Dinamika Ajaran, Tradisi Dan Budaya Di Kudus Jawa Tengah Tahun 1990-2015

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Dinamika Ajaran, Tradisi Dan Budaya Di Kudus Jawa Tengah Tahun 1990-2015 SUNAN KUDUS: DINAMIKA AJARAN, TRADISI DAN BUDAYA DI KUDUS JAWA TENGAH TAHUN 1990-2015 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh : Yuliana Nurhayu Rachmawati NIM : 11140220000071 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1440 H ABSTRAK Skripsi ini berjudul Sunan Kudus: Dinamika Ajaran, Tradisi dan Budaya di Kudus Jawa Tengah 1990-2015, penulisan skripsi ini bertujuan untuk membahas masyarakat Kudus yang masih mempertahankan tradisi tidak menyembelih sapi, hal demikian berdasarkan latar belakang sejarah strategi dakwah Sunan Kudus dengan media sapi ketika Islamisasi. Oleh karenanya, masyarakat yang mempertahankan tradisi tidak menyembelih sapi dan implikasi pada masa kontemporer menjadi inti pembahasan skripsi penulis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dan metode historis. Penulis menggunakan teori sejarah sosial yang didukung dengan konsep identitas dan komunitas. Masyarakat Kudus sebagai kajian sosial yang memiliki identitas toleran di tengah masyarakat yang plural. Hasil penelitian ini menunjukan terbentuknya konstruksi sosial masyarakat Pluralis dan menghargai adanya perbedaan, perbedaan dapat berjalan selaras dan beriringan kemudian melahirkan inovasi baru yang lebih baik. Strategi dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kudus memberikan implikasi besar terhadap masa kontemporer, dalam sosial-keagamaan Islam menjadi agama mayoritas penduduk. Dalam bidang ekonomi, tercipta kuliner khas Kudus dengan bahan daging kerbau sebagai pengganti daging sapi. Dalam bidang sosial-masyarakat terbentuk hubungan masyarakat yang harmonis antar agama dan etnis yang ada di Kudus. Keywords: Sunan Kudus, Strategi Dakwah, Implikasi Kontemporer, Konstruksi Sosial Masyarakat. KATA PENGANTAR Assalamualaikum. Wr. Wb Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis. Atas izin dan kehendak Allah penulis mampu meyusun skripsi ini dan dapat menyelesaikan studi Strata Satu pada Fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam semoga tercurah atas Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut- pengikutnya. Nabi yang membawa manusia dari zaman kegelapan menuju kemenangan, semoga kita semua mendapatkan syafa’at dari beliau kelak di yaumul qiyamah nanti. Aamiin. Dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Sunan Kudus: Ajaran, Tradisi dan Budaya di Kudus- Jawa Tengah Tahun 1990-2015”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian skripsi, terdapat banyak kekurangan mengingat terbatasnya kemampuan penulis, namun berkat rahmat Allah SWT, dukungan serta pengarahan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dan telah ditentukan olehNya. Harapan penulis semoga skripsi ini dapar bermanfaat untuk kepentingan bersama. Sehubungan dengan itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada : i 1. Bapak Prof. Dede Rosyada selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bapak Prof. Sukron Kamil, M.Ag, Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak H. Nurhasan, MA., selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam serta Ibu Sholikatus Sa’diyah, M. Pd., selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Drs. Imam Subchi, MA., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan mendorong penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. M. Dien Madjid., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan nasihat, arahan dan bimbingan dalam pengerjaan skripsi sehingga penulis termotivasi untuk menyelasaikan skripsi ini tepat pada waktunya. 6. Bapak Dr. Jajat Burhanuddin, MA., selaku Dosen Penguji 1 dan Bapak Drs. Ma’ruf Misbah, M.Ag selaku Dosen Penguji 2 pada sidang munaqasyah yang telah memberikan kritik dan saran sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan dalam penulisan skripsi ini. 7. Kepada seluruh Dekanat dan Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama menjadi mahasiswa aktif di Fakultas Adab dan Humaniora. ii 8. Terimakasih yang sangat mendalam teruntuk Ayahanda Mulyo Haris dan Ibunda Sri Lestari yang tidak henti- hentinya mendo’akan serta memberikan motivasi penuh selama penulisan skripsi ini. Dukungan materi dan dukungan non-materi yang diberikan dari mereka menjadikan semangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 9. