Makna Rencong bagi Ureueng Aceh (Sri Waryanti) 403

MAKNA RENCONG BAGI UREUENG ACEH

THE MEANING OF RENCONG FOR UREUENG ACEH

Sri Waryanti Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh e-mail: [email protected]

Naskah Diterima: 18 Juni 2013 Naskah Direvisi: 24 Juli 2013 Naskah Disetujui: 2 Agustus 2013

Abstrak Salah satu upaya manusia mempertahankan diri adalah dengan menggunakan senjata. Pada setiap suku bangsa di Indonesia memiliki senjata yang khas menurut budayanya masing- masing. Rencong adalah senjata khas milik suku bangsa Aceh di Provinsi Aceh. Karya tulis ini mengungkap dan membahas makna rencong bagi suku bangsa Aceh, yang menyebut dirinya sebagai ureueng Aceh. Untuk tujuan tersebut, rencong dipandang sebagai bukan budaya materiil, tetapi sebagai simbol dari kebudayaan sehingga pendekatan yang dipergunakan paradigma interpretivisme simbolik yang dibangun atas asumsi bahwa manusia adalah hewan pencari makna. Keabsahan data diperoleh dengan teknik triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Dari penelitian ini terungkap bahwa rencong tidak hanya digunakan sebagai senjata untuk membela diri, tetapi lebih dari itu rencong juga bermakna sebagai martabat, keagungan, dan manifestasi dari unsur Islam. Oleh karena itu, rencong harus dilestarikan sebagai bagian dari budaya milik bangsa Indonesia pada umumnya dan Aceh khususnya. Kata kunci: makna, rencong, orang Aceh.

Abstract Humans utilise weapons to defend themselves. In Indonesia each ethnic group has a unique weapon according to their culture. The Acehnese of the Province of Aceh has a typical called rencong. This paper reveals and discusses the meaning of rencong for the Acehnese, who referred to themselves as ureueng Aceh. For this purpose, rencong is not seen as material culture, but as a symbol of a culture. The author approaches the issue by conducting symbolic interpretive paradigm which is built on the assumption that humans are meaning-seekers animals. Validity of the data was obtained through triangulation technique, while analysis of data was conducted by applying data reduction, as well as displaying and verifying them. The study reveals that rencong is more than just a weapon; it is also symbolising dignity, majesty and manifestation of the elements of Islam. Therefore, rencong must be preserved as part of the nation's in general and particularly in Aceh. Keywords: meaning, rencong, Acehnes.

A. PENDAHULUAN Indonesia: orang) Aceh yang sarat makna. Bagi sebagian besar warga Tidak hanya sekadar sebuah benda yang masyarakat Indonesia tentu pernah dipergunakan untuk membela diri, mendengar rencong. Demikian juga pada perkakas, dan perhiasan. Bagaimana seluruh ureueng Aceh. Rencong adalah rencong yang sarat makna dapat dilihat sebuah senjata tradisional ureueng (bahasa

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 404 Patanjala Vol. 5 No. 3 September 2013: 403 - 416 pada puisi yang berjudul Rencong karya merasa, berpikir tentang dunia (sistem Fikar W. Eda di bawah ini gagasan); 2. Bertindak berdasarkan nilai- nilaiyang sesuai (sistem tindakan); dan 3. Berbilah-bilah rencong/ Akhirnya memanifestasikan diri dalam Dengan sarung dan tangkai berkilap/ bentuk benda-benda kebudayaan. Terkait Tak lupa kami selipkan/Pertanda dengan hal tersebut Gertz mendefinisikan martabat/ simbol sebagai an object/quality/or Dan keagungan Betapa pedih hati relation which serves as vehicle for a kami/ conception, serta Achmad Fedyani Dari Jakarta/ Saifuddin yang mendefinisikan simbol Kalian hunjamkan mata rencong itu/ sebagai objek, kejadian, bunyi bicara, dan Tepat di jantung/ bentuk tertulis yang diberi makna oleh manusia (Febriyandi, 2011: 102-103). (Jakarta, 1998)/Fikar W. Eda Untuk itu, dalam penelitian ini simbol didefinisikan sebagai segala sesuatu yang Dalam puisi tersebut pencipta puisi disepakati oleh suatu kolektif manusia ini mencoba menyelami semangat dan sebagai wahana sebuah konsepsi. Dengan filosofi rencong bagi ureueng Aceh. Dari melihat rencong maka akan diperoleh puisi Fikar W. Eda itu terlihat bahwa pemahaman makna yang dikandung di rencong tak lain adalah pertanda martabat dalamnya, sehingga dapat menyelami dan keagungan. Reuncong atau rincong pikiran ureueng Aceh, seperti status sosial, yang dalam bahasa Indonesia disebut identitas, dan nilai-nilai ideal dari kerangka rencong adalah sebuah kehormatan dan bangunan kebudayaan mereka. Oleh keagungan. karena itu, kerangka pemikiran dalam Tulisan ini membahas makna penelitian ini mengacu pada paradigma rencong bagi ureueng Aceh. Pembahasan interpretivisme simbolik yang dibangun ini menjadi sangat penting karena atas asumsi bahwa manusia adalah hewan pengetahuan tentang makna budaya bagi pencari makna. Paradigma ini berupaya pemiliknya adalah sebuah upaya untuk mengungkap cara-cara simbolik manusia, melestarikan kebudayaan dan baik secara individual maupun secara mempertahankan keutuhan Negara kelompok kebudayaan, memberikan Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) makna kehidupannya. Menggunakan dengan saling memahami keberadaan paradigma ini berarti mendefinisikan budaya masing-masing suku bangsa yang kebudayaan sebagai sistem makna dan ada di Indonesia. simbol. Dengan makna dan simbol itu Rencong adalah salah satu bentuk masyarakat mendefinisikan dunia mereka, materiil dari budaya Aceh. Yang secara mengekpresikan perasaan mereka, dan kasat mata, kita akan kesulitan apabila membuat penilaian mereka. Karena membahas pemaknaan secara simbolis kebudayaan adalah pola makna yang terhadap benda ini. Untuk itu, apabila kita terwujud sebagai sistem simbol, maka ingin melihat makna rencong, maka proses kebudayaan harus dipahami dan rencong bukan dilihat sebagai wujud diterjemahkan. Penelitian ini membatasi materiil kebudayaan, tetapi dilihat sebagai pada pembahasan makna rencong bagi simbol dari kebudayaan. Kebudayaan ureueng Aceh merupakan sistem simbol yang tersedia dalam kehidupan umum sebuah B. METODE PENELITIAN masyarakat yang sesungguhnya Penelitian ini dilaksanakan di Desa menunjukkan sistem makna (system of Baet Masjid, Desa Baet Meuseugoe, dan meaning) bagaimana para warga Desa Baet Lampu ot, Kecamatan masyarakat yang bersangkutan: 1. melihat, Sukamakmur, Kabupaten Aceh Besar,

