ANALISIS STRUKTURAL DALAM NOVEL “ALL SHE WAS WORTH

(MELACAK JEJAK)” KARYA MIYUKI MIYABE

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat

ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh: GUS SUKIWA WICAKSONO NIM : 130708082

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

i

Universitas Sumatera Utara ANALISIS STRUKTURAL DALAM NOVEL “ALL SHE WAS WORTH

(MELACAK JEJAK)” KARYA MIYUKI MIYABE

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

OLEH: GUS SUKIWA WICAKSONO NIM : 130708082

Pembimbing

Zulnaidi S.S, M.Hum NIP. 19670807 200401 1 001

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

ii

Universitas Sumatera Utara Disetujui Oleh :

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Medan, 29 Juli 2019

Program Studi Sastra Jepang

Ketua,

Prof.Hamzon Situmorang, MS.,Ph.D NIP. 19580704 1984 12 1 001

iii

Universitas Sumatera Utara PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Pada : Pukul 13.30 WIB Tanggal : 29 Juli 2019 Hari : Senin

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan,

Dr. Budi Agustono, M.S NIP. 19600805 198703 1 001

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi, SS.,M.Hum. (...... )

2. Prof. Hamzon Situmorang, M.S, Ph.D (...... )

3. Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum (...... )

iv

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‗alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat beserta karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul ―Analisis Struktural Novel All She Was Worth

(Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe‖, disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar kesarjanaan Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses pengerjaan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan, dan kesalahan di berbagai sisi baik itu dalam hal tulisan, tata bahasa maupun proses analisisnya yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi skripsi ini sehingga skripsi ini lebih bermanfaat dan lebih sempurna kedepannya.

Dalam pelaksanaan penyelesaian studi dan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan moril maupun materil dari berbagai pihak.

Untuk itu pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih, penghargaan, dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D selaku Ketua Program Studi

Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Zulnaidi S.S, M.Hum, selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pemikiran dalam memberikan saran-saran serta

v

Universitas Sumatera Utara memberi perhatian penuh untuk membimbing penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Dosen Penguji Ujian Skripsi yang telah menyediakan waktu membaca dan

menguji skripsi. Tak lupa pula penulis sampaikan kepada seluruh Staf

Pengajar Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama duduk di bangku

perkuliahan.

5. Terima Kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Ibunda

tercinta Agusnawati dan Ayahanda tersayang Sukirno yang telah

membesarkan dan selalu mendukung, mendorong, memberikan nasehat,

dan memotivasi penulis untuk menyelasaikan skripsi ini. Untuk adik-adik

Ku atas doa-doanya serta semua bantuan yang telah diterima selama kuliah

juga serta seluruh keluarga besar lainnya yang tak dapat penulis ucapkan

satu persatu.

6. Untuk sahabat tersayang Julfi Ardhi Syahrian, Junius Ivan Buci, Dewi

Vidya Mentari, Nidia Fahrani dan M.Brawijaya yang telah membantu dan

memberikan dorongan semangat yang tiada hentinya serta doa-doanya

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk adik senior

tersayang Putri Amelia Harahap yang selalu menyemangati dan membantu

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Dan seluruh teman-teman

angkatan 2013 Sastra Jepang yang namanya tak dapat disebut satu persatu.

Terima kasih untuk kebersamaannya baik suka maupun duka dalam

berjuang kurang lebih 4 tahun ini. Senang bisa belajar bersama kalian dan

mengenal satu sama lain.

vi

Universitas Sumatera Utara Akhir kata, semoga skripsi ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan pengguna skripsi ini khususnya mahasiswa Sastra Jepang lainnya.

Penulis menyadari bahwa tulisan ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis berharap dengan membaca skripsi ini akan menumbuhkan minat membaca khususnya membaca karya sastra lainnya.

Medan, 29 Juli 2019

Penulis,

GUS SUKIWA WICAKSONO NIM : 130708082

vii

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... i

DAFTAR ISI ...... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1

1.2 Perumusan Masalah ...... 5

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan...... 7

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ...... 8

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 11

1.6 Metode Penelitian ...... 12

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL DALAM PENDEKATAN STRUKTURAL DAN BIOGRAFI PENGARANG

2.1. Pengertian Novel ...... 14

2.2. Unsur Pembangun Novel ...... 15

2.2.1. Unsur Intrinsik ...... 16

2.2.2. Unsur Ekstrinsik...... 25

2.3. Defenisi Pendekatan Objektif atau Struktural dalam Kajian Sastra 25

2.4. Biografi Pengarang ...... 27

viii

Universitas Sumatera Utara BAB III ANALISIS STRUKTURAL DALAM NOVEL “ALL SHE WAS WORTH” KARYA MIYUKI MIYABE

3.1 Sinopsis Cerita ...... 31

3.2 Analisis Cerita Novel ―All She Was Worth

(Melacak Jejak)‖ ...... 35

3.2.1 Analisis Tema dalam Novel ―All She Was Worth

(Melacak Jejak)‖ ...... 35

3.2.2 Analisis Alur dalam Novel ―All She Was Worth

(Melacak Jejak)‖ ...... 40

3.2.3 Analisis Penokohan dalam Novel ―All She Was Worth

(Melacak Jejak)‖ ...... 44

3.2.4 Analisis Latar dalam Novel ―All She Was Worth

(Melacak Jejak)‖ ...... 61

3.2.5 Analisis Sudut pandang dalam Novel ―All She Was Worth

(Melacak Jejak)‖ ...... 64

3.2.6 Analisis Amanat dalam Novel ―All She Was Worth

(Melacak Jejak)‖ ...... 66

3.3 Analisis Keterkaitan Antara Tema, Penokohan, Alur, Latar, Sudut Pandang dan Amanat Cerita yang Mendasari Struktur Cerita yang Utuh Dalam Novel ―All She Was Worth (Melacak Jejak)‖ Karya Miyuki Miyabe ...... 69

ix

Universitas Sumatera Utara BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan ...... 74

4.2. Saran ...... 77

DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

x

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta

‗Sastra‘, yang berarti ―teks yang mengandung instruksi‖ atau ―pedoman‖, dari kata dasar ‗Sas‘ yang berarti ―instruksi‖ atau ―ajaran‖ dan ‗Tra‘ yang berarti

―alat‖ atau ―sarana‖. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada ―kesusastraan‖ atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Sangidu dalam Wicaksono (2014:1) menyatakan bahwa sastra adalah bagian dari masyarakat, kenyataan yang demikian mengilhami para pengarang untuk melibatkan dirinya dalam tata kehidupan masyarakat tempat mereka berada dan mencoba memperjuangkan posisi struktur sosial dan permasalahan yang dihadapi di masyarakat.

Suatu hasil karya sastra dapat dikatakan memiliki nilai sastra apabila didalamnya terdapat kesepadanan antara bentuk dan isinya. Bentuk bahasanya baik dan indah, dan susunannya beserta isinya dapat menimbulkan perasaan haru dan kagum dihati pembacanya. Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan dengan mengunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1984:8).

Sastra tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia sebab karya sastra senantiasa bersumber dari peristiwa atau realitas sosial yang ada dalam masyarakat, yang mengungkapkan masalah-masalah manusia dan kemanusian,

1

Universitas Sumatera Utara makna hidup dan kehidupan, melukiskan suka dan duka manusia, kasih sayang dan kebencian, kesetiaan dan kemunafikan, serta segala sesuatu yang dialami manusia. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa karya sastra merupakan ungkapan dan gambaran kehidupan.

Sastra merupakan perwujudan pikiran dalam bentuk tulisan. Tulisan adalah media pemikiran yang tercurah melalui bahasa, bahasa yang bisa direpresentasikan dalam bentuk tulisan, media lain bisa saja berbentuk gambar, melody musik, lukisan ataupun karya lingkungan binaan (arsitektur).

Pada umumnya karya sastra memiliki pembagian dalam beberapa jenis misalnya novel, puisi, drama, dan sebagainya. Jenis-jenis karya sastra tersebut tergolong dalam 2 macam yaitu karya sastra yang bersifat fiksi dan karya sastra yang bersifat nonfiksi.

Novel adalah cerita fiksi dalam bentuk prosa dengan panjang kurang lebih

1 volume yang menggambarkan tokoh-tokoh dan perilaku yang merupakan cerminan kehidupan nyata dalam plot yang berkesinambungan (Eric Reader dalam

Aziez dan Hasim, 2010:1).

Menurut Kusmayadi (2008:80) novel adalah sastra yang menceritakan kehidupan seorang tokoh secara lengkap dengan menonjolkan watak dan perilaku tokoh–tokohnya. Istilah novel itu sendiri berasal dari kata novies yang berarti baru, dikatakan baru karena jika dibandingkan dengan jenis karya sastra lain seperti puisi, drama, dan lain-lain, jenis novel ini muncul kemudian.

Masalah-masalah yang sering ditemukan dalam sebuah tugas mengapresiasikan suatu karya sastra biasanya muncul berdasarkan unsur-unsur yang menyusun suatu karya sastra tersebut. Unsur-unsur tersebut berupa unsur

2

Universitas Sumatera Utara intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur yang berada dalam tubuh dan membangun karya sastra tersebut secara langsung disebut sebagai unsur intrinsik. Unsur tersebut berupa tema, plot/alur, latar, penokohan dan lain-lain. Kemudian, unsur luar dan juga sangat berpengaruh terhadap isi dari karya sastra tersebut, namun mempengaruhi karya sastra tersebut secara tidak langsung disebut unsur ekstrinsik.

Unsur ini meliputi pendekatan biografi, psikologi, dan sosial (masyarakat).

Dalam kesempatan ini penulis akan membahas novel terjemahan yang berjudul ―All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe‖. Novel ini berupa novel dengan tema fiction dan misteri yang meceritakan kisah perempuan yang mencuri identitas seseorang demi kebahagiaan dan menjalani hidup normal seperti manusia pada umumnya, kisah novel ini hanya karya fiktif. Namun, novel ini adalah karya yang menarik untuk dibahas. Novel ini pertama kali terbit di

Jepang pada tahun 1992 dan baru diterjemahkan tahun 2016 di Indonesia.

Novel ―All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe‖ ini menceritakan kisah seorang perempuan cantik lenyap tanpa jejak, namun hasil penyelidikan menunjukan dia bukanlah sosok seperti yang ditampilkannya selama ini. Apakah dia korban atau pembunuh, atau kedua-duanya? Di negara yang melacak penduduknya dengan seksama, bagaimana bisa dua perempuan memiliki identitas yang sama, lalu menghilang tanpa jejak? Ditengah masyarakat Jepang yang konsumtif, banyak orang terjebak hutang, lalu jatuh dalam jerat para rentenir gelap yang sangat berbahaya, sehingga kadang-kadang pembunuhan menjadi satu- satunya jalan keluar.

3

Universitas Sumatera Utara Adapun latar belakang penulis menjadikan novel ―All She Was Worth

(Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe‖ sebagai bahasan dalam skripsi adalah karena pesan maupun amanat yang dikisahkan tentang cuti karena insiden di tempat kerja (seorang preman yang ditangkapnya menembaknya di lutut, melumpuhkannya sementara). Dia memiliki seorang anak angkat berumur 10 tahun bernama Makoto , yang telah dibesarkannya sendiri sejak istrinya Chizuko meninggal dalam kecelakaan mobil.Ia dipekerjakan oleh keponakannya, bankir

Jun Kurisaka, untuk melacak tunangannya, yang dia tahu dengan nama Shoko

Sekine dan yang menghilang dari hidupnya. Setelah ia menemukan sejarah kreditnya tercemar kebangkrutan. Ketika Honma menyelidiki keberadaanya, dia menemukan bahwa nama ―Shoke Sekine‖ sebenarnya milik orang lain selain tunangan Jun dan bahwa yang terakhir mungkin yang membunuh pertama untuk mencapainnya, karna Honma menavigasi negara tersebut untuk mendapatkan petunjuk, dia menemukan bahwa ekonomi berbasis kredit di Jepang, ditambah dengan sistem identifikasi keluarga mereka sendiri, memiliki efek samping yang tidak diinginkan pada kehidupan orang-orang biasa.

Alur dalam novel ini menarik dan tersusun dengan baik. Latar yang digambarkan oleh pengarang novel ini juga tergambar dengan jelas dan menarik.

Dengan dukungan alur cerita yang baik, amanat dari novel ini juga tersampaikan dengan jelas. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu dimana pengarang mengetahui segala tingkah laku dan pikiran para tokoh.

4

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penjelasan tersebut penulis tertarik untuk meneliti tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat dan keterkaitan antar semua unsur yang terdapat pada novel tersebut. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti novel

―All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe‖ dalam skripsi dengan judul “ANALISIS STRUKTURAL NOVEL ALL SHE WAS WORTH

(MELACAK JEJAK) KARYA MIYUKI MIYABE”.

1.2. Perumusan Masalah

Novel ―All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe‖ ini menceritakan tentang seorang Detektif Polisi Metropolitan Shunsuke

Honma yang cuti karena insiden di tempat kerja ia dipekerjakan oleh keponakannya Jun kurisaka untuk melacak tunangannya. Wanita ini dikenal dengan nama Shoko Sekine dan yang menghilang dari hidupnya. setelah dia menemukan sejarah kreditnya dinodai oleh kebangkrutan pribadi. Penipu Shoko sebenarnya adalah wanita yang sangat cantik bernama Kyoko Shinjo, yang berasal dari Prefektur Fukushima. Tidak seperti Shoko yang sebenarnya, yang bisa membebaskan diri dari utang dengan menyatakan kebangkrutan, utang dalam hidupnya sebenarnya milik ayahnya, yang telah mengambil hipotek besar untuk keluarga untuk memiliki rumah mereka sendiri. Dia telah berusaha untuk melepaskan diri dari semua itu dengan menikahi seorang pria muda, Yasuji

Kurata di Ise, Mie, tetapi Yakuza yang bertanggung jawab atas hutang ayahnya datang untuk mengganggu mereka juga dan akhirnya memutuskan pernikahan mereka. Dia menetas rencananya untuk memiliki identitas lain sebagai akibat dari ini untuk menjadi wanita pada umumnya yang hidupnya biasa-biasa saja.

5

Universitas Sumatera Utara Banyak kejadian menarik yang diceritakan dalam novel ini. Novel menggunakan gaya bahasa cukup berat sehingga pembaca butuh membacanya berulang kali agar dapat memahami isi novel tersebut. Hal ini dikarenakan plot yang cukup banyak serta alur yang maju mundur, sehingga novel ini tidak cocok dibaca dalam waktu yang singkat dan dibutuhkan waktu khusus untuk membacanya. Namun, dibalik gaya bahasa yang cukup berat dan rumit novel ini memiliki cerita yang membuat sipembaca selalu penasaran dengan setiap detail dari isi cerita novel tersebut. Kemudian sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu.

Terlepas dari tokoh yang banyak, latar tempat yang dihadirkan Miyuki

Miyabe menyimpan ingatan tersendiri yang menyatu dengan para karakternya.

Ada tiga tempat utama yang menjadi sasaran, yaitu: Tokyo, , dan

Utsunomyia. Dan ketiga tempat itu punya kultur yang berbeda-beda, seperti halnya Tokyo yang sibuk, orang-orangnya pun dijelaskan punya budaya yang mencerminkan kotanya, berbeda dengan orang-orang di yang sedikit mendusun. Dapat dilihat dalam mebangun seting tempatnya, penulis bukan saja meriset nama dan lokasi tempat, namun seolah-olah sudah pernah tinggal dan bercengkerama dengan masyarakat sekitar.

Dari uraian tersebut, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan amanat yang ada

dalam novel ―All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe‖?