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada adik tercinta Raafi Apria Dikda Nurrosyid, atas do’a dan dukungan yang diberikan selama mengerjakan skripsi ini. 10. Ucapan terimakasih yang tak terbatas kiranya penulis sampaikan kepada teman hidup Abdul Azis yang selalu sedia menjadi partner ketika mencari sumber tidak peduli hujan, angin dan panas yang menghadang. Do’a dan harapan darinya menjadikan semangat penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 11. Ucapan terimakasih juga ingin penulis sampaikan kepada seluruh Narasumber skripsi meliputi terkhusus Bapak Edy Supratno selaku Budayawan di Kabupaten Kudus yang sangat membantu dalam memberikan informasi dan jaringan yang luas kepada penulis, kemudian Bapak Denny Nurhakim selaku staf di Yayasan Masjid, Makam dan Menara Kudus, Bapak Moh. Rosyid selaku Ketua Komunitas Tali Akrap yang telah mempertemukan penulis kepada Narasumber utama, Bapak I Putu Dantra selaku ketua Persatuan Hindu Dharma Indonesia yang telah memberikan penimbang dalam penulis menuliskan skripsi iii ini, Bapak Aslim Akmal selaku Tokoh Masyarakat, Mas Zaki Aftoni selaku juru kunci (informasi) Langgar Bubrah, Bapak Sugiono selaku Kepala Desa Rahtawu, Bapak Setiyo Budi selaku Kepala Desa Wonsoco, Bapak Sutekno selaku Dhalang Wayang Klithik, Bapak Sayuto selaku Kyai di Desa Wonosoco, serta Narasumber lain yang telah memberikan informasi terkait dengan pembahasan skripsi ini. 12. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada staf Perpustakaan Arsip Nasional Republik Indonesia, staf Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, staf Perpustakaan Daerah Kabupaten Kudus yang telah menyediakan sumber skripsi dan melayani dengan baik. 13. Kepada manusia-manusia ciptaan Allah yang senantiasa menyebut identitas mereka sebagai “Wanita SPI B” meliputi Aulia Fauziah, Hardiyanti, Nida Auliah, Siti Hajar, Sarah Fadhilah, Indana Zulfa, Putry Hasanah, Sri Hesti Damayanti, Toatun dan Vida Melati Al-Haq sebagai penghibur serta penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Kepada Komunitas Chili’s yang juga memberikan dukungan semangat supaya lekas terselesaikan penulisan skripsi ini. 15. Keluarga Besar SPI Kelas B 2014 yang telah memberikan kenangan berharga selama belajar mengajar di kelas, serta teman-teman seperjuangan prodi Sejarah dan Peradaban iv Islam angkatan 2014 yang juga berjuang menyelesaikan skripsi. Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis berharap ada tegur sapa untuk penyempurnaan karya ini sangat bermanfaat untuk orang banyak sebagai bahan bacaan dan referensi. Jakarta, 21 November 2018 Penulis Yuliana Nurhayu R v vi DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................... HALAMAN PENGESAHAN ................................................... HALAMAN ABSTRAK ........................................................... HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................ i HALAMAN DAFTAR ISI ................................................... vii HALAMAN TRANSLITERASI ........................................... ix HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................ xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR .......................................xiii HALAMAN DAFTAR ISTILAH ......................................... xv BAB I PENDAHULUAN…………………………………...1 A. Latar Belakang ..........................................................1 B. Identifikasi Masalah ..................................................5 C. Batasan Masalah .......................................................6 D. Rumusan Masalah ....................................................7 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................7 F. Tinjauan Kajian Terdahulu ......................................9 G. Metode Penelitian ...................................................10 H. Sistematika Penulisan..............................................11 BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………13 A. Landasan Teori .......................................................13 B. Kajian Pustaka ........................................................14 C. Kerangka Berfikir……………………………….. .16 BAB III DESKRIPSI UMUM KABUPATEN KUDUS . ..21 A. Letak Geografis Kabupaten Kudus ……… ………21 B. Kependudukan di Kudus ………………………....23 1. Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah .................23 2. Mata Pencaharian Penduduk .............................25 C. Aktivitas Penduduk (Sosial dan Budaya) ...………29 vii 1. Sosial Masyarakat Kudus ..................................29 2. Kebudayaan Masyarakat Kudus ........................31 D. Kehidupan Religi Masyarakat Kudus ....................36 BAB IV SEJARAH SUNAN KUDUS ................................41 A. Biografi Sunan Kudus ............................................41 1. Silsilah Sunan Kudus .........................................43 2. Potensi Pribadi Sunan Kudus ............................45 B. Strategi