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Makna Rencong bagi Ureueng Aceh (Sri Waryanti) 405

Provinsi Aceh yang merupakan tiga daerah sentra pengrajin rencong. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan cara pengumpulan sumber data melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Selama studi kepustakaan, sejumlah arsip, buku- buku, dan artikel-artikel yang tersimpan pada beberapa perpustakaan dan media online dipelajari untuk diambil/dikumpulkan data-data yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Dalam kegiatan penelitian lapangan, peneliti telah melakukan sejumlah wawancara dengan 3 orang perajin rencong, sejawan/budayawan. Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data dari sejumlah sumber, maka diadakan pengujian keabsahan data yang diperoleh dengan teknik triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Cara Membuat Rencong Salah satu keistimewaan rencong ada pada proses pembuatannya. Pembuatan rencong dengan bahan baku besi putih akan memerlukan waktu lebih lama dan lebih sulit dibandingkan dengan yang berbahan kuningan. Rencong tersebut dibuat pada tempat penempaan besi yang disebut pandei beuso. Tiap pandei beuso Gambar 1. Proses Pembuatan Rencong. (pandai besi) dipimpin oleh seorang utoh Sumber: BKSNT Banda Aceh. beuso (tukang / pandai besi) dan seorang asisten serta para pekerja. Besi putih lebih mahal harganya dari Alat yang digunakan para pandei pada besi biasa. Ada juga rencong yang beuso (pandai besi) antara lain : tungku dibuat dari besi yang dicampur dengan (tempat menghidupkan api), pompa angin sedikit tembaga atau kuningan ataupun untuk meniup api yang terbuat dari kulit emas. Hal ini penting kalau sekiranya ada kambing, tempat air untuk menyepuh besi, orang yang mempunyai ilmu ghaib (magic) palu besi, gergaji besi, kikir, alas untuk terhadap senjata dari besi maka dengan tempat memukul besi dan membentuk adanya tembaga atau emas pada rencong benda yang akan ditempa, jepitan dan mal tersebut maka diperkirakan kekebalan (tempat yang dipergunakan untuk ilmunya akan berkurang. Lain halnya membentuk rencong). Adapun bahan baku dengan besi untuk membuat pisau dapur , yang dipergunakan : besi biasa, besi baja, ini cukup besi apa saja. Untuk membuat besi hancuran, tembaga dan besi putih. ini memerlukan besi yang keras Bahan-bahan ini tidak boleh dalam kondisi agar parang tersebut tidak lembek atau berkarat dengan kualitasnya yang baik. patah (biasanya per motor atau besi rel kereta api) dan nantinya dapat

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 406 Patanjala Vol. 5 No. 3 September 2013: 403 - 416 menghasilkan parang yang tajam. Selain Pada zaman dahulu, kaum elit itu, bahan untuk membuat rencong adalah (bangsawan/uleebalang) umumnya tanduk kerbau. Jika tak ada tanduk, kayu memakai rencong meupucok (yaitu atau plastik bisa disiasati untuk gagang. rencong yang dibungkus dengan perhiasan Hanya saja, daya tahannya rendah. emas pada gagangnya) dan rencong Pembuatannya dimulai dengan meucugeek (yaitu rencong yang terbuat membuat bilah dulu. Jika bahannya besi, dari gading gajah dan kadang-kadang harus ditempa hingga berbentuk dihiasi dengan perhiasan pada sumbunya. melengkung dan runcing. Kalau kuningan Sedangkan masyarakat umum sangat tak susah, karena kini sudah ada menggunakan rencong yang gagangnya cetakannya . Hanya saja dipanaskan dulu, dibuat dari tanduk yang sudah diulas licin. dan dituangkan ke acuan. Bilah yang sudah Pada bagian terdapat dua bagian yaitu jadi, selanjutnya dilicinkan hingga gagang rencong dan puting rencong. mengkilap. Selanjutnya buat gagang. Adapun batang rencong terdiri dari: Tanduk atau kayu dipotong sesuai ukuran, kemudian dilicinkan hingga mengkilap. 1. Gagang rencong Setelah itu, pasangkan bilang.Untuk 2. Fungsi kedudukan puting rencong sempurna, dibuatlah sarung. Sesuaikan di dalam gagang dengan ukuran rencong. Serupa gagang, 3. Gagang rencong bentuk gagang sarung tak hanya bisa dibuat dari tanduk. meucugek. Kayu dan plastik juga bisa disiasati. Agar 4. Bahagian rencong yang disebut terlihat lebih indah, bisa ditambahkan cugee. motif-motif sesuai selera.

