MATRA Kontribusi Dana Desa terhadap PEMBARUAN Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kebumen dan www.matrapembaruan.com Arif Sofianto * * Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah. Jl. Pemuda No 127 – 133 -50132 e-ISSN: 2549-5283 p-ISSN: 2549-5151 Dikirim: 15 Maret 2017; Direvisi: 20 Maret 2017; Diterbitkan: 30 Matra Pembaruan 1 (1) (2017): 23-32 Maret 2017

Keywords: Village Fund, Rural Abstract Development, Community Law Number 6 of 2014 aims to optimize development and Empowerment community empowerment in villages. One of the main important change is the allocation of funds from the state budget in a village fund scheme. This research aims to study the contribution of the village fund for rural Kata Kunci: Dana Desa, development and community empowerment. Conducted in Kebumen and Pembangunan Desa, Pemberdayaan Pekalongan , this research employs descriptive qualitative type of Masyarakat research. Informants were determined purposively by considering village typology representation. Data collection methods in this study consist of interviews, questionnaires, focus group discussions, and observation. The method of data analysis in this research is conducted with interactive *Korespondensi model approach in the form of data reduction, data display, and data Phone : +62 852 270 01852 Email : [email protected] village funds contributed to the society by increasing the accessibility of ruralverification. communities The conclusionand community of this participation study is in that development. the implementation of

Intisari UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa bertujuan mengoptimalkan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa, salah satunya melalui dana langsung dari APBN dalam bentuk skema dana desa. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kontribusi dana desa terhadap pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kebumen dan Pekalongan yang mewakili perbedaan penggunaan dana desa di Jawa Tengah. Di Kabupaten Kebumen dana desa bisa digunakan untuk rehab balai desa dengan izin Bupati, sedangkan di Kabupaten Pekalongan tidak diperbolehkan. Di Kabupaten Kebumen dana desa dikelola melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermades), sedangkan di Pekalongan dikelola melalui bagian pemerintahan. Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini ditentukan secara purposif yang menggambarkan keterwakilan tipologi desa (pesisir/pantai, dataran rendah, pegunungan). BADAN PENELITIAN DAN Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara, kuesioner, FGD, dan PENGEMBANGAN (BPP) pengamatan. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan KEMENTERIAN DALAM dengan pendekatan model interaktif berupa reduksi data, display data, NEGERI dan v . Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan dana desa memberikan sumbangan berupa meningkatnya aksesibilitas Jl. Kramat Raya No 132, Senen, Jakarta erifikasi data Pusat masyarakat desa dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

23 dan desa. Sasaran penggunaan Dana Desa adalah untuk I. Pendahuluan memperbaiki kehidupan masyarakat desa, terutama Desa merupakan embrio bagi terbentuknya dalam segi ekonomi, sosial, budaya dan politik. masyarakat politik dan pemerintahan di , Partisipasi masyarakat merupakan salahsatu aspek jauh sebelum negara-bangsa modern Indonesia utama dari penggunaan dana desa. Penggunaan terbentuk (Santoso, 2006). Namun, kemudian dana desa dirumuskan dalam musyawarah desa, menjadi tertekan setelah berkembangnya serta alokasi anggaran dimasukkan dalam APBDesa. negara bangsa. Desa dipandang memiliki situasi Jika masyarakat menginginkan penggunaan di problematik, di mana kemiskinan dan pengetahuan luar ketentuan tersebut, dapat dilakukan setelah yang rendah berdampak pada eksploitasi mendapatkan persetujuan Bupati (Peraturan sumber daya alam untuk bertahan hidup (2004). Menteri Keuangan No 93/PMK.07/2015 tentang Keterbelakangan akses masyarakat dan kekurangan Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa, 2015). yang berimplikasi terhadap rendahnya tingkat Meskipun dianggap potensi, namun dana desa pendapatanmodal menyebabkan (Rustiadi, tingkat Saefulhakim, produktifitas & Panuju, rendah juga menyimpan beberapa masalah. Implementasi 2011). dana desa mengalami berbagai kendala baik dalam Hadirnya UU No 6 Tahun 2014 tentang penyaluran, kelembagaan, tata laksana dan sasaran Desa memberikan peluang dalam memosisikan penggunaannya, serta kesiapan pelaksana di desa. desa sebagai subjek pembangunan yang Menurut Koordinator Advokasi dan Investigasi berasaskan rekognisi, subsidiaritas, keberagaman, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran kebersamaan, kegotongroyongan, kekeluargaan, (FITRA) Apung Widadi, setidaknya 12 problem musyawarah, demokrasi, kemandirian, partisipasi, terkait pencairan dana desa, antara lain problem di kesetaraan, pemberdayaan, dan keberlanjutan. beberapa desa yang berbeda-beda, alokasi nasional Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan yang tidak sesuai konstitusi, distribusi, hingga (PP No 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang potensi penyimpangan. Sebagai contoh, di Jawa Bersumber dari Anggaran Pendapata dan Belanja Timur ada kecenderungan dana desa ditumpangi Negara, 2014). Dana desa mulai efektif berlaku pada 2015, sebagai kompensasi dihapusnya beberapa pengadaan barang meskipun dana belum cair dan program pemberdayaan masyarakat seperti PNPM dalamkepentingan proses “mafia”,itu ada pengusaha di mana yang desa menalangi melakukan Mandiri. pengadaan dengan kompensasi harga lebih tinggi. Dana Desa diperuntukkan bagi pelaksanaan Di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Barat, rata-rata pemerintah desa belum memiliki Dalam pasal 4 (Peraturan Menteri Desa, kemampuan teknis penyusunan dokumen-dokumen Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi desa (Qodar, 2015). No 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Hasil penelitian Ismail, dkk (2013) di Kabupaten Penggunaan Dana Desa Tahun 2016, 2015), Boyolali juga menemukan bahwa para aparat desa ditegaskan Dana Desa diprioritaskan untuk belum memiliki kesiapan dimana mereka belum membiayai pelaksanaan program dan kegiatan memahami sepenuhnya pengelolaan dana desa, berskala lokal desa bidang pembangunan desa dan serta diperparah dengan rendahnya kualitas sumber pemberdayaan masyarakat desa. Pembangunan daya manusia, minimnya sosialisai dan bimbingan. Desa, meliputi: a). pembangunan, pengembangan, Di sisi lain mereka juga memiliki semangat dalam dan pemeliharaan infrastruktur atau sarana dan pelaksanaan