Recommended publications
  • Kearifan Lokal Tahlilan-Yasinan Dalam Dua Perspektif Menurut Muhammadiyah
    KEARIFAN LOKAL TAHLILAN-YASINAN DALAM DUA PERSPEKTIF MENURUT MUHAMMADIYAH Khairani Faizah Jurusan Pekerjaan Sosial Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga Yogyakarta [email protected] Abstract. Tahlilan or selamatan have been rooted and become a custom in the Javanese society. Beginning of the selamatan or tahlilan is derived from the ceremony of ancestors worship of the Nusantara who are Hindus and Buddhists. Indeed tahlilan-yasinan is a form of local wisdom from the worship ceremony. The ceremony as a form of respect for people who have released a world that is set at a time like the name of tahlilan-yasinan. In the perspective of Muhammadiyah, the innocent tahlilan-yasinan with the premise that human beings have reached the points that will only get the reward for their own practice. In addition, Muhammadiyah people as well as many who do tahlilan-yasinan ritual are received tahlian-yasinan as a form of cultural expression. Therefore, this paper conveys how Muhammadiyah deal with it in two perspectives and this paper is using qualitative method. Both views are based on the interpretation of the journey of the human spirit. The human spirit, writing apart from the body, will return to God. Whether the soul can accept the submissions or not, the fact that know the provisions of a spirit other than Allah swt. All human charity can not save itself from the punishment of hell and can not put it into heaven other than by the grace of Allah swt. Keywords: Tahlilan, Bid’ah, Muhammadiyah Abstrak. Ritual tahlilan atau selamatan kematian ini sudah mengakar dan menjadi budaya pada masyarakat Jawa yang sangat berpegang teguh pada adat istiadatnya.
    [Show full text]
  • NEW INTERPRETATION on PROHIBITION to SLAUGHTER COW for KUDUS SOCIETY (Paul Ricoeur‟S Social Hermeneutic Perspective)
    1 NEW INTERPRETATION ON PROHIBITION TO SLAUGHTER COW FOR KUDUS SOCIETY (Paul Ricoeur‟s Social Hermeneutic Perspective) THESIS Submitted to Ushuluddin and Humanity Faculty in Partial Fulfilment of the Requirement for the Degree of S-1 on Theology and Philosophy Departement Written by: Yulinar Aini Rahmah NIM: 124111038 SPECIAL PROGRAM OF USHULUDDIN AND HUMANITY FACULTY STATE ISLAMIC UNIVERSITY (UIN) WALISONGO SEMARANG 2016 2 DECLARATION I declare that this thesis is definitely my own work. I am completely responsible for content of this thesis. Other writer‟s opinions or findings included in the thesis are quoted or cited in accordance with ethical standards. Semarang, May 18, 2016 The Writer, Yulinar Aini Rahmah NIM. 124111038 3 4 5 MOTTO O mankind! We created you from a single (pair) of a male and a female, and made you into nations and tribes, that you may know each other (not that you may despise (each other). Verily the most honoured of you in the sight of Allah is (he who is) the most righteous of you. And Allah has full knowledge and is well acquinted (with all things). -Al-Hujuraat 13- 6 DEDICATION This Thesis is dedicated to: My beloved Mom and Dad, My Brother and My Sister, My Teachers , And everyone who loves the wisdom 7 ACKNOWLEDGEMENTS . All praises and thanks are always delivered unto Allah for his mercy and blessing. Furthemore, may peace and respect are always given to Muhammad peace unto him who has taught wisdom for all mankind. By saying Alhamdulillah, the writer presents this thesis entittled: NEW INTERPRETATION ON PROHIBITION TO SLAUGHTER COW FOR KUDUS SOCIETY (Paul Ricoeur‟s Social Hermeneutic Perspective) to be submitted on Ushuluddin and Humanity Faculty in partial fulfilment of the requirement for the Degree of S-1 on Theology and Philosophy Departement.