2. Bagian-bagian dari Rencong Rencong mempunyai bagian- bagian yang mempunyai masing-masing fungsi. Ada empat bagian dari rencong, yaitu a. Hulu Rencong (bahasa Aceh: goo) Sedangkan Puting Rencong terdiri dari: Hulu rencong merupakan bagian Puting rencong dan Batang rencong gagang dari rencong, yaitu tempat untuk kita menggenggam senjata rencong. Dalam pembuatannya bagian ini menjadi perhatian dari si pembuat dan si pengguna, khususnya pada aspek kekuatan dan keindahannya, sehingga dicari bahan yang b. Ukiran kuat untuk membuat hulu rencong ini, Untuk memperindah wujud seperti tanduk kerbau atau gading gajah rencong, maka dibuatlah ukiran dengan yang sudah cukup tua. Untuk itu, tidak ada bentuk hiasan tertentu, tetapi tidak ada hulu rencong yang terbuat dari kayu karena syarat tertentu pada macam jenis ukiran. akan mengurangi kredibilitas pemiliknya. Pemilik atau pembuat bebas memilih ukiran yang disukainya karena ukiran- cetakan rencong di Sibreh dipopularkan oleh ukiran ini tidak mempunyai makna Yahya Ubit, ayahnya Mahyuddin. Tahun 90an tertentu. Beberapa bentuk ukiran pada silam, ia bertandang ke Pulau Jawa dalam suatu rencong di antaranya adalah kalimat pelatihan. Berawal dari coba-coba, ia membuat syahadat, bentuk daun, bunga, bintang, cetakan itu, kemudian mengenalkannya di bulan, dan matahari. Bentuk-bentuk ini Aceh. hanya dimaksudkan untuk memenuhi

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Makna Rencong bagi Ureueng Aceh (Sri Waryanti) 407 unsur estetika semata dan tidak Batang rencong adalah mata mengandung unsur magis. rencong yang pertama setelah “leher” rencong. Batang rencong merupakan c. Perut Rencong tumpuan kekuatan sebuah rencong. Bagian Perut rencong adalah bagian yang ini lebih tebal dan kuat dibandingkan terdapat di bagian tengah mata rencong. dengan perut dan ujung rencong karena Perut rencong merupakan bagian mata rencong adalah senjata tikam. Jika rencong yang lebih lebar dibanding ujung dibandingkan rencong dengan jenis senjata dan pangkal rencong. Fungsi perut rencong tikam lain, misalnya keris Jawa maka akan adalah untuk membelah. Lengkung terdapat perbedaan. Misalnya, keris Jawa rencong ini memberi batas tertentu yang berkelok-kelok dan membentuk lekukan- berfungsi sebagai pengendali gagang atau lekukan dengan jumlah tertentu, sedangkan sebagai alat untuk menekan. Bagian perut rencong mempunyai bentuk tertentu yang rencong yang digunakan dalam perang merupakan kombinasi bentuk tersebut dan akan digosok dengan racun seperti juga dapat dibayangkan membentuk kalimat mata atau ujung rencong. Bagian ini terdiri basmalah. dari: Hal ini sesuai dengan budaya 1. Perut rencong. masyarakat Aceh yang kental dengan 2. Arah kebagian pangkal rencong. nuansa Islam 3. Arah kebagian ujung rencong (http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2 4. Bagian yang diasah sehingga 680/rencong-senjata-tradisional-daerah- tajam, untuk memotong sesuatu istimewa-aceh). Bagian ini diasah sehingga benda yang agak keras. tajam, yang kadang-kadang dipergunakan untuk memotong sesuatu benda yang agak keras. Batang rencong, yaitu bagian besi yang menghubungkan puting dengan bengkuang rencong. Bagian ini terdiri dari: 1. Batang rencong. 2. Bengkuang rencong yang berbentuk kuku elang atau kuku raja wali. d. Ujung Rencong 3. Bagian pangkal rencong sebelah mata Ujung rencong merupakan bagian rencong. rencong yang tajam. Bagian ini menentukan keampuhan sebuah rencong. Sebuah rencong akan semakin ampuh kalau ujungnya semakin tajam. Bagian ujung rencong bukan hanya bagian ujung rencong saja, tetapi termasuk juga bagian Sedangkan bagian Bangkuang pangkal perut rencong. Adapun bagian Rencong diartikan dalam bahasa ujung rencong adalah: Indonesia, agaknya lebih tepat disebut 1. Ujung rencong kuku elang atau kuku raja wali rencong. 2. Arah ke bagian perut rencong Gunanya sebagai kuku penyangkut, 3. Ujung yang sangat runcing untuk apabila disarungkan berfungsi sebagai menembus sasarannya. sangkutan bila diselipkan pada pinggang si pemakainya. Bagian ini terdiri dari: 1. Bengkuang rencong. 2. Bagian pangkal rencong. 3. Bagian batang rencong yang e. Batang Rencong dikatakan juga reukueng-

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 408 Patanjala Vol. 5 No. 3 September 2013: 403 - 416

reukueng. hanya ujungnya yang runcing saja yang digunakan.

3. Bentuk dan Jenis Rencong Rencong memiliki kemiripan rupa dengan keris Panjang mata pisau rencong dapat bervariasi dari 10 Cm sampai 50 Cm. Matau pisau tersebut dapat berlengkung seperti keris, namun dalam banyak rencong, dapat juga lurus seperti pedang. Rencong dimasukkan ke dalam sarung belati yang terbuat dari kayu, gading, tanduk, atau kadang-kadang logam perak atau emas. Dalam pembawaan, rencong diselipkan di antara sabuk di depan perut pemakai. Gambar 2. Rencong Meucugeek Masyarakat Aceh mengenal empat Sumber: http://old.blades.free.fr macam rencong, yaitu pertama reuncong Meucugek. Disebut rencong meucugek Kedua, Reuncong Meupucok karena pada gagang rencong tersebut memiliki pucuk di atas gagangnya yang terdapat suatu bentuk panahan dan perekat terbuat dari ukiran logam yang pada yang dalam istilah Aceh disebut cugek atau umumnya dari emas. Gagang dari rencong meucugek. Cugek ini diperlukan untuk meupucok ini kelihatan agak kecil pada mudah dipegang dan tidak mudah lepas gagang atau pegangan pada bagian waktu menikam ke badan lawan atau bawahnya. Namun semakin ke ujung musuh. gagang ini semakin membesar. Jenis Bentuk meucungkek dimaksud agar rencong semacam ini digunakan untuk tidak terjadinya penghormatan yang hiasan atau sebagai alat perhiasan. berlebihan sesama manusia, karena Biasanya, rencong ini dipakai pada kehormatan yang hakiki hanya milik Allah upacara-upacara resmi yang berhubungan semata. Maksudnya, bila rencong dengan masalah adat dan kesenian. Ukiran meucungkek disisipkan di bagian pinggang yang terdapat pada gagang rencong atau di bagian pusat maka orang tersebut bermacam-macam bentuknya, ada yang tidak dapat menundukkan kepala atau menyerupai bunga mawar, kembang daun membongkokkan badannya untuk memberi dan lainnya tergantung kepada selera hormat kepada orang lain karena perutnya pemakai. akan tertekan dengan gagang meucungkek tersebut. Gagang meucungkek itu juga dimaksudkan agar, pada saat-saat genting dengan mudah dapat ditarik dari sarungnya dan tidak akan mudah lepas dari genggaman. Satu hal yang membedakan rencong dengan senjata tradisional lainnya adalah rencong tidak pernah diasah karena

