ﻗﺼﺪ ّﺍﻟﺸﻴﺊ ﻣﻘﺘﺮﻧﺎ ﺑﻔﻌﻠﻪ Sedangkan secara syar’i niat adalah . ﻣﻘﺎﺻﺪ yang artinya, tujuan sejalan dengan perbuatan. Begitu istilah niat dalam mazhab imam Syafi’i. 45

Dalam cuplikan pernyataan Ustadz Abdul Somad diatas, secara materi dalam ilmu dakwah, materi pokok dalam berdakwah setelah al-Qur’an adalah al-Hadits. Dan kefokusan kajian Ustadz Abdul Somad adalah al-Hadits, meskipun terkadang juga membahas Fiqh. Disamping itu, kajian hadits Arba’in ini adalah kajian rutinan setiap Sabtu subuh di Masjid Raya An-Nur, jalan Hangtuah, Pekanbaru. Dan Senin ba’da Maghrib di Masjid Raya Senapelan, Pasarbawah, Pekanbaru. Dalam hadits pertama dalam kitab Arba’in diatas menjelaskan tentang niat. Dalam pemikiran Ustadz Abdul Somad membahas niat tentulah ini merupakan kajian yang amat penting untuk umat sebelum beramal. Karena segala kunci amal ada pada niat. Jika niat baik, maka hasil pun akan ikut baik. Jika niat tak ada maka tak ada nilai pahalanya. Peneliti menganalogikan ibarat

45https://www.youtube.com/watch?v=21p0tB7lWlo&t=4118s&list=L LE8MilnV8lH3CWqy8xzfOow&index=9, (Diakses pada 21 Oktober 2018, pukul 18:30 WIB).

147

kita berpuasa sunnah Senin-Kamis namun jika tak ada niat sebelum berpuasa maka gugurlah pahala puasanya, yang gugur adalah pahalanya bukan puasanya yang batal. Namun apalah arti puasa sunnah jika tak mendapat pahala kebaikan dari berpuasa tersebut. Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh.46 Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam. Asal makna hijrah adalah meninggalkan. Maksud dalam hadits ini adalah meninggalkan tanah air. Adapun penyebutan wanita menyertai dunia mengandung dua pemahaman. Pertama, sebabnya yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian

46 HR. Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra (2/14). Ibnu Aththar dalam kitabnya yang lain Syarhul ‘Umdah berkata (1/42), “Perkataan As-Syafi’i bukan berarti membatasi bab-bab fiqh dalam tujuh puluh bab saja, melainkan untuk menunjukan saking banyaknya.”

148

dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).47 Kedua, sebagai peringatan untuk lebih berhati-hati terhadap hal tersebut. Ini termasuk dalam bab menyebutkan hal yang khusus sesudah yang umum untuk menjelaskan keistimewaannya.48 Sejalan dengan itu, pemikiran wasatiyyah Ustadz Abdul Somad menanggapi bahwa “jadi masalah niat ini tak usah dipermasalahkan. Berkelahi antara yang melafadzkan niat dengan yang tidak melafadzkan niat, sementara yang tak sembahyang, banyak. Lebih baik ajak untuk sembahyang.”49

Hal ini jelas terbukti bahwa dalam menanggapi persoalan, Ustadz Abdul Somad selalu mengambil jalan tengah-tengah karena ini merupakan metodenya dalam berdakwah; wasathiyyah. Yang seperti ini adalah bentukan da’i yang dibutuhkan oleh umat pada hari ini. Selain itu, peneliti menangkap ada beberapa catatan yang dapat diambil dari hadits tentang niat, diantaranya: 1) Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).

47 HR. Tabrani dalam Alkabir (8540) dan di shahihkan oleh al-Hafidz adz-Dzahabi dalam Siyary ‘Alamin Nubala (10/590) dan Ibnu Hajar dalam Fatthul Bari (1/10). Ibnu Hajar berkata: “akan tetapi dalam hadits ini tidak ada pemahaman bahwa hadits al-‘amal diriwayatkan dengan sebab kejadian tersebut dan aku tidak melihat sedikitpun dari jalur-jalur periwayatan yang menunjukkan penegasan tentang hal tersebut.” 48 Syarh Shahih Muslim oleh An-Nawawi (13/54,55). 49Dalam video youtube, lihat juga https://www.youtube.com/watch?v=21p0tB7lWlo&t=4118s&list=LLE8MilnV 8lH3CWqy8xzfOow&index=9, (Diakses pada 22 Oktober 2018, pukul 09:00 WIB).

149

2) Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati. 3) Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shalih dan ibadah. 4) Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya. 5) Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah. 6) Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat. Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

4. Video 4: Pada tanggal 29 Agustus 2018, Tafaqquh Video menayangkan kajian ceramah Ustadz Abdul Somad di komplek parlemen MPR RI, Senayan. Hal ini membuktikan bahwa ceramah/dakwahnya diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Baik itu masyarakat biasa, yang berpendidikan tinggi, sampai kepada para pejabat tanah air yang terbukti menyukai strategi dakwah Ustadz Abdul Somad dan mengundangnya untuk mengisi dalam acara HUT MPR RI yang ke-73.

150

Gambar 5.4 : Syukuran dan Do’a Bersama HUT MPR RI-73

Dalam ceramahnya, Ustadz Abdul Somad menyampaikan tausiyahnya dengan gagah, dan lugas bahwa ada sedikit sindirian dan pengakuan mengenai yang konon “beberapa bulan yang lalu, saya difitnah anti kebhinekaan, anti NKRI. Alhamdulillah, saya tidak memviralkan sehari setelah itu viral ketika saya menyanyikan lagu Indonesia raya, menggerek bendera, memasangkan bendera di dinding sekolah tertinggal di kampung pedalaman di provinsi Riau. 50

Dari pernyataan diatas dapat difahami bahwa kalimat “ saya difitnah anti kebhinekaan, anti NKRI” ini merupakan penegasan langsung untuk umat yang pernah beranggapan bahkan menyatakan bahwa Ustadz Abdul Somad ini radikal, anti kebhinekaan dan anti NKRI. Maka sesungguhnya fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan. Allah SWT berfirman dalam al- Qur’an surat al-Baqarah ayat 191 :

50 Video youtube https://www.youtube.com/watch?v=CFVgFJqRd1k, (Diakses pada 23 Oktober 2018, pukul 10:39 WIB).

151

َ َ َ َ ۡ ُ ُ ُ ۡ َ ۡ ُ َ ۡ ُ ُ ُ ۡ َ ۡ ُ ُ ّ ۡ َ ۡ ُ ۡ َ ُ ُ ۡ َ ۡ ۡ َ ُ َ َ ۡ َ ۡ َ َ وٱ ِ وأ ِ ِ أ ۚ و ٱ ِ أ ِ ٱ ِ و ٱ ُ َ ُ ُ ۡ َ ۡ َ ۡ ۡ َ َ َ ُ َ ُ ُ ۡ َ َ َ ُ ُ ۡ َ ۡ ُ ُ ُ ۡ َ َ َ َ َ ٓ ُ ِٰ ِ ٱ ِ ِ ٱ ِ ام ٰ ِٰ ِِ ِن ٰ ۗ ِٰ اء ۡ َ َ ٱ ٰ ِ ِ

“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Baqarah: 191)51

Bagi sebagian umat, Ustadz Abdul Somad dikenal dengan ke-radikalannya. Padahal, justru jika kita mengamati dengan baik maka sama sekali tak ada unsur radikal dalam membawakan tausiyahnya. Peneliti beranggapan ada beberapa oknum yang memang tidak menyukai dakwah Ustadz Abdul Somad dengan beberapa alasan. Diantaranya kalah daya saing, kalah popular, dan tentunya kalah dalam menarik hati umat. Oleh karena itu, untuk menjadi da’i yang tangguh maka diperlukan dan diwajibkan seseorang yang menjadi da’i harus terlebih dahulu menguasai materi pokok dalam dakwah seperti al- Qur’an dan al-Hadits. Karena kedua materi pokok ini memang harus benar-benar dimiliki oleh seorang da’i. Dengan begitu bisa terlihat kualitas berdakwahnya, bukan cuma secara tekstual tapi juga secara non tekstual.

51 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 30.

152

Sambungnya, “ketika berteriak Allahu akbar, dan berteriak merdeka saat itu dalam satu hembusan nafas kita bercerita agama dan kebangsaan. Orang yang berteriak Allahu akbar, dia bukan anti nasionalisme. Dan orang yang berteriak merdeka bukan anti agama. Sekarang bertemu dua phobia. Satu phobia nasionalisme, yang satu phobia agama. Keduanya saling penuh kecurigaan dan ketakutan. Kalau ada orang yang berteriak Allahu akbar, jangan-jangan ini anti Indonesia. Kalau ada orang yang berteriak merdeka, jangan-jangan ini anti Islam. Maka sesungguhnya dalam teriak Bung Tomo terdapat dua kalimat itu. Dalam satu teriakan ia berkata Allahu akbar, dalam teriakan itu juga ia berkata merdeka. Merdeka tidak menafikan Allahu akbar, dan Allahu akbar tidak menafikan merdeka.”52

Dari penjelasan di atas, Ustadz Abdul Somad sangat menyeimbangi antara bangsa dan agama. Pemikirannya sangat khas dengan metode dakwah wasathiyyah, Ustadz Abdul Somad benar-benar ingin menyatukan umat Islam dalam satu wadah yang sama. Tak pandang dari ormas (organisasi masyarakat) apapun, rakyat mana pun, partai apapun dan kalangan mana pun, pikirnya jika kita seiman atau sekeyakinan maka disitu kita adalah saudara. Di samping itu, peneliti berpendapat ada maksud dari kalimat “Merdeka tidak menafikan Allahu akbar, dan Allahu akbar tidak menafikan merdeka”. Yaitu jangan menanam sifat suudzon berlebihan kepada sesama muslim. Oleh karenanya, kita tidak berhak untuk menjudge/menghakimi jika ada seseorang yang berteriak Allahu akbar kemudian kita memvonis bahwa dia anti Pancasila. Dan jika ada seseorang yang berteriak merdeka,