    [Show full text]
  • Revitalizing the Sunan Kudus' Multiculturalism In
    REVITALIZING THE SUNAN KUDUS’ MULTICULTURALISM IN RESPONDING ISLAMIC RADICALISM IN INDONESIA Nur Said Head of Culture Study Center, STAIN Kudus e-mail: [email protected] ABSTRACT This article’s main focus is on exploring Sunan Kudus’ multiculturalism in Java with special focus on revitalizing them in responding Islamic radicalism in Indonesia. In this writing the authors use the semiotic and phenomenological approaches and supported by the oral history. Semiotics in this case can be a form of deconstruction of the understanding that was considered to be established. So it will be able to find the cultural capital with does not separate the spiritualism of Sunan Kudus. Some important conclusions are: First, the presence of Sunan Kudus in has brought the mission of Walisong to transmit a peaceful Islam in Java through a cultural approach, according to prominent local situation and conditions of each. Second, Sunan Kudus has built a successful political integration with the rights of democratic participation that considers tolerance and equality for citizens even though dealing with the different religious communities such as Hindu and Confucianism so that awakened a ‘social system’ with democratic civility, known as “Kudus Darussalam”. Third, the values and spirit of multiculturalism of Sunan Kudus are a cultural capital that will be the habitus of the community and strengthen democratic civility to the level of actions (behaviors), when reconstructed through a systematic educational values in responding the Islamic radicalism in the name of democracy. Keywords: Revitalizing, Sunan Kudus’ multiculturalism, Islamic radicalism Volume 1 | Number 1 | January-June 2013 37 A. Introduction Momentum of the reform movement in Indonesia since 1998 until now, a lot people has been expected the building of the new order of society more harmonious and tolerant in the Indonesia’s plural society.
    [Show full text]
  • Pengaruh Keberadaan Makam Syaikhona Kholil Terhadap Perilaku Keagamaan Masyarakat Martajasah Bangkalan
    PENGARUH KEBERADAAN MAKAM SYAIKHONA KHOLIL TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN MASYARAKAT MARTAJASAH BANGKALAN Skripsi: Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat dalam bidang Studi Agama-Agama Oleh: TAMBRIN NIM: E02211028 PRODI PERBANDINGAN AGAMA - JURUSAN STUDI-STUDI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2018 ABSTRAK Fenomena ziarah merupakan tradisi Islam Jawa, praktek ziarah ini sudah berkembang sedemikian rupa dan mengakar di jiwa masyar akat sejak dulu hingga sekarang. Mereka biasanya melakukan kegiatan ziarah pada waktu-waktu tertentu, di mana waktu tersebut dianggap memiliki makna yang sangat penting bagi kehidupan keagamaan mereka. Tradisi ziarah ke makam-makam para wali ini sudah menjadi kebiasaan atau rutinitas bagi sebagian masyarakat islam Madura khususnya masyarakat Bangkalan desa Martajasa. Sebagaimana halnya yang dilakukan oleh para peziarah di makam syaikhona Kholil Bangkalan di Desa Martajasa Kab. Bangkalan. Kedatangan mereka dengan tujuan untuk menziarahi makam tersebut, sebab sebagai ummat yang beragama mengatakan atau mengirim doa terhadap orang yang sudah meninggal tidak ada larangannya, bahkan nabipun menganjurkannya dan sunnah hukumnya. Disisi lain dengan menziarahi makam tersebut dapat mengingat dan mengenang jasa-jasa yang telah dilakukan oleh beliau disaat meyebarkan agama Islam khususnya di pulau Madura Untuk memahami kegiatan ziarah sebagai suatau fenomena keagamaan, maka penulis berusaha mengungkap tentang praktek ziarah di makam Syaikhona kholil dengan cara merumuskan beberapa pertanyaan, yaitu (1) Pandangan Masyarakat Martajasah Terahadap Makam Syaikhona Kholil (2) Pengaruh keberadaan makam Syaikhona Kholil Bagi Masyarakat Desa Martajasah. Hasill dari penelitian ini mengungkapkan Keberadaan makam syaikhona kholil memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan masyarakatnya, khususnya di bidang sosial budaya.