6

Universitas Sumatera Utara 2. Bagaimana saling keterkaitan antara tema, alur, penokohan, latar, sudut

pandang, dan amanat cerita yang mendasari struktur cerita yang utuh dalam

novel ―All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe‖?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Pembatasan ruang lingkup perlu dilakukan berdasarkan masalah masalah yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan batasan masalah penelitian agar tidak terlalu luas dan mengakibatkan penulisan jadi tidak terarah dan tidak terfokus.

Penulis menggunakan Novel ―All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya

Miyuki Miyabe‖ versi terjemahan Bahasa Indonesia yang terdiri dari 473 halaman yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2016. Penulis membatasi pembahasan mengenai kajian Struktural pada novel yang berjudul ―All

She Was Worth (Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe‖. Dalam pembahasannya penulis lebih menitik beratkan kepada analisis tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, amanat dan saling keterkaitan antara tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, amanat yang ada didalam novel ―All She Was Worth (Melacak Jejak)

Karya Miyuki Miyabe‖.

Agar pembahasan memiliki akumulasi data dan kejelasan analisis, maka pada BAB II akan dijelaskan juga mengenai pengertian novel, setting novel, defenisi pendekatan objektif dalam kajian sastra, dan biografi pengarang.

7

Universitas Sumatera Utara 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1. Tinjauan Pustaka

Sastra merupakan ungkapan dari pengalaman penciptanya, hal ini berarti bahwa sastra tidak dapat dilepaskan dari pengalaman hidup penyair, pengarang atau sastrawannya. Teeuw dalam Fananie (2001:3) sastra dalam bahasa sansekerta berasal dari kata sas yang berarti mengarahkan, memberi petunjuk, atau instruksi, sedangkan tra berarti alat atau sarana.

Karya sastra merupakan bentuk kreativitas dalam bahasa yang indah berisi sederetan pengalaman batin dan imajinasi yang berasal dari penghataran realitas sosial pengarang. Menurut Wellek dan Werren dalam Wicaksono (2014:9) karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks. Pengertian struktur menunjuk pada susunan atau tata urutan unsur-unsur yang saling berhubungan antara bagian yang satu dengan yang lain. Dalam kritik sastra ada bermacam-macam analisis yang dapat digunakan. Di dalam analisis berikut dipergunakan tafsiran dari salah satu sudut pandang, yaitu sudut pandang struktural.

Pendekatan Struktural merupakan suatu pendekatan yang memfokuskan pada analisis terhadap struktur karya sastra. Dalam pendekatan ini, karya sastra dianggap sebagai sebuah struktur. Ia hadir dan dibangun oleh sejumlah unsur yang berperan penting secara fungsional.

Unsur tersebut berupa tema, penokohan, alur latar, dan lain-lain yang disebut juga sebagai unsur Intrinsik. Unsur ini juga terdapat dalam salah satu karya sastra yang berupa novel. Unsur pembangun fiksi dalam novel ini yang akan ditelaah adalah tema, penokohan, alur latar, sudut pandang, serta amanat.

8

Universitas Sumatera Utara Stanton (2007:42-43) tema membuat cerita lebih terfokus, menyatu, mengerucut dan berdampak. Bagian awal dan akhir diceritakan menjadi pas, dan memuaskan berkat keberadaan tema. Cara paling efektif untuk mengenali tema karya sastra adalah dengan mengamati secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya. Setiap aspek cerita turut mendukung kehadiran tema.

Sebuah cerita tidak akan berjalan tanpa adanya penokohan dan perwatakan.

Kehadiran tokoh dapat menghidupkan cerita dan perwatakan adalah awal atau cikal bakal lahirnya konflik untuk melahirkan sebuah cerita. Tokoh dalam karya rekaan selalu mempunyai sifat, sikap, tingkah laku, atau watak-watak tertentu.

Pemberian watak pada tokoh oleh sastrawan disebut perwatakan.

Selain penokohan dan perwatakan dalam karya sastra yang termasuk didalam unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra yang kajiannya adalah alur atau plot. Kenny dalam Nurgiyantoro (2002:113) mengemukakan plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat.

Menganalisis suatu karya sastra juga dibutuhkan pengamatan tentang latar.

Stanton (2007:35) mengemukakan bahwa latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.

Kemudian unsur sudut pandang, point of view, menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai

9

Universitas Sumatera Utara peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca

(Abrams dalam Nurgiyantoro, 2002:248).

Penelitian dengan pendekatan objektif adalah penelitian yang lebih menekankan kepada aspek-aspek intrinsik terhadap karya sastra. aspek intrinsik itu sendiri adaah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri atau dengan kata lain unsur yang secara langsung membangun cerita dalam karya sastra tersebut.

2. Kerangka Teori

Dibutuhkan sebuah pendekatan yang berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalisis sebuah karya sastra. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Struktural (objektif) yang akan dikaitkan dengan konsep tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, serta amanat.

Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Mula – mula diidentifikasi dan dideskripsikan, misalnya, bagaimana keadaan peristiwa – peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain – lain (Nurgiyantoro, 2002:37).

Pendekatan struktural adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan juga pendekatan objektif. Proses pemaknaan karya sastra dapat dipahami dengan menggunakan berbagai pendekatan, pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisis karya sastra. Meskipun analisis sastra dengan menggunakan

10

Universitas Sumatera Utara pendekatan struktural dalam hal ini analisis strukturalisme mempunyai beberapa kelemahan, akan tetapi analisis struktural merupakan sesuatu yang harus dilalui, sebagai sebuah tahap awal dalam proses pemaknaan karya sastra. Karena arti sesungguhnya dari sebuah karya sastra hanya dapat dipahami dengan menganalisis susunan dan organisasi karya sastra tersebut.

Pendekatan struktural yang diuraikan di atas digunakan penulis dalam menganalisis novel ―All She Was Worth‖ bertujuan untuk memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar unsur karya sastra di dalam novel tersebut.

Dimana analisis ini menunjukkan keadaan peristiwa-peristiwa, plot, dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Kemudian menjelaskan bagaimana fungsi masing-masing antar unsur karya sastra itu dan hubungan antar unsur yang ada di dalam novel ―All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe‖.

Dengan menggunakan teori pendekatan struktural, penulis akan menganalisis karakteristik penokohan dalam novel "All She Was Worth (Melacak

Jejak) Karya Miyuki Miyabe", tema yang mendasari pemaparan cerita dan tahapan-tahapan alur yang membangun novel " All She Was Worth (Melacak

Jejak) Karya Miyuki Miyabe".

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka penulis merangkum tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

11

Universitas Sumatera Utara 1. Untuk mendeskripsikan tema, penokohan, alur latar, sudut pandang, dan

amanat yang ada di dalam cerita novel "All She Was Worth (Melacak

Jejak) Karya Miyuki Miyabe".

2. Untuk mendeskripsikan keterkaitan antara tema, penokohan, alur, latar,

sudut pandang, dan amanat cerita yang mendasari struktur cerita yang utuh

dalam novel "All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe".

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk dapat menambah wawasan dan gambaran bagi pembaca karya

sastra mengenai unsur-unsur pembentuk di dalam novel "All She Was

Worth (Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe".

2. Untuk memberikan gambaran tentang tema, penokohan, alur, latar, sudut

pandang, dan amanat dalam sebuah karya sastra berdasarkan pendekatan

objektif dalam novel novel "All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya

Miyuki Miyabe".

1.7. Metode Penelitian

Didalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif.

Menurut Nasier dalam Tantawi (2004:66) metode deskriptif adalah mendeskripsikan tentang situasi atau kejadian, gambaran, lukisan, secara sistematis, faktual, akurat, mengeai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antara fenomena dengan fenomena pada objek yang diteliti.

12

Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini akan dianalisis atau dijelaskan mengenai masalah – masalah yang ada dalam novel "All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya

Miyuki Miyabe" dengan digunakan teori–teori yang sudah ada. Teori–teori tersebut adalah teori objektif dan teori semiotik. Dalam penelitian ini, penuis menggunakan teknik metode pengumpulan data–data dengan studi kepustakaan

(Library research), pengumplan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku–buku dari berbagai sumber atau referensi yang berkaitan dengan masalah penelitian ini. Selain dari buku–buku, data juga diperoleh dari berbagai situs internet.

13

Universitas Sumatera Utara BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL DALAM PENDEKATAN

STRUKTURAL DAN BIOGRAFI PENGARANG

2.1 Pengertian Novel

Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat Bahasa.

Karya sastra pun dibedakan atas prosa, puisi dan drama. Ketiga karya sastra tersebut mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam penyajiannya. Prosa dalam karya sastra modern lebih dikenal oleh pengarang bedasarkan kenyataan yang diimajinasikan. Menurut (Sudirman, 1998:12), semua cerita rekaan ada kemiripan dengan suatu kehidupan ini karena bahannya diambil dari pengalaman hidup.

Macam-macam cerita rekaan dalam karya sastra modern antara lain, novel, novella (cerita panjang), dam cerita pendek (cerpen).

Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang yang berada di sekelilingnya dan menonjolkan watak (karakter) dan sifat setiap pelaku. Novel terdiri dari bab dan sub-bab tertentu sesuai dengan kisah ceritanya.

Nurgiyantoro (2002: 04) mengatakan bahwa novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui berbagai unsur instrinsiknya

14

Universitas Sumatera Utara seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya, tentu saja bersifat imajiner.

Menurut Sumardjo (1999: 11-12) novel adalah genre sastra yang berupa cerita, mudah dibaca dan dicerna, juga kebanyakan mengandung unsur suspense dalam alur ceritanya yang mudah menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya.

Aziez dan Hasim(2010: 2) juga mengemukakan bahwa novel merupakan suatu karya fiksi, yaitu karya dalam bentuk kisah atau cerita dalam melukiskan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa rekaan.

2.2 Unsur Pembangun Novel

Novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Hal itu mencakup berbagai unsur cerita yang membangun novel.

Novel merupakan karya fiksi yang pada umumnya menyajikan dunia yang dikreasikan pengarang melalui kata dan kata-kata. Keindahan novel tampak dari keterjalinan kata, kata-kata dan bahasa sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

Novel sebagai sebuah karya sastra pastinya memiliki unsur yang berperan penting dalam karya sastra tersebut, baik itu unsur yang mendukung dari dalam

(unsur intrinsik) unsur yang mendukung dari luar (unsur ekstrinsik).

2.2.1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang

15

Universitas Sumatera Utara membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang

(segrara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Atau, sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, la sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain (Nurgiyantoro 2001: 23).

a. Tema

Tema merupakan salah satu unsur intrinsik pembangun cerita dalam sebuah karya sastra. Tema merupakan unsur yang penting dalam pembentukan sebuah karya sastra, karena tema adalah dasar bagi seorang pengarang untuk mengembangkan suatu cerita. Sering dijumpai berbagai kekeliruan dalam memaknai sebuah tema. Tema sering disamakan dengan topik, padahal pengertian dari keduanya jelas berbeda. Topik dalam sebuah karya sastra adalah pokok pembicaraan, sedangkan tema adalah gagasan sentral, yakni sesuatu yang hendak diperjuangkan melalui karya tersebut.

Menurut Hartoko dan Rahmanto dalam Nurgiyantoro (2002: 68) untuk menemukan makna pokok sebuah novel, kita perlu memiliki kejelasan pengertian tentang makna pokok atau tema itu sendiri. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan terkandung didalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyagkut persamaan – persamaan atau perbedaan – perbedaan.

16

Universitas Sumatera Utara Datam usaha menemukan dan menafsirkan tema sebuah novel, secara lebih khusus dan rinci, Stanton dalam Nurgiyantoro (2002: 86-88) mengemukakan adanya sejumlah kriteria yang dapat diikuti seperti ditunjukkan berikut.

Pertama, penafsiran tema sebuah novel hendaknya mempertimbangkan tiap detil cerita yang menonjol. Kriteria ini merupakan hal yang paling penting.

Hal itu disebabkan pada detil-detil yang menonjol itulah yang dapat diidentifikasi sebagai tokoh, masalah dan konflik utama pada umumnya sesuatu yang ingin disampaikan ditempatkan. Kesulitan yang mungkin dihadapi adalah dalam hal menemukan dan atau menentukan detil-detil yang menonjol tersebut, apalagi jika novel yang bersangkutan relatif panjang dan sarat dengan berbagai konflik. Detil cerita yang demikian diperkirakan berada di sekitar persoalan utama yang menyebabkan terjadinya konflik yang dihadapi tokoh utama. Dengan kata lain, seperli telah dikemukakan, tokoh, masalah dan konflik utama merupakan tempat yang paling strategis untuk mengungkapkan tema utama sebuah novel.

Kedua, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak hersifat bertentangan dengan tiap detil cerita. Novel, sebagai salah satu genre sastra, merupakan suatu sarana pengungkapan keyakinan, kebenaran, ide, gagasan, sikap dan pandangan hidup pengarang, dan lain-lain yang tergolong unsur isi dan sebagai sesuatu yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, tentunya pengarang tak akan "menjatuhkan" sendiri sikap dan keyakinannya yang diungkapkan dalam detil-detil tertentu lewat detil-detil tertentu cerita yang lainnya. Jika hal yang demikian cobalah diulangi sekali lagi hasil penafsiran itu barangkali terjadi kesalahpahaman.

17

Universitas Sumatera Utara Ketiga, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tak langsung dalam novel yang bersangkutan. Tema cerita tak dapat ditafsirkan hanya berdasarkan perkiraan, sesuatu yang dibayangkan ada dalam cerita, atau informasi lain yang kurang dapat dipercaya. Penentuan tema dari kerja yang demikian kurang dapat dipertanggungjawabkan karena kurangnya bukti empiris. Tak jarang sejumlah pembaca membayangkan tema sebagai sesuatu yang filosofis, dan jika dalam cerita ternyata tak ditemui harapannya mereka seolah-olah tetap

"memaksakannya" sebagai ada ditemui.

Keempat, penafsiran tema sebuah novel haruslah mendasarkan diri pada bukti-bukti yang secara langsung ada dan atau yang disarankan dalam cerita.

Kriteria ini mempertegas kriteria ketiga di atas. Penunjukkan tema sebuah cerita haruslah dapat dibuktikan dengan data-data atau detil-detil cerita yang terdapat dalam cerita itu, baik yang berupa bukti-bukti langsung, artinya kata-kata itu dapat ditemukan dalam novel, maupun tak langsung, artinya "hanya" berupa penafsiran terhadap kata-kata yang ada. Dalam sebuah novel, kadang-kadang, dapat ditemui adanya data-data tertentu, mungkin berupa kata-kata, kalimat, alinea, atau bentuk dialog, yang dapat dipandang sebagai bentuk yang berisi (dan atau mencerminkan) tema pokok cerita yang bersangkutan.

Novel karya Miyuki Miyabe yang berjudul ―All She Was Worth (Melacak

Jejak)‖ ini mengangkat tema kisah di tengah masyarakat Jepang yang serba konsumtif, banyak orang terjebak hutang, lalu jatuh kepada rentenir gelap yang sangat berbahaya, sehingga kadang-kadang pembunuhan menjadi satu-satunya jalan keluar. Seorang Detektif Kepolisian Metropolitan Tokyo Shunsuke Honma,

18

Universitas Sumatera Utara yang sedang cuti karena insiden di tempat kerja, disewa oleh keponakannya, bankir Jun Kurisaka, untuk melacak tunangannya, yang dia kenal dengan nama

Shoko Sekine dan yang menghilang dari hidupnya setelah dia menemukan sejarah kreditnya dinodai oleh kebangkrutan.

b. Plot/ Alur Cerita

Yelland dalam Aziez dan Hasim (2010: 68) mendefenisikan istilah ini dengan kerangka cerita atau peristiwa-peristiwa. Dengan kata lain plot adalah suatu urutan cerita atau peristiwa yang teratur dan terorganisasi.

