Aktivitas Sosial Politik Yap Tjwan Bing Tahun 1932 - 1963

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Aktivitas Sosial Politik Yap Tjwan Bing Tahun 1932 - 1963 AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN 1932 - 1963 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sejarah Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh YULITA FONDA C.0508054 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 i AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN 1932 - 1963 Disusun Oleh YULITA FONDA C. 0508054 Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Pembimbing Umi Yuliati, S.S., M.Hum. NIP. 19770716 200312 2 002 Mengetahui, Kepala Program Studi Ilmu Sejarah Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S., M.Hum. NIP. 19730613 200003 2 002 ii AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN 1932 - 1963 Disusun Oleh: YULITA FONDA C.0508054 Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Pada tanggal…................. Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Penguji Prof. Dr. Warto, M.Hum (…………………….) NIP. 19610925 198603 1 001 Sekretaris Penguji Tiwuk Kusuma H, S.S, M.Hum (…………………….) NIP. 19730613 200003 2 002 Umi Yuliati, S.S, M.Hum Penguji I NIP. 19770716 200312 2 002 (…………………….) Penguji II Drs. Tundjung Wahadi S, M.Si (…………………….) NIP. 19611225 198703 1 003 Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Prof. Drs. Riyadi Santoso, M.Ed. Ph.D. NIP. 19600328 198601 1 001 iii PERNYATAAN Nama : YULITA FONDA NIM : C.0508054 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul: “AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN 1932 - 1963” adalah betul- betul karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut. Surakarta, 6 Juli 2015 Yang membuat pernyataan, Yulita Fonda iv MOTTO “tak seorang pun keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu, melainkan malaikat akan menaungkan sayapnya karena meridhai apa yang ia lakukan” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban) v PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku Bpk. Hery Fonda dan Sri Murni yang selalu mendukung dan menyelipkan doa. 2. Adik tersayang Desi Tunjung Sari. 3. Budhe Maryani dan Maria Nathalia yang selalu memberi dukungan dan semangat. vi KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN 1932 - 1963”. Tak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan bagi kita. Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana sastra dari Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya. Penyusunan skripsi ini berjalan panjang dan menemui banyak hambatan, namun berkat dorongan, semangat, bimbingan dari berbagai pihak secara langsung ataupun tidak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi kesempatan belajar dan menyelesaikan masa studi kepada penulis dengan baik. 2. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memberikan fasilitas penunjang perkuliahan penulis. 3. Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S.,M.Hum. selaku Kepala Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang mempercayai dan memberikan dorongan kepada penulis hingga skripsi ini selesai. vii 4. Umi Yuliati, S.S., M.Hum. selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, saran dan petunjuknya, serta mendengarkan pendapat penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi. 5. Drs. Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan semangat dan membantu penulis selama jalannya perkuliahan. 6. Segenap staff dan dosen pengajar di Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pemahaman kepada penulis. 7. Kedua Orang Tua penulis Bapak Hery Fonda dan Ibu Sri Murni, Adik Desi Tunjung Sari yang selalu mendoakan dan berusaha memberikan yang tebaik kepada penulis dalam menjalani hidup. 8. Kakek Mardi Sutrisno (alm), Nenek Parti yang selalu percaya kepada penulis dalam menyelesaikan masa kuliah, Budhe Maryani, Maria Nathalia, Paman, Budhe, Om, Tante yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi, Desi, Mbak Eka, Mas Yoga, Mas Ali, Saskia, sepupu penulis yang selalu memberikan keceriaan dan tawa kepada penulis. 9. Taufiq Effendi dan Timur Sri Muhammad Tungga Dewa yang bersedia meluangkan waktu sebagai teman diskusi. Terima kasih untuk tidak marah saat penulis mengacak-acak koleksi kawan. 10. Indri, Farhana, Kurnia, Kusnul, Yuniati, Aang para sahabat penulis yang banyak memberikan waktu diskusi, semangat, motivasi, tawa, dan sarana viii bertukar pikiran kepada penulis serta membantu dalam pencarian referensi untuk menyelesaikan pembuatan skripsi. Terimakasih atas doa dan waktunya kawan, kalian yang terbaik! 11. Achmad Jeki, Ardhias, Trian, Harun, Alieza, Nada, Kang Sur, Mas Wid, Arum, Ayus, Chacha, Tanti, Lisa, Yoga, Meldy, Lala, Adi “Rete” dan kawan-kawan LPM Kalpadruma yang banyak memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi serta memberikan fasilitas kepada penulis guna menyelesaikan pembuatan skripsi. Terima kasih semangat dan canda guraumu kawan. 12. Citriana, Dinda, Fajar, Anang, Latief, Sidiq, Hushen, dan teman-teman Historia 2008 lainnya yang tak henti memberikan motivasi dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pembuatan skripsi. 