program dana desa karena sangat ketahanan pangan dan pembangunan, b). dan Amri (2016) di Banda Aceh juga menemukan pengembanganprasarana fisik dan untuk pemeliharaan penghidupan, sarana termasuk dan bahwamembantu dalam pembangunan pelaksanaan fisik.dana desa Penelitian terhambat Harning prasarana pendidikan, sosial dan kebudayaan, kurangnya sosialisasi, belum bakunya aturan c). pengembangan usaha ekonomi masyarakat, pelaksanaan, serta dana yang terlambat dicairkan. meliputi pembangunan dan pemeliharaan Akan tetapi pelaksanaan kegiatan di lapangan sarana prasarana produksi dan distribusi, dan/ cukup baik dengan terselesaikannya kegiatan atau d). pembangunan dan pengembangan sarana-prasarana energi terbarukan serta minim partisipasi masyarakat luas, hanya kalangan kegiatan pelestarian lingkungan hidup. Adapun tertentufisik dan saja. pertanggungjawaban, meskipun masih pemberdayaan masyarakat desa meliputi kegiatan Masalah lainnya yang terjadi pada penyaluran yang bertujuan meningkatkan kapasitas warga atau dana desa pada 2015 menurut Menteri Desa, masyarakat desa dalam pengembangan wirausaha, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi peningkatan pendapatan, serta perluasan skala (Marwan Jafar) adalah adanya keterlambatan ekonomi individu warga atau kelompok masyarakat penyaluran dana desa karena ada banyak

Matra Pembaruan 1 (1) (2017): 23-32 24 persyaratan yang belum bisa dipenuhi di tingkat dalam mengenai kontribusi dana desa terhadap kabupaten dan desa, misalnya belum adanya pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Peraturan Bupati (Humas Setkab, 2015). Hal senada diungkapkan Kepala BPKP Sumut Mulyana II. Metode (Harja & Sitanggang, 2015), beberapa kendala dana Penelitian ini ini bersifat deskriptif kualitatif. desa adalah belum adanya Perbup, belum adanya Menurut Whitney (dalam Nazir; 1988:34), Anggaran Belanja Dana Desa (APBDes). Menurut penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan direktur eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan interpretasi yang tepat dengan tujuan untuk Otonomi Daerah (KPPOD) Robert Na Endi Jaweng mendapatkan deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai penyaluran dana desa melalui kabupaten selain fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan-hubungan admnsitrastif(“Dana Desa 2016juga Akanpolitis, Lebih serta Baik,” beberapa 2015) kepala kendala antar fenomena yang diselidiki. Penelitian kualitatif daerah tidak segera mengeluarkan peraturan kepala menurut Sugiyono (2006), adalah penelitian di daerah sebagai pelaksana teknisnya, sehingga dana mana data yang terkumpul dan analisisnya lebih desa tertahan di rekening kas umum kabupaten. bersifat kualitatif. Subjek penelitian ini ditentukan Beberapa masalah di atas perlu diperhatikan, secara purposif yang menggambarkan keterwakilan mengingat tujuan dana desa adalah untuk tipologi desa. Tipologi desa ini berdasarkan aspek optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan (2) desa dataran tinggi, (3) desa dataran rendah, topografi meliputi: (1) desa daerah pegunungan, kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan dan (4) desa pesisir atau pantai. Adapun tipologi masyarakat desa (UU No 6 Tahun 2014 tentang desa berdasarkan kegiatan pokoknya meliputi : Desa, 2014). Implementasi PP No 60 Tahun 2014 (1) desa agrobisnis, (2) desa agroindustri, (3) desa yang kemudian diperbaharui dengan PP No 22 pariwisata, dan (4) desa nonpertanian (Adisasmita, Tahun 2015 sebagai ketentuan pelaksana dalam 2006). penyaluran dana desa juga perlu menjadi perhatian Penentuan desa dilakukan secara bertingkat, (PP No 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas yaitu melalui penentuan kecamatan kemudian Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2014 tentang penentuan desa. Untuk setiap kabupaten diambil Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran dua kecamatan yang mewakili tipologi kewilayahan, Pendapatan dan Belanja Negara, 2014). Dana desa dan untuk setiap kecamatan diambil dua desa sesuai yang dikucurkan pemerintah perlu diperhatikan dengan tipologi desa. penggunaannya di desa. Sumber data dalam penelitian ini meliputi Di Jawa Tengah, implementasi dana desa data primer dari para pelaku kegiatan dan pihak berbeda di setiap daerah, terutama pada proses terkait, serta data sekunder dari dokumen regulasi, penyaluran dan penggunaan. Perbedaan tersebut perencanaan dan pelaporan. Informan dalam contohnya dapat dilihat di Kabupaten Pekalongan penelitian ini terdiri dari para pihak yang terkait dan Kabupaten Kebumen. Di Kabupaten Kebumen langsung maupun tidak langsung, yaitu pejabat dana desa dikelola oleh Badan Pemberdayaan pemerintahan daerah, penyelenggara pemerintahan Masyarakat Desa (Bapermades), sedangkan di desa, seperti kepala desa, sekretaris desa, kepala Kabupaten Pekalongan dana desa tersebut dikelola urusan, Ketua/Anggota Badan Permusyawaratan oleh Bagian Pemerintahan. Untuk penggunaan dana Desa, unsur masyarakat dari kelompok-kelompok desa di Kabupaten Kebumen dapat digunakan untuk masyarakat, lembaga masyarakat di desa, ketua RW keperluan di luar ketentuan peraturan pemerintah, dan RT. misalnya pembangunan balai desa dengan Surat Teknik pengumpulan data dalam penelitian Keputusan dari Bupati, adapun di Kabupaten ini terdiri dari wawancara, kuesioner, FGD, dan Pekalongan sesuai dengan ketentuan. Kabupaten pengamatan dokumen. Adapun teknik analisis data Pekalongan juga mengadakan kerjasama dengan dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Pihak Kejaksaan Negeri Kabupaten Pekalongan, dan Miles dan Huberman, yaitu model interaktif dengan BPKP dalam pengawasan. Di Kabupaten Kebumen adanya 3 kegiatan pengumpulan data, reduksi data, terdapat kecepatan pelaksanaan dan pelaporan penyajian data dan kesimpulan yang saling terkait administratif, namun kelemahannya terlalu berisiko (Husaini dan Purnomo, 2008; 88). terkait dengan izin penggunaan di luar ketentuan dan dana talangan dalam pelaksanaan. Di Kabupaten III. Hasil dan Pembahasan Pekalongan memiliki keunggulan konsisten sesuai Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah dengan ketentuan penggunaan, namun lemah dalam mengeluarkan beberapa ketentuan yang mengatur kecepatan pelaksanaan dan pelaporan administrasi. dana desa, yaitu: 1). Peraturan Bupati Pekalongan Sesuai dengan kondisi di atas, penelitian ini No 5 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan dilaksanakan di Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Keuangan Desa, 2). Peraturan Bupati Pekalongan Pekalongan dengan tujuan untuk menggali lebih No 6 Tahun 2015 tentang Alokasi Dana Desa, 3).