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Makna Rencong bagi Ureueng Aceh (Sri Waryanti) 409

disebut dengan Siwaih. Senjata ini sejenis dengan rencong yang juga merupakan senjata untuk menyerang. Bentuknya hampir sama dengan rencong tetapi siwaih Gambar 3. Reuncong Meupucok ukurannya (baik besar maupun panjang) Sumber: T. Syamsuddin et.al (1981) melebihi dari rencong. Siwaih sangat langka ditemui, selain harganya yang Ketiga, Reuncong Pudoi. Istilah mahal, juga merupakan bagian dari pudoi dalam masyarakat Aceh adalah perlengkapan raja-raja atau uleebalang- sesuatu yang dianggap masih kekurangan, uleebalang. atau masih ada yang belum sempurna. Gagang rencong ini hanya lurus saja dan pendek sekali. Jadi, yang dimaksud pudoi atau yang belum sempurna adalah pada bentuk gagang rencong tersebut.

Gambar 5. Siwah

4. Sejarah Rencong Tentang sejarah asal mula rencong, kita dapat merunut melalui tradisi lisan dan catatan sejarah. Rencong terekam dalam sebuah legenda Aceh. Dalam sebuah cerita rakyat dikisahkan. “Zaman dahulu di daratan Aceh hidup seekor burung raksasa Gambar 4. Reuncong Pudoi sejenis Rajawali, orang Aceh menyebutnya Sumber: http://old.blades.free.fr “Geureuda”. Keberadaan burung raksasa tersebut sangat menggangu kehidupan Keempat, Reuncong Meukuree. rakyat. Semua jenis tanaman, buah-buahan Perbedaan rencong meukuree dengan jenis dan ternak rakyat dilahapnya. Semua jenis rencong lain adalah pada mata rencong. perangkap dan senjata yag digunakan Mata rencong diberi hiasan tertentu seperti untuk membunuhnya tidak mapan, malah gambar ular, lipan, bunga dan lainnya. makin lama Geureuda tersebut makin Gambar-gambar tersebut oleh pandai besi beringas melahap tanaman rakyat, ditafsirkan dengan bermacam-macam mungkin dari legenda itulah sampai kelebihan dan keistimewaan. Rencong sekarang orang Aceh menyebutkan yang disimpan lama maka pada mulanya Geureuda kepada orang–orang yang akan terbentuk sejenis arit atau bentuk serakah/congok. yang disebut kuree. Semakin lama atau Oleh raja yang berkuasa ketika itu, semakin tua usia sebuah rencong makin menyuruh seorang pandai besi yang juga banyak pula kuree yang terdapat pada mata ulama untuk menciptakan sebuah senjata rencong yang bersangkutan. Kuree ini ampuh yang mampu membunuh Geureuda dianggap mempunyai kekuatan magis (T tersebut. Oleh pandai besi yang Syamsudddin dan Abbas, 1981). mempunyai ilmu maqfirat besi, setelah Selain rencong yang telah melakukan puasa, sembahyang sunat dan disebutkan tersebut, kita mengenal senjata berdoa baru menempa besi pilihan dengan yang mirip dengan rencong. Benda ini

