Template Nagari Law Review
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Volume 2 Number 2, April 2019 Editorial Office : Faculty of Law, Andalas University Kampus Pancasila, Jalan Pancasila Nomor 10 Padang, West Sumatera Phone/Fax : 0751-27404 / 0751-34605 E-mail : [email protected] | Website : nalrev.fhuk.unand.ac.id Penerapan Perma Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pidana Tambahan Uang Pengganti Dalam Tindak Pidana Korupsi “Rahma Noviyanti1” ARTICLE HISTORY ABSTRAC T Received: 15 January 2019; Reviewed: 13 April 2019; Corruption in Indonesia is currently a serious crime that is carried out Accepted: 13 April 2019; systematically and has a broad impact on people's lives. State’s assets Published: 13 April 2019 which should be used for development in order to benefit the society, are used for personal interests. Through the Corruption Law, the State tried KEYWORDS to eradicate corruption and restore assets that have been corrupted. The Punishment of Substitute Money; Corruption; restoration is endeavored by the application of additional punishment and Supreme Court Regulation on Substitute in the form of payment of substitute money. In order to optimize the Money. implementation of the payment, the Supreme Court has issued a regulation of Substitute Money to provide the same understanding for CORRESPONDENSE the Law Enforcers, specifically Judges, in the imposition of the 1 Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas, regulation on Defendants of Corruption. The problems in this research Padang, Email : [email protected] are: How is the implementation of Supreme Court Regulation on Substitute Money in the verdict to the defendants of corruption. The method used in this research is sociological juridical method. The type of the research is descriptive by using primary data and secondary data. The results of the study revealed The Judges have implemented some of the clauses of the regulation on making the decision, however the implementation have not evenly stated on each verdict. 1. Pendahuluan dengan adagium yang disampaikan oleh Cicero Manusia dan hukum merupakan entitas yang yakni “ubi societas ibu ius” (di mana ada tidak bisa dipisahkan. Manusia merupakan masyarakat di situ ada hukum).1 makhluk sosial yang dalam kehidupannya Hukum menetapkan apa yang harus dilakukan memerlukan bantuan manusia lain. Sehingga dan atau apa yang tidak boleh dilakukan atau dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia dilarang. Sasaran yang hendak dituju oleh harus senantiasa berinteraksi dengan manusia hukum bukan saja bagi orang yang nyata-nyata lain. Hubungan interaksi antar manusia inilah telah melakukan perbuatan melawan hukum, yang kemudian menciptakan hukum yang tetapi juga terhadap perbuatan hukum yang tumbuh dan berkembang dalam masyarkat. mungkin akan dilakukan. Hal ini dimaksudkan Hubungan hukum dan masyarakat ini sesuai agar hukum dapat memberikan keadilan, 1 E. Utrecht.(1983). Pengantar Dalam Hukum Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru, h. 1. Nagari Law Review • Volume 2 Number 2, April 2019 kemanfaatan dan sekaligus kepastian hukum merugikan negara. Umumnya, tindak pidana bagi setiap orang sehingga tercapai korupsi dilakukan secara rahasia, melibatkan kesejahteraan dan ketentraman dalam elemen kewajiban dan keuntungan secara masyarakat.2 timbal balik. Kewajiban dan keuntungan Perkembangan kehidupan masyarakat sebagai tersebut tidak selalu berupa uang.6 suatu konsekuensi dari pembangunan Tindak pidana korupsi di Indonesia saat ini membawa pengaruh positif sekaligus negatif. telah menjadi kejahatan serius yang dilakukan Salah satu pengaruh negatif ini dalam bidang secara sistematis dan berdampak luas dalam hukum, yakni dengan meningkatnya angka kehidupan masyarakat. Harta kekayaan negara kejahatan dan semakin berkembangnya jenis- yang seharusnya dimanfaatkan bagi jenis kejahatan baru dengan modus operandi yang pembangunan agar tercapai kesejahteraan semakin canggih. Kejahatan yang begitu kehidupan masyarakat, dipergunakan dan berkembang di Indonesia saat ini, salah satunya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadinya. adalah tindak pidana korupsi. Oleh sebab itu, undang-undang tidak lagi Korupsi sendiri berasal dari satu kata dalam menggolongkan korupsi sebagai kejahatan biasa bahasa latin yakni corruptio atau corruptus yang (ordinary crime) tetapi telah menggolongkannya disalin ke berbagai bahasa. Seperti bahasa menjadi kejahatan luar biasa (extra ordinary Inggris yakni corruption atau corrupt, dalam crime).7 bahasa Prancis menjadi corruption dan dalam Semakin seriusnya tindak pidana korupsi dapat bahasa Belanda yakni coruptie (korruptie) yang dilihat dari data yang diterbitkan oleh Indonesian kemudian di adobsi dalam bahasa Indonesia Corruption Watch (ICW), yang menjelaskan menjadi kata korupsi.3 Korupsi secara harfiah bahwa sepanjang tahun 2016 kerugian negara berarti segala macam perbuatan yang tidak baik, akibat korupsi sekitar Rp. 1. 