CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk
Provided by Hasanuddin University Repository
SKRIPSI
EFEKTIVITAS ORGANISASI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN JAWI-JAWI KECAMATAN BULUKUMPA KABUPATEN BULUKUMBA
OLEH:
NIRMAWATI
E211 13 035
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
i
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRAK
Nirmawati (E211 13 035), Efektivitas Organiasi Dalam Pelaksanaan Program Beras Miskin (RASKIN) di Kelurahan Jawi-jawi Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba,xiii + 82 halaman + 2 Tabel + 3 Gambar +18 pustaka (1978+2014) + Lampiran + dibimbing oleh Prof Dr.Suratman,M.Si dan Prof. Dr.Alwi, M.Si
Salah satu program pemerintah dalam meminimalisir kemiskinan yaitu dengan mengeluarkan kebijakan untuk membagikan beras kepada orang miskin yang biasa disebut dengan Raskin.Program raskin merupakan sebuah program beras bersubsidi bagi keluarga miskin yang menyediakan 15 kg beras per rumah tangga miskin.Program ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui melalui pendekatan proses Efektivitas Organisasi dalam pelaksanaan program beras miskin (RASKIN) di Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Fokus penelitian menggunakan teori pendekatan kualitatif yaitu melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi dengan empat indikator berdasarkan pedoman pelaksanaan RASKIN antara lain proses sosialisasi, pengawasan mutu, angkutan, biaya operasional untuk mendapatkan jawaban dari indikator tersebut digunakan pendekatan kualitatif dengan tingkat analisis deskiptif. Pengumpulan data penelitian melalui wawancara,observasi,serta dokumen yang ada.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program RASKIN di Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba tidak efektif.Hal ini dilihat dari empat indikator untuk menilai efektivitas pelaksanaan program RASKIN ada tiga yang tidak efektif pelaksanaanya, yaitu proses sosialisasi,pengawasan mutu serta angkutan yang tidak jalan semestinya. Sedangkan biaya operasional sudah berjalan efektif.
Kata kunci: Efektivitas,Organisasi,Program RASKIN
ii
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRACT
Nirmawati (E211 13 035), Effectiveness of Organization in Implementation of Rice Poor Program (RASKIN) in Jawi-jawi Sub-District Bulukumpa District Bulukumba Regency, xiii + 82 page + 2 Table + 3 Pictures +18 library (1978 + 2014) + Attachment + mentored by Prof. Dr. Suratman, M.Si and Prof. Dr. Alwi, M.Si
One of the government's programs in minimizing poverty is by issuing policies to distribute rice to poor people commonly called RASKIN. Raskin program is a subsidized rice program for poor families that provides 15 kg of rice per poor household. This program is one of the government's efforts in poverty alleviation
This study aims to find out the process approach of Organizational Effectiveness in the implementation of poor rice program (RASKIN) in the village of jawi-jawi Bulukumpa District Bulukumba District.
The research focus uses qualitative approach theory that is to see how far the effectiveness of program implementation from all internal process activity or organizational mechanism with four indicators based on RASKIN implementation guidance such as socialization process, quality control, transportation, operational cost to get the answer from the indicator in use qualitative approach With a level of descriptive analysis Collecting research data through interviews, observations, and existing documents.
The results of this study indicate that the implementation of RASKIN program in urban village jawi-jawi Bulukumpa sub-district bulukumba not effective. This is seen from four indicators to assess the effectiveness of the implementation of RASKIN program there are three that are not effective implementation, namely the process of socialization, quality control and transport are not running properly. While the operational costs have been running effectively.
Keywords:Effectiveness, Organization,RASKIN program
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillahi Robbil Alamin, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Organisasi Dalam Pelakasanaan
Program Beras Miskin (RASKIN) di Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba”. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Departemen Ilmu
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena menyadari keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki.Untuk itu demi sempurnanya skripsi ini, penulis sangat membutuhkan dukungan dan sumbangsih pikiran berupa kritik dan saran yang bersifat kondusif.
Teruntuk kedua orang tua yang amat penulis cintai Muhtar dan Kurniati, terima kasih atas jasanya yang telah membesarkan, merawat, dan mendidik serta tiada pernah hentinya selama ini memberikan semangat, doa, dorongan, nasehat, kasih sayang dan pengorbanan yang tak tergantikan hingga penulis selalu kuat menghadapi rintangan yang ada. Karya kecil ini penulis persembahkan kepada kedua oarang tua yang tanpa lelah dan dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya. Terima kasih pula kepada saudara-
vi saudaraku tersayang Evi virayanti dan Silviani yang selalu membantu dan menyemangati penulis selama ini, semoga kita tetap menjadi saudara yang saling mendukung dan menjadi anak-anak yang berbakti kepada kedua orang tua tercinta. Terima kasih pula kepada Kakek dan Nenek Penulis (Hj. Becce
Lebu dan Bone) yang selalu mengasuh, menyanyangi dan mendidik penulis, serta keluarga besar lainnya om, tante, sepupu, kerabat dan sahabat dekat lainnya terima kasih atas dukungan dan motivasi serta semangatnya agar penulis segera menyelesaikan skripsi dengan cepat.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA Selaku Rektor Universitas
Hasanuddin beserta para Wakil Rektor Universitas Hasanuddin dan staf.
2. Bapak Prof. Dr. Andi Alimuddin Unde, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin beserta para staf dan
jajarannya.
3. Ibu Dr. Hasniati, S.Sos, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi FISIP Universitas Hasanuddin.
4. Bapak Nelman Edy, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Administrasi FISIP Universitas Hasanuddin.
5. Bapak Prof. Dr. Hj. Muh. Nursadik, MPM selaku penasehat akademik
selama kurang lebih 4 tahun, terima kasih atas nasehat dan
bimbingannya selama ini.
6. Bapak Prof. Dr. Suratman, M.Si. selaku pembimbing I dan Bapak Prof.
Dr. Alwi, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan
vii
masukkan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
mengarahkan, membimbing dan menyempurnakan skripsi ini.
7. Bapak Prof. Dr. Baharuddin, M.Si, Ibu Dr. Hasniati, S.Sos, M.Sidan
bapak Dr.Muh. Tang Abdullah S.Sos M.Siselaku dewan penguji dalam
ujian skripsi ini. Terima kasih atas kritik, saran dan masukannya yang
sangat membangun dalam menyempurnakan skripsi ini.
8. Para Dosen Departemen Ilmu Administrasi Universitas Hasanuddin
yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan yang sangat
berharga selama kurang lebih 4 tahun perkuliahan.
9. Seluruh Staff Departemen Ilmu Administrasi (Ibu Ros, Ibu Ani, Pak
Andi Refi dan Pak Lili) serta Staff di Lingkup FISIP UNHAS tanpa
terkecuali, terima kasih atas bantuan yang tiada hentinya bagi penulis
selama ini.
10. Kepala Kelurahan Jawi-Jawi (Irwan S.sos) bapak Sekertaris Lurah
Jawi-Jawi (A.Satria, S.Pd) ,dan juga Para pegawai dan masyarakat
Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba.
terima kasih telah meluangkan waktunya dalam Pengumpulan data
selama penulis melakukan penelitian.
11. Sahabat-sahabat tercinta dari SMA sampai sekarang (Fira,,Amda,Kimin
Kiman,Muslimin, dan Irsyam), terima kasih atas segala cerita dan
pengalaman suka cita bersama selama ini yang tidak akan pernah penulis
lupakan, kita memang tak sedarah tapi bagi penulis kita adalah saudara
yang saling mendukung, meyemangati dan memotivasi satu sama lain
demi mencapai mimpi kita bersama.
viii
12. Teman-teman BPJS (Ariski wanti Amalia, S.Sos, Ummu Kalsum, S.
Sos,Helina, S.Sos, Susi Eka Prayamita S.Sos dan Andi ulfa) kalian
adalah keluarga kedua selama penulis berada diKota Makassar. Terima
kasih karena selalu memberikan nasehat, semangat, motivasi, berbagi
ilmu, Kita memang berbeda kawan, tapi perbedaan itu yang selalu
membuat kita bersama sampai saat ini. Semoga kita selalu sama-sama
dan saling mendoakan bilamana jarak yang telah memisahkan kita
nantinya.
13. Teman seperjuangan yang tergabung dalam “R.C” (Devi, Anti, Ana,
Asmadan Afni), terima kasih banyak atas semangat, arahan, dan suka
duka bersama penulis.
14. Teman-teman ELITA Kos (Rini, Maya, Ita, mifta dan tante ida), terima
kasih sudah menjadi kawan, lawan, tempat curhat, kasih sayang,
semangat dan motivasinya kepada penulis. Maaf jikalau penulis selalu
merepotkan kalian selama kurang lebih setahun kita bersama. Semoga
kita tetap menjadi kawan selamanya.
15. Teman seangkatan penulis RECORD’13 (Regeneration Colored Of
Determined)terima kasih sudah menjadi keluarga selama kurang lebih
empat tahun lamanya, kalian telah mengajarkan arti kebersamaa dan
kekompakan, berbagi susah maupun senang. Semoga kita semua tetap
saling mendukung dan tercapai mimpi-mimpi kita serta bertemu kemmbali
dengan keadaan bahagia, Amin.