52 Video youtube https://www.youtube.com/watch?v=CFVgFJqRd1k, (Diakses pada 23 Oktober 2018 pukul 11:00 WIB).

153

kita sebut orang itu anti Islam. Padahal kedua hal tersebut merupakan satu tujuan yang harus kita perjuangkan dan pertahankan. Baik itu bangsa maupun agama. Sehubungan dengan itu jika masih ada orang yang mengatakan bahwa Ustadz Abdul Somad adalah da’i radikal, itu bisa disebabkan karena ia tidak tuntas menonton ceramahnya di youtube. Bukti lain bahwa Ustadz Abdul Somad bukan da’i radikal adalah jelas-jelas Ustadz Abdul Somad di undang mengisi tausiyah di komplek DPR/MPR RI yang mana ini adalah komplek para anggota legislatif atau pejabat negara. Bahkan, Ustadz Abdul Somad sebelumnya pernah di undang untuk mengisi tausiyah di MABES TNI juga di tempat Hakim Agung. Dalam sela-sela menyampaikan dakwahnya di MPR, Ustadz Abdul Somad sedikit menyinggung dan mengingat soal dirinya yang sempat ditawarkan untuk menjadi cawapres 2019 kemudian ia kembali menegaskan atas alasannya menolak untuk dijadikan capres 2019 mendatang. Sempat ia mengatakan bahwa dirinya dihadang, di intimidasi oleh sekelompok orang agar menolak tidak menjadi cawapres. Padahal sudah jelas memang Ustadz Abdul Somad tidak akan menerima tawaran itu. “saya hanya ingin menjelaskan kepada umat, bahwa kalau kau ingin berbuat sesuai dengan apa yang kau bisa. Jangan kau katakan pisau silet itu tidak tajam, karena ia tidak bisa memotong batang kelapa. Jangan kau katakana kampak itu tumpul karena ia tak bisa mencukur kumis. Semuanya ada porsinya masing- masing”.53

53 Video youtube https://www.youtube.com/watch?v=CFVgFJqRd1k, (Diakses pada 23 Oktober 2018, pukul 12:32. WIB).

154

Semua dari kita punya porsi masing-masing. Ustadz Abdul Somad menjelaskan bahwa dirinya bukanlah seorang politisi, bahwa dirinya adalah seorang akademisi, cendikiawan, intelektual, ustadz. Ia berkata ia hanya menjelaskan agama, menjelaskan tentang rahmatan lil ‘alamin, oleh sebab itu ketika ia berbicara tentang kekuasaan, tentang Islam, tentang hebatnya politik, bukan berarti ia mengiklankan dirinya untuk menjabat sebagai cawapres. Melainkan hanya menjelaskan kepada umat, karena makna ustadz adalah guru. Guru tugasnya menjelaskan. Dan di menit 00:27:49;12 dalam video tersebut Ustadz Abdul Somad kembali menegaskan bahwa “sampai akhir hayat, saya ingin menjadi ustadz”. Betapa semakin cintanya umat kepada Ustadz Abdul Somad, mengetahui bahwa Ustadz Abdul Somad memang da’i yang istiqamah, teguh pendirian terhadap agama Allah. Tidak terpukau dengan kemewahan dunia yang begitu mempesona, apalagi kursi cawapres yang diidam-idamkan oleh kalangan politisi, sekalipun akademisi. Peneliti sangat memberi apresiasi atas pengakuan yang begitu jelas di hadapan para pejabat negara bahwa Ustadz Abdul Somad akan tetap menjadi ustadz hingga akhir hayatnya.

5. Video 5: Dalam penayangan video Ustadz Abdul Somad, pada tanggal 15 November 2017, dalam video tersebut merupakan video sesi tanya jawab. Ada salah satu jama’ah yang menanyakan

155

tentang aliran Ustadz Abdul Somad. Ustadz Abdul Somad menanggapi hal tersebut dengan santai.

Gambar 5.5 : Aliran Ustadz Abdul Somad

Aliran merupakan identitas yang terpenting bagi seorang da’i, aliran adalah paradigma cara berfikir, metode berfikir, pemahaman berfikir seorang da’i berdasarkan guru yang terdahulu yang mengajarinya. Juga lingkungan keluarga dan orang-orang sekitar sangat mempengaruhi terhadap aliran seorang da’i. Dan dari aliran tertentu suatu kelompok akan mempunyai guru tertentu sesuai pada aliran yang ia pegang sebagai penuntun dalam beragama. Rasulullah SAW bersabda:

َﻋ ْﻦ ﺃَ ِﺑ ْﻲ ُﻫ َﺮ َﻳْﺮﺓَ َﻗ َﺎﻝ: َﻗ َﺎﻝ َﺭ ُﺳ ْﻮ ُﻝ ﷲ ِ َﺻ ﱠﻠﻰ ُّ َﻋ َﻠ ِﻴْﻪ َﻭ َﺳ ﱠﻠ َﻢ: ِﺍ ْﻓﺘَ َﺮ َﻕ ْﺍﻟ َﻴ ُﻬ ْﻮﺩُ َﻋ َﻠﻰ ﺇِ ْﺣﺪَﻯ ﺃَ ْﻭ ِﺛ ْﻨﺘَ ِﻴْﻦ َﻭ َﺳ ِﺒْﻌ َﻴْﻦ ِﻓ ْﺮ َﻗﺔً، َﻭﺗَ َﻔ ﱠﺮ َﻗ ِﺖ ﱠﺍﻟﻨ َﺼ َﺎﺭﻯ َﻋ َﻠﻰ ﺇِ ْﺣﺪَﻯ ﺃَ ْﻭ ِﺛ ْﻨﺘَ ِﻴْﻦ َﻭ َﺳ ِﺒْﻌ َﻴْﻦ ِﻓ ْﺮ َﻗﺔً َﻭﺗَ ْﻔﺘَ ِﺮ ُﻕ ﺃُ ﱠﻣ ِﺘ ْﻲ َﻋ َﻠﻰ ﺛَﻼَ ٍﺙ َﻭ َﺳ ِﺒْﻌ َﻴْﻦ ِﻓ ْﺮ َﻗ ﺔً . .

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Kaum

156

Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga 54 (73) golongan.”

َﻋ ْﻦ ﺃَ ِﻧَﺲ ِﺑْﻦ َﻣ ِﺎﻟ ٍﻚ َﻗ َﺎﻝ: َﻗ َﺎﻝ َﺭ ُﺳ ْﻮ ُﻝ ﷲِ َﺻ ﱠﻠﻰ ُّ َﻋ َﻠ ِﻴْﻪ َﻭ َﺳ ﱠﻠ َﻢ: ﺇِ ﱠﻥ َﺑ ِﻨ ْﻲ ﺇِ ْﺳ َﺮ ِﺍﺋ َﻴْﻞ ِﺍ ْﻓﺘَ َﺮ َﻗ ْﺖ َﻋ َﻠﻰ ِﺇ ْﺣﺪَﻯ َﻭ َﺳ ِﺒْﻌ َﻴْﻦ ِﻓ ْﺮ َﻗﺔً َﻭﺇِ ﱠﻥ ﺃُ ﱠﻣ ِﺘ ْﻲ َﺳﺘَ ْﻔﺘَ ِﺮ ُﻕ َﻋ َﻠﻰ ِﺛ ْﻨﺘَ ِﻴْﻦ َﻭ َﺳ ِﺒْﻌ َﻴْﻦ ِﻓ ْﺮ َﻗﺔً ُﻛ ﱡﻠ َﻬﺎ ِﻓﻲ ﱠﺍﻟﻨ ِﺎﺭ ﺇِﻻﱠ َﻭ ِﺍﺣﺪَﺓً؛ َﻭ ِﻫ َﻲ ْﺍﻟ َﺠ َﻤ َﺎﻋ ﺔُ

“Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, dan sesungguhnya ummatku akan terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang semuanya berada di Neraka, kecuali satu golongan, yakni “al-Jama’ah.”55

Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dalam Kitabul Iman, bab Maa Jaa-a Fiftiraaqi Haadzihil Ummah no. 2641 dari Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash dan Imam al-Laalika-i juga meriwayatkan dalam kitabnya Syarah Ushuli I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jama’ah (I/111-112 no. 147) dari Shahabat dan dari jalan yang sama, dengan ada tambahan pertanyaan, yaitu:

54 Hadits di atas derajatnya hasan, karena terdapat Muhammad bin ‘Amr, akan tetapi hadits ini menjadi shahih karena banyak syawahidnya.Imam at-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih.”Imam al-Hakim berkata: “Hadits ini shahih menurut syarat Muslim dan keduanya (yakni al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.” Dan al-Hafizh adz-Dzahabi pun menyetujuinya. (Lihat al-Mustadrak Imam al-Hakim: Kitaabul ‘Ilmi I/128.)Ibnu Hibban dan Imam asy-Syathibi telah menshahihkan hadits di atas dalam kitab al-I’tisham (II/189).Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany juga telah menshahihkan hadits di atas dalam kitab Silsilah Ahaadits ash- Shahiihah no. 203 dan kitab Shahih at-Tirmidzi no. 21. 55 Hadits ini dishahih-kan oleh Imam al-Albany dalam shahih Ibnu Majah no. 3227.(Lihat tujuh sanad lainnya yang terdapat dalam SilsilatulAhaadits ash-Shahiihah I/360-361).

157

“Siapakah golongan yang selamat itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

َﻣﺎﺃَﻧَﺎ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َﻭ ﺃَ ْﺻ َﺤ ِﺎﺑ ْﻲ

“Ialah golongan yang mengikuti jejakku dan jejak para Shahabatku.”