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 410 Patanjala Vol. 5 No. 3 September 2013: 403 - 416 campuran beberapa unsur logam menjadi rencong dihias dengan ukiran kaligrafi rencong. Arab bertuliskan ayat-ayat suci Al Qur’an Sebelum rencong ada, senjata- senjata serupa telah ada jauh sebelum 5. Makna Rencong Bagi Masyarakat Aceh pengaruh agama Islam masuk ke Aceh. Rencong salah satu senjata Baru setelah itu senjata tersebut tradisional dan dianggap berkhasiat, tidak diagungkan dengan mempersamakan sembarangan dalam proses pembuatannya. bentuk rencong dengan bentuk aksara Cara menempanya dan memilih besi tidak Arab. Mubbin Sheppard mencatat bahwa boleh sembarangan seperti membuat jenis senjata tikam abad I yang berasal dari senjata tajam lainnya. Terwujudnya sebilah daerah Dong Son di Teluk Tonkin bisa jadi rencong yang berbentuk tulisan Bismillah merupakan cikal bakal daripada keris dengan nama Allah dalam bentuk aksara (Leigh, 1989: 45). Perbedaan antara keris Arab. Ciri khas dari bentuk gagangnya dengan rencong terletak pada mata pisau tampak sangat berlainan dengan senjata- keris yang berombak dan terasah pada senjata lain di seluruh Indonesia (seperti kedua belah sisinya. Selanjutya, Sheppard keris di Jawa). Rencong pada bagian ujung mengemukakan bahwa belati yang terasah gagangnya merupakan genggaman tangan hanya pada satu sisi adalah hal yang umum sedikit dibengkokkan ke atas, sehingga di antara bangsa-bangsa rumpun Melayu. dengan demikian jika rencong tersebut Badek dan tumbak lada yang berbentuk telah berlumuran darah genggaman tetap tabung atau pipa sangat mirip dengan tidak akan terlepas. Inilah sebabnya tentara senjata siwah dari Aceh. Portugis menjadi kagum menghadapi Menurut Barbara Leigh (1989: 49) pasukan Kerajaan Aceh (Sultan Al Kahar) yang mengacu pada artikel dalam sebuah dalam pertempuran-pertempuran jarak majalah popular mengatakan bahwa bentuk dekat yang telah menggunakan rencong rencong yang kita kenal sekarang mula- sebagai senjata ampuhnya. mula diciptakan pada abad ke-16 di Aceh Dalam masyarakat Aceh terdapat atas perintah Sultan Al Kahar. Sultan ini kepercayaan bahwa rencong ada yang menjalin hubungan yang erat dengan berkhasiat dan ini biasanya merupakan Kalifah Ottmaniah dari Turki dan dalam warisan yang dipelihara secara turun berbagai kesempatan mendapat bantuan menurun dan dijaga dengan baik. Rencong Turki menyerang dan mengusir bangsa pusaka ini tidak boleh dipakai Portugis di wilayah perairan serta bangsa sembarangan saja kalau tidak perlu betul Batak dari dataran tinggi di darat. Sumber- atau dalam kondisi terdesak baru boleh sumber lainnya menyatakan bahwa untuk dipakai. Oleh karena rencong rencong telah ada sejak berdirinya kerajaan mempunyai kekuatan-kekuatan tertentu, Islam pertama pada abad ke-13. Pada serta untuk menjaga kehormatan. bagian lain diketahui pula bahwa pada Menyimpannya tidak boleh sembarangan, abad ke-18 rencong telah ada di Aceh. tempatnya harus dirahasiakan. Di samping Terbukti dalam sebuah karya sastra yang itu, rencong juga memiliki khasiat apabila menceritakan tokoh pahlawan Poecut kita pergi merantau atau berjalan di malam Muhamat memberi perintah “membuat hari dalam gelap maka akan menjadi teman senjata rencong” sehingga untuk keperluan atau kawan, karena makhluk-makhluk itu“ besi terkumpul dari segala penjuru. seperti: jin, iblis dan tulueng dong (secara Contoh-contoh rencong abad ke-17 dan ke- harfiah artinya tulang atau kerangka 18 dapat dilihat pada Museum Militer di manusia yang berdiri), maka rencong dapat Praha Cekoslowakia sedangkan di melindungi orang tersebut. Ini disebabkan Museum Jakarta tersimpan contoh-contoh oleh adanya kekuatan gaib yang terindah rencong abad ke-19. Rencong- terkandung dalam rencong pusaka yang diselipkan pada pinggangnya. Pada bagian

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Makna Rencong bagi Ureueng Aceh (Sri Waryanti) 411 lain rencong pusaka dipercaya bila ada perkasa Aceh sebagai penanda orang “kemasukan”, caranya dengan keperkasaan dan ketinggian martabat, merendam rencong dalam air dan airnya di sekaligus mengandung makna pertahanan minumkan pada orang yang sakit, diri, keberanian, kebesaran, dan sesudahnya segera akan sembuh dengan kepahlawanan ketika melawan penjajah izin Allah. Rencong bagian pisaunya tidak Belanda. Perhatikanlah foto-foto zaman boleh bergores di tubuh manusia karena dahulu, banyak ditampilkan seorang laki- akan menimbulkan infeksi yang laki Aceh dengan rencong di pinggangnya mengandung racun dan tidak lama (foto 6). Bagi siapa saja yang memegang kemudian orang itu akan meninggal. senjata akan merasa lebih berani di dalam Rencong juga memiliki pantangan menghadapi musuh. Pada masa sekarang, yang tidak boleh dilanggarkan di antaranya senjata ini memang sudah tidak begitu bila kita ingin memperlihatkan sebilah relevan untuk digunakan sebagai senjata rencong kepada kawan tidak boleh kita penyerang. Namum demikian, senjata ini mengeluarkan dari sarungnya. Apalagi kita masih relevan sebagai sebuah makna dari sampai mempermainkannya atau keberanian, ketangguhan, dan kejantanan menyentik-nyentik ujung yang runcing itu dari masyarakat Aceh. Untuk itu, pada di hadapan kawan ataupun di muka umum, beberapa upacara (seperti upacara hal itu sangat dilarang karena akibatnya pernikahan) rencong dipakai. Pemakaian akan dapat membawa malapetaka bagi benda ini lebih mengarah kepada penanda pemiliknya. dari keberanian dari seorang lelaki dalam Di masa lalu, pemaknaan Islam memimpin keluarga setelah menikah. terhadap rencong telah dihubungkan dengan Perang Suci atau jihad dengan kekuatan senjata di tangan dan keyakinan pada kuasa Allah. Rencong seperti memiliki kekuatan yang ghaib, sehingga di masyarakat Aceh sangat terkenal narit maja : "Tatob ngon reuncong jeuet Ion peu-ubat, nyang saket yang tapansie Haba". Karena ada rencong tertentu yang dianggap sebagai barang bernilai magis religius dalam pandangan masyarakat Gambar 6. Dua orang pejuang Aceh Aceh maka rencong sama sekali tidak dengan rencong di pinggang. digunakan sebagai alat pemotong atau pengupas. Di masa Aceh mengusir Portugis Jadi, rencong bukan sekadar senjata dari seluruh tanah Sumatra dan tanah tajam tanpa makna, yang hanya Malaka serta masa penjajahan Belanda, dipergunakan untuk sekadar memotong rencong merupakan senjata yang sesuatu saja. Benda ini memaknai mematikan di samping pedang dan keberadaan ajaran agama Islam dalam yang digunakan di medan perang, tidak masyarakat Aceh. Islam tidak hanya hanya oleh para Sulthan, Laksamana, sebuah ajaran tentang hubungan manusia Pang, Pang sagoe, Uleebalang, Teuku, dan Tuhan, tetapi juga telah merasuk Teungku Agam, Sayed, Habib, Cut dalam jiwa kehidupan masyarakat, baik Ampon, Cut Abang (para kaum pria), perilaku maupun pikiran masyarakat. tetapi juga oleh Teungku Inong, Syarifah, Untuk itu, gagasan tentang Islam pun Cut Kak, Cut Adoe, Cut Putroe, Cut Nyak masuk dalam kerangka pikir masyarakat (kaum wanita). Senjata ini diselipkan di Aceh dalam berperang melalui senjata pinggang depan setiap pria dan wanita yang mereka pakai. Selain itu, rencong