16. Teman-teman KKN Gel. 93 Universitas Hasanuddin posko Desa
alesipitto Kecamatan Marrang Kabupaten Pangkep
(ismi,tenri,nadia,alfi,citra,arin,nanda,abdi dan annas) terima kasih atas
ix
cerita barunya dan pengalaman suka dukanya bersama yang kurang
lebih 2 bulan, dan untuk Bapak bersama Ibu Posko (Bapak) serta
masyarakat setempat terima kasih telah menerima kami dan berbagi
kebahagiaan bersama kami. Sebuah kenangan bukan untuk dilupakan
melainkan dirindukan dan akan diceritakan kembali saat kita berjumpa.
17. Terimakasih kepada kanda yang selama ini memberikan arahan,nasehat
dan dukungan selama ini sekaligus ( Andri S.p, Samsir S.h, A.sofyan
SP.d ,Syukri dan Rusli)
18. Terima kasih kepada Kanda-kanda CREATOR 07, BRAVO 08, CIA 09,
PRASASTI 010, BRILIAN 011, RELASI 012, dan adik-adik UNION 014,
CHAMPION 015 dan FRAME 016 yang telah berbagi pengalaman
selama berorganisasi di HUMANIS FISIP UNHAS.
19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini memenuhi kriteria dalam kelulusan serta bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Mei 2017
Penulis
Nirmawati
x
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ...... i
Abstrak ...... ii
Abstrack ...... iii
Lembar Persetujuan Skripsi ...... iv
Kata Pengantar ...... v
Daftar Isi ...... viii
Daftar Tabel ...... xii
Daftar Gambar ......
Bab I : Pendahuluan ...... 1
1.1 Latar Belakang ...... 1
1.2 Rumusan Masalah ...... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...... 5
1.4 Manfaat Penelitian ...... 5
Bab II : Tinjauan Pustaka ...... 6
2.1 Konsep Efektivitas Organisasi ...... 6
2.1.1 Pengertian Efektivitas ...... 6
2.1.2 Masalah Dalam Pengukuran Efektivitas ...... 11
2.2 Program RASKIN ...... 14
2.2.1 Pengertian RASKIN ...... 17
2.2.2 Tinjauan Tentang Beras Miskin ...... 22
2.3 Kerangka Konsep ...... 27
Bab III : Metode Penelitian ...... 28
3.1 Pendekatan Penelitian ...... 28
xi
3.2 Lokasi Penelitian ...... 28
3.3 Tipe Penelitian ...... 28
3.4 Jenis Data ...... 28
3.5 Narasumber atau Informan ...... 29
3.6 Teknik Pengumpulan Data ...... 29
3.7 Teknik Analisis Data ...... 30
3.8 Fokus Penelitian ...... 31
Bab IV : Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...... 33
4.1 Sejarah Kabupaten Bulukumba ...... 33
4.2 Sejarah Terbentuknya Kelurahan Jawi-Jawi ...... 35
4.3 Visi dan Misi ...... 35
4.4 Kondisi Wilayah ...... 36
4.5 Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama ...... 37
4.6 Tugas Pokok Fungsi Jabatan Struktural dan Uraian Tugas ...... 38
4.6.1 Tugas ...... 38
4.6.2 Fungsi ...... 38
4.6.3 Uraian Tugas Lurah ...... 38
4.6.4 Uraian Tugas Sekretaris Lurah ...... 39
4.6.5 Tugas Tambahan Sekretaris Lurah ...... 41
4.6.6 Uraian Tugas Kepala Seksi Pemerintah ...... 42
4.6.7 Tugas Tambahan Seksi Pemerintah...... 43
4.6.8 Uraian Tugas Kepala Seksi Kemasyarakatan ...... 43
4.6.9 Tes Tambahan Seksi Kemasyarakatan ...... 45
4.6.10 Uraian Tugas Seksi Pembangunan ...... 45
4.6.11 Tugas Tambahan Seksi Pembangunan ...... 47
xii
4.6.12 Uraian Tugas Tramtib dan Linmas ...... 47
4.6.13 Tugas Tambahan Tramtib dan Linmas ...... 50
4.7 Sarana dan Prasarana ...... 50
4.8 Sumber Daya Manusia ...... 51
Bab V : Hasil dan Pembahasan ...... 53
5.1 Efektivitas Organisasi dalam Pelaksanaan Program
RASKIN di Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba ...... 53
5.1.1 Proses Sosialisasi Program RASKIN Kepada Masyarakat ...... 59
5.1.2 Pengawasan Mutu...... 64
5.1.3 Transportasi ...... 67
5.1.4 Biaya Operasional ...... 69
5.2 Masalah yang Dihadapi Pemerintah Dalam Pelaksanaan
RASKIN di Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba ...... 72
Bab VI : Penutup ...... 77
6.1 Kesimpulan ...... 77
6.2 Saran ...... 77
Daftar Pustaka...... 79
Daftar Riwayat Hidup ...... 81
Lampiran
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Kelurahan/Desa Kabupaten Bulukumba ...... 36 Tabel 5.1 Ukuran Penilaian Efektivitas ...... 77
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Pelayanan RASKIN ...... 22
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ...... 29
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba
xv
BAB l
PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
Indonesia saat ini masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan yang harus ditanggulangi bersama oleh pemerintah dan masyarakat. Masalah kemiskinan ini seakan tidak pernah berhenti dibahas dan diperhatikan banyak cendekiawan, politisi, bahkan pemuka agama. Kemiskinan manusia tidak hanya dilihat dari tingkat pendapatan yang rendah, juga harus dikaitkan dengan tingkat pendidikan dan kesehatan, atau hidup dalam lingkungan yang tidak aman sehingga berkurangnya kesempatan untuk memperluas kemampuan dan potensinya (Harmoko, 2010).
Seperti yang kita ketahui ternyata kemiskinan sangat berdampak dibidang pendidikan.Kita lihat saja banyak penduduk miskin di Indonesia yang tidak mampu bersekolah. Walaupun pemerintah sudah menetapkan wajib belajar sembilan tahun dan sudah mengeluarkan dana BOS, tetapi tetap saja penduduk miskin di Indonesia tidak mampu bersekolah.Selain itu kemiskinan juga berdampakpada masalah ekonomi yaitu dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya seperti membeli beras oleh sebab itulah pemerintah mencoba untuk menanggulangi masalah kemiskinan dengan memberikan bentuan kepada masyarakat miskin berupa beras miskin dengan maksud dapat menanggulangi kemiskinan.
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup untuk memelihara dirinya yang sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu untuk memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.Hal tersebut ditandai dengan adanya berbagai
16 kekurangan dan ketidakberdayaan diri para miskin.Berbagai kekurangan dan ketidakberdayaan tersebut disebabkan baik faktor internal maupun eksternal yang membelenggu, seperti adanya keterbatasan untuk memelihara dirinya sendiri, dan tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya untuk memenuhi kebutuhan (Yigibalom, 2010). Kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang bersifat global. Artinya kemiskinan juga masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian banyak orang di dunia ini.meskipun dalam tingkatan yang berbeda, tidak ada satupun negara dijagat raya ini yang “kebal” dari kemiskinan.
Salah satu program pemerintah dalam meminimalisir kemiskinan yaitu dengan mengeluarkan kebijakan untuk membagikan beras kepada orang miskin yang biasa disebut dengan RASKIN. Program Raskin merupakan sebuah program beras bersubsidi bagi keluarga miskin yang menyediakan 15 kg beras per rumah tangga miskin dengan harga Rp. 1.600,- per kg. Program ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam program penanggulangan kemiskinan. Peraturan perundangan yang menjadi landasan pelaksanaan
Program Raskin ini antara lain; UU No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, Peraturan
Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan, Peraturan Presiden
RI No. 54 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan peraturan pendukung lainnya (Harmoko, 2010).
Program Raskin ini bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran dari rumah tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan memberikan perlindungan sosial beras murah bagi masyarakat.
Sasaran dari Program Raskin ini adalah meningkatkan akses pangan kepada keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam rangka menguatkan ketahanan pangan rumah tangga dan mencegah penurunan konsumsi energi
17 dan protein. Sedangkan Tujuan program Raskin menurut Bulog (2010) adalah untuk memenuhi sebagian kebutuhan pangan (beras) keluarga miskin dan sekaligus diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin, selain itu juga untuk meningkatkan/membuka akses pangan keluarga miskin dalam rangka meningkatan ketahanan pangan di tingkat keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga penerima manfaat pada tingkat harga bersubsidi dengan jumlah yang telah ditentukan.
Dalam pasal 45 UU No.7 Tahun 1996 Tentang Pangan, dijelaskan bahwa pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan ketahanan pangan. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, bergizi, beragam, merata dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Terkait dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan ketersediaan pangan yang merata dan terjangkau oleh daya beli masyarakat, maka salah satu langkah yang diambil pemerintah yaitu dengan melaksanakan Program Raskin. Program Raskin ini merupakan wujud nyata komitmen Pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat miskin melalui penyediaan beras bersubsidi yang bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin dan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokoknya sebagai salah satu hak dasar masyarakat. Dalam Program Raskin, keluarga miskin tersebut selanjutnya dikenal dengan istilah “Rumah Tangga
Sasaran” atau disingkat “RTS”. Sasaran Program Raskin adalah berkurangnya beban pengeluaran 18,5 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS) berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS), melalui pendistribusian beras bersubsidi sebanyak
18
15 kg/RTS/bulan selama 12 bulan dengan harga tebus Rp. 1.600,- per kg
(Harmoko, 2010).