Plot merupakan hubungan antarperistiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya dijalinan peristiwa secara kronologis , (Nurgiyantoro 2002: 112). Suatu peristiwa disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Plot juga dapat berupa cerminan atau perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan mengambil sikap terhadap masalah yang dihadapi.

Alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel yang dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Alur maju (progresif) yaitu plot yang mengisahkan peristiwa-peristiwa

dengan ditandai adanya sebab akibat atau diceritakan secara runtut dimulai

dari tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan, dan konflik),

tengah (konflik meningkat, klimaks) dan akhir (penyelesaian). Karya fiksi

ini menggunakan jenis plot ini cenderung mudah diikuti jalan ceritanya

karena sifatnya yang sederhana dan tidak berbelit-belit, Nurgiyantoro

(2002: 154).

19

Universitas Sumatera Utara 2. alur mundur (flashback) yaitu apabila pengarang mengurutkan peristiwa-

peristiwa itu tidak dimulai dari awal, melainkan dari peristiwa tengah atau

akhir, Nurgiyantoro (2002: 154).

3. Alur campuran yaitu apabila cerita berjalan secara kronologis namun

sering terdapat adegan-adegan sorot balik, Nurgiyantoro (2002: 155). c. Penokohan

Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca (Nurgiyantoro 2002: 167). Penokohan merupakan upaya pengarang dalam menampilkan gambaran dan watak para tokoh, bagaimana mengembangkan dan membangun para tokoh dalam sebuah cerita.

Tokoh – tokoh cerita dalam sebuah fiksi dapat dibedakan kedalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut mana penamaan itu dilakukan

(Nurgiyantoro 2002: 176).

Menurut Nurgiyantoro dalam Fradenti (2015: 10) jenis – jenis tokoh dapat dibagi sebagai berikut:

1. Berdasarkan Segi Peranan atau Tingkat Pentingnya

a. Tokoh Utama, yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam

prosa dan sangat menentukan perkembangan alur secara keseluruhan.

b. Tokoh Tambahan, yaitu tokoh yang permunculannya lebih sedikit dan

kehadirannya jika hanya ada keterkaitannya dengan tokoh utama

secara langsung ataupun tidak langsung.

20

Universitas Sumatera Utara 2. Berdasarkan Segi Fungsi Penampilan Tokoh

a. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh utama yang merupakan pembawa nila

nilai yang ideal bagi pembaca.

b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penyebab terjadinya konflik.

Dalam novel ―All She Was Worth (Melacak Jejak)‖ ini terdapat banyak sekali tokoh di dalamnya. Namun yang paling banyak disoroti ialah sosok

Shunshuke Honma sebagai tokoh utama dan beberapa orang pengikut setianya yang berperan penting dalam cerita tersebut.

d. Latar/ Setting

Stanton (2007: 35) mengemukakan bahwa latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung tatar dapat berwujud dekor seperti sebuah cafe di Paris, pegunungan di California, sebuah jalan buntu di sudut kota

Dublin dan sebagainya. Latar juga dapat berwujud waktu-waktu ter- tentu (hari, bulan, dan tahun), cuaca, atau satu periode sejarah. Meski tidak langsung merangkum sang karakter utama, latar dapat merangkum orang-orang yang menjadi dekor dalam cerita sebagai misal; masyarakat Puritan dalam The Scarlet

Letter. Unsur latar menurut Nurgiyantoro (2002: 227) dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur itu walau masing- masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Berikut ulasan tentang unsur – unsur latar tersebut.

21

Universitas Sumatera Utara 1. Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin benupa tempat-tempat dengan nama tertentu inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.

Adapun latar tempat yang digunakan dalam novel ini cukup banyak dan luas seperti perusahaan-perusahaan, apartemen, yang termasuk dalam pencarian dektektif tersebut untuk mencari seseorang yang hilang tanpa meninggalkan jejak.

Kemudian kota-kota seperti Tokyo, Utsonomiya serta yang ada di Jepang juga termasuk dalam cerita novel ini.

2. Latar Waktu

Latar waktu berkaitan dengan masalah ―kapan‖ terjadinya sebuah peristiwa yang di ceritakan di dalam sebuah karya fiksi. Masalah ―kapan‖ tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau daat dikaitkan dengaan peristiwa sejarah.

3. Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengar perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Tata cara kahidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar spiritual seperti dikemukakan sebelumnya. Di samping itu, latar

22

Universitas Sumatera Utara sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas.

Latar sosial yang digambarkan Miyuki Miyabe pada novel ini adalah kondisi dimana masyarakat Jepang yang serba konsumtif, banyak terjebak hutang, lalu jatuh kepada rentenir gelap yang sangat berbahaya, sehingga mereka mengajukan Kebangkrutan Pribadi agar dapat terlepas dari rentenir yang sangat menyeramkan. Kebangkrutan Pribadi ialah menyatakan kepada kuasa hukum bahwasanya dia tidak mampu membayar segala hutang-hutang kreditnya, dan jika seseorang sudah menyatakan Kebangkrutan Pribadi akan mempunyai dampak yang cukup besar, yang pertama sipengguna akan diblacklist dari seluruh instansi perbankan di Jepang, dan kedua sipengguna akan sulit medapatkan pekerjaan yang tetap, dikarenakan dia sudah tidak sanggup untuk membayar semua hutang- hutangnya dan melapor kepada kuasa hukum untuk mengajukan Kebangkrutan

Pribadi tersebut. e. Sudut Pandang

Abrams dalam Nurgiyantoro (2002: 248) menyatakan bahwa sudut pandang, point of view, menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

23

Universitas Sumatera Utara Pratiwi menyatakan ada tiga macam sudut pandang, yaitu :

1. Sudut pandang orang pertama, ialah pengarang menampilkan tokoh dalam

ceritanya menggunakan orang pertama, seperti aku, saya.

2. Sudut pandang orang ketiga, ialah pengarang menampilkan tokoh dengan

menggunakan orang ketiga, seperti ia, dia, atau nama orang.

3. Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang seolah-olah serba

tahu sehingga pengarang dapat mengemukakan segala tingkah laku dan

pikiran semua tokoh.

Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel ―All She Was

Worth‖ ini adalah ―Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu‖ dimana pengarang menampilkan tokoh dengan menggunakan kata ia, dia atau nama orang dan juga tahu serta dapat mengemukakan segala tingkah laku serta pikiran dari semua tokoh pada novel tersebut.

f. Amanat

Amanat merupakan suatu pesan moral yang ingin disampaikan pengarang dari sebuah karya sastra kepada pembaca maupun penikmat karyanya. Pesan moral dalam sebuah karya sastra dapat berupa cerminan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, nilai-nilai positif yang harus diambil oleh pembaca dalam sebuah karya sastra yang diajarkan oleh pengarang lewat karyanya.

24

Universitas Sumatera Utara 2.2.2. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Atau, secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. Walau demikian, unsur ekstrinsik cukup berpangaruh (untuk, tidak dikatakan: cukup menentukan) terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik sebuah novel haruslah tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting (Nurgiyantoro 2002: 23-

24).

2.3 Defenisi Pendekatan Objektif atau Struktural dalam Kajian Sastra

Dalam menganalisis sebuah karya sastra tentunya diperlukan suatu teori agar menjadi acuan dalam menganalisis suatu karya sastra. Dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan objektif atau biasa juga disebut dengan pendekatan struktural. Pendekatan stuktural ialah pendekatan dalam ilmu sastra yang menitik beratkan penelitiannya pada unsur-unsur pembangun karya sastra serta keterkaitan antar unsur-unsur tersebut.

Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Mula mula diidentifikasi dan dideskripsikan, misalnya, bagaimana keadaan peristiwa – peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain – lain (Nurgiyantoro, 2002: 37).

25

Universitas Sumatera Utara Menurut Satoto (1993 : 32) pendekatan objektif adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra dari dalam, serta mencari relevansi atau keterkaitan unsur-unsur tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna. Pendekatan objektifmerupakan pendekatan intrinsik yakni membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur-unsur yang dimaksud seperti tema, plot / alur, latar, penokohan / perwatakan, dan lain-lain.

Pendekatan tersebut meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang sosial, sejarah, biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya sastra.

Dengan menggunakan teori pendekatan struktural tersebut penulis dapat menganalisis unsur-unsur seperti karakter tokoh, alur, latar serta unsur-unsur lain yang terdapat pada novel tersebut. Sehingga unsur-unsur yang terdapat dalam novel ―All She Was Worth‖ karya Miyuki Miyabe ini memiliki hubungan keselarasan yang baik.

2.4 Biografi Pengarang

Miyuki Miyabe ( 宮 部 み ゆ き Miyabe Miyuki , lahir di Tokyo pada tahun 1960) adalah seorang penulis fiksi bergenre Jepang . Ibunya seorang penjahit dan ayahnya adalah pekerja jalur perakitan di sebuah pabrik. Ia lulus dari

SMA Sumidagawa , lalu menghadiri sekolah pelatihan bisnis sebelum mengambil pekerjaan administrasi di kantor hukum . Dia telah memenangkan banyak penghargaan sastra Jepang, termasuk Hadiah untuk Penulis Baru,

Hadiah Eiji Yoshikawa untuk Sastra, Hadiah Shiba Ryotaro, Hadiah Yamamoto

26

Universitas Sumatera Utara Shūgorō , dan Hadiah Naoki . Karyanya telah banyak diadaptasi untuk film, televisi, , dan video game, dan telah diterjemahkan ke lebih dari selusin bahasa.

Miyabe mulai menulis novel pada usia 23 tahun. Pada tahun 1984, ketika bekerja di kantor hukum, Miyabe mulai mengambil kelas menulis di sekolah menulis yang dikelola oleh perusahaan penerbitan . Dia membuat debut sastranya pada tahun 1987 dengan "Warera ga rinjin no hanzai" (我 ら が 隣人 の

犯罪), yang memenangkan Hadiah Novel Pendatang Baru Novel Semua Novel

Yomimono Mystery. Sejak itu ia telah menulis lusinan novel dan memenangkan banyak hadiah sastra.

Novel Miyabe, All She Was Worth ( 火車 Kasha ) , dibuat pada awal dekade Jepang yang hilang dan menceritakan kisah pencarian seorang inspektur polisi Tokyo untuk seorang wanita yang hilang yang mungkin merupakan pencuri identitas yang berusaha untuk menghapus hutang, diterbitkan oleh Futabasha pada tahun 1992. Tahun berikutnya Kasha memenangkan Hadiah Yamamoto Shugo, yang diberikan untuk karya sastra baru yang unggul dalam mendongeng dalam genre apa pun. Kasha diadaptasi menjadi film televisi oleh TV Asahi pada tahun

1994, kemudian pada tahun 2011. Buku versi Jepang ini terjual jutaan kopi.

Terjemahan bahasa Inggris dari Kasha, diterjemahkan oleh Alfred Birnbaum, diterbitkan oleh Kodansha International dengan judul All She Was Worth pada tahun 1997. Marilyn Stasio dari The New York Times secara positif mencatat hubungan antara "gaya cadangan dan ukuran laju "terjemahan Birnbaum dan" nada muram dari tema Miyuki "tentang nilai individu dalam ekonomi konsumeris,

27

Universitas Sumatera Utara sementara Cameron Barr dari The Christian Science Monitor menulis bahwa perlakuan buku ini tentang privasi dan pelacakan data akan meninggalkan kesan bahwa" pribadi privasi adalah barang antik reyot. "

The Reason ( 理由 Riyū ) , sebuah misteri pembunuhan perspektif ganda yang terletak di bangsal Arakawa Tokyo dan ditulis dalam bentuk wawancara penelitian yang dilakukan dalam sebagian besar bahasa yang sopan dengan tersangka, tetangga, dan anggota keluarga para korban, diterbitkan dalam bentuk buku di 1998. Riyū memenangkan Hadiah Asosiasi Fiksi Petualangan Jepang ke-

17 dalam kategori novel Jepang pada tahun yang sama. Pada tahun 1999 Riyū memenangkan Hadiah Naoki ke-120. Sarjana Noriko Chino menggambarkan

Riyū sebagai "salah satu karya kritik sosial fiksi pascaperang." Riyū diadaptasi menjadi film yang pertama kali ditampilkan di saluran televisi Wowow sebelum rilis teater 2004.

Novel Miyabe Crossfire ( クロ ス フ ァ イ ア Kurosufaia ) , tentang seorang detektif polisi yang mengejar seorang gadis dengan kekuatan pirokinetik, diterbitkan pada tahun yang sama dengan Riyū . Itu diadaptasi ke dalam film

Toho 2000 Pyrokinesis , dibintangi Akiko Yada dan .

Crossfire versi bahasa Inggris, diterjemahkan oleh Deborah Stuhr Iwabuchi dan

Anna Husson Isozaki, diterbitkan pada tahun 2006, dengan Kirkus Reviews menyebutnya "novel yang paling konvensional dari ketiga novelnya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris". Pada tahun 2003 Kadokawa Shoten menerbitkan novel fantasi Miyabe , sebuah kisah tentang seorang anak laki-laki dengan kehidupan rumah tangga yang bermasalah yang

28

Universitas Sumatera Utara menemukan portal ke dunia lain. Brave Story menjadi buku terlaris di Jepang, dan sejak itu telah diadaptasi menjadi film , seri manga, dan serangkaian video game. Versi bahasa Inggris dari novel, yang diterjemahkan oleh Alexander O.

Smith, memenangkan Mildred L. Batchelder Award pada tahun 2008.

Miyabe telah menulis novel dalam beberapa genre yang berbeda, termasuk fiksi ilmiah, fiksi misteri , fiksi sejarah , komentar sosial , dan literatur dewasa muda . Di luar Jepang ia lebih dikenal karena novel-novelnya tentang kejahatan dan fantasi. Terjemahan bahasa Inggris dari karyanya termasuk Crossfire (ク ロ

ス フ ァ イ ア), diterbitkan pada tahun 1998, dan Kasha (火車), diterjemahkan oleh Alfred Birnbaum sebagai All She Was Worth, diterbitkan pada tahun 1999.

Sarjana sastra Amanda Seaman menyebut Kasha "momen penting di sejarah fiksi detektif wanita "yang mengilhami" gelombang baru penulis misteri wanita."

Tema umum dalam karya Miyabe adalah komunitas, khususnya efek konsumerisme dalam masyarakat Jepang pada hubungan keluarga dan komunitas.

29

Universitas Sumatera Utara BAB III

ANALISIS STRUKTURAL DALAM NOVEL “ALL SHE WAS WORTH

MELACAK JEJAK KARYA MIYUKI MIYABE

3.1 Sinopsis Cerita

Hujan mulai turun rintik – rintik persis ketika kereta api keluar dari Stasiun Ayase.

Hujan yang sedingin es. Tidak heran lututnya terasa nyeri sepanjang hari.

Shunsuke Honma berdiri di dekat pintu kereta, memandang keluar, satu tangan di atas pegangan tangan, yang lainnya memegang payung. Ia menekankan ujung payung ke lantai untuk membebaskan sebelah kaki dari bobot tubuhnya.

Detektif Kepolisian Metropolitan Tokyo Shunsuke Honma, cuti karena insiden pada pekerjaan, Dia memiliki seorang putra adopsi berusia 10 tahun bernama Makoto, yang dibesarkannya sendiri sejak istrinya Chizuko meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 1989, ketika mobil kecilnya dihancurkan oleh sebuah truk yang dikendarai oleh seorang pekerja yang mengantuk. Dalam tugas barunya - menemukan Shoko - Honma harus bekerja secara tidak resmi mengingat keterbatasan yang kuat pada petugas polisi yang sedang cuti karena birokrasi. Pada suatau malam rumah kediaman Shunsuke Honma mnendapat panggilan telpon dari saudara istrinya chizuko yaitu Jun Kurishaka. Jun Kurishaka adalah seorang bankir muda sepupunya chizuko. Sudah hampir jam Sembilan waktu Jun Kurisaka datang.