Kontribusi Dana Desa terhadap Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Kebumen dan Pekalongan 25 Arif Sofianto Peraturan Bupati Pekalongan No 13 tentang Tata masyarakat di Desa Nyamok dan Tangjungsari Cara Pembagian dan Penetapan Besaran Dana Desa masih lebih fokus kepada infrastruktur, terutama di Setiap Desa di Kabupaten Pekalongan. Untuk tahun jalan. Seperti disampaikan oleh Ahmad Harun 2015 dikeluarakan Keputusan Bupati Pekalongan Sekdes Tanjungsari dan Ciptoadi anggota BPD No 412.1/190 tentang Penetapan Dana Desa untuk Tanjungsari, implementasi dana desa sangat Setiap Desa T.A 2015. Pada 2016 ditetapkan: 1). membantu kelancaran lalu lintas lancar, lingkungan Keputusan Bupati Pekalongan No 142.6/45 Tahun baik, harga lahan meningkat dan usaha perdagangan 2016 tentang Penetapan Alokasi Dana Desa dari meningkat. APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2016, Adapun beberapa harapan terkait dengan serta 2). Keputusan Bupati Pekalongan No 412.2/80 implementasi dana desa di antaranya dana cair tentang Penetapan Besaran Dana Desa Untuk Setiap tepat waktu, alokasi dana ditambah serta alokasi Desa Tahun Anggaran 2016. penggunaan dana desa untuk keperluan yang lebih Sebagai tindak lanjut pelaksanaan dana desa, luas, terutama untuk rehab balai desa. Sebagaimana mulai tahun 2015 Bagian Tata Pemerintahan diungkapkan Agus Bowo Kades Tanjungsari, Setda Kabupaten Pekalongan telah mengeluarkan seharusnya dana desa bisa digunakan untuk Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dana Desa Kabupaten pembangunan sarpras pemerintahan desa. Pasalnya Pekalongan Tahun Anggaran 2015. Dalam saat ini banyak desa yang sarpras pemerintahannya pelaksanaan dibentuk tim dari kabupaten, kecamatan kurang memadai, bahkan ada yang tidak memiliki dan desa yang tediri dari pejabat setempat. Tim balai desa. kabupaten berfungsi sebagai penyusun regulasi dan Di sisi lain masih ada beberapa hal yang perlu tim kecamatan berfungsi memberikan bimbingan diperbaiki oleh pemerintah. Menurut Eko Basuki dan fasilitasi kepada desa. Adapun di desa terdiri perangkat Desa Tanjungsari, sosialisasi regulasi dari dua tim, yaitu tim pelaksana dan tim pengelola. dana desa, baik yang berasal dari pemerintah pusat Tim Pelaksana merupakan pengguna anggaran maupun kabupaten belum merata ke semua pihak. dana desa secara keseluruhan yang terdiri dari Banyak pihak belum mengetahui aturan-aturan unsur kepala desa, sekretaris desa, bendahara implementasi dana desa dari pemerintah pusat, desa, dua orang perangkat, serta ketua LPMD. Tim provinsi dan kabupaten seperti sulitnya pembuatan Pengelola merupakan pelaksana teknis/pengerjaan SPJ. setiap proyek (kegiatan) dana desa yang terdiri dari Di Desa Nyamok implementasi dana desa unsur perangkat desa, lembaga kemasyarakatan 2015 Rp 281.099 ribu dan 2016 Rp. 628.900 ribu desa dan masyarakat desa setempat dimana proyek difokuskan untuk infrastruktur. Hal ini dikarenakan dikerjakan. masih adanya kebutuhan pembangunan Lokasi penelitian terdiri dari Kecamatan infrastruktur. Menurut Daryono Kades Nyamok Kajen dan Kecamatan Paninggaran. Kecamatan secara umum dana desa sangat membantu dalam Kajen merupakan pusat pemerintahan, termasuk peningkatan infrastruktur, terutama jalan untuk wilayah perkotaan dan terletak di dataran kelancaran arus ekonomi. Kondisi jalan yang baik rendah. Desa yang dikaji adalah Desa Nyamok dan memudahkan akses pedagang menuju pasar. Pada Desa Tanjungsari yang terletak di sekitar pusat 2015 hambatan dana desa terkait pembuatan pemerintahan Kabupaten Pekalongan. Sebagian APBDes, RKPDes dan SPJ. Sukarsono anggota BPD besar penduduknya bermata pencaharian di Nyamok mengatakan pelaksanaan dana desa selama sektor jasa, perdagangan, pertukangan dan ini selalu berdasarkan perencanaan yang telah sektor informasl lainnya. Kecamatan Paninggaran melibatkan unsur desa. Namun demikian sebagian terletak di dataran tinggi, merupakan wilayah besar masyarakat masih awam dalam pelaksanaan, pegunungan di bagian selatan yang berbatasan terutama untuk alokasinya. Untuk itu pemerintah perlu memfasilitasi aturan main dana desa agar aksesibilitas ke wilayah ini tergolong cukup sulit. disampaikan ke BPD, LPMD dan tokoh masyarakat Adapundengan lokasinya Kabupaten adalah Banjarnegara. Desa Paninggaran Secara geografis dan sehingga tidak terjadi kesalahan. Desa Kaliombo. Desa Paninggaran berada di pusat kecamatan sehingga secara infrastruktur lebih baik Kecamatan Paninggaran masih mengutamakan dibandingkan dengan Desa Kaliombo yang lebih infrastruktur.Karena Infrastruktur kondisi geografis dibuat sebaik cukup mungkin sulit, jauh dari pusat kecamatan. Kedua wilayah tersebut agar tahan lama. selain itu, dana desa diharapkan sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor setelah 2-3 tahun ke depan dialihkan untuk pertanian, perdagangan, pertukangan dan sektor pemberdayaan ekonomi masyarakat seperti informal lainnya. pelatihan keterampilan pertanian, peternakan, Pelaksanaan dana desa di Kecamatan Kajen perbengkelan, kewirausahaan, dan kuliner. diarahkan untuk infrastruktur yang tujuannya Pelaksanaan dana desa berpedoman pada memperlancar arus transportasi. Permintaan regulasi yang berlaku serta petunjuk teknis dari