Sesuai dengan tujuannya,Program raskin di Kelurahan Jawi-Jawi
Kecamatan Bulukumpa seyogyanya bisa membantu meringankan masyarakat menengah kebawah. Namun dalam praktiknya, diKelurahan Jawi-Jawi,
Kecamatan Bulukumpa masih banyak masalah yang menghambat pelaksanaan program ini.Diantaranya, jumlah beras yang disediakan selalu tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga miskin (RTM) yang tercatat di Kelurahan Jawi-Jawi sehingga jumlah beras yang di rekomendasikan sebanyak 15 kg/KK/bulan masih belum bisa membantu mensejahterakan masyarakat menengah ke bawah sesuai dengan tujuan dari raskin.Hal ini juga tidak terlepas dari pemberian raskin yang belum tepat sasaran. Faktor lain yang menghambat pelaksanaan program ini adalah sosialisasi dan transparansi kebijakan yang diambil pemerintah tingkat bawah masih belum efektif. Oleh sebab itu efektifitas pelaksanaan Program
Raskin harus dievaluasi agar program ini berjalan dengan optimal dan indikator keberhasilan dapat dicapai. Karena jika efektivitas program raskin rendah maka akan berpengaruh kepada kelangsungan hidup keluarga miskin dan akses mereka terhadap pangan (beras).
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“Efektivitas Organisasi dalam pelaksanaan program beras miskin (raskin) di
Kelurahan Jawi-Jawi, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba,
Sulawesi Selatan”
I.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah:Bagaimana pendekatan ProsesEfektivitas Organisasi dalam
19 pelaksanaan programBerasMiskin (RASKIN) di Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba?
I.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan penelitian diatas maka tujuan penelitian ini adalah:Untuk mengetahui pendekatan ProsesEfektivitas Organisasi dalam pelaksanaan program Beras Miskin (RASKIN) di Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba
I.4 Manfaat penelitian
Setelah penelitian ini diselesaikan, diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif bagi penulis sendiri dalam memperluas wawasan maupun pihak lain yang berkepentingan dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dilihat dari dimensi teoritas, penelitian ini bermanfaat sebagai referensi
yang dapat menunjang untuk pengembangan ilmu pegetahuan
khususnya untuk memperluas wawasan ilmu dibidang administrasi publik
dan sebagai bahan masukan atau referensi untuk penelitian-penelitian
yang akan datang.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
bagi Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya dan
Pemerintah Kota Bulukumba khususnya dalam melaksanakan berbagai
kebijakan yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai suatu pendekatan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah dan sifatnya naturalistik serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus terjun di lapangan.
III.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Peneliti memilih kelurahan Jawi-Jawi,
Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba karena di Kelurahan Jawi-Jawi termasuk salah satu daeah yang telah melaksanakan program RASKIN.
III.3 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lainnya.
Oleh karena itu penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif yang dimaksud untuk memberi gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti yaitu tentang efektivitas program raskin di Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba.
III.4 Jenis Data
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara
yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap berpotensi
21
dalam memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya di lapangan
mengenai efektivitas program raskin Kelurahan Jawi-Jawi Kecamatan
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah sebagai data pendukung data primer dan literatur
dan dokumen serta data yang diambil dari suatu organisasi dengan
permasalahan di lapangan yang terdapat pada lokasi penelitian berupa
bahan bacaan, bahan pustakan, dan laporan-laporan penelitian yang
terdapat di Kelurahan Jawi-Jawi
III.5 Narasumber atau Informan
Narasumber atau informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berpotensi untuk memberikan informasi tentang bagaimana efektivitas program raskin di kelurahan Jawi-Jawi, yaitu:
a. Kepala lurah jawi-jawi
b. Kepala keluarga penerima beras miskin
c. Pegawai yang bersangkutan dengan pelaksanaan beras miskin
d. Tokoh masyarakat yang mengetahui perkembangan masalah penerima
bantuan beras miskin.
III.6 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara, yaitu suatu cara untuk mendapatkan dan mengumpulkan
data melalui tanya jawab dan di alog atau diskusi dengan informan yang
dianggap mengetahui banyak tentang objek dan masalah penelitian yang
akan di lakukan.Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun
tidak berstruktur,dan dapat di lakukan melalui tatap muka (face to face)
maupun dengan menggunakan teleponan.
22
2. Observasi, yaitu suatu cara untuk memperoleh data melalui kegiatan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh
keterangan yang relevan dengan objek penelitian. Sustrisno Hadi (1986)
mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis.Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.
3. Dokumentasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokemen,baik dokumen tertulis, gambar
maupun elektronik.
III.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa data deskriptif kulitatif yaitu melakukan analisa dari beberapa penjelasan atau uraian pembahasan berdasarkan data hasil penelitian yang di peroleh melalui wawacara langsung.
Observasi dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,menyusun kedalam pola,memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Yang berperan selaku pendukung data yang lain, seperti: sejarah ringkas instansi,struktur organisasi,data lain yang berhubungan dengan penelitian.
Teknik analisis data terdiri atas:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,memfokuskan pada hal-ha yang penting, serta di cari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
23 lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan. Reduksi data dapat di bantu dengan peralatan, seperti komputer,notebook, dan lain sebagainya
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajiakan data. Dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat,bagan, hubungan antarkategori, dan sejenisnya. Dengan adanya penyajian data, maka akan di mudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah di pahami tersebut.
Selanjutnya dalam melalukan display data, selain dengan teks yang naratif,juga dapat berupa grafik,matrik network (jaringan kerja) dan chat.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisi data dalam penelitia kualitatif penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpuln awal yang di kemukakan masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak di temukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabilaa kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti- bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yng kredibel.
III.8 Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah menggambarkan sejauh mana efektivitas program beras miskin (RASKIN) di kelurahan jawi-jawi kecamatan bulukumpa kabupaten bulukumba yang merupakan program yang dilaksanakan oleh Pemerintah dalam upaya pemberdayaan keluarga miskin. Adapun parameter yang digunakan untuk mengukur sejauh mana keefektivan tiap
24 indikator, yaitu: Pendekatan prosesyakni mengukur efektivitas dari input.
Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
25
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi serta dokumentasi yang dilakukan pada kantor kelurahan jawi-jawi serta masyarakat penerima program
RASKIN, maka adapun hasil penelitian yang diperoleh dapat digambarkan sebagai berikut :
V.1 Efektivitas organisasi dalam Pelaksanaan Program RASKIN di kelurahan Jawi-Jawi kecamatan Bulukumpa kabupaten Bulukumba
Efektivitas organisasi pelaksanaan program RASKIN di kelurahan jawi- jawi kecamatan bulukumpa kabupaten bulukumba dapat diukur dengan menggunakan teori pengukuran efektivitas menurut Martani dan Lubis Dalam penelitian ini, dimana penulis membatasi penelitian dengan hanya memfokuskan masalah yang diteliti berdasarkan pendekatan proses (process approach) dimana pendekatan ini digunakan untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi. Efektivitas merupakan konsep penting dalam teori organisasi karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran dan merupakan suatu konsep yang luas, mencakupberbagai faktor didalam maupun diluar organisasi. Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana atau target yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah dicapai. Jika usaha atau hasil pekerjaan dapat tercapai sesuai dengan target maka itulah yang dikatakan efektif, namun jika usaha atau hasil pekerjaan yang dilakukan tidak tercapai sesuai dengan target, maka hal dikatakan tidak efektif.
26
Adapun pada tahap akhir proses distribusi beras untuk rakyat miskin sebelum tersalurkan kepada masyarakat berada pada pihak Kelurahan yang selanjutnya akan membentuk Tim koordinasi Raskin Kecamatan sebagai
Pelaksana Distribusi Raskin di Desa/Kelurahan/Pemerintahan setingkat. Kepala
Desa/Lurah/Kepala Pemerintahan setingkat bertanggung jawab atas pelaksanaan Program Raskin di wilayahnya, dan membentuk Pelaksana
Distribusi Raskin di wilayahnya, sebagai berikut:
1. Kedudukan Pelaksana Distribusi Raskin berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Desa/Lurah/Pemerintahan setingkat.
2. Tugas Pelaksana Distribusi Raskin mempunyai tugas memeriksa,
menerima dan menyerahkan beras, menerima uang pembayaran HTR,
dan menyelesaikan administrasi
3. Fungsi
a) Pemeriksaan dan penerimaan/penolakan Raskin dari Perum
BULOG di TD. Untuk Desa/Kelurahan/Pemerintahan setingkat
yang TD-nya tidak berada di Desa/Kelurahan/Pemerintahan
setingkat, maka petugas yang memeriksa dan menerima/menolak
Raskin diatur dalam Petunjuk Teknis (Juknis).
b) Pendistribusian dan penyerahan Raskin kepada RTS-PM yang
terdapat dalam DPM-1 di Titik Bagi (TB).
c) Penerimaan HTR Raskin dari RTS-PM secara tunai untuk
disetorkan kerekening Bank yang ditunjuk oleh Perum
BULOG.Apabila tidak tersedia fasilitas perbankan maka dapat
disetor langsung secara tunai kepada Perum BULOG.
27
d) Penyelesaian administrasi penyaluran Raskin yaitu
penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) beras di TD.
e) Membuat Daftar Realisasi Penjualan Beras sesuai Model DPM-2
dan melaporkan ke Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota melalui
Tim Koordinasi RaskinKecamatan. Adapun satker Raskin
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kadivre/Kasubagdivre/KakansilogPerum BULOG sesuai
tingkatannya.
Dan adapun Satker Raskin mempunyai tugas memeriksa, mengantar dan menyerahkan Raskin kepada Pelaksana distribusi, menyelesaikan administrasi
Raskin, menerima uang pembayaran HPB dan menyetorkan HPB Raskin kepada
Bank koresponden (Bank yang ditunjuk oleh Divre/subdivre/Kansilog) atau menerima tanda bukti setor pembayaran HBD Raskin.