Sementara itu beberapa sentimeter salju sudah jatuh kejalan dan atap-atap. Angin utara mulai berembus ketika matahari terbenam,menerbangkan hujan seperti panah-panah putih kecil menembus udara dingin. Jun tinggal di Funabashi, jauh

30

Universitas Sumatera Utara dipinggiran timur Tokyo. Honma dan Makoto baru saja selesai makan ketika bel pintu berbunyi. Wajah jun tampak lebih kurus dari pada yang diingat Honma. Jun merasa bersalah atas ketidakhadiran saat istri Honma meninggal yaitu Chizuko.

Tanpa basa basi Honma mendesak. ―Apa yang begitu penting sehingga kau keluar dalam cuaca semacam ini, dia meminta tolong kepada Honma untuk melacak tunangannya, yang dia kenal dengan nama Shoko Sekine dan yang menghilang dari hidupnya. Honma terlihat sedih saat Jun berkata tunangannya hilang tanpa jejak, karna ia sendiri pun pernah mengalami kehilangan seseorang yang dicintainya, tanpa berpikir panjang Honma pun menerima tugas yang diberikan

Jun Kurisaka keponakannya.

Honma mulai menyelidiki tunangannya Jun Kurisaka yaitu Shoko Sekine, dia mendatangi tempat dimana Shoko tinggal, dan bekerja, lalu berjumpa dengan atasannya. Honma merasa ada suatu keganjilan di dalam diri Shoko Sekine saat melihat berkas – berkas yang ia dapat dari kantor tempat kerjannya. Berkas itu menunjukan kantor – kantor yang bahkan tidak pernah ia datangi sekalipun.

Pada suatu ketika dipertengah jalan dia berjumpa kerabatnya yaitu Sadao

Funaki. Sadao Funaki adalah rekan kerja Honma dan memperkenalkannya kepada

Chizuko, memungkinkannya untuk menikahinya meskipun dia sendiri menyukainya. Dia mendukung penyelidikan informal Honma dan dalam proses memakukan penyelidikan resminya sendiri, seorang wanita yang membunuh suaminya pengusaha karena dia tidak akan mengizinkannya bekerja di luar rumah, memiliki teman perempuan sebagai kaki tangan. Lalu mereka bekerja sama untuk menyelidiki Shoko Sekine yang hilang tanpa jejak.

31

Universitas Sumatera Utara Di tengah penyelidikan Honma dan rekannya menemukan sejarah kredit

Shoko Sekine dinodai oleh kebangkrutan. Dan begitulah karakter Shoko Sekine dapat terjerembab masuk ke dalam wilayah kebangkrutan lantaran terlilit hutang.

Ia bekerja sebagai hostess di sebuah bar malam, lantas mendapat banyak cercaan dari rekan dan kerabatnya di Utsunomiya. Dan mulai saat itulah Shoko Sekinie yang sesungguhnya menghilang. Ketika Honma menyelidiki keadaannya, ia menemukan bahwa nama "Shoko Sekine" sebenarnya milik orang lain selain tunangan Jun dan bahwa yang terakhir mungkin telah membunuh yang pertama untuk mencapai hal ini. Setelah Honma banyak menemukan petunjuk dan berjumpa dengan orang – orang yang berkaitan dengan Shoko, Ia pun mengetahui bahwasanya nama sebenarnya adalah Kyoko Shinjo. Honma menavigasi negara itu untuk mencari petunjuk, ia menemukan bahwa ekonomi berbasis kredit di

Jepang, ditambah dengan sistem negara itu sendiri untuk identifikasi keluarga, memiliki efek samping yang tidak diinginkan pada kehidupan orang biasa.

Perempuan cantik itu raib tanpa jejak. Kyoko seorang yatim-piatu, anak tunggal yang datang dari Utsunomiya menuju Tokyo. Dari catatan terakhir yang diketahui, Kyoko bekerja di Mesin Kantor Imai dan sempat mengalami kebangkrutan sehingga menemui pengacara Mizoguchi & Takada.

Jun Kurisaka tidak begitu mengenal wanita yang kelak akan menjadi calon pendampingnya. Jun bisa saja menyatakan jika Kyouko adalah seorang korban.

Tetapi, dari perbincangan Honma dengan rekan sekantor Kyouko di Mesin Kantor

Imai dan kantor pengacara Mizoguchi & Takada, Shoko Sekine yang mereka kenal adalah dua orang yang berbeda.

32

Universitas Sumatera Utara Di sebuah negara yang mencatat data kependudukan dengan begitu cermat, bagaimana bisa ada dua orang perempuan yang memiliki identitas yang sama?

Bukan mustahil jika seseorang mencuri identitas orang lain, terlebih jika orang itu terkenal pun kaya raya. Namun, mengapa wanita itu malah mengambil identitas

Shoko Sekine yang tengah mengalami kebangkrutan?

Di akhir penyelidikan Honma dan kerabatnya Sadao Funaki menemukan seorang penipu yang sebenarnya adalah Shoko Sekine, wanita yang sangat cantik ini yang berasal dari Prefektur Fukushima yang memiliki nama asli Kyoko Shinjo,

Berbeda dengan Shoko yang sebenarnya, yang dapat membebaskan dirinya dari hutang dengan menyatakan kebangkrutan, hutang dalam hidupnya sebenarnya adalah milik ayahnya, yang telah mengambil hipotek besar bagi keluarga untuk memiliki rumah sendiri. Dia telah berusaha untuk melepaskan diri dari semua itu dengan menikahi seorang pemuda, Yasuji Kurata di Ise, Mie, tetapi Yakuza yang bertanggung jawab atas hutang ayahnya datang untuk mengganggu mereka juga dan akhirnya memutuskan pernikahan mereka. Dia menetas rencananya untuk memiliki identitas lain sebagai akibat dari ini.

3.2 Analisis Cerita Novel “All She Was Worth (Melacak Jejak)”

3.2.1 Analisis Tema dalam Novel “All She Was Worth (Melacak Jejak)’”

Tema merupakan unsur yang penting dalam pembentukan sebuah karya sastra karena merupakan ide yang mendasari suatu cerita sehingga juga berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya sastra yang diciptakannya. Dalam novel ini menceritakan tentang seorang detektif yang bernama Shunsuke Honma yang sedang dalam cuti bertugas. Namun saudaranya

33

Universitas Sumatera Utara Jun Kurisaka tiba tiba meminta bantuan kepada Honma untuk mencari tunangannya Shoko Sekine yang menghilang tanpa jejak.

Cuplikan 1 halaman 47

―Jadi, kau sudah pernah dengar majalah itu?‖

Honma pura-pura malu. Senyuman bukanlah kebohongan sepenuhnya.

Finance Net ini terbitan dalam jumlah sedikit, jenis yang hanya dibaca kontributornya sendiri.

―Yah, omong-omong…‖ Imai meneguk sedikit teh hijau yang encer dan langsung membicarakan inti pembicaraan. ―Tentang Miss Sekine. Dia belum muncul lagi?‖

Sudah empat hari yang lalu Jun menelepon dan memberitahu Imai bahwa

Shoko menghilang, jelas pria tua itu. Tanggal 19 januari, sekitar jam sembilan pagi. Belakangan ini, waktu makan siang, Jun mampir dalam perjalanan kelilingnya untuk menanyakan Imai apakah Imai punya petunjuk kemana Shoko pergi. ―Tanggal 16, wantu Shoko tidak masuk kerja, kami hanya menyangka dia memutuskan untuk meliburkan diri lebih lama, karena baru saja dia libur akhir pekan panjang. Jadi telepon Mr. Kurisaka betul-betul mengejutkan.‖

―Sebelum itu, pernahkah Ms. Sekine cuti tanpa pemberitahuan?‖

―Hanya satu kali. Dia ditempat tidur dan menderita demam dan tidak masuk. Benar kan, Mitchie?‖ Mitchie meringankan kepala dengan sikap bertanya dan bosnya tertawa. ―Oh, ya betul, itu pasti sebelum kau kerja di sini.‖

34

Universitas Sumatera Utara ―Mr. Imai, menurumu kau mengenal Jun dengan cukup baik?‖ Tanya

Honma.

―Tentu. Hanya sebagai wakil dari bank lokal kami, tetapi tetap saja.

Karena itu, waktu aku mendengar dia dan Ms. Sekine bertunangan, aku agak heran.‖

Analisis

Dari cuplikan di atas, menunjukan kisah seorang Detektif yang bertugas mencari orang dengan mengintrogasi tempat si pelaku bekerja. Ada banyak hal yang dilakukan oleh si Detektif tersebut, mulai dari mengintrogasi teman si pelaku ssampai terjun kelapangan untuk mendapatkan informasi lebih. Itu karna dia melakukannya dengan penuh kerja keras dan pantang menyerah untuk mendapatkan orang yang dia cari. Hal ini dapat menunjukan bahwa sang pengarang pada cerita ini mengangkat tema tentang Melacak Jejak seseoirang yang hilang.

Cuplikan 2 halaman 244-245

―Ya, memang, tapi…‖ Mata Tamotsu menyipit dengan espkresi tidak percaya yang semakin kentara. ―Hei, aku tidak suka ini. Kau mau mengorek kehidupan pribadi Shoko, silakan, tetapi jangan minta tolong kepadaku.‖ Ia menegakkan bahunya, ―Aku tidak suka menggunjingkan teman-temanku.‖

―Dengar, masalahnya bukan seperti itu. Aku tidak berniat untuk buruk kepadanya.‖ Ini terobosan pertama yang didapat oleh Honma. Ia tidak akan membiarkan tamotsu lolos. ―Kenapa kau tidak membiarkanku menjelaskan.

35

Universitas Sumatera Utara Bisakah kau memberiku sedikit waktu? Aku tidak bias kembali nanti, kalai kau mau. Sebenarnya Shoko hilang dan aku sedang mencarinya.‖

Analisis

Bedasarkan cuplikan di atas, menunjukan Tamotsu adalah teman masa kecilnya

Shoko, mereka berdua sangat akrab hingga tumbuh dewasa lalu Shoko pergi ke

Tokyo untuk meneruskan hidupnya. Honma yang tengah sibuk mencari Shoko sampai kekampung halamannya dan berjumpa teman masa kecilkan Shoko yaitu

Tamotsu. Tamotsu sangat menjaga kepribadian Shoko kepada Honma saat Honma menanyakan tentang diri Shoko yang sekarang hilang tanpa jejak. Dari cuplikan ini menunjukan tema tersebut mengandung unsure misteri didalamnya yang juga di ikuti oleh intrik Detektif Melacak jejak.

3.2.2 Analisis Alur dalam Novel “All She Was Worth (Melacak Jejak)”

Alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel yang dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran. Novel ―All

She Was Worth― ini menggunakan alur maju mundur atau campuran dimana

Biasanya cerita ini dimulai di tengah-tengah. Sementara cerita berkembang maju, beberapa kali ditampilkan beberapa potongan flashback yang menjelaskan latar belakang cerita.

a. Tahap Awal

Pada tahap awal diceritakan tentang pengenalan, permunculan, dan konflik. Pengenalan yang diceritakan ialah seorang Inspektur Polisi Metropolitan

Tokyo yang bernama Shunsuke Honma, sedang cuti karena insiden di tempat

36

Universitas Sumatera Utara kerja (seorang preman yang dia tangkap menembaknya di lutut, melumpuhkannya untuk sementara waktu). Dia memiliki seorang putra adopsi berusia 10 tahun. yang dibesarkannya sendiri sejak istrinya meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 1989, ketika mobil kecilnya dihancurkan oleh sebuah truk yang dikendarai oleh seorang pekerja yang mengantuk. Dalam tugas barunya menemukan orang hilang tanpa jejak, Honma harus bekerja secara tidak resmi mengingat keterbatasan yang kuat pada petugas polisi yang sedang cuti karena birokrasi. Menjadi seorang duda yang hemat, ia tampak curiga pada mimpi ilusi pasangan muda yang sering dibangun di atas kartu kredit dan pembelian real estat.

Hal ini dapat dilihat dari cuplikan berikut.

― Honma mengangkat tangan. “Tunggu, tunggu dulu.

Aku mau menjelaskan suatu hal.”

“Ya, sir.” Jun bersandar kembali.

“Tunaganmu hilang, keberadaannya tidak diketahui.”

“Ya. betul.”

“Dan kau ingin agar aku menemukannya.”

“Ya.”

“Oke, biasanya aku tidak menerima kasus baru tanpa lebih banyak informasi dari yang kudapatkan sekarang. Kau bias paham itu, bukan?”

Jun sepertinya akan mengatakan sesuatu, tetapi kemudian ia hanya mengertakan rahangnya dan mengangguk.

37

Universitas Sumatera Utara “Nah, kalua begitu, sementara ini, kenapa kau tidak memberikanku informasi? Aku tidak bilang aku akan mengerjakan kasus ini, tetapi kalau ini sesuatu yang serius, aku tidak bisa meremehkannya tanpa mendengar dulu semuanya darimu.”

Jun tidak bisa menyembunyikan semangat untuk bercerita kepada seseorang. “Ya, Sir!”

“Oke, bukalah laci meja di sana dan bisa tolong ambilkan alat tulis untukku?” Maka dikeluarkanlah salah satu buku tulis Makoto dan bolpoin.

“jadi, eh.. aku harus mulai dari mana?” kata Jun.

“Bagaimana kalau aku mengajukan beberapa pertanyaan. Siapa

Namanya?”

Jun tampak sedikit relaks. “Shoko Sekine.”

Honma memberikan Jun bolpoin itu dan menyuruhnya menulis nama tunangannya itu. “Usia?”

“Dua puluh delapan tahun ini.”

“Hubungan cinta di kantor?”

“Bukan, Dia bekerja untuk seseorang klienku. Atau tadinya bekerja untuk klienku, kukira, karena sekarang dia menghilang.”

“Apa nama perusahaannya?”

38

Universitas Sumatera Utara “Mesin kantor Imai. Perusahaan grosir yang menjual mesin kasir.

Belakangan mereka mulai menyewakan perlengkapan otomatisasi kantor juga.

Tetapi perusahaannya kecil, hanya dua orang karyawan.”

Pada bagian pengenalan dan permunculan ini diceritakan seorang tokoh duda yang bekerja jadi Inspektur Metropolitan Tokyo bernama Shunsuke Honma dia dipekerjakan oleh saudara istrinya untuk mencari seseorang yang hilang tanpa jejak, pada saat itu Jun memberikan sedikit informasi kepada Honma untuk melacak jejak tunangannya yang tiba – tiba hilang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

b. Tahap Tengah

Kemudian pada tahap tengah, dimana konflik mulai meninggkat hingga mencapai tingkat klimaks. Dalam tahap ini Honma berjumpa dengan pengacara

Shoko tunangannya yaitu Goro Mizoguchi, Honma banyak bertanya dan ingin tahu bagaimana kepribadian Shoko Sekine tunangannya Jun kurisaka ini, ditengah perbincangan yang mereka lakukan ternyata Shoko mempunyai hutang yang sangat banyak kepada Yakuza, lalu pada saat itu Shoko menyerah bahwasanya dia tidak sanggup membayarkan hutang-hutang tersebut, dan dia menyatakan kebangkrutan pribadi, karena Kebangkrutan pribadi Shoko menggunakan proses hukum di mana seluruh property si penghutang dibagi rata di antara para kreditornya di pengadilan dan sesudahnya penghutang di berikan surat pelepasan tuntutan yang membebaskannya dari kewajiban finansial.