13. Kawan-kawan UKM terutama angkatan 2008 yang selalu mendorong penulis untuk menyelesaikan pembuatan skripsi. 14. Ai, Galih, Agil “Ambon” yang telah menjadi kawan seperjuangan dalam menempuh syarat kelulusan penulis. Serta mahasiswa Ilmu Sejarah baik angkatan atas maupun bawah dan semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan pembuatan skripsi, yang tak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih. ix Penulis sepenuhnya sadar bahwa penelitian ini merupakan proses belajar yang masih jauh dari sempurna. Segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dan akhirnya dengan penuh rasa hormat yang tulus, penulis mempersembahkan penelitian ini dengan segala kekurangan, dan kelebihannya. Semoga penelitian ini bermanfaat. Penulis Yulita Fonda NIM. C0508054 x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN .......................................................... iv HALAMAN MOTTO ....................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................... vi KATA PENGANTAR ...................................................................... vii DAFTAR ISI ..................................................................................... xi DAFTAR ISTILAH .......................................................................... xiv DAFTAR SINGKATAN .................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xx DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xxi ABSTRAK ........................................................................................ xxii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ............................................................. 7 D. Manfaat Penelitian ........................................................... 7 E. Tinjauan Pustaka ............................................................. 8 F. Metode Penelitian ............................................................ 11 1. Heuristik ..................................................................... 11 2. Kritik Sumber ............................................................. 12 3. Interpretasi .................................................................. 13 4. Historiografi ................................................................ 14 G. Sistematika Penulisan ...................................................... 14 xi BAB II. KONDISI SOSIAL POLITIK INDONESIA TAHUN 1932 – 1945 .......................................................................... 16 A. Kondisi Sosial Politik Golongan Tionghoa di Indonesia Tahun 1900 - 1932 ........................................ 16 B. Kehidupan Yap Tjwan Bing Muda Tahun 1910 - 1940 . 20 C. Kehidupan Sosial Politik Yap Tjwan Bing Pada Masa Penjajahan Jepang Tahun 1940 - 1945.......................... 25 BAB III. AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN 1946 - 1954 ............................................................ 41 A. Aktivitas Politik Yap Tjwan Bing .................................. 41 1. Yap Tjwan Bing Aktif dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) ............................................ 41 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing Pada Masa Revolusi Fisik 44 3. Perjuangan Yap Tjwan Bing dalam
Recommended publications
  • Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History
    Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History Emile Schwidder & Eef Vermeij (eds) Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History Emile Schwidder Eef Vermeij (eds) Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History Stichting beheer IISG Amsterdam 2012 2012 Stichting beheer IISG, Amsterdam. Creative Commons License: The texts in this guide are licensed under the terms of the Creative Commons Attribution-Noncommercial 3.0 license. This means, everyone is free to use, share, or remix the pages so licensed, under certain conditions. The conditions are: you must attribute the International Institute of Social History for the used material and mention the source url. You may not use it for commercial purposes. Exceptions: All audiovisual material. Use is subjected to copyright law. Typesetting: Eef Vermeij All photos & illustrations from the Collections of IISH. Photos on front/backcover, page 6, 20, 94, 120, 92, 139, 185 by Eef Vermeij. Coverphoto: Informal labour in the streets of Bangkok (2011). Contents Introduction 7 Survey of the Asian archives and collections at the IISH 1. Persons 19 2. Organizations 93 3. Documentation Collections 171 4. Image and Sound Section 177 Index 203 Office of the Socialist Party (Lahore, Pakistan) GUIDE TO THE ASIAN COLLECTIONS AT THE IISH / 7 Introduction Which Asian collections are at the International Institute of Social History (IISH) in Amsterdam? This guide offers a preliminary answer to that question. It presents a rough survey of all collections with a substantial Asian interest and aims to direct researchers toward historical material on Asia, both in ostensibly Asian collections and in many others.