Matra Pembaruan 1 (1) (2017): 23-32 26 Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Pelaksanaan dana desa bisa difokuskan untuk pemberdayaan dana desa melibatkan 2 tim, yaitu tim pelaksana jika kebutuhan infrastruktur sudah terpenuhi. dan tim pengelola, tenaga profesional yang dibayar, Adapun beberapa desa di daerah tertinggal masih serta tenaga kerja lokal. Selain itu ada pengerahan memfokuskan infrastruktur untuk jangka waktu tenaga kerja sukarela dari masyarakat (gotong tidak ditentukan. Dalam pelaksanaan kegiatan dana royong) yang berswadaya memberikan bantuan desa, regulasi yang ada sudah dipatuhi. Para kepala berupa konsumsi atau sebagian material yang ada di desa bahkan tidak berani menjalankan pekerjaan pekarangan mereka. Dalam APBD Desa Paninggaran terlebih dahulu sebelum dananya cair, meskipun tercantum, swadaya masyarakat untuk biaya lansir, banyak tawaran dari penyedia material. tenaga nontukang dan konsumsi total sebesar Rp Selama ini pemerintah desa berharap agar 30.775 ribu. pencairan dana dipermudah. Selain itu ada alokasi Salah satu manfaat sosial Desa Paninggaran penggunaan dana desa bisa diperluas untuk adalah tumbuhnya kembali semangat gotong royong pembangunan balai desa dan gedung pertemuan, dan swadaya masyarakat. Masyarakat bersama BPD serta pembelian sarana transportasi (mobil selalu dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan siaga) untuk keperluan warga (jika sakit). Dengan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan. Adapun demikian masyarakat mendapatkan manfaat, suplai material untuk pembangunan berasal dari misalnya ketika ada hajatan gedung bisa digunakan luar daerah, karena dari lokal desa tidak ada dan masyarakat tidak perlu menyewa gedung atau yang memadai secara kualitas dan kuantitas yang kendaraan. memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Di Kabupaten Kebumen, pemerintah daerah Adapun untuk Desa Kaliombo yang terletak telah mengeluarkan Peraturan Bupati Kebumen jauh dari pusat kota dana difokuskan sepenuhnya No 27 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pembagian, pada infrastruktur sampai jangka waktu yang lama, Besaran dan Penggunaan Dana Desa di Kabupaten terutama untuk jalan, jembatan, saluran air bersih Kebumen Tahun 2015. Dalam pasal 8 disebutkan, dan drainase. Selama ini akses jalan dari desa ke desa diperkenankan menggunakan dana desa di pusat kota sangat buruk sehingga menghambat luar ketentuan yang berlaku setelah mendapat arus ekonomi yang terdiri dari peternakan dan persetujuan bupati. Dalam hal ini dapat juga perkebunan. digunakan untuk rehab gedung balai desa dengan Dana desa pada 2015 juga difokuskan pada catatan sudah melalui proses rembug dengan kegiatan pengaspalan jalan utama desa yang masyarakat. Hal ini dilakukan karena adanya mengalami kerusakan parah. Begitu pun dana pada desakan dari masyarakat dan memanfaatkan 2016 yang difokuskan untuk pengaspalan jalan regulasi Peraturan Menteri Keuangan No 93 Tahun meneruskan kegiatan pada 2015, dan pembuatan 2015 yang salah satu ketentuannya mengatur jika saluran air bersih. Dengan perbaikan jalan, ada penggunaan dana desa di luar ketentuan, dapat masyarakat merasakan manfaat transportasi lancar meminta ijin Bupati. baik bagi mereka yang mencari rumput untuk ternak Dalam pelaksanaannya dana desa dibentuk maupun penjualan hasil ternak dan perkebunan. Di tiga tim, yaitu tim pelaksana kegiatan, tim pengelola sisi lain, masyarakat juga mengusulkan peruntukkan kegiatan, dan tim penerima hasil kegiatan yang bagi alat pertanian, namun saat ini belum bisa semuanya terdiri dari pemerintah desa, lembaga terlaksana. desa dan perwakilan masyarakat sekitar kegiatan. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan Tim pelaksana merupakan pengguna anggaran serta pengawasan, lembaga desa seperti BPD, LPMD yang terdiri dari wakil pemerintah desa (Kepala dan masyarakat sudah dilibatkan. Masyarakat Desa), LPMD dan masyarakat. Tim pengelola adalah dilibatkan sebagai tim pelaksana maupun tim pelaksana setiap proyek yang terdiri dari wakil pengelola di sekitar lokasi proyek. Pelaksanaan pemerintah desa, LPMD dan masyarakat setempat kegiatan pengaspalan dilakukan oleh tenaga ahli di lokasi kegiatan. Adapun tim penerima hasil dengan peralatan yang disewa. Sebagian warga kegiatan berasal dari perwakilan pemerintah desa, dilibatkan sebagai pekerja dengan upah tertentu LPMD dan masyarakat setempat (tim lokal), serta sesuai dengan standar yang berlaku di wilayah BPD. tersebut. Sementara warga lainnya terlibat sebagai Lokasi penelitian di Kabupaten Kebumen tenaga sukarela atau gotong royong, sebagian juga difokuskan di Kecamatan Puring dan Kecamatan menyediakan konsumsi untuk pekerja. Padureso. Kecamatan Puring berada di sebelah barat Berdasarkan penjelasan di atas, ada bebeapa daya, merupakan daerah pesisir pantai selatan. catatan dari implementasi dana desa di Kabupaten Desa yang dipilih adalah Desa Tambakmulya dan Pekalongan. Dana desa di Kabupaten Pekalongan Desa Krandegan. Kecamatan Padureso berada di lebih difokuskan kepada pembangunan infrastruktur. sebelah timur laut merupakan wilayah pegunungan, Beberapa desa di wilayah perkotaan berharap adapun lokasinya adalah Desa Pajengkolan dan