39

Universitas Sumatera Utara Dipertengahan Honma melacak jejak ini, ia berjumpa dengan kerabat kantornya yaitu Sadao Funaki. Sadao Funaki adalah teman kecil mendiang istrinya Honma, mereka sangat dekat sampai Chizuko istrinya Honma meninggal.

Ia juga membantu Honma mencari Shoko yang telah hilang tanpa jejak. Mereka juga bertemu banyak orang dan mendatangi banyak tempat dan akhirnya mereka tahu bahwa tunangannya Jun kurisaka yang mereka cari adalah seorang pembunuh dan mengambil identitas orang untuk menutupi dirinya yang juga mempunyai banyak hutang kepada lintah darat yang sangat mengerikan. c. Tahap Akhir

Dalam tahap akhir yang dijelaskan adalah beberapa penyelesaian maupun akhir dari cerita. Dijelaskan pada akhirnya pencarian mereka membuahkan hasil,

Shoko yang mereka cari ialah seorang pembunuh yang bernama Kyoko Shinjo, ia berasal dari prefektur Fukushima. Dan tujuan ia membunuh hanya untuk hidup normal seperti wanita lainnya.

3.2.3 Analisis Penokohan dalam Novel “All She Was Worth (Melacak Jejak)”

Penokohan di dalam novel ini tergolong cukup banyak serta saling memiliki keterkaitan walaupun tidak selalu ada pada setiap alur ataupun plotnya.

Karna jumlah tokoh yang begitu banyak, yang dapat di ambil hanya beberapa tokoh yang penting, berpengaruh dan yang paling sering muncul di dalam cerita saja.

40

Universitas Sumatera Utara Dalam novel ―All She Was Worth (Melacak Jejak)‖ ini terdapat banyak sekali tokoh. Namun ada beberapa tokoh yang paling menonjol yaitu Shunsuke

Honma sebagai tokoh utama, dan beberapa tokoh pembantu lain yang ikut berperan penting dalam cerita tersebut.

1. Shunsuke Honma (Tokoh Utama)

Cuplikan 1 Halaman 7

Hujan mulai turun rintik-rintik persis ketika kereta api keluar dari Stasiun

Ayase. Hujan yang sedingin es. Tidak heran lututnya terasa nyeri sepanjang hari.

Shunsuke Honma berdiri di dekat pintu kereta, memandang ke luar, satu tangan di atas pegangan tangan, yang lainnya memegang payung. Ia menekankan ujung payung ke lantai untuk membebaskan sebelah kaki dari bobot tubuhnya.

Analisis

Dari cuplikan di atas kalimat Tidak heran lututnya terasa nyeri sepanjang hari. Shunsuke Honma berdiri di dekat pintu kereta, memandang ke luar, satu tangan di atas pegangan tangan, yang lainnya memegang payung. Ia menekankan ujung payung ke lantai untuk membebaskan sebelah kaki dari bobot tubuhnya, menggambarkan bahwa tokoh Honma ini sedang mengalami cedera pada kakinya.

Tokoh Honma adalah seseorang yang kuat meskipun kakinya sedang cedera namun dia tetap berusaha menahan rasa sakitnya akibat cuaca dingin.

41

Universitas Sumatera Utara Cuplikan 2 Halaman 9

Tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Butir-butir air hujan mengalir di jendela kereta, meninggalkan alur-alur lebar yang basah dan dari balik alur itu,

Honma bisa melihat bangunan-bangunan yang seakan-akan berdesakan dibawah gerombolan awan yang menggantung rendah. Lucunya, kalau semua ini berubah menjadi salju dan menyelimuti jalan-jalan yang suram, itu malah akan membuatnya kelihatan lebih hangat. Seperti itulah cara pikir orang tokyo,

Chizuko pernah berkata kepada Honma. Kau tidak kenal salju sungguhan. Tetap saja, setiap kali jalan-jalan kota yang kelabu berubah menjadi putih, mau tidak mau Honma berpikir seperti itu.

Analisis

Dari cuplikan di atas dapat dilihat dari kalimat Honma bisa melihat bangunan-bangunan yang seakan-akan berdesakan dibawah gerombolan awan yang menggantung rendah. Lucunya, kalau semua ini berubah menjadi salju dan menyelimuti jalan-jalan yang suram, itu malah akan membuatnya kelihatan lebih hangat menggambarkan bahwa Honma tinggal di daerah yang padat karena di dalam kalimat itu terdapat kata berdesakan yang sudah pasti menngambarkan sebuah bangunan bangunan yang padat. Seperti itulah cara pikir orang tokyo, dari kalimat ini dapat di lihat bahwa tokoh Honma tinggal di tokyo yang sangat ramai akan penduduk dan juga banyaknya bangunan-bangunan tinggi.

42

Universitas Sumatera Utara Cuplikan 3 Halaman 8

Honma teringat ketika ia masih menjabat Deputi Kepala Bagian

Kenakalan Remaja. Ada seorang pencopet di toko, betul-betul profesional. Kalau tidak diadukan temannya, mungkin mereka tidak pernah bisa menangkap gadis itu.

Gadis itu mengambil diskon khususnya hanya di butik-butik iterbaik, tetapi ia tidak peernah memakai pakaian yang ia ambil di depan umum dan juga tidak ingin buru-buru menjualnya. Ia kembali ke kamarnya sendiri, mengunci pintu, dan mencoba semua pakaian di depan cermin setinggi badan. Paakaian, jam tangan, dan aksesoris lain berpose seperti model di majalah mode. Hanya di depan cermin.

Di luar kamar di jalan, ia tetp memakai jins belel dengan bagian lutut yang sudah sobek.

Analisis

Dari cuplikan di atas kalimat Honma teringat ketika ia masih menjabat

Deputi Kepala Bagian Kenakalan Remaja. Ada seorang pencopet di toko, betul- betul profesional, menggambarkan jika Honma adalh seorang polisi. Terlihat dari kalimat ia masih menjabat Deputi Kepala Bagian, Honma menjabat sebagai

Deputi Kepala Bagian dimasa itu. Kala itu dia pernah menangkap seorang gadis pencuri yang sering mencuri baju-baju di toko. Kepiawaiannya terhadap hal kriminal sudah tidak di ragukan lagi. Dia adalah seorang polisi yang sangat profesional terlihat dari kalimat betul-betul profesional. Jadi Honma adalah seorang polisi yang profesional.

43

Universitas Sumatera Utara 2. Makoto (Tokoh Pembantu)

Cuplikan 10-11

Di ujung lorong, sebuah pintu membuka dan makoto berdiri di sana. Pasti bocah itu tadi berada di dekat jendela dan melihat taksi datang.

―Kau datang malam sekali,‖ kata bocah itu sambil buru-buru maju untuk membantu Honma berjalan.

―Aku baik-baik saja,‖ Honma menenangkan bocah itu. Anaknya baru berusia sepuluh tahun—terlalu kecil untuk disandari. Tetapi si anak tetap berjalan perlahan di belakang di samping Honma, dengan lengan terulur untuk menangkap

Honma seandainya ia jatuh.

Analisis

Dari cuplikan di atas dapat kita ketahui bahwa Makoto pada saat itu berusia 10 tahun ia juga merupakan seorang yang pengertian dengan ayahnya

Shunsuke Honma.

Cuplikan 94-95

―Makoto bilang dia marah karena paman Jun datang dan meminta ‗bantuan yang bodoh‘, kata Isaka sambil menuangkan kopi.

Honma tertawa, memancangkan siku ke sandaran tangan kursi dan menyeka wajah. ―Bantuan yang bodoh‘, itu betul. Masalah ini membuatku pusing.‖

44

Universitas Sumatera Utara Saat Chizuko meninggal dalam kecelakan dan Honma tidak bisa mengambil pekerjaan cuti, Makoto terpaksa ditinggal sendiri. Pasangan Isakalah yang datang dan menawarkan untuk menaja bocah itu.

Analisis

Dapat kita lihat dalam cuplikan tersebut, Makoto adalah seorang yang mandiri dan tegas, Hal ini dapat dilihat dari kalimat ―Makoto bilang dia marah karena paman Jun datang dan meminta „bantuan yang bodoh‟, kata Isaka sambil menuangkan kopi. Makoto keberatan saat saudaranya Jun tiba-tiba datang kerumah mereka memohon dan meminta bantuan kepada Honma.

3. Jun Kurisaka (Tokoh Pembantu)

Cuplikan 16-17

Jun sudah makan malam, jadi Makoto hanya membuatkan kopi untuk orang-orang dewasa dan buru-buru pergi mandi. Honma sudah mengajari Makoto untuk tidak mencampuri percakapan orang dewasa tanpa izin; ini peraturan yang amat ketat. Lagi pula, ―Paman‖ atau bukan, si bocah benar-benar tidak mengenal

Jun. Begitu pun Honma. Kapan pemuda ini menjadi tinggi begini?

―Jadi berapa umur mu sekarang?‖ Honma langsung bertanya.

―Dua puluh sembilan,‖ kata Jun. ―Sudah tujuh tahun berselang, Kupikir aku sudah tidak berhubungan lagi sejak Bibi Chizuko mengirimkan hadiah kelulusan kepadaku, persis sebelum aku mulai kerja.‖

Ah, ya- Chizuko waktu itu berpikir sangat keras soal itu: Apa sih yang bisa diberikan kepada seseoraang yang akan bekerja di bank?

45

Universitas Sumatera Utara ―Masih di cabang Kanda?‖ kata Honma, sambil menggali ingatannya.

Tetapi bank yang mana-Daiichi? Sanwa?

―Sudah dipindahkan ke begitu banyak tempat. Kanda,Oshiage, sekarang aku di Shibuya. Tetapi aku pasti akan dipindahkan lagi tahun ini.‖

Analisis

Dari cuplikan diatas digambarkan sosok Jun Kurishaka merupakan sosok yang bertubuh tinggi dan besar, ia berusia dua puluh sembilan tahun. Seperti cuplikan di atas ―Sudah dipindahkan ke begitu banyak tempat. Kanda, Oshiage, sekarang aku di Shibuya. Tetapi aku pasti akan dipindahkan lagi tahun ini‖ Jun seorang Bankir yang selalu dipindahkan tugasnya setiap tahunnya tepatnya di

Shibuya dan ia tinggal di Funabashi, jauh dipinggiran timur Tokyo. Jun tidak muncul di pemakaman Chizuko, menyampaikan belasungkawa, atau menelepon sekali saja selama tiga tahun ini? Jun hanya terlalu sibuk dengan pekerjaanya, tetapi kalau menyangkut pertolongan Honma, Jun bisa menerobos badai salju untuk kepetingan dirinya sendiri. g. Isaka dan Hisae (Tokoh Pembantu)

Cuplikan 93-94

―Oke, apa aku bikin kopi saja?‖ Isaka mengusulkan, sambil berjalan ke dapur.

Berikan pria itu celemek dan tempatkan dirinya di depan kompor atau rak piring, dan ia merasa sangat kerasan. Isaka tinggal bersama istrinya Hisae di depan apartemen berkamar dua di ujung timur lantai dasar. Mereka tidak punya

46

Universitas Sumatera Utara anak. Isaka berusia lima puluh tahun pada tahun ini, tetapi ia tampak lebih tua.

Hisae, pada usia empat puluh tiga, setahun lebih tua dibandingkan dengan Honma, tetapi, tampak sepuluh tahun lebih muda. Wanita itu memiliki kantor desain interior bersama seorang teman dibagian kota yang bergaya. Permintaan untuk jasa mereka begitu tinggi, sehingga ia hanya bisa cuti pada liburan tahun baru.

Isaka dulu bekerja di perusahaan arsitektur yang berhubungan kerja dengan kantor Hisae sampai resesi terjadi dan pekerjaan kontruksi mengalami kelesuan.

Bisnis Hisae masih tetap lancar dan mereka berdua punya hubungan, maka mereka memutuskan Isaka akan tinggal dirumah sampai ke adaan lebih cerah lagi.

Awalnya, inilah bagaimana Isaka menjadi ayah rumah tangga. Meraka saling berbagi pekerjaan rumah tangga, jadi pengaturan yang baru akan menjadi keributan. Dan sudah beberapa bulann, Isaka menemukan sesuatu ―panggilan‖ untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan memutuskan menjadikan pekerjaan purna waktu.

Sekarang, Isaka mempunyai kontrak untuk membersihkan dan mencuci di dua rumah tangga di block apartemen selain rumah Honma.

Analisis

Dari cuplikan di atas dapat kita ketahui sosok sepasang suami istri yang mempunyai kesepakatan merka masing-masing bahwasanya sang istrilah yang mencari nafkah dan sang suami mengurus pekerjaan rumah. Isaka yaang berusia lima puluh tahun sedangkan istrinya Hisae berusia empat puluh tiga tahun, mereka sudah lama menikah tetapi belum mempunyai anak sampai sekarang. Dapat kita lihat dari cuplikan tersebut

47

Universitas Sumatera Utara ‖Sekarang, Isaka mempunyai kontrak untuk membersihkan dan mencuci di dua rumah tangga di block apartemen selain rumah Honma” Isaka lah yang bertugas menjaga dan membersihkan rumah Honma saat ia bertugas, dan tidak hanya itu saja Isaka juga membantu Honma merawat dan menjaga Makoto sampai saat ini. h. Shoko Sekine / Kyoko Shinjo (Tokoh Sentral)

Cuplikan 21-22

Honma mau tidak mau tersenyum. Mungkin sebagian orang menyebut itu sentimentil. ―Dan ada pertukaran hadiah secara resmi?‖.

Jun kelihatan tidak nyaman, ―Tidak, tidak ada yang sepertti itu. Hanya pertunangan antara kami. Tetapi aku memberinya cincin.‖

Masih memegang pena, Honma menengadah dan memandang Jun. ―Orang tuanyatidak setuju?‖

Jun mengangguk hati-hati.

―Orangtuanya? Orangtuamu?‖

―Orangtuaku. Shoko tidak punya sanak saudara sama sekali.‖

―Oh....‖ Tidak lazim untuk seseorang yang berusia 28 tahun.

―Dia anak tunggal. Ayahnya meninggal waktu dia masih di sekolah dasar.

Semacam penyakit, dia tidak pernah cerita persis apa. Dia kehilangan Ibunya baru dua tahun lalu.‖

48

Universitas Sumatera Utara ―Penyakit lagi, kukira‖

―Buka, kecelakaan.‖

Di bawah nama ―Shoko Sekine‖ Honma menulis,‖ kedua orangtuanya meninggal.‖

―Jadi dia tinggal sendirian.‖

―Betul, tidak jauh dari sini. Di distrik Suginami, apartemen Honancho.‖

―Asalnya dari mana? Pernah kautanyakan ?‖

―Tentu, Beberapa jam dari Tokyo, dari Utsunomiya. Tetapi seperti yang kujelaskan, ayahnya meniggal waktu dia masih kecil. Rupanya dia tidak punya kenangan bagus di tempat itu, karena mereka mengalami kesulitan dalam keuangan dan sanak saudaranya tidak bisa membantu. Dia tidak pernah ingin kembali, bahkan menolak untuk bercerita tentang kampung halamannya.‖

Analisis

Dari cuplikan di atas menggambarkan sosok Shoko Sekine yang berusia dua puluh delapan tahun. Seperti Cuplikan tersebut ―Dia anak tunggal. Ayahnya meninggal waktu dia masih di sekolah dasar. Semacam penyakit, dia tidak pernah cerita persis apa. Dia kehilangan Ibunya baru dua tahun lalu.”“Penyakit lagi, kukira”“Buka, kecelakaan.” Shoko benar-benar sendirian kecuali dengan Jun,

Ayaahnya meninggal saat ia masih kecil sedangkan ibunya baru saja meninggalkan Shoko Sekine dua tahun lalu akibat kecelakan yang menimpa

Ibunya. Kampung halaman Shoko Sekine di distrik Suginami apartemen

49

Universitas Sumatera Utara Honancho, Rupanya dia tidak punya kenangan bagus di tempat itu, karena mereka mengalami kesulitan dalam keuangan dan sanak saudaranya tidak bisa membantu.