    [Show full text]
  • Download (2MB)
    BAB I PENDAHULUAN POLITIK PERDA SYARIAT Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia Ma’mun Murod Al-Barbasy i POLITIK PERDA SYARIAT MA’MUN MUROD AL-BARBASY ii BAB I PENDAHULUAN POLITIK PERDA SYARIAT Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia Ma’mun Murod Al-Barbasy Kata Pengantar Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA. iii POLITIK PERDA SYARIAT MA’MUN MUROD AL-BARBASY POLITIK PERDA SYARIAT Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia Penulis : Ma’mun Murod Al-Barbasy Penyunting : Ahmad Mu'arif, S. Ag., MA. Pemeriksa aksara : Mumsika Desain sampul : Amin Mubarok Tataletak isi : Dwi Agus M Diterbitkan pertama kali oleh: Penerbit Suara Muhammadiyah Jl. KHA Dahlan No. 43, Yogyakarta 55122 Telp. : (0274) 376955, Fax. (0274) 411306 SMS/WA : 0812 1738 0308 Facebook : Penerbit Suara Muhammadiyah E-mail : [email protected] (Redaksi) [email protected] (Admin) Homepage : www.suaramuhammadiyah.id Cetakan I : Desember 2017 Hak cipta edisi bahasa Indonesia © Penherbit Suara Muhammadiyah, 2017 Hak cipta dilindungi undang-undang ISBN: 000-000-0000-00-0 iv PENGANTAR PENULIS KATA PENGANTAR BUKU berjudul “Politik Perda Syariat: Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia” yang ada di tangan pembaca ini pada mu­ lanya merupakan karya Disertasi dengan judul: “Islam dan Negara: Studi Kasus Perumusan, Perdebatan, dan Kontroversi serta Peran Politik Muhammadiyah dan NU dalam Proses Pembuatan Perda 12 Tahun 2009 Kota Tasikmalaya.” Karena isinya dirasa penting untuk dipublikasikan, maka saya merasa perlu untuk menerbitkannya dalam bentuk buku, tentu setelah membuang beberapa isi Disertasi yang dirasa tidak perlu untuk terbitan sebuah buku. Buku ini mengangkat tema besar tentang Perda Syariat dan juga peran Muhammadiyah dan NU dalam proses pembuatan Perda Sya riat.
    [Show full text]
  • Genealogi Walisongo: Humanisasi Strategi Dakwah Sunan Kudus
    Genealogi Walisongo: Humanisasi Strategi Dakwah Sunan Kudus ADDIN, Vol. 8, No. 2, Agustus 2014 GENEALOGI WALISONGO: Humanisasi Strategi Dakwah Sunan Kudus Mas’udi STAIN Kudus, Jawa Tengah, Indonesia [email protected] Abstrak Sejarah panjang penyebaran Islam di tanah Jawa memiliki akar historis yang sampai detik ini belum tuntas untuk dimengerti otentisitas kemunculannya. Realitas ini bukanlah fakta tanpa alasan, namun minimnya catatan sejarah yang ada menjadikan semua fenomena kesejarahan yang telah berlangsung berabad-abad lamanya menjadi sedikit kabur untuk dipahami dan dimengerti embrio-embrio kesejarahannya. Hal ini pula yang tidak bisa diungkap secara orisinal pada realitas kesejarahan dari Dakwah Islamiyah Sunan Kudus di Kudus. Meskipun ditinjau secara arsitektural, data kesejarahan tentang Sunan Kudus dapat diobjektivikasikan, namun nilai-nilai dari muatan ajaran-ajarannya tidak bisa dimunculkan sebagai sebuah fakta original. Mengamati minimnya data kesejarahan yang bisa diobjektivikasikan dalam pengungkapan fakta-fakta sejarah di masa penyebaran Islam oleh Sunan Kudus, maka berbagai kritik terhadap data-data kesejarahan yang telah dikodifikasikan oleh para ahli mutlak diperlukan. Hal ini sejatinya ditujukan untuk memberikan perimbangan balancing yang cukup berarti demi menempatkan realitas sejarah yang ada terhindar dari spekulasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Berpijak kepada telusur data yang telah dilakukan, terungkap bahwa proses islamisasi yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat Kudus tidak bisa dilepaskan dari humanisasi sistem ibadah yang diimplementasikan oleh Sunan Kudus. Humanisasi sistem ibadah dijadikan strategi realistis Sunan Kudus ADDIN, Vol. 8, No. 2, Agustus 2014 223 Mas’udi demi menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah kehidupan masyarakat Kudus. Alhasil, simpulan dari temuan ini dapat diungkap terciptanya humanisasi strategi ibadah yang dilakukan oleh Sunan Kudus dalam menciptakan kecenderungan keagamaan masyarakat terhadap ajaran Islam di Kudus.