Lafazh-nya secara lengkap adalah sebagai berikut:

َﻋ ْﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ ﷲِ ْﺑ ِﻦ َﻋ ْﻤ ٍﺮﻭ َﻗ َﺎﻝ: َﻗ َﺎﻝ َﺭ ُﺳ ْﻮ ُﻝ ﷲِ َﺻ ﱠﻠﻰ ﱠُ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َﻭ َﺳ ﱠﻠ َﻢ: َﻟ َﻴﺄْ ِﺗ َﻴ ﱠﻦ َﻋ َﻠﻰ ﺃُ ﱠﻣ ِﺘ ْﻲ َ ﻣﺎ ﺃَﺗَﻰ َﻋ َﻠﻰ َﺑ ِﻨ ْﻲ ﺇِ ْﺳ َﺮ ِﺍﺋ ْﻴ َﻞ َﺣ ْﺬ َﻭ ﱠﺍﻟﻨ ْﻌ ِﻞ ِﺑ ﱠﺎﻟﻨ ْﻌ ِﻞ َﺣﺘﱠﻰ ﺇِ ْﻥ َﻛ َﺎﻥ ِﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ َﻣ ْﻦ ﺃ َﺗَﻰ ﺃُ ﱠﻣﻪُ َﻋﻼَ ِﻧ َﻴﺔً َﻟ َﻜ َﺎﻥ ِﻓ ْﻲ ﺃُ ﱠﻣ ِﺘ ْﻲ َﻣ ْﻦ َﻳ ْﺼ ُﻨَﻊ ﺫَ ِﻟ َﻚ َﻭﺇِ ﱠﻥ َﺑ ِﻨ ْﻲ ﺇِ ْﺳ َﺮ ِﺍﺋ ْﻴ َﻞ ﺗَ َﻔ ﱠﺮ َﻗ ْﺖ َﻋ َﻠﻰ ِﺛ ْﻨﺘَ ْﻴ ِﻦ َﻭ َﺳ ْﺒ ِﻌ ْﻴ َﻦ ِﻣ ﱠﻠﺔً َﻭﺗَ ْﻔﺘَ ِﺮ ُﻕ ﺃ ُ ﱠﻣ ِﺘ ْﻲ َﻋ َﻠﻰ ﺛَﻼَ ٍﺙ َﻭ َﺳ ْﺒ ِﻌ ْﻴ َﻦ ِﻣ ﱠﻠﺔً ُﻛ ﱡﻠ ُﻬ ْﻢ ِﻓﻲ ﱠﺍﻟﻨ ِﺎﺭ ﺇِﻻﱠ ِﻣ ﱠﻠﺔً َﻭ ِﺍﺣﺪَﺓً، َ ﻗﺎﻟُ ْﻮﺍ: َﻭ َﻣ ْﻦ ِﻫ َﻲ َﻳﺎ َﺭ ُﺳ ْﻮ َﻝ ﷲِ؟ َﻗ َﺎﻝ: َﻣﺎ ﺃَﻧَﺎ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َﻭﺃَ ْﺻ َﺤ ِﺎﺑ ْﻲ . .

“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sungguh akan terjadi pada ummatku, apa yang telah terjadi pada ummat bani Israil sedikit demi sedikit, sehingga jika ada di antara mereka (Bani Israil) yang menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, maka niscaya akan ada pada ummatku yang mengerjakan itu. Dan sesungguhnya bani Israil berpecah menjadi tujuh puluh dua millah, semuanya di Neraka kecuali satu millah saja dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga millah, yang semuanya di Neraka kecuali satu millah.’ (para Shahabat) bertanya, ‘Siapa mereka wahai Rasulullah?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Apa yang aku dan para Shahabatku berada di atasnya.’”56

56(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2641, dan ia berkata: “Ini merupakan hadits penjelas yang gharib, kami tidak mengetahuinya seperti ini, kecuali dari jalan ini.”).

158

Aliran Ustadz Abdul Somad memang perlu diketahui. Karena beberapa waktu lalu ketika penggalangan dana PKS untuk Palestina Ustadz Abdul Somad yang berceramah, lalu kemudian bertebar rekaman beberapa tahun lalu di masjid An-Nur disana ada Prof. Fulan dari Nahdhatul Ulama, disana ada Prof. Fulan dari PERTI, ormas-ormas ini diundang oleh Hizbut Tahrir, Ustadz Abdul Somad juga ada disana. Hanya saja yang viral video waktu itu adalah video Ustadz Abdul Somad, yang lain tidak. Lalu kemudian pertemuan tiga provinsi jama’ah tabligh, dua puluh ribu orang berkumpul Ustadz Abdul Somad juga ada disana. Selain itu juga beredar video Ustadz Salafiy dari Malang, Ustadz Abdullah Hadrami. Bahkan Ustadz Abdullah Hadrami mengatakan: “tontonlah ceramah-ceramah Ustadz Abdul Somad”, kemudian juga mucul video Habib Novel dari Solo, kata dia: “tontonlah ceramahnya”. Setelah banyak mengikuti dakwah dengan berbagai macam ormas dan mazhab maka timbulah satu pertanyaan yang sangat urgen, apakah aliran Ustadz Abdul Somad? Ustadz Abdul Somad menjawab pada menit 03:20 dalam video tersebut bahwa: mengikuti َﻣﺎﺃَﻧَﺎ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َﻭ ﺃَ ْﺻ َﺤ ِﺎﺑ ْﻲ aliran saya adalah aliran“ sunnah Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya RA, siapa yang mengikuti nabi Muhammad, cinta kepada ahlul bait, cinta kepada sahabat, maka itu adalah saudara saya. Ada yang mengaku cinta ahlul bait, tapi mencaci maki sahabat, bukan saudara saya. Ada yang mengaku cinta kepada nabi, cinta kepada ahlul bait, dan cinta kepada sahabat, tapi membid’ahkan yang tak bid’ah mengeluarkan saudara dari ahlussunnah hanya karena perkara

159

khilafiyah, dia bukan saudara saya. Karena perbuatannya bukan fisiknya. Selama ada dalilnya kau tak boleh menyebutnya pelaku bid’ah.”57

Dari ungkapan Ustadz Abdul Somad di atas, sungguh sangat jelas, dan menentramkan. Bahwa aliran Ustadz Abdul Somad, adalah aliran Islam Sunny. Islam Ahlussunnah wal jama’ah. Ajaran Islam yang mengikuti nabi dan para sahabat nabi. Adapun faham akidah Ahlussunah wal jama’ah versi Ustadz Abdul Somad yakni menganut faham akidah Asy’ariyyah yang dicetuskan oleh Abu Hasan Al-Asy’ari, menganut mazhab fiqh Imam Syafi’i, dan menganut faham tasawuf Abu Hamid Al- Ghazali dan Junaidi Al-Baghdadi.58 Dari situ tak mesti ada kekhawatiran lagi dalam benak umat, tentang apa alirannya, mazhabnya, peneliti telah bahas tuntas mengenai kedua hal tersebut. Jadi bisa disimpulkan bahwa aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad yaitu melalui media sosial youtube, pemikiran dakwahnya menggunakan manhaj wasathiyyah dan wujud dakwah Ustadz Abdul Somad adalah Islam moderat, Islam yang fleksibel tidak fanatik pada satu ormas tertentu, Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

57 Video youtube https://www.youtube.com/watch?v=5i6FIuDiXmY, (Diakses Rabu 24 Oktober 2018, pukul 07:10 WIB). 58 Video Youtubehttps://www.youtube.com/watch?v=m9gHpN2R6ok, (Diakses Rabu 24 Oktober 2018, pukul 09:00 WIB).

160

B. AKTIVITAS DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD MELALUI MEDIA SOSIAL YOUTUBE Nama Ustadz Abdul Somad (UAS) kini tengah moncer. Video-video ceramahnya banyak ditonton dan diunduh oleh jutaan para pengguna medsos. Suaranya yang lantang saat ceramah dan pemaparannya mendalam menjadi kekhasan sarjana Jurusan Ilmu Hadits Universitas Al-Azhar, Mesir ini. Dalam penelitian peneliti, sebenarnya Ustadz Abdul Somad sudah berdakwah melalui media sosial youtube pada enam tahun silam. Video pertamanya yang di unggah oleh tafaqquh video itu pada 15 Mei 2012, video ceramah yang berdurasi 14:09 itu berjudul “Pertanggung Jawaban Hidup” dalam kajian bulanan pemda kepulauan Meranti, pada Kamis 05 April 2012 bertempat di Masjid Agung Selat Panjang. Sedangkan pertama kali viral jagat medsos mengenal ceramah ustadz kelahiran Silau Lama, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara ini ketika ia menyampaikan khutbah Jum’at tentang keruntuhan khilafah di Turki dan Erdogan. Tak kurang dari sejuta orang menonton khutbah yang “menggetarkan” itu. “Itulah pertama ceramah saya dikenal secara nasional,” ujar ustadz kelahiran 17 Mei 1977 ini.59

1. Memanfaatkan Media Sosial di Jalan Dakwah Bagi Ustadz Abdul Somad, khutbah tahun 2014 yang menjadi viral itu tak lepas dari kemajuan teknologi media. Ini,

59 https://www.youtube.com/watch?v=Tdr2kf6so8s, (Diakses pada Senin 10 Oktober 2018 pukul 13.33 WIB).