Cuplikan 51-52

―Kau mungkin bisa menunjukkan curriculum vitae-nya kepadaku?

Menimbang situasinya, aku ingin mencoba berbicara denganmantan atasan- atasannya juga.‖

―Ya, tentu saja,‖ jawab Imai tanpa ragu, sambil berdiri dari kursi. Hampir tanpa kesulitan, ia mengeluarkan selembar kertas dari map yang disimpannya di laci paling bawah mejanya. Lembar itu adalah formulir riwayat hidup standar, dengan foto terlampir seperti biasanya. Entah mengapa, malam sebelumnya, Jun tidak membawa satu pun foto Shoko. Ini pertama kalinya Honma melihat wajah wanita itu.

―Shoko cantik luar biasa‖

Foto identitas umumnya cenderung membuat siapa pun kelihatan seperti penjahat kelas teri, jadi kalau Shoko kelihatan begitu menarik dalam foto hitam- putih berukuran kecil seperti ini, Shoko Sekine jelas bukan wanita dengan kecantikan rata-rata. Rambutnya berpotongan pendek sedang-potongan bob, begitu mungkin istilahnya. Bentuk hidungnya halus, alis membentuk lengkungan lembut-dibentuk dengan pensil alis atau tidak, Honma tidak bisa menebak-di antara dahi lebar dan sepasang mata sejuk. Bibirnya terkulum dalam senyum semar.

50

Universitas Sumatera Utara ―Lumayan cantik,‖ Imai berkomentar. ―Lebih-lebih orang aslinya.

Terutama waktu dia mulai pacaran dengan Mr. Kurisaka. Semakin hari semakin cantik, ya kan Mitchie?‖

Mitchie berputar di kursinya. ―Kami biasa pergi belanja dan semua pria menggodanya.‖

Tidak mengherankan. ―Tinggi?‖

―Oh, jadi kau belum pernah bertemu dengannya?‖

―Tidak, Jun merahasiakan pertunangannya dari keluarganya.‖

Analisis

Dari cuplikan di atas ‖Foto identitas umumnya cenderung membuat siapa pun kelihatan seperti penjahat kelas teri, jadi kalau Shoko kelihatan begitu menarik dalam foto hitam-putih berukuran kecil seperti ini, Shoko Sekine jelas bukan wanita dengan kecantikan rata-rata. Rambutnya berpotongan pendek sedang-potongan bob, begitu mungkin istilahnya. Bentuk hidungnya halus, alis membentuk lengkungan lembut-dibentuk dengan pensil alis atau tidak, Honma tidak bisa menebak-di antara dahi lebar dan sepasang mata sejuk. Bibirnya terkulum dalam senyum semar.‖ Sudah digambarkan dengan jelas bagaimana bentuk dan paras sosok Shoko Sekine ini, Dengan kecantikannya di atas rata-rata dia selalu digoda oleh para lelaki saat berpergia dengan teman kantornya Mitchie.

51

Universitas Sumatera Utara i. Mr, Imai (Tokoh Pembantu)

Cuplikan 44-45

―Maaf membuat anda menunggu,‖ suara berat berkumandang. Si wanita sudah kembali bersama atasannya, pria tua dengan kacamata bifocal, memakai cardigan di atas kemeja putih dan dasi tali. Kaus kaki wol tebal menonjol keluar dari bagian depan sandal pijat barunya.

―Saudara Ms, Sekine, ya?‖

―Bukan, saudara tunangannya.‖

―Oh, begitu? Dari Mr, Kurisaka, eh?‖ Pria tua itu memberi isyarat kea rah sofa dan meja kopi dekat jendela. ―Silakan duduk.‖

Honma berjalan di depan, agak menyeret kakinya yang terluka.

―Rematik?‖ tanya si tua blakblakan.

―Bukan, bukan,‖ kata Honma, agak kaget. ―Kecelakaan.‖

―Oh? Dan kenapa pakai payung?‖

―Aku terlalu keras kepala untuk membeli tongkat.‖

―Dokter tidak mau meminjamkanmu?‖

―Mereka berusaha. Tetapi kalau aku menerima, aku tahu ak akan mereasa buruk. Seperti orang cacat sungguhan.‖

Si bos menggosok kepala botaknya. ―Cukup bisa dimengerti.‖

52

Universitas Sumatera Utara Analisis

Dari cuplikan di atas menggambarkan sosok Mr, Imai yang merupakan seorang bos diperusahaan tersebut. Ia adalah seorang bos yang bekepala botak dan menggunakan kcamata bifocal. Dalam cuplikan ini ―Honma berjalan di depan, agak menyeret kakinya yang terluka.

“Rematik?” tanya si tua blakblakan.

“Bukan, bukan,” kata Honma, agak kaget. “Kecelakaan.”

“Oh? Dan kenapa pakai payung?”

“Aku terlalu keras kepala untuk membeli tongkat.”

“Dokter tidak mau meminjamkanmu?”

“Mereka berusaha. Tetapi kalau aku menerima, aku tahu ak akan mereasa buruk. Seperti orang cacat sungguhan.”

Si bos menggosok kepala botaknya. “Cukup bisa dimengerti.” Sudah terlihat jelas bahwa seorang Mr, Ima adalah orang yang blakblakan sehingga membuat orang terkejut saat berbicara kapadanya.

Cuplikan 54-55

Honma mengambil riwayat hidup Shoko. ―Kalau tidak keberatan, aku ingin membuat duplikat dokumen ini.‖

53

Universitas Sumatera Utara Imai melambai. ―Silakan ambil saja. Aku tidak keberatan meminjamkannya kepada Mr, Kurisaka. Silakan bertanya-tanya kepada atasannya yang lain.‖

Honma mengucapkan terima kasih kepada pria itu dan menerima tawarannya.

―Semoga kau menemukannya.‖

Analisis

Dari cuplikan di atas walaupun Mr, Imai adalah sosok yang bicaranya blakblakan dia juga mempunyai sisi baik yaitu rasa pengertian yang tinggi saat orang disekitarnya terkena musibah. j. Mr. Mizoguchi (Tokoh Pembantu)

Cuplikan 63

Honma juga tidak memiliki banyak pilihan. Sebaiknya menghubungi pengacara itu, Mizoguchi, yang di sewa Shoko untuk membuat dokumen kebangkrutannya. Kantornya ada di Ginza. Naik Marunouchi Line langsung, tidak perlu berpindah kereta.

Analisis

Dari cuplikan tersebut menggambarkan sosok Mr, Mizoguchi adalah seorang Pengacara yang di sewa Shoko Sekine untuk mengurus dokumen kebangkrutan pribadinya. Dan kantor Mr, Mizoguchi berada di Ginza.

54

Universitas Sumatera Utara k. Sadao Funaki (Tokoh Pembantu)

Cuplikan 136

Telepon balasan dating dua puluh menit kemudian. Honma tidak membiarkan telepon selesai berdering satu kali. Waktu ia mengangkatnya, suara kasar berkata, ―Hai cepat sekali! Kau menelepon dari kuburang, ya?‖

Suara Sadao Funaki. Ia di kelas yang sama dengan Honma di akademisi polisi, tetapi karier mereka masing-masing mengambil jalan yang sama sekali berbeda hingga dua tahun yang lalu ketika Funaki dipindahkan ke bagian pelaksanaan, divisi di sebelah divisi Honma di markas pusat. Nah, bagaimana rasanya itu? Kita berdua toh akhirnya ditendang ke atas.

Analisis

Dari cuplikan di atas Sosok Sadao Funaki adalah seorang Detektif akademisi polisi sama halnya dengan Honma, Hanya saja karier mereka masing- masing mengambil jalan yang sama sekali berbeda.

Cuplikan 182-183

―Terima kasih. Aku berutang budi kepadamu,‖ kata Honma.

Funaki mengangkat satu tangan tanda ia mendengar Honma lalu, berbalik ke foto, berkata dengan bisikan pura-pura, ―Hai, Chizuko, suamimu akan beraksi lagi.‖

Funaki dan Chizuko teman sejak masa kecil. Mereka bersekolah di sekolah dasar yang sama. Bahkan, Funaki yang memperkenalkan Chizuko kepada Honma

55

Universitas Sumatera Utara waktu mereka berdua ada di akademi kepolisian. Dia seperti adik perempuanku, kata Funaki waktu itu. Aku tidak mau melihatnnya berhubungan dengan orang yang tidak pantas mendapatkannya.

Tetapi waktu Honma bertanya, jadi kenapa bukan kau sendiri yang menikahinya? Funaki terpaksa berpikir keras.

Dia terlalu dekat, akhirnya Funaki berkata, terlalu dekat untuk berada di dalam jangkauan.

Analisis

Dari cuplikan di atas terlihat jelas Funaki adalah teman masa kecilnya

Chizuko istrinya Honma, Funaki sangat menyayangi Chizuko dan menganggap ia seperti adiknya sendiri, Funaki juga takut akan Chizuko mendapatkan orang yang salah, maka ia berpikir untuk mempersatukan Honma dan Chizuko seperti suami dan istri dan pada akhirnya mereka menikah seperti yang di impikan Funaki.

Terlihat jelas dari cuplikan ini ―Funaki dan Chizuko teman sejak masa kecil.

Mereka bersekolah di sekolah dasar yang sama. Bahkan, Funaki yang memperkenalkan Chizuko kepada Honma waktu mereka berdua ada di akademi kepolisian. Dia seperti adik perempuanku, kata Funaki waktu itu. Aku tidak mau melihatnnya berhubungan dengan orang yang tidak pantas mendapatkannya.”

3.2.4 Analisis Latar dalam Novel “All She Was Worth (Melacak Jejak)”

Unsur-unsur latar menurut Nurgiyantoro (2002:227) dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tempat, waktu dan social. Berikut ulasan tentang unsur-unsur tersebut.

56

Universitas Sumatera Utara a. Latar tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadi peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi yang berupa tempat-tempat dengan nama inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Adapun latar tempat yang digunakan dalam novel ini cukup banyak dan luas. Tempat-tempat tersebut yaitu:

1. Distrik Suginami, apartemen di Honancho tempat Shoko tinggal atau

kampung halaman

2. Ginza dan Shimbashi, tempat Shoko kerja saat menjadi hostes, hostes

adalah dimana para perempuan duduk dimejamu dan menuangkanmu

minuman.

3. Castle Mansion Kinshicho, Apartemen 405, Kotobashi, divisi sumida,

Tokyo adalah alamat Shoko sekine

4. Kawaguchi co-op adalah bangunan empat lantai yang sudah menua,

dengan dua usaha kecil di lantai dasar.

5. Kota Tokyo merupakan ibu kota negara Jepang sehingga tidak aneh

jika pemakaian kartu kredit dan perilaku konsumtif terjadi pada

sebagian besar masyarakatnya dengan hadirnya berbagai macam bank

dan penyedia jasa kartu kredit.

6. Tokyo Distrik Edogawa, Kasai Selatan 4-10-5 dimana Shoko palsu

(Kyoko Shinjo) berada.

57

Universitas Sumatera Utara b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah ―kapan‖ terjadinya peristiwa- peristiwa yang dieceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ―kapan‖ tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu factual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah.

Novel ini menggunakan latar waktu pada tahun 1992 dimana pada saat itu jepang memasuki jaman modern, pada saat itu masyarakat jepang yang serba konsumtif. Gaya hidup Konsumtif ini banyak dilakukan pada orang jepang, gaya hidup konsumtif adalah suatu keinginan untuk membeli atau menggunakan barang dan jasa yang kurang diperlukan atau tidak dibutuhkan sama sekali.

c. Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada ha-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Pada saat itu masyarakat jepang yang serba konsumtif,. Gaya hidup Konsumtif ini banyak dilakukan pada orang jepang, gaya hidup konsumtif adalah suatu keinginan untuk membeli atau menggunakan barang dan jasa yang kurang diperlukan atau tidak dibutuhkan sama sekali. Pada saat itu jepang memasuki jama modern tepatnya pada tahun 1992. Sebagai contoh masyarakat Jepang sudah menggunakan system kartu kredit. Hal ini dapat dilihat dari cuplikan berikut :

―Jadi di hari yang sama, kami duduk Bersama dan berbicara. Dengan semua persiapan, kami pasti akan melakukan banyak pembelian sejak saat itu. Tetapi kami berdua mungkin tidak selalu pergi bersama dan akan berbahaya kalau

58

Universitas Sumatera Utara Shoko membawa uang tunai dalam jumlah besar. Jadi aku bilang kepadanya, aku akan membuatkanmu kartu kredit, oke? Dan toh, begitu kami sudah menikah dan ia mengganti Namanya, kami berpikir kami akan mempertahankan rekening bank yang sekarang ia miliki dan memakainya untuk pengeluaran harian kami. Karena aku masih akan membutuhkan rekening bankku sendiri dan kartuku sendiri juga, tentu saja, untuk pengeluaran-pengeluaran”

Seperti itukah pasangan-pasangan muda Zaman sekarang mengelola kebutuhan mereka? Secara tradisional, istrilah yang mengatur keuangan bersama pasangan itu. Kelihatannya Jun ingin menjadi pencari nafkah, tetapi tidak berniat begitu saja menyerahkan gajianya.

Dalam cuplikan diatas dapat dilihat bahwa Jun berencana membuatkan kartu kredit untuk tunangannya Shoke Sekine. Juga dijelaskan bagaimana pasangan-pasangan muda pada zaman tersebut mengelola keuangan, istrilah yang mengatur keuangan sedangkan sang suami sebagai pencari nafkah.

3.2.5 Analisis Sudut Pandang dalam Novel “All She Was Worth (Melacak

Jejak)”

Sudut pandang merupakan cara penulis untuk menceritakan karyanya agar dapat dicerna oleh pembacanya dengan baik. Novel ―All She Was Worth

(Melacak jejak)‖ karya Miyuki Miyabe ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaaitu pengarang seolah-olah serba tahu sehingga pengarang dapat mengemukakan segala tingkah laku dan pikiran semua tokoh. Sudut pandang ini sangat berpengaruh terhadap cara penyampaian sebuah novel. Tanpa penggunaan sudut pandang yang baik, suatu karya sastra khusunsnya novel ini

59

Universitas Sumatera Utara tidak akan mudah dan akan sulit untuk dicerna oleh pembacanya. Dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu Miyuki Miyabe menceritakan kisah seorang detektif yang mencari orang tanpa jejak sedikitpun sehingga membuat novel ini dapat dicerna oleh pembacanya, serta pesan-pesan setiap alurnya dapat tersampaikan dan digambarkan dengan baik.

Cuplikan 1 halaman 8-9

Honma teringat ketika ia masih menjabat Deputi Kepala Bagian Kenakalan

Remaja. Ada seorang pencopet di toko, betul-betul profesional. Kalau tidak dilakukan temannya, mungkin mereka tidak pernah bisa menangkap gadis itu,

Gadis itu mengambil diskon khususnya hanya di butik-butik terbaik, tetapi ia tidak pernah memakai pakaian yang dia ambil di depan umumnya dan juga tidak ingin buru-buru menjualnya, Ia kembali ke kamarnya sendiri, mengunci pintu, dan mencoba semua pakaian di depan cermin aetinggi badan. Pakaian, jam tangan, dan aksesoris lain berpose seperti model dimajalah mode. Hanya didepan cermin.

Diluar kamar di jalan, ia tetap memakai jeans belel dengan bagian lutut yang sudah sobek.