Kontribusi Dana Desa terhadap Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Kebumen dan Pekalongan 27 Arif Sofianto Desa Balingasal. dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten. Pada Dana Desa 2015 di ke empat desa yang penyusunan RPJMDes sudah terdapat prioritas menjadi lokasi penelitian yaitu Desa Tambakmulyo, pembangunan desa selama 5 tahun, kemudian krandegan, Desa Pajengkolan, serta Desa Balingasal akan dirinci setiap tahun melalui RKPDes sesuai penggunaan dana desa mengalami kemiripan, yaitu dengan urutan prioritas yang kemudian dituangkan sebagian besar digunakan untuk pembangunan dalam APBDes. Dalam APBDes tersebut, setiap infrastruktur desa seperti pengaspalan jalan, kegiatan kemudian dirinci dan ditentukan sumber pembuatan jembatan, pembuatan saluran, dan dananya, salah satunya dari dana desa dengan pembuatan talud. memperhatikan regulasi yang ada. Semua proses Di Kecamatan Puring, dana desa digunakan tersebut melibatkan unsur perwakilan pemerintah untuk infrastruktur dan pemberdayaan. Di Desa desa, perwakilan lembaga masyarakat, dan tokoh Tambakmulyo, pelaksanaan dana desa secara masyarakat. umum melibatkan partisipasi masyarakat luas, Dana desa 2015 di Desa Balingasal digunakan baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun untuk kegiatan penyusunan rencana pembangunan, evaluasi. Musyawarah warga dari tingkat dusun infrastruktur, fasilitasi kelompok masyarakat sampai musyawarah desa (Musdes) benar-benar dan pemberdayaan masyarakat. Alokasi untuk dimanfaatkan untuk merumuskan kebutuhan infrastruktur seperti pengecoran jalan, pembuatan prioritas desa tersebut. Pemerintah desa saluran irigasi, dan rehabilitasi gedung yang mengupayakan adanya transparansi dalam proses sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Penyedia perencanaan dan pelaksanaan sesuai dengan material/bahan bangunan adalah toko bangunan prosedur kegiatan melibatkan berbagai unsur di desa setempat, sehingga kepala desa berani seperti BPD dan tokoh masyarakat. melaksanakan kegiatan dana desa sebelum dana Di Desa Krandegan pelaksanaan dana desa juga cair. Begitu juga dengan biaya untuk tenaga kerja sudah melibatkan masyarakat mulai dari musdus, yang dicarikan alternatif lain. Setelah dana turun, musdes sampai dengan perencanaan penggunaan kemudian biaya pembelian material dan tenaga dana desa. Pelibatan masyarakat dalam bentuk akan dibayarkan. Adapun swadaya dari warga desa musyawarah perencanaan, pelaksanaan pekerjaan sekitar berupa gotong royong dan konsumsi, serta melalui rekruitmen pekerja tukang, serta gotong beberapa bahan seperti bambu, batu dan pasir. royong. Swadaya masyarakat umumnya sama, Secara umum, masyarakat merasakan selain tenaga juga memberikan konsumsi untuk manfaat dana desa berupa lancarnya irigasi untuk pekerja. Pertanggungjawaban ke masyarakat dalam persawahan dan transportasi hasil pertanian. penggunaan dana desa untuk pembangunan selalu Dengan lancarnya saluran irigasi dan transportasi dilakukan akhir tahun. Pada 2016, penggunaan maka kegiatan perekonomian warga menjadi dana desa selain untuk infrastruktur, untuk lancar yang diharapkan akan dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat juga ditingkatkan, kesejahteraan warga. seperti pelayanan dasar dalam hal ini pendidikan Kendala yang dialami pemerintah desa dan kesehatan, rehabilitasi gedung, serta bantuan adalah lambatnya pencairan dana. Pemerintah kegiatan produktif. desa menyikapi keterlambatan menggunakan Pelibatan masyarakat menjadi media kontrol sistem bon material dari toko material setempat. yang sangat baik untuk memantau dan melaporkan Dengan demikian kegiatan bisa berjalan terlebih dahulu meskipun anggaran belum turun. Selain itu Warsin, secara umum dana desa berdampak baik adanya batasan penggunaan juga menjadi keluhan bagimasalah pembangunan, di lapangan. terutama Menurut Hafiduntuk Bustomi memenuhi dan karena banyak kebutuhan desa di luar ketentuan kebutuhan infrastruktur dasar seperti jalan, saluran penggunaan dana desa, seperti misalnya untuk air dan sarpras lainnya. peralatan pertanian, gedung balai desa maupun Adapun kendala yang dialami dalam fasilitas publik lainnya. Pelaksanaan dana desa di Pajengkolan adalah adanya keterbatasan SDM, terutama aparat menurut kepala desa Pajengkolan Muslimah, desaimplementasi dalam implementasi dana desa anggaran menurut pemerintah. Hafid Bustomitelah melibatkan masyarakat baik dalam proses Sebagaimana diungkapkan Warsin, desa mengalami perencanaan dan pelaksanaan. Alokasi dana desa keterbatasan SDM, terutama dalam penyusunan SPJ pada 2015 digunakan untuk infrastruktur berupa sehingga sering terlambat. jalan pertanian, irigasi, pemberdayaan masyarakat, Di Kecamatan Padureso, dana desa digunakan kesehatan, pendidikan, kepemudaan dan untuk beberapa kegiatan, baik untuk infrastruktur, perencanaan pembangunan. Sama halnya dengan pelayanan dasar dan pemberdayaan masyarakat. desa Balingasal, kegiatan dikerjakan terlebih dahulu Menurut Priyatini Kepala Desa Balingasal, sebelum dana cair, meminjam material dari toko pelaksanaan dana desa menggunakan acuan material setempat, mencarikan sumber dana untuk regulasi dari pusat serta pedoman teknis yang membayar tenaga kerja, baru setelah dana turun