161

tambahnya, sebuah kesempatan bagi dunia dakwah. Di saat Barat ingin menjadikan segala fasilitas itu untuk merusak anak muda Islam dan fasilitas internet menjadi ajang menebar maksiat, namun justru dakwah bisa hadir di tengah itu semua. “Saya kira ini tidak terfikirkan oleh Barat sendiri. Bahwa orang mengenal kita bukan dari televisi, justru dari Youtube, Twitter, Whatsapp, dan Instagram,” papar UAS.60 Maka itu, imbuhnya, jangan lewatkan segala kecanggihan itu untuk wasilah dakwah. Ustadz Abdul Somad mengajak anak- anak muda Islam dan para dai agar bisa menguasai itu semua. “Islam tidak pernah melarang, justu ini semua alternatif untuk menyebarkan Islam melalui dakwah di media sosial,”. Nyatanya, penyebaran video dakwah melalui jejaring media sosial memang terus berkembang. Ada yang sengaja mengunduh ceramah dari internet, lalu diproduksi ulang menjadi video singkat dengan menggunakan akun lain. “Ceramah resmi saya ada di Channel Tafaqquh,” tegasnya. Ustadz Abdul Somad hadir di era yang tepat. Di saat seluruh perangkat komunikasi terkoneksi dengan dunia internet. Di manapun orang berada, ceramah Ustadz Abdul Somad dapat dinikmati. Yang menarik, lulusan S2 dari Daarul Hadits Al- Hassania, Maroko ini mampu memaparkan setiap jawaban dari jamaah secara gamblang. “Saya coba paparkan setiap persoalan dalam pandangan imam-imam mazhab. Saya ingin umat ini

60Https://www.hidayatullah.com/spesial/ragam/read/2018/01/01/1319 21/kupas-tuntas-ustadz-abdul-somad-1.html (Diakses, Minggu 16 september 2018).

162

paham tentang perbedaan yang ada dalam mazhab, sehingga kita semua tetap saling menghormati,” ulas Ustadz Abdul Somad. Namun semua itu, kata Ustadz Abdul Somad, tak lepas dari pendidikan yang ia terima selama menempuh pendidikan di Mesir dan Maroko. Sebelum berangkat studi ke Mesir, ia banyak menerima pelajaran tentang Mazhab Syafi’i dari guru-gurunya di Indonesia. Namun, saat di Mesir, ia diajarkan oleh dosen fikih yang bermazhab Hanafi. Di Maroko, ia banyak berjumpa syaikh- syaikh yang bermazhab Maliki. “Meski begitu kami tak diajarkan untuk saling menghujat, mentahdzir, atau berkelahi gara-gara perbedaan itu,”.61 Untuk menjawab dari pertanyaan umat mengenai mazhab yang diamalkan oleh Ustdaz Abdul Somad kini terjawab, menanggapi isu persoalan bahwasanya dakwah Ustadz Abdul Somad adalah penganut dakwah fanatik anti kebhinekaan atau disebutnya da’i radikal. Sedangkan diantara ke empat mazhab Fiqh Ahulussunnah, Ustadz Abdul Somad memang pernah mempelajari ke-empatnya. Dan mazhab fiqh Ustadz Abdul Somad adalah mazhab Syafi’i. Selain itu, aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad yaitu dakwah melalui media sosial youtube dengan akun resmi tafaqquh video sesuai pengakuannya diatas dan tak sedikit juga akun-akun yang bukan channel resmi Ustadz Abdul Somad, baik akun youtube pribadi maupun akun komunitas seperti akun

61https://www.hidayatullah.com/spesial/ragam/read/2018/01/01/13192 1/kupas-tuntas-ustadz-abdul-somad-1.html (Diakses, Minggu 16 September 2018, pukul 05:00 WIB).

163

Fodamara tv yang membagikan aktivitas dakwahnya karena memang sudah izin bahkan Ustadz Abdul Somad menyuruh untuk siapapun menyebarkan kebaikan melalui share video dakwahnya Ustadz Abdul Somad. Aktivitas dakwah dengan menempuh wasilah dakwah melalui media sosial youtube, menurut hemat peneliti ini merupakan ciri khas Ustadz Abdul Somad yang fenomenal saat ini. Karena, dengan mengikuti perubahan zaman, dakwah melalui media sosial youtube lebih menarik, kekinian dan lebih mudah untuk mengakses video dakwah Ustadz Abdul Somad, dimana pun dan kapan pun ummat membutuhkan. Baik itu ketika santai di rumah, di kantor, bahkan kita bisa mendengarkan dakwah Ustadz Abdul Somad cukup membuka youtube dari handphone pribadi dan mencari channel resminya. Saat itu kita bisa langsung mengikuti dan mendengar kajian dakwahnya melalui media sosial youtube.

2. UAS Cerdik dalam Menggunakan Media Sosial Mengikuti jejak pendahulunya, Ustadz Abdul Somad adalah pendakwah yang berhasil memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mendongkrak popularitasnya. Popularitas pendakwah seperti dia sebenarnya bukanlah hal baru. Pada era 1990-an, ada Zainuddin MZ yang dikenal sebagai “ustaz sejuta umat.” Ceramah-ceramahnya selalu dipadati oleh umat Islam dan rekaman-rekaman ceramahnya dalam bentuk kaset diperdengarkan di radio-radio dan masjid-masjid hampir setiap hari. Pada waktu itu, belum ada

164

ustadz yang sepopuler Zainuddin MZ. Ketika industri televisi mulai berkembang, muncul ustadz-ustadz populer lainnya seperti Aa Gym, , almarhum , Arifin Ilham, dan tidak ketinggalan Mamah Dedeh.62 Memasuki era digital, Ustadz Abdul Somad mewakili kelompok penceramah yang menggunakan media sosial dalam menyampaikan ceramahnya. Ia tampaknya memahami dengan baik kecenderungan orang dalam mengonsumsi media saat ini yang lebih banyak menggunakan internet. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2017 memperlihatkan bahwa 43,89% rata- rata orang Indonesia menghabiskan waktu untuk mengakses internet minimal 1 jam per hari, sisanya mengakses internet di atas 4 jam per hari. Sementara itu, persentasi pengguna internet di atas 7 jam per hari mencapai 26,48%. Dari keseluruhan pengakses internet, media sosial menjadi yang paling banyak digunakan, yakni 87,13%, dan 69,64% pengakses menggunakannya untuk menonton video.63 Dengan data ini, tidak mengherankan jika Ustadz Abdul Somad kemudian menggunakan media sosial seperti youtube untuk membangun popularitasnya sebelum

62 https://www.suara.com/tekno/2018/05/02/071500/dakwah-dan- media-sosial-rahasia-kesuksesan-ustaz-abdul-somad, (Diakses pada Kamis, 20 Desember 2018, pukul 09:32 WIB). 63 https://www.suara.com/tekno/2018/05/02/071500/dakwah-dan- media-sosial-rahasia-kesuksesan-ustaz-abdul-somad, (Diakses pada Kamis, 20 Desember 2018, pukul 09:32 WIB).

165

kemudian menjadi terkenal di media massa konvensional dan kehidupan sosial. Dengan menggunakan media baru, dia yang semula menunjukkan diri sebagai “ustadz pinggiran” mampu menembus batas-batas dan hadir di setiap layar gawai para penggemarnya di mana saja. Fenomena ini hanya mungkin berlangsung dalam media baru karena keberadaannya yang tak lagi mensyaratkan ‘gatekeeper,’ yang menyaring siapa yang layak dan tak layak dipopulerkan. Seandainya tidak ada youtube, Ustadz Abdul Somad mungkin hanyalah penceramah lokal yang jangkauan siarnya terbatas.64

3. Islam Populer dan Kehausan Spiritual Masyarakat Urban Ada cukup banyak media sosial yang populer digunakan berdakwah oleh para dai di Indonesia. Salah satu yang paling lazim dipakai adalah YouTube. Di medium khusus video itu, tayangan dakwah dari berbagai ustaz sering menempati posisi trendingalias yang paling laku. Pada YouTube, Ustadz Abdul Somad adalah contoh pemuka agama yang paling popular. Kepopuleran konten-konten dakwah yang disajikan media sosial oleh para pemuka agama disebabkan terutama karena ada audience (pasar) yang memang membutuhkan. Menurut Hamzah, setidaknya ada tiga kriteria pengguna yang menyimak dakwah lewat saluran-saluran media sosial.

64 https://www.suara.com/tekno/2018/05/02/071500/dakwah-dan- media-sosial-rahasia-kesuksesan-ustaz-abdul-somad, (Diakses pada Kamis, 20 Desember 2018, pukul 09:32 WIB).

166

Pertama, pengguna yang memiliki keterbatasan waktu. Terutama karena bekerja atau aktivitas lain. Menonton video- video dakwah di youtube, misalnya, bisa mengatasi permasalahan ini. Dengan berbekal gawai, waktu luang 10 hingga 20 menit, dan koneksi internet, orang-orang sibuk bisa menyimak dakwah. Kedua, mereka yang malu datang langsung pada pemuka agama. Ini terutama disebabkan oleh umur yang menua, namun tanpa didukung kedalaman ilmu agama. Kalah jika dibandingkan anak atau saudara muda mereka. Menonton video dakwah di YouTube atau membaca unggahan-unggahan bernuansa islami di Facebook menjadi cara terbaik bagi mereka untuk menimba ilmu agama tanpa perlu menunjukkan ketidakberdayaan di hadapan golongan yang lebih muda. Ketiga, mereka yang ingin belajar secara instan. Fenomena ini jamak terjadi dalam masyarakat kelas menengah urban.65 Wasisto mengedepankan terminologi “Islam populer” dalam karyanya bertajuk “Islam Populer Sebagai Pencarian Identitas Muslim Kelas Menengah Indonesia” yang dimuat dalam Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam (2015). Terminologi tersebut mengacu pada modernisasi terhadap nilai-nilai budaya Islam dalam masyarakat. Dengan kata lain, ia merupakan sebentuk akulturasi dunia modern dengan Islam. Islam populer, menurut Wasisto, dijadikan strategi adaptasi oleh masyarakat muslim untuk menghadapi dinamika zaman tanpa meninggalkan identitas keislamannya.

65 https://tirto.id/mengapa-para-dai-bisa-amat-populer-di-media- sosial-cCox, (Diakses pada Kamis 20 Desember 2018, pukul 09:48 WIB).