    [Show full text]
  • Long Way Home
    24 WacanaWacana Vol. Vol. 18 No.18 No. 1 (2017): 1 (2017) 24-37 Long way home The life history of Chinese-Indonesian migrants in the Netherlands1 YUMI KITAMURA ABSTRACT The purpose of this paper is to trace the modern history of Indonesia through the experience of two Chinese Indonesians who migrated to the Netherlands at different periods of time. These life stories represent both postcolonial experiences and the Cold War politics in Indonesia. The migration of Chinese Indonesians since the beginning of the twentieth century has had long history, however, most of the previous literature has focused on the experiences of the “Peranakan” group who are not representative of various other groups of Chinese Indonesian migrants who have had different experiences in making their journey to the Netherlands. This paper will present two stories as a parallel to the more commonly known narratives of the “Peranakan” experience. KEYWORDS September 30th Movement; migration; Chinese Indonesians; cultural revolution; China; Curacao; the Netherlands. 1. INTRODUCTION The purpose of this paper is to trace the modern history of Indonesia through the experience of Chinese Indonesians who migrated to the Netherlands after World War II. The study of overseas Chinese tends to challenge the boundaries of the nation-state by exploring the ideas of transnational identities 1 Some parts of this article are based on the rewriting of a Japanese article: Kitamura, Yumi. 2014. “Passage to the West; The life history of Chinese Indonesians in the Netherlands“ (in Japanese), Chiiki Kenkyu 14(2): 219-239. Yumi Kitamura is an associate professor at the Kyoto University Library.
    [Show full text]
  • Dari Nasionalisme Cina Hingga Indonesierschap: Pemikiran Liem Koen Hian Tentang Kedudukan Orang Tionghoa Di Indonesia (1919 – 1951)
    UNIVERSITAS INDONESIA DARI NASIONALISME CINA HINGGA INDONESIERSCHAP: PEMIKIRAN LIEM KOEN HIAN TENTANG KEDUDUKAN ORANG TIONGHOA DI INDONESIA (1919 – 1951) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana MICHAEL AGUSTINUS 0706279875 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH DEPOK JULI 2012 i Dari nasionalisme..., Michael Agustinus, FIB UI, 2012 ii Dari nasionalisme..., Michael Agustinus, FIB UI, 2012 iii Dari nasionalisme..., Michael Agustinus, FIB UI, 2012 iv Dari nasionalisme..., Michael Agustinus, FIB UI, 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat kasih sayangnya, penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada jenjang sarjana di Universitas Indonesia. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang begitu dalam kep ada keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materil demi rampungnya masa studi penulis. Rasa terima kasih ini khususnya kepada kedua kakak penulis, Aileen, dan Aime, yang dengan penuh kasih sayang terus memberi semangat penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Dari sisi akademis, penulis banyak ucapkan terima kasih kepada para dosen Program Studi Ilmu Sejarah yang telah membimbing hingga rampungnya skripsi ini. Kepada Tri Wahyuning Mudaryanti, M.Si. sebagai dosen pembimbing, penulis banyak mengucapkan terima kasih atas kesediaan waktu dan juga arahannya selama pengerjaan tugas akhir ini, mulai dari kelas Bimbingan Bacaan hingga skripsi. Dosen-dosen lain juga sangat berjasa melalui perkuliahan dan diskusi yang mereka berikan selama sepuluh semester ini. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada semua dosen di Program Studi Ilmu Sejarah. Dalam menjalankan penelitian lapangan, penulis sangat berterima kasih kepada para pengurus Perpustakaan FIB UI dan Perpustakaan Nasional atas pelayanannya yang sangat baik. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian lapangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan banyak terima kasih.