Apakah semua ini benar-benar sudah dua puluh tahun yang lalu? Si gadis sekarang mungkin sudah jadi ibu, dengan anak seusianya ketika dia remaja.

Apakah gadis itu akan ingat detektif kurang berpengalaman yang mencoba mendobrak tembok kebisuannya dengan ceramah, tetapi tidak mampu berbicara dengan baik?

60

Universitas Sumatera Utara Analisis

Dari cuplikan di atas terlihat bahwa pengarang menggunakan sudut pandang orang ke tiga serba tahu, dimana pengarang dapat mengemukakan apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh tokoh serta dapat menggambarkan situasi maupun keadaan yang diceritakan dalam novel. Disini pengarang menjelaskan bahwa Shunsuke Honma ialah seorang detektif pemula yang kurang berpengalaman terjadi ketika Honma mencoba menceramahin gadis pencuri yang membisu, akan tetapi Honma juga tidak mampu untuk berbicara dengan baik, karena dia merasa dirinya bukan seorang detektif profesional.

3.2.6 Analisis Amanat dalam Novel “All She Was Worth (Melacak Jejak)”

Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca karyanya. Amanat maupun pesan dalam novel ini tersampaikan dengan cukup baik. Pengarang mencoba memberitahukan tentang arti dari sebuah kebohongan, dimana suatu kebohongan adalah dasar dari tindakan kejahatan, disini dapat kita ketahui pesan tersirat yang diperoleh dalam novel tersebut.

Cuplikan 1 halaman 56-58

Honma masuk ke kedai kopi pertama yang dilihatnya. Ada telpon koin di dalam persis dekat pintu, tetapi ia memutuskan untuk membebaskan kakinya dari bobot tubuhnya sejenak sebelum menelepon. Sambil minum kopi, Honma mengamati riwayat hidup Shoko lagi. Tulisannya rapi, tanpa terlihat rumit.

Mungkin Shoko rutin menulis buku harian dan catatan pengeluaran.

61

Universitas Sumatera Utara Honma pergi ke telepon umum dan memutar nomor penerangan. Waktu operator menjawab, Honma memberikan nama alamat perusahaan kepada operator wanita itu. Empat, lima detik berlalu.

―Tidak ada catatan untuk Ariyoshi Certifed Public Accontants pada alamat itu, sir.‖

Honma tidak mempercayai yang ia dengar. ―Sama sekali tidak ada? Tidak ada yang mirip dengan itu?

―Kalau anda mau menunggu, saya akan mencarinya sekali lagi, sir.‖

Di balik bunyi latar belakang, Honma bisa mendengarkan ketukan tombol papan ketik komputer.

―Tidak ada kantor terdaftar dengan nama itu. Anda yakin alamatnya benar?‖

Honma membacanya lagi tetapi memang tidak salah, maka ia mengucaplan terima kasih kepada operator dan menyudahi sambungan.

Akuntan dan pengacara, serta notaris publik-bisnis yang mengandalkan orang-orang menemukan mereka jarang sekali pindah tempat kalau sudah berkantor di suatu tempat. Karna itu merka harus berhati-hati dalam memilih lokasi. Tentu saja, seseorang yang muda dan ambisius mungkin bermitra dengan rekan yang lebih senior, menunggu saat yang tepat untuk membangun bisnis sendiri. Tetapi kalau kantor yang terdaftar dalam suatu nama menghilang begitu saja? Mungkin Ariyoshi adalah akuntan yang berusia lanjut, yang sekarang sudah pensiun. Tidak, tunggu sebentar bukankan Imai bilang Shoko Sekine

62

Universitas Sumatera Utara mengundurkan diri sesudah jadi sakit gara-gara kerja lembur? Perusahaan yang membuat karyawannya bekerja begitu keras tidak mungkin tutup begitu saja.

Tentu saja, tidak bisa diketahui apakah Shoko memberitahu alasan pengunduran dirinya yang sebenarnya atau tidak kepada Imai.

Mungkin Honma perlu berkeliling mencari-cari menggali beberapa petunjuk dari kantor-kantor lain di wilayah itu. Merepotkan sekali. Itu saja bisa makan waktu seharian.

Honma mengangkat gagang telepon sekali lagi. Ishii dan Company. Shoko bekerja di sana hanya sedikit lebih dari satu tahun. Tetap saja itu masih layak dicoba.

―Kami tidak punya catatan untuk perusahaan itu pada alamat itu,‖ suara operator wanita lain melaporkan.

Honma baru akan menanyakan nama perusahaan yang mirip tetapi sesudah berpikir, ia hanya diam dan berdaham.

―Sir? Kata si operator.

―Boleh coba satu nomor lagi, kalau boleh‖. Sanko Equipment Leasing.

―saya kira anda tidak punya data untuk perusahaan ini juga?‖ Hanya firasat saja.

―Tidak ada dalam daftar, Sir?‖ si operator mengonfirmasi.

Kopinya menjadi suam ketika Honma duduk kembali dan membaca lagi riwayat hidup itu, merasa agak bodoh. Betapa Imai mudah percaya! Dia menerima

63

Universitas Sumatera Utara saja Shoko sekali pandang dan tidak pernah berusaha menghubungi mantan atasannya dan memeriksa detail-detailnya.

Analisis

Dari cuplikan di atas, tergambar bahwa pengarang ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa kebohongan suatu tindakan dasar untuk berbuat kejahatan.

Dalam novel ―All She Was Worth‖ digambarkan bentuk kejahatan yaitu kebohongan yang dilakukan oleh Kyoko Shinjo yang mengambil identitas Shoko

Sekine. Kemudian banyak kebohongan-kebohongan yang diperbuat olehnya untuk terlepas dari lintah darat yang mengejar dirinya.

3.3 Analisis Keterkaitan Antara Tema, Penokohan, Alur, Latar, Sudut

Pandang, dan Amanat Cerita yang Mendasari Struktur Cerita yang Utuh dalam Novel “All She Was Worth: Melacak Jejak” Karya Miyuki Miyabe.

Keterkaitan antara tema dan alur cerita dimulai dari tahap awal, pada tahap ini digambarkan munculnya tokoh utama yang mendasari terciptanya tema. Tahap awal inilah yang nantinya akan menjadi pembangunan tema menjadi sebuah kisah ataupun cerita. Tahap awal ini dimulai dari kemunculannya seorang Detektif bernama Shunsuke Honma yang berjabat sebagai kepala polisi metropolitan

Tokyo, saat ini ia mendapatkan cuti dari tempat kerja karna suatu hal, pada saat bertugas dibagian kakinya ia mendapatkan cidera yang cukup serius, kakinya ditembak oleh seorang pencuri amatir yang berusaha kabur darinya. Honma tinggal dibagian Tokyo, ia juga mempunyai anak angkat bernama Makoto, Honma merawat Makoto sendiri saat istrinya meniggal akibat kecelakan. Kemudian dilanjutkan dibagian tahap tengah, dimana konflik terjadi. Dalam tahap ini konflik

64

Universitas Sumatera Utara awal yang terjadi pada tahap awal mulai menigkat. Dimana Honma dipekerjakan oleh saudara dari istrinya yaitu Jun Kurisaka, secara tidak resmi Honma membantu saudaranya yang telah jauh-jauh dating kemari untuk mencari tunangannya itu. Kemudian konflik semakin meningkat, dimana saat Honma mendatangi banyak tempat dan berjumpa banyak orang, ia merasakan suatu keganjilan yang ada di dalam diri tunangannya Jun Kurisaka ini yaitu Shoko

Sekine. Ditahap akhir, terdapat klimaks yang cukup menarik sehingga mencapai penyelesaian. Tunangan Jun bukanlah Shoko Sekine melainkan Kyoko Shinjo, tunangannya Jun mencuri identitas milik Shoko Sekine agar terlepas dari jeratan hutang oleh linta darat yang sangat mengerikan sehingga dengan cara terpaksa tunangannya Jun membunuh orang yang hidup sendirian agar identitasnya mudah didapat diambil secara permanen.

Keterkaitan penokohan dengan alur ditunjukan melalui tahapan-tahapan peristiwa di dalam novel dimulai dari tahap awal hingga akhir dimana penyelesaian cerita berakhir. Pengarang mencermikan sosok Shunsuke Honma merupakan tokoh yang berpendirian tinggi, realistis dan pantang menyerah serta memiliki nilai-nilai yang ideal bagi pembaca. Hal ini digambarkan sesuai dengan alur yang terdapat di dalam novel.

Keterkaitan antara tema dengan latar ialah latar tempat dari novel yang berkisah di beberapa tempat terkenal dijepang, seperti ibukota Jepang yaitu Tokyo dan Distrik Suginami apartemen di Honancho di Jepang yang mendukung tema yang menceritakan Detektif pada jaman modern. Latar waktu yang mengarah pada masa modern juga menambah kesesuaian tema dan latar. Latar sosial yang mendukung juga menambah keterkaitan antara tema dan latar dari novel ini.

65

Universitas Sumatera Utara Keterkaitan latar dan alur ditunjukan dari tahapan-tahapan dalam alur cerita. Pada tahap awal diceritakan tentang waktu awal terjadinya peristiwa maupun keadaan sosial pada masa tersebut. Dalam tahap tengah juga digambarkan tambahan informasi tentang cerita di dalam novel. Begitu juga hingga akhir.

Keterkaitan amanat dengan alur ialah dimana tersampaikannya dengan jelas pesan dari pengarang lewat karya sastranya melalui alur yang baik dengan tahapan yang juga sesuai.

Keterkaitan latar dengan penokohan ditunjukan dengan tokoh yang memiliki hubungan dengan latar tempat dan waktu. Salah satunya kota Tokyo dijepang, Tokyo adalah ibukota dari negara Jepang di tempat itu pula Honma tinggal dan tempat ia bekerja sebagai kepala polisi metropolitan Tokyo.

Keterkaitan sudut pandang dengan tema ditunjukan melalui cara pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu dalam menceritakan cerita dalam novel ini. Karna novel ini menggunakan cerita Detektif, maka dengan sudut pandang orang ketiga serba tahu semakin mempermudah pembaca dalam memahami situasi, keadaan, maupun yang sedang dipikirkan oleh tokoh dalam cerita. Pengarang menggambarkan pemikiran maupaun yang sedang dirasakan serta tindakan dari para tokoh agar semakin menambah dan membantu imajinasi pembaca dalam mencerna novel ini.

Keterkaitan sudut pandang dengan alur juga dapat dilihat dari tahapan dalam alur yang dibangun dalam cerita. Pengarang menggunakan sudut orang ketika serba tahu dalam menyampaikan cerita mulai dari tahap awal hingga akhir.

66

Universitas Sumatera Utara Cara pengarang menyampaikan seolah-olah pengarang mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh para tokoh dalam cerita.

Keterkaitan sudut pandang dengan penokohan ditunjukan melalui cara pengarang menggambarkan karakter maupun watak tokoh didalam cerita.

Pengarang menciptakan sosok tokoh yang sesuai dengan kondisinya serta menggambarkan tokoh dengan baik sesuai dengan sudut pandang yang digunakan.

Sehingga mempermudah pembaca memahami karakter setiap tokohnya.

Keterkaitan sudut pandang dengan latar digambarkan melalui cara pengarang menjelaskan dengan jelas latar tempat secara mendetil. Kemudian juga dengan cara pengarang menjelaskan keaadan waktu bedasarkan tahun serta perkembangan jepang pada masa ini secara mendetil.

Keterkaitan sudut pandang dengan amanat ditunjukan dari bagaimana cara pengarang menyampaikan pesan pesannya melalui kejadian kejadian yang ada.

Seperti saat diceritakan bagaimana Kyoko Shinjo membohongi begitu banyak orang untuk kepentingan sendiri pada saat itu.

Keterkaitan amanat dan penokohan diceritakan cukup baik, karena novel ini memiliki amanat tentang kebohongan, dimana suatu kebohongan adalah dasar dari tindak kejahatan yang terkait dengan tokoh dalam penokohan yang ada di dalam novel tersebut.

Keterkaitan amanat, tema dan alur ditunjukan melalui cerita di dalam novel. Novel ini bercerita tentang perjuangan Shunsuke Honma mencari tunangannya Jun yang hilang tanpa jejak. Hal ini didukung dari alur yang baik dan

67

Universitas Sumatera Utara mendukung tema dari novel ini, sehingga amanat di dalam cerita dapat tersampaikan dengan baik.

Keterkaitan antara tema dengan tokoh digambarkan melalui peran tokoh masing- masing. Karena amanat utama dalam novel ini adalah tentang kebohongan yang diperbuat kepentingan diri sendiri.

Bedasarkan penjelasan antara hubungan tema dengan alur, alur dengan penokohan, latar dengan tema, latar dengan alur, latar dengan penokohan, sudut pandang dengan dengan tema, sudut pandang dengan alur, sudut pandang dengan penokohan, sudut pandang dengan latar, sudut pandang dengan amanat, amanat dengan tema dan alur, serta amanat dengan tokoh, maka dapat terlihat hubungan keterkaitan antara tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, dan amanat. Keterkaitan tersebut menjadikan novel ―All She Was Worth‖ ini memiliki unsur-unsur yang saling mendukung dan menjadi satuan cerita yang baik.

68

Universitas Sumatera Utara BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dari analisis yang telah dilakukan terhadap cerita di dalam novel ―All She

Was Worth (Melacak Jejak)‖, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Tema adalah dasar bagi seorang pengarang untuk mengembangkan suatu

cerita. Tema yang melatar belakangi cerita dalam novel ―All She Was

Worth (Melacak Jejcak)‖ ini adalah tentang Melacak Jejak. Dimana si

Detektif membongkar semua kejahatan dan kebohongan wanita yang

mementingkan dirinya sendiri. Kemudian didalam novel ini juga

menceritakan tentang perkembangannya Jepang di Jaman modern dengan

masyarakat serba konsumtif.

2. Tokoh merupakan sosok yang bertugas menjalankan cerita dalam suatu

karya sastra. Tokoh adalah karakter yang mengambil peran penting dalam

suatu karya sastra khususnya novel, karena tanpa adanya tokoh suatu cerita

tidak akan dapat tersampaikan maknanya. Tokoh dalam novel ―All She Was

Worth (Melacak Jejak) ini ada banyak, namun yang memiliki peran paling

penting yaitu Shunsuke Honma sebagai Detektif serta tokoh utama dalam

novel, yang memiliki sifat tegas, pantang menyerah dan realistis di dalam

lingkungannya.

3. Alur dalam novel ―All She Was Worth (Melacak Jejak)‖ ini dibangun

dengan baik karena cerita didalamnya memenuhi tahapan-tahapan cerita

peristiwa yang mendukung cerita, dimulai dari tahapan awal, dimana

69

Universitas Sumatera Utara tahapan awal mula tokoh utama memperkenalkan dirinya. Honma kepala

Metropolitan Tokyo dipaksa untuk cuti karena insiden di tempat kerjanya.

Hal itu menyebabkan kesulitan saat berjalan dan mengakibatkan kakinya

pincang. Kemudian pada tahap tengah, dimana konflik mulai meninggkat

hingga mencapai tingkat klimaks. Dalam tahap ini Honma berjumpa dengan

pengacara Shoko tunangannya yaitu Goro Mizoguchi, Honma banyak

bertanya dan ingin tahu bagaimana kepribadian Shoko Sekine tunangannya

Jun kurisaka ini, ditengah perbincangan yang mereka lakukan ternyata

Shoko mempunya hutang yang sangat banyak kepada Yakuza lalu pada saat

itu Shoko menyerah bahwasanya dia tidak sanggup membayarkan hutang-

hutang tersebut, dan dia menyatakan kebangkrutan pribadi, karena

kebangkrutan pribadi Shoko menggunakan proses hukum di mana seluruh

properti si penghutang dibagi rata di antara para kreditornya di pengadilan

dan sesudahnya penghutang di berikan surat pelepasan tuntutan yang

membebaskannya dari kewajiban finansial. Sampai kepada tahap akhir,

Dijelaskan pada akhirnya pencarian mereka membuahkan hasil, Shoko yang

mereka cari ialah seorang pembunuh yang bernama Kyoko Shinjo, ia

berasal dari prefektur Fukushima. Dan tujuan ia membunuh hanya untuk

hidup normal seperti wanita lainnya.