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 412 Patanjala Vol. 5 No. 3 September 2013: 403 - 416 juga dapat dipakai sebagai identitas dari menyerang pasukan Belanda. Seperti keberadaan ureueng Aceh (mungkin itu ditulis Zentgraaff dengan kisahnya, pulalah sebabnya daerah Aceh juga diberi Dalam sebuah patroli, yang ada di gelar sebagai “Tanah Rencong”). daerah Pidie (sekitar 120 km arah timur Bagi masyarakat luar Aceh yang Kota Banda Aceh red), telah ditahan melihat keberadaan rencong tentunya seorang wanita bangsawan Aceh bernama merasakan aura unik dan menarik. Pocut Meurah (bukan janda tua Sultan Walaupun hanya sebilah senjata yang tidak yang berdiam di Kutaraja). Wanita itu besar, tetapi dengan senjata ini pula rakyat disangka menyembunyikan sebuah Aceh berani melawan kolonialis dan kelewang di dalam kainnya. Tiba-tiba ia imperialis dari negara Eropa, seperti mencabut rencongnya dengan Belanda dan Portugis dan juga Jepang meneriakkan: Kalau begitu, biarlah aku yang memiliki persenjataan lebih besar dan mati! Ia pun menyerbu brigade. Anggota canggih. Nuansa heroik terpancar di pasukan tampaknya kurang bernafsu untuk wajah-wajah ureueng Aceh yang bertempur dengan seorang wanita yang mengenakan rencong di pinggangnya. berlaku sebagai seorang gila, yang Oleh karena itu, Belanda pernah menikam ke kiri dan ke kanan. Dan “ketakutan” dengan keberadaan rencong sebentar kemudian wanita itu pun jatuh yang sering dipakai untuk menyerang terbaring di tanah. pasukannya. Untuk itu, Belanda pernah Oleh karena itu, kemudian mengeluarkan izin pemakaian rencong. Zentgraaff menulis lagi (1983) seperti Surat izin yang dikeluarkan oleh De dikutip oleh Wibowo (2004: 75), Controuleur De Hys, itu bertanggal 14 “Yang sebenarnya adalah bahwa Juni 1913, yang dikeluarkan di Ulee orang-orang Aceh, baik pria Lheue, sebuah desa di pinggiran Kota maupun wanita, pada umumnya Banda Aceh. Donn F Draeger, seperti telah berjuang dengan gigih dikutip oleh Fakhrurradzi M. Gade (2009). sekali untuk sesuatu yang mereka dalam bukunya Weapos and Fighting Arts pandang sebagai kepentingan of the Indonesian Archipelago menuliskan: nasional atau agama mereka. Di Its perculiar shape seems to fit well antara pejuang itu terdapat with the air of magic and mystery banyak sekali pria dan wanita connected to it. Each has distinct yang menjadi kebanggaan setiap markings, usually Arabic characters which bangsa; mereka tidak kalah tell of mystic power. The rentjong is gagahnya daripada tokoh-tokoh employed according to its length, which terkenal kita”. varies from about five to twenty inches. Keberanian dalam berjuang The shorter lengths are highly favored memperlihatkan kesetiaan pada cita-cita because they can easily be concealed. The dan pemimpin yang adil, suatu sifat yang rentjong is worn sheathed at the left-hand diutamakan dalam masyarakat Aceh. side of the bearer. It is usually drawn with Dalam masyarakat Aceh, keadilan dan the left foot forward so that by a quick tatanan sosial yang baik adalah sesuatu short step forward with the right foot, the yang harus diperjuangkan. Untuk itu, thrust of the receives added impetus. ureueng Aceh akan melakukan apa saja di The blade is withdrawn from its sheath dalam membela kebenaran dan keadilan. cutting edge toward the enemy. Sifat ureueng Aceh untuk membela Kisah-kisah tentang keheroikan tersebut salah satu berwujud dalam bentuk banyak diakui dan ditulis oleh penulis tueng bila, yaitu menuntut bela terhadap Belanda dan penulis lainnya. Banyak kisah keluarganya yang pernah “dijahati” oleh menunjukkan bahwa hanya dengan sebilah Belanda. rencong seorang pejuang Aceh berani

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Makna Rencong bagi Ureueng Aceh (Sri Waryanti) 413