Terkait mengenai konsep umum dari program RASKIN, program ini merupakan program yang dikeluarkan kegiatan perlindungan sosial berbasis keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok bagi masyarakat kurang mampu yang selanjutnya dilaksanakan oleh kantor kelurahan yang ada di seluruh daerah di Indonesia. Program RASKIN adalah program unggulan
Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam rangka pemberdayaan keluarga miskin. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif yakni membantu keluarga miskin dalam meningkatkan taraf hidup. Selain itu, pelaksanaan program ini juga merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kebijakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat. khususnya pada sektor ekonomi dan kesejahteraan sosial
28 masyarakat. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Kepala kelurahan jawi-jawi, dimana beliau mengungkapkan bahwa:
“Program RASKIN ini adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial dibidang pangan yang di selenggarakan oleh pemerintah pusat berupa bantuan beras bersubsidi kepada rumah tangga berpendapatan rendah atau rumah tangga miskin dan rentan miskin.”( wawancara pada tanggal 2 maret 2017).
Selanjutnya beliau menambahkan bahwa:
“Tujuan program ini untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran dalam memenuhi kebutuhan pokok dalam bentuk beras miskin.
Penuturan tersebut juga dibenarkan oleh informan lain yaitu dibidang KASI
EKBANBeliau mengatakan:
“Program RASKIN adalah subsidi pangan dalam bentuk beras yang diperuntukan bagi rumah tangga yang berpenghasilan rendah sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan membentuk perlindungan sosial pada rumah tangga sasaran.” ( wawancara pada tanggal 3 maret 2017)
Beliau juga menambahkan
“Tujuan dan manfaat program ini adalah untuk membentuk kelompok miskin dan rentan miskin mendapatkan cukup pangan dan nutrisi karbohidrat tanpa kendala.” Pendapat yang sama juga diutarakan informan lainnya salah satu pegawai dikantor kelurahan yaitu:
“Program raskin itu artinya untuk keluarga miskin dan rentan miskin untuk mendapatkan pangan dan nutrisi karbohidrat tanpa kendala,dan mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras.” ( wawancara pada tanggal 6 maret 2017)
Adapun informan lainya yang merupakan sekertaris dikantor kelurahan,dimana beliau menyatakan bahwa:
“Program raskin itu program yang membantu rumah tangga miskin. Sasaranya adalah rumah tangga miskin,menurut saya program raskin ini adalah program yang bagus untuk pengentasan kemiskinankarena melalui program raskin ini setiap rumah tangga sasaran diberikan beras perbulan.Tujuannya adalah mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran dalam memenuhi kebutuhan pokok dalam bentuk beras.manfaat
29
dari program ini untuk meningkatkan atau membuka akses pangan keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga penerima dengan jumlah yang telah ditentukan.” ( wawancara pada tanggal 3 maret 2017)
Dari penuturan dari informan diatas,dapat dikatakan bahwa program
RASKIN di kelurahan jaw-jawi memang program yang diperuntukkan bagi keluarga kurang mampu dalam hal ini yang tergolong rumah tangga sasaran,dimana tujuan dari program ini secara umum adalah menciptakan media pemberdayaan dalam rangka mengatasi kemiskinan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan kefungsian sosial keluarga miskin.
Dalam program ini masyarakat yang berasal dari keluarga kurang mampu mendapatkan beras miskin setiap bulannya lalu pegawai kelurahan mengiinformasikan kepada setiap kepala lingkungan untuk membagikan beras tersebut.adapun sistem pembayaran beras miskin tersebut dikumpulkan pada setiap kepala lingkungan dan selanjutnya akan diberikan kepada pegawai yang bersangkutan dikelurahan.
Adapun prosedur yang harus dijalani oleh masyarakat yang ingin mendapatkan beras miskin melalui program RASKIN sebagaimana yang diuangkapkan oleh KASI Pemerintahan, dimana beliau mengungkapkan bahwa:
“Kalau prosedurnya biasanya dilakukan oleh pegawai kelurahan terlebih dahulu dibagian penyaluran kemudian pihak pemerintah atau kepala lingkungan membagikan beras miskin tersebut kerumah tangga sasaran.adapun sistem pembayarannya akan dikumpulkan dikepala lingkungan masing-masing kemudian selanjutnya akan diberikan kepada pegawai kelurahan yang dibagian penyaluran program RASKIN tersebut.” ( wawancara pada tanggal 7 maret 2017)
Hal ini senada dengan yang dikatakan bendahara kelurahan jawi-jawi, dimana beliau mengungkapkan:
30
“Rumah tangga sasaran mendapatkan beras perbulan dan diantarkan kepada kepala lingkungan dan melakukan pembayaran sehingga kepala lingkungan mengumpulkan pembayaraanya di pegawai yang bersangkutan.” ( wawancara pada tanggal 9 maret 2017)
Dari penuturan beberapa informan diatas,terlihat bahwa prosedur yang dilakukan oleh masyarakat untuk menerima program ini antara lain:
a. Perum BULOG bersama Tim Koordinasi Raskin menyusun rencana
penyaluran bulanan yang dituangkan dalam Surat Permintaan Alokasi
(SPA).
b. Beras Raskin disalurkan oleh Perum BULOG ke Titik Distribusi (TD) yaitu
lokasi yang ditentukan dan disepakati oleh Perum BULOG dan
Pemerintah Kabupaten/Kota.
c. Pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab mendistribusikan Raskin
dari TD ke Titik Bagi (TB) yaitu lokasi tempat penyerahan beras Raskin
kepada para RTS-PM, untuk selanjutnya dibagikan kepada RTS-PM
Raskin.
Dari beberapa hasil wawancara dengan beberapa informan maka dapat disimpulkan bahwa program raskin bertujuan untuk mengurangi pengeluaran rumah tangga dalam bentuk beras miskin. Adapun prosedur dari pemberian beras miskin ini adalah dimulai dari tahap pendataan oleh bagian penyaluran kelurahan jawi-jawi terhadap masyarakat yang dinilai berhak mendapatkan beras miskin tersebut.
V.1.1 Proses sosialisasi program RASKIN kepada masyarakat
31
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari pelaksanaan atau implementasi suatu program.demikian halnya dengan program RASKIN pada kelurahan jawi-jawi kecamatan bulukumpa kabupaten bulukumba yang tentunya akan terlaksana secara efektif apabila komunikasi antara pihak-pihak yang terkait berjalan dengan baik.
Komunikasi yang terjalin dengan baik antara pihak pegawai kelurahan selaku pelaksana program dengan msyarakat selaku sasaran utama dari program RASKIN menjadi hal yang mutlak diperlukan demi tercapainya keefektifan pelaksaan program RASKIN ini. Bentuk komunikasi disini tentunya dapat diinterprestasikan melalui proses sosialisasi program kepada masyarakat yang merupakan sasaran dari program yang bersangkutan.
Sosialisasi yang menjadi kunci utama keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan serta sasaran yang diharapkan. Melalui proses sosialisasi yang efektif kepada masyarakat. Suatu program akan dengan mudah mencapai keberhasilan dalam pelaksaannya. Hal ini dapat terjadi karena semakin baik proses sosialisasi dari suatu program maka akan semakin baik pula pemahaman masyarakat akan semakin terdorong untuk mengakses informasi lebih jauh mengenai program ini serta ambil bagian dalam program yang dilaksanakan oleh pemerintah tersebut.
Permasalahan yang muncul menyangkut pentargetan dan penyaluran
Program Beras Miskin terkait dengan lemahnya sosialisasi program. Hasil wawancara penulis dengan sekertaris lurah kelurahan jawi-jawi menyatakan
”Lemahnya sosialisasi terjadi di semua tahapan pelaksanaan, mulai dari proses pendataan hingga mekanisme pengaduan. Sosialisasi kepada masyarakat bisa dikatakan tidak dilakukan.Meskipun sosialisasi untuk jajaran Pemda dilakukan, namun agak terlambat dan informasinya ke
32
masyarakat hanya tentang rencana pendataan”.( wawancara pada Tanggal 3 maret 2017)
. Di sini seharusnya dari pihak Kelurahan memberikan wewenang pada masing-masing RT RW atau Kepala Lingkungan yang ada di Kelurahan jawi-jawi dalam menentukan siapa saja warga yang berhak menjadi RTS dan minimnya sosialisasi pada tahap pendataan dapat mengurangi munculnya moral hazard dalam penentuan target. Di pihak lain, kurangnya sosialisasi secara menyeluruh justru mendorong munculnya salah persepsi dan kecemburuan sosial.
Secara kelembagaan, di daerah tidak ada yang merasa bertanggung jawab untuk melakukan sosialisasi, sedangkan Kementerian Komunikasi dan
Informasi (Menkominfo) sebagai penanggung jawab sosialisasi Nasional hanya melakukan sosialisasi melalui media cetak dan media elektronik yang jangkauannya terbatas dan hanya dapat diakses oleh kalangan tertentu seharusnya dapat di upayakan di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/
Desa melalui spanduk atau selembaran dan juga televise Kabel lokal yang biasanya menyiarkan kegiatan- kegiatan Pemda atau masyarakat yang sudah ada di Kabupaten Bulukumba
Upaya penyebaran brosur tentang kriteria rumah tangga miskin pun, selain datangnya terlambat, jumlahnya terbatas, juga kurang informatif bagi masyarakat umum. Selain itu, kelembagaan yang menangani pengaduan dan pemantauan program juga tidak berjalan di semua wilayah. Keberadaan posko dan mekanisme pengaduan yang tersedia tidak diinformasikan secara luas kepada masyarakat sehingga terjadi variasi jalur pengaduan. Adanya kesalahan sasaran (mistargeting) yang diperparah dengan sosialisasi yang tidak memadai, khususnya tentang kriteria target dan tujuan program, telah memicu munculnya ketidakpuasan masyarakat.