167

“Islam populer bisa dimaknai dua hal: pertama syariatisasi pasar, kedua kapitalisasi Islam. Kedua perspektif membawa makna berbeda. Dakwah di media sosial itu kapitalisasi pasar, karena ada semacam adaptasi Islam terhadap pasar. Begitupun sebaliknya, bagaimana Islam beradaptasi di era modern. Makanya menggunakan ikon pop culture (seperti Youtube, Facebook, dan Twitter),” terangnya menjelaskan makna Islam populer lewat sambungan telepon. Secara tak langsung, media sosial yang dipelopori perusahaan- perusahaan teknologi asal Barat merupakan simbol modernitas. Dan konten-konten agama yang kemudian hadir di platform modern itu merupakan bentuk akulturasi antara umat dan kemajuan zaman.66

C. DAMPAK DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD MELALUI MEDIA SOSIAL YOUTUBE 1. Pandangan Hanum rais Melansir dari chanel youtube ILC (Indonesia Lawyers Club) yang diunggah pada tanggal 07 Agustus 2018, membahas keputusan Ijma’ Ulama mengenai calon wakil presiden 2019 mendatang, bahwasanya Forum Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) merekomendasikan Ustadz Abdul Somad sebagai salah satu Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto. di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Minggu,

66 https://tirto.id/mengapa-para-dai-bisa-amat-populer-di-media- sosial-cCox, (Diakses pada Kamis 20 Desember 2018, pukul 09:48 WIB).

168

(29/7/2018). Maka dengan munculnya informasi tersebut ILC menayangkan tema khusus yang berjudul “Presidential and Vice President Candidates Counting Days: Effort to Oust UAS” dengan hashtag #ILCMendaulatUAS (Ustadz Abdul Somad). Dari tayangan tersebut, seorang penulis buku humanisme yakni Hanum Rais putri kelima dari , yang bukunya selalu best seller, bahkan tulisan-tulisannya sering viral dan menjadi trendsetter di media sosial. Ia memberi komentar positif dan menanggapi hal #ILCMendaulatUAS #Somadeffect sehingga berhasil menarik perhatian netizen dengan 663.030 total penayangan videonya hingga 06 November 2018 saat ini. Hanum Rais menyebutkan: “Puluhan juta masyarakat Indonesia yang setelah ijtima’ ulama itu, merasa mendapatkan oase yang luar biasa tidak hanya oase malahan. Telaga air yang kemudian memuaskan dahaga, keinginan mendapatkan pemimpin yang benar-benar datang dari hati masyarakat. Yang benar-benar datang dari rakyat bawah. Jadi setelah saya menulis Somad Effect itu, ada seorang wanita seorang ibu sebut saja Mbok Cipluk yang mengatakan ‘Mbak Hanum, ini saya punya uang 100 ribu. Tolong sampaikan pak Ustadz Abdul Somad, insyaAllah saya mendapatkan berkah dari uang 100 ribu ini untuk ikut serta memperjuangkan pak Ustadz Abdul Somad sebagai salah satu pemimpin, dalam hal ini cawapresnya pak Prabowo.”67

Dalam kutipan tersebut, Hanum Rais pada saat itu di ILC mengungkapkan dan berharap Ustadz Abdul Somad agar memikirkan kembali keputusannya yang menolak menjadi cawapres 2019 mendatang. Karena dinilai kehadiran Ustadz

67 https://www.youtube.com/watch?v=enbwDlGAlLM, (Diakses pada 06 November 2018, pukul 17:02 WIB).

169

Abdul Somad sangat membawa pengaruh besar untuk umat Islam masa kini, khususnya generasi milennial di era digital hari ini. Selain itu, tulisan #SomadEffect Hanum Rais yang viral di media sosial yakni tulisan caption pada unggahan poto Ustadz Abdul Somad di akun Instagram pribadi milik Hanum Rais. Caption itu adalah: a. “Sebaiknya Ustadz Abdul Somad tetap berdakwah saja. Menjadi suluh dalam gelapnya ruangan. Menjadi setetes embun dalam sahara. Kita memerlukan itu”. Nasehat demikian memang terdengar indah elegan dan mulia. Saya pun mengiyakan. Namun demikian, saya teringat Snouck Hurgronje seorang sarjana Belanda di jaman Hindia, Belanda yang belajar agama Islam yang kemudian dikenal sebagai mata-mata Kolonial. Ia pernah menasehati para ulama, masyarakat adat Aceh pada saat itu untuk meningkatkan ketakwaan umat serta selalu mengingatkan umat pada kematian, masjid-masjid perlu didirikan dekat makam. Terdengar mulia. Serentak membuahkan anggukan. b. Sungguh target Hurgronje bukan itu. Melainkan sesungguhnya ia memiliki visi menjauhkan masyarakat dari masjid, karena orang-orang jadi takut ke masjid, terutama para pemudanya. Hurgronje tahu benar masjid dan para pengunjungnya adalah kekuatan yang membahayakan bagi rezim kolonial saat itu. Seruan banyak pihak agar UAS berdakwah saja dan jangan

170

bermain politik seakan terdengar seperti seruan membuai Hurgronje saat itu. c. Di saat yang begitu krusial sekarang ini, marilah kita berdo’a semoga sang suluh selama ini berkenan berubah menjadi mentari . Setetes embun di sahara bersedia menjelma jadi telaga mata air yang menyejukan bagi bumi. d. Marilah kita berbondong-bondong meyakinkan @ustadzabdulsomad bahwa dirinya diperlukan oleh bangsa. Tarikh menorehkan cerita, Abu Bakar maupun Umar juga sebelumnya menolak jabatan yang diberikan pada mereka hingga akhirnya mereka menjadi umara panutan. Keulamaan dan kepemimpinan bersanding manis dalam era tersebut. sejatinya politik dan agama memang sebuah kesatuan. Rasulullah pun telah menjadikan dirinya teladan sebagai pemimpin dan ulama terbaik sepanjang masa. e. Kesempatan tidak akan berulang. Kehadiran UAS di tengah bangsa ini boleh jadi adalah kesempatan yang Allah berikan untuk kita. Mudah-mudahan Allah mengijabahi lewat dukungan seluruh elemen bangsa dan umat di Indonesia. Wallahu ‘alam bisshawab.68 Kutipan Hanum Rais diatas, yang diposting 31 Juli 2018 merupakan #SomadEffect dalam bentuk pengharapan dan

68 Posting poto UAS https://www.instagram.com/p/Bl4QYJBgvLH/, (Diakses pada 24 Oktober 2018, pukul 10:56 WIB).

171

permohonan agar Ustadz Abdul Somad bersedia mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden 2019-2024.

2. Pandangan Jonru Ginting Berikut ini 7 fakta tentang Ustaz Abdul Somad versi Jonru Ginting yang pernah di-posting pada timeline akun Facebooknya. a. Ustadz Abdul Somad adalah tokoh lokal dari Riau yang menjadi terkenal se-Indonesia karena banyak video ceramahnya yang viral. b. UAS asli Ustadz, sudah S2 di bidang agama, lulusan Al Azhar Kairo dan S2 di Maroko pula. Jadi dari segi ilmu, beliau sangat berkompeten. c. UAS adalah “hasil kawin silang” antara ustadz lucu dan ustadz berkualitas. Selama ini kedua jenis ustadz tersebut seperti air dan minyak. Tak mungkin bersatu.Namun Ustadz Abdul Somad berhasil mengawinkan keduanya. Ceramah-ceramah beliau selain “bergizi tinggi”, juga enak didengar, dan porsi lucunya pun sewajarnya saja. Tidak berlebihan. d. Gayanya sangat sederhana. e. UAS bukan tipe ustadz kharismatik. Masyarakat menghormati UAS karena ilmunya, bukan karena kharismanya. f. UAS juga bukan tipe ustadz stereotif (maksudnya kelihatan banget gayanya seperti ustadz pada umumnya). Gaya UAS biasa saja. Seperti orang kebanyakan.Mendengar ceramah UAS, kita seperti

172

mendengar ucapan orang biasa yang kebetulan pintar di bidang agama. g. Banyak yang menyebut ustadz Abdul Somad sebagai pengganti K.H. Zainuddin MZ. Dari segi popularitas bolehlah. Namun dari segi karakter, keduanya sangat jauh berbeda.69

Alhamdulillah, kita sebagai umat Islam Indonesia perlu bersyukur karena memiliki seorang ulama seperti Ustadz Abdul Somad. Dan saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada teman-teman yang selama ini menshare video-video ceramah ustadz Abdul somad. Semoga share-share Anda menjadi amal jariah yang pahalanya terus mengalir hingga akhirat kelak.70

3. Pandangan Ustadz Abdullah Hadrami Dalam cuplikan ceramahnya di youtube,Ustadz Abdullah Hadrami menyebutkan bahwa: “Ustadz Abdul Somad lulusan S1 Mesir, S2 Maroko. Ia kalau pengajian itu mencerahkan, membuka wawasan kita, menjadikan kita cerdas, bukan menjadikan kita kerdil. Ini penting, UAS punya buku 37 Masalah Populer, diantaranya masalah ini: tahlilan, shalawatan, dibahas disana. Ada argument dan alasan, itu penting.”71

69 Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Siapa Ustad Abdul Somad? http://jateng.tribunnews.com/2017/11/21/siapa-ustad- abdul-somad-jonru-ginting-bocorkan-siapa-abdul-somad?page=3, (Diakses pada Kamis 20 Desember 2018, pukul 10:10 WIB). 70 Jakarta, 18 Agustus 2017. Jonru Ginting. 71 https://www.youtube.com/watch?v=ptvZ6fzOMZ8, (Diakses pada Kamis 20 Desember 2018, pukul 10:43 WIB).