    [Show full text]
  • Tourist Attraction Potential Around the Cemetery of Sunan Kudus Based on Social Media Analysis
    Published by : International Journal of Engineering Research & Technology (IJERT) http://www.ijert.org ISSN: 2278-0181 Vol. 8 Issue 07, July-2019 Tourist Attraction Potential Around the Cemetery of Sunan Kudus based on Social Media Analysis Wahyu Septiana Eko Budi Santoso Department of Architecture Department of Urban and Regional Planning Institut Teknologi Sepuluh Nopember Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia Haryo Sulistyarso Department of Urban and Regional Planning Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Indonesia Abstract— The Old Town of Kudus area has a main tourist Langgardalem Village. Geographically, this old city borders attraction, the Menara Minaret and al-Aqsa Mosques and the Sungai Gelis to the east, Jl. Kiai Haji Asnawi in the west, Jl. Sunan Kudus Tomb, which is one of the destinations of the JH Ahmad Dahlan in the north, Jl. Sunan Kudus in the south community pilgrimage. However, at this time only the Menara and in the central part of this area is divided by Jl. Menara. Minaret and al-Aqsa Mosques and Sunan Kudus Tombs that This Menara Minaret and al-Aqsa Mosques is the center of the have been developed to be the tourist attractions. To identify environment in the area of the Old Town. potential tourist attractions around this area, it can be done by This area of the Old Town of Kudus has a great potential looking at the traces of visitor activity seen from social media. for cultural tourism attraction to be developed because it has This social media use can reveal tourists' attitudes and interests interesting attractions. The Menara Kudus Mosque or Al-Aqsa in a tourist location.
    [Show full text]
  • Sikap, Akhlak, Budi Pekerti Masyarakat Di Sekitar Sunan Kudus
    SIKAP, AKHLAK, BUDI PEKERTI MASYARAKAT DI SEKITAR SUNAN KUDUS Disusun oleh : Drs. Edy Yusuf Nur SS, MM., M.Si. MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2018 KATA PENGANTAR Assalamualaikum. Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Perilaku Masyarakat di Sekitar Makam Imogiri dengan baik. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam Penelitian ini. Penulis juga menyadari bahwa Penelitian ini masih kurang dari kata sempurna Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan Penelitian ini. Penulis berharap Penelitian ini dapat memberi apresiasi kepada para pembaca dan utamanya kepada penulis sendiri. Selain itu semoga Penelitian ini dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak terkait yang ingin mengetahui lebih banyak sejarah Masjid Demak. Wassalamualaikum. Wr. Wb. Yogyakarta, 1 Juni 2018 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASAN A. Walisongo dan Dakwah B. Sunan Kudus C. Biografi Sunan Kudus D. Cara Berdakwah yang Luwes E. Pendapat Masyarakat tentang Peninggalan Sunan Kudus F. Hasil Observasi dan Pembahasan G. Fakta Mengenai Sunan Kudus H. Karya Sunan Kudus BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar keseluruh penjuru dunia dengan cepat. Dalam waktu ± 23 tahun, islam sudah tersebar ke seluruh jazirah arabia berkat dakwah nabi Muhammad SAW. Cepatnya penyebaran islam itu tidak berarti bahwa dakwah yang dilakukkan nabi berjalan mulus begitu saja. Banyak halangan dan rintangan berat yang dihadapi beliau dari kaum kafir Quraisy.