    [Show full text]
  • 6 X 10.Long New.P65
    Cambridge University Press 978-0-521-12108-8 - The Idea of Indonesia: A History R. E. Elson Index More information Index Abduh, Muhammad 9, 156 air force 231 Abdulgani, Ruslan xvi, 176, 219 army (Dutch colonial – KNIL) 32, 126, Abdulkadir Besar 244, 249, 257 152, 153 Abdullah, Baginda Dahlan 23 army (Indonesian TKR, TNI, APRIS) Abendanon, J. H. 8, 22, 26, 29, 42 (see also Peta) xviii, xix, xxii, 126–8, Abikusno Cokrosuyoso 105 135, 136, 141, 147, 149, 150, 151, Aceh(nese) xvi, 5, 7, 9, 82, 99, 117, 124, 152, 153, 160, 163, 164, 167, 168, 132, 137, 143, 144, 147, 163, 164, 169, 170, 175, 179–80, 183–5, 186, 166, 206, 240, 266–9, 282, 284–6, 191, 196, 197, 199, 201, 203–4, 210, 287, 292, 304, 312, 319 211, 213, 215, 216, 217, 219, 220, Act of Free Choice 269, 287 223, 225, 226, 231, 232, 235, 239, Afghanistan 293 240, 244, 245, 251, 257–9, 260, 263, Afro-Asian conference 159 268, 269, 272, 274, 275, 282, 284, Agung, Anak Agung Gde 146 285, 286, 287, 288, 289, 292, 295, Aidit, D. N. xvi, 159, 166, 202, 223, 232, 234 301, 303, 304, 305, 312, 317, 320 Ajie, Ibrahim 236 dual function 220, 236, 237, 258, 304 Al-Azhar University 9, 44, 46 middle way 171, 203 al-Imam 10 Staff and Command College (SSKAD/ al-Islam Congress 80 Seskoad) 204, 236 Alisyahbana, Takdir 72 Assaat 65, 122, 175 Allies 102, 103, 110, 117–18, 122, 123, associationism xvii, xix, 10, 22, 27, 42, 129, 131 59, 77 All-Indies Congress 39, 44, 68 Attamimi, A.
    [Show full text]
  • Bab Ii Peran Serta Etnis Tionghoa Pada Masa
    25 BAB II PERAN SERTA ETNIS TIONGHOA PADA MASA REVOLUSI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA A. Masuknya Etnis Tionghoa di Indonesia Menurut Kong Yuanzhi, Etnis Tionghoa1 diketahui telah lama datang ke Indonesia sejak berabad-abad yang lalu.2 Kedatangan mereka mempunyai tujuan, yaitu untuk keperluan berdagang, membuka hubungan politik, mengembangkan 1 Dalam skripsi ini digunakan istilah Tionghoa bukan Cina atau China, dengan mengacu pada keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE- 06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967. Melalui keppres tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengganti istilah “China” dengan “Tionghoa”. Sementara itu sumber-sumber yang penulis gunakan dalam skripsi ini menggunakan istilah yang beragam diantaranya Cina, Chinese, Hoakiau dan Tionghoa. Agar konsisten dalam penulisan skripsi ini maka penulis menggunakan istilah Tionghoa. Termasuk penulisan Kampung Cina dirubah menjadi Kampung Tionghoa. 2 Kong Yuanzhi menyimpulkan bahwa suatu kemungkinan besar bagian utama bangsa Indonesia berasal dari selatan Asia, sedangkan bukan mustahil daerah sekitar Yunnan, Tiongkok Barat Daya, merupakan satu tempat bertolak bagi orang Melayu purba yang menyebar dalam jumlah besar ke selatan, sampai di Kepulauan Nusantara sehingga terjalinlah hubungan darah antara bangsa Tionghoa dengan bangsa Indonesia. Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok Indonesia (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2005), pp.11- 12. 26 pengetahuan (penulisan karya sastra dan risalah-risalah perjalanan oleh para Biksu dan pelaut yang berkunjung ke Nusantara) dan menyebarkan agama Budha. Bukti-bukti sejarah yang berupa benda-benda dan catatan-catatan dari Tiongkok menerangkan bahwa adanya kontak atau hubungan antara kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di Tiongkok .