Kekejaman-kekejaman yang karena adanya perasaan ingin tueng bila dilakukan oleh Belanda telah memicu (semacam balas dendam) terhadap mereka dendam yang tidak berkesudahan bagi yang telah membunuh keluarganya atau pribadi-pribadi ureueng Aceh. Menurut kepada mereka yang telah membuat malu Abdullah (1996: 18) tradisi wali dan keluarga atau dirinya”. karong, turunan darah pihak ayah dan Kebencian yang meluap-luap atas turunan darah pihak ibu sebagai pihak keberadaan kafir Belanda di Aceh yang pertama dan pihak kedua yang akan telah memporakporandakan sendi-sendi bangkit menuntut bela (tueng bila) atas kehidupan dan mengakibatkan kematian kematian keluarganya. Kesiapan menuntut anggota keluarga membuat seseorang ingin bela ini merupakan prestise dan martabat melakukan tueng bila. Hal ini tampak pula keluarga. Jika tidak ada seorang pun yang pada diri pahlawan nasional Cut Nyak bangkit membalaskan dendam keluarga, Dhien. Sufi (2008: 10) menyatakan hasrat takut menghadapi musuh, maka keluarga tueng bila pada diri Cut Nyak Dhien ini tersebut dipandang tidak berharga sedikit tampak pada pernyataan sebagai berikut, pun di mata masyarakat. Oleh karena itu, “Hasrat Cut Nyak Dhien untuk seorang pemuda yang tidak terjun ke melakukan tueng bila atas kematian medan perang untuk menuntut bela suaminya yang merupakan salah satu kematian orang tuanya akan menerima penyebab mengapa ia bersedia nikah lagi sanksi yang berat dari masyarakat. Bahkan dengan Teuku Umar yang telah beristri istri-istri yang ditinggal gugur oleh dua. Di sini jelas bahwa Cut Nyak Dhien suaminya bangkit menuntut bela suami- memanfaatkan Teuku Umar yang dianggap suaminya (misalnya, Cut Nyak Dhien, Cut mempunyai potensi dalam upaya untuk Nyak Meutia, dan lain-lain). Tradisi ini tueng bila atas kematian suaminya yang ditambah dengan fanatisme agama, perang pertama...” sabililillah yang dipompakan melalui Berikut ini juga ditampilkan salah pembacaan Hikayat Prang Sabi yang satu pembunuhan yang didasari oleh termasyur itu lengkaplah pemicu perang semangat tueng bila terhadap seorang yang sulit dipatahkan oleh Belanda. Oleh perwira Belanda yang dilaporkan karena itu, seperti telah disebutkan dalam Komandan Divisi 5 Marsose, Anton yang bahasan sebelumnya, tueng bila pada masa dikutip oleh Sufi (2002: v) yang kolonial Belanda mewujud dalam perilaku mengatakan bahwa bertempur habis-habisan sampai menemui “Salah seorang perwira Belanda syahid dan perlawanan secara sendiri- yang menjadi korban akibat pembunuhan sendiri, yang disebut oleh ureueng Aceh khas Aceh ini ialah Kapten C.E. Schmid, sebagai aksi poh kaphe atau Aceh komandan Divisi 5 Korps Marsose di Moorden bagi orang Belanda. Untuk itu, Lhoksukon pada tanggl 11 Juli 1933 yang R.A. Kern (1994: 75) yang pernah dilakukan oleh Amat Lepon, sementara mengadakan penyelidikan tentang motivasi pada bulan Nopember 1933 dua orang perang dilakukan oleh rakyat, menyatakan anak Belanda yang sedang bermain di tentang latar belakang timbulnya Taman Sari Kutaraja (sekarang Banda pembunuhan-pembunuhan Aceh dilakukan Aceh) juga menjadi korban pembunuhan karena rasa/komplek benci kaphe/kaphe khas Aceh ini. Amat Lepon menyaksikan complex yang dimilikinya dengan cara ayahnya Teungku Beureunuen syahid tueng bila. Selanjutnya, Kern mengatakan bahwa, Menurut Moebirman, seorang ahli terkemuka “Hal itu sebenarnya dilatarbelakangi bidang senjata-senjata Indonesia, rencong yang oleh kebencian yang meluap-luap terhadap pernah digunakan oleh Cut Nyak Dhien orang-orang yang dianggap kafir dan melawan Van Heutz di akhir abad ke-19 saat adanya hasrat mati syahid. Selain itu, juga ini tersimpan di Kota Den Haag Belanda (Leigh, 1989: 49).

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 414 Patanjala Vol. 5 No. 3 September 2013: 403 - 416 tewas ditembak serdadu Belanda tatkala ia sebabnya daerah Aceh juga diberi gelar berumur 10-12 tahun, rasa dendam dengan sebagai “Tanah Rencong”). semangat ingin menuntut bela (tueng bila) Bagi masyarakat luar Aceh yang dipendamnya selama lebih 20 tahun melihat keberadaan rencong tentunya kemudian”. merasakan aura unik dan menarik. Walaupun hanya sebilah senjata yang tidak 6. Dimensi Kekinian: Rencong sebagai besar, tetapi dengan senjata ini pula rakyat Produk Kreatif Aceh berani melawan kolonialis dan Tradisi-tradisi besar Nusantara imperialis dari negara Eropa, seperti ternyata dapat menjadi sumber inspirasi Belanda dan Portugis dan juga Jepang bagi “penciptaan” produk kontemporer yang memiliki persenjataan lebih besar dan dengan pendekatan industri kreatif. Tidak canggih. Nuansa heroik terpancar di terbilang ragam dan jenis seni tradisi yang wajah-wajah ureueng Aceh yang ada di berbagai komunitas masyarakat mengenakan rencong di pinggangnya. Nusantara. Sayangnya, potensi besar itu Unik dan menarik dapat menjadi belum banyak disentuh, apalagi masuk modal bagi pengembangan industri kreatif dalam perbincangan serius pengambil rencong. Mengacu pada studi Bank Dunia, kebijakan yang kini sibuk mengagungkan pada masa-masa mendatang industri gerakan industri kreatif. Sangat sedikit turisme yang berhubungan dengan budaya yang memahami potensi besar yang dan seni tradisi masyakarakat akan dimiliki masyarakat tradisi di tengah- menyedot pasar yang sangat besar. Catatan tengah pergaulan dunia. Kalaupun ada tahun 2005, jumlah aktivitas terkait dengan sedikit perhatian, itu pun baru sebatas industri turisme yang terkait dengan untuk kepentingan daya tarik wisata. industri budaya mencapai 7,2 triliun dollar. Potensi seni tradisi sebagai bahan yang Rencong harus dikembangkan dapat diolah menjadi “mata budaya” baru secara maksimal sebab berkembangnya dalam lingkungan industri kreatif rencong menjadi suatu yang booming sepertinya dilupakan (Anonim, 2009: 34). sebagai industri kreatif. Padahal meminjam Apa yang diungkapkan di atas pandangan Rahayu Supanggah (Anonim, dialami oleh keberadaan rencong dalam 2009: 34) sesungguhnya dalam seni tradisi lingkungan industri kreatif. Rencong melekat sifat dan sikap kreatif. Jangan lupa memiliki aspek unik dan menarik bagi bahwa warna lokal yang umumnya industri kreatif. Seperti telah disebutkan melekat pada budaya lokal juga dapat bahwa rencong merupakan perwujudan menjadi semacam potensi yang berdaya dari kata basmallah, bismillah. Jadi, saing dalam dunia yang semakin rencong bukan sekadar senjata tajam tanpa mengglobal. Sifat budaya lokal yang unik makna. Benda ini memaknai keberadaan dan menarik serta belum banyak diketahui ajaran agama Islam dalam masyarakat dan atau dieksplorasi orang dapat memberi Aceh. Islam tidak hanya sebuah ajaran warna baru di pentas industri kreatif dan tentang hubungan manusia dan Tuhan, turisme. tetapi juga telah merasuk dalam jiwa Namun demikian kendala masih kehidupan masyarakat, baik perilaku dihadapi oleh para perajin. Kendala utama maupun pikiran masyarakat. Untuk itu, yang dapat dilihat adalah pemasaran yang gagasan tentang Islam pun masuk dalam hanya berkutat di Aceh dan permodalan kerangka pikir masyarakat Aceh dalam yang dibutuhkan oleh mereka. Selain itu, berperang melalui senjata yang mereka dalam konteks industri kreatif, mengutip pakai. Selain itu, rencong juga dapat pernyataan ketua kelompok Kajian dipakai sebagai identitas dari keberadaan Ekonomi Kreatif, Universitas Atmajaya ureueng Aceh (mungkin itu pulalah Dr. Eric Santosa(Anonim, 2009: 34), bahwa,