    [Show full text]
  • R. Feener a Re-Examination of the Place of Al-Hallaj in the Development of Southeast Asian Islam
    R. Feener A re-examination of the place of al-Hallaj in the development of Southeast Asian Islam In: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 154 (1998), no: 4, Leiden, 571-592 This PDF-file was downloaded from http://www.kitlv-journals.nl Downloaded from Brill.com09/30/2021 12:59:33AM via free access R. MICHAEL FEENER A Re-Examination of the Place of al-Hallaj in the Development of Southeast Asian Islam For decades, the academic study of Islam in Southeast Asia has been domin- ated by a preoccupation with the role of mysticism in the region. From the earliest descriptions in Raffles' History of Java of 1817 to the anthropological writings of Clifford Geertz (Geertz I960, 1968), the mystical orientation of Southeast Asian Islam has been assumed a priori. Such an orientation has dominated the contents of several Leiden dissertations, and eventually led to Professor Johns' thesis concerning the role of Sufi turuq in the Islamization of the region.1 While there is no denying that some schools of Islamic mystic thought have been influential in the development of Islamic civilization in Southeast Asia, it seems inadvisable to continue taking the 'mystical' nature of Islam in the region as a given. Rather, we should refrain from letting the nebulous term 'Sufism' bias us in our investigations of the actual situation in both its historical and contemporary contexts. It was just such a predisposition to find the 'mystical' in Southeast Asian Islam that was evident in the Dutch publications cited by Massignon in his Passion.2 Going by indications in this handful of studies, Massignon came to imagine a much more prominent role of 'Sufism', and of Hallajian elements therein, than it may have actually played.
    [Show full text]
  • BAB IV PEMBAHASAN A. Profil Wilayah Penelitian Desa Kauman
    BAB IV PEMBAHASAN A. Profil Wilayah Penelitian Desa Kauman 1. Desa Kauman Desa Kauman berada diwilayah propinsi jawa tengah tepatnya di kota Kudus kecamatan Kota. Kauman berasal dari kata Pakauman yang berakar kata Kaum. Pakauman artinya tanah tempat tinggal para kaum. Nama pakauman itulah yang berkembang menjadi kauman. Sebutan kauman sesuai dengan pekerjaan penduduknya yang diberi jabatan dan tugas mengelola masjid. Dari uraian diatas masyarakat kauman adalah sekelompok masyarakat yang wilayahnya berada disekitar masjid dan mempunyai aturan-aturan yang menjadi kesepakatan bersama. Aturan tersebut bersumber dari ajaran Islam karena mayoritas masyarakat desa Kauman beragama Islam.1 Proses terbentuknya masyarakat kauman tidak bisa dipisahkan dari sejarah kerajaan Islam seperti: kerajaan mataram, surakarta hadiningrat, kerajaan demak, dll. Kauman menurut Sjafrie: bahwa kauman menjadi bagian integral dari kekuasaan tradisional jawa. Penguasa jawa yang menjadikan islam sebagai agama Negara membangun sebuah masjid disebelah barat alun-alun yang berada didepan keraton. Kemudian pola-pola tata ruang tersebut diadopsi oleh kabupaten- kabupaten yang ada di jawa dengan mendirikan masjid di sebelah barat alun-alun kota. Lokasi tempat tinggal dari masyarakat kauman adalah pakauman yang artinya tanah tempat tinggal para kaum yang kemudian lebih dikenal dengan nama sebuah kampung atau nama desa, jadi masyarakat Kauman terbentuk karena adanya 1 Mutmainnah, “Interaksi Sosial Masyarakat Desa Kauman Denga Masyarakat Pendatang Dalam Tradisi Ziarah Di Makam Sunan Kudus”, dalam Skripsi, Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. hlm. 20. 52 faktor keagamaan serta pertalian darah (adanya persamaan jabatan kepegawaian) seperti: abdi dalem, sehingga masyarakat kauman cenderung memiliki sifat yang tertutup. Setiap warganya menegakkan ikatan kebersamaan seperti dalam upacara keagamaan, perkawinan, dll.