4. Latar tempat yang diugnakan di novel ini ialah berlatar di negara Jepang,

cakupan wilayahnya cukup luas karena ceritanya yang memuat tokoh

Shunsuke Honma yang berpindah-pindah tempat untuk mencari seseorang

pembunuh sekaligus tunangannya saudara istrinya yaitu Jun Kurisaka.

Namun tempat utamanya Tokyo, Kawaguchi dan Honancho. Latar waktu

70

Universitas Sumatera Utara berawal dari setelah Jepang memasuki jaman modern tepatnya pada tahun

(1992). Latar sosial dalam novel ini merupakan kebiasaan orang Jepang

yang hidupnya serba konsumtif dan masyarakat Jepang juga sudah banyak

memiliki kartu kredit serta barang-barang canggih lainnya.

5. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel ini adalah sudut

pandang orang ketiga serba tahu. Dimana pengarang mengetahui segala

prilaku serta pikiran dan para tokoh dalam novel ini.

6. Amanat ataupun pesan yang terdapat pada novel ini menyampaikan kepada

si pembaca bahwa kebohongan adalah jalan yang salah, bagaimanapun juga

kebohongan bukanlah salah satu kunci jalan keluar untuk menyelesaikan

masalah. Kemudian pengarang bertujuan menyampaikan serta

memperlihatkan arti dari usaha yang keras pada saat si Detektif mencari

wanita tersebut.

7. Hubungan antara tema dengan alur, alur dengan penokohan, latar dengan

tema, latar dengan penokohan, sudut pandang dengan tema, sudut pandang

dengan alur, sudut pandang dengan penokohan, sudut pandang dengan latar,

sudut pandang dengan amanat, amanat dengan tema dan alur serta dengan

amanat dengan tokoh. Maka dapat terlihat hubungan keterkaitan antara tema,

alur, tokoh, latar, sudut pandang, dan amanat. Keterkaitan tersebut

menjadikan novel ―All She Was Worth (Melacak Jejak)‖ ini menciptakan

struktur cerita yang utuh. Dapat dilihat keterkaitan antara tema, alur,

penokohan, latar, sudut pandang, dan amanat dapat memperlihatkan dengan

cermat unsur-unsur instrinsik yang ada didalamnya. Tema dalam novel ini

bercerita tentang seorang Kepala Detektif Metropolitan Tokyo yang cuti

71

Universitas Sumatera Utara karena insiden di tempat kerjanya pada saat bertugas, ia dipekerjakan oleh

saudara dari istrinya yaitu Jun Kurisaka untuk mencari orang yang hilang

tanpa jejak. Tentu tanpa adanya tokoh serta penokohan yang baik cerita ini

tidak dapat dicerna dengan baik pula. Kemudian, novel ini memiliki cerita

yang baik yang didukung alur dan latar yang sesuai sehingga menjadikan

novel ini dapat dicerna oleh pembaca dengan baik pula.

4.2 SARAN

Melalui skripsi ini, penulis mengharapkan agar sekiranya novel dapat menjadi salah satu sarana alternative bagi manusia untuk dapat dijadikan bahan hiburan bagi semua kalangan. Tidak hanya itu, juga sekiranya dapat memahami dan mengambil nilai-nilai positif dan novel tersebut untuk dapat dijadikan contoh dan diterapkan dalam kehidupan. Sebab dalam novel juga memberikan serta memaparkan pengetahuan tentang budaya-budaya baik dari masa sekarang maupun dari masa lampau. Seperti halnya pada novel ―All She Was Worth‖ ini yang banyak dipaparkan tentang kehidupan sosial di Jepang pada Jaman modern.

Selain itu pula, juga hendaknya dapat dipahami keterkaitan hubungan yang dibangun dalam suatu cerita.

Penulis mengharapkan skripsi ini dapat dijadikan refrensi tersendiri bagi para pecinta dan pembaca karya sastra khususnya fiksi dan berguna bagi penelitian selajutnya. Penulis juga mengharapkan pembaca dapat memberikan interprestasi sendiri dalam mentelaah novel ―All She Was Worth‖ ini. Karena dalam memberi tanggapan sebuah karya sastra sering terjadi perbedaan-perbedaan pandangan untuk menambah wawasan dan memperkaya dalam khasanah dunia karya sastra.

72

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Aziez, Furqonul dan Abdul Hasim. 2010. Menganalisis Fiksi SebuahPengantar.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Fananie, Zainuddin. 2001. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadyah University

Press.

Kusmayadi, Ismail. 2008. Think Smart Bahasa Indonesia. Bandung: Grafindo

Media Pratama.

Miyabe, Miyuki. 2016. All She Was Worth (Melacak Jejak). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Satoto, Soediro.1993. Metode Penelitian Sastra. Surakarta: UNS Press.

Semi, Atar. 1984. Kritik Sastra. Bandung Angkasa

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumardjo, Djakob. 1999. Konteks Sosial Novel Indonesia. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Tantawi, Isma. 2004. Bahasa Indonesia Akademik. Medan: Cita Pustaka Media.

Wicaksono, Andri. 2015. Pengkajian Prosa Fiksi. Garudhawaca.

Universitas Sumatera Utara https://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-

dan-menurut-para-ahli/ http://mukardimd.blogspot.co.id/2013/04/beberapa-pendekatan-terhadap-

karya.html https://ikamustika444.wordpress.com/2012/11/10/pendekatan-objektif-salah-satu-

pendekatan-menganalisis-karya-sastra/ http://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-penokohan.html http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-dan-jenis-tema.html http://jadi-bisa.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-sudut-pandang-dan-aspek.html.

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta „Sastra‟, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar „Sas‟ yang berarti

“instruksi” atau “ajaran” dan „Tra‟ yang berarti “alat” atau “sarana”.

Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan”

atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Pada umumnya karya sastra memiliki pembagian dalam beberapa jenis misalnya novel,

puisi, drama, dan sebagainya. Jenis-jenis karya sastra tersebut tergolong dalam 2 macam yaitu

karya sastra yang bersifat fiksi dan karya sastra yang bersifat nonfiksi.

Istilah novel itu sendiri berasal dari kata novies yang berarti baru, dikatakan baru karena

jika dibandingkan dengan jenis karya sastra lain seperti puisi, drama, dan lain-lain, jenis novel

ini muncul kemudian.

Masalah-masalah yang sering ditemukan dalam sebuah tugas mengapresiasikan suatu

karya sastra biasanya muncul berdasarkan unsur-unsur yang menyusun suatu karya sastra

tersebut.

Unsur-unsur tersebut berupa unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur yang berada

dalam tubuh dan membangun karya sastra tersebut secara langsung disebut sebagai unsur

intrinsik.

Unsur tersebut berupa tema, plot/alur, latar, penokohan dan lain-lain. Dalam kesempatan

ini penulis akan membahas novel terjemahan yang berjudul “All She Was Worth (Melacak Jejak)

Karya Miyuki Miyabe”.

Novel ini berupa novel dengan tema fiction dan misteri yang meceritakan kisah

perempuan yang mencuri identitas seseorang demi kebahagiaan dan menjalani hidup normal

seperti manusia pada umumnya,

kisah novel ini hanya karya fiktif. Namun, novel ini adalah karya yang menarik untuk Universitas Sumatera Utara dibahas. Novel ini pertama kali terbit di Jepang pada tahun 1992 dan baru diterjemahkan tahun

2016 di Indonesia.

Adapun latar belakang penulis menjadikan novel “All She Was Worth (Melacak Jejak)

Karya Miyuki Miyabe” sebagai bahasan dalam skripsi adalah karena pesan maupun amanat yang dikisahkan tentang cuti karena insiden di tempat kerja (seorang preman yang ditangkapnya menembaknya di lutut, melumpuhkannya sementara).

Dia memiliki seorang anak angkat berumur 10 tahun bernama Makoto , yang telah

dibesarkannya sendiri sejak istrinya Chizuko meninggal dalam kecelakaan mobil.Ia dipekerjakan

oleh keponakannya, bankir Jun Kurisaka, untuk melacak tunangannya, yang dia tahu dengan

nama Shoko Sekine dan yang menghilang dari hidupnya.

Pendekatan struktural adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya

sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra

secara strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan juga pendekatan

struktural. Proses pemaknaan karya sastra dapat dipahami dengan menggunakan berbagai

pendekatan, pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan

dalam menganalisis karya sastra.

Pendekatan struktural yang diuraikan di atas digunakan penulis dalam menganalisis novel

“All She Was Worth” bertujuan untuk memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan

antar unsur karya sastra di dalam novel tersebut. Dimana analisis ini menunjukkan keadaan

peristiwa-peristiwa, plot, dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain- lain.

Kemudian menjelaskan bagaimana fungsi masing-masing antar unsur karya sastra itu dan

hubungan antar unsur yang ada di dalam novel “All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya

Miyuki Miyabe”.

Penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah mendeskripsikan Universitas Sumatera Utara tentang situasi atau kejadian, gambaran, lukisan, secara sistematis, faktual, akurat, mengeai fakta

– fakta, sifat – sifat serta hubungan antara fenomena dengan fenomena pada objek yang diteliti..

Menggunakan teknik metode pengumpulan data–data dengan studi kepustakaan (Library research), pengumplan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku–buku dari berbagai sumber atau referensi yang berkaitan dengan masalah penelitian ini.

Amanat ataupun pesan yang terdapat pada novel ini menyampaikan kepada si pembaca

bahwa kebohongan adalah jalan yang salah, bagaimanapun juga kebohongan bukanlah salah satu

kunci jalan keluar untuk menyelesaikan masalah.

Kemudian pengarang bertujuan menyampaikan serta memperlihatkan arti dari usaha yang keras pada saat si Detektif mencari wanita tersebut. Hubungan antara tema dengan alur, alur dengan penokohan, latar dengan tema, latar dengan penokohan, sudut pandang dengan tema, sudut pandang dengan alur, sudut pandang dengan penokohan, sudut pandang dengan latar, sudut pandang dengan amanat, amanat dengan tema dan alur serta dengan amanat dengan tokoh.

Maka dapat terlihat hubungan keterkaitan antara tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang,

dan amanat. Keterkaitan tersebut menjadikan novel “All She Was Worth (Melacak Jejak)” ini

menciptakan struktur cerita yang utuh. Dapat dilihat keterkaitan antara tema, alur, penokohan,

latar, sudut pandang, dan amanat dapat memperlihatkan dengan cermat unsur-unsur instrinsik

yang ada didalamnya.

Tema dalam novel ini bercerita tentang seorang Kepala Detektif Metropolitan Tokyo yang

cuti karena insiden di tempat kerjanya pada saat bertugas, ia dipekerjakan oleh saudara dari

istrinya yaitu Jun Kurisaka untuk mencari orang yang hilang tanpa jejak. Tentu tanpa adanya

tokoh serta penokohan yang baik cerita ini tidak dapat dicerna dengan baik pula.

Kemudian, novel ini memiliki cerita yang baik yang didukung alur dan latar yang sesuai

Universitas Sumatera Utara sehinggamenjadikan novel ini dapat dicerna oleh pembaca dengan baik pula ” 文学はサンスケリット語のSastraからの吸収の言葉で、“指導を含めるテキスト”

あるいは“ガイド”の意味を持っており、基本の言葉は„Sas‟は指導を持っている意味で、

また、„Tra‟は“ツール”か“設備”の意味を表している。インドネシア語では一般的に文学

を指すために使われている。あるいは特定の意味と美しさを持っている文章のタイプで

ある。一般的に文学はいくつかの種類に分けて、例えば小説、詩、ドラマなどがある。

それらの種類は二つのグループに分類されており、すなわち架空文学とノンフィクショ

ン文学である。その小説という言葉は新という意味を持っているnoviesからの言葉で、

なぜ‘新’と言ったか詩ドラマなどの他の種類の文学に比べると、この種類の小説は後

で登場するからである。作品を鑑賞する課題でよく見られる問題はその作品を構成する

要素に基づいて、通常に表示されている。その要素は内的要素と外的要素である。本文

にあり、直接に作品を構築する要素は内的要素と呼ばれている。その要素はテーマ、プ

ロット、背景、特性評価などを持っている。このきっかけには“All She Was Worth

(Melacak Jejak)Karya Miyuki Miyabe”という小説を説明する。この小説はフィクション

テーマの小説であり、ある女が人間のように幸せと普通の生活をするために他人個人情

報を盗むという話である。この小説の話は架空の作品である。しかし、議論するのに面

白い作品である。この小説は初めて日本で確立したのは1992年に、そして2016

年にはインドネシア語に翻訳した.

Universitas Sumatera Utara 論文に議論として“All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe”

という小説を選んだ理由は現場での事件により、休暇をとることになったという話を

持っているメッセージ(彼が捕まれた犯人は彼の足に撃ち、しばらく麻痺させた)か

らである。彼が10歳のまことという息子がいて、事故の原因で妻が亡くなったとき

から息子を一人で育っていた。姿を消した婚約者を突き止めるために、彼の甥、銀行

家栗坂純によって雇われました構造的アプローチは、自律的な構造として文学に十分

注意を払うアプローチである。ですから、この論文は構造主義的な文学作品の分析に

つながる。そのため、構造主義的アプローチは構造的アプローチとも呼ばれている。

文学の意味のプレセスは色々なアプローチのを使うことにより、理解ことができる。

構造的アプローチは文学の分析に使えるアプローチの一つである。 “All She Was

Worth”という小説を分析するのに使われている上記の構造的アプローチは小説におけ

る文学の要素間の機能および相互関係をできるだけ慎重に記述することを目的として

いる。この分析にはイベントの状況、プロット、特性、背景、視点などを表している

。そして、別々の文学の要素はどんな技能かMiyuki Miyabe さんの“All She Was Worth

(Melacak Jejak) Karya Miyuki Miyabe”という小説に説明する。

筆者は定性的記述方法を使われている。定性的記述方法は状況、出来事、イメージ、

絵画、体系的に、事実上、正確に、事実、特徴、そして現象と研究している物体の中

の現象との間の関係である。図書館の研究でデータを集める方法を使い、データを収

集するのはこの研究に関する色々参考や情報原からの本を集めることによって行って

いる。この小説に持っているメッセージは嘘が間違った方法ではなく、しかしながら

問題を解決する方法の一つではないと読者に伝えたいことである。そして作家は探偵

Universitas Sumatera Utara が女を探している努力の意味を伝えたいという目的している。テーマとプロットの関

係、プロットと特性、背景とテーマ、背景と特性、視点とテーマ、視点とプロット、

視点と特性、視点と背景、視点とメッセージ、メッセージとテーマとプロット、メッ

セージと特性、その上記の関係である。そこから、テーマ、プロット、特性、背景、

視点、メッセージの間の関係が見える。その関係は“All She Was Worth(Melacak Jejak)”

という小説を全体のストーリ構造を作成することになりました。テーマ、プロット、

特性、背景、視点、メッセージ、それらの関係が内在要素を深く表示できることが分

かる。この小説のテーマには東京都の探偵長が勤務中に現場での事件により,休暇を

とることになったという話である。彼がJun Kurisakaさんという妻の兄弟に雇ってもら

い、痕跡のない行方不明の人を探すという仕事を受けていた。

Universitas Sumatera Utara