Matra Pembaruan 1 (1) (2017): 23-32 28 dibayarkan. alokasi yang dianjurkan. Di Kabupaten Pekalongan, Secara umum implementasi dana desa di dianjurkan untuk mengalokasikan paling Kabupaten Kebumen berupaya improvisasi dari banyak 5 persen dari anggaran dana desa untuk pemerintah desa dan masyarakat. Rata-rata para pelaksanaan perencanaan kegiatan (operasional), kepala desa berani melaksanakan proyek terlebih untuk rapat-rapat, membayar honor dan ATK. dahulu, kerjasama dengan penyedia barang dari Sedangkan di Kabupaten Kebumen diperbolehkan desa setempat. Swadaya masyarakat berupa tenaga mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan dan konsumsi serta material tambahan seperti kegiatan Musrenbang, penyusunan RPJMD, RKPD bambu, kayu, batu, pasir dan sebagainya dalam dan APBD karena hal tersebut dipandang sebagai jumlah kecil, yang sudah ada di pekarangan rumah bagian dari proses pelaksanaan pembangunan/ mereka. Dalam segi alokasi terdapat kemajuan penyelenggaraan pemerintahan desa. dimana tidak hanya untuk infrastruktur namun Dari aspek penggunaan, pada umumnya alokasi untuk pemberdayaan masyarakat juga. dana desa sebagian besar untuk pembangunan Secara umum pelaksanaan dana desa menghadapi beberapa kendala. Sebagaimana Pekalongan, sedangkan di Kabupaten Kebumen diungkapkan oleh Sajiman anggota BPD penggunaansarana fisik lebih seperti meluas yang yaitu untuk terjadi peningkatan di Kabupaten Tambakmulyo. Ia mengatakan terkait dana fasilitas layanan dasar dan pemberdayaan, desa permasalahan sosial kerap muncul. Hal itu meskipun sebagian besar dana masih tetap untuk dipengaruhi beberapa faktor seperti wilayah desa infrastruktur. Hampir semua pemerintah desa juga yang luas dan tidak bisa menjangkau wilayah menginginkan agar alokasi penggunaan desa bisa keseluruhan, sehingga menimbulkan kecemburuan untuk rehabilitasi balai desa atau pembangunan sosial antar warga yang belum mendapat alokasi gedung serbaguna. Sedangkan masyarakat pembangunan. Pelaksanaan dana desa juga menginginkan adanya perluasan penggunaan terkendala rendahnya kemampuan aparat desa terutama untuk bantuan peralatan bagi aktivitas dalam pengelolaan anggaran dan kegiatan serta ekonomi mereka. keterampilan teknis (komputer), ditambah waktu Kasus di Kabupaten Kebumen ada beberapa pencairan yang mepet serta tuntutan masyarakat desa yang menggunakan dana desa di luar yang sangat banyak dan minimnya pengetahuan prioritas penggunaan dana desa setelah mendapat terhadap dana desa. Dalam implementasi teknis, persetujuan dari Bupati setempat, di samping persoalan yang dihadapi adalah kenaikan harga itu ada desa yang telah melaksanakan kegiatan material (semen) yang tidak diperkirakan pada saat sebelum dana desa cair, dengan cara ditalangi pelaksanaan, sehingga berbeda penganggaran pada terlebih dahulu agar tidak terlambat karena dana saat perencanaan yang menetapkan harga standar cairnya sangat mepet dengan waktu pelaksanaan. kabupaten. Beberapa informan juga melaporkan, proses Harapan masyarakat terhadap dana desa secara pencairan dana desa menghadapi banyak kendala umum terkait dengan persoalan prosedur serta karena proses pencairan dana yang dinilai berbelit- penggunaan. Prosedur diharapkan lebih mudah dan belit. Keterlambatan terbitnya aturan pelaksana sederhana disertai dengan informasi dan bimbingan merupakan salah satu faktor yang menghambat tentang dana desa dari pemerintah kabupaten serta proses pencairan dana desa. adanya upaya dukungan terhadap keterbatasan Dari segi kemanfaatan, meski belum semua SDM. Adapun terkait dengan penggunaan dana segmen masyarakat menikmati dana desa, desa dihaarpkan dapat digunakan sesuai keinginan masyarakat cukup puas karena pembangunan desa masyarakat, terutama sektor infrastruktur jalan dan dari dana desa didasarkan atas usulan atau gagasan pertanian secara lebih luas. yang berasal dari masyarakat. Implementasi dana Pelaksanaan dana desa di kedua wilayah desa memberikan efek langsung maupun tidak penelitian adalah adanya partisipasi masyarakat. langsung terhadap meningkatnya pendapatan Hampir di semua lokasi penelitian, pelaksanaan masyarakat. Walaupun secara kuantitatif belum dana desa selalu diwarnai swadaya masyarakat. diperoleh data yang akurat, namun masyarakat Keberadaan dana desa sanggup menggugah kembali semangat gotong royong masyarakat. tenaga kerja lokal dan ini memberikan tambahan Dari aspek regulasi, secara umum pendapatanmenilai pembangunan bagi masyarakat. fisik Dengan telah kegiatan menyerap implementasi dana desa di lokasi penelitian perbaikan sarana dan prasarana desa, proses telah didukung dengan Peraturan Bupati sebagai pengangkutan hasil panen menjadi semakin syarat pencairan dan regulasi teknis pelaksanaan. mudah, dan pemeliharaan irigasi menjadi semakin Aturan-aturan tersebut telah dijadikan dasar untuk terkendali. Dengan demikian, efek yang ditimbulkan pencairan dana desa di masing-masing kabupaten. Perbedaan regulasi antara Pemerintah Kabupaten ekonomi masyarakat dan peluang pekerjaan Pekalongan dan Kabupaten Kebumen terletak pada yangdari pembangunanpada akhirnya fisik memberikan adalah membuka peningkatan akses