    [Show full text]
  • Chinese and Indigenous Indonesians on Their Way to Peace? a Peace and Conflict Analysis According to the Transcend Method
    Conflict Formation and Transformation in Indonesia: Chinese and Indigenous Indonesians on Their Way to Peace? A Peace and Conflict Analysis According to the Transcend Method Dissertation zur Erlangung des Doktorgrades Dr. rer. soc. des Fachbereichs Sozial- und Kulturwissenschaften der Justus-Liebig-Universität Giessen. vorgelegt von Yvonne Eifert Memelstr. 37 45259 Essen Gutachten durch Prof. Dr. Hanne-Margret Birckenbach Prof. Dr. Dieter Eißel Oktober 2012 Content Glossary and Abbreviations ......................................................................................................... 1 List of Figures, Tables and Pictures ............................................................................................. 5 1. Introduction .............................................................................................................................. 7 1.1 Conflict Case Study ............................................................................................................ 7 1.2 Subjects and Focus ............................................................................................................. 8 1.3 Theoretical Background of the Research ......................................................................... 26 1.4 Research Method .............................................................................................................. 32 1.5 Thesis Outline .................................................................................................................. 34 2. Analysis of the
    [Show full text]
  • Title Long Way Home: the Life History of Chinese-Indonesian Migrants in the Netherlands Author(S) Kitamura, Yumi Citation Wacana
    Long way home: The life history of Chinese-Indonesian Title migrants in the Netherlands Author(s) Kitamura, Yumi Wacana: Journal of the Humanities of Indonesia (2017), 18(1): Citation 24-37 Issue Date 2017 URL http://hdl.handle.net/2433/227397 © 2017 Faculty of Humanities, Universitas Indonesia; This Right work is licensed under a Creative Commons Attribution- NonCommercial 4.0 International License. Type Journal Article Textversion publisher Kyoto University 24 WacanaWacana Vol. Vol. 18 No.18 No. 1 (2017): 1 (2017) 24-37 YUMI KITAMURA, Long way home 25 Long way home The life history of Chinese-Indonesian migrants in the Netherlands1 YUMI KITAMURA ABSTRACT The purpose of this paper is to trace the modern history of Indonesia through the experience of two Chinese Indonesians who migrated to the Netherlands at different periods of time. These life stories represent both postcolonial experiences and the Cold War politics in Indonesia. The migration of Chinese Indonesians since the beginning of the twentieth century has had long history, however, most of the previous literature has focused on the experiences of the “Peranakan” group who are not representative of various other groups of Chinese Indonesian migrants who have had different experiences in making their journey to the Netherlands. This paper will present two stories as a parallel to the more commonly known narratives of the “Peranakan” experience. KEYWORDS September 30th Movement; migration; Chinese Indonesians; cultural revolution; China; Curacao; the Netherlands. 1. INTRODUCTION The purpose of this paper is to trace the modern history of Indonesia through the experience of Chinese Indonesians who migrated to the Netherlands after World War II.
    [Show full text]
  • CANDRA NAYA ANTARA KEJAYAAN MASA LALU DAN KENYATAAN SEKARANG (Hasil Penelitian Tahun 1994- 1998)
    DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 31, No. 2, Desember 2003: 88-101 CANDRA NAYA ANTARA KEJAYAAN MASA LALU DAN KENYATAAN SEKARANG (Hasil Penelitian tahun 1994- 1998) Naniek Widayati Staf Pengajar Jurusan Arsitektur – Universitas Tarumanagara Jakarta ABSTRAK Kedamaian bangunan kuno Candra Naya akhir-akhir ini terusik oleh adanya polemik, baik dari media cetak maupun elektronik. Hal ini terjadi karena adanya sebuah pernyataan yang dibuat oleh pemiliknya, yaitu PT Bumi Perkasa Permai kepada sebuah paguyuban Indonesia-Cina. Masalahnya adalah bahwa paguyuban tersebut berniat mendirikan sebuah museum Indonesia-Cina di TMII (Taman Mini Indonesia Indah) dan ingin mengajukan permohonan untuk memindahkan bangunan Candra Naya tersebut ke TMII, yang nantinya direncanakan untuk menjadi bagian dari bangunan museum tersebut. Tulisan ini berisi informasi, melalui proses pengamatan lapangan yang dibuat pada tahun-tahun yang lalu. Sifat dari tulisan ini adalah netral dan tidak memihak pada siapapun. Terima kasih pada PT Bumi Perkasa Permai yang telah memberikan kepada saya kesempatan untuk meneliti bangunan konservasi tersebut. Isi dari tulisan ini meliputi sejarah serta data proses perjalanan gedung tersebut. Juga usaha konservasi yang sudah dibuat, sampai krisis tahun 1998. Sesudah itu usaha tersebut terhenti. Kata kunci: Candra Naya, Bangunan Kuno, Arsitektur Cina di Indonesia. ABSTRACT The peacefulness of Candra Naya ancient building has lately begun to be disturbed again because of many kinds of polemics on printed and electronic media as well as on millis. This happens because there is a present decision made by the owner, namely PT Bumi Perkasa Permai to Indonesian Chinese Fund. It happens that at present this Fund wants to build Indonesian Chinese Museum at TMII (Mini Beautiful Indonesian Park) and that Fund makes a request that it is allowed to move the Candra Naya building to TMII so that it can be a part of the Museum building.
