Matra Pembaruan 1 (1) (2017): 23-32 Maret 2017
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
MATRA Kontribusi Dana Desa terhadap PEMBARUAN Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kebumen dan Pekalongan www.matrapembaruan.com Arif Sofianto * * Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah. Jl. Pemuda No 127 – 133 Semarang-50132 e-ISSN: 2549-5283 p-ISSN: 2549-5151 Dikirim: 15 Maret 2017; Direvisi: 20 Maret 2017; Diterbitkan: 30 Matra Pembaruan 1 (1) (2017): 23-32 Maret 2017 Keywords: Village Fund, Rural Abstract Development, Community Law Number 6 of 2014 aims to optimize development and Empowerment community empowerment in villages. One of the main important change is the allocation of funds from the state budget in a village fund scheme. This research aims to study the contribution of the village fund for rural Kata Kunci: Dana Desa, development and community empowerment. Conducted in Kebumen and Pembangunan Desa, Pemberdayaan Pekalongan regency, this research employs descriptive qualitative type of Masyarakat research. Informants were determined purposively by considering village typology representation. Data collection methods in this study consist of interviews, questionnaires, focus group discussions, and observation. The method of data analysis in this research is conducted with interactive *Korespondensi model approach in the form of data reduction, data display, and data Phone : +62 852 270 01852 Email : [email protected] village funds contributed to the society by increasing the accessibility of ruralverification. communities The conclusionand community of this participation study is inthat development. the implementation of Intisari UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa bertujuan mengoptimalkan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa, salah satunya melalui dana langsung dari APBN dalam bentuk skema dana desa. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kontribusi dana desa terhadap pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kebumen dan Pekalongan yang mewakili perbedaan penggunaan dana desa di Jawa Tengah. Di Kabupaten Kebumen dana desa bisa digunakan untuk rehab balai desa dengan izin Bupati, sedangkan di Kabupaten Pekalongan tidak diperbolehkan. Di Kabupaten Kebumen dana desa dikelola melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermades), sedangkan di Pekalongan dikelola melalui bagian pemerintahan. Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini ditentukan secara purposif yang menggambarkan keterwakilan tipologi desa (pesisir/pantai, dataran rendah, pegunungan). BADAN PENELITIAN DAN Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara, kuesioner, FGD, dan PENGEMBANGAN (BPP) pengamatan. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan KEMENTERIAN DALAM dengan pendekatan model interaktif berupa reduksi data, display data, NEGERI dan v . Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan dana desa memberikan sumbangan berupa meningkatnya aksesibilitas Jl. Kramat Raya No 132, Senen, Jakarta erifikasi data Pusat masyarakat desa dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. 23 dan desa. Sasaran penggunaan Dana Desa adalah untuk I. Pendahuluan memperbaiki kehidupan masyarakat desa, terutama Desa merupakan embrio bagi terbentuknya dalam segi ekonomi, sosial, budaya dan politik. masyarakat politik dan pemerintahan di Indonesia, Partisipasi masyarakat merupakan salahsatu aspek jauh sebelum negara-bangsa modern Indonesia utama dari penggunaan dana desa. Penggunaan terbentuk (Santoso, 2006). Namun, kemudian dana desa dirumuskan dalam musyawarah desa, menjadi tertekan setelah berkembangnya serta alokasi anggaran dimasukkan dalam APBDesa. negara bangsa. Desa dipandang memiliki situasi Jika masyarakat menginginkan penggunaan di problematik, di mana kemiskinan dan pengetahuan luar ketentuan tersebut, dapat dilakukan setelah yang rendah berdampak pada eksploitasi mendapatkan persetujuan Bupati (Peraturan sumber daya alam untuk bertahan hidup (2004). Menteri Keuangan No 93/PMK.07/2015 tentang Keterbelakangan akses masyarakat dan kekurangan Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa, 2015). yang berimplikasi terhadap rendahnya tingkat Meskipun dianggap potensi, namun dana desa pendapatanmodal menyebabkan (Rustiadi, tingkat Saefulhakim, produktifitas & Panuju,rendah juga menyimpan beberapa masalah. Implementasi 2011). dana desa mengalami berbagai kendala baik dalam Hadirnya UU No 6 Tahun 2014 tentang penyaluran, kelembagaan, tata laksana dan sasaran Desa memberikan peluang dalam memosisikan penggunaannya, serta kesiapan pelaksana di desa. desa sebagai subjek pembangunan yang Menurut Koordinator Advokasi dan Investigasi berasaskan rekognisi, subsidiaritas, keberagaman, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran kebersamaan, kegotongroyongan, kekeluargaan, (FITRA) Apung