33
Terkait proses sosialisasi program RASKIN yang dilakukan oleh pegawai kelurahan jawi-jawi di kecamatan bulukumpa di kabupaten bulukumba,setelah melakukan penelusuran lewat hasil wawancara ditemukan bahwa proses yang dilakukan oleh pemerintah sendiri kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan KASI Pemerintahanyang menyatakan bahwa:
“Saya tidak pernah melakukan sosialisasi kepada masyarakat karena selama ini belum pernah ada masyarakat yang komplen terhadap pembagian raskin dan saya anggap dia tidak perlu sosialisasi lagi.” ( wawancara pada tanggal 7 maret 2017)
Pernyataan tersebut diperkuat oleh kepala Kelurahan yang menyatakan bahwa:
“Kami dari pegawai kelurahan tidak pernah melakukan sama sekali sosialisasi kepada masyarakat karena kami menganggap masyarakat tidak mempunyai masalah dalam penyaluran beras miskin ini dan tidak pernah melakukan complen kepada pegawai kelurahan yang bersangkutan.” ( wawancara pada tanggal 2 maret 2017)
Untuk mencari informasi yang akurat,penulis kemudian menggali informasi dari beberapa masyarakat dalam hal ini rumah tangga sasaran H yang menyatakan bahwa:
“Kami sudah bertahun-tahun mendapatkan beras miskin tetapi tidak pernah mendapatkan sosialisai dari pengawai kelurahan atau pihak yang bersangkutan jadi informasi yang kami peroleh bersumber dari sesama penerima program raskin, yang tingkat kebenarannya masih sangat kurang karena hanya bersumber dari mulut ke mulut.” ( wawancara pada tanggal 20 maret 2017)
Masyarakat lain juga yang penulis wawancarai juga berpendapat serupa menyatakan bahwa:
“Kalau program ini sudah lama terlaksana, akantetapi tidak pernah diadakan sosialisasi baik itu tentang sistem penyaluran maupun informasi terkait waktu pembagian RASKIN. Sehingga informasi kapan waktu pengambilan beras hanya diketahui melalui sesama tetangga penerima RASKIN.” ( wawancara pada tanggal 20 maret 2017)
34
Dengan melihat kondisi dilapangan terkait cara yang digunakan oleh pihak pelaksana program dalam mensosialisasikan program RASKIN, penulis merasa sangat minim, karena tidak pernah diadakan sosialisasi sama sekali di masyarakat,sehingga rumah tangga sasaran hanya mendapatkan informasi dari tetangga atau sesama penerima beras miskin. Pihak pegawai kelurahan tidak pernah melakukan sosialisasi terhadap masyarakat. Hal ini di akui oleh pihak kelurahan disebabkan oleh adanya keterbatasan dana untuk membiayai proses sosialisasi tersersebut dan disebabkan juga karena masyarakat tidak pernah melalukan complen atau tidak pernah mengeluh dengan masalah yang dihadapi dilapangan.media komunikasi yang cukup sederhana ini menghambat kelancaran penyampaian informasi kepada masyarakat terhadap program ini dikarenakan belum adanya pemahaman yang memadai tentang konsep program
RASKIN yang diberikan oleh pengawai keluarahan kepada masyarakat. Hal ini terjadi karena proses sosialisasi terhadap masyarakat tidak pernah terjadi,sehingga masih banyak masyarakat dalam artian rumah tangga sasaran tidak mendapatkan informasi tentang program RASKIN. Hal ini perlu mendapatkan perhatian daripemerintah, dalam ini pegawai keluarahan agar lebih bisa menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat miskin selaku sasaran dar program RASKIN.
Bentuk pemahaman kelompok sasaran dalam hal ini masyarakat,mengetahui program raskin ini hanya bersumber dari mulut ke mulut.
V.1.2 Pengawasan mutu
Salah satu aspek yang juga cukup berpengaruh dalam keefektifan pelaksanaan program raskin di kelurahan jawi-jawi adalah mengenai
35 pengawasan mutu. Pengawasan mutu merupakan kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir
(Assauri,2008:299). .
Dengan perkataan lain pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu atau kualitas dari beras yang di salurkan, agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dengan demikian, dalam hal pengawasan mutu semua beras yang disalurkan harus diawasi sesuai standar dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi harus dicatat serta dianalisis agar dapat menjadi bahan evaluasi untuk penyaluran selanjutnya.
Adapun masalah yang peneliti dapatkan dalam pengawasan terhadap pendistribusian beras Raskin dapat dilihat melalui beberapa wawancara peneliti dengan informan:
Ketua RT di Dusun Pattiroang mengatakan bahwa:
“Program ini kurang mendapat pengawasan dari aparat kelurahan terkait dengan penyaluran raskin, bisa saya katakan bahwa program raskin ini kurang mendapat perhatian baik itu dari BPS maupun dari kelurahan.” ( wawancara pada tanggal 23 maret 2017)
Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Lurah Jawi-Jawi, dimana beliau mengatakan bahwa:
“Kami dari kelurahan memang tidak melakukan pengawasan terhadap program raskin karena menurut kami program ini sudah berjalan sesuai yang diinginkan masyarakat dan kami juga telah melakukan penyaluran raskin sesuai dengan standar yang ditetapkan.” ( wawancara pada tanggal 2 maret 2017)
Pedapat serupa kemudian disampaikan oleh masyarakat penerima Raskin
R yang mengatakan bahwa:
“Jika berbicara masalah pengawasan mutu oleh kelurahan, menurut saya tidak dilakukan dengan baik, karena raskin yang kita terima biasanya tidak
36
sesuai standar, atau kurang layak untuk kami konsumsi.” ( wawancara pada tanggal 20 maret 2017)
Dari pendapat beberapa informan di atas dapat disimpulkan bahwa beras miskin ini kurang mendapat pengawasan mutu dari aparat yang terkait terbukti dari masih banyaknya masyarakat yang mengeluh tentang beras yang di dapatkan, menurutnya beras tersebut masih tidak sesuai dengan standar atau dengan kata lain beras tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Bahkan ada juga masyarakat yang menjual kembali beras tersebut kemudian membeli beras baru yang layak untuk dikonsumsi.
Pengawasan dalam hal ini mengacuh pada pelaksanaan monitorin oleh pihak otoritas yang memiliki wewenang dalam proses penyaluran beras untuk rakyat miskin tersebut, yaitu pusat kepada Provinsi, Provinsi kepada Kabupaten, dan seterusnya hingga pengawasan yang dilakukan oleh pihak Kecamatan terhadap pelaksanaan distribusi beras Raskin oleh pihak Kelurahan kepada masyarakat. Adapun masalah yang peneliti dapatkan dalam pengawasan terhadap pendistribusian beras Raskin dapat dilihat melalui hasil wawancara dengan Kepala lurah jawi-jawi yang mengungkapkan bahwa:
“Kami dari pihak Kelurahan sering memberitahukan kepada pihak pemerintah atau pegawai kelurahan dibagian penyaluran bahwa melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan distribusi beras Raskin kepada masyarakat namun kadang kala pihak pemerintah sendiri sering beranggapan bahwa tidak perlu ada pengawasan karena semuanya sudah berjalan dengan baik”. ( wawancara pada tanggal 2 maret 2017)
Pada permasalahan koordinasi yang tidak jelas antara pelaku proses distribusi beras Raskin bisa juga dikarenakan adanya timpang tindih tugas dan fungsi sehingga kadangkala terjadi kemajemukan terhadap tugas yang seharusnya mereka kerjakan di karena setiap pihak saling mengharapkan antara satu dengan yang lainnya adapun yang sering menjadi korban dalam hal ini
37 adalah Rumah Tangga Miskin sasaran Raskin yang tidak mendapatkan informasi yang jelas tentang pelaksanaan distribusi beras, pernyataan tersebut juga didukung dari hasil wawancara dengan masyarakat yang menerima beras Raskin
IT beliau mengatakan:
“Kami dari masyarakat Kelurahan jawi-jawi kadang kala merasa pusing dari pihak Kelurahan, karena tidak terdapat kejelasan informasi, ketika saya bertanya kepihak Kelurahan tentang distribusi beras Raskin justru mereka menyuruh kami untuk meminta keterangan kepihakKecamatandan begitupun sebaliknya pihakKecamatankembali menyuruhkami keKelurahan dikarenakan Kelurahan yang menjadi stok penyimpanan beras Raskin tersebut.” ( wawancara pada tanggal 20 maret 2017)
Sehingga dengan tidak adanya pengawasan yang dilakukan oleh pihak
Kelurahan danKecamatanmengakibatkan munculnya masalah lain seperti hasil wawancara dengan Sekretaris Kelurahan.
“Masyarakat Miskin penerima Raskin tersebut yang kebanyakan berprofesi sebagai petani justru beras yang mereka beli dijual kembali kepada pihak pengumpul dengan harga Rp. 4.500, hal tersebut dikarenakan mereka memiliki stok beras dirumah masingmasing yang berasal dari persawahan milik mereka sendiri.” ( wawancara pada tanggal 3 maret 2017)
Dari semua hasil wawancara diatas dapat peneliti simpulkan bahwadari hasil penelitian ini jelas sudah dengan tidak adanya pengawasan yang jelas dari pihak yang memiliki otoritas dalampenyaluran beras Raskin justru malah menimbulkan sumber masalah baru pada proses penyaluran beras Raskin kedepannya, dan oleh karena itu peran seluruh aparat Pemerintah di Kecamatan,
Kelurahan dan instansi yang terkait dalam proses penyaluran Raskin harus lebih di optimalkan.