    [Show full text]
  • Indonesian Identities Abroad International Engagement of Colonial Students in the Netherlands, 1908-19311
    bmgn - Low Countries Historical Review | Volume 128-1 (2013) | pp. 151-172 Indonesian Identities Abroad International Engagement of Colonial Students in the Netherlands, 1908-19311 klaas stutje 151­ This article describes the forging of networks and the articulation of solidarities by Indonesians in the Netherlands with various other colonial organisations and movements in European countries in the 1910s and 1920s. Living in the centre of the Dutch empire multiple factions of Indonesians, each in their own words and actions, interacted with the world beyond the confines of the Kingdom of the Netherlands. Foreign news reports in Dutch-Indonesian journals and concrete journeys of Indonesians abroad will be examined to describe the variety of worldviews within the Indonesian migrant community. The article also demonstrates that the Indonesians in the Netherlands serve as a telling example in the Dutch imperial context of Alan Lester’s remark that ‘colonised subjects themselves could and did forge new, anti-colonial networks of resistance, which similarly spanned imperial space’ (Alan Lester, ‘Imperial Circuits and Networks: Geographies of the British Empire’, History Compass 4:1 (2006) 134). On 30 August 1945, less than two weeks after the Indonesian Proklamasi of independence from the Netherlands, Mohammed Hatta, brother-in-arms of Sukarno, called upon his ‘old comrades wherever they may be’ to revive the spirit of unity among the colonised peoples of the world. In a public message he referred back to the days when he was a student in the
    [Show full text]
  • Eksplorasi Paradigma Negativitas Sebagai Akar Kekerasan Kultural
    Perjanjian No: III/LPPM/2012-09/74-P Eksplorasi paradigma negativitas sebagai akar kekerasan kultural Pendekatan hermeneutik atas Kajian Kekerasan massal terhadap orang Tionghoa Indonesia Disusun Oleh: Dr. Stephanus Djunatan FX. Rudi Setiawan S.Ag., MM. Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan 2013 1 ABSTRAK Kekerasan tidak hanya digeluti dengan pendekatan sosiologis, politis, ekonomis atau anthropologis. Melengkapi pendekatan tersebut, kekerasan sebagai fenomena manusia didekati pula dari perspektif filosofis. Sebagai fenomena manusia, kekerasan tidak hanya berkaitan dengan sistem ekonomi, politik, budaya dan sosial; juga tidak hanya berkaitan dengan struktur sosial. Kekerasan terjadi juga pada wilayah kultural. Kekerasan kultural menuntun kita masuk pada wilayah internal manusia, yakni pada ranah kesadaran dan ketaksadaran. Karena itulah, kajian terhadap kekerasan kultural membutuhkan pula pendekatan filosofis: salah satunya pendekatan hermeneutika. Kajian hermeneutik akan menelusuri pola-pola berpikir yang mempengaruhi pemikiran dan kesadaran individual dan kolektif sedemikian rupa sehingga opsi yang dinyatakan ialah agenda dan praksis kekerasan. Pola berpikir yang dimaksud berkaitan dengan paradigma negatif. Paradigma negatif ini berkaitan dengan pola pikir yang terjajah (colonized mind). Pola pikir tersebut dapat dicermati melalui ungkapan verbal yang bersifat diametrikal seperti pribumi dan non-pribumi, asli dan pendatang. Preferensi pada
    [Show full text]
  • PEMETAAN SOSIAL-POLITIK KELOMPOK ETNIK CINA DI INDONESIA Amri Marzali Akademi Pengajian Melayu-Universiti Malaya