Kontribusi Dana Desa terhadap Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Kebumen dan Pekalongan 29 Arif Sofianto pendapatan masyarakat. demokrasi di kalangan bawah, peningkatan partisipasi serta suasana politk yang kondusif. juga berdampak pada perekonomian, sosial, Kondisi tersebut, sesuai dengan hasil politikManfaat dan sosial langsung budaya. secara Hanya fisik saja infrastruktur menurut penelitian Rosalina (2013), yang mengungkapkan pelaku di lapangan ada beberapa kendala yang keberhasilan kinerja pemerintahan desa dalam perlu mendapatkan perhatian untuk kelancaran pembangunan infrastruktur ialah mengedepankan implementasi dana desa ke depan, yaitu dari aspirasi dan partisipasi masyarakat. Partisipasi aspek regulasi, prosedur dan mekanisme, alokasi adalah keterlibatan secara terbuka (inclusion) dan penggunaan maupun pelaksanaan. keikutsertaan (involvement). Partisipasi meliputi Adapun manfaat sosial dari dana desa voice (suara), akses dan kontrol (Eko, 2004). adalah menumbuhkan kembali semangat Kemudian Manolang (2005) yang menekankan persatuan/kebersamaan dan gotong royong pentingnya peran tokoh dalam menggerakkan dalam pembangunan. Berbeda dengan program partisipasi masyarakat dalam perencanaan bantuan seperti bantuan tunai, sembako atau pembangunan sehingga mampu menghasilkan tunjangan sejenis yang kadang menimbulkan perencanaan pembangunan yang efektif. Selain ketergantungan, perselisihan dan kecurigaan, partisipasi, dalam penggunaan dana desa juga harus dana desa justru sebaliknya yakni menumbuhkan diperhatikan mengenai kebutuhan desa. swadaya, kebersamaan dan keterbukaan. Hal ini Akan tetapi, dalam pembangunan desa, suara dirasa mungkin karena hasilnya terlihat jelas dan perempuan belum begitu diperhatikan. Sebagai manfaatnya dirasakan bersama. Masyarakat desa contoh di dalam alokasi pembangunan selama ini juga merasa bangga dengan pembangunan desanya apabila infrastruktur bagus dan memberikan kelompok laki-laki sebagaimana dikemukakan dampak lebih baik bagi penampilan wajah desa. Dasmiatunlebih banyak (Tim ke Penggerak sektor fisik PKK yang Desa diusulkanKrandegan). oleh Dengan adanya dana desa dampaknya terhadap Sedangkan usulan kelompok perempuan terkait masyarakat desa setempat. Dari sisi sosial pemberdayaan serta pelayanan pendidikan masyarakat bisa mudah berinteraksi dengan penuh dan kesehatan masih kurang diperhatikan. kehangatan seperti bisa kemudahan menghadiri Dalam penentuan prioritas pembangunan suara tetangga yang punya hajatan, kegiatan keagamaan, perempuan masih belum mendapat tempat pertemuan bulanan seperti arisan RT/RW, dan sebagaimana laki-laki. rembuk desa. Beberapa kendala juga dialami terkait Perhatian terhadap kepentingan desa melalui dengan kapasitas desa. Untuk itu demi kelancaran dana desa telah mendorong peningkatan partisipasi implementasi dan menanggapi kurangnya kualitas masyarakat dalam proses pembangunan. Gerakan SDM diharapkan ada pembinaan dari pemerintah sosial warga tumbuh kembali dalam bentuk kegiatan baik pusat maupun daerah. Hal ini sangat gotong royong dan kerja bakti. Pembuatan jalan, dibutuhkan mengingat penggunaan dana desa rawan jembatan dan perbaikan saluran irigasi dilandasi penyelewengan dan kesalahan prosedur, karena semangat gotong royong dan keswadayaan. Dengan SDM yang belum terbiasa dan adanya tuntutan kegiatan yang berbasis gotong royong, masyarakat yang kuat dari masyarakat terkait penggunaan dana semakin sadar, berbagai permasalahan desa dapat desa. Untuk ini pemerintah dapat mengoptimalkan berjalan dengan lancar dan mudah diatasi. Tidak aparat kecamatan dan pendamping desa agar lebih giat melakukan pendampingan. seperti pelatihan seni budaya juga mendapatkan Adapun usulan yang paling banyak perhatianhanya yang dari bersifat pemerintah fisik, berbagai desa. Halkegiatan ini semua non fisik disampaikan dan paling dominan adalah terkait memberikan dampak terhadap semakin cintanya dengan ketentuan agar penggunaan dana desa masyarakat untuk bertahan tinggal di desa. Lebih dapat diperluas. Ketentuan yang ada saat ini masih jauh, dampak sosial budaya yang terlihat adalah belum mengakamodosi keinginan pemerintah desa semangat anak-anak untuk bersekolah mengalami maupun masyarakat. Kebanyakan pemerintah desa peningkatan karena sarana dan prasarana menginginkan agar dana desa bisa digunakan untuk perhungan menjadi lebih baik. meningkatan sarana pemerintah desa. Kondisi di Dalam bidang politik, dana desa memberikan lapangan banyak balai desa yang tidak layak bahkan peluang besar pada partisipasi masyarakat dalam tidak punya sama sekali. Selain itu dibutuhkan pembangunan. Tingkat partisipasi masyarakat gedung serbaguna untuk menyelengarakan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berbagai acara seperti musrenbangdes atau pembangunan semakin meningkat. Selain itu, acara lainnya. Gedung serbaguna atau aula atau adanya transparansi juga menunjukkan semakin gedung pertemuan juga dapat dimanfaatkan untuk baiknya tingkat partisipasi politik. Dengan demikian hajatan warga disewakan sehingga menghasilkan secara tidak langsung dana desa turut menciptakan pemasukan bagi desa. Ada juga usulan agar bisa