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013 Makna Rencong bagi Ureueng Aceh (Sri Waryanti) 415

“Industri kreatif potensial untuk UCAPAN TERIMA KASIH dikembangkan dan seluruh sumber daya di Tulisan hasil penelitian ini tidak Indonesia bisa mengembangkan tanpa akan terwujud apabila para informan tidak terlalu bersandar pada pemerintah. Namun memberikan data dan bersedia sayangnya kita belum dapat menarik diwawancara. Untuk itu, peneliti keuntungan dari itu karena mengucapkan terima kasih kepada Bapak implementasinya kurang jelas arahnya. Abu Bakar, bapak Zaini, bapak Rusdi Sufi. Kendala pengembangan ekonomi kreatif Tulisan ini sebagai pertanggungjawaban adalah dari sisi manajemen dan soal terhadap penelitian yang dilakukan. komunikasi dalam membangun jaringan. Hal ini bisa terjadi meskipun saat ini ada Jaringan Ekonomi Kreatif Indonesia DAFTAR SUMBER (JEKI). Meskipun demikian JEKI yang ada belum berjalan dengan baik yang mana 1. Buku, Makalah, dan Surat Kabar disebabkan kurangnya sosialisasi untuk Anonim. pengembangan jaringan”. “Ekonomi Kreatif. Seni Tradisi, Aset yang Terlupakan”. Kompas tanggal 29 Mei 2009 hlm. 34. D. PENUTUP Salah satu wujud kebudayaan dalam Febriyandi YS, Febby. bentuk benda yang dimiliki oleh Ureueng “Makna Tudung Manto Bagi Orang Aceh adalah rencong. Benda ini berupa Melayu Daik”. Widyariset Volume 14 senjata tajam. Selain sebagai senjata yang Nomor 1, April 2011. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. dipergunakan untuk membela diri, bertempur, tetapi rencong juga memiliki Leigh, Barbara. 1989. makna yang begitu berarti bagi ureueng Tangan-tangan Trampil Aceh. Jakarta: Aceh dibalik bentuk.fisiknya yang terbuat Djambatan. dari besi. Hal ini tampak dari kata Kern, R.A. 1994. Basmallah (bismillah) yang merupakan arti Hasil-hasil Penyelidikan Sebab- dari perwujudan yang nonfisik. Musabab terjadinya Pembunuhan Aceh Keberadaan rencong pun dalam (terj. Aboebakar). Banda Aceh: Pusat perjuangan melawan penjajahan Dokumentasi dan Informasi Aceh. menunjukkan bahwa rencong mempunyai T. Syamsuddin dan M. Nur Abbas. 1981. makna sebagai alat untuk memperjuangkan Reuncong. Banda Aceh: Museum nilai yang hakiki dalam kehidupan Negeri Aceh, Proyek Pengembangan manusia, yaitu martabat dan keagungan Permuseuman Daerah Istimewa Aceh. manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa bahwa seluruh bangsa di dunia Sufi, Rusdi. 2002. adalah sederajat. Ureueng Aceh akan “Kata Sambutan Pembunuhan Khas Aceh dan Kelirunya Sebutan Aceh mempertaruhkan nyawa sekalipun dengan Pungo” dalam Ridwan Azwad dan hanya menggunakan senjata rencong Ramli A. Dally (eds.) Aksi Poh Kaphe dalam pertempuran atau menyerang di Aceh. Banda Aceh: Pusat musuh-musuhnya. Untuk itu, amat Dokumentasi dan Informasi Aceh. disayangkan apabila rencong menjadi _____. 2008. hanya sebuah benda tanpa makna tatkala “Menelusuri Tindak Cut Nyak Dhien globalisasi melanda seluruh dunia. Kita melawan Kolonial Belanda (sebagai sebagai penerus bangsa berkewajiban inspirasi bagi Perempuan di Era melestarikan semangat yang dikandung Pembangunan)”, Makalah disampai-kan dalam benda ini dan juga sebisa mungkin pada Seminar di Rumah Cut Nyak Dien melestarikan benda ini dalam arti positif, Lampisang yang diselenggakarakan oleh bukan sebagai senjata pembunuh. Semoga. Badan Pemberdayaan Perempuan di Banda Aceh tanggal 6 November.

2013 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 416 Patanjala Vol. 5 No. 3 September 2013: 403 - 416

Wibowo, Agus Budi. 2004. “Hikayat dalam Perspektif Sejarah” dalam Rusdi Sufi dan Agus Budi Wibowo, Ragam Sejarah Aceh. Banda Aceh: Badan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

2. Internet Cut Zahrina. Seni dan Makna Rencong Aceh (Jenis Keahlian Tradisional Masyarakat Aceh) http://www.pintoaceh.com/hb/hb38/cut_ . hb38_rencong.rar.

Fakhrurradzi M. Gade. 2008. Rencong dari Heroisme ke Cenderamata. http://eradzie.wordpress.com/2007/01/2 1/rencong-dari-heroisme- kecenderamata/

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2013