V.1.3 Transportasi
38
Transportasi menjadi hal yang tidak boleh dilupakan dalam penyaluran raskin, karena kualitas atau mutu dari suatu beras bisa saja tidak bagus hanya karena terjadi kesalahan atau kendala dalam proses pengangkutannya, biasanya terkendala oleh cuaca hingga mengakibatkan beras tersebut basah akhirnya pada saat di berikan kepada masyarakat beras tersebut sudah busuk.
Lurah jawi-jawi mengatakan bahwa:
“Peran transportasi memang sangat penting dalam pendistribusian beras raskin ini. Karena dia menentukan kapan tiba nya beras tersebut di kelurahan, hal ini juga mengakibatkan terlambatnya penyaluran beras miskin kepada masyarakat.” ( wawancara pada tanggal 2 maret 2017)
Selanjutnya dijelaskan oleh Kasi Pemeliharaan, beliau mengatakan bahwa:
“cuaca menjadi kendala utama dalam pengangkutan beras, terutama jika hujan turun sebagian beras ada yang basah, akhirnya masyarakat komplain terhadap kami, padahal kesalahan tersebut terjadi pada saat pengangkutan.” ( wawancara pada tanggal 14 maret 2017)
Hal senada diungkapkan oleh bendahara kelurahan, yang mengatakan bahwa:
“biasanya beras yang keluar dari gedung BULOG itu kualitasnya bagus, namun sampai kepada masyarakat berasnya kadang sudah tidak layak konsumsi atau busuk, itu karena dalam proses pengangkutan mengalami berbagai kendala seperti cuaca.” ( wawancara pada tanggal 9 maret 2017)
Dari beberapa pendapat informan maka dapat disimpulkan bahwa transportasi menjadi salah satu kendala dalam penyaluran Raskin misalnya saja dalam proses pengangkutan kekelurahan terkendala oleh hujan mengakibatkan turunnya kuliatas dari suatu beras bahkan sampai mengalami pembusukan sehingga terjadi komplen terhadap masyarakat padahal kualitas beras tersebut
39 bagus pada saat keluar dari gedung BULOG. Kemudian terjadi keterlambatan di dalam pendistribusian kepada masyarakat.
Selanjutnya proses pengangkutan Raskin dari kelurahan jawi-jawi ke masyarakat juga banyak mengalami kendala seperti tidak tersedianya kendaraan untuk mengangkut beras tersebut ke masyarakat seingga beras tersebut hanya tinggal dikelurahan saja.
Hal ini disampaikan oleh masyarakat dimana mereka mengatakan bahwa:
“Kita disini sering terlambat dapat beras karna biasanya tidak ada transportasi yang bisa mengantarkan beras tersebut” ( wawancara pada tanggal 18 maret 2017)
Salah satu pengawai kelurahan juga mengatakan bahwa:
’’Yang biasa mengantarkan beras miskin ke masing-masing rumah tangga sasaran itu,tidak menentu tergantung dari yang menerima beras apakah dia menyuruh tukang ojek ataukah dia sendiri yang mengambil, tetapi ada juga biasa tidak pergi mengambil berasnya karena faktor tidak ada transfortasinya”. ( wawancara pada tanggal 15 maret 2017)
Dari pendapat beberapa informan di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat biasanya mengeluh dengan transportasi karena tidak ada yang biasa mengambil atau menjemput berasnya sampai kerumah sehingga masyarakat tersebut terlambat mendapatkan beras dan bahkan ada masyarakat yang biasa tidak mengambil berasnya,karena susahnya transportasi.
V.1.4 Biaya Operasional
Biaya operasional juga sangat penentu dalam mengukur keefektifan suatu program Raskin dalam pelaksanaan suatu organisasi. Biaya operasional merupakan biaya berupa pengeluaran uang untuk melaksanakan kegiatan pokok, yaitu berupa biaya penjualan dan administrasi untuk memperoleh
40 pendapatan, tidak termasuk pengeluaran yang telah diperhitungkan dalam harga pokok penjualan dan penyusutan.
Biaya operasional beras miskin untuk masyarakat yaitu Rp 24.000/ rumah tangga sasaran,dengan jumlah rumah tangga sasaran yang ada di kelurahan jawi-jawi yang menerima 153,jadi total biaya operasional keseluruhan adalah: Rp
3.672.000..
Adapun hasil dari penjualan beras kepada RTM-PM Raskin akan di kumpulkan dan disimpan oleh Tim Koordinasi Raskin Kelurahan yang selanjutnya melalui Kepala Kelurahan menyetorkan HPB Raskin kepada pihak
Kecamatan yang selanjutnya mengumpulkan uang hasil pembelian beras Raskin dari setiap Kelurahan yang ada di Kecamatan Bulukumba dan akhirnya akan diserakan kepada Perum BULOG sebagai Konpensasi terhadap harga beras tersebut ke BULOG. Dan data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan ibu Nisma dibagian peyaluran Raskin menyatakan bahwa:
“Setiap bulannya kami selalu mengumpulkan hasil dari penjualan beras Raskin dari semua masyarakat yang menerima Raskin dikelurahan jawi-jawi, yang selanjutnya akan diserahkan kepada Pihak Perum BULOG sebagai biaya konpensasi beras Raskin yang mereka salurkan kepada seluruh masyarakat penerima Raskin.” ( wawancara pada tanggal 7 maret 2017).
Informasi yang samapun diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala lurah jawi-jawi Sebagai berikut:
“Pada akhir bulan kami selalu menerima dana hasil penjualan dari beras Raskin yang kami salurkan pada setiap masyarakat yang menerima Raskin di kelurahan jawi-jawi.” ( wawancara pada tanggal 2 maret 2017)
Berdasarkan informasi diatas kita dapat menerima gambaran bahwa hasil dari penjualan Raskin tersebut sepenuhnya dialokasikan kepada biaya yang dikeluarkan untuk membeli beras yang berasal dari petani yang kemudian oleh
Pemerintah disubsidi dimana rata-rata Perum BULOG membeli beras dari petani
41 lokal sesuai dengan harga pasar beras di Kabupaten Bulukumba.. Dan oleh
Pemerintah akan disubsidi sehingga mencapai harga sesuai Pagu yakni Rp.
1.600/Kg.
Harga Rp.1.600/kg inilah yang kemudian akan menjadi tarif bagi warga miskin penerima manfaat dan hasil penjualan tersebut dikumpulkan oleh pihak
Kelurahan dan selanjutnya dari pihak kelurahan akan menyetor kepada Perum
BULOG, walaupun ada beberapa masyarakat penerima Raskin yang menunggak pembayaran kepada pihak kelurahan hal tersebut dapat ditangani dengan biaya talangan yang terdapat di kelurahan , biasanya hal tersebut di karenakan beras yang ada di Kelurahan tersebut belum di bagikan kepada masyarakat yang menerima Raskin, atau adakalanya stok beras yang ada pada Perum BULOG terlambat untuk disalurkan kepada pihak Kelurahan, sehingga dalam hal ini peran pihak Kelurahan sangat diperlukan untuk mengkoordinasi serta mengawasi penyaluran beras untuk rakyat miskin tersebut, sehingga jikapun oleh
Perum BULOG terjadi keterlambatan dalam mengantarkan stok beras pada
Kelurahan maka oleh pihak Kecamatan hal tersebut di koordinasikan kepada pihak Perum BULOG untuk segera menyediakan stok beras yang dibutuhkan pada Kelurahan yang mengalami keterlambatan dalam proses pembagian beras.
Dari hasil wawancara dan penelusuran penulis mengenai efektivitaspelaksanaan Organisasi dalam program Raskin di Kelurahan jawi-jawi
Kecematan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba dapat disimpulkan bahwa proses sosialisasi tidak sama sekali dilaksanakan sehingga tidak berjalan maksimal sesuai yang diharapkan atau boleh dikatakan pelaksanaannya tidak berjalan efektif. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu saling mengharapkan antara pihak kelurahan dengan pihak pemerintah, ini tentu sangat berdampak
42 terhadap penyaluran program Raskin yang menjadi sasaran masyarakat penerima Raskin,Kemudian berikutnya yang menjadi kendala juga yaitu kurangnya pengawasan terhadap masyarakat yang menerima Raskin, salah satu faktornya yaitu karena dari pihak pemerintah atau kelurahan sudah menganggap bahwa sudah tidak perluh lagi ada pengawasan karna sejauh ini tidak ada masalah, selanjutnya Angkutan dan biaya juga sangat terkendala dalam pelaksanaan penyaluran program Raskin.
V.2 Masalah yang di hadapi oleh pemerintah dalam pelaksanaan program
RASKIN di kelurahan jawi-jawi kecamatan bulukumpa kabupaten bulukumba
Pada pelaksanaan Program Beras Untuk Rakyat Miskin (Raskin) mulai dari tahap Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan sampai pada saat sampai di tangan Rumah Tangga Miskin Sasaran Raskin tentu saja mengalami banyak masalah, dan oleh karena itu melalui peneltian ini peneliti menemukan beberapa pokok permasalahan yang dalam pelaksanaan distribusi beras Raskin tersebut adapun masalah yang muncul pada pelaksanaan program beras untuk rakyat miskin (Raskin) adalah Penetapan Daftar nama-nama Rumah Tangga
Miskin Sasaran Raskin yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat yang sebenarnya.