173

4. Pandangan Habib Novel Alaydrus Dalam cuplikan videonya di youtube, Habib Novel menuturkan bahwa: “Anjuran saya tonton videonya sebanyak-banyaknya, download, bagikan, sebar luaskan. Dia orang pinter, insyaAllah orang shaleh. Cerdas itu, termasuk orang yang IQ-nya tinggi. Termasuk orang-orang pilihan. Untung Indonesia punya orang-orang seperti beliau. Maka kalau ada videonya bantu di share, ajak orang untuk nonton. Biar Islam ini semakin bagus. Di ikuti ajarannya, tegas orangnya dan ilmiah. Jawabannya semua dengan keilmuwan. Beliau salah satu pejuang aswaja (ahlussunnah wal jama’ah), dengan keilmuwan yang matang.”72

Beberapa pandangan menyebutkan bahwa UAS adalah tokoh panutan yang baik untuk diikuti. Dan setelah memahami konsep Islam moderat, yaitu konsep yang diterapkan oleh Ustadz Abdul Somad dalam aktivitas dakwahnya di media sosial youtube, peneliti melihat ada beberapa dampak atau pengaruh besar dari pemikiran dan aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad di media sosial youtube, diantaranya: a. Dakwah Ustadz Abdul Somad menanam konsep Islam moderat, yang bermanhaj wasathiyyah sehingga cocok untuk umat muslim hari ini yang kebanyakan dari mereka subjektif, akan tetapi dakwahnya Ustadz Abdul Somad menimbulkan toleran (tasammuh) yang tinggi terhadap sesama umat muslim. Ustadz Abdul Somad tidak berat terhadap ekstrem kanan dan ekstrem kiri melainkan berada di jalur pertengahan atau wasathiyyah.

72 72 https://www.youtube.com/watch?v=ptvZ6fzOMZ8, (Diakses pada Kamis 20 Desember 2018, pukul 10:57 WIB).

174

b. Dakwah Ustadz Abdul Somad merupakan dakwah yang bermazhab ukhuwah. Artinya, menjelaskan Fiqh secara universal dan merujuk pada ke empat Imam Mazhab Ahlussunah, tidak tasyaddud (fanatik) pada salah satu imam madzhab. Tidak rasis dalam ormas Islam baik itu NU, Muhammadiyah, Persis, Perti, Al-Wasliyah dan lain sebagainya justru merangkul sesama saudara muslim, dalam artian tidak salah dalam memilih musuh. c. Dakwah Ustadz Abdul Somad merupakan dakwah yang fenomenal, karena Ustadz Abdul Somad selain mempunyai keceradasan karena passion keilmuan pada bidang hadits dan fiqh, Ustadz Abdul Somad juga memiliki selera humor yang tinggi. Jadi mampu menarik perhatian masyarakat, dan bahasanya dalam berdakwah pun ringan sehingga seluruh kalangan masyarakat mampu memahami materi dakwah yang disampaikannya. Bahkan tidak sedikit anak-anak yang menyukai atau fans terhadap Ustadz Abdul Somad. d. Dakwah Ustadz Abdul Somad, merupakan dakwah yang match atau cocok untuk era digital dan milenial seperti saat ini. Jadi, memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk berdakwah. Isi konten youtube kini dibanjiri oleh video- video dakwah Ustadz Abdul Somad. Dari situ munculah istilah bahwa Ustadz Abdul Somad merupakan da’i berjuta follower. e. Dampak atau pengaruh dakwah Ustadz Abdul Somad sangat diminati umat. Hingga saat ini jumlah

175

subscribersnya di youtube atas nama Tafaqquh Video itu mencapai 722,314 subscraiber/berlangganan. Dan penayangan video terbanyaknya mencapai 6,596,373 penonton yakni video yang berjudul “5 Penyesalan setelah mati (Masjid Raya Bandung 30/03/2018)”. Peneliti dapat menyimpulkan dari beberapa elemen Somad Effect yang telah dibahas, bahwa dampak atau pengaruh yang paling menonjol dari pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad yakni serupa dengan pesan Syeikh Ali Jum’ah kepada ( ﺧﺮﻭﺝ ﻣﻦ mahasiswa al-Azhar di majelis istifta’ ia menyebutkan artinya “keluar dari perbedaan adalah dianjurkan”.73 ﺍﻟﺨﻼﻑ ﻣﺴﺘﺤﺐ) Sehingga, ketika ada berbagai macam bentuk perbedaan pendapat. Ambil pendapat dari para Ulama yang menurut kita arjah. Maka kita sudah keluar dari lingkaran perbedaan, dengan tanpa menyalahkan pendapat yang lain. Karena tidak mungkin Ulama madzhab itu menentang sunnah.74 Oleh sebab itu dampak dari pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad yakni yang mampu menyatukan dan merekatkan umat. Sehingga umat ini tidak saling menyalahkan dan meributkan perkara-perkara yang sebenarnya para ulama sudah tuntas membahasnya. Dari situlah muncul pengaruh dakwah yang membangun ber-Islam yang santun dan mau mengerti golongan lain, tanpa mengurangi prinsip-prinsip Islam yang sebenarnya.

73 https://suaramuslim.net/strategi-dakwah-ustadz-abdul-somad/, (Diakses pada Minggu, 16 Desember 2018, pukul 22:58 WIB). 74 https://suaramuslim.net/strategi-dakwah-ustadz-abdul-somad/, (Diakses pada Minggu, 16 Desember 2018, pukul 23:02 WIB).

176

Bab selanjutnya yakni bab penutup atau bab VI, bab yang membahas kesimpulan dari hasil temuan penelitian yang dipersingkat.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad tidak lain ingin mencerdaskan masyarakat dari pemikiran yang primitif menuju pemikiran yang komprehensif. Pemikiran dakwah yang digunakannya adalah strategi pemikiran dakwah yang sudah di ajarkan Al-Azhar yaitu manhaj wasathiyyah (moderat). Maksud wasathiyyah adalah “Laa syarqiyyah walaa Ghorbiyyah” (tidak ketimur-timuran tidak pula kebarat-baratan) artinya berada di tengah- tengah. Tidak “tasyaddud” (asal mengharamkan, membid’ahkan, mengkafirkan) sehingga umat merasa takut dan cemas, tidak pula “tasayyur” (mudah menghalalkan apa saja tanpa hujjah dan dalil yang jelas). Sedangkan pada tatanan aktivitas dakwahnya yaitu dakwah melalui media sosial youtube. Media sosial merupakan wasilah dakwah, yaitu alternatif untuk menyebarkan Islam. Karena pada nyatanya, penyebaran video dakwah melalui jejaring media sosial memang terus berkembang. Bahkan ada yang sengaja mengunduh ceramah dari internet, lalu diproduksi ulang menjadi video singkat dengan menggunakan akun lain. Dan channel resmi Ustadz Abdul Somad di youtube ada di Channel “Tafaqquh Video”. Dari aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad yang fleksibel, dengan menerapkan manhaj wasathiyyah ini mewujudkan dampak atau pengaruh yang mampu menyatukan

177 178

dan merekatkan umat. Sehingga umat ini tidak saling menyalahkan dan meributkan perkara-perkara yang sebenarnya para ulama sudah tuntas membahasnya. Dari situlah muncul pengaruh dakwah yang membangun ber-Islam yang santun dan mau mengerti golongan lain, tanpa mengurangi prinsip-prinsip Islam yang sebenarnya. Perwujudan dampak ini disebut dengan Somad Effect.

B. Saran Kepada mahasiswa, umumnya mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya kepada mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam. Untuk mempelajari media sosial dan memanfaatkan media sosial sebagai medium dakwah di era digital seperti saat ini. Bahkan lebih baik lagi jika menambah konsep baru atau istilah baru dalam strukur ilmu dakwah. Kepada praktisi da’i-da’iyah yang sudah berdakwah melalui media sosial, baik facebook, Instagram maupun youtube disarankan untuk lebih memfokuskan lagi pada ranah pemikiran yang akan menjadi tujuan dalam berdakwah agar dakwahnya jelas tidak asal ikut-ikutan dan tertuntun oleh agama yang hanif.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz. Islah al-Wakhudu al-Diniy, (Mesir: Attiqarah al- Kubra, 1997). Abdul Somad. 33 Tanya Jawab Seputar Qurban, (Riau: Tafaqquh Media, 2015). ______. 37 Masalah Populer, (Riau: Tafaqquh Media, 2014). ______. 99 Seputar Shalat, (Riau: Tafaqquh Media, 2014). Abdurrahman Al-Baghdadi, Dakwah Islam dan Masa Depan Umat, (Bangil: Al-Izzah, 1997). Adeng Mukhtar Ghazali. Antrpologi Agama, (Bandung: Alfabeta, 2011). Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004). Agus Bustanuddin. Agama Dalam kehidupan Manusia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007). Ahmad Subandi. Ilmu Dakwah Pengantar kearah Metodologi, (Bandung: Syahida, 1994). Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Ponpes Al-Munawir: 1984). Ali Mahfudz. Hidayataul Mursyidin, (Mesir: Daar Al-Mishr, 1975). Al-Imam al-‘Alamah Abi al-Fadzil Jamaluddin Muhammad Ibn Makrm Ibn Mandzur al-Iftiqary al-Misry, Lisan al-Arab Li Ibn Mandzur, Jilid 15, Cet. IV, (Beirut: Dar Sader Publishers, 2005). Amrullah Ahmad (ed.), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1983). Anthony Giddens, Beyond Left and Right, Tarian Ideology Alternative diantara Pusara Sosialisme dan Kapitalisme,