Matra Pembaruan 1 (1) (2017): 23-32 30 digunakan untuk pembelian kendaraan, seperti Yogyakarta: Graha Ilmu. kendaraan ambulance atau kendaraan operasional Daldjoeni, N., & Suyitno, A. (2004). Pedesaan, bagi kepentingan penyelengraaan pemerintahan lingkungan dan pembangunan. Bandung: desa. Alumni. Harapan lainnya yang cukup klasik adalah agar Dana Desa 2016 Akan Lebih Baik. (2015). Kompas. anggaran dana desa diperbesar. Dengan anggaran Jakarta. yang besar maka diharapkan dapat mencakup semua Eko, S. (2004). Reformasi politik dan pemberdayaan wilayah desa. Masyarakat di setiap dusun menuntut masyarakat. Yogyakarta: APMD Press. daerahnya dibangun, sementara ketersediaan dana Harja, R., & Sitanggang, R. (2015). Dana Desa sedikit sehingga sering muncul kecemburuan antar Mengendap di Kabupaten/Kota - Berita warga. Ekonomi - Harian Medan Bisnis - Membangun Indonesia yang Lebih Baik. Diambil 19 Juni 2015, dari http://www.medanbisnisdaily. IV. Kesimpulan com/news/read/2015/06/19/170468/ Pada umumnya masyarakat dan pemerintah dana-desa-mengendap-di-kabupaten-kota/#. desa merasa cukup terbantu karena dana desa WPcH4aIlG00 memberikan sumbangan yang cukup berarati bagi Harning, S. V., & Amri, A. (2016). Dana Desa dan pembangunan desa, baik dari segi perekonomian, Kepadatan Belanja di Kecamatan Meuraxa Kota sosial dan politik. Dari segi ekonomi semakin Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi terbukanya aksesibilitas dan meningkatnya Pembangunan, 1(1), 254–261. Diambil dari http://www.jim.unsyiah.ac.id/EKP/article/ sosial, dengan menumbuhkan kembali semangat view/699 efisiensi. Adapun manfaat sosial memperkuat modal persatuan/kebersamaan dan gotong royong dalam Humas Setkab. (2015). Marwan: Problem pembangunan. Dalam bidang politik, memberikan Keterlambatan Penyaluran Dana Desa Ada Di peluang besar pada partisipasi masyarakat dalam Kabupaten/Kota. Diambil 8 September 2015, pembangunan. Secara tidak langsung dana desa dari http://setkab.go.id/marwan-problem- turut menciptakan demokrasi di kalangan bawah, keterlambatan-penyaluran-dana-desa-ada-di- peningkatan partisipasi serta suasana politk yang kabupatenkota/ kondusif, hanya saja suara perempuan belum begitu Manolang, E. S. P. (2005). Peran Tokoh Masyarakat diperhatikan. dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Suatu Adapun beberapa kendala yang dialami terkait Studi di Desa Naha Kecamatan Tabukan Utara dengan kapasitas perangkat desa, masyarakat Kabupaten Sangihe). GOVERNANCE, 5(1), 0–10. belum sepenuhnya memahami prosedur dana Diambil dari https://ejournal.unsrat.ac.id/ desa, ketentuan yang ada saat ini masih belum index.php/governance/article/view/1533 mengakomodasi keinginan pemerintah desa maupun Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah masyarakat. Pendampingan dan pembinaan dari Tertinggal, Dan Transmigrasi No 21 Tahun pemerintah juga perlu ditingkatkan. Pendampingan 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan dan pembinaan sebagaimana dicontohkan oleh Dana Desa Tahun 2016 (2015). Republik Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Kebumen Indonesia. dengan mengoptimalkan fungsi kecamatan dalam Peraturan Menteri Keuangan No 93/PMK.07/2015 memberikan supervisi dan pendampingan mulai tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, dari proses perencanaan sampai pelaporan. Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Usulan harus melalui kecamatan untuk dilakukan Desa (2015). Republik Indonesia. PP No 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas kabupaten, begitu juga dalam proses pelaporan Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2014 verifikasi, baru kemudian diajukan ke tingkat peran kecamatan adalah melakukan pendampingan tentang Dana Desa yang Bersumber dari dalam penyusunan laporan. Kemudian sebagaimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di Kabupaten Pekalongan, bisa bekerjasama dengan (2014). Republik Indonesia. Kejaksaan dan BPKP untuk pengarahan dan PP No 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang pengawasan dalam pelaksanaan dana desa. Selain Bersumber dari Anggaran Pendapata dan itu, terkait dengan minimnya kemampuan dan Belanja Negara (2014). Republik Indonesia. keterampilan aparat pemerintah desa, pemerintah Qodar, N. (2015). Fitra: Program Dana Desa daerah berkewajiban memberikan pelatihan Potensial Ditunggangi Mafia - News Liputan6. keterampilan pengelolaan anggaan pemerintah. com. Diambil 19 April 2017, dari http://news. liputan6.com/read/2226204/fitra-program- V. Daftar Pustaka dana-desa-potensial-ditunggangi-mafia Adisasmita, R. (2006). Membangun desa partisipatif. Rosalina, M., Kunci, K., & Kinerja, : (2013). Kinerja

Kontribusi Dana Desa terhadap Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Kebumen dan Pekalongan 31 Arif Sofianto Pemerintah Desa dalam Pembangunan partisipatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Infrastruktur di Desa Kuala Lapang dan Desa Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Taras Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Kualitatif dan R&D (Qualitative and Quantitative Malinau. eJournal Pemerintahan Integratif, 1(1), Research Methods). Bandung: Alfabeta. 106–120. Diambil dari http://ejournal.pin. UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa (2014). Republik or.id/site/wp-content/uploads/2013/02/02_ Indonesia. ejournal_Maya_Rosalina (02-28-13-12-07-23). Widagdo, A. K., Widodo, A., & Ismail, M. (2013). pdf Sistem Akuntansi Pengelolaan Dana Desa. Rustiadi, E., Saefulhakim, S., & Panuju, D. R. (2011). Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 19(2), 323–340. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Diambil dari http://ejournal.uksw.edu/jeb/ Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. article/view/336 Santoso, P. (2006). Pembaharuan desa secara

Matra Pembaruan 1 (1) (2017): 23-32 32