47 Triliun dengan seperti yang dikatakan Andi Hamzah sebagai jumlah kasus sekitar 482 kasus korupsi dan kebusukan, keburukan, kebejatan, 1.101 Tersangka kasus korupsi. Dari ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, keseluruhan kasus korupsi tersebut 238 kasus penyimpangan dari kesucian, kata-kata yang merupakan kasus yang terkait dengan menghina atau memfitnah.4 keuangan negara dengan nilai kerugian sekitar Sedangkan korupsi dalam Webster’s New Rp. 1 Triliun, 33 perkara suap dengan nilai Rp. American Dictionary berasal dari kata 32.4 Miliar, 3 kasus pengelapan dalam jabatan “corruption” yang dapat diartikan sebagai dengan nilai kerugian negara Rp. 2.3 Miliar, 7 “decay” (lapuk), ”impurity” (tidak murni). kasus pemerasan dengan nilai kerugian negara Sedangkan kata “corrupt” dijelaskan sebagai “to Rp. 20,5 Miliar, 2 kasus gratifikasi, 2 kasus become rotten or putrid” (menjadi busuk, lapuk, benturan dalam PBJ, dan sisanya 197 kasus yang atau buruk), juga “to inside decay in something belum diketahui secara pasti bentuk tindak originally clean and sound” (memasukkan sesuatu pidana korupsinya dengan kerugian negara yang busuk, atau yang lapuk kedalam sesuatu sekitar Rp. 442 Miliar.8 yang semula bersih dan bagus).5 Selain itu juga dapat dilihat dengan banyaknya Tindak pidana korupsi sendiri dapat dijelaskan pejabat negara dan tokoh besar yang terjerat sebagai suatu perbuatan curang yaitu dengan kasus korupsi, seperti dijadikannya Ketua menyelewengkan atau menggelapkan Dewan Perwakilan Rakyat aktif yaitu Setya keuangan negara yang dimaksudkan untuk Novanto sebagai tersangka tindak pidana memperkaya diri seseorang yang dapat korupsi, ditangkapnya Ketua Dewan 2 Shinta Agustina. (2014) Asas Lex Specialis Derogat Legi 6 Aziz Syamsuuddin. (2014). Tindak Pidana Khusus. Generali dalam Pengakan Hukum Pidana. Depok: Themis Jakarta: Sinar Grafika, h.15. Books, h. 25. 7 Penjelasan umum UU 30 Tahun 2002 Tentang Komisi 3 Adami Chazawi. (2016). Hukum Pidana Korupsi. Jakarta: Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Rajawali Pers, h. 1. 8 Available online from 4 Ibid., www.antikorupsi.org/id/articles/annual-reports.{Accessed 5 Elwi Danil. (2011. Korupsi (Konsep, Tindak Pidana dan January 10, 2018}. Pemberantasannya). Jakarta: Rajawali Pers, h. 3. 154 Nagari Law Review • Volume 2 Number 2, April 2019 Perwakilan Daerah yaitu Irman Gusman, Tambahan Uang Pengganti dalam Tindak tertangakap tangannya Hakim Konstitusi yaitu Pidana Korupsi (selanjutnya disebut Perma Patrialis Akbar menyusul Ketua MK Akil Uang Pengganti). Perma Uang Pengganti yang Mochtar yang lebih dahulu tertangkap tangan diterbitkan oleh Mahkamah Agung tersebut dan sederetan nama-nama besar lainnya. mengatur terkait dengan parameter Semakin serius dan meluasnya tindak pidana perhitungan besaran uang pengganti; korupsi yang dibuktikan dengan banyaknya persinggungan antara pidana tambahan kasus dan terjeratnya para tokoh dan pejabat perampasan barang dengan uang pengganti; negara tersebut bukan berarti bahwa negara prosedur eksekusi uang pengganti, penyitaan, tidak mengupayakan pencegahan dan pelelangan dan pelaksanaan penjara pemberantasan tindak pidana ini. Pada pengganti.11 hakikatnya pemerintah telah mengusahakan Terkait dengan parameter penentuan besaran upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pembayaran uang pengganti terdapat pidana korupsi melalui berbagai cara. Salah satu perbedaan pandangan dari pelbagai pihak. cara yang dilakukan yaitu dengan Perbedaan pandangan tersebut berkaitan mengupayakan optimalisasi ketentuan hukum dengan dasar pengenaan pidana uang khususnya kaidah hukum pidana yang dapat pengganti yang dikenakan kepada terdakwa mengakomodir bentuk tindak pidana korupsi korupsi. Ada pandangan yang menjelaskan yang semakin berkembang seperti bahwa dasar pengenaan pidana pembayaran pembentukan Undang-Undang Nomor 20 uang pengganti adalah kerugian keuangan Tahun 2001 juncto Undang-Undang Nomor 31 negara yang timbul dari tindak pidana korupsi.12 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Di sisi lain ada yang berpandangan bahwa dasar Pidana Korupsi. pengenaan pidana pembayaran uang pengganti Melalui instrumen UU Korupsi tersebut negara dilihat dari harta benda yang diperoleh dari mengusahakan pemberantasan dan tindak pidana korupsi. 13 mengupayakan harta kekayaan negara yang Terkait perbedaan ini, Bab 1 Perma Uang telah di korupsi kembali ketangan negara. pengganti tentang dasar penentuan uang Pengembalian harta kekayaan negara tersebut pengganti, pada pasal 1 menjelaskan bahwa diupayakan dengan cara penerapan pidana “Dalam hal menentukan jumlah pembayaran tambahan berupa pembayaran pidana uang uang pengganti dalam tindak pidana korupsi, pengganti.9 adalah sebanyak-banyaknya sama dengan harta Pembayaran pidana uang