Terj. Imam Khoiri (Yogya: Ircisod, 2003). Asep Muhyiddin. Kajian Dakwah Multipersfektif: Teori, Metodologi, Problem dan Aplikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014). Asep Saeful Muhtadi. Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012). Asmuni Syukir. Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Usaha Nasional, 1983). Assa Brigss dan Peter Burke, A Social History Of The Media , (New York: Polity Press, 2000). Azas Ibrahim. al-Mu’jam, al Wasith, (Kairo: Majma’ al-Lughah al-Arabiyyah, 1976). Breakenridge, D. K. Social Media and Public Relations, (New Jersey: Pearson Education Inc, 2012). Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003). Burton, G. Media and Society, Critical Persfectives, (New York: Open University Press, 2005). Endang Saefudin Anshari . Wawasan Islam, (Jakarta: Rajawali Press,1991). Enjang dan Aliyudin. Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009). Emzir, Analisis Data, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012). Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017). Faqih Syarif. Menjadi Da’i Yang Dicinta: Menyampaikan Dakwah Dengan Cara Yang Efektif, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2011). Frijof Capra, Titik Balik Peradaban, Sains, Masyarakat dan kebangkitan Kebudayaan, (Yogyakarta: Bentang, 1998). Fusch, C. Social Media a Critical Introduction, (Los Angeles: SAGE Publications, 2014). Hafi Anshari. Pemahaman dan Pengamalan Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993). Hamzah Ya’qub. Publisistik Islam, Teknik Dakwah dan Leadership, (Jakarta: Diponegoro, 1992). Hasan Hanafi, al-Yasar al-Islamiy, (Cairo: Kitabat fi an-Nahdhah al-Islamiyah, 1981). Ibnu Khaldun. Muqaddimah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986). Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Indah Surabaya, 1993). John L. Esposito, “Contemporary Islam: Reformation or Revolution?”, (Oxford: Oxford University Press, 2001). Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015). Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, Cet. VIII (Bandung: Mizan, 1998). Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 1989). Masdar Helmy, Ilmu Dakwah, (Yayasan Amanah, 1986). Masyhur, Syaikh Mushtafa. Fiqh Dakwah, (Jakarta: Al-‘Itishom, 2000). McQuail, D. Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003). M. Imarah, Karakteristik Metode Islam, (Jakarta: IIIT dan Media Dakwah, 1994). Moh Ali Aziz. Ilmu Dakwah: Edisi revisi, (Jakarta: Kencana, 2004) . Mubarak Muhammad Sa’id, al-Dakwah wa al-Idarah, (Madinah al-Munawarah: Dar al-Dirasah al-Iqtisadiyah, 426 H). Muhammad Al-Ghazali. Humumu Da’iyah (Keprihatinan Seorang Juru Dakwah),(Terj. M Jamaluddin), (Bandung:

Mizan, 1991). Muhammad Az-Zuhaili, Moderat dalam Islam, (Jakarta, Perpustakaan Nasional: Akbar Media Eka Sarana, 2005). Muhammad Abdul fatah Al-Bayanuni, al-Madkhal Ila ‘Ilmi al- Da’wah, Cetakan III, (Beirut: Risalah Publishers, 2001). Muhammad Shulton. Pengertian Mujadalah Dalam Al-Qur’an, Makalah penelitian Departemen Agama, 2000. Nurcholish Madjid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, (Bandung : Mizan Publishing, 1998). Nurcholish Madjid, Islam: Doktrin dan Peradaban, (Jakarta : Paramadina, 1992). Onong Uchjana Efendi. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001). Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Pelangi Aksara, 2007). Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1995). Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama Al- Qur’an, (Bandung: Mizan, 2007). Robert LIyod George, The East-West Pendulum ( Cambridge: WoodHead-Faulkner,Ltd.,1992). Rosen, J. The People Formely Known as the Audience. In the Social Media Reader. (Newyork: Newyork University Press, 2012). Rully Nasrullah. Media Sosial (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015). Sachiko Murata dan William C. Chitick, Trilogi Islam (Islam, Iman dan Ihsan), terj. Gufron A. Mas’ad, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997). Sa’id Al-Qahtani. Menjadi Da’i Yang Sukses, (Jakarta: Qisthi Press, 2005). Samsul Arifin dan M. Taufiq Maulana, Mazhab Ukhuwah: KH. Abdul Somad, Lc.,MA, (Pontianak, CV. Razka Pustaka, 2017). Slamet Muhaemin Abda. Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994). Syamsul Munir Amin. Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009). Syamsul Munir Amin. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008). Sayyed Qutb, Fii Dhilalil Qur’an, (Beirut, Ihyaut Turatsi al- Araby, 1976). Syaikh Ghazali. Ad-Da’wah Al-Islamiyyah Tastaqbilu Qarnaha Al-khamis ‘Asyar (Dakwah Islam Menghadapi Abad ke- 15 Hijriah). (Kairo: Maktabah Wahbah, 1990). Syaikh Ghazali. At-Thariq Min Huna (Damaskus: Dar al-Qalam, 1996). Syaikh Ghazali. Bain al-‘Itidaal wa tatarruf, dalam as-Sahwah al-Islamiyah: Ru’yah Naqdhiyah min ad-Dakhil (Mesir: Al-Nasyir li al-Thiba’ah wa al-Nasyir wa at-Tauzi’ wa al-‘Ilan, 1990). Syeikh Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, jilid V, Juz 13. Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers),” (Jakarta: Qultummedia, 2018). Thoha Jabir Alwani. Krisis Pemikiran Modern Diagnosis dan Resep Pengobatannya, (Jakarta: LKPSI, 19899). Thohir Luth, M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya, (Jakarta: Gema Insani, 1999). Toto Asmara. Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gramedia Pratama: 1987). Watson, Helen. Women and The Veil: Personal Responses to Global Process, (New York: Columbia University Press,

1991). Woodward, Mark. (Arizona University State: Consortium for Strategic Communication, 2007). Yusuf al-Qardhawi, Fatawa Qardhawi, terj: H. Abdurrahman Ali Bauzir, (Surabaya: Risalah Gusti,1996). Yusuf al-Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, terj: H. Mu’ammal Hamidy, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1976). Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi; Teori Komunikasi dalam Persfektif Penelitian Kualitatif, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015).

JURNAL Mashdar F. Mashudi, Dakwah Islami Mencari Paradigma Baru, Makalah yang disampaikan pada seminar sehari tentang Politik Dakwah, (IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, Desember 1991). Miftahudin, Islam Moderat konteks Indonesia dalam Persfektif Historis, (Jurnal: MOZAIK,Volume V Nomor 1, Januari 2010). Nurudin, Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Komunikasi, (jurnal komunikator, vol.5, 2010). O’Leary, Stephen, D. “Cyberspace as Sacred Space: Communicating Religion on Computer Networks”, dalam journal of the American Academy of Religion: 1996. Pardianto, “Meneguhkan Dakwah Melalui New Media”, (Jurnal Komunikasi Islam Vol.03, 01 Juni 2013). Prihananto, “Internet Sebagai Dakwah Alternatif pada Masyarakat Informasi”, (Jurnal Ilmu Dakwah, Vol.04, Oktober 2001). Sambas Syukriadi . Sembilan Pasal Pokok-Pokok Filsafat Dakwah (Bandung: KP Hadid Fakultas Dakwah IAIN Bandung, 1999). Samsul Munir Amin, Tajdid Al-Fikrah fi ad-Dakwah al- Islamiyah, Maqalah bi al-Lughah al-Arabiyah, Kulliyah

ad-Dakwah, (Wonosobo: al-Jami’ah li ‘Ulum al-Qur’an Jawa al-Wustha, 17 Ramadhan 1424H/2003M). Shofi, M. Dkk, “Fenomena Auragenic Ustadz Somad Berdakwah Via Sosmed” (UIN Jakarta, Makalah: 2017). Tim Penyusun, Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002). Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2017. Tim Penyusun. Perbandingan Agama I, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN, (Depag RI, Jakarta: 1982). Zainal Abidin Ahmad, Pembaharuan Dakwah, dalam Mimbar Ulama, No. 55, Januari-Februari 1982.

WEBSITE https://news.detik.com/opini/d-3563958/mengenal-dakwah- digital-ustadz-abdul-somad pekanbaru. http://www.daririau.com/read-9021166--sejak-kecil-ustad-abdul- somad-sudah-ditempa-jadiguru.html. https://suaramuslim.net/strategi-dakwah-ustadz-abdul-somad/. http://www.easymedia.in/social-media-can-organized-6-clear- categories/. http://www.rebeccablood.net/essays/weblog)__history.html https://www.nesabamedia.com/pengertian-youtube/ https://www.jurnalkomputer.com/attachments/article/832/YOUT UBE.pdf http://www.nalet.net/2017/10/15/pendiri-youtube-dan-sejarah- awal-didirikannya-youtube/ https://www.maxmanroe.com/sosok-3-serangkai-di- balikkesuksesan-youtube.html https://www.eramuslim.com/berita/nasional/inilah-kisah- perjalanan-hidup-ustadz-abdul- somad.htm#.W5X2_y2B3MI http://kupang.tribunnews.com/2018/08/07/profil-lengkap-ustadz- abdul-somad-latar-belakang-dan-silsilah-keluarga-

berikut-kisah-uas https://www.viva.co.id/siapa/read/660-ustaz-abdul-somad https://www.hidayatullah.com/spesial/ragam/read/2018/01/01/13 1921/kupas-tuntas-ustadz-abdul-somad-1.html https://www.manufal.sch.id/sejarah-singkat/ http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sekolah/B5636A5E8A2B 38D211FC https://mtsmuallimin.wordpress.com https://news.bersamadakwah.net/2017/12/kisah-seorang-syeikh- yang-ternyata.html https://news.detik.com/kolom/4155722/fenomena-ustadz-abdul- somad https://www.viva.co.id/berita/nasional/1069801-ustaz-somad- ceramah-di-hut-mpr-dpr-ke-73 https://www.youtube.com/watch?v=mRR5EfPvRpc, https://joglosemarnews.com/2018/07/dicalonkan-sebagai- cawapres-begini-tanggapan-ustadz-abdul-somad/ http://jateng.tribunnews.com/2018/08/07/tetap-menolak-jadi- cawapres-ustadz-abdul-somad-saya-sampai-mati-jadi- ustadz-saja?page=3 http://aceh.tribunnews.com/2018/02/21/ini-alasan-ustaz-abdul- somad-terima-gelar-datuk-seri-ulama-setia-negara-dari- lembaga-adat-melayu. http://tbtafaqquh.com/37-masalah-populer.html http://www.tbtafaqquh.com/33-tanya-jawab-seputar- qurban.html?o=default http://www.tbtafaqquh.com/30-fatwa-seputar- ramadhan.html?o=default http://www.tbtafaqquh.com/99-tanya-jawab-seputar-shalat- ustadz-abdul-somad-lc-ma.html?o=default https://www.republika.co.id/berita/nasional/news- analysis/18/04/06/p6rcvx440-tokoh-perubahan- republika-2017-ustaz-abdul-somad https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/04/10/p6z3 mf348-pesan-ustaz-somad-pada-acara-tokoh-perubahan- republika-2017 https://nasional.sindonews.com/read/1296714/15/tokoh- perubahan-2017-dari-ustaz-abdul-somad-hingga-

menteri-pupr-1523356406 https://www.youtube.com/watch?v=Tdr2kf6so8s http://www.istanbul.gov.tr/Default.aspx?pid=343 https://www.kompasiana.com/hertie/552835866ea83430728b45b c/hagia-sophia-awalnya-adalah-gereja-lalu-masjid-dan- kini-jadi-museum, https://almanhaj.or.id/453-kedudukan-hadits-tujuh-puluh-tiga- golongan-umat-islam.html

LAMPIRAN

Ustadz Abdul Somad, LC., MA

Akun Resmi UAS Kantor Manajemen UAS

Rihlah Dakwah Ustadz Abdul Somad ke Suku terasing Talang Mamak, Indragiri Hulu-Riau. 30 Agustus 2017.