Dalam pendataan ditemui adanya kesalahan sasaran(mistargeting) meskipun dalam tingkat yang relatif rendah, Hal ini terindikasi dari adanya rumah tangga tidak miskin yang menjadi penerima Raskin(leakage) dan adanya rumah tangga miskin yang belum menjadi penerima Raskin(undercoverage), adapun beberapa faktor yang diperkirakan melatar belakangi kesalahan sasaran itu adalah:
43
1. Data penerima Raskin di tingkat Kelurahan karena data yang di gunakan
adalah data yang di keluarkan oleh pihak BPS yang seharusnya
bekerjasama pihak Kelurahan di mana disini pihak Kelurahan akan tahu
persis siapa saja warganya yang bisa di golongkan sebagai calon
penerima Raskin hal tersebut tentu saja merugikan keluarga miskin yang
seharusnya mendapatkan bantuan Raskin tersebut.
2. Cukup tingginya subyektivitas pencacah dan juga ketua-ketua SLS
(Satuan Lingkungan Setempat) yang bertugas mendaftar rumah tangga
miskin sehingga kadang kala menggunakan mekanisme random atau
hanya melihat dari segi fisik masyarakat tersebut seperti kondisi rumah,
harta benda, bahkan kendaraan padahal indikator tersebut tidak bisa
dijadikan acuan dalam memberikan persepsi tentang kemiskinan.
3. Dalam kependudukan tentu saja sering terdapat fase atau proses
fertilitas, mortalitas dan migrasi, yang tentu saja dapat mempengaruhi
proses pendataan Rumah Tangga Miskin baik oleh Pihak BPS Kabupaten
Bulukumba atau oleh Pihak Pemerintah Daerah dalam hal ini
Kecamatandan Kelurahan sehingga ada kalahnya data harus
diperbaharui agar bisa dijadikan pedoman dalam pendistribusian Beras
Raskin tersebut.
4. Prosedur penyaringan rumah tangga miskin (RTS) tidak dilakukan secara
seksama hal tersebut dikarenakan data masyarakat miskin diambil dari
hasil survei Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba yang
dilaksanakan dalam kurung 5 tahun sekali yaitu pada Tahun 2000, 2005,
2010 dan 2015 jadi data RTS yang dipakai masih berasaldari tahun
2010, padahal kemiskinan sendiri bersifat relatif artinya dalam kurung
44
bulan saja seseorang sudah bisa beralih dari miskin menjadi sejahtera,
ataupun sebaliknya dari sejahtera hingga jatuh miskin.
5. Dari pihak Pemerintah Kelurahan kadangkala tidak jeli dalam melihat
atau mendata masyarakat yang akan menjadi penerima manfaat Raskin,
sehingga sering terjadi kesalahan ada kalanya masyarakat yang tidak
tergolong miskin juga ikut menikmati beras Raskin tersebut. Seperti
halnya yang dikemukakan oleh kepala lurah jawi-jawi yang menyatakan
bahwa:
“Iya, saya paham siapa-siapa yang seharusnya mendapat bantuan Raskin, yaitu orang miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup akan tetapi warga di sini semua minta jatah beras, dan oleh karena itu Seharusnya Pemerintah memberi wewenang ke pihak Kecamatan dan di bantu oleh pihak Kelurahan dalam menentukan penerima Raskin, adapun Cara penentuan penerima Raskin adalah datangi rumahnya, berapa jumlah anaknya, dan tanyakan sumber penghidupannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian jatah Beras Raskin tersebut.”( wawancara pada tanggal 2 maret 2017).”
Demikian juga yang dikemukakan oleh Sekretaris Kelurahan jawi-jawi yang menyatakan bahwa:
”Penerima Raskin di fokuskan pada sasaran yang di golongkan miskin sekali, di karenakan kemiskinan bersifat majemuk jadi di Kelurahan jawi- jawi warga yang betul-betul di golongkan miskin sekali yang diutamakan dan apabila masih ada kuota yang tersisa maka akan di sisakan kepada golongan kedua yakni miskin.tapi sebelumnya pihak Kelurahan masih berpedoman pada data dari BPS Kabupaten Bulukumba karena sebagai pihak yang di beri wewenang dari Pemerintah pusat dan pihak Kelurahan yang mengkaji ulang atau merevisi kembali data dari BPS dengan menunjuk salah satu dari pihak Kelurahan dan di bantu oleh kepala Lingkungan atau RT/RW setempat yang di anggap mengetahui kondisi riil yang ada di lapangan “.(wawancara pada tanggal 3 maret 2017).”
45
Sedangkan oleh warga Seperti di Kelurahan jawi-jawi sendiri memiliki pendapat yang hampir sama seperti wawancara dengan Masyarakat dikelurahan jawi-jawi yang mengatakan bahwa:
“Pada proses pelaksanaan Raskin di Kelurahan jawi-jawi sudah bagus tapi masih ada Kepala Keluarga yang tidak masuk daftar penerima Raskin padahal bisa di katakan mereka tergolong miskin ”( wawancara pada tanggal 20 maret 2017)
Hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya masyarakat paham siapa sasaran Raskin (RTS) akan tetapi karena kondisi masyarakat, maka para pelaksana berdasarkan kesepakatan warga mengambil kebijakan untuk membagi rata jatah Raskin pada semua warga. Pembagian jatah
Raskin secara merata ini sebetulnya telah memberikan gambaran bahwa terjadi kesalahan dalam proses pendataan terhadap keluarga miskin. Persoalan akan muncul apabila terjadi penambahan jumlah penduduk miskin di suatu wilayah.
Ketika jatah Raskin didasarkan pada sistem alokasi maka akan terjadi mekanisme pengurangan jumlah beras yang diterima akan tetapi kemungkinan akan terjadi penurunan kualitas beras yang dibagikan.tingkat ketepatan sasaran
Raskin dapat dievaluasi, baik di tingkat kewilayahan maupun di tingkat rumah tangga. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa setiap ukuran yang digunakan dalam mengevaluasi ketepatan sasaran akan memberikan hasil yang berbeda, Keragaman pengukuran ketepatan sasaran dapat dijelaskan jika diketahui dengan tepat konsep dan metode pengukuran kemiskinan pembanding yang digunakan serta unit/tingkat analisisnya. Penentuan RTS yang dapat menerima Raskin sudah diputuskan oleh Kelurahan yaitu dari BPS, berupa kartu yang sudah ada nama dan alamatnya, Tetapi ada warga miskin yang tidak dapat
Raskin, Sebaliknya warga yang cukup mampu mendapatkan kartu sehingga
46 terjadi keresahan, Untuk mengatasi masalah ini Ketua RW berperan dalam mengatur pembagian Raskin kepada warganya.
Tabel V.1 Ukuran Penilaian Efektivitas Ukuran Efektivitas No Indikator Alasan Efektif Tidak efektif
Sosialisasi tidak pernah
dilaksanakan pada 1 Sosialisasi Tidak masyarakat penerima
Raskin
2 Pengawasan Tidak Pelaksanaan penyaluran
mutu program Raskin tidak
mendapatkan pengawasan
3 Transportasi Tidak Tidak tersedianya
kendaraan untuk
mengangkut beras miskin
ke rumah tangga sasaran
4 Biaya Ya Masyarakat penerima
operasional beras miskin selalu
membayar beras yang
diterimanya
Sumber: Data Sekunder, 2017
47
BAB VI
PENUTUP
VI. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu secara umum pelaksanaan organisasi program Raskin di kelurahan jawi-jawi kecamatan bulukumpa kabupaten bulukumba yang dalam hal ini menjadi tanggung jawab dan wewenang di kantor kelurahan jawi-jawi sebagai pelaksanaan program bisa dikatakan tidak efektif.
Hal ini ditunjukkan dari beberapa kendala yang dihadapi oleh kelurahan jawi-jawi
Kecematan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba dalam mengawal pelaksanaan program raskin. Kendala-kendala tersebut antara lain tidak pernah di adakan sosialisasi ke masyarakat yang menerima raskin yang seharusnya dilakukan oleh pihak kelurahan, ini bisa dinilai jauh dari kata efektif. Hal ini disebabkan kurangnya komunikasi dari pihak kelurahan dengan masyarakat penerima raskin,sehingga tidak tercapainya efektivitas tujuan program.
VI.2 Saran
Program Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin) dalam pelaksanaannya tentunya banyak menghadapi tantangan dan hambatan-hambatan yang perlu dibenahi untuk pelaksanaan program selanjutnya. untuk itu penulis memberikan beberapa saran untuk pelaksanaan program berikutnya:
1. Dalam pelaksanaan Program Raskin Masyarakat yang menjadi sasaran
utama program, maka dari itu tingkat sosialisasi kepada masyarakat perlu
lebih ditingkatkan lagi agar masyarakat lebih paham dan mengerti tentang
48
konsep beras Raskin tersebut, begitupun juga dengan Pemerintah
Daerah yang menjadi pelaku utama pendistribusian Beras Raskin untuk
masyarakat miskin tersebut.
2. Dalam proses pelaksanaan program ini perlu adanya jalur koordinasi
yang jelas baik antara Pemerintah Daerah dalam hal ini Kabupaten,
Kecamatan dan Kelurahan juga dengan Perum BULOG sebagai penyedia
stok beras Raskin, agar nantinya tidak terdapat miskomunikasi dan
tumpang tindih kepentingan antara Lembaga tersebut.