    [Show full text]
  • Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 24%
    Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 24% Date: Rabu, Desember 30, 2019 Statistics: 25094 words Plagiarized / 6022 Total words Remarks: High Plagiarism Detected - Your Document needs Critical Improvement. ------------------------------------------------------------------------------------------- i MANUNGGALING KAWULA GUSTI DALAM SERAT WEDATAMA (SEBUAH KAJIAN THEOLOGI) Oleh : Dr. Drs. Marsono, M.Pd.H ii MANUNGGALING KAWULA GUSTI DALAM SERAT WEDATAMA (SEBUAH KAJIAN THEOLOGI) Penulis: Dr. Drs. Marsono, M.Pd.H Editor : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H. PENERBIT : Jayapangus Press REDAKSI : Jl. Ratna No.51 Denpasar - BALI Telp. (0361) 226656 Fax. (0361) 226656 http://jayapanguspress.org Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN : 978-602-51483-1-6 iii KATA PENGANTAR Om Swastyastu Dengan rasa angayubagia kehadapan Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan rahmatNya, maka penyusunan buku yang berjudul “Manunggaling Kawula Gusti Dalam Serat Wedatama (Sebuah Kajian Theologi)” dapat terselesaikan dengan baik. Serat Wedatama mengandung nilai-nilai yang luhur sebagai tuntunan susila disamping sebagai tuntunan hidup, menjadikan karya sastra tersebut bertahan terus hingga saaat ini. Kehebatan bertahan sebuah karya sastra menunjukan hebatnya pengarang dibalik karya besar tersebut. Kajian theologi Serat Wedatama memberikan pemahaman dasar bahwa seorang manusia bisa memahami makna kehidupan ini, dan menjalani roda perputaran kehidupannya dengan penuh makna pula. Setiap detik yang berlalu dalam hidupnya, selalu bermakna, tidak ada kesia-siaan. Karena manusia dilahirkan kedunia ini, pasti dengan tujuan yang mulia pula, bukan sekedar iseng belaka. Kesadaran akan kelahiran berarti kesadaran akan tujuan hidup lahir kedunia. Tujuan hidup yang sesungguhnya akan dapat iv dicapai melalui implementasi nilai-nilai luhur. Nilai luhur itulah yang bias digunakan untuk menata kehidupan ini sehingga perubahan menuju penyeimbangan antara pemenuhan spiritual dan jasmani tercapai.
    [Show full text]
  • Upacara Buka Luwur Makam Sunan Kudus Di Kabupaten Kudus
    UPACARA BUKA LUWUR MAKAM SUNAN KUDUS DI KABUPATEN KUDUS OLEH: AKHLISH FUADI NIM: A2A008005 Email: [email protected] INTISARI Di kalangan masyarakat Pulau Jawa terdapat banyak tradisi peninggalan Hindu-Budha yang sudah disisipi ajaran Islam, salah satunya adalah Upacara Buka Luwur Makam Sunan Kudus (BLMSK). BLMSK adalah ritual penggantian kain kelambu/kain mori (luwur) yang digunakan untuk membungkus nisan, cungkup, makam, serta bangunan di sekitar makam Sunan Kudus. Puncak upacara yang dilaksanakan setiap tahun tersebut adalah pemasangan luwur baru pada tanggal 10 Muharram. Kyai Sepuh terdahulu mengadakan Upacara BLMSK untuk menghormati jasa Sunan Kudus. Banyak masyarakat Kabupaten Kudus yang menanti upacara tersebut untuk mendapatkan berkah dari Sunan Kudus. Ada kepercayaan/mitos yang terdapat pada luwur bekas makam Sunan Kudus dan sego jangkrik. Penelitian ini bertujuan mengetahui teks lisan Upacara BLMSK, mendeskripsikan latar belakangnya, menjelaskan prosesinya, dan mengungkap tanggapan masyarakat Kabupaten Kudus terhadap Upacara BLMSK. Data dalam penelitian ini bersumber dari lisan, yaitu dari narasumber dan informan. Data dikumpulkan dengan beberapa langkah yaitu pengamatan langsung partisipasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Dari beberapa langkah tersebut, dihasilkan data berupa legenda Sunan Kudus, cerita Upacara BLMSK, dan tanggapan masyarakat terhadap Upacara BLMSK. Hasil penelitian menunjukan resepsi masyarakat Kabupaten Kudus menghargai dan antusias terhadap Upacara BLMSK. Selain lingkungan sosial, keberagaman resepsi masyarakat dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu: 1) usia; 2) latar belakang pendidikan; 3) agama. Kata kunci: Buka Luwur Makam Sunan Kudus, upacara BLMSK, sego jangkrik, dan resepsi sastra. A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak kebudayaan1. Kebudayaan di Indonesia tersebar dari Pulau Sumatra sampai Pulau Papua. Di Pulau Jawa terdapat kebudayaan yang khas dibandingkan kebudayaan dari pulau-pulau lain.
    [Show full text]