Ustadz Abdul Somad ikut serta dalam upacara dan mengibarkan bendera merah putih Bersama siswa-siswi SD Suku Talang Mamak. 30 Agustus 2017.

Perjalanan rihlah dakwah menuju dusun-dusun terasing Suku Talang Mamak. 30 Agustus 2017.

Ustadz Abdul Somad di dampingi Dr. Mustafa Umar, M.A 20 Februari 2018.

Prosesi penganugerahan gelar “Datuk Seri Ulama Setia Negara” 20 Februari 2018.

Ustadz Abdul Somad, Lc., MA. Atas Gelar “Datuk Seri Ulama Setia Negara” Dianugerahkan oleh Majelis Penganugerahan Gelar Kehormatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau pada Selasa, 20 Februari 2018.

Ustadz Abdul Somad menerima penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2017. Jakarta theater, Jakarta Pusat, 10 April 2017.

Dukungan umat kepada Ustadz Abdul Somad untuk menjadi calon wakil presiden periode 2019-2024. 29 Juli 2018.

Ustadz: "Bu, mengapa anak-anak ini meniru tausiyah saya? Menggambar saya, minta photo bareng, manggil-manggil, akrab, tidak takut". Dosen Psikologi: "Karena Ustadz menggunakan bahasa yang sederhana. Mudah mereka cerna. Menyebut tokoh-tokoh yang familiar bagi mereka. Selebihnya, Allah yang punya kuasa melunakkan hati manusia" Ini kesempatan bagi para pegiat animasi untuk menyelamatkan generasi hijau dengan cerita-cerita Islami. 05 November 2018.

Suasana safari dakwah Ustadz Abdul Somad di Masjid Jami’ Al-Ma’mur, Tanah Abang. Yang dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Habib Fikri Thoriq, dan Qori Muammar, ZA. 02 februari 2018.

Tabligh Akbar di Masjid Abu Bakar Ash-Shidiq, Cawang- Jakarta Timur. 02 Februari 2018.

Tabligh Akbar di Islamic Center Indonesia, Kwitang Habib Ali Bin Abdurrahman al-Habsyi. 04 Februari 2018.

Screenshoot Whats’App: wawancara permohonan izin pengangkatan judul Tesis kepada Ustadz Abdul Somad. 15 Januari, 2017.

Syai’r Ustadz Abdul Somad ketika menerima gelar “Datuk Ulama Setia Negara”

Melihat Sungai Nil dan Piramida, bersua dengan Firaun dan Musa. Dari bumi Malaya akhirnya terdampar di Gurun Sahara, hampir sampai ke Barcelona. Setelah lama mengembara kembali jua ke bumi tercinta. Tanah Siak Sri Indra Pura. Membawa gelar LC MA, banyak orang bertanya-tanya, apalah agaknya artinya? Lagi Cemas Mencari Anak dara.

Nasihat orang tua-tua berlayarlah di pokok yang gagah perkasa. Barangnya jadi penyengga, akarnya tempat bersila. Bersilaturrahim ke rumah doktor Mustafa. Rumah putih di Jalan Gulama. Dia bawa daku sebelum senja. Ke TVRI membawa acara. Bila dia pergi ke Malaysia, dia duduk di singgasana, menjadi guru sekejap mata.

Subuh tiba gelap gulita, mengunjungi mesjid di pagi buta, jamaah pun tak pula ada, banyak tiang dari manusia. Berbekal sabar dan doa. Nasib baik datang menyapa. Khotbah bergetar dari mesjid raya. Banyak mata terpesona, caci hamun pun ikut terta. Lovers and haters kata anak muda.Ada pula yang menuduh paksa, dengan fitnah anti Bhineka Tunggal Ika. Diusir dari Pulau Dewata, dideportasi dari Negeri China.

Tapi hati tak rasa geram. Sebab itu belum ada apa-apanya, bila dibanding nabi besar kita, gigi patah dan terluka, namun tetap berbalas doa. Sungguh tak layak masuk surga, busuk hati terus dipelihara. Orang Melayu cinta negara, 13 juta golden Belanda, diberikan untuk membela bangsa, Sultan Syarif Kasim orang mulia, dari Kerajaan Siak Sri Indra Pura.

Berbaurlah ke Yogyakarta, jangan kau ajar kami tentang cinta negara, kalau bukan karena kami punya bahasa, kau pun tak dapat bertutur kata. Dendam jangan masuk ke kepala. Masih banyak yang perlu dewasa. Anak Sakai meniti pipa, anak Akit senyum menyapa, Talang Mamak terus menganya, padahal minyak tiada terkira, tapi apa mau dikata, terlampau banyak diangkut ke Jakarta. Awan berarak mengikuti senja, budak menuju mushala, quran di tangan dan alif, ba, ta, tak lupa rotan dibelah dua. Tapi kini semua dah sirna, semua sudah berganti rupa, budak asyik bermain SEGA, playstation dan warnet beraneka. Batman hingga Mahabarata, sampai Spidermen sarang laba-laba.Kalaulah tak ada usaha, budak Melayu kan hancur binasa. Melayu hanya tinggal nama, rusak karena AIDS dan narkoba. Menjemput murka dan bencana, wajah menjadi bermuram durja.

Selepas masuk Belanda, banyak orang tak boleh tulis baca, huruf arab berbilang serta, Melayu Riau boleh berbangga, huruf arab merata-rata, dari mesjid hingga kantor walikota. Tapi bila tiba saatnya, huruf arab hanya mantra, dibaca saat duka cita, atau untuk pelet wanita. Sungguh kiamat di pelupuk mata.

Maka, masukkan lah anak ke sekolah agama, ada Gontor 7 di jalan ke Kampa, Darel Hikmah, Babussalam dan As-Shofa, atau IBS arah asrama tentara. Memang agak mahal biaya, minimal pelajaran agama ada 5. Menjadi bekal dari muda ke tua. Andai tersesat boleh kembali semula, mereka akan jadi pemimpin bangsa.

Dari presiden sampai Pak KUA, kita semua akan binasa, harta tiada dibawa serta, doa anak saleh jua lah yang mengalir ke kita.Tepak sirih merah merona, gambir, kapur dan pinang tua mulut mengunyah bermasam muka. Tanda ludah sedang merasa. Pahit, kelat dan pedar ada. Semua mesti ditelan sama, pertanda hidup berumah tangga.

Makan dan duduk memasang kenanga, jemputan hadir saudara mara. Berzanji dibaca merhaba, tuan mufti membaca doa, air mata bahagia ayah dan bunda, menanti cucu penyejuk mata. Di sanalah bahagia berpunca. Tapi kini semua tak ada, akad menjadi majlis duka. Karena marah menghujam dada, rusak sudah pemudi pemuda, amuk dan hamun mengisi acara. Mereka tak salah jua. Karena diam kitalah bencana mereka.

Banyak orang bertanya-tanya, siapa lah agaknya menulis kata-kata berbingkai makna? menyentuh rasa hati dan kepala, bila pula dia menulisnya? Jawabnya, siapa lagi kalau bukan Datuk Seri Ulama Setia Negara. Ditulis saat dalam perjalanan dari Jakarta di dalam pesawat garuda.

Tapi bila malaikat maut tiba, pangkat dan kuasa tak lagi bermakna, hanya iman dan amal saleh jua yang akan dibawa serta. Tinggalah rumah besar bertingkap kaca, anak menantu, sahabat dan tetangga, kait songket berbaju sutra, cincin emas dan batu permata, rubi, zambrud dan batu permata.

Kalau ada tangan yang pernah menyapu air mata, orang susah dan miskin papa, kepala anak yatim tiada berbapak, itulah yang akan dibawa serta. Apa tanda Melayu menyapa, lemah lembut bertutur kata, apa tanda Melayu beragama, takut pada Allah semata, apa tanda Melayu bernegara tetes darah asal jangan hina.

Kalau memang datang menyapa saat tanah pusara sudah merata, anak, menantu, jiran tetangga tak akan mau ikut serta. Tinggal lah diri sebatang kara. Bila sampai masanya tiba, anak berbisik ke pangkal telinga, buah hati belaian jiwa berkata: Lailahailallah azza wajalla.

CURRICULUM VITAE

1. Data Pribadi Nama : Syifa Hayati Islami Tempat, Tanggal Lahir : Karawang, 11 Maret 1995 Alamat Rumah : Sumurlaban, Tirtajaya, Karawang. Kode Pos : 41357 Email : [email protected] No. Hp : 085794348434

2. Riwayat Pendidikan . SDN Sumurlaban : Tahun 2000-2006 . MTS Mursyidul Falah : Tahun 2006-2009 . MA YPPA Cipulus : Tahun 2009-2010 . MA Al-Muthohhar : Tahun 2010-2012 . UIN SGD Bandung : Tahun 2012-2016 . UIN SYAHID Jakarta : Tahun 2017-2018