3. Diharapkan dalam setiap pelaksanaan kegiatannya terdapat kontrol atau
pengawasan oleh pemerintah setempat.
49
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Bintoro Tjikroamidjojo. 1984. Pengantar Administrasi pembangunan. Jakarta:
LP3ES
Danim, Sudawan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.
Bengkulu: PT Rineka Cipta
Etzioni, Amitai 1985 organisasi-organisasi modern. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Georgopolous dan Tannenbaum. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga
Handayaningrat, soewarno. 1988 pengantar studi ilmu Adiminstrasi dan
Manajemen. Edisi Revisi Cetakan 8. Jakarta:CV. Haji masagung
Hidayat. 1986. Teori Efektivitas dalam kinerja karyawan. Yogyakarta.:Gajah
Mada
University Press
Indrawijaya, Adam Ibrahim. 2010. Teori, Perilaku, dan Budaya Organisasi.
Bandung:Refika Aditama
Lubis dan Martani. 1987. Teori Organisasi. Bandung: Ghalia Indonesia.
Makmur. 2011. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Bandung: PT.
Refika Aditama
Nogi, Tangklilisan dan Hassel. 2005. Manajemen Publik. Jakarta:Grasindo
Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Penada Media
Group
Siagian, Sondang P. 1981. Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.
Siagian, Sondang P. 1978. Manajemen Moderd.Jakarta:Erlangga
50
Steers, Richard M. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga
Sugiyono.2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta
Sumodinigrat, Gunawan. 1999. Kemiskinan: Teori, fakta dan
kebijakan.Jakarta:IMPAC
Suharto, Edi. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Industri Bandung:
Alfabeta
Utomo, Tri Widodo. 2005. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Pemda
Otonom
Kabupaten/Kota Kalimantan: Samarinda. PKP2DAD111
SKRIPSI
Harmoko, Pedro. 2010. Efektivitas Program Raskin di Kecamatan Banjarsari
Kota
Surakarta Tahun 2009.Skripsi.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
JURNAL
Meitaningrum, Dhita Ayu, Hardjanto, Imam, dan Siswidiyanto. Efektivitas
Pendidikan
dan Pelatihan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
Yigibalom Yepi. 2010. ‘Efektivitas Program Beras untuk Keluarga Miskin dalam
Penanggulagan Kemiskinan di Kecamatan Tiom Kabupaten Lanny Jaya’.
Jurnal Administrasi Publik.
LAIN-LAIN
Pedoman Umum Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah 2016
BULOG. 2010. Studi Evaluasi Raskin: Kritik dan Pujian Sejak Awal Diluncurkan
Sampai Sekarang(1998-2004). http://www. bulog.go.id/. Diakses tanggal
26 desember 2016.
51
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Nirmawati
Alamat : Tanete, Bulukumba
No. HP/Telepon : 082187991021
Hobi : Baca Buku
Nama Orang Tua : Ayah : Muhtar
Ibu : Kurniati
Pekerjaan Orang Tua : Ayah : Petani
: Ibu : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Riwayat Pendidikan
1. MIS Pattiroang Bulukumba
2. MTSn14 Tanete Bulukumba
3. MAN 1 Tanete Bulukumba
4. Universitas Hasanuddin (Departemen Ilmu Administrasi FISIP
UNHAS Angkatan 2013)
Riwayat Organisasi :
1. Anggota Departemen Kajian Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi
Negara (HUMANIS) FISIP UNHAS
52
2. Bendahara Umum Kerukunan Keluarga Mahassiswa Bulukumba
(KKMB) UNHAS
3. Anggota Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UNHAS
53
L
A
M
P
I
R
A
N
54
DAFTAR NAMA-NAMA PENERIMA RASKIN 2017KELURAHAN JAWI-JAWI
KECAMATAN BULUKUMPA KABUPATEN BULUKUMBA
No Nama Alamat
1 Isya Jl.kemakmuran
2 Syakir Jl.kemakmuran
3 Banong Jl.kemakmuran
4 Syamsir Jl.kelapa
5 Juhanda hasan Jl.kelapa
6 Sani bandong Jl.kelapa
7 Hawisa Jl.kelapa
8 Syamsuddin Jl.kelapa
9 Henrik sultan Jl.kelapa
10 Becce Jl.kelapa
11 Sitti ajja Jl.kelapa
12 Rosmina Jl.manggis
13 Boge Jl.pendidikan
14 Dalia Jl.pendidikan
15 Raiya Jl.pendidikan
16 Aziz tina Jl.pendidikan
17 Ruhaeni Jl.pendidikan
18 Bunga said Jl.pendidikan
19 Simong Jl.pendidikan
20 Kantuo Jl.hati mulia
21 Itte Jl.mulia
22 Lawang Jl.mulia
23 Tia askar Jl.mulia
55
24 a.nanni Jl.mulia
25 Abd.rahman Jl.remaja
26 Sae Jl.remaja
27 Abbas Jl.remaja
28 Bara Jl.remaja
29 Hukda Jl.remaja
30 Kamaria Jl.remaja
31 Suhe Jl.remaja
32 A.bondro Jl.pembangunan
33 Rabasia Jl.pembangunan
34 Naisyah Jl.pembangunan
35 Maryam Jl.pembangunan
36 Nuraedah Jl.pembangunan
37 A.saenal Jl.pembangunan
38 Saenal Jl.pembangunan
39 Nase Jl.pembangunan
40 Naming Jl.pembangunan
41 Mutung Balombessie
42 Samingtang Balombessie
43 Ruga.k Balombessie
44 Sakka karim Balombessie
45 Habiba Balombessie
46 Sukiman Balombessie
47 Ruga suhabu Balombessie
48 Senneng Balombessie
49 Nai Balombessie
56
50 Hasni Balombessie
51 Sitti tiba Balombessie
52 Hamija Balombessie
53 Mallapeng Balombessie
54 Appe Balombessie
55 Nuraeni Balombessie
56 Kalu Balombessie
57 Taslim Balombessie
58 Subaeda Balombessie
59 Irfan Balombessie
60 Jumati Balombessie
61 Atika Balombessie
62 Samsidar Balombessie
63 Mappi manta Balombessie
64 Bahtiar dg raga Balombessie
65 Tuo mei Balombessie
66 Bandu Pattiroang
67 Halima Pattiroang
68 Kasmati Pattiroang
69 Kale Pattiroang
70 Abd.waris Pattiroang
71 Rustan Pattiroang
72 Hade Pattiroang
73 Nare Pattiroang
74 Suha Pattiroang
75 Asiah Pattiroang
57
76 Bua Pattiroang
77 Muhammad Pattiroang
78 Rajja Pattiroang
79 Baharuddin.h Pattiroang
80 Umar Pattiroang
81 Muh.asaf Pattiroang
82 Sanuddin Pattiroang
83 Becce Pattiroang
84 Baharuddin Pattiroang
85 Kole Pattiroang
86 Lecceng Pattiroang
87 Harman beddu Pattiroang
88 Sarumeng Pattiroang
89 Agus Pattiroang
90 Nenawati Pattiroang
91 Daraming Pattiroang
92 Muhammad amir Pattiroang
93 Ramlah Pattiroang
94 Nombang Pattiroang
95 Kamile Jl.andi oddang
96 Abd.rasyid Jl.andi oddang
97 Sinar Jl.andi oddang
98 Ambo.r Jl.andi oddang
99 Bone Jl.andi oddang
100 Bakri Jl.andi oddang
101 Hamid Jl.andi oddang
58
102 Abd.karim Jl.andi oddang
103 Jumali Jl.andi oddang
104 Anna Jl.andi oddang
105 Muh.amir Jl.andi oddang
106 Bahtiar r Jl.andi oddang
107 Baba mase Kampung baru
108 Ambo ami Kampung baru
109 Mula Kampung baru
110 Halija Kampung baru
111 Bakka Kampung baru
112 Tuto Kampung baru
113 Karaseng Kampung baru
114 Hasan Kampung baru
115 Hakim Kampung baru
116 Domming Kampung baru
117 Arif Kampung baru
118 Sanneba Kampung baru
119 Rukiah Kampung baru
120 Bumbung Kampung baru
121 Sule Kampung baru
122 Muddaning Kampung baru
123 Kasmiati Kampung baru
124 Sillang Kampung baru
125 Hasinang Kampung baru
126 Anwar Kampung baru
127 Muhani Kampung baru
59
128 Dewa Kampung baru
129 Hamude Kampung baru
130 Hamira Jl.bunga harapan
131 Itte Jl.bunga harapan
132 Herman beddu Jl.bunga harapan
133 Ambo sakka Jl.bunga harapan
134 Baco Jl.bunga harapan
135 Hartati Jl.bunga harapan
136 Jumarni Jl.bunga harapan
137 Syahruddin Jl.bunga harapan
138 Firman Jl.bunga harapan
139 Jusni Jl.bunga harapan
140 Bahri sale Jl.bunga harapan
141 Aminah Jl.bunga harapan
142 Misi Jl.bunga harapan
143 Raru Jl.bunga harapan
144 Sabang Jl.bunga harapan
145 Nurul Jl.bunga harapan
146 Jamiluddin Jl.bunga harapan
147 Timpa Jl.bunga harapan
148 Mustamin nona Jl.bunga harapan
149 Mattang Jl.bunga harapan
150 Beddu Jl.bunga harapan
151 Raba Jl.bunga harapan
152 Mina Jl.bunga harapan
153 Hartati Jl.bunga harapan
60
DOKUMENTASI
61
62
63