    PEMETAAN SOSIAL-POLITIK KELOMPOK ETNIK CINA DI INDONESIA Amri Marzali Akademi Pengajian Melayu-Universiti Malaya ABSTRACT This article presents a brief and comprehensive picture of the sociocultural life of the Indonesian Chinese society in Indonesia. The paper covers historical, demographic, legal, economic, political, and cultural aspects. It aims to update the data and information given by Mackie and Coppel (1976). Some observations are derived based on field research on Chinese-Pribumi relations in several cities in Indonesia, such as Jakarta, Solo and Tangerang. The paper compiles several dispersed sources of information to give a brief comprehension of the sociocultural life of the Indonesian Chinese society in Indonesia. PENGANTAR Makalah ini memberikan satu gambaran umum tentang beberapa aspek penting dalam kehidupan kelompok etnik Cina di Indonesia. Pusat pembahasan adalah aspek sejarah, kependudukan, kedudukan legal, ekonomi, politik, dan kultural, yang sebagian besar merupakan hasil kajian kepustakaan, yang didukung oleh pengalaman kajian lapangan yang pernah dilakukan oleh penulis di Jakarta, Solo, dan Tangerang, dengan topik umum hubungan sosial Cina-Pribumi. Selama ini data dan informasi dasar mengenai masyarakat etnik Cina di Indonesia, yang ditulis oleh sarjana-sarjana Barat dan orang-orang Cina Indonesia, berserak di berbagai sumber. Maka tulisan ini merupakan kompilasi dari berbagai-bagai sumber tersebut, sehingga dengan sekali baca peneliti akan mendapatkan data dasar tersebut. Tulisan ini perlu bagi peneliti dan mahasiswa perguruan tinggi yang berada pada peringkat awal dalam kajian tentang keanekaragaman sosiokultural di Indonesia. Makalah ini, dalam kapasitas tertentu, merupakan pemutakhiran (updating) dari Bab “A Preliminary Survey” tulisan Mackie dan Coppel dalam buku The Chinese in Indonesia (1976). EDISI XXXVII / NO.2 / 2011 | 47 SIAPAKAH ORANG CINA INDONESIA? Secara rasial, orang Cina dan mayoritas Pribumi Indonesia (“Deutero- Melayu”) adalah sama-sama Mongoloid.
    [Show full text]
  • Indonesian Identities Abroad International Engagement of Colonial Students in the Netherlands, 1908-19311
    bmgn - Low Countries Historical Review | Volume 128-1 (2013) | pp. 151-172 Indonesian Identities Abroad International Engagement of Colonial Students in the Netherlands, 1908-19311 klaas stutje 151­ This article describes the forging of networks and the articulation of solidarities by Indonesians in the Netherlands with various other colonial organisations and movements in European countries in the 1910s and 1920s. Living in the centre of the Dutch empire multiple factions of Indonesians, each in their own words and actions, interacted with the world beyond the confines of the Kingdom of the Netherlands. Foreign news reports in Dutch-Indonesian journals and concrete journeys of Indonesians abroad will be examined to describe the variety of worldviews within the Indonesian migrant community. The article also demonstrates that the Indonesians in the Netherlands serve as a telling example in the Dutch imperial context of Alan Lester’s remark that ‘colonised subjects themselves could and did forge new, anti-colonial networks of resistance, which similarly spanned imperial space’ (Alan Lester, ‘Imperial Circuits and Networks: Geographies of the British Empire’, History Compass 4:1 (2006) 134). On 30 August 1945, less than two weeks after the Indonesian Proklamasi of independence from the Netherlands, Mohammed Hatta, brother-in-arms of Sukarno, called upon his ‘old comrades wherever they may be’ to revive the spirit of unity among the colonised peoples of the world. In a public message he referred back to the days when he was a student in the
    [Show full text]