Widadi, setidaknya 12 problem musyawarah, demokrasi, kemandirian, partisipasi, terkait pencairan dana desa, antara lain problem di kesetaraan, pemberdayaan, dan keberlanjutan. beberapa desa yang berbeda-beda, alokasi nasional Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan yang tidak sesuai konstitusi, distribusi, hingga (PP No 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang potensi penyimpangan. Sebagai contoh, di Jawa Bersumber dari Anggaran Pendapata dan Belanja Timur ada kecenderungan dana desa ditumpangi Negara, 2014). Dana desa mulai efektif berlaku pada 2015, sebagai kompensasi dihapusnya beberapa pengadaan barang meskipun dana belum cair dan program pemberdayaan masyarakat seperti PNPM dalamkepentingan proses “mafia”,itu ada pengusahadi mana yangdesa menalangimelakukan Mandiri. pengadaan dengan kompensasi harga lebih tinggi. Dana Desa diperuntukkan bagi pelaksanaan Di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Barat, rata-rata pemerintah desa belum memiliki Dalam pasal 4 (Peraturan Menteri Desa, kemampuan teknis penyusunan dokumen-dokumen Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi desa (Qodar, 2015). No 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Hasil penelitian Ismail, dkk (2013) di Kabupaten Penggunaan Dana Desa Tahun 2016, 2015), Boyolali juga menemukan bahwa para aparat desa ditegaskan Dana Desa diprioritaskan untuk belum memiliki kesiapan dimana mereka belum membiayai pelaksanaan program dan kegiatan memahami sepenuhnya pengelolaan dana desa, berskala lokal desa bidang pembangunan desa dan serta diperparah dengan rendahnya kualitas sumber pemberdayaan masyarakat desa. Pembangunan daya manusia, minimnya sosialisai dan bimbingan. Desa, meliputi: a). pembangunan, pengembangan, Di sisi lain mereka juga memiliki semangat dalam dan pemeliharaan infrastruktur atau sarana dan pelaksanaan program dana desa karena sangat ketahanan pangan dan pembangunan, b). dan Amri (2016) di Banda Aceh juga menemukan pengembanganprasarana fisik danuntuk pemeliharaan penghidupan, sarana termasuk dan bahwamembantu dalam pembangunan pelaksanaan fisik.dana desaPenelitian terhambat Harning prasarana pendidikan, sosial dan kebudayaan, kurangnya sosialisasi, belum bakunya aturan c). pengembangan usaha ekonomi masyarakat, pelaksanaan, serta dana yang terlambat dicairkan. meliputi pembangunan dan pemeliharaan Akan tetapi pelaksanaan kegiatan di lapangan sarana prasarana produksi dan distribusi, dan/ cukup baik dengan terselesaikannya kegiatan atau d). pembangunan dan pengembangan sarana-prasarana energi terbarukan serta minim partisipasi masyarakat luas, hanya kalangan kegiatan pelestarian lingkungan hidup. Adapun tertentufisik dan saja. pertanggungjawaban, meskipun masih pemberdayaan masyarakat desa meliputi kegiatan Masalah lainnya yang terjadi pada penyaluran yang bertujuan meningkatkan kapasitas warga atau dana desa pada 2015 menurut Menteri Desa, masyarakat desa dalam pengembangan wirausaha, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi peningkatan pendapatan, serta perluasan skala (Marwan Jafar) adalah adanya keterlambatan ekonomi individu warga atau kelompok masyarakat penyaluran dana desa karena ada banyak Matra Pembaruan 1 (1) (2017): 23-32 24 persyaratan yang belum bisa dipenuhi di tingkat dalam mengenai kontribusi dana desa terhadap kabupaten dan desa, misalnya belum adanya pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Peraturan Bupati (Humas Setkab, 2015). Hal senada diungkapkan Kepala BPKP Sumut Mulyana II. Metode (Harja & Sitanggang, 2015), beberapa kendala dana Penelitian ini ini bersifat deskriptif kualitatif. desa adalah belum adanya Perbup, belum adanya Menurut Whitney (dalam Nazir; 1988:34), Anggaran Belanja Dana Desa (APBDes). Menurut penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan direktur eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan interpretasi yang tepat dengan tujuan untuk Otonomi Daerah (KPPOD) Robert Na Endi Jaweng mendapatkan deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai penyaluran dana desa melalui kabupaten selain fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan-hubungan admnsitrastif(“Dana Desa 2016juga Akanpolitis, Lebih serta Baik,” beberapa 2015) kepala kendala antar fenomena yang diselidiki. Penelitian kualitatif daerah tidak segera mengeluarkan peraturan kepala menurut Sugiyono (2006), adalah penelitian di daerah sebagai pelaksana teknisnya, sehingga dana mana data yang terkumpul dan analisisnya lebih desa tertahan di rekening kas umum kabupaten. bersifat kualitatif. Subjek penelitian ini ditentukan Beberapa masalah di atas perlu diperhatikan, secara purposif yang menggambarkan keterwakilan mengingat tujuan dana desa adalah untuk tipologi desa. Tipologi desa ini berdasarkan aspek optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan